Judul
:
LiSan: Linux dengan LiSan, Sistem Pengenal Wicara Bahasa Indonesia untuk Pengoperasian Komputer dan Penulisan Dokumen
Unit Kerja Deputi
: :
Kegunaan Fungsi
: :
DOKUMEN PENDUKUNG RKAKL Dokumen Program Dokumen Kontrak SPK Mitra Kerja
: : : : :
Telkom Research penelitian awal
SPESIFIKASI Spesifikasi Teknis
:
Running on Linux dengan window manager gnome,
Status Detail Engineering
: :
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi Informasi, Energi dan Material-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Sistem Pengenal Wicara Bahasa Indonesia, Sistem komunikasi antar proses, User Interface Suara
Development pada saat
terdiri dari Sistem Pengenal Wicara Bahasa Indonesia (akustik model, tata bahasa, model bahasa, lexicon) dan sistem komunikasi antar proses Milik BPPT LiSan dikembangkan dalam 2 modul, yaitu sistem pengenal wicara bahasa Indonesia dengan menggunakan HTK untuk pengembangan model akustik, CMU SLM Toolkit untuk pembuatan model bahasa dan Julius sebagai mesin pengenal wicara. Modul kedua adalah sistem komunikasi antar proses yang dibangun dengan memanfaatkan fungsi socket pada Julius dan mengkombinasikannya dengan pustaka gnome seperti ATK (Accessibility Tool Kit), AT-SPI (Assistive Technology Service Provider and WNCK (Window Navigator Interface) Construction Kit) dan pustaka XWindows seperti X11 and XMu.
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
and
In d o n e s ia n AS R ( HTK a n d Ju l iu s En g in e ) Vo ice S o c ke t I/F
Mi c
In t e r Pr o ce s s Co m m u n ica t io n lib w n c k , a t - s p i, a tk, g tk+, g dk , g nom e
G TK+
G n o m e W in d o w M a n a g e r
Kondisi saat ini
:
Market Lokasi Tenaga Ahli
: : :
Photo
:
Visual and Sound
Xm u , X1 1
G TK+
G n o m e Ap p l ica t io n
Word Processor (Open Office Or Text Editor)
Prototip, siap dikembangkan menjadi produk komersial Depdiknas (Sekolah Luar Biasa), pengguna umum BPPT Oskar Riandi
, Agung Santosa, Teduh Uliniansyah, phone: 021.3168713
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Judul
:
Litbangyasa Siaran TV Digital
Unit Kerja Deputi
: :
Kegunaan
:
Fungsi
:
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi Informasi, Energi dan Material-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Untuk melakukan pengkajian dan penerapan teknologi siaran TV digital di Indonesia 1. Litbangyasa perangkat pemancar siaran TV digital 2. Litbangyasa perangkat penerima siaran TV digital 3. Litbangyasa perangkat pengukuran siaran TV digital
DOKUMEN PENDUKUNG RKAKL Dokumen Program Dokumen Kontrak SPK Mitra Kerja
: : : : :
Depkominfo, Deperin, TVRI, PT LEN, PT INTI, PT Hartono Istana Teknologi, PT Telkom, PT CKI, ST Microelektronik, Perguruan tinggi (ITS, UI, ITB)
SPESIFIKASI Spesifikasi Teknis
:
Status
:
Prototype Perangkat pemancar DVB-T/H berdaya rendah berbasis software berfungsi sebagai Uji coba berbagai konten fitur MHP dan MHEG, Prototype pendukung Perangkat pemancar berdaya menengah (Power Amplifier 300 Watt, Directional Antena 500 Watt broadband, Feeder 100 meter) berfungsi ujicoba parameter siaran, Referensi Desain perangkat penerima berbasis DVB-T, Pemodelan Network Planning berbasis SIG, dan Perangkat lunak pengukuran langsung bergerak transmisi siaran TV digital. Milik BPPT
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Detail Engineering
:
Sistem Pemancar TV Digital Konten :File Video, File Audio, File Program, Konfigurasi
Open Caster Free Open Source Software
Playout Software
Digital Moderator Card
Digital Moder ator Card
Sistem Referensi Desain Penerima Siaran TV Digital Komputer : OS 21, Linux Driver, Microconnect Interface
Microconnect Unit
Antene Penerima Referensi Desain TV Display
Sistem Pengukuran Siaran TV Digital Spasial Data Resolusi Tinggi
Kondisi saat ini
:
Market
:
Lokasi Tenaga Ahli
: :
ICS Server
ICS Telecom
Permodel an Coverage Area
Software test driver
GPS dan Alat Ukur
Jangkaua n Daya
Dapat digunakan untuk ujicoba siaran TV digital, desain perangkat penerima (set-top Box) DVB-T, pengukuran daya jangkau penyiaran (coverage area) Industri (Multipleks, penyelenggara program siaran, konten provider), Pemerintah pusat dan daerah (monitoring dan evaluasi serta penetapan kebijakan), Persiapan migrasi TV Komunitas Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), BPPT Dr. Hary Budiarto, Ir. Bambang Heru Tjahyono MSc., Dr. Ananda Kusuma, Dr. Khamami Heru Santoso, Ir. Widi Pangestu, Ir. Arief Rufiyanto MSc., Ir. Achmad Wibisono, Ir. Amrullah
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Perbai kan dan Model
Photo
:
Hasil Pemodelan Coverage Siaran TV Digital
Hasil Pengukuran Langsung
GUI Playout Management
Laboratorium Siaran TV Digital
Referensi Desain Set-top Box
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Buku Siaran TV Digital sebagai diseminasi iptek ke masyarakat
Judul
:
Unit Kerja Deputi
: :
Kegunaan
:
Fungsi
:
DOKUMEN PENDUKUNG RKAKL
:
Dokumen Program Dokumen Kontrak SPK Mitra Kerja SPESIFIKASI Spesifikasi Teknis
: : : : :
Status Detail Engineering Kondisi saat ini Market
: : : :
Lokasi
:
Pengembangan Automatic Dependent Surveillance – Broadcast (ADS-B) Receiver Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi Informasi, Energi dan Material-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. ADS-B Receiver digunakan untuk menerima sinyal yang dikirimkan oleh ADS-B transponder yang berada di pesawat atau ADS-B transmitter yang berada di kendaraan operasi bandara. Sinyal ADS-B memuat berbagai macam informasi terutama posisi (bujur, lintang, ketinggian), kecepatan, arah, call sign dan jenis dari pesawat Sebagai prototipe ADS-B receiver yang bisa dikustomisasi untuk riset dan pengembangan teknologi ADS-B RKA-KL T.A. 2007 Satker Deputi Bidang TIEM, Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK PT. Compact Microwave Indonesia (CMI)
Carrier frequency : 1090 MHz, Input sensitivity (BER 10-3) : -84 dBm, Tangential sensitivity : ≤ -90 dBm, Maximum input power : -10 dBm, Main output : 3.3 V TTL, Output voltage range (raw) : 5 V TTL, RF input connector : 50 ohm SMA/F, Power supply : 190-240
VAC 45-60 Hz, Power supply : 190-240 VAC 45-60 Hz, Power consumption : 15 W (max), Size : 8” x 19” x 1.75” Milik BPPT Baik dan siap pakai Ditjen Hubud – Dephub, Pengelola Bandara, Industri Penerbangan BPPT
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Tenaga Ahli
:
Photo
:
Ir. F.X. Soedarmono P., MM, Dr. Michael A. Purwoadi, DEA, Ir. Irwan Rawal Husdi, M. Eng, Achmad Witjaksono, B.Eng, Dipl.-Ing. Sardjono Trihatmo,MSc, Ir. I Made Astawa, MSc, Ir. Siswahyudi Azhari, MSc, Ir. Dwidharma Priyasta T, MSc, Dipl.-Ing. Fachry Renaldi, Ir. Nasrullah Taufik, Fadjar Rahino Triputra, M.Eng
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Judul
:
Unit Kerja Deputi
: :
Kegunaan
:
Fungsi
:
DOKUMEN PENDUKUNG RKAKL
:
Dokumen Program Dokumen Kontrak SPK Mitra Kerja SPESIFIKASI Spesifikasi Teknis
: : : : :
Pengembangan Automatic Dependent Surveillance – Broadcast (ADS-B) Transmitter 70 W Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi Informasi, Energi dan Material-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ADS-B Transmitter digunakan pada kendaraan darat yang beroperasi di area bandara untuk mengirimkan sinyal ADS-B. Sinyal ADS-B memuat berbagai macam informasi terutama posisi (bujur, lintang), kecepatan, arah dan identitas dari kendaraan darat 1. Sebagai prototipe ADS-B transmitter yang bisa dikustomisasi untuk riset dan pengembangan teknologi ADS-B. 2. Sebagai dasar untuk pengembangan ADS-B transponder yang digunakan di pesawat RKA-KL T.A. 2008 Satker Deputi Bidang TIEM, Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK, SPK No. 8/K/L/Kontrak/PPIT/TIEM/BPPT/IX/2008 PT. LEN Industri (Persero) Input Data : GPS PVT (Position, Velocity, Time), Intent, Status, Modulasi : PPM (Mode-S Reply), Frek. Carrier : 1090 MHZ +/- 1 MHz, Carrier On/Off : > 70 dB, Duty Cycle : 120 μs/1s = 0.012 % (Extended Squitter), Pulse Width : 0.5 μs, Sumber Listrik : Battery 12 V, Antenna : Omnidirectional, Message Characteristic : Pulse Amplitude Variation one to another: ≤ 2 dB, Pulse Rise Time : 0.05μs – 0.1μs, Pulse Decay Time : 0.05μs – 0.2μs, Daya Output : 70 W dan 20 W, Transmitted Message: Preamble : 4-pulse (8.0 μs), Data Block : 112 bit at 1 Mbps data rate, Message Content Format for Surface Position Messages : Type : 5 bit (bit ke 33-37), Movement : 7 bit (bit ke 38-44), Heading/Ground Track Status : 1 bit (bit ke 45), Heading/Ground Track Value : 7 bit (bit ke 46-52), Time: 1 bit (bit ke 53), CPR Format : 1 bit (bit ke 54), Encoded Latitude : 17 bit (bit ke 5571), Encoded Longitude : 17 bit (bit ke 72-88),
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
:
Status Detail Engineering Kondisi saat ini Market
: : : :
Lokasi Tenaga Ahli
: :
Photo
:
Operating temperatur : 30-55 oC, Kelembaban : 50-
95%, Kabel antenna : Type A dan BNC, Terminal Input : Optocoupler atau high-frequency transformator, Terminal Output : Raw Output dan RF Output 70 watt atau 20 watt, Indikator : lampu power ON/OFF dan signal strength, Tahan getaran : 1g, Test port : sinyal referensi ke kabel antena Milik BPPT Baik dan siap pakai Pengelola bandara, Ditjen Hubud – Dephub, Industri Penerbangan BPPT Ir. F.X. Soedarmono P., MM, Dr. Michael A. Purwoadi, DEA, Ir. Irwan Rawal Husdi, M. Eng, Achmad Witjaksono, B.Eng, Dipl.-Ing. Sardjono Trihatmo, MSc, Ir. I Made Astawa, MSc, Ir. Siswahyudi Azhari, MSc, Ir. Dwidharma Priyasta T, MSc, Dipl.-Ing. Fachry Renaldi, Ir. Nasrullah Taufik, Fadjar Rahino Triputra, M.Eng Tampak depan Transmitter
dari
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
ADS-B
Tampak belakang Transmitter
dari
ADS-B
Judul
:
Pengembangan Indikator TIK 2008
Unit Kerja Deputi
: :
Kegunaan
:
Fungsi
:
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi Informasi, Energi dan Material-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Menggambarkan potret kondisi serta status Teknologi Informasi dan Komunikasi di Indonesia saat ini Sebagai masukan bagi proses analisis serta perencanaan kebijaksanaan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya dan kebijakan pada umumnya.
DOKUMEN PENDUKUNG RKAKL Dokumen Program Dokumen Kontrak SPK Mitra Kerja SPESIFIKASI Spesifikasi Teknis
Status Detail Engineering
: : : : :
-
:
Menggambarkan potret TIK di Indonesia melalui sekumpulan indikator yang terdiri atas 6 kelompok indikator TIK yaitu : - Indikator Telekomunikasi dan Internet - Indikator Pendidikan Tinggi bidang TIK - Indikator Penanaman Modal Industri - Indikator Belanja TIK pemerintah pusat - Indikator Perdagangan Luar negeri TIK - Indikator Paten dan Hak Cipta TIK Milik BPPT Pengembangan indikator teknologi informasi dan komunikasi dilakukan melalui beberapa tahapan berikut: 1. Pendefinisian Indikator Tahapan pendefinisian indikator bertujuan untuk menentukan indikator-indikator yang diperlukan untuk membentuk potret teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. a. Evaluasi Pendefinisian didahului dengan melakukan evaluasi terhadap indikator yang telah dikembangkan sebelumnya serta melakukan kaji ulang ruang lingkup yang diperlukan untuk pengembangan indikator yang akan datang. Hal ini perlu senantiasa dilakukan, agar indikator-indikator yang dikembangkan
: :
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
dapat menggambarkan kondisi atau potret TIK di Indonesia yang sesungguhnya, senantiasa up-to-date serta menjawab kebutuhan yang diperlukan para pengambil keputusan saat ini. Sebagai acuan dalam melakukan pendefinisian indikator TIK, dilakukan studi literatur terhadap berbagai guidelines, report maupun makalah international dan nasional di bidang statistik dan indikator teknologi informasi dan komunikasi. b. Definisi Tahapan pendefinisian indikator selanjutnya adalah penyusunan daftar indikator yang akan dikembangkan sesuai dengan ruang lingkup bidang teknologi informasi dan komunikasi yang telah ditentukan. Untuk itu, dilakukan kajian terhadap masing-masing item indikator yang telah teridentifikasi, yang meliputi definisi dari indikator yang bersangkutan, data-data yang diperlukan untuk membangun indikator tersebut. Proses pendefinisian indikator ini bersifat dinamis, dalam arti memungkinkan terjadinya iterasi dalam pendefinisiannya. Jumlah indikator dalam suatu kelompok (set) indikator dapat berubah, bertambah maupun berkurang. Hal ini disebabkan antara lain oleh perkembangan TIK itu sendiri, maupun kemungkinan tersedianya data yang menjadi basis indikator tersebut. Sebagai contoh, pada abad 20 kepemilikan radio merupakan indikator penting karena menggambarkan media penyebaran informasi, namun saat ini banyak negara sudah tidak mengumpulkan data tersebut karena dianggap kepemilikan radio tidak lagi dianggap sebagai salah satu aspek penting dalam akses informasi. Hal ini antara lain disebabkan karena harga pesawat radio yang semakin murah, perkembangan media informasi lainnya seperti televisi dan internet, integrasi fungsi radio dalam peralatan lainnya (misalnya telepon genggam), sampai dengan perkembangan teknologi atau konvergensi TIK.
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Dalam beberapa kasus dimana pengembangan suatu indikator tidak dimungkinkan karena keterbatasan atau ketidaktersediaan data, perlu dikaji lebih lanjut kemungkinan adanya pengganti indikator tersebut, sehingga potret TIK secara keseluruhan masih tetap terpenuhi. Namun keterbatasan-keterbatasan tersebut perlu ditekankan dalam penyajian indikator yang bersangkutan, untuk menghindari kesalahan interpretasi dalam penggunaannya. 2. Pengumpulan Data Data yang diperlukan untuk pengembangan indikator dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang didapat langsung dari nara sumber atau responden. Data primer dapat dikumpulkan dengan menggunakan instrumen khusus berupa kuesioner survei yang akan disampaikan kepada responden untuk diisi atau dijawab. Penyampaian kuesioner survei dapat dilakukan secara langsung maupun melalui sarana elektronis seperti internet. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia atau disediakan oleh pihak lain, baik itu merupakan instansi pemerintah, badan sensus atau survei, lembaga akademis dan sebagainya. Data sekunder dapat dipergunakan bila pengumpulan data primer tidak mungkin dilakukan, sepanjang data sekunder tersebut dipergunakan dengan semestinya. Tahapan pengumpulan data dilakukan berdasarkan berbagai alternatif metode perolehan data yang ditentukan pada tahapan pendefinisian sebelumnya. a. Identifikasi Sumber Data Berdasarkan alternatif metode perolehan data dari suatu indikator, diidentifikasi sumbersumber data yang dapat menyediakan data yang diperlukan sesuai dengan definisi indikator. Berdasarkan cara pengumpulannya, data dapat dibedakan menjadi data statistik yang berasal dari survei/sensus dan data administratif. Data survei/sensus merupakan data yang diambil dari responden atau obyek survei/sensus, yang biasanya berasal dari komponen masyarakat, dengan menggunakan instrument yang dibuat sesuai dengan tujuan Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
survei/sensus. Data administratif merupakan merupakan data yang dikumpulkan dalam proses registrasi/pendaftaran baik yang dilakukan lembaga pemerintah maupun organisasi tertentu (misalnya operator pemberi layanan jasa tertentu, asosiasi dan sebagainya). Untuk masing-masing jenis data diatas memerlukan penanganan berbeda dalam menginterpretasikannya hingga dapat benar-benar sesuai untuk digunakan dalam mengembangkan indikator. b. Kriteria dan Format Data Data indikator TIK memiliki karakteristik yang cukup kompleks, sehingga dalam pengelolaannya kriteria masing-masing data harus ditentukan dengan seksama. Dalam kasus data sekunder, penyusunan kriteria serta format data membutuhkan keterlibatan sumber data, agar data yang terkumpul sesuai dengan kebutuhan indikator. c. Pengumpulan Data Untuk menjamin kesesuaian dan ketersediaan data, koordinasi yang baik dan intensif dengan sumber data sangatlah diperlukan. Untuk itu, sebelumnya tujuan dan kegunaan dari data serta indikator TIK, harus dikomunikasikan dengan baik dengan sumber data. Dengan kata lain, definisi, kriteria serta format data harus benar-benar disepakati, sehingga data terkumpul secara efektif. 3. Pengolahan Indikator Dalam tahapan ini data yang telah terkumpul diolah untuk menghasilkan indikator yang diinginkan. Hal utama yang perlu dilakukan setelah data terkumpul adalah melakukan evaluasi terhadap waktu keberlakuan, kesesuaian, kelengkapan serta kualitas data. Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas indikator yang akan diolah, agar memenuhi kriteria reliability, comparability serta ketepatan waktu. Suatu indikator disebut reliable, bila dapat dipercaya. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas data, terkait dengan metodologi pengumpulan data tersebut. Dalam hal data sekunder, kredibilitas sumber data memiliki arti penting, misalnya dalam hal kompetensi maupun wewenang sumber data dalam mengumpulkan data tersebut. Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Kondisi saat ini
:
Market
:
Lokasi
:
Suatu indikator terjamin comparability-nya, bila dapat dibandingkan dengan acuan tertentu, yang dapat berupa indikator dari peer atau negara lain, atau bila indikator itu dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Hal ini berguna untuk melakukan evaluasi serta perbaikan yang dibutuhkan. Ketepatan waktu indikator sangatlah penting, khususnya dalam bidang TIK. Hal ini disebabkan perkembangan TIK yang sangat cepat dalam beberapa waktu belakangan, sehingga membuat indikator TIK yang terlambat dikembangkan kurang efektif digunakan dalam proses analisa selanjutnya. 4. Publikasi Publikasi indikator TIK yang telah dikembangkan sangat penting sebagai sosialisasi dalam rangka pembelajaran masyarakat akan arti penting keberadaan data serta indikator TIK untuk pembangunan nasional. Untuk itu, publikasi indikator ditujukan kepada instansi/lembaga pemerintahan, baik pusat maupun daerah, kalangan pendidikan/akademisi, praktisi maupun pemerhati TIK di masyarakat. Hal itu dilakukan dengan cara sebagai berikut; - Distribusi buku - Keikut-sertaan dalam pameran atau seminar yang terkait bidang TIK, baik secara langsung maupun tidak langsung - Publikasi melalui situs web Dengan publikasi diharapkan adanya umpan balik, baik dari lembaga maupun masyarakat umumnya, untuk perbaikan pengembangan indikator TIK selanjutnya. Telah dipublikasikan dengan Nomor ISBN : 978-97926-3007-7 (edisi 2008) - Pengambil keputusan di Pemerintahan maupun Swasta. - Praktisi di Pemerintahan maupun Swasta - Akademisi khususnya dalam bidang TIK Ditjen Hubud – Dephub, Pengelola Bandara, Industri Penerbangan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK), BPPT
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Tenaga Ahli
:
Photo
:
Dr. Tatang A. Taufik, M.Sc., Ir. Sri Saraswati W. W. M.Kom, Dra. Dina Farida B. M.S. Ir. Edi Santoso, Ir. Muhamad Basir, Drs. Zain Saifullah, M.Sc., Drs. Wenwen Ruswendi, M.Kom., Dip.Ing. Meidy Layooari, Ir. Kusnanda Supriatna
Contoh Gambar Buku Indikator
Contoh Situs Tikometer Terbarukan
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Contoh Beberapa Indikator
Judul
Perisalah, Sistem Pengenal Wicara Bahasa Indonesia untuk Solusi Notulensi Pidata/Rapat otomatis
:
Unit Kerja Deputi
: :
Kegunaan Fungsi DOKUMEN PENDUKUNG RKAKL Dokumen Program Mitra Kerja SPESIFIKASI Spesifikasi Teknis
: :
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Teknologi Informasi, Energi dan Material-Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi -
: : :
-
:
Running on Linux, terdiri dari Sistem Pengenal Wicara
Status Detail Engineering
: :
Bahasa Indonesia (akustik model, tata bahasa, model bahasa, lexicon), sistem komunikasi antar proses, sistem mikrofon, sistem editing dan sistem arsip Milik BPPT Sistem Pengenal Wicara Bahasa Indonesia Terdiri dari model akustik, model bahasa dan kamus pengucapan (lexicon). Data suara (speech corpus) diproses untuk menghasilkan model akustik bahasa Indonesia menggunakan HTK versi 3.4. Parameter yang digunakan adalah MFCC dengan zero cepstral coefficient _0 dan delta coefficient _D (MFCC_0_D) 25 parameter. Agar dapat digunakan di Julius, parameter ini kemudian dikonversi ke target parameter MFCC_0_D_N_Z dengan penambahan absolute log energy suppressed _N dan zero cepstral mean subtracted _Z dengan total 25 parameter. Pendekatan segmentasi dan pelabelan otomatis menggunakan Viterbi forced alignment dilakukan karena data suara (speech corpus) tidak memiliki label. Data suara yang digunakan terdiri dari 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan dengan masingmasing mengucapkan 500 kalimat (utterances). Language model bahasa Indonesia dikembangkan dengan memproses sekitar 2.5 juta kalimat bahasa Indonesia yang diambil dari berita online surat kabar Indonesia menggunakan CMU Languange Model Tool Kit dengan metode n-gram dan reversen-gram.
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Sistem Microphone Saat ini sistem microphone masih menggunakan headset type. Namun demikian untuk meningkatkan kenyamanan dan akurasi pengenalan (recognition rate) masih dilakukan penelitian tentang kemungkinan penggunaan microphone array yang memiliki kemampuan menurunkan derau dan mentrace suara peserta sehingga tidak terganggu oleh suara peserta rapat lainnya. Sistem Editing Modul editing dikembangkan untuk membantu notulis melakukan koreksi secara on the fly pada saat transkripsi oleh sistem dilakukan selama rapat berlangsung. Sistem Ikhtisar Dokumen Sistem Arsip Modul arsip risalah rapat dikembangkan untuk memudahkan penanganan data dan informasi dengan menyimpan rekaman rapat dalam bentuk suara digital dan transkripsi rapat dalam bentuk elektronik dalam database mysql.
Kondisi saat ini
:
Market
:
Lokasi Tenaga Ahli
: :
Prototipe, siap dikembangkan menjadi produk komersial Lembaga Kepresidenan (Rumah Tangga, Dewan Pertimbangan Presiden, Sewapres, Setneg, Setkab), DPR, MPR, DPD, MK, Deplu, Kepolisian, Institusi lain maupun swasta BPPT Oskar Riandi ,Agung Santosa,Teduh Uliniansyah, Bowo Prasetyo <[email protected]>,Asril Jarin,Riyanto , phone: 021.3168713
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Photo
:
Produk Teknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi