MAKALAH ILMIAH DAN MAHASISWA: SEBUAH EVALUASI AKHIR MATA KULIAH SEMINAR Michael Budiman Mulyadi 120400061Y
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Depok, Indonesia
ABSTRAK Kelas Seminar telah diadakan selama bertahun‐tahun dan Pak M. Samik Ibrahim berhasil mengolah dan menelurkan tujuan serta metode baru dalam kelas Seminar ini. Makalah ini berisi tentang refleksi personal dari 13 pertemuan kelas Seminar disertai dengan evaluasi yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas kelas Seminar secara umum.
PENDAHULUAN Kelas Seminar adalah kelas yang dibuka oleh Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia bagi mahasiswa Xngkat akhir. Kelas ini adalah sebuah matakuliah pilihan dengan bobot 3 SKS. Namun apabila mahasiswa tersebut hendak lulus melalui jalur proyek mahasiswa maka matakuliah Seminar ini menjadi salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa tersebut. Mata kuliah Seminar sendiri umumnya diisi oleh mahasiswa dengan menyiapkan topik sesuai dengan minat yang dimilikinya. Mata kuliah Seminar ini dibawakan oleh mahasiswa dan umumnya berisi presentasi‐presentasi dari seXap mahasiswa yang mengikuX kuliah tersebut. Untuk mata kuliah Seminar kelas A di Fasilkom, kelas dipimpin oleh Bapak M. Samik Ibrahim. Namun pada awal kuliah Bapak Ibrahim menyampaikan bahwa tujuan kuliah Seminar yang ingin dicapai akan berbeda dari kelas Seminar yang lain. Tujuan kuliah Seminar kelas A ini adalah untuk mendekatkan dan membiasakan mahasiswa untuk membaca makalah ilmiah serta mendorong mahasiswa untuk menulis secara ilmiah. Karenanya pemberian makalah untuk
diringkas dan dibahas adalah salah satu fokus utama kelas Seminar ini.
KONDISI KELAS Kelas Seminar A untuk semester gasal tahun 2007/2008 dilaksanakan satu kali dalam seminggu yaitu seXap hari Senin dengan durasi kuliah Xga kali limapuluh menit. Kelas sendiri dimulai pukul 13.00 siang. Kelas sendiri diikuX oleh tujuhbelas orang yang dibagi menjadi delapan kelompok, masing‐masing dengan dua orang anggota dan khusus satu kelompok dengan jumlah Xga orang. Dan selama kelas Seminar berlangsung, kelompok kecil ini diharapkan terus bekerja sama menyelesaikan semua tugas yang diberikan. Di dalam kelas pun kelompok ini diminta untuk duduk membentuk setengah lingkaran dan saling bersebelahan untuk memudahkan diskusi di antara anggota maupun antar kelompok.
PARUH PERTAMA Paruh pertama dari perkuliahan Seminar kelas A diselenggarakan selama enam minggu dan selama enam minggu itu pula Pak Ibrahim mensuplai kelompok‐kelompok dengan makalah maupun bacaan lainnya untuk dibaca dan juga dibahas di dalam kelas. Makalah yang diberikan mungkin saja sama untuk seXap kelompok atau mungkin berbeda‐beda. Berikut adalah penjelasan mingguan paruh pertama Seminar kelas A.
MINGGU‐MINGGU PERTAMA Minggu pertama perkuliahan diisi dengan pengenalan kelas terhadap tujuan kelas Seminar kelas A untuk
semester tersebut. Di sini diperkenalkan tentang perkembangan peneliXan sistem informasi di Indonesia dan kaitannya dengan minat baca makalah sistem informasi internasional di kalangan komunitas sistem informasi. Minat baca ini disinyalir sebagai biang keladi minimnya peneliXan sistem informasi di Indonesia. Selain itu juga dibahas berbagai kiat membaca makalah yang disampaikan oleh beberapa individu melalui mailing list luar negeri. Sayangnya hanya sedikit dari mahasiswa yang mengikuX kuliah ini yang telah membaca arXkel tersebut sebelum masuk kelas sehingga interaksi di kelas pun sangat minim. Namun paling Xdak saat itu kami mulai mengerX mengenai tuntutan kelas tersebut, yaitu untuk membaca berbagai makalah dan membuat ringkasan dari makalah tersebut seXap tahunnya. Mengetahui tuntutan kelas ini, kelas yang awalnya diikuX oleh duapuluh lima orang lebih akhirnya berkurang menjadi Xnggal tujuhbelas saja. Hal ini sebenarnya juga mempermudah penyelenggaraan kelas dan juga meningkatkan efekXvitas kelas tersebut. Minggu kedua peserta kelas Seminar disodori makalah mengenai Sociological Paradigms and Organiza2onal Analysis yang juga diangkat sebagai topik pada Seminar di Massachuse^s InsXtute of Technology. Topik ini diringkas dan dibahas bersama oleh kedelapan kelompok kelas tersebut. Topik ini bukanlah topik yang mudah untuk dibaca maupun diringkas, terlebih mahasiswa Fasilkom Xdak semuanya memiliki latar belakang maupun minat di bidang ilmu sosial. Namun sebenarnya makalah ini walaupun sulit tetap menyenangkan untuk dibaca, dan selain itu arah pembahasannya pun cukup jelas dan terstruktur. Jadi, walaupun makalah ini disinyalir sebagai makalah yang paling ‘menakutkan’, tetapi sebenarnya makalah ini sangat menarik dan berbobot sehingga setelah selesai membaca, rasa lelah bukan menjadi masalah karena hal yang dipelajari pun sebanding dengan lelah yang diraskan. Penulis juga menyarankan makalah ini disampaikan pada minggu‐minggu awal perkuliahan untuk memberikan shock therapy bagi peserta kuliah. Apabila makalah ini dapat dilalui dengan baik, niscaya makalah‐makalah yang lain Xdak akan terasa terlalu menyulitkan bagi peserta kuliah.
Untuk minggu keXga, Bapak Ibrahim memberikan satu buah makalah yang lebih merujuk pada bidang ilmu sistem informasi dengan judul “New Fron2ers in the Theoriza2on of ICT‐Mediated Interac2on: Exploring the Implica2on of a Situated Learning Epsitemology” untuk kedelapan kelompok di kelas. Makalah ini disebutkan sebagai salah satu makalah terbaik dan merupakan kontak pertama mahasiswa kelas ini akan suatu makalah sistem informasi. PeneliXan dilakukan secara gamblang dan juga dijelaskan secara baik dilengkapi dengan kesimpulan yang baik pula. Pada makalah ini penulis tersadar bahwa penulisan yang baik bukanlah penulisan yang bombasXs, tetapi lebih ke arah peneliXan baru yang mungkin menjelaskan sebuah keniscayaan biasa secara ilmiah dan menggugah. Diskusi di kelas pun berjalan dengan cukup baik dan lancar antar satu kelompok dan yang lain karena kesamaan topik diskusi ini. Minggu keempat, ketujuhbelas orang masing‐masing diberi tugas untuk membaca dan membahas sebuah bab dalam buku “Scien2fic Thinking” dan menceritakannya di hadapan kelas. Dikarenakan buku tersebut lebih beralur maju, bab yang saya baca, yaitu bab limabelas, banyak memuat isXlah‐isXlah yang Xdak jelas dan Xdak dapat ditemukan penjelasan maupun penyebabnya dalam bab tersebut walaupun secara umum bahasa Inggris yang digunakan sebenarnya mudah dimengerX. Setelah peserta kelas Seminar mulai menerangkan cerita dan isi buku “Scien2fic Thinking” dari bab satu perlahan‐lahan alur buku tersebut menjadi jelas dan isi buku itu perlahan terbuka lebih jauh, termasuk bab yang akan dijelaskan oleh penulis. Selain itu, walaupun tema yang dibahas berbeda per peserta, penulis tetap terdorong untuk menyimak penjelasan peserta kelas untuk mencari tahu adakah hal‐hal lain yang berkenaan dengan bab yang akan dibahas oleh penulis. Pada minggu kelima kelas secara umum dibagi menjadi dua. Empat kelompok masing‐masing menjelaskan satu makalah yang sama sedang empat kelompok yang lain menjelaskan satu makalah yang berbeda. Pada minggu ini kelompok kami mengalami salah pengerXan dalam pengerjaan tugas karena inilah pertama kalinya sebuah makalah dibahas oleh
sebagian kelas saja. Untungnya kedua makalah yang diberikan merupakan kesinambungan satu dari yang lain sehingga kelompok dengan mudah saling mengerX topik kelompok yang lain. Pada minggu keenam, kelas kali ini dibagi menjadi empat bagian, masing‐masing dengan makalah yang berbeda pula. Makalah‐makalah kali ini adalah makalah tutorial dalam penyusunan makalah, dimulai dari pengambilan topik makalah sampai dengan mengirimkan topik ke penerbit. Topik‐topik ini semuanya membuka khasanah penulis akan kesulitan yang harus ditempuh oleh penulis makalah sejak pemilihan topik sampai dengan penerbitan beserta kiat‐kiat khususnya.
MAKALAH TUTORIAL DAN HAMBATAN Pada Seminar kelas A semester ini, selain makalah “Sociological Paradigms” dan “New Fron2ers”, paruh pertama difokuskan untuk membahas makalah tutorial ilmiah yang membuka cakrawala dunia penulisan karya ilmiah dan dunia peneliXan. Langkah ini Xdaklah buruk karena bagi sebagian besar peserta mata kuliah dunia tersebut adalah dunia asing yang perlu diperkenalkan. Namun, karena umumnya ilmu yang dibahas tersebut masih baru di telinga peserta maka diskusi dan debat pun jarang terdengar di dalam kelas. Peserta umumnya hanya menyerap ilmu yang dijelaskan oleh kolega mereka tanpa banyak mempertanyakan ilmu maupun topik tersebut. Serunya diskusi di kelas juga Xdak dapat dirasakan oleh peserta kuliah karena sisi kontroversi dari suatu makalah Xdak banyak tergarap. Perdebatan Xdak menjadi pilihan karena hampir seluruh makalah tutorial ini ditulis berdasarkan peneliXan dan pengalaman para penulis makalah yang sulit untuk dipertanyakan maupun diperdebatkan oleh anak‐anak kemarin sore yang baru mengenal makalah dan peneliXan.
PARUH KEDUA Pada minggu‐minggu awal perkuliahan, Pak Ibrahim meminta seXap kelompok kelas Seminar untuk menyiapkan topik dan lima buah makalah yang berkenaan dengan topik tersebut. Kelima makalah itulah yang akan dibahas oleh kelompok selama paruh kedua semester. Topik yang dipilih harus berkenaan
dengan dunia sistem informasi dan dianjurkan berasal dari jurnal‐jurnal sistem informasi terkemuka di dunia. Berbagai topik ditawarkan oleh kedelapan kelompok di kelas dari topik e‐health sampai e‐commerce, dari topik internet sampai dengan outsourcing. Kelompok penulis yaitu kelompok 207 berminat untuk berkonsentrasi pada topik e‐learning yang saat ini sedang berkembang pesat dan masih menjadi topik yang cukup hangat di dunia sistem informasi. Yang perlu diperhaXkan adalah apabila topik telah ditentukan, bukan berarX pencarian makalah menjadi mudah. SeXap kelompok harus menyediakan lima buah makalah dengan topik yang sama dan terlebih lagi harus memiliki kesinambungan antara satu dengan yang lainnya. Adapula kriteria lain bahwa makalah yang dipilih haruslah dimuat setelah tahun 2001. Inilah kesulitan yang dihadapi dalam pencarian lima buah makalah tersebut, apalagi jika topiknya Xdak banyak terdapat di jurnal‐jurnal sistem informasi secara bebas/graXs. Beruntung kelompok penulis mendapatkan makalah bertopik e‐learning dengan cukup mudah. Empat makalah ditemukan dengan cepat, semuanya berasal dari jurnal CAIS (Communica2ons of the Associa2on for Informa2on Systems). Sisa satu buah ini yang cukup merepotkan karena sulit sekali menemukan makalah dengan topik senada dari sumber bebas. Satu makalah terakhir yang cocok akhirnya dapat ditemukan pada saat‐saat terakhir perkuliahan minggu kesebelas dari jurnal JALN (Journal of Asychronous Learning Networks). Kebanyakan makalah yang dipilih kelompok penulis berkonsentrasi pada banyak faktor dalam e‐learning, yaitu pelajar, pengajar, dan insXtusi seperX perusahaan maupun universitas. Tuntutan kemampuan sistem juga dibahas oleh makalah yang dipilih kelompok penulis. Selain itu, sisi psikologis pelajar e‐learning juga menjadi sorotan utama dalam makalah‐makalah terpilih. Semuanya dibahas dalam kurun waktu lima minggu yaitu minggu ketujuh sampai dengan minggu kesebelas.
HAMBATAN LIMA MAKALAH BEBAS Lima buah makalah lepas pada paruh kedua dirasa penulis terlalu banyak sehingga pencariannya pun juga Xdak mudah. Kesinambungan satu makalah‐ dengan makalah lain juga merupakan isu yang harus diperhaXkan oleh kelompok yang ingin membahas suatu topik tertentu. Terkadang ada makalah yang disinyalir cocok namun ternyata harus berbayar. Kelima makalah ini yang sebenarnya ingin membuka kebebasan bagi kelompok untuk mengeksplorasi ilmu malah akhirnya membatasi ruang gerak kelompok. Karena lima makalah bukanlah jumlah yang sedikit, terkadang beberapa makalah dari lima buah makalah dipilih hanya untuk sekedar melunasi kebutuhan lima makalah saja tanpa ada kesinambungan yang cukup antara makalah‐makalah tersebut. Akibatnya terjadi keXdakterhubungan alur informasi dari minggu satu ke minggu yang lain. Karena topik yang dipilih oleh kelompok juga bebas, topik dalam seXap presentasi paruh kedua semester ini menjadi sangat beragam. PerhaXan atau minat peserta kuliah lain pun menjadi sangat tergantung pada minat individu tersebut pada topik yang disampaikan oleh seXap kelompok. Apabila peserta kurang berminat pada topik tersebut, ada kecenderungan malas dari peserta untuk menyimak presentasi kelompok lain. Minat peserta dari kelompok lain juga sangat tergantung pada seberapa menarik presentasi yang dilakukan oleh suatu kelompok. Apabila presentasi mampu dikemas secara menarik, minat peserta kuliah pun menjadi lebih Xnggi.
HARAPAN DAN HASIL Harapan pertama masuk kelas Seminar sangat berbeda dengan apa yang akhirnya didapat. Namun perbedaan ini bukan berarX menurunkan nilai dari hasil yang didapat selama perkuliahan kelas Seminar. Harapan pertama penulis keXka memasuki kelas Seminar adalah ingin meningkatkan kemampuan dalam berpresentasi, dan juga untuk memperdalam suatu topik. Ada sedikit perasaan kecewa juga keXka pada minggu pertama Pak Ibrahim menjelaskan mengenai perbedaan tujuan perkuliahan Seminar kelas A dengan apa yang saya harapkan sebelumnya,
yaitu untuk meningkatkan kegemaran membaca dan berinteraksi dengan makalah ilmiah dari jurnal‐jurnal ternama internasional. Tetapi setelah melalui kelas Seminar selama satu semester, ternyata manfaat yang bisa ditarik Xdak kalah baik dibandingkan dengan harapan penulis keXka memasuki kelas Seminar. Penulis menyadari bahwa ternyata kemampuan presentasi juga diolah dalam kelas ini. Penulis pun dilaXh untuk berpresentasi dengan menggunakan sarana yang minimal tapi harus dengan hasil yang opXmal. Inilah yang menjadi tantangan sekaligus manfaat dalam kelas Seminar. Satu manfaat besar dalam kelas Seminar juga didapat dengan gemilang sesuai dengan tujuan perkuliahan yang disampaikan Pak Ibrahim pada awal perkuliahan. Tujuan agar peserta kelas menjadi lebih akrab dengan makalah jurnal internasional telah tercapai dengan baik. Setelah mengikuX kelas Seminar dan mengakrabkan diri dengan berbagai jurnal internasional, penulis sekarang mampu membedakan kualitas makalah jurnal baik dari segi penulisan maupun dari segi topik. Penulis Xdak lagi merasa terinXmidasi oleh makalah‐ makalah dalam sebuah jurnal ilmiah. Rasa takut dalam menghadapi teks‐teks jurnal pun sudah sirna. Walaupun pemahaman terhadap teks jurnal masih belum terolah dengan baik, tetapi dengan berkurangnya rasa takut paling Xdak kemauan untuk membaca jurnal ilmiah pun menjadi lebih Xnggi.
TEKNIK MEMBACA JURNAL Jumlah halaman yang dahulu seringkali menjadi momok dalam membaca banyak bacaan ilmiah berhasil teratasi dengan baik. Keberhasilan ini dikarenakan selama berproses dalam kelas Seminar, penulis sempat bereksperimen berbagai teknik dalam membaca jurnal ilmiah dan menemukan cara membaca yang paling efekXf menurut hemat penulis. Pertama, membaca Abstrak, Pendahuluan dan Kesimpulan dari sebuah makalah untuk mendapatkan gambaran umum yang jelas mengenai maksud, tujuan serta hasil dari makalah. Abstrak yang baik memang mampu memberikan gambaran umum mengenai isi dari makalah, namun ternyata Xdak semua Abstrak
ditulis dengan baik. Beberapa abstrak dari makalah yang penulis temui malah Xdak memberikan gambaran dari isi makalah. Akhirnya untuk mendapat gambaran umum, penulis membaca pendahuluan dan kesimpulan saja. Kedua, setelah mendapat ide umum dari makalah, penulis membaca sepintas dan mencari ide‐ide umum dari seXap sub‐bab dalam makalah untuk mencari alur pengambilan kesimpulan secara jelas dari makalah yang ditulis. Apabila menemui detail‐detail makalah yang menarik perhaXan ataupun yang diperkirakan memiliki andil besar dalam pengambilan kesimpulan, penulis terkadang memilih untuk membaca bagian tersebut terlebih dahulu. Diskusi yang mendahului pengambilan kesimpulan terkadang juga sangat penXng untuk disimak untuk mencari hubungan antara penjelasan‐penjelasan di depan dengan kesimpulan di akhir makalah. Setelah itu semua dilakukan, penulis baru membaca kalimat per kalimat pada makalah tersebut secara lengkap. Cara membaca yang memakan waktu seperX ini hanya akan dilakukan apabila perlu.
TEKNIK MENULIS RINGKASAN Setelah membaca sebuah makalah, Pak Ibrahim menugaskan seXap kelompok Seminar untuk membuat ringkasan makalah dari makalah yang dibaca. Ringkasan sedapat mungkin dibuat seringkas mungkin. Untuk makalah dengan halaman sekitar 20‐ 25 halaman, peringkas diharapkan dapat meringkas menjadi maksimal 3 halaman saja. Dalam menulis ringkasan sebuah makalah, penulis selalu bekerja sama dengan rekan satu kelompok, Daniel Albert. Penulis bersama rekan menyusun seXap kalimat dalam ringkasan bersama‐sama. Adalah penXng untuk memperhaXkan alur dalam ringkasan makalah. Alur yang baik akan meningkatkan pemahaman atas ringkasan yang dibuat. Dengan alur ringkasan yang baik, penulis juga dimudahkan keXka hendak mempresentasinya kembali di hadapan peserta kelas Seminar. Untuk itu, pemahaman ide umum dan alur dari makalah asli mutlak dimiliki oleh mereka yang ingin meringkas makalah. Apabila memungkinkan, ringkasan sedapat mungkin mempertahankan alur yang ada di dalam makalah asli
sehingga maksud dari penulis asli dapat tersampaikan secara baik dan sistemaXs. Karena makalah asli ditulis dalam bahasa asing (Inggris), sangat dianjurkan peringkas melakukan rephrasing atas kalimat yang ada dalam ringkasan untuk memadatkan berbagai ide dalam sebuah kalimat. Selain itu dengan rephrasing, ringkasan juga diharapkan dapat lebih mengalir yang pada akhirnya akan meningkatkan pengerXan pada ringkasan tersebut.
PRESENTASI Setelah membaca dan membuat makalah, peserta harus mempresentasikan makalah yang dibaca tersebut secara minimalis, cukup dengan duduk di tempat, memberikan handout dan menjelaskan makalah yang diambil secara lisan selama sepuluh menit. Presentasi minimalis ternyata membutuhkan keahlian yang lebih dibandingkan dengan presentasi berbantukan teknologi. Handout ringkasan yang ingin dijelaskan Xdak cukup untuk presentasi melakukan presentasi minimalis ini. Presentasi seperX ini Xdak menggunakan slide, jadi fokus peserta kuliah hanya ada pada dua aspek, yaitu handout dan tentunya presenter itu sendiri. Maka dari itu kedua aspek tersebut harus diperhaXkan lebih jauh dibandingkan presentasi biasa. Handout yang diberikan presenter biasanya berupa ringkasan yang telah dibuat. Ringkasan tersebut harus jelas dan terstruktrur secara rapi sehingga mudah untuk dijelaskan di kelas. Penjelasan pun sebisa mungkin runut terhadap ringkasan yang telah dibuat sebelumnya (Xdak loncat‐loncat). Untuk cara‐cara membuat ringkasan yang baik dapat dilihat pada sub‐ bab di atas. Saat presentasi, penyampaian juga menjadi perhaXan yang besar. Terkadang presenter telah membuat ringkasan makalah dengan baik namun gagal dalam menyampaikan isi dari makalah tersebut sehingga akhirnya kualitas makalah dan peneliXan Xdak dapat tersampaikan dengan baik. Adalah baik bila presenter selalu menjaga kontak mata dengan audiensnya untuk menjamin
keterhubungan dirinya dengan pendengar. Jangan sampai presenter asyik sendiri dalam menjelaskan sampai‐sampai lupa terhadap pendengarnya. Suara dalam penyampaian juga harus dijaga. Tidak baik apabila presenter berbicara terlalu cepat ataupun volumenya terlalu kecil sehingga sulit dimengerX. Presenter juga mudah terjebak pada membacakan ringkasan yang dibuatnya sehingga presentasi menjadi sangat monoton. Padahal peserta dapat membaca langsung dari handout yang diberikan. Selain itu, presenter juga perlu membina semangat dalam berpresentasi. Apabila presenter dengan semangat menjelaskan makalahnya niscaya yang mendengar pun juga akan tertular semangat. Dengan ini, suasana kelas pun juga akan lebih terjaga. Ternyata presentasi minimalis seperX ini susah‐susah gampang.
KRITIK DAN SARAN PENYELENGGARAAN KELAS Dalam penyelenggaraan kelas ada beberapa kriXk dan sarang yang perlu disampaikan untuk meningkatkan kualitas kelas Seminar. Penyelenggaraan kelas Seminar A pada Senin siang pukul 13.00 sampai pukul 15.30 cukup melelahkan. Senin setelah kenyang makan siang, ditambah dengan presentasi yang kurang menarik seringkali menjadi lagu ninabobo yang mengalun indah. Kantuk langsung menyergap saat itu juga. Adalah lebih baik apabila kelas Seminar dimulai pagi hari dari jam 09.00 sampai 11.30. Paling Xdak isu kenyang makan siang Xdak akan terjadi jika kelas Seminar dimulai pagi hari. Senin juga hari yang kurang tepat dalam penyelengaraan kelas Seminar. Seringkali akhir pekan penulis tersita untuk membaca makalah dan mengerjakan ringkasan makalah tersebut. Mungkin lebih baik apabila Seminar dapat diselenggarakan hari pada hari lain dalam sepekan. Kedisiplinan juga menjadi isu dalam perkuliahan ini. Keterlambatan dalam pengumpulan tugas serta keterlambatan di dalam kelas juga menjadi permasalahan di dalam kelas ini.
PerhaXan dalam menyimak presentasi makalah lain dan berdiskusi juga seperXnya menjadi suatu masalah tersendiri. Masalah ini terutama terjadi setelah paruh kedua semester, yaitu saat seXap kelompok memilih topiknya sendiri dan menyodorkan makalah yang dicarinya sendiri. Selain karena keterbatasan teknik presentasi, seperXnya rendahnya keterkaitan antar topik kelompok juga memiliki potensi menurunkan perhaXan dalam menyimak. Diskusi juga semakin minim karena kekurangnya wawasan peserta Seminar akan topik yang diangkat ditambah topik kelompok tersebut Xdak ada sangkut pautnya dengan topik kelompok lain dalam kelas. Alangkah baik apabila ada keterkaitan antar satu topik dengan topik yang lain. Untuk itu adalah baik apabila paruh kedua, Pak Ibrahim memberikan pilihan topik bagi kedelapan kelompok dan seXap topik ini paling Xdak harus dipilih oleh dua kelompok untuk merangsang kesamaan topik antar kelompok. Untuk masing‐masing topik tersebut, Pak Ibrahim dapat mencari makalah yang sesuai sebagai XXk tolak. Lalu kelompok peserta dapat mencari empat buah makalah yang bersesuaian dengan makalah XXk tolak pertama tersebut secara bebas. Dengan ini, kesamaan topik tetap terjaga dan juga tetap membuka peluang bagi seXap kelompok untuk mengembangkan minatnya sendiri. Diharapkan dengan kemiripan topik ini mahasiswa akan lebih tertarik untuk berdiskusi di dalam kelas terutama karena topik yang dipilihnya serupa dengan kelompok lainnya.
KESIMPULAN Kelas Seminar seperX ini menawarkan ilmu yang berbeda dengan kelas‐kelas serupa. Keakraban dengan makalah ilmiah internasional yang menjadi fokus dan tujuan dalam kelas Seminar ini dapat tercapai dengan baik. Walaupun masih banyak kekurangan di sana‐sini yang membutuhkan perhaXan dan pengembangan lebih lanjut, kelas Seminar pimpinan Pak Ibrahim ini berhasil memberikan nilai tambah kepada seXap mahasiswa yang mengikuXnya, baik dari segi pengetahuan maupun kecakapan. Secara umum, kelas Seminar layak dijadikan salah satu pilihan utama mata kuliah di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.