Mahasiswa FH Juarai Ajang Pemilihan Puteri Indonesia Jatim 2017 UNAIR NEWS – Fatma Ayu Husnasari, mahasiswa semester tujuh Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga berhasil menjuarai ajang pemilihan Puteri Indonesia Jawa Timur (Jatim) tahun 2017. Pemilihan berlangsung Jumat malam (6/1) di Rama Ballroom – Wyndham Hotel (d.h. Pullman), Surabaya. Berbagai tahapan telah Fatma lewati, mulai dari mengikuti workshop bertajuk Smart, Independence & Creative, melakukan proses pendaftaran, dan dilanjutkan dengan sesi photoshoot. Fatma dan 11 finalis lainnya dari berbagai kota di Jawa Timur, juga mengikuti karantina selama dua hari terhitung sejak Kamis – Jumat (5-6/1). Fatma bercerita, ketika proses karantina, setiap finalis melakukan unjuk bakat dan deep interview yang dinilai oleh dewan juri. Saat unjuk bakat, Fatma menampilkan kebolehannya dalam menabuh drum. Fatma yang saat ini tengah menyelesaikan skripsi, mengaku tidak ada persiapan khusus sebelum mendaftar PI Jatim. Keikutsertaannya dalam PI Jatim dapat dikatakan secara tibatiba. Meski demikian, Fatma merupakan orang yang menyukai tantangan, sehingga ia akan mencoba banyak hal dan membekali dirinya dengan kegiatan positif guna membentuk pribadinya. “Tidak dapat dilupakan bahwa untuk turut serta dalam kompetisi ini bukan sesuatu yang instan. Ada proses yang harus saya jalani,” ujarnya. Sebelumnya, di tahun 2014, gadis yang memiliki tinggi badan 173 cm ini pernah menjadi Diajeng Kota Blitar. Ia juga menjadi Duta Lalu Lintas Jawa Timur (Jatim) di tahun yang sama. Pada
tahun 2015, ia memperoleh Juara Harapan II Raki Jatim. Tidak hanya itu, prestasi akademik kerap kali dikantongi Fatma, seperti Juara III National Moot Court Competition Piala Mahkamah Agung 2014, Juara II Mahasiswa Berprestasi FH tahun 2014, dan Juara III Mahasiswa Berprestasi FH tahun 2015. Selain itu, ia sempat menjadi Delegasi Lomba Debat Nasional Padjajaran Law Fair 2015 serta Delegasi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah Law Fair 2015. Di FH UNAIR, Fatma tergabung dalam kegiatan mahasiswa Badan Semi Otonom (BSO) Asian Law Studens Association (ALSA) dan Masyarakat Yuris Muda airlangga (MYMA). Ia juga menjadi mentor Pembinaan Baca Al-Qur’an (PBA) tahun 2014 dan 2015. Nilai Indeks Prestasi Semester (IPS) yang diperoleh Fatma pun selalu cumlaude. Berbagai capaian di dunia modeling juga telah diraih Fatma. Seperti Finalis Top Guest majalah AnekaYess tahun 2012 dan Semifinalis Wajah Femina 2016. Ia juga sempat membintangi beberapa iklan, seperti iklan provider Telkomsel. Sosok inspiratif yang menjadikan Fatma hingga dalam posisi ini adalah sang ibunda. Fatma mengaku, ibunda lah yang membimbing ia sejak kecil. Sosok ibunda juga selalu menemani Fatma ketika mengikuti berbagai ajang perlombaan mulai dari model, mayoret drumband, lomba MTQ, dan lomba-lomba lainnya. “Saya ditinggal sama bapak sejak TK umur 5 tahun. Ibu saya adalah single fighter. Mendidik kedua anak perempuannya untuk tetap tegar dan mandiri tidaklah mudah. Apa yang saya lakukan ini untuk ibu. Bagi saya ibu nomor satu. Ibu yang membimbing saya dari kecil dan ikut wira-wiri ketika saya ikut lomba maupun kegiatan lainnya,” ungkap Fatma. (*) Penulis : Pradita Desyanti Editor : Binti Q. Masruroh
Singkirkan Lawan Se-Jatim, UKM Tapak Suci UNAIR Raih Kemenangan UNAIR NEWS – UKM Tapak Suci UNAIR kembali menorehkan prestasi. Kali ini delegasi UKM Tapak Suci UNAIR berhasil mengantongi predikat Juara I di ajang “Invitasi eLKISI Open 2016”. Kompetisi ini digelar di Pondok Pesantren Elkisi Mojokerto Jawa Timur pada tanggal 24 – 28 Desember 2016. Kelima anggota Tapak Suci yang berlaga diantaranya Sarizqa Amalia Rasyida (Fakultas Vokasi), Kurnia Azizah (Fakultas Kedokteran Hewan), Sega Sagita Sari (Fakultas Ilmu Sosial dan Politik), Nur Choiriyah (Fakultas Sains dan Teknologi) dan Erma Purnawanti (Fakultas Sains dan Teknologi). Erma, salah seorang anggota mengatakan bahwa Anggota Tapak Suci yang akan berlaga di kompetisi tersebut sudah mempersiapkan para anggotanya untuk berlatih dan menguatkan mental. Selama latihan anggota Tapak Suci dilatih langsung oleh pelatih mereka yakni Elok Koestanto “Latihan yang sudah dipersiapkan selama ini adalah latihan fisik seperti jogging, teknik pertandingan, penguatan mental tiap individu dan juga kebutuhan administrasi,” ungkap Erma. Tim Tapak Suci UNAIR juga sempat mengalami kendala ketika sebelum bertanding, diantaranya yakni persiapan latihan yang cukup singkat dan kesulitan membagi waktu antara kuliah dan latihan. “kendala pada saat itu adalah perasaan cemas ketika hari bertanding, karena lawan – lawannya cukup berat” tutur Erma Selain itu Erma juga menambahkan bahwa persiapan yang tidak
boleh ditinggalkan yakni menjaga kestabilan berat badan untuk menjaga performa penampilan saat bertanding. (*) Penulis : Pradita Desyanti Editor : Faridah Hari
Kaleidoskop Prestasi 2016: Dari Vaksin Flu Burung, Festival Rujak Uleg, hingga Alumnus Berprestasi Sivitas
akademika
Universitas
Airlangga
tak
berhenti
menorehkan prestasi bidang akademik maupun non akademik. Ada ratusan prestasi yang berhasil diraih oleh mahasiswa, dosen, unit kerja, maupun Universitas. Berikut kilasan prestasi sivitas akademika UNAIR sepanjang tahun 2016: Januari: Wakili UNAIR, Jadi Satu-satunya Mahasiswa S-1 di Ajang Ners Internasional
(Dari Kiri) Ferry Efendi, Ns., MSc,, Nusrotud Diana, Ni Kadek Dwi Kristiani, dan Lukman Handoyo pada Ajang The second Asian Congress in Nursing Education (ACINE). (Foto: Istimewa) Tiga mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) UNAIR berhasil menembus seleksi abstrak pada ajang The second Asian Congress in Nursing Education (ACINE) yang diadakan di National Cheng Kung university Taiwan pada 26-29 Januari 2016. Para delegasi UNAIR tesebut mampu bersaing dengan mahasiswa jenjang S-2 dan S-3 dari berbagai negara di dunia. Selengkapnya baca di sini. Februari:
Ksatria Airlangga Juarai Temu Ilmiah FoSSEI Jatim
Pito Budi Prasetyo dan Tim Sesaat Setelah Dinyatakan Sebagai Juara I (Foto: Istimewa) Mahasiswa program studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), UNAIR berhasil mendapatkan juara I Call For Paper pada ajang TEMILREG (Temu Ilmiah Regional) Jatim yang bekerjasama dengan FoSSEI (Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam) di Universitas Islam Negeri Malik Ibrahim, Malang (12/2). Selengkapnya baca di sini. Maret: MM FEB UNAIR Raih Akreditasi Internasional ABEST21
(Kiri ke Kanan) Nuri Herachwati, Yusron Ihza Mahendra, Prof. Fumio Itoh, Sri Gunawan, DBA dan Prof. Dian Agustia setelah penyerahan akreditasi ABEST21 kepada FEB UNAIR di Tokyo, Jepang (2/3) (Foto: Istimewa) Rabu (2/3), program Magister Manajemen (MM) FEB UNAIR berhasil meraih akreditasi dari ABEST21 (The Alliance on Business Education and Scholarship for Tomorrow, a 21st century organization). Selengkapnya baca di sini. Berkat Vaksin Flu Burung, UNAIR Raih Penghargaan PWI Jatim Rektor Prof. Dr. H. M. Nasih, S.E., MT., Ak., MCA menerima penghargaan sebagai tokoh pendidikan terpilih dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Jawa Timur dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 dan HUT ke-70 PWI. Prestasi itu diberikan karena lembaga yang dipimpinnya dalam penelitiannya berhasil menemukan vaksin flu burung (Avian Influenza/AI), Rabu (30/3).
Selengkapnya baca di sini. April: Berbekal Ketekunan, Muhammad Rusdinal Singkirkan 600 Pesaing di Ajang Lomba Bisnis
Ketua BEM FEB UNAIR 2016, Muhammad Rusdinal Muslih Saat Menerima Penghargaan Dari Panitia (Foto: Istimewa) Rusdinal Muslih, mahasiswa FEB, berhasil mendapatkan penghargaan di ajang kompetisi bisnis. Rusdinal berhasil menyingkirkan setidaknya 600 peserta lain dari seluruh Indonesia untuk bisa mendapatkan hadiah utama, Senin (11/4). Selengkapnya
baca di sini.
Mei: Ju Jitsu UNAIR Sabet Medali di Dua Event Berturut-Turut
UKM Ju Jitsu pada event “Yogyakarta Super Grappler Submission Challenge 2016” yang diselenggarakan oleh Federasi Grappling Indonesia pada Sabtu, (21/5). (Foto: Istimewa) Delegasi dari Unit Kegiatan Mahasiswa Ju Jitsu menang pada ajang “Yogyakarta Super Grappler Submission Challenge 2016” pada Sabtu, (21/5). Setelahnya, mereka juga menyabet medali pada ajang “Han Fighting Champion”, Minggu (22/5). Selengkapnya baca di sini. Tim Psikologi UNAIR Juara Bertahan Festival Rujak Uleg Tim Psikologi UNAIR kembali menjadi juara bertahan selama empat tahun berturut-turut Festival Rujak Uleg dalam rangka Hari Ulang Tahun Kota Surabaya, Minggu (29/5). Selengkapnya baca di sini. Juni: RS UNAIR Raih Tingkat Paripurna dalam Akreditasi KARS
Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Selasa (7/6), merilis hasil akreditasi paripurna RS UNAIR, berdasarkan surat keputusan tertanggal 17 Mei. Tingkat paripurna merupakan tingkatan paling tinggi untuk penilaian sebuah rumah sakit. Selengkapnya baca di sini. UNAIR Raih Peringkat Keempat Kampus Terbaik di Indonesia
Foto Ilustrasi UNAIR NEWS Quacquarelli Symonds (QS) University Rankings (UR), merilis hasil pemeringkatan UNAIR tahun 2017. UNAIR menduduki peringkat terbaik keempat se-Indonesia. Sedangkan, di skala Asia, UNAIR menempati urutan ke-190. Selengkapnya baca di sini. Juli: Banggakan Almamater, UKM Panahan Kalungi Medali Perak Asean University Games
Della Adisty Handayani (kiri) dan Tiara Sakti Ramadhani (kanan) tengah berpose dengan medali perak di Asean University Games (AUG) 2016. (Foto: Istimewa) Tiara Sakti Ramadhani (FISIP) dan Della Adisty Handayani (FEB) adalah dua anggota UKM Panahan UNAIR berhasil membawa pulang medali perak pada ajang ASEAN University Games 2016, Minggu (19/6). Selengkapnya baca di sini. Agustus: UNAIR Raih Juara III PIMNAS Ke-29
Diantara tim PKM UNAIR ketika menerima piala oleh Sekjen Dikti dan Rektor IPB, Kamis malam. (Foto: Bambang ES) Dalam acara penutupan PIMNAS ke-29, Kamis (11/8), tim UNAIR berhasil meraih juara III dengan perolehan 8 medali emas, 3 perak, dan 1 perunggu. Selengkapnya baca di sini. Mahasiswa UNAIR Raih ‘Best Presenter’ Mawapres Nasional Amal Arifi Hidayat, mahasisiwa Fakultas Kedokteran, menyabet predikat ‘Best Presenter’ dalam seleksi mahasiswa berprestasi nasional, Selasa (16/8). Selengkapnya baca di sini. September: Atlet UNAIR Raih 47 Medali untuk Jatim di ajang PON XIX
Janis Rosalitas Suprianto (tengah) mahasiswa Sastra Inggris UNAIR sesaat setelah pemberian medali pada PON XIX. (Foto: Istimewa) Gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX di Jawa Barat pada 17-29 September 2016, 23 mahasiswa UNAIR berhasil menyumbangkan 17 medali emas, 15 perak dan 15 perunggu dari berbagai cabang olahraga, untuk provinsi Jatim. Selengkapnya baca di sini. Oktober: Dua Jurnal Sukses Raih Akreditasi DOAJ
Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.Kes., selaku ketua Ketua Pusat Pengembangan Jurnal dan Publikasi Ilmiah (PPJI) UNAIR. (Foto: Alifian Sukma) Dental Journal dari Fakultas Kedokteran Gigi, dan Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease (IJTID) dari Institute of Tropical Disease (ITD) memperoleh akreditasi dari Directory of Open Access Journals (DOAJ), salah satu lembaga pengindeks reputasi jurnal dunia. Dental Journal memperoleh akreditasi pada 8 Juli, sedangkan IJTID pada 30 September. Selengkapnya baca di sini. November: Alumnus Ilmu Sejarah UNAIR Raih Penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa Azis Mana, alumnus prodi lmu Sejarah UNAIR menyabet penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2016, berhasil lolos dalam penjurian ajang sastra bergengsi melalui kumpulan puisinya yang bertajuk Playon.
Selengkpanya baca di sini. Badri Munir Sukoco Raih Penghargaan Alumnus Berprestasi di Taiwan
Badri Munir Sukoco. (Foto: Defrina Sukma S) Badri Munir Sukoco, Ph.D., akademisi FEB, mendapatkan penghargaan Outstanding Young Alumni Award (OYAA) dari NCKU, Taiwan. Sebelumnya, Ketua Badan Perencanaan dan Pengembangan itu juga menerima penghargaaan Outstanding Professor dari universitas yang sama bulan Agustus. Selengkapnya baca di sini. Desember: Delegasi Fakultas Hukum Juarai Kompetisi Peradilan Semu nasional
Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, menerima tim dari Fakultas Hukum (FH), Universitas Airlangga (UNAIR), yang berhasil menjadi juara umum dalam acara National Moot Court Competition yang diselenggarakan oleh FH Universitas Indonesia. (Foto: Alifian Sukma) 20 mahasiswa yang bergabung dalam tim dari Fakultas Hukum, berhasil menjadi juara umum dalam acara National Moot Court Competition yang diselenggarakan FH Universitas Indonesia, Minggu (4/12). Selengkapnya baca di sini. Penyusun: Faridah Hari
UKM KSR – PMI UNAIR Raih Beragam Penghargaan di Hari Sukarelawan UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia (UKM KSR PMI) UNAIR berhasil meraih posisi ketiga dalam penghargaan “Penugasan Terbanyak”, dalam peringatan Hari Sukarelawan PMI yang digelar di Markas Besar PMI Kota Surabaya, Senin, (26/12). Penghargaan tersebut diberikan kepada unit PMI se-Surabaya yang selalu mengirimkan anggotanya dalam penanganan bencana. Tidak hanya itu, beberapa anggota UKM KSR PMI UNAIR juga mendapatkan penghargaan di tiga kategori lainnya, yaitu kategori Sukarelawan Pelayanan Kesehatan yang diraih oleh Ismayangkar P.U dan Fiona Reka P, serta kategori Sosial dan juga kategori Sukarelawan Peningkatan Kapasitas Sukarelawan yang diraih oleh Siti Masriyah dan Indra Oditya P. Menurut Ketua UKM KSR PMI UNAIR Muhammad Muharam Salim Noval, raihan penghargaan tersebut sebagai bukti bakti UKM KSR PMI UNAIR kepada masyarakat. “Penghargaan ini menurut saya bukan sebagai ajang persaingan, namun memang tugas wajib dari anggota UKM KSR PMI yang sigap dalam membantu masyarakat,” ujar mahasiswa yang akrab disapa Salim tersebut. Pemberian penghargaan tersebut merupakan rangkaian kegiatan yang digelar oleh PMI Pusat Kota Surabaya dalam memperingati Hari Sukarelawan PMI setiap tahunnya. Untuk tahun ini, Hari Sukarelawan PMI mengangkat tema “Membangun Kebersamaan dan Perdamaian”. Penghargaan – penghargaan yang diberikan merupakan bentuk apresiasi PMI Kota Surabaya kepada unit – unit PMI di Surabaya yang sudah turut andil dalam pelayanan kemanusiaan. Menurut Salim, UKM KSR PMI UNAIR sudah sering mendapat
penghargaan di peringatan tersebut. Dikarenakan kesigapan dan tanggung jawab UKM tersebut dalam menolong dan mengabdi kepada masyarakat. “Tahun lalu UNAIR meraih predikat sebagai unit PMI terbaik se-Surabaya dan penghargaan diberikan langsung oleh Bu Risma,” tandasnya. “KSR PMI sendiri kan memiliki tujuan utama yaitu tugas kemanusiaan, kami melakukan semua tulus dari hati untuk menjadi relawan dan membantu sesama. Kita tidak hanya modal tenaga saja, melainkan ilmu dan skill yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat,” tambahnya. Salim berharap, ia dan kerabatnya di UKM KSR PMI bertekad untuk selalu sigap dan hadir sebagai relawan di setiap hal yang berkaitan dengan bencana dan pelayanan manusia. “Harapan kami untuk KSR PMI UNAIR agar tetap selalu menjadi yang terbaik dan tetap bisa bekerja membantu sesama,” pungkasnya.(*) Penulis : Faridah Hari Editor
: Dilan Salsabila
Sempat Tak Direstui Ibunda, Karir Model Cantik Asal FH Semakin Bersinar UNAIR NEWS – Berangkat dari keinginan yang kuat sejak kecil untuk menjadi model, kini, prestasi Ayu Maulida dalam dunia modeling semakin bersinar. Berbagai prestasi di bidang model telah diraih mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, tahun angkatan 2015 ini.
Dalam perjalanan karir modelnya, Ayu kerap kali mengikuti event bergengsi seperti Jakarta Fashion Week dan Indonesia Fashion Week. Ia juga sempat menjadi salah satu Brand Ambassador salah satu klinik kecantikan dan menjadi icon Surabaya Fashion Parade. “Salah satu kerjaan yang buat aku prestasi adalah saat spring/summer. Saya jadi icon Tangs Plaza Singapore,” ujar Ayu. Tercatat, Ayu pernah memperoleh juara I lomba yang diadakan salah satu klinik kecantikan di Surabaya ketika masih duduk di kelas IX SMP. Ia juga termasuk model yang dipilih desainer Biyan untuk acara “Biyan 30 th Anniversary” ketika duduk di kelas X SMA. Tak dapat dipungkiri, bakat Ayu di bidang model telah terlihat sejak masih usia SD. Ia pernah memperoleh juara ll Lomba Model Hijab Sanggarwati ketika masih kelas V SD. “Dari kecil aku itu pingin banget jadi model. Jadi artis tapi rasanya gak mungkin. Apalagi waktu kecil aku itu tomboy, meskipun aku menyadari bahwa kalau aku tetep punya sisi feminin. Lagian aku kayanya juga gak bakal bisa jadi model karena basic keluargaku juga bukan model, apalagi mama yang muslimnya ketat sekali,” tutur alumnus SMA Trimurti, Surabaya ini. Sempat tak dapat restu ibu Tak bisa dipungkiri, sebelum karir Ayu seperti saat ini, ia sempat dihadapkan dengan perasaan ragu lantaran latar belakang keluarganya yang bukan dari kalangan model. Ditambah lagi, ibunya yang memiliki background agama sangat kuat, membuat dirinya semakin tidak yakin untuk dapat terjun ke dalam dunia modeling. “Seiring berjalannya waktu, saya sering mendapat tawaran tak terduga dari beberapa agency model yang meminta saya untuk
bergabung dalam agency tersebut,” tambah gadis dengan tinggi badan 178 cm ini. Berkat beragam prestasi yang diraih Ayu, orang tua memberikan respon positif karena Ayu mampu menunjukkan kesungguhannya dalam dunia model. Meski demikian, ayu tidak pernah mengesampingkan kewajibannya sebagai mahasiswa. Ia yang masih semester tiga tetap bijak membagi waktu antara kuliah dan karir. Mimpi tidak akan menjadi realita tanpa adanya pengorbanan dan perjuangan. Kalimat tersebut rasanya sangat tepat untuk mewakili sepak terjang Ayu dalam karirnya selama ini. (*) Penulis : Pradita Desyanti Editor : Binti Q. Masruroh
Membagi Waktu antara Kuliah dan Latihan, Ini Cerita Penyelam UNAIR UNAIR NEWS – Menjadi mahasiswa sekaligus atlet yang berprestasi bukan hal mudah. Terlebih, seorang atlet biasanya dihadapkan pada kegiatan atau kewajiban bernama latihan. Kali ini, Febrina Gladys Elvira, mahasiswa program studi S-1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, atlet selam ini bercerita tentang pengalamannya cara membagi waktu antara kuliah dan latihan. Gadis yang akrab disapa Vira ini akhirnya dapat menyesap ‘aroma’ air setelah sempat vakum selama kurang lebih setahun karena jadwal kuliah yang tidak dapat disiasati. Meskipun
terkadang jam pulang kuliah dapat dikatakan ‘mepet’ dengan jam latihan, hal itu tidak mengurungkan niat Vira untuk dapat berlatih lagi. Beruntungnya Vira karena ia memiliki pelatih yang mengerti kesibukannya sehingga ia mendapat dispensasi ketika ia harus datang terlambat. “Tahun 2015 benar-benar nggak bisa disiasati karena pulang kuliahnya setengah 8 malam, sedangkan tempat latihanku jam 7 malam udah selesai. Oleh karena itu aku off latihan. Tahun 2016 ini, aku bisa menyesuaikan jam latihan karena pulang kuliah jam 5 sore, meskipun terbilang mepet tetapi karena sudah setahun off, jadi ingin ‘main’ air lagi. Untungnya, pelatihku ngasih aku ijin telat karena beliau tahu kalau jam 5 itu macet-macetnya jalan, jadi aku tetep bisa latihan meskipun malam,” ungkap mahasiswa tahun angkatan 2015. Selama berlatih, atlet yang tergabung dalam salah satu klub renang ini menghabiskan waktu selama 2 jam latihan air ditambah 1 jam latihan darat. Apabila akan mengikuti kompetisi, waktu latihan air ditambah 30 menit.
Febrina Gladys Elvira ketika meraih penghargaan dalam kompetisi Pekan Olahraga Pelajar Provinsi Jawa Timur. (Foto: Istimewa) Sederet prestasi yang pernah ditorehkan Vira antara lain medali perunggu pada Kejuaraan Nasional 2012 di Gelora Bung Karno, Jakarta. Tahun 2013, Vira berhasil membawa pulang 1 emas Pekan Olahraga Pelajar Provinsi (Porprov) di Kertosono, Jawa Timur. Tahun 2014, Vira berhasil menyabet 4 emas Porprov di Ponorogo. Yang paling baru yakni 2016, Vira mendapat 1 emas, 2 perak, dan 2 perunggu pada kompetisi Gubernur Cup seIndonesia. Perempuan yang mengidolakan perenang Pricillia Gunawan dan Angeline Soegianto ini berharap, tahun 2020 nanti dirinya dapat membawa pulang medali emas di Pekan Olahraga Nasional dan bisa bertanding di kejuaraan di luar negeri. (*) Penulis : Pradita Desyanti Editor: Defrina Sukma S
Sinden UNAIR Berlaga Muslimah Award 2016
di
UNAIR NEWS – Kurnia Puspa Yuliani, mahasiswa Prodi Hubungan Internasional (HI) UNAIR ini berhasil menjadi finalis di ajang Muslimah Award 2016, pada Sabtu (17/12) di Gedung Islamic Center Pamekasan, Madura. Meskipun belum mendapat predikat juara, namun Kurnia berhasil masuk dalam 20 besar dalam ajang tersebut. Ajang ini diikuti oleh kurang lebih 81 peserta dari seluruh Jawa Timur. Layaknya penyeleksian kontes kecantikan pada
umumnya, peserta Muslimah Award diseleksi dengan mengumpulkan foto dan data diri. Jika dinyatakan lolos seleksi awal, bisa melanjutkan ke tahap berikutnya yakni karantina. Melalui tahap karantina ini, terpilih 20 Finalis yang akan dibimbing selama tiga hari dan mendapatkan materi seperti Public Speaking, pengetahuan seputar agama, dan juga kunjungan di beberapa objek wisata di Madura. “Di karantina itu, kita diseleksi. Mulai membaca Al Quran, interview, dan bagaimana caranya kita syiar. Namun selama kita karantina, segala perilaku kita, kedisiplinan, keaktifan, dan bagaimana sikap kita terhadap finalis lain juga menjadi penilaian,” jelas mahasiswa yang aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Karawitan sebagai Sinden (penyanyi Jawa perempuan dalam karawitan). Sebelum proses karantina, Kurnia mengungkapkan, ia sempat jatuh sakit dan membuatnya sempat down untuk bisa mengikuti proses karantina. Namun, berkat motivasi dari orang tuanya yang terus mendoakannya, ia kembali bersemangat dalam mengikuti segala tahapan selama proses karantina dengan baik. “Saya ingat orang tua saya yang selalu mendoakan saya di rumah meskipun mereka tidak bisa lihat saya secara langsung. Jadi ketika sebelum memulai apapun kaya interview dan grand final, saya selalu telepon mereka,” kenang perwakilan Trenggalek di ajang tersebut. Selain sempat sakit, Kurnia juga harus mengalami kendala lain, salah satunya lintasan Catwalk yang kurang sempurna saat malam Grand Final. Sehingga membuat Kurnia gugup dan harus ekstra berhati hati. “Nah, di sini saya sedikit terganggu, soalnya lintasan untuk catwalk-nya nggak enak. Dan salah satu teman saya ada yang sampai jatuh ketika melintas. Tapi Alhamdulillah waktu saya jalan, saya nggak kenapa – kenapa,” ujarnya. Meskipun belum bisa membawa pulang juara, namun Kurnia sudah
cukup senang karena sudah mendapatkan hasil yang memuaskan bagi dirinya, baik secara religi maupun penampilan. “Meskipun saya tidak juara minimal saya sudah bawa nama UNAIR di 20 Besar,” pungkasnya mengakhiri. (*) Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila
Anggota UKM Penalaran UNAIR Sabet Juara Karya Tulis di Makassar UNAIR NEWS – Tiga mahasiswa yang tergabung dalam anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran (UKM Penalaran) Universitas Airlangga berhasil menyabet juara I pada Lomba Karya Tulis Kemaritiman (LKTM) Tingkat Nasional tahun 2016 yang diadakan pihak Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Hasanuddin, Sabtu (10/12). Topik yang menjadi bahasan dalam kompetisi itu meliputi beberapa bidang yakni kelautan, pesisir, dan kajian umum kemaritiman. Ketiga mahasiswa itu adalah Ditta Putri Kumalasari (Fakultas Sains dan Teknologi/2013), Maliya Izzatin (FST/2013) dan Ahmad Farid Ary (Fakultas Perikanan dan Kelautan/2012). Dalam kompetisi tersebut, mereka mengusung makalah dengan judul “Semirefined Karaginan sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Kota Tarakan, Kalimantan Utara”. Gagasan tersebut terinspirasi dari salah satu rekan mereka yang pernah mengusung bahasan tentang pemanfaatan rumput laut di daerah pesisir yang masih sederhana.
“Informasi itulah yang mendorong kami untuk mengupas masalah lebih dalam. Tantangan kemaritiman negara Indonesia sekarang ini salah satunya adalah kemiskinan dan rendahnya kualitas sumber daya manusia pesisir,” tutur Ditta. “Setelah diadakan studi literatur, kami melihat bahwa harga karaginan di pasaran lebih tinggi dibanding rumput laut biasa. Diharapkan dari ide LKTM berupa program semirefined karaginan skala home industry ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir untuk mendukung Indonesia sebagai poros maritim dunia,” imbuh Ditta. Kompetisi LKTM itu diikuti oleh tim yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, di antaranya Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Jambi. Melihat banyaknya peserta yang mengikuti lomba ini tak menciutkan nyali mereka untuk bisa menyajikan materi dengan penampilan terbaik. “Kita tidak berpikir untuk jadi yang terbaik, tapi kita lakukan yang terbaik,” tutur Ditta ketika ditanya niatnya dalam mengikuti lomba ini. Dalam kompetisi bidang pesisir, juara II diraih oleh tim Unhas, juara III tim Universitas Sriwijaya, dan juara favorit tim Institut Pertanian Bogor. (*) Penulis: Disih Sugianti Editor: Defrina Sukma S
Setelah Vakum Setahun, Atlet
Tenis Meja Prestasi
Kembali
Raih
UNAIR NEWS – Ada satu lagi mahasiswa Universitas Airlangga yang menorehkan prestasi di ajang keolahragaan. Viviani Nadyaningrum, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, tahun angkatan 2016 berhasil menyabet juara III tunggal putri cabang olahraga tenis meja, Minggu (4/12). Ia mendapatkan juara III setelah dirinya bertanding melawan atlet Persatuan Tenis Meja (PTM) Sukun Kudus dalam Kejuaraan Tenis Meja Nasional Mahasiswa dan Umum dalam memperebutkan “Rektor Cup UGM”. Kompetisi tersebut berlangsung di GOR Lembah, Universitas Gadjah Mada, tanggal 30 November sampai 4 Desember 2016. Sebelum lomba berlangsung, Viviani, melakukan persiapan seperti biasa. Viviani menjalani latihan rutin di dua tempat yakni di klub tenis yang ia ikuti, dan Unit Kreativitas Mahasiswa (UKM) Tenis Meja. Ia pun tak lupa untuk meminta doa restu kepada kedua orang tua. Viviani mengaku, ia mengenal dunia tenis meja dari sang ayah yang merupakan mantan atlet. Mahasiswa FEB ini mulai sering berlatih tenis meja sejak ia duduk di bangku kelas empat sekolah dasar. Sejak itu, ia memutuskan untuk lebih aktif lagi dengan bergabung di klub sejak sekolah menengah pertama. Prestasi kali ini bukan yang pertama dicapai oleh Viviani. Sebelumnya, mahasiswa angkatan tahun 2016 itu juga pernah meraih prestasi pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Jawa Timur, Olimpiade Olahraga Siswa nasional (O2SN) Jakarta, Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur, Pekan Olahraga Pelajar nasional (POPNAS) Kejurnas Kelompok Umur, dan lain sebagainya. Meski saat ini Viviani masih aktif menjadi mahasiswa tetapi
hal tersebut tidak menjadikan dirinya berhenti mengasah bakat yang ia miliki. Menurutnya, dunia akademis dan non akademis harus berjalan seimbang. “Di dunia kerja nantinya pintar dalam akademis dan juga harus diimbangi dengan non-akademis. Cara membagi waktu saya antara kuliah dan karir yakni kuliah pagi sampai sore, kemudian disusul dengan latihan pada sore hingga malam. Setelah itu saya lanjutkan membaca buku ataupun mengerjakan tugas agar saya tidak ketinggalan materi kuliah,” ungkap Viviani. Viviani merasa bangga atas keberhasilannya saat ini, mengingat dirinya sudah vakum selama satu tahun dalam dunia tenis meja. Kini, dirinya kembali menorehkan prestasi di kancah nasional. Viviani berharap semoga ke depannya bisa kembali menorehkan prestasi yang lebih baik. Penulis: Pradita Desyanti Editor: Defrina Sukma S
IDSC, Ajang Internasional Menemukan Ide Stabilitas Finansial UNAIR NEWS ̶ Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga menyelenggarakan call for paper dan Internasional Development Student Conference (IDSC), pada Senin (21/11). Tahun lalu, ajang ini masih dalam lingkup nasional, sedangkan tahun ini dibuka untuk lingkup internasional. Kali ini, IDSC mengangkat tema “Realizing the ASEAN Financial Stability Amidst Global Economic System Dynamics”. Kerentanan
sektor finansial lebih tinggi dibandingkan dengan sektor nonfinansial menjadi latar belakang pentingnya mengkaji bagaimana kestabilan finansial di era masyarakat ekonomi ASEAN ini. “Banyak konferensi tentang MEA, berbagai upaya menghadapi MEA. Namun, IDSC lebih terfokus pada kestabilan finansial karena sektor finansial sangat volatile (mudah berubah,red) dan menarik untuk dikaji.” Jelas Zakka Farisy, Ketua acara yang juga mahasiswa jurusan Ekonomi Islam.
Para Juara Call for Paper IDSC 2016 dalam Awarding Night di Aula Fajar FEB UNAIR (Foto : Istimewa) Call for paper ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri. Dari keseluruhan peserta yang mendaftar, terpilih 15 tim terbaik untuk mempresentasikan gagasannya. Tiga dari peserta terpilih berasal dari luar negeri, yaitu Nina Greig-Towers dari Australia, Sinatrya Shrestha dari Nepal, dan Valencia Joshua Brent S dari Filipina.
Pada hari kedua, Selasa (22/11), presentasi secara keseluruhan menggunakan Bahasa Inggris. Tak sedikit penonton yang terlihat mengapresiasi kemampuan berbahasa Inggris para peserta. Tidak hanya itu, gagasan yang dikemukakan pun bervariasi dan kreatif. “Berbagai ide yang dipaparkan merujuk pada stabilitas finansial. Salah satu dari ide yang dipaparkan adalah menyamakan currency. Upaya ini dirasa mampu menstabilkan finansial antar negara,” ujar Adindha, salah satu penonton. Esok harinya, Rabu (23/11), peserta diajak ke wisata Bromo untuk melihat sunrise. Tidak hanya jalan-jalan, para peserta juga menjalin keakraban satu sama lain. Sebelumnya, pada hari pertama mereka saling mengenalkan budaya daerah masing-masing di welcome party. Setelah field trip, panitia dan peserta melakukan awarding night di Aula Fajar FEB UNAIR. Pada saat itu, diumumkan pemenang dari call for paper. Hasilnya, tim Ajeng Pratiwi dari Universitas Negeri Jember di daulat sebagai juara I. Tim Iqbal Makbul Taher dari Universitas Indonesia meraih juara II, sedangkan juara III diraih oleh Tim Mohammad Zeqi Yasin dari Universitas Airlangga. Ada juga penghargaan Best Delegate yang diperoleh Muhammaf Mulfi dari Universitas Brawijaya, Best Speaker diperoleh Rahmah Yulia Dari Universitas Airlangga, dan Best Paper diraih tim Fajriansyah Hendra dari Institut Pertanian Bogor. Dengan berakhirnya awarding night, Zakka Farisy berharap, kegiatan ini mampu menjadi prime mover kegiatan-kegiatan bertaraf internasional di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sekaligus mendukung visi Universitas Airlangga menuju 500 World Class University.(*) Penulis : Siti Nur Umami Editor : Dilan Salsabila