MAKNA PHILOSOFIS DAN PESAN MORAL DI BALIK IBADAH HAJI DAN QURBAN (Drs. H.Encep Hidayat, MA. Ketua BAZNAS Kota Depok)
ﺍَ ُ ﺃ َ ْﻛ َﺒ ُﺮ ﺍ َ ُ ﺃَ ْﻛ. ﺍ َ ُ ﺃَ ْﻛﺒَ ُﺮ ﺍ َ ُ ﺃ َ ْﻛ َﺒ ُﺮ ﺍ َ ُ ﺃ َ ْﻛﺒَ ُﺮ.َﺒ ُﺮ ﺍ َ ُﺍ َ ُ ﺃَ ْﻛ َﺒ ُﺮ ﺍ َ ُ ﺃ َ ْﻛﺒَ ُﺮ ﺍ َ ُ ﺃ َ ْﻛﺒَ ُﺮ َﻻﺇِﻟﻪَ ِﺇﻻﱠ،ًﺻ ْﻴﻼ ُ ﺍَ ُ ﺃ َ ْﻛ َﺒ ْﺮ َﻛ ِﺒﻴ ًْﺮﺍ َﻭ ْﺍﻟ َﺤ ْﻤﺪُ ِ َﻛ ِﺜﻴ ًْﺮﺍ َﻭ.ﺃ َ ْﻛﺒَ ُﺮ ِ َ ﺳ ْﺒ َﺤﺎﻥَ ﷲِ ﺑُ ْﻜ َﺮﺓ ً َﻭﺃ َﺻﺪَﻕ َ َﻋ ﱠﺰ ُﺟ ْﻨﺪَﻩُ َﻭﻫَﺰَ َﻡ ْﺍﻷ َ ْﺣﺰ َ َ ﻋ ْﺒﺪَﻩُ َﻭﺃ َ ﺼ َﺮ َ ،ُ ﻻَ ِﺇﻟﻪَ ﷲُ َﻭ ْﺣﺪَﻩ،ُﺍﺏ َﻭ ْﺣﺪَﻩ َ ََﻭ ْﻋﺪَﻩُ َﻭﻧ ﺍ َ ُ ﺃ َ ْﻛ َﺒ ُﺮ َﻭ ِ ﺍْﻟ َﺤ ْﻤﺪُ ِﺇﻻﱠ ﷲُ َﻭﷲُ ﺃ َ ْﻛ َﺒ،ِﻱ َﺟﻌَ َﻞ ْﺍﻟ َﻴ ْﻮ َﻡ ُﺮ ْ ﻋْﻴﺪَ ﺍ َ ْﻟ َﺤ ْﻤﺪُ ِ ِ ﺍﻟﱠﺬ َﺿ َﺤﻰ َﺑ ْﻌﺪَ َﻳ ْﻮ ِﻡ َﻋ َﺮﻓَﺔ ّ ََﻭ َﺧﻠَﻖ ْ ََﺺ ﺍْﻻ ﺎﻥ َﻭﻓَ ﱠ ﺾ َﻓﺨ ﱠ ٍ ﻀﻪُ َﻋﻠَﻰ َﺑ ْﻌ َ ﻀ َﻞ َﺑ ْﻌ ِ ﺍﻟﺰ َﻣ ﻀﺎﺋِ ِﻞ ﻳُﻌَ ﱠ ﺾ ﺍﻟ ﱡ ﻈ ُﻢ ُ ﺴﻨَﺎﺕُ َﺑ ْﻌ َ َﺸ ُﻬ ْﻮ ِﺭ َﻭﺍﻷَﻳ ِﱠﺎﻡ َﻭﺍﻟَﻠﻴَﺎ ِﻟﻲ ِﺑ َﻤﺰَ ﺍ َﻳﺎ َﻭﻓ َ ﻓِ ْﻴ َﻬﺎ ﺍﻷَﺟْ ُﺮ ﻭﺍﻟ َﺤ. ُﺳﻴِّﺪَﻧﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪًﺍ َﻋ ْﺒﺪُﻩ َ ﺃ َ ْﺷ َﻬﺪُ ﺃ َ ْﻥ ﻻَ ِﺇﻟَﻪَ ِﺇﻻﱠ ﷲُ َﻭﺣْ ﺪَﻩُ ﻻَ ﺷ َِﺮﻳ َْﻚ َﻟﻪُ َﻭﺃ َ ْﺷ َﻬﺪ ُ ﺃ َ ﱠﻥ ﺍﻟﺮﺷَﺎ ِﺩ ُ ﻭ َﺭ. ﺳ ْﻮﻟُﻪُ ﺍﻟﺪﱠﺍ ِﻋﻰ ﺑِﻘَ ْﻮ ِﻟ ِﻪ َﻭ ِﻓ ْﻌ ِﻠ ِﻪ ﺇِﻟَﻰ ﱠ َ ﺻ ِّﻞ َﻭ َ ﺍﻟَﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ َ . َ ﺳ ِﻠّﻢ َﻋﻠَﻰ َﺣ ِﺒ ْﻴ ِﺒﻨﺎ َ ﺼ ﻋ َﻠﻰ ﺁ ِﻟ ِﻪ ﺍﻝ ْ ُﻣ ّ ِ ﺍﻟﱠﺬِّﻱ ﺑَﻠﱠ َﻎ،ﻄﻔَﻰ َ َﻭ،ﺼ َﺢ ﺍﻷ ُ ﱠﻣ ْﺔ َ ﺍﻟﺮ َ َ َﻭﻧ، َﻭﺃَﺩﱠﻯ ﺍﻷ َ َﻣﺎﻧ َْﺔ،ﺳﺎ َﻟ ْﺔ َﻭﺟﺎ َ َﻫﺪَ ِﻓ ْﻲ ﷲِ َﺣ ﱠﻖ ِﺟﻬﺎ َ ِﺩ ِﻩ،ﺻ َﺤﺎﺑِ ِﻪ َﻭ َﻣ ْﻦ ﺩَﻋﺎ َ ﺍِﻟَﻰ ﷲِ ِﺑﺪَﻋ َْﻮﺗِ ِﻪ ْ َ ﻭﺃ. َ ﺑَ ْﻌﺪُ ﺍﺍ َ ّﻡ: ِﻋ َﺒﺎﺩَ ﷲِ َﻓ َﻴﺎ، ُ ْﺼ ْﻮﺃ ِ َ ﺍﺗﱠﻘُﻮﺍ ﷲَ ﻭ !ْﻗَﻮﯨ ﻼﻠِﻫ َﻒَﻗْﺩ َﻑﺍ َﺯ ﻼ ُ ﱠﻤ ُﺘﻗْﻮَﻧﺘ ِ ﺐ ْﻳ ِﺴ ْﻔﻨ ََﻮ ْﻣ ُﻜﻴ ﻭﺍﺟﺘﻨﺎﺏ ﺍﻟﻤﻨﻬﻴﺎﺕ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ ﺑِ ِﻔ ْﻌ ِﻞ ﱠ. ﺎﻟﻰ ﻓِﻲ ِﻛﺘ َﺎ ِﺑ ِﻪ ﺕ ِ ﺍﻟﻄﺎ َﻋﺎ َ َﻓ َﻘ ْﺪ َﻗﺎ َﻝ ﷲُ ﺗ َ َﻌ َ ﺇِﻧﱠﺎ ﺃ َ ْﻋ: ﺇِ ﱠﻥ ﺷَﺎ ِﻧﺌ َ َﻚ ُﻫ َﻮ ْﺍﻷ َ ْﺑﺘَ ْﺍﻟ َﻜ ِﺮﻳ ِْﻢ.ﺮ ِّﻞ ِﻟ َﺮﺑِّ َﻚ َﻭﺍ ْﻧ َﺤ ْﺮ. ﺼ َ ﻄ ْﻴﻨ ُ َ َﻓ.َﺎﻙ ْﺍﻟ َﻜ ْﻮﺛ َ َﺮ Alhamdulillaah, Allah SWT kembali mempertemukan kita di tempat yang mulia ini dalam rangka menta’zhimkan syi’ar agama-Nya. bertakbir mengagungkan asma-Nya, ruku’ dan sujud untuk bertaqarrub kepada-Nya serta bersyukur atas segala karunia-Nya, kemudian sebentar lagi akan dilanjutkan dengan menyembelih kurban, sebagai manifestasi ketaatan terhadap perintah-Nya, meneladani Rasul-Nya serta memperingati peristiwa pengorbanan khalilullah Nabi Ibrahim dan Ismail ’alaihimassalam. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullaah.. Pada hari yang mulia ini, yakni hari raya ‘iedul adha, paling tidak ada dua perstiwa besar yang berkaitan erat dengan sejarah kemanusiaan yakni perstiwa ibadah hajji dan ibadah qurban. Berjuta makna bisa kita ungkap dan kita petik dari ibadah haji dan qurban untuk dijadikan sebagai ‘ibrah (pelajaran) guna mengembalikan hakikat manusia kepada jati dirinya yakni sebagai hamba Allah yang berdedikasi tinggi dan berakhlak mulia, Yang pertama adalah ‘ibrah yang berkaitan dengan ibadah Hajji. Dari ibadah ini ada beberapa pesan moral yang sangat indah untuk kita renungkan bersama, diantaranya adalah: 1. Sudah dimaklumi bersama bahwa dalam ibadah haji, khususnya ketika prosesi ibadah haji itu dilakukakan semua hamba harus berpakaian yang sama yakni berpakaian ihram. Khusus bagi kaum lelaki hanya dua helai kain berwarna putih yang melilit di badan tanpa ada perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya. Pakaian seperti ini memberikan pesan sekaligus panduan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi semangat egalitarian, sehingga tidak ada perbedaan antara manusia yang satu dengan manusia
lainnya, tidak ada superior dan inferior, tidak ada tuan dan hamba, siapapun dia, bagaimanapun status sosialnya, apapun suku, ras dan bangsanya, dari belahan bumi mana dia datang. Semuanya sama di hadapan Penciptanya, Allah ‘Azza wajalla. Yang membedakannya terletak pada ketaqwaannya. Semakin orang itu bertaqwa maka akan semakin dekat dan mulia kedudkan di hadapan Allah SWT. dan jika semakin jauh dari ketaqwaan kepada-Nya maka akan semakin jauh dan hina di hadapan-Nya. Allah SWT berfirman:
ُ ﺎﺭﻓُﻮﺍ َﻭ َﻗ َﺒﺎ ِﺋ َﻞ ﺎﺱ ﺃَﻳﱡ َﻬﺎ َﻳﺎ ُ ﺷﻌُﻮﺑًﺎ َﻭ َﺟ َﻌ ْﻠﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ َﻭﺃُﻧﺜَﻰ ﺫَ َﻛ ٍﺮ ِ ّﻣﻦ َﺧﻠَ ْﻘﻨَﺎ ُﻛﻢ ِﺇﻧﱠﺎ ﺍﻟﻨﱠ َ ِﻟﺘَ َﻌ َ ِﺇ ﱠﻥ ﺃَﺗْ َﻘﺎ ُﻛ ْﻢ ﱠh ﻴﺮ ِﻠﻴ ٌﻢ َﻋ ﱠ ِ ِﻋﻨﺪَ ﺃَ ْﻛ َﺮ َﻣ ُﻜ ْﻢ ِﺇ ﱠﻥh ٌ َﺧ ِﺒ Hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal . Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa diantara kamu, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal (QS. Al-Hujurat: 13) Ayat di atas sejalan denga hadits Nabi berikut ini:
ْ ﺳ ِﻂ ِﻓﻲ ْﺍﻟ َﻮﺩَﺍﻉ ُﺧ ﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ ﱠ ﺚ ِ ﻲ ﺃ َ ﱠﻥ ِ◌ َﺟﺎ ِﺑ ٍﺮ َﺣﺪِﻳ َ ﺳﻠﱠ َﻢ َ َﻭ- ﻄ َﺒ ِﺔ ِﻓﻲ ﺎ َﻝ َﻗ َ َﻭ َ ُh ﺍﻟﻨﱠ ِﺒ ﱠ- ﺻﻠﱠﻰ ِ َﺐ َﻗ ْﺪ ﷲَ ﱠ ﻖ ﺃَﻳ ِﱠﺎﻡ َ ﻧ َْﺨ َﻮﺓ َ ﺃ ْﺫﻫ ِ ﺎﻝ ﺍﻟﺘ ﱠ ْﺸ ِﺮﻳnnnﻠﻰ ﻭﻗnnnnnnﻪ ﷲ ﺻnnnnnnﻠﻢ ﻋﻠﻴnnnnnn ﻭﺳ: " ﺇﻥ ﻴﻤ َﻬﺎ ْﺍﻟ َﺠﺎ ِﻫ ِﻠﻴﱠ ِﺔ ِ ﺎء َﻭﺗ َ ْﻌ ِﻈ ِ ﺑﺎﻵ َﺑ، ﺎﺱ ُ ﷲِ ِﻋ ْﻨﺪَ ﺃ ْﻛ َﺮ ُﻣ ُﻜ ْﻢ ؛ ﺍﻟﺘ ﱡ َﺮﺍﺏ ِﻣﻦَ َﻭﺁﺩَ ُﻡ ؛ ﺁﺩَ َﻡ ِﻣ ْﻦ ﺍﻟﻨﱠ ﺃﺗْ َﻘﺎ ُﻛ ْﻢ، َﻀ َﻞ َﻓ ﻻ ْ ٍﻲ َ " ﺑﺎﻟﺘ ﱠ ْﻘ َﻮﻯ ﺇﻻﱠ.ِ ﻲ ّ ﻲ ٍ َﻋﻠَﻰ ِﻟ َﻌ َﺮﺑ ّ ﻋ َﺠ ِﻤ ّ ْﺍﻟ َﺒ ْﻴ َﻬ ِﻘ Dari Jabir bin Abdullah ra, bahwa Nabi saw pada khutbah wada’ di hari tsyrik bersabda, “Sesungguhnya Allah swt telah menghilangkan kebiasaan jahiliyah yang mengagung agungkan leluhurnya, manusia itu dari Adam dan Adam (diciptakan) dari tanah sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang paling taqwa, tidak ada keutamaan bagi bangsa Arab atas bangsa Ajam kecuali karena taqwa. (HR, Baihaqi) 2. Dalam ibadah haji ada thawaf yakni mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh putaran yang start dan finishnya berada di hajar aswad. Ritual ini memberikan pesan bahwa keberadaan manusia di dunia adalah menjalani siklus kehidupan, yakni bahwa kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah SWT. Firman Allah dalam al-Quran yang berbunyi:
ِﺇﻧﱠﺎ
ِsّ ِ ﺍﺟﻌﻮﻥَ ِﺇ َﻟ ْﻴ ِﻪ َﻭ ِﺇﻧﱠﺎ ِ َﺭsesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya kita kembali (QS. Al-Baqarah : 156).
Ayat tersebut maknanya tidak mesti dipahami sebatas mushibah yang menimpa manusia. Lebih dari itu harus dipahami bahwa kita ini berasal dari Allah, milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Konsekuensi dari pemahaman ini harusnya melahirkan kesadaran tentang asal kejadiannya, yang suatu saat akan kembali menghadap kepada-Nya. Kembalinya tersebut tentu saja memerlukan persiapan dan perbekalan. Persipannya adalah iman yang mantap didukung dengan ilmu yang memadai dan harus berbuah amal shaleh. Singkatnya iman, ilmu dan amal. Amal harus berbasis ilmu, ilmu harus berbuah amal dan keduanya harus dibangun di atas landasan iman yang kokoh. Ketiga hal tersebut itulah bekal kita menghadap Allah yang disebut dengan taqwa.
ﺍﻟﺘ ﱠ ْﻘ َﻮﻯ ﱠ ﺍﻟﺰﺍ ِﺩ َﺧﻴ َْﺮ َﻓﺈ ِ ﱠﻥ َﻭﺗَﺰَ ﱠﻭﺩُﻭﺍ Dan berbekallah kalian semua, sesungguhnya sebaik baik bekal (menghadap Allah) adalah taqwa. (QS. Al-Baqarah: 197) Orang yang melakukan diri dengan persiapan yang matang dan perbekalan yang memadai insyaa Allah akan diselamatkan Allah SWT. 3. Dalam ibadah haji ada Sa’ie, yaitu berjalan dari bukit Shafa ke bukit Marwa sebanyak 7 (tujuh) kali perjalanan atau tujuh kali putaran. Secara historis sa’ie adalah usaha yang dilakukan oleh istri Nabi Ibrahim as. yang bernama Hajar dalam berusaha untuk mendapatkan air minun bagi anaknya, Ismail yang sedang kehausan. Secara bahasa sa’ie berarti bekerja atau berusaha. Ada philosofi yang menarik dari ritual sa’ie dalam prosesi hajji ini bagi kehidupan kita. Islam mengajarkan kepada pemeluknya bahwa hidup ini adalah bekerja dan berusaha, dan sesungguhnya apa yan akan didapati oleh manusia tergantung kepada sa’ie nya (usahanya ). Allah swt. Berfirman:
ْﺲ َﻭﺃَﻥ َ ﻺﻧ َ (39) ﺳ ْﻌﻴَﻪُ َﻭﺃ َ ﱠﻥ َ ﻑ َ ( ﻳُ َﺮﻯ40) َ ﺳ ْﻮ َ ﺎﻥ ﻟﱠﻴ ِ ﺳﻌَﻰ َﻣﺎ ﺇِﻻﱠ ِﻟ ِ ﺴ
Dan bahwasanya manusia tidak memperoleh selain dari apa yang telah diusahakannya, dan bahwasannya usahanya itu akan diperlihatkan (QS al-Najm : 39) Jamaah sekalian yang berbahagia…. Dalam Islam, pekerjaan atau usaha yang lakukan harus harus merepleksikan wujud syukur atau ungkapan rasa terima kasih kepada Allah SWT. Dalam hal ini Allah swt berfirman:
ﺍﻟ ﱠ ُ ِﻱ ِﻣ ْﻦ َﻭ َﻗ ِﻠﻴ ٌﻞ ﻋ َﻤﻠُﻮﺍﺍ ْ ﺷ ْﻜ ًﺮﺍ ﺩَ ُﺍﻭﺩَ ﺁ َﻝ ُ ﺸ ُﻜ َ ﻮﺭ ِﻋ َﺒﺎﺩ
Bekerjalah hai keluarga Dawud untuk bersyukur kepada Allah dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih. (QS. Saba : 13) Jika pekerjaan yang dilakukan tersebut sebagai manifestasi rasa syukur kepada Allah swt. maka dipastikan akan dilakukan secara maksimal, sungguh-sungguh atau tidak setengah hati. Perlu dipahami bahwa Islam memerintahkan kepada pemeluknya agar selalu bekerja keras dan ikhlas serta tuntas. Oleh karenanya tidak boleh ada waktu yang terlewatkan dengan sia sia. Jika suatu pekerjaan sudah selesai dilakukan maka kerjakanlah perkerjaan berikutnya sampai tiba saatnya untuk beristirahat. Allah SWT. berfirman :
ﺖ َﻓﺈِﺫَﺍ َ ﺼﺐْ َﻓ َﺮ ْﻏ َ َﻓﺎ ْﻧ
Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (QS. Al-Insyirah :7) Bahkan seusai shalat dilakukan, jika shalat itu dilakukan di rentang waktu bekerja, maka tidak boleh duduk bermalas-malasan tetapi harus segera kembali ke tempat pekerjaannya masing masing. Allah swt berfirman:
َﻭﺍ ْﺫ ُﻛ ُﺮﻭﺍ ﱠ ﺖ َﻓﺈِﺫَﺍ ِ َﻀﻴ ْ ِ َﻓh ﺽ ِﻓﻲ َﻓﺎﻧﺘَﺸ ُِﺮﻭﺍ ﺍﻟ ﱠ ِ ﻀ ِﻞ ِﻣﻦ َﻭﺍ ْﺑﺘَﻐُﻮﺍ ْﺍﻷ َ ْﺭ ِ ُﺼ َﻼﺓ ُ ﻗ ﻴﺮﺍ ﱠ ً ﺗ ُ ْﻔ ِﻠ ُﺤﻮﻥَ ﻟﱠﻌَﻠﱠ ُﻜ ْﻢ َﻛ ِﺜ َh
“Maka apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia Allah serta berdzikirlah kepada Allah sebanyak banyaknya agar kalian beruntung, (QS. Al-Jumu’ah: 10)
Hadirin jamaah shalat idul adha yang dirahmati Allah SWT... Saie’ yang dilakukan harus dimulai dari bukit shafa dan berakhir di bukit marwa. Shafa secara bahasa berarti suci atau bersih, artinya dalam melakukan pekerjaan atau usaha untuk memenuhi segala cita-cita dan kebutuhan hidup harus berangkat dari niat dan cara yang bersih. Tidak boleh dengan niat yang tidak baik dan dilakukan dengan cara-cara yang melangggar ketentuan yang berlaku baik ketentuan agama maupun ketentuan lainnya. Jika suatu pekerjaan dimulai dari Shafa (niat dan cara yang bersih) maka akan berakhir dengan “marwa” yakni puas dan terhormat, hapy ending. Dalam hadits dinyatakan:
ﻲ ﻋﻦnnnnnﺮﻳﺮﺓ ﺃﺑnn ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻫ,ﻌﻰ ﻣﻦ ﻗﺎﻝnnnnnﻰ ﺳnnnnﻋﻠ ﻪnnnnnnﻪ ﻣﻦ ﻋﻴﺎﻟnnnﻮ ﺣﻠnnnnﺪ ﻓﻬnnnﻲ ﻛﺎﻟﻤﺠﺎﻫnnnnnﺒﻴﻞ ﻓnnnnnnnnnnﺐ ﻭﻣﻦ ﷲ ﺳnnnﺪﻧﻴﺎ ﻁﻠnnnnnnnnnﻲ ﺍﻟnnnnnﻓ ﺎﻑnnnnnﺎﻥ ﻋﻔnnﻲ ﻛnnnnnﻬﺪﺍء ﺩﺭﺟﺔ ﻓnnnnnﺒﺮﺍﻧﻲ ﺃﺧﺮﺟﻪ " ﺍﻟﺸnnnnnnnnnnﺍﻟﻄ Dari Abu Hurairah ra, telah bersabda Rasulullah saw. Barang siapa yang berkerja untuk kepentingan (nafkah) keluarganya dengan cara yang halal maka seperti orang yang berjihad di jalan Allah dan barang siapa yang mencari dunia dengan cara yang yang terhormat maka dia berada pada derajatnya syuhada, (HR. Thabrani) Sebaliknya jika dilakukan tidak dari shafa (niat dan cara yang bersih) maka akan berakhir dengan malu, terhina dan penuh penyesalan serta hasil yang diperolehpun menjadi tidak halal. Dalam hal ini Nabi saw bersabda:
ﺐ ﻋﻦnnnﻦ ﻛﻌnnnnﺎ ﻋﺠﺮﺓ ﺑnnnﻝﻗ: ﺎﻝnnnﻮﻝ ﻗnnnﻠﻰ ﷲ ﺭﺳnnnnnﻪ ﷲ ﺻnnnnnnﻪ ﻋﻠﻴnnﻠﻢ ﻭﺁﻟnnnnnnﻭﺳ: " ﺖ َﻟﺤﻢ ُﻛ ّﻞ َ ﺮﺍﻡ ِﻣﻦَ َﻧ َﺒ ِ ﻰ ﻓﺎﻟﻨّﺎﺭ ﺍﻟ َﺤnnnﺬﻱ ﺭﻭﺍﻩ( " ِﺑ ِﻪ ﺃﻭﻟnnnnnnn)ﺍﻟﺘﺮﻣ Dari Ka’ab berkata, telah bersabda Rasulullah sw. “setiap daging yang tumbuh (pada badan) dari hasil yang haram maka neraka lebih pantas baginya”, (HR.Tirmidzi) 4. Bahwa dalam ibadah hajji ada wukuf di Arafah, bahkan puncaknya haji adalah di Arafah. Dalam hdits disebutkan:
ﺻﻠﱠﻰ ﱠ ﺳﻠﱠ َﻢ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ ﱠ َﺍﻟﺮ ْﺣ َﻤ ِﻦ َﻋ ْﺒﺪ ُ ِ َﺭh ﻲ َﻳ ْﻌ َﻤ َﺮ ﺑْﻦَ ﱠ َ َ ﻋ َﺮ َﻓﺔُ ْﺍﻟ َﺤ ﱡﺞ َﻓ َﻘﺎ َﻝ َﻭ َ ُh ﺳﻮ َﻝ َﻗﺎ َﻝ ﺍﻟﺪِّﻳ ِﻠ ﱠ ﻣ َﺣ ﱠﺠﻪُﺃَﺩ َْﺭ َﻙ َﻓ َﻘ ْﺪ ﺍﻟ ﱡ َ ِﺼﺒْﺢ َ ﺻ َﻼﺓِ َﻗ ْﺒ َﻞ َﺟ ْﻤﻊٍ َﻟ ْﻴ َﻠﺔَ َﺟﺎ َء ْﻦ
Dari Abdurrahman bin Ya’mar al-Daili, telah bersabda Rasulullah saw. Hajji itu adalah ‘Arafah barangsiapa yang datang (ke ‘Arafah) pada malam idul adha sebelum subuh maka dia dah mendapatkan hajjinya, (HR. Abu Dawud) Dengan demikian tidak sah hajjinya jika tidak wukuf di Arafah, oleh karenanya sekalipun jamaah hajji itu sedang sakit maka tetap harus berwukuf di Arafah, sehingga dkenal dengan istilah safari wukuf. Secara bahasa wuquf artinya diam atau berhenti. Artinya kehidupan manusia yang selalu bergerak sepebagimana halnya sa’ie (bekerja dan berusaha) suata saat akan berhenti total dari segala aktifitas kehidupan. Pada waktu fisik kita yang tadinyaa lincah bergerak, kini menjadi kaku membiru. Mandi dimandikan orang, berpakaian dipakaikan orang dengan kain kapan, ingin shalat dishalati orang, ingin berjalan diusung orang dan berakhir dengan dimasukkan ke dalam liang lahat. Saudara hadirin, mari kita lihat diri kita ketika keadaanya sedah seperti ini, orang orang yang mencintai dan dicintai tidak lagi mau dekat dengan kita. Orang-orang yang hormat dan mengelu-elukan kita saat itu tidak lagi perduli dengan kita. Segala gemerlap dan kemewahan dunia dicampakkan begitu saja semuanya. Pertanyaanya
adalah jika kita sudah seperti ini keadaanya, maka siapa yang akan menyelamatkan kita. Jawabannya tidak ada yang menyelamatkan kita kecuali amal kita sendiri dengan rahmat-Nya. Adapun ‘Arafah secara bahasa artinya mengenal atau mengetahui. Di Arafah inilah manusia harus merenung untuk mengenal tentang jati diri dan Penciptanya. Siapa dirinya yang sesungguhnya. Dia hanyalah seorang dari hamba Allah yang sangat lemah dan tidak memiliki apapapun, tidak punya kekuatan apapun kecuali hanya yang diberikan oleh Allah semata. Yang Maha Besar, Yang Maha gagah perkasa, yang Maha Kaya, Yang Maha Segalanya adalah Allah swt semata. Inilah yang harus kita insapi bersama Saudara hadirin rahimakumullah… Padang ‘Arafah tidak lain adalah bentuk miniatur dari padang mahsyar di hari akhirat. Di Padang mahsyar adalah tempat yang sangat mencekam sehngga tidak ada yang berani berkata satu katapun kecuali atas izin.
ﻣ ْﻦ ِﺇ ﱠﻻ َﻳﺘ َ َﻜﻠﱠ ُﻤﻮﻥَ َﻻ ﺻ َﻮﺍﺑًﺎ َﻭ َﻗﺎ َﻝ ﱠ َ (ﺍﻟﻨﱠﺒَ ِﺄ: 38) َ َﺍﻟﺮﺣْ َﻤ ُﻦ َﻟﻪُ ﺃَﺫِﻥ
Padang mahsyar untuk menunjukkan dahsyatnya kekuasaan Allah, Padang mahsyar adalah tempat penyesalan yan tiada taranya, padang Mahsyar juga merupakan tempat pengharapan kit walaupun dengan sebutir kurma yang di sedekahkanya. tidak ada pertolongan, tidak ada penyelamatan tidak pelindung kecuali dengan rahmat Allah swt melalui amaliah yang sidah dulakukan. Semangat hidup inilah yang harus dipegang teguh oleh orang yang beriman. Allahu Akbar 3X.... Pada hari ini dan tiga hari ke depan, umat islam yang mapu diperintahkan untuk menyembelih hewan kurban. Firman Allah swt:
َ ِﺇ ﱠﻥ ﺷَﺎﻧِﺌ َ َﻚ ُﻫ َﻮ ْﺍﻷ َ ْﺑﺘ َ ُﺮ ِﺇﻧﱠﺎ ﺃ َ ْﻋ. ِّﻞ ِﻟ َﺮﺑِّ َﻚ َﻭﺍ ْﻧ َﺤ ْﺮ. ﺼ َ ﻄ ْﻴﻨ َ َ ﻓ.َﺎﻙ ْﺍﻟ َﻜ ْﻮﺛ َ َﺮ Sesungguhnya Kami telah memebrikan kepadamu (Muhammad) nikmat yang banyak, maka shalatlah kamu untuk Tuhanmu dan dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang membencimu adalah orang yang terputus (QS. Al-Kautsar: 1-3)
ﻋ ْﻨﻪُ ﱠ ﱠ-ﻠﻰnnnnnnﻪ ﷲ ﺻnnnnnnﻠﻢ ﻋﻠﻴnnnnnnﻭﺳﻋ ْﻦ ُ ِ َﺭh َ ﻰ ُﻫ َﺮﻳ َْﺮﺓ َ ﺃَ ِﺑﻰ َ ﺳﻮ ُﻝ َﻗﺎ َﻝ َﻗﺎ َﻝ ِ ُ َﺭh َ ﺿ :« ﻣ ْﻦ ُ ْﺼﻼﱠﻧَﺎ ﻳَﺤ َ ُﻀ ّﺢِ َﻓ َﻠ ْﻢ ﻳ َ ُﻀ ْﺮ َﻓﻼَ ﻳ ُ » ﺃﺣﻤﺪ، ﺎﻛﻢnnnnnﻭﺍﻟﺤ َ ﻰ ﻷ َ ْﻥ َ ﻣ َ َﺳ َﻌﺔً َﻭ َﺟﺪ َ ﻀ ِ ّﺤ ، ﻰnnnnnnnnnnnnﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘ Dari Abu Hurairah ra. Berkata, telah bersabda Rasulullah sw, “barang siapa yang memilki kemapuan untuk berqruban kemudian dia tidak mau berqurban maka janganlah hadir ke tempat shalat kita” (HR. Ahmad, Hakim dan Baihq) Tentu saja hewan qurban yang kita persembahkan kepada Allah swt bukan daging atau darahnya, tetapi yang akan sampai kepada Allah adalah nilai pengabdian dan ketaqwaannya. Hal ini sebagaimana Allah nyatakan dalam al-Qur’an:
ﺎ َﻝ ﱠ َﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ َﻟ ْﻦ َﻳﻨ ِ ﻣ َﻬﺎ َﻭﻻ ِ ﻣﺎﺅُ ﻫَﺎ َﻭ َﻟ ِﻜ ْﻦ ﻳَﻨَﺎﻟُﻪُ ﺍﻟﺘ ﱠ ْﻘ َﻮﻯ ُ َ ﻟُ ُﺤﻮh َﺩ Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. (QS. al-Hajj: 37)
Hadirin jamaah shalat ‘Iedul Adha yang berbahagia, Dalam melakukan ibadah qurban kita tidak boleh terjebak pada ibadah ritual semata untuk membangun kesalehan melalui harta yang dimiliki yang terkesan formalistis, tetapi lebih dari itu bagaimana kita memaknai dengan pemahaman dalam bentuk pesan pesan moral bagi kemanusiaan, diantaranya adalah: 1. Kisah simbolis Nabi Ibrahim AS menyembelih puteranya Nabi Ismail AS merupakan negasi kemanusiaan yang paling hakiki. Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat menghargai dan memuliakan manusia. Oleh karena itu tidak boleh ada tindakkan atau apapun yang bisa merusak derajat kemualiaan manusia. Seperti tindakan merusak dan pembunuhan karakter, perusakan terhadap akal, psikologis dan perusakan perusakan lainnya. Nampaknya yang diminta oleh Allah swt kepada Ibrahim bukan untuk membunuh manusia, bukan sama sekali, tetapi yang diminta Allah adalah membunuh rasa kepemilikan penuh teradap apa yang dianugerahkan oleh Allah swt. Tidak boleh pelit dalam memberikan hak hak Allah. Jiwa ini yang harus ditumbuh suburkan dalam hati kita masing-masing. Jika jiwa ini sudah tertanam kuat dalam jiwa terpatri kuat dalam hati sanubari, maka ketika Allah meminta sebagian kecil dari yang dimilikinya dengan mudah yang diminta Allah itu akan segera dan sukarela dikeluarkan. Seperti ketika Allah memerintahkan untuk membayar zakat infaq dan shadaqah lewat lembaga lembaga resmi sepreti BAZNAS dll.
2. Penyembelihan hewan qurban memberikan pesan tentang kepedulian dan tanggung jawab sosial kita terhadap orang lain.
ﱠﺎﺱ ﺑ ِْﻦ ﱠ ﻋ ْﻦ ٍ ﻋﺒ َ ﻋ ْﺒ ِﺪ َ ِh َ ◌ِ َﻗﺎ َﻝ: ُﺳ ِﻤ ْﻌﺖ َ ﻲ ﻠﻰ ﺍﻟﻨﱠ ِﺒ ﱠnnnnnnﻪ ﷲ ﺻnnnnnnﻠﻢ ﻋﻠﻴnnnnnnَﻳﻘُﻮ ُﻝ ﻭﺳ : ْﺲ ﻱ ﺃﺣﻤﺪ ﺭﻭﺍﻩ َﺟﺎ ِ ْﺎﺭﻩُ َﻳ ْﺸ َﺒ ُﻊ ﺍﻟﱠﺬِﻱ ْﺍﻟ ُﻤﺆ ُ ﺋِ ٌﻊ َﻭ َﺟ ﻭﺍﻟﺘﺮﻣﺬ ﱡ َ ﻣ ُﻦ َﻟﻴ Dari abdillah bin Abbas ra. Saya mendengar Rasulullah saw bwrsabda, “ Bukanlah seorang muslim yang bisa hidup kenyang sementara tetangganya kelaparan”. (HR. Ahmad dan Tirmidzy) Dalam Hadits lain dinyatakan
ﺳﻮ ُﻝ ﱠ ﺇِ ﱠﻥ ﱠ ُ ﻋ ْﻦ ﺃَﺑِﻰ ُﻫ َﺮﻳ َْﺮﺓَ َﻗﺎ َﻝ ﻗَﺎ َﻝ َﺭ ِh َ -ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ- « َ َﻋ ﱠﺰ َﻭ َﺟ ﱠﻞ َﻳﻘُﻮ ُﻝh ﺖ َﺭﺏﱡ َﻳ ْﻮ َﻡ ْﺍﻟ ْ ﻣ ِﺮ َ ﻋﻮﺩ َُﻙ َﻭﺃ َ ْﻧ ُ َ ْﻒ ﺃ َ َﻗﺎ َﻝ َﻳﺎ َﺭﺏّ ِ َﻛﻴ.ﺿﺖُ َﻓ َﻠ ْﻢ ﺗَﻌُ ْﺪﻧِﻰ َ ﻣ ِﺔ ﻳَﺎ ﺍﺑْﻦَ ﺁﺩَ َﻡ َ ِﻘ َﻴﺎ ُﻋﺪْﺗَﻪ َ ﻋ ِﻠ ْﻤ َ ﻋ ِﻠ ْﻤ ُ ﺖ ﺃَﻧﱠ َﻚ َﻟ ْﻮ َ ﻣﺎ َ ﻣﺎ َ ﻣ ِﺮ َ َ ﺽ َﻓ َﻠ ْﻢ ﺗَﻌُ ْﺪﻩُ ﺃ َ ﺖ ﺃ َ ﱠﻥ َﻋ ْﺒﺪِﻯ ﻓُﻼَﻧًﺎ َ َ َﻗﺎ َﻝ ﺃ. َْﺍﻟ َﻌﺎ َﻟ ِﻤﻴﻦ ْ ُ ْﻒ ﺃ ْ ُ َﻄ َﻌ ْﻤﺘ ُ َﻚ َﻓ َﻠ ْﻢ ﺗ ْ َﻡ ﺍ ْﺳﺘ َ ﻁ ِﻌ ُﻤ َﻚ َﻭﺃ َ ْﻧ َﺖ َﻟ َﻮ َﺟ ْﺪﺗَﻨِﻰ ِﻋ ْﻨﺪَﻩُ َﻳﺎ ﺍﺑْﻦَ ﺁﺩ َ َﻗﺎ َﻝ ﻳَﺎ َﺭﺏّ ِ َﻭ َﻛﻴ.ﻄ ِﻌ ْﻤ ِﻨﻰ ْ ُ ﻋ ْﺒﺪِﻯ ﻓُﻼَ ٌﻥ َﻓ َﻠ ْﻢ ﺗ ْ َ ﻣﺎ َﻋ ِﻠ ْﻤﺖَ ﺃَﻧﱠﻪُ ﺍ ْﺳﺘ ﻣﺎ َﻋ ِﻠ ْﻤﺖَ ﺃ َ ﱠﻧﻚَ ﻟَ ْﻮ َ َﻄ َﻌ َﻤﻚ َ َ ﻄ ِﻌ ْﻤﻪُ ﺃ َ َ ﻗَﺎ َﻝ ﺃ. ََﺭﺏﱡ ْﺍﻟ َﻌﺎ َﻟ ِﻤﻴﻦ ْ َ ﻴﻚ ﺃ ﺕ ﺫَ ِﻟ َﻚ ِﻋ ْﻨﺪِﻯ َﻳﺎ ﺍ ْﺑ َ ﻁ َﻌ ْﻤﺘَﻪُ َﻟ َﻮ َﺟ ْﺪ َ ْﻒ ﺃ َ ْﺳ ِﻘ َ َﻗﺎ َﻝ َﻳﺎ َﺭﺏّ ِ َﻛﻴ.ﻦَ ﺁﺩَ َﻡ ﺍ ْﺳﺘ َ ْﺴ َﻘ ْﻴﺘ ُ َﻚ َﻓ َﻠ ْﻢ ﺗ َ ْﺴ ِﻘﻨِﻰ ﺕ ﺫَ ِﻟ َﻚ َ ﺳ َﻘ ْﻴﺘَﻪُ َﻭ َﺟ ْﺪ َ ﺖ َﺭﺏﱡ ْﺍﻟﻌَﺎ َﻟ ِﻤﻴﻦَ َﻗﺎ َﻝ ﺍ ْﺳﺘ َ ْﺴ َﻘ َ َﻭﺃ َ ْﻧ َ ﺎﻙ َ ﻣﺎ ﺇِﻧﱠ َﻚ َﻟ ْﻮ َ َ ﻋ ْﺒﺪِﻯ ﻓُﻼَ ٌﻥ َﻓ َﻠ ْﻢ ﺗَ ْﺴ ِﻘ ِﻪ ﺃ » ِﻋ ْﻨﺪِﻯ. Dari Abu Hurairah ra. berkata, telah bersabda Rasulullah saw.” Sesungguhnya Allah Azza wajalla berfirman pada hari kiamat, “wahai anak Adam Aku ini sakit dan kamu tidak menjengukku, menjawablah anak Adam, “bagaimana aku menjenguk-Mu (karena sakit) padahal Engkau adalah Tuhan seluruh alam”, Allah menjawab, “tidakkah kamu tahu bahwa hambaku si Pulan telah sakit dan kamu tidak menjenguknya, tidakkah kamu tahu kalu kamu jenguk dia pastilah kamu mendapati (rahmat) KU, wahai anak Adam Aku ini meminta makanan kepadamu dan kamu tidak memberi-KU, menjawablah anak Adam, “ya Tuhanku bagaimana aku memberi-Mu makanan (karena Engkau kelaparan) padahal Engkau adalah
Tuhan seluruh alam”, Allah menjawab, “tidakkah kamu tahu bahwa hambaku si Pulan telah meminta makan kepadamu dan kamu tidak memberinya, kalau saja kamu beri makan dia pastilah kamu mendapati (rahmat) KU” Wahai anak Adam, Aku meminta minum kepadamu dan kamu tidak memberinya pada-Ku”. menjawablah anak Adam, “ ya Tuhanku bagaimana mungkin aku memberi-Mu minum padahal Engkau adalah Tuhan sekalian alam,”Allah menjawab, “tidakkah kamu tahu bahwa hambaku si Pulan telah meminta minum kepadamu dan kamu tidak memberinya, kalau saja kamu beri dia minum pastilah kamu mendapati (rahmat) KU” (HR. Muslim). Hadits di atas sangat gamblang memberikan panduan kepada kita tentang kepekaan dan tanggung jawab sosial menjadi sebab Allah swt memberikan rahmat atau kasih sayang-Nya kepada hambanya, dan itu menjadi sebab orang diselamatkan Allah di akhirat kelak.
3. Hewan Qurban seperti Kambing dan Sapi atau Unta adalah representasi makhluk Allah SWT yang memiliki kedekatan ciri khas sedekat-dekatnya dengan kita semua. Penyembelihan hewan qurban mengisyaratkan secara simbolis agar kita mampu membunuh atau meminimalisir sifat-sifat dan perilaku hewani pada diri kita. Diantara sifat-sifat tersebut adalah: Yang pertama, hewan ternak dalam melakukan upaya pemenuhan terhadap kebutuhan hidupnya tidak memperdulikan persoalan hukum, moral dan etika, halal atau tidak, beretika atau tidak, wajar atau tidak tidak tetapi yang muncul dalam pikirannya adalah bagaimana dia bisa mendapatkan keinginan-keinginannya dengan sebanyak banyaknya dan sepuas puasnya. Kedua, hewan ternak memiliki sifat rakus dan tamak yang jauh dari sifat qana’ah yakni merasa cukup dengan apa yang diberikan Allah swt. Dia akan merasa kurang terus sekalipun anugerah Allah sudah melimpah. Sifat rakus dan tamak ini bisa melahirkan sifat kikir dan pelit, dan pada gilirannya dia akan terus berkelit dan mencari cari alasan untuk pembenaran terhadap kekikirannya, termasuk ketika Allah swt memintanya untuk berzakat, berinfaq dan shadaqah serta berqurban. Padahal dengan kekikirannya itu cepat atau lambat berakibat mencelakakan dan merugikannya dirinya sendiri, entah itu hidupnya tiadk tenang, keluarganya tidak harmonis, anak-anaknya bermasalah, bermasalah dengan kesehatan sehinga harus selalu berhubungan dengan dokter dan rumah sakit dll. Sebaliknya orang yang dermawan akan membawa kepada kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan keberkahan yang pada gilranya akan membahagiakan hidupnya. Ketiga, hewan ternak tidak diberikan oleh Allah suatu kesadaran tentang kebersihan dan keindahan lingkungannya. Oleh karena itulah wajar kalau hewan ternak membuang kotoran atau sampah secara sembarangan tanpa beban sedikitpun. Sifat kehewanan yang ada pada diri manusia seperti inilah (jika ada) yang harus dihentikan. Kita bersyukur kepada Allah, bahwa kota Depok yang kita cintai telah mencapai beberapa prestasi gemilang dalam berbagai bidang, yang pada gilirannya mendapatkan berbagai penghargaan, termasuk baru saja mendapatkan penghargaan dengan dianugerahi piala adipura. Penghargaan ini tidak lain adalah buah dari kerja cerdas, kerja keras, kerja ikhlas dan kerja tuntas pemerintah kota Depok bersama segenap elemen masyrakat. Mendapatkan anugerah itu memang berat tetapi mempertahankannya akan lebih berat lagi, mendapatkan penghargaan itu memang penting tapi lebih penting lagi merawat dan
meningkatkannya. Namun demikian tidak ada yang berat ketika semua itu dilakukan dengan penuh kebersamaan dan ikhlasan. Marilah kita berjuang bersama-sama, bekerja bersama-sama, rambate rata hayu, berinovasi dan kreatif dengan dilandasi semangat ibadah dan rasa syukur kita kepada Allah untuk Depok yang Unggul, nyaman dan religius. Semoga pertolongan dan petunjuk ALlah selalu mneyertai kita semua. Demikianlah khutbah singkat ini, sesungguhnya masih banyak nilai-niai philosofis dan pesan-pesan moral lainnya dari ibadah hajji dan ibadah qurban yang bisa kita petik untuk dijadikan sebagai ‘ibrah bagi kehidupan kita.
ﺳ ْﺒ َﺤﺎﻥَ ﷲُ ﺍَ ْﻛﺒَ ْﺮ ﻛﺒﻴﺮﺍ َﻭﺍْﻟ َﺤ ْﻤﺪ ُ ِ )×3ﷲُ ﺍ َ ْﻛ َﺒ ْﺮ ) )×3ﺍ َ ْﻛﺒَ ْﺮ ) ُﺍ َﻛ ِﺜﻴ ًْﺮﺍ َﻭ ُ ﺻ ْﻴﻼًﻻَ ﺍِ َﻟﻪَ ﺍِﻻﱠ ﷲُ َﻭﷲُ َﻭ ﷲُ ﺍ َ ْﻛﺒَ ْﺮ ﷲُ ﺍ َ ْﻛﺒَ ْﺮ َﻭ ِ ﺍْﻟ َﺤ ْﻤﺪُ .ﺍ َ ْﻟ َﺤ ْﻤﺪ ُ ﷲ ﺑُ ْﻜ َﺮﺓ ً َﻭ ﺃ َ ْ ﻣ ِﺘﻨَﺎﻧِ ِﻪَ .ﻭﺍ َ ْﺷ َﻬﺪُ ﺍ َ ْﻥ ﻻَ ﺍِﻟَﻪَ ﺍِﻻﱠ ﷲُ ِﻪ َﻭﺍﻟ ﱡ ﺴﺎ ِﻧ َﻭﺍِ ْ ﺸ ْﻜ ُﺮ َﻟﻪُ َ ﻠﻰ ﺍ ِْﺣ َ ﻠﻰ ﺗَ ْﻮ ِﻓ ْﻴ ِﻘ ِﻪ ِ َﻋ َ ﻋ َ ﻣ َﺤ ﱠﻤﺪًﺍ َﻭ ْﺣﺪَﻩُ ﻻَ ﺷ َِﺮﻳ َْﻚ ﻟَﻪُ َﻭﷲُ َﻋ ْﺒﺪُﻩُ َﻭ َﺭ ُ ﺳﻴِّﺪَﻧَﺎ ُ ﺳ ْﻮﻟُﻪُ ﺍﻟﺪﱠﺍ ِﻋﻰ َﻭﺍ َ ْﺷ َﻬﺪ ُ ﺍ َ ﱠﻥ َ ﻋ َﻠﻰ ﻋﻠَﻰ ﺍ َ ِﻟ ِﻪ َﻭﺍ َ ْ ﺻ ِّﻞ َ ﺳ ِﻴّ ِﺪﻧَﺎ ُ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ﻭ َ ﺻ َﺤﺎﺑِ ِﻪ َ ِﻟﻰ ِﺭﺿ َْﻮﺍﻧِ ِﻪ .ﺍﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ َ ﻣﺍ َ ﺳ ِﻠّ ْﻢ ﺍَ ﱠ ﻣﺎ ﺑَ ْﻌﺪُ ﻓَﻴﺎ َ ﺍَﻳﱡ َﻬﺎ ﺍﻟﻨﱠ ُ ﻣ َﺮ َﻭﺍ ْﻧﺘ َ ُﻬ ْﻮﺍ َ ﻋ ﱠﻤﺎ ﺗ َ ْﺴ ِﻠ ْﻴ ًﻤﺎ ِﻛﺜﻴ ًْﺮﺍ َﻭ َ ﺎﺱ ﺍِﺗﱠﻘُﻮﷲَ ِﻓ ْﻴ َﻤﺎ ﺍَ َ ﻣ ٍﺮ َﺑﺪَﺃ َ ِﻓ ْﻴ ِﻪ ِﺑﻨَ ْﻔ ِﺴ ِﻪ َﻧ َﻬﻰ َﻭﺯَ َﺟ َﺮ ﻣ َﺮ ُﻛ ْﻢ ِﺑﺎ َ ْ ﺋِ َﻜﺘِ ِﻪ َﻭﺛَـﻨَﻰ ﺑِ َﻤﻶ َﻭﺍ ْﻋ َﻠ ُﻤ ْﻮﺍ ﺍَ ﱠﻥ ﷲّ ﺍَ َ ﻣﻶ ﺼﻠﱡ ْﻮﻥَ َ ﺋِ َﻜﺘَﻪُ ﻳُ َ ﻠﻰ ﺍﻟﻨﱠ ِﺒﯨﻴﺂ ﺍَﻳﱡ َﻬﺎ ﺍﻟﱠ ِﺬﻳْﻦَ ﺑِﻘُ ْﺪ ِﺳ ِﻪ َﻭ َﻗﺎ َﻝ ﺗَﻌﺎَﻟَﻰ :ﺍ ﱠِﻥ ﷲَ َﻭ َ ﻋ َ ﻣﻨُ ْﻮﺍ ﺻ ِّﻞ َ ﺳ ِﻴّ ِﺪﻧَﺎ ُ ﺻﻠﱡ ْﻮﺍ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ َﻭ َ َ ﺳ ِﻠّ ُﻤ ْﻮﺍ ﺗَ ْﺴ ِﻠ ْﻴ ًﻤﺎ.ﺍﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ َ ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َ ﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َ ﻋﻠَﻰ ﺁ َ ﻋ َﻠﻰ ﺁ ِﻝ ﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ َﻭ َﻋﻠَﻰ ﺍ َ ْﻧﺒِﻴﺂ ﺋِ َﻚ َﻭ ُﺭ ُ ﺳ ِﻠّ ْﻢ َﻭ َ ِﻴّﺪِﻧﺎ َ ُ ﺳ َﻋ َﻠ ْﻴ ِﻪ َﻭ َ ﺳ ِﻠ َﻚ َ ﺋِ َﻜ ِﺔ ﻣﻶ ﻋ ِﻦ ﺍْﻟ ُﺨﻠَ َﻔ ِ ﺍَﺑِﻰ َﺑ ْﻜ ٍﺮ َﻭ ُ ﻋ َﻤﺮ ﺍْﻟ ُﻤﻘَ ﱠﺮ ِﺑﻴْﻦَ َﻭ ْ ﺎء ﱠ ﺽ ﺍﻟﻠّ ُﻬ ﱠﻢ َ ﺍﺭ َ ﺍﻟﺮﺍ ِﺷ ِﺪﻳْﻦَ َﻭ َ ﺼ َﺤﺎ َﺑ ِﺔ َﻭﺍﻟﺘﱠﺎﺑِ ِﻌﻴْﻦَ َﻭﺗَﺎ ِﺑ ِﻌﻲ ﺍﻟﺘﱠﺎ ِﺑ ِﻌﻴْﻦَ َﻟ ُﻬ ْﻢ َﻭ ُ ﻋ ْﻦ ﺑَ ِﻘﻴﱠ ِﺔ ﺍﻟ ﱠ ﻋﺜْ َﻤﺎﻥ َﻭ َﻋ ِﻠﻰ َﻭ َ ﺎﻥ ِﺑﺎ ِْﺣ ﺍﻟﺮ ِ ﺍﺣ ِﻤ ْﻴ َﻨﺎَﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ ﺍِﻟَﻰ َﻳ ْﻮ ِﻡ ﺍﻟ ِﺪّﻳ ِْﻦ َﻭ ْ ﱠ ﻣﻌَ ُﻬ ْﻢ ِﺑ َﺮ ْﺣ َﻤﺘِ َﻚ َﻳﺎ ﺍ َ ْﺭ َﺣ َﻢ َ ﺍﺭ َ ﺴ ٍ ﺽ َﻋﻨﱠﺎ َ ﺕ َﻭﺍْﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠ ِﻤﻴْﻦَ ﻣﻨَﺎ ِ َﻭﺍْﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠ َﻤﺎ ِ ﻣ ِﻨﻴْﻦَ َﻭﺍْﻟ ُﻤﺆْ ِ ﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ ﺍ ْﻏ ِﻔ ْﺮ ِﻟ ْﻠ ُﻤﺆْ ِ ﺕ ﺍَﻻَ ْﺣﻴﺂ ُء ِ ﺼ ْﺮ ِﻤﻴْﻦَ َﻭﺃ َ ِﺫ ﱠﻝ ﺍﻟ ّ ﻣ َﻮﺍﺗِﺎﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ ﺍ َ ِﻋ ﱠﺰ ﺸ ِْﺮ َﻙ َﻭﺍْﻟ ُﻤ ْﺸ ِﺮ ِﻛﻴْﻦَ ﺍْ ِﻻ ْﺳﻼَ َﻡ َﻭﺍْﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠ َﻭﺍْﻻَ ْ َﻭﺍ ْﻧ ُ َﻭ ْ ﺼ َﺮ ﺍﻟ ِﺪّﻳْﻦَ ﻣ ْﻦ َﺧﺬَ َﻝ ﺍْﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠ ِﻤﻴْﻦَ َﻭ ِﻋ َﺒﺎﺩَ َﻙ ﺍْﻟ ُﻤ َﻮ ِّﺣ ِﺪﻳﱠﺔَ َﻭﺍ ْﻧ ُ ﻣ ْﻦ ﻧَ َ ﺼ ْﺮ َ ﺍﺧﺬُ ْﻝ َ ﻣ ْﺮ ﺍ َ ْﻋﺪَﺍ َءﺍﻟ ِﺪّ ْﻳ ِﻨ َﻮﺍ ْﻋ ِﻞ َﻛ ِﻠ َﻤﺎ ِﺗ َﻚ ﺍِﻟَﻰ َﻳ ْﻮ َﻡ ﺍﻟ ِﺪّﻳ ِْﻦ .ﺍﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ ﺍ ْ ﺩ َﻓ ْﻊ َﻋﻨﱠﺎ ﻼَ َء ﺍْﻟﺒَﺩَ ِّ ﻣﺎ َﺑ َ ﻣﺎ َ ﻋ ْﻦ َﻭﺍْ َﻟﻮ َﺑﺎ َء َﻭ ﱠ ﺳ ْﻮ َء ﺍْﻟ ِﻔﺘْ َﻨ ِﺔ ﻅ َﻬ َﺮ ِ ﺍﻟﺰﻻَ ِﺯ َﻝ َﻭ ُ ﻄﻦَ َ ﻣ ْﻨ َﻬﺎ َﻭ َ َﻭﺍْ ِﻟﻤ َﺤﻦَ َ ﺍﻥ ﺍْﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠ ِﻤﻴْﻦَ َﺑﻠَ ِﺪﻧَﺎ ﺳﺎ ﻣﺔً َﻳﺎ َﺭﺏﱠ ﺍْﻟ َﻌﺎ َﻟ ِﻤﻴْﻦَ .ﻻ ﺍِ ْﻧﺪُﻭ ِﻧ ْﻴ ِﺴﻴﱠﺎ ﺧﺂ ﱠ ﻋﺂ ﱠ ﺻﺔً َﻭ َ ﺋِ ِﺮ ﺍْﻟﺒُ ْﻠﺪَ ِ ﻟﻪ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺃﻧﺖ ﺍﻟﻐﻨﻲ ﺇﻟnnnnnﻪ ﺇﻻ ﷲ ﻳﻔﻌnnnnnﻞﻣnnnnnﺎ ﻳﺮﻳnnnnnﺪ ،ﺍﻟﻠﻬnnnnnﻢ ﺃﻧnnnnnﺖ ﺍﻝ ﻭﻧﺤﻦ ﺍﻟﻔﻘﺮﺍء ،ﺃﻧﺰﻝ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺍﻟﻐﻴﺚ ﻭﺍﺟﻌﻞﻣﺎ ﺃﻧﺰﻟﺖ ﻟﻨﺎ ﻗﻮﺓ ﻭﺑﻼ ً ﻏﺎ ﺇﻟﻰ
ﺎﺭَ .ﺭﺑﱠﻨَﺎ ﺁﺗِﻨﺎ َ ﻓِﻰ ﺍﻟﺪﱡ ْﻧ َﻴﺎ ﺣﻴnnnnﻦ ﺴﻨَﺔً َﻭﻓِﻰ ﺍْ ِ ﺴﻨَﺔً َﻭﻗِﻨَﺎ َﻋﺬَ َ ﻵﺧ َﺮﺓِ َﺣ َ َﺣ َ ﺍﺏ ﺍﻟﻨﱠ ِ ﻣﻦَ ﺍْﻟﺨَﺎ ِﺳ ِﺮﻳْﻦَ َ ﺴﻨ ََﺎﻭﺍ ِْﻥ َﻟ ْﻢ ﺗَ ْﻐ ِﻔ ْﺮ َﻟﻨَﺎ َﻭﺗ َ ْﺮ َﺣ ْﻤﻨَﺎ َﺭﺑﱠﻨَﺎ َ .ﻟ َﻨ ُﻜ ْﻮﻧ ﱠَﻦ ِ ﻅ َﻠ ْﻤﻨَﺎ ﺍ َ ْﻧﻔُ َ ﺎﻥ َﻭﺇِﻳ ِ ﺑﻰ ﺍ ﱠِﻥ ﷲَ ِﻋ َﺒﺎﺩَﷲِ َﻭ َﻳ ْﻨ َﻬﻰ َﻋ ِﻦ َﻳﺄ ْ ُ ﻣ ُﺮﻧَﺎ ِﺑﺎْﻟ َﻌ ْﺪ ِﻝ َﻭﺍْ ِﻻﺣْ َ ﺴ ِ ْﺘﺂء ﺫِﻯ ﺍْﻟﻘُ ْﺮ َ ﺸﺂء َﻭﺍْﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ َﻭﺍْﻟﺒَ ْﻐﻲ َﻳ ِﻌ ُ ﻈ ُﻜ ْﻢ َﻟ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَﺬَ ﱠﻛ ُﺮ ْﻭﻥَ َﻭﺍ ْﺫ ُﻛ ُﺮﻭﷲَ ﺍْﻟﻌَ ِﻈﻴ َْﻢ ﺍْﻟﻔَ ْﺤ ِ ﻠﻰ ِﻧﻌَ ِﻤ ِﻪ َﻳ ِﺰ ْ ﺩ ُﻛ ْﻢ َﻭ َﻟ ِﺬ ْﻛ ُﺮ ﷲِ ﺍ َ ْﻛﺒَ ْﺮ ْﻢ َﻳ ْﺬ ُﻛ ْﺮ ُﻛ َﻭﺍ ْﺷ ُﻜ ُﺮ ْﻭﻩُ َ ﻋ َ