MANAJEMEN ILMIAH Frederick W. Taylor
Apa yang ingin dibuktikan di sini adalah prinsip manajemen ilmiah, ketika diterapkan,
dan
ketika
ada
waktu
untuk
membuatnya
efektif,
akan
memberikan hasil besar dan lebih baik, bagi atasan dan pegawai, dibanding tipe manajemen “inisiatif dan insentif” yang mana manajemen memberikan insentif sangat besar ke pekerja, dan pekerja memberikan kemampuan yang terbaik bagi kepentingan atasan. Manajemen ilmiah lebih baik dari tipe manajemen ini. Keuntungan pertama dari manajemen ilmiah daripada manajemen inisiatif dan insentif adalah bahwa dalam manajemen ilmiah, inisiatif pekerja – kerja kerasnya, kemauannya dan kepintaran – didapat lebih rutin, sedangkan tipe lama, inisiatif jarang didapat, dan kalau ada, cenderung tidak teratur. Inisiatif pekerja dalam manajemen ilmiah juga lebih besar dibanding di tipe lama. Semakin besar keuntungan manajemen ilmiah, semakin besar beban dan kewajiban yang dipikul manajemen. Beban dan kewajiban baru ini adalah hal biasa, tapi ini bisa sangat besar dibanding muatan yang diurus manajemen tipe lama. Beban dan kewajiban di dalam manajemen ilmiah, yang harus ditanggung manajemen, dipecah dan diklasifikasikan menjadi empat kelompok. Karena itu, empat tipe kewajiban baru yang dipikul manajemen (apakah itu benar atau salah) disebut “prinsip manajemen ilmiah”. Yang pertama adalah pengumpulan pengetahuan tradisional, dimana masa lalu sering ada di kepala pekerja, dan dalam skill fisik pekerja, yang didapat lewat bertahun-tahun pengalaman. Kewajiban mengumpulkan muatan pengetahuan tradisional bisa dilakukan dengan mencatat, tabul asi dan menguranginya menjadi hukum, aturan dan formula matematika. Ini bisa dilakukan oleh manajer ilmiah. Kemudian, ketika hukum, aturan, dan formula
1
diterapkan ke kerja setiap orang di semua pekerja, yaitu lewat kerjasama erat antar pihak di manajemen, ini akan menghasilkan, pertama, output besar per setiap orang dan bahkan output lebih baik dan kualitas lebih tinggi. Kedua, ini membantu perusahaan dalam memberikan upah tinggi ke pekerja; dan ketiga, ini memberikan perusahaan sebuah profit besar. Hasil pertama disebut sebagai perkembangan sains yang menggantikan pengetahuan pokok pekerja. Tepatnya, ini menggantikan pengetahuan yang dimiliki pekerja, dan pengetahuan yang ada di manajemen, yang mungkin telah menyimpan ribuan kasus di dalam kepalanya tanpa catatan yang permanen atau lengkap. Kelemahan serius adalah penggunaan kata “sains”. Para profesor menentang ini. Mereka benci penggunaan kata sains dalam maksud yang sepele, yaitu urusan kerja setiap hari. Jawaban bagi kritikan tersebut adalah mengutip sebuah definisi
yang dikemukakan seorang profesor, yang
kebetulan adalah seorang ilmuwan besar, yaitu President McLaurin dari Institute of Technology di Boston. Dia mendefinisikan kata sains sebagai “pengetahuan terklasifikasi atau tertata”. Pengumpulan pengetahuan, seperti yang dikatakan sebelumnya, masih dianggap tidak terklasifikasi di dalam pikiran manusia, dan mengurangi pengetahuan menjadi hukum, aturan dan formula, barulah merepresentasikan penataan dan klasifikasi pengetahuan, meski ini bukan lalu diterima begitu saja sebagai sains. Kelompok kedua kewajiban yang dipikul oleh manajemen lewat manajemen ilmiah adalah seleksi ilmiah dan perkembangan progressif dari pekerja. Manajemen harus mempelajari karakter, sifat dan kinerja pekerjanya dengan maksud menemukan satu abtasannya, di satu pihak, dan kemungkinan perkembangan mereka, di lain pihak. Manajemen harus melatih, membantu, dan mengajari pekerja ini. Bila memungkinkan, pekerja diberi peluang kemajuan
agar
bisa
melakukan
menguntungkan
bagi
kemampuan
sesuatu
yang
alaminya,
tinggi,
atau
menarik
bahkan
dan
membuka
perkembangan karirnya di perusahaan. Seleksi ilmiah terhadap pekerja dan
2
perkembangannya bukanlah satu tindakan. Ini berlangsung dari tahun ke tahun, dan manajemen harus mempelajarinya berkelanjutan. Prinsip ketiga dari manajemen ilmiah adalah menyatukan sains dan pekerja yang telah diseleksi dan dilatih secara ilmiah. “Menyatukan” berarti anda mengembangkan semua sains yang anda suka, dan anda secara ilmiah memilih dan melatih pekerja yang anda suka. Bila sains dan pekerja tidak disatukan, maka pekerja bisa hilang. Tiga-perempat waktu kita sering dihabiskan untuk bekerja berdasarkan metode yang paling cocok. Tepatnya , kita harus memilih apakah menjalankan sains atau tidak melakukannya sama sekali; apakah kita harus bekerja berdasarkan hukum sains atau cara lama. Kita baru menganggap cocok bila kerja memiliki kesesuaian dengan prinsip sains. Karena itu, digunakan kata “menyatukan sains dan pekerja”. Meski begitu, kata “menyatukan” terdengar ganjil karena menurut arti literalnya, harus ada proses sentuhan. Bila “menyatukan” dilakukan dengan paksa, maka manfaatnya hilang. Maka kata “menyatukan” lebih dihubungkan dengan proses membantu orang berubah dari manajemen tipe lama ke manajemen baru, yaitu manajemen ilmiah. Manajemen melakukan proses “menyatukan” dengan berbagi kerja fair dan meringankan beban kasus pekerja. Meski begitu, manajemen sering menolak cara kerja baru, t api para pekerja malah suka dengan kewajiban barunya. Kata “menyatukan”, karena itu, lebih diarahkan ke manajemen, bukan pekerja. Prinsip keempat manajemen ilmiah adalah yang paling sulit dari empat prinsip manajemen ilmiah yang harus dipikul orang rata -rata. Ini berisi pembagian setara pekerjaan di antara pekerja, di satu pihak, dan manajemen, di lain pihak. Tepatnya, pekerjaan dalam manajemen tipe lama adalah yang dilakukan pekerja, tapi di manajemen baru, ada dua bagian besar, dan satu bagian diberikan ke manajemen. Bagian kerja baru ini, yaitu bagian kerja yang dipikul manajemen, ternyata sangat besar sehingga orang awam pun baru bisa memahaminya secara numerik. Gambarannya adalah seperti bengkel
3
mesin yang sedang mengerjakan pesanan rumit. Ini bukan perusahaan manufaktur atau perusahaan teknik. Tepatnya, ini adalah bengkel mesin yang membuat banyak mesin tapi tidak melakukan manufaktur, atau tepatnya hanya membuat kontruksi – satu pria dalam manajemen dengan tiga pekerja. Sepertiga pekerjaan ditangani pekerja, dan setelah selesai, kerja diberikan ke manajemen. Pembagian kerja antara dua pihak, dimana salahsatu pihak memiliki kerja lebih banyak dibanding lainnya, bukanlah yang dimaksud dengan manajemen ilmiah. Dalam sebuah bengkel mesin, dalam tipe manajemen baru, satu kerja jelas tidak mungkin diselesaikan pekerja di bengkelnya, dan karena itu, diteruskan oleh beberapa pengerjaan di manajemen. Semua tindakan pekerja setiap hari selalu disambung dengan apa yang dilakukan orang manajemen. Pertama, pekerja melakukan sesuatu, dan kemudian orang manajemen melakukan sesuatu. Saat orang manajemen melakukan sesuatu, maka pekerja pun melakukan sesuatu. Dalam hubungan erat antar dua sisi ini, maka kecil kemungkinan terjadi perselisihan. Mungkin jelas tidak mungkin bila tidak ada perselisihan dalam manajemen ilmiah. Ada beberapa perselisihan, tapi ini tidak berpengaruh. Ketika pekerja mulai mempelajari sistem baru, dan ketika manajemen mempelajari sistem itu juga, maka keduanya saling belajar, dan masing masing bekerjasama dengan lainnya. Dua pihak nantinya akan sadar bahwa pekerjaan mereka akan menjadi lebih baik dan lebih cepat. Bila mereka menganggap itu tidak terkait dengan kerjasama personal yang erat, maka kemungkinan terjadinya friksi, ketidaksetujuan dan perselisihan menjadi besar.
Manajemen
ilmiah
bisa
dikatakan
sebagai
manajemen
yang
mengedepankan harmoni, bukan perselisihan. Ada satu ilustrasi penerapan prinsip manajemen ilmiah yang sudah kita kenal sejak kecil. Ini mungkin adalah gambaran terbaik dari pene rapan prinsip manajemen ilmiah. Ini adalah manajemen tim baseball Amerika. Dalam tim tersebut, anda akan menemukan semua elemen manajemen ilmiah.
4
Anda bisa lihat bahwa ada sains tentang cara bermain, atau apa yang harus dilakukan pemain di lapangan baseball. Setiap elemen permainan baseball adalah subyek yang berhubungan erat dengan subyek lain, seperti cara memahami pemain lawan dan cara terbaik berlari di lapangan baseball. Semua itu dijadikan standar. Pemain bukan hanya diberitahu cara terbaik dalam bermain atau bergerak, tapi juga diajari, dibimbing, dan dilatih selama beberapa bulan. Setiap orang yang melihat permainan kelas -satu, atau yang tahu manajemen tim baseball modern, pasti sadar bahwa tidak mungkin menang dengan tim terbaik yang berisi pemain dengan kebersamaan tinggi. Bila setiap pemain tidak patuh ke sinyal atau perintah pelatih, maka kerjasama akan hancur. Kerjasama erat antar anggota tim dan manajemen itulah yang menjadi karakteristik manajemen ilmiah.
5