Makna dan Arti Logo
The Meaning of Logo
Huruf besar dalam warna merah tua melambangkan kekuatan, dan juga mencerminkan kekinian yang mempunyai kredibilitas, kebebasan, dan berintegritas dari PHEI sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek di Indonesia. The capital letters in dark red convey strength but also modern that represents credibility, independency, and integrity of IBPA as the bond pricing agency of Indonesia. PHEI didirikan untuk menjadi Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE) pertama di Indonesia yang memiliki peran strategis dalam rangka mendorong terciptanya mekanisme pembentukan harga dan likuiditas pasar Efek bersifat utang dan Sukuk. Sebagai LPHE, PHEI memiliki komitmen untuk melakukan penilaian harga efek bersifat utang dan Sukuk dan atau surat berharga lainnya untuk menetapkan harga pasar wajar, secara objektif, independen, kredibel, dan transparan.
The IBPA establishment is aimed to become the first Bond Pricing Agency in Indonesia that plays strategic role to develop price discovery mechanism and promote liquidity in bond and Sukuk market. Inline to that, IBPA commit itself to evaluate bonds, Sukuk, and other securities to determine their objective, independent, reliable, and transparent fair market prices. IBPA truly believes that the availability of such fair market prices is an important key to the sustainable development of bond and Sukuk market in Indonesia. IBPA fair market prices will enable the secondary market revitalization, boosting primary market, encourage product innovations, and enhancing institutions quality in Indonesia bond and Sukuk market.
PHEI memiliki keyakinan bahwa ketersediaan harga pasar wajar tersebut merupakan kunci utama bagi pengembangan yang berkelanjutan atas pasar Efek bersifat utang dan Sukuk di Indonesia. Melalui penerbitan harga pasar wajar, PHEI membuka jalan untuk mencapai tujuan-tujuan revitalisasi dan peningkatan likuiditas di pasar sekunder, memacu pertumbuhan pasar primer, memacu inovasi produk, dan peningkatan kualitas lembaga-lembaga yang terkait dengan Efek bersifat utang dan Sukuk di Indonesia.
IBPA will continuously enhance Indonesia bond and Sukuk market by plays its role as a bond pricing agency, and constantly innovate and endeavor to develop better bond and Sukuk market in particular and Indonesia capital market in general.
PHEI akan senantiasa menjalankan perannya untuk memajukan pasar Efek bersifat utang dan Sukuk di Indonesia, dan terus menerus berinovasi dan berkreasi dalam melakukan pengembangan-pengembangan baik bagi pasar Efek bersifat utang dan Sukuk, maupun pengembangan Pasar Modal Indonesia secara umum.
Objective
l
Independent
l
Credible
Gambar panah dalam warna merah tua melambangkan datangnya informasi yang berani dan tegas dari pasar ke PHEI.
Transparent
Arrows – in dark red represents information coming from the market to IBPA is dare and bold.
The small letters in grey convey intellectual and technology of IBPA.
Panah dalam warna emas melambangkan valuasi harga disampaikan secara jujur dan murni oleh PHEI kepada publik, layaknya emas yang stabil dan konsisten.
Secara keseluruhan logo yang ada melambangkan dinamisme dari PHEI yang selalu berinovasi dan berubah untuk terus maju dan berkembang.
Arrows – in gold represents the fair price valuation coming from IBPA is as pure and solid as gold, it is stable and consistent.
The overall logo conveys the dynamics of IBPA, its constant movement, innovation and forward looking.
Gambar panah arah masuk dan keluar melambangkan kegiatan PHEI yang bersifat dinamis, yang berpusat dalam kegiatan menganalisis, menentukan harga, dan menerbitkan harga Efek dan informasi pasar. Melambangkan pergerakan informasi yang dinamis sebagaimana peran dan tanggung jawab PHEI untuk menerbitkan informasi harga Efek kepada publik. Arrow in and out represent dynamics of IBPA’s activities, at its center, in analyzing, pricing, and publishing bond prices and market information. It represents movement of information as IBPA’s role and responsibility is to publish bond pricing information to the public.
l
Huruf kecil berwarna abu-abu melambangkan intelektualitas dan teknologi dari PHEI.
Visi, Misi, dan Nilai Inti
Visi, Misi, dan Nilai Inti
Vision, Mission, and Core Values
Visi
Vision
Menjadi lembaga penilaian harga Efek yang menilai dan menetapkan harga pasar wajar atas Efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya, serta menyediakan informasi pasar surat utang, secara obyektif, independen, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan.
To become the bond pricing agency that valuate and determine fair market price for fixed income securities, Sukuk, and other securities, as well as provide fixed income market information, objectively, independently, credibly, and responsibly.
Misi
Mission:
Menciptakan Pasar Modal Indonesia yang transparan dan efisien.
To create a transparent and efficient Indonesian Capital Market.
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Vision, Mission, and Core Values
Nilai Inti
Core Values
INDEPENDEN Sikap dan tindakan setiap individu, tanpa kecuali selalu dilakukan secara obyektif, dan dilandasi oleh tingkat kompetensi yang tinggi untuk menghasilkan produk atau jasa dengan nilai kredibilitas yang tinggi.
INDEPENDENT Attitude and action of each individual, without exception must always be objectively taken, and based on high competency level to produce products or services with high credibility value.
TRANSPARAN Sikap dan tindakan setiap individu, tanpa kecuali didasarkan pada semangat keterbukaan, dengan didukung kejujuran dalam argumentasi dan dokumentasi, serta mengapresiasi masukan maupun perbaikan yang membangun.
TRANSPARENT Attitude and action of each individual, without exception will be based on the spirit of transparency, under support of honesty in argumentation and documentation, as well as appreciation against any constructive and corrective inputs.
MEMBERIKAN YANG TERBAIK Sikap dan tindakan setiap individu, tanpa kecuali didasarkan pada semangat mengutamakan pemenuhan kebutuhan pelanggan dengan memberikan hasil yang melebihi harapan secara profesional.
DEDICATING THE BEST Attitude and action of each individual, without exception will be based on the spirit of satisfying the need of customers by offering the best and professional services.
KERJA SAMA TIM Sikap dan tindakan setiap individu, tanpa kecuali didasarkan kepercayaan, saling membantu, dan rasa saling menghargai satu sama lain.
TEAM WORK Attitude and action of each individual, without exception will be based on trust, mutual assistance, and mutual respect.
ANTUSIAS Sikap dan tindakan setiap individu, tanpa kecuali selalu antusias untuk menciptakan peluang dari setiap tantangan yang ada dengan berlandaskan pada pengetahuan yang mendalam tentang industri pasar modal dan keuangan.
ENTHUSIASM Attitude and action of each individual, without exception will always be enthusiast to create opportunities from each challenges based on in-depth knowledge on the capital market and financial industries.
Annual Report 2008
02-03
Objective Penilaian dan penetapan harga pasar wajar atas instrumen efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya dilakukan PHEI secara obyektif didasarkan pada sumbersumber data dan informasi yang terpercaya, serta kondisi paling aktual di pasar. In the process of valuing and determining bonds, Sukuk, and other securities fair market prices, IBPA utilizes objective and reliable market data information, as well as the latest market condition.
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Annual Report 2008
04-05
Tentang PHEI
Tentang PHEI
About IBPA
PT. Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) atau dikenal juga dengan nama Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) didirikan pada tanggal 28 Desember 2007 dan disahkan sebagai badan hukum pada tanggal 9 April 2008. PHEI, didirikan untuk menjadi Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE) yang bersifat netral dan akan melakukan penilaian dan penetapan harga pasar wajar (fair valuations) atas instrumen Efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya. Keberadaannya tidak dikontrol dan dipengaruhi oleh satu pihak tertentu manapun, sehingga dalam melakukan kegiatannya bersifat independen dari semua pihak termasuk pemegang saham, penerbit, dan instansi pemerintah. PHEI akan menerbitkan harga pasar wajar secara berkala harian (daily fair valuations) dengan menggunakan metodologi penilaian yang konsisten dan transparan. PHEI memulai persiapan kegiatan operasionalnya pada tanggal 1 Juli 2008.
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
PT. Penilai Harga Efek Indonesia or also known as Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) was established on 28 December 2007 and ratified as a legal entity on 9 April 2008. PHEI was established to become a Bond Pricing Agency (BPA) of neutral in nature and it will provide fair price valuations on any fixed income instruments, Sukuk (Islamic Bond), and any other securities. Its existence is neither under control nor influence of any parties, that it is independent of any parties, including shareholders, issuers and government agencies in performing its activities. IBPA will issue daily fair price valuations by using a consistent and transparent methodology of valuations. IBPA started its preparation of operational activities on 1 July 2008.
About IBPA
Latar Belakang
Background
Pasar surat utang di Indonesia menunjukan pertumbuh-an yang pesat sejak diterbitkannya ‘obligasi rekapitalisasi’ (recap bonds) oleh pemerintah pada tahun 1999 dan dimulainya perdagangan recap bonds tersebut di pasar sekunder pada tahun 2000. Kondisi makro ekonomi Indonesia yang ditandai dengan penurunan tingkat suku bunga juga sangat mendukung perkembangan pasar surat utang pada saat itu. Nilai recap bonds, atau kemudian disebut Surat Utang Negara (SUN), yang diperdagangkan di pasar sekunder tumbuh pesat dari hanya senilai Rp. 31,6 triliun pada tahun 2000, menjadi Rp. 648,3 triliun pada akhir tahun 2008. Seiring dengan kondisi yang sangat kondusif tersebut, penerbitan baru obligasi korporasi pada tahun 2003 pernah mencapai hingga Rp. 23,5 triliun atau mengalami peningkatan sekitar 108% dalam setahun. Selama kurun waktu tahun 1999 hingga tahun 2008 jumlah emiten obligasi di Indonesia telah tumbuh rata-rata 11% pertahun, sementara nilai emisi tumbuh dengan rata-rata 26% pertahunnya.
Fixed income market in Indonesia has shown a significant growth as of the issuance of recap bonds by the government in 1999 and the commencement of such recap bonds trading in the secondary markets in 2000. The condition of Indonesia macro-economy which marked by the decreasingly interest rate has also highly supported the development of fixed income market at that time. The value of recap bonds, or later on referred to as Surat Utang Negara ( SUN ), traded in the secondary market had grown significantly from just Rp. 31.6 trillion in 2000 to around Rp. 648.3 trillion at end of 2008. In line with such conducive condition, the issuance of new corporate bonds in the year of 2003 alone had ever reached up to Rp. 23.5 trillion or about 108% annually from the previous year. During the period of 1999 up to 2008, the number of bond issuer in Indonesia had grown in average of 11% annually, while the issue amount had grown in average of 26% annually.
Pertumbuhan pasar surat utang Indonesia juga ditandai dengan semakin beragamnya jenis dan jumlah instrumen surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun swasta. Jenis yang beragam tersebut meliputi Obligasi Negara seri fixed dan variable coupon, zero coupon, ORI (Obligasi Negara Ritel), SPN (Surat Perbendaharaan Negara), dan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), dalam mata uang rupiah dan valuta asing, serta obligasi korporasi seperti straight bonds, amortized bonds, callable / puttable bonds, Sukuk korporasi (mudharabah, ijarah, dll) dan MTN (Medium Term Notes). Nilai outstanding dari obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah dan swasta dan diperdagangkan di pasar sekunder dari tahun ke tahun juga mengalami pertumbuhan yang pesat dari sekitar Rp. 49 triliun pada tahun 2000 menjadi sekitar Rp. 720 triliun pada tahun 2008. Perkembangan pasar surat utang tersebut turut mendorong iklim investasi jangka panjang. Hal ini terlihat dari pertumbuhan dan keberagaman jenis instrumen investasi berbasis surat utang seperti reksadana, unit-link, bancassurance, EBA (Efek Beragun Aset), dan lain-lain. Semakin berkembangnya pasar surat utang Indonesia merupakan bukti nyata pentingnya peran instrumen surat utang sebagai instrumen fiskal dan moneter bagi pemerintah maupun sebagai instrumen pendanaan dan investasi bagi dunia usaha. Perkembangan pasar dan struktur surat utang yang semakin kompleks mendorong diperlukannya suatu
The increasingly diverse types and total value of fixed income instruments issued by the government as well as private company also marked the growth of Indonesia fixed income market. Such diverse types encompass fixed rate, variable rate and zero coupon government bonds, retail government bonds (ORI), treasury notes and government Islamic Bonds (SBSN), all in rupiah as well as in US Dollar. In corporate bonds, the varieties are straight bonds, amortized bonds, callable/putt able bonds, corporate Sukuk (mudharabah, ijarah, etc.) and medium term notes (MTN). The amount of outstanding bonds issued by the Government and private company, and traded in the secondary market from year to year had also shown a remarkable growth from approximately Rp. 49 trillion in 2000 into approximately Rp. 720 trillion in 2008. The development in such fixed income market had jointly encouraged the long-term investment climate. This was indicated by the growth and diversity of fixed income securities based instruments such as mutual funds, unit-links, bancassurances, asset-backed securities and others. The increasingly growth of Indonesia fixed income market is the real evidence of the importance of the role of fixed income securities as fiscal and monetary instruments for the Government as well as the funding and investment instruments for the business sector. The development of fixed income market and structure of the instruments that become more complex had driven the need for a fair price valuation mechanism that is objective, transparent and independent. Despite
Annual Report 2008
06-07
Tentang PHEI
Tentang PHEI
About IBPA
pemerintah dan Bank Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Gubernur Bank Indonesia, Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Meneg BUMN yang berisi Paket Kebijakan Sektor Keuangan. Dalam rangka penyempurnaan struktur sektor keuangan yang lebih kuat, seimbang dan stabil, SKB 5 Juli 2006 tersebut mengamanahkan pembentukan suatu lembaga independen yang berfungsi untuk melakukan valuasi terhadap surat utang. Sebagai tindak lanjut dari kebijakan pembentukan lembaga independen yang melakukan valuasi terhadap surat utang, selanjutnya Presiden RI mengeluarkan Inpres No. 6 Tahun 2007 yang mengintruksikan dilakukannya dengan sasaran kelembagaan Pasar Modal. Salah satu inisiatif terkait dengan Pasar Modal tersebut adalah peningkatan likuiditas dan stabilitas Pasar Obligasi (surat utang) melalui pengembangan mekanisme pembentukan harga (price discovery mechanism). Selanjutnya didalam inisiatif tersebut, Presiden menginstruksikan penyusunan peraturan tentang persyaratan, kriteria, dan tatacara pendirian lembaga yang melakukan valuasi surat utang. mekanisme penetapan nilai pasar wajar Efek yang objektif, transparan, dan independen. Meskipun ketentuan Marked-to-Market (MtM) sudah menjadi salah satu standar dalam penetapan nilai pasar wajar Efek pada industri keuangan, namun di pasar OTC (over the counter) praktek MtM masih rentan akan manipulasi, cenderung bias, dan kurang transparan. Sulitnya mendapatkan harga yang benar-benar mencerminkan nilai wajar semakin diperburuk dengan kondisi pasar obligasi yang relatif kurang likuid. Berbeda dengan pasar saham, maka hanya sebagian kecil dari seluruh obligasi yang beredar di pasar sekunder diperdagangkan setiap hari dan memiliki informasi harga harian. Kondisi ini menjadikan kebutuhan akan nilai pasar wajar harian menjadi sangat vital bagi pelaku pasar dan investor dalam pengelolaan investasi dan risiko portfolio. Peran sentral pasar surat utang perlu didukung oleh keberadaan pasar yang wajar dan transparan. Nature perdagangan surat utang yang OTC dan tidak terpusat (de-centralized), menjadikan isu likuiditas dan transparansi melalui ketersediaan harga pasar wajar (fair market price valuation) menjadi sangat kritikal di dalam menciptakan pasar surat utang yang wajar, teratur, dan efisien. Sebagai solusi atas kebutuhan akan pasar surat utang yang wajar, teratur, efisien, serta berdaya saing global, pada tahun 2006, tepatnya pada tanggal 5 Juli,
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
the practice of Marked-to-Market (MtM) had become one of the standard practice in determining fair market value in the financial industries, but in OTC ( over the counter ) markets, the MtM practices are still vulnerable to manipulation, inclined to bias and less transparent. Difficulty in calculating prices that actually reflect fair value is more likely aggravated by the condition of relatively less liquid bond market. Unlike equity market, which is fairly liquid in term of frequency, only a small portion of all bonds tradable in the secondary markets are daily traded and has daily price information. This condition renders the need for daily fair market price valuations turn as extremely vital for market players and investors in managing their investments and portfolio risk. The central role of fixed income market should be supported by the existence of fair and transparent market. The nature of fixed income trading which is OTC and decentralized had caused the issue of liquidity and transparency through the availability of fair market values, become very critical indeed in creating a fair, orderly, and efficient fixed income market. As solution over the need of such fair, orderly and efficient as well as globally competitive fixed income market, on 5 July 2006, the Government, represented by the Coordinating Minister of Economy, the Minister of Finance, and the State Minister of the State-Owned
Menindaklanjuti hal tersebut, pada tanggal 19 September 2007, Bapepam dan LK kemudian mengeluarkan Peraturan No V.C.3 tentang Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE). Peraturan tersebut mengatur persyaratan pendirian dan kewajiban LPHE sebagai pihak yang melakukan penilaian harga Efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya untuk menetapkan harga pasar wajar secara objektif, independen, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai lembaga independen, LPHE dilarang memberikan rekomendasi kepada pihak lain untuk membeli atau menjual Efek. Pembentukan LPHE, atau biasa disebut juga Bond Pricing Agency (BPA) merupakan fenomena baru di Indonesia. Kehadiran BPA juga sudah menjadi kebutuhan di beberapa negara, khususnya di negara-negara yang perkembangan pasar surat utangnya diawali oleh krisis sektor keuangan. Negara-negara seperti Meksiko, Korea Selatan, Malaysia, dan Thailand adalah negaranegara yang pernah mengalami krisis sektor keuangan sebelumnya. Kebutuhan suatu pasar surat utang yang transparan, likuid, wajar, teratur, dan efisien, telah mendorong otoritas pasar modal untuk membentuk BPA sebagai lembaga resmi yang melakukan penilaian dan penetapan harga pasar wajar secara harian dari seluruh instrumen surat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya yang diperdagangkan di pasar sekunder. Dalam perkembangannya, informasi harga pasar wajar yang diterbitkan BPA menjadi referensi yang wajib digunakan oleh institusi keuangan dalam penetapan secara harian nnilai aset bersih (NAB) dan nilai pasar wajar portfolio.
About IBPA
Company, and Bank Indonesia, represented by the Governor of BI, issued a joint decision initiative that contained the Policy Package on Financial Sector. In order to promote a stronger, more balanced and stable financial sector, especially in the capital market, the policy entrusted on the formation of an independent institution with the role of providing fair valuation on fixed income securities. As a follow-up of the policy in the establishment of the independent institution that provide fair valuation over fixed income securities, in 2007 the President of the Republic of Indonesia, issued the Presidential Instruction (INPRES) No. 6 of 2007. One important initiative of the INPRES is associated with capital market, which is the improvement in liquidity and stability of fixed income market through the development of more sound price discovery mechanism. Further more, the President instructed the formulation of regulations on the requirement, criteria, and procedure in the establishment of an institution that has a function of providing fair valuation of fixed income securities. Following the INPRES No. 6 of 2007, on 19 September 2007, the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) issued the Regulation No. V.C.3 on the Bond Pricing Agency (BPA). The regulations governed the requirement in the establishment, operation, and the obligations of BPA as an agency that will calculate and determine fair price valuation of all fixed income securities, Sukuk (Islamic bonds), and other securities objectively, independently, credibly, and in accountable manner. As an independent agency, BPA is prohibited from providing any recommendation to any other parties to purchase or sell the bonds. The establishment of BPA was a new phenomenon in Indonesia. However, the presence of BPA had become the need in several countries, especially in countries in which their development of fixed income market some way or another are triggered by the crisis in the financial sector. Countries such as Mexico, South Korea, Malaysia, and Thailand are countries that had suffered the crisis in their financial sector previously. The need for transparent, liquid, fair, orderly, and efficient fixed income market, had encouraged the capital market authorities to form BPA as an official institution that provide fair price valuation and calculation for all fixed income and even derivative instruments tradable in the secondary market. In its development, the information of fair market valuations issued by BPA has become the mandatory reference adopted by the financial institution in calculating the daily net asset value (NAV) and portfolio fair market valuations.
Annual Report 2008
08-09
Tentang PHEI
Tentang PHEI
About IBPA
BPA dan pricing provider di dunia : antara lain adalah Valmer di Meksiko, Korea Bond Pricing, KIS Pricing, dan Nice Pricing di Korea Selatan, Bond Pricing Agency Malaysia di Malaysia, Thai Bond Market Association di Thailand, serta dalam skala global seperti Moody’s, S&P, Telekurs, dan lain-lain.
BPAs and pricing providers in the world are Valmer in Mexico, Korea Bond Pricing, KIS Pricing, and Nice Pricing in South Korea, Bond Pricing Agency Malaysia in Malaysia, Thai Bond Market Association in Thailand, as well as other pricing providers such as Moody’s, S&P, Telekurs, and others.
Pendirian PHEI
The Establishment of IBPA
Sebagai bentuk tindak lanjut dari penerbitan Peraturan Bapepam dan LK No. V.C.3 tentang Lembaga Penilaian Harga Efek, tiga Self Regulatory Organizations (SROs) yaitu PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengambil inisiatif untuk mendirikan PT. Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) yang dimaksudkan untuk menjadi LPHE pertama di Indonesia. Dalam menyelenggarakan jasa penilaian harga Efek, PHEI memiliki kewajiban untuk menerbitkan nilai pasar wajar Efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya secara harian. Pelaku pasar dapat menggunakan harga pasar wajar yang diterbitkan PHEI sebagai dasar perhitungan harian nilai portfolio Efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya agar merefleksikan kondisi pasar mutakhir (Marked-toMarket). Harga pasar wajar juga dapat dimanfaatkan oleh pelaku pasar sebagai referensi dalam pengambilan keputusan investasi atau oleh emiten untuk pembelian kembali (buy back) dan penerbitan surat utang baru (new issuance).
As a response to BAPEPAM-LK’s Regulation No. V.C.3 about Securities Pricing Agency, the SROs, namely Indonesia Stock Exchange (IDX), Indonesia Clearing and Guarantee Corporation (KPEI), and Indonesia Central Securities Depository (KSEI), took the initiative to establish the first BPA, Indonesia Bond Pricing Agency or IBPA. As a bond pricing agency, IBPA has the obligation to provide fair market price valuation on every single fixed income securities and Sukuk on a daily basis. Market participants may use IBPA’s fair market price to calculate daily portfolio values so that it will reflect the real condition of the real market (Marked-to-Market). The fair market price could also be used by the market participants and investors as reference in making decision on any investment or by any issuers for bond buy back and new issuance.
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
About IBPA
Manfaat PHEI Terhadap Industri Pasar Modal Indonesia
Benefits of IBPA for Indonesian Capital Market
PHEI memainkan peran strategis sebagai sebuah Lembaga Penilaian Harga Efek di Indonesia. Peran tersebut membuat PHEI turut aktif dalam membangun pa-sar bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya untuk mencapai kondisi yang lebih baik.
IBPA will play a strategic role as the bond pricing agency in Indonesia. Such role will put IBPA as an active agent that will promote the development of Indonesia fixed income market to become more liquid and transparent.
1. Revitalisasi Pasar Sekunder Kendala yang dihadapi oleh pelaku pasar untuk mentransaksikan Efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya adalah tidak tersedianya informasi harga yang independen, obyektif, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini menyebabkan pemegang portofolio Efek bersifat utang, sukuk, dan surat berharga lainnya untuk lebih memilih strategi investasi yang konservatif seperti hold to maturity. Konsekuensi dari penerapan strategi hold to maturity ini mengakibatkan minimnya likuiditas di pasar sekunder. Keberadaan PHEI sebagai lembaga yang setiap harinya menerbitkan informasi harga pasar wajar efek dari seluruh instrumen bersifat utang, sukuk, atau surat berharga lainnya yang diperdagangkan, diharapkan akan semakin mendorong munculnya strategi investasi alternatif selain hold to maturity, yang pada gilirannya akan meningkatkan likuiditas di pasar sekunder.
1. Revitalization of the Secondary Market The constraint encountered by market participants to transact bonds, Sukuk, and any other fixed income securities in the secondary market is the unavailability of an independent, objective, credible, and reliable fair market price information. This will render investors to more likely selecting a conservative investment strategy such as hold to maturity. The consequence of applying hold to maturity investment strategy will result in the minimum liquidity of the secondary market. The existence of IBPA as an independent body that provide daily reference fair price valuations on all bonds is expected to boost other alternatives of investment strategy other than that of hold to maturity, which in turn will improve the liquidity and transparency of the secondary market.
Annual Report 2008
10-11
Tentang PHEI
Tentang PHEI
About IBPA
2. Revitalisasi Pasar Perdana Harga pasar wajar yang diterbitkan PHEI yang dikombinasikan dengan informasi lain relevan lainnya, dapat dijadikan sebagai acuan atau benchmark bagi para penerbit untuk menentukan tingkat kupon atau yield yang paling optimum bagi penerbitan Efek bersifat utang maupun Sukuknya. Dengan adanya acuan akan tingkat harga pasar wajar, akan memaksimalkan biaya pinjaman, sehingga akan semakin mendorong penerbitan Efek bersifat utang dan Sukuk di pasar perdana sebagai salah satu alternatif utama pendanaan.
2. Revitalization of the Primary Market The fair market price issued by IBPA combined with other market relevant information, can be used as reference or benchmark for the issuer to determine optimum yield for its bonds. Evaluation by IBPA on the previously issued bonds can promote new bond issues by functioning as a benchmark for a transaction in the market. With more reliable and transparent bond price reference available it will more encourage corporation to issue bonds as one of main alternative for funding.
3. Pemacu inovasi produk surat utang dan Sukuk Sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek, PHEI senantiasa menyempurnakan metodologi penilaian yang dipakai untuk memastikan agar harga pasar wajar yang dihasilkan semakin berkualitas. Penyempurnaan metodologi penilaian tersebut membuat PHEI siap untuk melakukan penilaian atas setiap jenis Efek bersifat utang dan turunannya. Dengan tersedianya metodologi penilaian dan penetapan harga pasar wajar untuk setiap jenis surat utang tersebut diharapkan akan mendorong penerbitan variasi instrumen surat utang oleh pelaku pasar sesuai dengan kebutuhan serta kondisi pasar.
3. Promoting New Product Development To ensure that the fair market price valuation generated is fair and reliable, IBPA constantly monitor, evaluate and improve its pricing process and methodology so that it is always up to the standard. By doing so IBPA may provide the market with various fair prices for a newly introduced products, such as option-embedded bonds, asset back securities, etc. It may encourage more issuance and more active trades of these products in the secondary market, as well as innovation of new structured products into the market by issuers.
4. Penyempurnaan kualitas kelembagaan Ketersediaan harga pasar wajar untuk Efek bersifat bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya memberi peluang bagi bank maupun lembaga keuangan lain untuk memenuhi standar yang berlaku secara internasional. Penggunaan harga pasar wajar yang objektif merupakan hal yang dipersyaratkan dalam berbagai rekomendasi yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga internasional. Harga pasar wajar PHEI tersebut akan membantu peningkatan kualitas kelembagaan bagi lembagalembaga tersebut.
Produk dan Layanan PHEI Dalam menjalankan perannya sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek, PHEI saat ini telah menerbitkan beberapa produk pricing untuk instrumen Obligasi Negara (ON) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dalam denominasi rupiah. Jenis ON dan SBSN yang dinilai meliputi seri FR (Fixed Rate), VR (Variable Rate), ZC (Zero Coupon), ORI (Obligasi Negara Ritel), serta Sukuk IFR (Ijarah Fixed Rate) dan SRI (Sukuk Negara Ritel).
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Selain produk pricing, PHEI juga memberikan jasa informasi surat utang yang meliputi Kurva Imbal Hasil (Yield Curve) Obligasi Negara, Nilai Imbal Hasil (Yields), dan Nilai Harga (Price) Obligasi Negara seri benchmark, serta Matriks Yields Obligasi Negara berdasarkan periode jatuh tempo (time to maturity). Informasi tersebut saat ini telah dipublikasikan secara harian dan ditampilkan pada situs resmi PHEI, http://www.ibpa. co.id.
About IBPA
In addition to its daily pricing , IBPA has also provided daily information that cover Indonesia Government Bond Yield Curve, Benchmark Government Bond Yields and Prices, Yields by time to maturity matrix, and historical price and yield of every individual series of Government bonds and Sukuk. The information of IBPA daily fair market prices and yields is available in its official website, http://www.ibpa.co.id.
4. Improving Soundness of Financial Institutions The use of objective fair market price has become an internationally standard practice, if not mandatory, among many financial institutions, the availability of fair market prices for all bonds, Sukuk and any other securities provided by IBPA may improve the effectiveness of risk management.
Products and Services of IBPA In performing its role as a bond pricing agency, as of 2008 IBPA has started to issue daily fair price valuations for Indonesia Government Bonds ’Obligasi Negara (ON)’ and Sukuk ’Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)’. Types of ON and SBSN being valued are fixed rate series (FR), variable rate series (VR), zero coupon series (ZC), retail bond series (ORI), and Sukuk (retail SRI and ijarah IFR).
Annual Report 2008
12-13
Tentang PHEI
Tentang PHEI
About IBPA
Program dan Kegiatan PHEI 2008
Programs and Activities IBPA 2008
2007
28 Desember 2007 Penandatanganan Akta Pendirian IBPA
28 December 2007 IBPA Establisment
April 2008 Studi Banding ke VALMER, MEXICO
April 2008 Company Visit VALMER, MEXICO
April 2008 Pengesahan Badan Hukum PHEI
April 2008 IBPA’s was ratified as a legal entity
1 Juli 2008 Dimulainya Kegiatan Persiapan Operasional PHEI
1 July 2008 Operational preparation was started
Juli 2008 Studi Banding ke Malaysia: BPA Malaysia, RAM, Bank Negara Malaysia, dan Securities Exchange Malaysia
July 2008 Company Visit: BPA Malaysia, RAM, Bank Negara Malaysia, and Securities Exchange Malaysia
2
About IBPA
12
01 02 03 04 05
0
06 07
08 Agustus 2008 Peluncuran website http://www.ibpa.co.id
26 September 2008 Peresmian kantor dan Logo PHEI oleh Ketua Bapepam-LK
August 2008 Launching of http://www.ibpa.co.id
26 September 2008 IBPA Office & Logo inauguration by the Chairman of Bapepam-LK
15 Oktober 2008 Penandatanganan MOU Antara PHEI – KIS Korea
15 October 2008 MOU Signing between IBPA – KIS Korea
0
09
10
11 Nopember 2008 Kajian Akademisi (ITS & UGM) Validasi Proses & Model Penilaian Harga Efek
November 2008 Pricing model was validated by Academician (ITS & UGM )
11 Nopember 2008 Penandatanganan MOU Antara PHEI – BPAM
11 November 2008 MOU Signing between IBPA – BPAM
19 Nopember 2008 Pengajuan Permohonan Izin Usaha sbg LPHE ke Bapepam-LK
19 November 2008 License submission as BPA to Bapepam-LK
15 Desember 2008 Peluncuran Awal Informasi Harga Harian IBPA
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
15 December 2008 IBPA Initial publish fair market price
8 2009
12
01
Annual Report 2008
14-15
Tentang PHEI
Tentang PHEI
About IBPA
Peresmian Kantor dan Logo 26 September 2008
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
About IBPA
Office and Logo Inauguration 26 September 2008
Annual Report 2008
16-17
Independent
Keberadaan PHEI tidak dikontrol dan dipengaruhi oleh pihak manapun, sehingga dalam melakukan kegiatan penilaian dan penetapan harga pasar wajar Efek bersifat utang, sukuk, dan surat berharga lainnya, bersifat independen dari semua pihak termasuk pemegang saham, penerbit obligasi, dan instansi pemerintah. IBPA is not controlled and influenced by any parties in valuing and determining bonds, Sukuk, and other securities fair market price. Any parties including share holders, issuers, and event government bodies cannot control and influence IBPA valuation and pricing processes.
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Annual Report 2008
18-19
Sambutan Dewan Komisaris
diharapkan akan semakin mendorong perkembangan dan pertumbuhan pasar surat utang Indonesia menjadi pasar yang transparan, likuid, wajar, teratur dan efisien Memperhatikan kondisi perekonomian dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya selama tahun 2008, meskipun terdapat ketidakstabilan makro ekonomi sebagai pengaruh terjadinya krisis global, namun PHEI tetap dapat melaksanakan persiapan operasional dengan baik sejak Juli hingga Desember 2008. Pengaruh eksternal yang terjadi selama tahun 2008 tersebut telah dapat dilalui dengan semangat kerja keras, dedikasi tinggi serta kerja sama yang baik antara jajaran manajemen dengan seluruh karyawan PHEI . Kepercayaan yang telah diberikan oleh pemegang saham kepada manajemen PHEI menjadi kebanggaan dan sekaligus tantangan bagi kami untuk ikut mewujudkan apa yang telah dicita-citakan oleh pemerintah dalam menciptakan pasar surat utang Indonesia yang transparan, likuid, wajar, teratur dan efisien. Sebagai langkah awal di tahun pertama pembentukannya, PHEI telah menetapkan target untuk melakukan penilaian dan penetapan harga pasar wajar pada Surat Berharga Negara (SBN).
Sambutan Dewan Komisaris
Message from the Board of Commisioners
Pemegang Saham yang terhormat, Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), atau Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), sejak awal pendirian sampai dengan akhir tahun 2008 telah dapat memulai kegiatan operasionalnya dalam rangka mewujudkan jati dirinya sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE). Selama kurun waktu 6 bulan terakhir pada paruh kedua tahun 2008, untuk pertama kalinya dalam sejarah Pasar Modal di Indonesia, PHEI telah dibentuk sebagai lembaga resmi yang keberadaannya
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Dear Shareholders, First, we thank God the almighty for His blessings and gracious gifts so that throughout the year of 2008 Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) was able to start its preparations and initial operation as the future bond pricing agency. For the last six months of the second semester in 2008, for the first time in Indonesia capital market history, IBPA was established as a formal institution with the main goal is to promote the development and growth of more transparent, liquid, fair, orderly, and efficient Indonesia fixed income market.
Berbagai upaya dilakukan dalam mewujudkan kemajuan PHEI , salah satunya yang utama adalah dengan menjalin hubungan kerjasama strategis dengan bond pricing agency dan perusahaan terkait lainnya di luar Indonesia yang telah memiliki pengalaman dalam menjalankan sebuah lembaga penilaian harga efek, seperti di Meksiko, Korea dan Malaysia. Pengembangan PHEI diharapkan menjadi lebih fokus dan terarah dengan mengacu kepada standard operasional lembaga sejenis. Selain menjalin kerjasama luar negeri, telah dilaksanakan pula kerja sama dalam negeri dengan pembentukan mitra atau partner dari kalangan para akademisi sebagai langkah strategis khususnya dalam melaksanakan kegiatan riset dan pengujian terkait dengan penetapan harga pasar wajar Efek bersifat utang, Sukuk dan surat berharga lainnya. Kerjasama dan promosi yang intensif juga dilakukan oleh PHEI kepada beberapa pihak penyedia sumber data dan para pelaku pasar. Hubungan kerjasama dengan penyedia sumber data menjadi bagian yang sangat penting dalam menghasilkan penilaian harga pasar wajar yang berkualitas, disamping metodologi penilaian yang kredibel dan terpercaya. Selain hubungan dengan para penyedia sumber data, kegiatan promosi dan sosialisasi awal kepada pelaku pasar juga
Message from the Board of Commisioners
Put attention to the economic condition of the world in general and Indonesia in particular throughout 2008, even macro economics unsteadiness that happen as the impact of global crisis, IBPA can still achieve its operational preparation effectively from July through December 2008. The difficulties and external problems are all faced with hard work, high dedication and good team work between the management and the employees of IBPA.
Reliance and trust from the shareholders to the management of IBPA become our pride. At the same time they also become challenges for us to realize main expectation from the Government to create more transparent, liquid, fair, orderly, and efficient Indonesia fixed income market. The first initiative taken by IBPA on its first year of establishment was to provide fair market price valuation on the Indonesian Government bonds.
As part of the effort to accelerate IBPA development is through strategic cooperation with bond pricing agencies and related bodies in other countries, such as Mexico, Korea, and Malaysia. IBPA development will be more focus and in line with standard operation of the same agencies. Besides cooperation with international bodies, domestically IBPA has also tied strategic cooperation and partnership with the academics as an IBPA’s partners in research activities related to the area of valuation of bonds, Sukuk and other securities.
Partnership and intensive promotions were also conducted by IBPA with data source providers and market players. Close partnership with major data source contributors become essential in order to produce high quality fair market price, besides using credible and reliable pricing methodology. In addition to partnership, IBPA also conducted initial promotional activities to market players in order to introduce its role and products. The development of IBPA’s official website also become one of the main focus activities in 2008, since it becomes very effective virtual media to further promote IBPA globally.
Annual Report 2008
20-21
Sambutan Dewan Komisaris
Sambutan Dewan Komisaris
Message from the Board of Commisioners
dilakukan dalam rangka memperkenalkan peran dan produk PHEI. Pengembangan website juga menjadi fokus kegiatan yang menjadi perhatian PHEI di tahun 2008, karena akses media virtual secara global menjadi jendela sarana sosialisasi dan promosi yang sangat efektif bagi PHEI . Sebagai perusahaan yang baru berdiri, kami menyadari bahwa masih banyak langkah yang harus dilakukan oleh PHEI . Namun patut disyukuri karena di penghujung akhir tahun 2008 PHEI telah dapat menerbitkan secara harian harga pasar wajar SBN tipe fixed rate coupon (seri FR dan Obligasi Negara RitelORI ) dan zero coupon (ZC), serta menerbitkan laporan riset berkala, IBPA Weekly Report. Meskipun distribusi atas produk informasi PHEI tersebut masih dilakukan secara terbatas, mengingat perizinan sebagai LPHE sampai dengan akhir tahun 2008 masih ditelaah oleh Bapepam-LK, namun kami tetap optimis bahwa pada saat yang akan datang PHEI akan dapat memberikan layanan penuh kepada seluruh masyarakat Pasar Modal Indonesia. Sebagai penutup, dengan memperhatikan hasil pencapaian tersebut diatas, dalam pandangan kami selaku Dewan Komisaris PHEI menilai bahwa manajemen dan seluruh karyawan PHEI telah berupaya melaksanakan kegiatan persiapan operasional dengan baik dan optimal. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada jajaran manajemen dan karyawan, demikian pula kepada pemerintah, para pemegang saham serta pihak-pihak lainnya yang telah memberikan dukungan, kepercayaan dalam mewujudkan kerjasama yang baik selama masa persiapan operasional PHEI yang akan mewujudkan jati dirinya menjadi LPHE.
Objective
l
Independent
l
Credible
We realize that IBPA still has so many things to be done as a newly established company. Nevertheless, we are grateful to see that at the end of 2008 IBPA had successfully launched its first product of daily fair market price valuation for Indonesia Government Bonds’ fixed rate coupon (FR and bond retail ORI) and zero coupon bonds (ZR), and also published its research report, IBPA Weekly Report. Even though the distribution of these information products are still limited, due to the fact that as of the end of 2008 IBPA’s full license as formal bond pricing agency is still in the process with Bapepam-LK, we are optimistic that in the not too distance future IBPA will fully serve Indonesia capital market. As a closing remark, with all of those achievements as stated above, we as IBPA Board of Commissioners praise the management and employees of IBPA for doing their best in setting up IBPA’s initial operation. At this opportunity, we deliver our respect and thankfulness to the management and all employees, and also to the Government and shareholders, as well as other related parties, for their never ending support and trust during IBPA initial preparation and operational period.
Sulistyo Budi Komisaris Commissioner
Yakobus Isharsaya Komisaris Utama President Commissioner
l
Transparent
Message from the Board of Commisioners
Yakobus Isharsaya
Sulistyo Budi
Lahir tahun 1962. Komisaris Utama PHEI sejak 1 Juli 2008. Memulai karir di PT. Putro Mulyo Group, Yogyakarta (1985 – 1988), kemudian Bergabung dengan Kelompok Kompas Gramedia, Jakarta pada tahun 1989. Selanjutnya bergabung dengan PT. Bursa Efek Surabaya (BES) sebagai Kepala Departemen Perdagangan (1990 – 1992). Saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi Umum PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), setelah sebelumnya menjabat sebagai Kepala Divisi Hukum, Kepala Divisi Pengawasan Kasus & Pengenaan Sanksi, Kepala Divisi Pengawasan dan Kepala Divisi SDM (1992 – 2008). Memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1988.
Lahir tahun 1965. Komisaris PHEI sejak 1 Juli 2008. Memulai karir di Departemen Sistem Informasi Kantor Pusat IBM, Tokyo, Jepang (1992 – 1993). Kemudian bergabung dengan PT. Nusantara Systems International, Jakarta dengan posisi terakhir sebagai Network Computing Business Unit General Manager (1993 – 2000). Selanjutnya bergabung dengan PT. KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia), Jakarta dengan posisi terakhir sebagai Kepala Divisi IT (2000 – sekarang). Memperoleh gelar Master in Computer Science, specializing in Information Technology dari Universitas Indonesia pada tahun 1999. Serta Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung (ITB), program studi Teknik Elektro pada tahun 1990.
Born in 1962. The President Commissioner of IBPA since 1 July 2008. Starting his career at PT. Putro Mulyo Group, Yogyakarta ( 1985 – 1988 ), then he joined Kompas Gramedia Group, Jakarta, in 1989. Further, he joined PT. Surabaya Stock Exchange ( BES ) as the Head of Trade Department ( 1990 – 1992 ). At present he serves as the Head of General Affairs Division of Indonesia Stock Exchange ( BEI ), having previously served as Head of Legal Division, Head of Special Supervision and Sanction Imposition, Head of Surveillance Division and Head of Human Resource Division (1992 – 2008). Received a bachelor degree in law from the Faculty of Law of the University of Gajah Mada, Yogyakarta in 1988.
Born in 1965. The Commissioner of IBPA since 1 July 2008. Starting his career at Department of Information System of IBM Head office, Tokyo, Japan (1992 – 1993). Then he joined PT. Nusantara Systems International, Jakarta, under the last position as the Network Computing Business Unit General Manager (1993 – 2000). Further, he joined Indonesian Central Securities Depository (KSEI), Jakarta, bearing the last position as the Head of Information Technology Division ( 2000 – now ). Received a Master Degree in Computer Science, specializing in Information Technology from the University of Indonesia in 1999, and Bachelor of Engineering from Bandung Institute of Technology (ITB), majoring in Electro-engineering in 1990.
Komisaris Utama President Commissioner
Komisaris Commissioner
Annual Report 2008
22-23
Laporan Direksi
obligasi pada saat itu semakin memperburuk kondisi industri reksadana, dimana mereka secara besarbesaran melakukan penarikan (redemption) atas unit reksadananya. Kondisi perdagangan surat utang yang sifatnya OTC (over-the-counter) semakin menimbulkan kurangnya transparansi dalam pembentukan harga pasar yang wajar yang merupakan syarat mutlak terciptanya pasar yang transparan, likuid, wajar, teratur dan efisien.
Director’s Report
industry at that time. Over the counter (OTC) nature of fixed income market had hampered price discovery mechanism to achieve more transparent, liquid, fair, orderly and efficient market.
Learning from the crisis experienced by mutual fund industry in 2005, the capital market authority had implemented many initiatives to prevent such crises to Pengalaman krisis industri reksadana pada tahun 2005 reoccur. On 5 July 2006, the Government together with Bank Indonesia issued a joint decree ‘Surat Keputusan telah membuat otoritas pasar mengambil langkah Bersama (SKB)’ to strengthen the Indonesian nyata dalam rangka menghindari terulangnya peristiwa financial sector, in particular krisis tersebut. Pada tanggal 5 Juli the fixed income market. The 2006, pemerintah bersama dengan Bank eberadaan PHEI sebagai lem- establishment of a bond pricing Indonesia menerbitkan Surat Keputusan baga penilaian harga pasar agency to provide market with Bersama (SKB) yang berisi antara lain wajar Efek bersifat utang fair market prices is one of the paket kebijakan sektor keuangan untuk memperkuat industri Pasar Modal yang independen, obyektif, kredibel, major concerns that should be Indonesia, khususnya pasar surat utang. dan dapat dipertanggungjawabkan followed up immediately. Pembentukan sebuah lembaga yang merupakan jawaban atas kebutuhan melakukan penilaian terhadap seluruh Efek surat utang menjadi prioritas utama yang pengembangan pasar surat utang harus ditindaklanjuti oleh otoritas pasar yang stabil, kuat, dan berdaya saing The proceeding of the SKB was modal. the Presidential Decree No.6 global. of 2007. In the decree, the Sebagai tindak lanjut dari paket kebijakan President instructed that the sektor keuangan tahun 2006 tersebut, capital market authority must he establishment of IBPA as stabilize the Indonesian fixed maka pada tahun 2007 Presiden RI a Bond Pricing Agency that income market by enhancing mengeluarkan Instruksi Presiden (INPRES) No. 6 Tahun 2007. Melalui Inpres ini provide independent, objec- the price discovery mechanism. Presiden RI meminta untuk dilakukannya tive, credible, and accountable fair In the same year, in order to stabilisasi terhadap pasar surat utang achieve that objective, the market price for fixed income in- Indonesian Capital Market Indonesia melalui penyempurnaan mekanisme pembentukan harga (price struments is the answer for the de- and Financial Institutions discovery mechanism). Untuk mencapai velopment of a stable, strong and Supervisory Agency (Bapepamtujuan tersebut, maka kepada otoritas reputable fixed income market in LK) issued Bapepam-LK rule pasar modal diminta untuk segera Indonesia. no. V.C.3 on Securities Pricing menerbitkan ketentuan tentang pendirian Institution. Based on the rule, lembaga yang melakukan penilaian dan three Indonesian capital market penetapan harga pasar wajar surat utang. Pada SROs (Self Regulatory Organization), the Indonesia tahun yang sama, Bapepam-LK kemudian menerbitkan Stock Exchange (IDX), the Indonesian Clearing and peraturan V.C.3 tentang Lembaga Penilaian Harga Efek Guarantee Corporation (KPEI), and the Indonesian atau LPHE. Berangkat dari semangat untuk mendukung Central Securities Depository (KSEI) took the initiative perkembangan pasar surat utang di Indonesia, maka to establish PT. Penilai Harga Efek Indonesia or tiga SRO (Self Regulatory Organization) di lingkungan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) on 28 December Pasar Modal Indonesia, yaitu PT. Bursa Efek Indonesia 2007. (BEI), PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) berinisiatif The establishment of IBPA as a Bond Pricing Agency untuk mendirikan PHEI atau Indonesia Bond Pricing that provide independent, objective, credible, and Agency (IBPA) pada tanggal 28 Desember 2007. accountable fair market price for fixed income instruments is the answer for the development of a Keberadaan PHEI sebagai lembaga penilaian harga stable, strong and reputable fixed income market in pasar wajar Efek bersifat utang yang independen, Indonesia. In other emerging market such as Korea,
K
Laporan Direksi
T
Director’s Report
Pemegang Saham Yang Terhormat,
Dear Shareholders,
PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) didirikan sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di bidang pasar modal. Inisiatif pendirian PHEI sebagai lembaga yang melakukan penilaian dan penetapan harga pasar wajar Efek bersifat utang (obligasi), Sukuk, dan surat berharga lainnya, bermula dari krisis yang menimpa industri reksadana pada tahun 2005. Kelangkaan akan harga obligasi yang reliable dan wajar di pasar sekunder telah menyebabkan para manajer investasi mengalami kesulitan untuk melakukan Marked to Market terhadap portofolio obligasinya, serta melakukan penghitungan nilai aset bersih (NAB) dari reksadana kelolaannya. Hilangnya kepercayaan para investor terhadap pasar
PT Penilai Harga Efek Indonesia or Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) was established inline with the Government efforts to boost up national economic growth, particularly in the capital market. The initiative to establish an institution that provide valuation and determine the fair market price for bonds, Sukuk, or other securities were emerged as a result of mutual fund industry crises in 2005. The absence of reliable fair market price for bonds in the secondary market has created difficulties to investment managers in marking to market their bonds portfolios to calculate the Net Asset Value of their mutual funds. The investors confident were vanished very fast, large number of redemption further deteriorated the mutual funds
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Annual Report 2008
24-25
Laporan Direksi
Laporan Direksi
Director’s Report
obyektif, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan merupakan jawaban atas kebutuhan pengembangan pasar surat utang yang stabil, kuat, dan berdaya saing global. Di beberapa negara yang pasar surat utangnya masih dalam tahap pertumbuhan (Korea, Malaysia, Thailand, Meksiko), peran Lembaga Penilaian Harga Efek atau dikenal sebagai Bond Pricing Agency (BPA), menjadi sangat sentral dalam revitalisasi pasar perdana dan pasar sekunder surat utang.
Pendirian PHEI PHEI didirikan pada tanggal 28 Desember 2007 oleh para pendiri yaitu Self Regulatory Organization (SRO) yang terdiri dari PT. Bursa Efek Indonesia, PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia. PHEI memperoleh status badan hukum sebagai PT. Penilai Harga Efek Indonesia pada tanggal 9 April 2008 dan memulai kegiatan persiapan operasionalnya sejak tanggal 1 Juli 2008. Selama menjalani masa persiapan operasional untuk 3 bulan
Malaysia, Thailand, and Mexico, Bond Pricing Agency has already played an important role in revitalizing the fixed income primary and secondary market.
The Establishment of IBPA IBPA was instituted on 28 December 2007 by three Self Regulatory Organizations that comprise of Indonesia Stock Exchange (IDX), the Indonesian Clearing and Guarantee Corporation (KPEI), and the Indonesian Central Securities Depository (KSEI). IBPA was granted its legal status on 9 April 2008 and started its operations on 1 July 2008. In the first three months of the preparation period, IBPA office were located in the IDX premises. After the inauguration by the Chairman of Bapepam-LK on 26 September 2008, IBPA moved to its own new office location as one of its efforts to prepare the full operations as the first Bond Pricing Agency in Indonesia.
Selaras dengan maksud dan tujuan dari pembentukan PHEI sebagaimana dicantumkan dalam Peraturan Bapepam-LK, maka kegiatan utamanya adalah melakukan penilaian harga Efek bersifat utang dan Sukuk untuk menetapkan harga pasar wajar secara objektif, independen, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan. Lebih lanjut disebutkan bahwa sebagai lembaga penilaian harga Efek, pada saatnya nanti PHEI juga dapat memberikan jasa lain yang masih berkaitan dengan core business perseroan, antara lain penetapan harga wajar surat berharga lainnya. Perumusan serta penetapan visi, misi, dan nilai inti perusahaan dilakukan oleh manajemen dalam upaya kristalisasi tujuan bersama untuk menjadikan PHEI sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek yang handal dan terpercaya dalam menetapkan harga pasar wajar Efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya secara objektif, independen, kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Di samping itu, manajemen juga berketetapan untuk menjadikan PHEI sebagai penyedia informasi pasar Efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya secara lengkap dan up to date. Pelaksanaan program kerja PHEI dilaksanakan dengan berpedoman pada Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2008. RKAT tahun 2009 merupakan RKAT pertama yang disusun oleh PHEI sebagai panduan kerja Perseroan di tahun 2009.
Sumber Daya Manusia pertama, ruang kantor PHEI masih menyatu dengan PT. Bursa Efek Indonesia. Sejak dilaksanakan peresmian kantor PHEI oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada tanggal 26 September 2008, PHEI telah memiliki kantor sendiri dan semakin siap untuk melaksanakan pengembangan selanjutnya dalam persiapan untuk menjadi Lembaga Penilaian Harga Efek pertama di Indonesia. PHEI berdomisili di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara I lantai 4 suite 405, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Indonesia. Pengawasan serta kepengurusan PHEI dilaksanakan oleh dua orang Komisaris dan dua orang direksi, dengan susunan sebagai berikut : Komisaris Utama : Yakobus Isharsaya Komisaris : Sulistyo Budi Direktur Utama : Ignatius Girendroheru Direktur : Hasan Fawzi
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
IBPA office is located in Indonesia Stock Exchange Building, Tower I 4th floor, Suite 405, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Indonesia. Two members of IBPA’s Board of Commissioners and two members of Board of Directors oversee and manage IBPA operations, and they are : President Commissioner : Yakobus Isharsaya Commissioner : Sulistyo Budi President Director : Ignatius Girendroheru Director : Hasan Fawzi
PHEI memulai persiapan kegiatan operasional pada tanggal 1 Juli 2008 dengan jumlah sumber daya manusia sebanyak dua orang. Seiring dengan kebutuhan akan sumber daya manusia yang kompeten di bidang penilaian harga Efek, riset dan pengembangan, serta teknologi informasi, manajemen melakukan kombinasi rekrutmen sumber daya manusia yang berasal dari SRO dan pelaku pasar. Sampai dengan akhir Desember 2008 jumlah karyawan PHEI adalah 15 orang. Sumber daya manusia tersebut dibutuhkan untuk mendukung kegiatan operasional yang teratur dan berkesinambungan, serta pengembangan bisnis, dari fungsi-fungsi utama yang dipersyaratkan untuk sebuah Lembaga Penilaian Harga Efek. Fungsi-fungsi utama tersebut sebagai berikut: • Fungsi operasional yang terdiri dari penilai harga Efek, riset dan pengembangan, serta pemasaran dan layanan.
Director’s Report
Align with the purpose of IBPA establishment as stated in the Bapepam-LK rule, IBPA main activities is to valuate and to determine fair market price for bonds and Sukuk in a manner that is objective, independent, credible, and accountable. Furthermore, IBPA may provide other services related to its core business, i.e. evaluation of other securities fair market price. The management has formulated IBPA corporate vision, mission, and core values in order to provide employees with common goals that is to create IBPA as a reliable and trusted Bond Pricing Agency that valuate and determine objective, independent, credible, and accountable fair market price. Besides creating a reliable and trusted Bond Pricing Agency, the management also aims for the creation of IBPA as reliable and comprehensive sources of information for the Indonesian bonds, Sukuk, and other securities. IBPA’s work program was conducted based on the annual budget and work plan previously agreed by the shareholders in the extraordinary general shareholder meeting that was held on 22 December 2008. IBPA’s annual budget and work plan of 2009 became the first IBPA yearly budget plan that become the point of reference for IBPA activities in 2009.
Human Resources Initially, IBPA started its operational preparation with only two staffs. In order to fulfill its core business requirements, especially in the areas of pricing, research and development, and information technology, the management had recruited a combined talented people from the SROs and the market. By the end of December 2008, the number of IBPA’s staff was 15 people. The human resources needed to support the continuing operational and development activities of the IBPA core functions are in the area of : • Operations, which is consisting of pricing, research and development, and marketing and client services. • Information technology, which is consisting of operations and information management. • Legal and compliance, which is consisting of legal and internal audit. • Administrations, which is consisting of finance and accounting, human resource, and general affairs. • Corporate Secretary which handles corporate strategic and communications.
Annual Report 2008
26-27
Laporan Direksi
Laporan Direksi
Director’s Report
• Fungsi teknologi informasi yang terdiri dari operasional teknologi informasi dan manajemen informasi. • Fungsi hukum dan kepatuhan yang terdiri dari hukum dan pengawasan internal. • Fungsi administrasi yang terdiri dari keuangan, sumber daya manusia, dan umum. • Sekretaris Perusahaan yang meliputi fungsi strategi korporasi dan komunikasi perusahaan.
Persiapan Operasional Tujuan utama PHEI pada awal pendiriannya adalah mempersiapkan diri untuk menjadi Lembaga Penilaian Harga Efek sesuai yang digariskan dalam peraturan Bapepam-LK no. V.C.3 tentang Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE). PHEI bermaksud untuk menjadi LPHE yang pertama di Indonesia. Dengan peran strategis tersebut, manajemen menilai penting untuk mempersiapkan seluruh proses serta kegiatan yang terkait dengan penilaian harga Efek (pricing) untuk menunjang berjalannya bisnis utama perusahaan dengan seksama dan sebaik-baiknya. Faktanya, sebelum PHEI didirikan tidak pernah ada lembaga yang secara resmi mengkhususkan diri untuk melakukan penilaian harga Efek bersifat utang dan Sukuk. Di satu sisi hal tersebut merupakan peluang bagi PHEI sedangkan di sisi lain menjadi tantangan bagi PHEI dikarenakan belum adanya benchmark untuk bisnis model penyelenggaraan penilaian harga Efek di Indonesia.
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Operations Groundwork The main purpose of IBPA’s establishment is to become the official securities pricing agency as stated in the Bapepam-LK rule about pricing agency. IBPA will become the first bond pricing agency in Indonesia once Bapepam-LK grants pricing agency license to IBPA. With such strategic role, it is important for the management of IBPA to be meticulous in the preparation stage before entering the full operation stage of valuing and determining fair market price for all bonds. The fact shows that there are no other formal and legal institution in Indonesia other than IBPA that focus itself in providing objective and independent fair market valuation for bonds and Sukuk. On one hand, it becomes an opportunity for IBPA, but on the other hand it also becomes a challenge for IBPA since there are no business model available as a benchmark in Indonesia.
Director’s Report
Kegiatan yang dilakukan oleh PHEI sepanjang tahun 2008 meliputi:
The highlights of IBPA activities over the year of 2008 are as follow:
Kunjungan Kerja ke Bond Pricing Agency di Negara Lain
Company Visit to Bond Pricing Agency in Other Countries
Mengingat bisnis Bond Pricing Agency (BPA) merupakan bisnis baru di Indonesia, maka manajemen PHEI memandang perlu untuk mempelajari model-model BPA yang telah ada dengan melakukan kunjungan ke beberapa negara yang telah sukses menerapkan konsep BPA. Berangkat dari kebutuhan tersebut, paruh pertama tahun 2008 diwarnai oleh beberapa kunjungan kerja yang dilakukan oleh PHEI bersama dengan SRO dan Bapepam-LK.
Due to the fact that bond pricing agency (BPA) business is still new in Indonesia, management believes that it is important to get best references by close studying existing BPA business model from other countries which has successfully implementing the BPA concept. Based on the needs to get better understanding on how BPA operates, IBPA, with SRO and Bapepam-LK, visited several bond pricing agencies abroad.
Negara-negara yang menjadi target kunjungan kerja adalah Meksiko, Korea Selatan, dan Malaysia. Pada bulan April 2008, PHEI bersama perwakilan dari SRO dan Bapepam-LK mengunjungi Valmer di Mexico, yaitu sebuah BPA yang dimiliki oleh Bursa Efek Mexico (Bolsa Mexicana de Valores) dan Algorithmics. Sementara di bulan Juli 2008, PHEI mengunjungi Bondweb Malaysia yang kemudian berubah nama menjadi Bond Pricing Agency Malaysia, yang merupakan BPA pertama dan satu-satunya di Malaysia yang sudah beroperasi sejak tahun 2004. PHEI juga mengunjungi dua BPA terbesar di Korea Selatan pada bulan Oktober 2008, yaitu Korea Bond Pricing (KBP) dan KIS Pricing.
The company visit program targeted three countries; they were Mexico, South Korea, and Malaysia. In April 2008, IBPA management, together with SRO and Bapepam-LK representatives, visited Valmer in Mexico, a BPA which is owned by Mexico Stock Exchange (Bolsa Mexicana de Valores) and Algorithmics. In July 2008, IBPA visited Bondweb Malaysia, which later renamed itself to Bond Pricing Agency Malaysia (BPAM). BPAM is the first and currently the only BPA in Malaysia which operated since 2004. In October 2008, IBPA visited two BPAs in South Korea; they are Korea bond Pricing (KBP) and KIS Pricing.
Hasil kunjungan kerja tersebut merupakan masukan berharga bagi PHEI sebagai dasar dalam perencanaan dan pengembangan kedepan konsep operasional PHEI, penyempurnaan konsep bisnis, kerangka operasional, struktur organisasi perusahaan, hingga penyempurnaan metodologi penilaian harga Efek yang sedang disusun pada saat itu.
The results from those visits are invaluable for IBPA’s long term planning and development. They become the foundation for IBPA to start developing the business model, operational concepts, organizational structure, and even enhancing the valuation and pricing methodology that was being developed at that time.
Pengembangan Metodologi Penilaian Harga Pasar Wajar yang Robust
Development of Robust Fair Market Price Valuation Methodology
Sebagai lembaga yang melakukan penilaian harga Efek dan bertujuan untuk menciptakan transparansi di industri Pasar Modal Indonesia pada umumnya dan pasar surat utang pada khususnya, PHEI harus mengembangkan dan menentukan metodologi penilaian harga pasar wajar yang akan diimplementasikan dengan seksama. Metodologi yang diterapkan harus obyektif, dapat diandalkan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
As an institution that specialize in valuating and determining fair market price of bonds and Sukuk, IBPA took a thorough process in formulating the most suitable evaluation and pricing methodologies that suit the condition of the Indonesian fixed income market. The methodology developed should meet the prerequisites of fair market price which are objective, credible, reliable, and accountable.
Pemilihan proses dan metodologi penilaian harga Efek dilakukan oleh manajemen dengan secermat mungkin didasarkan pada sumber data yang reliable dan proses validasi yang ketat. Studi literatur yang komprehensif
Management had ensured that the selection of methodology and price valuation process were based on reliable market data and information sources, and strict validation mechanism. Comprehensive literatures
Annual Report 2008
28-29
Laporan Direksi
Laporan Direksi
Director’s Report
dilakukan untuk memperoleh alternatif-alternatif pricing model mutakhir yang lazim diterapkan, seperti Cubic Spline, Bezier Spline, B. Spline, Nelson Siegel, Nelson Siegel Svensson, Regresi Kernel (GRNN), dan Feed Forward Neural Network. Dari hasil studi literatur tersebut kemudian dilakukan pengujian secara menyeluruh untuk memilih beberapa alternatif model yang sesuai dengan kondisi pasar surat utang di Indonesia. Serangkaian pengujian internal melalui simulasi data historis dilakukan terhadap alternatif-alternatif model tersebut. Periode data historis yang dipilih merupakan periode yang merepresentasikan siklus kondisi ekonomi Indonesia secara lengkap. Hasil pengujian internal yang dilakukan tersebut mengarah pada kesimpulan bahwa model Nelson Siegel Svensson merupakan model yang paling merefleksikan kondisi aktual pergerakan harga Efek bersifat utang, khususnya Surat Berharga Negara (SBN). Model inilah yang kemudian dipilih oleh PHEI sebagai model penilaian dan penetapan kurva imbal hasil (yield curve) dan harga wajar instrumen SUN. Reliabilitas dan robustness dari pricing model yang telah di tetapkan selanjutnya di teliti dan di uji coba lebih lanjut secara terpisah dengan melibatkan pihak akademisi dari dua universitas terkemuka di Indonesia yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Hasil penelitian dari kalangan akademisi tersebut menguatkan hasil kajian internal PHEI bahwa model Nelson Siegel Svensson merupakan model yang paling tepat digunakan oleh PHEI dalam proses penilaian dan penetapan harga pasar wajar untuk instrumen SBN. Pengelolaan Sumber Data dan Pengembangan Basis Data Sebaik-baiknya pilihan metodologi atau pricing model jika tidak didukung oleh input data yang berkualitas, maka harga pasar yang wajar yang dihasilkan juga menjadi tidak berkualitas. Untuk mendapatkan sumber data harga transaksi dan kuotasi surat utang yang berkualitas maka PHEI melakukan pendekatan yang persuasif kepada penyedia sumber-sumber data tersebut. Hubungan dan jalinan kerjasama yang intensif dilakukan dalam rangka mengamankan kelangsungan dan kesinambungan supply data tersebut. Lembagalembaga seperti Bapepam-LK, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), Bursa Efek Indonesia, Kustodian Sentral Efek Indonesia, pemeringkat Efek (rating agencies), Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), Himpunan Pedagang Surat Utang (Himdasun), real time data vendor, para money broker, dan dealers/brokers
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Director’s Report
and academic studies were carried out in order to find the best alternatives models available and commonly used in the market, such as: Cubic Spline, Bezier Spline, B. Spline, Nelson Siegel, Nelson Siegel Svensson, Kernel Regression (GRNN), and Feed Forward Neural Network. A thorough testing process were performed to have a short listed of models that suitable to the Indonesian fixed income market condition. A series of rigorous internal testing using historical data simulation was performed on each model alternative. The period of historical data was carefully picked to represent a full cycle of Indonesia economic conditions. As a conclusion, the result showed that Nelson Siegel Svensson model is the most suitable price valuation model that can reflect the fair market price for fixed income instrument, particularly for Indonesia Government Bonds (SUN). The model is then used by IBPA as the valuation model for calculating and determining Indonesia Government Bond (SUN) yield curve and fair price valuation. In order to further test the reliability and robustness of the chosen pricing model, two reputable universities, Gadjah Mada University (UGM) and Sepuluh November Institute of Technology (ITS), were chosen to conduct independent research and test on the model. The results from research by UGM and ITS confirmed that Nelson Siegel Svensson is the best model for calculating fair price valuation for Indonesia Government Bonds.
Data Source Management and Database Development The use of the best pricing methodology will not produce quality fair market price if not supported by quality data input. In order to get quality transaction price and quotation data, IBPA had approached key institutions and parties that may provide such quality data. Close relationship with data sources is intensively maintained in order to secure the continuity of data supply. Institutions such as Bapepam-LK, Debt Management Office of Ministry of Finance, Indonesia Stock Exchange, Indonesia Securities Central Custodian, rating agencies, Capital Market Reference Center, Inter Dealer Market Association, real time data vendors, money brokers, and securities dealers/ brokerage are important data contributors to IBPA. The more relevant and reliable data collected, the higher quality fair market price that IBPA may produce. Data source management which include data collections and developing cooperation with data sources became one of IBPA main focus in 2008.
adalah lembaga-lembaga yang menjadi kontributor data PHEI. Semakin lengkap data relevan dan reliable yang diperoleh, maka akan semakin meningkatkan kualitas penilaian harga pasar wajar Efek yang dilakukan oleh PHEI. Oleh karena itu, proses perolehan data dan kegiatan kerjasama dengan pihak penyedia data merupa-kan salah satu fokus utama PHEI di tahun 2008. Paralel dengan pengumpulan data yang berkualitas tersebut, PHEI juga melakukan pengembangan pengelolaan basis data yang komprehensif untuk beragam jenis data yang sudah diperoleh. Data dan informasi berupa data pre trade, post trade, ratings, bond profile, prospektus, laporan keuangan, hingga data makro ekonomi disimpan dalam sebuah sistem basis data yang terintegrasi agar mudah diakses dengan cepat, diperbaharui secara berkala, dianalisa lebih lanjut, dan digunakan dalam proses penilaian harga pasar wajar. Pembangunan sistem basis data yang komprehensif dan terintegrasi ini juga merupakan bagian dari pengembangan PHEI ke arah bisnis jasa layanan informasi (information services). Penerbitan Harga Pasar Wajar Harian dan IBPA Weekly Report Setelah melewati masa pengembangan dan uji coba intensif selama kurang lebih empat bulan, maka pada tanggal 15 Desember 2008 PHEI mulai menerbitkan harga pasar wajar harian (daily fair price valuation) untuk instrumen Obligasi Negara (ON) kepada pelaku pasar secara terbatas. Harga pasar wajar yang
Parallel to the effort of collecting reliable and quality data sources, IBPA also developed a comprehensive database to manage various kinds of data collected. Data and information such as pre-trade and post-trade data, rating information, bond profiles, prospectus, financial reports, and macroeconomic data, were managed in an integrated database to enable easy and quick access, periodically updated, further analysis, and ready to be used in the valuation and price fixing processes. The development of comprehensive and highly integrated database becomes IBPA platform for future development of information service bussiness. Issuance of Daily Fair Market Price and IBPA Weekly Report After went through a series of intensive development and testing processes within four months period, on 15 December 2008 IBPA had started to publish daily fair market price for government bonds to limited recipients. Fair market prices for government bonds that were published included fixed coupon series (FR and ORI), and zero coupon series (ZR). Besides fair market price information, IBPA also published Indonesian Government Bond Yield Curve, Yields by tenor matrix, Price & Yield benchmark series table, and Yield Movement chart. On 23 December 2008, IBPA issued its initial edition of IBPA Weekly Report through e-mail for limited recipients. This report contains fixed income market
Annual Report 2008
30-31
Laporan Direksi
Laporan Direksi
Director’s Report
diterbitkan meliputi ON jenis fixed coupon (FR dan ORI) dan zero coupon (ZR). Selain informasi harga, PHEI juga menerbitkan Indonesia Government Bond Yield Curve, matriks Yield vs Tenor, tabel Price & Yield Benchmark Series, dan grafik Yield Movements.
reviews, IBPA fair market price analysis during the week, fixed income related news, economic indicators, and other relevant information to provide the market with the market situation update and trend in one week.
Pada tanggal 23 Desember 2008, PHEI mulai menerbitkan IBPA Weekly Report yang didistribusikan secara terbatas melalui e-mail. Penerbitan laporan mingguan ini berisi ulasan pasar surat utang dan analisa perge-rakan harga pasar wajar yang diterbitkan PHEI selama satu minggu sebelumnya. IBPA Weekly Report tersebut juga dilengkapi dengan berita-berita, indikator ekonomi, dan informasi lain yang terkait sehingga dapat memberikan gambaran tentang perkembangan pasar surat utang dan tren pergerakan harga pasar pada periode tersebut.
Socialization and Educational Activities
Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Kegiatan sosialisasi dan edukasi mengambil porsi yang cukup besar dari seluruh kegiatan PHEI di tahun 2008. Hal ini penting mengingat PHEI merupakan lembaga yang memiliki peran dan fungsi yang relatif baru di pasar surat utang Indonesia. Di tahun 2008, PHEI melakukan tiga kali kegiatan konferensi pers, menerbitkan empat siaran pers, sejumlah liputan pers, dan melakukan kunjungan ke lembaga otoritas, asosiasi, hingga pelaku pasar dalam upaya menumbuhkan pemahaman terhadap peran dan fungsi PHEI sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek. Dalam rangka mendapatkan dukungan kelembagaan, PHEI melakukan kunjungan ke Bapepam-LK, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), Direktorat Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) dan beberapa anggotanya, serta Himpunan Pedagang Surat Utang Negara (Himdasun). Selain kegiatan kunjungan ke lembaga dan institusi terkait dengan surat utang, PHEI juga melakukan upaya sosialisasi peran dan pengenalan awal produk dan jasa pricing melalui pembangunan website PHEI yaitu http://www.ibpa.co.id. Dukungan Teknologi Informasi Pengalaman Bond Pricing Agency di negara-negara lain menunjukan pentingnya dukungan infrastruktur teknologi informasi yang handal dalam mendukung kegiatan usahanya. Mengacu pada pengalaman tersebut, di tahun 2008 salah satu kegiatan PHEI
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Socialization and education activities took a significant portion of IBPA’s activities in 2008. Such activities become very important since IBPA is an institution with new role and new function in the Indonesian fixed income market. In 2008, IBPA managed to publish three press conferences, issued four press releases, posted a number of press coverages, and visit several authorities, associations, and market players, in order to create awareness about IBPA roles and functions. Efforts to promote awareness were conducted through series of visits to Debt Management Office of Ministry of Finance, Bank Indonesia, Indonesian Pension Funds Association and some of its members, and Interdealer Market Association (Himdasun). Besides company visits, IBPA also actively start to promote its role and its initial products and services through its corporate http://website: www.ibpa.co.id.
Information Technology Support The experience of bond pricing agencies in other countries shows that information technology infrastructures play important role in supporting bond pricing agency operations. Learning from those facts, one of IBPA main activities in 2008 was to ensure that the development and implementation of information technology will effectively support company core business.
adalah memastikan pengembangan dan implementasi aspek teknologi informasi sebagai pendukung utama kegiatan usaha Perseroan. Pengembangan infrastruktur teknologi informasi ditujukan untuk mendukung kegiatan operasional maupun non operasional PHEI. Dukungan terhadap kegiatan operasional meliputi pengembangan otomasi sistem aplikasi penilaian dan penetapan harga Efek, pengembangan sistem basis data, pengembangan jaringan data yang menghubungkan PHEI dengan sumber data yang ada, hingga pembangunan dan pengelolaan website. Pembangunan infrastruktur perkantoran, pengelolaan sistem administrasi perkantoran yang meliputi admi-nistrasi keuangan, pengelolaan informasi sumber daya manusia juga mendapat dukungan teknologi informasi secara penuh agar dapat berjalan secara efisien dan efektif. Aliansi Strategis Sebagai salah satu strategi PHEI untuk mendapatkan akseptansi dari pelaku pasar, dipandang perlu untuk menjalin kerjasama internasional yang lebih erat dengan lembaga-lembaga sejenis yang telah sukses menjalankan konsep Bond Pricing Agency di negara lain. Pada bulan Oktober 2008, PHEI menggandeng Korea Investment and Securities Co. Ltd. (KIS) untuk menjalin kerjasama yang lebih erat dengan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU). Melalui MoU ini PHEI mendapatkan bantuan konsultasi terkait dengan pengembangan konsep, operasional dan strategis sebuah Bond Pricing Agency. Kerjasama kelembagaan internasional dengan Korea juga dilakukan melalui kunjungan kerja ke dua Bond Pricing Agency terbesar di Korea, yaitu Korea Bond Pricing (KBP) dan KIS Pricing. Sebagai tindak lanjut dari kunjungan kerja ke Malaysia pada Juli 2008, maka pada bulan Nopember 2008 PHEI menindaklanjuti kerjasama kelembagaaan dengan Bond Pricing Agency Malaysia (BPAM) melalui penandatanganan MoU. Kerjasama yang dibina melalui MoU dengan kedua lembaga tersebut meliputi knowledge sharing hingga technical assistant dalam menjalankan peran dan fungsi lembaga penilaian harga Efek dengan baik.
Rencana ke Depan Kondisi Pasar Modal Indonesia ke depan masih belum menentu akibat terpaan krisis keuangan global yang terjadi sejak tahun 2008. Tantangan terus bermun-culan,
Director’s Report
Information technology infrastructure development is aimed to support IBPA operations and non operations activities. Operations support included the development of automated valuation and price fixing process, the database development, developed data networking with IBPA data sources, to website development and management. The office application, office administration which include finance and accounting administration, human resources management system, also fully supported by information technology to be able to run in an efficient and effective way. Strategic Alliances One of IBPA strategy of gaining acceptance from market players is by developing cooperative initiatives with similar institutions that had successfully implemented bond pricing agency in other countries. In October 2008, IBPA tied strategic alliance with Korea Investment and Securities Co. Ltd. (KIS) by signing a Memorandum of Understanding (MoU). Under the MoU, KIS will provide IBPA with consultative and technical support related to the development of bond pricing agency concept, operations, and strategies. International cooperation initiative with Korea was also accomplished by visiting two bond pricing agencies in Korea, namely Korea Bond Pricing (KBP) and KIS Pricing. As a follow up of a visit to Bond Pricing Agency Malaysia (BPAM) in July 2008, IBPA tied strategic initiatives with BPAM through the signing of Memorandum of Understanding (MoU) on 11 November 2008. The initiatives defined in the MoU mainly consist of knowledge sharing, technical assistant and advisory in order for IBPA to perform proper roles and functions as a bond pricing agency.
Future Development The Indonesian capital market still faces uncertainty in the near future as a result of global financial crises that happened since year 2008. Challenges keep on coming, continuous bleak economic condition in 2009, changes in Marked-to-Market practices due to regulation changes, shrinking number of bond issuance, to mention a few. However those challenges will not discourage IBPA to perform its role and function as the first bond pricing agency in Indonesia. The management is committed to put its time and best efforts to bring out IBPA as an objective, independent, credible, and trusted institution
Annual Report 2008
32-33
Laporan Direksi
Laporan Direksi
Director’s Report
diantaranya adalah kondisi ekonomi global yang masih mengalami krisis di tahun 2009, perubahan regulasi terkait praktek Marked to Market, hingga potensi menurunnya jumlah penerbitan surat utang. Tetapi hal ini tidak menyurutkan PHEI untuk menjalankan fungsi dan perannya sebagai lembaga penilaian harga Efek pertama di Indonesia. Manajemen dengan komitmen penuh akan selalu berupaya untuk menjadikan PHEI sebagai lembaga penilaian harga Efek yang obyektif, independen, kredibel, dan terpercaya dalam melakukan penilaian dan penetapan harga pasar wajar Efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya.
that valuate and determine fair market price for bonds, Sukuk, and other securities.
Sesuai visi dan misi PHEI untuk menciptakan kewajaran, transparansi dan efisiensi pasar Efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya, maka pada tahun 2009 PHEI akan memfokuskan diri pada upaya pengembangan produk dan layanan jasa pricing. Di tahun 2009, PHEI telah mentargetkan untuk menerbitkan secara harian harga pasar wajar dari seluruh instrumen Obligasi Negara dan obligasi korporasi investment grade dalam denominasi rupiah.
Closing Remarks
Penutup Sebagai penutup, kami bersyukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa bahwa PHEI telah melalui tahun 2008 dengan baik. Kami percaya bahwa keberhasilan serta pencapaian yang diperoleh PHEI hingga akhir tahun 2008 yang penuh tantangan ini tidak terlepas dari dukungan semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini manajemen menyampaikan rasa terima kasih kepada Ketua Bapepam-LK, Bapak Fuad Rahmany dan para jajarannya, PT. Bursa Efek Indonesia, PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia, PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia, dan Dewan Komisaris PHEI untuk segala bentuk dukungan yang diberikan. Tak lupa kepada seluruh karyawan PHEI, manajemen menyampaikan penghargaan atas kontribusinya dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan di awal pendiriannya di tahun 2008.
Objective
l
Independent
l
Credible
Inline with its vision and mission to play role in promoting fairness, transparency, and efficiency in the bonds and Sukuk market, in 2009 IBPA will be focusing itself on the core products and services of pricing. In 2009, IBPA has a target to issue complete daily fair market price for all government bonds and Sukuk, as well as daily fair market price for all investment grade IDR corporate bonds.
As a closing remark, on behalf the management and staffs of IBPA we thank God the Almighty that throughout the year of 2008 IBPA had completed its preparations and initial operations with ease. We believe that IBPA accomplishments in the year of full challenge in 2008 cannot be possible without full supports of IBPA shareholders and stakeholders. The management deeply thank the Chairman of Bapepam-LK, Fuad Rahmany, and Bapepam-LK team, the Indonesia Stock Exchange, the Indonesia Clearing & Guarantee Corporation, the Indonesia Central Securities Depository, and IBPA Board of Commissioners for their full supports for IBPA. Not to forget to all IBPA employees, the management expresses its gratitude for its contribution to reach the company’s goals in this early stage.
Hasan Fawzi Direktur Director
Ignatius Girendroheru Direktur Utama President Director
l
Transparent
Director’s Report
Ignatius Girendroheru
Hasan Fawzi
Lahir tahun 1969. Direktur Utama PHEI sejak 1 Juli 2008. Memulai karir sebagai staf Finance di PT. Asamera Oil Indonesia (1996). Bergabung dengan PT. Bursa Efek Surabaya (BES) sebagai Listing Manager (1996-1999), kemudian sebagai Fixed Income Trading Manager (1999-2000) dan Head of Fixed Income Trading (20002006). Selanjutnya bergabung dengan PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang kemudian menjadi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), diawali sebagai Peneliti Senior (2006) kemudian menjabat sebagai Head of Listing Real Sector Division (2007 – Juni 2008). Memperoleh gelar Master of Business Administration dari University of North Texas, Amerika Serikat pada tahun 1995 dan Bachelor of Science di bidang Geofisika dari University of Texas at Austin, Amerika Serikat pada tahun 1992.
Lahir tahun 1970. Direktur PHEI sejak 1 Juli 2008. Memulai karirnya di PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia (KDEI), Jakarta dengan posisi terakhir sebagai Kepala Departemen Pengembangan Sistem (1993 – 1997). Selanjutnya bergabung dengan PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), Jakarta dengan posisi terakhir sebagai Kepala Divisi Teknologi Informasi (TIF) (1997 – 2008). Memperoleh gelar Master of Business Administration dari Universitas I.A.E de Grenoble Universite, Pierre Mendes, France dan Magister Manajemen dari Magister Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia pada tahun 2008. Serta Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung (ITB), program studi Teknik Informatika pada tahun 1993.
Born in 1969. President Director of IBPA since 1 July 2008. Starting his career as the Finance Staff at PT. Asamera Oil Indonesia ( 1996 ). He joined Surabaya Stock Exchange ( BES ) as the Listing Manager ( 19961999 ), then as the Fixed Income Trading Manager ( 1999-2000 ) and the Head of Fixed Income Trading (2000-2006). Further, he joined Jakarta Stock Exchange ( BEJ ), which was subsequently turned into Indonesia Stock Exchange ( BEI ), starting his career as a Senior Researcher ( 2006 ), then he served position as the Head of Listing Real Sector Division ( 2007–June 2008 ). Obtaining a Degree in Master of Business Administration from the University of North Texas, USA in 1995, and Bachelor of Science in Geophysics from the University of Texas at Austin, USA in 1992
Born in 1970. Director of IBPA since 1 July 2008. Starting his career at Indonesian Securities Custodian and Depository ( KDEI ), Jakarta, bearing the last position as Head of System Development Department ( 1993 – 1997 ). Further, he joined Indonesian Clearing & Guarantee Corporation (KPEI), Jakarta, as the Head of Information Technology Division (TIF) ( 1997 – 2008 ). He received a degree in Master of Business Administration from I.A.E de Grenoble Universite, Pierre Mendes, France, and Master in Management from the Economic Faculty of the University of Indonesia, in 2008, and Bachelor of Engineering from Bandung Institute of Technology ( ITB ), Majoring in Informatics Engineering study program in 1993.
Direktur Utama President Director
Direktur Director
Annual Report 2008
34-35
Metodologi penilaian dan penetapan harga pasar wajar PHEI dapat diandalkan dan dipertanggungjawabkan karena telah melalui proses pengujian yang ketat. In valuing and determining fair market price, IBPA relies on reliable and accountable methodology that has undergone strict internal and external validation processes.
Credible Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Annual Report 2008
36-37
Tata Kelola Perusahaan
Selain itu, untuk kemudahan serta fleksibillitas penerapan tata kelola perusahaan, PHEI juga berpegang kepada ketentuan anggaran dasar perusahaan dan memperhatikan kelaziman yang berlaku secara umum. Rumusan kode etik perusahaan yang diberlakukan di lingkungan perusahaan juga menjadi pedoman bagi seluruh jajaran manajemen dan karyawan agar mampu menjaga nama baik organisasi, mempertahankan image perusahaan serta kepercayaan di mata para pelaku Pasar Modal sebagai pihak yang secara resmi dibentuk guna menjalankan peran dan fungsi sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek. Dalam struktur organisasi perusahaan, PHEI menganut prinsip pemisahan fungsi antara Direksi dengan Dewan Komisaris. Dengan model struktur organisasi sebagaimana tersebut di atas PHEI telah mengimplementasikan peran serta fungsi yang terpisah antara pengawasan organisasi, pengambil keputusan dan o-perasional organisasi. Tujuan utama yang diharapkan agar pengelolaan PHEI dapat dilaksanakan secara baik, penuh kehati-hatian, profesional dan transparan. Hal ini tidak terlepas dari pertanggung jawaban manajemen kepada stakeholder, otoritas Pasar Modal dan khususnya kepada self regulatory organization yang saat ini merupakan pemegang saham utama PHEI.
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
Tata kelola perusahaan yang baik merupakan salah satu faktor kesuksesan bagi perusahaan dalam mengemban peran, fungsi serta dalam menjalankan visi dan misi perusahaan. Meskipun kegiatan persiapan operasional PT. Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) baru efektif berlangsung sejak tanggal 1 Juli 2008, namun secara internal organisasi, PHEI telah mengupayakan semaksimal mungkin terlaksananya tata kelola perusahaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Good corporate governance is one of key success factors for any enterprises in performing the role, functions as well as in implementing the corporate vision and mission. Despite the operational preparation activities of PT. Penilai Harga Efek Indonesia ( IBPA – Indonesia Bond Pricing Agency ) has just effectively taken place as of 1 July 2008, but in internal organization perspective, IBPA has maximally undertaken the implementation of the good corporate governance according to the applicable legislation.
PHEI sebagai institusi yang izin usahanya diterbitkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, tunduk pada peraturan perundangan di bidang Pasar Modal dan sebagai organisasi Perseroan Terbatas, PHEI melandaskan diri pada peraturan perundangan yang terkait dengan Perseroan Terbatas.
IBPA, an institution in which its business permit is issued by Indonesia Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK), is subject to the Capital Market legislation and as a limited liability company, is subject to the Limited Liability Act. In addition, for the ease and flexibility in implementing
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Langkah awal PHEI dalam upaya menciptakan nilai bagi pemegang saham (shareholder’s value) diwujudkan dengan penyusunan rencana kerja tahun berjalan dan tahun berikutnya sebagaimana tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) yang disetujui pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham. Penyusunan rencana kerja strategis perusahaan (strategic business plan) untuk jangka waktu lima tahun ke depan juga menjadi acuan manajemen dalam upaya mengembangkan perusahaan yang tergolong sebagai perusahaan yang baru mulai merintis langkah awal menuju proses stabilisasi. Komitmen untuk menciptakan koordinasi, komunikasi serta internal kontrol yang baik diwujudkan dengan dibangunnya fungsi sekretaris perusahaan, fungsi hukum dan kepatuhan serta pengawasan internal disamping fungsi utama lainnya sebagaimana disyaratkan dalam peraturan Pasar Modal yang berlaku. Dalam menjalankan fungsi utama perusahaan sebagai penilai harga Efek yang menetapkan harga pasar wajar Efek bersifat utang dan Sukuk secara obyektif, independen, kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan, PHEI merencanakan untuk membentuk komite penilai yang mampu memberikan saran, masukan atau rekomendasi kepada Direksi terkait dengan kebijakan
Good Corporate Governance
good corporate governance, IBPA also holds on the provisions of the company’s article of association and observes to generally accepted practices. The principle of the company’s code of ethics also becomes the guideline to all levels of the management and employees, so that they will be able to maintain good reputation of the organization, corporate image, and trust from the entire capital market community as the formal and legal entity that play role and function as the official bond pricing agency. In the corporate organizational structure, IBPA adopts a separation principle of function between the Board of Commissioners and the Board of Directors. Under such organizational structure model, IBPA has implemented a separated role and function between oversight duty and management/executive duty. The main purpose for the separation of duty is very clear, that is to enable the management to fully manage the company well, prudently, professionally and transparently. This is not independent of the management accountability to the stakeholders, the Capital Market authority and especially to self regulatory organization which at present is the main shareholder of IBPA. The preliminary measure of IBPA in the effort of creating the shareholder’s value is manifested in the formulation of the current and next year work plans as spelt out in the company’s Work Plan and Annual Budget ( RKAT ) approved by the shareholders in the general shareholder meeting. The formulation of IBPA’s strategic business plan for five years ahead will also become the management reference in the effort of developing the company which is classified as a start-up company starting to pioneer the preliminary measure towards the stabilization process. In order to create good and effective coordination, communication, and internal control, IBPA’s management has also developed functions of corporate secretary, along with other separate functions such as legal, compliance and internal audit as required by the applicable capital market regulation. In performing its main function as an objective, independent, credible and accountable bond pricing agency that provide fair valuation for bonds and Sukuk, IBPA plans to form a pricing committee capable of giving advises, inputs or recommendations related to pricing policy to support the Board of Directors. Due to IBPA operation which has just been started on the second half of 2008, the committee will be formed in the following year.
Annual Report 2008
38-39
Tata Kelola Perusahaan
Good Corporate Governance
penilaian dan penetapan harga pasar wajar. Dengan perjalanan PHEI yang baru mencapai masa paruh semester di tahun 2008 (Juli – Desember) maka komite dimaksud baru akan dibentuk pada tahun berikutnya. Sejalan dengan prinsip transparansi, PHEI telah memformulasikan kebijakan remunerasi bagi Direksi berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya dalam organisasi. Dasar pemberian remunerasi ini ditetapkan secara jelas dan transparan dalam rencana kerja dan anggaran tahunan perusahaan (RKAT) yang disetujui oleh pemegang saham. Koordinasi, komunikasi serta internal kontrol yang baik juga diterapkan oleh manajemen dengan dilaksanakannya koordinasi dan komunikasi internal dalam bentuk pertemuan berkala yang dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris dan koordinasi manajemen. Sepanjang satu semester terakhir di tahun 2008 ini, PHEI telah melakukan serangkaian pertemuan atau pelaksanaan rapat secara rutin, sebagai berikut: 1. Rapat Dewan Komisaris 6 kali 2. Rapat Direksi 5 kali 3. Rapat koordinasi manajemen 6 kali Sejalan dengan strategi pengembangan penilaian harga pasar wajar yang berkesinambungan dan dengan dukungan otoritas, stakeholder dan sumber daya manusia yang handal, PHEI berkomitmen untuk menjalankan secara penuh prinsip-prinsip tata kelola perusahaan dengan konsisten sebagai landasan operasional dan manajemen PHEI. Melalui tata kelola perusahaan yang baik, manajemen yakin sepenuhnya bahwa PHEI akan dapat menjalankan peran utamanya dan dapat memberikan pelayanan bagi Pasar Modal Indonesia dengan menjadi Lembaga Penilaian Harga Efek yang obyektif, kredibel, independen dan transparan yang pertama di Indonesia.
In line with the principle of transparency, IBPA has also formulated a remuneration policy for the Board of Directors based on their duties and responsibilities in the organization. The basis of this remuneration policy is clearly and transparently stated in the company’s work plan and annual budget (RKAT) which has been approved by the shareholders.
Struktur Organisasi
Continuous coordination, communication as well as good internal control are also maintained by the management through periodic meetings between member of the Board of Directors, Board of Commissioners and management coordination meeting between the Board of Directors and senior staffs. Throughout the year of 2008, series of meetings had taken place as follow:
Shareholders General Meeting
Board of Commissioners
1. Board of Commissioners Meeting 6 times 2. Board of Directors Meeting 5 times 3. Management Coordination Meeting 6 times
Board of Directors
In line with IBPA's strategy of continuous development in fair price valuation and with full support of the authorities, stakeholders and reliable human resources, IBPA is committed to fully adopt the principle of good corporate governance consistently as the foundation of IBPA’s operation and management. Through good corporate governance, the management strongly believe that IBPA can achieve its ultimate role of serving Indonesia capital market by becoming the first objective, credible, independent, and transparent bond pricing agency in Indonesia.
Organization Structure
President Director
Pricing Committee
Corporate Secretary
Director
Information Technology Division
Operation Division
Legal and Compliance Division
Administration Division
Information Technology Operation Department
Pricing Department
Legal Department
Finance and Accounting Department
Information Management Department
Research and Development Department
Internal Surveillance Department
Human Resources and General Affairs Department
Marketing and Customer Relation Department
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Annual Report 2008
40-41
FAQ
FAQ
FAQ
PHEI Seputar Pertanyaan & Jawaban
Frequently Asked Question related to IBPA
Apa yang dimaksud dengan Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE)? LPHE atau biasa disebut Bond Pricing Agency (BPA) adalah pihak yang melakukan penilaian harga atas Efek bersifat utang, Sukuk, dan surat berharga lainnya untuk menetapkan harga pasar wajar.
What is Bond Pricing Agency (BPA)? BPA is an institution whose main role is to valuate bonds, Sukuk, and other securities to determine their fair market price.
Apakah fungsi LPHE? LPHE melakukan kegiatan penetapan harga pasar wajar Efek bersifat utang, Sukuk dan surat berharga lainnya secara objektif, independen, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga memungkinkan investor untuk menilai investasinya.
What is the core function of BPA? BPA provides the market with fair market price valuation of bonds, Sukuk, and other securities, objectively, independently, credibly, and responsibly to enable investors valuing their investment.
Apakah maksud dari netralitas terhadap pasar? LPHE tidak boleh dikendalikan oleh satu pihak untuk menjamin hasil penilaiannya tidak bias. Peraturan Bapepam dan LK mensyaratkan pembatasan pada struktur kepemilikan sehingga tidak ada kepentingan satu pihak yang bisa mempengaruhi.
What is neutral to the market? BPA should not be controlled by any parties to prevent itself from bias valuation. Bapepam-LK rules emphasize limitation in IBPA ownership structure to prevent such intervention.
Apakah maksud dari penilaian harga wajar? Pada saat ada harga yang terjadi dari perdagangan, penilaian harga wajar dihasilkan dari observasi harga dan kuotasi yang terjadi selama perdagangan. Nilai wajar merefleksikan harga acuan sebagai panduan harga saat akan menjual surat utang.
What is fair valuation/pricing? By the time transaction of bonds or Sukuk are done, fair valuation/price is determined from traded and quotation prices observed during trading session. Fair market value/price reflects the reference price as a guide price in selling bonds.
Kenapa dibutuhkan penilaian harga wajar? Surat utang memiliki prosentase yang signifikan dari terhadap investasi Manajer Investasi. Investor perlu mengetahui nilai dari surat utang yang mereka miliki sehingga bisa melakukan investasi dan keputusan manajemen risiko secara tepat. Hal ini akan menjadi masalah apabila pada saat akan menerapkan MtM (Marked-to-Market ), tidak terdapat harga.
Why fair price is needed? Bonds instrument covers a significant portion of investment managers’ portfolios. Investors need to know the fair market value of their bonds or Sukuk to enable them to make right investment decisions. Problems most likely will arise in the absence such fair prices.
Apakah Marked to Market? Secara sederhana, MtM adalah menilai investasi terhadap harga pasar. Sehingga nilai dari investasi menreflesikan nilai asset saat dilepas, contohnya mengetahui harga yang pantas, ketika akan dijual. Praktek MtM adalah metode yang secara global diterima untuk melakukan penilaian investasi dan memenuhi kaidah standar akuntansi dan persayaratan manajemen risiko. Mengapa tidak ada harga untuk surat utang? Karena pasar surat utang secara umum adalah OTC Over The Counter), sehingga tidak ada harga penutupan yang secara resmi dikeluarkan untuk surat utang. Hal ini bertolak belakang dengan instrumen yang diperdagangkan seperti saham dimana harga penutupan hariannya dikeluarkan oleh Bursa. Bagaimana surat utang dinilai sebelumnya? Karena kurangnya sumber penilaian yang khusus, penilaian surat utang jauh dari kewajaran dengan melibatkan estimasi sederhana, interpolasi, dan ekstrapolasi, tanpa adanya konsistensi studi dan metodologi. Apakah bahaya dari hal itu? Jika surat utang dinilai dengan estimasi sederhana, maka hal itu sangat berbahaya karena surat utang akan dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai wajarnya. Dengan perkembangan struktur surat utang yang semakin kompleks, maka pendekatan tersebut
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
FAQ
What is Marked to Market ? In a simple way, MtM is one way to measure the latest value of investment against the latest market price, or by valuing the investment using the last price done in the market. MtM has been internationally accepted and fulfill the accounting standards and risk management requirements. Why there are no prices available in bonds market? The nature of bond market is Over The Counter (OTC), in this case there are no official closing price available. On the contrary, stock market through exchanges or bourses announce stock closing prices on a daily basis. How bonds are valuated in the past? Due to the absence of reliable valuation, bonds valuation is far from adequate which consist only of simple estimation, interpolation, and extrapolation data without put into account consistent study and methodology. What is wrong with that? In the case of a bond valuated by simple estimation, such bond would be valued far above/below its fair value. With a growing complexity of bond structure, such approach would not be adequate. The absence of
Annual Report 2008
42-43
FAQ
FAQ
FAQ
tidak akan memadai. Disamping itu, kurangnya konsistensi dan metodologi yang handal akan mengakibatkan penilaian yang bias sehingga sangat merugikan dan manipulatif. Bagaimana LPHE mengatasi masalah ini? Dengan mengeluarkan penilaian harga wajar melalui metodologi yang konsisten untuk semua surat utang di pasar. LPHE akan menyediakan harga referensi bagi semua investor untuk menilai surat utang yang mereka miliki. Berapa besar surat utang di Indonesia? Data per Quartal 4 tahun 2008, menunjukkan jumlah seri obligasi korporasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebanyak 211 seri dari 90 emiten dengan nilai outstanding sebesar Rp 70 triliun, sedangkan obligasi pemerintah tercatat sebesar 70 seri dengan nilai outstanding Rp 525 triliun. Apakah Negara lain memiliki LPHE? LHPE hadir pada pasar yang berkembang cepat seperti Korea, Mexico dan Malaysia. Di pasar negara yang sudah maju seperti Amerika Serikat dan Eropa, penilaian surat utang dilakukan oleh perusahaan spesialis (pricing vendors) yang hasil penilaiannya digunakan investor secara sukarela untuk mematuhi peraturan perusahaan, perlindungan kepentingan umum dan persyaratan laporan akuntansi. Mengapa kita tidak mengikuti Amerika Serikat? Pasar surat utang Indonesia masih berkembang, sehingga tingkat kedewasaan belum tercapai, sebagaimana penilaiaan harga wajar yang bersifat sukarela di US. Bagaimana LPHE menghasilkan penilaian harga pasar wajar? LPHE menghasilkan penilaian harga wajar melalui me-todologi yang konsisten dan transparan dengan menggunakan data, hasil observasi perdagangan, informasi rating, perilaku masa lalu, yield curve dan data keuangan. Dengan metodologi ini, penilaian harga wajar dapat dihasilkan untuk setiap surat utang secara harian, walaupun surat utang tersebut tidak likuid dan tidak diperdagangkan.
consistent study and methodology could be very risky and manipulative. How does IBPA solve this problem? IBPA will provide daily fair price through consistent study and methodology for all Rupiah denominated bonds and Sukuk as references for all investors’ bonds portfolios.
Seluruh prosedur yang digunakan diungkapkan secara terbuka kepada pengguna informasi untuk menjamin transparansi, konsitensi, dan bebas manipulasi. Sebagai tambahan , Bapepam-LK mensyaratkan LPHE untuk memiliki standar dalam rangka pengendalian dan pengamanan data serta mekanisme umpan balik dari pelaku pasar untuk memberikan tanggapan terhadap penilaian tersebut.
How big is Indonesia bonds market? By fourth quarter of 2008, corporate bonds listed in Indonesia Stock Exchange reached 211 series from 90 issuers with outstanding amount of Rp 70 trillions. Government bond issues reached 70 series with outstanding amount of Rp 525 trillions.
Akankan LPHE mempengaruhi perdagangan? Faktanya, dengan adanya harga referensi untuk surat utang yang tidak likuid dan tidak diperdagangkan, pelaku pasar akan memiliki harga acuan untuk memulai perdagangan surat utang tersebut. LPHE bertindak sebagai katalisator untuk meningkatkan aktivitas perdagangan.
Is BPA available in other countries? BPA exists in emerging markets such as Korea, Mexico, and Malaysia. In developed countries like the US and Europes, bonds pricing is performed by specialist company (pricing vendors) and the result is used by investors who voluntarily comply to company rules, public protection, and accounting reporting standards.
Siapakah pengguna jasa LPHE? Semua pihak yang berinvestasi di pasar surat utang Rupiah dan membutuhkan sumber referensi harga pasar wajar untuk penilaian investasinya secara independen, konsisten, dan verifiable. Dari perspektif yang luas, partisipan akan mendapatkan rentang yang relevan dari jasa yang diberikan oleh LPHE.
Why we do not follow US approach? Indonesia bond market has not matured enough as the US bond market. As in the US, investors voluntarily comply to company rules, public protection, and accounting reporting standards. How does IBPA determine fair market price valuation? IBPA determines fair market price through a series of consistent and transparent methodologies using observed quotation and trading market data, rating information, historical trends, yield curve and financial data. With such methodologies, fair price can be issued on a daily basis for each issuance, even in the case of non traded and illiquid bonds.
Apa manfaat lain yang diberikan LPHE? Karena sifat dari lingkupnya, LPHE memiliki penyimpanan data pasar surat utang yang komprehensif. LPHE memiliki database perdagangan, profil obligasi, profil penerbit, untuk periode saat ini dan hitoris. Database ini sangat bernilai sebagai sumber infomasi untuk seluruh partisipan pasar dan tersedia bagi pengguna jasa sebagai nilai tambah. Perdagangan akan semakin aktif, harga yang terjadi akan lebih baik serta mendukung manajemen risiko dan alokasi modal yang optimal.
FAQ
methods that has been applied in developed market. All methodologies are approved by Bapepam-LK and manipulation free. Bapepam-LK also requires IBPA to put a standards on internal control, data protection and feedback mechanism to enable market players to submit inputs for the aforementioned methodologies. Will IBPA interfere trading? Generally speaking, when fair price for bonds instrument exists even for illiquid and non traded bonds, all market players will have price reference as base for their bonds trading. IBPA plays its role as the catalyst to boost up bonds transaction activity. Who should use IBPA services? Every party who invests in Rupiah denominated bonds and Sukuk instruments and needs valuation for their investment independently, consistently, and variably. In a broad perspective, participants will benefit from high spectrum of relevant IBPA services. Is there any other benefit offered by IBPA? Due to its service coverage, IBPA is required to maintain a comprehensive database related to bonds market. IBPA database covers up to date and historical data such as: trading data, bond profiles, issuers’ profiles, etc. This comprehensive database can be utilized by client as value added benefit. Availability and easy access of IBPA database will stimulate more active trading which result to a better pricing, and promote better risk management and optimal capital allocation.
What methodology IBPA use? IBPA methodologies are based on best practice valuation technique and consistent bond valuation
Bagaimana metodologinya? Metodologi berdasarkan model penilaian harga wajar surat utang yang diterima secara umum dan konsisten dengan praktek di pasar yang sudah maju.
Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Annual Report 2008
44-45
Metodologi penilaian dan penetapan harga pasar wajar PHEI diterapkan secara konsisten dan transparan, sehingga terbuka peluang untuk penyempurnaan secara berkelanjutan di masa mendatang. In order to gather feedbacks for future enhancements, IBPA valuation and pricing methodologies are applied in a consistent and transparent manners.
Transparent Objective
l
Independent
l
Credible
l
Transparent
Annual Report 2008
46-47
Tanggung Jawab Laporan Tahunan
Responsibility for the Annual Report
Laporan tahunan 2008 ini, berikut laporan keuangan dan informasi lain yang terkait, merupakan tanggung jawab manajemen PT. Penilai Harga Efek Indonesia, dan telah ditandatangani oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi, sebagai berikut:
This 2008 Annual Report, including the accompanying financial statements and other related information, is the responsibility of the management and has been signed by all members of the Board of Commissioners and the board of Directors of the Indonesia Bond Pricing Agency, as follows:
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Sulistyo Budi Komisaris Commissioner
Yakobus Isharsaya Komisaris Utama President Commissioner
Dewan Direksi Board of Directors
Hasan Fawzi Direktur Director
Ignatius Girendroheru Direktur Utama President Director
Objective Objective
l l
Independent Independent
l l
Credible Credible
l l
Transparent Transparent
Annual Report 2008
48-49