“Lestari Alamku, Produktif Lahanku” KOMPOS ORGANIK GRANULAR
NITROGEN Reaksi nitrogen sebagai pupuk mengalami reaksi-rekasi sama seperti nitrogen yang dibebaskan oleh proses biokimia dari sisa tanaman. Bentuk pupuk nitrogen akan dijumpai dalam bentuk : - Nitrat - Amonia - Urea Apabila pupuk diatas ditaburkan pada tanah yang bereaksi alkalin, - Sebagian nitrogen tersebut akan hilang dalam bentuk ammonia bebas juga proses nitrifikasi akan terhambat - Azofikasi akan terhambat karena adanya nitrogen-mineral - Volatilasi akan meningkat karena adanya nitrat yang banyak - Proses nitrifikasi akan terhambat, hanya reaksi pertama saja yang berlangsung normal. Jadi Nitrit akan menimbun dan berhenti bila seluruh nitrogen-amonium telah dioksidasikan. Hanya setelah itu reaksi kedua akan berlangsung dengan kecepatan lambat yang menimbulkan pengaruh buruk bagi tanaman (ion ini beracun pada tanaman) Sehingga pola pemupukan dengan pupuk anorganik pada tanah bertahun-tahun menimbulkan deposit Nitrit yang cukup besar disamping proses hasil dari proses nitrifikasi dari material organic yang ada pada tanah.
2NH4+ + 3O2 2NO2- + O2
2N02- + 2 H2O + 4 H+ 2NO3-
(1) (2)
Pesamaan (1) dilakukan oleh Nitrosomonas spp dan persamaan (2) oleh Nitrobakter spp.
(Pengaturan tanah masam tidak memperbaiki kapasitas nitrifikasinya secara berarti sebelum tanah tersebut diinokulasi dengan bakteri penetrifikasi. Jadi Pemberian pupuk organic sebagai media bakteri pentirifikasi dengan tetap mempertahankan pH yang dikehendaki untuk reaksi nitrifikasi diatas sangatlah penting. Sehingga timbunan nitrit dari reaksi sebelumnya dapat terjadi reaksi 2 yang menjadi termakan tanaman) dengan kata lain bahan organic akan mempengaruhi sifat biologi tanah dengan adanya pertambahan fungsi, bakteri, mikro flora dan mikro fauna tanah lainnya. Pengaruh kondisi tanah terhadap Nitrifikasi Bakteri nitrifikasi sangat peka terhadap lingkungannya, lebih peka dibandingkan dengan organisme heretropik aminisasi dan amonifikasi. Akibat nitrifikasi merupakan titik lemah dalam peredaran nitrogen. Beberapa keadaan tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Aerasi Suhu Kelengasan pH. Pupuk Nisbah C/N
Aerasi Karena Nitrifikasi merupakan proses oksidasi maka setiap meningkatkan aerasi tanah hingga batas tertentu akan dapat meningkatkan nitrifikasi. Pembajakan, penyiangan dan mengusahakan terjadinya granulasi tanah merupakan usaha yang dapat meningkatkan
1
“Lestari Alamku, Produktif Lahanku” nitrifikasi. Bahan organik menyebabkan terjadinya granulasi tanah merupakan salah satu sifat sifat bahan organik dalam Mempengaruhi Sifat Fisik Tanah. Memberikan pupuk organik bernisbah C/N ratio rendah akan memberikan peningkatan terjadinya granulasi pada tanah tersebut. Suhu yang sangat menunjang nitrifikasi adalah 270 dan 320. Pada suhu 520 C nitrifikasi terhenti, tetapi antara suhu 20 dan 50 C nitrifikasi mulai berlangsung dan secara berangasur meningkat hingga suhu optimum. Nisbah C/N Ratio Setelah bahan hidrat arang yang telah lapuk diberikan, asimilasi nitrogen menurun dan produk samping senyawa ammonium dihasilkan, keadaanya dapat menunjang berlangsungnya nitrifikasi, dan nitrat mulai minimbun. Jadi nisbah C/N melalui pengaruh selektifnya terhadap jazad tanah, dapat megendalikan nitrifikasi dan adanya nitrat dalam tanah. Amonifikasi Dalam melakukan kegiatan memperoleh energi dan juga nitrogen dapat digambarkan sebagai berikut : Hirdolisis
R-NH2 + HOH
ROH + NH3 + Energy Enzimatik
Kombinasi amino 2NH3 + H2CO3
(NH4)2CO3
2NH4+ + CO3-
Reaksi ini berlangsung lancar sekali bila tanah berdrainase dan beraerasi baik dan banyak mengandung kation basa (KTK tinggi). Memberikan pupuk kompos granular yang memiliki nilai KTK yang besar akan membesar terjadinya proses amonifikasi diatas untuk menghasilkan nitrat dengan kata lain akan mempengarui sifat kimia tanah. Pengelolaan praktis Nitrogen tanah. Usaha mengendalikan masalah nitrogen mempunyai dua tujuan: 1. Merawat adanya persediaan yang cukup dalam tanah 2. Pengaturan ketersediaan sedemikian sehingga selalu tersedia sejumlah nitrogen yang diperlukan oleh tanaman. Pengurangan Nitrogen tanah karena : - Pencucian karena air hujan - Terangkut karena panen Pencucian karena air hujan atau erosi dapat dikurangi dengan adanya pembentukan granulasi tanah oleh bahan organik seperti terurai diatas. Pengurangan diatas biasanya saat ini dipenuhi dengan penambahan pupuk anorganik. Akibat dari penambahan pupuk anorganik akan menyebabkan reaksi seperti diuraikan diatas, sehingga menyebabkan efektifitas dan kerusakan tanah semakin meningkat. Karena tanah selalu mengarah ke keadaan kadar nitrogen normal atau kadar nitrogen seimbang, maka setiap usaha untuk menaikkan kadar nitrogen di atas kadar normal akan selalu dihadapkan pada persoalan pemborosan karena kehilangan melalui drainase atau terjadi reaksi seperti yang dijelaskan di atas, maka untuk mempertahankan kadar nitrogen pada tingkat sedang merupakan tindakan yang paling tepat. Dengan menambahkan bahan organic yang bernisbah C/N rasio kecil serta mempertahankan pH tanah dan pemberian
2
“Lestari Alamku, Produktif Lahanku” pupuk anorganik dengan dosis yang tepat sebagai pupuk tambahan. Bahan organic dengan C/N ratio rendah akan mengubah nitrogen yang semula ada dalam tanah diubah bentuk nitrogen-organik (mobilisasi) yang tersedia bagi tanaman. Secara singkat dapat dikatakan bahwa kita harus menyediakan cukup nitrogen dalam tanah dengan mempertahankan agar tetap mobile dan pada waktu yang sama melindunginya dari kemungkinan hilang yang berlebihan disebabkan oleh pencucian, volatilisasi dan erosi. Dapat disimpulkan bahwa pemberian kompos granular yang memiliki sifat-sifat humus diatas dengan pH netral dan memiliki nilai KTK yang tinggi dapat memberikan media pada tanah untuk terjadi nitrifikasi lebih cepat dan terus menerus sehingga meningkatkan kandungan nitrogen dalam tanah dan memberikan perbaikan sifat-sifat tanah terhadap kehilangan nitrogen-nitrat tanah atau dengan kata lain kesuburan tanah akan meningkat, disamping itu kompos granular itu sendiri memiliki kandungan nitrogennitrat organik, sehingga pemberian pupuk anorganik sebagai pupuk tambahan dengan dosis yang efisien akan sangat efektif karena kehilangan dalam tanah yang berlebihan dapat dihindari. Oleh karena itu kompos granular dapat digunakan dalam dosis yang ekonomis sudah cukup untuk memberikan keuntungan yang berarti pada hasil pertanian.
POSPOR Ada empat sumber pospor utama yang dapat memenuhi kebutuhan tanaman 1. Pupuk anorganik 2. Pupuk Kandang atau pupuk hijau 3. Sisa Tanaman 4. Senyawa alamiah, baik organik maupun anorganik yang sudah ada dalam tanah. Walaupun jumlah total pospor dalam tanah mineral sebanding dengan nitrogen, tetapi masalahnya adalah sebagian tidak tersedia bagi tanaman. Apabila pospor larut diberikan ke dalam tanah, sebagian daripadanya diikat atau dibuat menjadi tidak tersedia bagi tanaman, sekalipun tanah dalam keadaan tanah yang sangat baik. Jadi bukan defisiensi di atas bukan dikarenakan oleh tercuci tapi karena defisiensi penggunaan pospor oleh tanaman sangat menonjol. Secara singkat masalah menyeluruh dari pospor adalah : 1. Jumlah sedikit yang terdapat dalam tanah 2. Ketidaktersediaan pospor yang sudah ada dalam tanah 3. Adanya fiksasi pospor yang menyolok Untuk menghadapi hal demikian kita harus meningkatkan kandungan pospor dalam tanah dan mengurangi kemungkinan pengikatan pospor oleh tanah. Pengendapan oleh Ion-Ion besi, Almunium dan Mangan. Reaksi kimia yang belangsung antara besi dan almunium larut dengan H2PO4- mungkin menghasilkan hidroksi-fosfat. Ini dapat disajikan sebagai berikut dengan menggunakan kation alumunium sebagai contoh : Al3+ + H2PO4- + 2H2O (Larut)
2H+ +
Al(OH)2 H2PO2 (Tidak Larut)
Akibat rekasi di atas berjalan ke kanan membentuk lebih banyak senyawa pospor tidak larut. Dengan demikian hanya sejumlah kecil H2PO4- tersisa dan merupakan bagian yang tersedia bagi tanaman.
3
“Lestari Alamku, Produktif Lahanku” Pengikatan oleh Ion Hidro-Oksida Senyawa dibentuk sebagai hasil fiksasi oleh oksida besi dan almunium adalah fosfatHidroksil, seperti halnya dengan pengendapan kimia yang telah dibicarakan. Pembentukannya dapat digambarkan melalui persamaan berikut, bila kita sajikan hidrooksida sebagai Al(OH)3+ Al(OH)3
+
(Larut)
H2PO4-
Al(H2PO4) +
OH-
(Tidak Larut)
Dengan cara ini dan reaksi yang sama, pembentukan mineral fosfor yang mengandung besi atau almunium atau kedua-duanya dianggap terjadi di alam. Dari kedua contoh proses di atas, maka pH tanah sangat menentukan terjadinya ikatan pospor dengan besi, almunium dan lainnya yang menjadi tidak tersedia bagi tanaman. Memberikan Kompos Granular yang efektif tidak akan mengakibatkan peningkatan pH yang signifikan, bahkan akan memberikan media tanah dengan pH normal seperti yang dimiliki oleh kompos granular. Pengaruh Organisme tanah dan bahan organic terhadap ketersediaan pospor anorganik. Disamping pH dan faktor-faktor yang berhubungan dengan reakasi tanah, bahan organic dan jasad mikro jelas mempengaruhi ketersediaan pospor. Seperti halnya dengan nitrogen, dekomposisi yang cepat yang dibarengi dengan meningkatnya populasi jasad mikro untuk sementara dapat menyebabkan pospor diikat dalam tubuh jasad mikro. Selanjutnya hasil dari dekomposisi berupa asam organic dan humus secara efektif bereaksi dengan besi dan almunium membentuk senyawa-senyawa kompleks. Pengikatan besi dan almunium ini dapat mengurangi pengikatan pospor inorganic. Jelas bahwa bahan dekomposisi memainkan peran penting dalam menyediakan pospor bagi tanaman yang semula terikat sebagai besi pospat atau alumunium pospat. Memberikan Kompos Granular akan memberikan proses pembebasan ikatan tersebut karena kompos granular merupakan bahan organic yang telah terdekomposisi sempurna yang selanjutnya akan membebaskan pospor menjadi terlarut dari ikatan besi atau almunium yang tidak terlarut. Dapat disimpulkan bahwa kompos granular yang berbahan baku organic yang akan membebaskan kembali pospat yang terikat besi atau almunium yang tidak terlarut menjadi pospat (H2PO4) yang terlarut dan memiliki pH netral akan memberikan media tanah kearah pH netral sehingga mengurangi terjadinya pengikatan pospat terlarut oleh besi atau alumunium atau kedua-duanya. Jadi uraian diatas dapat dikatakan bahwa pemberikan kompos granular akan memberikan media untuk terjadinya penambahan kandungan pospat terlarut yang sebelumnya telah ada dalam tanah dengan kondisi tidak terlarut dan mengefektifkan akan penambahan pupuk anorganik larut menjadi cepat tersedia bagi tanaman.
4
“Lestari Alamku, Produktif Lahanku” KALIUM Bentuk dan ketersediaan Kalium Tanah. Kehilangan Kalium pada umunya disebabkan oleh dua hal, yaitu : 1. Kehilangan karena pencucian 2. Terangkut tanaman yang berlebihan Kehilangan karena pencucian, Tidak seperti halnya nitrogen dan pospor, sejumlah besar kalium hilang karena pencucian. Hal tersebut dapat dibuktikan pada air drainase dari tanah yang dipupuk berat dengan kalium, kita teliti biasanya kadar kaliumnya tinggi. Untuk mencegah terjadinya hal di atas adalah dengan menciptakan terbentuknya granulasi tanah yang menjadi salah satu sifat bahan organik dalam mempengaruhi sifat fisik tanah. Terangkut tanaman yang berlebihan, Kecenderungan tanaman menyerap kalium jauh lebih banyak dari jumlah yang dibutuhkan disebut pemakaian yang berlebihan, karena kenaikan serapan kalium tidak lagi diikuti oleh bertambahnya produksi. Pemberian pupuk Kompos Granular akan memberikan keseimbangan antara pertumbuhan dengan daya serap tanaman terhadap kalium.
5