Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah……. 164
PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH DI GAMPONG BATOH KECAMATAN LUENG BATA KOTA BANDA ACEH TEENAGERS’ KNOWLEDGE REGARDING PRE-MARITAL SEX BEHAVIOURS IN BATOH, LUENG BATA DISTRICT, BANDA ACEH Lenawida* Dosen Akademi KeperawatanTjoet Nya’ Dhien Banda Aceh Jl. Utama (Lingkar Kampus) Rukoh-Darussalam E-mail:
[email protected] Abstrak Remaja merupakan anak yang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju usia dewasa. Masa remaja merupakan masa perubahan. Berdasarkan laporan hasil survei kesehatan remaja oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) tahun 2012, diketahui bahwa sebanyak 6,42% remaja SMA dan 12% mahasiswa di Kota Banda Aceh pernah terlibat seks bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang perilaku seksual pranikah. Desain penelitian bersifat deskriptif eksploratif, dengan pendekatan crossectional study. Populasi penelitian adalah seluruh remaja berusia 13-24 tahun di Gampong Batoh Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh, dengan jumlah sampel 70 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Data diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner, kemudian data dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan remaja tentang perilaku seksual pranikah secara umum berada pada kategori kurang sebanyak 40 orang (57,14%), pengetahuan tentang pengertian perilaku seksual pranikah berada pada kategori baik, sebanyak 45 orang (64,29%), tentang sumber masalah perilaku seksual pranikah berada pada kategori baik sebanyak 45 orang (64,29%), tentang bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah berada pada kategori kurang sebanyak 49 orang (70%), dan tentang dampak negatif perilaku seksual pranikah berada pada kategori baik sebanyak 36 orang (51,43%). Disarankan kepada remaja untuk lebih meningkatkan pengetahuan khusunya tentang bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah, sehingga dapat mengubah perilakunya untuk tidak melakukan tindakan-tindakan seksual diluar nikah. Kepada orang tua dan masyarakat diharapkan agar lebih mengontrol pergaulan anak remaja. Kata kunci: Pengetahuan, Remaja, Perilaku seksual pranikah Abstract : Teenagers are young people in the transition age of childhood to adulthood. The teenage period is also called changing period. Based on the survey of teenage health conducted by BP3A in 2012, it was reported that 6,42% of senior high school students and 12 % university students admit that they have been involved in pre-marital sex. This research is aiming to investigate teenagers’ knowledge regarding pre-marital sex behaviour. The research design is descriptive explorative using crosssectional study approach. The population of the research are all teenagers age 13-24 in Batoh, Lueng Bata district, Banda Aceh, the sample are also those 70 teenagers. The sampling is conducted using simple random sampling and data was then analysed using univatiate analysis. The result of this research shows that in general teenagers have lack of knowledge about pre marital sex behaviour (40 teenagers, 57,14%), 45 teenagers (64,29%) have good knowledge about definition of pre marital sex behaviour, 45 teenagers (64,29%) have good knowledge of the source of pre-marital sex behaviour, 49 teenagers (70%) have lack of knowledge of the forms of pre-marital sex behaviour and 36 teenagers (51,43%) have good knowledge of the effect of pre-marital sex behaviour. It is suggested that teenagers need to improve their knowledge especially the form of premarital sex behaviour to avoid any form of pre-marital sex. It is expected that parents and society to supervise the teenagers behaviours. Keywords
: Knowledge, Teenagers, Pre-marital sex behavior
anak-anak menuju usia dewasa. Pada masa
PENDAHULUAN Daradjat
(1975)
dalam
Al-Ghifari
peralihan ini biasanya terjadi percepatan
(2005) , mendefiniskan remaja sebagai anak
pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis.
yang ada pada masa peralihan dari masa
Baik ditinjau dari bentuk badan, sikap, cara
1
165 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 164 -174
berpikir, dan bertindak, mereka bukan lagi
batas, melakukan seks bebas diluar nikah,
anak-anak. Mereka juga belum dikatakan
obat-obat terlarang dan lain sebagainya.
manusia dewasa yang memiliki kematangan
Akibatnya, banyak terjadi kehamilan yang
pikiran. Batasan usia masa remaja ini antara
tidak diinginkan, tertular penyakit seksual
usia 13 tahun hingga 24 tahun.
seperti HIV/AIDS, rusaknya tatanan sosial,
Salah satu faktor masalah seksualitas pada remaja terjadi perubahan-perubahan
juga lingkungan yang tidak nyaman, dan tidak menyenangkan (Risman, dkk, 2008)13.
hormonal yang meningkatkan hasrat seksual
Pengalaman
berpacaran
remaja
di
(libido seksualitas) remaja. Peningkatan
Indonesia cenderung semakin berani dan
hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran
terbuka
dalam
tertentu.
berciuman serta meraba dan merangsang.
Penyaluran itu tidak dapat segera dilakukan
Perilaku seksual pranikah dikalangan remaja
karena adanya penundaan usia perkawinan.
diperkuat dengan data dari Depkes tahun
Selanjutnya remaja akan berkembang lebih
2009 di 4 kota besar (Medan, Jakarta Pusat,
jauh terhadap hasrat seksual kepada tingkah
Bandung
laku yang lain seperti berciuman dan
bahwa 35,9% remaja mempunyai teman
masturbasi.
semakin
yang sudah pernah melakukan hubungan
meningkat oleh karena adanya penyebaran
seks pranikah dan 6,9% responden telah
informasi dan rangsangan seksual melalui
melakukan seks pranikah (SKRRI, 2007)17.
bentuk
tingkah
laku
Kecenderungan
seperti,
dan
berpegangan
Surabaya),
tangan,
menunjukkan
media massa yang dengan adanya teknologi
Hasil survei Dinas Kesehatan Provinsi
canggih (videocassette, fotokopi, satelit,
Aceh tahun 2012 yang diberitakan pada
VCD, telepon genggam, internet dan lain-
harian
lain) menjadi tidak terbendungnya lagi yang
Februari
sedang dalam periode ingin tahu dan ingin
menduduki peringkat pertama terbanyak
mencoba
pelaku seks pranikah di kalangan pelajar,
tindakan
perilaku
seksual
(Sarwono, 2011)14.
Serambi 201315,
Indonesia Kota
tanggal
15
Lhokseumawe
yaitu 70%, menyusul Banda Aceh sebanyak
Pada seseorang memasuki dunia remaja
50%. Hasil Survei Kesehatan Remaja tahun
atau bisa juga orang dewasa. Pergaulan
2012 oleh Badan Pemberdayaan Perempuan
dengan lawan jenis menjadi salah satu hal
dan
yang dianggap penting atau bahkan sulit
menunjukkan 6,42% remaja SMA di Kota
untuk
oleh
Banda Aceh pernah terlibat seks bebas, 12%
budaya-budaya asing yang tidak sesuai
mahasiswa pernah terlibat seks bebas, 1,82%
dengan norma agama juga sosial masyarakat
remaja SMA mengaku sudah pernah tidur
yang kita anut, menjadikan mereka melebihi
bersama, dan 14,72% remaja pernah ciuman
batas pertemanan seperti pacaran kelewat
dan pelukan (Serambi Indonesia, 2013)16.
dihindarkan.
Terpengaruh
Perlindungan
Anak
(BP3A)
Aceh
Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah……. 166
Gampong Batoh merupakan salah satu
perilaku seksual pranikah. Tujuan penelitian
gampong yang paling luas di Kecamatan
adalah
untuk
mengetahui
pengetahuan
Lueng Bata, dengan jumlah KK sebanyak
remaja tentang perilaku seksual pranikah di
1.551 KK, dan remaja berusia 13-24 tahun
Gampong Batoh
berjumlah 224 orang. Berdasarkan hasil
Kota Banda Aceh tahun 2014.
Kecamatan Lueng Bata
wawancara, beberapa remaja mengatakan bahwa banyak remaja yang mengontrak
METODE PENELITIAN
rumah atau pun menyewakan kamar di desa
Desain
penelitian
merupakan
tersebut. Ada sebagian rumah kontrakan
penelitian
remaja yang memiliki kebebasan dalam
pendekatan
berkunjung diatas pukul 22.00 wib, dan ada
menjelaskan tentang pengatahuan remaja
pula
mengenai
rumah
kontrakan
yang
memang
deskriptif
ini
eksploratif,
crossectional
perilaku
dengan
study,
seksual
yaitu
pranikah.
memiliki batas berkunjung dibawah pukul
Penelitian dilakukan di Gampong Batoh
22.00 wib. Sementara itu, menurut kepala
Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh.
desa, desa tersebut sebenarnya memiliki
Populasi penelitian adalah
kebijakan dalam larangan berkunjung tamu
usia 13-24 tahun yang berjumlah 224 orang.
diatas pukul 22.00 wib, tetapi karena
Teknik pengambilan sampel menggunakan
kurangnya
metode
kepedulian
tetangga
dan
simple
seluruh remaja
random
masyarakat sekitar maka hal ini akan
Perhitungan
berisiko terhadap remaja dalam berperilaku
menggunakan rumus Slovin (Notoatmodjo,
seksual pranikah.
2005)6, sehingga didapat jumlah sampel
Remaja mempunyai sifat mudah meniru, labil, ingin tahu dan mudah terpengaruh oleh
besar
sampling.
sampel
dengan
sebanyak 70 orang. Pada
penelitian
ini
data
yang
hal-hal yang negatif seperti berperilaku
dikumpulkan terdiri dari dua jenis, yaitu data
seksual pranikah dan dijadikan bagian dari
primer dan data sekunder. Data primer
hal biasa saja, tanpa mereka ketahui bahwa
diperoleh
perilaku seksual pranikah sangat merugikan
dengan
diri sendiri juga orang-orang disekitanya. Hal
Kuesioner merupakan alat pengumpulan data
ini merupakan salah satu alasan ketertarikan
yang
peneliti
penelitian
berdasarkan penelusuran literatur yang terdiri
tentang
dari dua bagian, yaitu data demografi
perilaku seksual pranikah di Gampong Batoh
(karakteristik responden) dan kuesioner.
Kecamatan Lueng Bata Banda Aceh. Adapun
Kuesioner terdiri dari 20 item pernyataan
permasalahan dalam penelitian ini adalah
dalam bentuk dichostomous choice, yang
bagaimana
digunakan untuk mengukur pengetahuan
mengenai
untuk
melakukan
pengetahuan
pengetahuan
remaja
remaja
tentang
melalui
wawancara
berpedoman
dikembangkan
pada
oleh
langsung kuesioner.
peneliti
167 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 164 -174
remaja tentang perilaku seksual pranikah.
Metode
analisa
data
menggunakan
Kuesioner terdiri dari 2 (dua) bagian. Bagian
analisis univariat. Selanjutnya data disajikan
A merupakan data demografi (karakteristik
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
responden) yang meliputi: nomor responden, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
HASIL
tanggal
Karakteristik responden
pengumpulan
data.
Bagian
B
merupakan kuesioner yang meliputi: sub variabel
penelitian
remaja
bahwa mayoritas usia responden adalah
tentang pengertian perilaku seksual pranikah,
remaja akhir (usia 21-24 tahun) sebanyak 33
sumber masalah perilaku seksual pranikah,
responden
bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah dan
responden mayoritas laki-laki sebanyak 43
dampak
seksual
responden (61,43%), dan tingkat pendidikan
pranikah. Data sekunder diperoleh dari
terakhir responden mayoritas berada pada
Kantor Keuchik Gampong Batoh Kecamatan
tingkat pendidikan menengah (SMP/SMA)
Lueng Bata Kota Banda Aceh.
sebanyak
negatif
pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
dari
perilaku
selengkapnya
(47,14%),
46
jenis
kelamin
responden
dapat
dilihat
(65,71%), pada
tabel
berikut: Tabel 1.
Karakteristik Responden menurut Umur, Jenis kelamin, dan Pendidikan Terakhir di Gampong Batoh Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh
Karakteristik Umur a. Remaja awal (13-16 th) b. Remaja tengah (17-20 th) c. Remaja akhir (21-24 th) Total Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan Total Pendidikan Terakhir a. Tingkat Menengah (SMP/SMA) b. Tingkat Tinggi (DIII/S1) Total
Pengetahuan Remaja Perilaku Seksual Pranikah
Tentang
Berdasarkan hasil analisis univariat pada penelitian ini diketahui bahwa ditinjau dari sub variabel pengetahuan remaja tentang
Jumlah
Persentase
20 17 33 70
28,57 24,29 47,14 100
43 27 70
61,43 38,57 100
46 24 70
65,71 34,29 100
pengertian perilaku seksual pranikah berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 45 orang (64, 29%), pengetahuan remaja tentang sumber masalah perilaku seksual pranikah
Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah……. 168
berada pada kategori baik, yaitu sebanyak 45
tentang dampak negatif dari perilaku seksual
orang (64,29%), pengetahuan remaja tentang
pranikah berada pada kategori baik, yaitu
bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah
sebanyak 36 orang (51,43%). Selengkapnya
berada pada kategori kurang, yaitu sebanyak
dapat dilihat pada tabel berikut:
49 orang (70%), dan pengetahuan remaja
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja tentang Pengertian, Sumber Masalah, Bentuk Tindakan, dan Dampak Negatif dari Perilaku Seksual Pranikah di Gampong Batoh Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh
Kategori Pengertian Perilaku Seksual Pranikah Baik Kurang Total Kategori Sumber Masalah Perilaku Seksual Pranikah Baik Kurang Total Kategori Bentuk-bentuk Perilaku Seksual Pranikah Baik Kurang Total Kategori Dampak Negatif Perilaku Seksual Pranikah Baik Kurang Total
Jumlah
Persentase
45 25 70
64,29 35,71 100
Jumlah
Persentase
45 25 70
64,29 35,71 100
Jumlah
Persentase
21 49 70
30 70 100
Jumlah
Persentase
36 34 70
51,43 48,57 100
Selanjutnya hasil analisis univariat menunjukkan
secara
umum
Lueng Bata Banda Aceh berada pada
variabel
kategori kurang sebanyak 40 responden
pengetahuan remaja tentang perilaku seksual
(57,14%), selengkapnya dapat dilihat pada
pranikah di Gampong Batoh Kecamatan
tabel berikut ini:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja tentang Perilaku Seksual Pranikah di Gampong Batoh Kecamatan Lueng Bata Kota Banda Aceh Kategori Baik Kurang Total
Jumlah 30 40 70
Persentase 42,86 57,14 100
169 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 164 -174
manusia dewasa yang memiliki kematangan
PEMBAHASAN Pengetahuan Pengertian Pranikah
Remaja Perilaku
Tentang Seksual
pikiran. Selanjutnya Daradjat membatasi masa remaja ini antara usia 13 tahun hingga 24 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan
remaja
tentang
pengertian,
sumber masalah, dan dampak negatif dari perilaku seksual pranikah berada pada kategori baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Octaviyanti dan Tri Lestari (2013)10, tentang gambaran pengetahuan remaja mengenai seks bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten Kabupaten Majalengka, hasil penelitian yang diperoleh adalah pengetahuan siswa pada kategori baik (83,3%).
Menurut Sarwono (2011)14, perilaku seksual pranikah atau perilaku seks bebas adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis, maupun sesama jenis
tanpa
adanya
ikatan
pernikahan
menurut agama. Salah satu faktor masalah seksualitas pada remaja terjadi perubahanperubahan hormonal yang meningkat hasrat seksual
(libido
seksualitas)
remaja.
Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk tingkah laku
Senada pula dengan hasil penelitian
tertentu. Penyaluran itu tidak dapat segera
18
yang diperoleh Yuli Admasari (2012) , yakni tentang pengetahuan mengenai pacaran dengan perilaku seks pranikah pada remaja Kelas XI di UPTD SMA Negeri 1 Gurah, hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden
memiliki
pengetahuan
baik
tentang pacaran yaitu sebesar 47,5% dan sebagian besar memiliki perilaku positif terhadap seks pranikah yaitu sebesar 61%. Daradjat
(1975)
dalam
Al-Ghifari
(2005)1 mendefiniskan remaja sebagai anak yang ada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju usia dewasa. Pada masa peralihan ini biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. Baik ditinjau dari bentuk badan, sikap, cara berpikir, dan bertindak, mereka bukan lagi anak-anak. Mereka juga belum dikatakan
dilakukan karena adanya penundaan usia perkawinan.
Selanjutnya
remaja
akan
berkembang lebih jauh terhadap hasrat seksual kepada tingkah laku yang lain seperti berciuman dan masturbasi. Kecenderungan semakin meningkat oleh karena adanya penyebaran
informasi
dan
rangsangan
seksual melalui media massa yang dengan adanya teknologi canggih (video cassette, fotokopi, satelit, VCD, telepon genggam, internet
dan
lain-lain)
menjadi
tidak
terbendungnya lagi yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba tindakan perilaku seksual. Perilaku
seksual
pranikah
dapat
menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja,
di
antaranya
adalah
dampak
psikologis, dampak fisiologis, sosial, dan
Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah……. 170
fisik. Dampak psikologis dari perilaku seks
informasi. Pada penelitian ini, mayoritas
bebas pada remaja diantaranya perasaan
remaja
marah, takut, cemas, depresi, rendah diri,
menengah (65,71%). Selain itu, remaja juga
bersalah dan berdosa. Dampak fisilogis dari
telah banyak memperoleh informasi dari
perilaku seks bebas tersebut di antaranya
berbagai
dapat
koran/majalah,
menimbulkan
kehamilan
tidak
memiliki
tingkat
sumber,
pendidikan
seperti
internet,
televisi/radio,
dan
sosialisasi-
diinginkan dan aborsi. Dampak sosial yang
sosialisasi dari tenaga kesehatan melalui
timbul akibat perilaku seks bebas yang
seminar-seminar
dilakukan sebelum saatnya
reproduksi remaja.
antara
lain
tentang
kesehatan
dikucilkan, putus sekolah pada remaja
Asumsi ini sejalan dengan teori yang
perempuan yang hamil, dan perubahan-
dikemukakan oleh Notoatmodjo (2012)8.
perubahan peran menjadi ibu. Dampak fisik
bahwa pengetahuan merupakan hasil dari
adalah berkembangnya penyakit menular
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi
pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
penderita penyakit menular seksual (PMS)
Pengindraan
yang tertinggi antara usia 15-24 tahun.
manusia,
Infeksi penyakit menular seksual dapat
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
menyebabkan kemandulan dan rasa sakit
Sebagian
besar
kronis serta meningkatkan risiko terkena
diperoleh
melalui
4
PMS dan HIV/AIDS (Lumongga, 2013) . Irwansyah
(2006)
3
terjadi yakni
Selanjutnya
melalui indra
pancaindra penglihatan,
pengetahuan mata
manusia
dan
Notoadmodjo
telinga.
menjelaskan
menjelaskan
semakin tinggi pendidikan maka ia akan
pengetahuan terhadap dampak negatif seks
mudah menerima hal-hal baru (informasi)
bebas
dan mudah menyesuaikan dengan hal yang
menjadi
sangat
penting
guna
membendung perilaku seks bebas. Pada dasarnya
dampak
dari
penyimpangan
baru tersebut. Namun
demikian,
meskipun
hasil
perilaku seks (seks bebas) dapat dilihat dari
penelitian dari ketiga sub variabel diatas
aspek medis dan aspek sosial-psikologis.
(pengertian,
Menurut
dampak
negatif) dari pengetahuan remaja tentang
pengertian,
perilaku seksual pranikah menunjukkan hasil
sumber masalah, dan dampak negatif dari
baik, namun terdapat satu sub variabel yakni
perilaku seksual pranikah disebabkan karena
bentuk-bentuk perilaku seksual pranikah,
faktor pendidikan dan informasi. Pendidikan
yang menunjukkan hasil kurang. Artinya,
mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi
pengetahuan remaja tentang bentu-bentuk
pendidikan seseorang maka semakin mudah
perilaku seksual pranikah berada pada
untuk
kategori
orang
remaja
peneliti,
masalah,
tingginya
pengetahuan
asumsi
sumber
tentang
tersebut
untuk
menerima
kurang.
Sehingga,
secara
171 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 164 -174
keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan
Faktor predisposisi (pengetahuan, keyakinan,
bahwa pengetahuan remaja tentang perilaku
nilai, sikap, dan variabel demografi tertentu),
seksual pranikah berada pada kategori
(2) Faktor pemungkin (ketersediaan sumber
kurang.
daya kesehatan, keterjangkauan sumber daya
Menurut asumsi peneliti, pengetahuan
kesehatan,
prioritas
seseorang mengenai bentuk-bentuk perilaku
pemerintah
dan
seksual
dengan
kesehatan, serta keterampilan yang berkaitan
pengetahuan seseorang mengenai pengertian,
dengan kesehatan), (3) Faktor penguat
sumber masalah, dan dampak negatif dari
(keluarga, teman sebaya, guru, pengambil
perilaku
kebijakan, dan petugas kesehatan).
pranikah
seksual
mengenai
berbeda
tersebut.
Pengetahuan
bentuk-bentuk
masyarakat
komitmen terhadap
ini
Hal ini senada dengan hasil penelitian
berkonotasi positif dengan sikap orang
Maryatun dan Wahyu Purwaningsih (2012)5,
tersebut
sehingga
tentang hubungan pengetahuan dan peran
akan
keluarga dengan perilaku seksual pranikah
mengenai
pengetahuan
dan
perilaku
dan
perilaku, sikap
ini
mempengaruhi perilaku seseorang.
pada remaja anak jalanan di Kota Surakarta,
Asumsi ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo seseorang
7
(2007) ,
terhadap
pengetahuan
objek
mempunyai
hasil penelitian yang diperoleh yakni adanya hubungan pengetahuan
yang dengan
signifikan
antara
perilaku
seksual
intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.
pranikah pada remaja anak jalanan di Kota
Sementara pengetahuan merupakan domain
Surakarta (p = 0,02), dan sebanyak 82,7%
yang sangat penting dalam membentuk
remaja anak jalanan di kota tersebut yang
tindakan/perilaku seseorang (overt behavior).
melakukan
Demikian pula dengan sikap, Newcomb
mempunyai pengetahuan rendah.
7
perilaku
seksual
pranikah
dalam Notoatmodjo (2007) , menyatakan
Demikian pula dengan hasil penelitian
sikap merupakan kesiapan atau kesediaan
Pawestri, dkk (2012)11, tentang pengetahuan,
untuk bertindak, meskipun bukan merupakan
sikap dan perilaku remaja tentang seks pra
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum
nikah di SMA Negeri 1 Godong, hasil
merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
penelitian yang diperoleh yakni pengetahuan
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan
remaja berada pada kategori baik (96,2%),
atau perilaku.
namun sikap remaja pada kategori negatif
Pieter menyatakan
dan
Lumongga
pembentukan
12
(2010) ,
(54,4%), dan perilaku seks pranikah pada
perilaku
kategori negatif (48,1%), serta terdapat
didasarkan pada teori sikap dan teori belajar.
hubungan
yang
signifikan
antara
Menurut Green, et al (1989)2, faktor perilaku
pengetahuan dan sikap dengan perilaku
ditentukan oleh 3 (tiga) kelompok, yaitu: (1)
seksual pranikah (p = 0,000).
Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah……. 172
Pada penelitian ini, remaja memiliki
Menurut SKRRI (2007)17, pengalaman
pengetahuan yang kurang mengenai bentuk-
berpacaran remaja di Indonesia cenderung
bentuk perilaku seksual pranikah, karena
semakin
pada umumnya mereka tidak menyadari
berpegangan tangan, berciuman serta meraba
bahwa perilaku-perilaku mereka sehari-hari
dan merangsang. Perilaku seksual pranikah
terhadap lawan jenis sebenarnya sudah
dikalangan remaja diperkuat dengan data dari
merupakan perilaku seksual pranikah yang
Depkes tahun 2009 di 4 kota besar (Medan,
sangat beresiko. Dari hasil wawancara
Jakarta Pusat, Bandung dan Surabaya),
diketahui bahwa pada umumnya mereka
menunjukkan
menganggap perilaku tersebut merupakan hal
mempunyai
biasa
dalam
sekarang. perilaku
pergaulan
Mereka
dan
terbuka
bahwa teman
seperti,
35,9%
yang
remaja
sudah
pernah
remaja
zaman
melakukan hubungan seks pranikah dan
beranggapan
bahwa
6,9% responden telah melakukan seks
hanyalah
jika
(laki-laki
dan
Oleh karena itu, berdasarkan hasil
perempuan) melakukan hubungan badan
penelitian dan mengingat pergaulan remaja
(intim) sebelum menikah.
zaman sekarang pada umumnya cenderung
pasangan
seks
berani
pranikah
lawan
Menurut
jenis
Nugraha
9
(2010) ,
pranikah.
bentuk-
berisiko tinggi untuk terjadinya perilaku
bentuk perilaku seksual pranikah dimulai
seksual pranikah, maka selain pengetahuan
dari french kiss (berciuman dengan bibir),
juga sangat diperlukan menanamkan nilai-
hickey (menghisap/menggigit bagian tertentu
nilai agama yang kuat serta dukungan
dari pasangan seperti leher, buah dada, atau
keluarga sebagai dasar pembentukan sikap
paha), necking (ciuman dan pelukan yang
dan
lebih dalam), petting (mengusap-usap tubuh
penelitian
pasangan), foreplay (merangsang secara
(korelasi) antara nilai agama dan peran orang
seksual melalui necking dan petting), oral
tua dengan perilaku seksual pranikah pada
sek, anal seks, dan hubungan intim.
anak remaja.
perilaku
remaja.
lanjutan
Perlu
mengenai
disarankan hubungan
Irawati (2002) dalam Lumongga (2013)4 mengatakan remaja melakukan berbagai
UCAPAN TERIMA KASIH
macam perilaku seksual berisiko yang terdiri
Disampaikan
kepada
Geucik
dari tahapan-tahapan tertentu, yaitu dimulai
Gampong Batoh Kecamatan Luengbata
dari berpegangan tangan, cium kering, cium
Kota Banda Aceh yang telah memberi
basah, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama (sexual intercourse).
kesempatan untuk melakukan penelitian diwilayahnya. Juga terima kasih kepada para remajanya
yang telah bersedia
173 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014, 164 -174
menjadi
responden
sehingga
menjaga/mengawasi remaja disekitar tempat
memperlancar penelitian kami. Bantuan
tinggalnya
dalam
hal
perilaku
seksual
anda tidak pernah terlupakan
pranikah. Sehingga perilaku-perilaku seksual diluar nikah dapat dicegah sedini mungkin. Dan juga diperlukan penelitian lanjutan
KESIMPULAN maka
mengenai korelasi antara nilai agama dan
dapat disimpulkan bahwa secara umum
peran orang tua dengan perilaku seksual
pengetahuan remaja tentang perilaku seksual
pranikah pada anak remaja.
Berdasarkan
hasil
penelitian,
pranikah di Gampong Batoh Kecamatan
DAFTAR PUSTAKA
Lueng Bata Banda Aceh berada pada kategori
kurang,
responden
yaitu
(57,14%),
sebanyak dengan
40
uraian
pengetahuan tentang pengertian berada pada kategori (64,29%). masalah
baik
sebanyak
pengetahuan
45
1.
2.
responden
tentang
sumber
perilaku seksual pranikah berada
pada kategori baik sebanyak 45 responden (64,29%),
pengetahuan
tentang
bentuk-
bentuk perilaku seksual pranikah berada pada
3.
kategori kurang sebanyak 49 responden (70%), dan pengetahuan tentang dampak negatif seksual berada pada kategori baik
4.
sebanyak 36 responden (51,43%). 5.
SARAN Disarankan kepada remaja agar dapat meningkatkan mengenai
pengetahuan
bentuk-bentuk
khususnya
perilaku
yang
mengarah kepada perilaku seksual pranikah dan pengetahuan agama, serta kontrol yang
6.
tepat dari keluarga khususnya orang tua terhadap anak remaja. Diharapkan pula kepada
masyarakat
meningkatkan
untuk peran
dapat dalam
7.
Al-Ghifari, A, (2005). Gelombang Kejahatan Seks Remaja Modern. Bandung: Penerbit Mujahid Green, L.W, Kreuter, M.W, Deeds, S.G, Patridge, K.B, (1989). Perencanaan Pendidikan Kesehatan, Sebuah Pendekatan Diagnostik (terjemahan Zulazmi Mamdi, Zarfiel Tafal, Sudarti Kresno), Proyek Pengembangan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Jakarta Pusat: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Irwansyah, (2006). Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Untuk Kelas XI SMA. Bandung: Penerbit Grafindo Media Pratama Lumongga, N.L, (2013). Psikologi Kespro Wanita dan Perkembangan Reproduksi. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group Maryatun, Wahyu Purwaningsih, (2012). Hubungan Pengetahuan dan Peran Keluarga dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja Anak Jalanan di Kota Surakarta. GASTER, Vol 9, N0. 1, Februari 2012. jurnal.stikesaisyiyah.ac.id. diakses tanggal 3 Mei 2014 Notoatmodjo, S, (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta _____________, (2007). Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Pengetahuan Remaja Tentang Perilaku Seksual Pranikah……. 174
8.
9.
10.
11.
12.
_____________. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Nugraha, B.D, (2010). It’s All About A-Z Tentang SEX. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Octaviyanti, Tri Lestari, (2013). Gambaran Pengetahuan Remaja Mengenai Seks Bebas di SMA Negeri 1 Kadipaten Kabupaten Majalengka. http://repository.upi.edu, diakses tanggal 3 Mei 2014 Pawestri, Ratih Sari Wardani, Sonna, (2012). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja tentang Seks Pranikah. Fikkes Universitas Muhammadiyah Semarang. Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 1, No. 1, Mei 2013. http://jurnal.unimus.ac.id, diakses tanggal 3 Mei 2014 Pieter, H. Z, Lumongga, N, (2010). Pengantar Psikologi dalam Keperawatan, Edisi 1, Cetakan ke-1,
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group Risman, E., Madani, H.A., & Risman, S, (2008). enSEXclopedia. Jakarta Timur: Penerbit Studio Press Sarwono, S, (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Serambi Indonesia, (15 Februari 2013). 70% Pelajar Lhokseumawe Terlibat Seks Bebas. http://aceh.tribunnews.com, diakses tanggal 23 Maret 2014 _______________, (2013). Remaja dan Seks Bebas. http://aceh.tribunnews.com, diakses tanggal 23 Maret 2014 SKRRI, (2007). Seksualitas dan Remaja. http://nad.bkkbn.go.id, diakses tanggal 2 April 2014 Yuli Admasari, 2012. Pengetahuan tentang Pacaran dan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Kelas XI di UPTD SMA Negeri 1 Gurah. www.stikesbm-pare.ac.id. diakses tanggal 2 Mei 2014