LITRATURE REVIEW: PENGEMBANGAN ALAT UKUR UNTUK MENGUKUR KOMPETENSI PRESEPTOR Fitroh Asriyadi Staf Pengajar Prodi DIII Keperawatan Stikes Muhammadiyah Samarinda Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRAK Back Ground: Preseptorship sebagai metode pembelajaran klinik yang digunakan untuk mengorientasikan mahasiswa keperawatan pada praktik keperawatan profesional yang kompeten, pada pelaksanaannya pencapaian kompetensi mahahsiswa sangat tergantung dari kompetansi dan profesionalisme preseptor, maka perlu adanya alat ukur evaluasi kompetensi preseptor yang valid dan reliable demi terjaganya kualiatas pembelajaran diklinis. Metode: penyusunan literatur review ini menggunakan metode studi literatur Result: dari proses literatur review dapat disimpulkan terdapat sembilan domain indikator kompetensi preseptor. ABSTRACT Background: Preseptorship as a learning method clinic used to orient nursing students in nursing practice professionally competent, on the implementation of students’ competency achievement depends on competency and professionalism precept, hence the need for measuring instrument competency evaluation precept of valid and reliable in order to keep learning quality in clinic. Methods: This literature review arrangement used literature study method Result: From the process of literature review can be concluded that there are nine precept competence indicator domains. A. Latar Belakang Preseptorsip adalah salah satu model yang dapat diterapkan pada pembelajaran klinis, model prseptorship dapat menjembatani jarak perbedaan antara proses pembelajaran kelas dan proses pembelajaran klinik dalam situasi klinis dimana seorang perawat bekerja secara profesional (Vlynn & Stac., 2006., dalam Mingpun R, Sirisa Ard, Jumapool,2015) pada proses pembelajran klinis model preseptorship seorang preseptor menjadi pilar penting dalam mengenalkan mahasiswa kepada profesi keperawatan. (Reghuram R and Carolin R .2010., dan oesey. 2009., dalam Mingpun R, Sirisa Ard, Jumapool.,2015). Kualitas lulusan pendidikan keperawatan dipengaruhi oleh kualitas pembealajaran klinis yang didapatkan oleh mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran. (Reghuram R and Carolin R.2010), Proses belajar mengajar diklinik merupakan bagian penting dari
pendidikan kepearawatan (Hsu, 2006 dalam Hsu, Hsieg and Chen.2014) Paravattil B (2012) Preseptor menjadi tulang punggung pada proses preseptorship, Preceptor memiliki fungsi yang sangat penting pada proses preseptorship. Ousey (2009) preseptor mempersiapakan dan memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa keperawatan dan mengorientasikan mahasiswa keperawatan pada kompetensi yang berhubungan dengan tugas dan profesionalisme seorang perawat dimana pada pelaksanaannya terjadi interaksi antara klien, preseptor dan mahasiswa (White and Ewan 1991). Preseptor menkombinasikan antara keterampilan klinik dan kemampuan mengajar diseting klinik untuk membimbing mahasiswa keperawatan mengaplikasikan teori dan pengatahuan, kompetensi mengajar dan skill klinik seorang preseptor mempengaruhi perkembangan provisional dari para mahasiswa, (Spouse 2001: zelembo &
monteroso 2008 dalam Mingpun R, Sirisa Ard, Jumapool 2015) Kenyataannya saat ini banyak preseptor yang memiliki jabatan pada tempat berkerja dan memiki kemmpuan klinik yang baik tetapi tidak memiki kesempatan yang cukup untuk melakukan bimbingan sehingga memiliki kualitas skill mengajar yang kurang baik. (Hou, Zhu, & Zheng,. 2011,. Myrick & Yonge, 2005,. Paton. 2010., Paton & Binding,. 2009., Hsu, Hsieh, Chiu,Chen,.2014). Selain itu entah kenapa mahasiswa seringkali memiliki masalah comunikasi dan hubngan inter provesional dengan para preseptor. (Mamchur & Myrick, 2003) Sehingga banyak preseptor yang keluar dari aturan dan fungsinya sebagai preseptor untuk melakukan bimbingan klinik, mengngemnagnkan kemampuan klinik mahasiswa, bertemu dengan mahasiswa setiap hari, menjaga rasa nyaman, dan memanagemant mahasiswa sehingga tercapai kompetensi mahasiswa ketika berada dipembelajaran klinis. (Hsu, Hsieh, Chiu,Chen (2014). Hal ini menjadikan evaluasi terhadap kompetensi preseptor menjadi sangat penting (Hsu, Hsieh, Chiu,Chen 2014). Dari uraian diatas kompetensi seorang preseptor memiliki peranan penting pada ketercapaian kompetensi seorang mahasiswa keperawatan, karena seorang preseptor harus mampu menjembatani pendidikan dikampus dengan kondisi lapangan, preseptor harus memiliki kemampuan mengajar dan kemampuan klinis yang baik serta menjadi contoh profesional bagi mahasiswa keparawatan, sehingga dibutuhkan setandar komptensi yang dapat diukur dan dievaluasi secra priodik . Sepanjang penelusuran penulis di indonesia belum terdapat penelitian dan studi tentang comptensi preseptor klinik, maka diharapkan dari tulisan ini akan didapatkan pengembangan alat ukur komptensi preseptor yang dapat diterapkan di Indosesia. B. Metode Metode yang digunakan penulis pada penyususunan literatur review ini adalah
setudi Leteratur yang merujuk pada 3 buku teks book dan 11 Jurnal internasional yang terstandar CINAHL 2015.
Tinjauan Pustaka 1. Preseptor Model pembelajaran preseptorship adalah salah satu model alternatif pada pembelajaran klinis, secara umum didefinisikan preseptorship adalah hubungan antar individu antara orang yang belajar (Mahasiswa, perawat baru) dengan perawat yang telah memiliki pengalaman berkerja pada tempat pelayanan kesehatan, tempat tersebut menjadi tempat berlangsungnya aktivitas pembelajaran, dimana preseptor secara intensif memberikan kesempatan mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi klinis dan kepercayaan diri. (Gaberson KH & Oerman MH.2014). preseptor memberikan kesempatatan bagi para mahasiwa untuk meningkatkan kemampuan akademik dan kompetensi klinik, preseptor membimbing mahasiswa untuk brsosialisasi dengan pelayanan profesional keperawatan, selain itu proses preseptorship juga meningkatkan sikap profesional dan personal bagi preseptor. (Burns & Peterson: Charleston & Happel,2005, Smedley & Peney., 2009., Stokes & Kost 2004., Gaberson KH & Oerman MH., 2010) Gaberson KH & Oerman MH. (2014) Menyatakan pada model pembelajaran preseptorship seorang perawat yang telah memiliki pengalaman pada pelayanan kesehatan berkerja bersama mahasiswa pada seting klinik, berperan sebagai seorang pendidik klinis sekaligus sebagai seorang perawat profesional yang berkerja di klinik, bertugas untuk membimbing mahasiswa keperawatan atau perawat baru lulus dalam rangka belajar menerapkan teori dan pengetahuan yang dimiliki, (Mingpun R, Srisa-ard B, Jumpamool A. 2015). Preseptor
keperawatan merupakan kunci proses pelaksanaan pembelajaran klinis dan menentukan keberhasilan penacapian kompetensi mahasiswa dan profil peawat mendatang, preseptor harus dapat menjadi teladan dalam pelaksanaan evidence base praktice (Reghuram R, Caroline P, 2010). 2. Kompetensi Preseptor Kemampuan mengajar dan kompetensi klinis seorang preseptor berpengaruh pada perkembangan provesioanlisme mahasiswa keperawatan. (Spouse 2001: zelembo & monteroso 2008 dalam Mingpun R, Sirisa Ard, Jumapool .,2015) Kompetency mengajar didefinisakan sebagai keterpaduan dari krakteristik personal, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kefektifan pembelajaran (Tigelaar, Dolmas, Wolfhagen & Van der vleuten.,2004 dalam Hsu, Hsieh, Chiu & Chen .,2014) yang perlu diperhatikan dari kualitas pembelajaran bukan hanya apa yang akan diterima mahasiswa tetapi penilaian secara teratur tentang performenc pendidik klinik (preseptor) itu sendiri. (Stokroos at. All.2005 dalam Hsu, Hsieh, Chiu & Chen .2014) Telaah literatur yang dilakukan oleh penulis dari beberpa buku dan jurnal yang terstandar internasional yang tertera dalam daftar CINAHL didapatkan bahwa Gaberson KH & Oerman MH.(2014) mendeskripsikan kemapuan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik klinik adalah (Knowladge) seorang pendidik klinik harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang tipe dan permasalahan pasien pada area klinik serta pengelolaannya, teknologi baru pada perawatan pasien, dan riset-riset yang berhubungan dengan pengelolaan pasien, kompetensi klinis (Clinical Competency) seorang pendidik klinik tidak akan mampu untuk membimbing mahasiwa jika tidak memiliki kompetensi klinis yang baik, kemampuan mengajar di
klinis (Skill In Clinical Teaching) seorang pendidik klinik harus tau bagaimana cara mengajar, Hubungan iterpersonal dengan mahasiswa (Interpersonal relationship With Student) kemampuan pendidik klinis untuk berintraksi dengan mahasiswa. (Menurut Gardner & Suplee.2010). keinginan untuk mengajar dan kerelaan untuk melayani merupakan karakter yang sangat penting yang harus dimiliki seorang preseptor, kemampuan tambahan yang harus dimiliki seorang preceptor adalah keahlian klinis sesuai dengan tingkatan mahasiswa, kemampuan untuk memimpin, keahlian dalam mengajar, sikap dan profesionalaisme. Penelitian Hsu, Hsieh, Chiu, Chen (2014) melakukan penelitian yang berjudul Clinical teaching competence inventory for nursing preceptors:Instrument development and testing yang dilaksanakan di Taiwan dengan tujan pengembangan tool asessment competence preseptor berdasarkan sonthisombat’s model dengan hasil penelitian didapatkan kuisioner valid dan reliable sebnayak 31 pernyataan yang mencakup 4 domain karaktristik: evaluasi mahasiswa, setrategi pembelajaran, goal seting serta kemampuan mengajar dan mendemonstrasikan pengetahuan yang terorganisir. Penelitian ini memuat Laporan tentang tes psycomatric competence yang dimiliki oleh pendidik klinik pada model preceptor keperawatan. dengan metode yang digunakan review literatur, Interview infestigasi, dan kuantitatif analisis dengan Populasi pada penelitian ini adalah perawat yang telah memiliki sertifikat resgiter nurs berkerja di rumah sakit regional dan 2 RS pusat dan minimal telah mejadi preseptor selama 1 tahun dengan jumlah sample sebanyak 389. Mingpun R, Srisa-ard B, Jumpamool A. (2015) melakukan penelitian yang berjudul Strengthening Preceptor’s Competency In Thai Clinical Nursing
yang dilakukan di 12 regional pelayanan kesehatan Thailand, tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang Indikator kompetensi untuk preseptor mahasiswa keperawatan. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review, Interview infestigasi, dan analisis kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah direktur dari 2 perguruan tinggi, preseptor keperawatan berpengalaman, instruktur keperwatan yang memiliki pengalaman terhadap pembelajaran klinis, dan mahasiswa keperawatan yang memiliki pengalaman menjadi preseptor dengan total jumlah populasi 1155 orang dengan jumlah sample 291 orang. diadapatkan hasil pengembangan alat ukur kompetensi preseptor mahasiswa keperawatan, yang terdiri dari 7 indikator yaitu belajar mengajar, dukungan terhadap belajar mahasiswa, keahlian klinis keperawatan , komunikasi dan Hubungan, etika dan keteladanan, kemudahan akses untuk konsultasi, kepemimpinan. Reghuram R, Caroline.(2014). Melakukan penelitian berjudul Student Perception Of Effectife Clinical Teacher Characteristisc, dengan tujuan penelitian untuk mengkaji prespektif mahasiswa tentang karakteristik pembimbing klinis yang efektif, menghubungkan antara umur dan persepsi mahasiswa tentang karakteristik efektif pendidik klinis, menghubungkan antara kamampuan akademik dan persepsi mahasiswa tentang karakteristik pembimbing klinis yang efektif, dan menentukan hubungan antara persepsi mahasiswa tentang karakteristik pendidik klinis dan variable sosiopersonal, Sample penelitian berjumlah 170 mahasiswa, didapatkan 10 karakteristik berdasarkan persepsi mahasiswa sesuai dengan karakteristik yang ditampilkan oleh pendidik klinik, yaitu bersahabat, metode mengajar, penyayang, tidak membeda-bedakan, pengertian, pengetahuan, kepribadian
yang baik, memberikan dukungan, kemampuan kamunikasi yang baik, tepat Waktu. Butler At All. (2011) melakukan penelitian yang berjudul Competency assesment metode-tool and proces a survey of nurse preceptor in ireland dengan desain penelitian Mix Metode, jumlah sample 837 orang bertujuan mengidentifikasi dan mendokumentasikan secara sepesifik pengetahuan, sklill, dan sikap yang dilakukan oleh mahasiswa yang sesuai untuk elemen penting pada praktik klinik. didapatkan hasil perlu menggunakan bahas yang baik dan kejelasan kaliamat dalam melakuakan penilaian kompetensi, waktu yang di gunakan untuk melakukan penilaian, variasi waktu yang digunakan dalam pengkajian pendahuluan, pertengahan, dan intervew akhir. Dan penelitian Fahy at all 2011 berjudul Evaluating clinic competence Assesment yang dilakukan di Irlandia dengan desain Mix Metodes bertujuan mengevaluasi penilaiann kompetensi klinik preseptor didapatkan hasil perlu menggunakan bahas yang baik dan kejelasan kaliamat dalam melakuakan penilaian kompetensi kompetensi, waktu yang digunakan untuk melakukan penilaian kompetensi mahasiswa, variasi waktu yang digunakan dalam pengkajian pendahuluan, pertengahan , dan intervew akhir. Rodriguez CDS & Rigatto. (2013) melakukan penelitian yang berjudul Competencies for preceptorship in the brazilian Health Care System dengan metode deskriptif exploratif dengan teknik Delpi, tujuan penelitian ini dalah untuk mengidentifikasi kompetensi preseptor di pelayanan kesehatan Brazil dengan jumlah sample 23 orang dari perwakilan beberapa profesi kesehatan didapatkan hasil 9 domain kompetensi preseptor pada sistem pelayanan kesetan di brazil. Smedley A, Morey P,and Race P 2010 yang berjudul Enchancing the
knowledge, atitude and skill of preceptor: An australia prespective yang dilakuakan Australia dengan jumlah sample sebanyak 117 orang yang telah menyelesaikan program kursus preseptor sejak Agustus 2004November 2007 didapatkan hasil terjadinya perubahan pengetahuan tentang pembelajran klinis, perubahan skill preseptor, perubahan afficacy diri, perubahan sikap preseptor, prubahan program pembelajaran. Yang di jabarkan menjadi 15 pertanyaan Dari penelitian dan review literatur diatas penulis menemukan 14 indikator domain kompetensi preseptor keperawatan pengetahuan (knowladge), kompetensi klinis, keterampilan mengajar, hubungan interprofesional, komunikasi, karakteristik personal, kemampuan kepemimpinan, prilaku profesioanal dan etik, kemudahan akses untuk konsulatasi, tingkat pendidikan, kerja sama (team Work), kemampuan mengevaluasi mahasiswa (student evaluation), berorientasi pada komunitas, pelayan kesehatan. setelah dilakukan identifikasi kembali beberapa indikator sebenarnya menjadi indikator dari domain kompetensi preseptor yang lain sehingga ada 4 domain yang dihilangkan yaitu studen evaluation karena domain ini merupakan bagian dari kompetensi keahlian mengajar, berorientasi pada komunitas dan pelayanan kesehatan meruapaka bagian dari domain kompetensi klinis, dan kerjasa tim adalah salah satu indikator dari kemampuan kepemimpinan, serta 1 domain Komunikasi digabungkan dengan domain hubungan interprovesional karena domain komunikasi menjadi bagian dari kemampuan interprovesional yang harus dimiliki preseptor. Sehingga domain kompetensi preseptor bisa di sederhanakan menjadi 9 domain: Kenowladge (pengetahuan) yang terdapat dalam penelitian Hsu, Hsieh, Chiu, Chen (2014), Butler At
All.(2011) Reghuram R, Caroline.(2014), Kompetensi Klinik (Clinical Competence/ Clinical Experts) yang terdapat di dalam buku yang di tulis oleh Gaberson KH & Oerman MH. (2014), Gardner, M. R., & Suplee, P. D. (2010), dan dalam penelitian Mingpun R, Srisa-ard B, Jumpamool A. (2015), Smedley A, Morey P,and Race P,(2010), Keterampilan mengajar yang terdapat di dalam buku yang di tulis oleh Gaberson KH & Oerman MH (2014), Gardner, M. R., & Suplee, P. D.(2010), dan terdapat dalam penelitian Mingpun R, Srisa-ard B, Jumpamool A. (2015), Smedley A, Morey P,and Race P.,(2010), Hsu, Hsieh, Chiu, Chen (2014), Butler At All. (2011), Fahy At.All.(2011), Reghuram R, and Caroline.(2014). Hubungan iterprovesional dan komunikasi yang terdapat dalam buku Gaberson KH & Oerman MH.(2014), Gardner, M. R., & Suplee, P. D (2010)., dan dalam penelitian Mingpun R, Srisa-ard B, Jumpamool A,(2015), Reghuram R, Caroline.,(2014)., Rodriguez CDS & Rigatto.(2013)., Reghuram R, Caroline.(2014), Butler At All.,(2011), Fahy At.All.,(2011) Karakteristik personal yang terdapat dalam buku Gaberson KH & Oerman MH. (2014), dan dalam penelitian Reghuram R, Caroline.(2014), Kemampuan Kepemimpinan yang terdapat dalam buku Gardner, M. R., & Suplee, P. D. (2010) dan dalam penelitian Mingpun R, Srisa-ard B, Jumpamool A. (2015),Reghuram R, Caroline.(2014).,Rodriguez CDS & Rigatto. (2013), Prilaku Provesiaonal dan Etika, dalam buku Gardner, M. R., & Suplee, P. D. (2010)., dan penelitian Mingpun R, Srisa-ard B, Jumpamool A. (2015), Smedley A, Morey P,and Race P 2010, Rodriguez CDS & Rigatto. (2013) Kemudahan untuk konsultasi dalam penelitian Mingpun R, Srisa-ard B, Jumpamool A. (2015)
C. Hasil Berdasarkan Litertur review pada awalnya ditemukan 14 domain inikator kompetnsi preseptor, setelah diidentifikasi kembali beberapa domain adalah indikator dari domain yang lain maka penulis menggabungkan 1 domain komunikasi dengan domain hubungan interprovesioanl, dan 5 lainnya dihilangkan dengan demikian dari pembahsan yang telah dilakukan oleh penulis didapatkan 8 domain indikator kompetensi preseptor klinis yaitu pengetahuan, Kompetensi Klinis, keahlian mengajar, hubungan iterprovesional dan komunikasi, Karakteristik personal, keahlian memimpin, prilaku privesional dan etik, untuk konsultasi, dan pendidikan. D. Diskusi Domain yang ditemukan diatas merupakan temuan dari literatur review yang kemudaian dapat didiskusikan menjadi acuan untuk dikembangkan menjadi alat ukur kompetensi preseptor klinis di indonesia. E. Kesimpulan Dari urain diatas dapat disimpulakan terdapat 9 domain kompetensi preseptor yang kemudian dapat dikembangkan menjadi alat ukur kompetensi preseptor setelah sebelumnya melakukan pembuatan istrumen penilaian kompetensi preseptor. F. Daftar Pustaka Butler At All. (2011). Competency assesment metode-tool and proces a survey of nurse preceptor in ireland. Nrse Education In Practice. 11 (2011) 298-303 Fahy A et al (2011) Evaluating clinical competence assesment. Nursing Standard. 25, 50, 42-48.
Gardner, M. R., & Suplee, P. D. (2010). Handbook of clinical teaching. Sudbury, MA:Jones and Bartlett. Hsu.LL, Hsieh SI, Chiu HW, Chen YL.,(2014) Clinical teaching competence inventory for nursing preceptors:Instrument development and testing. Contemporary Nurs. 46 (2) 214224 Gaberson KH & Oerman MH. (2010) Clinical teaching strategies in nursing, New York : Spring Publishing Mingpun R, Srisa-ard B, And Jumpamool A. (2015) Strengthening Preceptor’s Competency In Thai Clinical Nursing. Academic Journals. 01 (20) 2653-2660. Reghuram. R & Caroline. P (2014). Student Perception Of Effectife Clinical Teacher Characteristisc. International Journal Of Nursing Care. 2 (01) 47-50 Rodriguez CDS & Rigatto. (2013) Competencies for preceptorship in the brazilian Health Care System. The Journal Of Continuiing Education In Nursing. 44.(11) 507-515 Smedley A, Morey P,& Race P (2010) Enchancing The Knowladge, Atitudes, And Skill Of Preceptor. The Journal Of Continuiing Education In Nursing. 41(10) 451-461 White,R,. & Ewan.C,. (1991) Clinical Teaching in Nursing, Australia: Springer Science+Business Media Dordrecht Brauch RA, At.All,.2013 A Qualitatif Study Of Improving Preceptor Feedback Delevery Of Provesionalism To Post Graduate Year 1 Residents Trough Education, Observation, And
Reflection, The Ochsner Journal. 13: 322-326 Buck. B., Wilkinson ST, Phillips H,. (2014) Preceptor Development: Providing Effectifnes Feedback, Part 2,. Hosp Pharm 49 (6) 521529 Paravattil, B., (2012) Preceptors Self Assesment Of Their Ability To Perform The Learning Objectives Of An Experiential Program, American Journal Of Pharmaceutical Education 76 (9) Articel 169