MAKNA SYUKUR GURU TIDAK TETAP PADA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH DI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Pendidikan Agama Islam
Diajukan oleh : ARIF ARROFIQ F 100 040 041 / G 000 050 103
kepada TWINNING PROGRAM PSIKOLOGI - TARBIYAH FAKULTAS PSIKOLOGI -FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
2
MAKNA SYUKUR GURU TIDAK TETAP PADA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH DI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Fakultas Agama Islam Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat guna Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi dan Pendidikan Agama Islam
Diajukan oleh : ARIF ARROFIQ F 100 040 041 / G 000 050 103
kepada TWINNING PROGRAM PSIKOLOGI - TARBIYAH FAKULTAS PSIKOLOGI -FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
3
MAKNA SYUKUR GURU TIDAK TETAP PADA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH DI SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi – Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan guna Menempuh Derajat Sarjana S-1
Oleh
ARIF ARROFIQ F 100040041 – G 000050103
TWINNING PROGRAM PSIKOLOGI - TARBIYAH
FAKULTAS PSIKOLOGI – FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
5
MAKNA SYUKUR GURU TIDAK TETAP PADA SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH DI SURAKARTA Arif Arrofiq1 Moordiningsih2 Darodjat Ariyanto3 Nanik Prihartanti4 1.
Twinning Program Psikologi-Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Surakarta 2.4 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 3. Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI Peran guru tidak hanya dihadapkan pada masalah proses belajar mengajar di sekolah serta tuntutan profesionalitas, tetapi lebih kompleks lagi, guru juga dihadapkan pada masalah yang lebih realistis yaitu tentang pemenuhan kebutuhan hidup sehari–hari. Guru sebagai salah satu jalur profesi untuk dapat memperoleh pendapatan yang layak, apalagi jika seorang guru sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sudah bersertifikasi. Harapan sebagai guru yang memiliki jenjang karir yang jelas serta jumlah pendapatan yang tetap setiap bulannya, di luar tujuan bahwa profesi guru merupakan profesi yang mulia, adalah contoh kemapanan hidup yang diidamkan oleh sebagian besar masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa dalam makna syukur pada Guru tidak tetap di sekolah dasar Muhammadiyah di Surakarta. Adapun pertanyaan penelitian ini mencakup tiga hal yaitu : Bagaimana makna syukur pada Guru Tidak Tetap di Sekolah Dasar Muhammadiyah?. Bagaimana bentuk–bentuk kebersyukuran pada Guru Tidak Tetap di Sekolah Dasar Muhammadiyah ? Bagaimana dampak syukur yang dialami oleh Guru Tidak Tetap ? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, peneliti memilih subjek secara acak, dari 20 sekolah dasar Muhammadiyah di Surakarta , peneliti memilih 10 subjek dari 10 sekolah yang berbeda. Dalam memilih subjek peneliti mendasarkan pada masa kerja dan domisili subjek. Untuk kelengkapan data peneliti melakukan dokumentasi atas data terkait, agar data yang didapatkan menjadi lebih shahih. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan : 1) Makna syukur adalah menerima dengan ikhlas apapun yang diberikan oleh Allah SWT dan meyakini dengan sungguh – sungguh rejeki serta kemudahan pasti akan datang sehingga Allah akan mencukupkan dari segala bentuk kekurangan serta memberi solusi dari semua permasalahan hidup. 2) Menurut guru tidak tetap ada tiga bentuk - bentuk bersyukur pertama bersyukur lewat lisan, bersyukur ini dilakukan dengan mengucap lafadz hamdallah “Alhamdulillah” setiap mendapat rejeki / anugrah dari Allah. Kedua bersyukur dengan hati diwujudkan dengan meresapi dan memaknai setiap kejadian setiap mendapat rejeki. Ketiga bersyukur dengan anggota tubuh / perbuatan diwujudkan dengan melaksanakan ibadah dengan tekun, bersedeqah, melakukan aktifitas yang positif. 3) Profesi sebagai GTT memberikan banyak pengaruh dalam kehidupan, GTT merasakan menjadi lebih peduli, lebih sabar, lebih hati – hati dalam bersikap, lebih disiplin dan lebih mandiri dalam hidup.
Kata Kunci : makna syukur, GTT
6
Latar belakang Pendidikan merupakan salah satu tanda bahwa terdapat peradaban serta menjadi parameter dari sebuah masyarakat. Guru adalah salah satu komponen pokok dalam proses pelaksanaan pendidikan, karena jika tidak ada guru maka pendidikan tidak bisa berlangsung sesuai dengan harapan. Guru adalah profesi yang mulia. Sebutan guru mengandung makna positif yang bermacammacam. Guru adalah profesi yang mengembangkan manusia menuju kemuliaan, menuju diri terbaik, dan mengeluarkan potensinya sehingga menjadi aktual. Makna tersebut menempatkan guru sebagai pihak yang membantu manusia lain untuk mencapai kesempurnaan dan keluar dari ketidakberdayaan (Susetyo, 2011). Guru membantu siswanya untuk berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dan dari tidak tahu menjadi tahu. Guru sebagai salah satu jalur profesi untuk dapat memperoleh pendapatan yang layak, apalagi jika seorang guru sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sudah bersertifikasi. Harapan sebagai guru yang memiliki jenjang karir yang jelas serta jumlah pendapatan yang tetap setiap bulannya, di luar tujuan bahwa profesi guru merupakan profesi yang mulia, adalah contoh kemapanan hidup yang diidamkan oleh sebagian besar masyarakat. Masalah yang akan dikaji oleh penulis adalah Guru tidak tetap (GTT). Data yang penulis peroleh di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar Muhammadiyah Surakarta, terdapat 267 GTT yang memperoleh
honorarium mulai dari Rp. 200.000,hingga Rp. 1.500.000 setiap bulannya, tergantung masa kerja dan jenis Sekolah Dasarnya, otonom atau subsidi, serta beban kerja yang diampunya. Menurut pengakuan S, salah seorang GTT di SD Muhammadiyah Surakarta, untuk mencukupi kebutuhan hidup, selain mengajar guru-guru ini juga memiliki usaha sampingan seperti membuka tempat les, bertani dan berusaha wiraswasta yang lain. Honor yang diterimanya kurang mencukupi kebutuhan hidupnya yang di atas jumlah honor yang diperoleh. Hal yang sama juga dilakukan oleh M, untuk mencukupi kebutuhan hidup, ia berjualan kelontong di rumah dan memberikan les privat untuk anak-anak di rumah. Honor yang diterimanya baru diberikan 2-3 bulan sekali karena sekolahnya tidak menarik biaya pendidikan dari siswa, tetapi mendapat subsidi dari sekolah Muhammadiyah yang lain serta sumbangan masyarakat yang digalang oleh Ranting Muhammadiyah setempat. Harapan para GTT ini adalah ingin memperoleh jenjang karir sebagai Guru Tetap Yayasan bahkan hingga CPNS, agar memperoleh pendapatan yang lebih layak harus terhambat dengan kenyataan bahwa apa yang dilakukan sekarang sebagai batu loncatan, ternyata kurang jelas dengan batas waktu serta jumlah pendapatan yang diperoleh. Guruguru yang bekerja di amal usaha Muhammadiyah memiliki motivasi utama untuk dapat ikhlas beramal. Motivasi utama pada diri manusia bersumber dari kehendak untuk hidup. Hasrat inilah yang memotivasi manusia untuk bekerja,
7
berkarya dan melakukan kegiatankegiatan penting lainnya dengan tujuan agar hidupnya menjadi berharga dan dihayati secara bermakna. Hasrat untuk hidup ini bukan sesuatu yang artifisial dan hayali, melainkan suatu fenomena psikis yang benar-benar nyata dirasakan penting dalam kehidupan manusia. Sejumlah peneliti di beberapa negara maju menunjukkan bahwa hasrat untuk hidup benar-benar ada dan hayati setiap orang (Frankl dalam Bastaman, 1996). Frankl dengan sengaja menyebut bahwa makna dan nilai-nilai hidup tidak mendorong, tapi seakan-akan menarik dan menawari manusia untuk memenuhinya. Sebagai motivasi utama manusia, hasrat untuk hidup mendambakan seseorang menjadi pribadi yang berharga dan berarti dengan kehidupan yang sarat dengan kegiatan – kegiatan yang bermakna pula. Pengertian mengenai makna hidup menunjukkan bahwa di dalamnya terkandung juga tujuan hidup, yakni hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi (Yalom dalam Bastaman, 1996). Sikap syukur merupakan bagian dari cara untuk memaknai apa yang telah dikerjakan sebagai karya nyata manusia. Sikap syukur menjadi jembatan masalah dengan solusi bagi para GTT dalam menjalani kehidupan, dengan jalan mensyukuri segala sesuatu yang sudah diterima baik secara materi maupun non materi (batin), maka manusia akan menemukan makna hidup yang sesungguhnya, yaitu sesuatu yang bisa membuat seseorang menjadi lebih berarti dan
berharga dalam kehidupan yang bermuara pada kebahagiaan. Allah dengan jelas menerangkan dalam firmanNya 7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(QS. Ibrahim (14) : 7) Hasil penelitian Robert A. Emmons (University of California) dan Michael E. McCullough (University of Miami), yang didanai oleh John Templeton Foundation, yang bertujuan untuk menggali dan mengumpulkan data ilmiah tentang sifat, penyebab dan konsekuensi rasa syukur terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia, dituangkan dalam “Highlights of Research Project on Gratefull dan Thankfulness: Dimensions and Perspectives of Gratitude”, (diakses dari http://www.psy.miami.edu) rasa syukur adalah “faktor yang terlupakan” dalam riset tentang kebahagiaan. Rasa syukur merupakan bagian dari perilaku berketuhanan, bagaimana cara seseorang mampu untuk berterima kasih kepada Tuhannya. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil suatu rumusan yang hendak menjadi dasar penelitian ini yaitu bagaimana makna
8
syukur pada Guru Tidak Tetap di Sekolah Dasar Muhammadiyah? Berdasarkan rumusan masalah ini maka penulis mengadakan penelitian dengan judul ”Makna Syukur pada Guru Tidak Tetap di Sekolah Dasar Muhammadiyah di Surakarta”. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memahami dan mendeskripsikan makna syukur pada Guru Tidak Tetap di Sekolah Dasar Muhammadiyah di Surakarta. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat secara teoritis Penelitian ini bisa digunakan untuk pengembangan ilmu psikologi yaitu psikologi positif. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi Guru Tidak Tetap Hasil penelitian ini dapat menjadi sebuah bahan temuan yang berbeda untuk dapat mensikapi situasi dan kondisi agar dapat mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. b. Bagi Pemerintah dan Yayasan Muhammadiyah Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang nantinya bisa berpengaruh terhadap pelaksanaan kebijakkan yang benar adil berpihak kepada kondisi status Guru Tidak Tetap. c. Bagi Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan mampu /
menambah wawasan dan bahan kajian terkait perkembangan kondisi pendidikan serta kajian psikologi positif, yang nantinya bisa dikolaborasikan dengan banyak disiplin ilmu yang mengkaji permasalahan pendidikan–sosial– psikologi dan Islam. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebermaknaan Hidup 1. Pengertian kebermaknaan hidup Crumbaugh dan Maholick (dalam Koeswara, 1987) mengatakan bahwa kebermaknaan hidup adalah seberapa tinggi individu mengalami hidupnya bermaksud dan bermakna. Selain itu makna hidup juga bisa berarti sebuah gambaran menyeluruh yang memberikan arah dalam cara manusia berhubungan dengan dirinya sendiri, orang lain dan alam sekitar (Tasmara,1999). Barnes (dalam Prihastiwi, 1994) menambahkan makna hidup adalah suatu kualitas penghayatan individu terhadap apa yang telah dilakukan sebagai upaya mengaktualisasikan potensinya, merealisasikan nilainilai dan tujuan melalui kehidupan yang penuh kreativitas dalam rangka pemenuhan diri (self fulfillment). Dapat disimpulkan bahwa kebermaknaan hidup merupakan suatu penghayatan individu sebagai makhluk individu dan sosial terhadap hidupnya sebagai aktualisasi potensi diri dalam rangka pemenuhan diri.
9
2. Karakteristik makna hidup Bastaman (2007) memberi gambaran lebih jelas tentang makna hidup yang dijabarkan sebagai berikut, a. Makna hidup itu sifatnya unik, pribadi dan temporer Apa yang dianggap berarti oleh seseorang belum tentu berarti bagi orang lain, termasuk apa yang dianggap penting dan bermakna pada saat ini oleh seseorang belum tentu sama bermaknanya bagi orang itu. b. Makna hidup bersifat spesifik dan nyata Dapat ditemukan dalam pengalaman dan kehidupan sehari–hari dan tidak selalu harus dikaitkan dengan tujuan– tujuan idealistis, prestasi– prestasi akademis yang tinggi, atau hasil–hasil renungan filosofis yang kreatif. c. Makna hidup memberi pedoman dan arah Melalui pedoman dan arahan terhadap kegiatan – kegiatan yang dilakukan makna hidup lebih menantang dan mengundang seseorang untuk memenuhinya. B. Makna Syukur 1. Pengertian Syukur Kata syukur adalah bentuk mashdar dari kata kerja syakara – yasykuru– syukran – wa syukuran – wa syukranan kata kerja ini mengandung makna antara lain pujian atas kebaikan dan penuhnya sesuatu. Syukur adalah memuji sang pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dikuasakan kepada hambaNya Jauziyah (2001). Ahmad Ibnu Faris dalam ukunya Maqayis Al- Lughah
menyebutkan empat arti dasar dari kata tersebut yaitu: (1) pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh, yakni merasa ridho dan puas sekalipun hanya sedikit, (2) Kepenuhan dan ketabahan, (3) suatu yang tumbuh di tangkai pohon, (4) Pernikahan atau alat kelamin. Menurut Emmons dan McCullough (2003) kebersyukuran merupakan sebuah bentuk emosi atau perasaan, yang kemudian berkembang menjadi suatu sikap, sifat moral yang baik, kebiasaan, sifat kepribadian, dan akhirnya akan mempengaruhi seseorang menanggapi atau bereaksi terhadap sesuatu atau situasi. Dapat disimpulkan bahwa makna syukur adalah suatu bentuk emosi yang baik berupa sikap menerima dengan ikhlas atas nikmat yang diperoleh. 2. Wujud Syukur Menurut Shihab (2007), Syukur mencakup tiga sisi, yaitu: a. Syukur dengan hati, yaitu kepuasan batin atas anugerah. Proses mensyukuri dengan menggunakan hati, pada awalan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang diperoleh adalah semata-mata karena anugerah dan kemurahan Illahi. Seseorang yang bersyukur dengan hatinya saat ditimpa malapetaka pun, bisa jadi dapat memuji Tuhan, bukan atas malapetakanya itu, tetapi karena terbayang olehnya bahwa yang dialaminya lebih kecil dari kemungkinan lain yang dapat terjadi. Menurut Shihab (2007) Sujud syukur adalah perwujudan dari kesyukuran dengan hati, yang dilakukan saat hati dan pikiran
10
menyadari betapa besar nikmat yang dianugerahkan Allah. b. Syukur dengan lidah, yaitu dengan mengakui anugerah dan memuji pemberianNya seperti yang telah dikemukakan, mengajarkan agar pujian kepada Allah disampaikan dengan kalimat “Alhamdulillah”. Hamd (pujian) disampaikan secara lisan kepada yang dipuji, walaupun ia tidak memberi apapun baik kepada si pemuji maupun kepada yang lain. Kata “al” pada alhamdulillah oleh pakar–pakar bahasa disebut lil-istighraq, yakni mengandung arti “keseluruhan”, sehingga kata “alhamdu” yang ditunjukkan kepada Allah mengandung arti bahwa yang paling berhak menerima segala pujian adalah Allah SWT, bahkan seluruh pujian harus tertuju dan bermuara kepada-Nya. Jika kita mengembalikan segala puji kepada Allah, maka itu berarti pada saat memuji seseorang karena kebaikkan atau kecantikannya, maka pujian tersebut pada akhirnya harus dikembalikan kepada Allah. Kesimpulannya syukur dengan lidah adalah dengan menyebut “alhamdulillah (segala puji bagi Allah)” c. Syukur dengan perbuatan, yaitu dengan memanfaatkan anugerah yang diperoleh sesuai dengan penganugerahannya. Setiap nikmat yang diperoleh menuntut penerimanya agar merenungkan tujuan dianugerahkannya nikmat tersebut oleh Allah. Menurut Kauma dan Fuad (2001) mengemukakan wujud bersyukur, yaitu :
a. Mensyukuri nikmat khusus dan nikmat umum, nikmat yang diberikan kepada orang-orang tertentu saja dan nikmat yang diberikan kepada semua orang tanpa terkecuali. b. Mempergunakan nikmat untuk menaati Allah, puncak dari segala yang diberikan oleh Allah adalah bertujuan untuk membuat manusia menaati Allah. c. Merasa puas dengan nikmat yang telah diberikan oleh Allah, memperbanyak bersyukur akan semakin membuat manusia merasa puas dan lebih dekat lagi dengan Allah. d. Mensyukuri nikmat sekecil apapun e. Mengungkapkan nikmat dengan ucapan Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa wujud syukur adalah syukur dengan lisan, syukur dengan hati, dan syukur dengan perbuatan. C. Guru Tidak Tetap Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Rugaiyah dan Sismia, 2011). Menurut Danim (2010) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Guru juga bertugas mendidik generasi muda untuk berpartisipasi dalam demokrasi, sosial dan politik (Case,
11
Reagen & Case, 2009). Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat (1), Guru dalam jabatannya dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu Guru Tetap (GT) dan Guru Tidak Tetap (GTT). Guru tetap adalah guru yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan untuk jangka waktu paling singkat 2 (dua) tahun secara terus menerus dan tercatat pada satuan adminstrasi pangkal di satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari pemerintah atau pemerintah daerah, serta melaksanakan tugas pokok sebagai guru (Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru, Pasal 1 ayat (8)). Penyelenggara pendidikan terdiri dari pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal (Pasal 1 ayat (5)). Satuan pendidikan merupakan kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur pendidikan formal dalam setiap jenjang dan jenis pendidikan (Pasal 1 ayat (6)). Guru Tetap dalam jabatannya pun dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan guru bukan PNS yang sudah mengajar pada penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan dan mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama (Pasal 1 ayat (9)). Pengertian GTT sendiri tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen maupun Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru, akan tetapi, yang diatur justru perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama, yaitu perjanjian
tertulis antara guru dengan penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang memuat syarat-syarat kerja serta hak dan kewajiban para pihak dengan prinsip kesetaraan dan kesejawatan berdasarkan peraturan perundangundangan (Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 ayat (7)). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa GTT merupakan mereka yang mengabdikan profesi guru pada sebuah yayasan yang terikat pada sebuah perjanjian atau kontrak, dengan menjalankan kewajiban serta mendapatkan hak sesuai dengan yang tersusun dalam Surat keterangan/surat perjanjian dari yayasan yang bersangkutan. METODE PENELITIAN Informan pada penelitian ini adalah Guru tidak tetap di SD Muhammadiyah 7 Surakarta yang berjumlah 10 orang: 1. Metode Wawancara Menurut Bingham dan moore (dalam Parker, 2008) wawancara adalah suatu perbincangan dengan suatu tujuan. Selain itu wawancara sebagai sesuatu yang secara nyata bersifat dialogis, Bakhtin (dalam Parker, 2008). 2. Metode Dokumentasi. Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh informan sendiri atau orang lain tentang informan. Selain itu, dokumentasi dari pihak sekolah atau yayasan terkait dengan informan juga akan dipakai. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang
12
dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang informan melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh informan yang bersangkutan (Herdiansyah, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang berasal dari hasil interview dan dokumentasi yaitu: Tabel 1. Data Sekolah Informan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SD Muh 24 8 21 3 5 22 15 10 13 18
Thn berdiri 1975 1961 1970 1960 1961 1967 1961 1966 1962 1971
Jml GTT 5 14 5 13 9 18 5 15 9 7
Jml Siswa 229 320 140 350 93 412 103 354 100 40
Luas /m² 810 800 479 1693 890 850 215 600 260 415
Tabel 2. Data informan No
Nama
SD Muh
Umur
Masa kerja
Jml Gaji
1
NS
24
30
5 th
850 rb
2
Sg
8
42
4 th
800 rb
3
HW
21
32
4 th
220 rb
4
H
3
29
3 th
1 jt
5
Sd
5
50
19 th
450 rb
6
WY
22
31
9 th
850 rb
7
MQ
15
25
5 th
200 rb
8
BS
10
30
5 th
450 rb
9
WN
13
27
3, 5
195 rb
10
SR
18
41
7 th
100 rb
Data yang berasal dari hasil interview dan observasi yaitu: a. Latar belakang informan memilih profesi guru : alasan menjadi guru sebagai panggilan jiwa, penyebar kebaikan, membesarkan sekolah, mengaplikasikan ilmu, motivasi dari orang terdekat, sebagai tantangan dalam kehidupan. b. Definisi Guru tidak tetap : Guru tidak tetap adalah Guru memiliki masa kerja nol sampai lima tahun yang mendapat SK sementara berlaku tiap satu tahun diperbaharui oleh yayasan sedangkan untuk kebijakan dari penggajian sampai kesejahteraan tergantung kemampuan tiap sekolah. c. Konsekuensi sebagai GTT : menurut informan honor yang diterima secara matematis / logis tidak mencukupi kebutuhan hidup. Meskipun demikian hampir semua informan menyampaikan mencukupi pemenuhan tinggal syukurnya, semakin bersyukur semakin tercukupi . Ada informan yang merasa khawatir ketika tidak dipakai, kesulitan dalam mengatur antara kebutuhan dengan pendapatan, tapi ada juga informan tidak mengalami kesulitan karena informan menikmati dan ikhlas dengan profesinya. Dalam mensikapi permasalahan ekonomi informan mulai dengan mencari tambahan di luar sekolah, meminta bantuan teman, orang tua, sedangkan untuk mensikapi diluar permasalahan ekonomi informan
13
lebih tidak memikirkan terlalu mendalam, meningkatkan sikap syukur, informan juga melakukan yang terbaik untuk pekerjaannya untuk mensikapi kekhawatirannya, karena infoorman yakin setiap ada persoalan atau kesulitan pasti ada jalan keluar solusi dari Allah. d. Pengertian Makna syukur menurut GTT : makna syukur menurut informan adalah menerima dengan ikhlas apapun yang diberikan oleh Allah SWT dan meyakini dengan sungguh – sungguh rejeki, kemudahan pasti akan datang sehingga Allah akan mencukupkan dari segala bentuk kekurangan serta memberi solusi dari semua permasalahan hidup . e. Bentuk – bentuk bersyukur : bentuk bersyukur menurut informan syukur lewat lisan, syukur lewat hati, syukur lewat anggota tubuh/ perbuatan hal ini diwujudkan dengan senantiasa mengucap lafadz hamdallah, berbagi kepada yang membutuhkan, selalu menikmati apapun kodisi tanpa mengeluh. f. Cara mensyukuri : cara mensyukuri informan dengan menjalankan kewajiban dengan ikhlas dan sabar, selalu intropeksi diri dengan salah satu cara melihat yang di bawah, menjalankan ibadah dengan rajin, mencari kebahagiaan dengan melihat perkembangan anak serta dengan menyerahkan segala urusan kepada Allah.
g. Manfaat bersyukur : para informan sepakat bahwa bersyukur menjadikan hati lebih tenang, tentram, menerima dengan ikhlas , cepat diberi kemudahan, dan tidak merasa khawatir. h. Pengaruh bersyukur terhadap kehidupan : pengaruh bersyukur menurut para informan selain menjadi tenang, jarang menghadapi konflik, berpikir positif, Selalu mendapatkan kemudahan, keluarga yang harmonis serta menjadi hamba yang lebih taqwa. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisis data dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa guru tidak tetap mengartikan makna syukur sebagai suatu sikap menerima dengan ikhlas apapun yang diberikan oleh Allah SWT dan meyakini dengan sungguh – sungguh rejeki serta kemudahan pasti akan datang sehingga Allah akan mencukupkan dari segala bentuk kekurangan serta memberi solusi dari semua permasalahan hidup. Menurut GTT profesi guru penting sekali karena guru adalah pencetak profesi lain, mencerdaskan, pahlawan tanpa tanda jasa dan profesi perjuangan menuju akhirat, sebagai panutan, sehingga pada akhirnya profesi guru adalah profesi mulia. Meskipun ada sebagian orang lain menganggap remeh seorang bahwa guru tidak tetap adalah profesi yang memiliki gaji kecil, meskipun demikian GTT menganggap sebagai
14
tantangan ,merasa terhormat dan nyaman. Menurut informan ada tiga bentuk - bentuk bersyukur pertama bersyukur lewat lisan, bersyukur ini dilakukan dengan mengucap lafadz hamdallah “Alhamdulillah” setiap mendapat rejeki atau anugerah dari Allah. Kedua bersyukur dengan hati diwujudkan dengan meresapi dan memaknai setiap kejadian setiap mendapat rejeki. Ketiga bersyukur dengan anggota tubuh / perbuatan diwujudkan dengan melaksanakan ibadah dengan tekun, bersedeqah, melakukan aktifitas yang positif. Selain ketiga bentuk bersyukur di atas menurut GTT melaksanakan yang terbaik sebuah tugas atau amanah dari sekolah adalah wujud bersyukur. Profesi sebagai GTT memberikan banyak pengaruh dalam kehidupan, GTT merasakan menjadi lebih peduli, lebih sabar, lebih hati – hati dalam bersikap, lebih disiplin dan lebih mandiri. Dalam menjalani kehidupan GTT pun juga mengalami kesulitan hidup, mulai dari kebutuhan yang tak terduga, pengaturan pendapatan dengan pengeluaran, penyesuaian dengan rekan kerja, sampai kekhawatiran tidak dipakai lagi oleh sekolahan. GTT menyadari semuanya merupakan konsekuensi yang memang harus dijalani, dengan mengawali segala usaha dengan ikhlas, memaksimalkan melaksanakan tanggung jawab, dan selalu melakukan introspeksi diri serta menyerahkan semuanya kepada Allah. GTT yakin bahwa Allah Maha mengetahui, Gusti mboten sare, hanya Syukur, Alhamdulillah yang menjadikan jawaban GTT saat ini.
Karena dengan syukurlah GTT merasakan manfaat yang besar, mendapat kesehatan, ketenangan, kestabilan jiwa. Serta pengaruh dalam kehidupan yang lebih luas, selalu berbaik sangka, kehidupan yang tentram, berkecukupan, lebih optimis menatap masa depan. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian, maka peneliti memberikan sumbangan saran yang dapat diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Informan penelitian untuk berusaha istiqomah menjadi guru yang selalu menggunakan hati dalam bekerja, menggunakan pikiran dalam bersikap, murid kitalah yang menjadikan penyambung kita dikehidupan akhir. 2. Pemerintah diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi mengenai permasalahan yang klasik mewarnai wajah dunia pendidikan. Memberikan tunjangan yang dapat mencukupi kebutuhan layak minimal tentu saja sesuai dengan persyaratan. 3. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Muhammadiyah, data ini sebagai data base awal tentang kondisi GTT di lingkup Muhammadiyah, hendaknya memberi pelatihan terkait ketrampilan akademik maupun kewirausahaan, serta cepat tanggap dalam memberi kesempatan untuk diangkat
15
menjadi Guru Tetap atau Guru 4. Disiplin ilmu psikologi diharapkan sebagai data pelengkap mengenai kajian psikologi pendidikan Islam, terutama pengkajian terkait kebermaknaan hidup seorang GTT. 5. Peneliti selanjutnya diharapkan bisa melanjutkan pengkajian terkait dengan kebermaknaan hidup pada GTT dengan harapan bisa lebih memperdalam, memperkaya khasanah dunia Psikologi Pendidikan Islam.
Negeri.
DAFTAR PUSTAKA Bastaman, H.D. (1996). Meraih Hidup Bermakna. Paramadina : Jakarta. _______ (2007). Logoterapi. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Danim, S. (2010). Profesionalisasi dan etika guru. Alfabeta : Bandung. Herdiansyah, H. (2010). Metodologi penelitian kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Jauziyah, I.Q. (2001). Tazkiyah an – Nafs. Pustaka Arafah : Surakarta. Kauma, F & Fuad, I. (2001). Panduan Hidup Muslim. Mitra Pustaka : Yogyakarta. Koeswara, E (1987). Psikologi Eksistensial : suatu pengantar. Bandung Rosda Offset. McCullough, M. E., & Emmons. R. A. (2002). “Highlights of research project on grateful and thankfulness: dimensions and perspectives of gratitude”. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 82, No. 1, diakses dari http://www.psy.miami.edu tanggal 03 Maret 2013. McCullough, M. E., Emmons. R. A., & Tsang, J. (2003). The grateful disposition: A conceptual and empirical topography. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 82, No. 1, hal 112-127. Parker, I. (2008). Psikologi Kualitatif. Yogyakarta : Andi. Prihastiwi, Wiwik Juwarini (1994). Tesis: Kebermaknaan hidup lanjut usia pensiun dikaitkan dengan tingkah laku koping, religiusitas dan tempat tinggal. UGM : Yogyakarta. Rugaiyah & Sismiati, A. (2011). Profesi Kependidikan. Bogor : Ghalia Indonesia. Shihab, M.Q. (2007). Ensiklopedia Al Qur’an jilid III. Lentera Hati : Jakarta. Shihab, M.Q. (2007). Wawasan Al Qur’an. Bandung : Mizan. Tasmara. T. (1999). Dimensi Doa dan Zikir : Menyelami Samudra Qolbu, mengisi Makna Hidup. Dana Bhakti Prisma Yasa : Yogyakarta. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, didownload dari www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/56/667.bpkp.