MAKNA PERJANJIAN PERKAWINAN ADAT DAYAK NGAJU, KALIMANTAN TENGAH
Tesis Diajukan kepada Program Studi Pasca Sarjana Magister Sosiologi Agama Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
Oleh: KAROLINA
Nim. 752009012
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Salatiga 2012
Lembaran Persembahan Tesis ini kupersembahkan: Kepada ALLAH yang kupercaya, yang telah memberi kekuatan untuk menyelesaikan tugas dan panggilanku. Almarhum papa terkasih (Pdt. Tarsis Japar) yang sejak kecil telah mendidikku untuk berani menghadapi tantangan apapun, dan selalu berharap agar aku dapat memiliki „jiwa‟ seorang pemimpin, “jangan menjadi orang yang pengecut”, itulah hal yang selalu engkau katakan... “Thanks pap...sekalipun engkau sudah tiada, aku akan menerus cita-cita dan perjuanganmu.” Mami tersayang (Henae Sia Karis), terima kasih buat doamu, kasih sayang dan pengorbananmu. Aku tau, engkau berusaha berjuang melawan penyakitmu, agar dapat melihat keberhasilan anak-anakmu, juga cucu2mu, thanks mom...doamu menguatkanku. Suamiku tercinta (Pdt. Rasiman Suyadi, STh, MA), yang telah setia mendampingiku, menggantikan peranku mengasuh dan mendidik anakanak selama aku mengikuti studi. Terima kasih atas doa, cinta kasih, motivasi, pengorbanan, kesabaran dan kesetiaan yang telah diberikan padaku: I LoVe YoU, honey... Anak-anakku sayang: Theodoxa Davadinata, anak yang pintar dan cerdas, Michael Andreas Gustava, anak yang selalu ingin diperhatikan dan “ngangeni” Gabriella Tri Gracia, anak yang lahir ditengah-tengah perjuanganku menyelesaikan studi, sebagai anugerah Ilahi. I Love ‘U All
Motto: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam DIA yang memberi kekuatan kepadaku” Filipi 4. 13
dan “... biarlah tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh.” Filipi 3:16
KATA PENGANTAR
Segala pujian dan kemuliaan penulis panjatkan bagi Tuhan Pencipta langit dan bumi karena kemahakuasaan-Nya, kekuatan, pertolongan dan hikmat dari-Nya penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan tesis ini dengan baik. Banyak pengalaman berharga yang penulis dapatkan selama mengikuti studi pada Program Studi Sosiologi Agama UKSW Salatiga ini. Tesis yang berjudul: “Perjanjian Perkawinan Adat Dayak Ngaju, Kalimantan Tengah” merupakan bagian dari pergumulan penulis dalam memahami budaya sendiri.
Penulis menyadari, tulisan ini dapat terselesaikan
berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menghaturkan terima kasih kepada: 1.
Pdt. Prof. Jhon A. Titaley, Th.D, selaku Rektor UKSW. Terima kasih sudah memberi kesempatan kepada penulis mengikuti perkuliahan di tempat ini.
2.
Dr. David Samiyono, MTS. MSLS selaku Ketua Program Studi Sosiologi Agama, sekaligus sebagai Pembimbing I yang walaupun ditengah-tengah kesibukan tetap menyediakan waktu memberi masukan, ide-ide dan saransaran kepada penulis.
3.
Pdt. Dr. Retnowati, MSi, selaku Dekan Fakultas Teologi sekaligus sebagai pembimbing II. Terima kasih atas masukan, ide-ide, saran-saran, serta waktu yang diberikan kepada penulis untuk bersama-sama mendiskusikan tesis ini. Terima kasih untuk motivasi dan semangat yang diberikan kepada penulis.
4.
Dr. Flip P. B. Litaay, SH, MS., selaku Dosen Penguji. Terima kasih telah memberikan apresiasi, pertanyaan dan saran, guna menyempurnakan tesis ini.
5.
Para dosen di PPs MSA UKSW, yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pemahaman baru bagi penulis, khususnya mengenai ilmu pastoral, agama dan masyarakat. Juga buat Mas Agus Nugroho dan mbak Liliana yang telah banyak membantu dalam pengurusan administrasi penulis.
6.
STAKN Palangka Raya yang telah memberikan beasiswa kepada penulis dan kesempatan tugas belajar di PPSA UKSW Salatiga. Juga teman-teman yang memberi semangat: Pdt. Rina Teriasi, MSi, Pdt. Nova Tumbol, MTh, Pdt. Tirta Susila, MTh, “Semangat „ndu...”
7.
Teman-teman angkatan 2009 di PPs SA UKSW: Pa‟ Ichard, Papen Bruri, Papen Tiras, Ka‟ Emma, Ibu Ii, Pa‟ Andy, Rovino, Yulian, Derry, Elly, Viand, Eky, Enda, Phia, Arly, Dessy A., Mia, Desy S, Marla, Helny, Essy, Desi N. (Palangka), Desy N., Itha, Aprisa, Inggy E., Deddy L., Iyen P., terimakasih untuk kebersamaan selama ini.
Buat Ka Nita makasih buat
masukannya. 8.
Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah di kota Palangka Raya, Para Damang, Mantir Adat dan tokoh adat. Terima kasih telah membantu penulis selama penelitian.
9.
Seluruh jemaat GBI “Anugerah” Palangka Raya, yang telah mendukung dalam doa, setia membantu pelayanan yang penulis tinggalkan selama studi di UKSW.
10.
Saudara-saudaraku: Ratnawati, SH, MAD, Merkori, Ssos, Endang Hartati, SPd, Brisli, SH, Jhon Piterson dan Briliani. Terima kasih atas doa dan dukungannya.
11.
Om Yanfried Japar sekeluarga, terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada penulis.
12.
Mamiku sayang, terima kasih sudah mendukung dalam doa dan dana, Mbah Dava terima kasih sudah menjaga anak-anak. Ponakan2ku: Eka, Bertha, Tia, Angkie (mo nyusul bunda?), Dian (thanks buat foto2nya), Echa, Jomi, Christy, Destri, Chyntia, Memey. Kalian menyenangkan walaupun kadangkadang “susah” dibilangin. Jaya‟n putri juga.
13.
Rasiman Suyadi, suamiku tercinta terima kasih atas kepercayaan yang diberikan selama aku berjauhan denganmu, terima kasih sudah berjuang bersamaku untuk mencari data-data yang diperlukan dalam tesis ini.
14.
Dava, Michael dan Gabby. Ketiga buah hatiku, sumber semangatku.
“Tak ada gading yang tak retak”, demikian juga dengan tulisan ini. Sebab itu, kritik yang membangun, maupun saran-saran masih penulis perlukan guna menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata, kiranya Allah Sumber Berkat akan melimpahkan kasih-Nya atas semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan studi pada PPSA UKSW Salatiga ini. Tuhan Yesus memberkati. Salatiga,
Mei 2012
Penulis
ABSTRAK Pada dasarnya perkawinan adalah suatu perjanjian antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan, untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal. Dalam komunitas Dayak Ngaju, Perjanjian perkawinan merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan perkawinan. Karena perjanjian perkawinan merupakan pengikat hubungan antara suami dan istri, juga pengikat hubungan kekeluargaan antara kedua belah pihak, baik hamputan hila hatue (keluarga pihak laki-laki) maupun hamputan hila bawi (keluarga pihak perempuan). Orang Dayak Ngaju sampai sekarang masih mempertahankan dan melakukan perjanjian perkawinan, sekalipun tidak semua masyarakat memahami makna dari pranata (institusi) tersebut. Sebab itu, dalam penelitian ini penulis berusaha meneliti dan menjawab pertanyaan: Apa Makna Perjanjian Perkawinan Adat Dayak Ngaju? Konsep mengenai perkawinan, perjanjian berdasarkan hukum adat, penulis gunakan untuk mengkaji masalah dan menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, sebagai upaya untuk memahami makna yang diberikan oleh orang-orang mengenai fenomena yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara sistematis dan menyeluruh mengenai segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan perjanjian perkawinan menurut Adat Dayak Ngaju, Kalimatan Tengah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa perjanjian perkawinan merupakan warisan leluhur yang harus dipertahankan dan dilaksanakan oleh orang Dayak Ngaju. Jika hal ini tidak dilakukan maka mereka akan menganggap bahwa yang bersangkutan belom dia bahadat artinya orang tersebut hidup tidak beradat, tidak punya aturan, hidup menurut maunya sendiri. Keadaan demikian, dapat disamakan dengan kehidupan “mahluk lain” yang tidak mempunyai aturan hidup. Kondisi ini sangat memalukan seluruh keluarga. Kelalaian dalam melakukan perjanjian perkawinan dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dalam kehidupan
perkawinan, dalam arti bahwa perkawinan itu tidak mempunyai dasar atau pedoman yang kuat, tidak ada kepastian secara hukum adat, tidak ada kejelasan mengenai hak dan kewajiban dalam perkawinan dan tidak ada bukti penghargaan dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Kesimpulan yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: Pertama, bagi komunitas Dayak Ngaju, perjanjian perkawinan merupakan pementasan ulang kehidupan leluhur yang mengandung nilai moral. Jika tidak dilakukan maka kita akan mendapat sanksi moral dari masyarakat berupa “sindiran” sebagai orang yang tidak mempunyai hadat. Kedua, perjanjian perkawinan masih dilakukankan karena didalamnya terdapat nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Ketiga, perjanjian perkawinan mengandung aturan-aturan mengenai hak dan kewajiban antara seorang suami dan istri. Aturan-aturan itu disertai dengan sanksi yang tegas sebagai akibat jika terjadi pelanggaran terhadap aturan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pranata perkawinan adat Dayak Ngaju sudah mengalami sentuhan pencerahan (enlightenment), berkat rumusan perjanjian perkawinan yang sangat memperkuat perkawinan Dayak Ngaju. Bahkan nilai-nilai yang terkandung dalam isi surat perjanjian tersebut dapat merupakan sumbangan bagi pengembangan hukum perkawinan positif Indonesia. Kata Kunci: Perkawinan, Perjanjian, Hukum Adat, Pelanggaran dan Sanksi.
DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Pengesahan ............................................................................................ ii Lembar Persembahan ........................................................................................ iii Motto ................................................................................................................. iv Kata Pengantar.....................................................................................................v Abstrak ............................................................................................................. vii Daftar Isi .......................................................................................................... viii BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................1 1.
Latar Belakang Masalah ............................................................1
2.
Pertanyaan Penelitian.................................................................7
BAB
3.
Tujuan Penelitian .......................................................................8
4.
Manfaat Penelitian .....................................................................8
5.
Kajian Pustaka ...........................................................................8
6.
Metode Penelitian ...............................................................
7.
Sistematika Penulisan ..............................................................14
12
II LANDASAN KONSEPTUAL PRANATA PERKAWINAN, PERJANJIAN PERKAWINAN DAN HUKUM ADAT ............................................15
1.
Perkawinan ..............................................................................15
2.
Perjanjian Perkawinan .............................................................23
3.
Hukum Adat ............................................................................26 3.1. Pelanggaran dan Sanksi Adat ..........................................28 3.2. Adat dan Simbol ...............................................................31
BAB
III PERJANJIAN PERKAWINAN ADAT DAYAK NGAJU ..........35 1.
Gambaran Umum Kota Palangka Raya ...................................35 1.1. Kondisi Geografis............................................................35 1.2. Sistem Kepercayaan ...........................................................37 1.3. Sistem Sosial Kemasyarakatan ..........................................42 1.4. Stratifikasi Sosial ..............................................................42 1.5. Sistem Kekerabatan ............................................................44
2. Kelembagaan Adat Dayak di Kalimantan Tengah ....................45 2.1. Hirarki Kelembagaan Adat Dayak Kalimantan Tengah ....46 2.2. Lembaga Kedamangan .....................................................48 2.3. Tugas Damang Kepala Adat ..............................................50 3. Perkawinan Adat Dayak Ngaju..................................................52 3.1. Tujuan Perkawinan dalam Masyarakat Dayak Ngaju ......53 3.2. Bentuk-bentuk Perkawinan dalam Masyarakat Dayak
Ngaju
............................................................................................54 3.2.1. Perkawinan yang Tidak Lazim ...............................54 3.2.2. Perkawinan Tulah: Mandai Balai Sumbang .........55 3.2.3. Perkawinan yang Lazim: Kawin Hisek .................56
4. Perjanjian Perkawinan Adat Dayak Ngaju ............................... 68 4.1. Asal Mula Perjanjian Perkawinan Adat Dayak Ngaju ... 69 4.2. Surat Perjanjian Perkawinan ............................................... 72 4.3. Isi Surat Perjanjian Perkawinan ......................................... 74 4.3.1. Biodata ........................................................................ 75 4.3.2. Jalan Hadat ................................................................. 75 4.3.3. Perjanjian Kawin ......................................................... 86 5. Penanganan Kasus Pelanggaran Perjanjian Perkawinan ........ 88
6. Sanksi Adat (singer) dalam Suku Dayak Ngaju .....................91 BAB IV
MAKNA PERJANJIAN PERKAWINAN ADAT DAYAK NGAJU ........................................................................................93 1. Pementasan Ulang Kehidupan Leluhur ...................................... 93 2. Mempererat Hubungan Sosial .................................................... 96 3. Melegitimasi Perkawinan ........................................................... 101
BAB V
PENUTUP ..................................................................................107 1. Kesimpulan ..........................................................................107 2. Saran-saran ...........................................................................109
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................110 GLOSARY ......................................................................................................114 LAMPIRAN: Contoh Surat Perjanjian Perkawinan Adat Dayak Ngaju FOTO PENELITIAN