MAKALAH UJIAN KASUS PATOLOGI FORENSIK
Disusun oleh: Pramita Yulia Andini 030.09.184
Penguji:
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL CIPTO MANGUNKUSUMO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JUNI 2014
BAB I ILUSTRASI KASUS No. Registrasi Forensik
:525/SK-II/V/2014
No. Registrasi RSCM
: 0284A0114
Pemeriksaan Luar
: 19 Mei 2014 pukul 17.30 WIB
Pemeriksaan Dalam
: 19 Mei 2014 pukul 18.30 WIB
Identitas Jenazah Nama
: Tn. AA
Jenis Kelamin
: laki-laki
Tempat/ Tanggal Lahir
: tidak diketahui
Usia
: 16 tahun
Warganegara
: Indonesia
Agama
:Islam
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Cempaka Putih, Jakarta Pusat
Riwayat Kasus Pada tanggal 19 Mei 2014 pukul 17.30 WIB, mayat seorang laki-laki yang tidak dikenal dibawa ke Departemen Ilmu Kedokteran Forensik FKUI RSCM Oleh Kepolisian Satuan Lalu Lintas Wilayah Jakarta Pusat. Jenazaah tersebut telah diketemukan pada hari yang sama di Jalan Raya Senen pada pukul 15.30 WIB. Pihak kepolisian menduga mayat tersebut merupakan korban tawuran. Pihak kepolisian kemudian meminta diadakan pemeriksaan bedah mayat melalui surat permintaan visum bernomor R/21/K/I/2014/LJP untuk dibuatkan visum et repertumnya. Hasil pemeriksaan luar dan bedah mayat yang dilakukan dapat dilihat dalam visum et repertum berikut.
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL RUMAH SAKIT DOKTER CIPTO MANGUNKUSUMO Jalan Diponegoro no. 71, Jakarta Pusat 10430, Kotak Pos 1086 Telp. 3918301, 31930808 (Hunting), Fax 3148991
Jakarta, 19 Mei 2014 Nomor Perihal
: 525/SK-II/V/2014 : Pemeriksaan atas mayat Tn.AA
PRO JUSTITIA VISUM ET REPERTUM Yang bertanda tangan di bawah ini, dr. Pramita, SpF, dokter spesialis forensik pada Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta, atas permintaan tertulis dari Kepolisian Resort Jakarta Pusat Sektor Senen No. Pol : B/51/VER/V/2014/Polsek.Senen tertanggal Sembilan belas Mei tahun dua ribu empat belas pukul tujuh belas lebih tiga puluh menit Waktu Indonesia Bagian Barat, bertempat di ruang bedah mayat Departemen Ilmu kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo, telah melakukan pemeriksaan luar dan dalam mayat yang menurut surat permintaan tersebut adalah : -------------------------------------------------------------Nama : Tn. AA. ---------------------------------------------------------------Jenis kelamin : Laki-laki. -------------------------------------------------------------Umur : 16 tahun. --------------------------------------------------------------Kebangsaan : Indonesia. -------------------------------------------------------------Agama : Islam. ------------------------------------------------------------------Pekerjaan : Pelajar. ----------------------------------------------------------------Alamat : Cempaka Putih, Jakarta Pusat. -------------------------------------Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label berwarna merah muda, tanpa materai, terikat pada ibu jari kaki kanan. ---------------------------------------------------------------------------------------------------- HASIL PEMERIKSAAN --------------------------------I. Pemeriksaan Luar. ----------------------------------------------------------------------1. Mayat terbungkus dengan satu buah kantong mayat berbahan terpal, warna jingga, bertuliskan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran dua ribu dua belas dan satu helai kain bahan katun warna putih. -----------------------------------------------------2. Mayat berpakaian sebagai berikut : -----------------------------------------a. Satu helai jaket berbahan wol, warna biru, dengan tutup kepala, tanpa merk, tanpa ukuran, pada bagian depan terdpat dua kantong tanpa isi, pada dada terdapat sablonan bertuliskan “QUICKSILVER” warna coklat dan putih. Pada baju belakang sisi kiri, dua belas sentimeter di atas tepi bawah, tujuh belas sentimeter dari jahitan sambungan kiri, terpotong lima koma lima sentimeter. Pada baju bagian belakang tampak dan teraba basahan darah. ---------------------
b. satu helai kemeja... b. Satu helai kemeja sekolah berbahan katun, warna putih, merk “SERAGAM”, tanpa ukuran. Pada punggung sisi kiri, dua belas sentimeter di atas tepi bawah kemeja, tiga belas sentimeter dari tepi jahitan kiri, tampak terpotong empat koma lima sentimeter. Pada punggung bagian bawah tampak berlumuran bawah. -------------------------------------------------c. Satu helai kaos oblong lengan pendek, warna putih, tanpa ukuran, merk “ROXIDER”, pada bagian depan terdapat sablon bergambar badut warna kuning. Pada bagian belakang lima belas sentimeter di atas tepi jahitan bawah, tiga belas sentimeter dari tepi jahitan kiri tampak terpotong sepanjang lima sentimeter. Pada bagian belakang bawah tampak berlumuran darah. --------------------------------------------------d. Satu helasi celana pendek bahan katun, warna ungu, tanpa merk, tanpa ukuran, pada bagian belakang kanan terdapat satu buah kantong tanpa isi dan tampak berlumuran darah. --Satu helai celana dalam bahan kaos, warna abu-abu, merk “CROCODILE”, ukuran M. Pada bagian belakang tampak berlumuran darah. --------------------------------------------------3. Tidak ditemukan perhiasan pada mayat. ------------------------------------4. Tidak ditemukan benda di samping mayat. --------------------------------5. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh, mudah dilawan. Lebam mayat terdapat pada leher belakang berwarna merah keunguan, hilang pada penekanan. ----------------------------------------------------------------6. Mayat adalah seorang laki-laki bangsa Indonesia, umur kurang lebih lima belas sampai dua puluh tahun, kulit berwarna sawo matang, gizi sedang, panjang badan seratus enam puluh lima sentimeter, berat badan empat puluh enam kilogram, zakar disunat. ------------------------7. Pada dahi sisi kanan, satu sentimeter dari garis pertengahan depan, satu sentimeter di atas alis, terdapat tahi lalat berwarna coklat, berbentuk bulat, dengan diameter tiga millimeter. Pada alis kiri, lima sentimeter dari garis pertengahan depan, terdapat dua buah tai lalat berwarna coklat, berbentuk bulat, masing-masing berdiameter dua millimeter dan tiga millimeter. ------------------------------------------------------------8. Rambut kepala berwarna hitam, tumbuh lurus, panjang enam sentimeter. Alis mata berwarna hitam, tumbuh tebal, panjang satu sentimeter. Bulu mata berwarna hitam, tumbuh lurus, panjang satu sentimeter. Kumis berwarna hitam, tumbuh jarang, panjang lima millimeter. Jenggot berwarna hitam, tumbuh jarang, panjang empat millimeter. ----------------------------------------------------------------------9. Kedua mata terbuka masing-masing lima millimeter dan empat millimeter. Selaput bening mata jernih, kedua teleng mata bulat dengan garis tengah dua millimeter. Tirai mata berwarna coklat. Selaput bola mata berwarna putih. Selaput kelopak mata berwarna pucat. ------------10. Hidung berbentuk sedang. Kedua daun telinga berbentuk oval. --------11. Mulut terbuka dua puluh millimeter. Lidah tidak terjulur. Gigi geligi lengkap kecuali geraham belakang ketiga rahang atas kanan dan kiri tidak terdapat. -------------------------------------------------------------------
12. Dari lubang hidung... 12. Dari lubang hidung keluar darah. Dari lubang mulut keluar darah. Dari lubang tubuh lainnya tidak keluar apa-apa. --------------------------------13. Alat kelamin berbentuk biasa tidak menunjukkan kelainan. Lubang dubur berbentuk biasa tidak menunjukkan kelainan. ---------------------14. Pada tubuh terdapat luka-luka sebagai berikut : ---------------------------a. Pada paha kanan sisi depan, enam belas sentimeter di atas lutut, terdapat luka terbuka tepi rata, dengan dasar otot, sudut kiri tumpul, sudut kanan lancip, jika dirapatkan berbentuk garis lurus sepanjang enam sentimeter. --------------------------b. Pada puncak bahu kiri, dua belas sentimeter dari garis pertengahan depan, terdapat luka lecet berukuran satu sentimeter kali nol koma empat sentimeter. --------------------c. Pada punggung sisi kiri, dua belas sentimeter garis pertengahan belakang, tiga puluh tiga sentimeter di bawah puncak bahu, seratus sepuluh sentimeter di atas tumit, dengan iga sebelas kiri belakang teraba terpotong, kedua sudut lancip, jika dirapatkan berbentuk garis sepanjang lima sentimeter. -----------------------------------------------------------d. Pada pinggang kiri, empat sentimeter garis pertengahan belakang, setinggi tajuk atas belakang tulang usus, terdapat luka lecet berukuran tiga sentimeter kali tiga sentimeter. -----e. Pada bokong kiri sisi luar, tiga puluh empat sentimeter di atas lutut, terdapat luka lecet berukuran tiga sentimeter kali dua sentimeter. -----------------------------------------------------------f. Pada lutut kiri sisi luar, terdapat luka lecet berukuran lima millimeter kali tiga millimeter. -----------------------------------15. Patah tulang tampak pada tulang iga sebelas kiri belakang sisi bawah dan tulang iga dua belas kiri belakang sisi atas. ---------------------------II. Pemeriksaan Dalam. --------------------------------------------------------------------16. Jaringan lemak bawah kulit berwarna kuning, daerah dada setebal delapan millimeter, daerah perut setebal sepuluh millimeter. Otot-otot berwarna coklat kemerahan, cukup tebal. ----------------------------------17. Sekat rongga badan kanan setinggi sela iga kelima, setinggi sela iga keempat. -------------------------------------------------------------------------18. Pada iga kesepuluh kiri tepi bawah, delapan sentimeter garis pertengahan belakang, tampak terpotong tepi rata sepanjang lima sentimeter. ----------------------------------------------------------------------Iga lain serta tulang dada tidak menunjukkan kelainan. ------------------19. Jaringan bawah kulit daerah leher dan otot leher tidak menunjukkan kelainan. -------------------------------------------------------------------------20. Kandung jantung tampak tiga jari dia antara kedua tepi paru. Dalam kandung jantung terdapat sedikit cairan kuning jernih. -------------------Dalam rongga dada kanan tidak terdapat apa-apa. Dalam rongga dada kiri terdapat darah dan bekuan darah sebanyak seratus lima puluh milliliter. ------------------------------------------------------------------------21. Selaput dinding perut tampak licin, berwarna kelabu, mengkilat. Dalam rongga perut terdapat darah dan bekuan darah sebanyak lima puluh milliliter. Otot dinding perut berwarna coklat kemerahan. --------
22. Lidah berwarna kelabu... 22. Lidah berwarna kelabu, penampang merah kecoklatan. Tulang lidah utuh. Rawan gondok utuh. Rawan cincin utuh. Kelenjar gondok berwarna coklat kemerahan, perabaan kenyal, penampang berwarna coklat. Kelenjar kacangan berwarna merah kecoklatan. ------------------23. Batang tenggorok berisi darah dan busa halus. Selaput lender berwarna kelabu kemerahan. -------------------------------------------------------------24. Kerongkongan berisi cairan merah kehitaman, selaput lendirnya berwarna kelabu pucat. --------------------------------------------------------25. Paru kanan terdiri dari tiga baga, baga atas berwarna kelabu keunguan, baga bawah berwarna merah keunguan, perabaan kenyal. Penampangnya berwarna merah, pada pemijatan keluar darah dan busa halus, berat tiga ratus empat puluh gram. -----------------------------------Paru kiri terdiri atas dua baga, baga atas berwarna merah keunguan, perabaan kenyal. Penampangnya berwarna merah, pada pemijatan keluar darah dan busa halus, berat dua ratus gram. Pada baga bawah paru kiri, tampak terpotong sepanjang dua sentimeter dikelilingi resapan darah dua sentimeter kali satu sentimeter. Pada permukaan bawah baga, terdapat resapan darah dua sentimeter kali dua sentimeter dan empat sentimeter kali dua sentimeter. ----------------------------------26. Jantung tampak sebesar satu kali tinju kanan mayat, berwarna coklat, perabaan kenyal. ---------------------------------------------------------------Katup jantung tidak menunjukkan adanya kelainan. Lingkaran katup serambi kanan berukuran sepuluh sentimeter, sedangkan serambi kiri berukuran sembilan sentimeter. Lingkaran katup nadi paru berukuran lima koma lima sentimeter, dan katup batang nadi berukuran empat koma lima sentimeter. Tebal otot bilik jantung kanan tiga millimeter dan kiri sebelas millimeter. Pembuluh nadi jantung tidak teraba mengeras, tidak menebal, dan tidak tersumbat. Sekat jantung berwarna coklat kemerahan. --------------------------------------------------------------Berat jantung dua ratus dua puluh gram. -----------------------------------27. Hati berwarna coklat, permukaan licin, tepi tajam, perabaan kenyal. Penampang hati berwarna coklat dan gambaran hati tampak jelas. Berat hati adalah Sembilan ratus lima puluh gram. -----------------------28. Kandung empedu berisi cairan encer berwarna kuning kecoklatan, selaput lendir seperti beludru. Saluran empedu tidak tersumbat. --------29. Limpa berwarna ungu, permukaan keriput, tepi tajam, perabaan kenyal. Penampangnya berwarna ungu dengan gambaran limpa jelas. Berat limpa seratus sepuluh gram. -------------------------------------------Pada tepi limpa tampak terpotong tiga sentimeter kali dua sentimeter. 30. Kelenjar liur perut berwarna coklat kemerahan, permukaan menunjukkan belah-belah, perabaan kenyal, penampangnya berwarna coklat pucat, gambaran kelenjar jelas. Berat kelenjar liur perut delapan puluh gram. ---------------------------------------------------------------------31. Lambung berisi darah dan sisa makanan butiran cabe. Selaput lendirnya berwarna kelabu kemerahan. Lambung bagian atas tampak terpotong sepanjang satu koma lima sentimeter dikelilingi resapan darah dua sentimeter kali nol koma lima sentimeter. ----------------------
Usus dua belas jari berisi lendir berwarna coklat disertai darah. Selaput lendir berwarna merah. --------------------------------------------------------Usus halus berisi... Usus halus berisi lendir berwarna coklat kemerahan pada sepertiga atas, sepertiga tengah terdapat lender berwarna kuning, sepertiga bawah terdapat feses lunak berwarna kuning. Selaput lendirnya berwarna kelabu. ---------------------------------------------------------------Usus besar berisi feses setengah padat, berwarna kuning. Selaput lendirnya berwarna kelabu. ---------------------------------------------------32. Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk trapezium berwarna kuning, penampang berlapis. Kelenjar anak ginjal kiri berbentuk bulan sabit, berwarna kuning kemerahan, penampang berlapis. -----------------------33. Ginjal kanan bersimpai lemak tipis, simpai ginjal mudah dilepas, permukaan ginjal licin, warna coklat pucat dengan pelebaran pembuluh darah, penampang berwarna coklat pucat, gambaran ginjal jelas, piala ginjal kosong, saluran kemih tidak tersumbat, berat ginjal kanan sembilan puluh gram. Ginjal kiri simpai lemak tertutup resapan darah, simpai ginjal mudah dilepas, resapan darah positif, permukaan ginjal licin warna coklat pucat dengan pelebaran pembuluh darah, penampang berwarna coklat pucat, gambaran ginjal jelas, piala ginjal kosong, saluran kemih tersumbat, berat ginjal kiri seratus gram. -------34. Kandung kemih tidak berisi apa-apa. Selaput lendirnya berwarna kelabu pucat. --------------------------------------------------------------------35. Kulit kepala bagian dalam tidak ada resapan darah. Tulang tengkorak utuh. Selaput keras otak utuh. Selaput lunak utuh. Otak besar pada permukaan menunjukkan gambaran pelebaran pembuluh darah, tampak pucat. Penampang otak besar tampak pelebaran pembuluh darah, batas daerah abu-abu dan putih jelas. Otak kecil pada permukaan tampak pelebaran pembuluh darah. Batang otak berwarna putih. Bilik otak tampak sedikit cairan bening. Berat otak seribu empat ratus tiga puluh gram. ---------------------------------------------------------36. Selanjutnya dapat ditentukan saluran luka pada punggung kiri berturutturut menembus kulit, jaringan bawah kulit, lemak, otot, sela iga sepuluh, sela iga sebelas, iga sepuluh tepi bawah, iga sebelas, tepi bawah paru kiri baga bawah, sekat rongga badan, limpa, lambung sepanjang empat belas sentimeter, arah dari kiri atas belakang ke kanan depan bawah dengan sudut enam puluh derajat. ---------------------------KESIMPULAN ---------------------------------------------------------------------------------Pada mayat anak laki-laki berusia enam belas tahun ini ditemukan luka terbuka pada paha kanan dan punggung, terpotongnya limpa, lambung, paru kiri, iga sekat rongga badan akibat kekerasan tajam. -----------------------------------------------------------------Selanjutnya ditemukan luka lecet pada bahu, pinggang, bokong, lutut akibat kekerasan tumpul. --------------------------------------------------------------------------------Selain itu ditemukan pula tanda-tanda perawatan, organ-organ pucat, darah pada rongga perut dan rongga dada. -----------------------------------------------------------------Sebab matinya orang ini adalah kekerasan tajam pada punggung kiri yang memotong paru kiri dan limpa yang menyebabkan perdarahan. -----------------------------------------
Demikianlah saya uraikan... Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang sebaik-baiknya mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. -------------------------------------------------------------------------------------Dokter yang memeriksa,
Dr.Pramita, SpF NPM. 03009184
BAB II PEMBAHASAN UMUM
A. Prosedur Medikolegal Ilmu kedokteran forensik (Legal Medicine) adalah salah satu cabang spesialistik dari ilmu kedokteran yang mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan hukum serta keadilan pada kasus-kasus yang berhubungan dengan kesehatan dan jiwa manusia, seperti kecelakaan lalu lintas, pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaanm maupun korban meninggal yang pada pemeriksaan pertama polisi dicurigai adanya suatu tindak pidana. Untuk dapat memberi bantuan yang maksimal bagi berbagai keperluan tersebut diatas, seorang dokter dituntut untuk dapat memanfaatkan ilmu kedokteran yang dimilikinya secara optimal. Dalam menjalankan fungsinya sebagai dokter yang diminta untuk membantu dalam pemeriksaan kedokteran forensik oleh penyidik, dokter tersebut dituntut oleh undang-undang untuk melakukannya dengan sejujurjujurnya serta menggunakan pengetahuan yang sebaik-baiknya. Bantuan yang wajib diberikan oleh dokter apabila diminta oleh penyidik antara lain adalah melakukan pemeriksaan kedokteran forensik terhadap seseorang, baik terhadap bagian tubuh atau benda yang diduga berasal dari tubuh manusia. Dalam suatu perkara pidana yang menimbulkan korban, dokter diharapkan dapat menemukan kelainan yang terjadi pada tubuh korban, bilamana kelainan itu timbul, apa penyebab serta apa akibat yang timbul terhadap kesehatan korban. Dalam hal korban meninggal, dokter diharapkan dapat menjelaskan penyebab kematian yang bersangkutan, bagaimana mekanisme terjadinya kematian dan perkiraan cara kematian. Penyidik berwenang untuk meminta keterangan ahli, sesuai dengan KUHAP Pasal 133 ayat (1) “Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya”. Yang termasuk dalam kategori peyidik menutut KUHAP Pasal 6 ayat (1) jo PP no.27 tahun 1983 pasal 2 dan 3 ayat (1) yaitu Polisi Negara RI yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang dengan pangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan
Dua, sedangkan untuk pembantu penyidik pembantu berpangkat serendah-rendahnya Sersan Dua. Apabila di suatu kepolisian sektor tidak terdapat pejabat penyidik seperti di atas, maka Kepala Kepolisian Sektor yang berpangkat bintara di bawah Pembantu Letnan Dua dikategorikan pula sebagai penyidik karena jabatannya (PP no.27 tahun 1983 pasal 2 ayat 2). Wewenang penyidik untuk meminta keterangan ahli tersebut diperkuat dengan kewajiban dokter untuk memberikannya bila diminta seperti yang tertuang dalam pasal 179 KUHAP yang berbunyi “Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.” Keterangan ahli tersebut dituangkan dalam bentuk Visum et Repertum (VER), yaitu keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di bawah sumpah untuk kepentingan peradilan. Visum et Repertum adalah suatu alat bukti yang sah sebagaimana yang ditulis dalam pasal 184 KUHAP. Permintaan Visum et Repertum (VER) tersebut harus dibuat dalam bentuk tertulis, yaitu dalam bentuk Surat Permintaan Visum et Repertum (SPV). Pada SPV tertera kop surat, pihak yang meminta visum, pihak yang dituju, identitas korban, dugaan penyebab kematian, permintaan apakah pemeriksaan luar dan atau bedah mayat, jabatan peminta visum serta tanda tangan yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan pasal 133 KUHAP ayat (2), yaitu “Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat”. Pihak yang berhak membuat VER adalah dokter yang sudah mengucapkan sumpah sewaktu mulai menjabat sebagai dokter, sebagaimana tertuang dalam Stb 350 tahun 1937. VER memuat kop surat, terdiri atas lima bagian, yaitu Pro Justisia di bagian atas, pendahuluan, pemberitaan, kesimpulan, dan penutup. Permintaan Visum et Repertum (VER) tersebut harus dibuat dalam bentuk tertulis, yaitu dalam bentuk Surat Permintaan Visum et Repertum (SPV). Pada SPV tertera kop surat, pihak yang meminta visum, pihak yang dituju, identitas korban, dugaan penyebab kematian, permintaan apakah pemeriksaan luar dan atau bedah mayat, jabatan peminta visum serta tanda tangan yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan pasal 133 KUHAP ayat (2), yaitu “Permintaan keterangan ahli sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat”. Pada pemeriksaan dan visum et repertum jenazah, jenazah yang dimintakan untuk dibuat visum et repertumnya harus diberikan label yang memuat identitas mayat, diberi cap jabatan yang diikatkan pada ibu jari kaki atau bagian tubuh lainnya. Hal tersebut sesuai dengan bunyi KUHAP Pasal 133 ayat 3, “Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.” Permeriksaan forensik terhadap jenazah meliputi pemeriksaan luar dan pemerisaan dalam (bedah mayat). Pemeriksaan luar meliputi pemeriksaan terhadap luka-luka dan kelainan lainnya tanpa merusak keutuhan jaringan jenazah. Pemeriksaan dalam meliputi pemeriksaan yang dapat merusak keutuhan jaringan jenazah, seperti membuka rongga tengkorak, leher, dada, dan perut, panggul. Pada pemeriksaan dalam ini dapat diketahui sebab kematian korban yang tidak dapat diketahui jika hanya dengan pemeriksaan luar saja. Seperti yang tertuang pada KUHAP Pasal 134 ayat (1):“Dalam hal sangat diperlukan di mana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban”. Bila akan dilakukan pemeriksaan dalam atau bedah mayat atau autopsi, keluarga korban perlu diberi tahukan, selanjutnyaapabila ada keberatan dari pihak keluarga, pihak kepolisian wajib untuk menerangkan sejelas-jelasnya kepada keluarga seperti yang dituangkan dalam KUHAP Pasal 134 ayat (2) :“Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.” Jika dalam 2x24 jam tidak ada keluarga yang memberi tanggapan, boleh dilakukan pemeriksaan bedah mayat sesuai dengan KUHAP Pasal 134 ayat (3):“Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang perlu diberitahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.” Jenazah hanya boleh dibawa keluar institusi kesehatan dan diberi surat keterangan kematian bila seluruh pemeriksaan yang diminta oleh penyidik telah
dilakukan. Apabila jenazah dibawa pulang paksa, tidak ada surat keterangan kematian. B. Tanda Kematian 1. Lebam Mayat (Livor mortis) Setelah kematian klinis, maka eritrosit akan menempati tempat terbawah akibat gaya gravitasi, mengisi vena dan venula, membentuk bercak warna merahungu pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras. Lebam mayat biasanya mulai tampat 20-30 menit pasca kematian, makin lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam. Sebelum waktu ini, lebam mayat masih dapat berpindah jika mayat dipindahkan posisi atau memucat pada penekanan. Karena sistem peredaran darah sudah tidak berfungsi lagi, setelah mati klinis eritrosit akan menempati tempat terbawah tubuh akibat gaya gravitasi. Lebam ini biasanya berwarna merah keunguan (livid) dan menempati tempat terbawah sesuai dengan posisi kematian pasien, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas yang keras. Menetapnya lebam mayat ini disebabkan oleh bertumpuknya eritrosit dalam jumlah cukup banyak sehingga sulit untuk berpindah lagi. Selain itu, hal tersebut juga diakibatkan kekakuan otot-otot dinding pembuluh darah. Lebam mayat dapat digunakan sebagai tanda pasti kematian, memperkirakan sebab kematian, dan memperkirakan saat kematian. 2. Kaku Mayat Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena metabolisme tingkat seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan energi. Energi ini digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP. Selama masih terdapat ATP maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. Bila cadangan glikogen dalam otot habis, maka energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku. Kaku mayat mulaitampak sekitar 2 jam setelah mati klinis. Kaku ini dimulai dari otot-otot kecil, dan berlanjut ke otot-otot yang lebih besar atau ke arah dalam. Kaku mayat akan menjadi lengkap setelah 12 jam, lalu dipertahankan selama 12 jam dan akan menghilang dalam urutan yang sama. Faktor-faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat adalah aktivitas fisik sebelum mati, suhu tubuh yang tinggi, tubuh yang kurus dengan otot yang kecil, dan suhu lingkungan tinggi.
Kaku mayat dapat digunakan untuk menunjukkan tanda pasti kematian dan memperkirakan saat kematian. 3. Penurunan Suhu Penurunan suhu terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda yang lebih dingin melalui radiasi, konduksi, evaporasi, dan konveksi. Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran dan kelmbaban udara, bentuk tubuh, posisi tubuh, pakaian. Penurunan suhu akan lebih cepat pada suhu keliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus, posisi telentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, dan pada umumnya orangtua serta anak kecil. 4. Pembusukan Pembusukan merupakan proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri. Autolisis adalah pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan steril dan timbul akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pasca mati dan hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan. Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada perut kanan (daerah sigmoid). Secara bertahap warna kehijauan ini akan menyebar keseluruh perut dan dada, dan bau busuk mulai tercium. Pembuluh darah bawah kulit akan tampak seperti melebar dan berwarna hijau kehitaman. Selanjutnya kulit ari akan terkelupas atau membentuk gelembung berisi cairan kemerahan berbau busuk. Pembentukan gas didalam tubuh dimulai didalam lambung dan usus, akan mengakibatkan tegangnya perut dan keluarnya cairan kemerahan dari mulut dan hidung. Gas yang terdapat didalam jaringan dinding tubuh akan mengakibatkan terabanya derik (krepitasi). Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan nyata, yaitu kira-kira 36-48 jam pascamati. Kumpulan telur lalat telah dapat ditemukan beberapa jam pascamati di alis mata, sudut mata, lubang hidung, dan diantara bibir. Telur ini akan menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam. Dengan mengidentifikasi spesies lalat dan panjang larva, dapat memperkirakan usia larva tersebut yang dapat digunakan untuk memperkirakan saat kematian. 5. Adiposera
Adiposera adalah terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau berminyak, dan berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati. 6. Mummifikasi Mummifikasi merupakan proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat. Hal ini menyebabkan terjadinya pengeringan jaringan yang dapat menghentikan pembusukan. Mummifikasi jarangterjadi pada cuaca yang normal.
BAB III PEMBAHASAN KASUS A. Prosedur Medikolegal Pada kasus ini, surat permintaan visum disampaikan dalam bentuk tertulis yang sesuai dengan KUHAP pasal 351 (3): Surat ini terdiri atas : 1. Institusi pengirim 2. Tujuan surat 3. Identitas 4. Dugaan penyebab kematian 5. Permintaan penyidik 6. Jabatan pengirim
: Kepolisian Sektor Kawasan Senen : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo : Tn.AA, Laki-laki, 16 tahun, Islam, Indonesia, Cempaka Putih, Jakarta Pusat : Pembunuhan akibat tawuran : Pemeriksaan luar dan bedah mayat : AKP Kapolsek
Prosedur Medikolegal telah terpenuhi pada kasus ini, karena Surat Permintaan Visum yang dibuat oleh polisi berpangkat AKP yang ditujukan kepada dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dan terdapat label mayat yang sesuai dengan SPV yang diikatkan pada ibu jari kaki kanan. B. Tanda Pasti Kematian Pada pemeriksaan mayat, ditemukan kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh dan sukar dilawan. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh, mudah dilawan. Lebam mayat terdapat pada leher belakang berwarna merah keunguan, hilang pada penekanan. Hilangnya lebam karena penekanan ini menunjukkan mayat meninggal kurang dari 8 jam. C. Kesimpulan Pada mayat
laki-laki berusia 16 tahun dan ini ditemukan tanda-tanda
kekerasan tajam. Selanjutnya sebab matinya orang ini adalah kekerasan tajam pada punggung kiri yang memotong paru kiri dan limpa yang menyebabkan perdarahan. Perkiraan mati mayat ini adalah 8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan. DAFTAR PUSTAKA . 1. Budiyanto A, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI. 2. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI. 3. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 2000. 4. James JP, Jones R, Karch SB, Manlove J. Simpson’s Forensic Medicine. 13th edition. London: Hodder Arnold; 2011.