Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
LIMITED ATONEMENT (PENEBUSAN TERBATAS) I) Perbandingan Arminian dan Reformed dalam persoalan penebusan. 1) Dalam ajaran Arminian dikatakan bahwa Kristus mati untuk semua orang / setiap individu dalam dunia ini, untuk menyediakan jalan keselamatan. A. H. Strong: “The Scripture represent the atonement as having been made for all men and as sufficient for the salvation of all. Not the atonement therefore is limited, but the application of the atonement through the work of the Holy Spirit” (= Kitab Suci menggambarkan bahwa penebusan telah dibuat bagi semua manusia dan cukup untuk keselamatan semua manusia. Karena itu, bukan penebusannya yang terbatas, tetapi penerapan dari penebusan itu melalui pekerjaan Roh Kudus) - ‘Systematic Theology’, hal 771. A. H. Strong: “The atonement is unlimited, - the whole human race might be saved through it; the application of the atonement is limited, - only those who repent and believe are actually saved by it” (= Penebusan itu tidak terbatas, - seluruh umat manusia bisa diselamatkan melalui penebusan itu; penerapan dari penebusan itu yang terbatas, - hanya mereka yang bertobat dan percaya yang betul-betul diselamatkan) ‘Systematic Theology’, hal 773. Catatan: A. H. Strong sebetulnya bukan seorang Arminian ataupun Reformed, karena dari 5 points Calvinisme, ia hanya menolak point ke 3 tentang Limited Atonement (= Penebusan terbatas) ini.
2) Dalam ajaran Calvinisme / Reformed dikatakan bahwa Kristus mati hanya untuk menebus orang-orang pilihan, dan ini memastikan keselamatan mereka. Arthur W. Pink: “Christ did not die to make possible the salvation of all 1
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. mankind, but to make certain the salvation of all that the Father had given to Him” (= Kristus tidak mati untuk membuat keselamatan itu memungkinkan untuk seluruh umat manusia, tetapi untuk membuat pasti keselamatan dari semua orang yang telah diberikan Bapa kepadaNya) - ‘The Sovereignty of God’, hal 57. R. L. Dabney: “Christ’s work for the elect does not merely put them in a salvable state; but purchase for them a complete and assured salvation” (= Pekerjaan Kristus untuk orang-orang pilihan tidak semata-mata meletakkan mereka dalam keadaan yang bisa diselamatkan; tetapi membeli bagi mereka suatu keselamatan yang lengkap / sempurna dan pasti / terjamin) - ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 523. Tentang Yoh 3:16, John Murray berkata: “The design is the salvation of all who believe in Jesus. This design is infallibly achieved. The security is obvious from the terms: ‘should not perish but have everlasting life’. ... There is, after all, nothing in this text to support what it is frequently supposed to affirm, namely, universal atonement. What is actually says is akin to definite atonement. Something is made infallibly certain and secure - all believers will have eternal life. What definite or limited atonement maintains is that God gave his Son to make something infallibly secure” (= Tujuan / rencananya adalah keselamatan dari semua orang yang percaya kepada Yesus. Tujuan / rencana ini dicapai secara sempurna / tidak bisa salah. Kepastian itu terlihat dengan jelas dari istilah: ‘tidak binasa tetapi mendapatkan hidup yang kekal’. ... Jadi akhirnya tidak ada sesuatu dalam text ini untuk mendukung apa yang seringkali diduga ditegaskan oleh text ini, yaitu penebusan universal. Apa yang betul-betul dikatakan oleh text ini sama dengan penebusan tertentu / terbatas. Sesuatu dibuat pasti secara tidak bisa salah - semua orang percaya akan mendapat hidup yang kekal. Apa yang dipegang / dipercaya oleh penebusan tertentu atau terbatas adalah bahwa Allah memberikan AnakNya untuk membuat sesuatu pasti secara tidak bisa salah) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 80. Jadi, kalau Arminian mempercayai doktrin Conditional Election & Unlimited Atonement (= Pemilihan Bersyarat & Penebusan Tak Terbatas), maka Calvinisme / Reformed mempercayai doktrin Unconditional Election & Limited Atonement (= Pemilihan yang Tidak Bersyarat & Penebusan Terbatas)! 2
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
II) Arti Limited Atonement / Penebusan Terbatas. 1) Kristus mati hanya untuk menebus orang-orang pilihan, bukan untuk menebus semua manusia di dunia ini. Arthur W. Pink: “For whom did Christ die? ... We answer, Christ died for ‘God’s elect.’” (= Untuk siapa Kristus mati? ... Kami menjawab, Kristus mati untuk ‘orang pilihan Allah’) - ‘The Sovereignty of God’, hal 56. John Murray: “The atonement was designed for those, and for those only, who are ultimately the beneficiaries of what it is in its proper connotation. And likewise, when we think of Christ’s ‘dying for’ in the substitutionary terms which are its proper import, we must say that he did not die for those who never become the beneficiaries of that substitution; he did not ‘die for’ the non-elect” (= Penebusan direncanakan bagi mereka, dan hanya bagi mereka, yang pada akhirnya adalah ahli-ahli waris dalam arti yang sebenarnya. Dan juga, pada waktu kita berpikir tentang Kristus ‘mati untuk / bagi’ dalam arti menggantikan yang merupakan maknanya yang benar, kita harus berkata bahwa Ia tidak mati bagi / untuk mereka yang tidak pernah menjadi ahli-ahli waris dari penggantian itu; Ia tidak ‘mati bagi / untuk’ orang-orang bukan pilihan) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 69.
2) Yang dibatasi penebusan.
adalah
tujuan
penebusan,
bukan
nilai
Tujuan penebusan Kristus adalah untuk menebus orang-orang pilihan saja, bukan untuk menebus semua manusia di dunia. Keterbatasan penebusan ini hanya dalam tujuannya, tetapi tidak dalam kuasa / nilainya. Loraine Boettner: “While the value of the atonement was sufficient to save all mankind, it was efficient to save only the elect” (= Sementara nilai dari penebusan cukup untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, itu hanya efisien untuk menyelamatkan orang-orang pilihan saja) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 152. Loraine Boettner: “This doctrine does not mean that any limit can be set to the value or power of the atonement which Christ made. The value of 3
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. the atonement depends upon, and is measured by, the dignity of the person making it; and since Christ suffered as a Divine-human person the value of His suffering was infinite. ... The atonement, therefore, was infinitely meritorious and might have saved every member of the human race had that been God’s plan” (= Doktrin ini tidak berarti bahwa kita bisa menetapkan suatu batasan pada nilai atau kuasa dari penebusan yang dibuat oleh Kristus. Nilai dari penebusan tergantung pada, dan diukur oleh, kewibawaan dari Pribadi yang membuatnya; dan karena Kristus menderita sebagai Pribadi ilahi-manusia, maka nilai penderitaanNya adalah tidak terhingga. ... Karena itu, penebusan itu mendapatkan hasil secara tidak terhingga dan bisa menyelamatkan setiap anggota umat manusia seandainya itu adalah rencana Allah) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 151. Charles Hodge: “the question does not concern the value of Christ’s satisfaction. That Augustinians admit to be infinite” (= pertanyaannya tidak mempersoalkan nilai dari penebusan Kristus. Itu diakui oleh penganut Agustinus sebagai tidak terhingga) - ‘Systematic Theology’, vol II, hal 544. Charles Hodge: “It is a gross misrepresentation of the Augustinian doctrine to say that it teaches that Christ suffered so much for so many; that He would have suffered more had more been included in the purpose of salvation” (= Merupakan suatu penyalah-tafsiran dari doktrin Augustinian untuk mengatakan bahwa doktrin itu mengajarkan bahwa Kristus menderita sekian untuk sejumlah orang; bahwa Ia akan menderita lebih banyak seandainya lebih banyak orang dicakup dalam rencana keselamatan) - ‘Systematic Theology’, vol II, hal 544. Charles Hodge: “All that Christ did and suffered would have been necessary had only one human soul been the object of redemption; and nothing different and nothing more would have been required had every child of Adam been saved through his blood” (= Semua yang Kristus lakukan dan derita akan tetap perlu andaikata hanya satu jiwa manusia merupakan obyek dari penebusan; dan tidak ada perbedaan dan tidak ada tambahan yang dibutuhkan andaikata setiap keturunan Adam diselamatkan melalui darahNya) - ‘Systematic Theology’, vol II, hal 545.
4
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Charles Hodge: “Christ died sufficiently for all, efficaciously only for the elect. There is a sense, therefore, in which He died for all, and there is a sense in which He died for the elect alone” (= Kristus mati secara cukup untuk semua, secara efisien hanya untuk orang pilihan. Karena itu, dalam arti tertentu Ia mati untuk semua orang, dan dalam arti tertentu yang lain Ia mati untuk orang pilihan saja) - ‘Systematic Theology’, vol II, hal 546.
3) Hubungan ‘kematian / penebusan Kristus’ dengan ‘orang non pilihan’. Charles Hodge: “It is obvious that if there be no election of some to everlasting life, the atonement can have no special reference to the elect. ... But it does not follow from the assertion of its having a special reference to the elect that it had no reference to the non elect” (= Adalah jelas bahwa andaikata tidak ada pemilihan terhadap sebagian orang kepada hidup yang kekal, maka penebusan tidak bisa mempunyai hubungan khusus dengan orang pilihan. ... Tetapi penegasan bahwa penebusan mempunyai hubungan khusus dengan orang pilihan, tidak berarti bahwa penebusan itu tidak mempunyai hubungan dengan orang yang bukan pilihan) - ‘Systematic Theology’, vol II, hal 545. Loraine Boettner: “Arminians hold that Christ died for all men alike, while Calvinists hold that in the intention and secret plan of God Christ died for the elect only, and that His death had only an incidental reference to others in so far as they are partakers of common grace” (= Orang Arminian menganggap bahwa Kristus mati secara sama untuk semua manusia, sedangkan orang Calvinis menganggap bahwa dalam maksud dan rencana rahasia Allah, Kristus mati hanya untuk orang-orang pilihan, dan bahwa kematianNya hanya mempunyai efek samping dengan orang-orang lain sejauh mereka mendapat bagian dalam kasih karunia yang bersifat umum) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 150. Catatan: ‘incidental’ = terjadi atau mungkin terjadi sebagai akibat dari sesuatu yang lebih penting. Jadi bisa diartikan sebagai ‘efek samping’. Loraine Boettner: “There is, then, a certain sense in which Christ died for all men, and we do not reply to the Arminian tenet with an unqualified negative. But what we do maintain is that the death of Christ had special 5
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. reference to the elect in that it was effectual for their salvation, and that the effects which are produced in others are only incidental to this one great purpose” (= Jadi ada arti tertentu dimana Kristus mati untuk semua orang, dan kita tidak menjawab ajaran Arminian dengan penolakan total / mutlak. Tetapi apa yang kita pertahankan adalah bahwa kematian Kristus mempunyai hubungan khusus dengan orang pilihan dalam arti itu bersifat efektif / pasti berhasil untuk keselamatan mereka, dan bahwa akibat yang dihasilkan dalam orang lain hanyalah merupakan efek samping dari satu tujuan yang besar ini) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 161. Illustrasi: seseorang bekerja untuk anak-anaknya, tetapi dengan pekerjaannya itu masyarakat juga mendapat manfaatnya. Tetapi bagaimanapun ia tidak bekerja dengan tujuan memberi manfaat kepada masyarakat, tetapi untuk anak-anaknya. Louis Berkhof: “It is perfectly true, of course, that the design of God in the work of Christ pertained primarily and directly, not to the temporal well-being of men in general, but to the redemption of the elect; but secondarily and indirectly it also included the natural blessings bestowed on mankind indiscriminately. All that the natural man receives other than curse and death is an indirect result of the redemptive work of Christ” (= Tentu saja merupakan sesuatu yang benar bahwa rencana Allah dalam pekerjaan Kristus berhubungan terutama dan secara langsung bukan dengan kesejahteraan yang bersifat sementara dari manusia secara umum, tetapi dengan penebusan orang pilihan; tetapi secara sekunder dan tak langsung itu juga mencakup berkat-berkat alamiah / biasa yang diberikan kepada umat manusia tanpa pandang bulu. Semua yang diterima oleh manusia berdosa / manusia di luar Kristus selain kutukan dan kematian merupakan akibat / hasil tidak langsung dari pekerjaan penebusan Kristus) - ‘Systematic Theology’, hal 438-439. John Murray: “all the good showered on this world, dispensed by Christ in the exercise of his exalted lordship, is related to the death of Christ and accrues to man in one way or another from the death of Christ. If so, it was designed to accrue from the death of Christ. Since many of these blessings fall short of salvation and are enjoyed by many who never become the possessors of salvation, we must say that the design of Christ’s death is more inclusive than the blessings that belong specifically to the atonement. That is to say that even the non-elect are embraced in the 6
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. design of the atonement in respect of those blessings falling short of salvation which they enjoy in this life. This is equivalent to saying that the atonement sustains this reference to the non-elect and it would not be improper to say that, in respect of what is entailed for the non-elect, Christ died for them” [= semua yang baik yang dicurahkan pada dunia ini, disalurkan / dikeluarkan oleh Kristus dalam pelaksanaan / penggunaan dari keTuhanannya yang ditinggikan, dihubungkan dengan kematian Kristus dan datang sebagai keuntungan bagi manusia dengan cara bagaimanapun juga dari kematian Kristus. Jika demikian, itu direncanakan untuk datang sebagai keuntungan bagi manusia dari kematian Kristus. Karena banyak dari berkat-berkat ini tidak mencapai keselamatan dan dinikmati oleh banyak orang yang tidak pernah menjadi pemilik dari keselamatan, kita harus mengatakan bahwa rencana / tujuan dari kematian Kristus mencakup hal-hal yang lebih luas dari pada berkat-berkat yang menjadi milik secara spesifik dari penebusan. Maksudnya adalah bahwa bahkan orang-orang bukan pilihan dicakup dalam rencana penebusan berkenaan dengan berkatberkat yang tidak menxapai keselamatan yang mereka nikmati dalam hidup ini. Ini sama dengan mengatakan bahwa penebusan menyokong hubungan dengan orang-orang bukan pilihan ini dan tidak salah untuk mengatakan bahwa berkenaan dengan apa yang diwarisi secara terbatas (?) oleh orang-orang bukan pilihan, Kristus mati untuk mereka] - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 64.
John Murray: “Our particular interest now is that he is represented as sanctified in the blood of Christ. Whatever may be the particular complexion of the sanctification in view, there can be no question but that it is derived from the blood of Christ and, if so, it was designed to accrue from the blood of Christ. The benefit was only temporary and greater guilt devolves upon the person from the fact that he participated in it and then came to count the blood by which it was conveyed an unholy thing. But nevertheless, it was a benefit the blood of Christ procured, and procured for him. We must say that, to that extent Jesus shed his blood for his benefit. Other passages are probably in the same category. But this one suffice to show that there are benefits accruing from the death of Christ for those who finally perish. And in view of this we may say that in respect of these benefits Christ may be said to have died for those who are the beneficiaries. In any case it is incontrovertible that even those who perish are the partakers of numberless benefits that are the fruits of Christ’s 7
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. death and that, therefore, Christ’s death sustains to them this beneficial reference, a beneficial reference, however, that does not extend beyond this life ” (= Perhatian khusus kami saat ini adalah bahwa orang itu digambarkan sebagai ‘dikuduskan dalam darah Kristus’. Apapun yang menjadi warna / sifat khusus dari pengudusan yang sedang dipertimbangkan, tidak diragukan bahwa itu didapatkan dari darah Kristus, dan jika demikian, itu direncanakan datang sebagai keuntungan dari darah Kristus. Keuntungan itu hanya bersifat sementara dan kesalahan yang lebih besar bergulir kepada orang itu dari fakta bahwa ia telah mengambil bagian di dalamnya dan lalu menganggap darah dengan mana itu diberikan sebagai sesuatu yang najis. Tetapi bagaimanapun, itu merupakan keuntungan yang didapatkan dari darah Kristus, dan didapatkan bagi dia. Kita harus mengatakan bahwa, sampai pada tingkat itu Yesus mencurahkan darahNya untuk keuntungannya. Text-text yang lain mungkin ada dalam kategori yang sama. Tetapi yang satu ini cukup untuk menunjukkan bahwa ada keuntungan-keuntungan yang datang sebagai keuntungan dari kematian Kristus bagi mereka yang akhirnya binasa. Dan mengingat hal ini kita bisa mengatakan bahwa berkenaan dengan keuntungan-keuntungan ini Kristus boleh dikatakan telah mati bagi mereka yang adalah penerima / pewaris keuntungan ini. Bagaimanapun juga merupakan sesuatu yang tidak bisa di9sangkal bahwa bahkan mereka yang binasa adalah pengambil-pengambil bagian dari tak terhitung banyaknya keuntungan yang merupakan buah dari kematian Kristus dan bahwa karena itu kematian Kristus menyokong mereka dalam hubungan keuntungan ini, suatu hubungan keuntungan yang tidak menjangkau di atas kehidupan ini) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 64-65. Catatan: dalam kutipan ini John Murray memberikan komentar tentang Ibr 10:29 - “Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”. John Murray: “The non-elect enjoy many benefits that accrues from the atonement but they do not partake of the atonement. ... it is one thing to say that the non-elect are the recipients of many benefits that accrue from Christ’s death, it is something entirely different to say that they are partakers or were intended to be the partakers of the vicarious substitution which ‘died for’ properly connotes. To sum up, there is a radical 8
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. differentiation between the benefits accruing from Christ’s death for the non-elect and the benefits accruing for the elect, and it is the latter that belong to the atonement in its biblical definition” (= Orang-orang bukan pilihan menikmati banyak keuntungan yang dihasilkan dari penebusan, tetapi mereka tidak ambil bagian dalam penebusan itu. ... merupakan sesuatu yang sama sekali berbeda untuk mengatakan bahwa orangorang bukan pilihan merupakan penerima dari banyak keuntungan yang dihasilkan oleh kematian Kristus, dengan mengatakan bahwa mereka adalah pengambil bagian, atau direncanakan untuk menjadi pengambil bagian, dari penggantian yang merupakan arti sebenarnya dari kata-kata ‘mati untuk’. Kesimpulannya, ada suatu perbedaan yang radikal antara keuntungan yang dihasilkan oleh kematian Kristus bagi orang-orang bukan pilihan, dan keuntungan yang dihasilkan bagi orang-orang pilihan, dan yang terakhir inilah yang menjadi milik dari penebusan dalam definisi yang Alkitabiah) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 69. Louis Berkhof: “The question may be raised, whether the atonement wrought by Christ for the salvation of the elect, and of the elect only, has any wider bearing. The question is often discussed in Scottish theology, whether Christ did not die, in some other than a saving sense, also for the non-elect. It was discussed by several of the older theologians, such as Rutherford, Brown, Durham, and Dickson, but was answered in the negative. ... The phrase that Christ died sufficiently for all was not approved, because the ‘for’ seemed to imply some reality of actual substitution.’ Durham denied that any mercy bestowed upon the reprobate, and enjoyed by them, could be said to be the proper fruit of, or the purchase of, Christ’s death; but at the same time maintained that certain consequences of Christ’s death of an advantageous kind must reach wicked men, though it is doubtful whether these can be regarded as a blessing for them. This was also the position of Rutherford and Gillespie. ... Several Reformed theologians hold that, though Christ suffered and died only for the purpose of saving the elect, many benefits of the cross of Christ do actually - and that also according to the plan of God - accrue to the benefit of those who do not accept Christ by faith. They believe that the blessings of common grace also result from the atoning work of Christ” (= Bisa ditanyakan, apakah penebusan yang dibuat oleh Kristus untuk keselamatan orang-orang pilihan, dan hanya untuk orang-orang pilihan, mempunyai hubungan / sangkut paut yang lebih luas. Pertanyaan itu sering didiskusikan dalam theolgia Skotlandia, apakah 9
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Kristus tidak mati, dalam arti lain dari pada menyelamatkan, juga bagi orang-orang bukan pilihan. Itu didiskusikan oleh beberapa ahli theologia yang lebih tua / kuno, seperti Rutherford, Brown, Durham, dan Dickson, tetapi dijawab ‘tidak’. ... Ungkapan bahwa ‘Kristus mati secara cukup bagi semua orang’ tidak disetujui, karena kata ‘untuk’ kelihatannya secara tak langsung menunjuk pada realita dari penggantian yang sungguh-sungguh’. Durham menyangkal bahwa ada belas kasihan apapun, yang diberikan kepada orang-orang bukan pilihan, dan yang dinikmati oleh mereka, bisa dikatakan sebagai buah yang benar dari, atau merupakan pembelian dari, kematian Kristus; tetapi pada saat yang sama mempertahankan bahwa konsekwensikonsekwensi tertentu yang menguntungkan dari kematian Kristus pasti mencapai orang-orang jahat, sekalipun merupakan sesuatu yang diragukan bahwa ini bisa dianggap sebagai suatu berkat bagi mereka. Ini juga merupakan posisi dari Rutherford dan Gillespie. ... Beberapa ahli theologia Reformed mempercayai bahwa, sekalipun Kristus menderita dan mati hanya dengan tujuan untuk menyelamatkan orangorang pilihan, banyak keuntungan dari salib Kristus yang sungguhsungguh menghasilkan keuntungan bagi mereka yang tidak menerima Kristus dengan iman, dan ini juga sesuai dengan rencana Allah. Mereka percaya bahwa berkat-berkat dari kasih karunia yang bersifat umum, juga dihasilkan oleh pekerjaan penebusan Kristus) - ‘Systematic Theology’, hal 398-399.
III) Dasar Kitab Suci doktrin Limited Atonement. 1) Adanya Predestinasi. Adanya Predestinasi tidak memungkinkan Allah melakukan penebusan terhadap semua orang, karena memang bukan kehendak / rencanaNya untuk menyelamatkan semua orang. Loraine Boettner: “It will be seen at once that this doctrine necessarily follows from the doctrine of election. If from eternity God has planned to save one portion of the human race and not another, it seems to be a contradiction to say that His work has equal reference to both portions, or that He sent His Son to die for those whom He had predetermined not to save, as truly as, and in the same sense that He was sent to die for those whom He had chosen for salvation. These two doctrines must stand or fall 10
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. together. We cannot logically accept one and reject the other. If God has elected some and not others to eternal life, then plainly the primary purpose of Christ’s work was to redeem the elect” (= Akan langsung terlihat bahwa doktrin ini merupakan akibat yang pasti dari doktrin pemilihan / predestinasi. Jika dari kekekalan Allah telah merencanakan untuk menyelamatkan sebagian umat manusia dan tidak menyelamatkan sebagian yang lainnya, maka kelihatannya merupakan suatu kontradiksi untuk mengatakan bahwa pekerjaanNya mempunyai hubungan yang sama dengan kedua golongan itu, atau bahwa Ia mengirimkan AnakNya untuk mati bagi mereka yang telah Ia tentukan untuk tidak diselamatkan, sama benarnya seperti, dan dalam arti yang sama seperti dimana Ia dikirim untuk mati untuk mereka yang telah Ia pilih untuk keselamatan. Kedua doktrin ini harus berdiri atau jatuh bersama-sama. Kita tidak bisa secara logis menerima yang satu dan menolak yang lain. Jika Allah telah memilih sebagian dan bukan yang lain untuk hidup yang kekal, maka jelaslah bahwa tujuan utama pekerjaan Kristus adalah untuk menebus orang pilihan) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 151. Charles Hodge: “The one doctrine necessarily involves the other. If God from eternity determined to save one portion of the human race and not another, it seems to be a contradiction to say that the plan of salvation had equal reference to both portions; that the Father sent his Son to die for those whom He had predetermined not to save, as truly as, and in the same sense that He gave Him up for those whom He had chosen to make the heirs of salvation” (= Doktrin yang satu pasti melibatkan yang lain. Jika dari kekekalan Allah telah menentukan untuk menyelamatkan sebagian umat manusia dan tidak menyelamatkan sebagian yang lainnya, maka kelihatannya merupakan suatu kontradiksi untuk mengatakan bahwa rencana keselamatan mempunyai hubungan yang sama dengan kedua golongan itu, atau bahwa Ia mengirimkan AnakNya untuk mati bagi mereka yang telah Ia tentukan untuk tidak diselamatkan, sama benarnya seperti, dan dalam arti yang sama seperti Ia menyerahkanNya bagi mereka yang telah Ia pilih untuk membuat ahli waris keselamatan) - ‘Systematic Theology’, vol II, hal 548.
2) Ajaran bahwa ‘Kristus menimbulkan ajaran sesat.
mati
untuk
semua
orang’
Kalau Kristus mati untuk semua orang, maka hanya ada 2 11
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. kemungkinan: a) Kristus / Allah berhasil mencapai tujuanNya, dan ini menghasilkan Universalisme (ajaran yang mengatakan bahwa pada akhirnya nanti semua orang akan selamat / masuk ke surga). b) Kristus / Allah gagal mencapai tujuan / rencanaNya, karena dalam faktanya nanti akan ada banyak orang yang masuk ke neraka. Kedua kemungkinan di atas ini sama-sama tidak mungkin, karena: 1. Universalisme jelas merupakan ajaran sesat dan bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci yang jelas menunjukkan adanya banyak orang yang masuk ke neraka, seperti Mat 7:13, Luk 16:2324. 2. Banyak ayat-ayat Kitab Suci yang mengatakan bahwa rencana Allah tidak mungkin gagal, seperti: • Ayub 42:2 - “Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal”. • Maz 33:10-11 - “TUHAN menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hatiNya turuntemurun”. • Yes 14:24,26-27 - “TUHAN semesta alam telah bersumpah, firmanNya: ‘Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana: ... Itulah rancangan yang telah dibuat mengenai seluruh bumi, dan itulah tangan yang teracung terhadap segala bangsa. TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? TanganNya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali?”. • Yes 46:10-11 - “yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: KeputusanKu akan sampai, dan segala kehendakKu akan Kulaksanakan, yang memanggil burung buas dari timur, dan orang yang melaksanakan putusanKu dari negeri yang jauh. Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya”.
12
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. John Murray: “it is inconceivable that the purpose for which he came was frustrated or could be frustrated” (= tak dapat dibayangkan bahwa tujuan untuk mana Ia datang digagalkan atau bisa digagalkan) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 75. Jadi seharusnya tidak ada orang kristen yang alkitabiah / injili yang boleh menerima yang manapun dari 2 kemungkinan di atas ini. John Owen mengomentari Ro 4:25 yang berbunyi “yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita”, dengan komentar sebagai berikut: “For whose offences he died, for their justification he rose; - and therefore, if he died for all, all must also be justified, or the Lord faileth in his aim and design, both in the death and resurrection of his Son; which though some have boldly affirmed, yet for my part I cannot but abhor the owning of so blasphemous a fancy” (= Untuk pelanggaran-pelanggaran siapa Ia mati, untuk pembenaran mereka Ia bangkit; - dan karena itu, jika Ia mati untuk semua, semua harus juga dibenarkan, atau Tuhan gagal dalam tujuan dan rencanaNya, baik dalam kematian dan kebangkitan AnakNya; yang sekalipun sebagian orang menegaskan secara berani, tetapi bagi saya, saya hanya bisa merasa jijik untuk mempunyai khayalan yang begitu bersifat menghujat) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 182. Kalau kedua kemungkinan di atas sama-sama tidak mungkin, maka jelas bahwa kita harus membuang teori yang mengatakan bahwa Yesus mati untuk semua orang.
3) Kalau Kristus mati untuk semua orang, maka orang yang tidak percaya yang akhirnya masuk ke neraka, dosanya dihukum 2 x. Ini tidak adil! Loraine Boettner mengutip kata-kata Charles Haddon Spurgeon: “If Christ has died for you, you can never be lost. God will not punish twice for one thing. If God punished Christ for your sins He will not punish you. ‘Payment God’s justice cannot twice demand; first, at the bleeding Saviour’s hand, and then again at mine.’ How can God be just if he punished Christ, the substitute, and then man himself afterwards?” (= Jika Kristus telah mati untuk kamu, kamu tidak pernah bisa terhilang. Allah tidak akan menghukum dua kali untuk satu hal. Jika Allah 13
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. menghukum Kristus untuk dosa-dosamu Ia tidak akan menghukummu. ‘Pembayaran keadilan Allah tidak bisa menuntut dua kali; pertama, pada tangan Kristus yang berdarah, dan lalu lagi pada tanganku’. Bagaimana Allah bisa adil jika Ia menghukum Kristus, sang Pengganti, dan lalu manusia itu sendiri setelahnya?) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 155. Loraine Boettner: “If the suffering and death of Christ was a ransom for all men rather than for the elect only, then the merits of His work must be communicated to all alike and the penalty of eternal punishment cannot be justly inflicted on any. God would be unjust if He demanded this extreme penalty twice over, first from the substitute and then from the persons themselves” (= Jika penderitaan dan kematian Kristus merupakan penebusan untuk semua orang dan bukannya untuk orang pilihan saja, maka manfaat / jasa dari pekerjaanNya harus diberikan kepada semua dan hukuman kekal tidak bisa secara adil diberikan kepada siapapun. Allah itu tidak adil jika Ia menuntut hukuman yang hebat ini dua kali, pertama dari sang Pengganti dan lalu dari orangorang itu sendiri) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 155. Charles Haddon Spurgeon: “Memory looks back on past sins with deep sorrow for the sin, but yet with no dread of any penalty to come; for Christ has paid the debt of His people to the last jot and tittle, and received the divine receipt; and unless God can be so unjust as to demand double payment for one debt, no soul for whom Jesus died as a substitute can ever be cast into hell. It seems to be one of the very principles of our enlightened nature to believe that God is just; we feel that it must be so, and this gives us our terror at first; but is it not marvelous that this very same belief that God is just, becomes afterwards the pillar of our confidence and peace! If God is just, I, a sinner alone and without a substitute, must be punished; but Jesus stands in my stead and is punished for me; and now, if God is just, I, a sinner, standing in Christ, can never be punished” (= Ingatan melihat ke belakang kepada dosa-dosa yang lalu dengan kesedihan yang dalam untuk dosa, tetapi tanpa rasa takut terhadap hukuman yang akan datang; karena Kristus telah membayar hutang umatNya sampai pada hal yang paling kecil / remeh, dan telah menerima kwitansi ilahi; dan kecuali Allah itu bisa begitu tidak adil / benar sehingga menuntut pembayaran dobel untuk satu hutang, tidak ada jiwa, untuk siapa Yesus mati sebagai pengganti, bisa dicampakkan 14
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. ke dalam neraka. Kelihatannya merupakan satu prinsip dari diri kita yang sudah diterangi untuk percaya bahwa Allah itu adil / benar; kita merasa bahwa haruslah demikian, dan ini mula-mula memberikan kita rasa takut; tetapi tidakkah merupakan sesuatu yang mengagumkan bahwa kepercayaan yang sama bahwa Allah itu adil / benar, setelah itu lalu menjadi pilar / tonggak dari keyakinan dan damai kita! Jika Allah itu adil / benar, saya, seorang yang berdosa, sendirian dan tanpa seorang pengganti, harus dihukum; tetapi Yesus telah menggantikan saya dan dihukum untuk saya; dan sekarang, jika Allah itu adil / benar, saya, seorang yang berdosa, berdiri dalam Kristus, tidak pernah bisa dihukum) - ‘Morning and Evening’, September 25, morning. Charles Haddon Spurgeon: “If Jesus paid my debt, and he did if I am a believer in him, then I am out of debt. If Jesus bore the penalty of my sin, and he did if I am a believer, then there is no penalty for me to pay, ... If Christ has borne my punishment, I shall never bear it” (= Jika Yesus membayar hutangku, dan Ia memang membayar hutangku jika aku adalah orang percaya dalam Dia, maka aku tidak mempunyai hutang. Jika Yesus memikul / menanggung hukuman dosaku, dan Ia memang memikul / menanggung dosaku jika aku adalah seorang percaya, maka di sana tidak ada hukuman bagiku yang harus aku bayar, ... Jika Kristus telah memikul / menanggung hukumanku, aku tidak akan pernah memikul / menganggungnya) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of Our Lord’, vol 6, hal 477.
4) Keberadaan 2 kelompok orang yang membuktikan kebenaran doktrin ini. 2 kelompok orang itu adalah: a) Orang-orang yang sudah mati dalam dosa sebelum Kristus mati menebus dosa; mereka ini sudah ada di dalam neraka, pada saat Kristus mati disalib. R. L. Dabney: “A large part of the human race were already in hell before the atonement was made” (= Suatu bagian besar dari umat manusia sudah ada dalam neraka sebelum penebusan dibuat) ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 522. Misalnya: 15
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. • orang kaya dalam Luk 16:19-31. • orang-orang Sodom dan Gomora. Yudas 7 - “sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang”. Jelas bahwa Kristus tidak mati untuk menebus dosa orang-orang yang sudah ada di dalam neraka ini. b) Orang-orang yang mati tanpa pernah diberi kesempatan untuk mendengar Injil. Kalau Kristus memang mati untuk mereka, mengapa Allah dalam providensiaNya membiarkan mereka mati tanpa pernah mendengar Injil? R. L. Dabney: “Another large part never hear of it. But ‘faith cometh by hearing.’ (Rom. 10), and faith is the condition of its application. Since their condition is determined intentionally by God’s providence, it could not be His intention that the atonement should avail for them equally with those who hear and believe” [= Suatu bagian besar yang lain tidak pernah mendengarnya (tentang penebusan). Tetapi ‘iman timbul karena pendengaran’ (Ro 10), dan iman merupakan syarat dari penerapan penebusan itu. Karena keadaan mereka ditentukan secara sengaja oleh providensia Allah, maka tidak bisa merupakan maksudNya bahwa penebusan mempunyai nilai yang sama untuk mereka dibandingkan dengan orang-orang yang mendengar dan percaya] - ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 522. John Owen: “If every one in the world be intended, why doth not the Lord, in the pursuit of this love, reveal Jesus Christ to every one whom he so loved? Strange! that the Lord should so love men as to give his only-begotten Son for them, and yet not once by any means signify this his love to them, as to innumerable he doth not! - that he should love them, and yet order things so, in his wise dispensation, that this love should be altogether in vain and fruitless! - love them, and yet determine that they shall receive no good by his love, though his love indeed be a willing of the greatest good to them!” (= Jika setiap orang dalam dunia ini yang dimaksudkan, mengapa Tuhan, dalam pengejaran dari kasih ini, tidak menyatakan Yesus Kristus kepada setiap orang yang begitu Ia kasihi? Aneh! bahwa Tuhan begitu 16
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. mengasihi manusia sehingga memberikan Anak TunggalNya bagi mereka, tetapi tidak satu kalipun dengan cara apapun memberitahukan kasihNya ini kepada mereka, seperti yang tidak Ia lakukan kepada tak erhitung banyaknya orang! - bahwa Ia mengasihi mereka, tetapi mengatur hal-hal sedemikian rupa, dalam takdirNya yang bijaksana, sehingga kasih ini menjadi sia-sia dan tak berbuah sama sekali! - mengasihi mereka, tetapi menentukan bahwa mereka tidak akan menerima kebaikan dari kasihNya, sekalipun kasihNya memang menghendaki yang terbaik bagi mereka!) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 328. John Owen menambahkan: “That he doth not give all things to them to whom he gives his Son, contrary to Rom. 8:32” (= Bahwa Ia tidak memberikan segala sesuatu kepada mereka bagi siapa Ia memberikan AnakNya, bertentangan dengan Ro 8:32) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 328. Bdk. Ro 8:32 - “Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”. Catatan: ayat ini memang jelas menunjukkan bahwa kalau Allah rela memberikan AnakNya bagi seseorang, Ia pasti juga akan mau memberikan ‘segala sesuatu’ kepada orang tersebut. ‘Segala sesuatu’ itu memang tidak mungkin diartikan ‘segala sesuatu secara mutlak’, karena kalau diartikan sebagai kekayaan duniawi, maka akan menjadi Theologia Kemakmuran. Tetapi jelas sangat tidak masuk akal, kalau ‘segala sesuatu’ ini tidak mencakup keselamatan kekal! Setiap orang harus setuju dengan argumentasi ini, kecuali ia berpandangan bahwa orang mati tidak langsung masuk neraka, dan masih ada ‘second chance’ (= kesempatan kedua), dimana orang itu masih bisa diinjili setelah ia mati, baik oleh Kristus ataupun oleh siapapun juga. Tetapi pandangan sesat tentang adanya ‘second chance’ (= kesempatan kedua) ini jelas bertentangan dengan 2Kor 5:10 - “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”. 17
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Perhatikan kata-kata yang saya garis bawahi itu, yang diterjemahkan secara berbeda oleh Kitab Suci bahasa Inggris. KJV: ‘in his body’ (= dalam tubuhnya). RSV/NIV/NASB: ‘in the body’ (= dalam tubuh). Dalam bahasa Yunani digunakan kata SOMA, yang artinya adalah ‘tubuh’. Jadi, penghakiman Kristus pada akhir jaman nanti tergantung hanya pada apa yang dilakukan seseorang dalam hidupnya / dalam tubuhnya, bukan pada apa yang dilakukannya setelah ia mati / ada di luar tubuhnya. Jadi, seandainya penginjilan terhadap orang mati itu memungkinkan untuk dilakukan, dan seandainya orang mati itu bisa bertobat dan percaya kepada Yesus, itu tetap tidak akan diperhitungkan dalam penghakiman akhir jaman. Yang diperhitungkan hanyalah tindakan-tindakannya selama ia berada dalam tubuhnya. Illustrasi: kalau seseorang menghadapi ujian, maka ia mempunyai waktu untuk belajar dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian tersebut. Kalau ternyata ia menyia-nyiakan kesempatan itu, dan baru menyesal akan kemalasannya, dan mulai rajin belajar setelah ujian, maka penyesalan dan kerajinannya itu tidak akan mempengaruhi nilai ujiannya, karena semua itu terjadi setelah ujian. Apa yang mempengaruhi nilai ujiannya hanyalah apa yang ia lakukan sebelum ujian! ‘Masa belajar’ bagi kita adalah hidup yang sekarang ini. Apapun yang kita lakukan dalam hidup ini mempengaruhi hidup yang akan datang. Tetapi apapun yang kita lakukan setelah kita mati, tidak akan mempengaruhi ‘nilai ujian’ kita! Charles Hodge: “According to the Scriptures and the faith of the Church, the probation of man ends at death” (= Menurut Kitab Suci dan iman Gereja, masa percobaan / ujian manusia berakhir pada kematian) ‘Systematic Theology’, vol III, hal 725. Louis Berkhof: “It (Scripture) also invariably represents the coming final judgment as determined by the things that were done in the flesh, and never speaks of this as dependent in any way on what occurred in the intermediate state” [= Itu (Kitab Suci) juga selalu menunjukkan / menggambarkan bahwa penghakiman akhir yang mendatang itu 18
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. ditentukan oleh hal-hal yang dilakukan dalam daging, dan tidak pernah berbicara tentang hal ini sebagai tergantung dengan cara apapun pada apa yang terjadi dalam intermediate state (keadaan antara kematian dan kebangkitan)] - ‘Systematic Theology’, hal 693.
5) Dasar Kitab Suci doktrin ini. Ayat-ayat Kitab Suci yang menunjukkan bahwa penebusan Kristus dilakukan hanya untuk orang-orang tertentu saja, seperti: • Mat 1:21 - “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka”. • Mat 20:28 - “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang”. • Yoh 10:11,15 - “(11) Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; ... (15) sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawaKu bagi domba-dombaKu”. Jadi, Yesus memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya. Tetapi Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi (ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi) bahwa mereka bukanlah dombadombaNya. Yoh 10:26 - ‘tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-dombaKu’. Jadi jelas Yesus tidak mati / memberikan nyawaNya untuk mereka. • Yoh 11:51-52 - “(51) Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, (52) dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai”. • Yoh 15:13 - “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu”. 19
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. • Yoh 17:19 - “dan Aku menguduskan diriKu bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran”. • Kis 20:28 - “Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri”. KJV: ‘the church of God, which he hath purchased with his own blood’ (= gereja Allah yang telah dibeliNya dengan darahNya sendiri). • Ro 8:32-35 - “(32) Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? (33) Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? (34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? (35) Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?”. Jelas bahwa kata-kata ‘kita semua’ menunjuk kepada ‘orangorang pilihan Allah’. • Ef 5:23 - “karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh”. KJV: ‘and he is the saviour of the body’ (= dan Ia adalah Juruselamat dari tubuh). • Ef 5:25-27 - “(25) Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya (26) untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, (27) supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diriNya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela”. • Yes 53:8 - “Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umatKu ia kena tulah”. • Yes 53:11-12 - “(11) Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hambaKu itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan 20
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. kejahatan mereka dia pikul. (12) Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontakpemberontak”. • Wah 5:9-10 - “(9) Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. (10) Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.’”. Perhatikan kata-kata ‘dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa’ yang menunjuk kepada orang-orang yang ditebus / dibeli oleh Kristus dengan darahNya. Kata yang diterjemahkan ‘dari’ adalah EK, yang artinya adalah ‘from / out of’. Ini menunjuk kepada sebagian dari keseluruhan, dan karena itu ini mendukung doktrin Limited Atonement (= Penebusan terbatas) ini. Tentang istilah-istilah ‘umat’, ‘domba’, ‘anak Allah’, ‘jemaat / gereja’, dan ‘orang pilihan’ yang digunakan oleh ayat-ayat tersebut di atas, untuk menunjuk kepada orang-orang bagi siapa Kristus telah mati, perhatikan komentar di bawah ini. Arthur W. Pink: “One may well ask, Why such discrimination of terms if Christ died for all men indiscriminately?” (= Seseorang bisa dengan benar bertanya: Mengapa ada diskriminasi istilah-istilah seperti itu jika Kristus mati untuk semua orang tanpa pandang bulu?) - ‘The Sovereignty of God’, hal 63.
6) Yesus berdoa (Yoh 17:9,20).
hanya
untuk
orang
percaya
/
pilihan
a) ‘Doa terbatas’ dari Kristus. Yesus berdoa hanya untuk orang-orang pilihan, dan Ia tidak berdoa untuk orang-orang yang bukan pilihan. 21
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. • Yoh 17:9 - “Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab mereka adalah milikMu”. Dalam Yoh 17:9 ini jelas bahwa Yesus berdoa untuk orangorang yang pada saat itu sudah percaya kepadaNya. Calvin: “He openly declares that he does not pray for the world, because he has no solicitude but about his own flock, which he received from the hand of the Father” (= Ia menyatakan secara terbuka bahwa Ia tidak berdoa untuk dunia, karena Ia tidak mempunyai perhatian kecuali terhadap kawanan dombaNya, yang Ia terima dari tangan Bapa) - hal 172. • Yoh 17:20 - “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepadaKu oleh pemberitaan mereka”. Leon Morris (NICNT) memberikan komentar sebagai berikut tentang kata-kata ‘orang-orang yang percaya’ dalam Yoh 17:20: “The present participle, TON PISTEUONTON, might perhaps be held to signify those who at that moment believed on account of the disciples’ word. But this is unlikely. The future almost certainly gives the sense of it. Turner regards this as a present participle for future, perhaps under Hebrew or Aramaic influence” (= Participle bentuk present, TON PISTEUONTON, mungkin bisa dianggap menunjuk pada mereka yang pada saat itu percaya karena katakata murid-murid. Tetapi kemungkinannya kecil. Bentuk future / akan datang hampir pasti memberikan artinya. Turner menganggap ini sebagai suatu present participle untuk akan datang, mungkin di bawah pengaruh Ibrani atau Aramaic) - hal 733, footnote. Jadi kata-kata ‘orang-orang yang percaya’ dalam Yoh 17:20 menunjuk kepada orang-orang yang akan percaya kepada pemberitaan orang-orang Kristen pada saat itu. Calvin menafsirkan bahwa Yoh 17:20 ini adalah doa untuk scope / ruang lingkup yang lebih luas (dibandingkan dengan doaNya dalam Yoh 17:9), yaitu untuk ‘semua murid dari Injil, sampai akhir jaman’. 22
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Calvin: “He now gives a wider range to his prayer, which hitherto had included the apostles alone; for he extends it to all the disciples of the Gospel, so long as there shall be any of them to the end of the world” (= Sekarang Ia memberikan jangkauan yang lebih lebar pada doaNya, yang sampai saat ini hanya mencakup rasul-rasul saja; karena Ia memperluasnya kepada semua murid dari Injil, selama mereka ada sampai akhir dunia ini) - hal 181. Matthew Poole: “Christ did not pray for any reprobates, not for any that were and should die unbelievers: he prayed before for those who actually did believe; he prayeth here for them that should believe; but we never read that he prayed for any others” [= Kristus tidak berdoa untuk orang yang ditetapkan untuk binasa, tidak untuk siapapun yang adalah orang tak percaya dan mati sebagai orang tak percaya: tadi (dalam Yoh 17:9) Ia berdoa untuk mereka yang sungguh-sungguh sudah percaya; di sini Ia berdoa untuk mereka yang harus percaya; tetapi kita tidak pernah membaca bahwa Ia berdoa untuk orang lain] - hal 370. Jadi kesimpulannya, dalam Yoh 17:9,20 ini Yesus berdoa untuk orang-orang yang sudah percaya dan yang akan percaya. Dengan kata lain, Ia berdoa untuk ‘orang-orang pilihan’. Sekarang perhatikan bahwa dalam Yoh 17:9, Yesus menambahkan katakata ‘bukan untuk dunia Aku berdoa’. Kata ‘dunia’ di sini pasti menunjuk kepada ‘orang-orang yang bukan pilihan’ (reprobate). Semua ini menunjukkan bahwa Yesus berdoa secara terbatas. Catatan: mungkin ada yang keberatan kalau kata ‘dunia’ menunjuk kepada orang-orang yang bukan pilihan karena dalam Yoh 17:21,23 dikatakan bahwa ‘dunia’ itu percaya kepada Yesus / tahu bahwa Yesus diutus oleh Allah. Yoh 17:21,23 - “(21) supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. ... (23) Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku”. 23
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Bagaimana menafsirkan ayat-ayat ini? • sama seperti John Owen, Calvin tidak setuju kalau ‘dunia’ di sini diartikan ‘elect’ / ‘orang pilihan’, karena dalam seluruh kontex Yoh 17 ini kata ‘dunia’ selalu menunjuk kepada ‘reprobate’ / ‘orang yang ditetapkan untuk binasa’! • kata ‘percaya’ di sini artinya ‘tahu’, dan ini hanya menunjuk pada pengetahuan secara intelektual. Jadi mereka (dunia) diyakinkan secara intelektual bahwa Yesus diutus oleh Bapa, tetapi mereka tetap tidak mau percaya kepada Dia. Ingat bahwa iman yang sejati, harus mencakup intelek, perasaan, maupun kehendak. Kalau hanya mencakup intelek saja, itu bukan iman yang sejati! b) Hubungan ‘doa terbatas’ dari Kristus dengan doktrin Limited Atonement (= Penebusan terbatas). Para ahli theologia Reformed menganggap sebagai sesuatu yang aneh kalau Kristus mati untuk semua orang di dunia ini, tetapi tidak mau berdoa untuk semua melainkan hanya untuk orangorang pilihan saja. R. C. Sproul: “Jesus’ atonement and his intercession are joint works of his high priesthood. He explicitly excludes the non-elect from his great high priestly prayer. ‘I do not pray for the world but for those whom you have given Me’ (John 17:9). Did Christ die for those for whom he would not pray?” [= Penebusan dan pengantaraan / doa syafaat Yesus adalah pekerjaan gabungan dari keimam-besaranNya. Ia secara explicit mengeluarkan / tidak memasukkan orang yang bukan pilihan dari doa imam besarNya. ‘Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu’ (Yoh 17:9). Apakah Kristus mati untuk mereka bagi siapa Ia tidak berdoa?] - ‘Chosen by God’, hal 206. Matthew Poole: “Christ did not pray for any reprobates, not for any that were and should die unbelievers: he prayed before for those who actually did believe; he prayeth here for them that should believe; but we never read that he prayed for any others. Now whether he laid down his life for those for whom he would not pray, lieth upon them to consider, who are so confident that he died for all and every man” [= Kristus tidak berdoa untuk orang yang ditetapkan untuk binasa, tidak untuk siapapun yang adalah orang tak percaya dan mati 24
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. sebagai orang tak percaya: tadi (dalam Yoh 17:9) Ia berdoa untuk mereka yang sungguh-sungguh sudah percaya; di sini Ia berdoa untuk mereka yang harus percaya; tetapi kita tidak pernah membaca bahwa Ia berdoa untuk orang lain. Sekarang apakah Ia menyerahkan nyawaNya untuk mereka bagi siapa Ia tidak mau berdoa, terserah kepada mereka untuk mempertimbangkan, yang begitu yakin bahwa Ia mati untuk semua dan setiap orang] - hal 370. John Owen: “He did not suffer for them, and then refuse to intercede for them; he did not do the greater, and omit the less” (= Ia tidak menderita untuk mereka, dan lalu menolak untuk berdoa syafaat bagi mereka; Ia tidak melakukan yang lebih besar dan mengabaikan yang lebih kecil) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 176. John Owen: “... we know that Christ refused to pray for the world, in opposition to his elect” (= ... kita tahu bahwa Kristus menolak untuk berdoa untuk dunia, dikontraskan dengan orang pilihan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 177. Padahal Owen mengatakan bahwa Bapa selalu mendengar doa Anak / Yesus, dan ini ditunjukkan dalam 2 text Kitab Suci di bawah ini: • Yoh 11:42 - “Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”. • Maz 2:7-8 - “(7) Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: ‘AnakKu engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. (8) Mintalah kepadaKu, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu”. John Owen: “therefore, if he should intercede for all, all should undoubtedly be saved” (= karena itu, jika Ia berdoa syafaat untuk semua, tidak diragukan bahwa semua akan diselamatkan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 177. John Owen: “the oblation and intercession of Christ are of equal 25
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. compass and extent in respect of their objects, or the persons for whom he once offered himself and doth continually intercede, and so are to be looked on one joint means for the attaining of a certain proposed end” (= pengorbanan dan doa syafaat Kristus mempunyai batas dan luas yang sama berkenaan dengan obyeknya atau dengan orang-orang untuk siapa Ia sekali mengorbankan diriNya dan mendoakannya secara terus-menerus, dan dengan demikian harus dianggap sebagai satu cara gabungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 187. A. W. Pink menggunakan Ro 8:33-34 - “(33) Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? (34) Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?”. Terjemahan Kitab Suci Indonesia mempunyai beberapa kesalahan, yaitu: kalimat no 2 dan no 4 (bagian yang saya garisbawahi) sebetulnya bukan kalimat tanya. Disamping itu, kata-kata ‘menjadi Pembela’ seharusnya adalah ‘menengahi / berdoa syafaat’. Bandingkan dengan terjemahan NASB di bawah ini. NASB: ‘Who will bring a charge against God’s elect? God is the one who justifies; who is the one who condemns? Christ Jesus is He who died, yes, rather who was raised, who is at the right hand of God, who also intercedes for us’ (= Siapa yang menuduh orang pilihan Allah? Allah adalah orang yang membenarkan; siapa orang yang menghukum? Kristus Yesus adalah Dia yang telah mati, ya, bahkan yang telah dibangkitkan, yang ada di sebelah kanan Allah, yang juga menengahi / berdoa syafaat untuk kita). KJV: ‘(33) Who shall lay any thing to the charge of God's elect? It is God that justifieth. (34) Who is he that condemneth? It is Christ that died, yea rather, that is risen again, who is even at the right hand of God, who also maketh intercession for us’ (= Siapa yang akan menuduh orang pilihan Allah? Allahlah yang membenarkan. Siapa yang menghukum? Adalah Kristus yang telah mati, ya bahkan yang telah bangkit kembali, yang bahkan ada di sebelah kanan Allah, yang juga menengahi / berdoa syafaat untuk kita). Jadi bagian akhir text itu menunjukkan bahwa Kristus Yesus telah melakukan 2 hal untuk kita, yaitu: • mati (dan bangkit). 26
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. • menengahi / berdoa syafaat. Arthur W. Pink: “Note particularly that the death and intercession of Christ have one and the same object! ... If then Christ intercedes for the elect only, and ‘not for the world,’ then He dies for them only” (= Perhatikan secara khusus bahwa kematian dan tindakan menengahi / doa syafaat Kristus mempunyai satu obyek yang sama! ... Karena itu jika Kristus menengahi / berdoa syafaat hanya untuk orang pilihan, dan ‘bukan untuk dunia’, maka Ia mati hanya untuk mereka) - ‘The Sovereignty of God’, hal 60. c) Tetapi bagaimana dengan Luk 23:34? Apakah ini menunjukkan bahwa Yesus berdoa untuk orang non pilihan? Luk 23:34 - “Yesus berkata: ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.’”. 1. Pertama-tama perlu diketahui bahwa kalimat ini diragukan keasliannya karena manuscript-manuscript yang terbaik tidak mempunyai ayat ini! NIV memberikan catatan kaki yang berbunyi: “Some early manuscripts do not have this sentence” (= Beberapa manuscripts mula-mula tidak mempunyai kalimat ini). RSV memberikan catatan kaki yang berbunyi: “Other ancient authorities omit the sentence ‘And Jesus ... what they do” (= Otoritas-otoritas kuno yang lain menghapuskan kalimat ‘Dan Yesus ... apa yang mereka perbuat’). NKJV memberikan catatan tepi yang berbunyi: “NU brackets the first sentence as a later addition” (= NU meletakkan kalimat pertama dalam kurung sebagai penambahan belakangan). ASV memberikan catatan kaki yang berbunyi: “Some ancient authorities omit ‘And Jesus said, Father, forgive them; for they know not what they do.’” (= Beberapa otoritas kuno menghapuskan ‘Dan Yesus berkata: Bapa, ampunilah mereka; sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’). KJV dan NASB tidak memberikan catatan kaki apapun. Pulpit Commentary: “These words are missing in some of the oldest authorities. They are found, however, in the majority of the most ancient manuscripts and in the most trustworthy of the old 27
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. versions, and are undoubtedly genuine” (= Kata-kata ini tidak ada dalam beberapa dari otoritas yang paling tua. Tetapi kata-kata itu ditemukan dalam mayoritas dari manuscripts yang paling kuno dan dalam versi-versi tua yang paling bisa dipercaya, dan tidak diragukan merupakan bagian yang asli) - hal 240. Leon Morris (Tyndale): “There is textual doubt about this prayer. It is absent from many of the best MSS and some critics argue that it must be rejected, since it would scarcely have been omitted if genuine. Against that is the fact that other very good MSS do attest it. Early copyists may have been tempted to omit the words by the reflection that perhaps God had not forgiven the guilty nation. The events of AD 70 and afterwards may well have looked like anything but forgiveness. We should regard the words as genuine” [= Ada keraguan textual tentang doa ini. Doa ini absen dalam banyak manuscripts terbaik dan sebagian pengkritik berargumentasi bahwa itu harus ditolak, karena tidak mungkin itu dihapuskan kalau itu asli. Menentang hal ini adalah fakta bahwa manuscripts lain yang sangat baik menyokongnya. Penyalin-penyalin mulamula mungkin tergoda untuk menghapus kata-kata ini oleh pemikiran bahwa mungkin Allah tidak mengampuni bangsa yang bersalah ini. Peristiwa pada tahun 70 M dan sesudahnya (kehancuran Yerusalem) sama sekali tidak menunjukkan pengampunan. Kita harus menganggap kata-kata ini sebagai asli] - hal 326-327. The New Bible Commentary: Revised: “34a is omitted by a formidable list of early MSS, but it should be retained either as a genuine part of Luke (cf. Acts 7:60) or as a reliable piece of extraneous tradition. It would be omitted by scribes who felt that it was unseemly or not answered” [= ay 34a dihapuskan oleh suatu daftar yang menakutkan / berat dari manuscript-manuscript mula-mula, tetapi itu harus dipertahankan atau sebagai bagian asli dari Lukas (bdk. Kis 7:60) atau sebagai potongan tradisi dari luar yang bisa dipercaya. Itu dihapuskan oleh penyalin-penyalin yang merasa bahwa itu (doa Yesus) tidak pantas atau tidak dijawab] - hal 923. Bdk. Kis 7:60 - “Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: ‘Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!’ Dan dengan perkataan itu meninggallah ia”. 28
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Doa Stefanus ini dianggap meniru / meneladani doa Kristus yang sedang kita bahas. Kalau Kristus tidak pernah menaikkan doa tersebut, Stefanus tidak akan bisa meneladaninya. A. T. Robertson: “Some of the oldest and best documents do not contain this verse, and yet, while it is not certain that it is a part of Luke’s Gospel, it is certain that Jesus spoke these words, for they are utterly unlike any one else” (= Beberapa dari dokumendokumen yang tertua dan terbaik tidak mempunyai ayat ini, tetapi sementara tidak pasti bahwa itu merupakan suatu bagian dari Injil Lukas, adalah pasti bahwa Yesus mengucapkan katakata ini, karena kata-kata itu sama sekali tidak seperti kata-kata siapapun juga) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 2, hal 284-285. Bruce M. Metzger: “The absence of these words from such early and diverse witnesses ... is most impressive and can scarcely be explained as a deliberate excision by copyists who, considering the fall of Jerusalem to be proof that God had not forgiven the Jews, could not allow it to appear that the prayer of Jesus had remained unanswered. At the same time, the logion, though probably not a part of the original Gospel of Luke, bears self-evident tokens of its dominical origin, and was retained, within double square brackets, in the traditional place where it had been incorporated by unknown copyists relatively early in the transmission of the Third Gospel” (= Absennya kata-kata ini dari saksi-saksi yang mula-mula dan bermacam-macam ... merupakan sesuatu yang mengesankan dan hampir tidak bisa dijelaskan sebagai penghilangan yang disengaja oleh penyalin-penyalin yang, menganggap kejatuhan Yerusalem sebagai bukti bahwa Allah tidak mengampuni orangorang Yahudi, tidak bisa membiarkan terlihat bahwa doa Yesus tidak dijawab. Pada saat yang sama, ucapan ini, sekalipun mungkin bukan merupakan suatu bagian dari Injil Lukas yang asli, mempunyai tanda-tanda yang jelas bahwa itu berasal usul dari Tuhan Yesus, dan dipertahankan, dalam tanda kurung ganda, dalam tempat tradisional dimana ucapan ini telah dimasukkan oleh penyalin-penyalin yang tak dikenal pada masa yang sangat awal dalam penyebaran Injil ketiga ini) - ‘A Textual Commentary on the Greek New Testament’, hal 180. Catatan: kata ‘dominical’ diterjemahkan ‘having to do with 29
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Jesus as the Lord’ (= berurusan dengan Yesus sebagai Tuhan) dalam Webster’s New World Dictionary. 2. Untuk siapa Yesus menaikkan doa ini? a. Ada yang menganggap bahwa doa ini mencakup semua yang hadir pada saat itu, dan bahkan mencakup semua manusia, termasuk kita. C. H. Spurgeon: “I believe that it was a far-reaching prayer, which indeed included Scribes and Pharisees, Pilate and Herod, Jews and Gentiles - yea, the whole human race in a certain sense, since we were all concerned in that murder; but certainly the immediate persons, upon whom that prayer was poured like precious nard, were those who there and then were committing the brutal act of fastening him to the accursed tree” (= Saya percaya bahwa itu merupakan doa yang jangkauannya jauh, yang mencakup ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Pilatus dan Herodes, orang Yahudi dan orang non Yahudi ya, seluruh umat manusia dalam arti tertentu, karena kita semua tersangkut dalam pembunuhan itu; tetapi pasti orangorang yang langsung didoakan oleh doa yang seperti minyak wangi yang mahal itu, adalah mereka yang ada di sana pada saat itu dan sedang melakukan tindakan brutal dengan memakukan Dia pada salib yang terkutuk) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of Our Lord’, vol 6, hal 483. C. H. Spurgeon: “for, though we were not there, and we did not actually put Jesus to death, yet we really caused his death, and we, too, crucified the Lord of glory; and his prayer for us was, ‘Father, forgive them, for they know not what they do.’” (= karena, sekalipun kita tidak ada di sana, dan tidak betul-betul membunuh Yesus, tetapi kita sungguh-sungguh menyebabkan kematianNya, dan kita juga menyalibkan Tuhan kemuliaan; dan doanya untuk kita adalah: ‘Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’) - ‘A Treasury of Spurgeon on the Life and Work of Our Lord’, vol 6, hal 472.
30
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
b. Ada juga yang membatasi orang-orang yang didoakan. David Gooding: “it was prayed on behalf of the soldiers who in all truthfulness did not know what they were doing. False sentiment must not lead us to extend the scope of his prayer beyond his intention. To pray forgiveness for a man who knows quite well what he is doing and has no intention of either stopping or repenting would be immoral: it would amount to condoning, if not conniving at, his sin. Christ certainly did not do that” (= itu didoakan demi para tentara yang memang tidak tahu apa yang mereka lakukan. Sentimen yang salah tidak boleh membimbing kita untuk memperluas jangkauan doanya lebih dari yang Ia maksudkan. Mendoakan pengampunan untuk seseorang yang tahu dengan baik apa yang ia lakukan dan tidak bermaksud untuk berhenti atau bertobat merupakan sesuatu yang tidak bermoral: itu berarti mengabaikan, jika bukannya pura-pura tidak melihat, pada dosanya. Kristus pasti tidak melakukan hal itu) - ‘According to Luke’, hal 342. Catatan: saya tidak setuju dengan bagian akhir dari katakata David Gooding ini, karena maksud Kristus dengan doa itu tentu bukanlah supaya orang-orang itu ‘diampuni tanpa pertobatan’, tetapi supaya mereka ‘diampuni melalui pertobatan’. A. T. Robertson: “Jesus evidently is praying for the Roman soldiers, who were only obeying, but not for the Sanhedrin” (= Yesus jelas sedang berdoa untuk para tentara Romawi, yang hanya mentaati perintah, bukan untuk Sanhedrin) - ‘Word Pictures in the New Testament’, vol 2, hal 285. Calvin: “It is probable, however, that Christ did not pray for all indiscriminately, but only for the wretched multitude, who were carried away by inconsiderate zeal, and not by premeditated wickedness. For since the scribes and priests were persons in regard to whom no ground was left to hope, it would have been in vain for him to pray for them” (= Tetapi adalah mungkin bahwa Kristus tidak berdoa untuk semua tanpa pandang bulu, tetapi hanya untuk orang banyak yang buruk / hina / 31
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. jahat, yang dipengaruhi / diseret oleh semangat tanpa pemikiran, dan bukan oleh kejahatan yang direncanakan lebih dulu. Karena ahli-ahli Taurat dan imam-imam adalah orangorang yang tidak punya harapan, adalah sia-sia bagiNya untuk berdoa untuk mereka) - hal 301. Sukar untuk menetapkan batasan dari doa itu, tetapi memang kata-kata ‘sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’ ditambahkan oleh Yesus kelihatannya untuk membatasi orangorang yang didoakan oleh doa tersebut. Para tentara memang tidak tahu apa yang mereka lakukan. Dan bahkan sebagian para tokoh Yahudi, sekalipun mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah sesuatu yang jahat, tetapi mereka tidak mengetahui sepenuhnya kejahatan mereka. Ini terlihat dari beberapa ayat di bawah ini: • Kis 3:14-17 - “(14) Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu. (15) Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati; dan tentang hal itu kami adalah saksi. (16) Dan karena kepercayaan dalam Nama Yesus, maka Nama itu telah menguatkan orang yang kamu lihat dan kamu kenal ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan kamu semua. (17) Hai saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu”. Catatan: kata ‘semua’ (yang saya cetak miring) seharusnya tidak ada! Bandingkan dengan NIV: ‘as did your leaders’ (= seperti pemimpin-pemimpinmu), dan dengan NASB: ‘just as your rulers did also’ (= sama seperti yang dilakukan pemimpin-pemimpinmu juga). • Kis 13:27 - “Sebab penduduk Yerusalem dan pemimpinpemimpinnya tidak mengakui Yesus. Dengan menjatuhkan hukuman mati atas Dia, mereka menggenapi perkataan nabinabi yang dibacakan setiap hari Sabat”. KJV: ‘they knew him not’ (= mereka tidak mengenalNya). RSV: ‘did not recognize him’ (= tidak mengenaliNya). NASB: ‘recognizing neither Him’ (= tidak mengenaliNya). 32
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. NIV: ‘did not recognize Jesus’ (= tidak mengenali Yesus). • Ada juga yang menambahkan 1Kor 2:8 - “Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia”. Tetapi kalau dilihat kontextnya, maka kata ‘nya’ di sini bukan menunjuk kepada Yesus, tetapi pada ‘hikmat Allah’. 1Kor 2:6-8 - “(6) Sungguhpun demikian kami memberitakan HIKMAT di kalangan mereka yang telah matang, yaitu HIKMAT yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. (7) Tetapi yang kami beritakan ialah HIKMAT Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. (8) Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia”. Catatan: Tetapi tetap ada pro dan kontra, apakah kata ‘nya’ dalam 1Kor 2:8 itu menunjuk pada ‘hikmat Allah / surgawi’ atau kepada ‘Yesus’. Matthew Henry dan A. T. Robertson menganggap bahwa kata ‘nya’ di sini menunjuk kepada ‘hikmat Allah / surgawi’, tetapi Albert Barnes menganggap kata ‘nya’ itu menunjuk kepada Yesus. Tetapi ada satu hal yang saya pikirkan, yang tidak pernah dibicarakan oleh para penafsir, yaitu tentang mereka yang menghujat Roh Kudus dan dikatakan tidak bisa diampuni (Mat 12:31-32), yang mungkin sekali juga hadir pada saat itu. Bukankah mereka tahu apa yang mereka lakukan? Kalau itu benar, maka Kristus pasti tidak berdoa untuk mereka. Bandingkan juga dengan 1Yoh 5:16 - “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa”.
33
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. 3. Apakah Bapa menjawab doa ini? Sebagian jawaban adalah bahwa kehancuran Yerusalem tidak segera terjadi. Lalu Injil diberitakan kepada mereka, dan banyak dari mereka betul-betul dibawa kepada Tuhan dan diselamatkan. Pada hari Pentakosta 3000 orang Yahudi bertobat dan diselamatkan (Kis 2:41-42), dan lalu menjadi 5000 orang (Kis 4:4). Dan dalam Kis 6:7 dikatakan “Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya”. Calvin: “Nor can it be doubted that this prayer was heard by the heavenly Father, and that this was the cause why many of the people afterwards drank by faith the blood which they had shed” (= Tidak bisa diragukan bahwa doa ini didengar oleh Bapa surgawi, dan bahwa ini adalah penyebab mengapa banyak dari bangsa itu belakangan meminum dengan iman darah yang telah mereka curahkan) - hal 301. 4. Kesimpulan: tetap ada kemungkinan bahwa dalam Luk 23:34 ini Yesus membatasi doanya untuk orang-orang pilihan dari orang-orang yang hadir saat itu, dan doa itu dikabulkan oleh Bapa dengan mempertobatkan mereka belakangan.
7) Luk 2:34 - Kristus ditentukan untuk menjatuhkan sebagian orang. Luk 2:34 - “Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ‘Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan”. Kalau Ia memang ditentukan untuk menjatuhkan sebagian orang, bagaimana mungkin Ia mati disalib untuk menebus orang-orang itu? Bandingkan dengan 1Pet 2:4-8 - “(4) Dan datanglah kepadaNya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. (5) Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan 34
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. (6) Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan dipermalukan.’ (7) Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: ‘Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.’ (8) Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan”.
IV) Serangan terhadap Limited Atonement dan jawabannya. 1) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk seluruh dunia / menebus dosa dunia. Contoh ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk seluruh dunia: • Yoh 1:29 - “Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: ‘Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”. • Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. • Yoh 4:42 - “dan mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benarbenar Juruselamat dunia.’”. • Yoh 6:33 - “Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.’”. • Yoh 6:51 - “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’”. 35
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. • 1Yoh 2:1-2 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”. • 1Yoh 4:14 - “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat dunia”. Jawaban terhadap argumentasi ini: a) Kata ‘dunia’, yang diterjemahkan dari kata bahasa Yunani KOSMOS, mempunyai banyak arti dalam Kitab Suci, yaitu: • Seluruh alam semesta. Kis 17:24 - “Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia”. Kata yang diterjemahkan ‘bumi’ adalah KOSMOS. NIV/NASB: ‘the world’ (= dunia). • bumi. Yoh 13:1 - “Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-muridNya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya”. • keduniawian. ∗ Yak 4:4 - “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah”. ∗ 1Yoh 2:15 - “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu”. • semua umat manusia di dunia ini. Ro 3:19 - “Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah”. • semua orang yang tidak percaya. ∗ Yoh 15:18 - “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa 36
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu”. ∗ 1Kor 11:32 - “Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersamasama dengan dunia”. • semua orang non Yahudi. Ro 11:12 - “Sebab jika pelanggaran mereka (bangsa Yahudi) berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka”. Perhatikan bahwa pada bagian yang saya garis bawahi ada 2 kalimat paralel yang artinya sama. Dengan demikian ‘pelanggaran mereka’ diidentikkan dengan ‘kekurangan mereka’, dan ‘dunia’ diidentikkan dengan ‘bangsa-bangsa lain’. • orang-orang Yahudi yang tidak percaya. Yoh 16:20 - “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita”. Adam Clarke memberikan komentar tentang ayat ini dengan kata-kata sebagai berikut: “It is very evident that our Lord uses the word ‘world’, in several parts of this discourse of his, to signify the unbelieving and rebellious Jews” (= Adalah jelas bahwa Tuhan kita menggunakan kata ‘dunia’, dalam beberapa bagian dari percakapanNya ini, untuk menunjuk kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya dan bersifat memberontak) - hal 634. • semua orang yang percaya / pilihan. ∗ Yoh 3:17 - “Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya (dunia) oleh Dia”. ∗ Yoh 6:33 - “Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia”. ∗ Yoh 6:51 - “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selamalamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah dagingKu, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.’”. ∗ 2Kor 5:19 - “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami”. 37
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Dalam ayat-ayat ini, kalau ‘dunia’ diartikan ‘semua orang di dunia’, maka akan menjadi Universalisme (ajaran yang mengatakan bahwa pada akhirnya semua manusia akan masuk surga), yang jelas merupakan suatu ajaran sesat. Karena itu, kata ‘dunia’ dalam ayat-ayat ini harus diartikan ‘orang percaya / pilihan’. Ayat lain dimana kata ‘dunia’ harus diartikan ‘orang pilihan’ adalah ayat-ayat yang mengatakan bahwa Yesus adalah ‘Juruselamat dunia’, seperti: ⇒ Yoh 4:42 - “dan mereka berkata kepada perempuan itu: ‘Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia.’”. ⇒ 1Yoh 4:14 - “Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus AnakNya menjadi Juruselamat dunia”. Tentang Yoh 4:42, John Owen memberi komentar: “A Saviour of men not saved is strange” (= Seorang Juruselamat dari manusia yang tidak selamat merupakan sesuatu yang aneh) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 327. Owen sendiri mengatakan bahwa Kristus disebut ‘Juruselamat dunia’ karena tidak ada Juruselamat lain di dunia ini (bdk. Kis 4:12), dan karena Kristus adalah Juruselamat orang-orang pilihan di seluruh dunia (Owen, vol 10, hal 342). b) Pembahasan tentang 1Yoh 2:1-2. 1Yoh 2:1-2 - “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia”.
Orang Arminian menafsirkan bahwa: • kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang percaya’. • kata ‘dunia’ menunjuk kepada ‘semua orang’. Tetapi orang Calvinist / Reformed menafsirkan bahwa: ♦ kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang percaya dari bangsa Yahudi / orang Yahudi Kristen’. 38
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. ♦
kata ‘dunia’ menunjuk kepada ‘orang percaya di seluruh dunia (= elect)’.
R. C. Sproul: “The biggest problem with definite or limited atonement is found in the passage that the Scriptures use concerning Christ’s death ‘for all’ or for the ‘whole world.’ The world for whom Christ died cannot mean the entire human family. It must refer to the universality of the elect (people from every tribe and nation) or the inclusion of Gentiles in addition to the world of the Jews. It was a Jew who wrote that Jesus did not die merely for our sins but for the sins of the whole world. Does the word ‘our’ refer to ‘believers’ or to ‘believing Jews’?” [= Problem terbesar dengan penebusan tertentu atau terbatas ditemukan dalam text yang digunakan Kitab Suci mengenai kematian Kristus ‘untuk semua orang’ atau untuk ‘seluruh dunia’. ‘Dunia’ untuk siapa Kristus mati tidak bisa berarti ‘seluruh umat manusia’. Itu harus menunjuk pada ‘keuniversalan dari orang pilihan’ (orang-orang dari setiap suku dan bangsa). Adalah seorang Yahudi yang menulis bahwa Yesus tidak mati semata-mata untuk dosa-dosa kita tetapi untuk dosa-dosa seluruh dunia. Apakah kata ‘kita’ menunjuk kepada ‘orang-orang percaya’ atau ‘orang-orang Yahudi yang percaya’?] - ‘Chosen by God’, hal 206-207. Apa dasarnya untuk mempercayai penafsiran Reformed tentang bagian ini? 1. Kita perlu tahu kepada siapa surat Yohanes ini ditujukan. Owen (hal 331) mengatakan bahwa sekalipun seluruh Kitab Suci ditujukan dan berguna bagi seluruh gereja, tetapi ada bagian-bagian dari Kitab Suci yang ditujukan secara khusus kepada orang-orang tertentu atau gereja-gereja tertentu, dan dengan demikian mempunyai tujuan khusus berkenaan dengan orang-orang atau gereja-gereja tersebut. Surat Yohanes yang pertama ini ditujukan kepada orang Yahudi Kristen. John Owen: “though we have nothing written expressly denominating them to whom this epistle was primarily directed, ... by clear and evident deduction, it may be made more than probable that it was intended to the Jews, or believers of the circumcision” (= sekalipun kami tidak mempunyai apa-apa yang menyatakan bagi 39
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. siapa surat ini terutama ditujukan, ... melalui deduksi yang jelas dan nyata bisa terlihat dengan jelas bahwa surat ini dimaksudkan untuk orang-orang Yahudi, atau orang-orang percaya dari golongan orang yang bersunat) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 331. Alasannya: • Yohanes adalah rasul untuk orang Yahudi. Gal 2:9 - “Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas (Petrus) dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku (Paulus) dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat”. Karena itu baik Yakobus (Yak 1:1) maupun Petrus (1Pet 1:1) menuliskan suratnya kepada orang-orang Yahudi dalam perantauan / penyebaran (dispersion); sedangkan Paulus menuliskan surat-suratnya kepada orang-orang non Yahudi (Gentiles). Karena itu sangat besar kemungkinannya bahwa rasul Yohanes menuliskan suratnya dengan orang-orang Yahudi Kristen sebagai tujuan utama. • 1Yoh 2:7 - kata-kata ‘perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya’ tidak memungkinkan surat ini untuk non Yahudi, karena orang non Yahudi tidak mempunyai perintah lama. Kalau memang Yohanes menujukan suratnya kepada orang Yahudi Kristen, maka jelas bahwa kata ‘kita’ dalam 1Yoh 2:2 adalah rasul Yohanes bersama orang-orang Yahudi Kristen tersebut. John Owen: “The opposition that the apostle makes between us and the world in this very place is sufficient to manifest unto whom he wrote. As a Jew, he reckoneth himself with and among the believing Jews to whom he wrote, and sets himself with them in opposition to the residue of believers in the world; and this is usual with this apostle, wherein how he is to be understood, he declares in his Gospel, chap. 11:51,52” (= Pertentangan yang dibuat oleh sang Rasul antara ‘kita’ dan ‘dunia’ di tempat ini adalah cukup untuk menunjukkan bagi siapa ia menulis. Sebagai seorang Yahudi, ia menganggap dirinya sendiri dengan dan di antara orang-orang 40
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Yahudi yang percaya, kepada siapa ia menulis, dan mempertentangkan ‘dirinya sendiri bersama mereka’ dengan ‘sisa orang-orang percaya di dunia ini’; dan ini merupakan sesuatu yang biasa bagi sang rasul, dimana ia harus dimengerti sebagaimana yang ia nyatakan dalam Injilnya, pasal 11:51-52) ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 331-332. Yoh 11:51-52 - “Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai”. John Owen: “‘He,’ saith he, ‘is the propitiation for our sins,’ - that is, our sins who are believers of the Jews; and lest by this assertion they should take occasion to confirm themselves in their former error, he adds, ‘And not for ours only, but for the sins of the whole world,’ or, ‘The children of God scattered abroad,’ as John 11:5152, of what nation, kindred, tongue, or language soever they were” (= ‘Ia’, katanya, ‘adalah pendamaian untuk dosa-dosa kita’, yaitu, dosa-dosa kita yang adalah orang-orang percaya dari bangsa Yahudi; dan supaya penegasan ini tidak menyebabkan mereka meneguhkan diri mereka sendiri dalam kesalahan mereka yang semula, ia menambahkan, ‘Dan bukan untuk dosadosa kita saja, tetapi juga untuk dosa-dosa seluruh dunia’, atau, ‘Anak-anak Allah yang tercerai-berai’ seperti dalam Yoh 11:5152, dari bangsa, keluarga / kaum, bahasa apapun mereka itu) ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332. Catatan: yang dimaksudkan dengan ‘kesalahan mereka yang semula’, adalah pandangan Yahudi / Yudaisme yang mengatakan bahwa keselamatan hanyalah untuk bangsa Yahudi saja. John Owen: “So that we have not here an opposition between the effectual salvation of all believers and the ineffectual redemption of all others, but an extending of the same effectual redemption which belonged to the Jewish believers to all other believers, or children of God throughout the whole world” (= Dengan demikian di sini kita tidak mempunyai suatu pertentangan / kontras antara ‘keselamatan yang efektif dari semua orang percaya’ dan ‘penebusan yang tidak efektif dari semua yang lain’, tetapi suatu 41
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. perluasan dari penebusan yang sama-sama efektif yang dimiliki ‘orang-orang Yahudi yang percaya’ kepada ‘semua orang percaya yang lain’, atau anak-anak Allah di seluruh dunia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332.
2. Tujuan Yohanes dengan bagian ini. Tujuan Yohanes dengan 1Yoh 2:2 itu adalah: menghibur orang percaya pada saat mereka jatuh ke dalam dosa atau gagal dalam mentaati Firman Tuhan. Ini terlihat dari dari ayat yang persis mendahuluinya yaitu 1Yoh 2:1 yang berbunyi: “Anakanakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara (PARAKLETOS) pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil”. Jadi adalah aneh kalau Yohanes tahu-tahu mengatakan bahwa Kristus mati untuk menebus seluruh dunia. Jauh lebih cocok kalau ia berkata bahwa Kristus mati untuk semua orang pilihan. Dan mengingat bahwa dari ‘seluruh dunia’ yang ditebus Kristus itu ternyata ada banyak yang dibinasakan / dihukum, maka lebih-lebih lagi itu tidak merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang kristen yang jatuh ke dalam dosa itu. John Owen: “the aim and intention of the apostle in these words, it is to give consolation to believers against their sins and failings: .... if he should extend that whereof he speaks, namely, - that Christ was a propitiation to all and every one, - I cannot conceive how this can possibly make any thing to the end proposed, or the consolation of believers; for what comfort can arise from hence to them, by telling them that Christ died for innumerable that shall be damned?” (= tujuan dan maksud dari sang rasul dengan katakata ini adalah untuk memberikan penghiburan kepada orangorang percaya terhadap dosa-dosa dan kegagalan / kejatuhan mereka: ... jika ia memperluas hal tentang mana ia berbicara, yaitu, - bahwa Kristus merupakan pendamaian bagi semua dan setiap orang, - saya tidak bisa mengerti bagaimana ini bisa melakukan sesuatu bagi tujuan yang dimaksudkan, yaitu penghiburan orang-orang percaya; karena penghiburan apa bisa muncul dari sini bagi mereka, dengan memberitahu mereka 42
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. bahwa Kristus telah mati untuk banyak orang yang akan dihukum?) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 332-333. 3. Sekarang kita membahas kata ‘pendamaian’ dalam 1Yoh 2:2. NASB/KJV: ‘Propitiation’. Artinya lihat catatan di bawah. NIV: ‘Atoning sacrifice’ (= Korban penebusan). RSV: ‘Expiation’. Artinya lihat catatan di bawah. Catatan: • Kata ‘to propitiate’ artinya adalah: ∗ ‘to cause to become favorably inclined’ (= menyebabkan seseorang jadi mempunyai kecenderungan yang baik). ∗ ‘to win or regain the good will of’ (= memenangkan atau mendapatkan kembali maksud / kecenderungan yang baik). ∗ ‘to appease (= menenangkan / meredakan amarah, biasanya dengan memenuhi tuntutan). ∗ ‘to conciliate’ (= mendamaikan). • Kata ‘to expiate’ artinya adalah: ∗ ‘to make satisfaction or atonement’ (= membuat pemuasan atau penebusan). ∗ ‘to appease (= menenangkan / meredakan amarah, biasanya dengan memenuhi tuntutan). ∗ ‘to propitiate’. Artinya lihat di atas. ∗ ‘to make amends or reparation for (wrongdoing or guilt)’ [= membayar kerugian atau melakukan perbaikan untuk (tindakan salah atau kesalahan)]. ∗ ‘to atone for’ (= menebus untuk). ∗ ‘to pay the penalty of’ (= membayar hukuman dari). Kata bahasa Yunaninya adalah ιλασµος (HILASMOS) yang merupakan suatu kata benda. Kata ini hanya digunakan 2 x dalam Perjanjian Baru yaitu dalam 1Yoh 2:2 ini dan 1Yoh 4:10 “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita”. Kata kerjanya, yaitu ιλασκοµαι (HILASKOMAI), juga digunakan hanya 2 x, yaitu dalam: ♦ Ibr 2:17 - “Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudaraNya, supaya Ia menjadi 43
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
♦
Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa”. Luk 18:13 - “Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini”.
Disamping itu, Owen (hal 333) mengatakan bahwa ada kata Yunani lain yang mempunyai arti yang sama, yaitu ιλαστηριον (HILASTERION), yang juga digunakan 2 x, yaitu dalam: • Ro 3:25 - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya”. • Ibr 9:5 - “dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci”. Dalam Ibr 9:5 ini kata tersebut diambil dari Kel 25:17, dimana dalam bahasa Ibrani kata ‘tutup pendamaian’ itu adalah CAPPORETH, yang berasal dari kata CAPHAR, yang artinya ‘to cover’ (= menutupi). John Owen: “This plate or mercy-seat was so called because it was placed upon the ark, and covered it, as the wings of the cherubim hovered over that; the mystical use hereof being to hide, as it were, the law or rigid tenor of the covenant of works which was in the ark, God thereby declaring himself to be pacified or reconciled, the cause of anger and enmity being hidden” (= Pelat atau ‘pusat / kedudukan belas kasihan’ ini disebut demikian karena itu ditempatkan di atas tabut perjanjian, dan menutupinya, seperti sayap-sayap dari kerub-kerub ada di atasnya; arti simbolis / rohani dari hal ini adalah seakan-akan untuk menyembunyikan hukum atau arti / kecenderungan yang keras dari perjanjian tentang perbuatan baik / ketaatan yang ada di dalam tabut perjanjian, dengan cara demikian Allah menyatakan bahwa diriNya sendiri ditenangkan atau diperdamaikan, dengan disembunyikannya penyebab kemarahan dan permusuhan) ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 333. 44
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Kel 25:16-17 - “Dalam tabut itu haruslah kautaruh loh hukum, yang akan Kuberikan kepadamu. Juga engkau harus membuat tutup pendamaian (CAPPORETH) dari emas murni, dua setengah hasta panjangnya dan satu setengah hasta lebarnya”. Jadi loh-loh batu bertuliskan 10 hukum Tuhan dimasukkan ke dalam tabut perjanjian dan lalu ditutup dengan tutup pendamaian (CAPPORETH) itu, menyimbolkan tuntutan hukum Taurat yang ditutup oleh Kristus.
Ro 3:25 - “Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian (HILASTERION) karena iman, dalam darahNya. Hal ini dibuatNya untuk menunjukkan keadilanNya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaranNya”. Calvin mempunyai pandangan yang serupa dengan pandangan John Owen. Dalam tafsirannya tentang Kel 25:16-17 ini, Calvin berkata: “Yet I doubt not but that Moses alludes in this word to a metaphorical meaning, for the law requires a covering to conceal our transgressions. And it is probable that, when Paul calls Christ ιλαστηριον, (Rom. 3:25,) and John ιλασµον, (1John 2:2,) they both refer to this figure, because God was propitiated towards believers by the covering of the Law” [= Saya tidak meragukan bahwa dalam kata ini (maksudnya kata CAPPORETH) Musa menunjuk secara tak langsung pada arti kiasan, karena hukum membutuhkan tutup untuk menyembunyikan pelanggaranpelanggaran kita. Dan adalah mungkin bahwa pada waktu Paulus menyebut Kristus ιλαστηριον / HILASTERION (Ro 3:25), dan Yohanes menyebutNya ιλασµον / HILASMON (1Yoh 2:2), mereka berdua menunjuk pada gambaran ini, karena Allah diperdamaikan dengan orang-orang percaya oleh penutupan Hukum (Taurat)] - hal 156. Catatan: kata HILASMOS sebetulnya sama dengan HILASMON. Perbedaannya hanya karena letaknya yang berbeda dalam kalimat, sama seperti kata THEON dan THEOS. Calvin melanjutkan: “For as long as the law stands forth before 45
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. God’s face it subjects us to His wrath and curse; and hence it is necessary that the blotting out of our guilt should be interposed, so that God may be reconciled with us. Nor is it without reason that David exclaims, after he has proclaimed the righteousness of law, ‘Who can understand his errors?’ (Ps. 19:12.) Whence we gather that, without a propitiation, the law does not bring us near to God, but accuses us before Him” [= Karena selama hukum Taurat tampak di hadapan Allah, maka hukum Taurat itu menyebabkan kita menjadi sasaran murka dan kutukNya; dan karena itu adalah perlu bahwa penghapusan kesalahan kita diletakkan di antaranya, sehingga Allah bisa diperdamaikan dengan kita. Juga bukan tanpa alasan bahwa Daud berseru, setelah ia menyatakan kebenaran hukum Taurat, ‘Siapa yang bisa mengerti kesalahankesalahannya?’ (Maz 19:13). Dari mana kita mendapatkan bahwa tanpa pendamaian, hukum Taurat tidak membawa kita dekat kepada Allah, tetapi menuduh kita di hadapanNya] - hal 156. Maz 19:13 versi Kitab Suci Indonesia salah Catatan: terjemahan. Maz 19:13 - “Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan?”. KJV: ‘Who can understand his errors?’ (= Siapa bisa mengerti kesalahan-kesalahannya?). Dari semua ini Owen lalu menyimpulkan: “Ιλασµοσ and ιλαστηριον, both translated ‘a propitiation,’ ... do signify that which was done or typically effected by the mercy-seat, namely, to appease, pacify, and reconcile God in respect of aversation for sin. ... the meaning being, to appease, or pacify, or satisfy God for sin, that it might not be imputed to them towards whom he was so appeased. ... From all which it appeareth that the meaning of the word ιλασµοσ, or ‘propitiation,’ which Christ is said to be, is that whereby the law is covered, God appeased and reconciled, sin expiated, and the sinner pardoned; whence pardon, and remission of sin is often placed as the product and fruit of his blood-shedding, whereby he was a ‘propitiation,’ Matt. 26:28; Eph. 1:7; Col. 1:14; Heb. 9:22; Rom. 3:25, 5:9; 1John 1:7; 1Pet. 1:2; Revelation 1:5” [= HILASMOS dan HILASTERION, keduanya diterjemahkan ‘pendamaian’, ... menunjukkan apa yang dilakukan atau diakibatkan secara simbolis oleh pusat / kedudukan belas kasihan (tutup pendamaian), yaitu menenangkan, meredakan kemarahan, dan mendamaikan Allah berkenaan dengan penolakan karena 46
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. dosa. ... artinya adalah menenangkan, atau meredakan kemarahan, atau memuaskan Allah untuk dosa, sehingga dosa itu tidak diperhitungkan kepada mereka terhadap siapa Ia ditenangkan / diredakan kemarahanNya. ... Dari semua ini terlihat bahwa arti dari kata HILASMOS, atau ‘pendamaian’, yang menunjuk kepada Kristus, adalah hal dengan mana hukum ditutup, Allah ditenangkan / diredakan kemarahannya (dengan jalan dipenuhi tuntutanNya) dan diperdamaikan, dosa ditebus / dipuaskan / dibayar hukumannya, dan orang berdosa itu diampuni; dari mana pengampunan dosa sering diperkenalkan sebagai hasil dan buah dari pencurahan darahNya, dengan jalan mana Ia menjadi ‘pendamaian’, Mat 26:28; Ef 1:7; Kol 1:14; Ibr 9:22; Ro 3:25; Ro 5:9; 1Yoh 1:7; 1Pet 1:2; Wah 1:5] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 334. John Owen: “From that which hath been said, the sense of the place is evident to be, that Christ hath so expiated sin, and reconciled to God, that the sinner is pardoned and received to mercy for his sake, and that the law shall never be produced or brought forth for his condemnation. Now, whether this can be tolerably applied to the whole world (taking it for all and every man in the world), let all the men in the world that are able judge. Are the sins of every one expiated? Is God reconciled to every one? Is every sinner pardoned? Shall no one have the transgression of the law charged on him? Why, then, is not every one saved? Doubtless, all these are true of every believer, and of no one else in the whole world. For them the apostle affirmed that Christ is a propitiation; ... He is also a propitiation only by faith, Rom. 3:25; and surely none have faith but the believers: and, therefore, certainly it is they only throughout the world for whom alone Christ is a propitiation. Unto them alone God says, ... ‘I will be propitious,’ - the great word of the new covenant, Heb. 8:12, they alone being covenanters” [= Dari apa yang telah dikatakan, artinya jelas adalah bahwa Kristus menebus dosa sedemikian rupa, dan memperdamaikan dengan Allah, sehingga orang berdosa diampuni dan diterima pada belas kasihan demi Dia, dan bahwa hukum Taurat tidak akan pernah dibuat atau menimbulkan untuk penghukumannya. Sekarang, apakah ini bisa diterapkan kepada seluruh dunia (diartikan sebagai semua dan setiap manusia dalam dunia), biarlah semua orang di dunia ini menilai. Apakah dosa-dosa dari setiap orang 47
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. ditebus? Apakah Allah didamaikan dengan setiap orang? Apakah setiap orang berdosa diampuni? Apakah tidak seorangpun dituntut karena pelanggaran hukum? Kalau demikian, mengapa tidak setiap orang diselamatkan? Tidak diragukan, semua ini benar untuk setiap orang percaya, dan tidak untuk siapapun yang lain di seluruh dunia. Untuk orang-orang percaya ini sang rasul menegaskan bahwa Kristus adalah pendamaian; ... Ia juga adalah pendamaian oleh / karena iman, Ro 3:25; dan jelas bahwa tidak seorangpun mempunyai iman kecuali orang-orang percaya: dan, karena itu, jelas bahwa hanya mereka sajalah di seluruh dunia untuk siapa Kristus adalah pendamaian. Bagi mereka sajalah Allah berkata: ... ‘Aku akan menaruh belas kasihan’, kata-kata yang agung dari perjanjian yang baru, Ibr 8:12, hanya mereka sajalah orang-orang yang termasuk dalam perjanjian] ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 334-335. Ibr 8:12 - “Sebab Aku akan menaruh belas kasihan (ιλεως / HILEOS) terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka”. Kesimpulan tentang kata ‘pendamaian’ ini: Dalam HILASMOS / pendamaian ini tercakup: • hukum ditutup / dipuaskan. • Allah diperdamaikan dan ditenangkan / dipenuhi tuntutanNya. • dosa ditebus / dibayar hukumannya. • orang berdosa diampuni. Kalau hal-hal ini ditujukan kepada ‘setiap orang di dunia’ maka akan menimbulkan Universalism. 4. Sekarang kita membahas kata-kata ‘seluruh dunia’. John Owen: “The ‘whole world’ can signify no more than ‘all nations,’ ‘all the families of the earth,’ ‘all flesh,’ ‘all men,’ ‘all the ends of the world.’ These surely are expressions equivalent unto, and as comprehensive of particulars as ‘the whole world;’ but now all these expressions we find frequently to bear out believers only, but as of all sorts, and throughout the world” (= Kata-kata ‘seluruh dunia’ artinya tidak lebih dari pada ‘semua bangsa’, ‘semua keluarga di bumi’, ‘semua daging / manusia’, ‘segala ujung-ujung bumi / dunia’. Ini jelas merupakan ungkapan yang sama dengan, dan mencakup sama banyaknya orang, seperti kata ‘seluruh 48
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. dunia’; tetapi ungkapan-ungkapan tersebut sering menunjuk kepada orang-orang percaya saja, tetapi dari semua jenis, dan di seluruh dunia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 336. Contoh: • Maz 98:3 - “Ia mengingat kasih setia dan kesetiaanNya terhadap kaum Israel, segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang dari pada Allah kita”. • Maz 22:28 - “Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsabangsa akan sujud menyembah di hadapanNya”. • Maz 72:11b - “dan segala bangsa menjadi hambanya!”. • Yoel 2:28a / Kis 2:17a - “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia”. • Luk 3:6 - “dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.’”. Bandingkan juga dengan Wah 5:9-10 - “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.’”. Owen menambahkan bahwa kata-kata ‘seluruh dunia’ bisa menunjuk pada ‘semua orang yang tidak percaya / reprobate’, seperti dalam: ♦ Wah 12:9 - “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya”. ♦ 1Yoh 5:19 - “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”. Owen lalu berkata: kalau demikian, mengapa kata-kata ‘seluruh dunia’ itu tidak bisa dipakai untuk menunjuk pada sebaliknya, yaitu ‘semua orang percaya / pilihan’? Ia lalu memberi contoh Kol 1:6 - “yang sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu mendengarnya dan mengenal kasih karunia 49
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Allah dengan sebenarnya”. Owen lalu menyimpulkan tentang kata-kata ‘seluruh dunia’ ini sebagai berikut: “there is nothing at all in the words themselves that should enforce any to conceive that all and every man in the world are denoted by them, but rather believers, even all that did or should believe, throughout the whole world, in opposition only to believers of the Jewish nation” (= tidak ada apapun sama sekali dalam kata-kata itu sendiri yang mengharuskan siapapun untuk memahaminya sebagai semua dan setiap orang dalam dunia, tetapi harus dipahami sebagai orang-orang percaya, yaitu mereka yang sudah percaya atau akan percaya, di seluruh dunia, dikontraskan dengan orang-orang percaya dari bangsa Yahudi saja) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 337. John Owen: “‘The whole world,’ then, in this place, is the whole people of God (opposed to the Jewish nation), scattered abroad throughout the whole world” [= Maka, ‘seluruh dunia’ di tempat ini, adalah seluruh umat Allah (dikontraskan dengan bangsa Yahudi), tersebar di seluruh dunia] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 337-338. Dari pembahasan 4 point di atas ini terlihat dengan jelas bahwa penafsiran Reformedlah yang benar. c) Pembahasan Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. 1. Pembahasan tentang kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 ini. Penafsiran Arminian pada umumnya: ‘dunia’ menunjuk kepada ‘semua dan setiap orang dalam dunia‘. Dengan demikian maka Yoh 3:16 ini akan mendukung Universal Atonement (= Penebusan Universal), karena kasih kepada ‘dunia’ inilah yang menyebabkan Allah menyerahkan AnakNya yang tunggal / memberikan penebusan. Pulpit Commentary: “This world cannot be the limited ‘world’ of the Augustinian, Calvinian interpreters - the world of the elect; it is 50
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. that ‘whole world’ of which St. John speaks in 1John 2:2. ‘God will have all men to be saved’ (1Tim. 2:4). Calvin himself says, ‘Christ brought life, because the heavenly Father loves the human race, and wishes that they should not perish.’” - hal 123. Catatan: Calvin memang mengatakan kata-kata itu, tetapi: • dalam tafsirannya tentang Yoh 17:23 ia menjelaskan apa yang ia maksudkan dengan kata-kata itu, dan ia berkata bahwa dalam Yoh 3:16, dan ayat-ayat lain yang serupa, ‘kasih’ artinya ‘belas kasihan’. Ia bahkan mengatakan juga bahwa ‘Allah tidak mengasihi siapapun kecuali dalam Kristus’. • dalam tafsirannya tentang Yoh 16:27, Calvin berkata: “God loves men in a secret way, before they are called, if they are among the elect; for he loves his own before they are created” (= Allah mengasihi manusia secara rahasia, sebelum mereka dipanggil, jika mereka termasuk orang-orang pilihan; karena Ia mengasihi milikNya sebelum mereka diciptakan) - hal 158. Barnes’ Notes: “‘The world’. All mankind. It does not mean any particular part of the world, but man as man - the race that had rebelled, and that deserved to die. See John 6:33; 17:21. ... He tasted ‘death for every man,’ Heb. 2:9. He ‘died for all,’ (2Cor. 5:15. ‘He is the propitiation for the sins of the whole world,’ 1John 2:2” hal 278. Catatan: saya berpendapat bahwa penafsiran-penafsiran Arminian di atas ini dangkal sekali. Ayat-ayat yang mereka gunakan untuk mendukung pandangannya, kalau dibahas secara mendalam, sama sekali tidak mendukung, tetapi sebaliknya menentang, penafsiran mereka. Yoh 6:33 Yoh 17:21 1Yoh 2:2 sudah dibahas di depan, sedangkan 1Tim 2:4 Ibr 2:9 2Kor 5:15 akan dibahas di belakang.
Penafsiran Reformed tentang kata ‘dunia’ ini bermacammacam: a. Kata ’dunia’ artinya adalah ‘Yahudi + non Yahudi’. 51
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
William Hendriksen: “By reason of the context and other passages in which a similar thought is expressed ..., it is probable that also here in 3:16 the term indicates ‘fallen mankind in its international aspect’: men from every tribe and nation; not only Jews but also Gentiles” (= Berdasarkan kontex dan text-text lain dalam mana pemikiran serupa dinyatakan ..., adalah mungkin bahwa juga di sini dalam 3:16 istilah ‘dunia’ itu menunjuk kepada ‘umat manusia yang jatuh dalam aspek internasionalnya’: manusia dari setiap suku dan bangsa; bukan hanya Yahudi tetapi juga non Yahudi) - hal 140. Leon Morris (NICNT): “The Jews was ready enough to think of God as loving Israel, but no passage appears to be cited in which any Jewish writer maintains that God loved the world” (= Orang-orang Yahudi cukup siap untuk berpikir bahwa Allah mengasihi Israel, tetapi tidak ada kutipsan dari penulis-penulis Yahudi yang mengatakan bahwa Allah mengasihi dunia) - hal 229. Matthew Poole: “‘the world,’ that is, Gentiles as well as Jews. ... Our evangelist useth to take down the pride of the Jews, who dreamed that the Messiah came only for the benefit of the seed of Abraham, not for the nations of the world, he only came to destroy them” (= ‘dunia’, yaitu orang-orang non Yahudi maupun orang-orang Yahudi. ... Penginjil kita menggunakannya untuk menghancurkan kesombongan orangorang Yahudi, yang berkhayal bahwa Mesias datang hanya untuk keuntungan dari keturunan Abraham, bukan untuk bangsa-bangsa dari dunia. Untuk mereka Ia datang hanya untuk menghancurkan) - hal 292. b. Kata ‘dunia’ menunjuk pada ‘hal-hal yang bertentangan dengan Allah’. John Murray: “In the usage of John this term is often used in an ethical or qualitative sense, the world as sinful, estranged and alienated from God, resting under his wrath and curse, the world, indeed, as detestable because it is the contradiction of all that is holy, good, righteous, true, and loving - the contradiction, therefore, of God. It is not the denotative extent that is in view 52
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. but the character. ... It is what God loved in respect of its character that throws into relief the incomparable and incomprehensible love of God. ... God loved what is the antithesis of himself” (= Dalam penggunaan Yohanes istilah ini sering digunakan dalam arti etika / moral atau kwalitet, dunia sebagai berdosa, jauh dan terasing dari Allah, berada di bawah murka dan kutukNya, dan bahkan dunia yang menjijikkan karena itu merupakan pertentangan dengan semua yang kudus, baik, adil, benar, dan kasih - dan karena itu bertentangan dengan Allah. Bukan luasnya yang dipersoalkan, tetapi sifatnya. ... Adalah apa yang Allah kasihi berkenaan dengan karakternyalah yang menggambarkan kasih Allah yang tidak ada bandingannya dan yang tak dapat dimengerti itu. ... Allah mengasihi apa yang bertentangan dengan diriNya sendiri) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 78-79. c. Ada juga yang menafsirkan bahwa kata ‘dunia’ menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’ saja. Ada sebuah buku kecil yang berjudul ‘God’s Indisputable Sovereignty’ (= Kedaulatan Allah yang tidak dapat dibantah). Di dalamnya ada pembahasan tentang Yoh 3:16, dimana dikatakan sebagai berikut: “‘KOSMOS’ has at least seven clearly defined different meanings in the New Testament. It may be asked, Has then God used a word thus to confuse and confound those who read the Scriptures? We answer, No! nor has He written His Word for lazy people who are too dilitary, or too busy with the things of this world, or, like Martha, so much occupied with ‘serving’, they have no time and no heart to ‘search’ and ‘study’ Holy Writ! Should it be asked further, But how is a searcher of the Scriptures to know which of the above meanings the term ‘world’ has in any given passage? The answer is: This may be ascertained by a careful study of the context, by diligently noting what is predicated of ‘the world’ in each passage, and by prayerfully consulting other parallel passages to the one being studied. ... ‘the world’ in John 3:16 refers to the world of believers (God’s elect)” [= ‘KOSMOS’ sedikitnya mempunyai 7 arti yang berbeda dalam Perjanjian Baru. Bisa dipertanyakan: kalau demikian apakah Allah menggunakan 53
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. sebuah kata untuk membingungkan dan mengacaukan mereka yang membaca Kitab Suci? Kami menjawab: Tidak! tetapi Ia juga tidak menuliskan FirmanNya untuk orang-orang malas yang terlalu dilitary (?), atau terlalu sibuk dengan hal-hal dunia ini, atau, seperti Marta, yang begitu sibuk ‘melayani’ sehingga tidak mempunyai waktu untuk menyelidiki dan mempelajari Kitab Suci! Jika ditanyakan lebih lanjut: Tetapi bagaimana seorang penyelidik Kitab Suci bisa tahu mana dari arti-arti di atas yang harus diambil untuk istilah ‘dunia’ dalam satu text tertentu? Jawabannya adalah: Ini bisa diketahui dengan pasti dengan menyelidiki kontexnya dengan teliti, dengan memperhatikan apa yang disebut ‘dunia’ dalam setiap text, dan dengan membandingkan dengan text-text lain yang paralel dengan text yang sedang dipelajari, sambil banyak berdoa. ... ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 menunjuk kepada ‘dunia orang-orang percaya’ (orang-orang pilihan Allah)] hal 22-23. Pembahasan John Owen tentang Yoh 3:16. John Owen: “The second thing controverted is the object of this love, pressed by the word ‘world;’ which our adversaries would have to signify all and every man; we, the elect of God scattered abroad in the world, with a tacit opposition to the nation of the Jews, who alone, excluding all other nations (some few proselytes excepted), before the actual exhibition of Christ in the flesh, had all the benefits of the promises appropriated to them, Rom. 9:4; in which privilege now all nations were to have an equal share” [= Hal kedua yang diperdebatkan adalah obyek dari kasih ini, yaitu kata ‘dunia’; yang oleh lawan-lawan kita (orang Arminian) diartikan sebagai ‘semua dan setiap orang’; sedangkan kami mengartikan sebagai ‘orang-orang pilihan Allah yang tersebar secara luas dalam dunia’, dengan suatu kontras yang tidak disebutkan dengan bangsa Yahudi, yang sebelum inkarnasi Kristus, dibedakan dengan semua bangsabangsa lain (kecuali beberapa orang-orang yang diyahudikan), dalam hal mereka mempunyai semua keuntungan dari janjijanji yang cocok bagi mereka, Ro 9:4; tetapi sekarang hak tersebut telah dimiliki secara sama oleh semua bangsa lain] ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 325. 54
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
John Owen: “By the ‘world,’ we understand the elect of God only” (= Dengan kata ‘dunia’, kami menafsirkannya sebagai orang-orang pilihan Allah saja) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 321. Apa argumentasi yang diberikan oleh Owen? • Kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 dan kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:17, artinya harus sama. Padahal kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:17 tidak mungkin diartikan ‘semua manusia dalam dunia ini’, tetapi harus diartikan ‘orang pilihan di seluruh dunia’. Yoh 3:17 - “Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia”. Catatan: ∗ kata ‘nya’ yang saya garis bawahi seharusnya adalah ‘dunia’. ∗ yang saya bicarakan di sini adalah kata ‘dunia’ yang saya garis bawahi (kata yang kedua dan ketiga), bukan kata ‘dunia’ yang tidak saya garis bawahi (kata yang pertama). • Owen (hal 322) juga mengatakan: kalau Allah mengasihi semua orang sehingga menyerahkan AnakNya untuk mati bagi mereka semua, mengapa hal ini tidak tercapai (dalam arti orang-orang itu tidak selamat)? Mengapa hal ini bisa terhalang sehingga tidak menghasilkan apa yang diinginkan? Mengapa Allah tidak menggunakan kuasaNya untuk menggenapi / melaksanakan keinginanNya? • Owen (hal 324-325) menghubungkan dengan Ro 8:32 “Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”. Ro 8:32 ini menunjukkan bahwa kasih, yang menyebabkan Allah menyerahkan Kristus bagi kita, 55
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. adalah kasih yang sama, yang menyebabkan Allah mengaruniakan segala sesuatu kepada kita. Padahal dalam Ro 8:32 ini kata ‘kita’ jelas menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’ (bandingkan dg Ro 8:33). • Owen (hal 328) juga mengatakan bahwa kalau Allah memang mengasihi semua orang di dunia ini, mengapa Ia tidak menyatakan Yesus Kristus kepada semua orang di dunia? Mengapa Ia justru mengatur sehingga ada orang-orang yang sama sekali tidak pernah mendengar tentang Kristus? Owen (hal 328) lalu mengatakan bahwa orang yang mempercayai bahwa kata ‘dunia’ berarti ‘semua dan setiap manusia di dunia ini’, harus mempercayai dan menerima hal-hal di bawah ini: ♦ Sebagian orang dikasihi dan juga dibenci oleh Allah dari kekekalan. Mungkin kata ‘dikasihi’ ia dapatkan dari Yoh 3:16 (menurut penafsiran Arminian), sedangkan kata ‘dibenci’ ia dapatkan dari providensia Allah yang mengatur sehingga orang-orang tertentu sama sekali tidak pernah mendengar Injil, atau dari fakta bahwa ada orang-orang yang sekalipun mendengar Injil tetapi tidak diberi kasih karunia untuk bisa percaya. ♦ Kasih Allah kepada banyak orang menjadi tidak berbuah dan sia-sia. ♦ Anak Allah diberikan kepada mereka yang: ∗ Tidak pernah mendengar tentang Dia. ∗ Tidak diberi kuasa untuk percaya kepadaNya. ♦ Allah bisa berubah dalam kasihNya, atau Allah tetap mengasihi mereka yang ada dalam neraka (ingat bahwa pada saat Yesus mati, sudah ada orang-orang yang mati dalam dosa, dan karena itu pasti ada dalam neraka). ♦ Allah tidak memberi segala sesuatu kepada mereka bagi siapa Ia memberikan AnakNya, bertentangan dengan Ro 8:32 - “Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”. 56
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. ♦
Allah tidak tahu sebelumnya siapa yang akan percaya dan diselamatkan.
John Owen: “unless, I say, all these blasphemies and absurdities be granted, it cannot be maintained that by the ‘world’ here is meant all and every one of mankind, but only men in common scattered throughout the world, which are the elect” (= kecuali semua hujatan dan hal-hal menggelikan ini dianggap benar, maka tidak bisa dipertahankan bahwa kata ‘dunia’ di sini berarti semua dan setiap orang dari umat manusia, tetapi hanya orang-orang yang tersebar di seluruh dunia, yang adalah orang-orang pilihan) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 328.
Satu argumentasi lagi yang bisa diberikan untuk mendukung tafsiran ini adalah adanya kata ‘karena’ di awal Yoh 3:16, yang jelas menunjukkan adanya hubungan antara Yoh 3:16 dengan ayat sebelumnya, yaitu Yoh 3:15. Padahal Yoh 3:14-15 - “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal”. Saya kira ini adalah sesuatu yang sangat penting, karena Yoh 3:15 sudah berbicara tentang ‘setiap orang yang percaya’ yang beroleh hidup yang kekal. Jadi kontexnya berbicara tentang ‘orang percaya’. Sekarang, kalau kita mau menerima penafsiran yang ke 4 ini, yang mengatakan bahwa kata ‘dunia’ dalam Yoh 3:16 ini menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan’ saja, maka bagaimana sikap Allah terhadap ‘orang-orang non pilihan’ (reprobate)? Ada yang mengatakan sebagai berikut: “The wicked God pities (see Matt. 18:33). Unto the unthankful and evil God is ‘kind’ (see Luke 6:35). The vessels of wrath He endures ‘with much long-suffering’ (see Rom. 9:22). But ‘His own’ God ‘loves’!” [= Terhadap orang-orang jahat Allah berbelas kasihan (lihat Mat 18:33). Kepada orang-orang yang tidak tahu berterima 57
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. kasih dan jahat Allah itu ‘baik’ (lihat Luk 6:35). Terhadap benda-benda kemurkaannya Allah ‘menaruh kesabaran yang besar’ (lihat Ro 9:22). Tetapi terhadap ‘orang-orang kepunyaanNya’ Allah ‘mengasihi’!] - ‘God’s Indisputable Sovereignty’, hal 22-23. John Murray, seorang ahli theologia Reformed, tidak setuju dengan penafsiran di atas. Ia membahas beberapa ayat yang memerintahkan kita meneladani Allah dengan mengasihi orang-orang jahat, yaitu: • Mat 5:44-48 - “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudarasaudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”. • Luk 6:27-28,35-36 - “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. ... Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati”.
Bandingkan kedua text di atas dengan Kis 14:16-17 yang berbunyi: “Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukan tidak 58
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. menyatakan diriNya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan”, yang menunjukkan bahwa Allah memang baik / kasih kepada orang-orang jahat tersebut, dan tetap memberkati mereka. John Murray: “It would be impossible to make such a disjunction between God’s kindness and mercy, on the one hand, which are expressly stated to be the pattern of our conduct, and love, with the result that, while kindness and mercy to the ungodly are predicated of God, yet love is not. In both passages love has the priority in exhortation and the character of God has primacy as the pattern by which we are to be directed. Are we to say that the love of God is to be excluded from the divine pattern while kindness and mercy are to be included? This would be exegetical violence amounting to monstrosity” (= Tidak mungkin membuat pemisahan seperti itu antara ‘kebaikan dan belas kasihan Allah’ yang dinyatakan secara jelas sebagai pola dari tingkah laku kita pada satu sisi, dan ‘kasih’, sehingga mengakibatkan bahwa Allah dikatakan ‘baik dan berbelas kasihan’ kepada orang-orang jahat, tetapi ‘tidak mengasihi’ mereka. Dalam kedua text, kasih mempunyai prioritas dalam nasehat, dan karakter / sifat Allah mempunyai keunggulan / keutamaan sebagai pola, dengan mana kita dipimpin. Apakah kita mau mengatakan bahwa pola ilahi tidak mencakup kasih Allah tetapi hanya mencakup kebaikan dan belas kasihan? Ini merupakan suatu pemaksaan yang tidak benar dalam melakukan exegesis sehingga menjadi sesuatu yang sangat aneh) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 67. Kata-kata Murray ini memang perlu diperhitungkan, tetapi: ♦ kalau kita memperhatikan Mat 5:44-48 dan Luk 6:27-28,3536 di atas, tidak ada kata-kata yang menunjukkan bahwa Allah mengasihi orang-orang yang ditentukan untuk binasa. Kalau demikian, apakah Allah tidak mengasihi orang-orang jahat? Tentu saja ya, karena bukanlah kita sebagai orangorang pilihan / percaya juga adalah orang-orang jahat yang sebetulnya tidak layak dikasihi? Tetapi Allah mengasihi kita! Dan ini harus kita teladani! ♦ saya berpendapat bahwa ada ayat lain yang harus 59
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. dipertimbangkan, yaitu Ro 9:13 - “seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub (elect), tetapi membenci Esau (reprobate).’”. Tetapi tentang ayat ini perlu diingat juga bahwa dalam bahasa Kitab Suci, kata ‘membenci’ seringkali harus diartikan ‘kurang mengasihi’. Ini bisa kita dapatkan kalau kita membandingkan Luk 14:26 dengan Mat 10:37.
Luk 14:26 - “‘Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudarasaudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu”. Mat 10:37 - “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu”. Saya ingin menambahkan sendiri satu ayat lagi yang harus diperhitungkan, yaitu Mark 10:21 - “Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: ‘Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’”. Pemuda kaya yang datang kepada Yesus itu jelas bukan orang percaya, tetapi Yesus mengasihinya. Perlu juga diperhatikan bahwa kata ‘menaruh kasih’ diterjemahkan dari kata Yunani ηγαπησεν (EGAPESEN), yang jelas kata dasarnya adalah AGAPAO. Tetapi tentang ayat ini ada 2 hal yang juga perlu diperhatikan, yaitu: • pemuda kaya itu belum tentu termasuk seorang reprobate (= orang yang ditentukan binasa), karena sekalipun memang pada saat itu ia menolak untuk percaya / mengikut Yesus, tetapi siapa tahu bahwa di kemudian hari ia bertobat? • kita juga tidak tahu apakah Yesus mengasihi itu sebagai Allah atau manusia. Jown Owen menafsirkan ‘kasih Allah’ ini dengan cara yang sangat berbeda. 60
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. John Owen: “By ‘love’ in this place, all our adversaries agree that a natural affection and propensity in God to the good of the creature, lost under sin, in general, which moved him to take some way whereby it might possibly be remedied, is intended. We, on the contrary, say that by ‘love’ here is not meant an inclination or propensity of his nature, but an act of his will (where we conceive his love to be seated), and eternal purpose to do good to man, being the most trancendent and eminent act of God’s love to the creature” [= Untuk kata ‘kasih’ di tempat ini, semua musuh-musuh kita setuju bahwa yang dimaksudkan adalah suatu perasaan lembut yang alamiah dan kecenderungan dalam Allah untuk kebaikan makhluk ciptaanNya, yang terhilang di bawah dosa, secara umum, yang menggerakkanNya untuk mengambil jalan dengan mana itu memungkinkan diperbaiki. Sebaliknya kami mengatakan bahwa ‘kasih’ di sini tidak berarti suatu kecenderungan atau kecondongan untuk berbuat baik, tetapi suatu tindakan dari kehendakNya (yang merupakan kedudukan dari kasihNya menurut pemahaman kami), dan rencana / tujuan kekal untuk melakukan kebaikan kepada manusia, yang merupakan tindakan yang paling luar biasa dan menonjol dari kasih Allah kepada makhluk ciptaanNya] - ‘The Works of John Owen’, vol , hal 321. Inti dari kata-kata Owen ini adalah: orang Arminian menganggap kasih Allah sebagai suatu perasaan, tetapi ia menganggap kasih Allah sebagai suatu tindakan yang didasarkan atas kehendak Allah. Di bagian lain dari bukunya John Owen berkata: “... of reprobate persons, hated of God from eternity; ...” (= ... tentang orang-orang yang ditentukan untuk binasa, dibenci Allah dari kekekalan; ...) ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 354. 2. Pembahasan kata-kata ‘setiap orang / barangsiapa yang percaya’. Orang Arminian menganggap bahwa kata ‘setiap orang’ [KJV: ‘whosoever’ (= barangsiapa)] merupakan sebagian dari orangorang yang menjadi obyek kasih Allah, sedangkan obyek dari kasih Allah adalah semua orang. Tetapi Owen (hal 328-329) lalu berargumentasi: kalau 61
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. demikian, ada pembatasan dari buah dari kasih Allah. Lalu pembatasan itu tergantung kepada apa / siapa? Menurut Owen ada 2 kemungkinan: a. Tergantung kepada orang itu sendiri. Kalau ini yang dipilih, maka akan bertentangan dengan 1Kor 4:7 - “Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?”. KJV: ‘For who maketh thee to differ from another? and what hast thou that thou didst not receive? now if thou didst receive it, why dost thou glory, as if thou hadst not received it?’ (= Karena siapa yang membuat engkau berbeda dari yang lain? dan apa yang engkau punyai yang tidak engkau terima? sekarang, jika engkau memang menerimanya, mengapa engkau bermegah seakan-akan engkau tidak menerimanya?). b. Tergantung pada kehendak Allah. Kalau demikian, maka Yoh 3:16 menunjukkan bahwa Allah mengasihi semua orang tetapi Allah membatasi sehingga hanya sebagian dari mereka yang merasakan buah dari kasihNya. John Owen: “To what end, then, I pray, did he love those other some?” (= Maka saya bertanya: apa tujuannya Ia mengasihi sebagian yang lain itu?) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 329. Owen lalu menambahkan bahwa kalau pembatasan ini tergantung kehendak Allah, maka penebusan universal tidak mempunyai landasan pada kehendak Allah. John Owen: “Seeing that these words, ‘that whosoever believeth,’ do peculiarly point out the aim and intention of God in this business, if it do restrain the object beloved, then the salvation of believers is confessedly the aim of God in this business, and that distinguished from others; and if so, the general ransom is an empty sound, having no dependence on the purpose of God, his intention being carried out in the giving of his Son only to the salvation of believers, and that determinately, unless you will assign unto him a nescience of them that should 62
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. believe” (= Melihat bahwa kata-kata ‘supaya barangsiapa / setiap orang yang percaya’ menunjukkan secara khusus tujuan dan maksud dari Allah dalam urusan ini, jika itu memang membatasi obyek yang dikasihi, maka keselamatan dari orang-orang percaya diakui sebagai tujuan Allah dalam urusan ini, dan itu dibedakan dari yang lain; dan jika demikian, penebusan umum / universal merupakan suatu bunyi yang kosong, yang tidak mempunyai ketergantungan pada rencana Allah, karena tujuanNya yang dilaksanakan dengan memberikan AnakNya hanyalah bagi keselamatan orang-orang percaya, dan itu merupakan sesuatu yang pasti, kecuali engkau menganggap Ia tidak tahu tentang siapa yang akan percaya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 329. John Owen: “God gave not his Son, - 1. For them who never do believe; 2. Much less for them who never hear of him, and so evidently want means of faith; 3. For them on whom he hath determined not to bestow effectual grace, that they might believe” (= Allah tidak memberikan AnakNya, - 1. Untuk mereka yang tidak pernah percaya; 2. Lebih-lebih lagi untuk mereka yang tidak pernah mendengar tentang Dia, dan dengan demikian tidak mempunyai jalan untuk beriman; 3. Untuk mereka bagi siapa Ia telah menentukan untuk tidak memberikan kasih karunia yang efektif supaya mereka bisa percaya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 329. Disamping itu, saya berpendapat bahwa sebetulnya dalam persoalan ini terjemahan ‘setiap orang’ dari Kitab Suci Indonesia lebih benar dari pada terjemahan ‘barangsiapa’ dari Kitab Suci bahasa Inggris. Yoh 3:16 - “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. KJV: ‘For God so loved the world, that he gave his only begotten Son, that whosoever believeth in him should not perish, but have everlasting life’ (= Karena Allah begitu mengasihi dunia, sehingga Ia memberikan AnakNya yang tunggal, supaya barangsiapa percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal). 63
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. RSV: ‘For God so loved the world that he gave his only Son, that whoever believes in him should not perish but have eternal life’ (= Karena Allah begitu mengasihi dunia sehingga Ia memberikan AnakNya yang tunggal, supaya barangsiapa percaya kepadaNya tidak binasa, tetapi memperoleh hidup yang kekal). John Owen: “ινα πας ο πιστευων, - ‘that whosoever believeth,’ or ‘that every believer.’” (= ινα πας ο πιστευων / HINA PAS HO PISTEUON, - ‘supaya barangsiapa percaya’, atau ‘supaya setiap orang percaya’) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 328. Kata Yunani PAS sebetulnya artinya adalah ‘setiap orang’. Juga kata ‘yang’ sebetulnya tidak ada, karena terjemahan hurufiahnya adalah: ‘that everyone believing’ (= supaya setiap orang percaya). Jadi, ‘setiap orang percaya’ ini tidak menunjuk kepada sebagian dari obyek yang dikasihi Allah, untuk siapa Ia memberikan AnakNya, tetapi menunjuk kepada seluruh obyek kasih Allah tersebut. Dengan demikian, Yoh 3:16 artinya adalah: Karena begitu besar kasih Allah terhadap orang-orang pilihan sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang percaya (dari orang-orang pilihan itu) tidak binasa tetapi memperoleh hidup yang kekal. d) Pembahasan Yoh 3:17. Yoh 3:17 - “Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya (dunia) oleh Dia”. Catatan: dalam Yoh 3:17 ini sebetulnya kata ‘dunia’ muncul 3 x, tetapi kata ‘dunia’ yang ketiga diterjemahkan menjadi ‘nya’ dalam Kitab Suci Indonesia. Bandingkan dengan terjemahan KJV di bawah ini. KJV: ‘For God sent not his Son into the world to condemn the world; but that the world through him might be saved’ (= Karena Allah tidak mengutus AnakNya ke dalam dunia untuk menghukum dunia; tetapi supaya dunia bisa diselamatkan melalui Dia). Owen (hal 342) berpendapat bahwa: 64
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. • kata ‘dunia’ yang pertama menunjuk pada ‘bumi’ atau ‘sebagian dari bumi’. • kata ‘dunia’ yang kedua bisa menunjuk kepada ‘semua manusia’ tetapi bisa juga menunjuk hanya kepada ‘orang pilihan’. • kata ‘dunia’ yang ketiga pasti menunjuk kepada ‘orang pilihan’. Owen menambahkan bahwa tidak mungkin Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia dengan maksud untuk menyelamatkan semua manusia di dunia ini, karena Luk 2:34 mengatakan bahwa Kristus ditentukan untuk menjatuhkan sebagian orang. Luk 2:34 - “Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ‘Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan”. John Owen: “Christ was appointed for the fall of some, Luke 2:34, and, therefore, not that all and every one might be saved. ... The end of Christ’s actual exhibition and sending in the flesh is not opposite to any of God’s eternal decrees, which were eternally fixed concerning the condemnation of some for their sins” (= Kristus ditentukan untuk kejatuhan dari sebagian orang, Luk 2:34, dan karena itu, bukan supaya semua dan setiap orang bisa diselamatkan. ... Tujuan dari penampilan dan pengiriman Kristus dalam daging tidaklah bertentangan dengan yang manapun dari ketetapan-ketetapan kekal Allah, yang telah ditetapkan secara kekal berkenaan dengan penghukuman dari sebagian orang karena dosa-dosa mereka) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 342. Dalam tafsirannya tentang Luk 2:34 ini William Hendriksen berkata: “Simeon now invoked God’s blessing on Joseph and Mary. Having done this, he addressed to Mary words that must have startled her. In substance he told her that her child would become the great divider; not, however, that events would simply turn out that way, but that in God’s plan it had been so decided” (= Sekarang Simeon meminta berkat Allah bagi Yusuf dan Maria. Setelah melakukan hal ini, ia menujukan kepada Maria kata-kata yang pasti mengejutkannya. Pada hakekatnya, ia mengatakan kepadanya bahwa Anaknya akan menjadi pemisah yang besar; bukan sekedar bahwa hal itu akan terjadi, tetapi bahwa dalam rencana Allah sudah 65
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. ditetapkan demikian) - hal 170. Sedangkan Calvin berkata: “The meaning is, that he was divinely appointed to cast down and destroy many. But it must be observed, that the ruin of unbelievers results from their striking against him” (= Artinya adalah bahwa Ia ditetapkan secara ilahi untuk membuang dan menghancurkan banyak orang. Tetapi harus diperhatikan bahwa kehancuran orang-orang yang tidak percaya diakibatkan oleh perlawanan mereka terhadap Dia) - hal 148. Bandingkan dengan 1Pet 2:4-8 - “Dan datanglah kepadaNya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepadaNya, tidak akan dipermalukan.’ Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: ‘Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.’ Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan”. e) Pembahasan 2Kor 5:19. 2Kor 5:19 - “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami”. Sebetulnya dilihat dari ayat ini saja sudah terlihat bahwa ‘dunia’ di sini tidak mungkin menunjuk kepada ‘semua manusia di dunia’, karena kalau ditafsirkan demikian, maka ayat ini akan menghasilkan ajaran Universalisme. Tetapi supaya menjadi makin jelas tentang apa yang dimaksud dengan ‘dunia’ dalam 2Kor 5:19, mari kita membaca kontexnya, mulai ay 18 sampai dengan ay 21. 2Kor 5:18-21 - “(18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan 66
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”. John Owen: “They who are called the ‘world,’ verse 19, are termed ‘us,’ verse 18, ‘ He hath reconciled us to himself by Jesus Christ;’ as also verse 21, where they are farther described by Christ’s being ‘made sin for them,’ and their being ‘made the righteousness of God in him.’ Are these things true of all in the world?” (= Mereka yang disebut ‘dunia’ dalam ay 19, disebut dengan istilah ‘kita’ dalam ay 18, ‘Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya’; dan juga ay 21, dimana digambarkan lebih jauh bahwa Kristus ‘dibuat menjadi dosa untuk mereka’, dan mereka ‘dibenarkan oleh Allah dalam Dia’. Apakah hal-hal ini benar untuk semua orang dalam dunia?) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 339. Owen menambahkan: “If this text may receive any light from what is antecedent and consequent unto it, - if the word any interpretation from those expressions which are directly expository of it, - by the ‘world’ here can be meant none but ‘elect believers’” (= Jika text ini boleh menerima terang dari ayat sebelumnya dan sesudahnya, - jika kata itu bisa menerima penafsiran dari ungkapan-ungkapan yang merupakan penjelasan langsung tentangnya, - maka kata ‘dunia’ di sini tidak bisa berarti lain selain ‘orang-orang percaya yang adalah orang-orang pilihan’) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 339.
2) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk semua orang / setiap orang. John Owen: “The second argument, wherewith our adversaries make no less flourish than with the former, is raised from those places of Scripture where there is mention made of all men and every man, in the business of redemption. With these bare and naked words, attended with swelling, vain 67
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. expressions of their own, they commonly rather proclaim a victory than study how to prevail” (= Argumentasi yang kedua, dengan mana musuhmusuh kita tumbuh dengan subur, sama seperti dengan argumentasi yang terdahulu, didapatkan dari tempat-tempat dalam Kitab Suci dimana disebutkan tentang semua orang dan setiap orang, dalam pekerjaan penebusan. Dengan kata-kata telanjang ini, disertai dengan pernyataan-pernyataan yang sombong dan sia-sia dari mereka sendiri, mereka secara umum lebih memproklamirkan suatu kemenangan dari pada belajar bagaimana untuk menang) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 343. Contoh ayat-ayat yang dipakai dalam argumentasi kedua ini: • 2Kor 5:14,15 - “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”. • 1Tim 2:3-6 - “Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan”. • Tit 2:11 - “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata”. • Ibr 2:9 - “Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia”. • 2Pet 3:9 - “Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”. Ayat lain yang mirip dengan ayat-ayat di atas ini adalah Kol 1:20 “dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia 68
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus”. Jawaban terhadap argumentasi ini: a) Dalam Kitab Suci, kata ‘semua’ tidak selalu berarti ‘semua’; seringkali artinya adalah ‘semua elect / orang dalam Kristus’. Contoh: dalam semua ayat-ayat di bawah ini, kalau kata ‘semua’ betul-betul diartikan ‘semua’, maka akan menjadi ajaran Universalisme. • Yoh 12:32 - “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepadaKu”. • Kis 2:17 - “Akan terjadi pada hari-hari terakhir - demikianlah firman Allah - bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi”. • Tit 2:11 - “Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata”. Catatan: untuk ayat ini sebetulnya terjemahan Kitab Suci Indonesia salah. KJV: ‘For the grace of God that bringeth salvation hath appeared to all men’ (= Karena kasih karunia Allah yang membawa keselamatan telah muncul / tampak kepada semua orang). Dari terjemahan KJV ini tak terlihat bahwa Allah menyelamatkan semua orang, tetapi hanya bahwa keselamatan itu tampak (= ditawarkan) kepada semua orang, sehingga jelas bahwa ayat ini tidak bertentangan dengan doktrin Limited Atonement (= Penebusan Terbatas). • Maz 22:28 - “Segala ujung bumi akan mengingatnya dan berbalik kepada TUHAN; dan segala kaum dari bangsa-bangsa akan sujud menyembah di hadapanNya”. KJV: ‘All the ends of the world shall remember and turn unto the LORD: and all the kindreds of the nations shall worship before thee’ (= Semua ujung-ujung bumi akan mengingat dan kembali kepada TUHAN; dan semua keluarga dari bangsabangsa akan menyembah di hadapanMu). Arthur W. Pink: “In Scripture the word ‘all’ (as applied to humankind) 69
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. is used in two senses - absolutely, and relatively. In some passages it means ‘all without exception’; in others it signifies ‘all without distinction’. Which of these meanings it bears in any particular passage must be determined by the context and decided by a comparison of parallel scriptures” [= Dalam Kitab Suci kata ‘semua’ (pada saat diterapkan kepada umat manusia) digunakan dalam 2 arti, secara mutlak dan secara relatif. Dalam text-text tertentu kata itu berarti ‘semua tanpa perkecualian’; dalam text-text yang lain kata itu menunjuk ‘semua tanpa perbedaan’. Yang mana dari arti-arti ini yang dikandung oleh text tertentu harus ditentukan oleh kontextnya dan diputuskan oleh perbandingan dari bagian-bagian Kitab Suci yang paralel] - ‘The Sovereignty of God’, hal 65. John Owen: “The whole strength of this argument lies in the ambiguity of the word ‘all,’ which being of various significations, and to be interpreted suitably to the matter in hand and the things and persons whereof it is spoken, ... That ‘all’ or ‘all men’ do not always comprehend ‘all and every man that were, are, or shall be,’ may be made apparent by near five hundred instances from the Scripture” (= Seluruh kekuatan dari argumentasi ini terletak dalam arti yang tidak pasti dari kata ‘semua’, yang mempunyai bermacam-macam arti, dan harus ditafsirkan sesuai dengan persoalan yang sedang ditangani dan hal-hal dan orang-orang yang dibicarakan, ... Bahwa ‘semua’ atau ‘semua orang’ tidak selalu berarti ‘semua dan setiap orang, yang dahulu ada, sedang ada, atau akan ada’ bisa dibuat jelas oleh hampir 500 contoh-contoh dari Kitab Suci) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 344. b) Pembahasan Ro 5:18. Ro 5:18 - “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup”. Sebetulnya dibaca sepintas lalu saja sudah terlihat bahwa katakata ‘semua orang’ yang kedua (yang saya garis bawahi) tidak mungkin betul-betul diartikan ‘semua orang’, karena kalau diartikan demikian akan menimbulkan Universalisme. John Owen mengutip penafsiran seorang yang bernama Thomas More dalam bukunya yang berjudul ‘Universality of Grace’ / ‘Keuniversal-an Kasih Karunia’ (chap. viii, p. 41) yang berkata 70
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. sebagai berikut: “That Adam, in his first sin and transgression, was a public person, in the room and place of all mankind, by virtue of the covenant between God and him; so that whatever he did therein, all were alike sharers with him. So also was Christ a public person in his obedience and death, in the room and place of mankind, represented by him, even every one of the posterity of Adam” (= Bahwa Adam, dalam dosa dan pelanggaran pertamanya, merupakan seorang wakil, dalam ruangan dan tempat dari seluruh umat manusia, berdasarkan atas perjanjian antara Allah dengan dia; sehingga apapun yang ia lakukan di dalamnya, semua orang ikut melakukannya dengan dia. Demikian juga Kristus adalah seorang wakil dalam ketaatan dan kematianNya, dalam ruangan dan tempat dari umat manusia, diwakili olehNya, bahkan setiap orang dari keturunan Adam) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 354. John Owen menjawab sebagai berikut: “To that which concerneth Adam, we grant he was a public person in respect of all his that were to proceed from him by natural propagation; that Christ also was a public person in the room of his, and herein prefigured by Adam. But that Christ, in his obedience, death, and sacrifice, was a public person, and stood in the room and stead of all and every one in the world, of all ages and times (that is, not only of his elect and those who were given unto him of God, but also of reprobate persons, hated of God from eternity; of those whom he never knew, concerning whom, in the days of his flesh, he thanked his Father that he had hid from them the mysteries of salvation; whom he refused to pray for; who were, the greatest part of them, already damned in hell, and irrevocably gone beyond the limits of redemption, before he actually yielded any obedience), is to us such a monstrous assertion as cannot once be apprehended or thought on without horror or detestation” [= Mengenai Adam, kami mengakui bahwa ia adalah seorang wakil dari semua orang yang akan keluar darinya oleh perkembangbiakan alamiah; bahwa Kristus juga adalah wakil dalam ruanganNya, dan di dalam ini digambarkan oleh Adam. Tetapi bahwa Kristus, dalam ketaatan, kematian dan pengorbananNya, merupakan seorang wakil, dan menggantikan / mewakili semua dan setiap orang dalam dunia, dari semua jaman dan waktu {yaitu, bukan hanya orang-orang pilihanNya dan mereka yang diberikan kepadaNya oleh Bapa, tetapi juga orang-orang yang ditentukan untuk binasa, yang dibenci oleh Allah dari kekekalan; mereka yang tidak pernah dikenalNya, 71
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. mengenai siapa, pada masa hidupNya dalam daging, Ia bersyukur kepada BapaNya bahwa Ia telah menyembunyikan dari mereka misteri keselamatan (Mat 11:25); untuk siapa Ia menolak untuk berdoa (Yoh 17:9,20); yang sebagian besar sudah dihukum di dalam neraka, dan sudah pergi melampaui batasan penebusan dan tidak bisa ditarik kembali, sebelum Ia betul-betul melakukan ketaatan apapun}, bagi kami merupakan penegasan yang mengerikan / sangat salah sehingga tidak bisa dipahami / dilihat atau dipikirkan tanpa rasa muak atau jijik] - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 354.
c) Pembahasan 1Kor 15:22. 1Kor 15:22 - “Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus”. Sama seperti dalam kasus Ro 5:18 di atas, kata-kata ‘semua orang’ yang kedua (yang saya garis bawahi) tidak mungkin diartikan betul-betul menunjuk kepada ‘semua orang’, karena kalau diartikan demikian akan menimbulkan Universalisme. Tetapi Owen membahasnya lebih jauh dengan memperhatikan kontexnya. John Owen: “‘All,’ then, who by virtue of the resurrection of Christ shall be made alive, are all those who are partakers of the nature of Christ; who, verse 23, are expressly called ‘they that are Christ’s’ and of whom, verse 20, Christ is said to be the ‘first-fruits;’ and certainly Christ is not the first-fruits of the damned” (= Maka ‘semua’, yang karena kebangkitan Kristus akan dihidupkan, adalah semua mereka yang mengambil bagian dalam sifat / keadaan Kristus; yang dalam ay 23 secara jelas disebut ‘mereka yang menjadi milik Kristus’ dan tentang siapa dalam ay 20 dikatakan bahwa Kristus adalah ‘buah sulung’; dan pasti Kristus bukan merupakan buah sulung dari orang-orang yang dihukum) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 352-353. 1Kor 15:20-23 - “(20) Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. (21) Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. (22) Karena sama 72
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. (23) Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya”. KJV: ‘(20) But now is Christ risen from the dead, and become the firstfruits of them that slept. (21) For since by man came death, by man came also the resurrection of the dead. (22) For as in Adam all die, even so in Christ shall all be made alive. (23) But every man in his own order: Christ the firstfruits; afterward they that are Christ's at his coming’ [= (20) Tetapi sekarang Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, dan menjadi buah sulung dari mereka yang telah mati. (21) Sebab karena oleh manusia datang kematian, oleh manusia juga datang kebangkitan dari antara orang mati. (22) Karena sebagaimana dalam Adam semua mati, demikian juga dalam Kristus semua akan dihidupkan. (23) Tetapi setiap orang menurut urutannya sendiri: Kristus sebagai buah sulung; setelah itu mereka yang adalah milik Kristus pada kedatanganNya]. d) Pembahasan 2Kor 5:14-15. 2Kor 5:14-15 - “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”. Penafsiran Arminian. Barnes’ Notes: “The phrase ‘for all,’ (υπερ παντον,) obviously means for all mankind; for every man. This is an exceedingly important expression in regard to the extent of the atonement which The Lord Jesus made, ... it demonstrates also that the atonement was general, and had, in itself considered, no limitation, and no particular reference to any class or condition of men, and no particular applicability to one class more than to another. There was nothing in the nature of the atonement that limited it to any one class or condition; there was nothing in the design that made it, any more applicable to one portion of mankind than to another” hal 851. 73
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Penafsiran Reformed. Ada beberapa hal yang perlu dibahas tentang text ini: 1. Kata ‘mati’ yang ditujukan untuk ‘semua orang’ / ‘mereka’ di sini, jelas tidak menunjuk pada kematian jasmani, tetapi kematian rohani. Dan kematian rohani ini bukan dalam arti ‘mati dalam dosa’ tetapi ‘mati terhadap dosa’. John Owen: “All those of whom the apostle treats are proved to be dead, because Christ died for them: ... What death is it which here is spoken of? Not a death natural, but spiritual; ... not that which is in sin, but that which is unto sin” (= Semua mereka yang dibicarakan oleh sang rasul dibuktikan sebagai mati, karena Kristus telah mati untuk mereka: ... Kematian apa yang dibicarakan di sini? Bukan kematian alamiah, tetapi kematian rohani; ... bukan kematian dalam dosa, tetapi kematian terhadap dosa) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 351. Karena itu kata-kata ‘semua orang’ ini hanya bisa menunjuk kepada orang-orang percaya. 2. Kata-kata ‘semua orang’ menunjuk kepada orang-orang yang sama dengan kata ‘mereka’, untuk siapa Kristus dibangkitkan (ay 15 akhir). Dan kalau Kristus dibangkitkan untuk mereka, maka mereka pasti dibenarkan. Karena itu ini pasti menunjuk kepada orang-orang yang percaya. John Owen: “The resurrection of Christ is here conjoined with his death: ‘He died for them, and rose again.’ Now, for whomsoever Christ riseth, he riseth for their ‘justification,’ Rom. 4:25; and they must be justified, chap. 8:34. Yea, our adversaries themselves have always confessed that the fruits of the resurrection of Christ are peculiar to believers” (= Di sini kebangkitan Kristus digabungkan dengan kematianNya: ‘Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka’. Sekarang, untuk siapapun Kristus bangkit, Ia bangkit untuk ‘pembenaran’ mereka, Ro 4:25; dan mereka harus dibenarkan, pasal 8:34. Ya, musuh-musuh kita sendiri selalu mengaku bahwa buah-buah dari kebangkitan Kristus merupakan sesuatu yang khas untuk orang-orang percaya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 351. 74
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Ro 4:25 - “yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita”. KJV: ‘and was raised again for our justification’ (= dan dibangkitkan untuk pembenaran kita). Ro 8:34 - “Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?”. 3. Kontext juga menunjukkan bahwa orang-orang ini menunjuk kepada orang-orang percaya / pilihan. 2Kor 5:14-21 - “(14) Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. (15) Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. (16) Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. (17) Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (18) Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diriNya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. (19) Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. (21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah”. Orang-orang yang hidup bagi Kristus, yang dibicarakan oleh Paulus dalam ay 15 ini adalah: • orang-orang yang telah menjadi ciptaan baru (ay 17). • orang-orang yang diperdamaikan dengan Allah (ay 18). • orang-orang terhadap siapa Allah tidak memperhitungkan pelanggarannya (ay 19). 75
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. • orang-orang yang dibenarkan oleh Allah (ay 21). Karena itu, ini pasti menunjuk kepada orang-orang percaya saja. e) Pembahasan tentang 1Tim 2:3-6. Tentang 1Tim 2:3-6 - “Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan”. Ada 2 hal yang dibahas oleh Owen: 1. Apa yang dimaksud dengan ‘kehendak Allah’ di sini. Owen mengatakan (hal 344) bahwa istilah ‘kehendak Allah’ mempunyai 2 kemungkinan arti, yaitu: • rencana kekal dari Allah. • perintah Allah. Kalau kita mengambil arti kedua, maka arti ayat ini adalah sebagai berikut: Allah memerintahkan semua manusia untuk menggunakan cara-cara dengan mana mereka bisa mendapatkan keselamatan. Dengan demikian ayat ini menjadi sama seperti Kis 17:30 - “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat”. KJV: ‘And the times of this ignorance God winked at; but now commandeth all men every where to repent’ (= Allah pura-pura tidak melihat jaman kebodohan ini; tetapi sekarang memerintahkan semua orang di mana-mana untuk bertobat). Owen sendiri memilih arti pertama, dimana ‘kehendak Allah’ menunjuk pada ‘rencana kekal dari Allah’. Alasan Owen adalah: kehendak Allah dalam 1Tim 2:4 itu merupakan dasar / landasan dari doa kita dalam 1Tim 2:1-2. Bdk. 1Yoh 5:14 “Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepadaNya menurut kehendakNya”. 76
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
2. Siapa ‘semua orang’ / ‘semua manusia’ di sini. Jelas bahwa ‘semua orang / manusia’ di sini tidak berarti betulbetul ‘semua dan setiap orang di seluruh dunia’, karena: • Paulus sendiri menggunakan kata ‘semua orang’ dalam ay 1. Dalam arti apa? Perhatikan ay 2nya! Untuk jelasnya lihat 1Tim 2:1-2 secara keseluruhan: “(1) Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, (2) untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan”. Owen menyimpulkan dari sini (hal 346) bahwa yang dimaksud dengan ‘semua orang’ adalah ‘orang-orang dari semua jenis, kedudukan, kondisi, dan tingkatan’. • kita diharuskan berdoa untuk ‘semua orang’, padahal dari antara ‘semua orang’ itu pasti ada orang-orang yang ditentukan untuk binasa dan yang melakukan dosa yang membawa maut, tentang siapa kita tidak diperintahkan untuk berdoa. 1Yoh 5:16 - “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa”. • ‘Semua orang yang diselamatkan’ (ay 4a) pasti sama dengan orang-orang yang ‘memperoleh pengetahuan akan kebenaran’ (ay 4b). Padahal Kitab Suci jelas menunjukkan bahwa Tuhan tidak menghendaki semua orang memperoleh pengetahuan tentang kebenaran. Ini terlihat dari: ∗ Maz 147:19-20 - “Ia memberitakan firmanNya kepada Yakub, ketetapan-ketetapanNya dan hukum-hukumNya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukumNya tidak mereka kenal. Haleluya!”. ∗ Kis 14:16 - “Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing”. ∗ Kis 17:30 - “Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada 77
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat”. ∗ Kol 1:26 - “yaitu rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudusNya”. ∗ Mat 11:25-26 - “Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu”. ∗ Mat 13:10-17 - “Maka datanglah murid-muridNya dan bertanya kepadaNya: ‘Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?’ Jawab Yesus: ‘Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya”. Owen (hal 347) juga mengatakan bahwa ‘semua manusia’ dalam 1Tim 2:6 juga harus berarti sama dengan kata-kata ‘semua orang’ dalam 1Tim 2:1b,4. Dan Owen lalu 78
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. menyimpulkan bahwa ‘semua manusia’ di sini harus diartikan sebagai ‘semua orang pilihan, dari semua jenis / golongan’, dan ia membandingkan ini dengan Wah 5:9 yang ia katakan sebagai ayat penafsir dari 1Tim 2:6 ini. Wah 5:9 - “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darahMu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa”. f) Pembahasan tentang 1Tim 4:10. 1Tim 4:10 - “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya”. 1. Penafsiran Arminian tentang 1Tim 4:10. Adam Clarke: “‘Who is the Saviour of all men’. Who has provided salvation for the whole human race, and has freely offered it to them in his word and by his Spirit. ‘Specially of those that believe’. What God intends for ALL, he actually gives to them that believe in Christ, who died for the sins of the world, and tasted death for every man. As all have been purchased by his blood so all may believe; and consequently all may be saved. Those that perish, perish through their own fault” (= ‘Yang adalah Juruselamat dari semua manusia’. Yang telah menyediakan keselamatan untuk seluruh umat manusia, dan telah menawarkannya secara cuma-cuma kepada mereka dalam firmanNya dan oleh RohNya. ‘Khususnya dari mereka yang percaya’. Apa yang Allah maksudkan untuk SEMUA, Ia betul-betul memberikannya kepada mereka yang percaya kepada Kristus, yang mati untuk dosa-dosa dunia, dan merasakan kematian untuk setiap orang. Karena semua telah dibeli oleh darahNya maka semua bisa percaya; dan karena itu semua bisa diselamatkan. Mereka yang binasa, binasa karena kesalahan mereka sendiri) - hal 603. Keberatan: kalau Allah hanya menyediakan keselamatan itu tetapi orang-orang itu tidak menerimanya (tidak percaya kepada Kristus), bagaimana Allah bisa disebut sebagai Juruselamat mereka? 79
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. 2. Penafsiran Reformed tentang 1Tim 4:10. Tentang 1Tim 4:10 ini Owen berkata: “That God the Father is often called Saviour I showed before, and that he is here intended, as is agreed upon by all sound interpreters, so also it is clear from the matter in hand, which is the protecting providence of God, general towards all, special and peculiar towards his church” (= Bahwa Allah Bapa sering disebut Juruselamat telah saya tunjukkan sebelumnya, dan bahwa di sini Ialah yang dimaksudkan, seperti yang disetujui oleh semua penafsir yang sehat; dan juga merupakan sesuatu yang jelas dari persoalan yang sedang kita tangani, yang merupakan providensia Allah yang melindungi, secara umum bagi semua orang, secara khusus dan khas bagi gerejaNya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 190. Ia melanjutkan: “For the subject, ‘He,’ it is God the Father, and not Christ the mediator; and for the predicate, it is a providential preservation, and not a purchased salvation that is intimated; - that is, the providence of God protecting and governing all, but watching in an especial manner for the good of them that are his” (= Untuk subyeknya, ‘Ia’ adalah Allah Bapa, dan bukan Kristus sang Pengantara; dan untuk predikatnya, itu adalah pemeliharaan yang bersifat providensial, dan bukan menyatakan suatu keselamatan yang dibeli; - yaitu, providensia Allah yang melindungi dan memerintah semua, tetapi menjaga dengan cara yang khusus demi kebaikan mereka yang adalah milikNya) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 191. Jadi ada 2 hal yang ditekankan oleh Owen dalam kedua kutipan di atas, yaitu: a. Subyek dari ayat itu bukanlah Yesus tetapi Bapa. b. Kata ‘Juruselamat’ di sini bukanlah dalam persoalan keselamatan rohani, tetapi keselamatan jasmani / duniawi. Calvin mempunyai pandangan / penafsiran yang sama dengan Owen. Calvin: “the word σωτηρ is here a general term, and denotes one who defends and preserves. He means that the kindness of God 80
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. extends to all men” [= kata σωτηρ (SOTER - Juruselamat) di sini merupakan suatu istilah yang bersifat umum, dan menunjuk pada seseorang yang mempertahankan / membela dan memelihara. Ia memaksudkan bahwa kebaikan Allah menjangkau semua manusia] - hal 112. Calvin: “The word ‘Saviour’ is not here taken in what we call its proper and strict meaning, in regard to the eternal salvation which God promises to his elect, but it is taken for one who delivers and protects. ... In this sense he is called ‘the Saviour of all men;’ not in regard to the spiritual salvation of their souls, but because he supports all his creatures. In this way, therefore, our Lord is the Saviour of all men; that is, his goodness extends to the most wicked, who are estranged from him” (= Kata ‘Juruselamat’ di sini tidak diambil dalam arti sebenarnya dan ketat, berkenaan dengan keselamatan kekal yang dijanjikan Allah kepada orang-orang pilihanNya, tetapi menunjuk kepada seseorang yang membebaskan dan melindungi. ... Dalam arti ini Ia disebut ‘Juruselamat semua manusia’; bukan berkenaan dengan keselamatan rohani dari jiwa-jiwa mereka, tetapi karena Ia menyokong semua makhluk ciptaanNya. Dengan cara ini Tuhan kita adalah Juruselamat semua manusia; yaitu, kebaikanNya menjangkau orang-orang yang paling jahat, yang jauh dari Dia) hal 111-112 (footnote). William Hendriksen memberikan bermacam-macam penafsiran tentang ayat ini dengan jawaban dari pihaknya, yaitu: a. Allah adalah Juruselamat dari semua manusia, dalam arti bahwa pada akhirnya Ia betul-betul menyelamatkan semua manusia (Universalisme). Bantahannya: • Universalisme bertentangan dengan ajaran Kitab Suci. • Kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ pada akhir dari 1Tim 4:10 itu menjadi tidak ada artinya. b. Allah betul-betul memberikan keselamatan kepada semua golongan manusia. Bantahannya: ini juga tak sesuai dengan kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’ pada akhir dari ayat ini. c. Allah menginginkan / menghendaki keselamatan semua manusia, tetapi kehendakNya digagalkan oleh ketidak81
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. percayaan. Ini merupakan tafsiran Arminian, seperti yang diberikan oleh Adam Clarke di atas. Bantahannya: • text ini mengatakan bahwa Allah adalah Juruselamat, berarti seharusnya Ia betul-betul menyelamatkan. • kehendak Allah tidak mungkin gagal (bdk. Ayub 42:2 Yes 14:24,26-27 Yes 46:10-11). d. Allah mampu menyelamatkan semua manusia; tetapi hanya orang-orang percaya yang betul-betul Ia selamatkan. Bantahannya: text itu mengatakan bahwa Allah adalah Juruselamat semua manusia [Lit: ‘who is the Saviour of all men’ (= yang adalah Juruselamat semua manusia)], bukannya sekedar mampu menyelamatkan semua manusia.
Lalu Hendriksen mengatakan bahwa untuk mengerti ayat ini kita harus mempelajari arti dari kata ‘Juruselamat’, dan ia lalu menunjukkan sederetan ayat-ayat yang dalam LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama berbahasa Yunani) menggunakan kata SOTER (= Juruselamat), yaitu: ♦ Hak 3:9 - “Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan seorang penyelamat bagi orang Israel, yakni Otniel, anak Kenas adik Kaleb”. ♦ Neh 9:27 - “Lalu Engkau menyerahkan mereka ke tangan lawan-lawan mereka, yang menyesakkan mereka. Dan pada waktu kesusahan mereka berteriak kepadaMu, lalu Engkau mendengar dari langit dan karena kasih sayangMu yang besar Kauberikan kepada mereka orang-orang yang menyelamatkan mereka dari tangan lawan mereka”. ♦ Obaja 21 - “Penyelamat-penyelamat akan naik ke atas gunung Sion untuk menghukumkan pegunungan Esau; maka Tuhanlah yang akan empunya kerajaan itu”. ♦ Ul 32:15 - “Lalu menjadi gemuklah Yesyurun, dan menendang ke belakang, - bertambah gemuk engkau, gendut dan tambun - dan ia meninggalkan Allah yang telah menjadikan dia, ia memandang rendah gunung batu keselamatannya [Lit: ‘the rock of his Saviour’ (= batu karang Juruselamatnya)]”. 82
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Catatan: perhatikan bahwa dalam ayat-ayat di atas kata SOTER (= Juruselamat) tidak digunakan dalam hubungannya dengan keselamatan rohani / hidup yang kekal, tetapi dalam hubungannya dengan keselamatan jasmani / duniawi / sementara. Ayat-ayat lain yang bisa diperhatikan dalam persoalan ini adalah: Yes 43:3,11 Yes 45:15,21 Yes 49:26 Yes 60:16 Yer 14:8 Hos 13:4. Hendriksen juga mengatakan bahwa Allah sering disebut sebagai Juruselamat, karena Ia telah menyelamatkan Israel dari Mesir, seperti dalam: ∗ Maz 25:5 - “Bawalah aku berjalan dalam kebenaranMu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku [NIV: ‘you are God my Saviour’ (= Engkau adalah Allah Juruselamatku)], Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari”. ∗ Maz 106:21 - “Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di Mesir”. Tetapi Ia ‘tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka’ (1Kor 10:5). William Hendriksen lalu mengatakan: “In a sense, therefore, he was the Saviour or Soter of all, but especially of those who believed. With the latter, with them alone, he was ‘well pleased.’” (= Karena itu, dalam arti tertentu Ia adalah Juruselamat atau SOTER dari semua, tetapi terutama dari mereka yang percaya. Hanya kepada yang terakhir inilah Ia berkenan) - hal 155. Hendriksen juga menyoroti Yes 63:8-10 - “Bukankah Ia berfirman: ‘Sungguh, merekalah umatKu, anak-anak yang tidak akan berlaku curang,’ maka Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasihNya dan belas kasihanNya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala. Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh KudusNya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”. Ayat ini juga menunjukkan bahwa sekalipun orang-orang yang 83
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. dibicarakan itu mempunyai Allah sebagai Juruselamat mereka (dalam persoalan jasmani), tetapi mereka tidak diselamatkan (secara rohani). Hendriksen lalu menyimpulkan: “According to the Old Testament, then, God is Soter not only of those who enter his everlasting kingdom but in a sense also of others, indeed, of all those whom he delivers from temporary disaster” [= Jadi, menurut Perjanjian Lama Allah adalah SOTER (Juruselamat) bukan hanya dari mereka yang memasuki kerajaanNya yang kekal, tetapi dalam arti tertentu juga dari orang-orang lain, dari semua mereka yang Ia bebaskan dari bencana sementara] - hal 155. Ia menambahkan lagi bahwa baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru kebaikan Allah ditunjukkan kepada semua orang dan bahkan kepada binatang dan tanaman (Maz 36:7 Maz 104:25-28 Maz 145:9,16,17 Yun 4:10-11 Mat 5:45 Luk 6:35 Kis 17:25,28). William Hendriksen: “In the New Testament this teaching is continued, ... He preserves, delivers, and in that sense ‘saves,’ and that ‘saving’ activity is by no means confined to the elect! On the Voyage Dangerous (to Rome) God ‘saved’ not only Paul but all those who were with him (Acts 27:22,31,44)” [= Dalam Perjanjian Baru ajaran ini dilanjutkan, ... Ia memelihara, membebaskan, dan dalam arti itu ‘menyelamatkan’, dan aktivitas ‘penyelamatan’ itu sama sekali tidak terbatas pada orang-orang pilihan! Dalam pelayaran yang berbahaya ke Roma, Allah ‘menyelamatkan’ bukan hanya Paulus tetapi semua mereka yang ada bersama dengan dia (Kis 27:22,31,44)] - hal 155. Kis 27:22,31,44 - “Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. ... Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajuritprajuritnya: ‘Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat.’ ... dan supaya orang-orang lain menyusul dengan mempergunakan papan atau pecahan-pecahan kapal. Demikianlah mereka semua selamat naik ke darat”.
84
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. William Hendriksen: “This is really all that is needed in clarification of our present passage, 1Tim 4:10. What the apostle teaches amounts, accordingly, to this, ‘We have our hope set on the living God, and in this hope we shall not be disappointed, for not only is he a kind God, hence the Soter (Perserver, Deliverer) of all men, showering blessings upon them, but he is in a very special sense the Soter (Savior) of those who by faith embrace him and his promise, for to them he imparts salvation, everlasting life in all its fulness’” [= Inilah yang dibutuhkan dalam penjelasan tentang text kita saat ini, 1Tim 4:10. Apa yang diajarkan oleh sang rasul adalah ini: ‘Kami meletakkan pengharapan kami pada Allah yang hidup, dan dalam pengharapan ini kami tidak akan dikecewakan, karena Ia bukan hanya merupakan Allah yang baik, yang merupakan SOTER (Pemelihara, Pembebas) dari semua orang, yang mencurahkan berkatNya kepada mereka, tetapi dalam arti yang sangat khusus Ia adalah SOTER (Juruselamat) dari mereka yang dengan iman memeluk Dia dan janjiNya, karena kepada mereka Ia memberikan keselamatan, hidup yang kekal dalam seluruh kepenuhannya’] - hal 156. Kesimpulan: kata SOTER bisa menunjuk pada Juruselamat dalam keselamatan jasmani, bisa juga menunjuk pada Juruselamat dalam keselamatan rohani. Dalam arti pertama, Allah adalah SOTER dari semua orang. Dalam arti kedua Allah hanyalah SOTER dari orang-orang pilihan. Karena itulah maka ada kata-kata ‘terutama mereka yang percaya’. Dengan demikian jelaslah bahwa ayat ini tidak mendukung Universal Atonement (= Penebusan Universal) ataupun menentang Limited Atonement (= Penebusan terbatas). g) Pembahasan Ibr 2:9. Ibr 2:9 - “Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia”. KJV: ‘he ... should taste death for every man’ (= Ia ... merasakan / mengecap kematian untuk setiap orang). 85
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Penafsiran Arminian tentang Ibr 2:9 ini. 1. Penafsiran Adam Clarke. Adam Clarke: “It was a custom in ancient times to take off criminals by making them drink a cup of poison. ... The reference in the text seems to point out the whole human race as being accused, tried, found guilty, and condemned, each having his own poisoned cup to drink; and Jesus, the wonderful Jesus, takes the cup out of the hand of each, and cheerfully and with alacrity drinks off the dregs! Thus having drunk every man’s poisoned cup, he tasted that death which they must have endured, had not their cup been drunk by another” (= Merupakan kebiasaan pada jaman kuno untuk membunuh para kriminil dengan memaksa mereka meminum secawan racun. ... Referensi dalam text ini kelihatannya menunjuk seluruh umat manusia sebagai orang-orang yang dituduh, diadili, dinyatakan bersalah, dan dijatuhi hukuman, masing-masing mempunyai cawan racunnya sendiri untuk diminum; dan Yesus, Yesus yang luar biasa, mengambil cawan itu dari tangan masing-masing, dan dengan gembira dan rela meminum sampah / ampas tersebut! Demikianlah setelah meminum cawan beracun dari setiap orang, Ia merasakan kematian yang harus mereka alami, seandainya cawan mereka tidak diminum oleh orang lain) - hal 697. Clarke lalu mambandingkan cawan beracun ini dengan cawan dalam Mat 26:39 - “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: ‘Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.’”. Dan Clarke lalu mengatakan lagi: “But without his drinking it, the salvation of the world would have been impossible; and therefore he cheerfully drank it in the place of every human soul, and thus made atonement for the sin of the whole world” (= Tetapi jika Ia tidak meminumnya, keselamatan dari dunia adalah mustahil; dan karena itu Ia dengan gembira meminumnya untuk menggantikan setiap jiwa manusia, dan dengan demikian membuat penebusan untuk dosa dari seluruh dunia) - hal 697.
86
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Ada 2 hal yang perlu diberikan sebagai komentar tentang katakata Clarke ini: • Clarke terlalu gegabah dan terlalu cepat dalam mengatakan bahwa text ini menunjuk kepada seluruh umat manusia. Ia sama sekali tidak memperhatikan kontext, seperti yang dilakukan oleh para penafsir Reformed di bawah. • kalau memang cawan beracun, yang merupakan hukuman dosa setiap orang / seluruh umat manusia itu, sudah diminum oleh Kristus, mengapa masih ada orang yang akhirnya harus masuk neraka? Cawan beracun mana lagi yang harus mereka minum? 2. Penafsiran Albert Barnes. Barnes’ Notes: “‘For every man.’ For all - υπερ παντος - for each and all - whether Jew or Gentile, bond or free, high or low, elect or non-elect. How could words affirm more clearly, that the atonement made by the Lord Jesus was unlimited in its nature and design? How can we express that idea in more clear or intelligible language? That this refers to the atonement is evident - for it says that he ‘tasted death’ for them. The friends of the doctrine of general atonement do not desire any other than Scripture language in which to express their belief. It expresses it exactly - without any need of modification or explanation. The advocates of the doctrine of limited atonement cannot thus use Scripture language to express their belief. They cannot incorporate it with their creeds, that the Lord Jesus ‘tasted death for EVERY MAN.’ They are compelled to modify it, to limit it, to explain it, in order to prevent error and misconceptions. But that system cannot be true which requires men to shape and modify the plain language of the Bible, in order to keep men from error!” [= ‘Untuk setiap orang’. Untuk semua υπερ παντος - untuk setiap dan semua orang - baik Yahudi maupun non Yahudi, budak atau orang merdeka, tinggi atau rendah, pilihan dan non pilihan. Bagaimana kata-kata bisa menegaskannya dengan lebih jelas, bahwa penebusan yang dibuat oleh Tuhan Yesus adalah tak terbatas dalam sifatnya dan rencana / tujuannya? Bagaimana kita bisa menyatakan gagasan itu dalam bahasa yang lebih jelas / bisa dimengerti? Bahwa text ini menunjuk pada penebusan adalah jelas - karena text ini mengatakan bahwa Ia ‘merasakan kematian’ untuk mereka. Teman-teman dari doktrin penebusan umum (tak terbatas) tidak 87
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. menginginkan apapun selain bahasa Kitab Suci untuk menyatakan kepercayaan mereka. Text itu menyatakannya secara persis / tepat - dengan tidak membutuhkan modifikasi / perubahan atau penjelasan. Para pendukung dari doktrin penebusan terbatas tidak bisa menggunakan bahasa Kitab Suci seperti itu untuk menyatakan kepercayaan mereka. Mereka tidak bisa memasukkannya ke dalam credo / pengakuan iman mereka, bahwa Tuhan Yesus ‘merasakan kematian untuk SETIAP ORANG’. Mereka terpaksa memodifikasinya, membatasinya, menjelaskannya, untuk mencegah kesalahan dan kesalahpahaman. Tetapi sistim yang mengharuskan orang untuk membentuk dan memodifikasi bahasa yang jelas dari Alkitab untuk mencegah manusia dari kesalahan, tidak mungkin benar] hal 1238.
Komentar saya: Ini lagi-lagi merupakan suatu ucapan bodoh dari orang yang mau menerima Kitab Suci apa adanya. Kalau memang Kitab Suci harus selalu diterima apa adanya, untuk apa Albert Barnes sendiri menulis buku tafsiran? Memang ada ayat-ayat Kitab Suci yang harus dimengerti apa adanya, tetapi juga ada banyak ayat Kitab Suci yang tidak bisa diterima apa adanya, tetapi harus ditafsirkan sambil memperhatikan ayat-ayat lain dari Kitab Suci, dan ayat-ayat yang termasuk golongan kedua ini tentu saja tidak bisa dimasukkan begitu saja ke dalam credo / pengakuan iman. Misalnya: Yoh 14:28b, dimana Yesus berkata: ’Bapa lebih besar dari pada Aku’. Siapa yang mau menerima kata-kata ini apa adanya dan memasukkan ke dalam credo / pengakuan imannya, selain dari orang-orang sesat seperti Saksi Yehovah? Bahkan Yoh 10:30 yang menunjukkan kesatuan Yesus dengan Bapa, ataupun Fil 2:6 yang menunjukkan kesetaraan Yesus dengan Allah, tidak bisa dimasukkan begitu saja ke dalam credo tanpa penjelasan apaapa. Bandingkan dengan kata-kata dalam pengakuan Iman Athanasius, no 31: “Equal to the Father in respect to his divinity, less than the Father in respect to his humanity” (= Setara dengan Sang Bapa dalam hal keilahianNya, lebih rendah dari Sang Bapa dalam hal kemanusiaanNya). 88
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Bandingkan juga dengan 2 text di bawah ini, yang jelas menunjukkan bahwa Kitab Suci membutuhkan penjelasan yang baik untuk bisa dimengerti dengan benar. • Neh 8:9 - “Bagian-bagian dari pada kitab itu, yakni Taurat Allah, dibacakan dengan jelas, dengan diberi keteranganketerangan, sehingga pembacaan dimengerti”. • 2Pet 3:15b-16 - “... Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya. Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam suratsuratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orangorang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh (imannya), memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisantulisan yang lain”. Catatan: kata ‘imannya’ saya letakkan dalam kurung, karena sebetulnya tidak ada. Penafsiran Reformed tentang Ibr 2:9 ini. 1. Penjelasan John Owen. a. Dalam Kitab Suci, kata-kata ‘semua manusia’ atau ‘setiap orang’ sering digunakan dalam arti terbatas. John Owen: “The whole question is, who these ‘all’ are, whether all men universally, or only all those of whom the apostle there treateth. That this expression, ‘every man’, is commonly in the Scripture used to signify men under some restriction, cannot be denied” (= Pertanyaannya adalah: siapa ‘semua orang’ ini, apakah itu adalah semua manusia secara universal, atau hanya mereka yang sedang dibahas oleh sang rasul di sini. Bahwa ungkapan ‘setiap orang’ ini sering digunakan dalam Kitab Suci untuk menunjuk kepada orangorang dalam batasan tertentu, tidak bisa disangkal) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 349. Owen memberi contoh: • Kol 1:28 - “Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus”. 89
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. • 1Kor 12:7 - “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama”. Dalam kedua ayat di atas ini, jelas bahwa kata-kata ‘tiaptiap orang’ tidak mungkin berarti ‘semua dan setiap orang di seluruh dunia’. b. Kristus jelas hanya merasakan kematian untuk orang-orang pilihan. John Owen: “‘To taste death’, being to drink up the cup due to sinners, certainly for whomsoever our Saviour did taste of it, he left not one drop for them to drink after him; he tasted or underwent death in their stead, that the cup might pass from them which passed not from him. Now, the cup of death passeth only from the elect, from believers; for whomsoever our Saviour tasted death, he swallowed it up into victory” (= ‘Merasakan kematian’, meminum cawan yang seharusnya untuk orangorang berdosa, tentu untuk siapapun Juruselamat kita merasakannya, Ia tidak meninggalkan setetespun untuk mereka untuk diminum setelah Dia meminumnya; Ia merasakan atau mengalami kematian di tempat mereka, supaya cawan itu berlalu dari mereka tetapi tidak berlalu dari Dia. Nah, cawan kematian berlalu hanya dari orang-orang pilihan, dari orang-orang percaya; untuk siapapun Juruselamat kita merasakan kematian, Ia menelannya habis ke dalam kemenangan!) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 349-350. c. Penulis surat Ibrani ini menuliskan suratnya untuk orangorang Yahudi, yang menganggap bahwa penebusan Yesus hanya dimaksudkan untuk bangsa Yahudi. Untuk itulah penulis surat Ibrani mengatakan bahwa ‘Yesus merasakan kematian untuk semua orang’, maksudnya bukan hanya untuk orang Yahudi tetapi juga untuk orang non Yahudi. John Owen: “We see an evident appearing cause that should move the apostle here to call those for whom Christ died ‘all,’ namely, because he wrote to the Hebrews, who were deeply tainted with an erroneous persuasion that all the benefits purchased by Messiah belonged alone to men of their nation, excluding all others; to root out which pernicious opinion, it 90
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. behoved the apostle to mention the extent of free grace under the gospel, and to hold out a universality of God’s elect throughout the world” (= Kita melihat penyebab yang jelas yang menggerakkan sang rasul di sini menyebut mereka untuk siapa Kristus mati dengan istilah ‘semua’, yaitu karena ia menulis kepada orang-orang Ibrani / Yahudi, yang mempunyai kepercayaan yang salah bahwa semua manfaat yang dibeli oleh Mesias hanya menjadi milik dari bangsa mereka, dengan membuang semua bangsa lain. Untuk mencabut pandangan yang jahat / merusak ini, adalah perlu bahwa sang rasul menyebutkan luasnya kasih karunia cumacuma di bawah injil, dan bersikeras tentang keuniversalan dari orang-orang pilihan Allah di seluruh dunia) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 350. d. Kontext menunjukkan bahwa kata-kata ‘semua manusia’ atau ‘setiap orang’ di sini menunjuk hanya kepada orangorang percaya / pilihan. Ibr 2:9-15 - “Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. (10) Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah - yang bagiNya dan olehNya segala sesuatu dijadikan -, yaitu Allah yang membawa banyak orang [KJV/RSV/NIV/NASB: ‘many sons’ (= banyak anak-anak)] kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. (11) Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, (12) kataNya: ‘Aku akan memberitakan namaMu kepada saudara-saudaraKu, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat,’ (13) dan lagi: ‘Aku akan menaruh kepercayaan kepadaNya,’ dan lagi: ‘Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepadaKu.’ (14) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh 91
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. kematianNya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; (15) dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut”. Kata-kata yang digaris-bawahi itu jelas tidak menunjuk kepada ‘semua orang di dunia ini’, tetapi menunjuk kepada ‘orang-orang pilihan / orang-orang percaya’ saja. 2. Penjelasan Arthur W. Pink. Ibr 2:9b - “Ia mengalami maut bagi semua manusia”. KJV: ‘he ... should taste death for every man’ (= Ia ... merasakan / mengecap kematian untuk setiap orang). Arthur W. Pink mengatakan bahwa sebetulnya dalam bahasa Yunaninya tidak ada kata ‘manusia’. Jadi terjemahannya seharusnya adalah ‘Ia mengalami maut bagi setiap ...’. Arthur W. Pink: “There is no word whatever in the Greek corresponding to ‘man’ in our English version. In the Greek it is left in the abstract - ‘He tasted death for every.’” (= Tidak ada kata apapun dalam bahasa Yunaninya yang sesuai dengan kata ‘manusia’ dalam versi bahasa Inggris kita. Dalam bahasa Yunani itu dibiarkan dalam keadaan abstrak - ‘Ia merasakan kematian untuk setiap’) - ‘The Sovereignty of God’, hal 67. Dan Arthur W. Pink mengatakan bahwa kata-kata selanjutnya, yaitu Ibr 2:10, harus digunakan untuk menjelaskan bagian terakhir dari Ibr 2:9 itu. Dan Ibr 2:10 berbunyi sebagai berikut: “Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah - yang bagiNya dan olehNya segala sesuatu dijadikan -, yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan”. Kata ‘orang’ yang saya garis bawahi merupakan terjemahan yang salah. KJV/RSV/NIV/NASB menterjemahkan ‘sons’ (= anak-anak), karena kata Yunani yang dipakai adalah HUIOUS yang artinya memang adalah ‘sons’ (= anak-anak). A. W. Pink lalu mengatakan (hal 67) bahwa di sini terjadi suatu 92
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. ellipsis (= penghapusan suatu kata yang sebetulnya dibutuhkan untuk pengertian kalimat itu, tetapi bisa dimengerti dari kontexnya). Dan kata itu adalah ‘sons’ (= anak-anak). Jadi kata ‘anak-anak’ seharusnya disuplai ke dalam ayat itu tetapi ditulis dengan huruf miring (untuk menandakan bahwa dalam bahasa aslinya kata itu tidak ada). A. W. Pink menambahkan lagi: “Thus instead of teaching the unlimited design of Christ’s death, Heb. 2:9-10 is in perfect accord with the other scriptures we have quoted which sets forth the restricted purpose in the Atonement: it was for the ‘sons’ and not the human race our Lord ‘tasted death.’” (= Karena itu Ibr 2:9-10 bukannya mengajarkan rencana / tujuan yang tak terbatas dari kematian Kristus, tetapi sesuai secara sempurna dengan ayat-ayat Kitab Suci lain yang telah kami kutip, yang menyatakan tujuan yang terbatas dalam penebusan: adalah untuk ‘anak-anak’ dan bukannya untuk seluruh umat manusia Tuhan kita ‘merasakan kematian’) - ‘The Sovereignty of God’, hal 67. h) Pembahasan 2Pet 3:9. Tentang 2Pet 3:9 - “Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”. Ayat ini biasanya lebih sering digunakan untuk menentang doktrin tentang Predestinasi, tetapi kadang-kadang / bisa juga digunakan untuk menyerang doktrin tentang Limited Atonement (= Penebusan Terbatas) ini. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dan diartikan dengan benar tentang ayat ini, yaitu: • kata ‘menghendaki’. • kata ‘jangan ada’ dan ‘semua orang’. Kalau ‘kehendak’ di sini diartikan sebagai kehendak / rencana Allah yang kekal yang tidak mungkin gagal (Ayub 42:2b), dan kata-kata ‘jangan ada’ dan ‘semua orang’ diartikan ‘semua orang secara mutlak’, maka ayat ini akan mengajarkan Universalime (= ajaran yang mengatakan bahwa akhirnya semua orang akan selamat), yang jelas merupakan ajaran sesat, dan yang jelas 93
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. ditentang baik oleh Arminianisme maupun Reformed / Calvinisme. Untuk menghindari ajaran Universalisme ini, ada 2 cara untuk menafsirkan 2Pet 3:9 ini: 1. Kata ‘menghendaki’ ditafsirkan ‘mengingini’ atau diartikan sebagai ‘kehendak yang bisa tidak terjadi’; sedangkan katakata ‘jangan ada’ dan ‘semua / semua orang’ diartikan secara mutlak. Barnes’ Notes: “‘Not willing that any should perish.’ That is, he does not desire it or wish it. His nature is benevolent, and he sincerely desires the eternal happiness of all, ... the passage does not refer to what God will do as the final Judge of mankind, but to what are his feelings and desire now towards men. ... it would be agreeable to the nature of God, and to his arrangements in the plan of salvation, if all men should come to repentance, and accept the offers of mercy; ... since it is in accordance with his nature that he should desire that all men may be saved; it may be presumed that he has made an arrangement by which it is possible that they should be” (= ‘Tidak menghendaki siapapun untuk binasa’. Yaitu, Ia tidak menginginkannya atau mengharapkannya. SifatNya adalah penuh kebaikan, dan Ia dengan sungguh-sungguh menginginkan kebahagiaan kekal dari semua, ... text ini tidak menunjuk pada apa yang Allah akan lakukan sebagai Hakim terakhir bagi umat manusia, tetapi pada perasaanNya dan keinginanNya sekarang ini tentang manusia. ... adalah cocok dengan sifat dari Allah, dan dengan pengaturanNya dalam rencana keselamatan, jika semua orang bertobat, dan menerima tawaran belas kasihan; ... karena itu cocok dengan sifatNya bahwa Ia menginginkan supaya semua orang bisa diselamatkan; bisa dianggap bahwa Ia telah membuat suatu pengaturan / rencana yang memungkinkan mereka untuk diselamatkan) - hal 1458. Catatan: kalau kita membandingkan kata-kata Barnes di sini dengan kata-katanya di atas (tentang Ibr 2:9), maka terlihat bahwa ia tidak konsisten dengan kata-katanya sendiri, karena di sini ia tidak menerima kata-kata Kitab Suci itu apa adanya, tetapi menafsirkannya / menjelaskannya untuk menghindari Universalisme. 94
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Adam Clarke: “as he is willing that all should come to repentance, consequently he has never devised nor decreed the damnation of any man, nor has he rendered it impossible for any soul to be saved, either by necessitating him to do evil, that he might die for it, or refusing him the means of recovery, without which he could not be saved” (= karena Ia menghendaki supaya semua bertobat, konsekwensinya Ia tidak pernah merencanakan ataupun menetapkan kehancuran / hukuman kekal dari siapapun, ataupun membuat mustahil bagi jiwa yang manapun untuk diselamatkan, apakah itu dilakukan dengan memastikan orang itu untuk melakukan kejahatan, supaya ia mati karenanya, atau menolak untuk memberinya cara pemulihan, tanpa hal mana ia tidak bisa diselamatkan) - hal 892. Baik Barnes maupun Clarke bukan hanya menghindari Universalisme, tetapi juga mengarahkan ayat ini pada Arminianisme. Tetapi sebetulnya memungkinkan untuk mengambil tafsiran pertama ini tanpa mengarahkannya pada Arminianisme, seperti yang kelihatannya dilakukan oleh Calvin sendiri. Calvin mengatakan bahwa kehendak Allah di sini tidak menunjuk kepada rencana kekal dari Allah, tetapi menunjuk kepada kehendak Allah seperti yang dinyatakan dalam Injil, yang menawarkan keselamatan kepada semua orang. Calvin: “But it may be asked, If God wishes none to perish, why is it that so many do perish? To this my answer is, that no mention is here made of the hidden purpose of God, according to which the reprobate are doomed to their own ruin, but only of his will as made known to us in the gospel. For God there stretches forth his hand without a difference to all, but lays hold only of those, to lead them to himself, whom he has chosen before the foundation of the world” (= Tetapi bisa ditanyakan: Jika Allah tidak menginginkan seorangpun untuk binasa, mengapa ada banyak yang binasa? Terhadap pertanyaan ini jawaban saya adalah bahwa di sini tidak dibicarakan tentang rencana yang tersembunyi dari Allah, yang menetapkan orang-orang reprobate pada kehancuran mereka sendiri, tetapi hanya tentang kehendakNya seperti yang dinyatakan kepada kita dalam injil. Karena dalam injil itu Allah mengulurkan tanganNya tanpa pembedaan kepada semua orang, 95
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. tetapi hanya menangkap mereka, untuk membimbing mereka kepada diriNya sendiri, yang telah Ia pilih sebelum penciptaan dunia ini) - hal 419-420. Bandingkan juga dengan: • Yeh 18:23 - “Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?”. • Yeh 18:32 - “Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!’”. • Yeh 33:11 - “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?”. 2. Kata ‘menghendaki’ diartikan sebagai rencana yang kekal dari Allah, tetapi kata-kata ‘jangan ada’ dan ‘semua orang’ tidak diartikan secara mutlak, tetapi diartikan sesuai dengan kontexnya. Pertama-tama kita perlu untuk mengetahui terjemahan yang benar dari ayat ini. 2Pet 3:9 - “Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua (orang) berbalik dan bertobat”. Kata ‘orang’ saya letakkan dalam tanda kurung, karena sebetulnya tidak ada dalam bahasa Yunaninya. KJV/RSV/NIV/NASB: ‘all’ (= semua). Selanjutnya, kata-kata ‘jangan ada’ maupun ‘semua’ harus diartikan sesuai dengan kontextnya, yang membicarakan ‘kamu’ (2Pet 3:9a). Untuk menafsirkan kata ‘kamu’ ini maka: • Perlu diperhatikan bahwa Petrus menujukan suratnya ini kepada ‘mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat 96
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. kita, Yesus Kristus’ (2Pet 1:1). Ini adalah orang-orang yang sama dengan yang dikatakan ‘dianugerahi janji-janji yang berharga dan yang sangat besar’ (2Pet 1:4). Ini jelas menunjuk kepada orang-orang Kristen. • Kita harus memperhatikan kontext dari 2Pet 3 ini, dan akan terlihat bahwa ‘kamu’ ini adalah orang-orang yang: ∗ disebut dengan istilah ‘saudara-saudaraku yang kekasih’ (2Pet 3:1). ∗ dikontraskan dengan ‘pengejek-pengejek’ / ‘orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya’ dalam 2Pet 3:3, untuk siapa digunakan kata ganti orang ‘mereka / nya’. 2Pet 3:1-9 - “(1) Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni oleh peringatan-peringatan, (2) supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu. (3) Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekanejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. (4) Kata mereka: ‘Di manakah janji tentang kedatanganNya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.’ (5) Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, dan bahwa oleh air itu, (6) bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. (7) Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. (8) Akan tetapi, saudarasaudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. (9) Tuhan tidak lalai menepati janjiNya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”. 97
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Bacaan ini memang membicarakan dan mengkontraskan 2 golongan. Mula-mula Petrus berbicara kepada golongan yang pertama, yaitu ‘saudara-saudara yang kekasih’ (ay 1), dan ia menggunakan kata ‘kamu’ atau ‘mu’ (ay 1,2,3). Lalu Petrus mulai berbicara tentang golongan yang kedua, yaitu ‘pengejek-pengejek’ atau ‘orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya’ (ay 3b), dan ia menggunakan kata ‘mereka’ atau ‘nya’ (ay 3b,4,5). Tetapi mulai ay 8 Petrus kembali berbicara kepada ‘saudara-saudara yang kekasih’ (ay 8a), dan karena itu ia kembali menggunakan kata ‘kamu’ (ay 8,9). Karena itu jelaslah bahwa kata ‘kamu’ dalam ay 9 menunjuk kepada orang kristen / orang pilihan. John Owen: “The text is clear, that it is all and only the elect whom he would not have to perish” (= Textnya jelas, bahwa adalah semua dan hanya orang pilihan yang tidak Ia kehendaki untuk binasa) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, hal 349. i) Pembahasan Kol 1:20 - “dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus”. Calvin: “Should any one, on the pretext of the universality of the expression, move a question in reference to devils, whether Christ be their peace-maker also? I answer, No, not even of the wicked men: though I confess that there is a difference, inasmuch as the benefit of redemption is offered to the latter, but not to the former” (= Jika ada orang, dengan dalih keuniversalan pernyataan ini, menanyakan pertanyaan berkenaan dengan setan, apakah Kristus juga adalah pendamai mereka? Saya menjawab, Tidak, bahkan Kristus bukanlah pendamai orang-orang jahat: sekalipun saya mengakui bahwa ada perbedaan, karena keuntungan penebusan ditawarkan kepada orang-orang jahat, tetapi tidak kepada setan). Catatan: yang dimaksud dengan ‘wicked men’ (= orang-orang jahat), jelas adalah orang jahat yang tidak percaya, atau ‘reprobate’ (= orang yang ditentukan untuk binasa).
98
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
3) Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa Kristus mati untuk orang yang binasa / akan binasa (Ro 14:15 1Kor 8:11 Ibr 10:29 2Pet 2:1). Ro 14:15 - “Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia”. 1Kor 8:11 - “Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena ‘pengetahuan’mu”. Dalam kedua ayat di atas ini, orang tersebut disebut dengan istilah ‘saudaramu’, yang menunjukkan bahwa ia adalah orang kristen, dan masih ditambahkan lagi bahwa ‘Kristus telah mati untuk dia’, tetapi lalu dikatakan bahwa ia ‘menjadi binasa’ gara-gara tindakan dari orang kristen yang lain. Ibr 10:29 - “Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”. Ayat ini mengatakan bahwa orang tersebut ‘dikuduskan oleh darah perjanjian’, yang menunjukkan bahwa ia adalah orang kristen, dan bahwa Kristus mencurahkan darahNya untuk dia / menebus dia. Tetapi orang tersebut lalu ‘menginjak-injak Anak Allah’, ‘menganggap najis darah perjanjian’, dan ‘menghina Roh kasih karunia’, dan karena itu ‘harus dihukum dengan lebih berat’ (dari pada orang yang menolak hukum Musa (Ibr 10:28). Jadi terlihat bahwa orang untuk siapa Kristus telah mati, ternyata pada akhirnya harus dihukum. 2Pet 2:1 - “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengahtengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka”. Ayat ini mengatakan bahwa orang-orang sesat / nabi-nabi palsu itu telah ditebus oleh Penguasa / Yesus, tetapi mereka menyangkal Penguasa tersebut, dan dengan demikian ‘mendatangkan kebinasaan 99
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. atas diri mereka’. Jadi lagi-lagi terlihat bahwa orang-orang yang telah ditebus ternyata bisa binasa. R. L. Dabney: “Here, it is urged, Calvinists must either hold that some of the elect perish, or that Christ died for others than the elect” (= Di sini, ada desakan bahwa orang-orang Calvinist harus percaya, atau bahwa sebagian dari orang-orang pilihan binasa, atau bahwa Kristus mati untuk orang-orang yang bukan orang pilihan) - ‘Lectures in Systematic Theology’, hal 524. Catatan: Dabney adalah orang Reformed, dan desakan yang ia bicarakan di sini bukanlah desakan dari dia, tetapi dari orang-orang lain / Arminian. Orang-orang Arminian menganggap bahwa orangorang Reformed / Calvinist hanya mempunyai 2 pilihan dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut di atas: • dengan menganggap bahwa orang-orang tersebut adalah orangorang pilihan. Dengan demikian kita harus beranggapan bahwa orang-orang pilihan tersebut gagal untuk diselamatkan, karena dikatakan bahwa mereka binasa. Jadi, ini merupakan serangan terhadap doktrin Predestinasi / ‘Unconditional Election’ (= Pemilihan yg tidak bersyarat), yang merupakan point ke 2 dari 5 points Calvinisme, dan juga terhadap doktrin ‘Perseverance of the Saints’ (= Ketekunan orang-orang kudus) yang merupakan point ke 5 dari 5 points Calvinisme. • dengan menganggap bahwa orang-orang tersebut bukan orangorang pilihan, karena mereka akhirnya binasa. Tetapi kalau kita memilih pandangan ini, kita harus menganggap bahwa Kristus mati untuk orang-orang yang bukan pilihan, dan ini bertentangan dengan doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas) yang merupakan point ke 3 dari 5 points Calvinisme. Sekarang kita akan membahas ayat-ayat tersebut satu per satu secara lebih terperinci. a) Ro 14:15 - “Sebab jika engkau menyakiti hati saudaramu oleh karena sesuatu yang engkau makan, maka engkau tidak hidup lagi menurut tuntutan kasih. Janganlah engkau membinasakan saudaramu oleh karena makananmu, karena Kristus telah mati untuk dia”.
100
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Adam Clarke, yang adalah seorang Arminian yang sangat keras, menggunakan Ro 14:15 ini untuk mendukung pandangannya, bahwa orang untuk siapa Kristus telah mati, bisa binasa. Dengan kata lain, ayat ini ia gunakan untuk menentang doktrin Limited Atonement (= Penebusan Terbatas). Adam Clarke: “This puts the uncharitable conduct of the person in question in the strongest light, because it supposes that the weak brother may be so stumbled as to fall and perish finally; even the man for whom Christ died. ... From this verse we learn that a man for whom Christ died may perish, or have his soul destroyed; and destroyed with such a destruction as implies perdition. ... Christ died in his stead; do not destroy his soul. The sacrificial death is as strongly expressed as it can be, and there is no word in the New Testament that more forcibly implies eternal ruin than the verb απολλυω (APOLLUO), from which is derived that most significant name of the Devil, ο[ Απολλυω (HO APOLLUO), the Destroyer, the great universal murderer of souls” [= Ayat ini meletakkan tingkah laku yang tidak kasih dari orang yang dipersoalkan dalam terang yang terkuat, karena ayat ini menganggap bahwa saudara yang lemah itu bisa tersandung sedemikian rupa sehingga jatuh dan akhirnya binasa; yaitu orang untuk siapa Kristus telah mati. ... Dari ayat ini kita belajar bahwa seseorang untuk siapa Kristus mati bisa binasa, atau dibinasakan jiwanya; dan dibinasakan dengan suatu penghancuran yang menunjuk pada kehancuran total / neraka. ... Kristus mati di tempatnya / menggantikannya; jangan menghancurkan jiwanya. Kematian yang bersifat pengorbanan ditekankan sekeras mungkin, dan tidak ada kata dalam Perjanjian Baru yang menunjuk secara lebih kuat pada kehancuran kekal dari pada kata kerja απολλυω (APOLLUO), dari mana diturunkan nama yang paling penting dari setan, ο[ Απολλυω (HO APOLLUO), sang Pembinasa / Penghancur, sang pembunuh jiwa universal yang besar] - hal 152-153. Tanggapan terhadap penafsiran Arminian ini: Ada bermacam-macam cara penafsiran yang lain dari Ro 14:15 ini yang menyebabkan ayat ini tidak bertentangan dengan doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas). 1. Tindakan orang dalam Ro 14:15 itu hanya mempunyai kecenderungan untuk membinasakan saudaranya yang lemah, 101
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. tetapi tidak berarti bahwa saudara yang lemah itu bisa betulbetul binasa. W. G. T. Shedd: “To encourage a fellow disciple to violate his conscience, and thereby to fill him with remorse, will end in his ruin, if persisted in. But it does not follow that it will be persisted in” (= Mendorong sesama murid untuk melanggar hati nuraninya, dan dengan itu memenuhinya dengan penyesalan yang mendalam, akan berakhir dalam kehancurannya, jika hal itu terus berlangsung. Tetapi itu tidak berarti bahwa hal itu akan terus berlangsung) - ‘Commentary on Romans’, hal 398. Editor dari Calvin’s Commentary: “From the word ‘destroy not,’ &c., some have deduced the sentiment, that those for whom Christ died may perish forever. It is neither wise nor just to draw a conclusion of this kind; for it is one that is negatived by many positive declarations of Scripture. Man’s inference, when contrary to God’s word, cannot be right. Besides, the Apostle’s object in this passage is clearly this, - to exhibit the sin of those who disregarded the good of their brother, and to show what that sin was calculated to do, without saying that it actually effected that evil. ... Apostles and ministers are said to ‘save’ men (Rom. 11:14 1Cor. 7:16 1Cor. 9:22 1Tim. 4:16); some are exhorted here not to ‘destroy’ them. Neither of these effects can follow, except in the first instance, God grants his blessing, and in the second instance his permission; and his permission as to his people he will never grant, as he has expressly told us. See John 10:27-29” [= Dari kata-kata ‘janganlah membinasakan’ dst, beberapa orang menyimpulkan suatu pandangan / pemikiran bahwa mereka untuk siapa Kristus telah mati bisa binasa selama-lamanya. Adalah tidak bijaksana ataupun benar untuk menarik kesimpulan seperti ini; karena itu merupakan sesuatu yang disangkal oleh banyak pernyataan yang positif dari Kitab Suci. Kesimpulan manusia yang bertentangan dengan firman Allah tidak bisa benar. Disamping, tujuan dari sang Rasul dalam text ini jelas adalah ini: memamerkan dosa dari mereka yang tidak menghiraukan kebaikan dari saudara mereka, dan untuk menunjukkan apa yang bisa dilakukan oleh dosa itu, tanpa mengatakan bahwa dosa itu betul-betul mengakibatkan bencana tersebut. ... Rasul-rasul dan pelayan-pelayan dikatakan ‘menyelamatkan’ manusia (Ro 11:14 1Kor 7:16 1Kor 9:22 1Tim 102
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. 4:16); dan orang-orang di sini didesak untuk tidak ‘membinasakan’ mereka. Tidak ada dari hal-hal ini yang bisa terjadi, kecuali dalam kejadian pertama, Allah memberikan berkatNya, dan dalam kejadian kedua Ia memberikan ijinNya; dan berkenaan dengan umatNya Ia tidak akan pernah memberikan ijinNya, seperti yang dikatakanNya secara jelas / explicit kepada kita. Lihat Yoh 10:27-29] - hal 505-506. Saudara yang lemah itu tidak betul-betul bisa binasa, karena: a. Kata-kata dalam Ro 14:15 ini diberikan justru supaya kebinasaan dari saudara yang lemah itu tidak terjadi. Pemberian peringatan disertai ancaman yang tidak betulbetul bisa terjadi ini, juga terjadi dalam Kis 27:31, dimana Paulus memberikan peringatan disertai ancaman dengan berkata: “Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat”. Bahwa ancaman ini tidak mungkin betulbetul terjadi adalah jelas dari Kis 27:22-25, karena Tuhan memberikan janjiNya bahwa semua orang di kapal itu akan selamat. Jadi pemberian peringatan disertai ancaman itu tidak mungkin bisa terjadi, dan justru merupakan cara untuk menyelamatkan semua orang di kapal itu. Barnes’ Notes: “The word ‘destroy’ here refers, doubtless, to the ruin of the soul in hell. ... Though the apostle believed that all who were true Christians would be saved, Rom. 8:30-39, yet he believed that it would be brought about by the use of means, and that nothing should be done that would tend to hinder or endanger their salvation, Heb. 6:4-9; 2:1. God does not bring his people to heaven without the use of means adapted to the end; and one of those means is that employed here to warn professing Christians against such conduct as might jeopard the salvation of their brethren. ... This passage should not be brought, therefore, to prove that Christ died for all men, or for any who shall finally perish. Such a doctrine is undoubtedly true, (comp. 2Cor. 5:14,15; 1John 2:2; 2Pet. 2:1,) but it is not the truth which is taught here. The design is to show the criminality of a course that would tend to the ruin of a brother. For these weak brethren, Christ laid down his precious life. He loved them; and shall we, to gratify our appetites, pursue a course which will tend to defeat 103
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. the work of Christ, and ruin the souls redeemed by his blood?” [= Kata ‘membinasakan’ di sini tidak diragukan lagi menunjuk pada kehancuran dari jiwa di dalam neraka. ... Sekalipun sang rasul percaya bahwa semua orang Kristen yang sejati akan diselamatkan, Ro 8:30-39, tetapi ia percaya bahwa hal itu akan terjadi oleh penggunaan cara-cara, dan bahwa tidak ada apapun yang boleh dilakukan yang mempunyai kecenderungan untuk menghalangi atau membahayakan keselamatan mereka, Ibr 6:4-9; 2:1. Allah tidak membawa umatNya ke surga tanpa penggunaan cara-cara yang disesuaikan sampai akhir; dan salah satu dari cara-cara itu adalah yang digunakan di sini dengan memperingati orangorang yang mengaku sebagai Kristen untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa membahayakan keselamatan dari saudarasaudara seiman mereka. ... Karena itu, text ini tidak boleh digunakan untuk membuktikan bahwa Kristus mati untuk semua orang, atau untuk siapapun yang akhirnya akan binasa. Tak diragukan bahwa doktrin seperti itu memang benar, (bdk. 2Kor 5:14,15; 1Yoh 2:2; 2Pet 2:1), tetapi itu bukanlah kebenaran yang diajarkan di sini. Tujuan dari ayat ini adalah untuk menunjukkan kejahatan dari suatu cara hidup yang cenderung untuk menghancurkan seorang saudara. Untuk saudara-saudara yang lemah ini Kristus menyerahkan jiwaNya yang berharga. Ia mengasihi mereka; dan apakah kita, untuk memuaskan nafsu-nafsu kita, mengikuti cara hidup yang cenderung untuk menggagalkan pekerjaan Kristus, dan menghancurkan jiwa-jiwa yang ditebus oleh darahNya?] - hal 657. Catatan: Albert Barnes sebetulnya bukan orang Reformed. Ia menolak doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan terbatas), tetapi ia menerima doktrin ‘Perseverance of the Saints’ (= Ketekunan orang-orang kudus), yang menekankan bahwa keselamatan dari orang kristen yang sejati tidak mungkin hilang. Ini menyebabkan ia tidak bisa menggunakan Ro 14:15 ini untuk menentang doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas), karena kalau ia melakukan hal itu, maka Ro 14:15 ini secara otomatis juga menentang doktrin ‘Perseverance of the Saints’ (= Ketekunan orang-orang kudus) yang ia terima. 104
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
John Murray (NICNT): “The strength of the word ‘destroy’ underlines the serious nature of the stumbling that overtakes the weak brother. Are we to suppose that he is viewed as finally perishing? However grave the sin he commits it would be beyond all warrant to regard it as amounting to apostasy. The exhortation ‘destroy not’ is directed to the strong. In a similar situation the weak person is represented as perishing (1Cor. 8:11). But here likewise it would be beyond warrant to think of apostasy. Furthermore, the destruction contemplated as befalling the weak should not be construed as eternal perdition. All sin is destructive and the sin of the weak in this instance is a serious breach of fidelity which, if not repaired, would lead to perdition. It is upon the character of the sin and its consequence that the emphasis is placed in order to impress upon the strong the gravity of his offence in becoming the occasion of stumbling. It would load the exhortation with implication beyond this intent to suppose that the weak believer by his sin is an heir of eternal destruction. It is a warning, however, to the strong believer that what he must consider is the nature and tendency of sin and not take refuge behind the security of the believer and the final perseverance of the saints” [= Kekuatan dari kata ‘membinasakan’ menekankan sifat yang serius dari tindakan menyandungi saudara yang lemah. Apakah kita harus menganggap bahwa ia dipandang sebagai binasa pada akhirnya? Betapapun beratnya dosa yang ia lakukan, adalah tidak benar untuk menganggapnya sebagai sama dengan kemurtadan. Desakan ‘janganlah membinasakan’ ditujukan kepada orang kristen yang kuat. Dalam keadaan yang serupa orang yang lemah digambarkan sebagai ‘menjadi binasa’ (1Kor 8:11). Tetapi juga di sini adalah tidak benar untuk berpikir tentang kemurtadan. Selanjutnya, kebinasaan yang dipertimbangkan akan menimpa saudara yang lemah tidak boleh ditafsirkan sebagai kebinasaan kekal. Semua dosa bersifat menghancurkan dan dosa dari saudara yang lemah dalam kejadian ini merupakan pelanggaran kesetiaan, yang, jika tidak diperbaiki, akan membawa pada kebinasaan. Penekanan diletakkan pada sifat dan konsekwensi dari dosa, untuk menanamkan kesan pada orang kristen yang kuat beratnya pelanggarannya yang menjadi penyebab 105
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. tersandungnya orang lain. Merupakan sesuatu yang melampaui maksud dari desakan ini jika kita menganggap bahwa orang percaya yang lemah itu, oleh dosanya, adalah seorang pewaris dari kebinasaan kekal. Tetapi ini merupakan suatu peringatan bagi orang percaya yang kuat bahwa apa yang harus ia pertimbangkan adalah sifat dan kecenderungan dari dosa, dan supaya ia tidak berlindung di belakang ‘keamanan orang percaya’ dan ‘ketekunan akhir orang-orang kudus’] - ‘The Epistle to the Romans’, hal 192. b. Pasti ada campur tangan Allah sehingga hal itu tidak terjadi. Perhatikan bahwa dalam pasal yang sama, pada ay 4, Paulus sudah menekankan hal ini. Ro 14:4 - “Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri”. John Brown: “You are doing what may probably involve your brother in guilt, and in the grief, and, if mercy prevent not, the destruction, which are the natural results of guilt.’ ‘Destroy not thy brother;’ that is, ‘Do not what may end - what, but for the interposition of Divine grace, must end - in his destruction. The tendency of every sin is to destroy the soul” [= Kamu sedang melakukan apa yang bisa melibatkan saudaramu dalam kesalahan, dan dalam kesedihan, dan, jika belas kasihan (dari Tuhan) tidak mencegahnya, kehancuran, yang merupakan akibat alamiah dari kesalahan’. ‘Janganlah engkau membinasakan saudaramu’; artinya: ‘Jangan melakukan apa yang mungkin akan berakhir pada apa, yang kecuali karena adanya campur tangan dari kasih karunia Ilahi, pasti berakhir dalam kebinasaannya. Kecenderungan dari setiap dosa adalah menghancurkan / membinasakan jiwa] - hal 528-529. William Hendriksen: “The apostle is, as it were, saying, ‘Consider what you are doing! So dear is that brother of yours to Christ that he died for him. Nevertheless, you, by means of your unbrotherly conduct, are treating him in a manner which, were it not for God’s irresistible grace, would destroy him. Immediately stop doing what you are doing, and do the very opposite!’” (= Seakan-akan sang 106
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. rasul berkata: ‘Pertimbangkanlah apa yang sedang kamu lakukan! Kristus sangat mengasihi saudaramu sehingga Ia mati untuknya. Tetapi engkau, oleh tindakanmu yang tidak sesuai dengan tindakan seorang saudara, sedang memperlakukan dia dengan suatu cara, yang, seandainya bukan karena kasih karunia Allah yang tidak bisa ditolak, akan menghancurkan dia. Segeralah berhenti melakukan apa yang sedang engkau lakukan, dan lakukanlah hal yang sebaliknya!’) - hal 463. Louis Berkhof: “A third class of passages which seem to militate against the idea of a limited atonement consists of those which are said to imply the possibility that those for whom Christ died fail to obtain salvation. Rom. 14:15 and the parallel passage in 1Cor. 8:11 may be mentioned first of all. Some commentators are of the opinion that these passages do not refer to eternal destruction, but it is more likely that they do. The apostle simply wants to bring the uncharitable conduct of some of the stronger brethren in the Church into strong relief. They were likely to offend the weaker brethren, to cause them to stumble, to override their conscience, and thus to enter upon the downward path, the natural result of which, if continued, would be destruction. While Christ paid the price of His life to save such persons, they by their conduct tended to destroy them. That this destruction will not actually follow, is evident from Rom. 14:4; by the grace of God they will be upheld. We have here then, as Dr. Shedd expresses it, ‘a supposition, for the sake of argument, of something that does not and cannot happen,’ just as in 1Cor. 13:1-3; Gal 1:8” (= Golongan ketiga dari text-text yang kelihatannya menentang gagasan tentang penebusan terbatas, terdiri dari ayat-ayat yang dikatakan memberi kesan adanya kemungkinan bahwa mereka untuk siapa Kristus telah mati, gagal mendapatkan keselamatan. Ro 14:15 dan ayat paralelnya dalam 1Kor 8:11 bisa disebutkan sebagai yang pertama. Sebagian penafsir mempunyai pandangan bahwa text-text ini tidak menunjuk pada kebinasaan kekal, tetapi lebih mungkin bahwa ayat-ayat ini memang menunjuk pada kebinasaan kekal. Sang rasul hanya ingin menonjolkan tingkah laku yang tidak kasih dari sebagian saudara-saudara yang kuat dalam Gereja. Mereka mungkin sekali menyinggung / menyandungi saudara yang lemah, menyebabkan mereka jatuh, melindas hati nurani mereka, dan lalu masuk pada jalan yang turun, yang jika diteruskan, 107
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. mempunyai akibat alamiah berupa kehancuran. Sementara Kristus membayar dengan nyawaNya untuk menyelamatkan orang-orang seperti itu, mereka oleh tingkah laku mereka cenderung untuk menghancurkan orang-orang itu. Bahwa kehancuran ini tidak betul-betul terjadi, nyata dari Ro 14:4; oleh kasih karunia Allah mereka akan ditegakkan. Jadi di sini kita mendapatkan, seperti Dr. Shedd menyatakannya, ‘suatu pengandaian, demi argumentasi, dari sesuatu yang tidak terjadi dan tidak bisa terjadi’, sama seperti dalam 1Kor 13:1-3; Gal 1:8) - ‘Systematic Theology’, hal 397. Catatan: kata-kata Shedd diambil dari Shedd’s Dogmatic Theology, vol II, hal 481. 2. Orang-orang itu (‘saudaramu’) digambarkan sesuai dengan pengakuan mereka bahwa mereka adalah orang kristen, tetapi sebetulnya mereka hanya orang kristen KTP. Matthew Poole: “Here a question may arise, whether any can perish for whom Christ died? The answer is, They cannot; and for this the Scripture is express, in John 10:28. See also Mat 24:24; John 5:39; 1Pet. 1:5. How then is this text to be understood? The apostle doth not speak of those for whom Christ indeed did die, but of such as, in the judgment of charity, are held to be of that number. We must account all those who confess the faith of Christ, for such as he hath redeemed by his death” [= Di sini muncul suatu pertanyaan apakah orang, untuk siapa Kristus telah mati, bisa binasa? Jawabannya adalah: Mereka tidak bisa (binasa); dan untuk ini Kitab Suci sangat jelas / explicit, dalam Yoh 10:28. Lihat juga Mat 24:24; Yoh 5:39; 1Pet 1:5. Lalu bagaimana text itu harus dimengerti? Sang rasul tidak berbicara tentang mereka untuk siapa Kristus betul-betul telah mati, tetapi tentang mereka yang, dalam penilaian yang murah hati, dianggap termasuk dalam kelompok itu. Kita harus menganggap semua orang yang mengaku percaya kepada Kristus, sebagai orang-orang yang telah Ia tebus oleh kematianNya] - hal 528. Perlu diketahui bahwa Kitab Suci memang sering menggambarkan orang menurut pengakuan mereka, atau menurut penampilan lahiriah mereka. Misalnya: • Yoh 2:23-25 - “(23) Dan sementara Ia di Yerusalem selama 108
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam namaNya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakanNya. (24) Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diriNya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua, (25) dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepadaNya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia”. Perhatikan bahwa sekalipun dalam ay 23nya dikatakan bahwa orang banyak itu ‘percaya dalam namaNya’, tetapi ay 24-25nya menunjukkan secara jelas bahwa mereka tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus! • Yoh 6:66 - “Mulai dari waktu itu banyak murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia”. Perhatikan bahwa orang-orang ini disebut dengan istilah ‘murid’, tetapi mereka ternyata berhenti mengikut Kristus. Bandingkan dengan Yoh 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu”. Jelas bahwa berdasarkan Yoh 8:31 ini orang yang berhenti mengikut Kristus bukanlah benar-benar murid! • Yoh 12:42-43 - “Namun banyak juga di antara pemimpin yang percaya kepadaNya, tetapi oleh karena orang-orang Farisi mereka tidak mengakuinya berterus terang, supaya mereka jangan dikucilkan. Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah”. Sekalipun mula-mula dikatakan bahwa mereka ‘percaya kepadaNya’, tetapi lalu dikatakan bahwa mereka ‘tidak mengakuinya berterus terang’, dan mereka ‘lebih suka kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah’. Memang mungkin bahwa di antara orang-orang ini ada yang sungguh-sungguh percaya (seperti Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea), tetapi juga sangat besar kemungkinannya bahwa di antara mereka ada banyak yang hanya mengaku percaya, tetapi sebetulnya tidak sungguh-sungguh percaya kepada Yesus. • Simon tukang sihir juga dikatakan ‘menjadi percaya’ (Kis 8:13a), tetapi dari kata-kata Petrus yang begitu keras kepadanya dalam Kis 8:20-23, dan tanggapannya dalam Kis 8:24, sukar untuk membayangkan bahwa ia adalah orang percaya yang sejati. 109
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Kalau demikian maka memang memungkinkan bahwa Ro 14:15 juga menggambarkan orang-orang tersebut berdasarkan pengakuan mereka atau berdasarkan penampilan lahiriah mereka. Jadi pada saat mereka disebut sebagai ‘saudara’, atau pada saat dikatakan bahwa ‘Kristus telah mati untuk mereka’, maka fakta sebenarnya tidaklah demikian. Dengan demikian maka ayat ini tidak bertentangan dengan doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas). b) 1Kor 8:11 - “Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena ‘pengetahuan’mu”. Sama seperti dengan Ro 14:15 di atas, ayat ini juga dipakai oleh orang-orang Arminian doktrin Limited Atonement (= Penebusan terbatas), yang menyatakan bahwa Kristus mati hanya untuk menebus orang-orang pilihan saja, karena 1Kor 8:11 itu mengatakan bahwa orang, untuk siapa Kristus sudah mati, ternyata akhirnya binasa. Jadi, Kristus juga mati untuk orangorang yang akan masuk neraka (bukan pilihan). Adam Clarke: “So we learn that a man may perish for whom Christ died: this admits of no quibble. If a man for whom Christ died, apostatizing from Christianity, (for he is called a brother though weak,) return again to and die in idolatry, cannot go to heaven; then a man for whom Christ died may perish everlastingly” [= Jadi kita belajar bahwa seseorang bisa binasa untuk siapa Kristus telah mati: ini tidak mungkin dihindari. Jika seseorang untuk siapa Kristus telah mati, murtad dari kekristenan, (karena ia disebut seorang saudara sekalipun lemah), kembali lagi pada penyembahan berhala dan mati dalam penyembahan berhala, tidak bisa pergi ke surga; maka seseorang untuk siapa Kristus telah mati bisa binasa secara kekal] hal 233-234. Gordon D. Fee (NICNT): “Cf. Conzelmann, 149 n. 38: ‘He of course pressuposes the idea that the Christian, too, can lose his salvation.’ This is not a happy thought, but it reflects Paul’s own theology with sober realism” (= Bdk. Conzelmann, 149 n. 38: ‘Ia tentu mensyaratkan gagasan bahwa orang kristen juga bisa kehilangan keselamatannya’. Ini bukan merupakan suatu pemikiran yang 110
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. menyenangkan, tetapi ini mencerminkan teologia Paulus sendiri dengan realisme yang waras / tenang) - ‘The First Epistle to the Corinthians’, hal 387 (footnote). Tanggapan terhadap penafsiran Arminian ini: Ada bermacam-macam cara penafsiran yang lain dari 1Kor 8:11 ini yang menyebabkan ayat ini tidak bertentangan dengan doktrin ‘Limited Atonement’ (= Penebusan Terbatas), bahkan juga tidak bertentangan dengan Predestinasi ataupun Keselamatan yang tidak bisa hilang. 1. Kata-kata ‘saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati’ diartikan sebagai ‘orang kristen yang sejati’. Tetapi kata ‘binasa’ tidak diartikan ‘masuk ke neraka’, tetapi diartikan ‘jatuh ke dalam dosa’ atau ‘melukai hati nurani dari orang yang lemah’. Keberatan terhadap penafsiran ini: Kata Yunani yang diterjemahkan ‘binasa’ adalah APOLLUTAI yang bisa diterjemahkan sebagai: • membunuh (Mat 2:13 1Kor 10:9-10). • membinasakan dalam neraka (Mat 10:28 Yoh 3:16). • terhilang / kehilangan (Mat 10:6,42). • hancur / terbuang (Mark 2:22). Kata APOLLUTAI tidak pernah mempunyai arti / diterjemahkan sebagai ‘jatuh dalam dosa’. Jawaban terhadap keberatan ini: Saya tetap berpendapat bahwa ini adalah penafsiran yang memungkinkan, karena kontex dari 1Kor 8:11 ini cocok dengan arti tersebut. 1Kor 8:7-13 - “(7) Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya. (8) ‘Makanan tidak membawa kita lebih dekat kepada Allah. Kita tidak rugi apa-apa, kalau tidak kita makan dan kita tidak untung apa-apa, kalau kita makan.’ (9) Tetapi jagalah, supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah. (10) 111
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai ‘pengetahuan’, sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala? (11) Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena ‘pengetahuan’ mu. (12) Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus. (13) Karena itu apabila makanan menjadi batu sandungan bagi saudaraku, aku untuk selama-lamanya tidak akan mau makan daging lagi, supaya aku jangan menjadi batu sandungan bagi saudaraku”. Perhatikan kata-kata ‘hati nurani mereka dinodai’ dalam ay 7, dan juga ‘batu sandungan’ dalam ay 9,13, dan juga ‘melukai hati nurani mereka’ dalam ay 12. Disamping itu, saya merasa agak aneh kalau tindakan orang kristen yang kuat, yang hanya makan makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala itu, bisa membawa seseorang kristen lain / yang lemah ke dalam neraka! Kalau kita menerima penafsiran bahwa ‘binasa’ berarti ‘jatuh ke dalam dosa’, maka jelas sekali bahwa ay 11 ini tidak bertentangan dengan doktrin Reformed tentang Limited Atonement (= Penebusan Terbatas), maupun doktrin tentang Predestinasi dan Keselamatan yang tidak bisa hilang! Gordon D. Fee (NICNT): “... Bruce, 82, who sees και τυπτοντεj (v. 12) as epexegetic, therefore explaining what ‘destroying’ means” [= ... Bruce, 82, yang melihat και τυπτοντεj / KAI TUPTONTES / ‘dan melukai’ (ay 12) sebagai penjelasan tambahan, dan karena itu menjelaskan arti dari kata ‘menghancurkan’] - ‘The First Epistle to the Corinthians’, hal 387 (footnote). 1Kor 8:11-12 - “(11) Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa karena ‘pengetahuan’ mu. (12) Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus”. Jadi menurut Gordon Fee kata ‘binasa’ dalam ay 11 tidak berarti ‘masuk neraka’ tetapi hanya sekedar ‘melukai hati nurani mereka yang lemah’. 112
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Matthew Poole: “by ‘perish’ is here meant, be led into sin, by acting contrary to the judgment of his own conscience; for, (as the apostle saith, Rom. 14:23,) ‘He that doubteth is damned if he eat, for whatsoever is not of faith,’ that is, done out of a firm persuasion in the party doing that it is lawful, ‘is sin.’” [= ‘binasa’ di sini berarti ‘dibimbing / diarahkan ke dalam dosa’, dengan bertindak bertentangan dengan penghakiman / penilaian dari hati nuraninya sendiri; karena, (seperti yang dikatakan sang rasul, Ro 14:23), ‘Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman’, yaitu dilakukan dari kepercayaan yang teguh bahwa itu sah / benar menurut hukum, ‘adalah dosa’.] - hal 565. Gordon H. Clark: “A much better attempt is to examine the verb APOLLUMI and determine whether in every case it means destruction in hell. We have seen that it often does, but let us look at some of the other ninety-two instances. In Matthew 10:42 and Luke 15:4,8,9,24,32 and 33, it means ‘lose’: to lose a coin, to lose a son. Luke 15:17 refers to perishing of hunger. Compare Matthew 5:29,30; 9:17; John 6:12; 2John 8; and other. The conclusion is that since the lost coin was later found, there is no linguistic reason to suppose that APOLLUMI has to mean final, irretrievable destruction in hell. Therefore, only those who want to invent a contradiction in the Bible will so understand it” (= Suatu usaha yang jauh lebih baik adalah memeriksa kata kerja APOLLUMI dan menentukan apakah dalam setiap kasus kata itu berarti ‘kehancuran dalam neraka’. Kita telah melihat bahwa kata itu sering berarti demikian, tetapi mari kita melihat pada beberapa dari 92 contoh / kejadian lainnya. Dalam Mat 10:42 dan Luk 15:4,8,9,24,32 dan 33, itu berarti ‘kehilangan’: kehilangan mata uang, kehilangan anak. Luk 15:17 menunjuk pada mati karena kelaparan. Bandingkan dengan Mat 5:29,30; 9:17; Yoh 6:12; 2Yoh 8; dan yang lainnya. Kesimpulannya adalah bahwa karena mata uang yang hilang itu belakangan ditemukan, maka tidak ada alasan untuk menganggap bahwa APOLLUMI harus berarti ‘kehancuran akhir yang tidak bisa dipulihkan lagi dalam neraka’. Karena itu, hanya mereka yang ingin menemukan kontradiksi dalam Alkitab yang akan mengertinya demikian) - ‘First Corinthians’, hal 137. 113
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Catatan: Dalam Kitab Suci tidak ada Luk 15:33; itu pasti salah. Mat 10:42 - “Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia muridKu, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.’”. Luk 15:4,8,9,24,32 - “(4) ‘Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? ... (8) ‘Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, dan jika ia kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? (9) Dan kalau ia telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata: Bersukacitalah bersamasama dengan aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan. ... (24) Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. ... (32) Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.’”. Luk 15:17 - “Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan”. Mat 5:29-30 - “Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka”. Mat 9:17 - “Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong 114
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah keduaduanya.’”. Yoh 6:12 - “Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-muridNya: ‘Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.’”. 2Yoh 8 - “Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya”. 2. Kata ‘binasa’ diartikan ‘masuk ke neraka’, tetapi kata-kata ‘saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati’ diartikan sebagai ‘orang kristen KTP’. Mengapa ‘orang kristen KTP’ digambarkan dengan kata-kata ‘saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati’? Karena Kitab Suci sering menggambarkan seseorang sesuai dengan pengakuan orang tersebut, atau sesuai dengan penampilan lahiriah dari orang tersebut (lihat pada point 2. dari pembahasan tentang Ro 14:15 di atas). Kalau kita menafsirkan seperti ini, maka jelaslah bahwa ay 11 ini tidak menentang doktrin Reformed tentang Limited Atonement (= Penebusan Terbatas), maupun doktrin tentang Predestinasi dan Keselamatan yang tidak bisa hilang. 3. Ay 11 ini ditafsirkan bukan sebagai sesuatu yang betul-betul terjadi / sesuatu yang betul-betul bisa terjadi, tetapi sekedar sebagai suatu peringatan, justru supaya hal itu tidak terjadi! Orang yang sungguh-sungguh kristen, sudah selamat, dan pasti tidak akan kehilangan keselamatannya. Tetapi manusia tetap diberi tanggung jawab supaya tidak hidup seenaknya. Orang yang mempunyai pengetahuan, harus hidup sedemikian rupa sehingga tidak menghancurkan keselamatan orang-orang yang lemah. Jadi, ini merupakan suatu peringatan, justru supaya orang-orang kristen yang lemah tidak kehilangan keselamatannya. Kalau ditafsirkan seperti ini, maka jelas bahwa ay 11 ini tidak menentang doktrin Reformed tentang Limited Atonement (= Penebusan Terbatas), maupun doktrin tentang Predestinasi dan Keselamatan yang tidak bisa hilang! 115
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
Barnes’ Notes: “The sense is, that the tendency of this course would be, to lead the weak brother into sin, to apostasy, and to ruin. But this does not prove that any who were truly converted should apostatize and be lost; for, (1) there may be a tendency to a thing, and yet that thing may never happen. ... (2) The warning designed to prevent it may be effectual, and be the means of saving. ... (3) The apostle does not say that any true Christian would be lost. He puts a question; and affirms that if one thing was done, another might follow. But this is not affirming that any one would be lost. ... (4) It is elsewhere abundantly proved, that no one who has been truly converted will apostatize and be destroyed. ... ‘For whom Christ died?’ This is urged as an argument why we should not do anything that would tend to destroy the souls of men. ... If he endured so much to save the soul, assuredly we should not pursue a course that would tend to destroy it” [= Artinya adalah bahwa kecenderungan dari jalan ini adalah mengarahkan saudara yang lemah itu ke dalam dosa, pada kemurtadan, dan pada kehancuran. Tetapi ini tidak membuktikan bahwa ada orang yang betul-betul bertobat bisa murtad dan terhilang; karena, (1) Bisa ada suatu kecenderungan pada sesuatu, tetapi sesuatu itu tidak pernah terjadi. ... (2) Peringatan itu dirancang untuk mencegah terjadinya hal itu, dan merupakan cara penyelamatan. ... (3) Sang rasul tidak mengatakan bahwa ada orang kristen sejati yang bisa terhilang. Ia memberikan suatu pertanyaan; dan menegaskan bahwa jika yang satu terjadi, yang lain bisa mengikuti. Tetapi ini bukan menegaskan bahwa ada seseorang yang akan terhilang. ... (4) Di tempat lain (dalam Kitab Suci) dibuktikan secara berlimpah-limpah bahwa tak seorangpun yang telah betul-betul bertobat akan murtad dan dibinasakan. ... ‘Untuk siapa Kristus telah mati?’ Ini didesakkan sebagai suatu argumentasi mengapa kita tidak boleh melakukan apapun yang cenderung untuk menghancurkan jiwa-jiwa manusia. ... Jika Ia menahan begitu banyak untuk menyelamatkan jiwa, pasti kita tidak boleh menempuh suatu jalan yang cenderung menghancurkan jiwa] hal 731. Catatan: 1Kor 8:11 ini dalam KJV berbentuk pertanyaan. KJV: ‘And through thy knowledge shall the weak brother perish, for whom Christ died?’ (= Dan apakah melalui pengetahuanmu 116
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. saudara yang lemah binasa, untuk siapa Kristus telah mati?). Charles Hodge: “It was absolutely certain that none of Paul’s companion in shipwreck was on that occasion to lose his life, because the salvation of the whole company had been predicted and promised; and yet the apostle said that if the sailors were allowed to take away the boats, those left on board could not be saved. This appeal secured the accomplishment of the promise. So God’s telling the elect that if they apostatize they shall perish, prevents their apostasy. And in like manner, the Bible teaching that those for whom Christ died shall perish if they violate their conscience, prevents their transgressing, or brings them to repentance. God’s purposes embraces the means as well as the end. If the means fail, the end will fail. He secures the end by securing the means. It is just as certain that those for whom Christ died shall be saved, as that the elect shall be saved. Yet in both cases the event is spoken of as conditional. There is not only a possibility, but an absolute certainty of their perishing if they shall fall away. But this is precisely what God has promised to prevent” (= Adalah pasti bahwa tidak ada dari teman sepelayaran Paulus dalam peristiwa kecelakaan kapal akan kehilangan nyawanya pada peristiwa itu, karena keselamatan dari seluruh rombongan telah diramalkan dan dijanjikan; tetapi sang rasul berkata bahwa jika anak-anak kapal diijinkan mengambil sekoci, mereka yang tertinggal di kapal tidak bisa selamat. Seruan ini memastikan penggenapan / pencapaian dari janji tersebut. Demikianlah pemberitahuan Allah kepada orang-orang pilihan bahwa jika mereka murtad mereka akan binasa, mencegah kemurtadan mereka. Dan dengan cara yang sama, ajaran Alkitab bahwa mereka untuk siapa Kristus telah mati akan binasa jika mereka melanggar hati nurani mereka, mencegah pelanggaran mereka, atau membawa mereka kepada pertobatan. Rencana Allah mencakup cara / jalannya maupun tujuan akhirnya. Jika cara / jalannya gagal, tujuan akhirnya juga akan gagal. Ia memastikan tujuan akhirnya dengan memastikan cara / jalannya. Adalah sama pastinya bahwa mereka untuk siapa Kristus telah mati akan diselamatkan, seperti bahwa orang-orang pilihan akan diselamatkan. Tetapi dalam kedua kasus peristiwa itu dikatakan sebagai bersyarat. Bukan hanya ada kemungkinan, tetapi suatu kepastian yang mutlak tentang kebinasaan mereka jika mereka meninggalkan / murtad. 117
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Tetapi ini justru merupakan apa yang Allah janjikan untuk mencegahnya) - ‘I & II Corinthians’, hal 149. Tentang argumentasi Hodge berhubungan dengan kecelakaan kapalnya Paulus ini, ada tanggapan dari Gordon Clark. Gordon H. Clark: “However, the warning in the present passage, although it may prevent the destruction of some weak Christians, does not say that it will prevent destruction in every case. The warning here is not addressed to those in danger of perishing, as in the case of the shipwreck. It is addressed to mature Christians who indeed should obey it but who might not. Therefore, the passage seems to suggest that some have been or will be destroyed” (= Tetapi, peringatan dalam text yang sedang kita bahas sekarang ini, sekalipun itu bisa / mungkin mencegah penghancuran dari sebagian orang-orang kristen yang lemah, tidak mengatakan bahwa itu akan menghalangi penghancuran dalam setiap kasus. Peringatan di sini tidak ditujukan kepada mereka yang ada dalam bahaya untuk binasa, seperti dalam kasus kecelakaan kapal. Itu ditujukan kepada orang-orang kristen yang matang / dewasa yang memang seharusnya mentaatinya, tetapi mungkin saja tidak mentaatinya. Karena itu, text ini kelihatannya menunjukkan secara tidak langsung bahwa sebagian telah atau akan dihancurkan) - ‘First Corinthians’, hal 137. Tanggapan saya: • kata-kata ini bodoh, karena dalam kasus Paulus dengan kapalnya yang terkena badai itupun tidak ada jaminan bahwa orang-orang di kapal itu mau menuruti kata-kata Paulus! • ayat ini memang tidak mengatakan bahwa kata-kata ini akan menghalangi kebinasaan di setiap kasus, tetapi juga tidak memberi petunjuk apapun bahwa akan ada yang binasa. 4. ‘Saudaramu / orang yang lemah’ itu dianggap sebagai orang kristen KTP, dan kata-kata ‘yang untuknya Kristus telah mati’ diartikan sebagai kematian bukan untuk menebus dosa / menyelamatkan mereka, tetapi hanya untuk memberikan manfaat-manfaat tertentu bagi mereka. Charles Hodge: “There is, however, a sense in which it is scriptural to say that Christ died for all men. This is very different 118
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. from saying that he died equally for all men, ... To die for one is to die for his benefit. As Christ’s death has benefited the whole world, prolonged the probation of men, secured for them innumerable blessings, provided a righteousness sufficient and suitable for all, it may be said that he dies for all. And in reference to this obvious truth the language of the apostle, should any prefer this interpretation, may be understood, ‘Why should we destroy one for whose benefit Christ laid down his life?’” [= Tetapi ada suatu arti dimana adalah sesuatu yang alkitabiah untuk mengatakan bahwa Kristus mati untuk semua manusia. Ini sangat berbeda dengan mengatakan bahwa Ia mati secara sama untuk semua manusia, ... Mati untuk seseorang berarti mati untuk keuntungannya. Karena kematian Kristus telah memberikan keuntungan kepada seluruh dunia, memperpanjang masa pencobaan manusia, memastikan untuk mereka berkat-berkat yang tak terhitung, menyediakan suatu kebenaran yang cukup dan cocok untuk semua, maka bisa dikatakan bahwa Ia mati untuk semua. Dan berkenaan dengan kebenaran yang nyata ini, kalau ada orang yang memilih penafsiran ini, maka bahasa / kata-kata dari sang rasul (dalam 1Kor 8:11 ini) bisa diartikan: ‘Mengapa kita harus menghancurkan seseorang untuk keuntungan siapa Kristus telah menyerahkan nyawaNya?’] - ‘I & II Corinthians’, hal 149. Tetapi Gordon H. Clark membantah kata-kata Hodge ini dengan berkata: “this suggestion is poor because the text explicitly refers to the person as a brother” (= usul ini jelek / buruk karena text itu secara jelas menunjuk kepada orang itu sebagai seorang saudara) - ‘First Corinthians’, hal 137. Saya berpendapat bahwa serangan Gordon Clark ini mudah untuk dipatahkan. Seperti sudah dikatakan di atas, dalam Kitab Suci seseorang sering digambarkan berdasarkan pengakuannya atau berdasarkan penampilan lahiriahnya (lihat point 2. dalam pembahasan tentang Ro 14:15 di atas)! c) Ibr 10:29 - “Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”. 119
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. Ayat ini bisa dipakai oleh orang-orang Arminian untuk menyerang 3 point dari 5 points Calvinisme, yaitu: 1. Point ke 2 (tentang Predestinasi). Kata-kata ‘darah perjanjian yang menguduskannya’ bisa dipakai sebagai dasar untuk mengatakan bahwa orang yang dibicarakan ini ditebus oleh darah Kristus, dan karena itu jelas termasuk orang pilihan. Tetapi dari kata-kata ‘hukuman yang harus dijatuhkan atas dia’ terlihat bahwa ia akhirnya binasa. Jadi, predestinasi / penentuan selamat untuk orang ini ternyata gagal. 2. Point ke 3 (tentang Limited Atonement / Penebusan Terbatas). Kata-kata ‘darah perjanjian yang menguduskannya’ bisa dipakai sebagai dasar untuk mengatakan bahwa orang yang dibicarakan ini ditebus oleh darah Kristus. Tetapi dari kata-kata ‘hukuman yang harus dijatuhkan atas dia’ terlihat bahwa ia akhirnya binasa. Jadi, Kristus mati untuk orang yang akhirnya binasa / non pilihan, dan ini bertentangan dengan doktrin Limited Atonement (= Penebusan Terbatas). 3. Point ke 5 (tentang Keselamatan yang tidak bisa hilang / Ketekunan orang-orang kudus). Kata-kata ‘darah perjanjian yang menguduskannya’ bisa dipakai sebagai dasar untuk mengatakan bahwa orang yang dibicarakan ini bukan hanya ditebus oleh darah Kristus, tetapi juga bahwa orang ini sudah percaya kepada Kristus dan sudah selamat. Tetapi dari kata-kata ‘hukuman yang harus dijatuhkan atas dia’ terlihat bahwa ia akhirnya binasa. Jadi, ini menunjukkan bahwa seseorang bisa kehilangan keselamatannya. Penjelasan: Kita harus membahas Ibr 10:29 dengan memperhatikan kontextnya, yaitu Ibr 10:25-31 - “(25) Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. (26) Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. (27) Tetapi yang ada ialah kematian yang 120
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. (28) Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. (29) Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia? (30) Sebab kita mengenal Dia yang berkata: ‘Pembalasan adalah hakKu. Akulah yang akan menuntut pembalasan.’ Dan lagi: ‘Tuhan akan menghakimi umatNya.’ (31) Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup”. a. Ada sesuatu yang perlu diperhatikan, yaitu bahwa bagian ini menunjuk pada kemurtadan. Calvin menafsirkan kata-kata ‘sengaja berbuat dosa’ ini sebagai tindakan meninggalkan Kristus / Gereja. Dasar dari pandangan ini: ay 26 dan ay 28-29 menunjuk pada kemurtadan. Ay 26: “Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu”. Ini menunjuk pada kebiasaan yang dilakukan terus menerus; dan ini cocok dengan kemurtadan, karena ‘murtad’ bukanlah tindakan sesaat, tetapi tindakan yang dilakukan terus menerus. Pulpit Commentary (hal 268) mengatakan bahwa kata Yunani yang digunakan untuk ‘berbuat dosa’ adalah suatu participle, yang berada bukan dalam bentuk aorist / lampau, tetapi dalam bentuk present, dan karena itu menunjukkan suatu kebiasaan terus menerus. Penafsiran ini juga sesuai dengan ay 25 yang mendahuluinya, yang juga membicarakan kebiasaan buruk, yaitu menjauhkan diri dari pertemuan ibadah. Ay 25 - “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuanpertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat”. Ay 28-29: “(28) Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga 121
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. orang saksi. (29) Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?”. •
Apa yang dikatakan oleh ay 28 itu tidak menunjuk kepada seadanya dosa (karena dalam hukum Musa tidak semua dosa dihukum mati), tetapi menunjuk kepada dosa kemurtadan, seperti yang digambarkan dalam Ul 17:2-7 “‘Apabila di tengah-tengahmu di salah satu tempatmu yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, ada terdapat seorang laki-laki atau perempuan yang melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, dengan melangkahi perjanjianNya, dan yang pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, atau kepada matahari atau bulan atau segenap tentara langit, hal yang telah Kularang itu; dan apabila hal itu diberitahukan atau terdengar kepadamu, maka engkau harus memeriksanya baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di antara orang Israel, maka engkau harus membawa laki-laki atau perempuan yang telah melakukan perbuatan jahat itu ke luar ke pintu gerbang, kemudian laki-laki atau perempuan itu harus kaulempari dengan batu sampai mati. Atas keterangan dua atau tiga orang saksi haruslah mati dibunuh orang yang dihukum mati; atas keterangan satu orang saksi saja janganlah ia dihukum mati. Saksi-saksi itulah yang pertamatama menggerakkan tangan mereka untuk membunuh dia, kemudian seluruh rakyat. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.’”. Jadi ay 28 ini mendukung tafsiran Calvin tentang ay 26 tadi, bahwa itu bukan sembarang dosa, tetapi dosa meninggalkan Kristus / Gereja (murtad).
•
Ay 29 menunjukkan bahwa hukuman orang yang murtad dalam jaman Perjanjian Baru lebih berat dari hukuman orang yang murtad pada jaman Perjanjian Lama. Untuk itu perhatikan kata-kata ‘betapa lebih beratnya’ pada awal ay 29. Barclay: “The conviction of the writer to the Hebrew was that, if under the old law, apostasy was a terrible thing, it had become 122
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. doubly terrible now that Christ had come” (= Keyakinan dari penulis surat Ibrani adalah bahwa jika pada jaman Perjanjian Lama, kemurtadan merupakan sesuatu yang mengerikan, itu menjadi mengerikan secara dobel karena sekarang Kristus telah datang) - hal 124. Dan ay 29 ini juga menggambarkan kemurtadan jaman Perjanjian Baru itu sebagai: ∗ menginjak-injak Anak Allah. ∗ menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya. ∗ menghina Roh kasih karunia. Pulpit Commentary: “The blood of Jesus must be either on the heart or under the heel” (= Darah Yesus harus berada, atau di hati, atau di bawah tumit) - hal 274. b. Ini tidak berarti bahwa orang kristen sejati bisa murtad. •
Ada yang menganggap bahwa orang dalam Ibr 10 ini adalah orang kristen yang sejati, tetapi sekalipun demikian itu tidak berarti bahwa orang kristen yang sejati bisa murtad, karena semua ini hanya merupakan suatu pengandaian, yang tidak betul-betul bisa terjadi. Barnes’ Notes: “the apostle shows that if a true Christian were to apostatize, nothing would remain for him but the terrific prospect of eternal condemnation. ... The apostle does not, indeed, say that any one ever would thus apostatize from the true religion, nor is there any reason to believe that such a case has occurred; but, if it should occur, the doom would be inevitable” (= sang rasul menunjukkan bahwa jika seorang Kristen sejati murtad, tidak ada yang tertinggal baginya kecuali prospek yang mengerikan dari hukuman kekal. ... Tetapi sang rasul tidak mengatakan bahwa ada orang yang murtad seperti itu dari agama yang benar, juga tidak ada alasan untuk percaya bahwa kasus seperti itu telah terjadi; tetapi, jika hal itu terjadi, malapetaka tidak akan terhindarkan) - hal 1310. Dengan kata lain, menurut Barnes, ini hanya suatu pengandaian, tetapi tidak betul-betul bisa terjadi.
•
Ada yang menganggap bahwa orang yang dibicarakan di sini adalah orang kristen KTP. Penafsiran ini didasarkan 123
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. pada ayat-ayat seperti Mat 24:24 Yoh 8:31 1Yoh 2:18-19 dan 2Yoh 9, yang menunjukkan secara explicit bahwa orang kristen yang sejati tidak mungkin bisa betul-betul sesat / murtad. Keberatan: Kalau mereka ini memang orang kristen KTP, mengapa dalam ay 29 dikatakan ‘darah perjanjian yang menguduskannya’? Jawaban terhadap keberatan ini: Matthew Poole menganggap (hal 857) bahwa orang yang murtad itu disebut demikian (‘dikuduskan oleh darah perjanjian’), hanya karena ia tadinya mengaku demikian, atau karena ia diakui oleh gereja sebagai orang kristen, atau karena ia sudah dibaptis, atau karena ia mengaku sebagai orang kristen, atau karena ia menjadi anggota gereja, dan sebagainya. Jadi ayat ini menyebut dia sesuai dengan pengakuannya atau sesuai dengan keadaan lahiriahnya. Kitab Suci memang sering menggambarkan orang sesuai pengakuannya / keadaan lahiriahnya (bdk. Yoh 2:23-25 Yoh 6:66 Kis 8:13). David Dickson mengatakan (hal 60) bahwa pengudusan ini merupakan pengudusan lahiriah, dimana seseorang dipisahkan dari dunia dan dipersembahkan untuk melayani Allah oleh panggilan (calling) dan perjanjian (covenant), dan ini merupakan sesuatu yang berlaku umum untuk gereja yang kelihatan. Dalam arti seperti ini seluruh / setiap jemaat Israel disebut kudus. Ini berbeda dengan pengudusan batiniah, yang terjadi karena tinggalnya Roh Kudus dalam diri seseorang, dan pengudusan batiniah ini hanya bisa terjadi pada diri orang pilihan. John Murray menafsirkan text ini secara berbeda. Sama seperti penafsiran Hodge dalam pembahasan tentang 1Kor 8:11 di atas, John Murray beranggapan bahwa sekalipun penebusan yang dilakukan oleh Kristus hanya memberikan keselamatan kekal kepada orang-orang pilihan, tetapi juga memberikan keuntungan-keuntungan jasmani / 124
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. duniawi yang terbatas hanya dalam kehidupan di dunia ini. Karena itu tetap bisa dikatakan bahwa Kristus mati untuk mereka yang akhirnya binasa. John Murray: “there are benefits accruing from the death of Christ for those who finally perish. And in view of this we may say that in respect of these benefits Christ may be said to have died for those who are the beneficiaries. In any case it is incontrovertible that even those who perish are the partakers of numberless benefits that are the fruits of Christ’s death and that, therefore, Christ’s death sustains to them this beneficial reference, a beneficial reference, however, that does not extend beyond this life” (= ada keuntungan-keuntungan yang didapatkan dari kematian Kristus bagi mereka yang akhirnya binasa. Dan mengingat akan hal ini kita bisa mengatakan bahwa berkenaan dengan keuntungan-keuntungan ini bisa dikatakan bahwa Kristus telah mati untuk mereka yang adalah penerima dari keuntungan-keuntungan itu. Bagaimanapun juga merupakan sesuatu yang tidak dapat dibantah bahwa bahkan mereka yang binasa, ikut ambil bagian dalam keuntungan-keuntungan yang tidak terhitung, yang adalah buah-buah dari kematian Kristus, dan bahwa karena itu, kematian Kristus menyuplai mereka keuntungan ini, tetapi itu merupakan suatu keuntungan yang terbatas dalam kehidupan ini) - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 64-65. Louis Berkhof: “the design of God in the work of Christ pertained primarily and directly, not to the temporal well-being of men in general, but to the redemption of the elect; but secondarily and indirectly it also included the natural blessings bestowed on mankind indiscriminately. All that the natural man receives other than curse and death is an indirect result of the redemptive work of Christ” (= rencana Allah dalam pekerjaan Kristus berhubungan terutama dan secara langsung bukan dengan kesejahteraan sementara dari manusia secara umum, tetapi dengan penebusan orang-orang pilihan; tetapi secara sekunder dan tidak langsung itu juga mencakup berkat-berkat alamiah / biasa yang diberikan kepada umat manusia tanpa pandang bulu. Semua yang diterima oleh manusia duniawi 125
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. selain kutuk dan kematian merupakan hasil tidak langsung dari pekerjaan penebusan dari Kristus) - ‘Systematic Theology’, hal 438-439. Yang manapun yang benar dari penafsiran-penafsiran di atas ini, menunjukkan bahwa Ibr 10:29 tidak bertentangan dengan doktrin Limited Atonement (= Penebusan Terbatas), ataupun Predestinasi dan Ketekunan orang-orang kudus. d) 2Pet 2:1 - “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengahtengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guruguru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka”. Adam Clarke: “It is not certain whether God the Father be intended here, or our Lord Jesus Christ; for God is said to have purchased the Israelites, Exod. 15:16, and to be the Father that had bought them, Deut. 32:6, ... or they may point out Jesus Christ, who had bought them with his blood; ... It seems, however, more natural to understand the Lord that bought them as applying to Christ, ... and if so, this is another proof, among many, ... That through their own wickedness some may perish for whom Christ died” (= Tidak pasti apakah yang dimaksudkan di sini adalah Allah Bapa atau Tuhan kita Yesus Kristus; karena Allah dikatakan telah membeli orang-orang Israel, Kel 15:16, dan adalah Bapa yang telah membeli mereka, Ul 32:6, ... atau itu bisa menunjuk kepada Yesus Kristus, yang telah membeli mereka dengan darahNya; ... Tetapi kelihatannya lebih alamiah untuk menerapkan kata-kata ‘Tuhan yang telah membeli mereka’ kepada Kristus, ... dan jika demikian, ini merupakan satu bukti lagi, di antara banyak bukti, ... Bahwa melalui kejahatan mereka sendiri sebagian orang binasa untuk siapa Kristus telah mati) - hal 884. Catatan: kata-kata ‘Penguasa yang telah menebus mereka’, oleh KJV diterjemahkan ‘the Lord that bought them’ (= Tuhan yang telah membeli mereka). Kel 15:16 - “Ngeri dan takut menimpa mereka, karena kebesaran tanganMu mereka kaku seperti batu, sampai umatMu menyeberang, ya TUHAN, sampai umat yang Kauperoleh menyeberang”. Kata ‘Kauperoleh’ oleh KJV/RSV/NASB diterjemahkan: ‘thou hast 126
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. purchased’ (= telah Kaubeli); dan oleh NIV diterjemahkan: ‘you bought’ (= telah Kaubeli). Ul 32:6 - “Demikianlah engkau mengadakan pembalasan terhadap TUHAN, hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah Ia Bapamu yang mencipta engkau, yang menjadikan dan menegakkan engkau?”. Kata ‘mencipta engkau’ oleh KJV diterjemahkan: ‘hath bought thee’ (= telah membeli engkau). NASB ≈ KJV, sedangkan RSV/NIV ≈ Kitab Suci Indonesia. Pulpit Commentary: “The Lord had bought them; they were not their own, but his, bought with a price, ‘not with corruptible things, as silver and gold, but with the precious blood of Christ’ (1Pet. 1:18; see also the parallel passage Jude 4). These words plainly assert the universality of the Lord’s redemption. He ‘tasted death for every man’ (Heb. 2:9), even for those false teachers who denied him” [= Tuhan telah membeli mereka; mereka bukan milik mereka sendiri, tetapi milikNya, dibeli dengan suatu harga, ‘bukan dengan barang yang fana, seperti perak dan emas, tetapi dengan darah Kristus yang mahal / berharga’ (1Pet 1:18; lihat juga text paralelnya, Yudas 4). Kata-kata ini secara jelas menegaskan keuniversalan dari penebusan Tuhan. Ia ‘mencicipi / mengalami maut bagi semua / setiap orang’ (Ibr 2:9), bahkan untuk guru-guru palsu yang menyangkalNya itu] - hal 43. Tanggapan: Para guru palsu ini jelas bukan orang kristen / orang pilihan; mereka hanya orang kristen KTP. Digunakannya kata-kata ‘Penguasa yang telah menebus mereka’ / ‘Tuhan yang telah membeli mereka’ (KJV), tidak menunjukkan bahwa mereka adalah orang kristen yang sejati, tetapi hanya untuk menggambarkan mereka menurut pengakuan mereka. Alexander Nisbet: “‘That they should deny the Lord that bought them;’ which is not to be understood as if either Christ had died for such men (for then they could not have perished, John 10:11,28), or as if they had expressly denied Christ to be the Redeemer; for then could they not have prevailed as they did with professors of Christ (v 2), ... The meaning therefore is that they, being by profession and in their own and other’s esteem, redeemed ones, should vent such errors as 127
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. would in substance tend to the denial of the sovereignty and Lordship of Christ over His people” [= ‘Bahwa mereka menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka’ yang tidak boleh dimengerti seakanakan Kristus telah mati untuk orang-orang seperti itu (karena kalau demikian mereka tidak bisa binasa, Yoh 10:11,28), atau seakan-akan mereka secara explicit menyangkal Kristus sebagai Penebus; karena kalau demikian mereka tidak akan bisa diikuti oleh para pengaku Kristus (ay 2), ... Karena itu artinya adalah bahwa mereka mengaku sebagai orang-orang yang ditebus, dan juga dalam pandangan mereka sendiri ataupun orang-orang lain mereka adalah orangorang yang ditebus, tetapi mereka menyemburkan kesalahankesalahan yang pada hakekatnya merupakan penyangkalan terhadap kedaulatan dan keTuhanan dari Kristus atas umatNya] hal 245. Matthew Poole: “This is spoken not only of their pretences, that they should profess themselves redeemed by Christ, but in the style of the visible church, which should judge them to be so till they declared the contrary by their wicked actions; ... whosoever professeth himself to be redeemed by Christ, and yet denies him in his deeds, is said to deny the Lord that bought him” (= Ini dikatakan bukan hanya karena kepurapuraan mereka, dimana mereka mengaku diri mereka sendiri ditebus oleh Kristus, tetapi dalam cara dari gereja yang kelihatan, yang harus menilai mereka demikian sampai mereka menyatakan sebaliknya oleh tindakan-tindakan mereka yang jahat; ... siapapun mengaku dirinya sendiri ditebus oleh Kristus, tetapi menyangkalNya dalam perbuatan-perbuatannya, dikatakan menyangkal Tuhan yang telah membeli mereka) - hal 921. Louis Berkhof: “that these false teachers are described according to their own profession and the judgment of charity. They gave themselves out as redeemed men, and were so accounted in the judgment of the Church while they abode in her communion” (= bahwa guru-guru palsu ini digambarkan menurut pengakuan mereka sendiri dan penghakiman / penilaian dari kasih. Mereka menyatakan diri mereka sendiri sebagai orang-orang yang ditebus, dan dianggap demikian dalam penghakiman / penilaian dari Gereja sementara mereka tinggal dalam persekutuan Gereja) - ‘Systematic Theology’, hal 397. 128
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
4) Kalau Kristus tidak mati untuk semua orang, maka penginjilan kepada semua orang merupakan suatu tawaran yang cuma pura-pura / tidak sungguh-sungguh, karena orangorang itu tidak ditebus, dan karena itu tidak mungkin diselamatkan. Jawab: Tidak ada yang tidak sungguh-sungguh dengan penginjilan kepada semua orang. Dalam penginjilan kita hanya memberitakan Kristus yang tersalib, dan menyuruh pendengar kita untuk percaya kepadaNya, dan menjanjikan bahwa setiap orang yang percaya akan diselamatkan. Dan memang setiap orang yang percaya akan selamat. Orang yang bukan pilihan, bagi siapa penebusan Kristus memang tidak ditujukan, tidak akan bisa percaya, dan karena itu tidak akan diselamatkan.
V) Serangan balik. 1) Penebusan dalam Arminianisme tidak mencakup dosa ketidak-percayaan. R. C. Sproul: “Arminianism has an atonement that is limited in value. It does not cover the sin of unbelief” (= Arminianisme mempunyai suatu penebusan yang terbatas dalam nilainya. Itu tidak mencakup dosa ketidak-percayaan) - ‘Chosen by God’, hal 206. R. C. Sproul lalu menambahkan kepercayaannya sendiri sebagai orang Reformed: “The design of God was not and cannot be frustrated by human unbelief” (= ) - ‘Chosen by God’, hal 207. Tuduhan Sproul ini kelihatannya memang benar; bandingkan dengan kata-kata A. H. Strong di bawah ini. A. H. Strong: “the atonement of Christ has made objective provision for the salvation of all, by removing from the divine mind every obstacle to the pardon and restoration of sinners, except their wilful opposition to God and refusal to turn to him” (= ) - ‘Systematic Theology’, hal 772. 129
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. A. H. Strong: “Van Oosterzee, Dogmatics, 604 - ‘On God’s side, all is now taken away which could make a separation, - unless any should themselves choose to remain separate from him.’ The gospel message is not: God will forgive if you return; but rather: God has shown mercy; only believe, and it is your portion in Christ” (= ) - ‘Systematic Theology’, hal 773. John Owen: “God imposed his wrath due unto, and Christ underwent the pains of hell for, either all the sins of all men, or all the sins of some men, or some sins of all men. If the last, some sins of all men, then have all men some sins to answer for, and so shall no man be saved; for if God enter into judgment with us, though it were with all mankind for one sin, no flesh should be justified in his sight: ... If the second, that is it which we affirm, that Christ in their stead and room suffered for all the sins of all the elect in the world. If the first, why, then, are not all freed from the punishment of all their sins? You will say, ‘Because of their unbelief; they will not believe.’ But, this unbelief, is it a sin, or not? If not, why should they be punished for it? If it be, then Christ underwent the punishment due to it, or not. If so, then why must that hinder them more that their other sins for which he died from partaking of the fruit of his death? If he did not, then did he not die for all their sins. Let them choose which part they will” (= Allah menjatuhkan kemurkaanNya yang disebabkan oleh, dan Kristus mengalami rasa sakit neraka untuk, atau ‘semua dosa-dosa dari semua manusia’, atau ‘semua dosa-dosa dari sebagian manusia’, atau ‘sebagian dosa-dosa dari semua manusia’. Jika yang terakhir, ‘sebagian dari dosa-dosa dari semua manusia’, maka semua manusia harus bertanggung jawab untuk sebagian dosa-dosanya, dan dengan demikian tidak ada orang yang akan diselamatkan; karena jika Allah menghakimi kita, sekalipun itu dilakukan terhadap seluruh umat manusia hanya untuk satu dosa, tidak ada manusia yang dibenarkan di hadapanNya: ... Jika yang kedua, maka itu adalah yang kami tegaskan, bahwa Kristus telah menderita di tempat mereka untuk semua dosadosa dari semua orang-orang pilihan di dunia. Jika yang pertama, lalu mengapa tidak semua dibebaskan dari hukuman dari semua dosa-dosa mereka? Kamu akan berkata: ‘Karena ketidak-percayaan mereka; mereka tidak mau percaya’. Tetapi, ketidak-percayaan ini adalah suatu dosa, atau bukan? Jika ketidak-percayaan bukan merupakan dosa, mengapa mereka harus dihukum untuk itu? Jika ketidak-percayaan merupakan dosa, maka Kristus mengalami hukuman yang disebabkan oleh dosa itu, atau tidak. Jika ya, lalu mengapa itu harus menghalangi 130
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. mereka untuk ikut menikmati buah kematianNya lebih dari dosa-dosa mereka yang lain untuk mana Dia mati? Jika tidak, maka Ia tidak mati untuk semua dosa mereka. Biarlah mereka memilih bagian mana yang mereka mau) - ‘The Works of John Owen’, vol 10, ‘The Death of Christ’, hal 173-174. Penjelasan: Allah menjatuhkan kemurkaanNya yang disebabkan oleh .......... Kristus mengalami rasa sakit neraka untuk .............. Titik-titik di atas bisa diisi oleh 3 kemungkinan di bawah ini: 1. ‘semua dosa-dosa dari semua manusia’ - pandangan Arminian. 2. ‘semua dosa-dosa dari sebagian manusia’ - pandangan Reformed. 3. ‘sebagian dosa-dosa dari semua manusia’ - pandangan sesat. Jika no 1 yang benar, maka mengapa tidak semua manusia dibebaskan dari hukuman? Orang Arminian menjawab: karena mereka tidak percaya. Sekarang dipertanyakan: ketidak-percayaan itu merupakan dosa atau bukan? • Jika bukan, mengapa orang harus dihukum karena tidak percaya? • Jika ya, Kristus mati untuk dosa itu atau tidak? ∗ Jika ya, mengapa ketidakpercayaan itu menghalangi mereka masuk surga, padahal dosa-dosa mereka yang lain tidak menghalangi mereka masuk surga? ∗ Jika tidak, maka itu berarti Kristus tidak mati untuk semua dosa (ini menjadi pandangan no 3 yang jelas merupakan pandangan sesat). Catatan: ♦ kalau Calvinisme percaya bahwa Kristus juga menebus dosa ketidakpercayaan, tentu tidak berarti bahwa kita diselamatkan sekalipun tidak percaya. Ingat bahwa Ia menebus dosa orang pilihan, yang pasti akan bertobat dan percaya kepada Yesus (Kis 13:48). Orang pilihan ini, sebelum mereka percaya kepada Yesus juga adalah orang yang tidak percaya. Jadi, ketidakpercayaan selama mereka belum menjadi orang kristen, tetap ditebus dan diampuni. ♦ kata-kata Owen di atas itu dikutip oleh A. H. Strong (hal 773), tetapi Strong tidak menjawabnya!
131
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div.
2) Kalau Calvinisme membatasi luas penebusan, Arminianisme membatasi kuasa / nilai penebusan.
maka
Loraine Boettner: “When the atonement is made universal its inherent value is destroyed. If it is applied to all men, and some are lost, the conclusion is that it makes salvation objectively possible for all but that it does not actually save anybody. According to the Arminian theory the atonement has simply made it possible for all men to co-operate with the divine grace and thus save themselves - if they will. ... The Arminian limits the atonement as certainly as does the Calvinist. The Calvinist limits the extent of it in that he says it does not apply to all persons; while the Arminian limits the power of it, for he says that in itself it does not actually save anybody. The Calvinist limits it quantitatively, but not qualitatively; the Arminian limits it qualitatively, but not quantitatively. For the Calvinist it is like a narrow bridge which goes all the way across the stream; for the Arminian it is like a great wide bridge which goes half-way across. As a matter of fact, the Arminian places more severe limitations on the work of Christ than does the Calvinist” (= Pada waktu penebusan dijadikan bersifat universal, nilainya dihancurkan. Jika penebusan itu diterapkan kepada semua manusia, dan sebagian ternyata terhilang, kesimpulannya adalah bahwa penebusan itu membuat keselamatan memungkinkan secara obyektif bagi semua orang, tetapi penebusan itu tidak betul-betul menyelamatkan siapapun. Menurut teori Arminian penebusan hanya membuat menjadi mungkin bagi semua orang untuk bekerja sama dengan kasih karunia ilahi dan dengan demikian menyelamatkan diri mereka sendiri, jika mereka mau / menghendakinya. ... Orang Arminian membatasi penebusan sama pastinya seperti yang dilakukan oleh orang Calvinist. Orang Calvinist membatasi luas dari penebusan dalam kata-katanya bahwa penebusan itu tidak berlaku bagi semua orang; sementara orang Arminian membatasi kuasa dari penebusan itu, karena ia mengatakan bahwa dalam dirinya sendiri penebusan itu tidak betul-betul menyelamatkan siapapun. Orang Calvinist membatasi penebusan itu secara kwantitatif / jumlah, tetapi tidak secara kwalitatif / kwalitet; Orang Arminian membatasi penebusan itu secara kwalitatif / kwalitet, tetapi tidak secara kwantitatif / jumlah. Untuk orang Calvinist penebusan itu seperti suatu jembatan yang sempit yang mencapai seberang sungai; untuk orang Arminian penebusan itu seperti jembatan besar yang lebar yang hanya sampai setengah lebar sungi. Dalam faktanya, orang Arminian memberikan batasan-batasan yang lebih keras pada pekerjaan Kristus 132
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. dari apa yang dilakukan oleh orang Calvinist) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 152-153. Loraine Boettner mengutip kata-kata Warfield: “The things we have to choose between are an atonement of high value, or an atonement of wide extension. The two cannot go together” (= Hal-hal yang harus kita pilih adalah antara suatu penebusan dengan nilai yang tinggi, atau suatu penebusan yang luas. Dua hal itu tidak bisa berjalan bersama-sama) ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 152-153. Dan Loraine Boettner lalu melanjutkan: “The work of Christ can be universalized only by evaporating its substance” (= Pekerjaan Kristus bisa diuniversalkan hanya dengan menguapkan substansi / zatnya) ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 153. Loraine Boettner juga mengutip kata-kata Charles Hodge: “The sin of Adam did not make the condemnation of all men merely possible; it was the ground of their actual condemnation. So the righteousness of Christ did not make the salvation of men merely possible, it secured the actual salvation of those for whom He wrought” (= Dosa dari Adam tidak membuat penghukuman semua manusia sekedar mungkin; itu adalah dasar penghukuman mereka yang sebenarnya. Demikianlah kebenaran Kristus tidak membuat keselamatan manusia sekedar mungkin, itu memastikan keselamatan yang sebenarnya dari mereka untuk siapa Ia mengerjakan) - ‘The Reformed Doctrine of Predestination’, hal 154-155.
VI) Limited Atonement dan Pemberitaan Injil. Doktrin Limited Atonement ini kelihatannya mempersulit kita dalam memberitakan Injil. Dulu sebelum saya mengenal dan menerima doktrin Limited Atonement ini, kalau saya memberitakan Injil kepada seseorang, maka saya dengan mudah bisa berkata: ‘Yesus mati untuk dosa-dosamu’. Sekarang, saya tidak bisa mengatakan hal itu karena saya tidak tahu apakah ia orang pilihan atau tidak, dan karena itu saya juga tidak tahu apakah Kristus mati bagi dia atau tidak. Dalam penginjilan masal, saya tetap bisa berkata ‘Yesus mati untuk dosadosamu’, dengan asumsi bahwa di antara banyak orang yang hadir pasti ada orang percaya / pilihan. Tetapi dalam penginjilan pribadi paling133
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. paling saya bisa mengatakan bahwa ‘Yesus mati untuk dosa manusia’. Tetapi jangan lupa bahwa pertobatan orang yang kita injili tidak tergantung kata-kata kita, tetapi tergantung pekerjaan Roh Kudus, dan Roh Kudus pasti akan lebih senang bekerja kalau kita memberitakan kebenaran. John Murray: “The doctrines of particular election, differentiating love, limited atonement do not erect any fence around the offer in the gospel” ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 81. John Murray: “by what authority does a sinner commit himself to Christ for salvation? ... the warrant a sinner has and must have is that which is undiscriminating - the invitation, command, demand, overture, and promise of the gospel. The warrant is not any assurance that Christ has saved him. This would contradict his rightfully entertained conviction. The gospel comes to him as an unsaved sinner and its demand is that he commits himself to Christ in order that he may be saved” - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 84. John Murray: “Sinners do not come to Christ because they first believe that they have been elected. They come to Christ and only then may they believe that they were chosen in Christ before the foundation of the world. The same is true in the matter of the atonement. It cannot be declared to men indiscriminately that, in the proper sense of the term, Christ died for them. The belief of this proposition is the primary act of faith. Only in commitment to Christ as freely offered may we come to know that he died for our sins unto our redemption” - ‘Collected Writings of John Murray’, vol 1, hal 84.
VII) Calvin dan Limited Atonement. L. R. I. I. menterjemahkan buku yang lalu diberi judul ‘Predestinasi dan Kehendak Bebas’. Buku ini memberikan pandangan dari 4 orang yang berbeda yang saling menyerang satu sama lain. Salah seorang dari 4 orang itu bernama Norman Geisler, yang mungkin sekali adalah orang Arminian. Ia berkata: “Bahkan John Calvin percaya bahwa Kristus mati untuk dosa semua orang di seluruh dunia (Kol 1:15-16), yang dengan jelas ia maksudkan ‘keselamatan umat manusia.’16 Mengomentari kata ‘banyak’ yang untuknya Kristus mati di dalam Mrk 14:24, Calvin berkata, ‘Kata itu 134
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. tidak berarti sebagian dari dunia ini, tetapi mencakup seluruh umat manusia.’17” - ‘Predestinasi dan Kehendak Bebas’, hal 101. Lalu pada hal 101 bawah diberi Footnote / catatan kaki sebagai berikut: 16. John Calvin, Institutes of Christian Religion 3.1.1. 17. Calvin, Calvin’s New Testament Commentaries, 3:139. Lihat juga komentar Calvin tentang Yoh 1:29; Rom 5:15; 1Yoh 2:2. Untuk itu saya memberikan penjelasan sebagai berikut: • Dalam Institutes of Christian Religion 3.1.1. bahkan tidak ada Kol 1:15-16! Dan perlu diketahui bahwa Kol 1:15-16 sama sekali tidak berbicara tentang penebusan, tetapi tentang Kristus sebagai pencipta segala sesuatu. Mungkin di sini ada kesalahan cetak / penterjemahan dari L. R. I. I. • Dalam Institutes of Christian Religion 3.1.1. memang ada kalimat yang berbunyi sebagai berikut: “we must understand that as long as Christ remains outside of us, and we are separated from him, all that he has suffered and done for the salvation of the human race remains useless and of no value for us”. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan: ∗ Mengatakan bahwa ‘Kristus menderita untuk umat manusia / human race’, berbeda dengan mengatakan ‘Kristus mati untuk dosa semua manusia di dunia’! ∗ Pada saat itu Calvin tidak sedang membahas tentang Penebusan Terbatas. • Dalam tafsiran Calvin tentang Mark 14:24, Calvin berkata: “By the word ‘many’ he means not a part of the world only, but the whole human race; for he contrasts many with one; as if he had said, that he will not be the Redeemer of one man only, but will die in order to deliver ‘many’ from the condemnation of the curse. It must at the same time be observed, however, that by the words ‘for you’ - as related by Luke - Christ directly addresses the disciples, and exhorts every believer to apply to his own advantage the shedding of blood. Therefore, when we approach to the holy table, let us not only remember in general that the world has been redeemed by the blood of Christ, but let every one consider for himself that his own sins have been expiated”. • Dalam tafsirannya tentang Yoh 1:29, Calvin berkata: “And when he says, the sin OF THE WORLD, he extends this favour indiscriminately to the whole human race; that the Jews might not think that he had been sent to them alone”. Menurut saya, ini tidak menunjukkan bahwa Calvin memaksudkan 135
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. bahwa Yesus menghapus / mengangkut dosa semua manusia di dunia tanpa kecuali (Universal Atonement). Ia mengatakan bahwa kata ‘dunia’ itu dikontraskan dengan ‘bangsa Yahudi’. Memang orang Yahudi mempunyai kepercayaan bahwa hanya bangsa mereka yang bisa diselamatkan, sedangkan bangsa non Yahudi diciptakan oleh Allah untuk menjadi bahan bakar di neraka. Untuk menghadapi kepercayaan sesat ini maka Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa Kristus menghapus / mengangkut dosa dunia, bukan dosa bangsa Yahudi saja. Bdk. Yoh 11:51-52 - “Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai”. • Dalam tafsirannya tentang Ro 5:15, Calvin berkata: “there is a greater measure of grace procured by Christ, than of condemnation introduced by the first man. ... since the fall of Adam had such an effect as to produce the ruin of many, much more efficacious is the grace of God to the benefit of many; inasmuch as it is admitted, that Christ is much more powerful to save, than Adam was to destroy”. Pada waktu Calvin berkata: bahwa Kristus itu lebih berkuasa dalam menyelamatkan dari pada Adam dalam menghancurkan, ia tidak memaksudkan dalam soal jumlah, seakan-akan kalau Adam menghancurkan seluruh dunia, Kristus pasti juga menebus seluruh dunia. Ini terlihat lebih jelas dalam sanggahannya terhadap ajaran Georgius tentang Ro 5 ini (lihat di bawah). • Dalam tafsirannya tentang 1Yoh 2:2, Calvin justru menunjukkan kepercayaannya pada Limited Atonement (lihat di bawah). Calvin tentang Yoh 3:16: “Christ brought life, because the Heavenly Father loves the human race, and wishes that they should not perish” - hal 123. Pulpit Commentary dalam tafsirannya tentang Yoh 3:16 (hal 123) menggunakan kata-kata Calvin ini untuk menunjukkan bahwa Calvin mempercayai Universal Atonement. Calvin percaya Limited Atonement, dan ini terlihat dari: • dalam tafsirannya tentang 1Yoh 2:2, Calvin berkata: “Here a question may be raised, how have the sins of the whole world been expiated? I pass by the dotages of the fanatics, who under this pretence extend salvation to all the reprobate, and therefore to Satan himself. Such a monstrous thing deserves no refutation. They who seek to avoid this absurdity, have said 136
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. that Christ suffered sufficiently for the whole world, but efficiently only for the elect. This solution has commonly prevailed in the schools. Though then I allow that what has been said is true, yet I deny that it is suitable to this passage; for the design of John was no other than to make this benefit common to the whole Church. Then under the word ‘all’ or whole, he does not include the reprobate, but designates those who should believe as well as those who were then scattered through various parts of the world” (= Di sini bisa ditanyakan, bagaimana dosa dari seluruh dunia telah ditebus? Saya mengabaikan kebodohan dari orang-orang fanatik, yang dengan alasan ini meluaskan keselamatan kepada semua orang reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa, dan karena itu kepada Setan sendiri. Hal yang mengerikan seperti itu tidak layak mendapatkan bantahan. Mereka yang berusaha untuk menghindari hal yang menggelikan ini, telah berkata bahwa Kristus menderita secara cukup untuk seluruh dunia, tetapi secara efisien hanya untuk orang pilihan. Penyelesaian / solusi ini telah berlaku secara umum di sekolah-sekolah / aliran-aliran. Sekalipun saya mengakui bahwa apa yang telah dikatakan itu adalah benar, tetapi saya menyangkal bahwa itu cocok untuk text ini; karena tujuan Yohanes tidak lain dari membuat keuntungan / manfaat ini berlaku untuk seluruh Gereja. Jadi dalam kata ‘semua’ atau ‘seluruh’, ia tidak memasukkan orang-orang reprobate / orang yang ditentukan untuk binasa, tetapi menunjuk mereka yang percaya dan mereka yang pada saat itu tersebar di berbagai bagian dunia) - hal 173. • “Georgius thinks he argues very acutely when he says: Christ is the propitiation for the sins of the whole world; and hence those who wish to exclude the reprobate from participation in Christ must place then outside the world. For this, the common solution does not avail, that Christ suffered sufficiently for all, but efficaciously only for the elect. By this great absurdity, this monk has sought applause in his own fraternity, but it has no weight with me” - John Calvin, ‘Concerning The Eternal Predestination Of God’, chapter IX, no 5 / hal 148. • Calvin menentang argumentasi Georgius yang menggunakan Ro 5. Calvin berkata: “The comparison of Paul (Rom 5:12ff.), says Georgius, is to be noted. As by one man sin came into the world to condemnation, so also by one man is the gift of righteousness to life. If in one man, he says, many died, much more must the grace of God abound that many through Christ may reign unto life. If Paul were there maintaining that the grace of Christ extended to all, I should in silence own myself vanquished. But since his purpose is to show how much more powerful in the faithful is the 137
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. grace of Christ than the curse contracted in Adam, what is there here to shake the election of those whom Christ restores to life, leaving the others to perish? But this monk calls attention to the words; for Paul comprehends all the race of men, when he says that the sin of one man came upon all, and hence no one may be excluded from participation in life. If it were permitted to reason in this way, I should contend that God must then create new worlds, that there things might be managed better than here. Christ declares that the curse was not equal to the grace, which much exceeds it. If the number of men affected be everywhere reduced to this standard, Christ could not save more than Adam lost. Therefore the faith of Paul is imperilled, unless a new world should immediately arise” John Calvin, ‘Concerning The Eternal Predestination Of God’, chapter IX, no 5 / hal 152. • dalam tafsirannya tentang Kol 1:20 Calvin berkata: “Should any one, on the pretext of the universality of the expression, move a question in reference to devils, whether Christ be their peace-maker also? I answer, No, not even of the wicked men: though I confess that there is a difference, inasmuch as the benefit of redemption is offered to the latter, but not to the former” (= Jika ada orang, dengan dalih keuniversalan pernyataan ini, menanyakan pertanyaan berkenaan dengan setan, apakah Kristus juga adalah pendamai mereka? Saya menjawab, Tidak, bahkan Kristus bukanlah pendamai orang-orang jahat: sekalipun saya mengakui bahwa ada perbedaan, karena keuntungan penebusan ditawarkan kepada orang-orang jahat, tetapi tidak kepada setan). Catatan: yang dimaksud dengan ‘wicked men’ (= orang-orang jahat), jelas adalah orang jahat yang tidak percaya, atau ‘reprobate’ (= orang yang ditentukan untuk binasa). • Tentang 1Tim 2:4, Calvin berkata: “he demonstrates that God has at heart the salvation of all, because he invites all to the acknowledgement of his truth” - hal 54. Dari kata-kata ini kelihatannya seolah-olah Calvin tidak mempercayai ‘Limited Atonement’ (= Penebusan terbatas). Tetapi perhatikan apa yang ia katakan selanjutnya di bawah ini. Calvin: “we see the childish folly of those who represent this passage to be opposed to predestination. ‘If God,’ say they, ‘wishes all men indiscriminately to be saved, it is false that some are predestinated by his eternal purpose to salvation, and others to perdition.’ They might have had some ground for saying this, if Paul were speaking here about some 138
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. individual men; ... the Apostle simply means, that there is no people and no rank in the world that is excluded from salvation; because God wishes that the gospel should be proclaimed to all without exception. ... the present discourse relates to classes of men, and not to individual persons hal 54-55. • Tentang 1Tim 2:5, Calvin berkata: “as there is one God, the Creator and Father of all, so he says that there is but one Mediator, through whom we have access to the Father; and that this Mediator was given, not only to one nation, or to a small number of persons of some particular rank, but to all; because the fruit of the sacrifice, by which he made atonement for sins, extends to all. ... The universal term ‘all’ must always be referred to classes of men, and not to persons; as if he had said, that not only Jews, but Gentiles also, not only persons of humble rank, but princes also, were redeemed by the death of Christ” - hal 56,57.
Dalam tafsirannya tentang Yoh 15:13, Calvin berkata sbb: Calvin: “But a question is put, How did Christ die for friends, since we were enemies, before he reconciled us, (Rom. 5:10;) for, by expiating our sins through the sacrifice of his death, he destroyed the enmity that was between God and us? ... in reference to us, there is a state of variance between us and God, till our sins are blotted out by the death of Christ; but that the cause of this grace, which has been manifested in Christ, was the perpetual love of God, with which he loved even those who were his enemies. In this way, too, Christ laid down his life for those who were strangers, but whom, even while they were strangers, he loved, otherwise he would not have died for them” – hal 116-117.
VIII) Penerapan yang extrim dari doktrin Limited Atonement. John Stott: “... John Wesley ... He was the son of a clergyman and already a clergyman himself. He was orthodox in belief, religious in practice, upright in conduct and full of good works. He and his friends visited the inmates of the prisons and work-houses of Oxford. They took pity on the slum children of the city, providing them with food, clothing and education. They observed Saturday as the Sabbath as well as Sunday. They went to church and to Holy Communion. They gave alms, searched the Scriptures, fasted and prayed. But they were bound 139
Limited Atonement (Penebusan Terbatas) – Pdt. Budi Asali, M.Div. in the fetters of their own religion, for they were trusting in themselves that they were righteous, instead of putting their trust in Jesus Christ and Him crucified. A few years later, John Wesley (in his own words) came to ‘trust in Christ, in Christ only for salvation’ and was given an inward assurance that his sins had been taken away. After this, looking back to his pre-conversion experience, he wrote: ‘I had even then the faith of a servant, though not that of a son.’” (= ) ‘The Message of Galatins’, hal 109.
Adam Clarke (tentang Ef 2:8): “‘For by grace are ye saved, through faith.’ As ye are now brought into a state of salvation, your sins being all blotted out, and you made partakers of the Holy Spirit; and, having a hope full of immortality, you must not attribute this to any works or merit of yours; for when this Gospel reached you, you were all found dead in trespasses and dead in sins; therefore it was God’s free mercy to you, manifested through Christ, in whom ye were commanded to believe; and, having believed by the power of the Holy Spirit, ye received, and were sealed by, the Holy Spirit of promise; so that this salvation is in no sense of yourselves, but is the free gift of God; and not of any kind of works; so that no man can boast as having worked out his own salvation, or even contributed anything toward it. By grace are ye saved, through faith in Christ. This is a true doctrine, and continues to be essential to the salvation of man to the end of the world” (= ). Pdt. Jusuf B. S.: “Kita menerima keselamatan dari Tuhan dengan cumacuma, bukan karena jasa, kebaikan, usaha atau pekerjaan kita” ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 9. Dan ia lalu mengutip Ef 2:8 sebagai dasar.
-o0o-
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan: Dikutip dari http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/calvinisme03.html
140