A.
Lingkup Akreditasi Sekolah/Madrasah
Berdasarkan Peraturan Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005 Pasal 1 ayat (3) dan (4), lingkup satuan pendidikan formal yang diakreditasi meliputi: 1.
Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Atfal (RA);
2.
Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI);
3.
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs);
4.
Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA);
5.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK); dan
6.
Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari Taman Kanak-kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Luar Biasa (SLTPLB), dan Sekolah Menengah Luar Biasa (SMLB).
B.
Persyaratan Akreditasi Sekolah/Madrasah
Sekolah/Madrasah yang akan diakreditasi harus memenuhi persyaratan: 1.
memiliki Surat Keputusan Pendirian/Operasional Sekolah/Madrasah;
2.
memiliki peserta didik pada semua tingkatan kelas;
3.
memiliki sarana dan prasarana pendidikan;
4.
memiliki pendidik dan tenaga kependidikan;
5.
melaksanakan kurikulum yang berlaku; dan
6.
telah menamatkan peserta didik.
C.
Alur Mekanisme Akreditasi Sekolah/Madrasah
Alur Mekanisme akreditasi sekolah/madrasah seperti ditunjukkan pada diagram Gambar 1.1 berikut.
hal. 39 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. BAN-S/M menetapkan strategi dan sasaran sekolah/madrasah yang diakreditasi, dan BAP-S/M menyusun rencana jumlah dan alokasi sekolah/madrasah yang akan diakreditasi dengan koordinasi Disdik Provinsi dan Kanwil Depag
2. BAP-S/M mengumumkan kepada sekolah/madrasah untuk menyampaikan usul diakreditasi
3. Disdik Provinsi/Kab/Kota atau Kanwil/Kandepag mengusulkan daftar nama dan alamat sekolah/madrasah yang akan diakreditasi
4. BAP-S/M mengirimkan Perangkat Akreditasi ke sekolah/madrasah
5. Sekolah/Madrasah mengisi Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung
6. Sekolah/Madrasah mengirimkan hasil isian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung ke BAP-S/M
7. BAP-S/M menentukan kelayakan sekolah/madrasah yang akan divisitasi
Tidak
Layak?
BAP-S/M mengirimkan surat pemberitahuan kepada sekolah/ madrasah untuk saran dan perbaikan
Ya 8. BAP-S/M menetapkan dan menugaskan tim asesor untuk melaksanakan visitasi
9. Asesor melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah dan melaporkannya ke BAP-S/M
10. BAP-S/M melakukan verifikasi hasil visitasi
10. BAP-S/M menetapkan hasil akreditasi sekolah/madrasah
Terakreditasi?
Tidak
BAP-S/M mengirimkan surat pemberitahuan kepada sekolah/ madrasah untuk saran dan perbaikan
Ya 12. BAP-S/M menerbitkan sertifikat hasil akreditasi
13. BAP-S/M melaporkan hasil akreditasi kepada BAN-S/M dan pihak terkait disertai bahan rekomendasi tindak lanjut
Gambar 1.1: Alur Mekanisme Akreditasi Sekolah/Madrasah
hal. 40 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Alur mekanisme akreditasi sekolah/madrasah seperti nampak pada diagram Gambar 1.1 dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.
Penyusunan Rencana Jumlah dan Alokasi Sekolah/Madrasah Setelah BAN-S/M menetapkan strategi dan sasaran sekolah/madrasah yang diakreditasi, BAP-S/M menyusun rencana jumlah dan alokasi sekolah/madrasah yang akan diakreditasi dengan koordinasi Disdik Provinsi dan Kanwil Depag untuk tiap provinsi pada setiap tahunnya dan jabaran alokasi untuk setiap kabupaten/kota.
2.
Pengumuman secara Terbuka kepada Sekolah/Madrasah BAP-S/M mengumumkan secara terbuka kepada sekolah/madrasah pada provinsinya masing-masing untuk menyampaikan usul akreditasi melalui Disdik Kabupaten/Kota, Kandepag, UPA, dan media lainnya.
3.
Pengusulan Daftar Sekolah/Madrasah Disdik Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kanwil Depag, dan Kandepag mengusulkan daftar nama dan alamat sekolah/madrasah yang akan diakreditasi dengan mengacu pada alokasi yang telah ditetapkan seperti pada butir (1).
4.
Pengiriman Perangkat Akreditasi ke Sekolah/Madrasah BAP-S/M mengirimkan Perangkat Akreditasi ke sekolah/madrasah yang terdiri dari:
5.
(a)
Instrumen Akreditasi.
(b)
Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi.
(c)
Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung, serta
(d)
Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi.
Pengisian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Sebelum mengajukan permohonan akreditasi, sekolah/madrasah harus mengisi terlebih dahulu Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung yang telah dikirimkan oleh BAP-S/M. Keempat dokumen perangkat akreditasi seperti dijelaskan pada butir (4) di atas merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh sebab itu sebelum mengisi jawaban pada butir-butir pernyataan instrumen akreditasi maupun Instrumen Pengumpulan
hal. 41 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Data dan Informasi Pendukung, pihak sekolah/madrasah harus mempelajari dan memahami Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi.
6.
Pengiriman Hasil Isian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung ke BAP-S/M Sekolah/Madrasah mengirimkan hasil isian instrumen akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung serta mengajukan permohonan untuk diakreditasi kepada BAP-S/M melalui UPA-S/M Kab/Kota, atau langsung ke BAP-S/M bagi Kab/Kota yang tidak memiliki UPA-S/M, dengan tembusan ke Dinas
Pendidikan
sekolah/madrasah
Kab/Kota harus
dan
Kandepag.
dilengkapi
dengan
Pengajuan surat
akreditasi
pernyataan
oleh
Kepala
Sekolah/Madrasah tentang Keabsahan Data seperti tampak pada Lampiran 1, sedangkan Berita Acara Serah Terima Hasil Isian Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung seperti terlihat pada Lampiran 2. 7.
Penentuan Kelayakan Visitasi BAP-S/M menentukan kelayakan visitasi (desk analysis) berdasarkan hasil isian instrumen akreditasi. Apabila pemeriksaan hasil isian instrumen akreditasi dinyatakan layak untuk divisitasi, maka BAP-S/M menugaskan asesor untuk melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah. Namun apabila hasil pemeriksaan tersebut dinyatakan tidak layak, maka BAP-S/M membuat surat kepada sekolah/madrasah yang berisi tentang penjelasan agar sekolah/madrasah yang bersangkutan melakukan perbaikan. Selanjutnya berkaitan dengan visitasi akan dibahas secara khusus pada bab I, sub-bab D, halaman 44.
8.
Penugasan Tim Asesor BAP-S/M menetapkan dan menugaskan tim asesor untuk melaksanakan visitasi ke sekolah/madrasah.
9.
Pelaksanaan Visitasi Asesor melaksanakan visitasi dengan jalan melakukan klarifikasi, verifikasi, dan validasi data hasil isian instrumen akreditasi sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah/madrasah. Setelah itu tim asesor melaporkan hasil visitasi tersebut kepada BAP-S/M.
hal. 42 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
10. Verifikasi Hasil Visitasi BAP-S/M melakukan verifikasi terhadap hasil visitasi yang telah dilakukan oleh tim asesor. 11. Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah SK BAN-S/M Nomor 01/BAN-SM/LL/X/2007 tanggal 31 Oktober 2007 tentang Pemberian Wewenang kepada BAP-S/M untuk Menetapkan Peringkat Akreditasi Sekolah/Madrasah [lihat Lampiran 3], menyatakan bahwa: (a)
BAN-S/M memberikan wewenang kepada BAP-S/M untuk atas nama BANS/M menetapkan peringkat akreditasi sekolah/madrasah;
(b)
penetapan peringkat akreditasi sekolah/madrasah dilakukan dalam rapat pleno BAP-S/M; dan
(c)
rapat pleno BAP-S/M yang dimaksud pada butir (b) dinyatakan sah apabila memenuhi kuorum dan dihadiri oleh sekurang-kurangnya satu orang anggota BAN-S/M.
Rapat pleno penetapan hasil akhir akreditasi harus dihadiri oleh sekurangkurangnya lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah anggota BAP-S/M dan seorang anggota BAN-S/M. Keputusan penetapan hasil akreditasi ditetapkan melalui musyawarah untuk mufakat. Hasil rapat pleno BAP-S/M tentang penetapan hasil akreditasi dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan BAP-S/M seperti ditunjukkan pada Lampiran 4. Selanjutnya BAP-S/M segera menerbitkan sertifikat hasil akreditasi bagi sekolah/madrasah yang dinyatakan terakreditasi, sedangkan bagi sekolah/ madrasah yang dinyatakan tidak terakreditasi BAP-S/M akan mengirimkan surat penjelasan beserta saran perbaikannya. Nilai
akhir
dan
peringkat
akreditasi
sekolah/madrasah
yang
dinyatakan
terakreditasi juga dilengkapi dengan penjelasan atau informasi kualitatif tentang kekuatan dan kelemahan masing-masing komponen dan aspek akreditasi, termasuk saran-saran tindak lanjut bagi sekolah/madrasah, Dinas Pendidikan, Kanwil Depag, Depdiknas maupun Depag. Penjelasan kualitatif dan saran-saran tersebut harus bersifat spesifik agar mempermudah pihak sekolah/madrasah untuk melakukan pengembangan dan perbaikan. Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi apabila memenuhi seluruh kriteria berikut.
hal. 43 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(a)
Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
(b)
Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
(c)
Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria di atas. Hasil akreditasi dinyatakan dalam peringkat akreditasi, penjelasan rinci tentang Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi dapat dilihat pada bab III, sub-bab F, halaman 64.
12. Penerbitan Sertifikat Berdasarkan nilai akhir hasil akreditasi yang ditetapkan melalui rapat pleno, BAP-S/M sesuai dengan kewenangannya akan menerbitkan sertifikat akreditasi sekolah/madrasah sesuai dengan format dan blanko yang dikeluarkan oleh BAN-S/M. BAP-S/M menerbitkan sertifikat hasil akreditasi bagi sekolah/ madrasah yang telah dinyatakan terakreditasi untuk semua jenjang dan jenis pendidikan. Hal ini sesuai dengan SK BAN-S/M Nomor 02/BAN-SM/LL/X/2007 tanggal 31 Oktober 2007 tentang Pemberian Kuasa kepada BAP-S/M untuk Menandatangani Sertifikat Akreditasi Sekolah/Madrasah[lihat Lampiran 5]. Sertifikat akreditasi memuat nilai masing-masing komponen (dalam angka) dan peringkat akreditasi sekolah/madrasah yang dinyatakan dengan huruf A (sangat baik), B (baik), dan C (cukup). Di samping sertifikat akreditasi, BAP-S/M juga memberikan
laporan
lengkap
hasil
akreditasi
kepada
sekolah/madrasah.
Laporan hasil akreditasi memuat antara lain: data dan profil sekolah/madrasah, nilai untuk setiap komponen akreditasi, kekuatan dan kelemahan untuk setiap komponen akreditasi, serta saran untuk pengembangan dan perbaikan sekolah/ madrasah. Ketentuan terkait masa berlakunya akreditasi sekolah/madrasah adalah sebagai berikut. (a)
Sertifikat akreditasi sekolah/madrasah berlaku selama lima tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan. Setelah periode lima tahun sekolah/madrasah harus diakreditasi ulang.
(b)
Sekolah/Madrasah diwajibkan mengajukan permohonan akreditasi ulang paling lambat enam bulan sebelum masa berlakunya akreditasi berakhir.
hal. 44 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c)
Sekolah/Madrasah yang masa berlaku status akreditasinya berakhir dan telah mengajukan akreditasi ulang tetapi belum dilakukan akreditasi oleh BAP-S/M, maka hasil akreditasi sekolah/madrasah yang bersangkutan tetap berlaku dengan surat perpanjangan masa berlakunya akreditasi yang dikeluarkan oleh BAP-S/M. Apabila karena sesuatu hal BAP-S/M belum dapat mengeluarkan surat perpanjangan maka status akreditasi sekolah/ madrasah tersebut dinyatakan tetap berlaku.
(d)
Sekolah/Madrasah yang masa berlaku status akreditasinya telah berakhir dan menolak untuk diakreditasi ulang oleh BAP-S/M, maka status akreditasi sekolah/madrasah yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku.
(e)
Sekolah/Madrasah yang menghendaki akreditasi ulang untuk memperbaiki peringkat setelah melakukan perbaikan dapat mengajukan permohonan sekurang-kurangnya dua tahun terhitung sejak ditetapkannya peringkat akreditasi.
Bagi satuan dan program pendidikan yang tidak terakreditasi akan terkena sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 61 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yaitu tidak boleh menyelenggarakan ujian akhir dan tidak berhak menerbitkan ijazah. Sekolah/Madrasah atau pihak lain yang merasa tidak puas terhadap hasil akreditasi dapat menyampaikan keberatan kepada BAP-S/M dengan tembusan kepada
BAN-S/M.
Berdasarkan
pengajuan
keberatan
tersebut,
BAN-S/M
melakukan verifikasi dan evaluasi serta menyampaikan hasilnya kepada BAPS/M untuk ditindaklanjuti. 13. Pelaporan Hasil Akreditasi dan Penyampaian Bahan Rekomendasi Tindak Lanjut Hasil akreditasi sekolah/madrasah akan dilaporkan ke berbagai pihak sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, sebagai berikut. (a)
BAN-S/M
melaporkan
kegiatan
akreditasi
sekolah/madrasah
kepada
kegiatan
akreditasi
sekolah/madrasah
kepada
Mendiknas. (b)
BAP-S/M
melaporkan
Gubernur dengan tembusan kepada BAN-S/M, Dinas Pendidikan Provinsi, Kanwil Depag, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kandepag, dan LPMP disertai bahan rekomendasi tindak lanjut.
hal. 45 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c)
Depdiknas, Depag, Disdik Provinsi, Kanwil Depag, Disdik Kabupaten/Kota, Kandepag, dan penyelenggara melakukan pembinaan terhadap sekolah/ madrasah dengan memerhatikan hasil akreditasi sesuai kewenangannya.
(d)
Laporan hasil akreditasi sekolah/madrasah juga dapat diakses oleh berbagai pihak terkait dan yang berkepentingan dengan peningkatan mutu pendidikan, seperti: lembaga legislatif, perguruan tinggi, lembaga profesi, dan masyarakat luas.
(e)
Seluruh hasil akreditasi secara nasional diumumkan melalui website BANS/M dengan alamat situs di http://www.ban-sm.or.id.
D.
Visitasi
1.
Pengertian Visitasi Pengertian visitasi dalam rangkaian kegiatan akreditasi sekolah/madrasah adalah kunjungan ke sekolah/madrasah yang dilakukan oleh asesor yang diberi tugas oleh BAP-S/M untuk melakukan klarifikasi, verifikasi, dan validasi data serta
informasi
yang
telah
disampaikan
oleh
sekolah/madrasah
melalui
pengisian instrumen akreditasi. 2.
Tujuan Visitasi Dengan menggunakan perangkat akreditasi, tim asesor (yang terdiri dari beberapa orang) melakukan kunjungan ke sekolah/madrasah. Kegiatan ini dilakukan melalui pengamatan lapangan, wawancara dengan warga sekolah/ madrasah, verifikasi atau pencermatan ulang berbagai data isian instrumen akreditasi, serta pendalaman hal-hal khusus terkait dengan komponen dan aspek akreditasi. Visitasi ini dilakukan untuk meningkatkan kecermatan, keabsahan, serta kesesuaian antara fakta dengan data yang diperoleh melalui pengisian instrumen akreditasi. Di samping itu, dengan visitasi ini diharapkan dapat diperoleh data dan informasi tambahan mengenai keadaan yang sesungguhnya dari sekolah/madrasah yang diakreditasi.
hal. 46 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3.
Prinsip-prinsip Visitasi Pelaksanaan visitasi berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut. (a)
Efektif Pelaksanaan visitasi hendaknya mampu menjaring informasi yang akurat dan valid sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat bagi semua pihak yang memerlukan.
(b)
Efisien Pelaksanaan visitasi dibatasi pada hal-hal yang pokok saja, namun cukup memberikan gambaran yang utuh dan terfokus pada substansi yang telah ditetapkan.
(c)
Objektif Pelaksanaan visitasi berdasarkan kenyataan pada sejumlah indikator yang dapat diamati.
(d)
Mandiri Pelaksanaan visitasi diharapkan dapat mendorong sekolah/madrasah untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan sebagai salah satu fungsi pokok manajemen penyelenggaraan sekolah/madrasah dalam rangka pemberdayaan sekolah/madrasah.
4.
Waktu Pelaksanaan Visitasi Pelaksanaan visitasi ke sekolah/madrasah dilakukan selambat-lambatnya lima bulan setelah BAP-S/M menerima hasil isian instrumen akreditasi dari sekolah/ madrasah.
Periode
untuk
pendaftaran
akreditasi
sekolah/madrasah
dan
penjadwalan kegiatan visitasi akan ditetapkan kemudian oleh BAP-S/M, sesuai dengan jumlah sekolah/madrasah yang layak untuk diakreditasi. Visitasi di sekolah/madrasah
dilaksanakan
antara
tiga
sampai
lima
hari
kerja.
Perpanjangan waktu visitasi dapat diberikan oleh BAP-S/M, apabila hal tersebut dipandang perlu. Hasil visitasi harus dilaporkan oleh tim asesor sesegera mungkin dan paling lambat satu minggu setelah penugasan visitasi berakhir. 5.
Petugas Visitasi (Tim Asesor) Untuk pelaksanaan visitasi, BAP-S/M mengangkat petugas visitasi (tim asesor) yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Jumlah anggota tim asesor disesuaikan dengan kebutuhan dengan jumlah minimal dua orang untuk setiap sekolah/madrasah. Asesor diangkat untuk periode tertentu sesuai surat tugas yang dikeluarkan oleh BAP-S/M dan dapat diangkat kembali jika: hal. 47
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1.
berdasarkan hasil evaluasi kinerjanya dianggap layak untuk melaksanakan tugas tersebut; dan
2.
sertifikat yang dimiliki asesor masih berlaku.
Asesor harus memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya secara sungguh-sungguh dengan berpedoman kepada norma-norma pelaksanaan visitasi, sehingga hasil akreditasi yang diberikan kepada sekolah/madrasah benar-benar
mencerminkan
tingkat
kelayakan
sekolah/madrasah
yang
sesungguhnya. Asesor juga harus memiliki tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan hasil visitasi dan melaporkannya secara objektif kepada BAP-S/M. Oleh karena itu, asesor memiliki wewenang untuk menggali data dan infomasi dari berbagai sumber di sekolah/madrasah melalui wawancara, penyebaran instrumen, mengcopi, dan menelaah dokumen yang diperlukan untuk proses akreditasi. Ketentuan BAN-S/M terkait dengan pelaksanaan tugas asesor adalah sebagai berikut. 1.
Kegiatan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah dilakukan oleh asesor bersertifikat BAN-S/M.
2.
Pelatihan asesor yang dilaksanakan oleh BAP-S/M berada di bawah pengawasan BAN-S/M.
3.
Asesor bekerja dengan obyektif dan bertanggung jawab, bebas dari tekanan, sehingga hasil akreditasi dapat dipertanggungjawabkan.
4.
Asesor wajib menjunjung tinggi kerahasiaan hasil akreditasi sekolah/ madrasah.
5.
Asesor mempunyai kewenangan penilaian untuk satuan pendidikan di tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan SLB yang terdiri dari TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
6.
Asesor melaksanakan tugas visitasi sesuai dengan surat tugas yang telah dikeluarkan oleh BAP-S/M.
6.
Tata Cara Pelaksanaan Visitasi Sebelum melaksanakan kegiatan visitasi, BAP-S/M menerbitkan surat tugas kepada asesor yang ditunjuk sesuai kebutuhan, mempersiapkan Instrumen Akreditasi dan Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung yang telah diisi oleh sekolah/madrasah serta dokumen lainnya sebagai kelengkapan kegiatan visitasi. Agar visitasi mencapai tujuannya, sehingga dapat mendukung hasil akreditasi yang komprehensif, valid, dan akurat, serta dapat memberikan
hal. 48 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
manfaat maka kegiatan visitasi harus mengikuti tata cara pelaksanaan sebagaimana ditunjukkan pada diagram Gambar 1.2 berikut.
c Persiapan visitasi oleh asesor
d Klarifikasi, verifikasi, serta validasi data, dan informasi oleh asesor
e Klarifikasasi temuan oleh tim asesor dan sekolah/madrasah
f Penyusunan laporan tim asesor berdasarkan laporan individual
g Penyerahan laporan tim asesor kepada BAP-S/M
Gambar 1.2: Tata Cara Pelaksanaan Visitasi Tata cara pelaksanaan visitasi sebagaimana digambarkan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Persiapan visitasi Untuk pelaksanaan visitasi, BAP-S/M menunjuk dan mengirimkan tim asesor. Asesor diangkat oleh BAP-S/M untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan mekanisme, prosedur, norma, dan waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan. Pada tahap persiapan visitasi, asesor harus mempelajari dan mencermati hasil isian instrumen akreditasi yang telah dilakukan oleh sekolah/madrasah serta instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung. Hal ini dilakukan dengan memberikan catatan pada setiap komponen dan butir pernyataan instrumen akreditasi, sehingga asesor memiliki pengetahuan awal tentang kondisi dan kinerja sekolah/madrasah. Sebelum melakukan tugas visitasi ke sekolah/madrasah setiap asesor wajib membuat Surat Pernyataan Asesor tentang Pelaksanaan Tugas Visitasi (Lampiran 6).
hal. 49 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
b. Klarifikasi, verifikasi serta validasi data dan informasi Sesuai dengan surat tugas dari BAP-S/M, asesor akan melakukan visitasi ke sekolah/madrasah yang akan diakreditasi. Asesor akan datang ke lokasi menemui kepala sekolah/madrasah dan warga sekolah/madrasah dan menyampaikan tujuan dari visitasi, melakukan klarifikasi, verifikasi dan validasi atau cek-ulang terhadap data dan informasi kuantitatif maupun kualitatif yang terjaring melalui instrumen akreditasi. Kegiatan klarifikasi, verifikasi, dan validasi tersebut dilakukan dengan cara membandingkan data dan informasi yang diperoleh melalui hasil isian instrumen akreditasi maupun instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung dengan kondisi nyata sekolah/madrasah melalui pengamatan lapangan, observasi kelas, dan wawancara dengan warga sekolah/madrasah. Asesor juga dimungkinkan untuk melakukan pencarian data dan informasi tambahan yang esensial tentang sekolah/madrasah, termasuk pendalaman hal-hal khusus untuk memperkuat hasil klarifikasi, verifikasi dan validasi yang dilakukannya. Sebagai bukti bahwa asesor telah melaksanakan tugas visitasi ke sekolah/madrasah, maka kepala sekolah/madrasah membuat Surat Pernyataan tentang Pelaksanaan Visitasi (Lampiran 7). c. Klarifikasi temuan Setelah tim asesor melakukan verifikasi, validasi terhadap data dan informasi yang terjaring dalam intrumen akreditasi maupun instrumen pengumpulan
data
dan
informasi
pendukung,
mereka
melakukan
pertemuan dengan warga sekolah/madrasah. Pertemuan ini dimaksudkan untuk mengklarifikasi berbagai temuan penting atau ketidaksesuaian yang sangat signifikan antara fakta di lapangan dengan data dan informasi yang terjaring dalam instrumen akreditasi. Pada tahap klarifikasi temuan, sekolah/madrasah memiliki hak jawab untuk mengklarifikasi berbagai temuan tersebut. Klarifikasi temuan ini dimaksudkan untuk menyampaikan secara umum gambaran yang diperoleh asesor untuk setiap komponen dan aspek guna dijadikan bahan perbaikan bagi sekolah/madrasah di masa mendatang. Klarifikasi ini bukan merupakan langkah kompromi antara tim asesor dengan sekolah/madrasah untuk memperoleh peringkat akreditasi secara tidak benar.
hal. 50 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
d. Penyusunan laporan Berdasarkan hasil klarifikasi, verifikasi, validasi, dan pendalaman terhadap data dan informasi berdasarkan instrumen akreditasi serta didukung oleh berbagai data dan informasi penting lainnya, masing-masing anggota tim asesor menyusun laporan individual. Laporan individual ini memuat nilai dan catatan untuk masing-masing komponen akreditasi yang dibuat berdasarkan deskripsi yang telah ditetapkan dalam sistem penilaian. Laporan individual tersebut selanjutnya dijadikan bahan untuk didiskusikan bersama-sama dengan anggota tim asesor lainnya untuk menyusun laporan tentang pelaksanaan hasil visitasi. Dalam diskusi tersebut dibahas seluruh butir-butir pada setiap komponen akreditasi sesuai dengan hasil verifikasi, validasi, dan pendalaman data untuk menetapkan laporan akhir dan perumusan rekomendasi. Format Laporan Penskoran dan Penilaian Visitasi baik secara individu dan tim maupun rekapitulasi nilai akhir akreditasi seperti ditunjukkan pada Lampiran 8 Form A, Form B, dan Form C. Selain itu, asesor juga harus membuat Laporan Pelaksanaan Hasil Visitasi seperti nampak pada Lampiran 9. Dengan demikian, hasil visitasi akan menjadi masukan yang akurat dan valid bagi BAP-S/M untuk menetapkan peringkat akreditasi sekolah/madrasah. e. Penyerahan laporan Laporan tim asesor mencakup hasil penilaian visitasi yang dilengkapi dengan pernyataan kepala sekolah/madrasah tentang pelaksanaan visitasi dan saran-saran pembinaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja sekolah/madrasah akan disampaikan oleh tim asesor kepada BAP-S/M. Laporan tim asesor tersebut harus dilampiri dengan laporan individual masing-masing asesor. Penyerahan laporan tim asesor tersebut dilakukan sesegera mungkin paling lambat satu minggu setelah visitasi dilaksanakan, dengan
Berita
Acara
Serah
Terima
Laporan
Tim
asesor
tentang
Pelaksanaan Visitasi sebagaimana diperlihatkan pada Lampiran 10. Laporan tim asesor merupakan dokumen penting yang akan dihimpun dan menjadi arsip BAP-S/M. Laporan ini dipergunakan oleh BAP-S/M sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan hasil dan peringkat akreditasi sekolah/madrasah termasuk perumusan rekomendasi untuk pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu kelayakan sekolah/madrasah.
hal. 51 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
E.
Pembiayaan Kegiatan Akreditasi Seluruh biaya kegiatan akreditasi sekolah/madrasah menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Dukungan dana APBD dalam pembiayaan akreditasi sekolah/madrasah sangat diperlukan sebagaimana Surat Mendiknas kepada Gubernur dan Bupati/Walikota Nomor 114/MPN/DM/2008 tertanggal 14 Juli 2008. Dalam pelaksanaan akreditasi, sekolah/madrasah dilarang mengeluarkan biaya apa pun. Tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan kegiatan akreditasi sekolah/madrasah berpedoman pada prinsip obyektif, komprehensif, adil, transparan, dan akuntabel sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal pelaksanaan akreditasi yang dibiayai dari anggaran pemerintah (Balitbang Depdiknas) di samping harus sesuai dengan aturan perundangundangan yang berlaku juga harus mengikuti aturan khusus yang telah disepakati bersama dalam perjanjian kerja sama (MoU) antara Balitbang Depdiknas dengan BAP-S/M.
hal. 52 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
A. Norma-norma Pelaksanaan Akreditasi Sekolah/Madrasah Pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah harus berpedoman kepada norma-norma yang sesuai dengan tujuan dan fungsi akreditasi. Norma-norma ini harus menjadi pegangan dan komitmen bagi semua pihak yang terlibat di dalam proses akreditasi. Norma dalam pelaksanaan akreditasi adalah sebagai berikut. 1.
Kejujuran Dalam menyampaikan data dan informasi dalam pengisian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, pihak sekolah/ madrasah harus secara jujur menyampaikan semua data dan informasi yang dibutuhkan. Sekolah/Madrasah harus memberikan kemudahan administratif dengan menyediakan data yang diperlukan, mengijinkan tim asesor untuk melakukan pengamatan, wawancara dengan warga sekolah/madrasah, dan pengkajian ulang data pendukung. Proses verifikasi dan validasi data serta penjaringan informasi lainnya oleh tim asesor harus dilaksanakan dengan jujur dan benar, sehingga semua data dan informasi yang diperoleh bermanfaat dan obyektif.
Dengan
demikian
dapat
dihindari
kemungkinan
terjadinya
pengambilan keputusan yang menyesatkan atau merugikan pihak manapun. 2.
Independensi Sekolah/Madrasah dalam melaksanakan pengisian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, harus mandiri dan tidak terpengaruh oleh intervensi siapapun dan dari pihak mana pun serta bebas dari pertentangan kepentingan (conflict of interest). Demikian pula halnya dengan tim asesor dalam melakukan visitasi, juga harus mandiri dan tidak terpengaruh oleh intervensi siapa pun dan dari pihak mana pun. Asesor tidak diperbolehkan untuk menerima layanan dan pemberian dalam bentuk apapun sebelum, selama, dan sesudah proses visitasi yang mungkin akan berpengaruh terhadap hasil visitasi. Keputusan tim asesor harus bebas dari pertentangan kepentingan, baik dari pihak sekolah maupun tim asesor itu sendiri.
hal. 53 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3.
Profesionalisme Untuk dapat melaksanakan visitasi dan pengisian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, sekolah/madrasah harus benar-benar memahami ketentuan-ketentuan dan prosedur yang berlaku. Konsultasi
dapat
diajukan
oleh
sekolah/madrasah
kepada
BAP-S/M
jika
diperlukan. Asesor harus benar-benar memahami ketentuan-ketentuan dan prosedur yang berlaku dalam pelaksanaan akreditasi. Asesor harus memiliki kecakapan yang memadai di dalam menggunakan perangkat akreditasi sekolah/ madrasah dan dapat memberikan penilaian berdasarkan profesionalismenya. Asesor juga harus mampu memberikan saran-saran atau masukan yang membangun dalam rangka perbaikan, pengembangan, dan peningkatan kinerja sekolah/madrasah. Tim asesor harus bersedia menerima pernyataan puas dan/ atau tidak puas dari pihak sekolah/madrasah yang divisitasi. 4.
Keadilan Dalam pelaksanaan visitasi dan pengisian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung, semua sekolah/madrasah harus diperlakukan sama dengan tidak memandang apakah status sekolah/madrasah negeri atau swasta. Sekolah/Madrasah harus dilayani sesuai dengan norma, kriteria, standar, serta mekanisme dan prosedur kerja secara adil dan/atau tidak diskriminatif. Tim asesor tidak boleh dipengaruhi oleh prakonsepsi maupun stigma terhadap sekolah/madrasah tertentu sehingga terbebas dari bias-bias yang mempengaruhi penilaian.
5.
Kesejajaran Semua responden harus dipandang sejajar dalam rangka pemberian data dan informasi. Hal ini dimaksudkan bahwa data dan informasi yang diberikan oleh setiap responden sangat penting dalam proses akreditasi sekolah/madrasah. Dalam pelaksanaan visitasi, kedudukan antara asesor dengan warga sekolah/ madrasah
adalah
sejajar.
Asesor
dilarang
melakukan
penekanan
dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. 6.
Keterbukaan Sekolah/Madrasah harus secara terbuka menyampaikan data dan informasi tentang sekolahnya sesuai dengan kondisi nyata sekolah/madrasah. Untuk itu, BAP-S/M dan/atau tim asesor juga harus transparan di dalam menyampaikan penjelasan norma, kriteria, standar, prosedur atau mekanisme kerja, jadwal dan
hal. 54 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
sistem penilaian akreditasi. Asesor harus menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi yang disampaikan oleh setiap warga sekolah/madrasah. 7.
Akuntabilitas Hasil isian instrumen akreditasi dan instrumen pengumpulan data dan informasi pendukung menjadi sumber data dan informasi mengenai profil nyata sekolah/ madrasah. Bersama dengan hasil visitasi, data dan informasi dalam instrumen akreditasi digunakan sebagai bahan dalam penetapan hasil dan peringkat akreditasi yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. BAP-S/M, sekolah/madrasah, dan asesor harus bersama-sama menjaga akuntabilitas dari proses dan hasil akreditasi. Jika terjadi kesalahan dan penyimpangan dalam proses visitasi atau pelanggaran terhadap norma-norma visitasi, sekolah/ madrasah dapat melaporkan hal tersebut kepada BAP-S/M.
8.
Bertanggung jawab Dalam
pelaksanaan
akreditasi,
asesor
harus
berpedoman
pada
aturan,
prosedur, dan prinsip akreditasi yang sudah ditetapkan oleh BAP-S/M. BAP-S/M, sekolah/madrasah, dan asesor harus dapat mempertanggungjawabkan semua penilaian dan keputusannya sesuai dengan aturan, prosedur, norma, dan prinsip akreditasi yang telah ditetapkan. 9.
Bebas intimidasi BAP-S/M, sekolah/madrasah, responden, maupun asesor dalam melakukan tugas dan fungsinya dalam rangka pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah harus bebas dari intimidasi oleh pihak mana pun. BAP-S/M dan asesor dalam melaksanakan akreditasi tidak diperkenankan melakukan intimidasi kepada pihak
sekolah/madrasah
yang
dapat
mempengaruhi
objektivitas
hasil
akreditasi. 10.
Menjaga kerahasiaan BAP-S/M dan asesor harus menjaga kerahasiaan data dan informasi yang terjaring dalam proses akreditasi. Data dan informasi hasil akreditasi hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelaksanaan akreditasi atau kepentingan lain yang sesuai dengan tujuan akreditasi.
hal. 55 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
11.
Keunggulan mutu Proses akreditasi harus mendorong sekolah/madrasah berorientasi pada usahausaha peningkatan mutu peserta didik dan bukan sekedar untuk memperoleh peringkat akreditasi. Hasil akreditasi harus dijadikan dasar untuk melakukan usaha-usaha pemberdayaan, pengembangan, dan peningkatan kinerja sekolah/ madrasah dalam rangka mencapai keunggulan mutu.
Di samping itu, asesor perlu memerhatikan hal-hal berikut. 1.
Asesor secara individual maupun tim dilarang keras melakukan intimidasi secara terang-terangan maupun tersirat kepada sekolah/madrasah. Hal ini penting untuk mencegah sekolah/madrasah dari keinginan untuk memberikan sesuatu dalam bentuk apa pun yang diduga akan berpengaruh kepada objektivitas hasil visitasi.
2.
Asesor secara individual maupun tim dilarang keras melakukan perjanjian dan/atau kesepakatan sepihak atau bersama-sama dengan sekolah/madrasah yang divisitasi yang dapat mengakibatkan tidak objektifnya hasil visitasi.
3.
Asesor secara individual maupun tim dilarang keras menerima apa pun dari sekolah/madrasah yang akan memengaruhi hasil akreditasi.
4.
Asesor secara individual maupun tim dilarang keras membuka kerahasiaan data dan informasi yang diperoleh, serta hasil pelaksanaan visitasi dengan berbagai alasan apa pun.
5.
Sekolah/Madrasah dilarang keras melakukan berbagai kegiatan yang dapat menghambat proses visitasi dengan berbagai alasan apa pun.
6.
Sekolah/Madrasah dilarang keras memanipulasi data dan informasi serta memberikan keterangan yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kondisi nyata sekolah/madrasah yang menyebabkan tidak objektifnya hasil akreditasi.
7.
Sekolah/Madrasah dilarang keras memberikan sesuatu dalam bentuk apa pun kepada asesor maupun anggota BAP-S/M secara individual atau tim yang akan berdampak pada objektivitas hasil akreditasi.
B. Tata Krama Pelaksanaan Visitasi Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian asesor berkaitan dengan kiat-kiat dan tata krama dalam pelaksanaan visitasi, meliputi: 1.
melakukan wawancara dengan suasana yang kondusif;
2.
menghindari kesepakatan atau bargaining dalam arti negatif;
hal. 56 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3.
tidak mendebat argumentasi yang disampaikan oleh responden;
4.
tidak menggurui responden;
5.
tidak merasa berkedudukan lebih tinggi;
6.
bersahabat dan membantu secara profesional;
7.
menghindari suasana menekan;
8.
tidak mengada-ada;
9.
tidak meminta sesuatu di luar keperluan akreditasi;
10.
menyesuaikan diri dengan budaya setempat; dan
11.
menunjukkan adanya kekompakan tim.
C. Tata Tertib Pelaksanaan Visitasi Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian asesor terkait dengan tata tertib dalam melaksanakan visitasi di antaranya adalah: 1.
datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan;
2.
menunjukkan surat tugas meskipun tidak diminta;
3.
menyampaikan secara jelas mengenai tujuan, mekanisme, dan jadwal visitasi;
4.
tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun (uang atau barang); dan
5.
berpakaian rapi dan sopan.
hal. 57 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Dalam melaksanakan akreditasi sekolah/madrasah, BAN-S/M perlu merumuskan kriteria
dan
perangkat
akreditasi
sekolah/madrasah
untuk
diusulkan
kepada
Mendiknas. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005, pasal 7 ayat (2), huruf b. Selanjutnya Mendiknas menetapkan kriteria dan perangkat akreditasi, sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf b, setelah memerhatikan pertimbangan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). A.
Tujuan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah
Perangkat akreditasi sekolah/madrasah yang dikembangkan BAN-S/M dimaksudkan untuk menilai kelayakan suatu sekolah/madrasah berdasarkan kriteria minimal yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan. B.
Dasar Pengembangan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah
Perumusan instrumen dan kriteria akreditasi sekolah/madrasah dikembangkan berdasarkan standar yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 pasal 86 ayat (3) bahwa akreditasi sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu kepada standar nasional pendidikan. Di dalam pada pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan, setiap sekolah/ madrasah diharapkan dapat mengembangkan pendidikannya secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kekhasan programnya. Standar Nasional Pendidikan harus dijadikan acuan guna memetakan secara utuh profil kualitas sekolah/madrasah. Oleh karena itu, komponen instrumen akreditasi yang disusun didasarkan pada delapan Standar Nasional Pendidikan. Delapan komponen akreditasi sekolah/madrasah tersebut adalah:
hal. 58 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1.
Standar Isi Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
2.
Standar Proses Standar proses adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
3.
Standar Kompetensi Lulusan Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar
pendidik
dan
tenaga
kependidikan
adalah
kriteria
pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. 5.
Standar Sarana dan Prasarana Standar sarana dan prasarana adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk
menunjang
proses
pembelajaran,
termasuk
penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi. 6.
Standar Pengelolaan Standar pengelolaan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
7.
Standar Pembiayaan Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
8.
Standar Penilaian Pendidikan Standar
penilaian
pendidikan
adalah
Standar
Nasional
Pendidikan
yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
hal. 59 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Penyusunan instrumen akreditasi sekolah/madrasah melalui beberapa langkah yang meliputi: 1.
memantapkan konsep;
2.
mengembangkan kisi-kisi;
3.
menulis butir-butir instrumen;
4.
menguji validitas isi;
5.
menguji coba instrumen;
6.
menganalisis butir instrumen;
7.
menguji validitas empiris;
8.
menguji reliabilitas, dan
9.
merevisi instrumen berdasarkan hasil ujicoba.
Penyusunan instrumen akreditasi sekolah/madrasah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yang telah ditetapkan Mendiknas dan dikembangkan oleh BSNP yaitu: 1.
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
2.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
3.
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
4.
Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah.
5.
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
6.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah
7.
Permendiknas Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan
8.
Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium
9.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana.
10.
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan.
11.
Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Penjabaran dari Standar Nasional Pendidikan sesuai Permendiknas tersebut di atas dijadikan sebagai sebagai kisi-kisi Instrumen Akreditasi. Selanjutnya kisi-kisi instrumen akreditasi dijabarkan menjadi komponen (mengacu pada delapan Standar Nasional Pendidikan), aspek, dan indikator. Idealnya setiap indikator dijabarkan menjadi satu butir pernyataan, namun kalau cara ini dilakukan, instrumen akan sangat tebal, terkesan rumit, dan membosankan sekolah/madrasah sebab seluruh jumlah butir instrumen akan mencapai lebih dari 700 butir pernyataan. Oleh karena itu, acuan butirnya adalah aspek artinya setiap aspek dijabarkan menjadi satu butir pernyataan, sehingga diperoleh jumlah butir untuk instrumen
hal. 60 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
akreditasi yang tidak terlalu banyak, antara 157 sampai 185 butir pernyataan. Kriteria butir pernyataan instrumen akreditasi adalah sebagai berikut. 1.
Dapat diukur (measurable).
2.
Tidak menimbulkan banyak penafsiran (non multi- interpretation).
3.
Merujuk aspek (standar) yang jelas (standard reffered).
4.
Tidak mengintegrasikan banyak aspek (double aspects).
5.
Butir instrumen yang satu tidak “meniadakan” butir yang lain.
Instrumen akreditasi sekolah/madrasah menggunakan instrumen akreditasi tipe peringkat. Seluruh butir pernyataan instrumen akreditasi merupakan pernyataan tertutup dengan lima opsi jawaban A, B, C, D, dan E di mana jumlah butir pernyataan instrumen akreditasi SD/MI sebanyak 157 butir; SMP/MTs sebanyak 169 butir, SMA/MA sebanyak 165 butir; dan SMK/MAK sebanyak 185 butir.
C.
Uji Coba Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tujuan dilakukannya uji coba perangkat akreditasi sekolah/madrasah adalah sebagai berikut. 1.
Memperoleh saran dan masukan dari BAP-S/M, kepala sekolah/madrasah, dan asesor.
2.
Menguji validitas dan reliabilitas intrumen Akreditasi sekolah/madrasah baik validitas isi, validitas konstruksi, maupun validitas empiris.
Perangkat akreditasi SMA/MA diuji cobakan pada bulan Februari sampai Maret 2008 di empat provinsi yaitu: DKI Jakarta, Banten, Lampung, dan Sulawesi Tenggara; dengan sebaran sasaran pada tiga SMAN (kategori tinggi, sedang, dan rendah); tiga SMA Swasta (kategori tinggi, sedang, dan rendah); satu MAN; dan satu MA Swasta. Perangkat akreditasi SD/MI, SMP/MTs, dan SMK/MAK telah diuji cobakan pada bulan November sampai Desember 2008 di 11 provinsi dengan rincian sebaran sebagai berikut. 1.
Perangkat Akreditasi SD/MI Daerah uji coba meliputi provinsi Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sumatera selatan, dan Maluku; dengan sebaran sasaran pada 12 SDN, 12 SD Swasta, empat MI Negeri, dan empat MI Swasta.
hal. 61 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2.
Perangkat Akreditasi SMP/MTs Daerah uji coba meliputi provinsi Yogyakarta, Jambi, Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Barat; dengan sebaran sasaran pada 12 SMPN, 12 SMP Swasta, empat MTs Negeri, dan empat MTs Swasta.
3.
Perangkat Akreditasi SMK/MAK Daerah uji coba meliputi provinsi Yogyakarta, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan; dengan sebaran sasaran pada 48 SMK dari beberapa Program Keahlian meliputi 12 Program Keahlian Teknologi Rekayasa, delapan Program Keahlian
Teknologi Informasi dan
Komunikasi,
empat
Program
Keahlian Kesehatan, delapan Program Keahlian Seni, Kerajinan dan Pariwisata, serta delapan Program Keahlian Agrobisnis dan Agroindustri, serta delapan Program Keahlian Bisnis Manajemen. D.
Masukan dan Kerjasama Direktorat dan Pemangku Kepentingan dalam Penyusunan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah
Masukan dari stakeholders (pemangku kepentingan) dengan mengundang berbagai unsur terkait, seperti: 1.
Sekretaris Ditjen Mandikdasmen.
2.
Pusat Kurikulum.
3.
Pusat Penilaian Pendidikan.
4.
Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan.
5.
Direktorat Profesi Pendidik.
6.
Direktorat Tenaga Kependidikan.
7.
Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan.
8.
Direktorat Pembinaan SMA.
9.
Direktorat Pembinaan SMK.
10.
Direktorat Pembinaan SMP.
11.
Direktorat Pembinaan TK/SD.
12.
Direktorat Jenderal PMPTK.
13.
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
14.
Kepala LPMP DKI Jakarta.
15.
Ketua BAP-S/M DKI Jakarta.
16.
Kepala Dinas Dikdas DKI Jakarta.
17.
Kepala Dinas Dikmenti DKI Jakarta.
18.
Pengawas SMA, SMK, SMP, dan SD (DKI Jakarta).
19.
Pengawas MA, MTs, dan MI Pendis Kanwil Depag DKI Jakarta.
hal. 62 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
20.
Beberapa Kepala Sekolah SMA/MA, SMK/MAK, SMP/MTs, SD/MI (DKI Jakarta).
Kerjasama dengan direktorat dan pemangku kepentingan terkait dilakukan di lingkungan Mandikdasmen untuk menjamin sinergi antara penerapan Standar Nasional Pendidikan dan kebijakan yang berkembang di lingkungan direktorat. Khusus keterlibatan Direktorat Pembinaan SMK dalam proses penyusunan perangkat akreditasi SMK/MAK dilakukan lebih intensif sejak dari proses pengembangan instrumen maupun uji coba instrumen agar program keahlian dan spektrum yang dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan SMK dapat terakomodasi dengan tepat. Masukan dan pertimbangan BSNP dilakukan melalui beberapa kali pertemuan Rapat Pleno BAN-S/M dan BSNP dengan nara sumber beberapa anggota BSNP, dalam bentuk Tim Kecil BSNP. Berdasarkan keputusan rapat pleno BAN-S/M dengan BSNP akhirnya dinyatakan bahwa Draf Perangkat Akreditasi SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dan layak untuk diusulkan kepada Mendiknas guna ditetapkan menjadi Peraturan Menteri.
E.
Penetapan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah oleh Mendiknas
Dalam Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005, pasal 7 ayat (3), dinyatakan bahwa Menteri
menetapkan
kriteria
dan
perangkat
akreditasi
setelah
memerhatikan
pertimbangan dari BSNP. Akhirnya setelah memerhatikan pertimbangan dari BSNP, Draf Kriteria dan Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah yang disusun oleh BAN-S/M ditetapkan melalui Permendiknas. 1.
Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMA/MA ditetapkan dengan Permendiknas Nomor 52 tahun 2008.
2.
Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMK/MAK ditetapkan dengan Permendiknas Nomor 13 tahun 2009.
3.
Kriteria dan Perangkat Akreditasi SMP/MTs ditetapkan dengan Permendiknas Nomor 12 tahun 2009.
4.
Kriteria dan Perangkat Akreditasi SD/MI ditetapkan dengan Permendiknas Nomor 11 tahun 2009.
Perangkat Akreditasi Sekolah/Madrasah terdiri dari: 1.
Instrumen Akreditasi Alat
ukur
yang
digunakan
untuk
menilai
kelayakan
sekolah/madrasah
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan hasilnya akan diolah dalam penentuan peringkat akreditasi.
hal. 63 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2.
Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi Penjelasan tentang pengisian instrumen akreditasi dan pembuktian jawaban atas instrumen tersebut, baik berupa dokumen, bukti fisik ataupun fakta yang harus diperlihatkan oleh pihak sekolah/madrasah kepada tim asesor pada saat visitasi.
3.
Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi Daftar
pertanyaan
dalam
bentuk
isian
yang
menggambarkan
profil
sekolah/madrasah yang berfungsi sebagai cross check (pemeriksaan silang) terhadap jawaban sekolah/madrasah. 4.
Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi Petunjuk bagaimana mengolah skor hasil akreditasi dengan formula dan kriteria yang telah ditetapkan.
Contoh: Instrumen Akreditasi, Petunjuk Teknis, serta Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi (SMP/MTs) VI. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Instrumen Akreditasi 50.
Guru memiliki kualifikasi akademik minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1).
A.
Sebanyak 76% ⎯ 100% guru berpendidikan D-IV atau S1
B.
Sebanyak 51% ⎯ 75% guru berpendidikan D-IV atau S1
C.
Sebanyak 26% ⎯ 50% guru berpendidikan D-IV atau S1
D.
Sebanyak 1% ⎯ 25% guru berpendidikan D-IV atau S1
E.
Tidak ada guru berpendidikan D-IV atau S1
Petunjuk Teknis 50.
Jawaban dibuktikan dengan memperlihatkan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Perhitungan dilakukan dengan cara membandingkan jumlah guru berkualifikasi D-IV dan S1 dengan jumlah seluruh guru.
hal. 64 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Instrumen Pengumpulan Data dan Informasi Pendukung Akreditasi 50. Jumlah guru yang dimiliki sekolah/madrasah dan kualifikasinya. Jumlah guru: .......... orang. Kualifikasi:
No
Jumlah dan status guru GT* /PNS GTT** /Guru bantu L P L P
Tingkat pendidikan
1
S3/S2
2
S1
3
D4
4
D3/Sarjana muda
5
D2
6
D1
7
≤ SMA sederajat
Jumlah
Jumlah Keterangan:
* GT = Guru tetap (bagi sekolah/madrasah swasta) ** GTT = Guru tidak tetap (baik sekolah/madrasah negeri atau swasta)
Perangkat akreditasi yang telah ditetapkan dengan Permendiknas diterbitkan dalam bentuk buku, masing-masing dengan judul sebagai berikut. 1.
Perangkat Akreditasi SMA/MA;
2.
Perangkat Akreditasi SMK/MAK;
3.
Perangkat Akreditasi SMP/MTs; dan
4.
Perangkat Akreditasi SD/MI;
F.
Teknik Penskoran dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Setiap komponen pada instrumen akreditasi memiliki bobot masing-masing, ada yang sama dan ada yang tidak sama. Butir pernyataan pada Instrumen Akreditasi SMA/MA setiap komponen mempunyai bobot butir yang sama. Sedangkan butir pernyataan pada Instrumen Akreditasi SMK/MAK, SMP/MTs, dan SD/MI memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran bermutu.
Penentuan
bobot
komponen
dan
bobot
butir
instrumen
akreditasi
SMK/MAK, SMP/MTs, dan SD/MI ini dilakukan dengan cara mengumpulkan pendapat para pakar di bidang kurikulum, psikometri, evaluasi pendidikan, manajemen pendidikan, dan akademisi maupun praktisi di bidang pendidikan. Berikut penjelasan rinci tentang teknik penskoran dan pemeringkatan hasil akreditasi SMA/MA, SMK/MAK, SMP/MTs, dan SD/MI. hal. 65 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMA/MA I.
Teknik Penskoran Akreditasi SMA/MA
A.
Bobot Komponen dan Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMA/MA
Instrumen
Akreditasi
SMA/MA
disusun
berdasarkan
delapan
komponen
yang
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 165 butir pernyataan tertutup yang terdiri dari lima opsi jawaban. Bobot Komponen dan Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMA/MA diperlihatkan pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1: Bobot Komponen dan Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMA/MA No
Komponen Akreditasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
Bobot Butir (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1 - 15
15
15
1,00
1
Standar Isi
2
Standar Proses
16 - 25
10
10
1,00
3
Standar Kompetensi Lulusan
26 - 50
25
10
0,40
4
Standar Pendidik dan Tendik
51 - 70
20
15
0,75
5
Standar Sarana dan Prasarana
71 - 100
30
15
0,50
6
Standar Pengelolaan
101 - 120
20
10
0,50
7
Standar Pembiayaan
121 - 145
25
15
0,60
8
Standar Penilaian Pendidikan
146 - 165
20
10
0,50
Keterangan: (*) Bobot Butir = Bobot Komponen : Jumlah Butir B.
Penentuan Skor Butir dan Skor Tertimbang Maksimum
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMA/MA merupakan pernyataan tertutup yang terdiri dari lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, atau E.
Setiap
pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4, B memperoleh skor = 3, C memperoleh skor = 2, D memperoleh skor = 1, dan E memperoleh skor = 0. Jika perolehan skor maksimum setiap butir sama dengan 4, maka Skor Tertimbang Maksimum dapat dihitung dengan rumus: Skor Tertimbang Maksimum = Jumlah Butir x Skor Butir Maksimum x Bobot Butir Skor Tertimbang Maksimum pada setiap komponen akreditasi seperti nampak pada Tabel 3.2, Kolom 5 berikut ini. Dari tabel tersebut terlihat bahwa Jumlah Skor Tertimbang Maksimum sama dengan 400.
hal. 66 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.2: Skor Tertimbang Maksimum Akreditasi SMA/MA No
Komponen Akreditasi
Jumlah Butir
Skor Butir Maks
Bobot Butir
Skor Tertimbang Maks (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Standar Isi
15
4
1,00
60
2
Standar Proses
10
4
1,00
40
3
Standar Kompetensi Lulusan
25
4
0,40
40
4
Standar Pendidik dan Tendik
20
4
0,75
60
5
Standar Sarana dan Prasarana
30
4
0,50
60
6
Standar Pengelolaan
20
4
0,50
40
7
Standar Pembiayaan
25
4
0,60
60
8
Standar Penilaian Pendidikan
20
4
0,50
40
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
400
Keterangan: (*) Skor Tertimbang Maksimum =Jumlah Butir x Skor Butir Maksimum x Bobot Butir C.
Penentuan Nilai Akhir Akreditasi
Langkah-langkah penentuan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut. 1.
Menghitung Jumlah Skor Butir yang dijawab A, B, C, D, atau E pada komponen 1 (Standar Isi). Sebagai contoh, jawaban butir pernyataan instrumen pada standar isi seperti Tabel 3.3 berikut.
hal. 67 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.3: Contoh Jawaban Butir Pernyataan Instrumen pada Komponen 1 (Standar Isi) No. Butir
Jawaban
Skor Butir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A B B A B D C B A E A C B A A
4 3 3 4 3 1 2 3 4 0 4 2 3 4 4
Jumlah Skor Butir
44
Nampak bahwa Jumlah Skor Butir pada komponen 1 (Standar Isi) adalah 44. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Butir ini ke dalam Tabel 3.4, Kolom 3, Nomor 1. 2.
Mengulang langkah C.1 di atas untuk komponen 2 (Standar Proses) sampai dengan komponen 8 (Standar Penilaian Pendidikan). Sebagai contoh hasilnya seperti pada Tabel 3.4, Kolom 3, dari Nomor 2 sampai 8.
3.
Menghitung Skor Tertimbang untuk setiap komponen dengan rumus: Skor Tertimbang setiap Komponen = Jumlah Skor Butir x Bobot Butir. Sebagai contoh: Skor Tertimbang untuk Standar Isi = 44 x 1,00 = 44,00. Selanjutnya masukkan Skor Tertimbang untuk Standar Isi tersebut ke dalam Tabel 3.4, Kolom 5, Nomor 1.
4.
Mengulang langkah C.3 di atas untuk komponen 2 (Standar Proses) sampai dengan komponen 8 (Standar Penilaian Pendidikan). Sebagai contoh hasilnya seperti pada Tabel 3.4, Kolom 5, dari Nomor 2 sampai 8.
5.
Menjumlahkan Skor Tertimbang untuk setiap komponen mulai dari komponen 1 sampai komponen 8. Sebagai contoh: Jumlah Skor Tertimbang dari seluruh komponen akreditasi sama dengan 336,15 (lihat Tabel 3.4, Kolom 5, Nomor 9).
hal. 68 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
6.
Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dalam skala ratusan (0—100) dengan rumus: Nilai Akhir Akreditasi =
=
Jumlah Skor Tertimbang Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang 400
x 100
x 100
selanjutnya, Jumlah Skor Tertimbang sebesar 336,15 dimasukkan ke dalam rumus di atas, diperoleh Nilai Akhir sebagai berikut. Nilai Akhir Akreditasi =
336,15 400
x100 = 84,04
Selanjutnya memasukkan Nilai Akhir Akreditasi tersebut ke dalam Tabel 3.4, Kolom 5, Nomor 10. Tabel 3.4: Perhitungan Nilai Akhir Akreditasi SMA/MA
No
Komponen Akreditasi
Jumlah Skor Butir
Bobot Butir
Skor Tertimbang (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
44
1,00
44,00
2
Standar Proses
30
1,00
30,00
3
Standar Kompetensi Lulusan
87
0,40
34,80
4
Standar Pendidik dan Tendik
71
0,75
53,25
5
Standar Sarana dan Prasarana
106
0,50
53,00
6
Standar Pengelolaan
67
0,50
33,50
7
Standar Pembiayaan
81
0,60
48,60
8
Standar Penilaian Pendidikan
78
0,50
39,00
9
Jumlah Skor Tertimbang Nilai Akhir =
10 =
Jumlah Skor Tertimbang Jumlah skor tertimbang maksimum
336,15 400
336,15 x 100
84,04
x100 = 84,04
Keterangan: (*) Skor Tertimbang = Jumlah Skor Butir x Bobot Butir
hal. 69 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
D.
Penentuan Nilai Akreditasi Komponen
Nilai Akreditasi Komponen merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akreditasi Komponen adalah sebagai berikut. 1.
Menghitung Nilai Akreditasi Komponen dalam skala ratusan (0—100), dengan rumus: Nilai Akreditasi Komponen =
Skor Tertimbang
(Skor Tertimbang Maks)
x 100
sebagai contoh, Nilai Akreditasi Komponen untuk Standar Isi =
44 60
x 100 = 73,33
Selanjutnya masukkan Nilai Akreditasi Komponen untuk Standar Isi tersebut ke dalam Tabel 3.5, Kolom 5, Nomor 1. 2.
Mengulang langkah D.1 di atas untuk komponen 2 (Standar Proses) sampai dengan komponen 8 (Standar Penilaian Pendidikan). Sebagai contoh hasilnya seperti pada Tabel 3.5, Kolom 5, dari Nomor 2 sampai 8. Tabel 3.5: Perhitungan Nilai Akreditasi Komponen SMA/MA
Nilai Akreditasi Komponen (0—100)*
No
KOMPONEN AKREDITASI
Skor Tertimbang Maksimum
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Skor Tertimbang
1
Standar Isi
60
44,00
73,33
2
Standar Proses
40
30,00
75,00
3
Standar Kompetensi Lulusan
40
34,80
87,00
4
Standar Pendidik dan Tendik
60
53,25
88,75
5
Standar Sarana dan Prasarana
60
53,00
88,33
6
Standar Pengelolaan
40
33,50
83,75
7
Standar Pembiayaan
60
48,60
81,00
8
Standar Penilaian Pendidikan
40
39,00
97,50
Keterangan: * Nilai Akreditasi Komponen (0-100) =
Skor Tertimbang
(Skor Tertimbang Maks)
x 100
Nilai Akreditasi Komponen dalam skala ratusan, sebagaimana tercantum pada Tabel 3.5, Kolom 5
hal. 70 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II.
Kriteria Status dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi
A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi jika Nilai Akhir kumulatif untuk seluruh komponen akreditasi sekurang-kurangnya 56, dengan ketentuan tidak lebih dari 2 (dua) standar yang memperoleh nilai akreditasi komponen (skala ratusan) kurang dari 56, tetapi tidak boleh kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah
dinyatakan
Tidak
Terakreditasi
(TT)
jika
ketentuan
terakreditasi tidak terpenuhi, berapapun Nilai Akhir kumulatif diperoleh.
B.
Kriteria Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Sekolah/Madrasah memperoleh: 1.
Peringkat akreditasi A (Amat baik), jika memperoleh Nilai Akhir (NA) lebih besar dari 85 sampai dengan 100 (85 < NA < 100), dengan ketentuan kriteria status terakreditasi terpenuhi.
2.
Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir lebih besar dari 70 sampai dengan 85 (70 < NA < 85), dengan ketentuan kriteria status terakreditasi terpenuhi.
3.
Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir lebih besar dari atau sama dengan 56 sampai dengan 70 (56 < NA < 70), dengan ketentuan kriteria status terakreditasi terpenuhi.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 84,04 (Tabel 3.4, Kolom 5, Nomor 10) dan Nilai dari delapan komponen akreditasi masing-masing lebih besar dari 56 (Tabel 3.5 Kolom 5), maka sekolah/madrasah tersebut dinyatakan TERAKREDITASI dengan peringkat B (Baik). Hasil perhitungan nilai komponen, nilai akhir dan peringkat akreditasi dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.
hal. 71 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.6: Hasil Perhitungan Nilai Komponen, Nilai Akhir, dan Peringkat Akreditasi SMA/MA
No
KOMPONEN AKREDITASI
NILAI KOMPONEN
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
73,33
2
Standar Proses
75,00
3
Standar Kompetensi Lulusan
87,00
4
Standar Pendidik dan Tendik
88,75
5
Standar Sarana dan Prasarana
88,33
6
Standar Pengelolaan
83,75
7
Standar Pembiayaan
81,00
8
Standar Penilaian Pendidikan
97,50
Nilai Akhir Akreditasi
84,04
Peringkat Akreditasi
B
hal. 72 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMK/MAK I.
Teknik Penskoran Akreditasi SMK/MAK
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi
Instrumen Akreditasi SMK/MAK disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 185 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMK/MAK untuk masing-masing standar seperti ditunjukkan pada Tabel 3.7 berikut. Tabel 3.7: Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMK/MAK
No.
Komponen Akreditasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 ⎯ 18
18
12
1
Standar Isi
2
Standar Proses
19 ⎯ 31
13
15
3
Standar Kompetensi Lulusan
32 ⎯ 62
31
13
4
Standar Pendidik dan Tendik
63 ⎯ 87
25
15
5
Standar Sarana dan Prasarana
88 ⎯ 112
25
13
6
Standar Pengelolaan
113 ⎯ 138
26
10
7
Standar Pembiayaan
139 ⎯ 164
26
11
8
Standar Penilaian Pendidikan
165 ⎯ 185
21
11
185
100
Jumlah
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi
Instrumen Akreditasi SMK/MAK memuat 185 butir pernyataan, masing-masing memiliki
bobot
butir
yang
berbeda-beda
tergantung
dukungannya
terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah diberikan bobot 1, dan tertinggi diberikan bobot 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut.
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk mendukung fungsi komponen dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
Bobot 2 adalah bobot yang mendukung fungsi komponen tersebut dalam proses pembelajaran yang layak.
Bobot 3 adalah bobot yang mendukung fungsi komponen tersebut dalam proses pembelajaran yang baik.
hal. 73 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Bobot 4 adalah bobot maksimal yang mendukung fungsi komponen tersebut dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen akreditasi SMK/MAK seperti tercantum berikut. 1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
1
4
19
3
32
4
2
4
20
3
33
3
3
3
21
4
34
3
4
3
22
3
35
3
5
2
23
3
36
3
6
2
24
3
37
4
7
3
25
3
38
2
8
4
26
4
39
2
9
3
27
3
40
3
10
3
28
4
41
3
11
2
29
3
42
3
12
3
30
3
43
3
13
2
31
4
44
3
14
4
43
45
3
15
3
46
3
16
3
47
3
17
3
48
3
18
3
49
3
Jumlah
54
50
3
51
3
52
3
53
3
54
3
55
3
56
4
57
4
58
3
59
3
60
3
61
4
62
3
Jumlah
Jumlah
96
hal. 74 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
63
4
88
3
113
4
64
4
89
3
114
4
65
4
90
3
115
3
66
4
91
3
116
3
67
3
92
3
117
3
68
4
93
4
118
3
69
4
94
4
119
3
70
4
95
4
120
2
71
4
96
4
121
3
72
3
97
3
122
3
73
3
98
4
123
4
74
3
99
3
124
3
75
2
100
4
125
4
76
3
101
3
126
3
77
3
102
4
127
4
78
3
103
3
128
3
79
3
104
2
129
3
80
2
105
3
130
3
81
3
106
3
131
2
82
3
107
3
132
3
83
4
108
3
133
2
84
4
109
3
134
3
85
3
110
3
135
3
86
1
111
3
136
3
87
3
112
3
137
3
81
138
3
Jumlah
81
Jumlah
Jumlah
80
hal. 75 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
139
4
165
4
140
4
166
3
141
3
167
3
142
3
168
3
143
3
169
4
144
3
170
3
145
3
171
3
146
4
172
2
147
4
173
3
148
4
174
3
149
2
175
3
150
2
176
3
151
4
177
3
152
3
178
3
153
3
179
3
154
3
180
2
155
3
181
4
156
4
182
3
157
1
183
4
158
3
184
2
159
1
185
4
160
3
161
4
162
4
163
4
164
4
Jumlah
C.
8. Standar Penilaian Pendidikan
Jumlah
65
83
Skor Butir Instrumen Akreditasi
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMK/MAK merupakan pernyataan tertutup masing-masng dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, atau E, dengan ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut. Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3. Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2. Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1.
hal. 76 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi diperoleh dengan rumus: Jumlah Skor Tertimbang Maksimun = Skor Butir Maksimun x Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi SMK/MAK, terlihat pada Tabel 3.8 berikut. Tabel 3.8: Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
4
54
216
2
Standar Proses
4
43
172
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
96
384
4
Standar Pendidik dan Tendik
4
81
324
5
Standar Sarana dan Prasarana
4
81
324
6
Standar Pengelolaan
4
80
320
7
Standar Pembiayaan
4
83
332
8
Standar Penilaian Pendidikan
4
65
260
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. 1.
Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E kedalam skor butir di mana butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0. Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butirnya untuk standar isi seperti nampak pada Tabel 3.9, Kolom 2 dan 3.
hal. 77 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2.
Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3.9, kolom 4.
3.
Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan rumus: Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh kedalam Tabel 3.9, Kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 18. Tabel 3.9: Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
B
3
4
12
2
A
4
4
16
3
D
1
3
3
4
A
4
3
12
5
D
1
2
2
6
C
2
2
4
7
C
2
3
6
8
B
3
4
12
9
A
4
3
12
10
A
4
3
12
11
A
4
2
8
12
A
4
3
12
13
A
4
2
8
14
A
4
4
16
15
D
1
3
3
16
B
3
3
9
17
B
3
3
9
18
A
4
3
12
45
168
Jumlah Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir x Bobot Butir
hal. 78 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4.
Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.9, Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 168. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 3.10, Kolom 5 pada standar isi.
5.
Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai
dengan
komponen
8
(standar
penilaian
pendidikan).
Selanjutnya, masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 3.10,
Kolom
5
pada
standar proses
sampai
dengan
standar
penilaian
pendidikan. 6.
Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
168 216
x 12
= 9,3333 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit dibelakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 9,33
(dibulatkan)
Selanjutnya masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 3.10, Kolom 6 pada standar isi. 7.
Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh kedalam Tabel 3.10, Kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8.
Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai Komponen
Akreditasi
k =1
hal. 79 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi =
9,33 + 9,59 + 12,66 + 10,56 + 10,11 + 7,00 + 8,12 + 8,84
= 76,21 9.
Nilai Akhir Akreditasi harus dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut: a.
jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
b.
jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
c.
jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 76,21 dibulatkan menjadi 76 seperti nampak pada Tabel 3.10, Kolom 6 baris terakhir. Tabel 3.10: Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMK/MAK
No.
Komponen Akreditasi
(1)
(2)
Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi (*)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
12
216
168
9,33
(6)
2
Standar Proses
15
172
110
9,59
3
Standar Kompetensi Lulusan
13
384
374
12,66
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
324
228
10,56
5
Standar Sarana dan Prasarana
13
324
252
10,11
6
Standar Pengelolaan
10
320
224
7,00
7
Standar Pembiayaan
11
332
245
8,12
8
Standar Penilaian Pendidikan
11
260
209
8,84
Nilai Akhir Akreditasi
76,21
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan)
76
Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jml Skor Tertimbang Perolehan Jml Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
hal. 80 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1.
Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
9,33 12
x 100
= 77,78 = 78 (dibulatkan) Selanjutnya masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ini kedalam Tabel 3.11, Kolom 5 pada standar isi. 2.
Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh kedalam Tabel 3.11, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. Tabel 3.11: Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
(1)
(2)
(3)
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
(4)
(5)
1
Standar Isi
12
9,33
78
2
Standar Proses
15
9,59
64
3
Standar Kompetensi Lulusan
13
12,66
97
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
10,56
70
5
Standar Sarana dan Prasarana
13
10,11
78
6
Standar Pengelolaan
10
7,00
70
7
Standar Pembiayaan
11
8,12
74
8
Standar Penilaian Pendidikan
11
8,84
80
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
hal. 81 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II.
Kriteria Status Akreditasi dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi
A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh krteria berikut. 1.
Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2.
Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3.
Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi, jika tidak memenuhi kriteria di atas.
B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut: 1.
Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2.
Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3.
Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 76 (Tabel 3.10, kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 3.11, kolom 5), maka sekolah/madrasah tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
hal. 82 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.12: Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMK/MAK
No
Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
78
2
Standar Proses
64
3
Standar Kompetensi Lulusan
97
4
Standar Pendidik dan Tendik
70
5
Standar Sarana dan Prasarana
78
6
Standar Pengelolaan
70
7
Standar Pembiayaan
74
8
Standar Penilaian Pendidikan
80
Nilai Akhir Akreditasi
76
Peringkat Akreditasi
B
hal. 83 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMP/MTs I.
Teknik Penskoran Akreditasi SMP/MTs
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi
Instrumen Akreditasi SMP/MTs disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 169 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan
Bobot
Komponen
Instrumen
Akreditasi
SMP/MTs
untuk
masing-masing
komponen ditunjukkan pada Tabel 3.13 berikut. Tabel 3.13: Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMP/MTs
No.
Komponen Akreditasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 ⎯ 17
17
13
1
Standar Isi
2
Standar Proses
18 ⎯ 29
12
15
3
Standar Kompetensi Lulusan
30 ⎯ 49
20
13
4
Standar Pendidik dan Tendik
50 ⎯ 75
26
15
5
Standar Sarana dan Prasarana
76 ⎯ 103
28
12
6
Standar Pengelolaan
104 ⎯ 123
20
11
7
Standar Pembiayaan
124 ⎯ 148
25
10
8
Standar Penilaian Pendidikan
149 ⎯ 169
21
11
169
100
Jumlah
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi
Instrumen Akreditasi SMP/MTs memuat 169 butir pernyataan, masing-masing memiliki
bobot
butir
yang
berbeda-beda
tergantung
dukungannya
terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut. y
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk mendukung fungsi butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y
Bobot 2 adalah bobot yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses pembelajaran yang layak.
y
Bobot 3 adalah bobot yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses pembelajaran yang baik.
hal. 84 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y
Bobot 4 adalah bobot maksimal yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen akreditasi SMP/MTs seperti tercantum berikut. 1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
1
3
18
3
30
3
2
3
19
3
31
3
3
3
20
3
32
3
4
3
21
3
33
3
5
3
22
3
34
3
6
2
23
3
35
3
7
2
24
3
36
3
8
2
25
3
37
3
9
3
26
3
38
3
10
3
27
2
39
3
11
3
28
2
40
3
12
2
29
3
41
3
13
2
Jumlah
34
42
3
14
3
43
3
15
3
44
3
16
3
45
3
17
2
46
3
Jumlah
45
47
3
48
3
49
3
Jumlah
60
hal. 85 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
50
4
76
3
104
3
51
3
77
3
105
3
52
3
78
3
106
3
53
4
79
3
107
3
54
3
80
3
108
3
55
3
81
3
109
3
56
4
82
3
110
3
57
3
83
3
111
3
58
3
84
3
112
4
59
3
85
2
113
3
60
3
86
3
114
3
61
3
87
3
115
3
62
3
88
3
116
4
63
2
89
3
117
3
64
2
90
4
118
2
65
2
91
4
119
3
66
2
92
3
120
3
67
3
93
2
121
3
68
2
94
3
122
3
69
3
95
2
123
3
70
3
96
3
Jumlah
61
71
2
97
2
72
3
98
2
73
2
99
2
74
2
100
3
75
2
101
1
Jumlah
72
102
2
103
3
Jumlah
77
hal. 86 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
124
4
149
3
125
3
150
3
126
3
151
3
127
3
152
3
128
4
153
3
129
3
154
3
130
4
155
4
131
3
156
3
132
3
157
2
133
3
158
2
134
3
159
3
135
2
160
2
136
1
161
2
137
3
162
3
138
3
163
2
139
2
164
3
140
3
165
3
141
3
166
3
142
3
167
3
143
2
168
4
144
3
169
4
145
4
Jumlah
61
146
3
147
3
148
3
Jumlah
74
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMP/MTs merupakan pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut. Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3. Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2.
hal. 87 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1. Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi, terlihat pada Tabel 3.14 berikut. Tabel 3.14: Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
4
45
180
2
Standar Proses
4
34
136
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
60
240
4
Standar Pendidik dan Tendik
4
72
288
5
Standar Sarana dan Prasarana
4
77
308
6
Standar Pengelolaan
4
61
244
7
Standar Pembiayaan
4
74
296
8
Standar Penilaian Pendidikan
4
61
244
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir.
1.
Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0. Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi ditunjukkan pada Tabel 3.15, kolom 2 dan 3.
hal. 88 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2.
Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3.15, kolom 4.
3.
Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan rumus:
Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke dalam Tabel 3.15, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 17. Tabel 3.15: Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
I. Standar Isi
No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
A
4
3
12
2
A
4
3
12
3
A
4
3
12
4
C
2
3
6
5
B
3
3
9
6
A
4
2
8
7
B
3
2
6
8
B
3
2
6
9
B
3
3
9
10
C
2
3
6
11
A
4
3
12
12
D
1
2
2
13
B
3
2
6
14
C
2
3
6
15
A
4
3
12
16
E
0
3
0
17
C
2
2
4
Jumlah
45
128
Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
4.
Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3.15, Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 128.
hal. 89 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 3.16, kolom 5 pada standar isi. 5.
Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai
dengan
komponen
8
(standar
penilaian
pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 3.16, kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 6.
Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
128 180
x 13
= 9,2444 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 9,24
(setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 3.16, kolom 6 pada standar isi. 7.
Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 3.16, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8.
Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan).
k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai
Komponen Akreditasi
k =1
hal. 90 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi =
9,24 + 13,79 + 11,27 + 12,71 + 11,53 + 8,93 + 7,09 + 9,24
= 83,80 9.
Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut: d.
jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
e.
jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
f.
jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 83,80 dibulatkan menjadi 84 seperti nampak pada Tabel 3.16, kolom 6 baris terakhir. Tabel 3.16: Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMP/MTs
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Standar Isi
13
180
128
9,24
2
Standar Proses
15
136
125
13,79
3
Standar Kompetensi Lulusan
13
240
208
11,27
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
288
244
12,71
5
Standar Sarana dan Prasarana
12
308
296
11,53
6
Standar Pengelolaan
11
244
198
8,93
7
Standar Pembiayaan
10
296
210
7,09
8
Standar Penilaian Pendidikan
11
244
205
9,24
Nilai Akhir Akreditasi
83,80
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan)
84
Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
hal. 91 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1.
Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
9,24 13
x 100
= 71,08 = 71 Selanjutnya,
masukkan
Nilai
Komponen
(dibulatkan)
Akreditasi
Skala
Ratusan
yang
diperoleh ke dalam Tabel 3.17, kolom 5 pada standar isi. 2.
Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 3.17, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. Tabel 3.17: Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
13
9,24
71
2
Standar Proses
15
13,79
92
3
Standar Kompetensi Lulusan
13
11,27
87
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
12,71
85
5
Standar Sarana dan Prasarana
12
11,53
96
6
Standar Pengelolaan
11
8,93
81
7
Standar Pembiayaan
10
7,09
71
8
Standar Penilaian Pendidikan
11
9,24
84
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
hal. 92 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II.
Kriteria Status Akreditasi dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi
A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah
dinyatakan
Terakreditasi
jika
memenuhi
seluruh
kriteria
berikut. 1.
Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2.
Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3.
Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria di atas. B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut. 1.
Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2.
Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3.
Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 84 (Tabel 3.16, kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 3.17, kolom 5), maka sekolah/madrasah tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 3.18 berikut.
hal. 93 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.18: Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMP/MTs
No.
Komponen Akreditasi
Nilai Akreditasi Komponen Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
71
2
Standar Proses
92
3
Standar Kompetensi Lulusan
87
4
Standar Pendidik dan Tendik
85
5
Standar Sarana dan Prasarana
96
6
Standar Pengelolaan
81
7
Standar Pembiayaan
71
8
Standar Penilaian Pendidikan
84
Nilai Akhir Akreditasi
84
Peringkat Akreditasi
B
hal. 94 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SD/MI I.
Teknik Penskoran Akreditasi SD/MI
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi
Instrumen Akreditasi SD/MI disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 157 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SD/MI untuk masing-masing komponen seperti ditunjukkan pada Tabel 3.19 berikut. Tabel 3.19: Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SD/MI
No.
Komponen Akreditasi
(1)
(2)
Nomor Butir
Bobot Komponen
(4)
(5)
1 — 18
18
15
Standar Proses
19 — 29
11
15
3
Standar Kompetensi Lulusan
30 — 46
17
13
4
Standar Pendidik dan Tendik
47 — 65
19
15
5
Standar Sarana dan Prasarana
66 — 90
25
11
6
Standar Pengelolaan
91 — 110
20
10
7
Standar Pembiayaan
111 — 135
25
10
8
Standar Penilaian Pendidikan
136 — 157
22
11
157
100
1
Standar Isi
2
(3)
Jumlah Butir
Jumlah
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi
Instrumen Akreditasi SD/MI memuat 157 butir pernyataan, masing-masing memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut. o
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk mendukung fungsi butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
o
Bobot 2 adalah bobot yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses pembelajaran yang layak.
o
Bobot 3 adalah bobot yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses pembelajaran yang baik.
hal. 95 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
o
Bobot 4 adalah bobot maksimal yang mendukung fungsi butir tersebut dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen akreditasi SD/MI adalah sebagai berikut.
1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
1
4
19
4
30
4
2
3
20
3
31
3
3
3
21
3
32
3
4
3
22
3
33
3
5
3
23
3
34
3
6
3
24
3
35
3
7
2
25
3
36
3
8
2
26
3
37
2
9
4
27
2
38
3
10
3
28
2
39
3
11
2
29
3
40
4
12
4
Jumlah
32
41
3
13
2
42
3
14
4
43
3
15
4
44
3
16
3
45
4
17
3
46
4
18
3
Jumlah
54
Jumlah
55
hal. 96 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
47
4
66
3
91
4
48
3
67
3
92
4
49
4
68
3
93
4
50
4
69
3
94
3
51
3
70
3
95
3
52
3
71
4
96
3
53
3
72
4
97
3
54
4
73
3
98
3
55
3
74
3
99
4
56
3
75
3
100
4
57
4
76
3
101
3
58
2
77
4
102
3
59
3
78
4
103
4
60
4
79
3
104
3
61
2
80
4
105
3
62
2
81
4
106
3
63
2
82
3
107
3
64
2
83
3
108
3
65
1 56
84
3
109
4
85
3
110
3
86
2
Jumlah
67
87
3
88
1
89
2
90
3 77
Jumlah
Jumlah
hal. 97 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
111
4
136
3
112
4
137
3
113
4
138
4
114
4
139
4
115
4
140
3
116
4
141
3
117
3
142
4
118
3
143
3
119
3
144
2
120
3
145
2
121
2
146
3
122
2
147
3
123
3
148
2
124
3
149
2
125
3
150
3 2
126
C.
8. Standar Penilaian Pendidikan
4
151
127
2
152
3
128
1
153
2
129
3
154
3
130
2
155
3
131
3
156
3
132
4
157
1
133
3
Jumlah
61
134
3
135
4
Jumlah
78
Skor Butir Instrumen Akreditasi
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SD/MI merupakan pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentukan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut. Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
hal. 98 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2. Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1. Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut skor butir maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi, terlihat pada Tabel 3.20 berikut. Tabel 3.20: Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-Masing Komponen
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
4
55
220
2
Standar Proses
4
32
128
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
54
216
4
Standar Pendidik dan Tendik
4
56
224
5
Standar Sarana dan Prasarana
4
77
308
6
Standar Pengelolaan
4
67
268
7
Standar Pembiayaan
4
78
312
8
Standar Penilaian Pendidikan
4
61
244
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. 1.
Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 99 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh, jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi seperti ditunjukkan pada Tabel 3.21, kolom 2 dan 3. 2.
Pindahkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3.21, kolom 4.
3.
Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan rumus: Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke dalam Tabel 3.21, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 18. Tabel 3.21: Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi
No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
A
4
4
16
2
A
4
3
12
3
A
4
3
12
4
C
2
3
6
5
B
3
3
9
6
A
4
3
12
7
B
3
2
6
8
B
3
2
6
9
B
3
4
12
10
C
2
3
6
11
A
4
2
8
12
D
1
4
4
13
B
3
2
6
14
C
2
4
8
15
A
4
4
16
16
E
0
3
0
17
C
2
3
6
18
B
3
3
9
Jumlah
55
154
Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
hal. 100 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4.
Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, seperti ditunjukkan pada Tabel 3.21, Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 154. Selanjutnya, masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 3.22, kolom 5 pada standar isi.
5.
Mengulang langkah E1, E2, dan E3 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkanl Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 3.22, kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
6.
Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
154 220
x 15
= 10,500 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 10,50 Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 3.22, kolom 6 pada standar isi. 7.
Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 3.22, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
8.
Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai komponen 8 (standar penilaian pendidikan). k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai Komponen Akreditasi
k =1
hal. 101 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 10,50 + 14,06 + 12,04 + 13,26 + 9,93 + 7,46 + 9,62 + 9,92 = 86,79 9.
Nilai Akhir Akreditasi harus dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah: g.
jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
h.
jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
i.
jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian, Nilai Akhir Akreditasi 86,79 dibulatkan menjadi 87 seperti nampak pada Tabel 3.22, Kolom 6 baris terakhir. Tabel 3.22: Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SD/MI
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Standar Isi
15
220
154
10.50
2
Standar Proses
15
128
120
14,06
3
Standar Kompetensi Lulusan
13
216
200
12.04
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
224
198
13.26
5
Standar Sarana dan Prasarana
11
308
278
9.93
6
Standar Pengelolaan
10
268
200
7.46
7
Standar Pembiayaan
10
312
300
9.62
8
Standar Penilaian
11
244
220
9.92
Nilai Akhir Akreditasi
86.79
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan)
87
Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
hal. 102 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1.
Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai komponen Akredtiasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
10,50 15
x 100
= 70,00 = 70 (dibulatkan) Selanjutnya,
masukkan
Nilai
Komponen
Akreditasi
Skala
Ratusan
yang
diperoleh ke dalam Tabel 3.23, kolom 5 pada standar isi. 2.
Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 3.23, kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. Tabel 3.23: Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
15
10.50
70
2
Standar Proses
15
14,06
94
3
Standar Kompetensi Lulusan
13
12.04
93
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
13.26
88
5
Standar Sarana dan Prasarana
11
9.93
90
6
Standar Pengelolaan
10
7.46
75
7
Standar Pembiayaan
10
9.62
96
8
Standar Penilaian pendidikan
11
9.92
90
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
hal. 103 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II.
Kriteria Status Akreditasi dan Pemeringkatan Hasil Akreditasi
A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria berikut. 1.
Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56.
2.
Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56.
3.
Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40.
Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kreteria di atas.
B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan hasil akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut. 1.
Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
2.
Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
3.
Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi (NA) sama dengan 87 (Tabel 3.22, Kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 3.23, Kolom 5), maka
sekolah/madrasah
tersebut
dinyatakan
Terakreditasi
dengan
Peringkat
Akreditasi A (Sangat Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 3.24 berikut.
hal. 104 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3.24: Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SD/MI
No
Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
70
2
Standar Proses
94
3
Standar Kompetensi Lulusan
93
4
Standar Pendidik dan Tendik
88
5
Standar Sarana dan Prasarana
90
6
Standar Pengelolaan
75
7
Standar Pembiayaan
96
8
Standar Penilaian Pendidikan
90
Nilai Akhir Akreditasi
87
Peringkat Akreditasi
A
hal. 105 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI TK/RA I.
PENSKORAN AKREDITASI
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi
Instrumen
Akreditasi
TK/RA
disusun
berdasarkan
delapan
Standar
yang
dikelompokkan ke dalam empat komponen yakni: (1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan, (2) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (3) Standar Isi, Proses, dan Penilaian, dan (4) Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 105 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi TK/RA untuk masing-masing komponen seperti ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi TK/RA No.
Komponen Akreditasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
1 — 11
11
2
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
12— 57
46
3
Standar Isi, Proses, Penilaian
58 — 88
31
4
Standar Sarana dan Prasarana, pengelolaan, dan Pembiayaan
89 — 105
17
Jumlah
105
10 30 30 30 100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi
Instrumen Akreditasi TK/RA memuat 105 butir pernyataan, masing-masing memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut. o
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
o
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang layak.
o
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang baik.
hal. 106 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
o
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk mendukung fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot untuk setiap butir pernyataan dari empat komponen akreditasi TK/RA adalah sebagai berikut. 1. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
2. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Umur 4-5 tahun
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
1
4
12
4
37
4
2
3
13
2
38
3
3
3
14
3
39
4
4
4
15
40
2
41
2
6
4 3
16
4 3
17
3
42
3
7
3
18
3
43
3
8
3
19
2
44
2
9
3
20
4
45
4
10
2
21
3
46
3
2
47
4 4
24
4 4
48 49
2
5
11
3 Jumlah 35 Umur 5-6 tahun
22 23
1
4
25
2
50
4
2
3
26
4
51
3
3
3
27
2
52
4
4
28
2
53
3
3
54
3
6
4 3
29 30
3
55
2
7
3
31
2
56
2
8
3
32
3
57
1
9
3
33
3
Jumlah
134
2 3
34
3
35
2
35 35
36
2
4 5
10 11 Jumlah Rata-rata
hal. 107 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Standar Isi, Proses, dan Penilaian
4. Standar Sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan
No. Butir
Bobot Butir
No. Butir
Bobot Butir
58
4
89
4
59
3
90
60
3
91
3 4
61
2
92
4
62
2
93
3
63
2
94
1 4
64
3
95
65
2
96
3
66
4
97
2
67
2
98
4
68
3
99
3
69
3
100
3 3
70
3
101
71
2
102
3
72
3
103
1
73
3
104
4
74
4
105
75
2
Jumlah
3 52
76 77
2 3
78
3
79
2
80
4
81
3
82
2
83
3
84
2
85
3
86
2
87
2
88
2
Jumlah
80
hal. 108 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi TK/RA merupakan pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentukan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut. Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3 Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2 Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1 Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut skor butir maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi, terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-Masing Komponen
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
4
35
140
2
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4
134
536
3
Standar Isi, Proses, dan Penilaian
4
80
320
4
Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan
4
52
208
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
hal. 109 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. 1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0. Contoh, jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk Standar Pencapaian Perkembangan seperti ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3. 2. Pindahkan bobot butir Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan ke dalam Tabel 3, kolom 4. 3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan rumus: Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
hal. 110 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
A
4
4
16
2
A
4
3
12
3
A
4
3
12
4
C
2
4
8
5
B
3
12
6
B
3
4 3
7
A
4
3
12
8
A
4
3
12
9
D
1
3
3
10
C
2
2
4
11
C
2
3
6
Jumlah (Usia 4-5)
35
Skor Tertimbang Perolehan (*)
9
106
1
A
4
4
16
2
A
4
3
12
3
A
4
3
12
4
B
3
4
12
5
B
3
12
6
C
2
4 3
7
A
4
3
12
8
A
4
3
12
9
C
2
3
6
10
D
1
2
2
11
C
2
3
6
35
108
35
107**
Jumlah (Usia 5-6) Rata-rata
6
Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
(**) 107 diperoleh dari (106 + 108)/2 4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, seperti ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris terakhir. Khusus Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan, Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dibagi 2 (dua), sehingga Jumlah Skor Tertimbang
hal. 111 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Perolehan
untuk
Standar
Tingkat
Pencapaian
Perkembangan
=
107.
Selanjutnya, masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan. 5. Mengulang langkah E1, E2, dan E3 di atas untuk komponen 2 (Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan) sampai komponen 4 (Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan). Seluruh penghitungan komponen kedua hingga komponen keempat, tidak ada yang dibagi 2 (dua) sebagaimana komponen
pertama.
Selanjutnya,
masukkan
Jumlah
Skor
Tertimbang
Perolehan ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sampai Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
107 140
x 10
= 7,642 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 7,64 Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 4, kolom 6 pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan. 6. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan) sampai dengan komponen 4 (Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sampai Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan. 7. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi (lihat tabel 4) dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (Standar Tingkat
hal. 112 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Pencapaian Perkembangan) sampai dengan komponen 4 (Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan). k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai Komponen Akreditasi
k =1
Nilai Akhir Akreditasi = 7,64 + 27,99 + 28,12 + 28,85 = 92,60 8. Nilai Akhir Akreditasi harus dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah: j.
jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1;
k.
jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan
l.
jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0.
Dengan demikian, Nilai Akhir Akreditasi 92,60 dibulatkan menjadi 93 seperti nampak pada Tabel 4, Kolom 6 baris terakhir. Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi TK/RA
Komponen Akreditasi
Bobot Kompone n
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi ( ) *
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
10
140
107
7,64
2
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
30
536
500
27,99
3
Standar Isi, Proses, dan Penilaian
30
320
300
28,12
4
Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan
30
208
200
28,85
No .
Nilai Akhir Akreditasi
92,60
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan)
93
Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
hal. 113 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut. 3.
Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai komponen Akredtiasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
7,64 10
x 100
= 76,42 = 76 (dibulatkan) Selanjutnya,
masukkan
Nilai
Komponen
Akreditasi
Skala
Ratusan
yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan. 4.
Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan) sampai dengan komponen 4 (Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan).
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen
Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan sampai dengan Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan.
hal. 114 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
No
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
10
7,64
76
2
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
30
27,99
93
3
Standar Isi, Proses, dan Penilaian
30
28,12
94
Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan
30
28,85
96
Keterangan: * Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
II.
KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
A.
Kriteria Status Akreditasi
x 100
TK/RA dinyatakan terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria berikut. 1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56. 2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56. 3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40. 4. TK/RA dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kreteria di atas. B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan hasil akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). TK/RA memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut. 1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100. 2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85.
hal. 115 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70. Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi (NA) sama dengan 93 (Tabel 4, Kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5 Kolom 5), maka TK/RA tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi A (Sangat Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi TK/RA No
Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
76
2
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
93
3
Standar Isi, Proses, dan Penilaian
94
4
Standar Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan
96
Nilai Akhir Akreditasi
93
Peringkat Akreditasi
A
hal. 116 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMALB A, B, D, DAN E I.
PENSKORAN AKREDITASI
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E
Instrumen Akreditasi SMALB - A (tunanetra), B (tunarungu), D (tunadaksa ringan), dan E (tunalaras) disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 168 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot
Komponen
Instrumen
Akreditasi
SMALB-A,B,D,E
untuk
masing-masing
komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E No.
Komponen Akreditasi
(1)
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
(2)
(3)
(4)
(5)
1 ⎯ 15
15
15
Standar Proses
16 ⎯ 26
11
15
3
Standar Kompetensi Lulusan
27 ⎯ 51
25
10
4
Standar Pendidik dan Tendik
52 ⎯ 71
20
15
5
Standar Sarana dan Prasarana
72 ⎯ 103
32
15
6
Standar Pengelolaan
104⎯ 123
20
10
7
Standar Pembiayaan
124 ⎯ 148
25
10
8
Standar Penilaian Pendidikan
149 ⎯ 168
20
10
168
100
1
Standar Isi
2
Jumlah B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E
Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E memuat 168 butir pernyataan, masing-masing memiliki
bobot
butir
yang
berbeda-beda
tergantung
dukungannya
terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut. y
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang layak.
y
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang baik.
hal. 117 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen akreditasi SMALB-A,B,D,E seperti tercantum berikut. 1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
1
4
16
4
27
3
2
4
17
4
28
3
3
4
18
4
29
3
4
4
19
4
30
4
5
4
20
4
31
4
6
3
21
4
32
4
7
3
22
4
33
3
8
4
23
3
34
4
9
4
24
3
35
3
10
4
25
3
36
4
11
3
26
3
37
3
12
3
Jumlah
40
38
3
13
3
39
4
14
4
40
4
15
3
41
4
Jumlah
54
42
4
43
4
44
4
45
4
46
4
47
3
48
3
49
3
50
4
51
4
Jumlah
90
hal. 118 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
52
4
72
3
104
4
53
4
73
4
105
4
54
4
74
4
106
4
55
4
75
4
107
4
56
4
76
3
108
3
57
4
77
3
109
3
58
4
78
3
110
4
59
4
79
3
111
3
60
4
80
4
112
4
61
4
81
3
113
4
62
4
82
3
114
4
63
3
83
3
115
4
64
4
84
3
116
4
65
3
85
4
117
3
66
3
86
3
118
3
67
3
87
4
119
3
68
3
88
3
120
4
69
3
89
3
121
3
70
3
90
4
122
3
71
3
91
3
123
3
Jumlah
72
92
4
Jumlah
71
93
3
94
3
95
3
96
3
97
3
98
3
99
3
100
3
101
1
102
2
103
3
Jumlah
103
hal. 119 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
124
3
149
4
125
4
150
4
126
4
151
4
127
3
152
4
128
3
153
4
129
3
154
4
130
4
155
4
131
3
156
4
132
4
157
4
133
3
158
4
134
3
159
4
135
3
160
4
136
3
161
4
137
3
162
4
138
3
163
4
139
3
164
3
140
3
165
4
141
3
166
4
142
3
167
4
143
2
168
3
144
3
Jumlah
78
145
4
146
4
147
4
148
4
Jumlah
82
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMALB-A,B,D,E Seluruh
butir
pernyataan
Instrumen
Akreditasi
SMALB-A,B,D,E
merupakan
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
hal. 120 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3. Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2. Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1. Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMALB-A,B,D,E Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi, terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
4
54
216
2
Standar Proses
4
40
160
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
90
360
4
Standar Pendidik dan Tendik
4
72
288
5
Standar Sarana dan Prasarana
4
101
404
6
Standar Pengelolaan
4
71
284
7
Standar Pembiayaan
4
82
328
8
Standar Penilaian Pendidikan
4
78
312
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
hal. 121 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMALB-A,B,D,E Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. 1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0. Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3. 2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4. 3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan rumus: Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15.
hal. 122 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi I. Standar Isi
No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
A
4
4
16
2
A
4
4
16
3
A
4
4
16
4
C
2
4
8
5
B
3
4
12
6
A
4
3
12
7
B
3
3
9
8
B
3
4
12
9
B
3
4
12
10
C
2
4
8
11
A
4
3
12
12
D
1
3
3
13
B
3
3
9
14
C
2
4
8
15
A
4
3
12
54
165
Jumlah Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
1. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 165. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar isi. 2. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai
dengan
komponen
8
(standar
penilaian
pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 123 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
3. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
165 216
x 15
= 11,4583 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 11,46
(setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi. 4. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 5. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai
Komponen Akreditasi
k =1
Nilai Akhir Akreditasi = 11,46 + 9,84 + 8,03 + 13,33 + 11,88 + 7,64 + 8,48 + 8,49 = 79,15 6. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut: a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1; b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0. Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 79,15 dibulatkan menjadi 79 seperti nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.
hal. 124 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMALB-A,B,D,E
No . (1)
Komponen Akreditasi
Bobot Kompone n
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi ( ) *
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Standar Isi
15
216
165
11,46
2
Standar Proses
15
160
105
9,84
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
360
289
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
288
256
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
404
320
6
Standar Pengelolaan
10
284
217
7,64
7
Standar Pembiayaan
10
328
278
8,48
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
312
265
13,33 11,88
8,49 79,15
Nilai Akhir Akreditasi Nilai Akhir Akreditasi
8,03
(pembulatan)
79
Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut. 1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi diperoleh:
hal. 125 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
11,46 15
x 100
= 76,39 = 76 (dibulatkan) Selanjutnya,
masukkan
Nilai
Komponen
Akreditasi
Skala
Ratusan
yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi. 2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
15
11,46
76
2
Standar Proses
15
9,84
66
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
8,03
80
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
13,33
89
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
11,88
79
6
Standar Pengelolaan
10
7,64
76
7
Standar Pembiayaan
10
8,48
85
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
8,49
85
Keterangan: * Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
hal. 126 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II.
KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah
dinyatakan
Terakreditasi
jika
memenuhi
seluruh
kriteria
berikut. 1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56. 2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56. 3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40. Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria di atas.
B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut. 1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100. 2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85. 3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 79 (Tabel 4, kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SMALBA,B,D,E tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
hal. 127 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMALB-A,B,D,E
No.
Komponen Akreditasi
Nilai Akreditasi Komponen Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
76
2
Standar Proses
66
3
Standar Kompetensi Lulusan
80
4
Standar Pendidik dan Tendik
89
5
Standar Sarana dan Prasarana
79
6
Standar Pengelolaan
76
7
Standar Pembiayaan
85
8
Standar Penilaian Pendidikan
85
Nilai Akhir Akreditasi
79
Peringkat Akreditasi
B
hal. 128 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMALB – C, C1, D1, G I.
PENSKORAN AKREDITASI
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G
Instrumen Akreditasi SMALB – C dan C1 (tunagrahita ringan dan sedang), D1 (tunadaksa sedang), dan G (tunaganda) disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 168 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G untuk masingmasing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G No.
Komponen Akreditasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 ⎯ 15
15
15
1
Standar Isi
2
Standar Proses
16 ⎯ 26
11
15
3
Standar Kompetensi Lulusan
27 ⎯ 51
25
10
4
Standar Pendidik dan Tendik
52 ⎯ 71
20
15
5
Standar Sarana dan Prasarana
72 ⎯ 103
32
15
6
Standar Pengelolaan
104⎯ 123
20
10
7
Standar Pembiayaan
124 ⎯ 148
25
10
8
Standar Penilaian Pendidikan
149 ⎯ 168
20
10
Jumlah
168
100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G memuat 168 butir pernyataan, masingmasing memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut. y
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang layak.
hal. 129 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang baik.
y
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen akreditasi SMALB-C,C1,D1,G seperti tercantum berikut. 1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
1
4
16
4
27
3
2
4
17
4
28
3
3
4
18
4
29
3
4
3
19
4
30
3
5
4
20
4
31
3
6
3
21
4
32
3
7
3
22
4
33
4
8
4
23
4
34
3
9
4
24
4
35
3
10
4
25
3
36
3
11
3
26
4
37
3
12
3
Jumlah
43
38
3
13
3
39
3
14
4
40
3
15
3
41
3
Jumlah
53
42
3
43
3
44
3
45
3
46
3
47
3
48
3
49
3
50
3
51
4
Jumlah
77
hal. 130 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
52
4
72
3
104
4
53
4
73
4
105
4
54
4
74
4
106
4
55
4
75
4
107
4
56
4
76
3
108
4
57
4
77
4
109
4
58
4
78
4
110
4
59
4
79
4
111
4
60
4
80
4
112
4
61
4
81
3
113
4
62
4
82
3
114
4
63
3
83
3
115
4
64
4
84
4
116
4
65
3
85
4
117
4
66
3
86
3
118
3
67
3
87
4
119
3
68
4
88
3
120
4
69
4
89
3
121
3
70
3
90
4
122
3
71
3
91
3
123
3
Jumlah
74
92
3
Jumlah
75
93
3
94
3
95
3
96
3
97
3
98
4
99
3
100
3
101
1
102
2
103
3
Jumlah
105
hal. 131 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
124
4
149
4
125
3
150
4
126
4
151
4
127
4
152
4
128
4
153
4
129
3
154
4
130
4
155
4
131
4
156
4
132
4
157
4
133
3
158
4
134
3
159
3
135
3
160
4
136
3
161
4
137
3
162
3
138
3
163
4
139
4
164
3
140
4
165
4
141
3
166
4
142
4
167
3
143
2
168
3
144
4
Jumlah
75
145
4
146
4
147
4
148
4
Jumlah
89
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G Seluruh
butir
pernyataan
Instrumen
Akreditasi
SMALB-C,C1,D1,G
merupakan
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut. Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
hal. 132 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2. Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1. Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMALB-C,C1,D1,G Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi, terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
4
53
212
2
Standar Proses
4
43
172
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
77
308
4
Standar Pendidik dan Tendik
4
74
296
5
Standar Sarana dan Prasarana
4
105
420
6
Standar Pengelolaan
4
75
300
7
Standar Pembiayaan
4
89
356
8
Standar Penilaian Pendidikan
4
75
300
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. 1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 133 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3. 2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4. 3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan rumus: Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15. Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi I. Standar Isi
No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
A
4
4
16
2
A
4
4
16
3
A
4
4
16
4
C
2
3
6
5
B
3
4
12
6
A
4
3
12
7
B
3
3
9
8
B
3
4
12
9
B
3
4
12
10
C
2
4
8
11
A
4
3
12
12
D
1
3
3
13
B
3
3
9
14
C
2
4
8
15
A
4
3
12
53
163
Jumlah Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
1. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
hal. 134 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 163. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar isi. 2. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai
dengan
komponen
8
(standar
penilaian
pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 3. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
163 212
x 15
= 11,5330 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 11,53
(setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi. 4. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 5. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai
Komponen Akreditasi
k =1
Nilai Akhir Akreditasi = 11,53 + 13,34 + 8,34 + 12,36 + 11,21 + 8,73 + 8,48 + 8,09 = 82,49 hal. 135 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut: a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1; b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0. Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 82,49 dibulatkan menjadi 82 seperti nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir. Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G
No . (1)
Komponen Akreditasi
Bobot Kompone n
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi ( ) *
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Standar Isi
15
212
163
11,53
2
Standar Proses
15
172
153
13,34
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
308
257
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
296
244
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
420
314
6
Standar Pengelolaan
10
300
262
8,73
7
Standar Pembiayaan
10
356
288
8,09
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
300
266
8,34 12,36 11,21
8,87 82,49
Nilai Akhir Akreditasi Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan)
82
Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut. 5.
Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
hal. 136 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
11,53 15
x 100
= 76,8868 = 77 Selanjutnya,
masukkan
Nilai
Komponen
Akreditasi
(dibulatkan) Skala
Ratusan
yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi. 6.
Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
15
11,53
77
2
Standar Proses
15
13,34
89
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
8,34
83
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
12,36
82
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
11,21
75
6
Standar Pengelolaan
10
8,73
87
7
Standar Pembiayaan
10
8,09
81
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
8,87
89
Keterangan: * Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
hal. 137 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II.
KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah
dinyatakan
Terakreditasi
jika
memenuhi
seluruh
kriteria
berikut. 1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56. 2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56. 3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40. Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria di atas.
B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut. 1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100. 2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85. 3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 82 (Tabel 4, kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SMALBC,C1,D1,G tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
hal. 138 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMALB-C,C1,D1,G
No.
Komponen Akreditasi
Nilai Akreditasi Komponen Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
77
2
Standar Proses
89
3
Standar Kompetensi Lulusan
83
4
Standar Pendidik dan Tendik
82
5
Standar Sarana dan Prasarana
75
6
Standar Pengelolaan
87
7
Standar Pembiayaan
81
8
Standar Penilaian Pendidikan
89
Nilai Akhir Akreditasi
82
Status Akreditasi
B
hal. 139 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMPLB – A (TUNANETRA), D (TUNADAKSA RINGAN), E (TUNALARAS)
I.
PENSKORAN AKREDITASI
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E
Instrumen Akreditasi SMPLB - A (tunanetra), D (tunadaksa ringan), dan E (tunalaras) disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 168 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E untuk masing-masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E No.
Komponen Akreditasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 ⎯ 16
16
15
1
Standar Isi
2
Standar Proses
17 ⎯ 27
11
15
3
Standar Kompetensi Lulusan
28 ⎯ 48
21
10
4
Standar Pendidik dan Tendik
49 ⎯ 68
20
15
5
Standar Sarana dan Prasarana
69 ⎯ 101
33
15
6
Standar Pengelolaan
102 ⎯ 121
20
10
7
Standar Pembiayaan
122 ⎯ 146
25
10
8
Standar Penilaian Pendidikan
147 ⎯ 168
22
10
168
100
Jumlah
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E
Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E memuat 168 butir pernyataan, masing-masing memiliki
bobot
butir
yang
berbeda-beda
tergantung
dukungannya
terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut. y
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang layak.
hal. 140 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang baik.
y
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen akreditasi SMPLB-A,D,E seperti tercantum berikut. 1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
1
4
17
4
28
4
2
4
18
4
29
4
3
4
19
4
30
3
4
4
20
4
31
3
5
4
21
4
32
4
6
3
22
4
33
4
7
4
23
4
34
4
8
3
24
4
35
4
9
3
25
4
36
4
10
4
26
3
37
4
11
4
27
4
38
4
12
4
Jumlah
43
39
4
13
3
40
4
14
3
41
3
15
4
42
3
16
4
43
3
Jumlah
59
44
3
45
3
46
3
47
3
48
4
Jumlah
75
hal. 141 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
49
4
69
3
102
4
50
3
70
4
103
4
51
4
71
3
104
4
52
4
72
3
105
4
53
4
73
3
106
3
54
4
74
4
107
3
55
4
75
3
108
4
56
4
76
4
109
4
57
4
77
3
110
4
58
3
78
3
111
3
59
4
79
3
112
4
60
3
80
4
113
4
61
4
81
4
114
3
62
3
82
3
115
3
63
3
83
3
116
3
64
3
84
3
117
3
65
3
85
3
118
4
66
3
86
3
119
4
67
3
87
3
120
3
68
3
88
3
121
3
Jumlah
70
89
4
Jumlah
71
90
3
91
3
92
3
93
3
94
3
95
2
96
3
97
3
98
4
99
1
100
3
101
3
Jumlah
103
hal. 142 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
122
4
147
3
123
4
148
4
124
3
149
3
125
4
150
4
126
4
151
4
127
3
152
4
128
4
153
4
129
4
154
4
130
4
155
3
131
4
156
3
132
4
157
4
133
3
158
4
134
4
159
4
135
4
160
4
136
3
161
4
137
3
162
4
138
4
163
3
139
2
164
4
140
3
165
4
141
3
166
4
142
3
167
4
143
4
168
4
144
4
Jumlah
83
145
4
146
4
Jumlah
90
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMPLB-A,D,E merupakan pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut. Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
hal. 143 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2. Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1. Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMPLB-A,D,E
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi, terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
4
59
236
2
Standar Proses
4
43
172
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
75
300
4
Standar Pendidik dan Tendik
4
70
280
5
Standar Sarana dan Prasarana
4
103
412
6
Standar Pengelolaan
4
71
284
7
Standar Pembiayaan
4
90
360
8
Standar Penilaian Pendidikan
4
83
332
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-A,D,E
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. 1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 144 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3. 2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4. 3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan rumus: Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 16. Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi I. Standar Isi
No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
A
4
4
16
2
A
4
4
16
3
A
4
4
16
4
C
2
4
8
5
B
3
4
12
6
A
4
3
12
7
B
3
4
12
8
B
3
3
9
9
B
3
3
9
10
C
2
4
8
11
A
4
4
16
12
D
1
4
4
13
B
3
3
9
14
C
2
3
6
15
A
4
4
16
16
E
0
4
0
Jumlah
59
169
Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
hal. 145 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 169. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar isi. 5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai
dengan
komponen
8
(standar
penilaian
pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
169 236
x 15
= 10,7415 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 10,74
(setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi. 7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai
Komponen Akreditasi
k =1
hal. 146 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 10,74 + 13,69 + 6,93 + 13,07 + 11,10 + 6,97 + 5,83 + 6,17 = 74,50 9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut: a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1; b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0. Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 74,50 dibulatkan menjadi 75 seperti nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir. Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-A,D,E
No . (1)
Komponen Akreditasi
Bobot Kompone n
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi ( ) *
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Standar Isi
15
236
169
10,74
2
Standar Proses
15
172
157
13,69
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
300
208
6,93
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
280
244
13,07
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
412
305
11,10
6
Standar Pengelolaan
10
284
198
6,97
7
Standar Pembiayaan
10
360
210
5,83
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
332
205
6,17
Nilai Akhir Akreditasi Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan)
74,50 75
Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
hal. 147 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut. 1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
10,74 15
x 100
= 71,60 = 72 Selanjutnya,
masukkan
Nilai
Komponen
Akreditasi
(dibulatkan) Skala
Ratusan
yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi. 2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 148 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
15
10,74
72
2
Standar Proses
15
13,69
91
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
6,93
69
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
13,07
87
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
11,10
74
6
Standar Pengelolaan
10
6,97
70
7
Standar Pembiayaan
10
5,83
58
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
6,17
62
Keterangan: * Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
II. KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah
dinyatakan
Terakreditasi
jika
memenuhi
seluruh
kriteria
berikut. 1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56. 2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56. 3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40. Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria di atas.
B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut. 1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
hal. 149 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85. 3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 75 (Tabel 4, kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SMPLB-A,D,E tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMPLB-A,D,E
No.
Komponen Akreditasi
Nilai Akreditasi Komponen Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
72
2
Standar Proses
91
3
Standar Kompetensi Lulusan
69
4
Standar Pendidik dan Tendik
87
5
Standar Sarana dan Prasarana
74
6
Standar Pengelolaan
70
7
Standar Pembiayaan
58
8
Standar Penilaian Pendidikan
62
Nilai Akhir Akreditasi
75
Peringkat Akreditasi
B
hal. 150 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMPLB – B (TUNARUNGU) I.
PENSKORAN AKREDITASI
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-B
Instrumen Akreditasi SMPLB - B (tunarungu) disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 169 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-B untuk masing-masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-B No.
Komponen Akreditasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 ⎯ 16
16
15
1
Standar Isi
2
Standar Proses
17 ⎯ 27
11
15
3
Standar Kompetensi Lulusan
28 ⎯ 48
21
10
4
Standar Pendidik dan Tendik
49 ⎯ 68
20
15
5
Standar Sarana dan Prasarana
69 ⎯ 102
34
15
6
Standar Pengelolaan
103 ⎯ 122
20
10
7
Standar Pembiayaan
123 ⎯ 147
25
10
8
Standar Penilaian Pendidikan
148 ⎯ 169
22
10
169
100
Jumlah
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-B
Instrumen Akreditasi SMPLB-B memuat 169 butir pernyataan, masing-masing memiliki
bobot
butir
yang
berbeda-beda
tergantung
dukungannya
terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut. y
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang layak.
hal. 151 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang baik.
y
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen akreditasi SMPLB-B seperti tercantum berikut. 1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
1
4
17
4
28
4
2
4
18
4
29
4
3
4
19
4
30
3
4
4
20
4
31
3
5
4
21
4
32
4
6
3
22
4
33
4
7
4
23
4
34
4
8
3
24
4
35
4
9
3
25
4
36
4
10
4
26
3
37
4
11
4
27
4
38
4
12
4
Jumlah
43
39
4
13
3
40
4
14
3
41
3
15
4
42
3
16
4
43
3
Jumlah
59
44
3
45
3
46
3
47
3
48
4
Jumlah
75
hal. 152 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
49
4
69
3
103
4
50
3
70
4
104
4
51
4
71
3
105
4
52
4
72
3
106
4
53
4
73
3
107
3
54
4
74
4
108
3
55
4
75
3
109
4
56
4
76
4
110
4
57
4
77
3
111
4
58
3
78
3
112
3
59
4
79
3
113
4
60
3
80
4
114
4
61
4
81
4
115
3
62
3
82
3
116
3
63
3
83
3
117
3
64
3
84
3
118
3
65
3
85
3
119
4
66
3
86
3
120
4
67
3
87
3
121
3
68
3
88
3
122
3
Jumlah
70
89
4
Jumlah
71
90
4
91
3
92
3
93
3
94
3
95
3
96
2
97
3
98
3
99
4
100
1
101
3
102
3
Jumlah
107
hal. 153 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
123
4
148
3
124
4
149
4
125
3
150
3
126
4
151
4
127
4
152
4
128
3
153
4
129
4
154
4
130
4
155
4
131
4
156
3
132
4
157
3
133
4
158
4
134
3
159
4
135
4
160
4
136
4
161
4
137
3
162
4
138
3
163
4
139
4
164
3
140
2
165
4
141
3
166
4
142
3
167
4
143
3
168
4
144
4
169
4
145
4
Jumlah
83
146
4
147
4
Jumlah
90
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-B
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SMPLB-B merupakan pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut. Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3.
hal. 154 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2. Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1. Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMPLB-B
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi, terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
4
59
236
2
Standar Proses
4
43
172
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
75
300
4
Standar Pendidik dan Tendik
4
70
280
5
Standar Sarana dan Prasarana
4
107
428
6
Standar Pengelolaan
4
71
284
7
Standar Pembiayaan
4
90
360
8
Standar Penilaian Pendidikan
4
83
332
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-B
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. 1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 155 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3. 2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4. 3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan rumus: Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 16. Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi I. Standar Isi
No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
A
4
4
16
2
A
4
4
16
3
A
4
4
16
4
C
2
4
8
5
B
3
4
12
6
A
4
3
12
7
B
3
4
12
8
A
4
3
12
9
B
3
3
9
10
C
2
4
8
11
A
4
4
16
12
D
1
4
4
13
B
3
3
9
14
A
4
3
12
15
A
4
4
16
16
E
0
4
0
Jumlah
59
178
Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
hal. 156 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 178. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar isi. 5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai
dengan
komponen
8
(standar
penilaian
pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
178 236
x 15
= 11,3136 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 11,31
(setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi. 7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai
Komponen Akreditasi
k =1
hal. 157 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 11,31 + 13,69 + 8,67 + 13,07 + 14,02 + 8,06 + 8,61 + 8,31 = 85,74 9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut: a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1; b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0. Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 85,74 dibulatkan menjadi 86 seperti nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir. Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-B
No . (1)
Komponen Akreditasi
Bobot Kompone n
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi ( ) *
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Standar Isi
15
236
178
11,31
2
Standar Proses
15
172
157
13,69
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
300
260
8,67
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
280
244
13,07
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
428
400
14,02
6
Standar Pengelolaan
10
284
229
8,06
7
Standar Pembiayaan
10
360
310
8,61
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
332
276
8,31
Nilai Akhir Akreditasi Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan)
85,74 86
Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
hal. 158 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut. 1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
11,31 15
x 100
= 75,40 = 75 Selanjutnya,
masukkan
Nilai
Komponen
Akreditasi
(dibulatkan) Skala
Ratusan
yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi. 2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 159 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
15
11,31
75
2
Standar Proses
15
13,69
91
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
8,67
87
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
13,07
87
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
14,02
93
6
Standar Pengelolaan
10
8,06
81
7
Standar Pembiayaan
10
8,61
86
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
8,31
83
Keterangan: * Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
II.
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah
dinyatakan
Terakreditasi
jika
memenuhi
seluruh
kriteria
berikut. 1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56. 2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56. 3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40. Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria di atas.
B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut. 1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
hal. 160 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85. 3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 86 (Tabel 4, kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SMPLB-B tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi A (Sangat Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMPLB-B
No.
Komponen Akreditasi
Nilai Akreditasi Komponen Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
75
2
Standar Proses
91
3
Standar Kompetensi Lulusan
87
4
Standar Pendidik dan Tendik
87
5
Standar Sarana dan Prasarana
93
6
Standar Pengelolaan
81
7
Standar Pembiayaan
86
8
Standar Penilaian Pendidikan
83
Nilai Akhir Akreditasi
86
Peringkat Akreditasi
A
hal. 161 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SMPLB – C dan C1 (TUNAGRAHITA RINGAN dan SEDANG), D1 (TUNADAKSA SEDANG), G (TUNAGANDA)
I.
PENSKORAN AKREDITASI
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G
Instrumen Akreditasi SMPLB – C dan C1 (tunagrahita ringan dan sedang), D1 (tunadaksa sedang), dan G (tunaganda) disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 162 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G untuk masingmasing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G No.
Komponen Akreditasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 ⎯ 16
16
15
1
Standar Isi
2
Standar Proses
17 ⎯ 27
11
15
3
Standar Kompetensi Lulusan
28 ⎯ 48
21
10
4
Standar Pendidik dan Tendik
49 ⎯ 68
20
15
5
Standar Sarana dan Prasarana
69 ⎯ 100
32
15
6
Standar Pengelolaan
101 ⎯ 120
20
10
7
Standar Pembiayaan
121 ⎯ 145
25
10
8
Standar Penilaian Pendidikan
146 ⎯ 162
17
10
Jumlah
162
100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G
Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G memuat 162 butir pernyataan, masingmasing memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut. y
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
hal. 162 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang layak.
y
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang baik.
y
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G seperti tercantum berikut. 1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
1
4
17
4
28
3
2
3
18
4
29
3
3
4
19
4
30
3
4
3
20
3
31
3
5
4
21
4
32
3
6
3
22
4
33
4
7
4
23
4
34
3
8
3
24
4
35
3
9
3
25
4
36
3
10
4
26
3
37
4
11
4
27
4
38
4
12
4
Jumlah
42
39
3
13
3
40
4
14
4
41
3
15
4
42
3
16
4
43
3
Jumlah
58
44
3
45
3
46
3
47
3
48
4
Jumlah
68
hal. 163 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
49
4
69
3
101
4
50
3
70
4
102
4
51
4
71
4
103
4
52
4
72
3
104
4
53
4
73
3
105
3
54
4
74
4
106
4
55
4
75
4
107
4
56
4
76
4
108
4
57
4
77
3
109
4
58
3
78
3
110
4
59
4
79
3
111
4
60
3
80
4
112
4
61
4
81
4
113
3
62
3
82
4
114
3
63
3
83
3
115
3
64
3
84
3
116
3
65
3
85
3
117
4
66
3
86
2
118
3
67
3
87
3
119
4
68
3
88
4
120
3
Jumlah
70
89
3
Jumlah
73
90
3
91
3
92
3
93
3
94
3
95
4
96
2
97
4
98
1
99
3
100
3
Jumlah
103
hal. 164 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
121
3
146
3
122
4
147
4
123
3
148
4
124
4
149
4
125
4
150
4
126
3
151
3
127
4
152
4
128
4
153
4
129
4
154
4
130
4
155
4
131
3
156
3
132
3
157
4
133
4
158
3
134
4
159
4
135
3
160
4
136
4
161
4
137
3
162
4
138
3
Jumlah
64
139
3
140
3
141
3
142
4
143
4
144
4
145
4
Jumlah
89
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G
Seluruh
butir
pernyataan
Instrumen
Akreditasi
SMPLB-C,C1,D1,G
merupakan
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut. Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3. Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2. hal. 165 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1. Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SMPLB-C,C1,D1,G
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi, terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
4
58
232
2
Standar Proses
4
42
168
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
68
272
4
Standar Pendidik dan Tendik
4
70
280
5
Standar Sarana dan Prasarana
4
103
412
6
Standar Pengelolaan
4
73
292
7
Standar Pembiayaan
4
89
356
8
Standar Penilaian Pendidikan
4
64
256
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. 1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 166 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3. 2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4. 3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan rumus: Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 16. Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi I. Standar Isi
No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
A
4
4
16
2
D
1
4
4
3
A
4
4
16
4
C
2
4
8
5
B
3
4
12
6
E
0
3
0
7
B
3
4
12
8
B
3
3
9
9
B
3
3
9
10
C
2
4
8
11
A
4
4
16
12
D
1
4
4
13
B
3
3
9
14
C
2
3
6
15
A
4
4
16
16
E
0
4
0
Jumlah
59
145
Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
hal. 167 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 145. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar isi. 5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai
dengan
komponen
8
(standar
penilaian
pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
145 232
x 15
= 9,375 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 9,38
(setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi. 7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai
Komponen Akreditasi
k =1
hal. 168 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Nilai Akhir Akreditasi = 9,38 + 8,75 + 7,79 + 11,14 + 5,72 + 6,78 + 5,90 + 7,62 = 63,08 9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut: a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1; b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0. Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 63,08 dibulatkan menjadi 63 seperti nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir. Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G
No . (1)
Komponen Akreditasi
Bobot Kompone n
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi ( ) *
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Standar Isi
15
232
145
9,38
2
Standar Proses
15
168
98
8,75
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
272
212
7,79
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
280
208
11,14
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
412
157
5,72
6
Standar Pengelolaan
10
292
198
6,78
7
Standar Pembiayaan
10
356
210
5,90
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
256
195
7,62
Nilai Akhir Akreditasi Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan)
63,08 63
Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
hal. 169 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut. 1.
Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
9,38 15
x 100
= 62,53 = 63 Selanjutnya,
masukkan
Nilai
Komponen
Akreditasi
(dibulatkan) Skala
Ratusan
yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi. 2.
Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 170 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
15
9,38
63
2
Standar Proses
15
8,75
58
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
7,79
78
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
11,14
74
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
5,72
38
6
Standar Pengelolaan
10
6,78
68
7
Standar Pembiayaan
10
5,90
59
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
7,62
76
Keterangan: * Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
II.
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah
dinyatakan
Terakreditasi
jika
memenuhi
seluruh
kriteria
berikut. 1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56. 2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56. 3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40. Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria di atas.
B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut. 1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100.
hal. 171 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85. 3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 63 (Tabel 4, kolom 6, baris terakhir) tetapi karena Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada Standar Sarana dan Prasarana adalah 38 atau kurang dari 40 (Tabel 5, kolom 5), maka
SMPLB-C,C1,D1,G
tersebut
dinyatakan
Tidak
Terakreditasi
(TT).
Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Status Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
hal. 172 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SMPLB-C,C1,D1,G
No.
Komponen Akreditasi
Nilai Akreditasi Komponen Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
63
2
Standar Proses
58
3
Standar Kompetensi Lulusan
78
4
Standar Pendidik dan Tendik
74
5
Standar Sarana dan Prasarana
38
6
Standar Pengelolaan
68
7
Standar Pembiayaan
59
8
Standar Penilaian Pendidikan
76
Nilai Akhir Akreditasi
63
Status Akreditasi
TT
hal. 173 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SDLB–A (TUNANETRA), D (TUNADAKSA RINGAN), E (TUNALARAS)
I.
PENSKORAN AKREDITASI
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E
Instrumen Akreditasi SDLB-A (tunanetra), D (tunadaksa ringan), dan E (tunalaras) disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 160 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E untuk masing-masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E No.
Komponen Akreditasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 ⎯ 15
15
15
1
Standar Isi
2
Standar Proses
16 ⎯ 26
11
15
3
Standar Kompetensi Lulusan
27 ⎯ 44
18
4
Standar Pendidik dan Tendik
45 ⎯ 62
18
10 15
5
Standar Sarana dan Prasarana
63 ⎯ 93
31
15
6
Standar Pengelolaan
94 ⎯ 113
20
10
7
Standar Pembiayaan
114 ⎯ 138
25
10
8
Standar Penilaian Pendidikan
139 ⎯ 160
22
10
160
100
Jumlah
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E
Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E memuat 168 butir pernyataan, masing-masing memiliki
bobot
butir
yang
berbeda-beda
tergantung
dukungannya
terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut. y
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang layak.
hal. 174 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang baik.
y
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen akreditasi SDLB-A,D,E seperti tercantum berikut. 1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
1
4
16
4
27
3
2
3
17
4
28
4
3
4
18
4
29
3
4
4
19
4
30
4
5
4
20
4
31
3
6
4
21
4
32
4
7
4
22
4
33
4
8
3
23
4
34
4
9
3
24
4
35
4
10
4
25
3
36
4
11
4
26
4
37
4
12
3
Jumlah
43
38
4
13
3
39
3
14
4
40
4
15
4
41
3
Jumlah
55
42
3
43
4
44
4
Jumlah
66
hal. 175 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
45
4
63
3
94
4
46
3
64
4
95
4
47
4
65
4
96
4
48
4
66
3
97
4
49
4
67
3
98
3
50
4
68
4
99
4
51
4
69
3
100
4
52
4
70
4
101
4
53
4
71
4
102
4
54
3
72
3
103
4
55
3
73
3
104
4
56
3
74
4
105
4
57
4
75
3
106
4
58
3
76
4
107
3
59
3
77
3
108
3
60
3
78
3
109
4
61
3
79
3
110
4
62
3
80
3
111
4
Jumlah
63
81
3
112
4
82
3
113
3
83
4
Jumlah
76
84
3
85
3
86
3
87
3
88
3
89
3
90
4
91
3
92
3
93
3
Jumlah
102
hal. 176 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
114
4
139
3
115
4
140
4
116
3
141
3
117
4
142
4
118
4
143
4
119
3
144
4
120
4
145
4
121
4
146
4
122
4
147
3
123
4
148
3
124
3
149
3
125
3
150
3
126
4
151
4
127
4
152
4
128
3
153
3
129
4
154
4
130
4
155
3
131
3
156
4
132
3
157
4
133
3
158
4
134
3
159
4
135
4
160
3
136
4
Jumlah
79
137
4
138
4
Jumlah
91
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi SDLB-A,D,E merupakan pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut. Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3. Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2. hal. 177 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1. Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SDLB-A,D,E
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi, terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
4
55
220
2
Standar Proses
4
43
172
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
66
4
Standar Pendidik dan Tendik
4
63
264 252
5
Standar Sarana dan Prasarana
4
102
408
6
Standar Pengelolaan
4
76
304
7
Standar Pembiayaan
4
91
364
8
Standar Penilaian Pendidikan
4
79
316
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-A,D,E
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. 1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 178 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3. 2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4. 3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan rumus: Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15. Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi I. Standar Isi
No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
4
A
4
16
2
2
C
3
6
3
4
A
4
16
4
4
A
4
16
5
4
A
4
16
6
3
B
4
12
7
4
A
4
16
8
3
B
3
9
9
3
B
3
9
10
3
B
4
12
11
4
A
4
16
12
4
A
3
12
13
1
D
3
3
14
4
A
4
16
15
4
A
4
16
51
191
Jumlah Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
hal. 179 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 191. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar isi. 5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai
dengan
komponen
8
(standar
penilaian
pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
191 220
x 15
= 13,02273 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 13,02
(setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi. 7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai
Komponen Akreditasi
k =1
Nilai Akhir Akreditasi = 13,02 + 10,55 + 8,02 + 7,62 + 13,97 + 8,29 + 9,73 + 9,37 = 80,58 hal. 180 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut: a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1; b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0. Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 80,58 dibulatkan menjadi 81 seperti nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir. Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-A,D,E
No . (1)
Komponen Akreditasi
Bobot Kompone n
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi ( ) *
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Standar Isi
15
220
191
13,02
2
Standar Proses
15
172
121
10,55
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
264
212
8,03
15
252
128
7,62
4
Standar Pendidik dan Tendik
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
408
380
13,97
6
Standar Pengelolaan
10
304
252
8,29
7
Standar Pembiayaan
10
364
354
9,73
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
316
296
9,37
Nilai Akhir Akreditasi Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan)
80,58 81
Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
hal. 181 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
13,02 15
x 100
= 86,82 = 87 Selanjutnya,
masukkan
Nilai
Komponen
(dibulatkan)
Akreditasi
Skala
Ratusan
yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi. 2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
15
13,02
87
2
Standar Proses
15
10,55
70
3
Standar Kompetensi Lulusan Standar Pendidik dan Tendik
10 15
8,03 7,62
80
4
51
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
13,97
93
6
Standar Pengelolaan
10
8,29
83
7
Standar Pembiayaan
10
9,73
97
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
9,37
94
Keterangan: * Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
hal. 182 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II.
KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah
dinyatakan
Terakreditasi
jika
memenuhi
seluruh
kriteria
berikut. 1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56. 2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56. 3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40. Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria di atas.
B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut. 1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100. 2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85. 3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 81 (Tabel 4, kolom 6, baris terakhir) dan ada satu Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih kecil dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SDLB-A,D,E tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
hal. 183 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SDLB-A,D,E
No.
Komponen Akreditasi
Nilai Akreditasi Komponen Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
87
2
Standar Proses
70
3
Standar Kompetensi Lulusan
80
4
Standar Pendidik dan Tendik
51
5
Standar Sarana dan Prasarana
93
6
Standar Pengelolaan
83
7
Standar Pembiayaan
97
8
Standar Penilaian Pendidikan
94
Nilai Akhir Akreditasi
81
Peringkat Akreditasi
B
hal. 184 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SDLB–B (TUNARUNGU)
I.
PENSKORAN AKREDITASI
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-B
Instrumen Akreditasi SDLB-B (tunarungu) disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 161 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-B untuk masing-masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-B No.
Komponen Akreditasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 ⎯ 15
15
15
1
Standar Isi
2
Standar Proses
16 ⎯ 26
11
15
3
Standar Kompetensi Lulusan
27 ⎯ 44
18
4
Standar Pendidik dan Tendik
45 ⎯ 62
18
10 15
5
Standar Sarana dan Prasarana
63 ⎯ 94
32
10
6
Standar Pengelolaan
95 ⎯ 114
20
15
7
Standar Pembiayaan
115 ⎯ 139
25
10
8
Standar Penilaian Pendidikan
140 ⎯ 161
22
10
161
100
Jumlah
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SDLB-B
Instrumen Akreditasi SDLB-B memuat 161 butir pernyataan, masing-masing memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut. y
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
hal. 185 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang layak.
y
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang baik.
y
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen akreditasi SDLB-B seperti tercantum berikut. 1. Standar Isi Kompetensi
2. Standar Proses
3. Standar Lulusan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
1
4
16
4
27
3
2
3
17
4
28
4
3
4
18
4
29
3
4
4
19
4
30
4
5
4
20
4
31
3
6
4
21
4
32
4
7
4
22
4
33
4
8
3
23
4
34
4
9
3
24
4
35
4
10
4
25
3
36
4
11
4
26
4
37
4
12
3
Jumlah
43
38
4
13
3
39
3
14
4
40
4
4 55
41
3
42
3
43
4
44
4 66
15 Jumlah
Jumlah
hal. 186 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
45
4
63
3
95
4
46
3
64
4
96
4
47
4
65
4
97
4
48
4
66
3
98
4
49
4
67
3
99
3
50
4
68
4
100
4
51
4
69
3
101
4
52
4
70
4
102
4
53
4
71
4
103
4
54
3
72
3
104
4
55
3
73
3
105
4
56
3
74
4
106
4
57
4
75
3
107
4
58
3
76
4
108
3
59
3
77
3
109
3
60
3
78
3
110
4
61
3
79
3
111
4
3 63
80
3
112
4
81
3
113
4
82
3
114
3
83
4
Jumlah
76
84
4
85
3
86
3
87
3
88
3
89
3
90
3
91
4
92
3
93
3
94
3 106
62 Jumlah
Jumlah
hal. 187 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
115
4
140
3
116
4
141
4
117
3
142
3
118
4
143
4
119
4
144
4
120
3
145
4
121
4
146
4
122
4
147
4
123
4
148
3
124
4
149
3
125
3
150
3
126
3
151
3
127
4
152
4
128
4
153
4
129
3
154
3
130
4
155
4
131
4
156
3
132
3
157
4
133
3
158
4
134
3
159
4
135
3
160
4
136
4
161
3
137
4
Jumlah
79
138
4
139
4
Jumlah
91
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SDLB-B
Seluruh
butir
pernyataan
Instrumen
Akreditasi
SDLB-B
merupakan
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
hal. 188 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3. Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2. Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1. Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SDLB-B
Jumlah
Skor
Tertimbang
Maksimum
untuk
masing-masing
komponen
akreditasi diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir Jumlah
Skor
Tertimbang
Maksimum
untuk
masing-masing
komponen
akreditasi, terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
4
55
220
2
Standar Proses
4
43
172
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
4
Standar Pendidik dan Tendik
4
66 63
264 252
5
Standar Sarana dan Prasarana
4
106
424
6
Standar Pengelolaan
4
76
304
7
Standar Pembiayaan
4
91
364
8
Standar Penilaian Pendidikan
4
79
316
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
hal. 189 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-B
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. 1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor
butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0. Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3. 2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4. 3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir
dengan rumus: Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15.
hal. 190 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi I. Standar Isi
No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
2
C
4
8
2
2
C
3
6
3
4
A
4
16
4
2
C
4
8
5
4
A
4
16
6
1
D
4
4
7
4
A
4
16
8
4
A
3
12
9
3
B
3
9
10
3
B
4
12
11
4
A
4
16
12
3
B
3
9
13
1
D
3
3
14
4
A
4
16
15
4
A
4
16
55
167
Jumlah Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
4. Menghitung
Jumlah
Skor
Tertimbang
Perolehan
dengan
cara
menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk
standar
isi
=
167.
Selanjutnya
masukkan
Jumlah
Skor
Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar isi. 5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2
(standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 191 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Dengan
demikian,
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Nilai
Komponen
Akreditasi
x Bobot Komponen
untuk
standar
isi
diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
167 220
x 15
= 11,38636 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 11,39
(setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi. 7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai
dengan
komponen
8
(standar
penilaian
pendidikan).
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh
Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai
Komponen Akreditasi
k =1
Nilai Akhir Akreditasi = 11,39 + 7,94 + 5,49 + 10,54 + 7,55 + 12,29 + 7,42 + 6,77 = 69,37
hal. 192 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa
koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut: a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1; b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0. Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 69,37 dibulatkan menjadi 69 seperti nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir. Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-B
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi (*)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
15 15 10 15
220 172 264 252
167 91 145 177
11,39 7,94 5,49 10,54
10 15 10 10
424 304 364 316
320 249 270 214
7,55 12,29 7,42 6,77
(1)
1
Standar Isi
2
Standar Proses
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
Standar Pendidik dan Tendik
5
Standar Sarana dan Prasarana
6
Standar Pengelolaan
7
Standar Pembiayaan
8
Standar Penilaian Pendidikan
Nilai Akhir Akreditasi
69,37
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan)
69
Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
hal. 193 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
11,39 15
x 100
= 75,91 = 76 (dibulatkan) Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi. 2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai
dengan
komponen
8
(standar
penilaian
pendidikan).
Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 194 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
15
11,39
76
2
Standar Proses
15
7,94
53
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
Standar Pendidik dan Tendik
10 15
5,49 10,54
55 70
5
Standar Sarana dan Prasarana
10
7,55
75
6
Standar Pengelolaan
15
12,29
82
7
Standar Pembiayaan
10
7,42
74
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
6,77
68
Keterangan:
* Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
II.
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah dinyatakan Terakreditasi jika memenuhi seluruh kriteria berikut. 1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56. 2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56. 3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40. Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria di atas. B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut.
hal. 195 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100. 2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85. 3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70. Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 69 (Tabel 4, kolom 6, baris terakhir) dan ada dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih kecil dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SDLB-B tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi C. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SDLB-B
No.
Komponen Akreditasi
Nilai Akreditasi Komponen Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
76
2
Standar Proses
53
3
Standar Kompetensi Lulusan
55
4
Standar Pendidik dan Tendik
70
5
Standar Sarana dan Prasarana
75
6
Standar Pengelolaan
82
7
Standar Pembiayaan
74
8
Standar Penilaian Pendidikan
68
Nilai Akhir Akreditasi
69
Peringkat Akreditasi
C
hal. 196 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI SDLB–C dan C1 (TUNAGRAHITA RINGAN dan SEDANG), D1 (TUNADAKSA SEDANG), G (TUNAGANDA)
I.
PENSKORAN AKREDITASI
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G
Instrumen Akreditasi SDLB–C dan C1 (tunagrahita ringan dan sedang), D1 (tunadaksa sedang), dan G (tunaganda) disusun berdasarkan delapan komponen yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan. Instrumen Akreditasi ini terdiri dari 162 butir pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G untuk masingmasing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G No.
Komponen Akreditasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 ⎯ 15
15
15
1
Standar Isi
2
Standar Proses
16 ⎯ 26
11
15
3
Standar Kompetensi Lulusan
27 ⎯ 44
18
4
Standar Pendidik dan Tendik
45 ⎯ 62
18
10 15
5
Standar Sarana dan Prasarana
63 ⎯ 92
30
15
6
Standar Pengelolaan
93 ⎯ 112
20
10
7
Standar Pembiayaan
113 ⎯ 137
25
10
8
Standar Penilaian Pendidikan
138 ⎯ 155
18
10
Jumlah
155
100
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G
Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G memuat 155 butir pernyataan, masing-masing memiliki
bobot
butir
yang
berbeda-beda
tergantung
dukungannya
terhadap
pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut. y
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
hal. 197 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang layak.
y
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang baik.
y
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen akreditasi SDLB-C,C1,D1,G seperti tercantum berikut. 1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
1
4
16
4
27
4
2
3
17
4
28
3
3
4
18
4
29
3
4
3
19
4
30
3 3
5
3
20
4
31
6
3
21
4
32
4
7
4
22
4
33
3
8
4
23
4
34
4
9
3
24
4
35
4
10
4
25
3
36
4
11
4
26
4
37
4
12
3
Jumlah
43
38
4
13
3
39
3
14
4
40
3
15
4 53
41
3
42
3
43
3
44
4 62
Jumlah
Jumlah
hal. 198 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
45
4
63
3
93
4
46
3
64
4
94
4
47
4
65
4
95
4
48
4
66
3
96
3
49
4
67
3
97
3
50
4
68
4
98
4
4
69
4
99
3 4
51 52
4
70
4
100
53
4
71
4
101
4
54
3
72
3
102
4
55
4
73
3
103
4
56
3
74
4
104
4
57
4
75
4
105
3 3
58
3
76
3
106
59
3
77
4
107
3
60
3
78
4
108
3
61
3
79
3
109
4
62
3 64
80
3
110
3
81
3
111
3
82
4
112
3
83
3
Jumlah
70
84
3
85
3
86
3
87
3
88
3
89
4
90
2
91
3
92
3 101
Jumlah
Jumlah
hal. 199 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
113
3
138
3
114
4
139
4
115
4
140
4
116
4
141
4
117
4
142
4
118
3
143
3 4
119
4
144
120
4
145
4
121
4
146
4
122
4
147
4
123
3
148
3
124
3
149
3 4
125
4
150
126
4
151
3
127
3
152
4
128
4
153
4
129
4
154
4
130
3
155
131
3
Jumlah
3 66
132
3
133
3
134
4
135
3
136
4
137
4
Jumlah
90
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G
Seluruh
butir
pernyataan
Instrumen
Akreditasi
SDLB-C,C1,D1,G
merupakan
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3. hal. 200 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2. Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1. Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum SDLB-C,C1,D1,G
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi, terlihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
4
53
212
2
Standar Proses
4
43
172
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
62
4
Standar Pendidik dan Tendik
4
64
248 256
5
Standar Sarana dan Prasarana
4
101
404
6
Standar Pengelolaan
4
70
280
7
Standar Pembiayaan
4
90
360
8
Standar Penilaian Pendidikan
4
66
264
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. 1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0.
hal. 201 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3. 2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4. 3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan rumus: Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 15. Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi I. Standar Isi
No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
2
c
4
8
2
4
a
3
12
3
3
b
4
12
4
3
b
3
9
5
4
a
3
12
6
3
b
3
9
7
4
a
4
16
8
3
b
4
12
9
3
b
3
9
10
2
c
4
8
11
4
a
4
16
12
4
a
3
12
13
1
d
3
3
14
4
a
4
16
15
4
a
4
16
53
170
Jumlah Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris
hal. 202 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 170. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar isi. 5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai
dengan
komponen
8
(standar
penilaian
pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
170 212
x 15
= 12,0283 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 12,03
(setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi. 7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai
Komponen Akreditasi
k =1
Nilai Akhir Akreditasi = 12,03 + 9,59 + 5,32 + 8,67 + 11,36 + 8,89 + 7,75 + 7,12 = 70,74 hal. 203 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut: a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1; b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0. Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 70,74 dibulatkan menjadi 71 seperti nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir. Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G
No . (1)
Komponen Akreditasi
Bobot Kompone n
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi ( ) *
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Standar Isi
15
212
170
12,03
2
Standar Proses
15
172
110
9,59
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
248
132
5,32
15
256
148
8,67
4
Standar Pendidik dan Tendik
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
404
306
11,36
6
Standar Pengelolaan
10
280
249
8,89
7
Standar Pembiayaan
10
360
279
7,75
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
264
188
7,12
Nilai Akhir Akreditasi
70,74
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan)
71
Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut.
hal. 204 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
12,08 15
x 100
= 80,19 = 80 Selanjutnya,
masukkan
Nilai
Komponen
(dibulatkan)
Akreditasi
Skala
Ratusan
yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi. 2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
15
12,03
80
2
Standar Proses
15
9,59
64
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
Standar Pendidik dan Tendik
10 15
5,32 8,67
53 58
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
11,36
76
6
Standar Pengelolaan
10
8,89
89
7
Standar Pembiayaan
10
7,75
78
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
7,12
71
Keterangan: * Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
hal. 205 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II.
KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah
dinyatakan
Terakreditasi
jika
memenuhi
seluruh
kriteria
berikut. 1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56. 2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56. 3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40. Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria di atas.
B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut. 1. Peringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100. 2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85. 3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 71 (Tabel 4, kolom 6, baris terakhir) dan ada satu Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih kecil dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka SDLBC,C1,D1,G tersebut dinyatakan Terakreditasi B. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Status Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
hal. 206 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi SDLB-C,C1,D1,G
No.
Komponen Akreditasi
Nilai Akreditasi Komponen Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
80
2
Standar Proses
64
3
Standar Kompetensi Lulusan
53
4
Standar Pendidik dan Tendik
58
5
Standar Sarana dan Prasarana
76
6
Standar Pengelolaan
89
7
Standar Pembiayaan
78
8
Standar Penilaian Pendidikan
71
Nilai Akhir Akreditasi
71
Status Akreditasi
B
hal. 207 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK LUAR BIASA (TKLB)
I.
PENSKORAN AKREDITASI
A.
Bobot Komponen Instrumen Akreditasi TKLB
Instrumen Akreditasi TKLB terdiri dari 8 komponen akreditasi
dengan
138 butir
pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban. Jumlah Butir dan Bobot Komponen Instrumen Akreditasi untuk masing-masing komponen ditunjukkan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Bobot Komponen Instrumen Akreditasi TKLB No.
Komponen Akreditasi
Nomor Butir
Jumlah Butir
Bobot Komponen
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 ⎯ 13
13
15
1
Standar Isi
2
Standar Proses
14 ⎯ 24
10
15
3
Standar Kompetensi Lulusan
25 ⎯ 30
6
10
4
Standar Pendidik dan Tendik
31 ⎯ 50
20
15
5
Standar Sarana dan Prasarana
51 ⎯ 79
29
15
6
Standar Pengelolaan
80 ⎯ 99
20
10
7
Standar Pembiayaan
100 ⎯ 124
25
10
8
Standar Penilaian Pendidikan
125 ⎯ 138
14
10
138
100
Jumlah
B. Bobot Butir Instrumen Akreditasi TKLB
Instrumen Akreditasi TKLB memuat 138 butir pernyataan, masing-masing memiliki bobot butir yang berbeda-beda tergantung dukungannya terhadap pembelajaran bermutu. Bobot butir pernyataan terendah adalah 1, dan bobot butir pernyataan tertinggi adalah 4. Definisi operasional bobot butir adalah sebagai berikut. y
Bobot 1 adalah bobot minimal untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran agar dapat berlangsung.
y
Bobot 2 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang layak.
y
Bobot 3 adalah bobot untuk menunjukkan fungsi pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang baik.
hal. 208 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
y
Bobot 4 adalah bobot maksimal untuk menunjukkan pernyataan butir dalam proses pembelajaran yang sangat baik.
Masing-masing bobot butir untuk setiap butir pernyataan dari delapan komponen akreditasi TKLB seperti tercantum berikut. 1. Standar Isi
2. Standar Proses
3. Standar Kompetensi Lulusan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
1
4
14
4
25
4
2
4
15
4
26
4
3
4
16
4
27
4
4
4
17
4
28
4
5
4
18
4
29
4
6
4
19
4
30
4
7
4
20
4
Jumlah
24
8
4
21
4
9
4
22
4
10
3
23
3
11
3
24
3
12
3
Jumlah
42
13
3
Jumlah
48
hal. 209 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
31
4
51
4
80
3
32
4
52
4
81
3
33
4
53
4
82
3
34
4
54
4
83
4
35
3
55
4
84
4
36
3
56
4
85
4
37
4
57
4
86
4
38
4
58
4
87
4
39
4
59
4
88
4
40
4
60
4
89
4
41
3
61
4
90
4
42
3
62
4
91
4
43
4
63
4
92
4
44
3
64
4
93
4
45
3
65
4
94
4
46
3
66
4
95
4
47
3
67
3
96
4
48
2
68
3
97
4
49
4
69
4
98
4
50
4
70
3
99
3
Jumlah
70
71
3
Jumlah
76
72
4
73
4
74
3
75
4
76
3
77
1
78
3
79
4
Jumlah
106
hal. 210 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
7. Standar Pembiayaan
8. Standar Penilaian Pendidikan
No Butir
Bobot Butir
No Butir
Bobot Butir
100
3
125
4
101
4
126
4
102
3
127
4
103
3
128
4
104
3
129
4
105
3
130
4
106
4
131
4
107
4
132
4
108
4
133
4
109
4
134
4
110
4
135
4
111
4
136
4
112
4
137
4
113
4
138
3
114
4
Jumlah
55
115
4
116
4
117
4
118
4
119
4
120
4
121
4
122
4
123
4
124
4
Jumlah
95
hal. 211 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
C. Skor Butir Instrumen Akreditasi TKLB
Seluruh butir pernyataan Instrumen Akreditasi TKLB merupakan pernyataan tertutup masing-masing dengan lima opsi jawaban yaitu A, B, C, D, dan E. Ketentuan skor setiap opsi jawaban sebagai berikut.
Butir pernyataan yang dijawab A memperoleh skor = 4. Butir pernyataan yang dijawab B memperoleh skor = 3. Butir pernyataan yang dijawab C memperoleh skor = 2. Butir pernyataan yang dijawab D memperoleh skor = 1. Butir pernyataan yang dijawab E memperoleh skor = 0. Skor 4 disebut dengan Skor Butir Maksimum.
D. Perhitungan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum TKLB
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi diperoleh dengan rumus:
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir Jumlah Skor Tertimbang Maksimum untuk masing-masing komponen akreditasi, terlihat pada Tabel 2 berikut.
hal. 212 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 2. Jumlah Skor Tertimbang Maksimum Masing-masing Komponen Jumlah Bobot Butir
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum (*)
No.
Komponen Akreditasi
Skor Butir Maksimum
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
4
48
192
2
Standar Proses
4
42
168
3
Standar Kompetensi Lulusan
4
24
96
4
Standar Pendidik dan Tendik
4
70
280
5
Standar Sarana dan Prasarana
4
106
424
6
Standar Pengelolaan
4
76
304
7
Standar Pembiayaan
4
95
380
8
Standar Penilaian Pendidikan
4
55
220
Keterangan: ( )
* Jumlah Skor Tertimbang Maksimum = Skor Butir Maksimum x Jumlah Bobot Butir
E. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi TKLB
Berikut ini langkah-langkah untuk menentukan Nilai Akhir Akreditasi. 1. Mengkonversikan setiap opsi jawaban A, B, C, D, atau E ke dalam skor butir. Butir pernyataan instrumen yang dijawab A memperoleh skor butir 4 (A=4), B=3, C=2, D=1, dan E=0. Contoh jawaban butir pernyataan instrumen beserta skor butir untuk standar isi ditunjukkan pada Tabel 3, kolom 2 dan 3. 2. Masukkan bobot butir standar isi ke dalam Tabel 3, kolom 4. 3. Menghitung Skor Tertimbang Perolehan untuk masing-masing butir dengan rumus: Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir Masukkan hasil Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi yang diperoleh ke dalam Tabel 3, kolom 5, dari nomor butir 1 sampai dengan 16.
hal. 213 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 3. Skor Tertimbang Perolehan Komponen Standar Isi I. Standar Isi
No. Butir
Jawaban
Skor Butir Perolehan
Bobot Butir
Skor Tertimbang Perolehan (*)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
A
4
4
16
2
A
4
4
16
3
A
4
4
16
4
C
2
4
8
5
B
3
4
12
6
A
4
4
16
7
B
3
4
12
8
B
3
4
12
9
B
3
4
12
10
C
2
3
6
11
A
4
3
12
12
D
1
3
3
13
B
3
3
9
Jumlah
150
Keterangan: ( )
* Skor Tertimbang Perolehan = Skor Butir Perolehan x Bobot Butir
4. Menghitung Jumlah Skor Tertimbang Perolehan dengan cara menjumlahkan skor tertimbang masing-masing butir, ditunjukkan pada Tabel 3 Kolom 5 baris terakhir. Jumlah Skor Tertimbang Perolehan untuk standar isi = 150. Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ini ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar isi. 5. Mengulang langkah E1, E2, E3, dan E4 di atas untuk komponen 2 (standar proses)
sampai
dengan
komponen
8
(standar
penilaian
pendidikan).
Selanjutnya masukkan Jumlah Skor Tertimbang Perolehan ke dalam Tabel 4, kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan.
hal. 214 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
6. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi untuk standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi =
150 192
x 15
= 11,7188 Pembulatan Nilai Komponen Akreditasi dituliskan 2 digit di belakang koma, sehingga: Nilai Komponen Akreditasi = 11,72
(setelah dibulatkan)
Selanjutnya masukkanlah Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ini ke dalam Tabel 4, kolom 6 pada standar isi. 7. Mengulang langkah E6 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi yang diperoleh ke dalam Tabel 4, kolom 6, pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. 8. Menentukan Nilai Akhir Akreditasi dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai Komponen Akreditasi dari komponen 1 (standar isi) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). k =8
Nilai Akhir Akreditasi =
∑ Nilai
Komponen Akreditasi
k =1
Nilai Akhir Akreditasi = 11,72 + 13,04 + 9,17 + 13,29 + 11,64 + 8,29 + 8,84 + 8,91 = 84,89 9. Nilai Akhir Akreditasi dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Akhir Akreditasi adalah sebagai berikut: a. jika lebih dari 0,50 dibulatkan menjadi 1; b. jika sama dengan 0,50 dibulatkan menjadi 1; dan c. jika kurang dari 0,50 dibulatkan menjadi 0. Dengan demikian Nilai Akhir Akreditasi 84,89 dibulatkan menjadi 85 seperti nampak pada Tabel 4, kolom 6 baris terakhir.
hal. 215 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 4. Penentuan Nilai Akhir Akreditasi TKLB
No . (1)
Komponen Akreditasi
Bobot Kompone n
Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan
Nilai Komponen Akreditasi ( ) *
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Standar Isi
15
192
150
11,72
2
Standar Proses
15
168
146
13,04
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
96
88
9,17
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
280
248
13,29
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
424
329
11,64
6
Standar Pengelolaan
10
304
252
8,29
7
Standar Pembiayaan
10
380
336
8,84
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
220
196
8,91 84,89
Nilai Akhir Akreditasi
85
Nilai Akhir Akreditasi (pembulatan) Keterangan: ( )
* Nilai Komponen Akreditasi =
Jumlah Skor Tertimbang Perolehan Jumlah Skor Tertimbang Maksimum
x Bobot Komponen
F. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan (0 ⎯ 100) merupakan nilai persentase capaian untuk setiap komponen akreditasi. Langkah-langkah untuk menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan adalah sebagai berikut. 1. Menentukan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, dengan rumus:
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan dituliskan dalam bentuk bilangan bulat tanpa koma. Ketentuan pembulatan Nilai Komponen Akreditasi sama seperti
hal. 216 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
pembulatan Nilai Akhir Akreditasi. Dengan demikian, Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada standar isi diperoleh: Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
11,72 15
x 100
= 78,13 = 78 Selanjutnya,
masukkan
Nilai
Komponen
Akreditasi
(dibulatkan) Skala
Ratusan
yang
diperoleh ke dalam Tabel 5, kolom 5 pada standar isi. 2. Mengulang langkah F1 di atas untuk komponen 2 (standar proses) sampai dengan komponen 8 (standar penilaian pendidikan). Selanjutnya, masukkan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan yang diperoleh ke dalam Tabel 5, Kolom 5 pada standar proses sampai dengan standar penilaian pendidikan. Tabel 5. Penentuan Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan
No.
Komponen Akreditasi
Bobot Komponen
Nilai Komponen Akreditasi
Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan*
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Standar Isi
15
11,72
78
2
Standar Proses
15
13,04
87
3
Standar Kompetensi Lulusan
10
9,17
92
4
Standar Pendidik dan Tendik
15
13,29
89
5
Standar Sarana dan Prasarana
15
11,64
78
6
Standar Pengelolaan
10
8,29
83
7
Standar Pembiayaan
10
8,84
88
8
Standar Penilaian Pendidikan
10
8,91
89
Keterangan: * Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan =
Nilai Komponen Akreditasi Bobot Komponen
x 100
hal. 217 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
II.
KRITERIA STATUS AKREDITASI DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI
A.
Kriteria Status Akreditasi
Sekolah/Madrasah
dinyatakan
Terakreditasi
jika
memenuhi
seluruh
kriteria
berikut. 1. Memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sekurang-kurangnya 56. 2. Tidak lebih dari dua Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 56. 3. Tidak ada Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan kurang dari 40. Sekolah/Madrasah dinyatakan Tidak Terakreditasi (TT), jika tidak memenuhi kriteria di atas.
B.
Pemeringkatan Hasil Akreditasi
Pemeringkatan akreditasi dilakukan jika hasil akreditasi memenuhi kriteria status akreditasi (lihat poin II.A). Sekolah/Madrasah memperoleh peringkat akreditasi sebagai berikut. 1. eringkat akreditasi A (Sangat Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100, atau 86 < NA < 100. 2. Peringkat akreditasi B (Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 71 sampai dengan 85, atau 71 < NA < 85. 3. Peringkat akreditasi C (Cukup Baik), jika memperoleh Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70, atau 56 < NA < 70.
Dari contoh di atas, diperoleh bahwa Nilai Akhir Akreditasi sama dengan 85 (Tabel 4, kolom 6, baris terakhir) dan seluruh Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan pada masing-masing komponen lebih besar dari 56 (Tabel 5, kolom 5), maka TKLB tersebut dinyatakan Terakreditasi dengan Peringkat Akreditasi B (Baik). Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi dan Peringkat Akreditasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
hal. 218 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Komponen Akreditasi Skala Ratusan, Nilai Akhir Akreditasi, dan Peringkat Akreditasi TKLB
No.
Komponen Akreditasi
Nilai Akreditasi Komponen Skala Ratusan
(1)
(2)
(3)
1
Standar Isi
78
2
Standar Proses
87
3
Standar Kompetensi Lulusan
92
4
Standar Pendidik dan Tendik
89
5
Standar Sarana dan Prasarana
78
6
Standar Pengelolaan
83
7
Standar Pembiayaan
88
8
Standar Penilaian Pendidikan
89
Nilai Akhir Akreditasi
85
Peringkat Akreditasi
B
hal. 219 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Untuk menjamin pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah sesuai yang diharapkan dan untuk mengetahui hasil yang dicapai pada setiap tahap pelaksanaan akreditasi diperlukan monitoring dan evaluasi. Monitoring dilakukan untuk mengetahui apakah proses pelaksanaan akreditasi dilakukan sesuai prosedur. Evaluasi pada saat monitoring bertujuan untuk melihat hasil sementara, sedangkan evaluasi akhir dimaksudkan untuk mengetahui hasil pelaksanaan akreditasi secara menyeluruh. Untuk mencapai tujuan tersebut, BAN-S/M melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan
akreditasi
sekolah/madrasah
di
lingkungan
BAP-S/M
seusai
dengan
kewenangannya [Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005, Pasal 7 ayat 2.d].
A.
Tujuan Monitoring dan Evaluasi
Tujuan
monitoring
dan
evaluasi
pelaksanaan
akreditasi
sekolah/madrasah
di
lingkungan BAP-S/M adalah sebagai berikut. 1.
Memperoleh
gambaran
pelaksanaan
akreditasi
sekolah/madrasah
yang
dilakukan BAP-S/M. 2.
Memperoleh informasi tentang berbagai kendala yang dihadapi BAP-S/M dalam pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah beserta solusi yang ditempuh.
3.
Memperoleh informasi penggunaan dana bantuan sosial untuk operasional BAPS/M dan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, termasuk dana APBD yang digunakan BAP-S/M untuk pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah, dan
4.
Memberi masukan dan rekomendasi bagi pihak-pihak terkait dalam program akreditasi sekolah/madrasah.
B.
Sasaran Monitoring dan Evaluasi
Sasaran monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut. 1.
BAP-S/M yang telah ditetapkan dengan Keputusan Gubernur;
hal. 220 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2.
Sekolah/Madrasah negeri maupun swasta yang telah diakreditasi untuk tingkat TK/RA, SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, dan SLB (TKLB, SDLB, SMPLB,
dan SMALB) yang berada di masing-masing provinsi. C.
Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dari tahap persiapan sampai tahap pelaporan hasil (pemberian umpan balik) dimulai tiga bulan setelah dana bantuan sosial diterima hingga November tahun berjalan. D.
Aspek dan Indikator
Aspek dan indikator yang diperhatikan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1: Aspek dan Indikator Monitoring dan Evaluasi untuk BAP-S/M Aspek
Persiapan akreditasi
Indikator
Profil lembaga Sekretariat Sarana dan prasarana Ketenagaan
Program BAP-S/M
Program kerja Sosialisasi Pelatihan asesor Pelatihan SIA-S/M Rapat kerja BAP-S/M Visitasi
Produk BAP-S/M
Asesor Pencapaian hasil akreditasi
Hubungan kerja
Pelaporan kegiatan Koordinasi dan konsultasi dengan BAN-S/M Hubungan BAP-S/M dengan pihak lain
Pendanaan
Sumber dana Jumlah anggaran Jumlah dana dari Kab/Kota Dana untuk sekolah/madrasah Dana untuk asesor Dana untuk kesekretariatan
Permasalahan/kendala
Rekrutmen asesor Kinerja Hubungan kerja
hal. 221 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Aspek
Indikator
Pendanaan Pelaksanaan akreditasi Saran E.
Saran dari BAP-S/M
Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam monitoring dan evaluasi berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden dan hasil wawancara dengan informan (sumber data). Data sekunder berasal dari dokumen dan arsip yang dimiliki oleh BAP-S/M maupun sekolah/madrasah. Sumber data primer bersumber dari Ketua, Sekretaris, Anggota BAP-S/M, dan pihak sekolah/madrasah antara lain Kepala Sekolah/Madrasah, Guru, Komite Sekolah/Madrasah, Tata Usaha (TU), dan siswa, khususnya sekolah/madrasah yang telah ditetapkan peringkat akreditasinya. F.
Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilaksanakan
melalui kuesioner.
Selain
itu,
untuk
menambah akurasi data dilakukan pengamatan langsung, wawancara, focused group discussion dan studi dokumentasi. G.
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan analisis, yakni kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif persentase, sedangkan data kualitatif dianalisis sesuai dengan tema-tema yang disampaikan. H.
Petugas
Petugas monitoring terdiri dari: (1). anggota BAN-S/M; (2). tim teknis BAN-S/M; dan (3). pegawai sekretariat BAN-S/M. I.
Pembiayaan
Biaya pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan akreditasi sekolah/ madrasah dibebankan kepada anggaran yang tercantum dalam DIPA Balitbang Depdiknas. J.
Pelaporan
Laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi selambat–lambatnya satu minggu setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Laporan pelaksanaan monitoring dan evaluasi
hal. 222 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
disampaikan kepada Ketua BAP-S/M dan Pejabat Pembuat Komitmen Penyelenggara Kegiatan Akreditasi Sekolah/Madrasah.
hal. 223 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
A.
Pelaporan
Laporan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah disusun oleh BAP-S/M sebagai bentuk pertanggungjawaban BAP-S/M kepada BAN-S/M dan pemangku kepentingan. Laporan pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah meliputi tiga jenis laporan,yaitu: 1.
Laporan Setiap Kegiatan
Penyusunan laporan setiap kegiatan disusun berdasarkan kegiatan yang telah disetujui dalam proposal dana bantuan sosial pelaksanaan akreditasi sekolah/ madrasah dan dana bantuan operasional BAP-S/M. Laporan tersebut disusun paling lambat 7 hari setelah kegiatan dilaksanakan dan dikirimkan ke BAN-S/M.
2.
Laporan Akhir Kegiatan Akreditasi
Laporan akhir kegiatan akreditasi sekolah/madrasah disusun berdasarkan kelompok atau jenis kegiatan yang sudah disepakati dalam proposal dana bantuan sosial pelaksanaan akreditasi sekolah/madrasah dan dana bantuan operasional BAP-S/M. Penyusunan laporan akhir sesuai jenis kegiatan akan memudahkan pemeriksaan oleh pihak yang berkepentingan. Bentuk format Laporan Akhir Kegiatan Akreditasi merujuk pada Surat Kepala Balitbang Nomor 0885/G/KU/2009 Tanggal 25 Maret 2009 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Subsidi/Bantuan Sosial Pelaksanaan Akreditasi Sekolah/Madrasah. Laporan akhir ini disampaikan BAP-S/M kepada pihak-pihak terkait sebagai berikut. a.
Kepala Balitbang, Depdiknas, Up. Penanggung Jawab Kegiatan Akreditasi Sekolah/Madrasah
Jakarta
(BAN-S/M)
dengan
alamat
Komplek
Perkantoran Depdiknas, Gedung E, Lantai 2, Jl. Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta. b.
Ketua
BAN-S/M
dengan
alamat
Kompleks
Ditjen
Mandikdasmen,
Depdiknas, Gedung F, Lantai 2, Jl. RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan 12001. c.
Gubernur provinsi yang bersangkutan.
hal. 224 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
d.
Pemangku kepentingan sesuai lingkup tugas instansi yang bersangkutan disertai dengan rekomendasi.
3.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan pertanggungjawaban penggunaan dana subsidi/bantuan
sosial
yang
berisi
rekapitulasi
alokasi
dana,
realisasi
penggunaan dana, sisa dana, dan pajak yang dipungut dan disetor ke kas negara disertai bukti-bukti pengeluaran yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, dengan susunan sebagai berikut. a.
Rekapitulasi Penggunaan Dana Bantuan Sosial.
b.
Formulir SPTB berisi daftar penerima uang dan jumlah uang yang digunakan untuk pembayaran kegiatan yang dilampiri bukti fisik kwitansi penggunaan uang yang sudah disahkan/ditandatangani oleh Ketua BAPS/M dan Bendahara BAP-S/M, serta sudah tertera tanggal lunas bayar.
c.
Daftar Penerimaan dan Penyetoran Pajak dilampiri bukti setor pajak (SSP).
d.
Bukti Setor Jasa Giro/Bunga Bank.
e.
Bukti Setor Sisa dana ke Kas Negara apabila terdapat sisa dana yang tidak digunakan.
f.
Fotocopy Buku Kas Umum, Buku Pajak, dan Buku Bank.
Laporan keuangan minimal dibuat dua rangkap. a.
Lembar asli dikirimkan ke Kepala Balitbang, Depdiknas, Up. Penanggung Jawab Kegiatan Akreditasi Sekolah/Madrasah Jakarta (BAN-S/M) dengan alamat Komplek Perkantoran Depdiknas, Gedung E Lantai 2, Jl. Jenderal Sudirman Senayan, Jakarta.
b.
Lembar kedua dikirimkan ke Ketua BAN-S/M dengan alamat Komplek Mandikdasmen Gedung F Lantai 2, Jl. RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan.
B.
Rekomendasi Tindak Lanjut
Rekomendasi tindak lanjut berisi saran-saran perbaikan untuk setiap komponen akreditasi yang belum memenuhi kriteria standar yang ditentukan. Rekomendasi ini disusun oleh BAP-S/M berdasarkan hasil akreditasi sekolah/madrasah. Rekomendasi disampaikan kepada pemangku kepentingan antara lain: 1.
Sekolah/Madrasah yang diakreditasi;
hal. 225 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
2.
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kandepag, disertai laporan rekapitulasi hasil akreditasi;
3.
Dinas Pendidikan Provinsi dan Kanwil Depag, disertai laporan rekapitulasi hasil akreditasi; dan
4.
LPMP yang disertai juga dengan laporan rekapitulasi hasil akreditasi.
Usulan rekomendasi BAP-S/M digunakan oleh BAN-S/M sebagai bahan rekomendasi yang akan disampaikan kepada Direktorat terkait seperti: 1.
Direktorat Pembinaan TK/SD, Ditjen Mandikdasmen.
2.
Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Mandikdasmen.
3.
Direktorat Pembinaan SMA, Ditjen Mandikdasmen.
4.
Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Mandikdasmen.
5.
Direktorat Pembinaan SLB, Ditjen Mandikdasmen.
6.
Direktorat Bindiklat, Ditjen PMPTK.
7.
Direktorat Profesi Guru, Ditjen PMPTK.
8.
Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen Direktorat PMPTK.
9.
Direktorat Pendidikan Madrasah, Ditjen Pendis.
Rekomendasi yang disusun oleh BAP-S/M bermanfaat baik bagi sekolah/madrasah maupun pemangku kepentingan. 1.
Bagi sekolah/madrasah, bermanfaat untuk melihat kekuatan dan kelemahan sehingga berdasarkan informasi tersebut sekolah/madrasah mampu melakukan perbaikan kualitas layanan maupun kinerjanya.
2.
Bagi
pemangku
kepentingan,
bermanfaat
untuk
memetakan
mutu
dan
kelayakan guna mempermudah usaha-usaha pembinaan dan pemberdayaan serta sebagai sumber informasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan kebijakan pembangunan pendidikan. C.
Pengumuman Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah
Pengumuman hasil akreditasi sekolah/madrasah dilakukan baik oleh BAP-S/M maupun BAN-S/M. 1.
Pengumuman Hasil Akreditasi oleh BAP-S/M
Setelah melaksanakan seluruh proses akreditasi sekolah/madrasah, BAP-S/M wajib mengumumkan hasil akreditasi paling lambat 30 hari setelah rapat pleno
hal. 226 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
penetapan hasil dan peringkat akreditasi sekolah/madrasah yang dihadiri oleh anggota BAN-S/M. 2.
Pengumuman Hasil Akreditasi oleh BAN-S/M
Sesuai Permendiknas Nomor 29 Tahun 2005 Pasal 7 ayat (2) huruf (f) BAN-S/M mempunyai fungsi mengumumkan hasil akreditasi sekolah/madrasah secara nasional. Pengumuman hasil akreditasi sekolah/madrasah ini dipublikasikan melalui website dengan alamat situs http://www.ban-sm.or.id yang dapat diakses oleh masyarakat luas termasuk sekolah/madrasah. Pengumuman melalui website ditujukan dalam rangka melaksanakan layanan publik dalam bidang informasi akreditasi sekolah/madrasah. Pengumuman hasil akreditasi sekolah/madrasah meliputi profil nama sekolah/ madrasah, alamat sekolah/madrasah, nilai komponen, nilai akhir akreditasi, dan peringkat akreditasi, termasuk berbagai data tambahan esensial lainnya. Berdasarkan profil sekolah/madrasah tersebut, selanjutnya akan dapat dikaji profil pendidikan daerah tertentu maupun profil pendidikan secara nasional. Berikut ditunjukkan tampilan website seperti nampak pada Gambar 5.1 tentang tampilan halaman depan website ban-sm.or.id; Gambar 5.2 tentang tampilan halaman hasil akreditasi pada tingkat provinsi; dan Gambar 5.3 tentang tampilan detail hasil akreditasi suatu sekolah/madrasah.
hal. 227 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Gambar 5.1: Tampilan halaman depan website ban-sm.or.id
hal. 228 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Gambar 5.2: Tampilan halaman hasil akreditasi pada tingkat provinsi
hal. 229 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Gambar 5.3: Tampilan detail hasil akreditasi suatu sekolah/madrasah
hal. 230 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Proses penyusunan rekomendasi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu teknik problem solving (pemecahan masalah), dan gap analysis (analisis kesenjangan).
Terkait rekomendasi ini BAP-S/M dapat memilih salah satu dari kedua teknik tersebut. A. Teknik Pemecahan Masalah 1.
Langkah-langkah Penyusunan Rekomendasi
Tahapan penyusunan rekomendasi menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. (a)
Buatlah rekapitulasi tabel distribusi frekuensi berdasarkan pilihan
jawaban
dari butir-butir item instrumen akreditasi. (b)
Mengacu pada tabel frekuensi di atas, lakukanlah identifikasi setiap opsi jawaban dari setiap butir instrumen sesuai masing-masing komponen standar yang mengandung masalah, kemudian gunakan Instrumen Akreditasi dengan Petunjuk Teknisnya untuk merumuskan masalah yang telah diidentifikasi dari tabel frekuensi di atas.
(c)
Berikanlah analisis terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan tersebut.
(d)
Atas dasar analisis tersebut, susunlah rekomendasi sebagai solusi untuk tindak lanjut yang dapat dijadikan masukan berharga bagi pemangku kepentingan dalam menyusun kebijakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan pada satuan pendidikan yang telah diakreditasi.
2.
Contoh-contoh Cara Penyusunan Rekomendasi
Untuk lebih memahami bagaimana cara menyusun rekomendasi, berikut diberikan beberapa contoh rekomendasi dari tiga provinsi, yaitu: Banten, NTB, dan Riau. Contoh (1):
Nama Provinsi
: Banten
Satuan Pendidikan
: SMA
Komponen
: Standard Isi
Pelaksanaan Akreditasi
: Tahun 2008
hal. 231 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Langkah 1: Penyusunan tabel rekapitulasi distribusi frekuensi Tabel 6.1: Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Standard Isi
Persentase opsi jawaban
No Butir
A
B
C
D
E
1
35,71%
45,24%
9,52%
9,52%
0,00%
2
50,00%
19,05%
16,67%
7,14%
7,14%
3
30,95%
30,95%
28,57%
4,76%
4,76%
4
30,95%
26,19%
35,71%
2,38%
4,76%
5
9,52%
26,19%
33,33%
23,81%
7,14%
6
64,29%
16,67%
9,52%
7,14%
2,38%
7
73,81%
16,67%
7,14%
2,38%
0,00%
8
69,05%
21,43%
7,14%
2,38%
0,00%
9
28,57%
38,10%
23,81%
9,52%
0,00%
10
26,19%
40,48%
21,43%
11,90%
0,00%
11
54,76%
7,14%
16,67%
2,38%
19,05%
12
35,71%
30,95%
11,90%
9,52%
11,90%
13
73,81%
16,67%
7,14%
2,38%
0,00%
14
61,90%
16,67%
9,52%
7,14%
4,76%
15
95,24%
2,38%
2,38%
0,00%
0,00%
Langkah 2: Identifikasi dan rumusan masalah pokok
Berdasarkan tabel frekuensi butir-butir instrumen untuk setiap komponen, masalah-masalah pokok yang dapat didentifikasi tercantum dalam butir-butir nomor: 2, 5, 11, dan 12. Merujuk pada Instrumen Akreditasi dan Petunjuk Teknis, masalah-masalah yang terjadi dapat dirumuskan sebagai berikut. (a)
Belum seluruh pihak
terkait
SMA di Banten mengembangkan kurikulum bersama-sama dan
masih
cukup
besar
jumlah
sekolah
yang
belum
mengikutsertakan seluruh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling, dan komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan. (b)
Dalam proses penyusunan kurikulum muatan lokal, seluruh unsur penting seperti: guru, komite sekolah/madrasah atau penyelenggara lembaga pendidikan, dinas pendidikan, dan instansi terkait di daerah tidak dilibatkan bahkan sebagian besar sekolah hanya melibatkan guru saja.
hal. 232 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c)
Masih cukup banyak sekolah memiliki dokumen KTSP yang tidak disahkan oleh dinas pendidikan.
(d)
Masih cukup besar persentase sekolah yang dalam proses penyusunan silabus mata pelajaran tidak dikembangkan oleh guru secara mandiri.
Langkah 3: Analisis masalah
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah-masalah pokok di atas ternyata, SMA
di
Banten
menghadapi
berbagai
masalah
dalam
kaitannya
dengan
penyusunan KTSP, mulai pelibatan berbagai pihak dalam proses penyusunan KTSP, pelibatan berbagai pihak dalam penyusunan kurikulum muatan lokal, pengesahan dokumen KTSP, hingga langkah-langkah penyusunan silabus mata pelajaran. Keseluruhan aspek-aspek penting di atas belum dilaksanakan dengan optimal, karena masih cukup besar jumlah sekolah yang berpegang teguh kepada standar penyusunan KTSP
belum sepenuhnya
seperti yang dicantumkan
dalam Panduan Penyusunan KTSP. Langkah 4: Rekomendasi
Pemantauan, pembinaan, review, dan evaluasi yang terus menerus terhadap seluruh sekolah/madrasah di Banten perlu dilakukan sebagai upaya pengendalian untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
tidak hanya
untuk menghasilkan dokumen
KTSP yang
berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan, tetapi juga berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan dalam proses implementasinya.
Contoh (2):
Nama Provinsi
: NTB
Satuan Pendidikan
: SMA
Komponen
: Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Akreditasi dilaksanakan : Tahun 2008
hal. 233 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Langkah 1: Penyusunan tabel rekapitulasi distribusi frekuensi Tabel 6.2: Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Persentase opsi jawaban
No Butir
A
B
C
D
E
51
93,75%
0,00%
0,00%
0,00%
6,25%
52
62,50%
31,25%
0,00%
0,00%
6,25%
53
87,50%
6,25%
0,00%
0,00%
6,25%
54
37,50%
56,25%
0,00%
0,00%
6,25%
55
93,75%
0,00%
0,00%
0,00%
6,25%
56
43,75%
43,75%
6,25%
0,00%
6,25%
57
0,00%
56,25%
31,25%
6,25%
6,25%
58
75,00%
18,75%
0,00%
0,00%
6,25%
59
81,25%
6,25%
6,25%
0,00%
6,25%
60
93,75%
0,00%
0,00%
0,00%
6,25%
61
18,75%
37,50%
18,75%
18,75%
6,25%
62
6,25%
25,00%
18,75%
18,75%
31,25%
63
6,25%
31,25%
18,75%
25,00%
18,75%
64
87,50%
0,00%
6,25%
0,00%
6,25%
65
12,50%
18,75%
18,75%
31,25%
18,75%
66
18,75%
0,00%
12,50%
25,00%
43,75%
67
12,50%
6,25%
6,25%
25,00%
50,00%
68
6,25%
6,25%
18,75%
0,00%
68,75%
69
0,00%
0,00%
18,75%
12,50%
68,75%
70
12,50%
25,00%
18,75%
37,50%
6,25%
Langkah 2: Identifikasi dan rumusan masalah
Dengan merujuk kepada tabel distribusi frekuensi, ternyata terdapat sejumlah butir yang memunculkan berbagai masalah penting yaitu butir nomor: 62, 63, 65, 66, 67, 68, dan 69. Secara rinci masalah-masalah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. (a)
Terdapat sejumlah kepala sekolah SMA di NTB yang belum memiliki kemampuan kewirausahaan.
(b)
Terdapat sejumlah kepala sekolah SMA di NTB yang
belum melakukan
supervisi dan monitoring secara terencana dalam RKAS.
hal. 234 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c)
Sebagian besar SMA di NTB, tidak memiliki tenaga administrasi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan.
(d)
Hanya sebagian kecil SMA di NTB yang memiliki, tenaga perpustakaan yang memenuhi persyaratan minimum dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan tugasnya
(e)
Hanya sebagian kecil SMA di NTB yang memiliki, tenaga laboran yang memenuhi persyaratan minimum dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan tugasnya
Langkah 3: Analisis masalah
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah tersebut, ternyata pada SMA di NTB,
masih
banyak
kepala
sekolah
yang
tidak
memiliki
kemampuan
kewirausahaan. Masalah lain yang dihadapi kepala sekolah adalah kesulitan dalam merancang dan melaksanakan superivisi dan monitoring secara terencana, sistematik, dan teratur terhadap para guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah
masing-masing. Begitu juga, masih banyak sekolah
yang kesulitan mendapatkan tenaga administrasi, perpustakaan, dan laboran yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan. Langkah 4: Rekomendasi
(a)
Melaksanakan program pengembangan kemampuan kewirausahaan kepala sekolah, sehingga setiap kepala sekolah memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sebagai sumber belajar siswa.
(b)
Melaksanakan program pengembangan kemampuan kepala sekolah yang mencakup kemampuan supervisi dan monitoring sehingga mempunyai kemampuan dalam merancang dan melaksanakan superivisi dan monitoring secara terencana dan sistematik.
(c)
Memberikan kesempatan kepada staf administrasi, tenaga pustakawan dan laboran untuk studi lanjut guna memenuhi persyaratan kualifikasi minimal dan memenuhi kesesuaian antara kualifikasi pendidikan dan tugas yang diberikan sehingga mismatch dikalangan staf non-guru dapat diatasi.
Contoh (3):
Nama Provinsi
: Riau
Satuan Pendidikan
: SMA
Komponen
: Sarana dan Prasarana
Akreditasi dilaksanakan
: Tahun 2008 hal. 235
Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Langkah 1: Penyusunan tabel rekapitulasi distribusi frekuensi Tabel 6.3: Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Sarana dan Prasarana
Persentase opsi jawaban
No Butir
A
B
C
D
E
71
61,54%
28,21%
7,69%
2,56%
0,00%
72
69,23%
23,08%
5,13%
0,00%
2,56%
73
64,10%
30,77%
0,00%
5,13%
0,00%
74
84,62%
2,56%
5,13%
0,00%
7,69%
75
61,54%
25,64%
10,26%
0,00%
2,56%
76
25,64%
66,67%
7,69%
0,00%
0,00%
77
46,15%
33,33%
12,82%
5,13%
2,56%
78
89,74%
0,00%
5,13%
5,13%
0,00%
79
51,28%
15,38%
7,69%
2,56%
23,08%
80
51,28%
20,51%
2,56%
7,69%
17,95%
81
58,97%
12,82%
20,51%
7,69%
0,00%
82
12,82%
33,33%
30,77%
20,51%
2,56%
83
28,21%
17,95%
20,51%
25,64%
7,69%
84
30,77%
10,26%
23,08%
15,38%
20,51%
85
7,69%
17,95%
17,95%
12,82%
43,59%
86
10,26%
10,26%
17,95%
12,82%
48,72%
87
12,82%
5,13%
10,26%
12,82%
58,97%
88
20,51%
7,69%
15,38%
20,51%
35,90%
89
12,82%
12,82%
0,00%
10,26%
64,10%
90
58,97%
12,82%
5,13%
15,38%
7,69%
91
38,46%
15,38%
23,08%
20,51%
2,56%
92
30,77%
12,82%
28,21%
15,38%
12,82%
93
25,64%
10,26%
0,00%
20,51%
43,59%
94
17,95%
12,82%
5,13%
23,08%
41,03%
95
15,38%
2,56%
17,95%
25,64%
38,46%
96
20,51%
10,26%
10,26%
30,77%
28,21%
97
43,59%
23,08%
12,82%
20,51%
0,00%
98
10,26%
17,95%
12,82%
25,64%
33,33%
99
41,03%
10,26%
10,26%
5,13%
33,33%
100
48,72%
15,38%
20,51%
12,82%
2,56%
hal. 236 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
Langkah 2: Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan tabel frekuensi yang telah disusun ditemukan sejumlah butir yang memunculkan berbagai permasalahan pokok yang perlu dicari solusinya yaitu butir nomor: 79, 84, 85, 86.87, 88, 89, 93, 94, 95, dan 96.
Permasalahan
tersebut secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut. (a)
Masih banyak sekolah yang tidak memiliki instalasi listrik dengan daya minimum 1300 watt.
(b)
Masih banyak sekolah yang memiliki perpustakaan tapi belum secara lengkap memenuhi persyaratan sesuai ketentuan.
(c)
Masih banyak sekolah yang memiliki laboratorium (biologi, fisika, kimia, bahasa dan komputer) tetapi belum secara penuh memenuhi ketentuan.
(d)
Masih banyak sekolah yang tidak memiliki laboratorium fisika, kimia, dan bahasa.
(e)
Masih banyak sekolah yang memiliki ruang tata usaha tidak sesuai ketentuan
(f)
Masih banyak sekolah yang memiliki tempat ibadah, ruang konseling, kesehatan
sekolah,
organisasi
kesiswaan,
yang
belum
memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan. Langkah 3: Analisis masalah
Merujuk kepada fakta yang diungkap dalam permasalahan di atas, ternyata di Riau, masih banyak SMA yang belum memiliki instalasi listrik dengan daya minimum 1300. Masih banyak SMA yang belum memiliki sarana dan prasarana yang sesuai ketentuan untuk menunjang proses pembelajaran yang berkualitas. Sarana tersebut seperti perpustakaan, laboratorium, ruang tata usaha, tempat ibadah, ruang konseling, dan UKS. Sulit dibayangkan sebuah SMA yang tidak memiliki sama sekali laboratorium Fisika, laboratorium Kimia dan laboratorium Bahasa, bagiamana proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan sarana yang begitu penting itu. Langkah 4: Rekomendasi
(a)
Mengalokasikan
dana
yang
memadai
untuk
membangun
dan
atau
melengkapi sarana prasarana utama untuk mendukung proses pembelajaran yang baik dan berkualitas seperti instalasi listrik, perpustakaan, dan berbagai jenis laboratorium tempat praktikum siswa.
hal. 237 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(b)
Membangun/menyediakan/melengkapi ruang tata usaha, sehingga motivasi tata usaha untuk bekerja dengan baik tetap terjaga.
(c)
Membangun/memperbaiki/melengkapi sarana pendukung lainnya seperti tempat
ibadah,
ruang
kesehatan,
ruang
konseling,
ruang
organisasi
kesiswaan tempat siswa mengatur dan merencanakan, untuk berkreasi, dan mengembangkan minat.
B.
Teknik Analisis Kesenjangan
Penyusunan rekomendasi dengan teknik analisis kesenjangan merupakan cara untuk memecahkan masalah dengan membandingkan keadaan saat ini dengan keadaan yang diinginkan atau diidealkan. Teknik ini dapat digunakan untuk proses perbaikan suatu kondisi melalui pemahaman keadaan yang terjadi saat ini. Sebagai contoh, implementasi proses perbaikan mutu sekolah. Dalam metode ini, terlebih dahulu diperlukan langkah identifikasi kondisi saat ini. Beberapa perangkat atau alat ukur untuk identifikasi kondisi saat ini dapat digunakan instrumen akreditasi. Tahap berikutnya, menentukan kondisi yang diinginkan. Kesenjangan yang terjadi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang semestinya merupakan kesenjangan. Kesenjangan ini merupakan titik awal untuk menyatakan permasalahan (problem statement) dan mengidentifikasi akar permasalahan (root cause analysis). Tahap selanjutnya, melakukan rencana perbaikan (improvement plan), misalnya rencana pengembangan sekolah. 1.
Langkah-langkah Penyusunan Rekomendasi
(a)
Identifikasi kondisi saat ini Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi saat ini adalah: (1)
menggunakan instrumen akreditasi;
(2)
membuat tabel frekuensi untuk setiap butir pernyataan untuk masing-masing komponen atau standar;
(b)
(3)
menentukan masalah yang muncul; dan
(4)
menginventarisir masalah yang ditemukan.
Identifikasi kondisi yang diinginkan Proses mengidentifikasi kondisi yang diinginkan dapat dilakukan dengan menggunakan standar mutu yang telah ditentukan
hal. 238 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
(c)
Identifikasi kesenjangan Proses
mengidentifikasi
kesenjangan
dapat
dilakukan
dengan:
(1)
membandingkan kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan dengan menggunakan butir pernyataan yang ada dalam instrumen akreditasi, (2) membandingkan dengan jawaban pernyataan yang paling baik. (d)
Rencana Tindakan atau Rencana Perbaikan Sesuai butir masalah yang ditemukan, susunlah solusi perbaikan. Solusi perbaikan dapat berupa perbaikan dari seluruh standar, atau berupa kegiatan investasi sarana dan prasarana, pelatihan, dan lain-lain.
2.
Contoh Cara Penyusunan Rekomendasi
Rekomendasi merupakan pernyataan solusi yang tertuang dalam Rencana Tindakan yang dapat dirumuskan dalam pernyataan yang bersifat umum, dan dapat digunakan sebagai tema program kegiatan seperti nampak pada Tabel 6.4. Contoh:
Nama Provinsi
: Sulawesi Tenggara
Satuan Pendidikan
: SMA
Komponen
: Standar Isi s.d. Standar Penilaian Pendidikan
Akreditasi dilaksanakan : Tahun 2008
Tabel 6.4: Rekomendasi Tindak Lanjut Hasil Akreditasi No. 1
Komponen Standar Isi
Keadaan saat ini Hanya 35% guru dilibatkan dalam penyusunan kurikulum
Keadaan diinginkan Semua guru dilibatkan dalam penyusunan kurikulum dalam kurun waktu yang yang tidak lama
Kesenjangan Masih terdapat sekitar 65% guru yang harus dilibatkan dalam penyusunan kurikulum
Rencana Tindakan 1. Pelatihan penyusunan kurikulum bagi guru 2. Penyusunan panduan penyusunan kurikulum SMA 3. Pelatihan pengembangan kurikulum SMA
hal. 239 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
No. 2
Komponen Standar Proses
Keadaan saat ini
Keadaan diinginkan
Kesenjangan
Rencana Tindakan
Hanya 6% SMA yang menyusun silabus, persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, melakukan pemantauan, supervisi, proses evaluasi, dan menindaklanjuti hasil pengawasan
Semua SMA menyusun silabus, melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran, melakukan supervisi, proses evaluasi, dan menindaklanjuti hasil pengawasan
Masih ada 93% SMA tidak menyusun silabus, persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, melakukan pemantauan, supervisi, proses evaluasi, dan, menindaklanjuti hasil pengawasan
1. Pelatihan penyusunan silabus mata pelajaran bagi guru-guru 2. Pelatihan strategi pelaksanaan proses pembelajaran di SMA 3. Pelatihan pemantauan, supervisi, dan evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran 4. Pelatihan tindak lanjut
3
Standar Kompetensi Lulusan
Tak satu pun SMA menyediakan kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba, laporan hasil kunjungan karya wisata/studi lapangan, majalah dinding, dan buletin siswa internal sekolah
Semua SMA menyediakan kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba, laporan hasil kunjungan karya wisata/studi lapangan, majalah dinding, dan buletin siswa internal sekolah
Semua SMA belum menyediakan kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba, laporan hasil kunjungan karya wisata/studi lapangan, majalah dinding, dan buletin siswa
1. Pelatihan teknik katalog dan penataan karya tulis 2. Pelatihan teknik pembuatan majalah dinding 3. Pelatihan pembuatan buletin siswa
4
Standar Pendidik dan Tendik
1. Sebanyak 40% SMA memiliki tenaga laboratorium
1. Semua SMA harus memiliki tenaga perpustakaan dan laboratorium
1. Masih ada sekitar 60% SMA belum memiliki tenaga lab dan 65% SMA belum memiliki tenaga perpustakan
1. Pengalokasian formasi PNS tenaga pustakawan dan teknisi lab untuk SMA secara bertahap hingga terpenuhi semua kebutuhan
2. Hanya sekitar 24% SMA memiliki tenaga perpustakaan
2. Seluruh SMA memiliki tenaga perpustakaan
2. Masih sekitar 76% SMA belum memiliki tenaga perpustakaan
2. Penyediaan tenaga perpustakaan melalui formasi PNS
3. Hanya sekitar 24% kepala sekolah yang mampu mengelola siswa dengan 76%100% lulus diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir
3. Semua kepala sekolah mampu mengelola siswa dengan 76%100% lulus diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir
3. Masih terdapat sekitar 76% kepala sekolah yang mampu mengelola siswa dengan 76%-100% lulus diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir
3. Pelatihan strategi optimalisasi lulusan bagi kepala sekolah
hal. 240 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
No. 5
Komponen Standar Sarana dan Prasarana
Keadaan saat ini
Keadaan diinginkan
Kesenjangan
Rencana Tindakan
1. Sekitar 30% SMA tidak memiliki laboratorium komputer
1. Semua SMA harus memiliki laboratorium komputer
1. Masih terdapat sekitar 70% SMA belum memiliki laboratorium komputer
1. Pengadaan Laboratorium komputer untuk SMA
2. Sebanyak 24% SMA memiliki laboratorium bahasa
2. Semua SMA harus memiliki laboratorium bahasa
2. Masih terdapat 76% SMA belum memiliki laboratorium bahasa
2. Pengadaan laboratorium bahasa untuk SMA
3. Hampir 47% SMA telah memiliki perpustakaan sesuai ketentuan
3. Semua SMA memiliki perpustakaan sesuai ketentuan
3. Masih terdapat sekitar 53% SMA memiliki perpustakaan tetapi tidak sesuai ketentuan
3. Pengadaan Perpustakaan untuk SMA sesuai ketentuan
6
Standar Pengelolaan
Terdapat sekitar 24% SMA yang memiliki sistem informasi
Semua SMA sudah memiliki sistem informasi
Masih ada sekitar 76% SMA belum memiliki sistem informasi
Pembangunan sistem informasi bagi SMA yang belum memiliki sistem informasi
7
Standar Pembiayaan
1. Hampir 47% SMA melakukan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu
1. Semua SMA melakukan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu
1. Masih terdapat sekitar 53% SMA yang belum melakukan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu
1. Pemerintah menyediakan program menggratiskan SPP bagi siswa tak mampu
2. Terdapat sekitar 35% SMA membelanjakan biaya sebanyak 1%-25% dari anggaran pengembangan pendidikan dan tenaga kependidikan dalam RKAS
2. Semua SMA membelanjakan biaya sebanyak 1%-25% dari anggaran pengembangan pendidikan dan tenaga kependidikan dalam RKAS
2. Masih terdapat sekitar 65% SMA belum membelanjak an biaya sebanyak 1%-25% dari anggaran
2. SMA menyiapkan program anak duafa dari zakat pendapatan para guru dan pendapatan sekolah
1. Hanya sekitar 18% SMA yang menyelenggara kan ujian sekolah dan menentukan kelulusan siswa lebih tinggi dari 1,1 atau lebih di atas kriteria yang berlaku
1. Semua SMA melaksanakan ujian sekolah dan menentukan kelulusan siswa lebih tinggi dari 1,1 atau lebih di atas kriteria yang berlaku
1. Masih sekitar 82% SMA belum melakukan ujian sekolah dan menentukan kelulusan siswa lebih tinggi dari 1,1 atau lebih di atas kriteria yang berlaku
8
Standar Penilaian Pendidikan
pengembangan
pendidikan dalam RKAS 1. Program Peningkatan mutu guru dan kepala sekolah berstrata dan non strata
hal. 241 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
No.
Komponen
Keadaan saat ini
Keadaan diinginkan
Kesenjangan
Rencana Tindakan
2. Terdapat sekitar 12% SMA yang melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada Diknas Kab/Kota lebih dari satu semester
2. Semua SMA melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada Diknas Kab/Kota lebih dari satu semester
2. Masih sekitar 88% SMA belum melaporkan pencapaian hasil belajar kepada Diknas Kab/Kota lebih dari satu semester
2. Program Peningkatan kualitas lulusan SMP
3. Terdapat sekitar 12% guru yang memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
3. Semua guru memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
3. Masih ada sekitar 88% guru yang belum
3. Penyiapan aturan yang mengingat untuk penyampaian laporan pencapaian hasil belajar
memanfaatkan
hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran
Rekomendasi: 1.
Degree dan non-degree training bagi guru-guru secara bertahap.
2.
Pelatihan manajemen sekolah untuk para kepala sekolah.
3.
Pengadaan sarana perpustakaan yang dilengkapi dengan sistem teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK).
4.
Penyediaan formasi PNS tenaga pustakawan.
5.
Penyediaan formasi PNS tenaga teknisi TIK.
6.
Pengadaan laboratorium bahasa beserta peralatannya.
7.
Penyediaan formasi PNS tenaga pengelola laboratorium bahasa.
8.
Pengadaan laboratorium IPA beserta peralatannya.
9.
Penyediaan formasi PNS teknisi laboratorium.
10.
Pelatihan peningkatan mutu pembelajaran bagi guru-guru SMA.
11.
Pelatihan penelitian tindakan kelas (PTK) bagi guru-guru.
12.
Magang guru-guru ke sekolah yang sudah mapan.
hal. 242 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah
A.
Klarifikasi
Sekolah/Madrasah dapat meminta penjelasan tentang hasil akreditasi yang diperoleh kepada BAP-S/M. BAP-S/M berkewajiban melakukan klarifikasi atas permintaan sekolah/madrasah yang merasa berkeberatan terhadap proses dan hasil akreditasi. B.
Pengaduan
Apabila sekolah/madrasah tidak puas terhadap klarifikasi yang diberikan oleh BAPS/M atas proses dan hasil akreditasi, maka sekolah/madrasah dapat menyampaikan keberatan melalui mekanisme pengaduan sebagai berikut. a.
Permasalahan yang diadukan disertai dengan bukti-bukti yang lengkap.
b.
Pengaduan disampaikan secara tertulis kepada BAP-S/M.
c.
Waktu pengajuan keberatan terhadap proses dan/atau hasil akreditasi sekolah/ madrasah selambat-lambatnya 14 hari kerja setelah pengumuman hasil akreditasi diterima oleh sekolah/madrasah yang bersangkutan.
BAP-S/M melakukan tindak lanjut terhadap pengaduan yang disampaikan oleh sekolah/madrasah
atas
proses
dan
hasil
akreditasi,
dengan
langkah-langkah
penyelesaian sebagai berikut. a.
BAP-S/M mempelajari dan meneliti permasalahan yang diadukan oleh sekolah/ madrasah.
b.
Apabila permasalahan tersebut hanya terkait kesalahan ketik atau kesalahan kecil lain yang terjadi tanpa ada unsur kesengajaan, maka dapat dilakukan pembetulan. Namun, apabila permasalahan tersebut dinilai perlu tindak lanjut, maka BAP-S/M dapat mengirimkan dua orang asesor, selain asesor yang ditugaskan pada visitasi pertama. Kedua asesor tersebut melakukan visitasi ulang. Hasil visitasi ulang diputuskan melalui rapat pleno BAP-S/M.
c.
Waktu penanganan kasus aduan oleh BAP-S/M dilakukan selambat-lambatnya 28 hari kerja sejak pengaduan.
Apabila terdapat pengaduan yang bersifat perdata atau pidana dapat diselesaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
hal. 243 Kebijakan dan Pedoman Akreditasi Sekolah/Madrasah