96
MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT PADA LEMBAGA PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA) Oleh : Subriyatin Nikmah1 1 Dosen STIKES SURYA GLOBAL Yogyakarta
[email protected]
ABSTRAK Humas (hubungan masyarakat) merupakan suatu fungsi yang diperlukan oleh setiap organisasi. Keberadan serta kebutuhannya tidak dapat dicegah, terlepas kita menyukai atau tidak, Humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Penelitian ini bertujuan menjawab bagaimana manajemen Humas lembaga pendidikan dan faktor-faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dengan studi kasus di STIKES SURYA GLOBAL Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, dokumentasi, dan menggunakan trianggulasi (kroscek data). Analisis data yang digunakan disini melalui analisis data dengan reduksi data, penyajian data (data display) dan menarik kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa temuan yaitu, pertama, manajemen Humas pada prodi kesehatan masyarakat di STIKES SURYA GLOBAL sudah mengacu pada konsep manajemen secara umum. Dalam proses manajemen yang bermuara pada empat hal, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan evaluasi. Kedua, program Hubungan Masyarakat yang telah dilakukan sudah mencakup sisi internal dan eksternal. Ketiga, adanya beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan manajemen hubungan masyarakat. Dan dapat disimpulkan bahwa manajeman Humas yang baik sangat berperan untuk kemajuan sebuah lembaga pendidikan. Kata Kunci : Humas, Lembaga Pendidikan, Manajemen, STIKES SURYA GLOBAL ABSTRACT Public Relations is a function that is required by every organization. The existence and needs can not be prevented, no matter we like it or not, PR is one of the elements that determine the viability of an organization positively. This study aims to answer how PR management education institutions and what factors are supporting and inhibiting the case studies in the College of Health Sciences GLOBAL SOLAR Yogyakarta. This research is qualitative. The data collection is done by using observation, documentation, and use triangulation (cross-check data). Analysis of the data used here through the analysis of data with data reduction, data presentation (display data) and draw conclusions (verification). The results showed several findings: first, the management of Public Relations of the department of public health at STIKES SUN GLOBAL has been referred to the concept of management in general. In the process of management boils down to four things: planning, organizing, and evaluation. Second, the public relations program that has been done already include internal and external side. Third, there are some supporting factors and obstacles in the implementation of public relations management. And it can be concluded that good management of public relations role for the progress of an educational institution. Kata Kunci : Public Relations, Educational Institutions, Management, STIKES SUN GLOBAL
PENDAHULUAN Ditengah zaman yang terus berjalan, ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan perubahan disegala sisi kehidupan semakin sulit diperkirakan. Kondisi ini sangat berpengaruh bagi lembaga pendidikan di tanah air. Baik formal maupun non formal. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk bisa mengemban amanat ilmu pengetahuan dan menjawab tantangan yang ada secara ideal. Membangun sektor pendidikan tidak akan pernah mencapai tujuan akhir yang sempurna. Hal ini terjadi karena konteks pendidikan selalu dinamis sesuai dengan perubahan masyarakat, ilmu pengetahuan
97 dan teknologi. Terlebih-lebih pada era global ini arus informasi secara survival keluar masuk di semua wilayah negara. Keterbukaan dalam berbagai sistem kehidupan secara terus-menerus akan menjadi wacana dan cita-cita yang penting bagi kehidupan masyarakat (Nasution, 2010). Eksistensi lingkungan dan lembaga pendidikan memiliki arti yang sangat urgent (Idi, 2011). Keduanya menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan yang dicitacitakan. Makin majunya masyarakat diisyaratkan dengan makin besarnya tuntutan masyarakat terhadap berkembangnya lembaga pendidikan, sehingga tidak menutup kemungkinan bagi lembaga yang tidak dapat mengakomodasi tuntutan masyarakat tersebut akan berdampak pada pengucilan lembaga. Dengan kata lain, lembaga pendidikan akan mati bersama dengan memudarnya kepercayaan masyarakat terhadapnya. Hubungan antara sekolah dan masyarakat pada hakekatnya adalah suatu sarana yang menentukan dalam rangka pembinaan, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di lembaga pendidikan. Ada suatu kebutuhan yang sama antara keduanya, baik dilihat dari segi edukatif maupun dilihat dari segi psikologis. Hubungan antara sekolah dan masyarakat lebih dibutuhkan dan lebih terasa fungsinya, karena adanya kecenderungan perubahan dalam pendidikan yang menekankan perkembangan pribadi peserta didik dan sosial. Baik melalui pengalaman-pengalaman peserta didik dibawah bimbingan tenaga pengajar, baik di luar maupun di dalam lembaga pendidikan (Sulistyorini, 2009). Pengaruh lembaga pendidikan terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung pada sebaran serta kualitas produk lembaga itu sendiri. Semakin luas sebarannya ditengah-tengah masyarakat, lebih-lebih bila diikuti dengan tingkatan kualitas yang memadai, maka produk lembaga pendidikan tersebut akan membawa pengaruh positif bagi perkembangan masyarakat bersangkutan, terjadi saling keterkaitan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat (Sulistyorini, 2009). Dalam hubungan ini, lembaga pendidikan bisa disebut sebagai lembaga investasi manusiawi. Investasi jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat (Tim Dosen FIP-IKIP Malang, 2003). Undang-undang No. 20 tahun 2003 mengatur hak dan kewajiban orang tua dan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan, diantaranya: 1) Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya; 2) Orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. Undang-undang No.20 tahun 2005 pasal 8 dan pasal 10, terkait hak dan kewajiban masyarakat dalam pendidikan : masyarakat berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya, dan masyarakat berkewajiban memberi dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Dari uraian diatas dapat diambil benang merah bahwa peran dan fungsi hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat sebagai mitra dalam lembaga pendidikan sangat penting. Penelitian yang dilakukan Balitbang Diknas RI menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian tenaga pendidik, tingkat kerjasama orang tua peserta didik dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan disekolah adalah rendah, yaitu rata-rata hanya 57,1% dalam hal menentukan kebijakan program lembaga pendidikan dan mengawasinya, pertemuan rutin, kegiatan ekstrakulikuler dan pengembangan iklim sekolah. Akan tetapi hubungan orang tua dalam partisipasi mengawasi mutu sebuah lembaga pendidikan, pertemuan dalam bentuk pembayaran iuran serta sumbangan uang gedung untuk siswa baru berada pada tingkat partisipasi yang sangat tinggi. Selama ini seolah terjadi jurang pemisah antara lembaga pendidikan, keluarga dan masyarakat. Bahkan ada beberapa anggapan bahwa lembaga pendidikan hanyalah sekedar tempat penitipan anak peserta didik karena orang tua tidak memiliki waktu untuk menjaga dan mendidik anak mereka. Walaupun lembaga pendidikan telah menjadi panti sosial bagi anaknya, apresiasi orang tua dan masyarakat terdapat komunitas lembaga pendidikan masih amat rendah (Nurkholis, 2003).
98 Fenomena belum optimalnya peran serta ataupun hubungan masyarakat dengan instasi/lembaga pendidikan berdampak pada belum adanya good will yang baik dari masyarakat, serta kurangnya dukungan untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan publikasi lembaga pendidikan. Maka agar lembaga pendidikan mampu mengantisipasi berbagai opini negatif terhadapnya diperlukan fungsi Humas (hubungan masyarakat) sebagai alat manajemen. Artinya fungsi Humas bersifat melekat pada manajemen organisasi / lembaga pendidikan. Dari uraian tersebut, maka perumusan masalah yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: pertama, Bagaimanakah pelaksanaan manajemen Humas lembaga pendidikan?. Kedua, bagaimana programprogram kegiatan yang ideal dalam mewujudkan kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat?. Ketiga, merumuskan dan menentuakan faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan manajemen Humas sebuah lembaga pendidikan. TUJUAN PENELITIAN Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan manajemen Humas, mengetahui program-program Humas dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat pelaksanaan manajemen Humas lembaga pendidikan dengan masyarakat. Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna dalam memberikan gambaran permasalahan dan menghadirkan solusi bagi proses perkembangan dunia pendidikan, serta menggalakkan manajemen kerjasama dengan masyarakat demi efektifitas dan efesiensi dalam pengembangan lembaga pendidikan. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Sumber Data Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, karena data-data yang diperlukan peneliti berupa informasi tekstual, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut akan diambil dari naskah wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi-dokumentasi resmi (Lexy, 2002). Partisipatif aktif peneliti dalam pengumpulan data diharapkan dapat mendeskripsikan serta menganalisis sebuah permasalahan yang lebih mendalam (Nasution, 2006), serta diharapkan akan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang komprehensif mengenai makna dan data yang ada di lapangan untuk kemudian menganalisisnya. Teknik pengumpulan data menggunakan empat teknik. Pertama adalah natural setting (kondisi yang alami) (Sugiyono, 2010), yaitu mengumpulkan data-data yang sesuai dengan penelitian terutama situasi sosial, yang meliputi tempat dan pelaku (praktisi Humas). Peneliti belajar, baik secara terang-terangan maupun samar (Sugiyono, 2010) tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut kemudian dikumpulkan secara sistematis (observasi). Kedua adalah teknik wawancara, yaitu yang dilakukan dengan face to face narasumber (purposive sampling) yang melibatkan unsur-unsur yang terkait dengan hubungan masyarakat dengan sekolah. Ketiga adalah teknik dokumentasi, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu baik berupa profil lembaga, program-program lembaga, profil bagian ke-Humasan, dokumentasi kegiatan keHumasan serta data lain yang berkaitan dengan manajeman hubungan masyarakat. Keempat adalah teknik triangulasi, mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data, guna memperluas pemahaman (convergent), menghilangkan yang tidak konsisten atau kontradiksi (Nasution, 1996). Adapun sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah: STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA yang berada di jalan Ringroad Selatan KM. 6,7 Blado, Potorono, Banguntapan, Bantul DIY.Sumber data diperoleh baik dari pimpinan instansi lembaga pendidikan, kepala bagian Humas, PK II, bagian SDII (Sumber Daya Insan Islami) serta beberapa staf dan stakeholder yang terlibat dalam
99 memberikan informasi yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain sumber data dari manusia, penulis akan mengambil data dari arsip dokumentasi, dari media cetak dan juga elektronik. Rentan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli pada tahun yang sama 2012. METODE ANALISIS DATA Metode analisis data yang digunakan disini melalui: pertama reduksi data, yaitu merangkum data, memilih hal-hal pokok, menfokuskan pada hal yang penting, dicari yang tepat dengan tema dan polanya. Kedua penyajian data, yaitu mendisplay kata, baik dalam bentuk tabel, grafik, phie chart, pictogram dan sejenisnya. Sehingga terorganisasikan, tersusun dalam pola terhubung. Ketiga yaitu verification dan menyimpulkan untuk mendapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan (Nasution, 1996). Teknik analisa SWOT juga digunakan dalam penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Manajemen Humas STIKES SURYA GLOBAL Adapun proses pelaksanaan manajemen kerjasama lembaga pendidikan STIKES SURYA GLOBAL dengan masyarakat, dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan evaluasi. Dapat diuraikan sebagai berikut: a. Fungsi Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan di masa yang akan datang yang diarahkan kepada tercapainya tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal. Perencanaan ini menyangkut apa yang akan dilaksanakan, kapan dilaksanakan, oleh siapa, dimana, dan bagaimana pelaksanaannya. Adapun konsep perencanaan dalam kerjasama dengan intansi lain dalam program kegiatan Masa Orientasi Praktek klinik (MOPK) pada tahap perencanaan dimulai dari : a) Pemetaan lokasi yang menjadi sasaran praktek klinik, yang mana tempat sudah ditunjuk oleh instansi yang berwenang. b) Mengadakan pembekalan kepada pihak yang akan melaksanakan program kegiatan, pembekalan pada mahasiswa yang akan menjalankan praktek Masa Orientasi Praktek klinik (MOPK) c) Melakukan perizinan kepada pihak yang terkait, yaitu pada instansi yang menjadi sasaran tempat praktek (Wawancara dengan Humas Bp.Anan Nugroho, 2012). Perencanaan yang digunakan yakni model perencanaan jadwal, dalam arti segala sesuatu yang akan diselenggarakan telah ditetapkan jadwal. b. Fungsi Pengorganisasian Pembagaian tugas ataupun wewenang pada perencanaan program kerjasama pada bidang MOPK dengan melibatkan tim internal P3SP (pusat pengembangan, program simulasi dan praktek), Dosen sebagai pembimbing dan bagian Humas bertanggung jawab atas segala perizinan pada instansi (Wawancara dengan Humas Bp.Anan Nugroho, 2012). c. Fungsi Penggerakan Semua pemimpin pada setiap bagian lembaga memiliki semangat yang tinggi dalam memberikan motivasi peningkatan kwalitas dalam menjalankan perencanaan yang dibuat. Dan yang tidak kalah penting adalah pimpinan tertinggi yayasan SURYA GLOBAL senantiasa memberikan semangat pada semua jajaran staf untuk mengusahakan agar berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha. d. Fungsi Evaluasi Konsep evaluasi yang telah dilaksanakan pada program Masa Orientasi praktek klinik (MOPK), evaluasi bagi mahasiswa berupa presentasi kasus, sikap dan tugas laporan, sedangkan evaluasi
100 program secara menyeluruh yaitu dengan melibatkan instansi yang bersangkutan baik puskesmas ataupun rumah sakit, supervisi lembaga pendidikan, dosen beserta tim humas (Wawancara dengan Humas Bp.Anan Nugroho, 2012). Secara garis besar konsep manajemen kerjasama lembaga dengan masyarakat ataupun instansi lain terbilang cukup baik. yang dilakukan di STIKES SURYA GLOBAL Program-Program Kerjasama Humas Stikes SURYA GLOBAL Program-program kerjasama yang telah direncanakan dan dilaksanakan di STIKES SURYA GLOBAL meliputi program kerjasama internal masyarakat lembaga pendidikan dan program kerjasama eksternal lembaga pendidikan. Program kegiatan internal yang meliputi mahasiswa dan para karyawan, sedangkan program kegiatan eksternal lembaga pendidikan meliputi kerjasama dengan lembaga pendidikan lain, serta media massa. Berdasarkan hasil wawancara dari pimpinan humas di STIKES SURYA GLOBAL dan dokumentasi dari buku panduan akademik ada beberapa program kegiatan internal lembaga pendidikan yang diselenggarakan khusus para mahasiswa meliputi beberapa kategori, yaitu: a. Rumah Sehat Alami SURYA GLOBAL / R&D Herbal Medicine. Rumah sehat alami merupakan program dimana mahasiswa akan mempelajari tentang manfaat tanaman obat dan cara pengobatannya. Mulai dari budidaya tanaman obat hingga menjadi simplisia dan ekstrak yang digunakan untuk berbagai penyakit. Serta dibekali dengan pengetahuan penyakit. Rumah Sehat Alami “Natural Medicine” (RSA) bermula dari suatu kebun koleksi tanaman berkhasiat obat milik STIKES SURYA GLOBAL Yogyakarta yang lokasinya terletak didekat serambi masjid kampus. Ide kebun ini berasal dari Bpk. H. Anung Soleh Pranowo, SE, MM yang kemudian dirintis oleh Ibu Agustini dengan perantara Bpk. Sugiono dan Ibu Kurnia Chandra Dewi, pada bulan Agustus 2008. RSA pada awal berdirinya bertugas menanam dan mempelajari tanaman obat saja. Antara bulan Agustus-September 2008 telah ditanam lebih dari 300 jenis tanaman obat yang berasal dari mahasiswa dan hasil budidaya kebun sendiri. pada 13 Oktober 2008 RSA dibawah pengelolaan P3SP KM STIKES SURYA GLOBAL mengadakan training kepada 11 alumni STIKES SURYA GLOBAL Yogyakarta untuk diperbantukan dalam pengelolaan tanaman obat di RSA dan proses belajar mengajar selama kurang lebih satu bulan dan akhirnya ditetapkan delapan orang yang lolos training. Dua orang sebagai instruktur, dua orang sebagai tim budidaya, dua orang sebagai tim pengolahan dan dua orang sebagai tim aplikasi. Guna mendalami ilmu pengetahuan tentang herbal, pada bulan November 2008, tiga personil dari RSA, Ib. Adi, Ib. Dian dan Ib. Istika dikirim ke Balai Besar Penelitian Tanaman Obat Dan Obat Tradisional Tawangmangu untuk melaksanakan kegiatan magang selama kurang lebih satu bulan. RSA semakin berkembang. Memasuki semester baru, kegiatan belajar mengajar dikelas mulai dilaksanakan. Yang menjadi sasaran adalah mahasiswa semester satu. Selain itu RSA mulai memproduksi obat-obat herbal yang dijual pada mahasiswa. Tim aplikasi mengadakan event keberbagai kota di pulau Jawa dan luar Jawa untuk mengenalkan produk herbal pada masyarakat. Kebun koleksipun bertambah luas dan tanaman obat yang ditanam juga semakin banyak jenisnya. Pada bulan April 2009, RSA mulai membuat surat izin bebas unsur babi dan sertifikat halal untuk produk kapsul yang sekarang mulai rutin diproduksi selain bentuk simplisia (tanaman obat yang dikeringkan). Bulan Mei 2009 mulai dirintis pendirian beberapa laboratorium untuk penelitian tanaman obat dan proses ekstraksi dari tanaman obat. Dengan adanya laboratorium ini, mahasiswa dapat mengadakan uji kandungan kimia yang terkandung pada suatu tanaman obat. Selain proses belajar mengajar dan produksi obat herbal, RSA melayani permintaan mahasiswa untuk mengisi acara seminar dan workshop. Hal ini dimaksudkan untuk mengenalkan produk RSA agar semakin dikenal oleh masyarakat. Salah satu kegiatan unggulan dari RSA adalah melaksanakan Study Ekskursi ke beberapa lokasi yang mendukung perkuliahan RSA. Pada mahasiswa semester II, dilaksanakan Study Ekskursi ke Balai Besar Penenlitian dan Pengembangan Tanaman Obat yang ada di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa tengah. Pada semester IV, dilaksanakan Study Ekskursi ke beberapa pabrik jamu yang ada di Semarang antara lain PT. Sido Muncul, PT. Jamu Jago dan PT. Nyonya Meneer. RSA juga selalu ambil bagian dalam kegiatan Praktek Belajar Lapangan yang mana maksud dan tujuannya adalah untuk mengenalkan herbal ke masyarakat dari desa sampai daerah perkotaan (Buku Panduan Akademik STIKES SURYA GLOBAL, tahun akademik 2011/2012).
101 Berdasarkan hasil wawancara dengan pimpinan di Rumah Sehat Alami (RSA), sebenarnya fungsi ataupun target utama dari RSA itu adalah sebagai ajang pembelajaran bagi mahasiswa. Adapun hasil produk dari RSA terbagai pada dua kategori yaitu, obat herbal racikan dan obat herbal bentuk kapsul (Hasil wawancara dengan pimpinan RSA bapak hari pada tgl 15 juni 2012 jam 11.20 AM). Hasil kerjasama pada kegiatan ini menjadikan mahasiswa lebih memahami terhadap jenis-jenis tanaman obat herbal. b. Klinik SHB (Sewu Husada Bakti) Klinik SHB berfungsi sebagai klinik pendidikan bagi mahasiswa STIKES SURYA GLOBAL Yogyakarta, artinya selain klinik SHB melayani fasilitas pemeriksaan kesehatan bagi civitas akademi STIKES SURYA GLOBAL Yogyakarta juga menjadi laboratorium hidup (lahan praktik) mahasiswa. Bagi mahasiswa melakukan tugas praktik dengan jadwal jaga secara bergantian. SHB memberikan fasilitas dan pelayanan kepada mahasiswa yang meliputi: o Gratis pemeriksaan dan pengobatan kesehatan gigi (tindakan ringan non operasi) di Pusat Kesehatan Umum Sewu Husada Bhakti SURYA GLOBAL Tambalan sementara (bebas biaya) Tambalan fuji IX (ganti bahan) sebesar Rp 11000,- sampai dengan Rp 21.000,- ortodontie/pasang kawat gigi (potongan 30% dari tarif umum) = 1 rahang bahan Rp 90.000,-, (sewaktu-waktu bisa berubah), tindakan Rp 155.000,-. Dan biaya cetak Rp 18.000.- Gigi palsu (potongan 30% dari tariff umum) = 1 gigi Rp 60.000,-, 2 gigi tinggal tambah Rp 15.000,- ditamah biaya tindakan dokter Rp.80.000 gigi pertama seterusnya ditambah Rp. 15.000 o Konsultasi bebas biaya. Konsultasi bebas biaya seputar masalah kesehatan dengan dokter umum maupun paramedik di Pusat Kesehatan Umum Sewu Husada Bhakti SURYA GLOBAL setiap hari dan jam kerja (08.0020.00 WIB) Konsultasi bebas biaya seputar masalah kesehatn gigi (jam 08.00-20.00 WIB) dengan dokter gigi maupun perawat gigi ( Buku panduan akademik,hlm.57-58) Sebenarnya SHB memiliki fungsi ganda dalam konteks kerjasama, baik pada pihak internal maupun eksternal, adapun kerjasama yang dilaksanakan pada eksternal berupa agenda sehat lansia. Kegiatan ini dilaksanakan sebulan satu kali pada hari sabtu. Hasil dari kegiatan kerjasama ini menjadikan mahasiswa terbiasa dan terampil di dunia kerja nyata. o Hospital Simulation Mahasiswa akan dibiasakan sejak dini melakukan praktek dan simulasi pembuatan konsep pemasaran rumah sakit dengan melakukan kegiatan seperti event, penyuluhan dan pengobatan secara langsung kepada masyarakat. Hasil dari kerjasama ini menjadikan mahasiswa bisa menghadapi permasalahan di masyarakat, sehingga untuk terjun kemasyarakat tidak canggung lagi. Selain kegiatan ini memberikan dampak hasil yang positif bagi mahasiswa, bagi lembaga pendidikanpun dapat membangun citra yang positif dikalangan masyarakat. o Corps Dakwah Mahasiswa Santri Dakwah tidak hanya selalu diartikan dengan lisan semata, semua potensi yang diberikan oleh Allah dapat dimanfaatkan untuk berdakwah. Tidak terkecuali bagi mahasiswa , dengan potensi yang dimilikinya. Salah satu bentuk dakwah yang dilakukan yaitu dengan mengadakan kunjung ke masjid-masjid, kunjungan ke plosok kampung (Hasil wawancara dengan pimpinan pemasaran beserta data dari brosur 2011-2012). Program-program tersebut merupakan beberapa program yang dicanangkan oleh humas dalam bentuk value knowledge, dan ini juga merupakan salah satu bentuk prestasi sekolah tinggi ilmu kesehatan SURYA GLOBAL. Selain itu golden value STIKES SURYA GLOBAL ini merupakan salah satu bentuk program humas yang dikenalkan pada masyarakat dalam rangka promosi lembaga pendidikan untuk mendapatkan citra positif. o Simulasi Praktik Kerja (SPK) Simulasi Praktik Kerja (SPK) merupakan kegiatan pendalaman dan penguasaan materi secara individu / personal melalui laboratorium maupun observasi ke lokasi (lingkungan masyarakat dan usaha pelayanan kesehatan) dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang didapat di bangku kuliah. Dalam kegiatan ini mahasiswa yang terjun ke lapangan berhadapan langsung dengan masyarakat dan pengguna usaha pelayanan kesehatan, untuk melatih kepekaan mahasiswa
102 terhadap hal-hal yang diinginkan oleh masyarakat dalam bidang kesehatan. Agar dapat diterima oleh masyarakat, maka usaha kesehatan harus mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Kebutuhan dan tuntutan tersebut akan dapat diketahui dengan cara mengungkap masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Program ini wajib diikuti setiap mahasiswa. Hasil dari program kegiatan kerjasama ini yaitu sebagai proses pengembangan skill dan attitude yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menghadapi masalah ketika bekerja nanti. Tujuan terbesarnya adalah mengembangkan skill dan attitude, menanamkan etika profesi, membentuk mahasiswa yang siap di dunia kerja, dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menghadapi masalah dan dapat memberikan solusi kepada klien. o Masa Orientasi Pengabdian Kerja (MOPK) MOPK adalah sebuah program yang diberikan mahasiswa sebagai sarana pembelajaran dan latihan untuk memasuki dunia kerja yang sangat kompetitif. Ketika sudah terjun di lapangan tidak hanya kecedasan intelektual tetapi juga kemampuan lain, knowledge, skill, attitude. MOPK ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang terampil, profesional, berwawasan luas serta berkualitas sehingga mampu menghadapi tantangan dunia kerja di masa mendatang. MOPK merupakan kegiatan wajib yang dilaksanakan oleh mahasiswa. MOPK untuk Program Studi Ilmu Keperawatan hanya dilaksanakan oleh mahasiswa STIKES SURYA GLOBAL pada semester 5 dan 7. Merupakan kegiatan langsung di instansi Rumah Sakit, swasta maupun negeri yang telah ditentukan. Hasil-hasil evaluasi MOPK yang hendak dicapai adalah: presentasi kasus, kompetensi skill keperawatan, sikap dan tugas-tugas yang meliputi : laporan pendahuluan dan laporan asuhan keperawatan. Adapun MOPK Program Studi Kesehatan Masyarakat Mahasiswa STIKES SURYA GLOBAL hanya pada semester 2, 4 dan 6, yang merupakan kegiatan langsung di instansi seperti : Rumah Sakit, Puskesmas, Rumah Bersalin, PKBI, BKKBN dan lain-lain. STIKES SURYA GLOBAL dalam menjalankan MOPK ini ada sebagaian rumah sakit yang sudah mengadakan MoU atau perjanjian kerjasama yang memungkinkan untuk memperlancar proses berjalannya MOPK. Hal ini dimaksudkan sebagai langkah awal para pihak dalam rangka berperanserta membangun daerah yang STIKES SURYA GLOBAL bekerjasama dengannya. Sebagaimana salah satu MoU yang perna dijalankan oleh pihak STIKES SURYA GLOBAL dengan Dinkes Bantul. o Praktik Belajar Lapangan (PBL) Praktik belajar Lapangan (PBL) merupakan salah satu cara untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Program ini diberikan pada mahasiswa semester VI selama kurang lebih satu bulan. PBL dilakukan dengan metode proses pembelajaran dengan menerapkan semua ilmu yang telah nereka peroleh di kelas, ke dalam suatu kegiatan nyata di masyarakat dimana masalah kesehatan yang akan ditemui lebih kompleks untuk dilakukan pemecahan masalah. Pengalaman belajar lapangan dengan metode Praktik Belajar Lapangan (PBL) ini dilaksanakan dengan penekanan pada strategi belajar sambil berbuat (learning by doing) dan belajar untuk memperoleh pengalaman langsung (learning by experience) pada masyarakat daerah binaan (DARBIN) dengan sasaran individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan akan mampu belajar mengatasi masalah kesehatan tersebut dengan intervensi kesehatan masyarakat dengan menggunakan berbagai pendekatan dalam ilmu kesehatan masyarakat seperti : Epidemiologi, Statistik kesehatan, Demografi, Sosiologi kesehatan, Psikologi kesehatan dan lain-lain. Setelah mengikuti Praktik Belajar Lapangan (PBL) mahasiswa diharapkan mempunyai pengalaman, pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam mengatasi masalah kesehatan di masyarakat (Hasil wawancara dengan Kaprodi Kesehatan Masyarakat ibu Yuni (pada tgl,16 juni 2012, jam 08.30)). o Studi Ekskursi / SE
103 Studi ekskursi merupakan kegiatan akademik yang diikuti oleh mahasiswa STIKES SURYA GLOBAL Yogyakarta yang berupa kunjungan/studi banding di Rumah Sakit-Rumah Sakit atau instansi-instansi yang berhubungan dengan dunia kesehatan, yang lokasi/tempatnya ditentukan oleh Akademik. Adapun tujuan dari Studi Ekskursi ini agar mahasiswa diharapkan memperoleh pengetahuan dan wawasan keilmuan secara nyata dalam dunia kerja, dapat memahami berbagai pendekatan dalam upaya mengetahui dan menganalisis masalah-masalah yang timbul pada dunia kesehatan secara nyata di lapangan. Sedangkan bentuk program internal bagi para orang tua mahasiswa berupa komunikasi tidak langsung terkait dengan hasil semester, yang mana dilakukan dengan cara mengirimkan hasil ujian kepada setiap daerah asal mahasiswa. Serta adanya komunikasi antara pihak sekolah dengan orang tua mahasiswa yang bermasalah baik terkait dengan urusan administrasi maupun adanya mahasiswa yang menyalahi kode-kode etik sebagai mahasiswa (Hasil wawancara dengan bapak Lilik setiawan pimpinan pemasaran STIKES SURYA GLOBAL pada tgl 17 mei 2012 jam 04.00 PM). Selain program-program bagi mahasiswa juga ada beberapa program kerjasama internal bagi para karyawan (anggota majelis) yang meliputi: (1) Riyadhoh Militansi adalah program bulanan yang diikuti oleh semua karyawan SURYA GLOBAL. Kegiatan ini dilaksanakan di alam terbuka (out bound) yang bertujuan untuk meningkatkan nilai militansi dan kemampuan kejuangan militerian. Salah satu target penting dari kegiatan ini adalah belajar bertahan hidup di alam terbuka dan meningkatkan mentalitas serta kekuatan fisik. Tekhnis pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan membentuk kelompokkelompok, masing-masing kelompok terdiri dari sepuluh orang. Setiap kelompok berjalan dari garis start menuju garis finish dengan melalui beberapa post. Setiap post terdapat tugas dan arahan berkaitan dengan peningkatan profesionalisme kerja serta peningkatan iman. Beberapa tempat yang sudah pernah diselenggarakan berdasarkan pada data yang sudah penulis peroleh adalah Gama Mandiri, Kebun Buah Mangunan di Imogiri, Gunung Api Purba di Patuk Gunung Kidul dan yang terakhir di Gua Cermai dan Gua Selarong. (2) Riyadhoh Jasadiah. Kegiatan ini hanya diikuti oleh karyawan laki-laki saja yang biasa dilakukan sekala rutin setiap bulan. Secara singkat kegiaran riyadhoh jasadiah ini adalah jelajah malam atau olah raga jalan kaki dari satu tempat ke tempat yang lain dengan jarak tempuh sekitar sepuluh sampai dua puluh kilo meter. Salah satu tempat yang perna dituju adalah perjalanan kaki di malam hari dari kampus menuju makam imogiri. Dimulai pada pukul 03.00 dan sampai di garis finis makam imogiri berkisar pukul 07.00 Wib. (3) Jalasah Rukhiyah, secara bahasa jalasah bisa diartikan duduk bergerombol yang penuh dengan nilai-nilai spiritualitas. Maka jalasah rukhiyah bisa diartikan sebagai wadah diskusi keislaman guna meningkatkan kualitas keimanan, ketaqwaan, dan keberislaman baik dari sisi penguasaan pemahaman maupun disiplin dalam amal peribadatan. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh karyawan dan dilaksanakan diluar area kampus, sekaligus sebagai ajang silaturrahmi untuk memperkuat nilai persaudaraan antar sesama dan arahan-arahan oleh pimpinan yayasan STIKES SURYA GLOBAL kepada segenap karyawan yang turut hadir dalam acara tersebut Kegiatan ini rutin dilaksanakan bulanan. (4) Daurah Akhir Pekan, secara terminologi bisa diartikan putaran maka daurah akhir pekan adalah pengajian umum keislaman dengan menghadirkan peserta wajib secara bergilir dari masing-masing kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak kampus. Dalam hal ini karyawan juga membersamai kegiatan tersebut yang dilaksanakan setiap hari sabtu dari pukul 18.00-06.00 bertempat di masjid kampus. (5) Kajian Jumat Siang Kajian ini diselenggarakan khusus ibu-ibu yang diadakan setiap bulan, dengan mendatangkan mentor dari luar. Selain itu tujuan utama diselenggrakannya kajian ini untuk menambah pemahaman keislaman lebih luas (Hasil wawancara dengan pak yatno selaku SDII (sumber daya insan islami) pada tgl jam 01.30 PM). Adapun bentuk kegiatan/program kegiatan kerjasama dengan eksternal meliputi: 1. Sosialisasi langsung.
104
2.
3.
4.
5.
6.
Suatu kegiatan yang dilakukan STIKES SURYA GLOBAL dalam rangka mensosialisasikan lembaga pendidikan pada sekolah tingkat menengah yang tersebar di seluruh Indonesia. Diantara wilayah yang perna dikunjungi untuk menjalin kerjasama yaitu: a) Denpasar (meliputi daerah; karangasem, jembrana, klungkung, singaraja, tabanan, dll) b) Jabar(kebumen, Cilacap/majenang, kuningan, ciamis, sumedang, cimahi) c) Jatim (pacitan, bojonegoro, ponorogo, nganjuk, jember, Surabaya, dll) d) Jateng (Jogjakarta, gunung kidul, magelang, klaten dll) e) NTB (Lombok, Mataram, Bima, Dompu, Sumbawa, Selong, dll) f) Maluku (ambon) g) Sumsel (oku, wai kanan) h) Madura (pamekasan, sampang, sumenep) i) Sulteng (Donggala, Palu, Parigi Muotong dll) j) Bangka belitung Seminar di Sekolah Tema-tema yang diusung dalam seminar berkaitan dengan kesehatan, seperti: kesehatan reproduksi. Kesiswaan Bekerjasama dengan kesiswaan sekolah untuk mengadakan pendampingan, hal ini baru dilakukan di daerah yogyakarta (bantul), yaitu mengadakan pendampingan UKS. Jalinan kerjasama dengan media, yaitu melalui radio MQ 92.30 STIKES SURYA GLOBAL melakukan kerjasama melalui media ini sebagai pengenalan terhadap informasi-informasi kampus serta sebagai ajang pencitraan yang positif pada masyarakat setempat. Media internet Teknologi internet hadir sebagai media yang multifungsi. Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara interpesonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara masal, yang dikenal one to many communication (misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seperti pada metoda konvensional dengan adanya aplikasi teleconference. Dalam rangka menuju titik optimalitas untuk menjalin komunikasi, informasi kepada publik baik internal maupun eksternal maka perlu kiranya STIKES SURYA GLOBAL menggunakan media informatika dalam hal ini adalah internet website untuk melancarkan sarana publikasi dan komunikasi ( Hasil wawancara dengan bapak Lilik setiawan pimpinan pemasaran STIKES SURYA GLOBAL pada tgl 17 mei 2012 jam 04.00 PM). Kerjasama STIKES SURYA GLOBAL dengan rumah sakit/Dinkes. Untuk memasuki dunia kerja yang sangat kompetitif ini, mahasiswa dituntut tidak hanya mempunyai kecerdasan intelektual yang didapatkan dari perkuliahan semata, akan tetapi mahasiswa harus mempunyai wawasan yang holistic meliputi knowledge, skill dan attitude. Knowledge yaitu pengetahuan atau wawasan yang luas sehingga mahasiswa bisa menciptakan gagasan yang cemerlang. Skill yaitu keahlian dan keterampilan yang dapat diimplementasikan dalam dunia kerja serta tidak ketinggalan dengan perkembangan teknologi maju. Attitude adalah sikap dan perilaku yang disiplin, rendah hati dan berani menghadapi kerja yang berat dengan persaingan (Buku Panduan Akademik, hlm.41). Jalinan kerjasama dengan beberapa rumah sakit ini untuk memudahkan mahasiswa untuk pada masa orientasi praktek kerja.
ANALISA SWOT Berdasarkan pada studi program-program kerjasama Humas yang dilakukan baik dalam bentuk program internal (mahasiswa, dosen/karyawan serta orang tua mahasiswa) dan eksternal (kerjasama dengan lembaga pendidikan/sekolah lain, media massa), dalam prakteknya suatu program pada lembaga pendidikan sudah dapat dipastikan akan adanya faktor pendukung dan penghambat dalam merealisasikannya. Maka dari itu diperlukan sebuah analisis terhadap suatu permasalahan apa yang menjadi penghambat dan pendukung program-program yang telah dicanangkan. Analisis SWOT merupakan salah satu instrument analisis lingkungan dengan memperhatikan kondisi internal dan kondisi eksternal. Analisis kondisi internal lebih menitikberatkan pada faktor kekuatan (streght)
105 dan kelemahan (weakness) suatu lembaga. Sedangkan analisis eksternal adalah untuk menggali dan mengidentifikasi semua faktor peluang (opportunity) dan tantangan (threat). Faktor kekuatan didefinisikan sebagai sumber daya yang ada, keterampilan dan keunggulan lain yang dimiliki suatu lembaga. Analisis lingkungan internal bersumber pada sumber daya masyarakat (SDM), sumber daya fisik yang dimiliki oleh lembaga pendidikan. Faktor pertama berkenaan dengan SDM, seperti pengalaman pendidikan dan wawasan keahlian yang dimiliki. Faktor kedua berkaitan dengan system dan proses yang dianut oleh lembaga yang berupa struktur organisasi lembaga pendidikan. Faktor ketiga meliputi letak geografis. Sedangkan kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki sebuah lembaga. Adapun analisis lingkungan eksternal biasanya disebut analisis peluang dan ancaman, disebut demikian karena perubahan lingkungan ekternal merupakan sumber utama ancaman dan peluang baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan mendatang. Karakteristik dan kecenderungan lingkungan eksternal akan memunculkan peluang-peluang terhadap lembaga dan pada posisi lainnya akan memunculkan adanya ancaman. Analisis lingkungan eksternal mencakup sejumlah pertimbangan yang terdiri dari aspek politik, ekonomi, social dan perkembangan tekhnologi serta peraturan pemerintah. Peluang adalah suatu kecenderungan lingkungan yang menguntungkan yang dapat meningkatkan kinerja suatu lembaga. Namun tidak semua peluang mempunyai daya tarik yang sama. Sedangkan ancaman adalah suatu kecenderungan lingkungan yang tidak menguntungkan yang dapat merugikan posisi lembaga (Siti Julaiha, 2007). Aplikasi analisis SWOT akan menghasilkan data tentang kualitas dan kuantitas posisi masyarakat dengan seejumlah kemampuan inti yang kemudian memberikan rekomendasi strategis yang akan dijalankan dalam mengembangkan dan memberdayakan masyarakat. Ada empat kemungkinan posisi yang ditempati suatu organisasi atau masyarakat yang dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT, seperti yang dikemukakan oleh Pearce dan Robinson yaitu: Pertama, posisi pada kuadran I (positif, positif) yang menandakan organisasi/masyarakat sebagai kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategis yang diberikan adalah progresif, artinya masyarakat dalam kondisi prima dan mantap sehingga dimungkinkan untuk terus maju melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan kemajuan secara maksimal. Kedua, posisi pada kuadran II (positif, negatif), yang menandakan organisasi masyarakat yang kuat tetapi menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategis yang diberikan adalah diversifikasi strategis, artinya masyarakat dalam kondisi yang baik, namun menghadapi tantangan berat, sehingga diperkirakan perkembangan/mobilitas masyarakat akan mengalami kesulitan/terlambat apabila hanya bertumpu pada sebelumnya, oleh karenanya masyarakat disarankan untuk memperbanyak ragam taktis lainnya. Ketiga, posisi pada kuadran III (negative, positif), yang menandakan masyarakat dalam keadaan lemah, namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi. Keempat, posisi pada kuadran IV (negatif, negatif), yang menandakan massyarakat dalam keadaan lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi yang diberikan adalah bertahan, artinya kondisi internal masyarakat yang lemah yang dihadapkan pada situasi eksternal yang sulit menyebabkan organisasi berada pada pilihan dilematis. Strategi ini dipertahankan sambil terus berusaha membenahi diri secara global (Freddy Rangkuti, ,1997). Secara garis besar faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan manajemen kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat yang terjadi di lingkungan STIKES SURYA GLOBAL secara menyeluruh dapat dijelaskan sebagai berikut: Kondisi lingkungan internal STIKES SURYA GLOBAL Faktor kekuatan - Faktor sumber daya manusia meliputi: pengalaman pendidikan, wawasan dan keahlian yang dimiliki, maka STIKES SURYA GLOBAL cukup baik memiliki SDM yang berkualitas, terutama pada bagian humas.Faktor sumber daya fisik, meliputi struktur organisasi yang terorganir dengan baik sesuai dengan job masing-masing, bangunan kampus yang sedang berkembang, adanya fasilitas perawatan kesehatan bagi mahasiswa. - Faktor alam lingkungan, meliputi lokasi geografis, jaringan trasportasi dan tekhnologi. Secara lingkungan STIKES SURYA GLOBAL berada dipinggiran kota Yogyakarta, jalur trasportasi cukup bagus dan sangat strategis dekat dengan terminal besar giwangan Yogyakarta.
106 -
-
-
Faktor internal dari pihak lembaga juga merupakan kekuatan yang dimiliki oleh STIKES SURYA GLOBAL, antara lain: Adanya sistem cultural yang sangat kental dan kuat sehingga kesolidan tetap terjaga (Hasil wawancara dengan Pimpinan bag.pemasaran Bpk,lilik Setiawan (tgl, 2 Mei 2012, jam 02.00 PM)) Dukungan penuh dari yayasan STIKES SURYA GLOBAL sebagai lembaga pendiri. Dukungan tersebut, tidak sebatas pada pemberian sarana dan prasarana, tetapi juga bantuan staf dan kesempatan untuk menggunakan fasilitas bagi kegiatan praktek mahasiswa. Di perbolehkanya mahasiswa praktek pada dua klinik Kesehatan milik Yayasan SURYA GLOBAL dan juga laboratorium hidup yaitu BP Sewu Husada Bhakti dan Rumah Sehat Alami yang merupakan hal yang sangat penting bagi STIKES SURYA GLOBAL karena hal ini memungkinkan bagi mahasiswa untuk melakukan praktek kerja (Hasil wawancara dengan PK II dengan Ibu Ana (tgl, 5 juni 2012, jam 09.30 AM)) Ada kerja sama dengan beberapa Rumah Sakit Pendidikan yang mengeluarkan kebijakan membolehkan mahasiswa untuk praktek
Faktor kelemahan - Kurangnya dukungan dari beberapa pihak lembaga pendidikan lain (sekolah menengah atas) saat mengadakan sosialisasi langsung dari STIKES SURYA GLOBAL (Hasil wawancara dengan pimpinan Pemasaran bpk. Lilik Setiawan (tgl, 15 mei, jam 04.00 PM)) - Rendahnya tingkat komunikasi dengan orangtua mahasiswa - Proses perizinan yang sulit dibeberapa instansi rumah sakit menjadikan program MOPK sedikit terkendala (Hasil wawancara dengan Kaprodi ibu Sriyuni Tursilowati (tgl, 16 Juni, jam 08.30 AM)) Kondisi lingkungan Eksternal STIKES SURYA GLOBAL Faktor peluang - STIKES SURYA GLOBAL merupakan lembaga pendidikan yang bisa dijangkau dari tingkat ekonomi bawah sampai menengah keatas, hal ini dikarenakan faktor biaya yang relatif murah untuk menempuh pendidikan di sekolah tinggi ini. Diimbangi oleh kualitas yang dimilki oleh STIKES SURYA GLOBAL tergolong perguruan tinggi yang sedang berkembang sehingga pencapaian mahasiswa dari tahun ketahun semakin meningkat. - Di Era keterbukaan informasi publik didasari dan diawali sejak berlakunya UU Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang mulai diberlakukan sejak 1 Mei 2010. Undang-undang yang terdiri dari 64 pasal ini pada intinya memberikan kewajiban kepada setiap Badan Publik untuk membuka akses bagi setiap pemohon informasi publik untuk mendapatkan informasi publik, kecuali beberapa informasi tertentu. Maka hal ini menjadi peluang besar untuk memaksimalkan media internet dalam memperkenalkan STIKES SURYA GLOBAL pada masyarakat. - Pendidikan berkarakter salah satu tolak ukur kesuksesan lembaga pendidikan tidak terkecuali STIKES SURYA GLOBAL dalam hal ini STIKES SURYA GLOBAL yang mengembangkan wajib boarding school yang diwajibkan untuk semester 1 dan 2 menjadi kredit point tinggi dalam memberikan pengaruh kelancaran terutama dalam bidang marketing. Faktor ancaman - Banyaknya sekolah tinggi ilmu kesehatan yang ada di Indonesia, khususnya di Yogyakarta akan menjadikan nilai kompetisi semakin meningkat. Oleh karena itu persaingan dan kualitas mutu STIKES SURYA GLOBAL menjadi magnet besar sebagai alasan untuk terus meningkatkan profesionalisme dan mutu kualitas pendidikan sehingga bisa mendapatkan kepercayaan dari publik. - Berbagai kultur budaya dan agama menjadi warna tersendiri yang menghiasi setiap mahasiswa yang menempuh pendidikan di STIKES SURYA GLOBAL. Hal ini akan memicu pergesekan dan pertikaian jika tidak bisa disikapi dengan arif, bijak, dan kedewasaan akan nilai toleransi yang tinggi. Oleh karena itu STIKES SURYA GLOBAL harus mampu memberikan pola sikap yang adil guna mencegah konflik, terutama yang berkaitan dengan keagamaan. Analisis SWOT terhadap faktor pendukung dan penghambat manajemen humas di STIKES SURYA GLOBAL memunculkan empat strategi :
107 1. Strategi S-O (Kekuatan – Peluang) yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi ini berada di kuadran I yang merupakan situasi yang menguntungkan. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif, mengandung makna peningkatan efektifitas sistem. 2. Strategi S-T (Kekuatan – Ancaman) Yaitu strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman. Strategi ini berada di kuadran II yaitu meskipun menghadapi berbagai ancaman tapi masih memiliki kekuatan dari segi internal. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah diversifikasi strategi, artinya disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktis lainnya. 3. Strategi W-O (Kelemahan-Peluang) Strategi yang memanfaatkan peluang yang ada dengan cara meminimalisir kelemahan yang ada. Strategi ini berada di kuadran III yaitu STIKES SURYA GLOBAL menghadapi peluang yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah ubah strategi. Artinya lembaga pendidikan disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya, sebab dengan strategi lama sangat sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kondisi dan kinerja lembaga. 4. Strategi W-T (Kelemahan – Ancaman) Yaitu strategi yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi ini berada di kuadran IV, rekomendasi strategi yang diberikan adalah strategi bertahan, dengan mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berusaha membenahi diri secara global. KESIMPULAN Pada dasarnya Humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik itu organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang nonkomersial. Mulai dari yayasan, perguruan tinnggi, dinas militer, sampai dengan lembaga-lembaga pemerintah. Kehadiran serta kebutuhannya tidak dapat dicegah kembali, semua itu tidak terlepas dari kita menyukai atau tidak, karena Humas merupakan salah satu elemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting Humas mempunyai fungsi timbal balik. Dalam konteks eksternal ia harus mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran (image) masyarakat yang positif terhadap segala tindakan dan kebijakan lembaga. Sedangkan pada konteks internal, ia berusaha mengenali hal-hal yang dapat menimbulkan sikap dan gambaran yang negatif. Karena begitu pentingnya peran Humas pada saat ini, maka perlu kiranya untuk memaksimalkan fungsi Humas pada lembaga pendidikan. Adapun hasil dari penelitian ini meliputi: Pertama, pelaksanan manajemen Humas pada prodi kesehatan masyarakat di STIKES SURYA GLOBAL dengan masyarakat, mengacu pada konsep manajemen secara umum. Dalam proses manajemen yang bermuara pada empat hal, yaitu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan evaluasi. Perencanaan : melakukan kerjasama dengan intsansi lain. Dimulai dari pemetaan lokasi yang menjadi sasaran, mengadakan pembekalan kepada pihak yang akan melaksanakan program kegiatan, dan melakukan perizinan kepada pihak yang terkait. Perencanaan menggunakan model perencanaan terjadwal. Pengorganisasian : membagi tugas ataupun wewenang pada perencanaan kerjasama dengan melibatkan tim internal P3SP (pusat pengembangan, program simulasi dan praktek), dosen pembimbing (pada program MOPK) dan bagian Humas bertanggung jawab atas segala perizinan pada instansi. Penggerakan : Semua pemimpin pada setiap bagian lembaga memiliki semangat yang tinggi dalam memberikan motivasi peningkatan kwalitas dalam menjalankan pergerakan rencana yang dibuat, terutama oleh pimpinan tertinggi. Evaluasi : Konsep evaluasi yang telah dilaksanakan oleh manajemen Humas dengan masyarakat eksternal, yaitu dengan melibatkan instansi yang bersangkutan, supervisi lembaga pendidikan, dosen beserta tim Humas. Kedua, programprogram kerjasama yang telah dilakukan oleh lembaga pendidikan STIKES SURYA GLOBAL terdiri dari progran kerjasama dengan pihak internal dan eksternal. Adapun program yang telah dilakukan dengan pihak internal meliputi beberapa kategori, yaitu: program mahasiswa: 1) RSA, 2) SHB (Sewu Husada Bakti), 3) Masa Orientasi Praktek Kerja (MOPK) 4)
108 Praktek Belajar Lapangan (PBL), 5) Hospital Simulation, 6) Corps dakwah mahasiswa santri, 7) simulasi, dan 8) studi ekskursi. Sedangkan kegiatan internal bagi para karyawan (anggota majelis) meliputi: Riyadhoh Militansi, Riyadhoh Jasadiah, Jalasah Rukhiyah, Daurah Akhir Pekan dan Kajian Jum'at Siang. Adapun kegiatan/program Humas dengan pelanggan eksternal meliputi: sosialisasi langsung ke sekolah-sekolah tingkat menengah, mengadakan seminar di sekolah, organisasi kesiswaan (mentoring), menjalin kerjasama dengan radio (MQ 92.30), menggunakan media internet dan juga bekerjasama dengan rumah sakit/Dinkes.Ketiga, faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan manajemen hubungan masyarakat sebagai berikut. Pertama, faktor pendukung meliputi:adanya sistem kultural yang kuat, dukungan penuh dari yayasan, mudahnya lapangan praktek bagi mahasiswa. Kedua, faktor penghambat meliputi: kurang dukungan dibeberapa instansi lain dalam melakukan sosialisasi, rendahnya komunikasi dengan orangtua mahasiswa, dan perizinan yang sulit dibeberapa instansi rumah sakit. DAFTAR PUSTAKA [1] Buku Panduan Akademik STIKES SURYA GLOBAL, tahun akademik 2011/2012 Idi, Abdullah, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat Dan Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011 [2] Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Utama:Jakarta,1997) hlm.20
Membedah Kasus BIsnis (Gramedia Pustaka
[3]
Lexy.J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002
[4]
Nasution, Metodologi Naturalistik Kualitatif , Bandung: Al-fabeta, 2006.
[5]
Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah , Jakarta: Grasindo, 2003.
[6]
Nasution S, Metode Penelitian Ilmiah, Jakarta:Bumi Aksara, 1996
[7]
Nasution, Zulkarnain, Manajemen Humas Di Lembaga Pendidikan Konsep, Fenomena Dan Aplikasinya Malang: UMM Press, 2010.
[8]
Siti Julaiha, Pengembangan Masyarakat Islam Dalam Prespektif Manajemen, Jurnal PMI, Vol.IV, NO.2, Maret 2007, hlm.203
[9]
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung:Al-fabeta, 2010
[10] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam Konsep, Strategi dan Aplikasi, Yogyakarta:Sukses Offset,2009. [11] Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan Surabaya:Usaha Nasional, 2003 [12] Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2005 Tentang sistem Pendidikan Nasional,Bagian Ketiga, Pasal 8 dan 9