perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAPORAN UMUM
MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. BINA GUNA KIMIA UNGARAN SEMARANG JAWA TENGAH
Oleh : Asepti Linda Januarti NIM.R0007109
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Laporan Umum dengan judul : Magang Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran Semarang Jawa Tengah
dengan peneliti :
Asepti Linda Januarti NIM.R0007109
telah diuji dan disahkan pada: Hari : ……. …tanggal : …………... Tahun:……… Pembimbing I
Pembimbing II
Lusi Ismayenti, ST. M.Kes. Sarsono, Drs., M.Si. NIP. 19720322 200812 2 001 NIP. 19581127 198601 1 001 An. Ketua Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS Sekretaris,
Sumardiyono, SKM, M.Kes. NIP. 19650706 commit to198803 user 1 002
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN LAPORAN UMUM
MAGANG TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. BINA GUNA KIMIA UNGARAN SEMARANG JAWA TENGAH
Dengan penulis :
Asepti Linda Januarti NIM.R0007109 Telah disetujui dan disahkan pada tanggal :
Oleh : Pembimbing Lapangan
Indra Ari Kurniawan Process Safety officer
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim Assalamuaikum Wr. Wb. Segala puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan rahnat yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan laporan umum ini dengan Judul Magang Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran Semarang Jawa Tengah. Tujuan penulisan laporan ini adalah sebagai tugas akhir dan syarat dalam menyelesaikan studi sebagai mahasiswa program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Keberhasilan penulisan laporan ini tidak lepas dari bimbingan, do’a, dan dukungan dari berbagai pihak yang bersifat spiritual maupun material, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. A. A. Subijanto, dr, MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 2. Bapak Putu Suriyasa, dr, MS. PKK, Sp. Ok, selaku Ketua Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 3. Ibu Lusi Ismayenti, ST., M.Kes., selaku Pembimbing I. 4. Bapak Sarsono, Drs., M.Si., selaku Pembimbing II. commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Bapak Indra Ari Kurniawan, selaku Proces safety office di PT. Bina Guna Kimia. 6. Bapak Muchlisin, selaku Occupational Health & Safety di PT. Bina Guna Kimia. 7. Bapak Hendra Atmoko, selaku kepala Koordinator Safety Engineering. 8. Bapak Tachril, Bapak Yoyok Sudiro, Bapak Yuli, Bapak Munir dan Bapak Suroso atas bantuan dan kerjasamanya. 9. Bapak Hendras Setyawan, selaku dokter Poliklinik, Mbak Fajar dan Mas Ari selaku perawat poliklinik di PT. Bina Guna Kimia. 10. Mas Syafirudin, Mbak Yuli dan segenap staft PT. Bina Guna Kimia yang telah membantu saya selama magang. 11. Ayah,Ibu, dan Adikku tercinta beserta seluruh keluarga yang telah banyak berkorban dan memberikan kasih sayang serta do’a dan dukungan baik material maupun spiritual kepada penulis. 12. Teman magangku Nindya Puspitasari beserta teman-teman dekatku Endrasti Kiswandari, Sari Irmawati, Dewi Handayani, Danang Wibowo dan Nugroho Edi Kurniawan yang selalu memberi motivasi dan kerjasam yang baik. 13. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhir kata penulis mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini banyak kekurangan baik isi maupun penulisan. Untuk itu kritik dan saran untuk perbaikan dan kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan. dan penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya mahasiswa commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta, Penulis
Asepti Linda Januarti
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ............................................
iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iv
DAFTAR ISI .................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................
1
B. Tujuan Magang .........................................................................
2
C. Manfaat .....................................................................................
3
BAB II METODE PENELITIAN ................................................................
5
A. Lokasi Penelitian .......................................................................
5
B. Sumber Data ..............................................................................
5
C. Pelaksanaan ...............................................................................
6
BAB III HASIL MAGANG ...........................................................................
7
A. Sejarah Perusahaan dan Perkembangan ....................................
7
B. Bahan Baku ................................................................................
12
C. Proses Produksi ..........................................................................
12
D. Potensi dan Faktor Bahaya .........................................................
15
E. Pelayanan Kesehatan ................................................................. commit to user
27
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Gizi Kerja ...................................................................................
30
G. Ergonomi ....................................................................................
31
H. Sistem Keselamatan Kerja ..........................................................
32
I. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja .........................
37
J. Emergency Respon .....................................................................
38
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................
39
A. Potensi dan Faktor Bahaya ........................................................
39
B. Pelayanan Kesehatan ................................................................
46
C. Gizi Kerja ..................................................................................
50
D. Ergonomi ...................................................................................
51
E. Sistem Keselamatan Kerja ........................................................
54
F. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ........................
57
G. Emergency Respon ....................................................................
58
BAB V PENUTUP.........................................................................................
59
A. Kesimpulan ................................................................................
59
B. Saran ...........................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Data Hasil Pengukuran Kebisingan ..............................................
20
Tabel 3.2. Data Hasil Pengukuran Getaran ....................................................
21
Tabel 3.3. Data Hasil Pengukuran Penerangan ..............................................
22
Tabel 3.3. Data Hasil Pengukuran Iklim Kerja ISBB ....................................
23
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kebijakan K3 Lampiran 2 : Plant Organization chart 2010 Lampiran 3 : Susunan Pengurus P2K3 Lampiran 4 : Surat Keterangan Magang Lampiran 5 : Data Monitoring Lingkungan Kerja Lampiran 6 : Lembar Standar Industri Form comfined Space Entry Permit Lampiran 7 : Lembar Penyidikan Kejadian Lampiran 8 : Laporan Harian Pembakaran Limbah Lampiran 9 : Laporan Harian Cucian Lampiran 10 : Laporan Harian Pengolahan Limbah Lampiran 11 : Laporan Harian Drum Crusher Lampiran 12 : Lembar Penanganan Limbah B3 Lampiran 13 : Lay Out Lampiran 14 : Form Check List Inspeksi Fire Extinguisher Lampiran 15 : Form Check List Inspeksi Foam System Lampiran 16 : Form Check List Inspeksi Hydrant Trolly Lampiran 17 : Form Check List Inspeksi Hydrant Kotak Lampiran 18 : Form Check List Inspeksi Peralatan P3K System dan Alat Mitigasi Lampiran 19 : Form Check List Inspeksi Kereta Pemadam Api Lampiran 20 : Form Check List Inspeksi Tabung Oksigen Lampiran 21 : Lembar BBSM commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri di Indonesia yang melaju pesat bersamaan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengglobal telah menjadikan Indonesia untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam segala bidang.
Dalam
rangka
meningkatkan
kemajuan
industri,
maka
harus
meningkatkan pula berbagai faktor penunjang kelengkapan industri sesuai tingkat kecanggihan, seperti berbagai peralatan, mesin-mesin, bahan baku, raw material, dan berbagai perlengkapan penunjang lain. Meningkatnya kebutuhan yang semakin maju dan semakin berbahaya pula akibatnya yang menimbulkan berbagai dampak buruk terhadap lingkungan maupun tenaga kerja Kurangnya kesadaran dari sebagian besar masyarakat perusahaan, baik pengusaha maupun tenaga kerja akan arti pentingnya K3 merupakan hambatan yang sering dihadapi. Berdasarkan data ILO 2003, ditemukan bahwa di Indonesia tingkat pencapaian penerapan kinerja K3 di perusahaan masih sangat rendah. Masalah K3 dapat dilaksanakan dengan baik diperlukan pembinaan dan pengawasan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Dengan adanya pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan dan mengakibatkan penurunan produktivitas kerja, kerugian berupa cacat/cidera, kematian serta kerusakan property dan lingkungan (Tarwaka, 2008). commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja dan Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah untuk memberikan perlindungan bagi karyawan dan masyarakat umum dari akses yang mungkin dapat ditimbulkan oleh kegiatankegiatan ekonomi yang relatif baru bagi Indonesia. Jelaslah usaha-usaha peningkatan K3 lebih diutamakan daripada sikap kuratif dan korektif atas kecepatan kerja (Bennet Silalahi, 1984). PT. Bina Guna Kimia Ungaran merupakan salah satu perusahaan penghasil petisida di Indonesia yang menggunakan bahan kimia dan bahan atau alat yang mempunyai potensi bahaya maka perusahaan berusaha menerapkan SMK3 di perusahaan dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan yang terintegrasi. Salah satu usaha dalam pengendalian potensi bahaya yang ada di PT. Bina Guna Kimia yaitu dengan pemakaian Alat Pelindung Diri. Maka dari itu pula penulis melakukan magang dan penelitian tentang kesehatan, dan keselamatan kerja yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran.
B. Tujuan Magang Tujuan dari pelaksanaan magang ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan K3 di perusahaan. 2. Untuk mengetahui proses produksi di perusahaan PT. Bina Guna Kimia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
3. Untuk mengetahui potensi bahaya dan faktor bahaya di tempat kerja PT. Bina Guna Kimia Ungaran dan bagaimana upaya penanggulangannya.
C. Manfaat 1. Bagi Penulis a. Dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang penerapan Hiperkes dan KK di Perusahaan, dengan mengadakan pengukuran dan pendataan faktor bahaya dari berbagai aspek di Perusahaan, dan mahasiswa dapat mengadakan koreksi pengendalian faktor bahaya yang ada. b. Dapat mengetahui hambatan atau kendala dalam penerapan Hiperkes dan KK. c. Dapat mengetahui pemahaman, penghayatan dan sikap kerja profesional di bidang keselamatan dan kesehatan kerja di Perusahaan. d. Dapat memperoleh pengetahuan tentang pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran. e. Dapat mengetahui penerapan K3 secara nyata di perusahaan dengan bekal materi perkuliahan yang didapat. 2. Bagi DIII Hiperkes dan KK a. Memberikan tambahan dan wawasan tentang perkembangan K3 di perusahaan. b. Menambah referensi buku di perpustakaan kampus DIII Hiperkes dan KK. c. Sebagai jembatan penghubung antara dunia pendidikan tinggi dengan dunia kerja. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
3. Bagi Perusahaan Dapat memberikan masukan bagi PT. Bina Guna Kimia Ungaran tentang kondisi kerja yang berbahaya dan usaha penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), sehingga dapat digunakan supaya pengendalian dan pencegahan kecelakaan kerja dibidang K3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah di perusahaan PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang merupakan Pabrik Penanaman Modal Asing (PMA) dan FMC untuk pengolahan bahan baku pestisida yang beralamatkan di Jl. Raya Desa Klepu, Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang 50552.
B. Sumber Data Dalam penulisan laporan ini, penulis memperoleh data dari : 1. Wawancara Yaitu teknik pengambilan data dengan melakukan Tanya jawab kepada pihakpihak yang bersangkutan dengan objek penelitian. 2. Observasi Yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung di lapangan tentang penerapan pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 3. Studi Kepustakaan Yaitu penulis mendapat sumber data dengan membaca referensi yang menunjang yang berkaitan dengan K3.
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
C. Pelaksanaan Pengambilan data dilaksanakan mulai tanggal 01 Maret sampai 31 Maret 2010 dengan menyesuaikan jadwal dari perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III HASIL MAGANG
A. Sejarah Perusahaan dan Perkembangan 1. Sejarah Perusahaan Meningkatnya kebutuhan akan pestisida mendorong semakin pesatnya pertumbuhan industri perstisida di Indonesia. Hal ini terlihat jelas karena kebutuhan pestisida akan semakin meningkat baik kuantitas maupun ragamnya. Semakin canggih teknologi yang digunakan maka semakin penting keberadaan dan kegunaan dari pestisida dalam setiap kehidupan, karena pestisida digunakan untuk memberantas hama. Sebelum pemerintah memberikan persetujuan fasilitas PMA, PT. Bina Guna Kimia bernama Parama Bina Tani, berdasarkan surat ijin usaha tetap dari Departemen Perindustrian No. 248/M/SK/6/1982 dengan produksi permulaan pada awal bulan maret 1983. Seiring dengan kemajuan perekonomian dan meningkatnya pembangunan di sektor pertanian dan perkebunan, serta dengan adanya kebijakan pemerintah dalam bidang perdagangan, maka PT. Parama Bina Tani mengadakan kerjasama dengan FMC Corperation Fhiladelphia USA, dan selanjutnya berganti nama menjadi PT. Bina Guna Kimia (a.n. FMC Join Venture Company). PT. Bina Guna Kimia didirikan pada tanggal 1 Mei 1994 yang merupakan perusahaan kerjasama Penanaman Modal Asing (PMA) berbentuk perseroan terbatas, yang memproduksi dan mendistribusikan produk-produk perlindungan tanaman dan produk lain (specialty) serta produk pertanian lainnya. commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
PT. Bina Guna Kimia memproduksi produk pestisida dalam bentuk butiran atau granular dan tepung atau powder serta cairan (liquid), dimana produk yang dihasilkan adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri. PT. Bina Guna Kimia bertekad untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan dengan tetap memelihara kesehatan dan keselamatan karyawan dan lingkungan, seiring dengan telah diraihnya ISO 9001:2008, ISO 14001:2004, dan OSHAS 18001:2007. PT. Bina Guna Kimia memilki luas lahan ± 6 Ha, dengan status kepemilikan hak Guna Bangunan dan status peruntukan kegiatan industri. dibangun pada lokasi yang dipilih berdasarkan beberapa faktor yaitu letak pabrik terhadap pasar, tersedianya sarana transportasi, adanya tenaga kerja yang murah, tersedianya sumber air, tenaga listrik dan bahan bakar yang cukup. Dan memiliki faktor lain
yaitu harga tanah dan gedung, kemungkinan perluasan pabrik,
tersedianya tempat perbelanjaan untuk kepntingan perluasan pabrik, keadaan masyarakat daerah setempat, iklim, keadaan geologis. PT. Bina Guna Kimia beralamatkan di Jl. Raya Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang 50552, dengan kantor pusat berada di Wisma Kode Lt. 10, Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-4, Jakarta 12920. Berbataskan daerah administrasi sebagai berikut : a. Sebelah utara : Jl. Raya Klepu-Karangjati b. Sebelah selatan : Tegalan Penduduk dengan tanaman keras c. Sebelah Timur : Tegalan Penduduk berupa perkebunan d. Sebelah barat : PT. Pertiwi Indomas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
PT. Bina Guna Kimia merupakan perusahaan yang memproduksi pestisida, dari itulah perusahaan bertekat untuk : a. Perusahaan PT. Bina Guna Kimia sebagai perusahaan formulasi pestisida ingin membuat produk-produk pestisida yang bermutu tinggi dan bermanfaat bagi pada penggunanya. b. Perusahaan PT. Bina Guna Kimia sebagai Perusahaan formulasi pestisida ingin membuat produk-produk dengan pengiriman tepat waktu. c. Perusahaan PT. Bina Guna Kimia sebagai perusahaan formulasi pestisida ingin ikut serta dalam melestarikan lingkungan hidup dengan memproduksi produk-produk yang ramah lingkungan dan menjaga kelestarian serta kebersihan lingkungan. d. Perusahaan PT. Bina Guna Kimia sebagai perusahaan formulasi pestisida ingin secara aktif memberikan arti kepada lingkungan masyarakat sekitar dengan menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. PT. Bina Guna Kimia yang terdiri dari bagian antara lain : a. Liquid Liquid adalah departemen yang memproduksi pestisida yang berbentuk cair, dengan jumlah karyawan sekitar 40 orang. b. Granule Granule production adalah departemen yang memproduksi pestisida yang berbentuk butiran atau granular, dengan jumlah karyawan sekitar 40 orang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
c. Herbisida yang berbentuk cair Di bagian ini jarang melakukan proses produksi, karena produksi hanya bila ada pesanan saja. Jumlah tenaga kerja diambilkan dari tenaga kerja yang bekerja di bagian liquid atau granule dengan melihat jumlah pesanan produksi. Bisaanya jenis produk berbentuk cair. Proses produksi herbisida bercampur dengan liquid, namun telah diadakan pembangunan untuk proses herbisida yang berada di dekat maintenance dan saat ini sedang dalam proses pembangunan. d. Ware House PT. Bina Guna Kimia memiliki 4 ware house (tempat penyimpanan) yang terdiri dari WH II, WH III, WH IV untuk bahan baku dan WH I untuk finishing good. e. Work Shop Work shop atau maintenance adalah tempat untuk proses perbaikan, dan perawatan mesin dan peralatan serta berbagai instalasi yang ada di perusahaan. Di bagian ini merupakan sarana penunjang produksi untuk perihal teknik, yang banyak terdapat kegiatan pengelasan, penggerindaan dan perbaikan lain. f. Incinerator Incenerator adalah tempat penghancuran atau pemusnahan limbah, terutama limbah B3 yang berasal dari sisa proses produksi, juga sebagai tempat penyimpanan sementara sisa proses insenerasi yang akan dibuang pihak terkait. g. Laundry Tempat pencucian dan merapikan berbagai jenis pakaian kerja (wearpack, apron, dan lain-lain), dengan jumlah karyawan 2 orang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
2. Lokasi Pabrik Lokasi PT. Bina Guna Kimia yaitu di Jl. Raya Desa Klepu, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang 50552. Luas tanah yang dimiliki oleh PT. Bina Guna Kimia yaitu sekitar 4 hektar. Alasan yang menjadi dasar pemilihan lokasi PT. Bina Guna Kimia Ungaran tersebut adalah : a. Dekat dengan sarana transportasi, lokasi pabrik sangat strategis dengan jalan Raya Solo – Semarang sehingga memudahkan kelancaran distribusi produksinya. b. Dengan adanya pabrik maka dapat memberi lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, sehingga kebutuhan masyarakat atau tenaga kerja terpenuhi. c. Tersedianya tenaga kerja yang terdidik maupun yang belum terdidik, disamping jumlah penduduk yang cukup besar juga penduduk yang berasal dari berbagai daerah. d. Banyak terdapat pepohonan yang tumbuh subur sehingga dapat mengurangi pencemaran udara. 3. Ketenagakerjaan Jumlah tenaga kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran sekitar 287 orang yang terdiri dari 129 orang karyawan tetap dan 158 orang karyawan kontrak. PT. Bina Guna Kimia Ungaran dengan jam kerja yaitu 40 jam / minggu atau 8 jam / hari dengan 5 hari kerja mulai hari Senin-Jum’at, tetapi apabila ada lemburan dilakukan pada hari sabtu dan minggu. PT. Bina Guna Kimia Ungaran menjalankan 2 shift dengan pembagian jam kerja yaitu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
a. Shift 1 : 06.00 – 14.30 WIB, jam istirahat 11.00 – 11.30 WIB b. Shift 2 : 14.30 – 23.30 WIB, jam istirahat 18.00 – 18.30 WIB c. Day Shift : 07.30 – 16.00 WIB, jam istirahat 12.00 – 12.30 WIB
B. Bahan Baku Bahan baku untuk pembuatan pestisida yaitu bahan kimia dari golongan pyretroids, organophospate, Carbamates dan Herbisida, serta bahan baku tambahan berupa air dan pasir glukus.
C. Proses Produksi Secara umum proses produksi pestisida di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang terdiri dari 3 tahap yaitu : 1. Proses formulasi furadan, terjadi di bagian pencampuran MUP dengan bahan baku dibagian Granule untuk pestisida berbentuk butiran. 2. Proses produksi liquid terjadi di bagian liquid untuk proses pestisida berbentuk cairan. 3. Proses seleksi (sorting) dan pengepakan terjadi di bagian Finishing untuk pengecekan produk. 1. Proses formulasi Granule (Pestisida yang berbentuk butiran) Proses formulasi furadan yang terjadi di bagian Granule dengan langkah kerja yaitu menimbang pasir kearah hopper sesuai dengan formula dengan menghidupkan incline san conveyor dan menimbang larutan sticker ke dalam pompa dengan pengisian dari tangki. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
Setelah menimbang bahan baku, menyiapkan bahan kimia di lantai atas dekat dumping station dengan mencatat nomor batchnya yang tercantum dalam label asli supplier kemudian menghidupkan munson dan memasukkan pasir ke dalam muson dengan membuka getah hopper setelah pasir masuk V3 dengan memasukkan larutan sticker dari tangki transfer ke muson dengan membuka tangki pengeluaran dari kran pendorong. Pasir dan larutan kimia dicampur lagi selama 3 menit dengan memasukkan carbofuran technical melalui dumping station dan terus mencampur selama 15 menit dari akhir pemasukan technical. Setelah itu menyiapkan bahan kimia, pasir dan larutan technical kemudian menghidupkan wet product elevator. Apabila homogenitas sudah tercapai secara visual warna seragam product dapat dikeluarkan dari muson dan ditampung sementara pada wet product hopper. Apabila pengeringan sudah bisa dilakukan dengan melihat isi finished product hopper dengan cara dipukul dengan palu karet atau menaikkan produk dari munson ke hopper. Dimana dari Hopper lewat feed conveyor masuk ke dryer dengan suhu burner + 140 0C dengan sistem putaran dryer. Setelah itu pada formulasi line 1 dan 2 dengan menghidupkan secara berurutan finished product elevator, shaking screen, burner dan rotary dry. Apabila panas pada dryer sudah tercapai 100% dengan terbaca pada panel dryer kemudian menghidupkan feed conveyer. Setelah itu pada tahap pengepakan produk yang telah lolos dari shaking screen ditampung di finished product hopper yang akan memasuki pada proses pengepakan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
2. Proses Formulasi Liquid (Pestisida yang berbentuk cair) Bahan baku yang dibutuhkan dimasukkan ke dalam water bath sehingga mencair, kemudian dipindahkan kelokasi formulasi liquid. Proses persiapan bahan baku untuk liquid dengan proses awal yang dilakukan adalah loading solvent yaitu merupakan proses memasukkan solvent 50-75% dari total kebutuhan ke tangki formulasi, kemudian dilanjutkan dengan loading bahan aktif yaitu merupakan proses memasukkan bahan aktif ke tangki formulasi dengan cara menghisap bahan aktif dengan pompa hisap dan memastikan jumlah yang dihisap sesuai dengan kebutuhan yaitu berat awal dikurangi berat akhir sebelum dibuang drum bahan aktif yang sudah kosong harus dibilas dengan solvent yang terkait. Loading bahan pengemulsi dengan prinsip penanganan sama dengan loading bahan aktif yaitu dengan mencatat jumlah masing-masing bahan yang telah dimasukkan pada lembar formulasi sisa 25% solvent dimasukkan untuk membilas pipa dan untuk top up tangki, setelah itu melakukan sirkulasi selama 30 menit kemudian mengambil sampel dan mengirim ke laboratorium bersama lembar lembar formulasi dengan menunggu hasil analisa laboratorium sirkulasi pengadukan tetap dijalankan. Setelah disetujui untuk dikemas oleh laboratorium dan menghentikan pengadukan dan sirkulasi. Semua valve ditutup kembali sehingga siap untuk dipindahkan ke holding tank. Pada proses packing semua bahan telah dipindahkan ke holding tangki kemudian dengan memanfaatkan gaya gravitasi jatuh ke filter. Dari filter bahancommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
bahan dihisap dengan piston dan dikeluarkan lewat nozzle dan masuk ke dalam kaleng. 3. Proses Seleksi (Sorting) Pada proses seleksi (sorting) terjadi dibagian finishing yang merupakan tahap lanjut dari pembuatan pestisida, dimana pestisida yang sudah dikemas dengan melewatkan produk di mesin illapak, kemudian produk berjalan lewat conveyor dan masuk ke dalam carton sealer untuk disegel kemudian ditimbang dichek weigher dan diberi sampel check, nomor batch dan tanggal produk.
D. Potensi dan Faktor Bahaya 1) Potensi Bahaya PT. Bina Guna Kimia kimia terdapat potensi bahaya yang harus diperhatikan yang meliputi : a. Kebakaran Potensi bahaya kebakaran di PT. Bina Guna Kimia Ungaran sangat beresiko karena di PT. Bina Guna Kimia merupakan penghasil pestisida dan bahan baku yang digunakan banyak bahan kimia yang mudah terbakar seperti di area granule, liquid, gudang B3, laboratorium, dan tank farm misalnya adalah solvesso, kardus-kardus dan bahan lain. Pencegahan serta pengendalian dilakukan dengan pengaturan suhu ruangan yang sesuai karakteristik bahan yang mudah terbakar, ventilasi, penataan saluran listrik yang teratur dan aman serta pemberian Fire Alarm System, yang berupa heat detector, smoke detector, flame detector, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
APAR, hidrant, kereta pemadam kebakaran, emergency exit, dan tangki foam untuk area tank farm. b. Ledakan Ledakan adalah suatu kejadian yang disertai adanya pelepasan energi panas pada saat melakukan proses produksi. Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran peralatan yang berpotensi menimbulkan ledakan adalah tabung formulasi dan saat pengelasan di atas tabung dan area tank farm, untuk itu dilakukan pencegahan serta pengendalian dengan penataan ruang yang sesuai, dengan suhu yang sesuai, ventilasi yang cukup, serta sarana tanggap darurat (emergency exit dan lain-lain). c. Terjepit Potensi bahaya terjepit di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang disebabkan karena pada saat pengepakan atau packing dengan mesin illapak di granule dan dengan mesin capping dan filling di liquid yang melewati conveyor, apabila tidak hati-hati jari tangan bisa terjepit. Pengendalian dan pencegahan yang dilakukan adalah dengan memberi batas-batas pada mesin dan benda berbahaya, memakai sarung tangan nitril gloves, dan karyawan telah dilatih untuk teliti dan mengetahui SOP mesin atau alat. d. Terpeleset. Di tempat kerja dengan potensi bahaya terpeleset terutama dari tempat yang tinggi sangat membahayakan bagi tenaga kerja yang dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Salah satu penyebab dari resiko bahaya terpeleset adalah kondisi lantai yang licin khususnya di ruang produksi dan banyaknya genangan air seperti di mesin formulasi di bagian liquid serta di sepanjang jalan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
yang di lewati forklift dimana ada oli yang tercecer di jalan. Untuk itu pencegahan dan pengendalian bahaya yang dilakukan adalah memberikan pegangan pada tempat-tempat yang tinggi, agar tidak terjatuh saat terpleset, memakai sepatu safety yang anti licin (sepatu boot), dan pembersihan secara rutin air serta zat-zat yang menimbulkan lantai atau area licin, serta diberi tanda (poster) pada tempat yang berbahaya jika sulit dilakukan pengendalian. e. Tertimpa Potensi bahaya tertimpa di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang disebabkan karena kejatuhan benda/tumpukan kardus yang berisi bahan baku, bahan jadi yang ada di area ware house, bahan jadi di area finishing goods. Pencegahan dan pengendalian yang dilakukan yaitu menerapkan SOP kontainer dalam penataan yang tidak melebihi standar ketinggian dan jumlah tumpukan, serta dengan pemakaian APD safety shoes dan helmet untuk mengurangi bahaya tertimpa benda. f. Terpercik Bahan Kimia Potensi bahaya terpercik bahan kimia di PT. Bina guna Kimia sangat mudah terjadi karena bentuknya yang cair dan granular, dapat dengan mudah terpercik pada proses penanganannya atau pengolahannya. Bahan kimia tersebut dapat menimbulkan iritasi kulit dan bahaya pada organ luar tubuh yang terkena. Lokasi yang berpotensi di area liquid, granule, laboratorium, incenerator dan mantenance, pada saat penuangan bahan formulasi, pembersihan mesin dan bahan kimia, pembersihan dust collector, dan pengambilan sampel. Pengendalian dan pencegahan yang dilakukan adalah dengan penerapan SOP perlakuan bahan kimia commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
yang benar serta memakai APD kaca mata, tameng, sarung tangan, apron atau wear pack, safety shoes dan pelindung kepala atau helmet. g. Keracunan Bahan Kimia Keracunan bahan kimia B3 di PT. Bina Guna Kimia dapat terjadi karena paparan dari bahan kimia berbahaya terutama oleh bahan golongan organofosfat dan karbamat yang digunakan dalam proses produksi maupun kegiatan lain di area perusahaan yang bersifat toksik. Keracunan terjadi karena paparan yang melalui pernapasan, kulit, dan pencernaan (tertelan), yaitu pada saat packing, penuangan bahan formulasi, pencucian tangki, pengoprasian drum crusher, dan pengoprasian WWT, yang banyak terjadi pada proses produksi dan proses insenerasi. Maka untuk mencegah serta mengendalikan potensi tersebut dengan peraturan makan, minum dan merokok pada area yang ditentukan, penerapan industrial hygiene, pemakaian APD sarung tangan, masker/respirator, apron/wear pack, safety shoes, dan mengendalikan dengan tanggap darurat medis dekontaminasi, tanggap darurat keracunan organofosfat dan karbamat, serta perlengkapan sarana eyes wash, body shower, dan kotak P3K setiap area. 1. Faktor Bahaya Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran faktor-faktor bahaya yang sering ditimbulkan di tempat kerja terdiri dari 2 faktor bahaya yaitu faktor bahaya fisik dan faktor bahaya kimia. a. Faktor bahaya fisika Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran faktor fisik terdiri atas kebisingan, iklim kerja, penerangan, getaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
1) Kebisingan Kebisingan merupakan salah satu faktor fisik yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, gangguan komunikasi, gangguan konsentrasi (stres kerja) dan kelelahan. Kebisingan di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang dihasilkan oleh mesin yang berhubungan dengan proses produksi. Dari data pengukuran kebisingan yang telah didapatkan pada lokasi maintenance khususnya pada mesin gerinda dengan frekuensi kebisingan sangat tinggi sehingga melebihi nilai NAB atau diatas 85 dB. Mesin-mesin lainnya yang dapat menimbulkan bahaya kebisingan yang frekuensinya juga melebihi NAB misalnya pada mesin illapak, munson dan pada area bag house. Pekerja yang terpapar kebisingan khususnya di bagian mesin gerinda, illapak, munson dan forklift terjadi pada saat pekerja sedang melakukan pekerjaan maupun sedang melakukan pengecekan pada mesin-mesin tersebut sehingga pihak perusahaan mewajibkan pekerja memakai ear plug yang terbuat dari karet serta ear muff khusus untuk pekerja di bagian gerinda dalam jumlah yang cukup, hal ini bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya kebisingan. Berikut tabel hasil pengukuran kebisingan :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Tabel 3.1. Tabel Data Pengukuran Kebisingan No . 1.
Lokasi
Granule - Mesin illapak 1 - Mesin illapak 2 - Mesin illapak 3 - Screen 2 - Rotary dryer 1 - Rotary dryer 2 - Mesin Munson 1 - Mesin Munson 2 - Bag House - Area Palleting
Intensitas Kebisingan (dBA)
Paparan Pada Tenaga Kerja
NAB
85,59 86,40 86,68 90,92 85,14 85,78 89,35 86,23 91,44 86,46
8 jam 8 jam 8 jam 8 jam 8 jam 8 jam 8 jam 8 jam 8 jam 8 jam
85 dB 85 dB 85 dB 85 dB 85 dB 85 dB 85 dB 85 dB 85 dB 85 dB
SOP SOP SOP SOP SOP SOP SOP SOP SOP SOP
79,8
8 jam
85 dB
SOP
100,91 98,84
8 jam
85 dB
SOP
ear muff
8 jam
85 dB
SOP
ear muff
8 jam
85 dB
SOP
ear muff
8 jam
85 dB
SOP
ear muff
Pengendalian Engginering APD control
2. 3.
Ware house II Maintenance - Mesin Gerinda (W 7-100) - Mesin Gerinda (Hitachi) - Mesin Gerinda (Kw 07-73) - Mesin gerinda potong
ear plug ear plug ear plug ear plug ear plug ear plug ear plug ear plug ear plug ear plug ear plug
95,63 96,17
2) Getaran Faktor getaran dalam proses kegiatan produksi dapat menyebabkan berbagai penyakit akibat kerja dan ketidaknyamanan dalam bekerja. PT. Bina Guna Kimia telah melakukan pengukuran yang dilakukan pada area granule dan maintenance, yaitu pada lantai, mesin screen, genzet, gerinda dan mesin potong. Pengukuran dilakukan 1 tahun sekali bersama faktor kimia fisika dan kimia lain oleh pihak Balai Hiperkes Semarang. Hasil dari pengukuran tersebut didapat bahwa getaran yang ada tidak melebihi NAB pada pemajanan 8 jam kerja. Dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
tenaga kerja telah memakai sarung tangan untuk mengurangi atau meredam saat pengoprasian alat tersebut. Data pengukuran dapat dilihat pada tabel. Tabel 3.2. Data Hasil Pengukuran Getaran
No
1
2
Tempat Pengukuran Area Granule Production Mesin Screen Furadan Mesin Screen Marshal Packing Granule Area Maintenance
Hasil Pengukuran Range m/s2
1,2-2,6 1,2-2,7 0,5-0,7
1,8 2,1 0,6
NAB (m/s2)
4 4 4
Mesin Genzet 1 Mesin Genzet 2 Lantai Genzet 1
8,2-36,3 9,7-36,8 0,4-0,6
19,3 20,6 0,5
4 4 4
Masin potong Mactec Mesin Gerinda Makita
30,5-97,2 39,1-41,3
42,1 40,4
4 4
Keterangan dan Rekomendasi
Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal Melebihi standar, melakukan SOP Pengoperasian Genzet, memakai sarung tangan peredam Dalam batas normal Melebihi NAB, dilengkapi dengan peredam getaran pada Pegangan
3) Penerangan Penerangan merupakan faktor bahaya fisik yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang bersumber dari penerangan alami dan penerangan buatan. Dari hasil pengukuran iluminasi atau penerangan oleh Balai Hiperkes Semarang pada area granule, liquid, mantenance, ware house dan laboratorium dengan penerangan alami dan buatan, terdapat bagian-bagian yang perlu penambahan penerangan misalnya di bagian laboratorium karena di bagian ini merupakan bagian dimana pekerjaannya membutuhkan ketelitian. Di bagian yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
lain penerangan sudah cukup karena pada bagian yang lain membutuhkan ketelitian yang sedang. Tabel 3. 3. Data hasil pengukuran penerangan
No 1
Tempat Pengukuran
Produksi granule Area Liquid administrasi Liquid
3 4
5
Standar (LUX)
Rekomendasi
Penambahan lampu, mengganti lampu yang mati/redup atau penambahan sumber cahaya alami
Area Granule administrasi granule
2
Hasil Pengukuran Range Lux
produksi Maintenance Work shop Area WH WH 1 WH 2 WH 3 WH 4 Area QC
92,2-178,9
141,5
300
19,9-167,2
61,1
100
92,2-178,9
141,5
300
22,6-461,6
108,8
100
Penambahan lampu, mengganti lampu yang mati/redup atau penambahan sumber cahaya alami
69,9-367,7
158,8
100
Dalam batas normal
540,2-986,4 13,6-859,9 8,2-972,8 31,7-1207,6
782,8 135,5 201,6 194,6
50 50 50 50
Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal
360,2
300
373
500
Penambahan lampu, mengganti lampu yang mati/redup atau penambahan sumber cahaya alami
488,0
500
Administrasi
118,41266,4
Ruang Analisa R. Gas Chromatografi
92,2-1484,9 186,11596,0
4) Iklim kerja Iklim kerja adalah keadaan suhu lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kenyamanan kerja. Di PT. Bina Guna Kimia setelah diadakan pengukuran ISBB yang dilakukan oleh Balai Hiperkes Semarang dengan area commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
meliputi liquid production, work shop dan WH 3. ternyata hasilnya tidak melebihi NAB. Tabel 3. 4. Data Pengukuran Iklim Kerja ISBB No 1
2
3 4
Tempat Pengukuran Area Granule Production Area packing Area Formulasi Area Liquid Production Area packing Area Formulasi Area Maintenance Work shop Area WH WH 3
ISBB (°C ) Hasil NAB
KETERANGAN
26,4 26
28,0 28,0
Dalam batas normal Dalam batas normal
26,5 25,9
28,0 28,0
Dalam batas normal Dalam batas normal
26,8
28,0
Dalam batas normal
27,4
28,0
Dalam batas normal
b. Faktor bahaya kimia 1) Bahan B3 Dalam proses produksi di PT. Bina Guna Kimia Ungaran bahan kimia yang dipakai dan memiliki tingkat resiko yang tinggi antaranya yaitu golongan organophospate dan carbamat. Bahan kimia itu digunakan untuk bahan baku pembuatan pestisida, dan bahan tersebut mempunyai sifat berbahaya dan beracun (korosif dan dapat menyebabkan iritasi). Bahan tersebut sudah diadakan pengukuran yatu kadar cypermethrin dan carbofuran. Bahan kimia yang berada di tempat kerja atau tempat produk harus sudah diberi tanda atau label bahan kimia dan terdapat Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk setiap bahan kimia yang berbahaya dan beracun. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
2) Limbah Penanganan limbah di PT. Bina Guna Kimia Ungaran sangat diperhatikan, apabila limbah tidak segera ditangani dengan tepat maka limbah tersebut akan mencemari lingkungan, baik itu berasal dari limbah padat, limbah cair maupun limbah dari gas.
Limbah padat di PT. Bina Guna Kimia Ungaran terdiri dari limbah padat yang non B3 dan limbah padat yang B3. Penanganan untuk limbah padat yang non B3 dilakukan dengan cara dibuang di tempat penampungan sampah sementara dengan tempat sampah berwarna hijau. Sedangkan limbah pada yang berupa B3 penanganannya dengan cara dibakar pada incenerator dengan temperatur 7000C – 9000 C. abu sisa dari pembakaran dikemas dalam drum dan dibuang ke PPLI (Prasadha Pamunah Limbah Industri). Limbah cair dalam penanganannya dengan menggunakan 2 metode yaitu sedimentasi atau pengendapan dan netralisasi pH. Dalam proses penanganan limbah cair di PT. Bina Guna Kimia Ungaran dengan metode tersebut maka hasil akhir yang didapat yaitu netral dengan pH 8. dalam pembuangan limbah ke lingkungan, sebelumnya limbah tersebut dilakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan melalui Departemen QC (Laboratorium Perusahaan). Air limbah juga dilakukan pemeriksaan oleh pihak yang bersertifikasi PT. Sucofindo. 2) Air Sampling Udara Lingkungan kerja atau air sampling di PT. Bina Guna Kimia mengandung beberapa bahan kimia atau zat berbahaya yang dapat mengganggu commit to user CO, cypermethrin, carbofuran kesehatan tenaga kerja. Zat tersebut diantaranya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
dan debu. Konsentrasi zat tersebut di udara telah dilakukan pengukuran Air Sampling Monitoring oleh PT. Bina Guna Kimia yang bekerja sama dengan Balai Hiperkes Semarang. a) Pengukuran CO Kadar CO di udara lingkungan kerja PT. Bina Guna Kimia dipengaruhi oleh adanya kegiatan-kegiatan dari mesin-mesin yang menghasilkan zat sisa berupa CO, seperti forklift, truck, dan mesin-mesin lain. Pengukuran dilakukan di area ware house yang banyak kegiatan forklift dan banyak tenaga kerja di dalamnya. Dari hasil pengukuran tingkat konsentrasi CO masih di bawah NAB dan aman untuk tenaga kerja. b) Air Sampling Monitoring Carbofuran, Cypermethrin dan Debu (Dust) Kadar bahan kimia di udara lingkungan kerja yang ada di PT. Bina Guna Kimia banyak mengandung bahan kimia cypermethrin dan carbofuran terutama di area produksi. Pengukuran kadar bahan kimia carbofuran dilakukan pada formulasi granule, packing dan filling granule. Hasil pengukuran didapat tidak melebihi NAB selama 8 jam pemaparan. Sedangkan kadar cypermethrin dilakukan pengukuran di area liquid bagian filling dan hasilnya dinyatakan tidak melebihi NAB. Pengukuran kadar debu dilakukan di area powder yaitu tempat pengelolaan bahan pestisida berupa powder. Bahan kimia tersebut adalah bahan penunjang dari kegiatan produksi atau kandungan dari bahan baku pabrik. Dari hasil pengukuran konsentrasi debu selama 8 jam pemaparan tidak melebihi NAB dan aman untuk tenaga kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Tabel 3. 5. Data Pengukuran Air Sampling Carbofuran, Cypermethrin dan Debu
Tempat Pengukuran Granule 1 Production
No
Formulasi
Bahan Sampel
Carbofuran
Concentration (mg/m2)
Carbofuran
Powder
Dust
0,0018
0.1 mg
0,012
Carbofuran 0,0092 Data Calculation
0,0106
0,1 mg
0,2125
10mg/m³
0,25
Dust 0,18 Dust 0,17 Dust 0,25 Data Calculation
Ket
Tindakan yang disarankan
Tetap dilakukan monitoring IH secara periodik
0,0019
Carbofuran 0,0017 Data Calculation Packing filling
Paparan 8 jam
Allowble Exposure Level
Tetap dilakukan monitoring IH secara Periodik Tetap dilakukan monitoring IH secara Periodik
Liquid 2 Production Filling
Cypermethrin
Cypermethrin 0,002 Cypermethrin 0,002 Cypermethrin 0,002 Cypermethrin 0,002 Cypermethrin 0,002 Cypermethrin 0,002 Cypermethrin 0,0019 Data Calculation 3 WH I
Carbofuran
Tetap dilakukan monitoring IH secara Periodik
0,002
0,00199
3mg/m³ Tetap dilakukan
0,003
Carbofuran 0,0029 commit to user Data Calculation 0,00295
0,1 mg
monitoring IH secara Periodik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
4 QC Analisa Kimia
Carbofuran
0,0093
Carbofuran
0,012
Data Calculation
Tetap dilakukan monitoring IH secara 0,01065
0,1 mg
Periodik
E. Pelayanan Kesehatan Dalam peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja, PT. Bina Guna Kimia Ungaran mengadakan pelayanan kesehatan, hal ini dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi timbulnya penyakit akibat kerja, penyakit umum lainnya dan kecelakaan kerja. Fasilitas-fasilitas yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang bertujuan untuk menciptakan derajat kesehatan tenaga kerja dimana fasilitasfasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari : 1. Kotak P3K Di dalam kotak P3K berisi oxygen spray, celemek, tougue spatel, tourniqued, kassa steril, perban, sarung tangan dan kaca mata safety. 2. Poliklinik Di Poliklinik PT. Bina Guna Kimia Ungaran dijalankan oleh satu orang dokter, sebagai dokter umum, satu orang Occupational Healt Officer, dan dua orang paramedis (perawat) yang semuanya sudah mengikuti pelatihan atau training tentang K3. 3. Rumah Sakit Rujukan PT. Bina Guna Kimia Ungaran sudah bekerja sama dengan rumah sakit umum sebagai rumah sakit rujukan. Dimana rumah sakit rujukan meliputi rumah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
sakit Binakasih di Ambarawa, Rumah Sakit Elisabet Semarang dan Rumah Sakit Umum Ungaran. 4. Mobil Ambulan Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran tidak memiliki mobil ambulan resmi. Perusahaan menyediakan mobil pribadi yang difungsikan sebagai mobil ambulan. 5. Jamsostek Jamsostek yang diselenggarakan di PT. Bina Guna Kimia Ungaran meliputi Jaminan Hari Tua, Jamsostek Kecelakaan Kerja, Jamsostek Kematian. Tugas-tugas pokok pelayanan kesehatan di PT. Bina Guna Kimia Ungaran meliputi : a. Tugas sosial dan pendidikan. 1) Tugas Administrasi yang berkaitan dengan pengobatan dan perawatan PAK dan Kecelakaan kerja. 2) Pencatatan dan pelaporan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. 3) Tugas Administrasi yang berkaitan dengan pengobatan dan perawatan PAK dan Kecelakaan kerja. 4) Tugas Administrasi yang berkaitan dengan pengobatan dan perawatan PAK dan Kecelakaan kerja. 5) Pencatatan dan pelaporan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. 6) Penyediaan First Aid Kit (P3K). 7) Memberi training tentang masalah kesehatan dan keselamatan kerja kepada tenaga kerja. 8) Perencanaan pelaksanaan program kesehatan kerja. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
9) Tugas yang berkaitan dengan data klinik perusahaan 10) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus. b. Pelayanan kesehatan kerja meliputi : 1) Pelayanan kesehatan sebelum kerja. Pelayanan kesehatan sebelum kerja dilakukan oleh dokter perusahaan yang ditunjuk sebelum tenaga kerja diterima bekerja. Hal ini bertujuan agar tenaga kerja yang diterima dalam kondisi sehat, tidak menderita penyakit menular, dan kondisi kesehatan calon pekerja sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Misalnya pemeriksaan fisik yang meliputi tinggi badan, berat badan, tensi darah, dan rontgen. 2) Pelayanan kesehatan khusus. Pelayanan kesehatan khusus dilakukan oleh dokter perusahaan yang ditunjuk terhadap tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu secara periodik selama tenaga kerja bekerja diperusahaan. Hal ini bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan kondisi kesehatan tenaga kerja, menemukan gangguan kesehatan secara dini dan pengobatan secara dini, menemukan gangguan kesehatan akibat pekerjaan secara dini dan menghindarkan cacat tubuh akibat paparan pencemaran dan untuk menentukan program pengendalian lingkungan, misalnya tes spirometri dan audiometri. 3) Pelayanan kesehatan berkala. Pelayanan kesehatan berkala dimaksud untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja. Pemeriksaaan ini dilakukan pada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
tenaga kerja yang pernah mengalami kecelakaan maupun penyakit yang memerlukan perawatan lebih dari 2 minggu, tenaga kerja yang berusia lebih dari 40 tahun, tenaga kerja wanita, tenaga kerja cacat, tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu dan tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan kuat mengalami gangguan kesehatan akibat pekerjaannya. Misalnya rogten, tes spirometri dan audiometri. 4) Penanganan kecelakaan kerja. Pemberian pertolongan pertama pada pekerja yang mengalami kecelakaan.
F. Gizi Kerja PT. Bina Guna Kimia Ungaran sudah menyediakan kantin. Dalam melakukan
aktivitas
pekerjaannya,
semua
tenaga
kerja
membutuhkan
kalori/energi dapat dipenuhi melalui makanan yang memenuhi standar gizi masyarakat. Gizi kerja yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran diserahkan kepada catering yang telah dikirimkan ke kantin perusahaan. Kantin perusahaan tidak mengolah makanan sendiri. Dimana kantin PT. Bina Guna Kimia Ungaran difungsikan sebagai tempat makan bersama saja. Di perusahaan juga memberikan makanan ekstra fooding yang berupa kacang hijau diberikan kepada tenaga kerja .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
pada saat siang hari setelah makan siang dan susu yang diberikan kepada tenaga kerja pada pagi hari G. Ergonomi PT. Bina Guna Kimia Ungaran dalam penerapan ergonomi yang meliputi : 1. Jam Kerja PT. Bina Guna Kimia Ungaran dalam penerapan jam kerja dalam bentuk shift kerja yaitu menggunakan 2 shift kerja dan lembur hari sabtu minggu untuk tenaga kerja. Penggunaan 2 shift kerja di perusahaan ini apabila produksi berjalan normal maka perusahaan menjalankan 2 shift dan apabila permintaan pesanan dipasar banyak maka perusahaan menjalankan lembur bagi tenaga kerja. Untuk jam kerja yang menggunakan 2 shift yaitu : a. Shift 1
: 06.00 – 14.30 WIB dengan jam istirahat 11.00 – 11.30 WIB
b. Shift 2
: 14.30 – 23.30 WIB dengan jam istirahat 18.00 – 18.30 WIB
c. Day Shift : 07.30 – 16.00 WIB dengan jam istirahat 12.00 – 12.30 WIB Lembur hari sabtu minggu dilakukan dengan jam kerja yang sama. 2. Sikap Kerja Di bagian produksi pestisida sikap kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran kebanyakan berdiri, tetapi perusahaan menyediakan kursi untuk setiap tenaga kerja yang bekerja. Semua ini dilakukan untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja pada tenaga kerja saat menyelesaikan pekerjaan. Bagi tenaga kerja yag bekerja di bagian office pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan dengan sikap kerja duduk, walaupun dominan dalam melakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
pekerjaan dengan sikap duduk, kursi dan meja yang digunakan oleh tenaga kerja adalah kursi dan meja kerja yang ergonomi. 3. Kondisi Lingkungan Kerja Di dalam kegiatan mengangkat dan mengangkut di PT. Bina Guna Kimia Ungaran tidak dilakukan dengan manual, tetapi menggunakan alat angkat dan angkut yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran adalah forklift, hand paler, lift dan alat penjepit drum.
H. Sistem Keselamatan Kerja Untuk melindungi keselamatan tenaga kerja PT. Bina Guna Kimia Ungaran meliputi : 1. Penyediaan Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran dibedakan dan diberikan kepada tenaga kerja secara cuma-cuma dan diwajibkan untuk dipakai sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan. Alat pelindung diri meliputi : a) Safety Shoes (sepatu pelindung)/boots Safety shoes merupakan alat pelindung diri untuk melingungi kaki dari kejatuhan
benda-benda
keras,
tersiram
bahan
kimia.
Safety
shoes
diperuntukkan bagi tenaga kerja yang bekerja di semua bagian produksi dan di area perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
b) Alat pelindung kepala Alat pelindung kepala seperti Helmet merupakan alat pelindung diri yang berfungsi untuk melindungi kepala dari kejatuhan benda keras. Helmet diperuntukkan bagi tenaga kerja selama berada di area perusahaan, baik di produksi maupun di luar produksi kecuali di kantor. c) Safety Belt dan Harness Merupakan salah satu alat pelindung diri, safety belt dipakai tenaga kerja yang bekerja di suatu ketinggian. d) Alat Pelindung pernafasan Merupakan alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi dari gas atau debu yang mengakibatkan gangguan pernafasan. Alat pelindung pernafasan di PT. Bina Guna Kimia Ungaran seperti masker katon, masker respirator. e) Alat pelindung telinga Alat pelindung telinga merupakan alat pelindung diri untuk melindungi telinga dari kebisingan. Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran alat pelindung telinga yaitu ear muff dan ear plug. f) Alat pelindung mata Merupakan alat pelindung diri yang melindungi mata dari debu. Alat pelindung mata di PT. Bina Guna Kimia Ungaran berupa safety glass, geogles. g) Pakaian pelindung Pakaian pelindung yang dipakai tenaga kerja yaitu wear pack, Appron, Celemek, Tyvex.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
h) Alat Pelidung tangan Alat pelindung tangan merupakan alat pelindung diri yang melindungi tangan dari kecelakaan kerja. alat pelindung tangan meliputi nitrill gloves, welding glove, leather gloves dan sarung tangan katun. i) Alat pelindung muka Merupakan alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi muka dari percikan api saat pengelasan. Alat pelindung muka seperti tameng muka face shield dan topeng las. 2. Pengaman Mesin PT. Bina Guna Kimia Ungaran alat pengaman mesin yang dipergunakan diruang produksi adalah : a. Emergency Stop Emergency stop merupakan tombol yang memungkinkan berhenti secara tepat apabila terjadi kecelakaan/kerusakan pada mesin produksi. b. Safety Guard Safety guard yaitu berupa papan yang dipergunakan untuk menutup mesin-mesin yang berputar. c. Cover Mesin Yaitu untuk melindungi mesin-mesin produksi. 3. Penanggulangan Kebakaran Salah satu faktor bahaya yang dapat terjadi di perusahaan PT. Bina Guna Kimia yaitu kebakaran yang dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. PT. Bina Guna Kimia akan melakukan langkah pencegahan adanya bahaya kebakaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
dengan memasang alat detektor yang dapat mendeteksi penyebab kebakaran antara lain heat detector (detektor panas), smoke detector dan flame detector (detektor api) serta fire alarm system yang dipasang/ditempatkan diseluruh area perusahaan. Penanggulangan kebakaran di PT. Bina Guna Kimia Ungaran juga menyediakan alat pemadam kebakaran yang meliputi APAR dan hidrant. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per 04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang menyatakan bahwa : a. Setiap satu atau kelompok APAR harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil disertai dengan pemberian tanda pemasangan. b. Tinggi pemberian tanda pemasangan adalah 125 cm danri dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok APAR. c. Penempatan APAR yang satu dengan yang lainnya tidak boleh melebihi 15 m, kecuali ditempatkan oleh pengawas atau ahli keselamatan kerja. PT. Bina Guna Kimia Ungaran memiliki 8 hydrant kotak dan 12 hydran pilar serta pemsangannya telah sesuai dengan peraturan yang ada. Pemeriksaan APAR dan hydrant dilakukan dua minggu sekali untuk memastikan agar tidak ada yang kadaluarsa atau berkarat yang meliputi pemeriksaan sprayer, noozle, tekanan air, kondisi hydrant. Untuk penanggulangan kebakaran di PT. Bina Guna Kimia telah dibentuk tim tanggap darurat ditiap-tiap unit yang telah mendapat training commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
tentang penanggulangan bahaya kebakaran, dimana dalam mengatasi masalah kebakaran berkoordinasi dengan dinas pemadam kebakaran setempat. 4. Instalasi Penyalur Petir Petir merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kebakaran. Sumber listrik yang digunakan di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yaitu genset dan PLN. Untuk penyalur petir terdapat 34 titik diseluruh gedung. Pemeriksaan dilakukan tiga bulan sekali oleh SHE, bagian elektrik alat untuk memeriksa kabel adalam ohm meter earth meter, multi meter dan eksternal 1 tahun sekali. 5. Sistem Ijin Kerja (Work Permit System) Di PT. Bina Guna Kimia bagi tenaga kerja yang bekerja mempunyai tingkat potensi bahaya dan resiko tinggi, maka tingkat keselamatan akan diri tenaga kerja tersebut harus benar-benar diperhatikan. Tidak semua tenaga kerja dapat masuk dan mengerjakan pekerjaan apabila tenaga ingin melakukan pekerjaan di tempat yang beresiko tinggi harus mempunyai/memiliki ijin kerja untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. Ijin kerja yang telah diterapkan perusahaan berupa sistem ijin kerja pengelasan, ijin kerja panas, ijin kerja ketinggian, ijin kerja masuk ruang tertutup, ijin penggunaan api dilokasi mudah meledak dan terbakar. 6. Poster-Poster atau Rambu-Rambu K3 Untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman harus dipasang poster/rambu-rambu K3. Rambu-rambu yang ada di PT. Bina Guna Kimia disesuaikan dengan Standar Internasional dengan keterangan yang ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Rambu-rambu poster K3 dipasang ditempat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
umum sehingga mudah dilihat oleh seluruh karyawan. Poster-poster/rambu-rambu K3 meliputi peringatan untuk mengutamakan K3, pemasangan instruksi kerja dan alat-alat kerja, peringatan untuk tidak melakukan unsafe action, peringatan bekerja dengan selamat, pemberian label pada bahan kimia berbahaya, pemasangan MSDS (Material Safety Data Sheet).
I. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sebagai langkah awal untuk memulai program K3 di perusahaan. Masalah manajemen K3 di PT. Bina Guna Kimia ditangani oleh Departemen Safety Health and Environment dengan membentuk P2K3 dengan bidang kesehatan kerja adalah Occupational Health dan bidang keselamatan kerja adalah Safety Process kedua bidang ini diberikan tempat yang terpisah. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sudah diimplementasikan secara menyeluruh oleh masing-masing pihak kepada karyawan dengan memberi training SMK3. Usaha-usaha yang dilaksanakan PT. Bina Guna Kimia mempunyai sasaran umum untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu : 1. Perlindungan terhadap bahan, peralatan dan sarana produksi agar dapat dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien. 2. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang sehat dan penyesuaian antara manusia dengan manusia dan manusia dengan pekerjaan. 3. Perlindungan terhadap tenaga kerja dan tamu yang berada di tempat kerja agar selalu terjamin pelaksanaan K3. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Dengan adanya kebijakan K3 telah menunjukkan adanya komitmen dan perhatian dari pimpinan perusahaan terhadap pelaksanaan SMK3 di perusahaan. J. Emergency Respon Untuk mengurangi semua keadaan yang telah terjadi di perusahaan PT. Bina Guna Kimia mempunyai team emergency respon (sistem tanggap darurat). Team tanggap darurat di perusahaan terdiri dari seluruh tenaga kerja yang sudah mendapat training yang dilakukan oleh Assistant Safety Health untuk menanggulangi keadaan darurat. Tanggap darurat yang diterapkan adalah tanggap darurat kebakaran dan bencana lain, tanggap darurat terhadap keracunan dan paparan bahan kimia B3, dan tanggap darurat medis serta tanggap darurat kontaminasi instalasi terhadap bahan kimia B3. Terdapat area evakuasi di lapangan tenis untuk berkumpulnya seluruh tenaga kerja pada saat terjadi bencana atau adanya tanda sirine bahaya. Area evakuasi tersebut dipermudah dengan adanya jalur dan rute evakuasi yang diberi tanda dengan jelas. Dalam pemberian latihan atau training yang bertujuan agar tenaga kerja di perusahaan akan mengerti apa yang harus mereka lakukan saat terjadi bahaya. Setiap terjadi adanya bahaya/keadaan darurat maka harus dibuat laporannya, supaya dapat mengambil langkah pengendalian yang lebih baik pada tahap selanjutnya. Kemudian tenaga kerja diharap berkumpul ke tempat evakuasi yang merupakan salah satu tempat yang dituju tenaga kerja untuk menyelamatkan dirinya dari kejadian darurat. Setelah berkumpul ditempat evakuasi supervisor akan menghitung tenaga kerja satu-persatu. Apabila keadaan sudah aman dan tenaga kerja ingin kembali ke tempat kerja, koordinator tanggap darurat memberi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
tanda “Semua Beres”, tenaga kerja baru diperbolehkan untuk bekerja kembali. Tanda-tanda emergency respon diperusahaan diletakkan diseluruh bagian ruangan penempatan tanda-tanda emergency semuanya terlihat dengan jelas tidak terhalang oleh apapun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PEMBAHASAN
A. Potensi dan Faktor Bahaya 1. Potensi Bahaya a. Kebakaran Pada lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja KEP 186/MEN/1999 PT. Bina Guna Kimia diklasifikasikan tempat kerja yang beresiko sedang yaitu Pabrik kimia (bahan kimia dengan kemudahan terbakar sedang), bahaya kebakaran Sedang 2 adalah tempat kerja yang mempunyai jumlah dan kemudahan terbakar sedang, menimbun bahan dengan tinggi lebih dari 4 meter, dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. Dalam mengatasi bahaya kebakaran dilakukan pemasangan gambargambar keselamatan kerja, misalnya tentang adanya larangan merokok. Merokok di ruang produksi atau gudang sangat beresiko menimbulkan kebakaran bila bahan bakar sekitar mudah terbakar misalkan Laboratorium, gudang bahan baku/gudang B3. PT. Bina Guna Kimia telah memberikan sarana untuk pengendalian. Dan hal tersebut sesuai dengan KEP 186/MEN/1999 tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja pasal 2 ayat 2 dan 3 yaitu “Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku”. commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
b. Ledakan Bahaya ledakan dapat menimbulkan kerugian yang besar dan dapat membuat berhentinya proses produksi yang ada di perusahaan. Dimana peralatan yang berpotensi menimbulkan ledakan yaitu tabung formulasi. Sebagai langkah pengendalian ledakan, semua tangki kondisinya harus selalu terawat dengan baik dan tabung dioperasikan sesuai dengan prosedur, dan pengaturan ruang serta suhu ruang penyimpanan bahan yang memiliki potensi meledak. Hal ini sudah sesuai dengan Undang-undang No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 ayat 1 huruf c yang menyatakan tentang syarat-syarat keselamatan kerja adalah mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. c. Terjepit Bahaya terjepit sering terjadi di ruang produksi seperti pada mesin formulator, terjepit di mesin conveyor, dan lain-lain. Bahaya terjepit merupakan kecelakaan kerja yang harus dicegah. Pencegahan yang telah dilaksanakan yaitu dengan pemasangan pengaman mesin seprti safety guard, emergency stop, poster tanda bahaya dan pagar pembatas pada mesin dan benda-benda yang berbahaya. Hal ini sudah sesuai dengan Undang-undang No. 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 14 yang menyebutkan bahwa memasang semua gambar keselamatan kerja yang diiwajibkan ditempat kerjanya. d. Terpeleset Resiko terpeleset juga sering terjadi, hal ini disebabkan karena keadaan lingkungan yang kotor dan tidak bersih. Hal tersebut sudah diatasi dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
pembuatan selokan, kontruksi lantai dibuat miring untuk menghindari adanya genangan air, lantai harus dibersihkan secara continue dari ceceran oli forklift, juga dengan pemakaian APD safety shoes yang tahan licin. Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 01/ MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan pasal 3 ayat 1 yang menyebutkan bahwa pada setiap pekerjaan konsruksi bangunan harus diusahakan pencegahan atau dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja pada tenaga kerjanya. e. Tertimpa Bahaya tertimpa benda sering terjadi di perusahaan terutama adalah di area gudang atau ware house, tapi semua area terdapat potensi bahaya tertimpa. Karena tenaga kerja kurang hati-hati dalam membawa barang, dan penempatan barang yang tidak tertata rapi. Untuk mengatasi hal ini maka dalam penempatan barang benda harus ditata rapi. Dan pemakaian APD untuk mengurangi resiko bahaya kecelakaan akibat tertimpa. Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 01/ MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan pasal 3 ayat 1 yang menyebutkan bahwa pada setiap pekerjaan konsruksi bangunan harus diusahakan pencegahan atau dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja pada tenaga kerjanya. f. Terpercik Bahan Kimia Penggunaan bahan kimia di PT. Bina Guna Kimia dalam penanganannya atau pengolahannya sangat beragam, bahan tersebut dapat terpercik pada tenaga kerja dan mengakibatkan banyak bahaya terutama kesehatan. Maka pengendalian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
telah dilakukan sebagai upaya menghilangkan potensi tersebut, yaitu dengan SOP untuk mengolah bahan kimia tersebut dan pemakaian APD. Yang sesuai dengan Kep No. 187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya. g. Keracunan Bahan Kimia Penggunaan bahan kimia di PT. Bina Guna Kimia sangatlah dominan. PT. Bina Guna Kimia adalah pabrik pengolah bahan kimia untuk menjadi pestisida dan semua itu sangat berpotensi menyebabkan keracunan terhadap tenaga kerja yang terkena. Dan PT. Bina Guna Kimia telah menerapkan upaya pengendalian
serta
pencegahan
yang
sesuai
dengan
Kepmenaker
No.
187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya, menimbang huruf b yaitu bahwa “untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, akibat penggunaan bahan kimia berbahaya di tempat kerja maka perlu diatur pengendaliannya”. 2. Faktor Bahaya a. Faktor bahaya fisik 1) Kebisingan Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki. Karena kebisingan sangat berpengaruh terhadap kesehatan terutama pendengaran dan mempengaruhi daya kerja yaitu adanya gangguan konsentrasi, komunikasi, cepat lelah dan menyebabkan menurunnya produktivitas kerja. Menurut Kep 51/MEN/1999, NAB kebisingan yaitu 85 dB untuk pemaparan waktu kerja 8 jam per hari atau 40 jam per minggu. PT. Bina Guna Kimia khususnya dibagian granule dan maintenance sesuai dengan Kep. 51/MEN/1999, ada beberapa mesin yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
kebisingan melebihi NAB yaitu mesin illapak 1 dengan intensitas kebisingan 85,59 dB, mesin illapak 2 dengan intensitas kebisingan 86,40 dB, mesin illapak 3 dengan intensitas kebisingan 86,68 dB. Mesin screen 2 dengan intensitas kebisingan 90,92 dB, rotary drayer dengan intensitas kebisingan 85,78 dB, Munson dengan intensitas kebisingan 89,35 dB dan mesin gerinda 100,91 dB. Hasil tersebut tidak melebihi lagi karena tenaga kerja sudah memakai ear muff dan ear plug, sehingga sudah sesuai dengan Kep. 51/MEN/1999 tentang NAB faktor fisika. 2) Penerangan Penerangan yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran bersumber dari penerangan buatan dan penerangan alami. Penerangan buatan di PT. Bina Guna Kimia Ungaran menggunakan lampu. Pada bagian-bagian tertentu memerlukan penambahan penerangan misalnya pada bagian laboratorium. Untuk meja analisa yang besar intensitasnya 373 Lux seharusnya 500 Lux. Ruang administrasi granule dan produksi masing-masing 141,5 dan 61,1 Lux belum memenuhi dan perlu penambahan intensitas cahaya, karena standar yang diperlukan adalah 300 dan 100 Lux. Sedangkan area administrasi liquid juga perlu penambahan dengan hasil 141,5 Lux dan standar 300, hal tersebut belum sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 tahun 1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan Kebersihan dan Penerangan di Tempat Kerja. 3) Getaran Getaran pada mesin dan peralatan yang ada di PT. Bina Guna Kimia yang menjadi seperti forklift, mesin gerinda, mesin genzet, dan mesin screen commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
adalah faktor bahaya yang ada dan telah dilakukan pengukuran oleh Balai Hiperkes Semarang. Dalam pengukuran terdapat mesin yang berpotensi bahaya menimbulkan penyakit akibat kerja dan belum memenuhi standar yaitu mesin genzet, gerinda dan mesin potong yang mempunyai hasil uji getaran di atas NAB 4 m/s2 sedangkan hasilnya adalah 19-42 m/s2. Hasil tersebut tidak sesuai dengan Kepmenaker No. KEP-51/MEN/1999 tentang batas NAB getaran mekanis. Namun tenaga kerja sudah memakai sarung tangan yang dapat meredam yaitu leather gloves untuk penggerinda dan pemotong besi, sedangkan operator genzet pemajanannya tidak lama atau tidak lebih dari 8 jam per hari. 4) Iklim Kerja Iklim kerja yang menjadi faktor fisika dalam lingkungan kerja di PT. Bina Guna Kimia telah dilakukan pengukuran ISBB, dan hasil pengukuran ISBB yang diadakan di area work shop, WH III, granule dan liquid telah sesuai dengan standar yaitu di bawah 28 °C, sehingga nyaman untuk tenaga kerja. b. Faktor Bahaya kimia 1) Bahan B3 Bahan B3 yang dipakai dalam proses produksi di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yaitu golongan organofosfat dan carbamate yang memiliki tingkat resiko tinggi. Karena bahan kimia tersebut adalah bahan baku yang mempunyai sifat yang beracun, iritasi dan korosif. Untuk mengendalikan faktor bahaya bahan kimia yang berada ditempat kerja telah diberi tanda-tanda atau label bahan kimia dan terdapat MSDS untuk masing bahan kimia berbahaya, sistem penyimpanan dan pengolahan dengan SOP, juga telah diadakan training tentang faktor kimia commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
oleh bahan kimia. Pengendalian bahan kimia yang ada di perusahaan sudah sesuai dengan Kepmenaker RI No. 187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di tempat Kerja. Dan dalam bab 2 pasal 4 tentang Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan dan label. 2) Limbah Bahan-bahan yang terbuang atau tidak dipakai lagi dalam proses produksi PT. Bina Guna Kimia, apabila bahan-bahan terbuang atau tidak dipakai lagi tidak diolah dengan baik dan mencemari lingkungan sekitar. Limbah yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran yang dapat mencemari lingkungan yaitu limbah dari incinerator. Limbah yang ada di perusahaan dipisahkan berdasarkan limbah B3 dan limbah non B3. Limbah non B3 cair akan dialirkan ke instalasi pengolahan limbah lebih lanjut sehingga air buangan dapat memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah. Limbah domestik akan diangkut ke TPA setempat, dan limbah yang mengandung B3 yang telah diproses di incinerator ditampung di tong berwarna kuning untuk sementara, kemudian abu sisa pembakaran diambil PT. PPLI (Prasadha pamunah Limbah Industri). Dan itu sesuai dengan Kepmen Lingkungan Hidup No. Kep. 51/MEN LH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Pestisida. 3) Air Sampling Udara Lingkungan kerja di PT. Bina Guna Kimia mengandung beberapa bahan kimia atau zat berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan tenaga kerja telah dilakukan pengukuran Air Sampling Monitoring oleh PT. Bina Guna Kimia yang bekerja sama dengan Balai Hiperkes Semarang 3 bulan sekali. Hal ini sesuai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara Pasal 28 bahwa, Penanggulangan pencernaran udara sumber tidak bergerak meliputi pengawasan terhadap penaatan baku mutu emisi yang telah ditetapkan, pemantauan emisi yang keluar dari kegiatan dan mutu udara ambien di sekitar lokasi kegiatan, dan pemeriksaan penaatan terhadap ketentuan persyaratan teknis pengendalian pencemaran udara. Serta pengujian faktor kimia yang dilakukan perusahaan sesuai dengan Kep. 187/MEN/1999 pasal 16 ayat 1 huruf e yaitu melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali. Pengukuran kadar CO dan bahan kimia Carbofuran, Debu dan Cypermethrin. Hasil pengukuran dari zat tersebut didapat telah memenuhi dan di bawah NAB, sehingga aman untuk tenaga kerja. Pengukuran kadar CO dilakukan di ware house I, II, III dan IV dengan hasil berturut-turut 0,317 mg/m²; 0,118 mg/m² ; 0,089 mg/m²; 0,191 mg/m², standar kadar CO adalah 29 mg/m², maka hasil tersebut tidak melebihi NAB. Pengukuran kadar debu dilakukan di area powder yang areanya terdapat bahan-bahan berbentuk bubuk/tepung. Hasil pengukuran di dapat rata-rata 0,2125 mg/m³ dengan lama pengukuran 8 jam adalah tidak melebihi NAB yang bernilai 10 mg/m³, dan karyawanpun sudah memakai masker di area tersebut. Pengukuran kadar Carbofuran dan Cypermethrin telah dilakukan di area granule dan liquid. Untuk Carbofuran di area granule packing filling, dan formulasi dengan hasil 0,0018 mg/m³ dan 0,016 mg/m³ dengan NAB 0,1 mg/m³. to user Nilai tersebut tidak melebihi NABcommit sehingga aman untuk karyawan, dan karyawan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
sudah memakai masker cotton. Sedangkan pengukuran kadar Cypermethrin dilakukan di area liquid bagian filling dengan hasil 0,002 mg/m³, maka tidak melebihi NAB dengan konsentrasi 3 mg/m³. Di area liquid karyawan sudah memakai masker sehingga karyawan lebih aman.
B. Pelayanan Kesehatan Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan yaitu : 1. Memberi bantuan kepada tenaga kerja dalam menyesuaikan diri baik fisik maupun mental, terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja. 2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan/lingkungan kerja. 3. Memberikan pertolongan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit. 4. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja. Dalam penyediaan kotak P3K di PT. Bina Guna Kimia telah terkoordinir dengan baik, dimana penyediaan kotak P3K yang baik akan bermanfaat dalam mencegah dan mengurangi akibat kecelakaan kerja. Kotak P3K yang ada di perusahaan diletakkan disetiap departemen. Setiap kotak P3K terdapat formulir yang berisi tentang isi P3K. Pemeriksaan kotak P3K dilakukan sebulan sekali untuk memastikan kondisi kotak P3K selalu dalam keadaan baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Untuk mengatasi kecelakaan kerja ditiap unit telah diberi petugas/tim tanggap darurat yang telah mendapat training P3K. Pengadaan mobil sebagai alat evakuasi medis/ambulan bagi karyawan yang membutuhkan perawatan dan pertolongan yang dirasa sangat penting. Apabila ada karyawan yang mengalami kecelakaan di unit kerjanya dapat diantar ke Poliklinik secepatnya dan PT. Bina Guna Kimia mempunyai empat mobil yang siap siaga yang disediakan oleh perusahaan digunakan untuk mengantar karyawan yang perlu dirujuk ke rumah sakit terdekat. Rumah sakit yang bekerja bekerja sama dengan PT. Bina Guna Kimia ungaran antara lain RSU Ambarawa, RS Ellisabet Semarang, RSU Ungaran, dan RSU Tlogorejo Semarang. Hal di atas sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per01/MEN/1998 pasal 1 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Dalam Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan disebutkan dalam pasal 1 (4) yaitu : “sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan,” dan dalam pasal 1 (2) yaitu : “Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah atau masyarakat. PT. Bina Guna Kimia menyediakan sebuah poliklinik sebagai sarana kesehatan bagi karyawan. Hal ini sudah sesuai dengan Undang-undang No. 23 tahun 1992 tengan Kesehatan pada pasal 1 ayat 2 dan 4. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
Dalam Permenaker Transmigrasi dan Koperasi No. 01/MEN/1976 tentang kewajiban
Latihan
Hiperkes
bagi
Dokter
Perusahaan
dan
Permenaker
Transmigrasi dan Koperasi No. 01 Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes dan KK bagi Tenaga Paramedis, PT. Bina Guna Kimia Ungaran mempunyai satu dokter perusahaan dan dua tenaga paramedisnya. Dalam Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Bab V pasal 10 disebutkan untuk menunjukkan derajat kesehatan dengan pendekatan, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan
secara
menyeluruh,
terpadu
dan
berkesinambungan.
Berdasarkan undang-undang tersebut PT. Bina Guna Kimia telah menerapkan melalui kegiatan pelayanan kesehatan di poliklinik. PT. Bina Guna Kimia Ungaran juga melaksanakan pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kesehatan pada tenaga kerjanya antara lain: a. Pemeriksaan Sebelum Kerja Pemeriksaaan sebelum kerja dilakukan sebelum tenaga kerja menjadi karyawan PT. Bina Guna Kimia Ungaran. Hal ini bertujuan agar tenaga kerja yang diterima dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak menderita penyakit menular, kondisi kesehatan calon pekerja sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Pemeriksaan sebelum kerja yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik dan rontgen paru-paru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
b. Pemeriksaan Berkala Pemeriksaan berkala bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan kondisi kesehatan tenaga kerja, menemukan gangguan kesehatan secara dini dan pengobatan secara dini, menemukan gangguan kesehatan akibat pekerjaan secara dini dan menghindari cacat tubuh dan untuk menentukan program pengendalian lingkungan kerja. Pemeriksaan berkala dilakukan 1 tahun sekali dan PT. Bina Guna Kimia Ungaran menerapkan pemeriksaan berkala kepada karyawan misalnya pemeriksaan spirometri dan audiometri. c. Pemeriksaan Khusus Pemerikasaan ini dilakukan untuk tenaga kerja yang pernah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan lebih dari 2 minggu, tenaga kerja yang berusia diatas 40 tahun, tenaga kerja wanita, tenaga kerja cacat dan tenaga kerja muda yang malakukan pekerjaan tertentu dan tenaga kerja yang terdapat
dugaan-dugaan
kuat
mengalami
gangguan
kesehatan
akibat
pekerjaannya. PT. Bina Guna Kimia Ungaran melakukan pemeriksaan khusus kepada karyawan misalnya rontgen, pemeriksaan spirometri dan audiometri. Hal tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 02/MEN/1980 tentang Pemerikasaan Kesehatan Tenaga Kerja. Untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja PT. Bina Guna Kimia mengikutsertakan seluruh tenaga kerjanya dalam Jamsostek. Di perusahaan ini Jamsostek terdiri dari Jamsostek Hari Tua, Jamsostek Kecelakaan, Jamsostek Kematian dan Jamsostek Pemeliharaan Kesehatan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
B. Gizi Kerja PT. Bina Guna Kimia yang memiliki karyawan ±287 orang sudah menyediakan kantin dikelola secara catering dari pihak swasta yang dijamin kebersihannya. Hal ini sudah sesuai dengan Surat Edaran Depnaker dan Transmigrasi No. 01/MEN/1997 tentang Pengadaan Kantin dan Ruang/Tempat. Maka dijelaskan bahwa semua perusahaan yang memperkerjakan buruh lebih dari 200 orang supaya menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan. Catering nantinya akan mengolah dan menyediakan makanan untuk makan bersama pada jam istirahat. Menu yang disajikan mencakup 4 sehat 5 sempurna yang terdiri dari nasi, sayur, lauk dan buah. Untuk susu diberikan pada pagi hari dan kacang hijau diberikan pada siang hari setelah makan siang sebagai makanan ekstra fooding. Untuk meningkatkan gizi tenaga kerja maka kantin perusahaan melalui pihak catering akan menyediakan makanan ekstra fooding bagi seluruh tenaga kerja yang diberikan + 2 jam setelah tenaga kerja tersebut melakukan pekerjaannya. Hal tersebut sudah sesuai dengan UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan yang menyebutkan bahwa : C. Pasal 20 (1)
“Perbaikan
gizi
diselenggarakan
untuk
memenuhi
kebutuhan gizi.” D. Pasal 20 (2)
“Perbaikan gizi meliputi upaya untuk meningkatkan status
dan mutu gizi, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan akibat gizi salah.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
E. Pasal 21 (1)
“Pengamanan makanan dan minuman yang diselenggarakan
untuk melindungi masyarakat dari makanan dan minuman yang tidak memenuhi standar/persyaratan kesehatan.
C. Ergonomi 1. Jam Kerja Dalam undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada Bab X pasal 77 yang menyatakan bahwa setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja 8 jam per hari atau 40 jam per minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu. Jam kerja di PT. Bina Guna Kimia sudah sesuai dengan perundang-undangan. PT. Bina Guna Kimia menggunakan 5 hari kerja, mulai hari Senin sampai dengan hari Jumat dengan 8 jam per hari dan terbagi dalam 2 shift. Untuk lembur pada hari libur yaitu hari Sabtu dan hari Minggu. 2. Sikap Kerja PT. Bina Guna Kimia pada bagian produksi dengan sikap kerja dominan berdiri, tetapi perusahaan menyediakan kursi untuk setiap tenaga supaya tenaga dapat berganti posisi pada bekerja. Dengan ini dilakukan supaya tenaga kerja tidak merasa adanya kelelahan yang berlebih pada saat tenaga menyelesaikan pekerjaan. Untuk tenaga kerja yang berada di kantor mereka dominan bekerja dengan sikap kerja duduk walaupun dominan dengan sikap kerja duduk tetapi kursi yang digunakan adalah kursi yang ergonomi. Hal ini sesuai dengan undangundang No. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat 1 huruf m yang menyatakan bahwa, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. 3. Lingkungan Kerja Di PT. Bina Guna Kimia kebersihan tempat kerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses produksi. Tempat produksi di PT. Bina Guna Kimia cukup bersih dan aman sehingga tenaga kerja dapat bekerja dengan nyaman, secara baik dan produktivitas kerjanya pun dapat tercapai dengan maksimal. Hal ini belum sesuai dengan Permenakertrans No. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Kontruksi Bangunan pada Bab II pasal 6 yang menyatakan bahwa “Kebersihan dan kerapian di tempat kerja harus selalu dijaga sehingga bahan-bahan yang berserakan, bahan-bahan bangunan, peralatan dan alat kerja tidak merintangi atau menimbulkan kecelakaan.” Namun banyak karyawan yang masih membuang sampah terutama bekas masker dan sarung tangan yang tidak dibuang di tempat yang disediakan, sehingga sebelum petugas kebersihan menangani akan banyak sampah tersebut di sekitar tempat kerja. Hal ini belum sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan Dalam Tempat Kerja pada pasal 3 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “Halaman harus bersih, teratur, rata, dan tidak becek dan cukup luas untuk kemungkinan perluasan ”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Dalam Permenaker RI No. 05/MEN/1985 tentang pesawat angkat-angkut yaitu : Pasal 1 (10) pesawat angkat angkut yaitu adalah suatu pesawat/alat yang digunakan
untuk
memindahkan,
mengangkat
muatan
baik
bahan
atau
barang/orang secara vertikal dan horizontal dalam jarak yang ditentukan. Pasal 4 setiap pesawat angkat dan angkut harus dilayani oleh operator yang mempunyai kemampuan dan telah memiliki keterampilan khusus tentang pesawat angkat dan angkut. Dalam pelaksanaan pengemudi forklift di PT. Bina Guna Kimia harus mempunyai SIO (Surat Ijin Operasi), dimana sebelumnya diadakan training tentang cara mengendarai forklift dengan benar dan aman.
D. Sistem Keselamatan Kerja 1. Penyediaan Alat Pelindung Diri Di PT. Bina Guna Kimia Ungaran dalam penyediaan alat pelindung diri bagi karyawan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Alat pelindung diri yang ada di perusahaan seperti helmet, safety glass, masker katun, masker respirator, tameng muka, sarung tangan, appron, safety shoes/boot, celemek, welding gloves, medical oxygen dan dalam menggunakan alat pelindung diri sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada pasal 4 ayat 3 yaitu “Perusahaan wajib menyediakan alat pelindung diri dan diberikan kepada tenaga kerja secara cuma-cuma.” commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
2. Pengaman Mesin Dalam proses produksi tentunya tidak akan lepas dari penggunaan mesin yang dapat menimbulkan adanya faktor bahaya dan potensi bahaya yang nantinya akan ditimbulkan oleh mesin tersebut oleh karenan itu masin harus diberi pengaman. Pengaman mesin yang tepat tidak hanya memberikan perlindungan tehadap kecelakaan tetapi sekaligus memperbaiki kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan mesin. PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah menggunakan pengaman mesin yang bertujuan agar mesin dapat dihentikan apabila terjadi keadaan yang emergency. Pengaman mesin itu meliputi : a. Cover mesin digunakan untuk melindungi mesin. b. Safety guard yaitu sejenis kawat kasa yang digunakan untuk menutup mesin yang berputar. c. Emergency stop yaitu tombol yang memungkinkan secara tepat apabila terjadi kecelakaan atau kerusakan pada mesin. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.01/Men/1980 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan bab VII Tentang mesin-mesin pasal 42 ayat 1 yang menyatakan bahwa, Mesin-mesin yang digunakan harus dipasang dan dilengkapi dengan alat pengaman untuk menjamin keselamatan kerja. 3. Penanggulangan Kebakaran PT. Bina Guna Kimia sangat rentan sekali dengan bahaya kebakaran. Maka dari itu telah dipasang sistem/tanda kebakaran di perusahaan meliputi Fire Alarm System, yang berupa heat detector, smoke detector, flame detector dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
sistem komunikasi/tanda-tanda bahaya. Selain itu juga diberikan fasilitas alat pemadam kebakaran menggunakan APAR, Hidran, splinker dan foam. Fasilitas tersebut telah diberikan disetiap area dengan penyesuaian tingkat potensi kebakaran yang mungkin terjadi, dan penempatan instalasi juga jelas dan mudah dijangkau.
Hal
tersebut
sesuai
dengan
KEP
186/MEN/1999
tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja pasal 2 ayat 2 dan 3 yaitu “Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi serta pengendalian penyebaran asap, panas dan gas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku”. 4. Instalasi Penyalur Petir Untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan yang diakibatkan oleh petir, PT. Bina Guna Kimia Ungaran melindungi bangunannya yang ada di area perusahaan dengan menggunakan penangkal petir 34 unit sehingga perlindungan secara mekanis telah memenuhi. PT. Bina Guna Kimia mempunyai dua sumber listrik yang berasal dari PLN dan genzet. Pemeriksaan penyalur petir dilakukan setiap 3 bulan sekali oleh Departemen SHE Bagian elektrik dan pihak lain atau eksternal 1 tahun sekali. Sesuai dengan Permenakertrans No. 02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir pada pasal 12 yang menyatakan bahwa, “Semua bagian bangunan yang terbuat dari bukan logam yang dipasang menjulang ke atas dengan tinggi lebih dari 1 meter dari atap harus dipasang penerima sendiri”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
5. Sistem Ijin Kerja (Work Permit System) PT. Bina Guna Kimia bagi tenaga kerja yang bekerja mempunyai tingkat potensi bahaya dan resiko tinggi, harus mempunyai/memiliki ijin kerja untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah mempersiapkan formulir ijin kerja, dimana pengawas safety dapat mengontrol dan meninjau pekerjaan yang beresiko tinggi yaitu ijin kerja ruang tertutup, ijin kerja tempat bebas, ijin kerja ketinggian, ijin kerja pengelasan, ijin penggunaan api dilokasi mudah meledak dan terbakar. Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 05/Men/1996 tentang Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lampiran II bagian 6.1.3 yang menyebutkan bahwa terdapat prosedur kerja yang di dokumentasikan dan jika diperlukan diterapkan suatu sistem " ijin kerja" untuk tugas-tugas yang beresiko tinggi. 6. Poster-poster atau Rambu K3 PT. Bina Guna Kimia dalam rangka memenuhi penerapan bidang K3 di tempat kerja agar tenaga kerja harus waspada dan hati-hati dalam melakukan suatu pekerjaan. Pemasangan poster K3 cukup efektif dan mengenai pada tenaga kerja cukup mengerti pentingnya K3 supaya tidak terjadi kecelakaan yang diinginkan. Petugas safety berupaya untuk memasang rambu-rambu tentang K3 disetiap jalan dan proses kerja agar pekerja selalu bekerja dengan safety. Hal ini sudah sesuai dengan Keputusan Mentri Tenaga Kerja RI No. Kep-1135/Men/1987 tentang bendera Keselamatan Kerja. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
E. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Permenaker No. 05/MEN/1996 BAB III pasal 3 menyebutkan bahwa “Setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen K3. Dalam menerapkan SMK3 pihak manajemen harus menentukan tujuan dan sasaran K3, menetapkan kebijakan K3, mengadakan audit SMK3 dan mendapatkan serttifikasi K3 dengan kategori tertentu”. Seiring dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan dan lingkungan PT. Bina Guna Kimia telah meraih penghargaan atau sertifikasi dari ISO 9001;2008, ISO 14001:2004 dan OSHAS 18001;2007. PT. Bina Guna Kimia Ungaran sudah menerapkan SMK3 dengan menentukan tujuan dan sasaran K3 yang terarah, menetapkan kebijakan K3 yang dievaluasi
setiap
tahun.
Di
PT.
Bina
Guna
Kimia
Ungaran
sudah
diimplementasikan secara menyeluruh kepada tenaga kerja wajib diberikan training tentang SMK3.
F. Emergency Respon PT. Bina Guna Kimia Ungaran dalam mengantisipasi adanya kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan kerugian, maka PT. Bina Guna Kimia mengambil tindakan untuk pencegahan dengan melaksanakan sistem tanggap darurat emergency respon, dengan adanya area evakuasi beserta rute atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
jalur evakuasi yang dilengkapi tanda arahnya. Seluruh tenaga kerja mendapat training tentang sistem tanggap darurat yang dilakukan oleh pihak SHE. Hal ini telah sesuai dengan Permenaker No. 05/men/1996, lampiran 11 kriteria 6.7 yang menerangkan bahwa "Prosedur keadaan darurat diuji dan ditinjau ulang secara rutin oleh petugas yang berkompeten, juga instruksi konstruksi keadaan darurat juga diperlihatkan secara jelas dan diketahui oleh karyawan".
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan Hiperkes dan Keselamatan Kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran sudah terlaksana cukup baik. 2. Potensi bahaya yang ada di PT. Bina Guna Kimia telah diadakan pengendalian dengan cukup baik. a. Kebakaran di PT. Bina Guna Kimia telah dilakukan penanggulangan dengan gambar atau poster keselamatan, serta kelengkapan sarana penanggulangan kebakaran (APAR, hidrant, splinker, dan lain lain). b. Potensi bahaya ledakan di PT. Bina Guna Kimia telah diadakan pengendalian dengan perawatan instalasi yang berpotensi meledak dan pengaturan ruang dan suhu. c. Potensi bahaya terjepit dilakukan pengendalian dengan pemasangan mesin pengaman (emergency stop, safety guard) dan poster tanda bahaya. d. Potensi bahaya terpleset telah dilakukan penendalian dengan pembersihan benda yang mengakibatkan terpleset dadn pemakaian APD safety shoes agar tidak licin.
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
e. Potensi bahaya tetimpa di PT. Bina Guna Kimia telah dilakukan pengendalian dengan
penataan barang yang rapi dan aman serta
pemakaian APD (terutama helmet dan safety shoes). f. Potensi bahaya terpercik bahan kimia yang ada di PT. Bina Guna Kimia telah dilakukan pengendalian dengan pemakian APD dan penerapan SOP dalam pengolahan bahan kimia. g. Keracunan bahan kimia yang berpotensi di perusahaan telah dilakukan pengendalian bahan kimia serta pengadaan pelayanan kesehatan dengan sistem tanggap darurat terhadap keracunan bahan kimia. 3. Faktor bahaya yang ada di PT. Bina Guna Kimia meliputi faktor bahaya fisik dan kimia. a. Faktor bahaya fisik yang ada adalah kebisingan, penerangan, getaran dan iklim kerja. Faktor bahaya fisik tersebut telah dilakukan pengukuran, untuk kebisingan telah memenuhi NAB dan aman untuk tenaga kerja dengan pemakaian APD unuk tempat yang melebihi NAB. Pengukuran penerangan area liquid, granule dan laboratorium didapat belum memenuhi standar dari PMP No. 7 Tahun 1964 tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan di tempat kerja. Pengukuran getaran telah memenuhi NAB dan aman untuk tenga kerja. Dan untuk pengukuran iklim kerja ISBB telah dilakukan pengkuran dengan hasil yang memenuhi dan sudah sesuai dengan standar undang-undang. b. Faktor bahaya kimia yang ada adalah bahan kimia B3, limbah dan kadar bahan berbahaya di udara yang dilakukan air sampling, yang sesuai dengan Kep. 187/MEN/1999 pasal 16 ayat 1 huruf e. Bahan B3 yang ada di PT. Bina Guna commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Kimia telah dilakukan pengendalian dari pengedaran, taransportasi, penyimpanan, penanganan dan pengolahan sesuai prosedur, dan telah diberikan MSDS serta label. Penanganan limbah B3 di yang dihasilkan perusahaan telah disediakan incenerator dan WWT untuk limbah cair limbah yang dibuang ke lingkungan telah memenuhi baku mutu lingkungan, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan bahan B3 yang dipakai dalam proses produksi telah tersimpan di tempat penyimpanan tersendiri serta diberi label atau Material Safety Data Sheet (MSDS). Namun masih ada limbah yang belum dilabeli yaitu di QC tempat limbah cair sementara. Dan untuk air sampling telah dilakukan air sampling kadar CO, cypermethrin, carbofuran dan kadar debu dengan hasil yang sesuai standar atau NAB yang aman untuk tenaga kerja. 4. Pelayanan kesehatan yang ada di PT. Bina Guna Kimia Ungaran telah menyediakan poliklinik, yang dijalankan 1 orang dokter umum, 1 orang Occupation Health Officer, dan 2 orang para medis yang belum mengikuti pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja. 5. Pemenuhan gizi kerja di PT. Bina Guna Kimia Ungaran sudah diketahui dengan tersedianya kantin perusahaan, makanan yang diolah diserahkan pihak catering dengan pemenuhan makanan 4 sehat 5 sempurna dan juga makanan extra fooding bagi seluruh tenaga kerja. 6. Pelaksanaan ergonomi di tempat kerja telah diusahakan dengan baik, jam kerja telah sesuai dengan undang-undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Untuk mengurangi kelelahan kerja karyawan dengan penempatan mesin dan tata cara ergonomi. Untuk lingkungan kerja masih ada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
karyawan yang membuang masker dan sarung tangan bekas tidak pada tempatnya dan ini tidak sesuai dengan Permenakertrans No. 01/MEN/1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi bangunan bab II pasal 6. 7. Sistem keselamatan kerja di PT. Bina Guna Kimia yaitu : a. Sudah disediakanya APD secara gratis yang sudah lengkap, serta adanya kesadaran tenaga kerja dalam pemakaian. b. Adanya pengaman mesin pada instalasi yang berpotensi menimbulkan bahaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan (cover mesin, safety guard, dan lain lain). c. Sistem penanggulangan kebakaran dengan pemasangan tanda bahaya (alarm, smoke detector dan lain-lain) dan adanya fasilitas pemadam (APAR, hidrant, dan lain-lain). d. Adanya instalasi penyalur petir dengan pemeriksaan 3 bulan 1 kali oleh SHE elektrik. e. Adanya poster dan rambu-rambu K3 di area-area berbahya yang dilakukan oleh proses safety. 8. SMK3 sudah diimplementasikan secara menyeluruh dan semua karyawan diberikan training SMK3. P2KP dijalankan oleh safety committee yang tugas utamanya adalah mereview setiap kegiatan yang berkaitan dengan safety melakukan safety inspect (audit) dan pengisian BBSM (Behavior Based Safety Managemen). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
9. Pelaksanaan Emergency Respon di PT. Bina Guna Kimia Ungaran bertujuan untuk menanggapi adanya keadaan darurat telah dikoordinasi dengan baik dan telah diadakan training oleh pihak SHE serta adanya area dan jalur evakuasi..
B. Saran 1. Sebaiknya untuk penerangan yang masih kurang maka perlu penambahan penerangan, agar pekerja tidak mengalami gangguan dalam bekerja. 2. Sebaiknya tempat limbah B3 cair sementara yang ada di QC diberi label agar tidak menimbulkan potensi bahaya, yaitu kesalahan dalam penggunaan bahan kimia, terjadinya reaksi pada saat pencampuran limbah lain karena tidak ada keterangan karakteristik limbah sebelumnya yang sudah ada di dalamnya. 3. Perlu adanya pembinaan terhadap kedisiplinan tentang pemakaian dan pemeliharaan APD lebih ditingkatkan karena mengingat potensi bahaya yang ada di area produksi cukup besar. Pada hasil form BBSM masih sering ditemukan pelanggaran-pelanggaran berkenaan dengan pemakaian APD. 4. Dalam hal lingkungan kerja perlu diadakan training untuk meningkatkan dan menanamkan pada seluruh karyawan untuk lebih menjaga kebersihan lingkungan, sering terdapat sarung tangan dan masker bekas yang dibuang sembarangan. 5. Sebaiknya di tempat wastafel kantin diberi kain lap atau serbet agar saat karyawan cuci tangan tidak dipercikkan ke area sekitar yang menimbulkan lantai licin dan penuh air yang dapat menimbulkan potensi bahaya tambahan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
6. Pengadaan training oleh para pekerja di setiap departemen perlu ditingkatkan, terutama tentang SOP dalam proses kerja maupun dalam penanganan instalasi, karena masih banyak tenaga kerja yang behavior-nya berbahaya dan masih banyak teguran dalam check list BBSM.
commit to user