<strong>SITUS BINATANG LANGKA YANG ADA
DI INDONESIA
home burung alap alap anoa babi rusa badak jawa badak sumatra banteng burung madu burung maleo burung merak burung cendrawasih burung dara mahkota gajah sumatra harimau sumatra burung jalak bali burung jalak putih kijang kobra komodo macan tutul orang utan siamang tapir |
| |
<strong>SITUS BINATANG LANGKA YANG ADA
DI INDONESIA
home burung alap alap anoa babi rusa badak jawa badak sumatra banteng burung madu burung maleo burung merak burung cendrawasih burung dara mahkota gajah sumatra harimau sumatra burung jalak bali burung jalak putih kijang kobra komodo macan tutul orang utan siamang tapir | Keterangan: Burung Alap-alap kawah (Falco peregrinus) sering disebut sebagai mahluk tercepat di bumi. Konon kabarnya, dia mampu menukik dengan kecepatan lebih dari 300 km per jam. Konon pula kabarnya, dengan melihat disain tubuh Alap-alap kawah, secara teoritis burung ini mampu melesat hingga 400 km per jam di ketinggian rendah bahkan hingga 600 km per jam di ketinggian. Walaupun begitu, bukti yang ada menunjukan kecepatan menukik burung ini “hanya” 140 km per jam. |
<strong>SITUS BINATANG LANGKA YANG ADA
DI INDONESIA
home burung alap alap anoa babi rusa badak jawa badak sumatra banteng burung madu burung maleo burung merak burung cendrawasih burung dara mahkota gajah sumatra harimau sumatra burung jalak bali burung jalak putih kijang kobra komodo macan tutul orang utan siamang tapir | Keterangan: Anoa (Bubalus depressicornis) Anoa secara umum berbentuk menyerupai kerbau dengan tubuh berwarna coklat kehitam-hitaman. Anoa hidupnya berpindah-pindah tempat dan apabila menjumpai musuhnya anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke rawa-rawa dan apabila terpaksa akan melawan dengan menggunakan tanduknya. Habitatnya di hutan tropika dataran, savanna, kadang-kadang dijumpai di rawa-rawa dan di wilayah Sulawesi bagian Utara.. |
<strong>SITUS BINATANG LANGKA YANG ADA
DI INDONESIA
home burung alap alap anoa babi rusa badak jawa badak sumatra banteng burung madu burung maleo burung merak burung cendrawasih burung dara mahkota gajah sumatra harimau sumatra burung jalak bali burung jalak putih kijang kobra komodo macan tutul orang utan siamang tapir | Keterangan: Apa artinya sebuah nama! Tapi, nama yang kurang lazim selalu memunculkan tanda tanya. Contohnya babirusa. Babi atau rusakah? Kegundahan itulah yang menimpa sejumlah pakar biologi ketika harus memberi nama ilmiah untuk binatang yang wujudnya tak lazim. Bentuknya yang lebih menyerupai babi, membuatnya masuk keluarga Suidae alias babi-babian. Tapi, lantaran berbeda dengan babi yang sudah ada, binatang ini dimasukkan dalam genus Babyrousa. Sedangkan untuk nama jenisnya, dipakai lagi kata babirusa dengan sedikit modifikasi. Jadilah Babyrousa babyrussa. Satwa ini tercatat sebagai salah satu binatang asli Pulau Sulawesi dan sekitarnya. Pulau ini menjadi bagian dari wilayah Wallacea yang memiliki campuran flora-fauna berciri Asia dan Australia. Moyang babirusa diperkirakan merupakan babi liar asal Pulau Kalimantan. Terisolasinya pulau ini dalam kurun waktu cukup lama menyebabkan babi liar ini berevolusi menjadi babirusa macam sekarang.
Taring ke arah mata Dengan berat badan dapat mencapai 100 kg lebih, bentuk fisik babirusa sepintas mirip babi biasa. Hanya saja ukurannya memang sedikit lebih besar. Badannya gendut di belakang, lantas menciut di bagian depan sampai ke ujung hidung. Sementara bagian leher tidak jelas keberadaannya. Kulit babirusa berwarna abu-abu kecoklatan, dengan lapisan tebal berlipat-lipat. Di atasnya tumbuh rambut-rambut kecil, halus, dan jarang. Kalau berjalan, badannya yang gendut ikut bergoyang-goyang ke kiri dan ke kanan. Taringnya adalah satu hal yang membuat binatang ini istimewa. Pada babi hutan biasa alias celeng, taring muncul keluar dari mulutnya. Bahkan ada jenis babi yang dua pasang taringnya keluar memanjang dari rangkaian gigi-giginya. Tetapi semua itu tetap lewat ”prosedur” resmi, keluar melalui bibir samping. Sedangkan pada babirusa tidak selazim itu. Sepasang taring bawah tumbuh biasa, keluar dari samping bibir. Tapi sepasang lagi berada di rahang atas, keluar berbelok arah menembus rahang atas sekaligus kulit di atasnya dan nyelonong terus ke arah belakang. repro: a national history briefSemakin tua usia binatang ini, taringnya makin panjang. Arah perpanjangan taring ini tepat ke mata. Anehnya, pada saat nyaris menghujam ke mata, ia lantas berbelok arah. Melengkung dan melingkar ke arah bawah, dan terus memanjang. Garagara taring panjang menyerupai tanduk ini barangkali orang lantas menyangkanya sebagai rusa. Alhasil, masyarakat lokal menamainya dengan sebutan babirusa. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Alfred Russell Wallace, peneliti berkebangsaan Inggris yang banyak mendata flora-fauna di Sulawesi, diketahui babirusa mengasah taring-taringnya dengan cara menggesek-gesekkannya pada pohon-pohon kecil. Pada taring bagian atas yang lebih panjang pun, ternyata ditemukan banyak goresan dan retakan-retakan. Hal ini menjadi alasan kuat bahwa taring babirusa, khusus yang jantan, berguna sebagai |
<strong>SITUS BINATANG LANGKA YANG ADA
DI INDONESIA
home
| Keterangan: BADAK JAWA ( Rhinoceros sondaicus Desmarest, 1822) Menurut Legakul dan McNeely (1977) menyatakan bahwa secara taksonomi Badak Jawa dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia Badak Jawa termasuk ke dalam golongan binatang berkuku ganjil atau Perrisdactyla, mempunyai kulit tebal berlipat-lipat seperti perisai dari bahan tanduk sehingga satwa ini kelihatan seperti bongkah batu yang besar dan tubuhnya lebih besar dari Badak Sumatera ( Dicerorhinus sumetrensis ). Cula Badak Jawa jantan biasanya lebih besar dari betinanya, dimana cula Badak Jawa betina hanya berupa tonjolan di atas kepalanya (Veevers dan Carter, 1978; Prawirosudirjo, 1975). Tinggi rata-rata Badak Jawa antara 140-175 cm. Sedangkan panjang badannya 300 – 315 cm dan adapula yang pernah ditemukan dengan panjang mencapai 392 cm. Tebal kulitnya 25 – 30 mm, lebar kaki rata-rata 27-28 cm dan beratnya sekitar 2300 Kg. Panjang cula diukur mengikuti lengkungnya bisa mencapai 48 cm (Hoogerwerf, 1970). Penglihatan Badak jawa tidaklah tajam, tapi pendengarannnya maupun penciumannya sangat tajam. Badak dapat mengetahui |
<strong>SITUS BINATANG LANGKA YANG ADA
DI INDONESIA
home burung alap alap anoa babi rusa badak jawa badak sumatra banteng burung madu burung maleo burung merak burung cendrawasih burung dara mahkota gajah sumatra harimau sumatra burung jalak bali burung jalak putih kijang kobra komodo macan tutul orang utan siamang tapir | Keterangan: Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis, Fischer 1814) termasuk salah satu jenis satwa mamalia Indonesia yang dilindungi Undang-undang berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Populasi Badak Sumatera beberapa tahun ini sudah sangat langka dan terus mengalami penurunan yang cepat serta dikhawatirkan apabila tidak dilakukan penyelamatan akan punah dalam waktu dekat, akibat perburuan liar dan penyempitan habitat di seluruh pulau Sumatera. Menurut informasi yang diperoleh dari Rhino Protection Unit Taman Nasional Kerinci Seblat, populasi Badak Sumatera pada tahun 1993 di sekitar Air Berau, Kabupaten Muko-Muko, Provinsi Bengkulu diperkirakan berjumlah 75 ekor, tetapi pada tahun 1998 jumlahnya berkurang menjadi 27 – 32 ekor, dan pada tahun 2004 diperkitakan hanya tinggal 2 - 3 ekor, dan jika benar jumlah ini tidak cukup viable untuk mencapai kondisi populasi yang normal.
Populasi Badak Sumatera beberapa tahun ini sudah sangat langka dan terus mengalami penurunan yang cepat serta dikhawatirkan apabila tidak dilakukan penyelamatan akan punah dalam waktu dekat, akibat perburuan liar dan penyempitan habitat di seluruh pulau Sumatera. Menurut informasi yang diperoleh dari Rhino Protection Unit Taman Nasional Kerinci Seblat, Hasil survey yang dilakukan oleh tim kerja yang terdiri dari Direktorat Jenderal PHKA, Yayasan Mitra Rhino (YMR), Yayasan Suaka Rhino Sumatera (YSRS), Balai TN Kerinci Seblat, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu, International Rhino Foundation (IRF), Program Konservasi Badak Indonesia (PKBI), serta para ahli dari IPB, Taman Safari Indonesia, dan ex Manajer Tim Penyelamatan badak sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Hasil survey yang dilakukan pada bulan Juni 2005 sampai Minggu ke IV bulan Februari 2006 dengan menggunakan methode Pitrrap menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi Badak Di Taman Nasional Kerinci Seblat. Guna lebih meyakinkan keberadaan Badak di sekitarnya, survey lanjutan di bagian hulu areal penyelamatan (daerah sekitar Air Berau, Air Dikit dan Seblat Merah, TNKS) telah dilakukan pada bulan Februari 2006 dan tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan Badak di tempat tersebut. Kemungkinan Badak sudah menghindar dari area tersebut ke bagian lain dari TNKS atau berkurang jumlahnya karena sebab lain. Selain kegiatan survey lanjutan dibagian hulu daerah sekitar Air Berau, Air Dikit dan Seblat Merah, untuk lebih memperoleh kepastian akan keberadaan Badak Sumatera di TNKS Bengkulu, Tim telah melaksanakan pengumpulan informasi, baik yang didapatkan dari instansi terkait, masyarakat, maupun kelompok pemburu tidak diketahui lagi keberadaan Badak di TNKS (Prov. Bengkulu), sejak tahun 2004 (Laporan Survey 2006, selengkapnya klik Melihat hasil survey di atas, apakah Badak Sumatera di Taman Nasional Kerinci Seblat wilayah Provinsi Bengkulu masih ada? Hal ini perlu menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih memikirkan upayaupaya konservasi yang terpadu dalam suatu kegiatan yang melibatkan masyarakat, LSM, Pemda Bengkulu dan Departemen Kehutanan. Sumber: Dit. Konservasi Keanekaragaman Hayati, Dtejen PHKA. |
<strong>SITUS BINATANG LANGKA YANG ADA
DI INDONESIA
home burung alap alap anoa babi rusa badak jawa badak sumatra banteng burung madu burung maleo burung merak burung cendrawasih burung dara mahkota gajah sumatra harimau sumatra burung jalak bali burung jalak putih kijang kobra komodo macan tutul orang utan siamang tapir | Keterangan: BANTENG ( Bos javanicus ) Menurut Legakul dan McNeely (1977) menyatakan bahwa secara taksonomi banteng dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Animalia Banteng memiliki tubuh yang tegap, besar dan kuat dengan bahu bagian depannya lebih tinggi daripada bagian belakang tubuhnya. Di kepalanya terdapat sepasang tanduk. Pada banteng jantan tanduknya berwarna hitam mengkilap, runcing dan melengkung ke arah medio anterior, sedangkan pada banteng betina bentuk tanduknya lebih kecil. Pada bagioan dadanya terdapat gelambir yang dimulai dari pangkal kaki sampai leher tetap tidak mencapai daerah kerongkongan (Hoogerwerf, 1970). Menurut Hoogerwerf (1970) banteng memiliki penciuman dan pendengaran yang sangat tajam dibandingkan dengan penglihatannya. Legakul dan McNeely (1977) menyatakan bahwa penglihatan banteng tidak begitu tajam sehingga kemampuan utamanya untuk membedakan musuh-musuhnya tergantung pada kemampuan penciuman |
<strong>SITUS BINATANG LANGKA YANG ADA
DI INDONESIA
home burung alap alap anoa babi rusa badak jawa badak sumatra banteng burung madu burung maleo burung merak burung cendrawasih burung dara mahkota gajah sumatra harimau sumatra burung jalak bali burung jalak putih kijang kobra komodo macan tutul orang utan siamang tapir | Keterangan: Burung Madu Sriganti (Nectarina jugularis) ukuran terkecil burung ini adalah 11 cm. Pada burung betina bulu bagian bawah berwarna kuning, sedangkan bagian atas berwarna cokelat. Mempunyai paruh yang melengkung. (Foto diambil di Suaka Margasatwa Muara Angke, 21/7 2007). |
<strong>SITUS BINATANG LANGKA YANG ADA
DI INDONESIA
home burung alap alap anoa babi rusa badak jawa badak sumatra banteng burung madu burung maleo burung merak burung cendrawasih burung dara mahkota gajah sumatra harimau sumatra burung jalak bali burung jalak putih kijang kobra komodo macan tutul orang utan siamang tapir | Keterangan: Kapanlagi.com - Keberadaan satwa burung Maleo di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) akhir-akhir ini semakin langka, sehingga perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah setempat untuk melestarikan satwa khas yang hanya terdapat di Pulau Sulawesi itu. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Mamuju, Paintu Balusu, di Mamuju, Selasa mengatakan, burung Maleo yang merupakan salah satu spesies endemik di Mamuju perlu dilestarikan agar tidak punah. Burung Maleo yang kini masih dijumpai di Desa Kambunong, Kecamatan Budong Budong harus dipertahankan karena merupakan potensi yang bisa mendorong pariwisata di Kabupaten Mamuju. Spesies Maleo yang merupakan hewan khas, selain Anoa di Pulau Sulasesi ini, bisa dijadikan aset wisata yang bisa menarik perhatian wisatawan dalam dan luar negeri untuk berkunjung ke Mamuju. "Keberadaan burung Maleo, selain dilindungi undang-undang, juga kalau habitatnya bisa dipertahankan, maka bisa menjadi tempat obyek wisata alam flora dan fauna," ujarnya. Balusu mengatakan, pengembangan pariwisata di Mamuju diarahkan pada ekowisata karena daerah ini memiliki potensi wisata alam yang menarik. Mamuju memiliki potensi wisata yang bisa dikelola untuk menarik wisatawan ke sini. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Mamuju akan membuat rencana induk pariwisata Mamuju, ujarnya. Ia mengatakan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Mamuju juga sedang menginventarisasi potensi wisata, baik wisata alam, budaya dan seni untuk dikembangkan menjadi obyek wisata yang menarik bagi wisatawan. |
<strong>SITUS BINATANG LANGKA YANG ADA
DI INDONESIA
home burung alap alap anoa babi rusa badak jawa badak sumatra banteng burung madu burung maleo burung merak burung cendrawasih burung dara mahkota gajah sumatra harimau sumatra burung jalak bali burung jalak putih kijang kobra komodo macan tutul orang utan siamang tapir | Keterangan: Merak Hijau (Pavo muticus) Hidup di alam terbuka dan padang rumput dan dapat dijumpai di Pulau Jawa. Merak merupakan jenis burung yang indah dan helita, mempunyai ukuran yang besar dengan kaki yang panjang dan ramping. Merak jantan mempunyai bulu ekor panjang yang sangat indah dan dapat direntangkan seperti kipas raksasa. Kalau pada saat musim kawin merak jantan sering memperagakan penutup ekornya untuk menarik sang betina. |