ANALISIS PERGERAKAN NILAI MATA UANG RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT DAN DOLAR AUSTRALIA PASCA TRAG EDI LEDAKAN BOM HOTEL JW MARRIOT DAN RITZ CARLTON Dl JAKARTA
Lusianus Heronimus Sinyo Kelen Yulita Milia Pakereng STIE Kristen Wira Wacana, Sumba
The purposes of this research is to analyze the movement of Indonesian Rupiah (IDR) exchange rate to United States Dollar (USD) and Australian Dollar (AUD) after Jakarta bomb blast, whether it is appreciation or depreciation. Using daily data exchange rate after bomb tragedyfor one monthfrom 21 July until 14 August 2009, the research shows that: 1) the Indonesian Rupiah (IDR) exchange rates against the United States Dollar (USD) tend to be stronger (appreciation), at the same time the bomb explosion does not make the exchange rate weaker, and international businessmen (investor and multinational firm) from United States still trust Indonesia. 2) the lndonef!ian Rupiah (IDR) exchange rates against the Australian Dollar (AUD) tends to be weaker (depreciation), while the bomb explosion does not make the exchange rate any stronger, and trust of international businessmen (investor and multinationalfirms) from Australia to Indonesia is on the wane. Keywords: exchange rate, appreciation, depreciation
Pendahuluan
Di era globalisasi seperti sekarang ini, hubungan antara satu negara dengan negara lainnya sangat transparan dan kuat. Dalam berbagai aspek kehidupan antar negara seperti sudah tidak ada batasanbatasan lagi. Suatu negara mau atau tidak mau, harus berhubungan dengan negara lain. Kegiatan-kegiatan seperti: ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, teknologi dan lain sebagainya, merupakan kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan antar negara. Contoh hubungan antar negara tersebut di bidang ekonomi adalah kegiatan ekspor-impor (perdagangan luar negeri); penanaman modal asing (foreign investment), baik dalam bentuk FDI maupun portfolio investment; perbankan yang berskala intemasional, dan lain sebagainya. Sebagaimana diketahui, dalam perekonomian modem dewasa ini banyak perusahaan mengimpor barang danjasa, sementara yang lain mengekspor. Di lain pihak, banyakjuga perusahaan berinvestasi (baik secara langsung dengan cara mendirikan pabrik maupun tidak) di luar negeri dan/atau meminjam dana dari luar negeri. Kegiatan-kegiatan tersebut menurut teori klasik tentang perdagangan internasional yang pertama kali dikembangkan oleh Adam Smith dan David Richardo sebagai tidak terantisipasi (kegagalan dari teori keunggulan kom paratif/comparative advantage) (F aisal200 1). Krisis ekonomi yang terjadi di suatu negara segera berdampak pada negara lain. Jatuhnya mata uang Bath-Thailand segera diikuti oleh ntata uang negara-negara Asean tennasuk Korea Selatan yang dipandang memiliki fundamental ekonomi yang kuat. Bahkan sebelum terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, Bank Dunia masih memiliki pendapat bahwa Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang baik. Tetapi sejak 1997, rupiah mengalami depresiasi terhadap US$ (Faisal200 1). Krisis seperti yang telah digambarkan atau dijelaskan oleh Faisal tersebut, ingin menggambarkan hubungan antar satu negara dengan negara lain sangat transparan dan kuat. Kejadian di suatu negara akan segera mempengaruhi negara-negara lain dan sebaliknya.
147
Jumal Ekonomi dan Bisnis Vol. XV No.2 September 2009: 147-167
Dari beberapa kegiatan di bidang ekonomi yang bersifat internasional, peranan dari penentuan kurs mata uang asing suatu negara merupakan sesuatu yang sangat penting. Contoh kasus yang menggambarkan bahwa kurs sangat penting adalah fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang membuat importir buku kesulitan menentukan harga buku pesanan yang harganya biasanya disepakati dalam Rupiah (Kurnia 2009). Selain contoh kasus tersebut di atas, kurs mata uang juga penting dalam mengendalikan aliran modal asing (foreign capita/flow) di seluruh dunia yang setiap harinya melaksanakan kegiatan perdagangan internasional. Menurut Sartono (200 I) seperti halnya komoditi lainnya, mata uang pada dasarnya dapat dianggap sebagai komoditi selain sebagai alat pembayaran. Dengan demikian harga atau daya beli atau nilai tukar dari suatu mata uang terhadap mata uang lain ditentukan oleh hukum pasar yaitu interaksi kekuatan permintaan dan penawaran (supply and demand). Hanafi (2003) mengatakan bahwa kurs mata uang asing berubah-ubah apalagi dengan standar non-emas yang berlaku saat ini. Pembaca barang kali melihat kurs Rupiah-Dollar yang berfluktuasi cukup tajam setelah Bank Indonesia (Bank Sentral Indonesia) melepas kendali atas kurs. Kurs mata uang negara maju seperti Dollar atau Yen mengalami fluktuasi yang cukup tajam, sehingga memusingkan transaksi bisnis, sekaligus memberi kesempatan bagi para spekulan. Dalam kondisi seperti yang telah dijelaskan oleh Hanafi, manajer keuangan khususnya dalam perusahaan multinasional akan bekerja ekstra keras dalam membuat keputusan keuangan perusahaannya. Kedua pendapat yaitu dari Sartono dan Hanafi menggambarkan secara terperinci ten tang pentingnya kurs mata uang dalam kaitannya dengan hubungan ekonomi an tar negara. Pada penelitian ini, kurs mata uang yang dimaksudkan yaitu kurs mata uang yang ditentukan melalui kekuatan pasar (market forces) atau dengan kata lain negara tersebut menganut sistem kurs mengambang be bas (freely floating exchange rate system). Menurut Hanafi (2003) berdasarkan sistem ini, kurs mata uang dibiarkan mengambang bebas mengikuti kekuatan pasar. Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs, misalnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi akan digunakan oleh pasar dalam mengevaluasi kurs mata uang negara yang bersangkutan. Jika variabel tersebut berubah, atau pengharapan terhadap variabel berubah, kurs mata uang berubah. Kurs mata uang dengan demikian akan berfluktuasi sesuai dengan munculnya berita-berita yang relevan, yang diperkirakan akan mempengaruhi nilai mata uang suatu negara. Sistem men gam bang be bas juga disebutcleanfloat. Selain pihak pemerintah, pihak lain yang berkepentingan terhadap kurs mata uang asing adalah perusahaan multinasional. Perusahaan ini sangat bergantung terhadap kurs karena keberadaan dari perusahaan yang terletak di dua negara atau lebih. Misalkan perusahaan atau PT. Pertamina dari Indonesia membuka cabang perusahaannya di negara Australia, dalam keuangan perusahaan (neraca serta laporan rugi-laba) perusahaan diAustralia membutuhkan kurs mata uang asing untuk mengubah laporan keuangan dari satuan mata uang Dollar Australia (AUD) ke dalam satuan mata uang Rupiah Indonesia (JDR). Selain perusahaan multinasional, investor asingjuga memiliki kepentingan terhadap kurs mata uang asing. Penanaman modal oleh investor asing di suatu negara hams dipertimbangkan dengan baik agar pengembalian investasinya sesuai yang diharapkan investor tersebut. Jika investor asing men~amkan modal pada negara yang memiliki kurs mata uang yang stabil akan lebih baik dibandingkan menanamkan modalnya di negara yang kurs mata uangnya kurang stabil atau terlalu bertluktuasi (terdepresiasi atau terapresiasi) sangat tajam, karena resiko kerugian investasi yang ditanggungakan semakin besardan tidakjelas. Indonesia adalah salah satu negara yang menggunakan sistem kurs mengambang bebas, setelah pada tanggal14 Agustus 1997, Bank Indonesia (BJ) mengumumkan pelepasan am bang batas kurs intervensi
148
Analisis Pergerakan Nilai Mata Uang Rupiah (L.H Sinyo Kelen & Y.M Pakereng)
(hand intervention). Sebelumnya, pemerintah menerapkan sistem nilai tukar mengambang terkendali (managedfloating exchange rate system) (Kusuma 1999 ). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, "bahwa kurs akan berjluktuasi sesuai dengan muncu/nya berila-berita yang re/evan, yang akan mempengaruhi ni/ai mala uang suatu negara", maka pada penelitian ini akan dilihat bagaimana perubahan atau pergerakan kurs selama satu bulan pasca peristiwa ledakan born tepatnya di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton yang berlokasi di Jalan Casablanca, kawasan Mega Kuningan (daerah Jakarta Selatan). Pada hari Jumat tanggal 17 Juli 2009 pukul 07.47 terjadi ledakan di Hotel JW Marriot dan 07.57 terjadi ledakan di Hotel Ritz Caltorn (Binsar 2009 dan Harian Koran Kompas ). Peristiwa terorisme lewat ledakan born di suatu tern pat merupakan tindak kriminal yang mengancam keselamatan dari seseorang. Pada umumnya peristiwa seperti itu, akan membawa dampak negatifbagi suatu bangsa atau negara khususnya ekonomi. Misalkan pertumbuhan ekonomi akan menurun, kurs mata uangnya melemah (terdepresiasi), indeks harga sahamnya melemah, frekuensi ekspor-impor menurun dan lain sebagainya. Menurut Kompas (2009) Peristiwa ledakan born di Indonesia biasanya memberi pengaruh negatif pada pergerakan harga saham dan nilai tukar Rupiah. Dari sejumlah ledakan born di Indonesia, born Bali I, yang menewaskan 202 orang, memberikan pengaruh paling buruk, yaitu menekan IHSG hingga 10,36 persen. Adapun pada ledakan born I di Hotel JW Marriot pada 5 Agustus 2003, IHSG turun 3,05 persen dan nilai tukar Rupiah anjlok 125 poin ke posisi Rp8.630 per Dollar AS. Namun ledakan born Bali II, tanggal 1 Oktober 2005, IHSG dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS menguat. Peristiwa Born di Jakarta tersebut akan cukup mempengaruhi ekonomi di Indonesia, karena tingkat kepercayaan masyarakat asing atau para pelaku bisnis internasional terhadap keamanan di Indonesia akan semakin berkurang. Ditambah pula dengan kasus-kasus born sebelumnya yang melanda Indonesia (bersifat akumulatif). Pihak asing yang berkepentingan di Indonesia sangat banyak dan beragam diantaranya adalah negara Am erika Serikat dan Australia karen a memiliki jum lah Perusahaan Multinasional dan Investor yang cukup banyak di Indonesia. Selain kepentingan tersebut, Amerika Serikat dan Australia juga memiliki kepentingan secara umum di Indonesia bukan hanya dari segi ekonomi dan keuangan internasional (perusahaan multinasional dan investor asing) melainkan di bidang-bidang lain pula, seperti pariwisata internasional, hubungan kerja sama bilateral maupun multilateral, dunia olah raga dan sebagainya. Serta dalam perdagangan dalam val uta asing di berbagai belahan dunia, mata uang Dollar Amerika Serikat (USD) dan Dollar Australia (AUD) termasuk dalam jajaran top six perdagangan atau transaksi di berbagai bursa val uta asing terse but. I
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pergerakan kurs mata uang Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dollar Amerika Serikat (USD) dan Dollar Australia (AUD) pasca tragedi ledakan born di Jakarta pada tanggal21 Juli sampai 14 Agustus 2009.
Tinjauan Teoritis Sistem Moneter Internasional Menurut Sartono (2001) terdapat empat sistem moneter internasional (sistem penentuan nilai kurs) yang digunakan oleh beberapa negara di dunia, yaitu: ·
http://www.geogle.com/_ sejarah_born jw_marriot_dan_ritz_Carlton Koran Kompas, Sabtu 18 Juli 2009 hal. 1
2
149
Jumal Ekonomi dan Bisnis Vol. XV No.2 September 2009: 147-167
Pertama, adalah sistem nilai tukar tetap ifrxed exchange rate system) yaitu suatu sistem dimana mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap mata uang negara lain. Sistem ini memaksa pemerintah untuk selalu menyesuaikan nilai tukamyajika tidak lagi mencerminkan nilai yang wajar dengan cara mendevaluasikan mata uangnya atau merevaluasikannya. Bank sentral negara yang bersangkutan mem punyai komitmen yang tinggi untuk mempertahankan nilai tukar tersebut dengan cara melakukan intervensi aktif di valuta asing (Sartono 2001 ). Sedangkan menurut Setiyanto dan Prayogo (2007) dalam sistem kurs tetap, pemerintah menetapkan kurs pada nilai tertentu. Kurs pertukaran yang ditetapkan ini akan dipertahankan dalam waktu yang cukup lama. Untuk menjaga nilai kurs yang ditetapkan, pemerintah melakukan campurtangan yang berupadevaluasi atau revaluasi. MenurutAlam (2006) kurs tetap adalah kurs yang ditetapkan oleh pemerintah. Jadi kurs itu akan berlaku untuk seluruh jenis transaksi yang melibatkan dua atau lebih mata uang yang berbeda. Bila kurs naik ataupun turun, pemerintah, dalam hal ini pemegang otoritas moneter, harus berusaha mengembalikan pada kurs yang sudah ditetapkan. Kedua, adalah sistem nilai tukar mengambang terkendali (managed floating exchange rate system), yaitu suatu sistem dimana pemerintah melalui bank sentral menentukan bahwa mata uangnya boleh bergerak pada rentang tertentu yang sering disebut dengan band intervention. Adapun yang mengatakan bahwa sistem ini disebut sebagai sistem stabilisasi kurs, menurut Setiyanto dan Prayogo (2007) apabila pemerintah menjalankan kebijakan stabilisasi kurs, nilai kurs akan berubah dalam batasbatas yang kecil, meskipun batas-batas ini dapat berubah sewaktu-waktu. Kegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan berbagai cara. Ketika nilai kurs Rupiah cenderung terus menurun, pemerintah akan menjual cadangan mata uang asing. Dengan bertambahnya penawaran val uta asing di pasar, maka harga valuta asing dapat diturunkan atau dengan kata lain kurs Rupiah akan menguat. Sebaliknya, ketika kurs Rupiah dianggap terlalu tinggi, pemerintah akan membeli valuta as in g. Pembelian ini akan menyebabkan permintaan mata uang asing meningkat dan nilainya akan menguat. Menurut Alam (2006) pada sistem mengambang terkandali, kurs ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran. Namun, pemerintah dapatjugamempengaruhi nilai tukar melalui intervensi pasar apabila kurs naik atau turun melebihi batas yang ditentukan (biasa disebut pita intervensi). Ketiga, adalah sistem nilai tukar mengambang bebas (jreely floating exchange rate system), yaitu suatu sistem dimana pemerintah tidak lagi berkewajiban untuk melakukan intervensi dengan cara menjual ataupun membeli Dollar di pasar valuta asing. Rupiah dibiarkan melakukan penyesuaian melalui mekanisme pasar, sehingga cadangan dapat dihemat untuk pembiayaan lebih panjang lagi (Sartono 2001 ). Sedangkan menurut Setiyanto dan Prayogo (2007) apabila transaksi jual beli valuta asing dilakukan dalam sistem pasar bebas, maka kurs valuta asing akan berubah-ubah sesuai perubahan perm intaan dan penawarannya. Permintaan valuta asing berasal dari kegiatan impor, yaitu untuk membayar kewajiban terhadap eksportir luar negeri. Semakin tinggi impor, maka nilai kurs Rupiah terhadap valuta asing akan melemah atau terdepresiasi. Kebutuhan valuta asing juga meningkat ketika kewajiban pembayaran utang luar negfri telah jatuh tempo. Dalam sistem ini, pemerintah tidak melakukan campur tangan untuk menururikan atau menaikkan nilai kurs valuta asing. Sistem kurs bebas ini sering menimbulkan adanya perbedaan nilai kurs. Menurut Alam (2006) jika kurs bergerak naik atau turun sesuai dengan mekanisme pasar tanpa campur tangan pemerintah, maka sistem yang digunakan adalah sistem kurs bebas. Ada beberapa keunggulan sistem kurs bebas, antara lain sebagai berikut: I. pemerintah tidak perlu menyediakan cadangan devisa untuk mengendalikan pasar, 2. tidak ada pasar gelap seperti yang terjadi pada sistem kurs tetap dan 3. kurs yang berlaku adalah kurs keseimbangan. 4. Pengaturan ZonaTarget (Target Zone Arrangement). Di luar ketiga sistem nilai tukar yang pernah digunakan di
150
Analisis Pergerakan Nilai Mata Uang Rupiah (L.H Sinyo Kelen & Y.M Pakereng)
Indonesia ada sistem lain yaRg disebut dengan pengaturan zona target atau target zone arrangement. Sistem setnacam ini didasari suatu pemikiran bahwa negara-negara industri seperti Jerman, Amerika Serikat, Jepang dan Inggris dapat meminimumkan volatilitas nilai tukar dan mempertahankan stabilitas nilai tukar jika secara bersarna-sarna menggunakan zona target (Sartono 2001). Contoh negara yang menggunakan pengaturan Zona Target adalah mata uang Euro. Wilayah penggunaan mata uang ini disebut Zona Euro. Ada 16 negara Eropa yang tergabung di dalarnnya, yaitu Jerman, Irlandia, Be Ianda, Perancis, Luxemburg, Austria, Finlandia, Belgia, Italia, Portugal, Spanyol, Yunani, Slovenia, Siprus, Malta dan Slowakia.
Apresiasi dan Depresiasi Apresiasi dan depresiasi dapat diibaratkan seperti dua sisi dari mata uang logarn (coin), artinya apresiasi tidak mungkin terlepas dari depresiasi ataupun sebaliknya. Apabila suatu mata uang nilai tukar atau kursnya naik, maka dikatakan mata uang tersebut mengalarni apresiasi (currency appreciation), sebaliknya apabila nilai tukarnya turun maka dikatakan mata uang tersebut mengalarni depresiasi (currency depreciation). Sedangkan menurut Hanafi (2003) apresiasi berarti meningkatnya ni lai mata uang suatu negara relatifterhadap mata uang lainnya. Menurut Widodo ( 1999) apresiasi kurs adalah kenaikan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain di pasar bebas. Sedangkan menurut Salvatore (1997) apresiasi mengacu pada penurunan harga valuta asing dalarn satuan mata uang domestik. Menurut Frankiest (2009) apresiasi yaitu meningkatnya nilai mata uang dalarn negeri terhadap valuta asing karena mekanisme pasar. Sedangkan menurut Ardiansyah (2008) apresiasi adalah naiknya mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri karena permintaan uang dalatn negeri meningkat. Depresiasi berarti sebaliknya, yaitu menurunnya nilai mata uang suatu negaia relatif terhadap mata uang lainnya. Menurut Salvatore (1997) depresiasi (depreciation) mengacu pada kenaikan harga valuta asing. Menurut Frankiest (2009) depresiasi yaitu menurunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap valuta asing karena mekanisme pasar. Sedangkan menurut Ardiansyah (2008) depresiasi adalah penurunan nilai mata uang dalarn negeri karena permintaan mata uang luarnegeri meningkat.
Nilai Tukar (Kurs) Mata Uang Perdagangan intemasional menyangkut banyak negara yang memiliki perbedaan, termasuk perbedaan mata uang. Jenis-jenis mata uang asing yang digunakan di negara lain disebut valuta asing. Perbedaan val uta asing satu negara dengan negara lain dikenal dengan istilah kurs, nilai tukar, atau exchange rate. Nilai tukar valuta asing menunjukkan jumlah mata uang dalam negeri yang diperlukan untuk mendapatkan satu unit mata uang asing. Nilai tukar ini senantiasa bertluktuasi sesuai dengan perkembangan permintaan dan penawaran terhadap kedua mata uang yang bersangkutan (Setiyanto dan Prayogo 2007). Menurut pendapat lainnya, yaitu dari Salvatore ( 1997) harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya d isebut kurs atau nilai tukar mata uang (exchange rate). Sedangkan menurut Faisal (200 1) kurs (exchange rate) adalah harga dari suatu mata uang (yang diekspresikan) terhadap mata uang lainnya. Kurs dapat diekspresikan sebagai mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing (disebut direct quotation) atau sebaliknya sejumlah mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli mata uang lokal (disebut indirect quotation). Beberapa definisi tentang kurs yang 1
http://id.wikipedialwiki!Euro (9 Februari 2010). 'http://sukasayurasem.wordpress.com {28 April 2009).
151
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. XV No.2 September 2009: 147-167
diperoleh dari website yaitu: Nilai tukar atau yang dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Menurut Nopirin (1996) kurs adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapatkan perbandingan nilai I harga antara kedua mata uang tersebut
Metodologi JenisData Pada penelitian ini data yang dipakai adalah data harian kurs Rupiah Indonesia (IDR), Dollar Amerika Serikat (USD) dan Dollar Australia (AUD) yang mencakup data dua bulan, yaitu mulai dari bulan Juli 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009. Tepatnya penelitian ini mengunakan data-data kurs dan pergerakan nilai mata uang (kurs) Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dollar Am erika Serikat (USD) dan Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dollar Australia (A UD) pada saat tragedi ledakan born dan satu bulan pasca ledakan born yaitu mulai dari tanggal 17 Juli sampai 14Agustus 2009. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah pengujian arsip dan dokumen (studi dokumentasi) terhadap data sekunder dari kurs mata uang yang terjadi pada bursa valuta asing yaitu Bank Indonesia, yaitu data online (melalui media internet) atau dokumentasi lainnya ( melalui media surat kabar I koran).
Teknik Analisis Data Teknik atau metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah perhitungan tingkat apresiasi dan tingkat depresiasi mata uang Rupiah Indonesia terhadap Dollar Am erika Serikat dan Rupiah Indonesia terhadap Dollar Australia dengan menggunakan rum us atau persamaan. Menurut Faisal (200 1) ketika mata uang negaraAS menjadi lebih berhargarelatifterhadapnegaraRI, mata uang negaraAS dikatakan apresiasi relatifterhadap negara Rl (lebih sedikit USD yang dibutuhkan untuk membeli IDR), dan mata uang negara RI dikatakan depresiasi relatif terhadap AS (lebih banyak IDR yang dibutuhkan untuk membeli USD). Jumlah apresiasi atau depresiasi suatu mata uang dapat dihitung sebagai kenaikan atau penurunan persentase dalam nilai IDR dari mata uang USD. Tingkat Apresiasi (Depresiasi USD) = ( e 1 - eO) I eO ............... ( 1) Tingkat Apresiasi (Depresiasi IDR) = (eO - e l) I e 1 ................ (2) Rumus tersebut menggunakan contoh dua mata uang yaitu IDR (Rupiah Indonesia) dan USD (Dollar AmerikaSerikat), dimana: e 1 = kurs mata uang hari ini atau kurs baru (pada saat sekarang). eO= kurs mata uang hari sebelumnya atau kurs lama (pada saat sebelumnya).
Temuan, Analisis, dan Pembahasan Temuan .j Pada penelitian ini juga, terdapat tiga mata uang dari tiga negara yang dijadikan sebagai satuan pengamatan di Bursa ValutaAsing (Bank Indonesia), yaitu Indonesia, Amerika Serikat dan Australia. Berikut mata uang dari ketiga negara terse but.
'http://idwikipwedia.org/wiki/Nilai_tukar (9 Desember 2009). http://silapcity.biogspotcom/2009/3/pengertian-kurs.htmL
6
152
Analisis Pergerakan Nilai Mata Uang Rupiah (L.H Sinyo Kelen & Y.M Pakereng)
Tabel1 Mata Uang dari Negara Indonesi~ Amerika Serikat dan Australia No I
Negara
Indonesia Amerika Serikat Australia
2 3 Sumber: Wikipedia.org
Mata Uang
Rupiah Dollar Dollar Australia
KodeiSO 4271 IDR USD AUD
Nom or
Singkatan
360 840 036
Rp US$ A$
Keterangan: Kode ISO 4217 adalah standar intemasional yang ditetapkan oleh International Organization for Standardization atau ISO yang berisi kode tiga huruf Guga disebut dengan kode mata uang) yang mendefmisikan nama mata uang
Ketiga negara tersebut pada saat ini menggunakan Sistem Moneter Intemasional (sistem penentuan nilai kurs) yang sama yaitu Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas (Free Float Exchange Rate System), sehingga mata uang ketiga negara tersebut berfluktuasi sesuai dengan kekuatan pasar (market power) atau dengan kata lain, mata uang ketiga negara tersebut akan terapresiasi atau terdepresiasi sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran. Sehingga, teknik analisis tingkat apresiasi atau depresiasi antara nilai mata uang Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat dan Dollar Australia dapat dan tepat diterapkan. Tabel2 Kurs Nilai Transaksi Mata Uang: Dollar Amerika Serikat [USD) I 1,Dari tanggal: 17 Juli 2009 sampai 14 Agustus 2009 Tanggal 17 Juli 2009 21 Juli 2009 22 Juli 2009 23 Juli 2009 24 Juli 2009 27 Juli 2009 28 Juli 2009 29 Juli 2009 30 Juli 2009 31 Juli 2009 3 Agustus 2009 4 Agustus 2009 5 Agustus 2009 6 Agustus 2009 7 Agustus 2009 I 0 Agustus 2009 II Agustus 2009 12 Agustus 2009 13 Agustus 2009 14 Agustus 2009 7 Sumber: Bank lndonesia
Nilai Jual (dalam IDR) 10.231,00 10.100,00 10.115,00 10.113,00 10.045,00 10.028,00 10.020,00 10.025,00 10.040,00 9.970,00 9.939,00 9.899,00 9.937,00 9.944,00 9.970,00 9.970,00 9.995,00 9.990,00 10.000,00 9.980,00
Nilai Deli (dalam IDR) 10.129,00 10.000,00 10.015,00 10.013,00 9.945,00 9.928,00 9.920,00 9.925,00 9.940,00 9.870,00 9.841,00 9.801,00 9.839,00 9.846,00 9.870,00 9.870,00 9.895,00 9.890,00 9.900,00 9.880,00
Nilai Tengah (dalam IDR) 10.180,00 10.050,00 10.065,00 10.063,00 9.995,00 9.978,00 9.970,00 9.975,00 9.990,00 9.920,00 9.890,00 9.850,00 9.888,00 9.895,00 9.920,00 9.920,00 9.945,00 9.940.00 9.950,00 9.930,00
7
http://www. finance. yahoo. com
153
Jumal Ekonomi dan Bisnis Vol. XV No.2 September 2009: 147-167 Hasil temuan dari kurs (nilai transaksi) mata uang Dollar Amerika Serikat (USD) terhadap Rupiah Indonesia (IDR) dan Dollar Australia (AUD) terhadap Rupiah Indonesia (IDR) selama satu bulan dari tanggal I 7 Juli 2009 sampai I4 Agustus 2009 dapat dilihat pada tabel2 dan tabel 3. Hasil temuan juga menunjukkan bahwa nilai transaksi atau kurs terjadi selama 5 hari kerja di Bursa Valuta Asing (Valas) Indonesia (Bank Indonesia) yaitu mulai dari hari Senin sampai hari Jumat. Sedangkan hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional tidak ada perdagangan di Bursa Valuta Asing (Valas) Indonesia (Bank Indonesia). Sedangkan kurs nilai tengah dari kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat dan Australia dapat dilihat pada tabel4dan 5.
Tabel3 Kurs Nilai Transaksi Mata Uang: Dollar Australia [ AUD] I 1, Dari Tanggal: 17 Juli 2009 sampai 14 Agustus 2009
Tanggal I7 2I 22 23 24 27 28 29
Juli Juli Juli Juli Juli Juli Juli Juli
2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009
30 Juli 2009 31 Juli 2009 3 Agustus 2009 4 Agustus 2009 5 Agustus 2009 6 Agustus 2009 7 Agustus 2009 I 0 Agustus 2009 I1 Agustus 2009 I2 Agustus 2009 I3 Agustus 2009 I4 Agustus 2009
Nilai Jual (dalam IDR) 8.187,87 8.2I4,33 8.258,90 8.267,38 8.II7,63 8.2I0,93 8.229,43 8.290,68 8.2I9,75 8.246,I9 8.32I,92 8.368,61 8.392,79 8.382,79 8.348,88 8.375,80 8.338,83 8.258,73 8.357,00 8.436,09
Nilai Deli (dalam IDR) 8.I04,21 8.130,00 8.172,24 8.180,62 8.092,25 8.124,08 8.145,31 8.206,98 8.134,90 8.I62,49 8.236,92 8.281,85 8.307,07 8.299,19 8.262,18 8.290,80 8.252,43 8.I72, 1I 8.272,44 8.346,62
Nilai Tengah (dalam IDR) 8.146,04 8.172,17 8.215,57 8.224,00 8.I04,94 8.167,51 8.187,37 8.248,83 8.I77,33 8.204,34 8.279,42 8.325,23 8.349,93 8.340,99 8.305,53 8.333,30 8.295,63 8.2I5,42 8.3I4,72 8.39I ,36
Sumber: Bank Ifdonesia8 ·J
Keterangan dari data pada tabei2 dan tabel3: Perdagangan kurs pada hari Senin, 20 Juii 2009 dan Senin, I7 Agustus 2009 tidak tersedia (tidak ada) karena pada hari dan tanggai tersebut merupakan hari libur nasional.
Khttp://www.finance.yahoo.com
154
Analisis Pergerakan Nilai Mata Uang Rupiah (L.H Sinyo Kelen & Y.M Pakereng)
Tabel4 Kurs Nilai Transaksi Mata Uang: Mata Uang Rupiah Indonesia [IDR] I 1, Dari Tanggal: 17 Juli 2009 sampai 14 Agustus 2009
Tanggal 17 Juli 2009 21 Juli 2009 22 Juli 2009 23 Ju1i 2009 24 Juli 2009 27 Juli 2009 28 Juli 2009 29 Juli 2009 30 Juli 2009 31 Juli 2009 3 Agustus 2009 4 Agustus 2009 5 Agustus 2009 6 Agustus 2009 7 Agustus 2009 10 Agustus 2009 1 1 Agustus 2009 12 Agustus 2009 13 Agustus 2009 14 Agustus 2009
Nilai Tengah (dalam USD) 0,000098232 0,000099502 0,000099354 0,000099374 0,000100050 0,000100220 0,000100301 0,000100251 0,000100100 0,000100806 0,000101112 0,000101523 0,0001 01133 0,000101061 0,000100806 0,000100806 0,000100553 0,000100604 0,000100503 0,000100705
Sumber: Data diolah, 2010
Keterangan: Angka pada tabel di atas merupakan nilai tengah dari kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika. Artinya misalkan pada tanggal 17 Juli 2009 ,jika ingin mendapatkan 1 IDR membutuhkan 0,00009823 2 USD.
155
Jumal Ekonomi dan Bisnis Vol. XV No.2 September 2009: 147-167
Tabel5 Kurs Nilai Transaksi Mata Uang: Mata Uang Rupiah Indonesia [IDR] I 1, Dari Tanggal: 17 Juli 2009 sampai 14 Agustus 2009
Tanggal I7 Juli 2009 2I Juli 2009 22 Juii 2009 23 Juii 2009 24 Juii 2009 27 Juli 2009 28 Juli 2009 29 Juli 2009 30 Juli 2009 3I Juli 2009 3 Agustus 2009 4 Agustus 2009 5 Agustus 2009 6 Agustus 2009 7 Agustus 2009 I 0 Agustus 2009 II Agustus 2009 I2 Agustus 2009 13 Agustus 2009 I4 Agustus 2009
Nilai Tengah (dalamAUD) O,OOOI22759 O,OOOI22367 0,000 I2I 720 O,OOOI2I595 O,OOOI23382 O,OOOI22436 0,000 I22I39 O,OOOI21229 0,000 I22289 O,OOOI21887 O,OOOI20781 O,OOOI20II7 O,OOOI1976I 0,000 II9890 0,000 I20402 0,000 I20000 O,OOOI20545 0,000 I2I722 O,OOOI20269 O,OOOII9I70
Sumber: Data diolah, 2010
Keterangan: Angka pada tabel di atas merupakan nilai tengah dari kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Australia. Artinya misalkanpadatanggall7 Juli2009,jikainginmendapatkan llDRmembutuhkan 0,000122759AUD.
J
·J
156
Analisis Pergerakan Nilai Mata Uang Rupiah (L.H Sinyo Kelen & Y.M Pakereng)
Tabel6 Analisis Apresiasi atau Depresiasi pada Kurs Rupiah Indonesia I IDR terhadap Dollar Amerika Serikat I USD (Secara Angka) Dari Tanggal: 21 Juli sampai 14 Agustus 2009
Tanggal
Tingkat Apresiasi I Depresiasi Kurs IDR terhadap USD
17 Juli 2009 2I Juli 2009
0,012935323
22 Juli 2009 23 Juli 2009
-0,00 I490313 0,000198748
24 Juli 2009 27 Juli 2009
0,006803402 0,001703748
28 Juli 2009
0,000802407
29 Juli 2009
-0,000501253
30 Juli 2009
-0,00 I 50 I502
31 Juli 2009
0,007056452
3 Agustus 2009
0,003033367
4 Agustus 2009
0,0040609I4
5 Agustus 2009
-0,003843042
6 Agustus 2009
-0,000707428
7 Agustus 2009
-0,002520161
I 0 Agustus 2009
0,000000000
II Agustus 2009
-0,0025I3826
12 Agustus 2009
0,000503018
I3 Agustus 2009
-0,00 I 005025
14 Agustus 2009
0,0020 I4099
Sumber: Data diolah, 2010 Keterangan: Tanda negatif atau minus (-) menunjukkan bahwa mata uang Rupiah Indonesia terdepresiasi (melemah) terhadap mata uang lainnya sedangkan yang tidak memiliki negatif, berarti menggunakan tanda positif (+) menunjukkan bahwa mata uangRupiah Indonesia terapresiasi (menguat) mata uang lainnya.
157
Jumal Ekonomi dan Bisnis Vol. XV No.2 September 2009: 147wl67
Tabel7 Analisis Apresiasi atau Depresiasi pada Kurs Rupiah Indonesia I IDR terbadap Dollar Australia I AUD (Secara Angka) Dari Tanggal: 2l Juli sampai 14Agustus 2009
Tanggal
17 Juli 2009 21 Juli 2009 22 Juli 2009 23 Juli 2009 24 Juli 2009 27 Juli 2009 28 Juli 2009 29 Juli 2009 30 Juli 2009 31 Juli 2009 3 Agustus 2009 4 Agustus 2009 5 Agustus 2009 6 Agustus 2009 7 Agustus 2009 I 0 Agustus 2009 II Agustus 2009 12 Agustus 2009 13 Agustus 2009 14 Agustus 2009
Tingkat Apresiasi I Depresiasi Kurs IDR terbadap AUD
w0,003197437 w0,005282652 wO,OO 1025049 0,014689806 -0,007660842 -0,002425687 w0,007450754 0,008743685 -0,003292160 -0,009068268 -0,005502551 -0,002958109 0,001 071815 0,004269445 -0,003336001 0,004544561 0,009763347 -0,011942675 -0,009133204
Sumber: Data diolah. 20 I0
Keterangan: Tandanegatif atau minus (-) menunjukkan bahwa mata uang Rupiah Indonesia terdepresiasi (melemah) terhadap mata uang lainnyf sedangkan yang tidak memiliki negatif, berarti menggunakan tanda positif(+) menunjuk.kan bahwa mata uangRupiah Indonesia terapresiasi (menguat) mata uang lainnya.
158
Analisis Pergerakan Nilai Mata Uang Rupiah (L.H Sinyo Kelen & Y.M Pakereng)
Tabel8 Analisis Apresiui atau Depresiui pada Kurs Rupiah Indonesia I IDR terhadap Dollar Amerika Serikat I USD (Dalam Persentase) Dari Tanggal: 21 Juli sampai 14 Agustus 2009
Tanggal 17 Juli 2009 21 Juli 2009 22 Juli 2009 23 Juli 2009 24 Juli 2009 27 Juli 2009 28 Juli 2009 29 Juli 2009 30 Juli 2009 31 Juli 2009 3 Agustus 2009 4 Agustus 2009 5 Agustus 2009 6 Agustus 2009 7 Agustus 2009 10 Agustus 2009 11 Agustus 2009 12 Agustus 2009 13 Agustus 2009 14 Agustus 2009
Tingk:at Apresiasi I Depresiasi Kurs IDR terhadap USD 1,293532% -0,149031% 0,019875% 0,680340% 0,170375% 0,080241% -0,050125% -0,150150% 0,705645% 0,303337% 0,406091% -0,384304% -0,070743% -0,252016% 0,000000% -0,251383% 0,050302% -0,100503% 0,201410%
Sumber: Data diolah, 2010
Keterangan: Tabel 8 menjelaskan atau mengambarkan tingkat apresiasi atau depresiasi nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat dalam bentuk nilai atau angka persentase (%) sedangkan untuk tanda negatif menandakan bahwa terjadi depresiasi dan tanda positif menandakan bahwa terjadi apresiasi. Tingkat apresiasi atau depresiasi pada Tabel6 dikali 1000/o.
159
Jumal Ekonomi dan Bisnis Vol. XV No.2 September 2009: 147-167
Tabel9 Analisis Apres~ atau Depresiasi pada Kun Rupiah Indonesia I IDR terhadap Dollar Australia I AUD (Dalam Penentase) Dari Tanggal: 21 Juli sampai 14 Agustus 2009
Tanggal 17 Juli 2009 21 Juli 2009 22 Juli 2009 23 Juli 2009 24 Juli 2009 -: 27 Juli 2009 28 Juli 2009 29 Juli 2009 30 Juli 2009 31 Juli 2009 3 Agustus 2009 4 Agustus 2009 5 Agustus 2009 6 Agustus 2009 7 Agustus 2009 10 Agustus 2009 11 Agustus 2009 12 Agustus 2009 13 Agustus 2009 14 Agustus 2009
Tingkat Apresiasi I Depresiasi Kurs IDR terhadap USD -0,319744% -0,528265% -0,102505% 1,468981% -0,766084% -0,242569% -0,745075% 0,874369% -0,329216% -0,906827% -0,550255% -0,295811% 0,107182% 0,426944% -0,333600% 0,454456% 0,976335% -1,194268% -0,913320%
Sumber: Data diolah, 20 I 0
Keterangan: Tabel 9 menje1askan atau mengambarkan tingkat apresiasi atau depresiasi nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dollar Australia daJam bentuk nilai atau angka persentase (%) sedangkan untuk tanda negatifmenandakan bahwa teljadi depresiasi 4a.n tanda positif menandakan bahwa terjadi apresiasi. Tingkat apresiasi atau depresiasi pada Tabe1 7 dikali I00 persen.
160
Analisis Pergerakan Nilai Mata Uang Rupiah (L.H Sinyo Kelen & Y.M Pakereng)
TabellO Analisis Apresiasi atau Depresiasi pada Kurs Rupiah Indonesia I IDR terhadap Dollar Amerika Serikat I USD (Secara Bukan Angka) Dari Tanggal: 21 Juli sampai 14 Agustusl009
Tanggal 17 Juli 2009 21 Juli 2009 22 Juli 2009 23 Juli 2009 24 Juli 2009 27 Juli 2009 28 Juli 2009 29 Juli 2009 30 Juli 2009 31 Juli 2009 3 Agustus 2009 4 Agustus 2009 5 Agustus 2009 6 Agustus 2009 7 Agustus 2009 10 Agustus 2009 11 Agustus 2009 12 Agustus 2009 13 Agustus 2009 14 Agustus 2009
Tingkat Apresiasi I Depresiasi Kurs IDR terhadap USD Apresiasi Depresiasi Apresiasi Apresiasi Apresiasi Apresiasi Depresiasi Depresiasi Apresiasi Apresiasi Apresiasi Depresiasi Depresiasi Depresiasi Tetap Depresiasi Apresiasi Depreiasi Apresiasi
Sumber: Data diolah, 2010
Depresiasi dan apresiasi seperti yang tertera pada I abel 10 menggambarkan fluktuasi kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat (menguat/apresiasi atau melemah/depresiasi), pasca ledakan born hotel JW Marriot dan Ritz di Jakarta, serta menunjukkan deskriptif terhadap pergerakannya.
161
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. XV No.2 September 2009: 147-167
Tabelll Analisis Apresiasi atau Depresiasi pada Kurs Rupiah Indonesia I IDR terhadap DoHar Australia I AUD (Seeara Bukan Angka) Dari Tanggal: 21 Juli sampai 14Agustus.2009
Tanggal 17 Juli 2009 21 Juli 2009 22 Juli 2009 23 Ju1i 2009 24 Juli 2009 27 Juli 2009 28 Juli 2009 29 Juli 2009 30 Juli 2009 31 Juli 2009 3 Agustus 2009 4 Agustus 2009 5 Agustus 2009 6 Agustus 2009 7 Agustus 2009 l 0 Agustus 2009 11 Agustus 2009 12 Agus tus 2009 13 Agustus 2009
14 Agustus 2009
Tingkat Apresiasi I Depresiasi Kurs IDR terhadap AUD Depresiasi Depresiasi Depresiasi Apresiasi Depresiasi Depresiasi Depresiasi Apresiasi Depresiasi Depresiasi Depresiasi Depresiasi Apresiasi Apresiasi Depresiasi Apresiasi Apresiasi Depresiasi Depresiasi
Surnber: Data diolah, 20 I 0
Keterangan: Depresiasi dan apresiasi seperti yang tertera pada Tabel 11 menggambarkan fluktuasi kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Australia (menguat/apresiasi atau melemahldepresiasi), pasca ledakan born hotel JW Marriot dan Ritz diJakarta, serf1nenunjukkan deskriptifterhadap pergerakannya.
162
Analisis Pergerakan Nilai Mata Uang Rupiah (L.H Sinyo Kelen & Y.M Pakereng)
Anali.ds dan Pembahasan Hasil perhitungan depresiasi/ apresiasi kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat dapat dilihat pada tabel6 (secara angka), tabel8 (secara persentase), dan tabell 0. Depresiasi dan apresiasi seperti yang tertera pada Tabel l 0 menggambarkan fluktuasi kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat (menguat/apresiasi atau melemah/depresiasi), pasca ledakan born hotel JW Marriot dan Ritz di Jakarta, serta menunjukkan deskriptifterhadap pergerakannya. Hasil perhitungan depresiasi/apresiasi kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Australia dapat dilihat pada tabel 7 (secara angka), tabel9 (secara persentase), dan tabel 11. Depresiasi dan apresiasi seperti yang tertera pada Tabel II menggambarkan fluktuasi kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Australia (menguat/apresiasi atau melemahldepresiasi), pasca ledakan born hotel JW Marriot dan Ritz di Jakarta, serta menunjukkan deskriptifterhadap pergerakannya. Berdasarkan hasil analisis pada kurs mata uang Rupiah Indonesia terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat dan Rupiah Indonesia terhadap Dollar Australia pasca tragedi ledakan born Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta, maka terlihat bahwa: l.
2.
Tragedi ledakan born JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta tidak menunjukkan kecenderungan penurunan ( depresiasi) Mata uang Rupiah Indonesia terhadap mata Uang Dollar Amerika Serikat. Hal ini dibuktikan dengan kurs (nilai transaksi) Rupiah Indonesia terhadap Dollar Arnerika Serikat yang cenderung menguat (apresiasi) selama 10 hari dari total20 hari pasca tragedi ledakan born terse but. Tragedi ledakan born JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta menunjukkan kecenderungan penurunan (depresiasi) Mata uang Rupiah Indonesia terhadap mata Uang Dollar Australia. Hal ini dibuktikan dengan kurs (nilai transaksi) Rupiah Indonesia terhadap Dollar Australia yang cenderung melemah (depresiasi) selama 13 hari dari total 20 hari pasca tragedi ledakan born tersebut.
Apabila hasil analisis lebih difokuskan lagi selama 10 hari pasca tragedi ledakan born (mulai dari tanggal21 Juli sampai 30 Juli 2009), rnaka hasilnya adalah sebagai berikut: I.
2.
Tragedi ledakan born JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta tidak menunjukkan kecenderungan penurunan (depresiasi) mata uang Rupiah Indonesia terhadap mata Uang Dollar Arnerika Serikat. Hal ini dibuktikan dengan kurs (nilai transaksi) Rupiah Indonesia terhadap Dollar Arnerika Serikat yang cenderung menguat (apresiasi) selama 6 hari dari total 10 hari pasca tragedi ledakan born terse but. Tragedi ledakan born JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta menunjukkan kecenderungan penurunan (depresiasi) Mata uang Rupiah Indonesia terhadap mata Uang Dollar Australia. Hal ini dibuktikan dengan kurs (nilai transaksi) Rupiah Indonesia terhadap Dollar Australia yang cenderung melemah (depresiasi) selama 7 hari dari total 10 hari pasca tragedi ledakan born terse but.
Apabila dilihat dari data selama satu bulan pasca tragedi ledakan born di Jakarta (di mana kurs awal yaitu pada 17 Juli dan kursakhiryaitu pada 14Agustus2009), makahasilnyaadalah: I.
Tragedi ledakan born JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta tidak menunjukkan kecenderungan penurunan (depresiasi) mata uang Rupiah Indonesia terhadap mata Uang Dollar Amerika Serikat. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil berikut (0,000100705 - 0,000098232) I 0,000098232 =
163
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. XV No.2 September 2009: 147-167
2.
0,025176. Artinya bahwa Rupiah Indonesia menguat (terapresiasi) sebesar 0,025176 selama satu bulan pasca tragedi ledakan born JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta. Tragedi ledakan born JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta menunjukkan kecenderungan penurunan (depresiasi) mata uang Rupiah Indonesia terhadap mata Uang Dollar Australia. Hal ini dapat dibuktikan dengan basil berikut (0,000119170- 0,000122759) I 0,000122759 = 0,02923. Artinya bahwa Rupiah Indonesia melemah (terdepresiasi) sebesar 0,02923 selama satu bulan pasca tragedi ledakan born JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta.
Menurut seorang Pengamat Ekonomi yaitu A. Prasetyantono (28 Juli 2009), "perkembangan IHSG (lndeks Harga Saham Gabungan) dan nilai tukar Rupiah itu disebabkan faktor domestik dan global. Faktor domestik yang berpengaruh adalah perkembangan ekonomi Indonesia yang tumbuh positif di kawasan setelah China dan India. Adapun faktor global adalah langkah investor yang meresposisi portofolionya, terutama investasi berbasis Dollar AS. Mereka melihat defisit Amerika Serikat yang begitu besar mengandung resiko sehingga perlu mengalihkan investasi ke pasar lain, termasuk Indonesia." Sehingga pengaruh dari tragedi ledakan born JW Marriot dan Ritz Carlton akan menurunkan nilai tukar (kurs) mata Uang Rupiah (IDR) terhadap Dollar Amerika Serikat (USD) tidak terjadi. Selain itu, adapun pendapat dari Deputi Gubemur Bank Indonesia Budi Mulya (25 Juli 2009) mengatakan, "Penguatan Rupiah merupakan imbas dari penguatan mayoritas mata uang regional. Ke depan Rupiah akan berada dalam tren menguat seiring terns membaiknya fundamental perekonomian global. Menurut Budi, Rupiah bergerak sesuai dengan mekanisme pasar. BI (Bank Indonesia) hanya menjaga agar volatilitasnya tidak terlampau besar." Pemyataan ini juga mendukung bahwa tragedi ledakan born Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta tidak berpengaruh untuk menurunkan nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat atau dengan kata lain Rupiah Indonesia tidak terdepresiasi atas Dollar Amerika Serikat. Hal lain yang membuktikan pergerakan kurs (nilai transaksi) pasca tragedi ledakan born JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakartaadalah dengan melihat kecenderungan/trend yang ada pada gam bar I.
Gambar 1 Kecenderungan Pergerakan Kurs Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dollar Amerika Serikat (USD) Pasca Tragedi Ledakan Bom Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta 10.300,00 ...,.------,----,----,r--10.200,00 +:::--+--+-____,f--0
10.100,00
:g 1o.ooo,oo
....... ~
-
-r-1-1-r"9=~:::::;:;;;;~-1-
9.900,00 +---+--+-+----+--+--+--+-~......'"""' 9.800,00 9. 700,00 +--+--+-----lf---9.600,00 +--+--+---lf---
J ~f:SA »~~ »~~ »~~ »~~ »~~ »~f:SA »~GA # ~ # ~ ,SGA #GA # ~ #-~ # ~ v~ ~ "".. ; """' -tf -o· ""0{ ,-.: # # #':i # # ~~ ~~'i ~'V d' ~16 ~tt) \:! ...,'¥ .f ....
-
Kurs IDR/USD
Sumber: Data diolah, 20 I0 'i(oran Kompas, Selasa 28 Juli 2009: hali9. '"Koran Kompas, Sabtu, 25 Juli 2009: Hal I.
164
Tanggal
Analisis Pergerakan Nilai Mata Uang Rupiah (L.H Sinyo Kelen & Y.M Pakereng)
Garnbar I rnenunjukkan bahwa bahwa kecenderungan pergerakan kurs Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dollar Arnerika Serikat (USD) rnenurun rnulai dari tanggall7 Juli 2009 sarnpai 14 Agustus 2009 arti serta rnaksud dari gam bar terse but (gam bar 1) adalah nilai tukar Rupiah Indonesia rnenguat (apresiasi) terhadap nilai Dollar Arnerika Serikat selarna satu bulan pasca tragedi ledakan born Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta.
Gambar2 Kecenderungan Pergerakan Kurs Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dollar Australia (AUD) Pasca Tragedi Ledakan Bom Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta 8.450,00 8.400,00 8.350,00 0 8.300,00 ::;) 8.250,00 ~ 8.200,00 Q 8.150,00 8.100,00 8.050,00 8.000,00 7.950,00
I
I
L I
.../
-
-....
\.
Kurs IDR/AUD
~
---
I
I
_.., ' ""'
....,.. """"
,
I
........
~
......
7 '
vf
Tanggal
Sumber: Data diolah, 20 l 0 Gambar 2 rnenunjukkan bahwa kecenderungan pergerakan kurs Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dollar Australia (AUD) rneningkat rnulai dari tanggal17 Juli 2009 sarnpai 14 Agustus 2009 arti serta rnaksud dari gambar tersebut (gambar 2) adalah nilai tukar Rupiah Indonesia rnelernah (depresiasi) terhadap nilai Dollar Australia selama satu bulan pasca tragedi ledakan born Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta. Implikasi dari kenaikan (apresiasi) atau penurunan (depresiasi) rnata uang Rupiah Indonesia terhadap Dollar Arnerika Serikat dan Dollar Australia pasca traged i ledakan born di Jakarta:
I.
lrnplikasi dari kenaikan atau penguatan (apresiasi) nilai rnata uang (kurs) Rupiah Indonesia terhadap Dollar Arnerika Serikat pasca tragedi ledakan born Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta adalah ledakan born tersebut tidak rnernbuat nilai Rupiah Indonesia rnelernah (terdepresiasi) terhadap Dollar Amerika Serikat, hal ini terlihat dari hasil analisis yang dilakukan bahwa mulai 21 Juli 2009 sampai 14 Agustus 2009 nilai tukar (kurs) Rupiah Indonesia cenderung terapresiasi terhadap Dollar Arnerika Serikat. Pola pergerakan kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Arnerika Serikat, tidak rnengikuti pola yang biasanya terjadi akibat ledakan born, serta kepercayaan pihak asing (Arnerika Serikat) terhadap Indonesia rnasih tetap ada.
2.
Irnplikasi dari penurunan atau rnelernah (depresiasi) nilai rnata uang (kurs) Rupiah Indonesia terhadap Dollar Australia pasca tragedi ledakan born Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta adalah ledakan born tersebut rnernbuat nilai Rupiah Indonesia rnelernah (terdepresiasi) terhadap
165
Jumal Ekonomi dan Bisnis Vol. XV No.2 September 2009: 147-167
Dollar Australia, hal ini terlihat dari basil analisis yang dilakukan bahwa mulai 21 Juli 2009 sampai 14 Agustus 2009 nilai tukar (kurs) Rupiah Indonesia terdepresiasi terhadap Dollar Australia. Pola pergerakan kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Australia, mengikuti pola yang biasanya terjadi akibat ledakan born, serta kepercayaan pihak asing (Australia) terhadap Indonesia masih semakin berkurang ( sedikit berkurang).
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan basil temuan, analisis serta pembahasan yang telah dilakukan adalah: I.
Pergerakan kurs mata uang Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dollar Amerika Serikat (USD) cenderung menguat (terapresiasi) selama satu bulan pasca tragedi ledakan born Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta (yaitu pada tanggal 21 Juli sampai 14 Agustus 2009), dimana ledakan born tersebut tidak membuat nilai tukar (kurs) melernah, dan kepercayaan para pelaku bisnis intemasional (perusahaan rnultinasional dan investor) dari Arnerika Serikat terhadap Indonesia rnasih tetap ada pasca ledakan born.
2.
Pergerakan kurs rnata uang Rupiah Indonesia (IDR) terhadap Dollar Australia (AUD) cenderung rnelernah (terdepresiasi) selama satu bulan pasca tragedi ledakan born Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di Jakarta (yaitu pada tanggal 21 Juli sampai 14 Agustus 2009), dimana ledakan born tersebut rnembuat nilai tukar (kurs) melemah, dan kepercayaan para pelaku bisnis intemasional (perusahaan multinasional dan investor) dari Australia terhadap Indonesia semakin berkurang (sedikit berkurang), pasca ledakan born.
Adapun beberapa saran yang penulis berikan yaitu bagi pihak-pihak terkait dengan perdagangan intemasional (international trade) seperti perusahaan multinasional ataupun investor asing, penelitian ini memberikan garnbaran serta penjelasan tentang pergerakan kurs mata uang asing yang telah terjadi, khususnya rnata uang yang penting di dunia seperti Dollar Amerika Serikat (USD) atau Dollar Australia (A UD) yang terjadi pada saat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Indonesia, salah satunya yaitu peristiwa ledakan born. Penelitian inijuga dapat dilakukan untuk peristiwa-peristiwa penting lainnya di Indonesia (domestikldalam negeri) ataupun peristiwa-peristiwa penting lainnya di dunia (asing/luar negeri) serta menggunakan kurs mata uang asing yang lebih bervariasi lagi (lainnya).
Referensi A lam. 2006. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI (2). Esis, Jakarta. Ardiansyah. 2008. Tugas Terstruktur. http://www.srnan 1ciamis.sch.id, 12 Februari 20 10. Bank Indonesia. ?Jl09. Kurs Bank Indonesia. http://www.finance.yahoo.com, 21 Januari 2010. Binsar. 2009. Kategori Berita Terkini Kriminal dan Hukum. http://www.google.com, 12 November 2009. Faisal, M. 200 I. Manajemen Keuangan Internasiona/. Salemba Em pat, Jakarta. Frankiest. 2009. Membedalcan Injlasi, Dejlasi, Revaluasi, Devaluasi, Apresiasi dan Depresiasi. http://ekonorni161.blogspot.com, 12 Februari 2010.
166
Analisis Pergerakan Nilai Mata Uang Rupiah (L.H Sinyo Kelen & Y.M Pakereng)
Hanafi, Mahmud M. 2003. Manajemen Keuangan Internasional. BPFEYogyakarta, Yogyakarta. Hendarto, Agus, Agus Setiawan, Ananda Sumarto, Putra E, Anang Rahmawan, Anam, Andi Koiru1 dan Bachru1 Ulum. 2009. The Exchange Rate. http://sukasayurasem.wordpress.com, 12 Februari 2010. http://www.finance.yahoo.com Ihalauw, John J. 0. 1. 2003. Bangunan Teori. Edisi Kedua Melenium, FEUKS W, Salatiga. Kurnia, Lasti. 2009. Importir Buku. Koran Kompas, Selasa, 26 Mei. Kusuma, Linda. 1999. Menggali Peluang Pasar di Masa KrisisSuatu Hampiran Teoritis. FEUKSW, Salatiga. LITBANG Kompas. 2009. BersatuMe/awan Terorisme. Kompas, Sabtu 18 Juli.
OIN.2009.SaatnyaKonsolidasiinternal. Kompas, Selasa28Juli. REI dan FAJ. 2009. Kurs Rupiah Terus Menguat. Kompas, Sabtu 25 Juli. REI dan FAJ. 2009. Pasar Saham dan Nilai Tukar Rupiah Stabil. Kompas, Sabtu 18 Juli. Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi Internasional. Edisi V.· Jilid II, Er1angga, Jakarta. Sartono, R. Agus. 200 I. Manajemen Keuangan Internasional. FEUGM, Yogyakarta. Setiyanto, Pribadi dan Prayogo, Ayudya D. 2007. Ekonomi Kelas XI untuk SMAIMA. Intan Parawira, Klaten. Widodo, FristaArtmanda. 1999. Kamus IstilahEkonomi. Lintas Media, Jombang. Wikipedia.org. 2009. Nilai Tukar. http://id.wikipedia.org, 9 Desember2009. Wikipedia.org. 20 10. Euro. http://id.wikipedia.org, 12 Februari 20 10. Wikipedia.org. 2010. ISO 4217. http://id.wikipedia.org, 13 Februari 2010.
167