1 2 STUDJ EVALUASI PENGELOLAAN DAN PELAYANAN ZAKAT DALAM PERSPEKTIF PENINGKATAN KEPUASAN MUZAKKI DAN MUSTAHIQ DARI BAPELAZIS DAN BAPELURZAM DIKABUPATE...
STUDJ EVALUASI PENGELOLAAN DAN PELAYANAN ZAKAT DALAM PERSPEKTIF PENINGKATAN KEPUASAN MUZAKKI DAN MUSTAHIQ DARI BAPELAZIS DAN BAPELURZAM
DIKABUPATENKENDAL
TESIS Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sain,. (M.Si) pad a Program Studi Administrasi Publik Program Pascasurjana Univenitas Sriwijaya
Oleh: SODIKIN
Nll\1.. 70072011018
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSIT AS SRIWIJA YA AGUSTUS 2008
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Te~ls
STUDI
EVALUASI
PENGELOL.AAN
Nama Mahasiswa
SO DI KIN
Nomor Induk Mahasiswa
70072011018
Program Studi
Magister Administrasi Publik
Bidang Kajian Utama
Kebijakan Publik
Menyetujui,
p
CAN
PELAYANAN ZAKAT DALAM PERSPEKTIF PENINGKATAN KEPUASAN MUZAKKI DAN MUSTAHIQ DARI BAPELAZIS DAN BAPELURZAM DI KABUPATEN KENDAL
M.Sc
Ketua Progrom Studi Magister Adminis/;si Puolik
Dr. ~s So/LM.~; M.
NIP. 131 918 21R
II
Ors. Alfitri, MSi Pembimbing Kedua
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PENGUJI
Judul Tests
Studi Evaluasl Pengelolaan dan Pelayanan Zakat dalam Perspektif Peningkatan Kepuasan Muzakki dan Mustahiq dari BAPELAZIS dan BAPELURZAM di Kabupaten Kendal.
RIWAYAT HIDUP Penulls dllah4rkan di Kendal tepatnya di Desa Tirtomulyo, Kecamatan Plantlmgan, sebuah l
1966 den merupakan anal<
·. soetoroc Sofjan Afandi
(aim) dan Siti Aminah. Pendidikan dasar ditempul\ di i(ampung ha:amannya yaitu SO Ttrtomutyo l clan lulus tahun 1981.
Kfrnudlan lilenen.rskan studinya di Sukorejo, 15 menit
perjalanan dEmgan angkot dari Plantvngan menuju ke areh kot!I Temangggung yaitu di SMP 1 Sukorejo hin99iJ lukJs tahun 1984. Menyusul kakak - kakaknya yang telah belajar niandiri dengan bemiuldm jauh dari oranr.) tuanva, penults melanjutkan studi di Semarang, ibukota Provinsi Jawa Tengah, SMA 2 hinr;ioa lulvs tahun 1987.
tepatnya di
Minat yang beser pada b1dang Bahasa, Sen!
dan Budaya mendoroog penults untuk me.lanJutkan studmya peca Fakultas Sa$tra Jurusan Balla~ dan Sastra Jnggris tJnivel'Stas Jember, Jewe nmur dan berhasil memperolen gelar Sarjana Sastra ( SS ) tahun 1995. Kemudian pada tahun 2007 berkesempatan menempuh peodidikan Pascasarjana (52) pada
program M>lgister Administrasi Publik pad;] Universims Sriwii<1Ya Palembang ates dukungan beasis.va da1i Pusbindlklatren Bappenas. Karls sebagai PNS dimulai dari diterirna 5ebagai CPNS tahun 1998 dan ditempatkan
sebagai staf Bagi~n Organlsasl Sekretariat Daerah Kabupaten
Kendal, hingga 2002. Tahun 2002 diberi lrepercayaan mE11jadi pejabat eselon IV sebagai Kepala Seksi Fromosi dan P~anan Jnformasi Pariwisata pada Dinas Pariwisata KabuJ)llten i<endal t1en;ian Pang teat Penata Muda nnykat I (IJl/b ). Tidak lama bertugas di 0111as Par1wtsal
vi
pada akhir tahun 2003 dimutasi
men1adi Kepala Sel
Bahasa lnggris di beberapa kursus, sekolall clan Perguruan l'in99i1 antara lein : Kursus Bahasa
rnggris "Exe~
English Course"
2004 -
2006, SMA
Muhammediyah t Pekalongan 1997 - 1998, SMK NU 1 Kendal 2000 - 2007, Universitas Islam Kendal
{ lJnlslca)
2002 - 2004 dan Sekolah Tinggi Islam
Kendal ( ST!K ) 2005 - 2006.
vii
SlUDl EVALUASI PENGELOLAAN DAN PELAYANAN ZAKAT DAL.AM PERSPEKTif PENJNGKATANKEPUASAN MUZAKKI DAN MUSTAHIQ DARI 8AP\:LAZIS DAN BAPELURZAM DI KABUPATEN KENDAL IN11SARl Pengelolaan zal
viii
£VALUATION OF MANAGEMENT AHD SERVICE OF ZAKAT (MOSLEM'S DONATIONS) IN THE PERSPECTIVE Of SATISFACTION ON THE PART OF MUZAKKI(DONORS) AND
MUSTAHIQ (RECIPIENTS} SERVED BY BAPELAZIS AND BAPELURZAMJN KENDALREGENCY ABSTRACT
In general the management of Indonesian Moslem's donations is performed as a part time Job In whkh the manager works voluntarily without appropriate pay so that the quality of service to the donors is poor. This makes the donors dissatisfied with the service, discouraging them to donate. Hence, the amount of donation has never met the potential amount of fund which can be donated by Moc.lems. This study attempts tD fi"d out how the management of the donation is undertaken by BAPELAZIS Kantor Departemen Agama Kabupaten Kendal and BAPELURZAM Cabang Weleri and to what extent the satisfaction has arisen among the donors as a result of the sel'llice by the two charities. The method used to oollect data consists of inquiry by questionnaires, in-depth interview, documentat!on and Hbrary research. The data were ttien analyzed In the manner in which a qualitative study is CXlllductl!d. The result of thti study reveals that the donation management by the two aid organizations was still carried out in the old fashion way In which the management was perfonned as a part-time job, tne fimincl~I management was poor, the recruitmerit of the commissioners was by appolritment, not selection, the donation was uneqvl!lly distri~ and awareness campaign was conducted in a very limited scope. Accordingly, the purpose ot Improving the quality or service to the d\lnors has not yet fulfllled, making tlie satisfaction rate among muzal
ix
PRAKATA
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atar berkah, rahrnat dan hidayahNya, akhimya penulis dap;1t mcnyelesa;Jran penulisan tesis yang berjudul " Studt Evaluasi Pengelolaan don Pelll)10lf(ln 7.a/mt dalam Perspek1if Peningktuan
Kepuasan Muzakki 0011 Mustahiq dari BA!'EUZIS don BAPElURZAM d1 Kabupaten Kendal " sebagai tugas lllchir untuk mcmenuhi persyaratan mencapai
derajat Sarjana S-2, pada Program Studi Magister Administrasi Publik, Program Pa~casarjana Universitas Sriw\jaya. Penulis menyadari bahwa dalam menyelcsaikan penulisan tests ini tiLlak terlcpas dari banruan, dukungan, W1lll sena masukan dllri berbagai pihak. Untck itu. ucapan terimakasih yang sctuhl~-tulusnyn penulis sarnpaikan kepada : I. BApak Drg, Avip Syaefull11h sc:laku Kepela Pusbindiklarren Bappenas ynng telah memberikan kesernpaten kcpada penulis untuk mengikuti Diklnt Gelnr Oalam Neger] pada Program Studi Megister Administrasi Publik Univcrsltas Sriwijaya; 2. lbu Ora. Hj. Siti Nunnarkesi selaku Wnkil Bupati Kendal ysng relah mcmberikan
ijin belajar dcngan Keputusan Bupati Kendal Nomor :
·890/14712007 rcntang Tugas Belajar I Rca~iswa Program Pascasnrjana (S2)
Oalam 13 Bulan Magister Administrasi Publik Universitas Sriwijaya Palembang. kesempaten kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program Stuci Magister Administrasi Publik Universitas Sriwijaya: 3. Bapak Prof, Ur. dr. H.M.T. Ka1.111h1ddin, M.Sc. Sp.Fk., Direktur Program
Pascasarjana Universitas Sriwijaya dan jajarannya yang dengan kebapakan
x
oanyek rnemberikan
baruuan kepada penulis saat mengikuf
pcrxlidikan di
Palembang inl; 4. Pihak BAPELAZIS
: Bepsk Drs, H. Abdul Wahid Hasby selalru penasehat
BAPELAZI S uar. sebligus Kcpale Kantor Departemen A gama Kabupaten
Kendal, Bapak Hesan Slamet Mu'uif selaku Ketua Umum BAPELAZIS 2005 - 2008, mas Bajuri, mas Abdunahmlln, mas Irsadi. mbak Nur Qoidah dan
seluruh staf Kantor Departernen Agame Kabupaten Kendal atas bantuannya baik berupa infor.n11si lewat wawancara maupun pengisian kuesioner, Pihak
BAPELURZAM,
Bapak Widodo, Pal: Muslim. Pak Rofiq sebagai
Koordinator BAPEl.UP.7.AM C'.ahani Wcleri tahun 2007, mas Sulis. mas Karti (lstanto, mas Aris Mulatno dan mas Himo juga alas bantuannya, ba:k
huku - buku, data maupun infonnasi lewat wawancara dan pengisian
kuesioner : ~. Bapak Or. Kes M. Sobei, M.Si selalru Ketua Program Srudl Magister Administ"asi PubEk yang t.elah membefikan bancuan kepada penulls buik dalam penyusunan tesis maupun selama m~n~ikuli p.:ndidikan pada Program Studi Magbtc;r Au111ini~trasi Publik Unjvmitas Sriwijaya; 6. Bapak hof. Dr. Fachrurroei Sjarkowi. M. Sc. sclaku pcmbimbing utarna, dan Bapak Ors. Alfitri, M.Si.
sclaku pcmbimbing kedua, dengan penuh kesabaran
tclah mcmbcrikan petunjuk, bimbingan, ar:ihan, saran dan kritikan kepada penulis dalam menyeleoaikan tesis ini; 7. Bapak dan
Jou Dosen Program Studi Administasi Publik Universitas
Sriwijaya, yang telah memberiksn ilmu yang sangat bermanfaat l:>agi perulis;
xi
l!.
Yuk Sri, dar. Yuk Ari staf Administrasi Program Studi Administasi Publik Universitas Sriwijaya, juga Ella, Opik. Desi dan Kuk Norman yang tclah memberikan oelayanan yang baik, serta slaf Perpustakaan yang dengan tulus dan ramah membanru mencarikan literatur yang dibutuhkan selema pcnulis rnelakukan stud i;
9. Selly alas doa dim dukungannya, Ayu, Fina, mbak Nur, Pak ling, Prabu, Hafis dan semua rekan Kclas Reguler Pagi, Sore dan Akhir Pekan atss persabatan dan urjasama."1ya selama mengilmli pendidlkan di Pascasarjana Universitas
Sriwijaya Palembang; JO. Rekan satu angkatan mas'Pak 0e• Yon sclalrn senior, penasehat spiritual, dan konsultan, mas Tok se18kn mantan Kenra, kak Bay selaku Wakil Ketua, kak Solihin selaku tesnisl komputer, baog Barito selaku komandan kompi, bapake Ary
F!endahara, kak (ndar sclaku pemandu, mas Trusta atas buku metodologlnya, mas Yul i selaku Sckrctaris dan kale Edy setaku pakar Statistik atas kcrjasama dan persahabalannya
tclah mejnberlkan dukungan dan banruao balk :s<:l~111~
mcngikuti pendidiksn rraupon dalam menyelesaiakan penullsan tesis ini.
2.2 KerangkaPemikiran METODOLOGl PENELITIAN 3.1 Desain Penilitian.. 3.2 lokasi Penelitian dan Objek Penelitian
46 "-9 49
3.3
Variabel Penelitian
3.3. l 3.3.2
Deflnisl Konsep
3.4 3.4.1
::>elinisi Operasional Data dsn Te!mik Pengumpulan Data........................... Jnfonnan
52 ~6
3.4.2
Populasl dan Sampel
3 .5
Metode Analisis Data
DESKRIPSI WILAY AH PENELlTIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kendal 4.1.1 Geogrefis 4. 1.2 Pemerintahan 4.1.2.l Administrasi Pemerintahan 4.1.2.2 Aparatur Pemerintahan •... 4.1 J Sosial Budaya 4.1.3. l Demograf 4.1.3.2 Ketenagaan 4.1.3.3 Agsme 4.1.4 Ekonomi 4,1.4.I Produk Domestik Regional Brute 4.1.4.2 Pertumbuban Ekonomi 4.1.4.3 Struktur Ekonomi 4.1.4.4 PDRB Perkaplta 4. l.5 Kemiskinan di Kabupaten Kendal................................. 4.2 Gambaran Umum Kantor Departemcn Agarna Kabupaten Keodal .. 4.3 BAPELAZIS Kantor Depag Kabupaten Kendal............ 4.4 BAPELURZAM Cabang Weleri 4.5 Jkhtisar Pcrkcmbangan PDRB,Ar.gkaKemiskinan, Zakat BAPELAZIS dan Zakat BAPELURZAM HAS1L DAN PEMBAHASAN S. l Pengelolaan Zakat pada BAPELAZlS K.anror Departemen Agama Kabupaten Kendal S. 1. 1 Perencanaan ..••.•..
SI 52 SS 59
60
63
70 70 70 71 71 72 74 71 75 78 78 78 81 83 84 84
86
93 97 103 108 108
5.1.1.1 Kejelason Program
1 09 109
5.1.? Pengorgenisasian 5.1.2.1 Struktur Orgaulsasi
5.1.4.1 SistemPengawasan 5.1.4.2 Pencapaisn Target-··-................................................... 5.l.4.3 Pe11anggun&j1wal>an 5 .1.4.4 Standariso.si Syarat Pengelola Zakat 5.2 Per,gelollllln Zakat Pada Sadan Pelaksana Urusan Zakat Muhammadi}-ah ( BAPELURZAM) Cabang Weleri 5.2.1 Perencenaan S.2.1.l Kejelasan Program 5.2.1.2 Kcjeli;san Strategi 5.2.l.3 Kejelasan Tnjuan 5.2.2 Pcngorganisaslen 5.2.2.i Struktur Organisasi 5.2.2.2 Sumber Daya Manusia BAl'F.l.URZAM 5.2.3 Pelaksanaan
~ .?..3.1 5.2.3.2
Pemberian motlvasi Pemberdayaan l.akat 5.2.3.2.1 Penerimoon Zokat 5 .2.3.2.2 Pentasarufan Zakat 5 .2.3.3 Peren Ulama' dan Pemerintah S.2.3.3.1 Pendapac Ularna Terdahulu yang menjadi panutan masyarakat
__ T.:_t,,,119"'---__._H•lamar>_ Jumlah Penduduk, Jumlah Pcndu4uk Mus:;;;, Jumlah KK, Jumlah KK .\.liskin dan Jumlah JU( Mampu K.abup•ten Kendal Tahun 7 20()6 . Daftar Himpunan Zaiat Dari Cabant\ BAPEWRZAM I Lcmbaga Amil Zakal Muha.'111Mdiyah Oaenh Kabupaien Kendal ll Tahun Zakat 1428 H ! 2008 ,_ , .. _,_ . 11 r ndihtor Evalua!i Kebi'jakan .. Mctode untuk Ev:>1""5i Kobijak.an . 18
Variabel. Dimensi dan lndilcsror .. Sarnpel MuZllkki BAPE.L<\ZIS .. Sarn;><:I Mu2'.llkki BAf>ELU1UAM . ?engg111aan Tanah Kabupaten Keidal . Banyaknya Kclurahan I Desa, Rultun W8¢' (RW) dan Rukun Tea>ngga (R'r) Kabupau:n Kendal . Pegawai ~egup91en Kcnd&l Tahun 2003 - 2007 Banyaknya
Dirinci Menurut Jenb Kelamin . Rmysknya Per.earl Kerja Kabupar.en Kendal Tahun 2003 - 2007 Kendiai K.etcnago.M Kabupaten K~-ndal Tahun 2()03 - 2007 .... Banyalalya Pemclulc Agarna Kabuparcn Kendal Tahun 2007 .. Produk Domestik Rcginllal Bruto Kabupaten Kendal Tahuo 2002 ~J 2006 Produk Dcmesnk Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Ati\S D1s>!r Haf¥a Serial." Kabupaten Kendal -:'ahun 2002-2006 Produk Oomdlik Regional 8rutn McnuM Lopnngon Usoha Ams Ouar Harga K0Mt111 Kabupaten Kendal 1'ahun 2002 - 2006 Kontribusi Sektnr Pmduk Domestik R~ional Bnito Alas Dess.r Harga Bcrtal
Data Pegawai KUA Kccamlltm se-Kabupaten Kendal Tahun 2007 Perkemt
Latlll' Belak;u1g Pendldikvt Pcngurus llA.PELAZIS Kantor Dc.,..rtemcn Agama Kabupatcn Kendal Tahu.o 2005
Target BAPELAZlS Ka'ltcrDepartcmL11 Agama Kabupaten Kendal. R.encnno Kegialnn BAPELURZAM Cabaag Weleri 20071142& H Latar Belakang Pendididikan Peugurus Badan Pelaksana urusan 7A1kot Muhammadiyah (BAPELURZAM) Cabsng Wclcri Tahun 14281112007 ,_...................................................................... Bagian Fakir dan Miskin Pentasarutan 1428 H ! 2007 BA GIAN SABILILLAH PentBJ:arufan 142& H 12007 . .. .. Peocepalan Target BAPELUR2AM Caba11i Weleri Tehun 1428 I-I 12007
Perhiiungan rata-rata dari Penilaian J'elaksanan d811 PcnilaiA., Kepentingan pada BAPELURZAM Tllhun 2007 .. Hubl.Dlgan Pengelolaan Zakat. Kualitas Pelayanan kepada Muuaki dan Mustahiq serta Oampak teehadap Kesejahteraan So~ial pada BA l'liLA:t.lS Kantor Oeprutemen AgatnG Kohupalen Kendal . . .. .. .. . . Hubungan Pcngelolaan Zakat, K ual itas Pelayanan kepada Muzzaki dan Mustalliq serta Dampak terhadap Kesejahteraan Sosial pada SAPELllklAM Cabang Welerl .. Evaluasl Peegelolsan
Kabucaten Kendal Tahun 2007
KV ii
2C4
2CR
2 lO 212 214
DAFTARGAMBAR Gambar.1-=~----·---T=.ek!;;:=...
I
Kealitas Pelayanan
2 3
Kerangka Pemikiran Diagram Cartecins
4
5 6
-'-'J.;;;fa;;;;la"'m=an=-
45
Bagan Ocgar.i;asi Kantor Departemcn Agame Kabupaten Kendal Perkcmbangan PDRB Perkaplta menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan dalan Prosen Angka Kemtskinaa, Muzakki BAPELAZIS dan rauzakkr DAPELURZAIVI J
7
Jumlah
8 9
Struld:ur Organisai BAPELAZIS Kahupaten Kendal
10 II 12
Struktur 0.rganisasi BAPELURZAM Cabang Wclcri Alur PenerimA.An Zakat Ahlf Dana Zak.at DAPELURZAM
13
Angkatan
Kerja,
Kesempatan
Kerja
dan
Pengangguran Kabupaten Kendal Kandepag Kabupater> Kendal
l Latar Belakang Islam rnengajarkan pada umatnya tentaog
dua pola hubungan
yaitu
hubungan vertikal dan horizontal. Pola hubungan yang bersifat vertikal yaitu hubungan manusia sebagai makhluk dengan Allah sebagai pcncipta,
Scdongkan
hubungan horisontal adalah hubungan manusia dengan sesama manusia. Kcdua
hcbungan tersebut merupakan satu paduan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya,
Aninya Islam ticlak menghendaki umatnya hanya beribadah
ritual setiap hari deng2n mtngahaikan babungannya dengan sesama manusia. Narnun demikian tidak dik.ehcndalc.i pula 111nat )'ling hanya memelihara hubungan baik sesamanya tetapi n;e\alaikar. kcwajiban tcrbadap Tuhannya. Ha! ini sesuai dengan pendapat Sosiolog, Dr. Ali Shariati yang mengatakan " ... ibadah selalu berdimensi vertikol-horizontal.
Dimcnsi lbadah mahdhah tidak belch ditegakkan
secaru independen, ietap! harus dlsatukan dengan tuntunan normatif dari ibadah ghairu
mahdhah
untuk
rnengisi
suaramcrdeka.coml. Kutipan Qi
atas
"wilayah
kerja
kekhalifahan't.Iww»
rnenuniukkan bahwa scorang muslim dalam
kehidupsn sehari-bari harus mcmperhatikan hubungan dengan
Tuhan dan
bubungen dengan sesama manusia. Zakat adalah bcntuk ibadah yang meocerminkan pola dua dimensi seperti tersebut di atas, Ibadah ini mengandung dua makna, yaitu suatu kewajiban spiritual kepaJa Allah dan kewajibar1 ~s;a/ dalam mernbanrv dan mendorong
golongan ekor.omi lemah, falcir miskin dan rneningkatkan
kualitas hidupnya
(Qadir,
delapan ashnaf lainnya dalam
1998)
Kewajibnn berzakat bagi seorang muslim yang mampu, termuat dalam /\I
Qur'an dan Hadist Nabi. Salah satunya adalah "Dan dirikanlah shalat dan tunaikunlah zakat dan ruku'Ish bersama orang-orang yang ruku'" (Al Baqerah :
43).
Sedangkan salah satu hadist yang diriwayatkan oleh lbnu Abbas R.A,
mengatakan bahwa Nabi 8A \V rnengirimkan Muadz ke negeri Yaman dan berkata kepadanya, yang artinya » ...... ternngkanlah kepada mereka bahwa Allah SWT rnewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari sernalam. Kalau mereka telah rnentaatinya, beritahukanlah kepada rnereka supaya rnereka membayar zakat mereka dan diberikan kepada orang miskin .... " (Prihatini, 2005:49). Qur'an dan Hadist di atas menerangkan bahwa hukum mernbayar zakat bagi seorang muz.ak.ki adalah wajib. Untuk melaksaaakan kcwajiban tersebut dapat menggunakan dua cara yaitu cara langsung, wajlb zakat menyerahkan langsung pada mustahiq (penerima 2.akat) dan cara tidak langsung yaitu wajib zakat rnenyerahkan pada lembaga
pengelola zakat (amil zakat), kemudian zakat didisuibusikan kepada rnustahiq. (Rofiq, 2007:8). Pembayaran zakat rnelalni lembaga pengelola zakat, menurut Hafidhuddin
(2007: l 70) mempunyai beberapa keuntungan, di banding pemberian zakat secara langsung, diantaranya ; l. Menjemin kepastian clan disiplin pembayar zakat. 2. Menjaga rasa rendah diri para mustahiq apabila berhadapan langsung untulc menerima zakat dari para muzakki, 3. Meoeapai efesiensi dan efektifitas serta sasaran yang tepal dalam penggunaan za.1<:at menurut skala prforitas. 4. Memperlihatkan syiar Islam,
2
Pemyataan di atas menunjukkan bahwa penyaluran zakat melalui badan / lernbaga pengelola zakat akan lebih efektif, efesien serta tepat sasaran dibanding hila pembcrian langsung kepada yang berbak meeerimanya.
Disamping memenuld unsur efektifitas dan cfcsicnsi, penyaluran zakat melalui
Organisasi
Pengelolaan
ZaJcat (OPZ) mendapat dukungan dari
pemerintah, rerutama seiak rnasa Orde Baru, Wujud dukungan pernerintah ini di antaranya adalah soslalisasi zakat, maupun pembentukan badan pengelola. Presiden Soehano pada peringatm Isra' Mi'raj Nabi Beser Muhammad SAW, 22 Oktober J 96&, mengeluarlcan anjuran untuk rnenghimpun zakat secara sistematis dan terorganisasi. Anjuran presiden tersebut menjadi pcndorong tcrbentuknya Bedan Amil Zakar lnfaq Sadaqsh (BAZlS) di
berbagai propinsi di Indonesia. Di DK! Jakarta. Gubemur Ali Sadikin mendirikan BAZIS l)Kl, di Sumatera Utara terbentuk Lembaga Harta Agama Islam, di Sumatera Barat berdiri Yayasan Dana Sosial Islam ..... ( Ramulyo,2006:139).
Perihal di atas menunjukkan bahwa pengelolaan zakat telah rnendapat perhatian dari pemerintah dengan
pusat, daerah maupun lembaga sosial keagemaan, terutama
pembenmkan
lernbaga pengelola zakat
sebagai
tempat
untuk
mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat. Walaupun dengan nomenklatur yang berbeda tetapi inti dari kegiatannya adalah sama.
Kegiatan pengelolaan zakat pada era reformasi rnendapat perhatian yang lebih besar dari pemerimah,
Pemerintah telah rnenguatkan payung hukum
pengelolaan zakat dengan mengelunrlain Undang-undang Nomor 3~/1999 tentang Pengclolaan Zakat dan diikuti dengen Keputusan Mentcri Agama RI Nomor 5&1 I 1999 tentang Pelaksanaan Undang - undang Nomor 38 I 1999 tentang pengelolaaa zakat, Presiden Susilo Bambang Yudoyono pada acara Pencanangan Gerakan Zakar, Infaq dan Sa
3
"Scbab hulah, pada tahun 199Q, Presiden, atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, telah mensahkan Undang-undang Nornor 38 Tahun I 999 tentang Pengeiolaan Zakat. Mclalui Vndang-undang ini. kaidahkaidah hukum Islam yang berkaitan dengan zakar, ditransformasi menjadi hukum positif negara. Dengan demician, kaidah-kaidah hukum Islam di bidang W:at tela.'i menjadi bagjan dari hukum nasicnal kita." lwww.rresidcr.ri.gu.id). Dalain kesernpatan yang sama Presiden S~Y mengatakan "Saya berpendapat. sudah saamva pengelolaan zakat dilakukan secara profesional, dengan menggunakan manajemen yane modem, menjunjur.g tinggi dan menerapkan transparansi serta akuntabilitas agar masyarakat benar-benar mempercayai lembaga ini." (www.pikiran-rakyat.com). Dua pemyataan presiden tersebut menunjukkan bahwa pemerintah sangat mcndukung upaya pengelolaen zakat ini melalui sebuah wadah badan pengelola. Wujud dari dukungan pcmerintah itu adalah payung hukum berupa Undang-
undang. Dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa tujuim pengelolaan
adalah untUk lebih rnengoptimalkan fungsi zakat. Hal tersebut tercantum dalam konsideran Menimbang butir b, c dan d sebagai berikut : b. bahwa menunaikan zakat merupakan
kewaiiban umat Islam
Indonesia yang mnmpu dan hasil pengumpulan zakat merupakan sumbcr dana yang potensial bagi upaya mewujudkan keseiahteraan masyarakat, c. bahwa zakat merupakan pranata keagamaan untuk mcwujudkan keadilan sosial bagi scluruh rakyat dengan memperhotikan masyarakat yang kurang mampu d. bahwa upaya peryempuma.an sistem pcngclolaan zakat perlu terns ditingkatkan agar pelaksanaan zakal lebih berhasil guna dan herdaya guna serta pelaksanaan zakat dapat dipertanggungjawabkan. (2007 :246). Merujuk pada isi konsideran tersebut dapat dijelaskan bahwa zakat merupakar
sumber dana yang potensial untuk memngkatkan kesejahteraan masyarakat tert:tama golongan masyarakat kuraag m111>1pu.
Penyempumaan sistem
4
pengclolaan
zakat
diperlukan
agar ;;engelol;ian
bisa lebih
baik da.n dapat
dipertanggungjawabkaa. Uala.m Undang-undang ini discbutkan pula bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan adalah kegiatan yang rneliputi: pereneanaan, pengorganiusian, pclllksilnaan dan pengawssan rerbadap pengumpu Ian clan pendistribusian sertn pendnyegunaan zakat (2007 : 24 7). Kcberhasilan pengclolaan zakat ekan dupat membantu upaya pengentasan kemiskinan dun problem sosial lainnya, demikian harapan pemerintah. Namun demikian harapan tersebut masih belum bisa tercalisasi karena rnasih adanya kesenjangan antara potensi zakat dengan penerimaan zaka; secara riil.
Bal ini
disampaikan oleh Kctna MPR RI Dr. H. Hidayat Nurwahid, MA. dalam kuajunwmnya ke Sidoarjo, .lawa Timur, pada bulan puasa tahun 2007 lalu.
"Potensi zakat rakyat Indonesia mcncapni Rp.17 triliun. namun realisasi yang dapat dihlmpun tak sampai 2,5 person atau hanya Rp.700 miliar. Kahw bisa dicapai, sayn kira akan dapat mcnyelessiken mesalah korban lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo daiam sehari, bahkan bila hanya
separonyapun bisa." (Antara News, 15/9 '07). Pendspat Ketua MPR RJ di atas menunjukkan adanya kesenjangan antara
potcnsi zakat dengan realisasi zakat ya.ng ditenma rnclaiui Organisasi Pengelola L.J.kal. Kesenjangan yang sama juga terjadi di Kabupaten Kendal. Jawa Tengah. Pengelolaan
Z11k~l d;. Kahupaten Kendal dilakukan oleh pemerimah maupuu
lembaga non-pemerintah. Organisasi Pengelola Zakat yang dimiliki pemerintah adalah Badsn Peugelola Zakat Infaq dan Shodaqoh Departemen Agama Kebupatcn Kendal, yang diocnmk tahuu 1994. Kepengurusan dipilih dari karyawan Depag untuk satu periode kepengurusan,
yang terakhir dibentuk
tig<1 tahun, Kcpcngurusan
melalui Surat Keputusan Kepula Departemen Agama
5
Kabupaten Kendal J\omor : Kdl. I I .L.4/ l11U'.U~.410H~X/2\JO~ tanggal 11 l'cbruari
lOU) rentang Pengangkatan Pengurus Badar; t'engelola Lal(at, inraq, Snocaqoh (l:IAl'hLAZIS) Kantor Departemen Agruru1 Kabupaten Kendal l'ertode .lUU~-
·wuK.
tugas pokok dan badan pengelota im adaian memotong gaJ1 karyawan
Oepag Kabupaten ~en
tungga jatuh haul dan membagjkan
kepada mustahiq. Namun dernikian tidW< seluruh karyawan Depag Kabupaten Kendal telah berzakat dengan cara dlpotong g11ii pokoknya. Dari 3 76 karyawan,
35 % diantaranya belum bersedia dipotong dengan beberapa alasan. Salah satu lembaga peneelnla 1almt non-pemerintah di Kabupaten Kendal
adalah Sadan Pelaksana Urusan Zak.at Muhammadiyah ( BAPELUR7..AM ) i Lembaga Amil 2akat ( LAZ ) Muhammadiyah. £.emhaga ini telah berdiri sejak tahun 1979, diprakarsai oleh Abdul Barie Sho'im. BA alas mandet dari Pcngurus Daerah Muhanunadiyah Kabupat.en Kendal.
Tugas dari Badan Pengelola ini
adalah menghlmpun ialcat, terutama dari warga Muharnmediyeh, rnenyalurkan kepada mustahiq (II ashnaf) dan membuat laporan yang dltujukan kepada pengurus Muhammadiyah,
para rnuzakki
clan pemerintah.
Datam kepengurusannya,
lembaga ini teruiri deri 19 cabang yang terdapat di setiap kecamatan di Kabupaten
Kendal. Berikut ini merupakan tabel keadaan penduduk di Kabupaten Kendal.
6
Tabe) 1. l
Juml2h Peoduduk, Jun1lsh Peaduduk MuAlim, Juml11h KK, Jumlu• KK Miski" dun Ju1nlah AK M11mp11 ~i>upa1eo K.cndid J llh1111 2UIJ(>
-- J11mlMh
No
KttYim•t».n
I
Plantcngan Sukorejo Pogeruyung Pore an Singnrojo Limbangan,,_ De>ja Kaliwung,u Bnmgsong
oanwa prus10ntt1s<0 pemnayar ~ka\ :;ani.1allah ko:..:11, dimana yang terbesai <suahth LO % yauu <11 .K.:tiumttlm \\-d~ra. seuieuuua <11 kecamatau
tersebut
meumyuKKau
K.e~c1ya.ngiu1
yang l~m 1ata-1a\~
auanya kesenjangan antara junuan oumg )'ling inampi,
autara
potens;
zal(11t
uau
l <'alm1~1
-
p.,n.,n111"'111
L.<11.Clt
8
amanr dalam am kurang d!laksanali:an secara ~unggull - sunggun.
Pengelola.ar•
hanya <11angg11p seflagar peke1Jaan sampmgan atau pekerjaan sosrat saja.
Hal
terseout sesuai dengan pendapat WAktl K.erua f-rakst Panai KeaeJahtera (l'l'KS) Ut'K. tu, Zutkretlirnansyah
yang menyatakan bahwa sebenarnya bangsa
lndoncsra, knususnya umat Istem memiukr mstrumen )'MB sangat batk unmk
rnenyeresaskan problem
pcngangguran, kermskinan
Sayangnya, zakat belum d1gan1p secara senus.
dan
keterbe.akangan.
Sedangkan Al Husni, anggota
Komrsi Agama t J'K.S JJPK. Kl menyatakan bahwa umuk rneumgkatkan reahsasi penerimaan rnaka diperfukan
langkah, pertama zakat narus msa menJa<.11
pengurang paJak, kedua dtperlnkan badan mdependen pengetola zakat yang
statusnya sama dengan l?adiln atau korn1s1 iamnya d1 lembaga pemenntahan dan kcttgn pengelolean zakat ndak. lngt dtlakukan sebegai amat sosial, tetapr m~ad1
kCWl\J1ban warga uegara, yang wa11b d1ta,11ttas1, bentuknya, b1sa senuah UUJCn :lak.a1, yang statusnya sama dcngan Dirjen l'ajak. ('.pks-tlpr.or.id)
Masala.11. lam yang terjad: paca pcngetoraan zalcat oren Orgamsasi Pengelola lalcat adalah kesenjangan peiayanen, tangsung kepada yang berhak.
"Saya leb1h suka memoenkan
Rasanya lebih rnarem (puas)", demrkran kesan
Aritin (49). seorang pengnsaha di kota Semarang. (Wv"'-l'.s11arn·merdt-ka.cl~I!J). Komentar tersebut mengungkepxan kendakpuasan seorang muzzal« atas kmeqa
Orgamsasi Pengeiola L.akat . Berdasarkan 11ra1a11 tersebut,
penuus bermmat untuk metaxuken peneutran
tentang bagaimana pr<>8<:8 manajemeu yang d1laJrnkm pada Orgarusasi Pengelola Zak.at baik
pernenntan dan non - pemermtah, bagaimana pennaran petanggan
9
(muzakki)
terhsdap
kinerja
organisasi
rerta bagaimana harapan pelanggan
terhadap layanan crgan isasi tersebut,
1 Rumusan Mbalah
I.
Bagairnana proses m~najcmen yang dilakukan pada Sadan Pelaksaea Amil Zaka: lnfaq dan Sodaqoh (BAPELAZIS)
Kantor Departernen Agama
Kabupaten Kendal can Badan Pelaksana Urusnn Zakat Muhammadiyall (BAPELURZAM)
i Lcmbaga Amil Zukat (LA2) Muhammadiyab Cabang
Weleri, Kabupaten Kendal?
2.
Berapa tingkat kepuasan pclayanan yang diteiima muzakki sebagai pengguna jasa pengelolaan zaXJit dari Organisasi Pcngelola Zakar, Badan Pelaksana
Amll Zakat lnfuq dan Sodaqoh (BAPEt,AZIS) Kantor Departemen Agama Kabupaten Kendal dan Sadan Pelaksana UmsHn Zlikat Muhanimadlyah (BAPELURZAM)
I Lembagt Amil Zalcat (LAZ) Muhamruadlyah Cal)ang
Weleri, Kabupaten Kendal?
3.
Tujuu Pen~lillan Bcrdasarknn perumusan mAStl3h seperti yang telah diuraikan tersebut,
peneliti dalarn mengadakan penelitian merniliki tujuan sebasai berikut : I. Mcngetahui proses manajemcn yung ttilatukan pada Badan Pelaksana Amil Zakat Infaq dan Sodaqoh (BAl"F.LAZIS) Kantor Departemen Agama
Kabupaten Kendal dan Bedan Pelaksana Urusan Zaket Muhammadiyah (BAPELIJRZJ\M) ! Lembaga Amil Zakal (LAZ) Muhammediyah Cabang Weleri, Kabupaten Kendal
10
2.
Mengukur tingkat
kepuasan
pclayanen
yang
diterana
muzokki sebagai
pengguna jasa pengeloloan zakar dari Badan Pelal..sa11a Amil Zakat Infsq dan Sodaqoh (BAPELl\ZIS)
Kantor Departemen As,ama Kabupatcn Kendal dan
Badan P~la)cgana Urusan 2akst Muluimmadiyah Lembaga Amil Zakat (LAZ) Muhammadiyah
(BAPELURZAM)
Cabang Weleri, Kabupaten
Kendal.
4, Manraat f'enelltla11 Manfaat yang diharapkan dari pcnclician ini adalah : I. Mcnjadi se lah satu konlribusi akademis dalam pengembangan ilmu
administr~si nL1blik terutama pada dimcnsi
manajemen khususnya di
bidang pengelolaan zakai. 2. Secara praktis memberikan bahan masukan bagi Organisasi Pengelela Zakat balk y2.ng dikelola oleh pemerintah dari tingkat pesar (BAZl'AS) m;;upun trngkal daerah (BAZDA) ~ert!Ipengelnla zakat ron-pcmerintah • dalam rangka meningkatkan mutu pengelolaan Organisasi Pengelola Zakat untuk meningkatkan kaaiitas Jayanan kepada masyarakat sehlngga ledadi pcningkatan jumlah muzakki, jumlah akumutasi nominal zakat. jumlah mustahiq yang menenrna zakat
dan pcningkatan pcngelolaan zakat
tersebut untuk kegiatan yang bcr.;ifat pmduktif.
BABU
Tll\".IAUAN PUSTAKA
2.1 Landssan Tcori 2.1.1 Kebijakan .Pu.blik
Sebagian orang bcrpendapat pengertian kata kebijakan dan kebijaksanaan
sama, namun sebagian yang lain berpeodapat bahwa dua kata tersebut mcmpunyai arti yang berbeda. Dalam Kamus Res31' Bahasa lnggris, ~ala kebijakan diartikan dengan policy yang
berarti a course of action adopted and pursued by a
govemmen: ruler. political party, etc: US trade policy. Sedanglcan kcbijaksanaan dalam Bahasa lnggris disebut dengan the quality 9r stale of being wise, sagacity.
discernment or insiglil. Menurut pandangan S. Zainal Abidin, istilah lrehijakan yang diterjemabkan dari kata policy biasanya dikaitkan dengan keputusan pernerintah,
karena hanya pemerintah yang mempunyai wewenang atau
kekuasaan untuk mengtt."llhkan masyaral:at dan bertangguugjawab melayani kepentingan
umum.
Sedangkan
kata public dalam Bahasa Indonesia bcrarti
pemerintah, masyarakat atau umum.{Naihasy. 2006:20) Kebijakan publik menurut Thomas Dye ( 1981: I) dalam Subarsono, (2006 :
2 ) adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan
(jJublic policy is whtuever governments chooce to do or
1101
to do).
Konsep
tersebut sangat luas karena kebijakan publik mencakup sesuatu yang tidak dilakukan oleh pemerintah disamping yang dilakukan oleh pemerintah ketika
pemerintah menghadapi suatu masalah publik. Kebijakan publik menurut Thomas Dye mengandung makna bahwa (I) kebijaxan publik tersebut dibuat oleh
pemerintah,
buk:m organisasi
swasta, (2) Menyangkut
pilihan
yang harus
dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan pemerintah, bukan organisasi privat, Anderson merupakan
dalam
Koryati
pengembangan
dari
pemerintah dan aparatumya.
(2004:1!}. menyatskan kebijakan kebijakan
yang
dilakukan
oleh
publik institusi
Dari pemyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa :
l. Kebijakar.. pemerintah selalu mempunyai tujuan tertentu atau rnerupakan tindaken yang berorientasi pada tujuan. 2. Kcbijakan itu bcrisi ciru.lakan-tindakan atau pola-pola tindakan pejabstpejabat pcmerintah. 3. Kcbijakan itu merupakan apa yang benar-benar dilakukan pemcrintah, jadi bukan merupakan
apa yang baru
menjadi
maksud
atau pernyataan
pemerintah untuk melakukan sesuatu, 4. Kebijakan pemerintah itu bersifat positif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukon,
5. Kebjjakan pemerintah
dalarn arti ya~s positif didasarkan
dilandaskan pada peratursn perundang-undangan
atau selalu
clan bersifat memaksa
(otoritatit).
Menurut buku Kamus Administtasi Publik (Chandler dan Plano. 1988:107) kcbijakan publik adalah pcmanfaatan ynng strategis tcrhadap sumbcr
daya - sumber daya yang ada untuk mcmecahkan masalah • masalah publik atau pemedntah. Chandler dan Plano beranggapan bahwa kebijakan publik merupakan suaui bentuk intervensi yang kontinum oleh pemerintah demi kepentingan orang -
orang yang lidak berdayc dalam masyarakat agar mcrcka dapat hidup dan ikut berpartisipasi dalam pemerintahan. (Keban, 2001:56).
13
Agustino, Leo (2006:9) menyimpulkan
bahwa beberapa karakteristik
definisi kebijakan publik sebagai bcrikut : I. Pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditujuk.an pada tindal:an yang mcmpunyai msksud atau tujuar. tertentu daripada perilaku yang berubah atau acek, 2. Kebijakan publik pada dasamya meogandung bagian atau pola kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemcrintah daripada keputusan yang terpisah - pisah. Misalnya, suatu kcbijakan tidak: hanya meliputi keputesan untuk mengeluarkan peraturan tertcntu tetapi juga keputnsan berikutnya yang berhubungan dengan pcnerapan den pelaksanaannya, 3. Kebijakan pub!ik merupakan cptl ymg scllllngguhnya dikerjukan olch pemerintah
dalam
mengatur
perdagangan,
mcngontrol
inflasi atau
menawarkan perumahan rakyat, h11ka.'I apa maksud yang dikerjakan atau yaQi akan dikerjakan. 4. K.ebijakn11 publik. dapat berbcntuk posit if maupun negatlf Secara positif, kebijakan melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang jetas dalam menangani suatu permasalahan, secara ncgatif , kebijakan publik dapat melibatkan suatu keputusan pejabot pernerintah untuk tidak melakukan
suatu tindakan atae mengerjskan apopun, padahal dalam konteks tersebut keterlibatan pemerintah amat diperlukan.
5. Kebijakan publik, paling tidak sccara positif, didasarkae pad.a hukum dan merupakan tindakan yang bersifat memerintah.
14
2.1.2 Evah1asi
Menurut Abidin (2006:211), cvaluasi sccara lengkap mengandung tiga pengertian yaitu :
I.
Bvalll8si awal, scjnk dari proses pennnusan kebijak11.11 Sll!Tipal
BMt
sebelum
dilaksanakan (ex-ante evaluation);
2.
Evalussi dalam proses pelaksenaan atau monitoring;
3.
Evaluasi akhir, y<1ng dilakukan setelah setesai proses petaksanaan kebijakan
(ex-post eva/11aiiol'I). Evaluasi dilalrnk.an karena tidS:C. semua program kebijakan publik mencapai basil sesnai dengan arm yang sudah direncanakan. Kebijakan pubtik seringkali terjadi kegagalnn da!am meraih meksud dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Wibawa dkk, (1994 ; 9 - 10) mcngemukakan bahwa "Evaluasi
kebijekan bermaksud untuk mengetahui 4 aspek, yaitu : I) proses pembuatan
kebijakan, '2) pmM:il implementasi, 3) konsekuensi kebiiakan, dan 4) efektivitas darnpak kebijakan." Evaluas: terhadap aspek kedua disebut evaluasi implementasi sedangkan evaluasi tcrhadapaspek kef gr. dan kccmpat disebut evaluasi dompak
kebijakan. Abidin (2006:213) lcbih lanjut mengcmokaken bahwa infcrmasi yang dihasilkan dari evcluasi mcrupakan nilai (values) yang antara lain berkennan dengan:
1.
Efisiensi (efficiency), yakni perbandingan antara hasil dengan biaya, atau (hastlibtaya). 2. Keunrungan (profitability), yaitu setisih anrara husil dengan biaya arau (hasil-hiaya)
3. Efektif
·
(effec1ive'!ess),
yakni
penilaian
pada
hasil,
tanpa
4.
mempethitungkan biaya. Keadilan (equity), yukni
6.
Manfaat tambahan (marginal rate of rcfllrn), yaitu tambahan husil
keseimbimgan (proporsional) daiam pembaaian basil (manfaal) dan/atau biaya (pengorbanan). 5. Detriments; yakni indikator negatif dalam bidang sosial scperti krimina.l dan sebagainya, banding biaya atau pengofbanan (change-in-benefiislchange-in-co~t).
15
Fungsi evaluasi menurut Agustino t2006:1S8-\S9}
ada tiga macam yaitu
•·1) memberi informasi yang valid dan dipercaya mengenai kiuerja kcbijakan, 2)
memberi sumbangan pada klmifiknsi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target, 3) memberi sumbangan pada aplikasi metode-metode analisis kebijakan Iainnva, seperti perumusan masalah maupun rekornendasi kebijakan." Sementara Wibawa dkk. (1994:10-11)
mcngemukakan bahwa "Fungsi
evaluasi kebijakan ada ernpat, yaitu I) eksptanasi, 2) kepatuhan, 3) auditing, dan 4) akunting." Kccmpat fungsi tersebut dapat dipahami arti pentingnya evaluasi
demi baiknya proses kebijakan publik secara keseluruhan. Fungsi-fnngsi tersehut dijelaskan Jebih lanjut oleh wibawa dkk. sebagai berikut: 1. Ekspkmasi, melalul evaluasi dapat dilihat realitas pelaksanaan program tentan~ pola-pola hubvng.an ~otar berbagai dimensi realitas yang diamati, Evaluator dari pcngamnlan ini dapat men~dentilik.a$i masalah,
kondisi, dau aktor yang mendukung keberhasllan atau kegagalan kebij akan, 2. Kepotuhan, melalui cvaluasi dapat diketahui apakah tindakan yan~ dilakukon oleh pelaku bail birokras] maupun pelaku leinnya scsuat dengan standar dan prosedur yang ditetapkon oleh kebiiakan, 3. Auditing, melalui evaluasi dapat diketahui, apakah output benar-benar samJ.>ai ke tang.an kelompok sasaran yang dimaksud oleh pembuat kebijakan.
4. Ak:un1Jng, rnelalui :valuasl da~ diketahui, apa akibat atau dampak bai.k
secara soslal maupun ekonomi dari kebijakan tersebut,
Fungsl
cvaluasi
kebijakan
sangat
berguna
untuk
rncndapntkan
hasil/informasi mcngenai kinerja kebijakan. OUM dalam Agustino (2006: I 89} menyatakan bahwa "Ada beberepa pendekatan evaluasi kebijakan guna menghasilkan penilaian yang baik, Pendekatan-pendekatan tersebut adalah :
1)
evaluasi semu, 2) evaluasi formal, dan 3) evaluasi keputusan teoretis." Penjelasan lebih rinci dikcmukakan Dunn da!am D~djowijoto, (2006:163-164) sebagai ber ikut: Evaluasi Semu (pseudo E>;a/valion) adalah evaluasi yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan infonnasi yang valid mengenai basil kebijakan tanpa berusaha unmk menanyakan ·tentang manfaat atau
tentang rnanfaa! dan !lila1 nierupakan suatu yang dapat terbukti dengan sendirinya.
1:.va1umsl IUfltlal vvrm«> ""'"""''""'} Jllya menggunaxan metoce cesxnpur dengan tujuan untuk rnenghasilkan informasi yang valid dan terpercaya mengeoai hasil suatu ketltJaKan. .ASulnSI utamanya acaian, !UJUan can target yang diumumk.an eecara fonnal merupak.an ukursn yang tepat de.Ti manfaat atau n: lai kebij akan program. l:;;valwisi keputusan tcorctis (d«ision-th.!weticevaluation) menggunakan metode deskriptif juga untuk menghasilkan informasi yang depat dipertanggungjawabkan dan valid merumgani hasil-hasil kebijakan yang secara cksplisit dinilai oleh berbagai pelaku kebijakan. Beberapa indikator pcrlu dikembangkan untuk menilai keberhasilan dari suatu kebijakan, karena penggunaan indiketor tunggal akan mcmbahayakan, dalam orti basil penilaiannya
Krlteria
No.
l'tnjeluan
1.
EfoktivitaS
Ap• ""3;1 yang diingiti~.an telah tereapai
2.
Kecukupan
Seberapa jauh hasil m8Salah?
J.
Pemerataan
Apakah biaya dan snanJitat dicbtril>u•ikno merata kcpada kolompok masyorakaa yang berbeda?
4.
Respons ivnas
AD3hh basil kebijaun memuat preferensirnilai kelornpok dan dapa• mcmuaslcan mttelca?
-·
r..ns
:elab rercal)ao dapat memec.hltan
Apakah hasil )11f1J;dicapai bemwifaat'? Sumber : Dunn dalam Subarsoao (2005: 126)
5.
· Kct<patan
Indikator evaluasi kebijakan rnenurut Subarsono yang rnengutip pernyataan D\IJln dari Tabcl 2.1 terseout memperlihatkan bahwa cvaleasi kebijakan dapat dilihat dari 5 kriteria yaitu efektivitas, kecukupan, pernerataan, responsivitas dan
ketepatan. Evaluasi terhadap kcgiatao/program yang telah diimplementasikan per.u dilakukan, dan ada beberapa metode yang dapat digunakan, MenurutFinsterbuch
17
dan Matz dalam Subarsonc (2005:12S) menyatakan bahwa "Aca empat jenis evaluasi yaitu : I) sinf(fo program after-only, 2) single program before-after, 3)
comporative ofter- only, dan 4) comporative before-after." Subarsono menjetaskan lebih detail sebageimana tabel 2.2. Teb
...
Evaluasi single program after-onlymcrupakan desain yang pll!ing lemab karena lidnk dikclahui baik tidak.nya program terhadap kelompok sasaran, dan tidak dikctahui juga ketldoan kelompok sasaren sebelum menerima program, Evaluasi singfo program qfler-bcforedapat
comparotive
ofter-only merupakan evaluasi
dengan cam
membandingkan keJompok sasaran dengan kelompok bukan sasaran. Pada eveluasi jenis ini efek program terhadap kelompok sasaran tidak diketahui. Evaluasi comparative before-ofter merupakan gabungan dari ketiga kelompok tersebut. Sehingga ketemahan yang ada
18
limo hal.
Pertama
: Penilaian
berbeda dengan
peng2.wasan yang sorotan
perhatiannya ditujukan pada kcgiatan operasional yang sedang dlselenggarakan, sedungkan pcnilaian dilakukan
setelah satu tahap tcrtcntu dilalui.
Kcdua :
Penilaian menghasiikan informasi tentang tepat tidaknya semua komponen dalam proses manajerial, mulai dari tcpat ndaknya tujuan hingga pelaksanaan kegietan
pcngawasan. Ketiga : Hasil penilaian menggamoarkan apakah hasil yang dicapai sama dengan sasaran yang telah ditentukan, rnelibihi atau kurang dari sasaran. Keempat : Informasi y(ln& diperoleh dari ko:giatatl penilaian diperlukan untuk mengkaji ulang semua komponen proses manajerial sehingga perumusan kcmbsli bcrbagai komponen rersebut dapat dllakukan dengan tcpat.
Kcfirna : Orientasi
penilaian adalah masa depun yang pada gilirannya memungkinkan organisasi meningk.atkan kinerjanya.
2.1.3 Pengelolaan Pengelnlaan menurut Karnus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas dan Balai Pustaka) adalah I) mcngendalikan,
menyelenggarakan
mengurus ( perusahaan, proyek, dsb).
(pemer.ntah, dsb) 2)
Sctl(lngk11n dalarn K11m11~ lntgris -
Indonesia karangan John M. Echols dan Hassan Shadily, management diarukun sebagai I) dircksi, pirnpinan 2) kctatelaksanean, tata p.mpinan,
pengelolaan
(I995:372) Dari dua kamus tersebut dapat disimpulkan bahwa kata pengclotaan dalam Hahasa Indonesia, sama dengan management, dalam Bahasa luggris.
Namun demikian dalam proses alih bahasa. kata management dalam bahasa lnggris dituliskan mcnjadi contoh
:
Fakultas
manajcmen, dalam Bahasa Indonesia.
Ekonomi,
Jurusan
Ekonomi
Manajemen,
Sebagai
Manajemen
19
Pemasaran, Mansjemen
Pembangnnan,
dan xebagainya, Selaniutnya, penulis
mcmilih untuk menggunakan kata manajemen sebagai ganti kata pengelolaan. Hal tersebut dilakukan karcna para ahli lebih banyak mengguoakan kata ma:iajemen daripada kata pengelolaan untuk menuangkan ide-ide lcwat buku karangannya.
George R'l'erry dalam Effendy ( 1996:8) mendefinisikan manajemen dengan
memandangnya dari sudut proses. Manajemen menurutnya, adalah
mempakan
sebuah proses yang khas, yane, rerdiri dari tindakan-tindakan
:
perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan, yang dilaknkan
untuk menentukan serta mencapai sasaren - sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber dayn menusia dan surnber • somber lainnya, Dcfinisi Terry rersebut sekaligus mencakup Iungs] - fongsi fundamental dalam bentuk tindakantindakan yang harus dilakukan untuk mencapai sasaren yang teleh d!tcntukan itu. Adapun sumber daya yang meodukung pencapaian saseran adalah apa yang lazim disebut 6 M yairu Men (rnanusia), Materials (bahsn), Mochinca(rnesin), Methods
(metode) Money {uang) den Markets (pasar).
Sumber- sumber daya tersebut
dikelo~a dengan tindakan - tlndakan dalam bentuk apa yllllg umum dikenal
sebagai POAC yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian),
Actuating (penggiaran) dun Controlling (pengawasan). Donovan dan Jackson manejernen
memberikan rincian subproses atau tugas
yang terdiri atas lima, Pertama, togas pcrencanaan
yaitu (a)
menciptakan kebijakan, rujuan dan standar; (b) mengembangkan aruran dan prosedue, (c) mengembangkan rencana (d) melakukan ramalan (f) rnenganalisa lingkungan dan (g) mengevaluasi efektifitas proses pcrencanaan. Kedua, tugas
20
peng(ltganisasian menciptakan
yaitu (a) membagi tugas pekerjaan kepada setiap orang, (b)
struktur
mendelegasikan
yang
sesuai
secara
otoritas, ( d) menciptakan
fungsional
dun
sosial,
(c)
garis otoritas dan komumkas], ( e)
koordinasi semua pekerj1111n bawahan, (g) mengevaluasi efektititas proses pengorganisasian . Ketiga adalalt tugas staffing yaitu (a) menentukan tipe orang yang harus dipekerjakan, (b) merekrut orang yang berprospek baik, (c) rnenseleksi pegawai I pekerja, (d) melakukan training dan pengembangan staf, (e) melskukan
penilaian k:nerja, (f) rnelakukan evaluasi terhadap program staffing.
Tugas
kccmpat yaitu leading, yang meliputi (a) mendorong orang untuk melakukan
pekerjaannya, (b) mcn~aga atau rncmelihara semangat kerja, {d) rnernotivasi para staf, (e) menciptakan iklim organisasi yung kondusif, (g) melakukan evaluasi terhadap efektifitas kepemimpi-ian. Dan tugas kelima adalah controlling, yaitu
(a) menempatkan standar, (~) mcnciptakan perubahan dalam mencapai tujuan, (c) mengembangkan struktur dan proses akuntabilitas dan (d) meugevaluasi kinerja.(Keban, 2004:98)
Stoner ( 1996 :8) meudefinisikan manaiemen sebagai proses perencanaan. pengorganisasian • pemimpii'lan can pengendalian npaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organiscsi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa proses adalah cara yang sistematis
untuk melakukan sesuatu, Semua manaj~r apapun keahlian dan keterampilannya, terlibot dnlnrn kei;ialan
kegiatan yang scling berkaitan untuk rnencapai tujuan
organisasi. Adapun kegiatan dimaksud adalah : I. Perencanaan (planning) mcnunjukkan bahwa
para manajer tcrlebih dahulu mernikirkan tujuan dan
kegiatannya. Kegiatan mereka biasanya didasarkau pada suatu metode, rencana
21
atau logika tertentu dan bukan asal tebak saja. 2. Pengorganisasian
(orga11i:ing)
berarti bahwa para manejer mengkoordinasikan sumber daya manusia dan sumber daya bahan yang dimililci organisasi, Keefektifan suatu organisasi tergantung pada kemampuannya unuik mengcrahkan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuannya. Bila pekerjaan organisasi makin terpadu dan terkoordinasi, maka organisaei tersebut makin efektif
Salab satu tugas manajer adalah rnencapai
koordinasi yang sedemikian itu. 3. Pemimpinan (leading) menunjukkan bagaimana
para manajer mengarahkan dan
menggunakan
orang lain untuk rnelaksanakan
mempengaruh
bawahanuya.
rugas rertenm.
Dengan
menciptakan suasana yang tepa], mereka membantu bawahannya bekerja sebaik mungkin. 4. Pengendalian (i.·ontrolling) berarti para maoajer beru.~RnR sedapar muogkin agar organisasi bergersk ke arah tujuannyn. Apabila sA.lab satu bagian crganisesi bcrgerok ke arah yang saleh, maka para ma.n.ajer berusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian mengnrohk.nnnya kembali ke tujuan yang benar, Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa inti dari
manejemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Meekipun untuk fungsi pelaksanaan dan pengawasan maslng-masing ahli
mengguoakan kata yang berbeda tetapi pada dasarnya intioya sarna . .Pada kata pelaksanaan intinya adalah menggerakkan I mendeyagunakan orang untuk meocapai tuju.anyang telah direncanakan. Dalam ha! ini ada yang memakai kata leading (kepemimpinan), ada yang memakai kata actuating (penggiatan). Sedangkan pada kata pcngawasan yang intinya pengcndalien ke arnh yang ingin dicapai, eda yang menggunakan kata pcngaw.1san ada juga yang rncmakai kata
pengendalian.
22
Untuk memahami
khih
mendala.m tentang fungsi-fungsi
manaiernen,
berikut skan diuraikan beberapa fungsi msnajcmen yang paling menonjol dalarn kaitannya dengan rnanajemen peugelolaan zakr.t di B/\PELAZIS Kantor Depag Kebupaten Kendol dan DAPELUt:lZAM I LAZ Muhemmadi}'llh Cabang Weleri, yaitu fungsi-fungsi : perencanaan, pcngorganiseslan, pelaksanaan dan pengawassn sesuai dengan maksud kegiatan pengclolaan yang tercantum dalam Undangundang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolean Zakat,
:Z.l.3.1 Pereneanaan
Perencanaan merupakan fungs! pertama yang fundamental calam proses manejernen,
Lancarnya implementasi fongsi-fungsi lainnya hanyak bergantung
pada pereneenaan.
Perencanaan
buken hanya diperlukan
untuk memulai
pelaksanaen fungsi-fung.~i manaj<m1en lainnya, tetapi j•Jga diperlukan untuk setiap funglli tcrsebut. Ini bcrarti sebelum melaksenakan
fung~i pengorganisasian,
terlebih dahulu diadakan pereocansan khusus untuk fungsi tersebut, dernikian pula
untok fungsi pelaksanaan dan pengawasan. Rudyard
Kipling
dalem
Effencty (1996:26)
rnengatakan
bahwa
perencanaan dinilai Iengkap apabila mernenuhi "six serving men" atau terkenal
dengan "5W"d1111 "IH". yaitu What, Who, Wiry. When. Where dan llow. Jelasnya, sebuah
perencanaan
hams dapat
menjawab
pertanyaan-penanyaan
sebagai
berikut :
t. Kegiatan apa yang akan dilakukan? 2. Siapa yang akan melaksanakan kegiatan itu? 3.
Mengapa kegiatan itu dilakukan?
23
4. Kapan kegiatan itu akan dilaksanakan?
5.
Dimana kegiatan itu akan dilaksanakan?
6. Bagaimana melaksanakan kegietan itu? Sedangkan
menurut Stoner
(1996; I IZ) perencenaan
meliputi
em pat
langkah dasar sebagai berikut : i,
Menetapkan sasaran atau seperangxat rujuan. Tanpa sasaran yang jelas, somber daya organisasi akon terpencar luas.
2.
Mendefinisikan siroasi $331 ini, yaitu menganalisa situasi saat ini, untu.k rnembuat rencana selanjutnya,
3. Identifikasi faktor-faktor pendukung dan pengharnbat pcncapaian tujuan, baik internal maupun ekstemal orgaaisasi. 4. Mengembangkan rencana untuk alau pcr.tngkat undakan unluk mcncapui tujuan.
Adapun jenis-jenis pereneanaan, menunu George R.. Terry (1986 : 2:28 ) ad~lah sebagai berikut :
I. Perencansaa Prosedur yaitu menetaplcan urutan tugas - tugas yang sating berkaitan. 2.
Perencanaan
Metode
yuitu
menggariskan
arah
tindakan
untuk
mcleksanakan tugas tcrtcntu. 3. Perencanaan Stander yaitu menetapkan tingkat hasil kerja yang diharapkan
berdasarkan pengalaman masa lalu, penilaiandan metode ilrniah, 4. Perencanaan J\nggaran yaitu merencenakan pcndapatan atau pengeluaran
atau kedua hal tersebut,
24
5. Perencanaan Program yaitu merencanakan secara menycluruh penggunaan
sumber daya untuk melaksanakan
urutan kegiatan berdasarkau waktu
ontuk mencapai sasaran. 6. Perencanaan Faktor Teknis yauu menggunakan
pendekatan teknis scpcrti
wnktu, biaya dan arus bahan dalam perencanean,
Perencanaan dalam pengelolaan zakat menurut Ketua Badan Amil Zakar Nasional, Hatidhuddin ( 2007: 188 ) adalah sebagai berikut: Lima Tahuo Perlft,..a (2006 - 20011)
l. Sosielisasi kepada rnasyarakat tcntang pentingnya mengeluarkan zakat melului amil zakat, Sosialisa.si ini dilakukan secara terus menerus oleh seluruh Bndan Amil Znk.o.t melelui kerjasama dengan semua organisasi umat, seperti Majdis Ulama Irdcnesin, organisasi Islam dan lembaga · lembaga pendidikan Islam, Sosialisasi ini dilakukan melalui televisi, surat kabar, majala~, radio, medium khotbeh Jurn'at, majells ta'lim dan lembaga ekonomi $yariah. 2. Sosielisasi dilakukan secarasinergi antara sesama badan amil zakar. 3. Meli hat badan dan lembaga amil zakat y:ing memilik.i kesungguhan untuk melakukan kegiatan kerjasama, sinergi dan koordinasi. 4. Forum Zakat (POZ) diharapkan menjadi Zakat Watca dengan anggota
Badan Amil Zakat dan Lembaga A:n.il Zakat seluruh Indonesia. Lima Tahcn Kcdu.a (2012· 2017)
I. Menjadikan semua had1m dan lernbaga amil zakat di Indonesia di bawah koordinasi I di bawah payung dan perwakilan Badan Amil Zakar Nasional
25
(BAZNAS) dengan
mengntamakan
aspek pendayagunaan. BAZN.l\S
diharapkan menjadi Pusal Perzakllta~ di Indonesia. 2. Forum Zakar meniadi Zakat Watch yang anggota dan sumber danaaya adalah para muzakki yang mempunyai keperdulian terhadap masalah zakat. Untuk menjalankan perencanean tersebut dilakuk.an strateg] sebagai bcrikut : l. Mer,goptirnalkiln sosialisasi
zakat,
unruk
meningkatkan
kesadarun
masyarakat (muzakki) untuk memboyer zakat 2. Mernbangun citra lembaga zakat yang amanah dan profesionat.
3. Membangun Sumner Daya Manusia yang siap untuk herjuang dalam pengembangan zakat Ji Indonesia.
4. Mempecbaiki dan meoyernpumakan
perangkat
peraturan zakat di
Indonesla,
5. Membangun data base nasiorusl untuk. must.'lhiq dao muzakki, 6. Menciptakan standarisasi mekanlsme kerja BA.7. dan LAZ sebagai parameter kmerja kedua lembaga zersebut, 7. Memperkuat smergi antar lembaga zakar, 8.
\11.emb;ingnr. sistem zakat nasional yang mandiri dan profcsional.
2.1.3.2 Pengorg:1n1sasiaJ1 Sebagai lnngk."\h kcdun, setelnh perencannan adalah pengorgamsesmn.
George It Terry ( l 986:233) mendefinisixan pengorgenisasian sebagai tindakan mengusabakan hubungan-hubungan kelakuan y.:r1i:; efektif antara orang-orang •
hingga rnereka :iapat bekeria sama secara cflsien dan demikian mempcrolch
26
kepuasan pribadi
Dalam peudistribusian tugas ditetapkan hubungan-
hubungan yang diperlukan, bantuan yang dibenkan kepada musing - 111asi1lfl anggota kelompok,
dengan pertimbangan sedemikian rupa,
sehingga dapat
dilakukan dengan biaya yang minimal, tetapi dengan kepnasan yang maksimal di kalangan pant pegawai. Stoner (I 996:2&'.l) rcengatakan dalam ar,i luas pengorganisasian dapat dipandang sebagai proses penycsuaian struktur ergaaisasi dcngan tujuan, somber daya dan lingkungannya.
Sedangken struktur organisasi dapat diertlkan sebegai
susunan dan hubungan - hubungan antur komponen bagiun - bagian dan posisi posisi dolam suatu perusah1111n. Ernest Dale dalam Stoner (1996:283) rnenguraikan pengorgarusasian sebagai suan; proses multilangkah : l. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi, 2. Membagi beban kerja ke dalam aktifitas - aktifitas yang secara logis dan memadai dapat dilskukan oleh seorang atau oleh sekelompok orang. 3. Mengkomblnasi pekerjaan anggota perusahaen dengan cara yang lebih logie dan efisien, 4. Penetapan mekanlsme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis.
27
5. Memantau efektifitas organisesi dan mengambil langkah - langkah penyesuaian untuk mempertabankan atau meningkatkan efektifitas. Dari pecdapat bcberapa nhli di pengorganisasian,
lllllS
dapo.l disimpulkan bahwa dalam
unsur -- unsur )'ling penting adalnh !lr.tktur organisasi,
pembagian tugas dan mekenlsme kerja,
2.1.3.3 Pelaksanaau Menurut
Terry (1926
313). actuating merupak.an usaha urnuk
:
rnenggerakkan onggota - snggota kelornpok demikian rupa sehingga merek.a berkeinginan dan bernsaba untul:: mencapai sasaran - sassran perusahaan yang
bersangkutan dan sasaran - sasaran anggota - anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota ingin mencepal saseran - sasaran tersebut, Sedangkun
menurut
Effcndy (19&9:17)
penggiatau
berarri upa)·a
merangsang anggota - anggote kelompok unruk melaksanakan tugas - tugaseya dengan gnirah.
Pt'!ll.(giatan
ini meliputi kegiatan - kegiatan : rnemimpin,
rnembimbing, rnengarahkan dan lain-lain kegiatan sehingga para mempunyai ctoaktifitos
anggota
dan lm':.(ltifit.is rlai:im mencapai h1j11an yane, ditetapkan
manajer. Koontz ( 1996: 187) memberikan beberapa prinsip rnengenai pelaksanaan dalam manajeinen sebagai berikut : l. Paduan tujuan rekanau.
tujuan - tuiuan rekanan
Makin baik pemaduan dan peuyeimbangan yang logis dengan tujuan perusahaan, makin
efektif pula perusahsan yang bersangkutan,
2&
2. K~sclar:uan tujuan,
Makin dapat manajer menyelaraskan tujuan- tujuan
pribadi orang- orang dengan tujuan perusahaan, akan makin efektifpula peeusabean tersebut. 3. Prinsip kcsatuan komanoo. M3kin bcnar - benar seseorang memiliki hubungan pelaporan dengan seorang atasan saja, makin kurang pula tirnbulnya k..mflik. iustruksi dan makin besar pul.a tanggungjawab pribadi
akan berhasi l.
4. .l'rin~ip metivasi. Makin hati - hati manajer menilai srruktur ganjaran, mengk11ji cfari sndut pandang situasicnel dan memadukannya ke dalam
sistem pengelolaan secara menyeluruh, maka makin efekti f' pula program motivasi, 5. Prin$ip kep~mimpinan.
Makin paham manajer tentang hal •· hal yang
memotivasi bawahan dan c:u:a berfunasinya motivator iru, dan makin mampu
ia merefleksikan pemahaman tersebut dalam me'aksanakan
tindakan manajerial, maka akan rnakin efektif ia sebagat pemimpin. 6. Kejelaaao
komunikasi. Komunikasi akan jelas apabila diungkapkan
dalam bentuk bahasa dan disampaikan dengan cara yang dapat dipahami penerirna
7. Keutuhan komunikasi.
l\iakin utuh dan konsisten pesan - pesan rulisan,
lisan dan non-verbal, serta perilaku moral pengirim, makin besar pula
kemungkinan diterimanya pesan dengan baik oleh penerimanya.
29
2.1.3.4 Pengawasan fungsi
selaniutuya
setetah
pelaksanean
aclalah
pengawasan
atau
pengendalian. Pengendalian ini diperlukan agar dalam pelaksanaan sesuai dengan perencanaan dan ap::ibila ada pt>r.yimp.'.lllgan segera d11pal dikoreksi. S. Bernard Rosenblatt dalam Effendy (1986 : 28} menjelaskan bahwa pengawasan adalah proses pengecekan rencana dan pelurusan penyimpangan dari arah yang telah direncanekan - suatu aktifitus ynng bersinambungnn. Nawnwi (2005:120) menguraika11 perbedaan antarn jenis, rr.etode dan
pelaksanaan kegialan pengawasan sebagai berikut :
I. Pengawasan menurut[enisnya dibedakan scbagai berikut : a. Pcngawasan internal yakni kegiatan pengawasan yang dilkukan olch
pimpinan I mauajer puncak dan I arau pimp\Mn / mansjer unit I ~1111nn kerjo di lingkungan orgenises! daa I atau unit I satuan kcrja masing masing. b. rcnpwu,an eksfernal yakni kegiatan pengawasan y..u1g dilakukan
oleh organises! kerja dari luar organisasi kerja y111'1! diawasi dalarn menjalankan tugas pokoknya. 2. Pengawasan berdasarkan metode «tau cara melaksanakannya dapat dibedakan sebagai berikut : a. P4!ngawa~an Tidak Lang.•ung yakni kegiatan pengawasan yang
dilakukan dengsn rnengevaluasi Iaporan, baik tertulis maupun Iisan. Pengawascn ini disebut pengawesan jarak jauh.
b. Pcngawasan Lanpung yaitu kegiatan pengawasan yang dilakukan dengan rnendatangi personil dan I atau unit kerja yang diawasi.
30
Kegiatan dapar dilakukan dengan rnengumpulkan dokumen
- dokumen,
dan mempelajari
melakukan observasi, wawancara, pengujian
sampel dan lain - lain. 3.
Pengawasan merumt pelaksanaannya dapat dibedskan sebagai berikut : a.
Pengawasan Melekat yang dapat diartikan sebaga' berikut : L rengaM11san
melekat (WASKAT)
adal.ah proses pcmentauan,
pemeriksaan dan evaluasi oleh pimpinan unit I organisasi kerja ternadap
2.
fungsi semua komponen dalam melaksarntkan
di lingkungan
suatu organisasi,
rengawasan
mclckat
pemeriksaan
dan evaluasi oleh pimpinan unit
(W/\SK.AT)
adalah
pekerjaan
proses pemaotauan,
! organisasi kerja
terhadap pendayagunaan semua sumber daya untuk mengeiahui kelemahan I kebaikan, yang dapat digunakan untuk pcngembangan
unit I organi:sasi kerja Ji masa ckp:in. b. Pengawasan J?un~ional Pengawasan fungsional (WASN/\L) adalah proses pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi oleh aparatur peagawasan
dalam sistem
pemeri ntahan ya•t6 fungs] dan togas pokoknya khusus di bidang pengawasan,
Pro$CS pengawasan dilakukan umuk menggerahui
apekah pelaksanaan pekerjaan pihak yang diawasi telah sesual dengan
perencanaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. l'eng.awa!llnJ\h3y~rak•I (W ASMAS) Pengawasan masyarakat adalah setiap pengaduen, kritik,
saran,
pertanyaan dan lain-lain yang disampaikan anggota masyarakat
31
rnengenai pclaksanaan pekeriaan oleh unit I organisasi kerja non profit di
bidang
pemerintahan
dalrun
melaksanakan
mgas
pokoknya
memberikan pe!ay:man wnum. Sedangkan Iangkah - langkah pengawasan menurut Stoner (1996:25R) adalah sebagai berikut ;
l.
Menetapkan stander dan metode untuk rnengukur prcstasi.
2. Mengukur prestasi I hasil kerja. 3. Membandingkan basil kerja tersebet terhadap standar. 4. Mengnmbil tindakan koreklif.
l.t.4
Zgkat.
2.1.4.1 Pen.iertian Zakat Prihatini (200~:46) mengatakan bah\\'a dari segi fiqih zakat berarti sejumlah
harta tertentu yn:ng diwnjibkan Allah untuk diserahkan kepada orang yang berhak, disamping berarti mengeluarkan jumlah tertentn itu sendiri. Gusfshrni mendefinisikan
(2007: I 05)
rnengatakan,
S-."CMll
definisl, Mazhab Mafiki
zakat sebaga! bcrikut : Mengeluarkan sebagian yang khusus dari
harta yang khusus pula yang telah mencapai nisab (batas kuentitas yang mcwajibkan zakat) kepsda orang -· orang ya.1g berhak menerirnanya (musrehiq)nya. Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan mencapai haul (setabun), bukan
barang tambang dan bukan pertanian. Ularna
dalam
Iingkungan
mazheo
Syafi'i
(Mujehidin,
2007
:
57)
mendefinisikan zakar sebagai : Suatu istileh tentang suatu ukuran tertentu dari
32
harta yang telah dltentukan, yoni:; w::jih dibagikan kepada golongan - goiongan
tertentu scrta dengan syarat - syara: yang teleh ditentukan. Rofiq (2007) mengatakan bahwa secara istilah, zakat adalah sebagian {kadar) harta dari harta yang rnernenuhi syarar minimal (nisab) dan rentang waktu satu tahun (haul) ya.~menjadi hale mustahiq (penerima zakat), Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan eahwa zakat adalah sebagian dari harta muslim yang mampu, dikeluarkan untuk golongan yang berhak menerimanya setelah mencapai batas teztentu dan ditentukan waktunya satu
tahun.
2.1.4.2 J\!Jacam Z>1kat
Macam zakat menurut Prihatini (20•)7:52) ada dua yaitu zakat fittah dan zakat mal. Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikefuarkan atas setiap orang
muslim Iaki-laki atau pcrempuan, keci I atau dewasa pada ekhlr bulan Ramadhan Sedangkan zakat ma! adalah bagian dari harta kekayaan seseorang atau badan hukum yang wajib diberikan k.epa.da orang -orang tenentu dan setelah mencapai jumlah tertentu, setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu pula.
Adapun
sumber zak:it ma! sdelah : l) Emas dan perak, 2) Hewan rernak, 3) Harta perdagangen, 4) Basil Tunaman dan buah-buahnn 5) Barang Tambang dnn bnrang temuan, 6) Ilasil Iaut, 7) Gaji, 8) Saham dan obliges], 9) Perusahaan, I()) Profesi dan 11) lnvestasi Bangunan, Pabrik,
Dari kutipan di alas dapat disimpulkan
bahwa pada dasamya zakat ada dua macam yairu zakar fitrah dan zakat mal, Adapun zakat ma! terdiri dari berbagal sumber balk dari sektor barang maupun
jasa.
33
2.t.4.3 Muzakhl, Mt1~111hiq,
Amil, Nisah dan Haul
2. t.4.3.l Muz11kld Muzakki dalam Bahasa Indonesia adalah orang yang wajib rnembayar zakat, Dalam UU Nomor : 38/1999
13ab I, Pasal I disebmkan bahwa yang
dimaksud muzakki adalah crang atau badan yang dimiliki orang muslim yang berkewsjiban menunaikan zakat, Prihatini (2007:54) mengatakan seorang bani dikatakan wajib zakat bila memenuhi syarat - syarat scbagai bcrikut : I. Merdeka, zakat tic!nk wajib bagi budak. Karena budak tidak mernpunyai hak milik.
2. Islam. Orang yang tidal< beragama Islam tidak diwaiibkan zakat,
3. Beligh dan berakal, Zakat tidak waiib diambil dati harta orang giln dan hn1 bl umik
keci L
4. Mempunyai harta yang wejid dikeluarkan zakatnya,
2.1.4.t.2
Musts.hlq Mustahiq u ..hlah golongan yang berhak untuk menerima zakat. Dalarn UU
Nornor : 3811999 Bab I, Pasal I disebutkan bahwa yang dimaksud Mustahiq adalah orang atau baden yang bcrhak mcncrima zekat. Mcnurut Prihatini (2007:76) golongun y1mg berhak rnenerirna zakat adalah : I. Fakir dan miskin . 2. Amil Zakat (Pcngurus Zakat). }. Mu'alaf yaitu orang yang baru masuk agama Islam. 4. Riqab yaitu untuk memerdekakan bu
34
5. Gharimin yaitu orang y:111g banyak hu•.ang, tetapi hutang ini untuk di [alan Allah. 6. Sabilillah
yaitu pemanfaatan
zakat untuk
bidang
sosial misalnya
pendidikan dan kesehatan. 7. Ibnu Sabil yaitu musafir yans kehabisen bckal perjalanan.
2.l.4.1.3 Amil Hafidhuddin (2007 : 177) mengatakan bahwa amil zakat adalah mereka yang melakssnakan segala kegiatan yang berkaitan dengan urusan
dari
proses
penghimpunan,
pendistribusiannya, terscbut,
zakat, mulai
penjagann, perneliharaan sampai ke proses
serta tugas pencatatan masuk dan keluarnya dana zakat
Yusuf al-Qaradnswi
datam Hafidhuddin (2007:171) mcnyebutkan
bahwa seorang amil hams mernenuhi syarat sc.:l.lagai bcrikut :
I. Beragerue Islam. 2. Mukallaf, yaiiu omng dewa.~a yang sehnt aka! pikirannya. 3. Memiliki sif.at amanah dan jujur.
4. Mengerti dan rnemahami hukum - hukum zekat yang menyebabkan ia · marnpu melekuknn sosinlisasi segala sesuatu yang berkuitan dengan zakat
kepada masyarekat. 5.
Memiliki kernempuan untuk rnclaksanakan tugas denga.n sebaik - baiknya.
6. Bersungguh - sungguh dalam menialankan tugas sebagai amil zakat. 2.1.4.1.4 Nisab Hafidhuddin (2007) menjelaskan bahwa yang dimaksud Nisab adalah batas
minimal harla wajib
35
40 ekor, artinya ketika scorang muslim kepernilikanaya
mempunyai
40 ekor kambing
dan
itu sudah berjalan saru tahun maka ia wajib mengeluarkan zakat
bcrupa seeker kambing dewrasa, Nisab harta beada (uang) dan emas atau perak adalah 85 gram, artinya bila seorang muslim metnpuuyai emas atau perak sebesar 85 gram, atau rnempunyai sejumlah uang senilai harga emas dan kepemilikannya sudah bcrlangsung
I tabun, rnaka ia wajib membayar zakat sebesar 2,5 % dari
nilai uang atau emas I perak tersebut. Untuk zakar gaji sebagaimann disampaikan Prihatini
(2007:72)
mengeluarkan
sebaiknya
pengeluaran
sebclum waktunya
zakat sccara ta'jil,
dengan cara
artinya
memberi kuasa kepada
bendaharawan di instansi ynng bcrsangku:an untuk rnernotong 2,5 % dari gaji yang ditcrimauya
scbagll! zakat etas goji resmi, atn11 setiop knli seseorang
menerima rezeki sccara mclimpah.
Misaloya seorang kontraktor yang :eluh
menyelesaikan proyek besar, hcndaklah langsung rnengeluarkan 2,5 dari total honor yanl! dlterimanya,
Carn 1.1"jil
ini dimaksudkan
untuk rnemudahkan
perhitungan zakat, sck11lil1:\IS meringankan perssaan muzakki agar tidak terasa berat, jika hams mengeluarkan zakatnya sekalig!l~ pada akhir tahun, Nisab menurui Il~dan Pel11ham1 l Jrusan 7.akat Muhammadiyah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : K - h = + ( kekayaan terpsdu - hutnng terpadc ) ., sisa kekayaaan
Zakat yang wajib dikcluarkan adalah 2,S % X sisa kckayaaa sctclah satu tahun. Dengan perhitungan sepcrti ini, rnaka tidak ada harta I kekayaau yang Juput dari pcmbayaran zakat.
36
2.1.4. t.s
Ha uL
Rofiq (2007) menjelaskan bahwa
ha:il
adalah perhitungan
satu rahun
kepemilikan harga bends harus dikeluarkan zakatnya, Sebagai contoh apabila seorang muslim mempunyai ernas sebeser 85 grain, rnaka dia woj ib mengeluurkan zakarnya setelah mesa Adapun
I (satu) tahun kc;punilikan 85 gram emas tersebut.
penggunaan tahun. dJpat menggunakan penanggalan Masehi rnaupun
Hijrillh.
2.1.S
Lemb111111 Amil Z~kat
Lembcga Ami! Zakat (LAZ) adalah institusi pengelolaa» zakat yang scpenuhnya dibentuk atas prakarsa masyorokat d.an dikelola cleh masyarakat sendiri.
Pernerintah berfungsi sebagai regulator dan koordinator. Karena itu
Pemeri.ntah bertugas untuk membina, mclindun~: dan mcngawasi LAZ. Setiap LAZ yang telah memenuhi persyarau-n akan dikukuhkan oleh Pernerintab. Pengukuban iersebut dimaksudkan sebagai bentuk pembinaan Pemerintah dan jnga sehag.ai perlindungan bagi m:i.~yar.i1:at hail.: y~ng menj.1ili rnuzakki maupun
rnustahiq (Tamyiz, 2005: 23)
2. t.5.1 rrinsip Kcrja Setiap lernbaga pengelols zakat dalam operasional kegialannya perlu menerapkan prinsip kerja lembega yang intinya tercermin dalam tiga kunci :
Amanah, Profesicnal dan Transparan.
37
I) Amimnh Amanah :adalah mempnnyai sifat jnjnr, 1fapat dipercaya dan bertanggnng-
jawab atas tugas yang diembannya, Sifat amanah merupaksn syarat mullak
yang barus riimili~i oleh setiap amil zakat, 2) PrC>fcsional
Profesional adalah kemampuan yang
merupakan perpaduan antara
pengetahuan, kctcrampilar- dan sikap seorang amil dalam mengemban suatu tugas tertentu dan dilaksanakan secara penuh waktu, penuh kreatifltas dan inovatif.
3} Transparan
Transparan adal:ih sifat terbuka da!am pengclolaan melalui penyenaan semua unsur dalam pengambilan keputusan dan proses pelaksanaan kegiatan.
1.1.S.2 Sislem Pengelolaan 1) Teni~tem dan prnsedural : semua kebijakan dim kerentuan dibnat atura~ mainnya secara jelas chm tertnlis, sehinggo keberlangsungan lembaga tidak
tergantung pada figur tenentu melainkan pada sistem, sehingga apabila terjadi pergantian pengurus, aktifites Iembaga tidak terganggu,
2) Man11jcincn tcrbuka : adanya hubungan timbal balik antara pcngclola
zakat dengan masyarakat dimana masyarakat dapat ikul mengontrol pengelolaan zakat melaiui Laporan Penanggengjawaban yang dibuat oleh pengelola,
38
3) Mempuaya]
rencana lcerja : reocana kerja disusun berdasarkan kondisi
lapangan dan kemampuan SD'\.1 lembaga. 4) Mempunyai
Komite Pcny~hu·11n : komite ini berrugas me!akukan seleksi
agar penyaluran dans zakat sesuai dengan keientuan syari'ah, 5) Memiliki ~istem akuntansi dan manajemen keuangan : dengan adanya sistem akuntansi dan manajc:men keunngrui ini maka, akuntabilitas dan iransparansi lebih mudah dilakukkan, keamanan dana relatif lebih
teriemin, serta eflsiensi dan efekrifhas relatifmudah dilakukan, 6) Diaudit : sebagai bagian dari prinsip transparansi maka LPZ sudah selayalmya untuk diaudit, Adapun ruang lingkup audit meliputi :
a. Aspek Keuangan, b. Aspek Kinerja (efisiensi dan efektifhas). c. Pelaksanaan prinsip-prinsip syariab Islam. d. Penerapan peraturan pcrnndeng-uedengan. 7) .Publikasi : agar publik mengda!wi seg::il.:i kegiatanyang telah dilakukan dan hasil yang dicapai maka LPZ hnrus melakukan publikasi. Hal yang . perlu untuk dipublikasikan mcliputi laooran kcuangan, laporan kegiatan.
nama-nama penerima bentuan dan sebagainya. 8) Komitmen Pcrbaikan tens menerus : perbaikan secara terus rnenerus
perlu dilakukan untuk mcnyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah,
2. t .S.3 Sasaran l'e11gelolaan
2. t.S-1.1 Pengelolaan Keuangan ZIS Dalam pengclolaan keuangan Zakat Infaq dan Shodaqoh (ZIS) prinsip dasar yang harus dipatuhi adalah bagaimana pengelolaan yang sesuai syari'ah Islam, bagaimana mempcrtanggungjawebkan kepada rnustahiq dan muzakki, bagaimana memberdeyakau ZIS secara tepat, bagaimana kebutuhan daua bisa terantisipasi sejak dini dan keamanan ZIS yang terkumpul bisa rerjamin. Adapun keglatan yang harus ditaksanakan adalah : a. Membuat perencanaan atau penynsum ..'1 Rencana Kegiatan dan Anggaran
Tahunan ( RKAT ). h. Memhuat panduan
berupa
kebijakan
can
umum
peturtjuk
teknls
pengelolaan dana yang akan dilaksanakan lembnga. c. Melakukan pengendallan dalem penghimpunan, penynluren d:111 saldo
dww.
2.1.5.3.2 Pengelol:um SOM
Kegiatan pengelotaan Sumber Daya Manusia dalam rangka manajemen zakat meliputi pengadaan, pernbinaan dan perneliharaan perawatan pegawai dan pemberhemian. I. Pengadaan Sumher Oaya Manusia meliputi
rckruitmen, seleksi dan
penemputan. 2. Pembinaan meliputi : penyelenggaraan pendidikan dan latihan pegawni,
membentuk dan memelihara sernangat kcrja, counseling, mutasi, promosi dan penilaian prestasi.
40
3. Pemeliharaan I perawatan
personil mcliputi : admini strasi penggaj ian,
faktor dasar yang dipakai so:bagai pcrtimbangan dalam pemberian gaji bagi pegawai, faktor penentu kompcnsasi dan fringe benefit scrta program kesejahteraan yang lain. 4. Pemberhemian
hams berdasarkan
alasan yang sah, tidak bertentangan
dengan peramran perundang-undangan.
2.1.5.3.3
Pengelolaan Pendistribusian dan Pco.dAyAg.unun
Beberapa pola pendistnbusian zakst a• lalah sebagai berikut : a. Konsumtif tradisional : zaka; dibagikan kepada mustahiq secara langsung untuk kcbutnhan konsumsi scheri-hari. b, Konsumsi kreatif : diwujudkan
misalnya dalarn bentuk beesiswa.
peralatan sekolah, alat pertanian dan gerobak penjualan untuk pedagang kaki llma. c. Produktif konvensional : diwujudkan dalam bentuk bantuan ternas. alat pertukangan, mesin iahrt dan sebagainya. d. Produktif kreatif : diwujudkan dalam bentuk pcmberiao model bcrgulir baik untuk permodalan proyek scsiat seperti rnembangun sekolah, sarnna kesehatan maupun sarana usaha para pedagang kccil. Adapun
pendayagunaan
pemberdayaan ekonomi,
zakat
mcliputi
rnasalah
yang
luas
yaitu
rnasalah sosial dun pembinaun akhlaq umat, Agar tepm
sasaran rnaka LPZ harus memi!ih salah satu fokus pendayagunaan tersebut.
41
Pn>mosi ZIS
2. l.S.3.4
Langkah-langkah kampanye pengurapulan dan penggalangan dilakukan melalui: a. Sosiahsasi media massa, yaitu melalui surat kabar, majalah, tabloid. radio
dan televisi. b. Film dan Video. c. Leaflet I brosur I booklet,
d. Portal website. c. Billboard/ banner I baliho I spanduk
f. Khutbah Jum'at. g, Orientasi Pengurus LPZ
h. Gerakan sadar zakat
Desa Binaan Zakat. Adapun strategi pengumpulan zakat, rneliputi kegiatan : pem bentukan
Unit Pengumpul Zakat, pembnkaan Counter Penerimaan Zaka; dan pembukaan
rekening bank.
2.1.S.3.S Tujuan Pengelolaan Zakat Dalam Undang-undeng Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Bab II Pasal 5 disebutkan bahwa pengelolaan zakat bertujuan untuk:
I. Mcningkatkan petayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dcngan tuntunan agama. 2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan rnasyerakat dan keadilan sosial,
42
3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.
2.1.6 Model Kualitas .i>elayanan Dalam pelayanan kepada pelanggan terdapat 2 (dua) pihak yang mendominasi, yaitu : a. Pihak yang melavanl atau orgamsasi y.:.ng memberi.kanpelayanan, dalam
pelayanan administrasi publik disebut birokrasi. b. Pihak yang dilayani atau organisasi yang menerima pelayanan atau
penggunaan jasa, yang dalam babasa bisnis disebut pelanggan (customer). Pihak ynng melayani mempunyai persepsi, yaitu yang dijanjik.an, sedaugkan pada pihsk yang dilavani mempunyai ekspektasi (harapau), Kedua kelompok tersebut dalam hubungannya dimungkinkan
tlmbul
keseniangen (gap) yang mengganggu kualitas (rnutu) pelayanan, baik terhadap benda yang dinilc.mnti ataupun ber upa jase bagi satu pihak, ~dang pihak lainnya , pcnyampaikan pelayanan tersebut juga menimbulkan gangguan. Parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam Supranto (2006:230) membemuk model. kuahtas jasa yang menyoroti syarat-syarat utarna untuk memberikan kualitas jasa yang diharapkan. Adupun model di bawnh ini mengidcntifikasikan
limu kesenjangan yang mcngakibatkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu : l. Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi
manajeman:
Manejemen tidek selalu memahami benar apa yan~ rnenjadi kcinginan pelanggan.
43
2. Kesenjangan
antara persepsi manajemen
dan spcsifikasi
kualitas ;asn.
Manajemen mungkin benar dalarn rnernahami keiugman pelanggan, terapi
tidak menetepkan stander pelaksenaan yang spesi fik. J. Kesenjangan antara spesifikast kuolitas jasa dan penyampaian jasa. Para personel mungkin tidak terlatih b:1ik. dan tldak mampu mcmcnuh.i stander. 4. Kesenjangen antar per. yampaian jssa dan kornunikasi ckstcrnal. Harepan konsumen dipengaruhi oleh pemyataan yang dibuat wakil-wakil dau iklan perusahaan,
5. Keseajangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan. Terjadi bila konsumen mengukur kinerja perusahaan dengan cara berbeda den memiliki persepsi yans keliru mengena! kualitasjasa.
44
Garnbar 1 Kualiln! Pclayiman
KebutulIBJ pribsdi
Komunikasi dati mulut kc m11lut
Pt-ngalam~n masa
lalu
! r
-
.
1... y~
dih .... pk&n
Kesenjangan 5
I
Jcis• )'llllg dfalami
Konsumen
~,
I
P~masar
I
Kesenjanga.1 3
I
Kcscnjangan I
I~njangan2
Penyampaian jasa {sebelum dan sesudah kontak}
Kesonjangan 4 'I
14--~·-·
1
Ko~unikas1
ekster:ial ke pelanggan
Tronslasi pers~si menjadi spes!Rlcasi kualiras jasa
·----
Pcrseps,i manajemen
lentang haiapan lconsumen
Sumber; Parasuraman, Valarien A. Zeithaml dan Leonerd L. Berry, A Conceptual Model of Service Qu9lity and its fmplication for Future Research Journal of Marketing, dalam Supranto (2006:232) Terdapat lima determinan kualites jasa yang depat dirincikan sebagai
berikut (Philip Kotler dalam Suprruito, 20-06:231) : 1. Keandalan (l'eliability) : kemampuan umuk melaksanakan jasa yang dijw1jikaa dengan tepat Jan terpercaya,
2. Keresponsifan tresponsivenessi : kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan ceoat atau ketanggapan.
45
3. Kcyakinan (ctmfidcni:c) : pengetahuan dan kcsopanan karyawan serta kemarnpuan mereka unruk menimbullcan kcpercayaan dan keyakinan atau ''asurance". 4. Empati (emphatv) : syarat unruk. peduli, memberi perhatian pribadi ')agi
pelanggan. 5. Berwujud (tangible): penampilen fasilites fisik, peralatan, persoacl dan
media komunikasi,
2.2 Keraugkt Pemikiran Daiam Undang - undang Dasar 1945 disebutkan bahwa negara menjamin
kemerdekaan penduduk unruk beribadat menurut agarna dan kepercayasn rnasing - masing. Zakar adalah salah satu ~jaran pokok agama Islam. Maka pemerintah rnendukung pelaksanaan ibadat zakat ini dengan mengeluarkan Undang- undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zskat. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin kepastian bukum bagi v;ajib :zaht dan pengelola zakat. Dari pernyatasn beberapa tokoh masyarakat dan hinmgan beberapa ahli potensi zakat di Indonesia sangat besar dan potensi tersebut apabila benar - benar terealisasi kesejahteraaa
make
akan
dapat
masyarakat,
Namun demikian
mcmbantu
terutama
dalam
pemerintah
dalam
mewujudkan
upaya pengentasan kemiskinan.
pada kenyataann ya ada kesenjangan antara porcnsi zakat
dengan j umlah nominal zakat yang diterima oleh Organisasi Pengelola Zakar . Sementara itu pada pelayanan zakat terjadi kesenjangan-kesenjangan antara pelaksanaan pelayanan oleh Orgenisasl Pengelola Zakar dengan narapan rnuzakki terhadap pelayanan
tersebut,
Demikian juga sesame Organisasi
46
Pelayanan Zakat :erjad1 keseniangan persaingan (compctifit111 f<:Gf)) dimana satu
dengan yang lain berusahe ur.tuk melakukan pelayanan yang terbaik kepada para mnzakki. Akhimya kesenjangan juga terjadi pada muzakki ketika menenrukan
pilihan di lernbaga mana dia akan membayarkan zakamya. Dengan proses pengclolaan zakat yang baik oleh badan I lembaga pengelolean zekat mclalui tahapan pcrcncanaan, pcngorgenisasian, pelaksanaan dun pcngawasan yang menghasilkan output pelayanan yang baik kepada pelanggan (muzakki), maka diharapkan kepereayaan terhadap lembaga pengelola zak.at meningkat, kesadarnn Y.'8,iib zakat untuk mernbayar zakat rneningkat dan
kuantitas zakat yang diterima meningkat.
Dari penerimaan zakat tersebut
a.khimya jumlah penerima :i:akat (mustahiq) juga meningkat dan zakatpun dapat diberdayekan tidak hanya untuk tujuan konsumtif tetapi juga untuk tujuan produktif. Dari ke-angka pernikiran terscbut dapa, dibuat gambar ~cbal!ai beriku! :
47
Gambar2
Ker:anwca Peraikiran p I
0
Kcsenjangan
I
n
Prnmosi
u
t
c
n
g a
n
n
a
r
1
I
0
a
s
n D
RAPFl.A7.1S
Ocp•g
l.a)"3'1:v>
I
:z
n
g
BAF"ELAZJ:S llcP>&
I
I
LJ
n g
-t - -
K<~J Prcfu
Kesenj. Pelayanan ' M
Must3hiq S ashnaf
u
( Konsnrm if)
Kesenjangan Kompctisi
Alokasi Usaha
Nominal
..
Zakat
-· c:Jiwrima
Produktif
BAl'ELURZAM
ILAZ
Muhsmm'ldivah 8
n n
CJ
A
r
c
g a n
I
n
D
u
t
a I
r
n
g
0
I n
g
i
a k k
Keseni, Pelayanan
0
t
z
g
c
-
I n
~,.....
llAl'F.l .l.)R7.AM /1.A,l Muh
Kesenjangan Promosi
48
BABilI MF.TOOOI.OGI PF.NRLITIAN
Metodologi
penelitian merupakan suatu kaji:in yang membahas tentang
usaha - usaha untuk menemukan, mengembangkan dan rnenguji kebenarau suatu pengetahuan dengan rnenggunakan cara - czra ilmiah, penelitian ada berbagai metode yang dapal dipilih.
Dalarn melakukan
Metode yang dipilih
berhubungan erat dengan prosedur, serta alat desain penelitiaa yang digunakan. 3.1 Des1in Penelitian
Peda penelitian
ini penulis benneksud untuk mengetahui proses
manajemen yang dilakukan oleh 2 Orell!usasi Pengclola Zakat yaitu BAPELAZ!S Kantor Departemen Agama Kabupaten Kendal dan BAPELlJRZAM Cabang Weleri serta pelayanan sebagai output dari proses 1t1.11nRjemen teescbut pacta tahun 2007.
Selain rnengetahui proses dan hasil manajemen, penulis juga mencari
hubungan o.ntam prose:; manojemen dengan pelayanan dan kepuasan muzckki. Dengan mengetahu' hubungan tersebut maka akan dapat ditemukao bagairnana proses· pengelolaan yung baik sehingga menghasikan pelayanan yang baik pula sehingga muzakki rnerasa puas.
Apabila muzakki rnerasa puas maka akan
berdampak pada peningkatan jurnlah zakat yang diterima OPZ. Kountur (2004: 16) menjelaskan bahwa dalam penulisan karya ilmiah
dapat dlguaakan salah saru dari dua metode yaitu metode penelitian kualitatif atau metode penelitiar. kuantitstif. sumber data, jenis data,
Perbedaan antal"!l keduaaya terdapat pada
proses penelitian,
instrumen penelitian dan tujua11 penelitian.
respondeu I obyek penelirian.
Menurut Sugiyono (2005 : 7) penelitian kualitatif bersifat holistik dan Jebih menekankan
pada proses. maka penehtian kualltatif dalam meli hat
hubungan antar variabcl pada obyek penelitian lebih bersifat interakuf yaitu saling mempengaruhi (r~ciprocal/interaktif), sehingga tidak diketahui mana variabel
independen dan dependennya. Berdasarkan pendapat tersebut, maka metode deskriptif kualitatif adalah rnetode yang tepat untuk penelitian ini mengingat bahwa
pengelclaan zakat sebagai fokus penclitian ini, perlu dilihat secam
menyeluruh proses pengelolaan deri perencanaan,
dan pengawasan.
pengorganisasian, pelaksanaan
Dernikian juga bagaimana kaitan masing - rnasing asas
pengelolaan ini sehingga menghasilkan outpw pelayanan yang baik, ataupun mungkin ditemukan faktor penghambat dan faktor pendorong yang berpengaruh pada proses pengelolaen, ~rlu diteliti secara mendaiam sehingga semua dapat dideskripsikan setelah melalui proses penelitian. Sebagai pendukong keakuratan data kualitatif yang diperolch dari responden, terutsma uatuk mengetahui kepuasan pelanggan (muzakki) maka
digunakan data kualitatif-kventitetif yang diperoleh dari hasil angket dengan sasaran muzzaki dari kedua Organisasi PengclQla Zak11t yang dimaksud dslem pcnelitian ini. Pada penelitian kualitatif tidak dilasukan gcnera'isasi tctapi iebih
menekankan kedalaruan informasi sehingga sampai tingkat makna (data dibalik yang tampak). Namun demikian generalisasi dalam penelitian kualitatif disebut dengan trat!.ffera/lility
(keteralihan) yang maksudnya adalah bahwa basil
penelitian kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan di tempat lain, manakala kondisi tempat lain tersebut tidak jauh berheda t!cngan tempat penel ilian.
so
Penimbangan
l11in pemilihan deskriptif kualitatif dala.m penelitiau ini
adalah sebagai berikut : L
Pertama, metode kualitatif !ebih mudah menvesuaikan diri apabila
berhadapan dengan kenyataan ganda. 2.
Kedua, metede ini menyajikan secara Iangsung hakekat hubungan
antara pcncliti dengan respondcn. 3.
Ketiga, metode ini lebih peka
Pelaksanaan metode penelitian deskriprif tidak terbatas hanya sampai pada pengumralan
rl11n penynsunan data,
leta?li
meliputi analisis
dan interpret.1~i
tentang arti data tersebut, selain itu semua yang dikumpulkan berkemungkinan rneniadi kunci techadap apa yang diteliti. (Moteong, 2005:5).
3.2 Lokasi Pcnclitian dan Objck Pcueli!iao Penelitian dilakukan dt Kabupaten Kendal, Provinsi Ja\.\'3 Tengah dengan
obj ck penelitian yaitu Pengetolean Zakat di Kabupaten Kendai. Sedangkan Unit analisis penelitien ini adalah 2 Organisasi Pengelolaan
Zakat (OPZ) (BAPELAZ!S)
yaitu Badan Kantor
Pelaksana
Departernen
Amil Zakat lnfaq
Agama
Pelaksana Urusan Zakar Muhammadiyah
dan Sodaqoh
Kabupaten Kendal
dan
Badan
(BAPELIJRZAM) I Lembaga Amil
Zakat ( LAZ) Muhammadiyah Cabang Weleri, Kabupaten Kendal.
Pemilihan
Kabupaten
Kendal
sebagei
lokasi penelitian
mempunyai
beberapa pertimbangan :
51
I. Kendal adalah Kabupaten dengan penduduk muslim mayoritas (98 %) 2. Kendal kaya sumber daya alam yang bila diolah seeara maksimal dapat
mendatangkan pcnghasilan yang cukup bagi penduduknya sehingga rnereka mampu untuk mc.l'jruli muzakki. 3. Kendal mempunyai angka kerniskinan yang cukup linggj yaitu 60 % lebih atau dua pertiga dari jum lah penduduk, Dengan tingginya angka kemiskinan ini berarti besar pula jumlah fakir miskin yang seharusnya mendapatkan hak
rnenerima zakat, Dengan rncnggunakan kctiga pertimbangan tersebut pemilihan lokasi ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan penting dalam pcngclolaau zakat, Ad11pw1 pemilihan 2 Orgauisasi Pengelola Zakat tcrsebut dimak~udkan
untuk membandingkan pengelolaan zak.at yang dilakukan cleh lembaga pemerintah (BAPELAZIS Kantor Departernen Agama Kabupaten Kendal) dan
lembaga non-pemerintah (HAPELURLAM Cabang Weleri). Dari perbandingan tersebut dinilai UPZ mana yang melakukan pengelolaan zak.at sesuai dengan standarisasi pengelolaan zakat dari Departemen Agama RI serta meneapai rujuan pengelolaan zakat sebagaimana tercantum dalam Undeng-undang Nomor 3 8 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Bab II Pasal S.
3.3. Variabcl Penelitian 3.3.l Definisi Kon,ep Konsep adalah definisi yang digunakan untuk rnenggambarkan secara abstrak dari kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhauan ilmu sosiel (Effendi, 1989:34). Konsep dapat diartikan sebagai abstraksi
52
mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar l!,eneralisasi dari jumlah karakteristik kejadian, keadaan,
kelompok atau individu tert:ntu.
definisi konsep diherapkan dapat menyederhanakan
Penggunaan
pemikiran dengan memakai
suatu istilah untuk beberapa keiadlan yang saling berkaltan.
Penelitian ini
menggunakan konsep sebagai berikut :
I. Evaluasi dalam penelitian ini adalah evaluasi ~ingle program after-only yaitu mcngcvaluasi program setelah dilaksanakan dalam waktu tertenru. Dalarn penelitian ini dilihat begaimana proses pengelolaan zakat pada unit analisis penelitian dan bagaimana basil dari pengelolaan
tersebut pada
tahun 2007. Pcngelolaan dikatakan berliasil apabila tujuan pengelolaan zakat sesnai dengan Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan 7.abt Bab II Pasal 5 sebagaimana telah disebutkan dalam Tinjauan
Pustaka,
dapat
dicapai.
Adapun
indikator keberhasilan
pengelolaan tersebut antara lain adalah : a. Meningkatnya kepereayaan muzakki kepada Organisasi Pengelola
Zakat yang diwujudkan dengan bertambehnya jumlah muzakki dan jumlah aakat yang dibaynrkan. b. Mcningkatnya
kesejahterean
masyarakat
dcngan
mcnurunnya
angka kemiskinen atau jumlah penduduk rniskin.
e. Terwujudnya sarana penur.ja.-ig kesejahterean masyarakat seperti sarana kesehatan, pcndidikan dan peribadatan yang dibangun dari dana zakat.
Apabila tujuan pengelolaan tidak tercapai, rnaka pengelolaan dianggap kurang berhasil atau tidak berhasi. Oalam evaluasi ini juga di.ihat apakah
53
pengelolaan
yang
dilakukan
2 OPZ tersebut
sudah sesuai
dengan
standarisasi manajemen zekat menurut Departemen Agama RI. Kemudian untuk rnelengkapi evaluasi, aoabila dalam standarisasi oleh Departemen
Agama tersebut belum ditemukan uraian secara rinci, maka digunakan
pendapat para ahli dalam ilmu manajeinen. 2.
Pengclolaan Yl'ng dimaksud edsleh serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
pimpinan
pcngelolaan.
organisasi
dan bawahannya
untuk mencapai tujuan
Adapun serangkaian tindakan tersebut berupa perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanean dan pengawasaan. 3. Zakat
dalam
penelitian
ini adalah
zaknt
gaji sebageimann yang
dimaksudkan Prihatini {2005) yaitu zakat yang diambil Iewat pemotongan 2,5
% dari
gaji karyuwan cii Kantor
Depanemen Agama Kabupate«
Kendal, dan zaka: amwal yaitu z"'nt y:ing dipungut dari perhitungan 2,5 % dari seluruh sisa harta kekayao.n dalam satu iahun. Meuurut pemaharnan DAPELURZAM
I Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah yaitu jumlah
kekayaan terpadu cJikuraqgi
butang rerpadu sama dengan sisa harta,
kernudian diambil 2,5 % sebagai zakat, 4.
Pengelolaan zakar dalam penelitian ini adalah kegiatan menzarur zakat yang dilakukan
oleh Iembaga pengelola zakat.
Adapun kegiatan -
kegiaten tersebut adalah scbagai benkut : a.
Perencanaen dalam pengelolaan zakat yaitu me!ipuli :
I.
Penyusunan program pengolaan zakat, mengacu pada pcrcncanaan tahun sebelumnya yang meliputi : ldcntifikasi f Pendataan Muzakki
dan Identifikasi I Pendataan Mustahiq.
54
2. I'erencanaan Pelaksanaan Kegiatan I Penjadwalan
3. Percncanaan Pcndayagunaan zakat yaitu penggunaan zakat, terutama untuk kegiaran produktif b. Pengorganisasian yaitu pembagian togas daa wewenang, serta pembuatan struktur organisasi y:mg menuniukkan kewenang dari masing · · masmg bagian pada Badan Pelak=
Amil Zakat !nfaq dan Sodaqoh Kantor
Departemeu Agama Kabupeten Kendal clan RA PELURZA.M I Lembaga Amil Zakar Muha-nadiyah Cabang We!eri.
c. Pelaksanaan yauu upaya pemimpin peagclola untuk memirnpin bawahan mencapai target yang telah ditetapkan dalam Perencanaan,
d. Pengawasan yang dimaksud adalah pengawasan intern lembaga anti! zakat, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh pi:npinan lembaga amil zakat terhadap bawahannya agar program berjalan sesuai dengan rcncana yang
telah ditetapkan,
Dan pengawasan eksternal yaitu pengawasan y:ing
dilakukan oleh Unsur Pengawas.
S. Kualitas Pelayanan. Dalam penelitisn ini adalah mutu pelayanan yang diberikan oleh 2 Organisasi Pengelola Zakar di Kabupaten Kendal yaitu Badan Pelaksana Amii Zakat, Inf"'-! clan Sodaqoh Kantor Deparremen
Agama
Kabupaten Kendal dan Sadan Pelaksana Urusan Zakar
Muhamrnadiyah I Lerubaga Amil Zakat Muhammadiyah Cabang Weleri Kabupaten Kendal. Dalam pelaksanaan pelayanan tersebut mungkin terjadi kesenjsngan antara pelayanan yang diberikan oleb Organisasi
Pengelola Zaka! sebagai penyelenggara layanan dan harapan muzakki
sebagai pengguna jasa terhadap lay=
lernbaga tersebut.
55
3.3.2 Definisi Operaskmal Meuurut Singarimbun dan Effendi (1989:46), definisi operasional merupekan suatu petuojuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur veriabel penelitian.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan rnaka
variabel dalam penclitian i11i adalah variabel pengelolaan zakat dengan dimensi pada perencanaan , pengorganisasian, koordinasi dan pengawasan serta variabel Kualitas Pelayanan dengan dimensi Keandalan. Keresponsifan, Keyakinan, Empnti don Berwujud. Lebihjelesoya dapat dilihat pada Tabel 3.1. i'thcl l.•
Variabtl, Oim1:1'dl dan lnd1kltvr
J>lmtn" ...
Vlri,btl
Pcnselo\llMI 2-":1.t
PemtC11'tM
,_,,_
.. ·I
fndlkAtor
KcaJ:ltiall
··f.l~
2 k<J•l•>M Tujoon J XcJc:ta.wi StMCIJ
Perie.or~'"~~· an
l Strui
Pcldaana&n
I r.tmbcnan mot1vm1 2 ~mhcrd.lyu.n ?ak.11 J !\:rm Ul1n111 dan ~1u1.1111uar1
Puda dimensi perencanaaa maka kejelasan program dilihat dari bagaimane
program- program dalam pecencanaan dapat dipahami, baik oleh internal organisasi maupun ckstemal, Kcjclasan tuiuan adalah bagaimaaa tujuan yang ditetapkan dapat :lipalui1ni
olch semua yang terlibat dalarn
pengelolaan zakat serta kejelasan strategi, diharapkanadanya strategi yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. 2
Pada dimensi pengorganiAAi;ian dilihat bagaimana struktur nreanisasi disusun, pembagian tugas setiap unsur organisasi dan Sumber Daya
Manusiayang akau menentubn output pelayanan kepada rnuzakki, 3
Pada dimensi pimpinnn
pelaksanaan da;>at dilihat bagaimana bentuk motivasi
kepada row:ihmrr1a, bagaimana ukat yang sudah ada
diberdayakun serta bagaimana peran ularna dan pemerintah dalarn upaya keberhasilan gerukan zakat, 4
Pada dimensi pengawasan dilihat bagaimana sistem pengawasan yang dilakukan pada. OP7.., bagaimana pencapaian target y~ng clitet.1pk~. faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pencapaian target. . bagairnana bentuk pertanggungjawaban pengelola kepada muzakki serta
bagaimana syarat standar sebagai amil zaket, 5
Pada variabel kuahtas pelayanan yang terdiri dari dimensi keandalan,
keresponsifan, keyakinau, empati dau berwujud diukur deri pelaksanaan pelayanan yang diiakukan oleh 2 Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) serta kepentingan A.pabila
(hatapan)
pelayunan
muzakki terhadep kualitas pelayanan tersebut. sudah
sesuai
dengan
harapan
maka
perlu
dipertahankan. Apsbila pelayanan bclum sesuai dengan harapan maka
57
perlu ditingkatkan,
Adapun unsur-unsur pelayanan yang dianggap kurang
penting oleh pelanggan, maka OPZ sebaiknya mcnjalankan secars sedang
saja. Sedangkan unsur pelayanan yang diauggap kurang penting oleh pelanggan tetapi telah diialaaken aengan sangat baik oleh OPZ, maka
dikategorikan sesuatu yang berlebihan.
3.4
Data dan Tcknik PengumJ>ulan Oala Dalam penelitian ini jenis dan sumber data yang digunakan ada 2 (dua)
macam ,
Mennrut kiasitikasi di dasarkan padajenis don sumber yaitu :
I. Data Primer, yaitu dab yang diperoleh langsung dari para responden maupun informan penelitian setelah mereka memberikan jawaban ataupun tani;gapan lltas beberepa pertanyaan yang diejukan. 2. Uata Sekunder, yaitu data yani; diperoleh dari Biro Pusat Statistik, Organi:qa,~i Pengelola Zakat serta hasil studi kepustakaan ~eperti laporan-laporan, dokumen-dokumen, data dan inforrnasi lainnya yang memiliki relevansi dengon obyek penelitian Prosedur pengumpulon data dnla.n penelitian kual itntif menurut pendapat Creswell dalern Moleong (2005 : 149) terdiri dari 4 tipe dasar, yaitu observations. interviews, documents. arid visual images. Datum penelitlan
ini digunakan
prosedur sebagai berikut :
I. Penyebaran angket kepada responden, i\ngkct dimaksud untuk mcncari
data primer rnengetahui persepsi muzakki terhadap layanan yang dilakukan oleh 2
Orgauisesi Pengelola Zakar dan unluk. mengetahui
bagaimana harapan rnazakki ak.an layanen yaag seharusnya dilakukan oleh 2 lembaga tersebut.
58
2. Wawancara 1 imerview; adalah percakapan dengan intorman terhadap
objek yang ditcliti. Wawanc1m1 dilnkukan untuk mendapatkan data
(informasi) tentang opini I pendapat dan persepsi terhadap objek penelitian secara Iangsung baik berupa kata-kata maupun tindakan responden, Data yang diperoleh dari wawancara dicatat atau direkam. 3. Dokurnentasi I document, yaitu pengumpulan dokumen yang diperlukan dalam penelitian, berupa bahan tulisan yang berkanan dengan objek penelitian yang dilakukau. Data berupa surat-surat keputusan, notulcn
hasil pertemuan, dan catatan-catatan penung lain yang berkaitan dengan objek penelitian. 4. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan literatur ilmiah tentang teoriteori, pendapat-pendapat atau dapat pula berupa aturan-aiuran tentang sesuaru hal. Adapun studi kepustakaan yang dilakukan dalarn penelitian ini adalah mencari referensi, rujukan atas berbagal aturan tentang hukum zakat, aturan pengelotaan zakat, dasae-dasar manajemen serta pedoman lainnya dari lembaga pengelola zakat
baik tingkut nesional maupuu
~ingktttdacrah.
3.4.1. Ioforman
Penelitian kualitati f
lebih memfok.uskan pada representasi fenomena
d.alarn rangka memperoleh informasi yi>llg akurat, maka data primer diperoleh dari informan. Key Informa« adalah orang yang dapat mcmbcrikan keterangan
atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai nara sumber selama proses penelittan.
Sebagai infonnan awal dipilih seeara purposive, yaitu obyek penelitian
yang rnenguesai permasalahan yang diteliti {Key informan). lnformasi selanjutnya dirninta kepada informan 1w-.l! untuk menunjukkan orang lain yang dapa: memberikan
informasi
dan
kemudian informan
ini diminta
pula
untuk
menunjukkan orong loin yang dapat membcrikan informasi begitu seterusnya. Cara ini lazim disebur scbagai snow bal! yang dilakukan sccara serial atau berurutan. Pada penelitian ini sebagai informan pertarna adalah :
I.
Kepala Kanter Departemen Agama Kabui;aten Kendal.
2.
Ketua BAPSLAZtS Kantor Depag Kabupaten Kendal
J.
Kepala Bagian Kesejahteraan Sosiel Setda Kabupaten Kendal.
Adapun populasi BAPEl,URZl\M adalsh !.162 muzakki tahun 1428 HI 2007. Dari
[umlah tersebut diambil 100 sebagai sampel.
Pengambilan sampel
dilakukan di 5 ranting yaitu ranting Bumiayu, Nawangsari, Weleri, Karangdowo dan Penamhan.
RAPELUR7.AM f'.ahang Weleri secara keselnruban terdiri dari
34 Pengurus Ranting, yang mempunyai wilayah kerja setingkat desa. Sampel rersebut juga mewakili peringkat besaran jumlah zakat yang diberikan olch muzakki sebagai berikut: To!J.i 3 3
Sam pd Muulli
BAl'ELl.'RZ.AM
K.att:g-oti btser•• 7...ak.at
Rp. Rp. Rp. Rp.
Rp. Rp Rp,
Rp.
10.000.~
S3m()3i dc11p
2S .000.· samp'" dengan
Rp.
:is.ooo.-
Rp.
I00.0)0..
100 000,·.-~npai dcng"" Rp. ~.OX!,· S00.000,· sampai deniian Rp. 1.000.0JO,. l.·JOIJ.000,· sampai OCll(;)lll Rp. S 000 000,· 6.700.000.· . 13.000.000,. 2S.OOOOOO,·
-· ..
-·
Ju.mla.h 25
;.s
-
;o
.
15 12 1 1 1
Jomlah
JOO
-·
Sumber : H115il Penclitlan
61
Pengambila» memakai cara
sampel sebagaimana tersebut dalam Tabcl 3.2 dan 3.3
non-probahility sampling yaitu metode sampling yang setiap
anggota populasinva tidak memiliki nilai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (2007; S3.). Dalam non-pro.?ahillty sampling, pemilihan unit sampling didasarkan pada pertimhangan atau penilaian subjcktif dan tidak
ada penggunaan teori probabilitas. Beberapa jcnis non-probability sampling yang sering dijumpai ada!Rh quo/a sampling. accidemal sampling, purposivesampling
dan snowball sampl/nf? Datam penelinan ini digunakan tekmk pengambilan sampel secara judgment sampling atau purposive sampling yaitu penentl\an sampel dengan pertimbangan tenentu.
Sebagai pertimbangan,
teknik untuk
sampel muzakkl BAPEtAZlS diambil sampet yang mewaldli sctiap kelompok
kerja. Hal ini dilakukan mengingat bahwa karyawan Kantor Departemcn Agama Kabupaten Kendal yang sekaligus juga muzakki OAPELAZIS, terdiri dari J Kelompok Kerja yaitu Kelompok K.erja Pejabat Struktural dun Staf, Kelompok Kerja Pcngawas dan Kctompok
Kcrja KUA.
Sedangkan
untuk muzakki
l:IAl't:LURZAM, sampel diambil dari 5 ranting (Pengurus Desa) dari 34 ranting yang ~da pada kepcngurusan J3APELUKZAM Cabang Weleri. Sarnpcl tcrsch111 juga relah mewakili tingkat
besaran jurnlah zakat yang diberikan muzakki.
Dengan pengambilan scmpel seperti ini, diharapkan adanya variasi jawabun dari responden, yang membantu penulis untuk mcmasukkannya pada pola tingkat kincrja dan kepentingan.
Kemudian dilakukan perhitungan dan pembuatan
gambar Diagram Cartccius untuk
meni;i:tahui
tingkat kepuasan muzakki
terhadap pelayauan Organisasi Pengelola Zakar.
62
3.5. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian k.ualitatif deskrlptif dilakukan secara terns menerus sejak awal pcnclitian sampai pcnelitian dianggap sclcsai. Hal ini scsuai deugan pendapar Denim (2002 : 217) bahwa pengclolaan dan analisis data dalam skema kerja penelitian kualitatif bersifat koutinyu, sejak peneliti berada di
lapangan hingga dta kembali ke meja kerjanya pasca pengarnbilan data. Dalam pengolahan data kualitatif yang didapatkaa akan menggunakan analisis statistik
deskriptif yang mer.ggambarka.i1 gejllla-gejala yang ada dan disaiikan berupa frekuensi atau prosentase. Secara prosedural, analisis data penclitian kualitatif dikerjakan mulai dari
reduksi data, kategorisasi data, sintesisasi data sampai menyusun hipotesa kerja (Moleong, 2005 : 288) Berlandaskan hill ini, maka aoalisis data dalam penclitian ini meliputi : I. Reduksi data
Didahului deagan idelllilika.i dara, peng.,Jahan data dilakukan dengan cara penelaahan (anallsis) seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber baik . dari pengamatan. wawancara dan studi pustaka. Sctelah itu, abstraks:
dibuat melalui rangkuman, yang proses dan pernyataannya perlu dijaga sehingga tetap bmda didalamnya. Selanjutnya dibuat kode pada satuan data dengan maksud untuk rnempermudah ditelusuri. 2. Penyajian Data Merupakan proses penyusunan kembali data yang telah diperolch. Proses ini cenderung kognitif m:ik.sudnya adalah menyederhanalcan informasi yang kompleks ke dalarn satuan bentuk (gestalt) yang disederhanakau
63
secara selektif dan akan rnedah dipahami sehingga dapet diperoleh tingkat validitasnya, 3. Penarikan Kesimpulan
Merupakan proses penyusunan l<esimpdan dan pembuatan keputusan dari basil analisa sebejuranya yang !elah disesuaikan
dengan pertanyaan
penelitian, Kecenderungan basil peeelitian diidemifikasikan kembali dan diperjelas
kernbali
agar
penarikan
kesimpulan
akhir
dapet
dipertanggungjawabkan. Adapun secara konkrit, proses ketiga 1ahapan analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : L Dari beberapa teknik pengumpulan data yang me!iputi wawancara rnendalarn, dokumentssi.
studi kepustakaan
angket,
diperolch data +data secara umum yang diperiukan calam pcnelitian, Dari data - data rersebot dikelompokkan mcnurut kcbutuhan penulisan laporan penelitian, rnisalnya diklasifikasi menjadi data tentang muzakki, mustahiq dan amil zakat. Kemudiansisa daul yang kurang relevan dengan penu!isnn laporan penelitian bisa dimrulir o.tnu dibeang.
Dari data yang telah
dikelompokkan tersebut diberi kodc mlsalnya untuk
kelompok data
muzakki {MZ), mustE.hiq(MH), Mlil (AM) dan scbagainya, 2. Dari data tcrscbut disederhanakan misaluya dibuat label. grafik arau matriks, sehingga data tersebut lebih mudah untuk dipahami, 3. Dari tabel grafik atau matrik tersebut ditarik suatu kesimpulan misalnya data muzzaki BAP ELAZIS dari tabun 2000 hingga 2007 cenderung naik
64
berarti kernampuan atau kesadaran masyarakat untuk membayar zakat
mengalami kenaikan. Contoh yang lain misalnya, dari matriks yang dibuat temynta menur jukkan adanya hubungan korelasi antara pengelolnnn zakat
dan kualitas pelayanan kcpada muzakki oleh amil zakat dimana semakin baik pengclolaan zakat maka kualites pelayanan kepada muzakki akan
semakin baik pula, demikian sebaliknya. Proses anallsa data dalam penelitlan ini rnengacu pada model analisa dari Miles dan Huberman (1992:20) yang dikenal dengan model lnteraktif Model analisis ini melalui proses sebagai berikut : data yang dikumpulkan direduksi berupa pokok-pokok temuan penelitiaa yang relevan dengan fokus penelitian. K.emudian disajikan secara naratif atau dalam bentuk uraian kalimat. Reduksi dan penyajian data merupakan dua komponen analisis yang dilakukan secara bcrsamaan dengan proses pengumpulan data. Langkah berikutnya adalah penarik.an kesimpulan yang dilakukan setelah proses pengumpulan data, penyajian data sena pendeskripsian data. Selanjutnya diberi pemaknaan deng:m interpretasi y11ng logis, Tujuannya akhir analisis ini adalah untuk mempcroleb scjumlah pemahaman terhadap rnakna.
Untuk mendekung data kualitatif tentang proses pengelolaan z.akat pada 2 OPZ, digunakan data kualitstif kuantitatif dengan maksud mengetahui tingkat kepuasan muzakki terhadap pelayanan yang diberikau oleh OPZ tersebut,
Pengukuran dimulai dari pemberian angket kepada muzakki yang berisi kelornpok pertanyaan tentang persepsi muzakki terhadap kinerja Organisasi Pengelola Zakat
dan kelompok pertanyaan barapsn muzakki Ikepentingan) terhadap peleyanan yang diberikan oleh OPZ.
b. Jawaban baik diberi bobot 4, berarti muzakki pun<. c. Jawaban cukup t-aik diberi bobot 3, berarti
!Tlll:Z.'lkki cukup' puas.
d, Jawaban kurang balk diberi bobot 2, berarti muzakki kurang puas. e, Jawaban tido): baik diberi bobot I, berarri muzakki tidak puas. Sedangkan kelompok pertanyaan harapan muzakki ( kepentingan ) diberikan skala : a. Jawaban sangat penting diberi robot 5.
b. Jawaban penung diberi bobot 4. c, Jawaban cukup peming diberi bobot 3. d. Jawaban kurang penring diberi hohot 2. e. Jawaban tidak.penting diberi bobot l. Berdasarkan hasi I penilaian tingkat kepentingan dan hasil kinerja J penampilan maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingka; kesesuaian an!ara.tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya oleh Organisasi Pengelola
Zakat. Tingkat kcscsoaian adalah basil perbandingan skor kinerja I pelaksauaan dengan skor kepenungan.
Tingkat kesesuaian inilah yang asan menentukan
urutan prioritas peningkaten faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasen muzakki. Dalam penelitian int terdap;!l 2 variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y, dimana : X merupakan ting!rnr kinerja Otganisasi Pengelola Zakat yang dapat
66
memberikan
kcpussan
kepeda muzakki,
sedangkan
Y merupakan tingka:
kepentingan muzakki. Adapun mmus yang digunakan adalah :
Tki = Xi x 100 %
Yi
Tki = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor penilaian kine:ja OP7.
Dimana:
Yi = Skor penilaian kepentingau muzakki
Selanjumya surnbu mendatar (X) diisi oleh skor ti.ngkat pelaksanaan, sedangkan sumbu tegak (Y) diisi oleh skor tingkat kepentingau.
Dalam
penyederhanaan rumus, make untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan :
X=l;Xi
Y=l.:Yi
n
n
X - Skor rata-rata tingkat pelaksanaan I kepuasan,
dimana
Y = Skor rata- rata tlngkat kepentingan n = Jumlah responden Diagram Cartecius merupakan suam bangun yang dibagi atas ernpat
-
begian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak Iurus pada titik-
-
-
titik. (X, Y)
dimanu X
merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat
pclaksanaan atau kepuasan muzakki seluruh Iaktor atau atribut dan-Y adalah ratarata dari rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh fak tor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan,
Seluruhnya ada 10 faktor atau atribut. Seluruhnya ado K
faktor dimana K = I 0. Rumus sclanjutnya : N
N
''. ::~ -1
1-Y.!
K
67
Dimana K = Banyaknya atribut i fakta yang dapat mempengaruhi kepuasan pclanggan (dalum contoh soal ini K = I 0)
Kemudian tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagr mcnjadi cm pat bagian kc delam diagram Cartecius sepcrti tcrlihat pada Gambar 3.
Selain dari itu, bisa juga dilakukan analisis korelasi data kualitatif untuk
nengetahui seberapa dekat hubungan amara tingkat peudapatan, pendidikan dan usia pehmggan terhadttp tingkat kepuasan jasa pelayanan Organisasi Pengelola Zakar, Gombar J
()lagram CarttclL•s Kcpcntingan Pt1\Vi~as: lJLama A
Prrontas Renda.1
c
--··--·
lrleb.ih_• __
o
_
Sumbor Supranto. 2006·242
Keterangan : A.
Menunjukkau faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan, tennasuk unsur-unsur jaaa yang dianggap sangat penting,
namun manejemen beluru rnelaksanakannya sesuai keinginan pelanggan, sehingga mengecewakan. B.
Men\llljuldran unsur [asa pokok yang telah berhasil dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertabankannya. Dianggap sangat penting
dan sangat memuaskan.
68
C.
Menunjnkkan
he~p.q fa1
hagi
pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa - biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan, D.
Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kumag penting, akan tetapi pelakaancannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat mcmuaskan,
69
BAB IV l)ISKRIPSI WILAYAH P£N£LITIAN
4. l Gambaran Umum Kabup:lten Kendal 4.1.l
Geogrnfis Kabupaten Kendal y11ng termasuk dalam wilayah
administratif Provinsi
Jawa Tengah merupakan salah satu kabupatcn yang terletak di jalur utama Pantai Utara J'ulau Jawa atan yang lebih dikenal sebagai daerah Pantura. Letak
Kabupaten Kendal ya•ic berbatasan langsung dengan Kota
Semarang sebagai
Ibukota Provinsi J awa Tengah sedikit bruiy~k memberikan pengaruh bagi
perkembangan wilayllh Ksbupaten Kendal. Secara geogrefls Kabupatcn Kendal tcrletak pada posisi 109° 40'· l l 0° I 8' Bujur Timur den 6° '.12' ·7° 24' Lintang Selatan dengan fuss wilayah keseluruhan ~ekitur I .002,23 km2 atau 100.223 hektar dengan ketinggfon di atas permukaun laut berklsar antara 4 - 64 I meter . Batas wilayah Kabupaten Kendal steam administrati" dapat diuraikan sebagai berikut: •
Sebelah Utara
Laut Jawa
• Sebelah Timur
Kola Semarang
• Sebelah Selatan
Kabupaten Semarang dan
• Sf;belab Lia.mt
Kabupaten Datang
Topografi
Kabupaten Kendal terbagi calarn tiga jenis yanu; daerah
pegunungan yang terletak di bagian paling selatan dengan ketinggian antara 0 sampai dengan 2.579 m dpl, Suhu berkisar 25° C. Kemudian daerah perbukitan
sebclah tengah dan dataran rendah serta pantai di sebelah utara dengan ketinggian antara 0 sid 10 m dpl dan suhu berkisar 2/> C. (BPS Kabupaten Kendal)
PenggunaanLahan Pecggnnaan lahan merupckan snlah setu aspek perencanean daerah yang dapar mcaggambarkan
iJ<>fa keruangan .suatu wilayah.
Jcnis-jenis penggunaan
Iahan pada suau; wilayab dapat merupakan suatu gambaran bagi aktivitas penduduk dan perekonomlannya, Jenis-jenis penggunaan lahanltanah pada garis besamya meliputi: tanah sawah, tanah pekarangan, tanah tegalar, tambak dan kolam, hutan, perkebunan
dan lain-lain dengan luas masing-masing sebagai berikut Tabet: 4.1 Penggllllatn Taah Kobupalu
rI
JF,NlS T ANAi! I. T anah sawah
! ..2.
j anah p~kara~"11-----
3. Tanah te~~~. ........... ...---
_4.
s.
1'•mbak
6. _-1:.._J~[n -lain IUMLAH
.
I
lAJAS
.. ,__.. ~
Kendal
ll(m 2\
262.13 149.10 227 69
%
26.15 ·-····-···--14.H~ .. - ·--··-f-,. •• ···-
22.72 ··--.,;;;...
31.58 --~,!~. _159.t9. __ 15.95
-·--
78.64 93.20
1.002.23
__--2!?.. 9.30
100.00
BPS Kah. Kendal - K1bupat<:11 KcQdal Dalam Angka 2006
4.1.2
Pcmcrlntabau
4.1.2.l Admlni~trasl Ptmc.rintahlln. Bcrdasarkan Peraturan Dacrab Kabupaten Kendal Nomor : 5 Tahun 2006,
jwnlah Kecamatan yang ada di Kabupaten K.:mlal sebanyak 20 Kecamatan,
71
tcrdiri dari 20 Kelurahan, 265 Desa, l.444 RW dan 5.01.S RT. Data selengkapnya sebagai berikut: l'abel: 4:
Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah faktor utama yang secara dinamis mampu berpcran sebagai unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat dalam rangka pcncapaian tujuan ~nyelenggarnan pemeri11tahan dan pembangunan. Jumlah PNS di Pemerintah Kabupatcn Kendal pada tahun 2007 sebanyak 10.103 orang terdiri dari laki-Iaki 5.649 orang (55,91 %) dan pcrempuan 4.454
72
orang (44.0?%). Sedang pegawai yallg berstatus honorer (pegawai kontrak l PTT) sebauyak 1.687 orang.
Dalam kurun lima tahun terakhir perkembangan jumloh PNS di Kabupatcn Kendal meugalami [luktuasi dan jumlah terbanyak terjadi di tahun 2007. Scdang Pegawai Komrak (Pegawai Tidak Tetap/P'I'F) sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2006
jumlahnya selalu mengalami peningkatan dan pada tahun 2007
terjadi penurunan, ha! ini karena adanya kebijakan bahwa l'egawai Tidak Tetap
(PIT) mendapat prioritas dalam rekrutrnen Caion PNS. Data selengkapnya dapst sebagai beriknt; Tobcl 4 3 BANYAK.'llYA HGAWAINl!Gt:lll ~lrlL DAN f[GAWAI TID.\Ji: fl:lAP(KONTRAK) KABCPATEN KtNDAL TAllll1" 2IOJ • :!007 Tl\l!UN
URA I AN lOOJ
:!IHl.4
!I~
a l.11n4a)u
S,JI~
M23
H24
l.J4l
l.649
b
-4,144
),86i
3.904
).?06
<.4S<
?,-462
~;is~
9 )28
~lSI
14J.l0l
J)J!)
• R"3
2 146
2)29
'!'Mlfi
?OQ'i'
I l'~!ll\ WM Ni:
rcn::n1p1,10fl
IVMLAH 2. PF.()AWl\l TIDAK TJ;'l'AJ' ntont•tt.,)
I 687
Jika dilihat dari tingkat pendidikannya sebagian besar PNS Kabupaten Kendal adalah berpendidikan Perguruan Tinggi (Diploma, Sarjana Muda, Sarjana dan Pasca Sarjana) yaitu mencepai 52,93%
4.1.3
Sosial B11day11
4.1.3.1 Demografi Jumlah penduduk Kahupaten Kendal pada pertengahau tahun 2007 telah mencapai 922586 jiwa yang terdiri dari laki-laki 4.56.993 jiwa (49,53%) dan perempuan 465 .593 jiwa (50,4 7%), dengan kepadatan rata-rata 921 jiwa per
kilometer persegi. selama kurun waktu Ii.ma tahun terakhir
Dilihat dari perkembangannya,
yaitu dari tahun 2003 ssmpai dengan pertengahan tahun 2007 penduduk
Kabuperen Kendal mengalami pertumbuhan rata-rata 0,80 persen per-talran, Data selengkapnya sebagai berikut: T•l>
T•h•n lll(l• • 1007 Dirinci Men.urut Jenis. Kt1•min T4HUN
PENDUDUK 2003
2004
2QQ~
1006
2007 '1
a L.Jq-131-.i
439,666
44],974
44'/,C40
453,719
456,99)
b. PerM'ftnuan
451,500
•H.237
45Mll
464,176
465,)9J .
891.166
899.211
90S.4SI
918 495
922 ~86
JUMLAH KenadaWt(Per-Km 'I
88~
I
897
903
916
I
.~
~ur,1\ic:r Kantor BPS Kabupatcr. Y.cnd:il (Dato Bulan /uni 2007)
Dari Table 4.4 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupatcn Kendal dari tahun ke tahun mcngalami perkernbangan dengan tingkat pertumbuhan yang
fluktuatif
Pada tahun 2003 laju pertumbuhen penduduk (LPP) sebesar 0,44%,
tahun 2004 naik mel\iadi 0,90% pada tahun 2005 sebesar 1.60%, pads tahun 200() turun meniadi 1.44%.
74
Oilihat .Jari piramida
penduduk tahun 2006, rnaka kelompok
umur
produktif lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif. Jumlah penduduk usla produktif [berumur IS-64 rahun) sebanyak 618.612 jiwa atau 67,35% dari jumlah pcnduduk, sedong jumlah penduduk tidak produktif (berurnur dibawah 15 (a/um dan 65 tahun keatas) sebanyak 299.883 jiwa atau 32,65%. Deugan membandingkan antara jumlah penduduk usia produktif dengan penduduk usia non prodnktif, maka da;><•t diketahui bahwa "angka bebau tanggungan" atau "angka ketergantungan" (dependency rtrtloj.
Angka beban
tanggungan penduduk Kabupaten Kendal tahun 2006 seocsar 48, artinya bahwa
seriap seratus orang yang p!'Odulctif harus menanggung 48 orang ridak produktif
4.I.J.l
Kcknae,.kei-jaan. Secara proporsional peningkutan jumlah peaduduk iui dibareug! dengtm
peningketan j urnlah pencuduk usla prcvh1ktif, dengan dernlkian dapat dip~stiknn bahwa jumlah pencari k"1ja, anglca pengangguran dan kebutuhan fasiliias-fasilitas yang
berhubungan
dengan
pendidikan
clan latihao kerja juga mengalarni
peningkatan. Kantor Tenaga Kerja dsn Transmigrasi Kabupsten Kendal rnencatatbahwa jumlah pen.cari kerja di Kabupatcn Kendal tahun 2007 sebanyak 10.294 orang. Selarna kurun waktu Iima tahun (tnhun 2003 sampai dcngan tahun 2007) jumlehnya pencari kerja selalu didoruinasi oleh perempuan, Jil
75