E1,reoT-i
PengemDangan f,ufilrulum
Program Di[toma lefinifi BerDasis l(ompetensi ltunia Usaha dan Indus
RSG FT UNP
LZ Aprflfl
Z@X@
trAEKINLIPAS ?PEKNVIK
WNEGERIPADAIYG
Gedlled lanagementSr oo{ Eil Eo gootrori Certt{o.01 toll Oa6r:
J
Prosiding
SEMINAR NASIONAL
R.kt:?'#$$1s.d""s penanggung Jawab : Dekan FT IINP padang
Tema:
Pengernbangan Kurikulum program Diploma Teknik Berbasis Kompetensi Dunia USrt dan Industri
"
Editor Ahli
:
Drs. Ganefri, M.pd Drs. Bakhri, M.Sc Dra. Rahmiati, M.pd Drs. Bahrul AEin, M.Fd Prof. Dr. Aljufri B. Syarif, M.Sc Prof. Dr. Jalius Jarna, M.Ed Prof. Dr. Nizwardi Jalinus, M.Ed Dr. Ambiyar, l*.pd
Editor Pelaksana
i
Drs. M. Giatman, MSIE Faisal Ashar, ST., MT Jufrihendri, S.pd RazaIi
rssN 1907_3739 FAKULTAS TEKT{IK UNTVERSITAS NEGERI PADANG 20LO
J
,cirnnR nnflonel Peagemboogon Kurikulum progrom Diplomo Tekoik Berbolr Kompetenrl Dualo Umho don ladullrl
DAFTAR ISI
Halaman Judul
i
Tim Editor
ii
Pengantar
iii
Sambutan Dekan FT UNp Daftar lsi
No Penulis 1 Abdul Aziz 2
Almasri
3
Andrizal
4
Anruizet
5
Dharma Liza
Emawati
8
Fahmi
v Judul
said
Hal
MENGI NTEGRASIKAN PEMBEI.AJARAiI SOFT SK/LI KEDAI.AM KURI KULUM TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
RELEVANSI KONSEP STANDARISASI KOMPETENSI PROFESI DENGAN KOMPETENSI LULUSAN PADA PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA DIPLOMA 3 PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MEI.ALUI PENDEIGTAN sruDENr CENTERED LEARNTNG (SCL) DISAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM DtpLO[tA TEKNTK BERORTENTAST KEPADA TUNTUTAN DUNIA KERJA DAI.AM UPAYA MENGHADAPI TANTANGAN ERA GLOBALISASI PENGEMBANGAN KURTKULUM BERBAsts KOMPETENSI PROFEST BIDANG ELEKTRTKAL
1
11
21
29
'45
(suB. BTDANG TEKNTK ELEKTRONTKA)
6 E|ida 7
iv
Nazar
Rizal,
KURIKULUM BERBASIS KE:\AIIRAUSAHAAN PADA PROGRAM STUDT TATA BOGA (D3) PENGEMBANGAN KURTKULUM BERBASIS PENUMBUHAN UNIT USAHA BARU DIKALANGAN MAHASTSWA PROGMM STUDI TATABUSANA PENERAPAN TEoRr rES MODERN DAN ASESMEN KINERJA DALAM MENDUKUNG KETERI.AKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Page
v
55 61
71
J
,cnt0nR ocflonat Pengemlrongon Kurikulum Progrom Diplomo Teknik Berborlr Kompetenrl Dunio Uroho don lndurtri
9
Ganefri, Ramlee Mustapha, Ruhizan Mohd. Yasin. Aisyah Buang
10
Hasan Maksum
11
Hayatunnufus
KURIKULUM BERBASTS KEIA/I RAUSAHAAN DAN PENGEMBANGANNYA DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
99
12
lchwan Yelfianhar,
PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MENGGUNAKAN SOFT SYSTEM METHODOLOGY (SSM)
107
PERANAN INDUSTRI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
115
Hastuti, Risfendra 13
Jamin Sembiring, Ali Basrah Pulungan
14
Liswarti Yusuf
15
Lucy Fridayanti
THE EFFECT OF ORGANISATION CLIMATE, WORK TRAINING, AND INCENTIVE TO MOTIVATION AND WORK ACHIEVEMENT OF SMK (SEKOI3H MENENGAH KEJURUAN) GMDUATE IN STATE - OWNED CORPORATTON IN SUMATERA BARAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN MEISLUI PEMBERDAYAAN PEMERINTAH DAERAH
81
89
KURRIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN 123 PENGEMBANGANNYA D! JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNTVERSTTAS NEGERI PADANG PERAN PENDIDIKAN KEJURUAN DAI.ATvI 131 PENGEMBANGAN KURIKULUM D3 TATA BOGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNTK UNIVERSTTAS NEGERI PADANG I
16
Mukhidin, Elvi Rahmi
PENGEMBANGAN KURIKULUM SMK BERBASTS KECAKAPAN HrDUp (LIFE SKIIU.)
17
Nasrul Rivai
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENST STRATEGI IMPLEMENTASINYA PADA PROGRAM D3
18
Novri Helmi
PENGEMBANGAN KUR! KULUM D! PLOMA TEKNI K BERBASIS KOMPETENSI
19
Reno Yelfi
DAN
137
145
151
PENGEMBANGANKURTKULUMPENDIDIKAN 159
KEJURUAN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN
KONTRIBUSI H'DDE'V CURRICIJLUM DAI.AM 167 PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
21
Waskito
EVALUASI DAN ANALISTS TERHADAP KURI KULUM BERBASIS KOMPETENSI Pagevi
189
-,
J
\/
,cntnnR nRflonnl Peagemlrongon Kurikulum progrom Diplomo Tekolk Berbodr Kompeleui Dunio Uroho don tadurtri
22
Wakhinuddin S.
KURIKULUM BERBASIS EVALUASI PADA PROGRAM STUDT D3 TEKNK OTOMOTIF UNP
23
Yenni ldrus
PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI BERNUANSA SIUDE/VT. CENTERED'ruSTRUCTION PROGRAM STUD! TATABUSANA (D3) JURUSAN KK FT UNP
J
Pagevii
197
J
,EtrtntR
InfloInr
Pengemlroogon (u,ikulum progrom Diplcmo Teknik Be.bori, Kompeleorl Dsoio Uroha don lndlurl,i
KONTRIBUSI HIDDEN CURRICULUM DALAM PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Oleh
:
Rudy Pdhantoro * ABSTRAK
Hidden Cuniculum atau ku diman Yang pada tele,embunyi sangat penting. Oleh karen pada institusi pendidikan harustah menggunakan lmplementasi pembentukan sungguh_ sudah beialan sesuai dengan fitngsinya. lni adatah sebuah desakkan percepatan peningkatan mutu penclidikan lnObneia.
')
Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakuttas Teknik tJniversiias Negeri Jdkarta
A.
LATARBELAKANG
Manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. Dua aspek berkaitan dan
ini
saling
unik. Manusia akan menjadi makhluk sosial ketika ia harus hidup bersamasama dengan manusia lain. Dalam menjalani kehidupan sosialnya eksp lorasi . pr.ibadinya sebagai makhluk yang unik memiliki keterbatasan
ini manusia hampir seluruh belahan dunia berada' dalam era kehidupan globalisasi. Kondisi 'globalisasl begitu menekan setiap jantung manusia. Akibatnya mau tidak mau setiap manusia harus siap menghadapi setiap perubahan yang sangat cepat yang terjadi di sekelilingnya. Dalam era globalisasi terjadi hubungan antara manusia, antara wilayah, antiara bangsa dan antara negara. Hubungan ini saling mempengaruhi, tergantung, dan sangat terbuka. Dampak dari globalisasi akan menjadi semakin terasa bagi bangsa lndonesia manakala pola perilaku, tatanan kehidupan, sifat dan watak bangsa
di
Sat
ini
lain mempengaruhi pola perila-ku, tatanan kehidupan, sifat, dan watak Rudy Prthantoro
Page 167
.
,cnlnnR nnrlonnl
Pengemboogon Ku,akulurn Progrom Diplcmo Tekoik Berborir Kompelenri Duolo Umho doa lodurtri
asli bangsa lndonesia. DamPak ini dapat bersifat posatif dan negatif.
Bangsa lndonesia dalam meng hadapi era globalisasi memerlukan kepribadian yang kuat dan kokoh dengan tingkat adaptasi yang tinggi.
Bangsa lndonesia harus mamPu
menyikapi secara positif dan proaktif menghadapi perubahan tatanan kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya termasuk pendidikan. Bangsa lndonesia mau tidak mau harus menyiaPkan dari agar menjadi the winner and not the loser.
Belakangan ini banyak kita saksikan di sekeliling kita, langsung, atau melalui berita-berita di media cetak dan elektronik, perilaku oknum manusia dalam kehidupan sosial bermasyarakatnya yang tidak menunjukkan dirinya sebagai manusia lndonesia berkualitas. Misal, mengeluarkan kata-katia kasar, jorok, dan tidak sopan, bertindak anarkis, menggunakan otot daripada otak dalam menyelesaikan masalah, bbrpikir pendek saat mengalami masalah, berpikir instant untuk mencapai suatu tujuan, melakukan korupsi-kolusi{an nepotisme, dan sebagainya. Yang menarik, oknum bangsa lndonesia dalam kategori loser ini temyata banyak yang pernah mengenyam bangku sekolah bahkan pendidikan tinggi. Mengamati gejala seperti itu, kita harus berani mengakui sekaligus melakukan introspeksi bahwa ini mungkin adalah hasil sistem pengelolaan pendidikan yang keliru.
Pengelolaan pendidikan diteng
garai hanya melaksanakan transfer ilmu pengetahuan saja sekadar untuk memenuhi tuntutan materi isi pelajaran pada kurikulum. lntinya, Page 168
hanya untuk
memenuhi karena yang materi pelajaran sarat. lain seringkali terabaikan kan/tidak dipedulikan/dilalaikan); seperti penanaman budi pekerti, akhlak mulia, kepribadian, kecerdas an emosi, dan kecerdasan spiritual. Akibatnya, pembentukan watak dan perilaku peserta didik tidak terjadi. lni merupakan tantangan yang harus pengambil dijawab pendidikan, manajer/ kebijakan pendidik pengelola pendidikan, dan insan peduli pendidikan.
akademis saja
oleh para
Makalah ini _9kan
mengurai
pengelolaan sekolah efektif sebagai
lembaga pendidikan formal dalam
kaitannya dengan
implementasi Hidden Curiculum (kurikulum tersembunyi) yang penulis yakini tidak pernah secara tegas dan lugas dipahami apalagi dilakukan dengan berkesadaran oleh sebagian besar pengambil kebijakan pendidikan, pengelola pendidikan, dan pendidik. Dampak karena tidak dilaksana ,kannya kurikulum tersembunyi 'secara sadar, sungguh-sungguh, tegas dan ]ugas itulah yang kita rasakan sekarang.
B. PARADIGMA PENDIDIKAN KARAKTER DAN KURIKULUM TERSEMBUNYI
1.
Fungsi Pendidikan Nreional
Ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh bangsa lndonesia, yaitu (a) Bangsa lndonesia harus mampu mengikuti dinamika dan kemajuan bangsa lain di kawasan Asia dan Pasifik. Padahal, bangsa-
itu sedang mengalami perkembangan yang sangat dinamis. Ketidakmampuan bangsa lndonesia mengikuti dinamika tersebut akan berdampak buruk bagi perkem bangsa
r.
tcttotl
OC$Ootl
?cogclnboogoo l(u,ikuluor ?.cgron Dlgloro [eknlk lc.borl, Ko.trpctcnri Duolo Uroho don lodu,td
bangan bangsa lndonesia sendiri. Bangsa lndonesia akan sulit mencapai tujuan-fujuan nasionalnya.
Akankah kita hanya akan menjadi penonton di luar pagar melihat perkembangan dan kemajuan dunia yang dinamis?: (b) lndonesia sangat kaya. lndonesia memiliki sumber
alam yang sangat melimpah.
Siapakah yang akan mengambilnya dan untuk siapa? Bangsa lndonesia
sendirilah
yang harus
mampu mengambilnya dan untuk sebanyakbanyaknya bagi kemakmuran bangsa dan rakyat lndonesia. Apabila bangsa lndonesia tidak memiliki kemampuan untuk itu, maka bangsa lainlah yang akan mengambilnya. Terulang kembali penjajahan bangsa lain terhadap bangsa lndonesia meski dalam benfuk dan wama yang berbeda; (c) Penduduk lndonesia bertambah dengan pesat meski program Keluarga Berencana cukup berhasil. Pertambahan penduduk yang pesat akan memberi dampak pada pertambahan angkatan kerja. Bila penambahan angkatan kerja tidak diimbangi dengan penambahan kesempatan kerja, maka akan terjadi tingkat pengangguran yang tinggi. Konsekuensinya akan terjadi di bidang sosial. Kondisi sosial masyarakat akan mempengaruhi kondisi politik, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat. Harapan akan tenvujudnya kesejahteraan rakyat lndonesia akhimya hanya akan menjadi angan-angan.
Ketiga tantangan di atas saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Bila kita mampu mengatasi ketiga tantangan itu, maka kita akan mampu mengatiasi tantangan-tantangan lain yang mungkin ada. Untuk mampu
mengatasi ketiga trantangan itu kuncinya terletak pada pendidikan Rudy Prihantoro
yang berkualitas yang
mampu mengantar generasi muda lndonesia sekarang siap mengisi peradaban masa depan dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Undang-Undang Republik 20 Tahun 2003
lndonesia Nomor
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab ll, Pasal 3 menyatakan bahwa Fungsi Pendidikan Nasional, yaitu 'Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak sefta pendaban bangsa yang bermaftabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa". -:
'
Pengertian tersebut memberi pemahaman kepada kita bahwa bila fungsi Pendidikan Nasional berjalan dengan semestinya, maka bangsa lndonesia pasti akan mampu (a) mengembangkan kemampuan peradaban bangsanya; (b) membentuk karakter bangsanya yang bemartabat; (c) mencerdaskan kehidupan bangsanya; dan semua ifu hanya dapat diwujudkan melalui pepdidikan berkualitas. Pendidikan betkualitas artinya setiap,komponen yang Qalam pengelolaan pendidikan telah berkualitas mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
ada
Fungsi Pendidikan merupakan satu kesafuan utuh dengan Tujuan
Pendidikan Nasional.
Pendidikan
Tujuan Nasio6al:
"Mengembangkan potensi Wseda didik agar menjadi manusia yang Mriman dan bedal<wa kepada Tuhan Yang Maha Esa, benkhlak mulia, shat, beilmu, cakap, keatif, mandiri, dan menjadi waqla negam yang demokrat:s serta beftanggung
jawab".
Pengertian itu mempunyai arti bahwa bila pendidikan dikelola Page 169
,cilrnen nnllonnt
Peogcmboogon Ko,ikulum Prog,ollr Diplomo f eknik Bcrbari, KomOelenrl frunio Uroha don lidurlal
dengan budaya kualitas Yang terPe
lihara baik, maka seluruh Potensi peserta didik dapat dikembangkan
secara optimal. Peninujudan kesatuan tujuan pendidikan merupakan pembentukan karakter peserta didik.
fungsi pendidikan dan 2.
Jati Diri dan
Pembentukan
Karakter Jati diri adalah "Siapa diri anda
sesungguhnya".l Pengertian itu
mempunyai arti bahwa jati diri adalah sifat dasar manusia, diri kita yang asli, asli dari Tuhan. Apa-apa yang -- berasal dari Tuhan tidak mungkin tidak baik.2 Jati diri merupakan identitas diri seseorang.
Bangsa lndonesia juga memiliki jati diri. Jati diri bangsa lndonesia dapat dilihat antaranya melalui budaya yang dimilikinya. Perilaku umum orang lndonesia dan tatanan kehidupan bangsa lndonesia juga menunjukkan jati dirinya. Bangsa lndonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah, jujur, sopan, santun, rajin, tekun, ulet, tahan banting, berjuang tanpa pamrih, suka menolong, saling menghormati, saling mengasihi dan menyayangi, dan sebagainya. Ciri-ciri itulah yang juga menampilkan jati diri bangsa lndonesia. Jati diri bangsa dibentuk dari jati diri individu-individu anak bangsa. Jati diri yang selalu disemai dan ditumbuh kembangkan akan mem benfuk karaKer. Pembentukan karakter bangsa yang kuat dan kokoh hanya dapat dilakukan oleh pendidikan berkualitas. TetaPi mer(,apa keadaan bangsa lndonesia I Soemamo Soedarsono, Ch@acter Bulding, Elo< Media Komputindo, Jakart4 2002, h. 57 z lbtd ., tt- sl-
PaEeTTO
sekarang begitu terpuruk? Mengapa kehidupan bangsa lndonesia seper0 yang kita lihat dan saksikan di sekitar kita atau seperti yang banyak kita media cetak dan saksikan elektronik, begitu banyak perilaku yang memperihatinkan kita? Siapa yang harus bertanggung jawab atas kondisi ini?
di
Penyebab bangsa lndonesia jati dirinya, antara lain
kehilangan
disebabkan karena
tidak
digunakannya Rasa (Nurani) dalam kegiatan sehari-hari di masyarakat. Akibahya banyak terjadi perbuatanperbuatafi yang sifatnya emosional dan menurutkan hawa nafsu.
tak
Karakter adalah seperti lautan,
dan tak dapat Dan kita, sebagai
terselami
diintervensi. bangsa sudah kehilangan sesuatu
yang tak dapat diintervensi ini. Orang yang memilikin karakter kuat adalah mereka yang tidak mau dikuasai oleh sekumpulan realitas yang telah ada sono-nya. begitu Sementara, orang yang memiliki *arakter yang lemah adalah orang yang funduk pada ' sekumpulan diberikan kondisi dapat gampang yang menguasainya. lfia
saja dari
yang telah kepadanya tanpa
menyerah untuk marah,
Yang
gampang putus asa untuk melatih rasa adalah oEng-orang dengan karakter lemah. Kita yang gampang melupakan janji dan tekad,. Yang gampang menyalahkan Pihak lain, tenfulah bukan orang-orang dengan karakter yang kuat. Mengapa kita begitu rapuh? Karena kita kehllangan
karaker!'
r Barabang qAnees dan Adang Hambali,
Perddilran Koaher Berba s Al-Qur'an, Pcnorbit
tcntntt neflonfl
Peogcotbongoo l(urikulum progron Dlplcrno fchnlk ic6orl, Nompelcnri Dunlo Uraha dan lndui,l
Bila kita ingin melihat
hasil
pendidikan lndonesia, lihatlah apa yang sedang terjadi saat ini. lni cara evaluasi yang sederhana, gampang
dilakukan,
dan
menghasilkan kesimpulan yang tak terbantahkan.l MeMn Barkowitz (1998) mengatakan bahwa kebanyakan pendidikan moral yang dilakukan di sekolah-sekolah, pemah memperlihatkan bagaimana pendidikan itu dapat berdampak terhadap perubahan perilaku. Mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila dan Pendidikan Agama yang telah dilakukan di lndonesia hingga perguruan tinggi, contohnya. Kedua mata pelajaran dihadapkan dengan siswa yang tak juga mau berubah. Salah satu masalahnya adalah cara pendidikan konvensional yang mengabaikan aspek internal individual, yang terlalu sibuk dengan mengisi aspek kognitif saja. Soal perilaku perasaan kerap diabaikan. Pengabaian pada perilaku ini kemudian berakibat pada lupanya orang unfuk menghiasi dirinya dengan perbuatan yang dapat diteladani.'
tidak
sejak SO
itu
dan
3.
Ada dua
paradigma dasar
pendldikan karakter:6
Pertama, paradigma
yang
memandang pendidikan karakter
'dalam cakupan pemahaman moral yang sifatnya lebih sempit (nanow scope fo moral education). pada
paradigma
ini
disepakati telah adanya karakter tertentu yang tinggal diberikan kepada peserta didik;
Simbiosa Rekatarns Medi4 Bandrmg, 2008, h.
l-3.
t lbiLh.4. t o
ht4n. tttz tbt4L tos
Rudy Prihantoro
Kedua, melihat pendidikan dari sudut pandang pemahaman isuisu moral yang lebih luas. Paradigma ini memandang pendidikan karakter pedagogi, menempatkan individu yang terlibat dalam dunia pendidikan sebagai pelaku utama dalam pengembangan karakter. Paradigma kedua memandang peserta didik sebagai agen tafsh penghayat, sekaligus pelaksana nilai melalui kebebasan yang dimilikinya.
sebagai sebuah
Melalui gabungan dua
paradigma tersebut,
pendidikan karakter akan bisa terlihat dan dilihat bila di kemudian hari seorang peserta didik tidak hanya memahami pendidikan nilai sebagai sebuah bentuk pengetahuan, namun juga menjadikannya sebagai bagian dari hidup dan seelra sadar hidup berdasar pada nilai tersebut. /
Schlller dan Tamara Bryant dari
bukunya The Values Book for Childrcn dalam buku Character Building Soemamo Soedarsono hafaman 87, modal dasar bagi
,
pengembangan karakter adalah dengan. mengembangkan 16 Moral Dasar, yaitu: (1) Kepedutian dan Empati; (2) Kerja sama; (3) Etbrani; (4) Keteguhan hati dan Komitmen; (5) Adil; (6) Suka menotong; (7) Kejujuran dan lntegritas; (8) Humor; (9) Mandiri dan percaya did; (10) Loyalitas; (11) Sabaq (12) Rdsa bangga; (13) Banyak akal; (14) Sikap respek; (15) Tanggung Jawab; dan (16) Toleransi. Menyemai jati diri setiap individu bangsa lndonesia adalah membentuk manusia-manusia lndonesia unggul yang efektif dan produktif. Jadi,
' Ibi4h. to3 Page
171
,CrlnnR nntlooRl
Pcogcmbongoo Ku?ikulurn Progrom Dlplomo Teknik Berborir Kompctcnrl Duolo Uroho doa lndurlri
menyemai jau diri menjadi manusia berkarakter kuat dan kokoh adalah
hal yang sangat pentang dan
mendesak. Pendidikan yang berkualitas tentu akan mampu melakukan hal ini.
4.
Kurikulum Tercembunyi
Perkataan Kurikulum dikenal sebagai suatu istilah dalam dunia pendidikan sejak kurang lebih satu abad lampau. Perkataan ini baru muncul di kamus Webster pada
tahun 1856. Hingga saat ini pengertian kurikulum terus mengalami perl6embangan. Dalam
kamus Webster 1955,
kurikulum
khusus digunakan dalam pendidikan dan pengajaran, yakni sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah
di perguruan tinggi, yang harus ditempuh unfuk mencapai suatu ijazah atau tingkat. Di lndonesia
istilah kurikulum mulai populer pada tahun 1950-an oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Pada hakikahya kurikulum
sama artinya dengan
rencana
pelajaran.
Hilda Taba dalam
bukunya Curiculum Development, Theory and Practice mengartikan sebagai "a plan
for leamingf, yakni sesuafu yaQg direncanakan unfuk pelajaran anak.E
Perubahan z:rman dewasa ini
menuntut perubahan
kurikulum sesuai dengan perkembangan zamannya. Perubahan zaman di era globalisasi saat ini memberi tugas baru kepada sekolah. Kalau dulu orang tua masih mempunyai waktu lebih untuk mendidik puta-putrinya, kini dengan banyaknya orang tua yang harus bekerja di luar rumah 8
Nasution,
S, Asas-asas
KwiMum,PT Bumi
Aksara" JakartZ 1999, h. 2.
PagelT2
yang kadang dalam
waktu menjadikan pendidikan dasar yang harusnya dilakukan orang tua kepada anakanaknya kemudian bergeser menjadi tugas dan tanggung jawab sekolah. panjangflama,
Tugas sekolah menjadi semakin berfungsi ganda, melakukan fungsinya sendiri sebagai sekolah sekaligus menerima amanat orang tua untuk memberikan pendidikan dasar bagi putra-putrinya. Dengan demikian, kurikulum yang berlaku di sekolah pun mengalami perubahan agar dapat fi engakomodir dan proaktif terhadap perkembangan ini. Kurikulum sekolah tidak lagi hanya berisi muatan mata pelajaran-mata pelajaran seperti Fisika, Matematika, Geografi, Ekonomi, dan sebagainya seperti yang ada pada rapor siswa, melainkan juga meliputi berbagai aktivitas lain yang bersifat mendidik.
berat karena ia harus
Undang-Undang
Republik
lndonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab l, Pasal 1, butir 19, menyatakan
bahwa: "Kurikulum'
adalah seperangkat rchcana dan pengaturan mengenai tujuan, ,sr, dan bahan pelajaran sefta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggarcan kegiatan pembelajaran untuk pendidikan mencapai teftentu".
tujuan
Pengertian-pengertian tersebut
di atas memiliki makna bahwa pemahaman kurikulum dapat dipandang secara lebih luas, mendalam dan menyeluruh. Tujuannya agar Tujuan Pendidikan Nasional dapat tenrvujud. Hal yang
paling sering ditemukan
adalah hampir tidak pemah didiskusikannya
Fungsi Pendidikan
Nasiona!.
lGltntR ll0flOner
pengcmboogon Kudkulu ?.o9.oor Dlplomo Tekoik Bc6orl, Kompctenrl Dunlo Uroio don todurtrl
sehingga akhimya pendidikan kehilangan makna. Pendidikan
berjalan sendiri untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional namun meninggalkan Fungsinya.
Sebagian besar pendidik dan
juga manajer pendidikan meman
dang pengertian kurikulum berupa mata pelajaran-mata pelajaran
seperti yang ada pada rapor peserta didik. Sedangkan makna lain berupa seluruh pengalaman-pengalaman pembelajaran yang diusahakan oleh sekolah dan keberadaannya menjadi tanggung jawab sekolah hampir tak pemah disentuh. Makna yang kedua memberi pengaruh langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang kepada kehidupan peserta didik sebagai makhtuk pribadi maupun makhluk sosial.
ini
Dalam teori sosiologi (Albach dan Kelly, 1986) dikemukakan bahwa di dalam menganalisis situasi nyata dan menilai perubahan makna dan peran pendidikan sekolah hendaknya selalu dikaitkan dengan konteks sosial. Hal karena berbagai masalah yang ada di masyarakat baik langsung maupun tidak langsung, selalu terkait dengan proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimanakah sekolah memberikan pengalaman kepada siswa sehingga mereka mampu mengatasi dan mengantisipasi gejala nyata yang ada di masyarakat yang bergitu kompleks tersebut.e
di ini
e
Nurul Ulfatin, Kurikulum Terxnbunyi (Hid&n Curriculum) di Sekolah Bercirikon lgqta, Jumal Pendidikan dan PanbelajarzrL Vol.9,
No.l, April
2OO2, 7-13. http:lli-o3um.oftlfilest2Nurulo/o20Ulfatin.odf. Google, 20 Desember
200E, 08.21
Rudy Prihantoro
Per€alaman
di
sekolah pada
dasamya direncanakan
secarEl
terprogram dalam bentuk kurikulum
atau yang sering disebut dengan kurikulum resmi. Namun sifat dan ruang lingkup kurikulum itu sangat terbatas dan sempit. Dampaknya pun turut menjadi sempit Dampak langsung kurikulum resmi tersebut berupa dampak pengajaran. Selain dampak langsung, ada pula yang disebut dampak pengiring. Dampak pengiring ini biasanya tidak pemah dirancang secara resmi dan terprogram, tetap( keberadaannya sangat mempengaruhi pertumbuhan perkembangan pendidikan siswa, misalnya kedisiplinan, cara berpikir kreatif, kejujuran, etika, esteltika, norma-norma, dan sebagainya yang justru sangat dibutuhkan siswa saat berada dalam lingkungan kehidupan sosialnya. Pemikiran adanya dampak tidak langsung" dalam pendidikan di sekolah tersebut tampaknya konsisten dengan pemikiran bahwa
dari
dan
pelpbahan perilaku peserta dirJik atau siswa terjadi apabila dirinya
memperoleh sejumlah pengetahuan dan atau pengalaman yang teriedia tidak hanya pada kurikulum iesmi, tetapi juga pada kurikulum 'yang
tersembunyi
atau yang
dikenal
dengan hidden cuniculum.1o
l(ata Hidden Cuniculum disam
paikan pertama kali oleh phitip
W.Jackson (Lite ln Crass/ooms, 1968). Dia berargumen bahwa kita membutuhkan pemahaman makna
pendidikan sebagai
prcses
sosialisasi individu. fidak lama setelah itu MIT's Benson Snyder mempublikasikan The Hidden Cuniculum. Selanjuhya beberapa to
t6rdNurul tJlfatin
PagelT3
,EmlnRR
nnrlonel
Pengcmbongoo Ku.akulum Progrom Diplomo Teknik Rerborir Kompetenri Dunio Urcho don lndurtri
pendidik kemudian mengeksplor kurikulum tersembunyi itu. Keberadaan kurikulum tersembunyi tersebut tersembunyi di balik segala sesuatu yang termasuk dalam komponen sekolah, seperti (a) aktivitas belajar-mengajar, berupa metode pembelajaran dan media yang digunakan (Quantum Leaming, Student Active Leaming, Meaningtul Leaming, Problem Based Leaming, Cooperative Leaming, Work Based
Leaming,
dan sebagainya); (b)
individu-individu, yaifu guru, kepala sekolah, dan karyawan (kepribadian, pola piliir, perilaku, dan sebagainyi); (c) benda-benda dan fasilitas yang ada di sekolah, misal kondisi gedung, kelas, lapangan, taman, kamar mandi, dan sebagainya.
Ternyata, berdasarkan hasil analisis dan penelitian beberapa ahli keberadaan kurikulum tersembunyi dapat bersembunyi di berbagai tempat lain lagi, yaitu: (1) Menurut Jackson (dalam Meighan, 1981) menemukan bahwa kurikulum tersembunyi ada pada 3R (ruleg routines, regulations), seperti adanya tata tertib sekolah yarg harus dipatuhi siswa. Makna tata tertib sekolah adalah reinforcement dan punishment bagi siswa; (2) Meighan (1981) juga merujuk hasil penelitian Holly (1973) telah menganalisis kurikulum tercembunyi dari organisasi bahan pelajaran,
isi metode pengorganisasian bahan pelajaran yang digunakan oleh guru. Pada pelajaran-pelajaran yang bersifat guru mengorganisasi bahan pelajarannya sec€lra prosedural. Disini pesanpesan tersembunyi akan didapat misalnya bagaimana memunculkan Bahkan
pelajaran,
praktis
dan
biasanya
kreatMlas siswa. Page774
penggunaan nama orang
contoh dalam
pelajaran mengandung kurikulum (3) Vallance (1974) yang iuga oleh Meighan mendeskripsikan kurikulum tersembunyi itu pada kegiatan non-akademik dan tidak aksplisit ada pada kurikulum resmi. Menurut Vallance keberadaan kurikulum tersembunyi dalam kegiatan non-akademik itu sangat baik sebagai alat kontrol sosial dalam
penyelenggaraan pendidikan- (4) Lippit & White (1958, dalam
Meighan 1981) dalam studi klasiknya telah mempelajari perilaku kelompok
belajar pada rezim otoriter dan demokratis. Pada rezim otoriter segala keputusan ditentukan oleh pemimpin kelompok, sedangkan pada rezim demokratis keputusan didiskusikan dan dikonsultasikan antara pemimpin dan anggota kelompok. Akibat dari rezim yang berbeda tersebut, perilaku yang ditampilkan kedua kelompok belajar ifu juga berbeda. Pada rezim otoriter,
pgrilaku kelompok
menampilkan
sikap kerja yang menyerang dan kompetitif. Sedangkan relm demokratis, 'perilaku kelompok menampilkan sikap kerjasama dan bersahabat.
Dapat disimpulkan
bahwa kurikulum tersembunyi dapat berada di perancang yang membuat rancangan kelas. Kurikulum tersembunyi dapat berada pada bahasa, cara berpikir guru, cara berpikir orang-orang lain yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan sekolah, langsung maupun tidak langsung. persembunyian
di
EEmikianlah, bahwa kurikulum tersembunyi dapat bersembunyi di mana saja, misal (a) di balik cara guru berbicara, siswa akan belajar
,ctlner ocflo0tl
Pengcmlroogon l(u.ikulsm prca.om Dielono fcftnlk Bc,barl, Kompelenrl Dunlo Uroho dan lndurld
gTb"h dan Davis (1994, p.4) membuat definisi mengenai
mutL/kualitas
cakupannya, sebagainya; (c) di balik keputusan yang diambil kepala sekolah, guru, dan orang dewasa lainnya dilam
institusi pendidikan siswa
akan mempelajari keadilan, kejujuran, dan keberpihakan, dan sebagainya; (d) di balik teks buku, siswa akan mempelajari estetika, sistemtika, keteraturan, dan sebagainya; (e) di balik mata pelajaran, siswa akan
yarg lebih luas yaitu: 'Kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan prcduk,
jasa,
manusia, proseg dan yang memenuhi atau
lingkungan
melebihi hanpan".11
Pengertian dinamis di atas menunjukkan bahwa kualitas merupakan suafu kondisi yang selalu
berubah. Sesuatu yang dianggap berkualitas saat ini belum tentu berkua&as pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, prinsip
mutdkualitas adalah melakukan perbaikan secara terus menerus.,
yang ada pada buku pelajaran, siswa
akan mempelajari cinta tanah air, kepedulian sosial, dan sebagainya;
(g) di balik suasana sekolah, siswa
akan
mempelajari
kenyamanan,
keamanan, ketertiban, keindahan,
Kohsep mengenai mutu akan menjadi lengkap bila kita juga memahami tentang konbol mufu, jaminan mutu, dan mufu terpadu adalah sebagai berikut (a) kontrol mutu nierupakan sebuah proses pasca-produksi unfuk melacak dan menolak item-item yang cacat dalam dupia pendidikan inspeksi dan pe'meriksaan adalah metode-metode
tempatnya sesuai porsinya.
C.
PERCEPATAN PEIIflNGKATAN
iIUTU SEKOLAH
l. Standar
Mutu
pencegahan brjadinya kesalahan
Layanan
Pendidikan
.
Gerakan mutu berawal dari
sejak awal proses
berlarpsung,
jaminan mufu adalah pemenuhan spesifikasi produk secara konsistbn atau menghasilkan produk yang selalu baik sejak awal. Jaminan mutu
di
berkembang Amerika dan kemudian lnggris pada sekitrar awal
tahun 199G.an.
It
fandy tliptono dan Anastasis Di8na, ?oral @aliU MaruEenent, pen€rbit Andi, yoryskrrt4 2003, lL 4.
Rudy
Hhantoro
Page 175
trw="
,cmlnnR nnflooet Peogemboogoo Kurikulum Progrom Diplomo Teknik Berborir Kompelenri Dunio Uroho don !ndurlri
prduk tanpa cacat. (c) Mntu terpadu
merupakan perluasan
dan pengembangan dari jaminan mutu. Manajemen Mutu Terpadu adalah usaha menciptakan sebuah kulfur mufu yang mendorong semua anggota stafnya untuk memuaskan para pelanggan.
Berbicara mengenai mutu dalam berbeda dengan mutu pada dunia bisnis. Mutu dalam dunia pendidikan berarti mutu pada bidang jasa. Produk dalam bidang adalah manusia. Merghasilkan pelajar dengan standar jaminan tertentu adalah' hal yang Lynton Gray mengungkapkan bahwa:l2 "Manusia tidak sama, dan mercka berada dalam sifuasi pendidikan dengan pengalaman, emosi, dan opini yang tidak bisa disamaratakan" .
dunia pendidikan tentu
.
jasa
mustahil.
.-
Mutu jasa yang jelek biasanya secara langsung dapat dilihat pada kelakuan dan sifat produk. Mereka berkelakukan dan bersikap seperti itu disebabkan oleh kurangnya perhatian atiau kesop"flor. Ketidakacuhan dan kurangnya pelatihan atau perhatian, seringkali merupakan alasan utama
yang
menyebabkan
terjadinya kerusakan produk, jasa. Karakteristik sikap mutu harus dimunculkan dalam pikiran ketika mendiskusikan mutu pendidikan. Beberapa hal berikut ini haruslah diperhatikan oleh para pengelola pendidikan pada saat merencanakan mutu, yaitu: (1) jasa dib€rikan secara langsung oleh orang. untuk orang, sehingga mutu jasa ditentukan oleh orang yang memberi jasa dan orang yang menerima jasa; (2) jasa harus
dan
12
jasa
Edward Sallis, Tolal SuatiA Management in
Edrcdion, Penerbit IRCiSoD, yograkarta, 2008, h.62.
PagetT6
diberikan pada waktu yang tepat; standar jasa harus selalu sejak awal; (4) metode jasa memegang pe-ranan sangat penting; (5) motivasi pekerja dalim interaksi awal dengan pelanggan
akan menenfukan mutu; (6)
memelihara i
reputrasi
nstitusi/organisasi.
Gerakan mutu terpadu pada bidang pendidikan di lndonesia
masih sangat baru. Dimulai tahun
2003 dengan terbitnya
Undang-
Undang Republik lndonesia tentang
Sistem Pendidikan
Nasional Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 2 Tahun 1989 yang dipandang sudah tidak memadai lagi. Dalam UndangUndang Republik lndonesia Nornor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional seclra tegas tertulis pada Bab lX Standar Nasional
menggantikan
Pendidikan, Pasal 35 ayat 3 mengata'I
pemantauan
dan
pelaporan
pepcapaiannya secara nasional dilaksanakan oteh suatu badan sfandansasr, ,penjaminan, dan
pengendalian mutu pendidikan".
Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 diterbitkan
oteh
pemerintah sebagai penjaminan dan pengendalian pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Tujuannya menjamin mutu pendidikan nasional rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Lingkup Standar
mutu
dalam
,cmtnnn ocflonnl
?cagc boogon l(udkuluat ?rcaton Diplono tckaik icrborl, l(ompel"nrl Duoio Uroho don todudri
Nasional Pendidikan meliputi: (1) Standar lsi; (2) Standar Proses; (3) Standar Kompetensi Lulusan; (4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; (5) Standar Sarana dan Prasarana; (6) Standar Penge lolaan; (7) Standar Pembiayaan; dan (8) Standar Penilaian.
Kedelapan standar tersebut berlaku di seluruh sekolah yang ada lingkungan Negara Kesatuan Republik lndonesia.
di
Perafuran Menteri Pendidikan
tJasional sebagai tindak lanjut diterbitkannya Perafuran Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 telah pula ada. Para pengelola pendidikan kemudian hendaknya proaktif agar penjaminan mutu di lembaga masingmasing dapat mulai dirintis sejak saat itu.
2.
Sekolah Bermutu
Sekolah melalui
layanan
pendidikan yang bermutu adalah
wadah yang paling tepat untuk
membentuk manusia
memiliki kepribadian kuat dan kokoh sekaligus membenfuk dirinya sebagai makhluk sosial yang berkarakter.
Seringkali
kita
memandang sempit pengertian'sekolah'. Sekolah dipandang hanya sebagai sebuah bangunan dengan ruang-ruang kelas yang membatasi setiap aktivitas yang ada di dalamnya. Sebagian orang memandang sekolah hanya sebagai tempat unfuk mempelajari beberapa mata pelajaran saja seperti yang tertera dalam buku rapor. Penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan di sekolahsekolah formal ditengarai seringkali
hanya sekedar
melaksanakan
transfer ilmu pengetahuan saja. lfu pun sebatas pada dinding ruang
RudyHhanwro
kelas. Aktivitas sekolah hanya mengacu pada afuran-afuran kurikulum mata pelajaran-mata
pelajaran. Aktivitas sekolah melupakan yang terci,.a/t dari yang tercunt dari sebuah kurikulum ahu model-model pembelajaran terkini atau pengaruh semua komponen pendidikan. Semua bedalan rutinitas adanya upaya-upaya
tanpa
perubahan yang signiftkan untuk
mengantisipasi dan proaktif terhadap perubahan global yang terjadi. Minimnya kekuatan penanaman
.. budi pekerti, penanaman nilai-nilai moral, etika, dan nilai-nilai sosial
yang berlaku
di
tengah-tengah masyarakat, nilai-nilai luhur budaya bangsa, akhlak mulia, penanaman sikap dan perilaku yang baik yang berlaku umum, serta keterampilan berpikir, beremosi, dan berspiritual di
sekolah kepada peserta didik di sekolah sering dijumpai. Padahal semua itu yang akan menjadikan siswa dapat membedakan yang
benar dan yang salah
untuk
kemsdian memilih melakukan yang
benar. Kesemuanya
ifu
akan
membentgk ketatlanan ruhani dan
pembentukan karakter. Tetapi, kesemuanya itu seringkali
terlewatkan karena saratnya materi pelajaran yang harus selesai diberikan'guru kepada peserta didik,
guru yang juga tidak berkarakter, llngkungan sekolah yang tidak kondusif sebagai tenipat belajar,
kepemimpinan kepala sekolah .yang tidak memberikan tdladan, dan masih banyak lagi.. Lebih memprihatinkan lagi jika peserta didik juga tidak mendapatkanfiya luar dinding keladsekolah brmalnya.
di
Bila kita berbicara tentang seko
lah, maka kitra harus memandang
sekolah sebagai sebuah sistem. Di Page 177
,cmtneR onflonel Peogembongon Kurikulum Progrom Diplorno fekoik Berborir Kompetea/ Dunlo Uroho doo lndultri
dalamnya terdapat bagian-bagian yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Bagaan-bagian itu saling terkait dan mempengaruhi. lA/illiam A.Shrode dan D.Voich
(Engkoswata, 1987: 139):13 "A Sysfem rb a set of intenelated parts, woking independently and jointly, in pursuit of common objectives of the whole, within complex encircnmenf. Makna dari pengertian di atas: (1)
suatu sistem terdiri atas bagianbagian yang saling terkait satu dengan yang lainnya; (2) bagianbagian yang saling berhubungan itu dapat bekerja dan berfungsi secara independen atau bersama-sama; (3) berfungsinya bagian-bagian tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan umum dari keseluruhan(sinergi); dan
(4) suatu sistem yang terdiri
atas saling berhubungan tersebut berada dalam suatu lingkungan yang kompleks.
bagian-bagian yang
Pendekatan CIPPO (Contexput-Process-Prod uct€utcome) menjadi pendekatan sistem sekolah. !
n
Konteks pendidikan berbeda dengan organisasi lain karena siFatnya yang intangiblela. Product pendidikan bukan hanya dari segi kuantitatif, tetapi lebih dari itu yaitu kualitatif. Outcome atau hasil lulusan bermanfaat di Iingkungannya sesuai
proses yang dilakukan
sekolah.
Output pendidikan merupakan fokus dari upaya pendidikan. lnput menjadi masukan penting bagioutput. Namun jauh lebih penting adalah bagaimana input diberdayagunakan secara
optimal sehingga
menghasilkan
outcome berkualitas. Untuk dapat
menghasilkan product
berkualitas maka semua tahipai sejak awa! rencana telah dilakukan
dengan mengacu pada kualitas.
Kualitas menjadi
keharusan dan merupakan konsep yang paling ampuh untuk menjawab tantangantantangan yang semakin kompleks. Kualitas menjadi indikator paling
yang harus dilaksanakan
penting untuk mengukur efektivitai
sekolah. Kualitas sekolah
harus kebufuhan pelanggan maupun ekstemal). sekolah mencakup semua hal mulaidari input sampai ouput-outcome, terutama pada proses. memperhatikan
(intemal Kualitas
Mortimore (1991): "One in wftich sfudenfs progress fufther than might be expected from a consideration of intake".15 Pengertian itu mempunyai makna bahwa pada sekolah efeldif seluruh siswa, tanpa,,kecuali, Oapai mengembangkan dirinya sejauh mungkin, dibandingkan .dengan kondisi awal ketika mereka baru mdmasuki sekolah.
Efektivitas pdalah ukuran yang
menyatakan sejauh
efektif menunjukkan
sekolah pada dasamya menunjukkan tingkat kesesuaian antara hasil yang dicapai berupa achievement atau obserued outputs dengan hasil yang
diharapkan berupa
Page178
objectives,
targets, intended outputs sebagai
mana telah ditetapkan.ro
tt lbi4 h 3t.
kesesuaian
antara hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapkan. Abin (1999: 1'l) menegaskan bahwa efektivitas
"
Aan Komariah dan Cepi Triatni, Vistonary Ica&rship - Menuju &lcolah Efebif,pT Bumi Alcsara, Jal€rt4 2005, tL 1.
mana
sasaranftujuan (kuantitas, kualitias, dan waktu) telah dicapai. S€kolah
" tbi{ tt rs. 'o
tbi4 h
il.
i
,
tcttonR .ltflo0nr
Pe.gcnrbangon l(u.ikulsn p.cgron Dlelono Tcknik Be6orl, Kornpetcorl Dunlo Uraho don lodud.l
Efektifitas sekolah terkait pula
dengan kualitas. Kualitas
adalah gambaran karakteristik menyeluruh lulusan yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebuh.rhan yang ditentukan atau yang tersirat, misalnya nilai hasil ujian akhir, prestasi olahraga, prestasi karya tulis ilmiah, dan prestiasi pentas seni. Kualitas tramatan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan kegiatan sekolah yang saling berhubungan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.l7
dan
dari
Kualitas terkait dengan
6".A.i
warga negara; (d)
ftrngs, budaya sekolah adalah media untuk melakukan bansmisi dan kansfor masi budaya; dan (e) Fungsl
pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan
dan
pembentukan
kepribadian
siswa.le'
Efektivitas sekolah menunjuk kan adanya proses perekayasaan berbagai sumber dan metode yang
diarahkan pada
terjadinya
nen sekolah sebagai
organisasi
pembelajaran di sekolah secara optimal. Efektivitas sekolah merujuk pada pemberdayaan semua kompo
dan prestasi belajar siswa diidenti fikasi bukan hanya unggul dalam
tempat belajar berdasarkan hrgas
kemampuan akademik, tetapi dimensi lain yang menjadi prasyarat kehidupan, yaitu dimensi sosial, budaya, politik, dan ekonomi.
dalam struk;fur program dergan tujuan agar siswa belajar dan
kecerdasan
atau
Cheng (1996) mendefinisikan sekolah efektif sebagai sekolah yang memiliki kemampuan dalam menja lankan fungsinya secara maksimal, baik fungsi ekonomis, fungsi sosial kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, maupun fungsi pendidikan. 18
Secara garis besar
kelima fungsi tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut
(a)
Fungsi
ekonomls sekolah adalah memberi bekal kepada siswa agar dapat melakukan aktivitas ekonomi sehing ga dapat hidup sejahtera; (b) Fungsi
pokok dan fungsinya masing-masing
mencapai
hasil yang
telah memiliki
ditetapkan, yaitu kompetensi.20
Kothpetensi merupakan pengeta
huan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kepiasaan berpikir dan bertindak. Kdbiasaan berpikir dan, bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai untuk melakukan sesuafu .
arti '
Konsep kurikulum
dalam
sosial-kemanusiaaa adalah sekolah
berkenaan dengan kem siswa melakukan sesuatt berbagai konteks;
beradaptasi dengan
yang dilalui siswa
sebagai media bagi siswa unfuk kehidupan
masyarakat; (c) Fungsi politis sekolah adalah sebagai wahana untuk memperoleh pengetrahuan bntang hak dan kewajiban sebagai
menjelaskan penSal
untuk kompeten; (3) Kompeten hasil belajar (leaming outcomes) te tu
tz lbi4 h.34-35. tt Jbid, tL 35.
Rudy Prihantoro
2r
lbi4 tt .is. lbid, tt.i5. Nurlradi, fia.lbrlanr 2NE Penoryut bt Gra:in{lrc, Jaksrta, 2004, h-l$16.
JavdA
'
Page179
\ iiA
,crl0nR nnflonel
Pcagemboogon Kurikulum Progrom Diplomo feknik Berborb Kompetenri Dunio Uroho don lndurlri
yang menjelaskan hal-hal
yang melalui pembelajaran; (4) Kehandalan kemampuan siswa harus melakukan jelas dan luas didefinisikan secara dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.
dilakukan siswa setelah
proses
sesuatu
D.
STRATEGIIMPLEMENTASI KURIKULUM TERSEMBUNYI
Dulu orang menganggap mustahil manusia dapat mendarat di bulan.Tetapi kenyataannya hingga saat ana orang sudah beberapa kali mendarat di bulan. Dulu orang rnenganggap mustahil ada mobil dapat terbang. Kenyataannya mobil yang dapat terbang diciptakan oleh Paul Moller, 71 tahun, sudah mengudara' pada tahun 2OO2 yang lalu, meskipun belum dapat dikomersialkan di Amerika Serikat.z Banyak kejadian:kejadian yang dulu orang mengganggapnya mustahil tetapi temyata akhimya semua dapat diwujudkan. Meski untuk mewuiudkannya memerlukan waktu sangat lama dan percobaan berkalikali dengan kemungkinan berkali-kali gagal. Terinspirasi
oleh
banyaknya seperti tersebut di fejadian-kejadian lmplementasi Kurikulum
atas,
hanyalah
keberanian melaksanakan; kreativitas metode pelaksanaannya; tim; dan budaya mutu.
1. Mengantisipasi kegagalan Kurikulum tersembunyi merupakan salah satu program nyata yang dapat dirancang oleh sekolah dalam upaya peningkatan mutu. melaksanakan Kurikulum Tersembunyi para manajer memahami penyebabpenyebab kegagalan yang mungkin terjadi. Maksudnya agar manajer dapat mengantisipasi dan mencegah, sejak awal perencanaan. Analisa terhadap kegagalan merupakan salah satu terpenting dari penelitian Deming.
Untuk dapat perlu
hal
Penyebab umum kegagalan, yaitu: desain kurikulum yang lemah;
bangunan yang tidak memenuhi
syarat; lingkungan kerja yang buruk;
sistem dan prosedur yang tidak
sesuai; jadwal kerja
yang seihmpangan; sumberdaya yang kurang; pengembangan 'stat yang tidak memadai. Langkah-langkah
yang dipat diambil untuk mengitasi
masalah umum tersebut adalah
dengan mendesain ulang, menyusun, menetapkan, dan mengembangkan kembali sistem serta prosedumya. Hanya pihak manajemen yang
mempunyai wewenang melakuKan
ini, meski masukan perlunya perubahan
memiliki keyakinan bahwa implementasi kurikulum tersembunyi pasti dapat dilaksanakan. Sebenamya yang dibutuhkan 2
Suratkabar
&pttar hdorcsia,tanggal I kolom 3{.
Des€mbcr 2008, halanian
Page 180
28
dan perbaikan
didapat
dari staf.
Sedangkan penyebab khusus kegagalan, yaitu: prosedur dan aturan tidak ditaati; anggota individu staf tidak memiliki skill, pengetahuan, dan sifat yang dibutuhkan untuk
menjadi guru atau
manajer
,cltncn nrflollcl
Pengcrlboogon Ku.lkulum progrcm Dlptc,no fGknih ,c6orl, Kompelcnrl Duolo Uroho doo Indurtri
pendidikan; kurangnya pengetahuan
dan keterampilan anggota;
kurangnya motivasi kerja; kegagalan komunikasi; perlengkapan kerja tidak memadai. Langleh awal yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah khusus tersebut adalah dengan melakukan identilikasi masalah dan penyelesaian. Penanganan kegagalan khusus menjadi tanggung jawab manajemen.
ini
2. Percncanaan Strategis Kuriku lum Tercembunyi Semua manajei tentu berharap dan berusaha keras agar institusi yang dikelolanya bermutu dan dapat memuaskan pelanggan (internal dan
ekstemal). Manaier
akan merEgunakan kurikulum dalam mengelola semua aktivitas instifusi pendidikan dipimpinnya. yang Kurikulum digunakan tentunya mempunyai konsep dan pengertian mendalam dan menyeluruh. Oleh karena itu, penerapan kurikulum harus berjalan bersama antara kurikulum resmi (tersurat) dan kurikulum tercembunyi (tersirat). Tujuannya agar tujuan pendidikan nasional dapat terwujud, dan sekaligus pendidikan sebagai mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa akan berfungsi.
yang
yarE luas,
alat
Penerapan kurikulum
resmi (tersurat) yang dilakukan selama ini diyakini sudah mendekati kesesuaian seharusnya. Namun demikian penerapan kurikulum tersembunyi masih harus didorong secara bersinambungan, berkelanjutan, dan perbaikan terus menerus. Hal yang
dengan
terus
menerus
Rudy Prihantoro
pertama kali harus dilakukan manajer
dalam menerapkan kurikulum
tersembunyi secara sadar, tegas,
dan lugas adalah melakukan pelencanaan strategis.
Langkah selanjutnya yang harus dikerjakan para manajer saat akan melakukan perencanaan strategis adalah mempelajari teori mana yang akan digunakan olehnya. Teori ini dapat dijalankan sendiri-sendiri atau gabungan dari beberapa teori mutu tergantung pada kondisi dan situasi institusi yang dikelolanya.
Konsep pengembangan dan peningkatan mutu dan kineda korporasi yang dikembangkan oleh Philip Crosby dikenal sebagai lhe
Way adalah konsep-konsep dan metode pendekatan "zero &fectg atau disebut "quality free" Oosby
.
Pandangan terpenting dalam konsep
ini
adalah bahwa kualitas,/mutu adalah "tanggung jawab bersama
seluruh fungsi/unit departemen yang terlibat dalam aktivitas institusi pqndidikan, bukan tanggung jawab Konsep Crosby menekankan pada Filosofis Six Sigma yaitu "do it right the first time". Dalam konsep Crosby, faktor manusia adalah fungsi terpbnting dalam menerjemahkan "do it right the frN time". Tujuannya agar sejak awal perencanaan strategis kurikulum Ersembunyi sudah dilakukan berda sarkan budaya mutu.
in6ividu.
,
Perencanaan strategis kurikulum tersembunyi adalah suatu prces awal untuk menenfukan langkah-langkah berikutnya dalam mengimplementasi, mengembangkan, hingga melakukan audit. Satu hal yang paling penting dan , harus selalu diingat dalam menyusun kurikulum
strategi
Page 181
,cnl0eR nctloonl Peogcarboogoo Kurlkulun Progrorn Diplomo Teknik BerborL Kompetenrl Dunio Urcho don !ndurtri
tersembunyi adalah fokus pada Langkah-langkah
yang
harus dilakukan manajer dalam rangka menyusun perencaryran strategis kurikulum tersemburiyi, yaitu: (1) melakukan brcinstorming: atau curah pendapat, adalah suatu alat yang digunakan memperoleh masukan dan ide dari individu yang terlibat dalam kegiatan ifu tentang sesuafu yang menjadi pokok bahasan. Afuran-aturan yang harus dipatuhi oleh tim bruinstormrng yaitu betul-beful memahami brainstorming; menetapkan seseorang untuk mencatat ide-ide nyata; mendata semua ide dan masukan yang muncul; tidak mendiskusikan atau mengkritik ide dan masukan; membangun ide berdasarkan ideide sebelumnya. (Z) Menyusun afinitas jaringan kerja, yaitu sebuah proses yang sederhana dan kuat, yang diawali dengan brainstorming. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi ide-ide yang memiliki keterkaitan lebih dari pada yang untuk mengelompokkan sesuatu dengan keterkaitannya. (3) membuat diagram lshikawa, atau diagrram fulang ikan yang digunakan unfuk memetakan seluruh faktor yang menyebabkan terjadinya masalah pada hasil yang diinginkan. Tujuannya adalah untuk mendata seluruh faktor yang mempengaruhi mutu dari sebuah proses selanjutnya untuk memetakan inter+elasi antar faktorfaktor tersebut. melakukan analisis kekuatan lapangan, yaitu atat yang digunakan untuk mempelajari situasi yang memerlukan perubahan. mendukung perubahan, dan ada kekuatan lain yang menolak perubahan. Alat ini
unfuk
harus
tim
lain, dan
dan
(4)
Page782
meno
bahwa sebuah kekuatan r"*il
pelanggan.
Ada
juga berguna untuk
kekuatan
dapat menjadi pengontrol dan dapat
juga menjadi sebuah atat
uniut<
memanfaatkan wa!(tu memantaatKan waktu dengan baik.
(5) melakukan pemetaan proses, yaitu suatu teknik yang dapat dapat digunakan untuk meyakinkan bahwa sebuah institusi mengetahui siapa
pelanggannya dan bisa mengidentifikasi sumberdaya-
sumberdaya yang diperlukan untuk
melayani mereka. (6) merangkai flowchafts, juga merupakan alat penting yang digunakan jika sebuah
masalah memerlukan
sebuah
pendekatan yang sistematis, atau
ketika sebuah aktivitas
perlu merekam seluruh rangkaian tahap, keputusan, aktivitas diperlukan. Flowcharts juga merupakan metode sederhana bagian proses peningkatan mutu dan merupakan pendekatan yang, untuk menyelesaikan (7) membuat standardisasi, yaitu alat y?ng digunakan untuk mengukur ptestasi. Standarisasi dapat dibuat dengan melakukan sttiOi banding terhadap instittlsi lain yang lebih baik sebagai kompetitor. (8) menyusun
dipetakan. Flowchafts
dan
yang
dari
tepat 'masalah.
pemetaan
memetakan
jalur
karir,
.berarti
karir institusi
para akan menghasilkan sebuah cara mudah untuk mengidentifikasi peristiwaperistiwa penting atau kendalakendala potensial yang mereka hadapi selama belajar institusi pendidikan tersebut. Pada langkah ini manajemen harus memberikan perhatian yang sama di setiap tahap pelajar.
peserta dadik yang
di
instifusi
Kedelapan langkah tersebut
dilakukan untuk
menghasilkan
Rencana Shategis Jangka perdek
:
.
j
,ct]otR 0tflontl
Pengembongea Xu,lkulum p.og.am Dlelo.rlo fellIlik Be.borl, Kc,npatcorl Duolo Uroho dan tndu,t,l
pada semua; memberikan pelayanan tertinggi.
mutu
Tujuan instifusi
Membuat rencana strategis
setiap periode waktu
tersebut, pendidikan harus merumuskan visi dan misi, sistem nilai, dan tujuan yang hendak
institusi
Sallis dalam bukunya Total euatity Management in Education (2OOB) mengatakan bahwa penyusunan misi perlu memperhatikan hal sebagai beriKu mudah diingat; mudah dikomunikasikan; sifat dasar institusi pendidikan harus jelas; mempunyai komitmen terhadap peningkatan mutu; harus berupa pernyataan tujuan jangka panjang dari sebuah institusipendidikan;fokus terhadap pelanggan (intemal maupun ekstemal); dan fl eksitrel.
:
Sistem Nilai (Nilai-nilai), adalah nilai-nilai yang ada dalam institusi pendidikan yang berguna untuk mengemudikan institusi dan memberikan arah. Nilai-nilai ini harus menghubungkan dengan erat antara pelanggan (intemal-eksternal) dengan manajemen dan staf. Sistem
nilai setiap institusi yang
safu mungkin berbeda dengan instifusi yang lain. Namun demikian sistem nilai setiap institusi pendidikan harus mencakup: mengutamakan pelanggan; bekerja dengan standar integritas profesional tertinggi; bekerja dengan memiliki komitmen terhadap peningkatran berkelanjutan; memberikan kesempatan yang sama
tim;
mutu yang Ru@ Prihannro
pendidikan merupakan terjemahan dari visi, misi sistem nilai yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Tujuan harus realistis dan dapat diukur.
dan
3.
lmplernentasi Kurikulum Tel8embunyi lnstitusi yang efektif membutuh kan strategi-strategi kuat dengan tujuan jelas dan tegas agar mampu meraih hasil yang kompetitif datam
mengimplementasikan
kurikulum
tersembunyi. Proses untuk mengem
bangkan strategi
implementasi
kurikulum tersembunyi adalah: misi
yang jelas dan tegas;
fokus
pelanggan yang jelas; strategi yang
kuat unfuk
mencapai
misi; pelanggan (intemal-ekstemal) dalam mengem bangkan shategi; pemberdayaan staf dengan cara menghilangkan kendala dan, membanfu mereka dalam mer{rUeri kontribusi maksimum pada institusi melalui pengembangan kelompok kerja yang efektif; penilaian dan evaluasi eiektifitas institusi
keterlibatan seluruh
pendidikan dalam mencapai t{uan
yang
berhubungan
dengan
pelanggari.
Dalam
mengimplementasikan ada beberapa langkah-langkah penting namun sederhana yang dapat diikuti:
kurikulum tersembunyi,
1.
Kepemimplnan dan komitnen terhadap lmplementasl kuriku lum tensembunyi harus da tang dari atas, tanpa dukungan dari manajemen senior maka inisiatif implementasi kurikulum
tersembunyi bertahan lama.
tidak
akan
Page 183
,cmlnRR
neflonel
Peogembongon Kurikulum Progrom Diplomo Teknik Rerborir Kompelenri Dunio Uroho doa lndurtri
Menyelaraskan
program implementasi tersembunyi;
Pemyataan
Spanbauer dalam Total Quali$ Management in Education-nYa
Edward Sallis: 'Jika
kePala sekolah saia sudah tidak Peduli terhadapt kepemimpinan dan implementasi komitmen kurikulum tersembunyi ini, maka sekolah terancam akan gagal menerapkannya. Ketika kondisi sekolah sudah sedemikian,
4.
merupakan representasi dari tim manajemen senior. Perannya adalah untuk mengarahkan dan mendorong proses peningkatan implementasi kurikulum tersem bunyi. la adalah pengembang ide sekaligus inisiator proyek;
maka manajer menengah juga
tidak dapat
menentukan kesuksesan. Oleh karena itu, pemimpin sekolah harus menunjukkan komitmen yang kuat dan selalu memotivasi wakil kepala sekolah dan supervisor lainnya agar selalu berupaya keras dan serius'; 2.
Beberapa metode
sembunyi. Dalam setiap inisiatif dibutuhkan orang-orang yang mempunyai waktu untuk melatih orang-orang lain. Perannya adalah unfuk membantu dan membimbing tim dalam menemukan c€lra baru dalam menangani dan meme cahkan masalah;
dan menasehati
dapat
misalnya dengan kuesioner atau berbincang-bincang langsung dengan pelangggan secara informal. Cara ini dilakukan secara terencana dan sistematis kemudian dianalisa yang kemudian digunakan untuk membuat keputusan; 3.
Menunjuk koordinator mutu implementasi kurikulum ter
Menggembirakan pelanggan adalah tujuan Total Quality Management in Education. dilakukan oieh para manajer untuk memuaskan pelanggan,
Menunjuk fasilitator untuk pelaksanaan kurikulum ter
sembunyi. Fasilitator implemen
tasi kurikulum tersembunyi
ha rus menyampaikan perkembang an mutunya langsung kepada kepala sekolah. Tanggungjawab fasilitator implementasi kurikulum tersembunyi adalah mempublikasikan program dan memimpin kelompok pengendali mutu dalam mengembangkan Page 184
Membentuk kelompok pengen dali mutu implementasi kuriku lum tercembunyi. Kelompok ini
6.
Mdngadakan seminar mana jemen senior untuk mengeva
luasi program kurikulum
implementasi tersembunyi.
Tujuannya agat manajemen senior mqndapatkan informasi yang cukup agar tetap dapat dibangun tim manajemen senior mempunyai integritas tertinggi. Pelatihan khusus datam pendekatan strategis terhadap implementasi kurikulum tersembunyi sangat diperlukan agar manajer senior mampu mengubah pola kerja mereka dalam mengembangkan metoda kerja baru. Tim manajemen senior harus mampu menurunkan pesan implementasi kurikulum tersem bunyi ke tingkat manajemen yang ada di bawahnya;
yang baik dan
:
lleflontr
,EtrtncR
Pengcmlrongon Ku.ikulum Ptog.om Dlplcrtlo fcknlk Be6orl, Kornpelenrl Dunlo Uroho doa lndurtri
7
.
dan mendlag nosa eltuasl yang ada. Prooes ini sangat penting agar posisi dan arah yang hendak dituju MenganaliEa
tersembunyi; (2) dapst menjadi
agen
tentang implementasi kurikulum tersembunyi; (3) motivator yang paling penting dalam sebuah institusi pendidikan; (4) motor
tetap konslsten;
8. \.
Menggunakan contoh+ontoh
perubahan strategis;
yang sudah berkembang di instituei pendldlkan lalnnya. Studi banding. dengan institusi pendidikan lain yang imple mentasi kurikulum teBembunyi
(5)
memberi kesempatan utama yang menentukan nilai-nilai organisasi;
12. Mengkomunlkaslkan
nya sudah lebih baik dipertukan merancang dan melaksanakan implementasi tersembunyi dalam -. kurikulum institusi pendidikan sendiri. Prosesnya dapat berupa adopsi atau adaptasi;
9.
perubahan
posan
mutu Implementasi kurikulum
untuk
tersembunyl. PengembarEan
Mempekerjakan konsultan eksternal. Tugas konsultan
dan adalah sebagian dari cara yang efektif untuk mencapai program jangka harus mendapatkan informasi atau reguler. Komunikasi penting untuk menyoroti praktek yang baik, sehingga dengan demikian sikapyang positif dan keinginan yang bik dapat terus dibangun;
ekstbmal hanyalah
untuk
memberi nasehat dan menja
wab
pertanyaan janggal. Konsultan ekstemal tidak dipe kenankan untuk melaksanakan proses. Walaupun intitusi pendidikan menggunakan konsultan ekstemal, namun institusi pendidikan tetap harus belajar untuk mengembangkan sendiri implementasi kurikulum tersembunyi. Fungsi konsultan
stal
pelatihan,
pembangunan
lim
panjang. Staf
:
laporan secttra
13. tlengukur blaya mutu imple .mentasi kurlkulum tenBembu "nyi. Menghitung , biaya implementasi,
kurikulum
tersembunyi adalah penting,
sama pentingnya dengan 'jika menghitung biaya
ekstemal dapat sebagai: (1)
implementasi
pemberi nasehat; (2) pelatih; (3) kritikus; (4) penwsun audit formal, penilaian, dan evaluasi:
jumlah pendatar,
itu gagal. Biaya kegagalan tersebut dapat
10. liemprakarcaa pelatihan mutu
dari berkurangnya kegagalan peserta didik, kerusakah
kurlkulum tersernbunyl baga para staf.
kehilangan kesempatan, dan
dalam rangka pemberdayaan
't4. Mengaplikasikan alat dan tek
implementasi
Pelatihan sangat diperlukan
dan motivasi;
11. Fungsi Pelatihan adalah: (1) alat yang penting dalam membangun kesadaran dan
pengetahuan tentang kudkulum Rudy Prihantorc
muncul
reputasi institusi
pendidikan,
sebagainya;
nik mutu implementasl kurlku lum tersembunyi melalui pengembangan kelompok kerja yang efektif. Pendekatan ini memfokuskan diri pada Page 185
,crlnnR nnflonet
Pcogcmbongoo Kurikulsm l'rcg,om Diplcmo Teknik Bcrborl, Kompelcnrl Dunio Uroho don lodurlti
pencapaian kesuksesan awal. kurikulum lmplementasi sebaiknya tersembunyi ditangani oleh tim. Tim ini Perlu dimowasi untuk menangani masalah dan isu-isu Yang ada di dalam institusi Pendidikan. Selain itu, ada baiknya juga dibentuk tim khusus yang diberi tugas untuk menangani suatu masalah dalam jangka waktu tertentu;
15. tengevaluasl program
dalam teratur. Kelompok pengarah harus berusaha melakukan review &cara teratur setiap enam bulan sekali. Tim manajemen harus rnempertimbangkan laporannya berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan.
lnternal yang
senior
Dalam rangka evaluasi (audit
intemal) ketercapaian program
implementagi kurikulum tersembunyi, perlu diperhatikan hal-hal berikut (1) evaluasi direncanakan dengan matang, mulai dari menentukan tujuan, melakukan analisa resiko, mengumpulkan fakta dan bukti, menganalisa penugasan, menyusun program, dan mengatur jadwal; (2) lakukan slrvey pendahuluan untuk mendapatkan belakang informasi, menginvestigasi aktivitas, dan memastikan kemungkinan yang masuk akal. Hasil survey awal didokumentasikan, dan digunakan secara efektif; (3) lakukan audit di lapargan untuk mendapatkan data sebenamya; (4) susun laporan; dan (5) lakukan tindak lanjut apabila ditemukan hal-hal yang harus diperbaiki.
latar
Page 186
'
Butir-butir audit kurikulum tersembunyi dapat sendiri oleh sekolah. Tim penyusun butir-butir tersebut
dibentuk oleh manajemen puncak, dan kinerjanya selalu dipantau oleh manajemen. Evaluasi hasil audit implementasi kurikulum tersembunyi
kemudian didiskusikan
untuk menentukan tindak lanjut berikutnya.
E.
PENUTUP
Pada era globalisasi hubung an antar manusia, antar wilayah, antar budaya,- tatanan kehidupan politik, sosial, ekonomi bangsa lain di seluruh dunia semakin terbuka lebar. Keterbukaan akan sangat mempengaruhi perilaku setiap irdividu bangsa lndonesia. lni akan memberi pengaruh yang kuat pada tatanan politik, sosial, ekonomi, dan budaya bangsa lndonesia yang akhimya. akan berpengaruh pada keadaan, kondisi dan situasi negara. Oleh karena itu, pendidikan karaKer mPrupakan hal paling penting dan nfendesak yang harus segera
ini
dilaksanakan. Kurikulum yang digunakan di sekolah haruslah diterjeqahkan sebagai kurikulum dalam pengertian ,
yang luas,
mendalam, dan menyeluruh. Berbagai tafsiran tentang kurikulum dapat kita tinjau
dari segi lain, sehingga
penulis menggolongkan kurikulum sebagai: kurikulum yang tersurat (kasat mata); dan kurikulum yang tersirat (tidak kasat mata). Kurikulum yang tersurat lebih kepada pencapaian tujuan pendidikan nasional, sedangkan kurikulum yang tersirat lebih kepada penrujudan pendidikan yang nasional. Kurikulum tersirat
fungsi
,cmtotR ntflonnl
Pengcotbongoa (udkuluor P,og,om Dlplolnq faknik Bc6orl, Kompeleorl Dsnia Uroho don lndurt,l
anilah yang disebut dengan Kurikulum
Tersembunyi.
REFERENS!
Kurikulum Tersembunyi berfung si mewujudkan jati diri dan karakter bangsa. Kurikulum tersembunyi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
ber.martiabat
dalam
rEtngka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Penerapan kurikulum tersembunyi di
sekolah efektif merupakan upaya
percepatan peningkatan mutu pendidikan, dan akan melahirkan
e
peserta didik dengan karaker yang kuat dan kokoh. lmplementasi kudkulum tersembunyi memerlukan kepemimpinan komitmen
dan
tertinggi. lmplementasi
dan pengembangan mutunya merupakan tanggung jawab setiap individu dalam pendidikan yang bersangkutan. efektif, implementasi kurikulum tersembunyi membufuhkan reinforcement dan punishment. lmplementasi kurikulum tersembunyi harus diiringi dengan sistem audit yang benar-benar dirancang untuk dapat mengukur prestasinya, ketercapaian dilakukan rutin, hasilnya digunakan untuk perbaikan terus menerus, dan lakukan dokumentasi mutu. Butirstandardisasi pencapaian prestasi dapat disusun sendiri oleh institusi pendidikan.
institusi
Agar
dan
butir
Perlu adanya penelitian ilmiah untuk mengkaji lebih lanjut implikasi implementasi kurikulum tersembunyi pada institusi pendidikan untuk menjawab apakah benar implementasi kurikulum tersembunyi dapat memberi pengaruh pada pola perilaku peserta dan membentuk karakter yang kuat dan
dari
didik
Hidayat, Anang. 2007. Sfrafegl S,x Sigma, Peta Pmgembangan
Kualitas dan Knerja Bisnis.
Penerbit Elex
Media
Komputindo. Jakarta
Komariah, Aan, dan Cepi Triaha. 2005. Visionaty Leade6hip, Menuju Sekolah Efel
"Materi Kuliah dan Bahan Presentasi Manajemen Peningkatan Mutu (MP.002), Dosen Dr. Rudy Prihantoro. Program Pascasarjana S2 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta. 2008t2009
KelompoK
Nasution, S. 1999. Asas-asas Kuikulum. PT Bumi Aksara. Jgkarta
Nurhadi. 2Oo4.. Kuikulum
Pertanyaan &
2004 Jawaban.
Grasindo. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Poedji Rahajoe, Winarti.
z0o4..
Membangun Sislem Manajemen SMA Negeri 113 Jakafta Yang Profesional Menuju Pembentukan Watak
Serta Peradaban Bangsa Yang Bermartabat. Makalah seleksi Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 113 Jakarta
Sallis, Edward. 2OO8. Total Qual$
Management
in
Education. Penerbit lRCiSoD. Yogyakarta
kokoh? Rudy Prihantorc
Page1ST
,cmtneR nnflonRt Pengembongoo Kurikulum Progrom Diplomo Teknik Rerborir Kompetenri Duoio Urqho don lndurtri
Soedarsono, Soemarno.
Vol.9, No.1, April
2OO2.
Charucter Building. Elex Media
Nurul%20Ulfatin.pdf. Gooote.
Komputindo. Jakarta
Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
20 Desember 2008.
Tjiptono, Fandy, & Anastasia Diana.
en_curriculum, Google, 20 Desember 2008.
2003.
Total
Hidden Curiculum, http ://en. wikipedia. oro/wiki/H idO
Quality
l)
Management. Penerbit Andi. Jogjakarta
Ulfatin, Nurul. 2OO2. Kurikulum (Hidden Tercembunyi Cuniculum) Sekolah Bercirikan Agama. Jurnal Pendidikan Pembelajaran,
http ://www.
a
nd rewseaton. com.
au/reform.htm, Google 20
&
Desember 2008.
J
Page 188
Reforming the Hidden Cuniculum: The Key Abiklities -Model and Four Cunicular Forms,
di
\
2OO2.
http://Lp3um. orqfiles/2-