Edisi I/2013 | Diterbitkan oleh Humas Universitas Lampung | www.unila.ac.id
MEDIA INFORMASI UNILA
Lembaga Penelitian Unila, Garda Depan Peningkatan Penelitian Dosen EDISI I / 2013 | REAKSI
DAFTAR ISI
11 Salam Bahagia, Pembaca yang budiman, tidak terasa kita berada di tahun 2013. Tahun yang penuh harapan untuk meneruskan keberhasilan program-program Unila di tahun sebelumnya. Juga tahun yang prospektus untuk lebih meningkatkan tridarma Unila. Termasuk dalam hal itu adalah peran serta Unila dalam mensukseskan SNMPTN yang tahun ini memiliki format berbeda sehingga banyak hal yang menarik dan penting untuk diketahui.Oleh karenanya topik SNMPTN kami jadikan Fokus Utama REAKSI kita edisi perdana tahun 2013 ini. Perkembangan penelitian di Unila yang terus menggeliat, juga dapat anda temui di edisi ini. Ya, komitmen Lembaga Penelitian untuk terus meningkatkan perannya perlu kita apresiasi dan dukung bersama. Perkembangan Unila lainnya dalam kurun triwulan pertama tahun 2013 dapat anda simak di edisi ini. Inilah wujud komitmen kami dalam memberikan informasi yang bermanfaat tentang Unila.
Pendaftaran SNMPTN Kini Online dan Gratis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013 yang dibuka pada 8 Februari 2013 lalu kini tengah memasuki tahap verifikasi. Tahun ini, pendaftaran semakin ketat dibanding tahun sebelumya, menyusul diberlakukannya sistem baru dalam penerimaan mahasiswa. Peran sekolah sangat penting pada sistem baru ini.
1
Lembaga Penelitian Unila “Garda depan peningkatan penelitian Unila”
14
26
Selamat membaca, Redaksi
Pengarah Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.S Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S Prof. Dr. Sunarto DM, SH, M.H
9 Peringatan Hari Air Sedunia Kami juga menyerukan masyarakat hendaknya mulai melakukan pemanfaatan sumber air yang berada disekitar lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Penanggung Jawab Drs. Mardi Syahperi, M.M. Pemimpin Umum Lukman Hakim, SH Pemimpin Usaha Sumardjo Jefry, A.Md Pemimpin Redaksi M. Badrul Huda, S.Ikom Redaksi Andry Kurniawan, S.Sos., Dedi Iswanto, SE, Evanti Fotografer Saifulhad Layout Muhamad Reza Sirkulasi Slamet Penerbit Humas Universitas Lampung Ruang Humas LT. 3 Rektorat Unila JL. Prof. Sumantri Brojonegoro No.1 Gd. Meneng, Bandar Lampung 35145 Tlp: 0721-701609 Fax: 0721-702767 e-mail:
[email protected]
REAKSI | EDISI I / 2013
22 Prof. Yamazaki Yoshie “Saya akan mengajar dengan menggabungkan dua bidang, yakni bahasa dan budaya. Saya rasa itu akan sangat menarik.”
Rumah Sakit Universitas Dibangun Kembali Impian Universitas Lampung (Unila) untuk memiliki RSU yang sempat terbengkalai mulai menemukan titik terang
FOKUS UTAMA 1
Lembaga Penelitian Unila, Garda Depan Peningkatan Penelitian Dosen “Lembaga Penelitian Universitas Lampung (Unila) akan selalu berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas proposal penelitian dosen Unila, hingga menyebarkannya ke pemberi dana. Grafik peningkatannya juga terlihat Kami selalu mendorong hal itu, termasuk publikasi, pembuatan buku, penerapan teknologi tepat guna, hingga hak paten. Semua itu terus kami upayakan.”
EDISI I / 2013 | REAKSI
2 FOKUS UTAMA Reaksi (Unila): Ketegasan dan optimisme. Itulah yang tersirat saat Dr. Eng. Admi Syarif, Ketua Lembaga Penelitian Unila mengungkapkan hal tersebut. Reaksi menemui pria murah senyum tersebut di ruang kerjanya yang nyaman medio Februari lalu. Sapaan hangat menyambut saat Reaksi bersalaman dengan Peneliti Terbaik Indonesia dari Kementerian Riset dan Teknologi tahun 2009 ini. Lembaga yang didirikan di Unila pada 1977 ini memang salah satu garda terdepan dalam meningkatkan kegiatan penelitian dikalangan dosen Unila. “Karena tugas lembaga ini jelas, sebagai salah satu unsur pelaksana akademik yang
REAKSI | EDISI I / 2013
melaksanakan tugas pokok dibidang penelitian,” jelas Admi kemudian. Perbincangan siang itu terasa santai, namun penuh makna. Admi memaparkan, tahun 2012 lalu Lembaga Penelitian Unila telah menancapkan tonggak sejarah baru bagi Unila. “Kami telah menerbitkan 36 buku dari penelitian dosen yang didanai negeri maupun swasta, itu adalah akumulasi dari tahun 2011 hingga 2012. Rinciannya, 20 buku untuk penelitian tahun 2012, dan sisanya buku penelitian dosen tahun 2011,” ungkap dosen yang juga anggota Dewan Riset Daerah Propinsi Lampung itu. “Total hingga 2012 ini sudah sebanyak 60 buku yang diterbitkan. Grafik penelitian dosen Unila juga terlihat ada peningkatan signifikan, dan akan terus ditingkatkan,” terusnya. Maka, Lembaga Penelitian Unila berupaya pula memfasilitasi dengan memberikan pelatihanpelatihan penulisan karya ilmiah pada para dosen. Pelatihan itu dibagi menjadi dua bagian, “yakni pelatihan metode penelitian bagi dosen yunior dan chlinical proposal bagi dosen senior,” ujar Admi. Waktu pelatihan biasanya setahun sekali, namun khusus untuk chlinical proposal, itu terkait proposalnya, “waktu menyesuaikan.” Enam peneliti senior, yang sebagian besar guru besar, dikerahkan dalam pelatihan
tersebut. Mereka diantaranya Prof. John Hendri, Prof. Abdul Kadir Salam, Prof. A. G. Bambang Setyadi, Prof. Soesiladi Esti Widodo, hingg Dr. Muhammad Akib. “Termasuk juga saya,” kata Admi yang ternyata pernah menyandang predikat lulusan Nilai Ebtanas Murni (NEM) tertinggi se Propinsi Lampung tahun 2005 ini. “Dahulu ada kesan bahwa dosen masih menomorduakan penelitian, dosen tahunya mengajar.” Padahal, lanjut Admi, penelitian itu wajib hukumnya bagi seorang dosen. Apalagi, syarat kenaikan pangkat seorang dosen itu dua puluh persen dari penelitiannya. “Jika iklim penelitian sudah meningkat maka akan tumbuh pola pengajaran dosen berbasis penelitian. Kualitas dosen, suasana perkuliahan, hingga lulusan juga otomatis akan semakin baik,” tegasnya. Kendala yang masih dihadapi dosen Unila dalam penelitian menurut Admi adalah masalah kepercayaan diri. “Kendala itulah yang masih jadi pekerjaan rumah Lembaga Penelitian Unila, dosen Unila bisa kok! Kepercayaan diri dan kapasitas dosen Unila untuk meneliti itulah yang terus kami tingkatkan. Sebenarnya hal paling sulit dalam meneliti itu adalah mencari masalahnya, bukan menyelesaikan masalah, itu kuncinya!” Dosen Harus Tentukan Road Map Penelitian Tahun lalu, Unila telah menyelasaikan pembuatan buku Rencana Induk Penelitian (RIP) yang disusun untuk periode 2011-2016. RIP merupakan arahan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pengelolaan dan pengembangan serta inovasi penelitian di Unila. Penyusunan RIP ini juga merupakan tindak lanjut dari kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang telah mempercayakan Unila sebagai salah satu
FOKUS UTAMA 3
Dr. Eng. Admi Syarif Ketua Lembaga Penelitian
“
Kalau penelitian sudah ada panduannya (road map) seperti itu, dari sisi kualitas dan kuantitas karya tulis ilmiah akan meningkat.
universitas yang termasuk kelas utama untuk melakukan pengelolaan kegiatan-kegiatan penelitian. “RIP ini penting sebagai upaya mewujudkan keunggulan penelitian, meningkatkan angka partisipasi dosen dalam melaksanakan penelitian, dan meningkatkan kapasitas pengelolaan penelitian di Unila,” papar Admi. Kemudian ia juga mengatakan bahwa penelitian unggulan di Unila dibuatkan road map nya Menyusun road map penelitian, lanjut Admi, wajib dilakukan sebagai panduan semua dosen dalam melakukan penelitian, “mau diarahkan kemana penelitian mereka tersebut, supaya dosen juga tahu apa tujuan akhir penelitiannya. Road map juga penting bagi dosen karena memudahkan mendapat dana penelitian.” Kalau penelitian sudah ada panduannya (road map) seperti itu, dari sisi kualitas dan kuantitas karya tulis ilmiah akan meningkat. Pada 2011 lalu Unila bahkan meraih predikat 11 universitas terbaik dalam pembuatan karya ilmiah, “Unila patut bangga,” tukasnya. Admi juga tidak memungkiri bahwa sebelumnya ada perbandingan cukup besar antara penelitian bidang eksakta dengan sosial. “Tahun tahun lalu memang penelitian didominasi bidang eksakta, misalnya lebih banyak dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Namun kini jumlahnya sudah merata, bahkan sudah banyak penelitian yang dilakukan secara interdisiplin, menggabungkan antara eksakta dan sosial. Bidang sosial bahkan sudah ada yang percaya diri di kancah nasional,” paparnya. Pencarian dana juga terus digiatkan bekerjasama dengan pihak negeri maupun swasta. Pada tahun 2012 dana penelitian yang bekerjasama dengan pihak badan usaha milik negara (BUMN), pemerintah daerah di Lampung, dan pihak swasta meningkatkan hingga 125 %. “Jika pada tahun 2011 lalu dana
penelitian sebesar Rp. 2.057.328.563 maka pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp. 4. 638.708.800,” papar Admi. Sedangkan dana keseluruhan penelitian dosen di Unila dari 2011 ke 2012 naik sekitar 2 %. “Tahun 2011 sekitar Rp. 5,8 Milyar sedangkan pada 2012 menjadi Rp. 7. 465. 443. 000,” ungkapnya memaparkan data. Peningkatan ini karena beberapa penelitian mendapat biaya besar. Tahun 2012 juga Unila kembali mendapat dua hibah penelitian strategis unggulan yang nilainya mencapai satu milyar untuk satu penelitian. Namun, masalah yang masih dihadapi Lembaga Penelitian Unila saat ini adalah publikasi jurnal internasional. Memang tidak ada standar berapa banyak sebuah universitas diharuskan mempublikasi jurnal internasionalnya, namun target setiap tahun ada 50 jurnal internasional yang bisa dipublikasi dosen Unila. Menurut Admi, mempublikasi jurnal internasional memang tidak mudah dan butuh banyak pengalaman, salah satunya masalah gaya penulisan. Tahun ini juga Unila telah memulai program “Bantuan Penerbitan pada Jurnal Internasional”. Program ini telah disetujui rektor dan berbentuk bantuan dana untuk menerbitkan jurnal internasional. “Memang cukup mahal untuk menerbitkan jurnal internasional, mencapai 300 dolar, maka Unila memberikan bantuan dana penerbitan. Tahun ini ada 15 jurnal internasional yang dianggarkan untuk didanai. Ada juga pelatihan penulisan jurnal internasional dan sudah disosialosasikan,” paparnya. “Hingga tahun 2012 juga, jumlah penelitian yang didaftarkan ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sudah sebanyak 16 berkas, dan sebanyak 12 berkas sudah selesai proses substansif,” pungkas Admi. n Andry Kurniawan
EDISI I / 2013 | REAKSI
4 SOSOK
Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S. Pembantu Rektor II Unila
Menjadi
Orang yang Tepat di Posisi yang Tepat Reaksi-Unila: Berbekal pengalaman pernah menjabat sebagai Direktur Badan Usaha (BU) Universitas Lampung (Unila), Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., maju dalam pemilihan Pembantu Rektor II Unila. Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian (Agribisnis) Fakultas Pertanian ini kemudian terpilih. Ia ingin membuktikan dirinya adalah orang yang tepat pada posisi yang tepat. Pembenahan pelayanan Unila pada dua biro yang dibawahinya segera dikebut. Kedisiplinan adalah salah salah satu kunci keberhasilan yang selalu ia tularkan pada semua civitas akademika Unila. Reporter Reaksi Unila, Andry Kurniawan, kemudian menemui pria ramah ini di ruangannya medio Februari lalu guna menggali apa terobosannya demi mendukung terwujudnya Visi Unila Top Ten University 2025.
REAKSI | EDISI I / 2013
SOSOK 5 Keyakinan apa yang membuat Anda maju pada pemilihan PR II hingga akhirnya terpilih? Saya dosen Sosek, bidang manajemen sumberdaya manusia (SDM) dan keuangan merupakan bagian dari kajian ilmu Sosek. Kemudian diberi mandat oleh Rektor untuk menjadi Direktur BU yang menangani 8 unit usaha di Unila. Kala itu saya harus mencari income generating (pemasukan) sendiri untuk menjalankan unit-unit usaha tersebut, walau tadinya masih disubsidi Unila hingga kemudian disetop. Lalu harus bisa mencari sumber dana sendiri untuk investasi dan sumber pendanaan lain yang semuanya masuk ke rekening penerimaan Unila. Dari situ saya pikir sebagai PR II masak tidak mampu ‘memegang’ Unila yang dananya memang sudah ada dan hanya harus dikelola dengan baik. Selain itu? Saat pemilihan yang saya ‘tunjukkan’ juga adalah; PR II yang bernuansa akademik. Jadi, sebagai PR II, saya tidak hanya berkutat pada pekerjaan administrasi dan keuangan semata, tetapi juga harus bisa berkolaborasi dengan PR I dalam rangka meningkatkan kualitas program-program di bidang akademik. Sebaik apapun program di bidang akademik yang telah disusun oelh PR I, tidak akan terlaksana dengan baik tanpa ada dukungan bidang administrasi dan keuangan yang baik. Se;ain itu, saya juga tetap sebagai dosen yang harus mengajar, membimbing mahasiswa, melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat. Di bidang penelitian, saya mendapat dana riset unggulan strategis nasional yang pagu dana penelitiannya hingga satu milyar, selama tiga tahun berturutturut (2011, 2012 dan 2013). Unila mendapatkan 2 judul penelitian di tahun ini sama dengan 2 tahun sebelumnya, yang di Indonesia pada
tahun ketiga ini (2013) hanya tinggal enam judul yang didanai. Saya juga memang bertekad mengangkat nama Unila di kancah nasional dan global. Apa yang akan Anda kerjakan untuk mewujudkan hal tersebut? Tugas saya sebagai PR II ya berusaha semaksimal mungkin mendukung visi dan misi serta kebijakan Rektor Unila. Misalnya kebijakan seperti apa dan bagaimana caranya? Misalnya kebijakan Rektor untuk meningkatkan kesejahteraan dosen dan karyawan guna mendorong mereka bekerja secara profesional. Kesejahteraan karyawan salah satu caranya dengan kenaikan pangkat, kesejahteraan dosen dengan memfasilitasi pendidikan lanjut atau sekolah mereka dan mendorong memperoleh tunjangan sertifikasi. Peluang kenaikan pangkat pegawai telah dilakukan beberapa waktu lalu dengan ujian dinas tingkat I bagi karyawan golongan IId yang belum sarjana. Sudah ada 11 orang karyawan yang mengikuti ujian dinas tingkat I dan dinyatakan lulus. Se;ain itu, para pegawai Unila juga diberi kesempatan untuk mengikuti ujian penyesuaian ijazah. Sudah ada 84 orang karyawan yang ikut ujian penyesuaian ijazah SMP/sederajad, SMA/sederajad dan Sarjana. Anda dikenal disiplin, bagaimana caranya menularkan kedisiplinan pada bawahan? Sebetulnya kedisiplinan itu tangggung jawab semua elemen di Unila ya, jadi memang harus ditumbuhkan bersama. Saya hanya berusaha agar semua civitas akademika Unila bisa bertanggung jawab pada perannya masing-masing, itu juga untuk kemajuan Unila. Sejak kepemimpinan Anda, ada
upacara yang dilaksanakan setiap tanggal 17 setiap bulannya? Itu juga salah satu bagian dari kedisiplinan, karena kehadirannya dipresensi. Selain itu juga ada kegiatan Jumat Bersih sebagai upaya untuk menjaga kebersihan dan peduli lingkungan. Semua kegiatan itu juga salah satu upaya untuk menjalin silaturahmi dan komunikasi para pegawai baik atasan maupun bawahan. Komunikasi itu perlu, salah satunya dimaksudkan agar tidak adanya miskomunikasi atau cemburu sosial antarpegawai. Sebagai PR II baru, hal apa yang paling menjadi perhatian Anda di Unila? Pelayanan! Hal itu sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Unila 5 tahun kedepan (2011-2015), yang memprioritaskan peningkatan pelayanan. Contoh sederhananya, mahasiswa harus mendapat pelayanan prima karena mereka aset utama Unila. Pelayanan seperti apa? Misalnya dalam pembayaran SPP, bank-bank mitra di Unila harus memberi pelayanan yang terbaik, layani dengan senyum dan seramah mungkin. Jam kerja bank juga jangan hanya sampai jam tiga sore, karena banyak mahasiswa yang baru pulang kuliah jam segitu, kalau bisa sampai jam lima sore. Masak, mahasiswa mau bayar saja malah dibuat sulit. Fasilitas bank diperbaiki dan ditambah, misalnya di halaman bank itu diberi atap agar mahasiswa tidak kepanasan. Kalau bank-bank mitra Unila itu tidak bisa melayani dengan baik, kita akan putus, kita cari bank lain yang ingin bekerja sama dan banyak bank mengantri untuk bekerja sama dengan Unila. Bagimana pelayanan administrasi mahasiswa di kampus?
EDISI I / 2013 | REAKSI
6 SOSOK Hal itu (pelayanan prima) justru menjadi tugas utama para pegawai Unila dalam melayani mahasiswa. Saya juga akan memberi contoh mulai dari diri sendiri. Mahasiswa yang ada keperluan dengan saya tidak akan menemui birokrasi yang sulit. Namun jika ada yang tidak terlalu penting dan bisa menunggu, bisa memakai surat. Intinya, mahasiswa akan mendapatkan pelayanan secepatnya untuk urusan yang penting. Apakah semua sumber daya manusia di Unila sudah siap untuk itu? Saya lihat sebagian sudah, dan akan ditingkatkan kesiapannya. Unila terus tingkatkan kualitas sumber daya nya. Para pegawai yang mengurus bagian peralatan (teknisi) terus diberikan arahan-arahan untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada seluruh civitas akademika Unila. Para kepala bagian (Kabag) dan kepala sub bagian (Kasubbag) juga akan diberi pelatihan soft skill, diberi treatment supaya meningkat kesadaran atas tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi). Kita bisa kerjasama dengan assesement centre yang ada di Unila. Hal ini juga dibarengi dengan pemutakhiran data kepegawaian, memperlancar proses pengusulan kenaikan pangkat dosen dan pegawai. Data kepegawaian dirapihkan, dibongkar dan ditata ulang, yang selanjutnya akan mempermudah proses kepegawaian. Untuk mendukung itu, peralatan IT juga kita perbaiki dan tingkatkan, termasuk jaringan IT juga dibenahi. Kedepan kita juga harus mengembangkan Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) dan secara terus menerus menyempurnakan SIMPAN (Sistem Informasi Manajemen Pelaksanaan Anggaran) dan SIMAK-BMN (Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara). Saya rasa kita siap untuk melakukan peningkatan pelayanan.
REAKSI | EDISI I / 2013
Unila sudah dianggap kampus yang ramah untuk masyarakat luar. Apa kontribusi sosial Unila untuk masyarakat selain menyumbang para intelektual? Pemberdayaan aset-aset Unila untuk kepentingan masyarakat. Misalnya, sekarang kan kita punya poliklinik yang tadinya ditangani Badan Usaha Unila, nantinya akan ditangani langsung Fakultas Kedokteran, nah itu nantinya dimanfaatkan untuk dijadikan poliklinik keluarga, atau dijadikan healthcare centre, jadi masyarakat bisa berobat kesana. Poliklinik itu juga harus bisa dijadikan sebagai tempat dokterdokter lulusan Unila mempraktikkan ilmunya bagi masyarakat. Kita juga sudah merekrut dokter kontrak dengan dana dari biaya operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) karena hal itu memungkinkan. Lantas, apa prioritas kerja Anda tahun ini? Melanjutkan pembangunan gedung-gedung, fasilitas pendidikan atau ruang-ruang kuliah yang memang pembangunannya sedang berjalan atau terhambat. Dananya saya rasa bisa menggunakan dana luncuran tahun sebelumnya. Selain itu, saya akan terus mengupayakan kelanjutan pembangunan rumah sakit pendidikan (RSP) Unila. Karena, sebenarnya dana pembangunan RSP Unila tahun 2013 itu sudah disetujui Rp. 200 Milyar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tim dari Dikti juga sudah dating ke Unila dan memberikan penilaian, namun mengapa di badan anggaran DPR RI bisa hilang? Hal itu masih akan terus saya perjuangkan. Nantinya pendanaan juga tidak hanya mengandalkan dana dari pemerintah pusat (APBN) saja, namun juga bisa bekerjasama dengan pemerintah daerah, swasta, atau mitra dan donatur lainnya. Saat ini sedang dijajaki peluang kerjasama dengan
Pertamina dan Bakrie Grup untuk pembangunan RSP Unila. Karena pembangunan RSP itu sangat penting sebagai sarana belajar mahasiswa dan sekaligus sumbangsih Unila dalam memberikan layanan yang baik kepada masyarakat.
Biodata Nama Lengkap: Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S Tempat/Tanggal Lahir: Sragen / 25 Desember 1961 Bidang Keahlian : Ekonomi Pertanian Jurusan / Fakultas : Sosial Ekonomi Pertanian / Agribisnis Pangkat / Golongan : Pembina Tk. I / IV B Jabatan Fungsional : Lektor Kepala Jabatan Struktural : Pembantu Rektor II Strata Pendidikan : S 1 (IPB) S 2 (IPB) S 3 (IPB) Nama Istri : Ir. Ninik. Satyaningwati Nama Anak : 1. dr. Shinta Nareswari 2. Seto Brahmanto 3. Bimo Husodo Penelitian Unggulan: 1. Riset Unggulan Strategis Nasional (2011, 2012, 2013) ; “Model Pemberdayaan Desa Mandiri Energi Dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Melalui Penguatan Lembaga Koperasi Desa” 2. Hibah Penelitian Strategis Nasional (2009) ; “Upaya Pengantasan Kemiskinan Melalui Pengembangan Agroindustri : Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum Kemiskinan”
LIPUTAN TRIDHARMA 7
KKN Unila Bersama CSR PLN Bangun Dua PLTA di Way Kanan Reaksi-Unila: Peran mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung kini kian terasa sangat bermanfaat di masyarakat. Hal ini dibuktikan bahwa KKN bukan saja hanya sekadar melakukan penyuluhan, namun sudah mengaplikasikan keilmuannya. Hal ini pun diapresiasi pihak pimpinan universitas saat melakukan kunjungannya. “Saya bangga dengan keberadaan mahasiswa KKN membina di tempat terpencil, dengan kondisi transportasi dan jaringan listrik yang sulit,” ungkap Rektor Unila Prof. Sugeng P. Harianto saat ditemui diruangannya, Senin (25/3) lalu. Kebanggaan Sugeng ini berdasar, karena akhirnya mahasiswa KKN Unila dengan Corporate Social Responsibility (CSR) dari PLN mampu membuat listrik PLTA 10 ribu watt dan satunya 5 ribu watt. “Dengan daya itu, 67 kepala keluarga yang ada di Dusun III, Desa Kedaton, Kecamatan Kasui, Kabupaten Way Kanan itu bisa terterangi,” lanjut Sugeng. Nantinya, lanjut Sugeng, pengelolaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) akan diserahkan kepada Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM)Unila. Dosen-dosen Unila
akan melakukan pengabdian di wilayah yang sama. Namun, secara teknis melibatkan Jurusan Teknik Elektro Unila. Sugeng memaparkan, hal paling penting adalah pembinaan masyarakat. KKN berikutnya akan tetap di tempat yang sama dan meneruskan program-program yang belum tuntas. KKN di Desa Kedaton menitikberatkan pada permasalahan air, baik mengenai kejernihan, konservasi, pemeliharaan ikan dan pemanfaatan listrik. “Pemanfaatan listriknya dalam arti koperasinya, pelayanan jaringan listriknya, segala macam harus diatur, mungkin nanti anak-anak KKN yang akan mengaturnya untuk peraturan desanya,” tambahnya. Mahasiswa KKN, kata Sugeng, harus mendapatkan tantangan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Meski begitu, mereka tetap mendapat bimbingan dari para dosen pembimbing lapangan dan bupati setempat. Unila bermaksud menyiapkan mahasiswa supaya tangguh menyelesaikan masalahnya setelah lulus dan kembali berbaur dengan masyarakat. Lebih lanjut Sugeng mengharapkan agar Fakultas Pertanian Unila membantu penyelesaian
masalah petani karena sebagian besar masyarakat di lokasi KKN merupakan petani kopi, lada, dan durian. Meski selalu berbuah, namun ia menilai hasilnya kurang optimal. Karenanya, dibutuhkan teknik pertanian multiple spesies agar hasilnya maksimal. Hal yang tak kalah penting adalah pemasaran karena wilayahnya masih sangat terpencil. “Jalannya licin, belum ada aspal. Bahkan ada yang belum ada jembatannya,” urainya. “Tanggapan masyarakat juga sangat baik dalam menerima mahasiswa KKN.” Ia menerangkan, paling tidak mahasiswa Unila menularkan ilmu kepada masyarakat karena akses pendidikan cukup jauh. Selain itu, menyosialisasikan Program Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP) dan menanamkan pemikiran masyarakat bahwa Unila tidak mahal. “Saya juga selalu berkomunikasi kepada para bupati dan walikota tentang kendala masyarakat prasejahtera dalam mengenyam pendidikan, baik dari segi biaya kuliah maupun transportasi dan akomodasi selama mendaftar kuliah. Unila siap membantu calon mahasiswa dari keluarga prasejahtera di wilayahnya,” pungkasnya. n dok/Andry
EDISI I / 2013 | REAKSI
8 LIPUTAN TRIDHARMA
Membuat Karya Ilmiah
Plagiat,
Dosen Akan Prof. Ali Kabul Mahi Reaksi-Unila: Puluhan dosen Universitas Lampung (Unila) dari berbagai fakultas memenuhi ruang sidang Gedung Rektorat Lantai II, akhir Februari lalu. Mereka sebagian besar adalah para doktor hingga profesor atau guru besar. Pagi itu, mereka akan mengikuti sosialisasi tentang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. “Plagiat di Perguruan Tinggi (Pencegahan dan
Penanggulangannya)”, begitulah tema sosialisasi yang wajib diikuti dosendosen itu untuk yang ingin meraih jabatan lektor, atau dari lektor ke lektor kepala. Sedianya sosialisasi ini akan di bawakan oleh Drs.
REAKSI | EDISI I / 2013
Disanksi Tegas Rudy K Nababan, Kepala Bagian Mutasi Dosen Biro Kepegawaian Setjen Kemdiknas. Namun karena suatu halangan, beberapa anggota Tim Verifikasi Karya Tulis Ilmiah (TVKTI) Unila yang mengisinya. “Mengapa sosialisasi ini sangat penting, dan semua dosen di Unila harus mengetahui dan memahami pasal tersebut? Karena Unila tidak mau kecolongan akan adanya karya tulis ilmiah yang dibuat dengan cara plagiat,” tukas Prof. Ali Kabul Mahi, Ketua TVKTI mengawali acara. Menurutnya hingga kini masih ditemukan karya-karya dosen Unila yang masih belum memenuhi standar karya tulis ilmiah. TVKTI ingin membantu pemimpin Unila menjalankan misinya. Karena pada dasarnya setiap perguruan tinggi mengemban misi untuk mencari, menemukan, mempertahankan, dam menjungjung tinggi kebenaran. “Jadi kalau ada dosen yang plagiat dalam membuat karya ilmiah, TVKTI akan memberikan sanksi, daripada karya itu sudah dibawa ke Jakarta dan disana baru ditemukan kecurangan, maka
pemimpin universitas yang akan dikenai sanksi,” tutur Ali Kabul lagi. Ali Kabul memaparkan bahwa anggota TVKTI berjumlah 12 orang yang terbagi rata untuk bidang sosial dan eksakta. “Selain saya, Prof. Nanik Sriyani sebagai wakil ketua dan Prof. Cipta Ginting sebagai sekretaris,” kata Ali Kabul. Lalu, ia memaparkan anggota TVKTI antara lain Prof. Abdul Karim Salam, Prof. I Gede AB. Wiranata. Kemudian Prof. Jamalam Lumbanraja, Prof. Sahala Panjaitan, Prof. Jhon Hendri, Prof. Bambang Setiadi, Dr. Admi Syarief, Dr. Supomo Kandar, Dr. Syarief Makhya. “Dibantu juga dengan bagian kepegawaian Unila dan Pembantu Rektor II, Hasriadi Mat Akin sebagai penanggung jawab. “Produk riset sangat penting untuk meningkatkan mutu universitas. Tentu saja universitas mendukung dosen-dosennya yang ingin membuat karya tulis, selagi dilakukan dengan cara yang jujur, tidak plagiat. Selain itu juga Unila mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas hak paten dan jurnal internasional. Sebab, karya ilmiah yang baik akan menumbuhkan iklim akademik yang baik,” ungkap Hasriadi Mat Akin saat membuka acara sosialisasi. n Andry
LIPUTAN TRIDHARMA 9
Prof. Yoshie Yamazaki
Kualitas Pengajaran g n a p e J a s a Bah
g n u p m a L i d s u g a B m Belu
Reaksi-Unila: “Kualitas pengejaran bahasa Jepang di Lampung ini belum ada yang benar-benar bagus!” Dengan tegas Prof. Yoshie Yamazaki mengatakan itu saat wawancara dirumahnya di kawasan perumahan Pahoman, Bandar Lampung, medio Maret lalu. Di ruang tamu yang nyaman dan dalam obrolan yang santai, ia menjelaskan pernyataannya tersebut. “Saya sudah melihat semua sarana pendidikan bahasa Jepang yang ada di Lampung. Sudah baik, namun secara kualitas memang belum benar-benar ada yang bagus. Cara para pengajar dalam mengajar juga menurut saya belum bisa dibilang bagus. Padahal, banyak kampus-kampus di Lampung yang punya potensi bagus dalam pengajaran bahasa Jepang,” papar wanita kelahiran 25 Mei 1946 di Jepang ini.
Kondisi inilah yang kemudian membuat ia memutuskan untuk mengabdi di Balai Bahasa Universitas Lampung (BBU) untuk mengajar bahasa Jepang secara sukarela. “Saya hanya mencoba untuk mengembangkan kualitas pembelajaran bahasa Jepang di Lampung, hanya itu niat saya,” tuturnya dalam bahasa Indonesia yang masih terbalut aksen Jepangnya. Yamazaki adalah orang Jepang asli, yang demi menemani suaminya bekerja di Lampung, ia kemudian memutuskan menetap di Lampung. Bidang antropologi yang dikuasainya ternyata ia abdikan untuk meneliti tentang kebudayaan Lampung sejak 1984 saat Unila masih dipimpin rektor Margono Slamet. Yamazaki kala itu sangat tertarik dengan budaya Lampung karena ternyata hampir mirip dengan bu-
daya di negaranya (Jepang). Selain adat Lampung, ia juga meneliti berbagai pernak-pernik budaya Lampung, seperti tapis Lampung. Atas dedikasinya itu, ia mendapatkan banyak penghargaan dibidang sosial. “Pengalaman saya dibidang penelitian sosial budaya Lampung itu justru akan memudahkan nantinya dalam mengajar bahasa Jepang di Unila. Saya akan mengajar dengan menggabungkan dua bidang, yakni bahasa dan budaya. Saya rasa itu akan sangat menarik,” ungkapnya. Kursus bahasa Jepang yang diajarnya sendiri sudah dimulai awal Februari lalu. Ia mengungkapkan jika nantinya akan terlihat sebuah persaingan kualitas jika sudah banyak kampus-kampus yang mengajar bahasa Jepang, jadi tidak didominasi satu-dua kampus saja.n Andry
EDISI I / 2013 | REAKSI
10 ARTIKEL IT
Sosialiasi “Google Apps for Education” di Unila
“
Dengan aplikasi ini, organisasi mahasiswa dapat memanfaatkannya untuk menampilkan kegiatan ataupun informasi lainnya. Universitas Lampung (Unila) semakin gencar menerapkan Information and Communications Technology (ICT) sebagai bagian kebutuhan utama dalam proses tridarma. Unila dengan 29 ribu mahasiswa memang perlu mendorong kegiatan perkuliahan semakin interaktif dengan tidak terbatas pada tatap muka. Saat ini kegiatan yang tidak terlalu membutuhkan tatap muka diefektifkan dengan menggunakan teknologi informasi, misalnya pada proses koreksi atau bimbingan skripsi. Dengan demikian 80 persen tatap muka—seperti yang dahulu diterapkan pada sistem pembelajaran— dapat berkurang hingga 50 persen. Demikian menurut Pembantu Rektor I Bidang Akademik Unila Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, saat membuka kegiatan sosialisasi Google Apps For Education, Jumat (8/3), di Ruang Rapat Lantai 4 Rektorat Unila.
REAKSI | EDISI I / 2013
Google Asia Pasifik menggandeng Pusat Komputer Unila dalam menyosialisaikan beberapa manfaat google apps bagi pendidikan. Hasriadi yang didampingi Kepala Pusat Komputer Unila M. Komarudin, M.T. menyambut baik keberadaan Google Apps untuk mendorong ketersediaan akses ICT bagi pendidikan, terutama di Lampung. Menurutnya, saat ini ketersediaan teknologi tidak dapat dipandang sebelah mata. Keberadaan ICT sangat penting untuk memaksimalkan dan memudahkan proses pendidikan. Pepita Gunawan, Indonesian Education Lead for Google
Southeast Asia, memaparkan, ada beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan mahasiswa pada kegiatan belajar. Misalnya menggunakan “Hangout” pada Google Plus yang memungkinkan pertemuan antarteman maupun kelompok belajar
secara tatap muka dari lokasi yang berjauhan. Dengan demikian, diskusi atau rapat tidak perlu dilakukan berdesakan di satu ruangan. Mahasiswa juga dapat membangun site kelompok dengan adanya Google Sites. Dengan aplikasi ini, organisasi mahasiswa dapat memanfaatkannya untuk menampilkan kegiatan ataupun informasi lainnya. Google Sites dapat diintegrasi dengan aplikasi Google lainnya, misalnya Docs, Spreadsheet, atau Forms. Sosialisasi ini tidak hanya dihadiri oleh civitas akademika Unila, tapi juga beberapa
perwakilan universitas di dalam dan luar Bandar Lampung. Kegiatan seperti ini akan terus dan semakin banyak dilakukan di Unila untuk menciptakan kampus yang visioner dan adaptif dengan inovasi teknologi terkini. n Dok
LIPUTAN KHUSUS 11
SNMPTN 2013 Online dan Gratis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013 yang dibuka pada 8 Februari 2013 lalu kini tengah memasuki tahap verifikasi. Tahun ini, pendaftaran semakin ketat dibanding tahun sebelumya, menyusul diberlakukannya sistem baru dalam penerimaan mahasiswa. Peran sekolah sangat penting pada sistem baru ini. SNMPTN 2013
Mengapa peran sekolah sangat penting? Karena sistem pendaftaran SNMPTN tahun ini memang secara penuh melibatkan peran aktif sekolah. Sekolah berkewajiban mengisi data nilai rapor siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Padahal, pengisian data tersebut merupakan kewajiban sekolah. Dua sistem penerimaan mahasiswa itu kini bernama SNMPTN (tahun sebelumnya bernama Jalur SNMPTN Undangan) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), nama baru untuk sistem ujian tertulis. Kedua sistem pendaftaran itu dilakukan secara online dan gratis. “Tahun ini sistem yang digunakan memungkinkan seluruh siswa lulusan SMA/SMK/MA se-Indonesia mengikuti seleksi, atau semua siswa SMA/SMK/MA yang lulus Ujian Nasional (UN) dan memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dapat ikut SNMPTN 2013,” ungkap Kepala Pusat Komputer Universitas Lampung (Puskom Unila) sekaligus panitia lokal SNMPTN 2013, Muhamad Komarudin, kepada Reaksi. Dosen Fakultas Teknik (FT)
Unila ini juga mengungkapkan tahun ini, dua sistem yang digunakan memiliki porsi persentase sama besar. “Jika tahun lalu jalur SNMPTN Undangan kuotanya 20 persen, tahun ini total kuota mahasiswa baru yang akan diterima oleh Unila melalui SNMPTN mencapai 50 persen dari total mahasiwa baru yang akan diterima. Kuota ini juga sama dengan penerimaan dari jalur SBMPTN. Ini adalah kebijakan Unila, karena seharusnya 30 persen untuk penerimaan jalur mandiri, sedangkan Unila tahun ini tidak membuka jalur mandiri,” paparnya. Lalu, bagaimana dengan adanya kemungkinan tindak kecurangan yang dilakukan sekolah? Menurut dia, merekam data siswa per semester sejak kelas X merupakan bagian dari antisipasi kecurangan pada SNMPTN di masa mendatang. Di sisi lain, panitia pusat memiliki mekanisme pendeteksian kecurangan dalam pengisian data. “Hal ini sudah terbukti dengan di-blacklistnya beberapa sekolah dalam sistem SNMPTN,” tukasnya. Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) untuk siswa SMA/ SMK/MA telah dimulai 8 Feb-
ruari lalu. Peserta dianjurkan mengoptimalkan pilihan pertama. Menurutnya, salah satu tips agar berhasil dalam SNMPTN adalah mengoptimalkan pilihan program studi pada pilihan pertama. Strategi tersebut menurutnya adalah yang paling rasional jika dilihat dari sisi perguruan tinggi yang juga mempertimbangkan minat dan keseriusan peserta atas pilihannya. “Universitas ingin calon mahasiswa yang mereka pilih serius,” ujarnya. Artinya, lanjut Komarudin, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pun memilih calon mahasiswa yang ketika dinyatakan lulus pada pendaftaran SNMPTN tidak mengundurkan diri alias menggugurkan haknya dengan mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN). Itulah sebabnya PTN jarang atau sangat kecil sekali menjatuhkan pilihannya kepada mahasiswa yang memilih program studi (prodi) PTN tersebut sebagai pilihan kedua. Berkaca dari SNMPTN Undangan yang sudah berlangsung beberapa tahun terakhir dan menjadi cikal bakal konsep SNMPTN saat ini, strategi penempatan program studi yang paling relevan untuk di-
EDISI I / 2013 | REAKSI
12 LIPUTAN KHUSUS masuki pada pilihan kedua adalah studi jika hanya menempatkan strategi yang kurang baik. Peserta satu PTN pilihan,” ujar Koharus menimbang berdasarkan marudin. kemampuan akademik yang ia miDalam hal jumlah peminat liki. Ini dilihat dari nilai semester Jurusan Manajemen pada Fakuldan perkiraan hasil ujian nasional tas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang akan dicapai nanti. Sebab itu, Unila menempati posisi pertamenempatkan prodi dengan ting- ma. Tahun ini peminat jurusan kat persaingan yang berkesesuaian Manajemen FEB Unila mencadengan kemampuan akademik pai 3.655 peserta, disusul Ilmu adalah langkah bijak. Komputer Fakultas Matematika “Contoh, jika nilai rata-rata dan Ilmu Pengetahuan Alam rapor selama ini pas-pasan, jangan (FMIPA) sejumlah 3.238 peserta, nekat ataupun iseng memilih ju- Pendidikan Guru Sekolah Dasar rusan pada fakultas kedokteran yang menuntut nilai rata-rata tinggi. Pilihan bijaksana adalah memilih prodi lain yang paling mungkin ditembus dengan nilai yang ia miliki. Sementara pilihan kedua bisa ditempatkan pada prodi yang kira-kira lebih mudah untuk ditembus,” tandasnya. Komarudin memperkirakan, kegagalan siswa dalam menembus SNMPTN selama ini selain faktor kemampuan akademik, disebabkan tidak bijaknya siswa menentukan strategi pilihan prodi. Sehingga tak jarang ada siswa yang sebenarnya berke- Pendaftaran Online SNMPTN 2013 mampuan akademik baik tetapi gagal SNMPTN karena terlalu me- (PGSD) pada Fakultas Kegurumaksakan diri berkompetisi pada an dan Ilmu Pendidikan (FKIP) prodi dengan tingkat persaingan sebanyak 3.070 peserta. tinggi dan jauh dari jangkauan keIa menjelaskan, proses regmampuan akademiknya istrasi peserta berakhir pada 8 Data terakhir pendaftaran, Maret. Sempat diperpanjang sebanyak 52.666 peserta mendaf- hingga 11 Maret bagi sekolah tarkan diri sebagai calon maha- untuk melengkapi data pada siswa perguruan tinggi negeri Pangkalan Data Siswa Sekodalam Seleksi Nasional Masuk lah (PDSS). Meskipun jumlah Perguruan Tinggi Negeri (SN- pendaftar tahun ini meningkat MPTN) Universitas Lampung drastis namun belum mengako(Unila) tahun 2013. Jumlah modir potensi siswa pendaftar tersebut merupakan akumulasi yang ada, sebab jumlah sekolah dari banyaknya pilihan yang yang berpartisipasi di Lampung dimiliki peserta. baru di kisaran 30 persen. “Angka tersebut tidak mengTahun lalu, lanjutnya, jumgambarkan jumlah riil peserta lah sekolah peserta hanya 208 sebab setiap peminat SNMPTN sekolah, tahun ini meningkat memunyai empat pilihan pro- menjadi 376 sekolah. Semengram studi (prodi) pada dua tara untuk Lampung mencapai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 975 sekolah. Itu artinya, masih yang berbeda atau dua program banyak sekolah yang belum
REAKSI | EDISI I / 2013
menjadi peserta. “Bahkan dari 376 sekolah tersebut terdapat beberapa sekolah yang tak merekomendasikan siswanya 100 persen karena kendala teknis,” urainya. Setelah proses pendaftaran selesai maka proses selanjutnya adalah melakukan perankingan siswa berdasarkan nilai rapor dan program studi pilihan dari PTN tujuan. Perankingan akan dilakukan dua tahap yakni untuk pilihan pertama, baru kemudian dilakukan perankingan untuk pilihan kedua. “Namanama yang sudah muncul di pilihan pertama otomatis tak muncul pada pilihan kedua. Setelah itu data diserahkan ke masing-masing PTN,” kata dia. Di masing-masing PTN, data akan dipilah kembali berdasarkan kebijakan masing-masing PTN. Beberapa perguruan tinggi seperti ITB menurutnya memiliki data track record alumni SMA yang berkuliah di ITB. Sekolah yang memiliki track record alumni yang baik tentu akan mendapatkan skala prioritas. Sementara beberapa PTN lainnya memberikan bobot nilai rapor yang berbeda pada setiap sekolah. Artinya antarsekolah unggulan dan sekolah biasa, meskipun memberi nilai rapor yang sama akan memiliki bobot nilai yang berbeda. “Contoh, nilai rapor 7 atau 8 di SMAN 2 Bandar Lampung tentu memiliki bobot nilai lebih tinggi ketimbang nilai 7, 8, atau bahkan 9 di sekolah lain. Nah, hal yang seperti ini kan yang tahu panitia lokal bukan panitia pusat. Oleh sebab itu, penentuan akhir ada di masing-masing PTN. Ada yang mengambil seluruhnya pada pilihan pertama saja. Ada juga yang memberikan persentase antara pilihan pertama dan kedua,” tandasnya.
LIPUTAN KHUSUS 13 Perguruan tinggi besar seperti Universitas Indonesia (UI) ataupun Institut Teknologi Bandung (ITB) tak perlu lagi melihat daftar pilihan karena umumnya pendaftar menempatkan mereka pada pilihan pertama. Namun hal berbeda dilakukan pada PTN kelas tengah ke bawah. Mereka cenderung masih melihat daftar pada pilihan kedua meskipun porsi pada pilihan pertama tetap lebih besar karena hal ini juga menggambarkan tingkat minat yang bersangkutan. “Harapannya ketika diumumkan, si calon mahasiswa registrasi dan tak mengundurkan diri,” tandasnya Dia juga membenarkan jika pendaftaran SBMPTN dibuka sejak 30 April. Diperkirakan periode itu lebih ditujukan kepada siswa lulusan SMA sederajat dua tahun sebelumnya, yaitu lulusan 2012 dan 2011. Sementara untuk lulusan 2013, baru bisa melakukan proses pendaftaran jika hasil Ujian Nasional (UN) sudah diketahui. “Karena beberapa syarat mengikuti SBMPTN salah satunya adalah lulus UN, kemudian memiliki surat keterangan lulus (SKL) atau ijazah,” urainya. Jika demikian, untuk saat ini yang bisa melakukan registrasi pendaftaran baru lulusan 2011 dan 2012 saja. Mereka yang tidak lulus UN otomatis tidak akan lulus SNMPTN dan SBMPTN. Sementara, mengenai proses Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) saat ini sedang dilaku-
kan proses pemeringkatan di tingkat panitia pusat. Pengumuman kelulusan jalur penerimaan mahasiswa baru lewat prestasi akademik, berupa nilai rapor ini baru akan dilakukan pada 28 Mei mendatang. Untuk registrasi ulang dijadwalkan berlangsung 11 dan 12 Juni. Jika melihat pengalaman tahun lalu, waktu daftar ulang SNMPTN Undangan bersamaan dengan ujian SNMPTN Tulis. “Jika demikian, kami perkirakan ujian tulis SBMPTN juga akan dilakukan pada 11 dan 12 Juni mendatang. Namun, ini baru perkiraan. Penjelasan resmi dari pusat memang belum ada. Bisa jadi tahun ini sama dengan tahun lalu atau bisa juga berbeda sama sekali,” pungkasnya. Unila Hapus Uang Pangkal Masuk PTN Meskipun Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) baru mencapai Rp13 miliar, Universitas Lampung (Unila) tetap menyatakan kesiapannya mendukung kebijakan penghapusan uang pangkal masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Hal ini diungkapkan Pembantu Rektor I Bidang Akademik Unila Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin saat dijumpai di ruang kerjanya. Hasriadi mengatakan, pemberian BOPTN berkaitan dengan Penerapan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang ditujukan untuk menciptakan pembiayaan PTN yang lebih ter-
jangkau. Menurutnya, jumlah BOPTN yang diperoleh Unila memang tidak sebanding dengan BOPTN yang didapatkan perguruan tinggi besar seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), ataupun Universitas Gadjah Mada (UGM), yang memperoleh BOPTN hingga ratusan miliar. “Namun kita siap mendukung kebijakan pemerintah dalam hal penghapusan uang pangkal masuk PTN. Unila tak lagi memungut uang pangkal lantaran dihapusnya ujian mandiri mulai tahun ini. Uang pangkal atau sumbangan pengembangan institusi di Unila selama ini hanya dibebankan kepada mahasiswa jalur mandiri,” ujarnya. Sementara UI, ITB maupun UGM, kata dia, membebankan uang pangkal bagi seluruh mahasiswa baru, termasuk di luar jalur mandiri. Besarnya pun jauh lebih besar dari Unila. “Selain Fakultas Kedokteran, SPI Unila berada di kisaran Rp5 juta hingga Rp10 juta. Perguruan tinggi besar mematok hingga Rp45 juta ke atas,” ungkapnya. Kendati demikian, menurut Hasriadi, pemberian BOPTN sebagai konsekuensi penghapusan SPI belum signifikan. “BOPTN Unila tahun ini berada di kisaran Rp13 miliar. Sementara penerimaan Unila melalui SPI jauh di atas itu. Kami harap pemerintah merevisi BOPTN Unila pascadiberlakukannya kebijakan ini,” paparnya. n dok/ Andry
EDISI I / 2013 | REAKSI
14 PRESTASI DOSEN
Mesin Pengolahan Kopi Modern Karya Dosen FT Unila Reaksi-Unila: Provinsi Lampung adalah penghasil kopi Robusta terbesar di Indonesia dengan rata-rata sekitar 142 ribu ton/tahun dengan luas areal sekitar 163.000 ha lebih (Sumber Data: Statistik Perkebunan 2009-2011Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Perkebunan). Perkebunan kopi Lampung umumnya merupakan perkebunan rakyat yang terpusat di daerah Lampung Barat, dimana sekitar 40% dari produksi kopi robusta itu dihasilkan oleh daerah ini. Salah satu komoditas agroindustri unggulan utama Propinsi Lampung yang menjadi produk unggulan daerah adalah kopi. Telah dicanangkan oleh pemerintah daerah melalui program unggulan nasional bahwa Provinsi Lampung sebagai penghasil kopi sedang berupaya untuk memenuhi kebutuhan kopi nasional dan ekspor. Produksi kopi dari daerah Lampung mencapai 142.000 ton pada tahun lalu dan ini setara dengan 62% dari produksi kopi nasional. “Namun demikian, usaha untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi kopi Lampung mang-
REAKSI | EDISI I / 2013
hadapi banyak tantangan,” papar dosen Fakultas Teknik Universitas Lampung (FT) Dr. Eng. Suryadiwansa Harun. Misalnya, menurut dia rantai produksi pengolahan yang panjang. Umumnya mesin pengolahan kopi yang digunakan masih konvensional dan mutu kopi yang dihasilkan masih rendah. Selain itu, proses pengolahan kopi juga boros energi listrik dan gas, menggunakan teknologi informasi sederhana, kurang mendapat bantuan pasar dan belum siap menghadapi pasar bebas/global. Kondisi inilah yang kemudian membuat dosen jurusan teknik mesin ini membuat sebuah inovasi pengolahan kopi yang lebih modern. Melalui program hibah kemitraan (Hi-Link) Dikti, proposalnya yang berjudul “Sistem Produksi Bersih dan Terintegrasi untuk Pengolahan Kopi Lampung Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing dan Mutu Produk” diterima. Ia bekerjasama dengan sebuah usaha rumahan pengolahan kopi di Lampung Barat. Hasilnya, “kalau produksi kopi manual sebelumnya bisa menghabiskan waktu hingga satu bulan,
PRESTASI DOSEN 15
Dr. Eng. Suryadiwansa Harun bersama mesin ciptaanya yang dapat mengolah kopi secara bersih dan terintegrasi sehingga dihasilkan kopi yang lebih bermutu.
dengan menggunakan sistem produksi modern ini, hanya membutuhkan waktu hingga 10 hari sampai kopi siap ekspor,” tuturnya. Sistem ini menggunakan beberapa alat yang langsung bisa mengurangi kadar air, mengeringkan, hingga memilih biji kopi sesuai kebutuhan ekspor. Peralatannyapun sudah aman dan menggunakan konsep irit. Misalnya, pisau pemilih kopi menggu-
nakan karet sehingga biji kopi tidak pecah, hingga untuk bahan bakar yang digunakan itu dari limbah kulit kopi, sehingga lebih irit dan efisien. “Limbahnya untuk gasifikasi dan penelitian ini sudah dilakukan selama tiga tahun,” papar Suryadiwansa Hasil evaluasi penerapan konsep teknologi sistem produksi kopi bersih dan terintegrasi ini memang masih perlu pembenahan. Pertama, dalam penerapan model sistem produksi kopi ini pada Industri Mitra, kebutuhan energi panas dapat disediakan dengan cukup melalui proses gasifikasi
limbah kopi. Hanya saja kebutuhan energi listrik untuk menggerakkan komponen mesin sangat terbatas, yaitu hanya 900 Watt, akibatnya proses pengolahan kopi belum bisa dilakukan secara simultan dan terintegrasi. Kedua, konsep produksi kopi yang bersih dan produktif tercapai dengan indikator buah kopi yang dikupas oleh mesin pengupas meminimalkan biji kopi yang pecah atau reject, rumah pengering matahari atap ganda berfungsi sebagai media pengering biji kopi yang bersih dan mampu menurunkan kadar air biji kopi 60% menjadi 20% dalam waktu 9 hari (asumsi waktu pengeringan setiap hari 6 jam), hingga limbah kopi yang dibakar dalam satu reaktor mesin pengering mekanis mampu menghasilkan Syngas untuk proses pengeringan 240 kg biji kopi (kadar air 20% menjadi 12%) serta proses penyangraian biji kopi 240 kg, dimana proses-proses tersebut dilakukan secara simultan dan terintegrasi dalam waktu kurang lebih 4 Jam. n Andry
EDISI I / 2013 | REAKSI
16 PRESTASI DOSEN
Dosen FT Unila Buat Alat Tingkatkan Produksi Genteng Reaksi-Unila: Desa Jati Agung, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, Lampung dahulu adalah sebuah desa miskin. Kini, desa tersebut menjadi desa makmur dan percontohan. Hal itu karena desa tersebut kini telah manjadi salah satu desa sentra pembuatan genteng yang cukup besar di Lampung. Kondisi inilah yang kemudian menarik minat seorang dosen Fakultas Teknik Universitas Lampung (FT Unila), Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, MT. Ia melihat bahwa masih ada potensi yang bisa dikembangkan lagi didesa sentra genteng tersebut. ”Tim kami sudah sounding kepada DinasPerindustrian Kabupaten Pringsewu, dan semuanya menyambut baik. Banyak masukan dan pasti akan kami terima masukannya,” ungkapnya saat ditemui diruang kerjanya, awal Maret lalu. Apa inovasi yang dilakukan Yanuar? “Sebenarnya alat/teknologinya sudah ada dan dipakai, namun belum banyak yang berupaya untuk memaksimalkannya,” ungkapnya. Desain gentengnya pun seperti biasa, tidak ada kreasi baru. Namun, jika alat ini berhasil dimaksimalkan, maka akan semakin meningkatkan produktifitas pembuatan genteng. “Alat ini merupakan alat pembuatan genteng hidraulik yang bisa digunakan unuk membuat dua jenis genteng. Bisa digunakan untuk genteng dari tanah liat biasa, atau dari bahan pasir dan semen, bisa juga untuk membuat paving block,” papar Yanuar lagi. Inilah yang dimaksud untuk meningkat-
REAKSI | EDISI I / 2013
kan produktifitas. Inovasi peningkatan produktifitas itulah yang akan dikembangkan. Peningkatan yang dimaksud adalah, misalnya, jika musim hujan tiba biasanya produksi genteng akan berhenti sekitar tiga bulan, karena hanya mengandalkan satu bahan pembuatan (tanah lita) yang membutuhkan sinar matahari. Namun, dengan alat ini, produksi tetap bisa jalan dengan bahan lain (genteng beton) karena hanya butuh dianginkan untuk kering. “Selain itu alat ini juga menghemat tenaga kerja yang terkadang para pengrajin genteng juga kekurangan,” katanya. Yanuar telah menghitung bahwa dengan menggunakan alat ini, produktifitas pembuatan genteng akan meningkat 1 : 3. “Produksi genteng biasanya sekitar
50.000 buah perbulan, namun dengan alat ini bisa mencapai 150.000 buah perbulan. Kini kami masih terus melakukan penjajakan dan mengadakan pelatihan pembuatan dan pemasaran kepada para pengrajin di desa tersebut.” Alat ini juga menurut Yanuar masih terus dalam tahap penyempurnaan rancangan bekerjasama dengan sebuah bengkel. Begitupun dengan desain tungku pembakaran. “Sebenarnya ini sebuah tantangan. Kami menggunakan teknologi yang sudah maju untuk mengatasi masalah sederhana,” terus Yanuar. Alat yang baik tentu berimbas pada hasil yang maksimal. Apalagi kebutuhan genteng di Jakarta dan Banten sangat besar, sehingga pasar genteng masih sangat menjanjikan. “Kami berharap dengan alat ini benar-benar bisa sangat membantu para pengrajin karena peningkatan produktifitas yang mencapai 150 persen. Jika dijalankan dengan baik, dalam hitungan kasar saja, dengan menggunakan alat ini, dalam lima tahun saja para pengrajin genteng itu sudah bisa kembali modal,” tutupnya. n Andry
Mesin Pembuatan Genteng Hidrolik yang produktif buatan Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, MT.
PRESTASI DOSEN 17
Ekowisata Hutan Mangrove Dapat Menjadi Andalan Lampung Reaksi-Unila: Trend ketertarikan masyarakat dunia terhadap kawasan-kawasan alami, sebagai bentang alam, satwa liar dan flora yang terlindung berpadu dengan unsur-unsur budaya masyarakat lokal menjadikan Ekowisata sebagai suatu bagian logis dari pembangunan yang berkelanjutan. Berkaca dari keberhasilan di beberapa negara, ekowisata terbukti telah menjadi bagian ekonomi global yang mendatangkan pendapatan untuk membayar konservasi sumber daya alam dan membiayai kebutuhan hidup masyarakat penunggunya. Kondisi itulah yang membuat Dr. Erna Rochana, dosen Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung (FISIP Unila) meneliti dan membukukan potensi “Ekowisata Mangrove Margasari Pesisir Timur Lampung”. “Penyusunan ini sebagai upaya untuk memulai memperluas pemanfaatan hutan mangrove dengan tetap menjaga kelestariannya,” ungkap Erna. Memperkenalkan potensi ekowisata mangrove melalui buku dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman masyarakat luas tentang seluk beluk hutan mangrove
yang berdampingan dengan laut, ombak, dan pantainya serta aneka produk ikan segar dan kulinernya. “Daerah Margasari, Lampung Timur sebagai daerah kunjungan ekowisata mangrove diharapkan dapat membangkitkan kesadaran baru wisatawan, akan pentingnya konservasi lingkungan, khususnya ekosistem mangrove,” paparnya kemudian. Karena, hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove dan mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Pohon mangrove memiliki daya adaptasi yang khas untuk hidup dan berkembang pada substrat berlumpur yang bersifat asam dan anoksik. Adaptasi terhadap kadar oksigen yang rendah, mangrove memiliki perakaran yang khas bertipe cakar ayam dan penyangga ekosistem. Secara ekologis, tanaman mangrove berfungsi antara lain; tegakannya yang rapat dan kokoh dapat melindungi daratan dari hantaman gelombang termasuk tsunami, perakarannya yang unik melindungi pantai dari meluasnya proses abrasi,
bahkan dapat menambah daratan dengan menjebak lumpur sehingga terjadi sedimentasi (akresi), lalu gugusan hutan mangrove menahan interusi air laut meluas kedaratan. Kemudian habitat mangrove di kawasan pasang surut menjadi tempat berpijahnya berbagai habitat laut, kanopinya yang lebat berfungsi menyerap CO2 dan menjadi habitat berbagai satwa seperti lebah, kupukupu dan berbagai jenis burung. Terakhir, menurut penelitian Erna, reruntuhan seresahnya memperkaya zat hara tanah dan menjadi sumber makanan hewan yang berasosiasi dengannya. Menurut Ketua Lembaga Penelitian Unila, Dr. Admi Syarif, penelitian dan penerbitan buku ini bentuk salah satu realisasi kerjasama yang terus menerus dilakukan Unila dengan berbagai pihak. “Dampak ganda yang diharapkan dari meluasnya informasi hasil penelitian melalui penerbitan buku ini bukan hanya kelestarian hutan mangrove dan kesejahteraan sosial lokal saja, namun juga menambah wawasan dan alternatif tujuan wisata masyarakat luas di Lampung,” tutup Admi. n Andry
EDISI I / 2013 | REAKSI
18 UNILA DALAM LENSA Membuka Seminar Nasional Skenario Kebijakan Bioenergi Indonesia Tahun 2050
Kunjungan KKN ke Way Kanan Peresmian Balai Krakatau
Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Dokter Angkatan XVI Fakultas Kedokteran Unila
REAKSI | EDISI I / 2013
UNILA DALAM LENSA 19 Penandatanganan MOU Unila dengan Pemkab Tulangbawang
Tasyukuran Akreditasi A Fakultas Kedokteran
Penandatanganan Naskah Kerjasama dengan BCF, Kadin dan PNPM
Kerjasama Unila dengan Kementerian Perdagangan EDISI I / 2013 | REAKSI
20 KERJASAMA
Pendandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Unila dengan Deakin University di Australia beberapa waktu lalu. n Dokumentasi Unila
Dekan FKIP:
Kerjasama Internasional Itu Sangat Mungkin Direalisasikan
“
Slogan ‘Go International’ yang selalu digadanggadang Universitas Lampung (Unila) memang bukan isapan jempol belaka
REAKSI | EDISI I / 2013
Reaksi-Unila: Slogan ‘Go International’ yang selalu digadang-gadang Universitas Lampung (Unila) memang bukan hanya sekadar isapan jempol belaka. “Upaya itu adalah sebuah keniscayaan dan sangat mungkin direalisasikan,” ungkap Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Dr. Bujang Rahman saat dihubungi, Kamis (4/4). “Kerjasama luar negeri sudah dilakukan FKIP sejak dua tahun lalu, tanpa melihat keterbatasan fasilitas. Ini merupakan komitmen kami!” tegas Bujang Apa yang diungkapkan Bujang tersebut tentu sangat mendasar. Pasalnya, FKIP Unila memang telah beberapa kali menjalin kerjasama internasional dengan universitasuniversitas luar negeri. Antara lain University of Kentucky Amerika Serikat, Faculty of Art and Educa-
tion Deakin University Australia, Faculty of Education Chulalongkorn University Thailand, hingga Institute of Education International Islamic University Malaysia (IIUM). “Tim dari FKIP Unila yang berjumlah 17 orang yang langsung saya ketuai juga telah melakukan kunjungan langsung ke Faculty of
KERJASAMA 21
Education Chulalongkorn University Thailand dan Institute of Education International Islamic University Malaysia (IIUM),” ungkapnya. Bujang menuturkan tim terdiri Dekan, PD I, PD III, Kepala Jurusan, dan Sekretaris Jurusan Ilmu Pendidikan, Ketua Quality Assurance, Ketua Unit Data Base dan Pengembangan Publikasi Ilmiah, Kepala Bagian Tata Usaha beserta dosen dari keempat jurusan yang ada di FKIP Unila dan staf administrasi. Kerja sama yang dibangun menurut Bujang terfokus pada research partnership (kerjasama penelitian). Kerjasama penelitian juga mengkaji berbagai permasalahan kependidikan di masing-masing negara. “Imbasnya kan nanti bisa mendorong bidang pendidikan di Lampung dan membawa Unila dan juga Lampung ke dunia Internasional,” tukasnya. Sedangkan, salah satu agenda kerjasama FKIP dengan Faculty of Art and Education Deakin University, Australia adalah soal penelitian yang akan dilakukan pada 12 topik utama dari tiga tema yang menjadi prioritas. “Tiga tema utama itu antara lain pendidikan sains, manajemen pendidikan, dan pendidikan bahasa. Dari setiap judul akan dig-
arap oleh satu tim yang terdiri dari peneliti kedua universitas,” ujarnya lagi. Nantinya, hasil riset akan dipublikasikan dalam berbagai jurnal penelitian ilmiah berlevel nasional dan menjadi tema-tema pada seminar internasional yang akan diselenggarakan kedua universitas. “Selain workshop, kegiatan
“
Kerja sama yang dibangun menurut Bujang terfokus pada research partnership (kerjasama penelitian).
erimaan akademisi dalam program pendidikan doktoral di Deakin,” terusnya. Bujang berharap, kerja sama dalam bentuk riset dan publikasi internasional ini tidak hanya terjadi pada satu tahun saja melainkan di tahun-tahun mendatang. “Kita berharap, dari kerjasama riset ini, maka penelitian yang dilakukan oleh peneliti Unila dapat menjadi modal disertasi mereka dalam menempuh pendidikan doktoral di Deakin kelak,” paparnya. Selain itu, kerjasama kedua universitas ini guna mendiskusikan persiapan konferensi internasional yang bertema “International Teacher Education Conference” yang bakal digelar awal Juli mendatang di FKIP Unila. n Andry
yang diperuntukkan bagi dosen tersebut dimanfaatkan oleh pihak Deakin untuk mewawancarai empat akademisi, yakni tiga akademisi asal FKIP Unila dan sisanya berasal dari FISIP. “Wawancara dilakukan sebagai prosedural pen-
EDISI I / 2013 | REAKSI
22 KERJASAMA
Ada Harapan Rumah Sakit Universitas Dibangun Kembali
“
Impian Universitas Lampung (Unila) untuk memiliki RSU yang sempat terbengkalai mulai menemukan titik terang
REAKSI | EDISI I / 2013
Reaksi-Unila: Selama ini, pihak pimpinan Universitas Lampung (Unila) terus menjajaki kerjasama dengan berbagai pihak demi mewujudkan kembali harapan pembangunan Rumah Sakit Universitas (RSU). Penjajakan kerjasama dan pencarian donatur itu dilakukan pada institusi pemerintah, swasta, dan BUMN. Hingga kemudian ada kabar gembira yang layak diapresisasi dan disambut baik. Impian Universitas Lampung (Unila) untuk memiliki RSU yang sempat terbengkalai mulai menemukan titik terang. Usaha
dan kerja keras pihak Unila tidak sia-sia. Harapan akan adanya sebuah rumah sakit yang juga berperan sebagai laboratorium pembelajaran dan sangat bermanfaat bagi warga semakin dekat dengan kenyataan. Adalah PT. Pertamina, salah satu badan usaha milik negara (BUMN) itulah yang meruapkan harapan baru akan terwujudnya RSU tersebut. “Pihak pimpinan Unila telah melakukan Lobi-lobi ke PT. Pertamina di Jakarta pekan lalu dan membuahkan hasil. Pihak Pertamina bersedia menandai pembangunan RSU,”ungkap Rek-
KERJASAMA 23 tor Unila, Prof. Sugeng P. Harianto saat dihubungi Kamis (4/4) dengan bangga. Kemudian, Sugeng memaparkan jika dalam waktu dekat, pihak Pertamina akan berkunjung ke Lampung untuk meninjau lokasi dan membicarakan model pengelolaannya. “Kami harap dengan kerjasama ini, impian untuk membangun kembali rumah sakit di Unila segera terwujud,” tuturnya. Sikap optimis itu harus ditunjukkan karena institusi yang tertarik ini selain sama-sama lembaga milik pemerintah, alasan memilih Pertamina karena perusahaan pelat merah itu telah berpengalaman mengelola rumah sakit. ’’RS Pertamina banyak dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sehingga bekerja sama dengan mereka, tentu akan lebih mudah menyesuaikan segala sesuatunya,” tambah Sugeng. Contoh model pembangunan rumah sakit kerja sama dengan Pertamina sudah ada di Lampung. Yaitu Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Husada (RSPBAH), yang diinisiasi Universitas Malahayati
Bandarlampung. Lebih lanjut Sugeng menerangkan, Unila terpaksa melobi Pertamina karena anggaran yang diajukan ke pusat untuk kelanjutan pembangunan RSU sejak tahun 2012 tak disetujui. ’’Padahal, kami
hanya Rp43 miliar. Sisanya, Rp12 miliar, masih ada di rekening Kemendikbud dan tidak digunakan,” terang Sugeng. Sedangkan pada tahun lalu, Unila mengajukan anggaran Rp150 miliar, tetapi tidak disetujui. ’’Sementara pada tahun ini, Rancangan Rum
ah Sakit Unive
ini kan lembaga di bawah naungan langsung Kemendikbud. Sehingga kalau pengajuan tidak disetujui, kami tak bisa bergerak,” tuturnya. Rektor mengungkapkan, untuk pembangunan tahap awal pada 2011 anggaran pembangunan yang dikucurkan Kemendikbud sebesar Rp55 miliar. ’’Namun yang terserap
rsitas (RSU)
awalnya kita mengajukan Rp300 miliar, tetapi kemudian dipangkas menjadi Rp200 miliar,” ungkapnya. Namun sampai saat ini belum dikucurkan dan sepertinya juga tak disetujui. Meski sudah ada kepastian dari Pertamina, rektor berharap semua pihak mendukung upaya penyelesaian pembangunan RSU. Sebab, keberadaannya sangat penting. Selain sebagai tempat pendidikan dan penelitian mahasiswa kedokteran, juga bisa digunakan untuk membantu pengobatan masyarakat dengan biaya lebih murah. ’’Karena itu, saya juga minta dukungan dari semua pihak. Sampaikan keberadaan RSU ini sangat penting. Supaya Kemendikbud bisa memasukkannya dalam kegiatan prioritas. Kemudian kepala-kepala daerah dan perusahaan-perusahaan bisa bahu-membahu menyelesaikannya,” harap Sugeng. n dok/Andry
EDISI I / 2013 | REAKSI
24 KEARIFAN LOKAL
Perempuan
Punya Posisi Penting dalam
Adat Lampung Reaksi-Unila: Urusan publik adalah urusan bersama, baik laki-laki maupun perempuan. Lakilaki tidak sekadar berjalan di sektor publik dan perempuan berjalan di sektor domestik. Keduanya memiliki peran yang sama. Pendikotomian peran menjadi tidak adil, terutama bagi perempuan. Terlebih, berbuat baik bagi sesama merupakan tugas laki-laki dan perempuan. Demikaian yang disampaikan Dr. Ari Darmastuti dalam Seminar Nasional “Perempuan, Ruang Publik, dan Islam” di Auditorium Perpustakaan Universitas Lampung (Unila), Selasa (5/3). Menurut Kepala Program Pascasarjana Ilmu Pemerintahan FISIP Unila itu, dengan adanya peran perempuan di sektor publik justru memperkuat dampak kebaikan. Wacana bahwa perempuan dan laki-laki ibarat matahari dan bulan yang harus beredar di orbit masingmasing, laki-laki di sektor publik
REAKSI | EDISI I / 2013
dan perempuan di sektor domestik, adalah kurang tepat. Perempuan yang masuk ke sektor publik tidak harus disertai profesi tertentu seperti berperan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun peran di sektor publik bisa dilakukan dengan mengikuti kegiatan pengajian, posyandu, dan lainnya. Amar ma’ruf nahi munkar harus dikerjakan bersama-sama. Artinya, baik lakilaki dan perempuan bersama-sama harus mengurus urusan publik maupun domestik. Ari memaparkan, minimnya peran perempuan di ranah publik karena implikasi paham ideologis. Misalnya, perempuan tidak dibenarkan masuk ranah publik karena akan mengakibatkan kekacauan. Kekacauan masyarakat dilekatkan sebagai kesalahan perempuan. Selain itu, perempuan menuntut keadilan dan kesetaraan gender dalam semua aturan, kebijakan, program,
dan kegiatan publik. Ditambah lagi, peran publik jadi beban berat untuk perempuan dan kalau ada masalah di ranah domestik dianggap kesalahan perempuan. Ruang publik saat ini, kata Ari, lebih dekat pada karakter maskulin yang tegas, berani, cekatan/ cepat mengambil keputusan. Sektor publik menjadi domain laki-laki. Kekuasaan publik dianggap tidak perlu dan tidak memiliki karakteristik unggul dari feminitas berupa kesabaran, kejujuran, dan kesetiaan. Sementara, kekuasaan publik identik dengan persaingan dan konflik dengan penyelesaian masalah berciri zero sum game. Tantangan lain yang hadir bagi perempuan di sektor publik adalah dari aspek budaya. Feminitas dianggap sebagai kelemahan, bukan sebagai kelengkapan social engineering. Urusan publik dianggap semata-mata memasyarakatkan maskulinitas, sementara perem-
KEARIFAN LOKAL 25
Sekeras Batu Si Dayang Rindu
“
Setelah berkeluarga, seorang muli memiliki peran yang lebih besar, baik dalam keluarga suami maupun keluarga adat.
puan merupakan incomplete sucject (kekurangan maskulinitas). Dra. Dewani Romli, M. A. menambahkan, tidak ada larangan bagi perempuan berperan di sektor publik bila dilihat dari kaca mata agama Islam. Bahkan, sejak zaman Rasulullah saw., peran perempuan di sektor publik sudah terjadi. Prinsip Islam berupa persamaan antara manusia tanpa mendiskriminasikan perbedaan jenis kelamin, neara, bangsa, suku, dan keturuan. Semuanya berada dalam posisi yang sejajar. Hal yang dapat meninggikan dan perendahkan kualitas seseorang adalah nilai pengabdiannya dan ketakwaannya kepada Allah swt. (Q.S. Al-Hujurat: 13). Lemahnya pemberdayaan perempuan, kata Dewani, tidak terlepas dari historis, pengaruh konsep kultur, ras, politik, dan agama yang berlangsung lama. Kemudian, pengaruh interpretasi/pemahaman agama yang keliru dan mendis-
kriminatifkan perempuan adalah sangat dominan. Selain itu, nilainilai agama yang dianut terkadang tarik-menarik terhadap nilai-nilai budaya. Dampaknya adalah ketidakadilan gender, kekerasan, diskriminasi, dan penindasan. Untuk dapat mencerahkan kesalahtafsiran atas berbagai aturan agaman, perlu adanya teori persamaan (musawa), rekonstruksi, dekonstruksi, dan analisis terhadap hadist misogini (hadist yang mendiskreditkan perempuan). Dipandang dari adat dan budaya Lampung, Anshori Djausal, M.T. menerangkan, perempuan memiliki posisi yang tinggi dan dihormati dalam budaya Lampung. Seorang perempuan telah diberlakukan secara adat sejak lahir. Perempuan diberi “juluk” sesuai latar belakang atau status sosial di dalam adat. Setiap juluk diiringi pantun dan merupakan doa bagi
yang menerimanya. Terhadap muli (gadis Lampung), tidak diberlakukan aturan yang kaku dan menghambat keberadaannya di masyarakat. Aturan-aturan adat yang terkait pada muli merupakan bentuk penjagaan sebagai simbol kebaikan kampung atau keluarga. Setelah berkeluarga, seorang muli memiliki peran yang lebih besar, baik dalam keluarga suami maupun keluarga adat. Dalam seminar yang merupakan kerja sama Unila, Universitas Paramadina, dan The Asia Foundation ini, perempuan diharapkan dapat memainkan peran, baik di sektor publik maupun domestik. Selain itu, perlu adanya rekonstruksi pemikiran yang mendiskreditkan peran perempuan di sektor publik. n dok/HCH
EDISI I / 2013 | REAKSI
26 PENGABDIAN
KKN Tematik Unila:
Upaya Nyata Membangun Masyarakat Lebih Baik Ada banyak ‘pesan’ yang bisa disampaikan dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang dilaksanakan Universitas Lampung (Unila). Ada banyak ‘pelajaran’ yang bisa diambil dari situ pula. Hingga, ada banyak manfaat yang bisa dirasakan dari pengalaman 30 hari itu.
Unila: “Hasil nyata yang bisa dirasakan pada KKN Tematik Unila periode Januari-Februari 2013 ini adalah pembangunan dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kabupaten Way Kanan bekerjasama dengan PLN,” ungkap Ir. Fauzan Murdapa, MT., Sekretaris KKN Tematik Unila saat ditemui Reaksi di ruangan Sekretariat KKN Unila Gedung Rektorat Lantai IV, Jumat (26/4) siang. Selain itu, di Way Kanan ada juga kegiatan penyuluhan mahasiswa tentang pemanfaatan kotoran sapi yang bisa digunakan menjadi energi biogas. Kemudian penyuluhan kesehatan gratis di dusun yang paling ujung di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan itu. “Bupati Way Kanan sangat menyambut baik program-program kegiatan mahasiswa KKN disana. Apalagi program pembangunan PLTA tersebut, ia (bupati) akan sangat mendukung jika pembangunannya dilakukan di daerah Way Kanan lain yang belum dialiri listrik,” tutur Fauzan lagi. Rektor Unila, Prof. Sugeng P.
REAKSI | EDISI I / 2013
Harianto juga terus menunjukkan dukungan positifnya pada setiap program dan kegiatan yang dilakukan mahasiswa KKN Unila. “Pihak pimpinan Unila sangat mengapresiasi seluruh program kegiatan yang positif dalam kegiatan KKN ini. Kerjasama dengan seluruh unsur pimpinan di daerah terkait juga terus di lakukan untuk menunjang kegiatan KKN,” ujar Fauzan menuturkan apa yang disampaikan rektor. Apalagi, lanjut Fauzan, rektor dan unsur pimpinan universitas kerap melakukan kunjungan ke lokasi mahasiswa KKN. Kunjungan ini diharapkan dapat menambah motivasi dan kinerja mahasiswa dalam membangun desa tempat mereka melakukan salah satu bagian dari tri dharma perguruan tinggi. Menurut Fauzan, KKN Tematik sangat membantu membuka wawasan mahasiswa dan masyarakat dalam pembangunan didesa. “Baik mahasiswa dan masyarakat merasakan langsung manfaat dari kegiatan KKN ini,” ujarnya. Pada periode awal tahun 2013 ini, Fauzan mengungkapkan, bukan di Way Kanan
saja manfaat KKN Tematik ini dirasakan. Mahasiswa KKN Unila di Lampung Timur melakukan kegiatan reboisasi. Salah satu program kegiatan tersebut dilakukan karena mahasiswa melihat kondisi daerahnya yang gundul dan gersang. Kegiatan reboisasi dilakukan di Kecamatan Way Bungur, Purbolinggo, Labuhan Ratu, dan Sukadana. “Reboisasi itu juga dilakukan dalam rangka program penanaman satu milyar pohon bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Kabupaten Lampung Timur. Ada sekitar 100 ribu pohon dengan berbagai jenis yang ditanam dalam kegiatan tersebut,” papar Fauzan. Kemudian di Tanggamus ada kegiatan sunatan missal. “Kegiatan ini baru pertama kali dilakukan selama program KKN dilaksanakan,” tukas Fauzan. Menurutnya, program kegiatan ini sangat disambut antusias oleh warga. Kegiatan ini dipusatkan didua lokasi, yakni Pekon Suka Banjar, Kecamatan Kota Agung Timur dengan diikuti 24 anak dan di Pekon Ketapang, Kecamatan Limau dengan diikuti 26 anak.
PENGABDIAN 27 Bukan saja mengadakan program kegiatan, di Pringsewu, mahasiswa KKN juga membantu program desa dengan membantu menyiapkan kegiatan lomba desa. Mahasiswa membantu mengadakan pengenalan dan penyuluhan kesehatan hingga perbaikan administrasi desa. Kegiatan itu dihelat di Kecamatan Pagelaran. Namun, tidak semuanya program kegiatan KKN yang diadakan adalah program baru. Mahasiswa juga meneruskan program KKN sebelumnya yang dinilai sukses. Seperti mahasiswa KKN di Kabupaten Pesawaran yang melanjutkan program Pos Pemberdayaan Keluarga (Pos Daya). Kegitan ini masih dipusatkan di Kecamatan Padang Cermin. “Mahasiswa juga menggelar penyuluhan bahaya narkoba ke Desa Hanura bekerjasama dengan LSM Granat, kepolisian, dan pemerintah daerah. Catatan KKN Namun, menurut Fauzan, ada beberapa hal yang masih menjadi catatan selama kegiatan KKN Tematik ini berlangsung. Misalnya, perlu lebih mensinergikan program kegiatan pemerintah daerah setempat dengan program kegiatan yang dibuat mahasiswa. “Kondisi ini biasanya terjadi pada kegiatan KKN mahasiswa pada periode Januari-Februari. Pada bulan-bulan itu, kebanyakan pemerintah daerah setempat belum melakukan program kegiatannya, jadi terkadang program yang dibawa mahasiswa tidak sinkron waktunya. Saya rasa, jika bisa sinergi akan lebih maksimal,” tutur Fauzan. Fauzan mengatakan jika sebenarnya jika ada sinkronisasi waktu kegiatan, mahasiswa yang ada di lokasi KKN selama satu bulan itu bisa diberdayakan oleh pemerintah daerah setempat. Maka, kedepan Fauzan berharap ada perkembangan dan perbaikan. Apalagi, sejak dua tahun lalu sudah ada program kegiatan KKN
Rektor Unila melakukan penanaman bibit pohon pada kunjungan ke sebuah desa KKN mahasiswa Unila di Kabupaten Lampung Timur bulan Februari 2013 lalu.
Bersama dengan universitas lain diluar Lampung. Program kerjasama KKN itu menurut Fauzan digagas dari Forum Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri (BKS PTN) Wilayah Barat. Kerjasama ini juga tentu disambut baik pimpinan Unila “Kita (Unila) sudah pernah menerima 10 mahasiswa dari Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang. Ada juga wacana KKN bersama di pulau-pulau terluar Indonesia, dan kita akan sambut itu dengan baik,” kata Fauzan. Saat ini Unila memang belum pernah mengirimkan mahasiswanya, namun terus disosialisasikan. “Saat ini tida universitas sudah menanyakan kesiapan Unila untuk mengirimkan mahasiswa untuk program KKN Bersama ini, seperti Unsri, Universitas Bengkulu, dan Universitas Syiah Kuala Aceh,” papar Fauzan. Menurut Fauzan, beberapa pemerintah daerah di Lampung juga ada yang meminta mahasiswa KKN di wilayah-wilayah yang potensial. Seperti misalnya di Suoh, Lampung Barat yang merupakan wilayah penghasil energi panas bumi. “Ka-
lau di Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus yang juga merupakan wilayah penghasil energi panas bumi sudah pernah ada mahasiswa KKN Unila disana,” tukasnya. “Ada juga pemerintah daerah yang meminta mahasiswa KKN di wilayah yang masih memerlukan penyuluhan tentang perbaikan karakter wilayahnya, misalnya diwilayah pedalaman dan rawan konflik atau tindak kejahatan seperti di Lampung Utara,” kata Fauzan. Tantu hal ini akan menjadi pertimbangan untuk perbaikan kedepannya. Kegiatan KKN ini memang telah menyentuh banyak hal. Masyarakat juga menyambut baik adanya mahasiswa yang terjun kemasyarakat untuk mengetahui langsung kondisi nyata dan melakukan perubahan. Mahasiswa dan masyarakat samasama berupaya dan bekerjasama memperbaiki tatanan hidup yang lebih baik melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat ini. Selama tiga puluh hari itu, banyak pesan moral, pelajaran berharga, dan manfaat nyata dari pelajaran hidup tak terlupakan ini. n Andry
EDISI I / 2013 | REAKSI
28 KEMAHASISWAAN Peringatan Hari Air Sedunia:
Hemat Air Guna Hadapi Perubahan Iklim
Tabuhan musik persembahan pelajar Sekolah Alam Lampung, turut memeriahkan peringatan Hari Air sedunia.
Reaksi-Unila: Memperingati hari air sedunia yang jatuh tanggal 22 maret, beberapa lembaga mahasiswa di Universitas Lampung (Unila) bergabung dengan berbagai organisasi, komunitas, dan siswa SD di Lampung menggelar aksi simpatik. Massa melakukan aksi di bundaran gajah tugu adipura, Bandar Lampung, Jumat (22/3) dengan melakukan aksi longmarch sejauh 3 kilometer dan sambil membawa poster mereka menyerukan aksi penghematan air. Beberapa lembaga di Unila tersebut antara lain, Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (UKM Mapala), Klub Selam Anemon Unila, Himpunan Mahasiswa Biologi (Himbio) FMIPA, dan lain-lain. Dalam aksi ini, massa aksi menyerukan pentingnya air bagi kehidupan dan menghimbau masayarakat untuk sejak dini melakukan penghematan
REAKSI | EDISI I / 2013
terhadap penggunaan air, apalagi di tengah perubahan iklim global yang mengancam terjadinya kekeringan. Selain berorasi dan menyerukan himbauan kepada masyarakat, aksi ini juga dimeriahkan dengan tabuhan musik dari sejumlah pelajar Sekolah Alam Lampung, dengan peragaan alat musik bambu dan berbagai alat bekas rumah tangga seperti ember dan galon air mineral. Penggunaan alat-alat musik dari barang bekas ini juga mengajarkan sejak dini bagaimana memanfaatkan barang bekas menjadi benda yang bisa digunakan dengan berbagai manfaat. “Selain itu kami juga menyerukan masyarakat hendaknya mulai melakukan pemanfaatan sumber air yang berada disekitar lingkungan tempat tinggal masing-masing,” ungkap salah satu anggota Mapala Unila, Ria Yulianti saat ditemui saat
aksi berlangsung. “Kami berharap kegiatan ini dapat membantu membangkitkan kembali semangat untuk menambah wawasan serta sumber ilmu dalam upaya pemanfaatan air,” tambahnya. “Aksi ini menegaskan bahwa dengan kondisi ini, masyarakat harusnya sesegera mungkin dapat beradapatasi terhadap perubahan iklim serta dapat melakukan antisipasi terhadap ancaman kekeringan,” terusnya. Termasuk ketersediaan air bawah tanah dengan pemanfaatan sumber air lingkungan dan hujan melalui program pembuatan biopori. Selain menghemat penggunaan air, masyarakat juga dihimbau untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, diantaranya tidak membuang sampah sembarangan ke sungai. n Andry
KEMAHASISWAAN 29
Kurikulum Wirausaha Perlu Disisipi di Perguruan Tinggi Reaksi-Unila: Banyaknya pengangguran bertitel sarjana harus menjadi perhatian penting berubahnya kurikulum di jenjang perguruan tinggi. Apa pun basis ilmunya, kurikulum perguruan tinggi harus memiliki muatan entrepreneurship (kewirausahaan). Demikian dinyatakan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Lampung Bidang Perdagangan Dalam Negeri Erika Agustina dalam Seminar Kewirausahaan yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila), Kamis (14/3) lalu. Erika mengatakan, untuk menjadi seorang wirausaha muda bukan berarti harus memiliki modal kapital, justru keterampilan mengolah ide dan kreativitas yang menjadi modal awal. “Selain ide kalian juga butuh keberanian dan kenekatan untuk memulai bisnis sendiri,” paparnya. Ia juga menambahkan, sektor pendidikan memiliki peran strategis dalam menyukseskan target nasional sebagaimana Indonesia
menargetkan pada 2015 mendatang, paling tidak akan ada penambahan pengusaha muda baru di tanah air yang biasanya berasal dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Perubahan mindset ini tidak hanya dari bangku kuliah. Jika perlu, sejak pendidikan usia dini sudah ditanamkan,” katanya lagi. Berdasarkan survei pada 2008, lanjut Erika, jumlah pengusaha di Indonesia masih berkisar 0,6 persen dari total jumlah penduduk. Sementara di Malaysia jumlahnya sudah mencapai angka 4 persen. Untuk Thailand lebih tinggi lagi
hingga 7 persen. Hal ini lantaran dukungan dari sektor pendidikan dan kebijakan pemerintah yang pro kepada sektor UMKM. “Untuk kita, kebijakannya belum bisa dibilang cukup akomodatif. Bayangkan saja, untuk mendapatkan kredit usaha kecil dan menengah sekitar Rp15 juta dengan syarat minimal yang dapat diajukan adalah memiliki agunan tanah. Bagaimana mungkin pengusaha muda sekelas mahasiswa memiliki sertifikat tanah untuk digadaikan. Nah, kebijakan yang seperti ini yang harusnya dikoreksi dan dicari solusinya,” urainya. Dalam kurikulum kewirausahaan, ia menyarankan, untuk lebih banyak praktik dan berbagi pengalaman ketimbang sekadar pemaparan teori. “Mahasiswa tidak butuh teori banyak-banyak, tetapi butuh success story dari yang sudah berpengalaman. Ini yang paling penting,” pungkasnya. Saat ini juga Kadin tengah menyiapkan program individual social responsibility dari para anggotanya. Diharapkan, program ini mampu memunculkan kakak-kakak asuh bagi para pengusaha muda. n Dok
EDISI I / 2013 | REAKSI
30 KEMAHASISWAAN
Mahasiswa Unila Lakukan Visiting Study dan Short Research di Ceko
Oktaviana dan Thaha didampingi dosen pembimbing saat berpamitan dengan PR I Unila, Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.S. (tengah).
Reaksi-Unila: Internasionalisasi kampus Unila perlu dikembangkan guna meningkatkan peranan unila dalam aktifitas akademik yang meng-global. Unila memandang pentingnya mahasiswa melakukan kunjungan ke luar negeri untuk penelitian, seminar, dan aktifitas ilmiah lainnya. Demikian yang disampaikan Pembantu Rektor I Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.S. di ruang kerjanya saat melepas keberangkatan dua orang mahasiswa Unila ke Republik Ceko, Jumat (1/3). Oktaviana Damayanti dan M. Thaha Yanuar Ayub, mahasiswa Teknik Elektro Unila melakukan visiting study dan short research di Czech Technical University in Prague (CTU) di kota Praha. Acara pelepasan kedua mahasiswa Teknik Elektro Unila ini juga dihadiri oleh Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik Dr. Muhammad Syarkowi, Ketua Jurusan Teknik Elektro Dr.AgusTrisanto, dan dosen Teknik Elektro Dr. Ing. Melvi.
REAKSI | EDISI I / 2013
Hasriadi mengingatkan kedua mahasiswa yang dikirim tersebut agar dapat belajar dan melakukan penelitian dengan baik. Selain itu, menyerap sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan, pengalaman, skill, selain juga membangun komunikasi yang harmonis dengan kolega mahasiswa, dan para dosen di CTU. Kegiatan visiting study dan short research ini adalah bagian dari rencana kerja sama antara Unila dan CTU. Hal ini dijelaskan oleh Dr. Ing. Ardian Ulvan, dosen Teknik Elektro Unila yang menjadi pembimbing tugas akhir kedua mahasiswa tersebut, dan sebagai inisiator program kerja sama Unila dengan CTU. Ardian mengatakan MOU kedua universitas ini sudah siap, dalam waktu dekat Rektor Unila dan Rektor CTU akan menandatangi nota kesepahaman tersebut. Selain MoU, juga telah di buat draf kesepakatan kerja sama (Cooperation Agreement) antara Fakultas Teknik Unila (FT) dan Faculty of Electrical Engineering CTU (FEE).
Dalam draf dokumen kesepakatan kerja sama tersebut dirumuskan beberapa program kegiatan penting antara lain kolaborasi penelitian antara FT Unila dan FEE CTU, publikasi bersama hasil penelitian, pertukaran mahasiswa dan staf pengajar/peneliti (exchange students and staffs), dan rencana joint program dan double degree program antara program studi magister teknik elektro Unila dengan beberapa program studi master di FEE-CTU. Kedua mahasiswa tersebut adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir dalam bidang telekomunikasi, dengan topik integrasi Femtocell–IP Multimedia Subsystem dan studi implementasi IPTV pada jaringan bergerak. Keduanya akan melakukan penelitian di departemen teknik telekomunikasi FEE-CTU selama kurang lebih tiga bulan, mulai tanggal 7 Maret – 1 Juni 2013. Selain meneliti, Oktaviana dan Thaha juga akan diikutsertakan dalam beberapa perkuliahan regular di program studi master Komunikasi, Multimedia, dan Elektronik di FEE-CTU. Bagi pihak Unila , mata kuliah yang diselesaikan di FEE-CTU dapat dijadikan mata kuliah ekuivalensi dan di konversikan ke mata kuliah yang relevan di dalam kurikulum. Sejalan dengan hal tersebut, Hasriadi sebagai Pembantu Rektor I Bidang Akademik mengatakan bahwa ke depannya Unila akan memperkuat perangkat peraturan akademik. Dengan demikian, program-program seperti ini yang dilakukan oleh setiap program studi di Unila dapat diakomodir dan akan mendapat pijakan legal formal yang jelas di dalam peraturan akademik Unila. n Dok
OPINI 31 Sekolah Sebabkan Siswa Tidak Bisa Mengikuti SNMPTN 2013 oleh : Hisna Cahaya, (Staf UPT Puskom Unila)
Banyak siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN) tahun ini tidak dapat mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013. Salah satu faktornya karena keteledoran dan ketidaktahuan pihak sekolah tentang mekanisme pendaftaran SNMPTN. Padahal SNMPTN tahun ini tidak dipungut biaya alias gratis. Selain itu, semua siswa SMA/ sederajat, baik negeri maupun swasta dapat ambil bagian. Namun, kesempatan itu kandas jika data mereka tidak terdapat di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Pengisian PDSS sudah ditutup 8 Februari 2013 . Hasilnya masih banyak sekolah yang belum mengisi data siswanya di PDSS. Berdasarkan data dari panitia SNMPTN Lokal Lampung, hanya 376 Sekolah yang mendaftar di PDSS, sementara jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA)/ sederajat di Lampung berjumlah 975. Artinya hanya 38,57 persen atau belum sampai setengahnya yang mendaftar. Meski Panitia Lokal SNMPTN Lokal Lampung telah tiga kali menyosialisasikan SNMPTN 2013 ini secara formal, yakni pada 20 Desember 2012 di Ruang Sidang Rektorat Unila, 22 Desember 2012 di SMA YP Unila, dan 17 Januari 2013 di Gedung Serba Guna Unila. Namun tidak semua perwakilan sekolah di Lampung hadir dan menyimaknya. Tidak semua pihak sekolah mengetahui bahwa PDSS merupa-
kan pintu gerbang bagi siswa untuk mengikuti SNMPTN tahun 2013. Tanpa terdaftar di PDSS, siswa tidak dapat mendaftarkan diri sebagai peserta SNMPTN 2013. SNMPTN tahun ini sebenarnya hampir sama dengan SNMPTN jalur undangan tahun lalu. Penilaian didasarkan pada nilai rapor dan prestasi yang dimikili. Namun datadata itu harus diinput terlebih dahulu oleh sekolah di laman https:// pdss.snmptn.ac.id/. Untuk dapat mengisi PDSS, sekolah harus memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN). Bagi sekolah yang belum memilikinya, dapat mendaftar terlebih dahulu. Selanjutnya, untuk mengisi data siswa, sekolah juga menggunakan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN). Pengisian NISN kerap menjadi masalah yang diajukan pihak sekolah dan siswa dari berbagai daerah kepada call center Humas SNMPTN Lokal Lampung yang berada di Universitas Lampung. Biasanya, soal siswa yang belum memiliki NISN atau memiliki NISN ganda. Siswa yang belum memikili NISN sebenarnya dapat dilaporkan pihak sekolah ke Dinas Pendidikan untuk mendapatkan NISN. Namun selama proses pembuatan NISN, data siswa tetap dapat diisikan dengan mengisi angka 0 bagi kelas X, 1 bagi kelas XI, dan 2 bagi kelas XII (sebanyak jumlah digit NISN). Contoh 0000000000 untuk kelas X, 1111111111 untuk kelas XI, dan 2222222222 untuk kelas XI. Semen-
tara itu, untuk siswa yang memiliki dua NISN, dapat menggunakan NISN yang terbaru. Masalah lainnya terkait nilai kognitif dan normatif di sebagian sekolah. Pada pengisian nilai siswa di PDSS, sekolah hanya dapat menuliskan nilai dalam bentuk angka, dari 1–100. Jika terdapat pelajaran yang menggunakan nilai normatif, hendaknya dikonversi menjadi angka, sehingga dapat diterima oleh database pusat. Sekolah juga memiliki kewajiban, bukan sekadar data kelas XII yang harus diisikan pihak sekolah, tapi data nilai siswa kelas X dan XI juga harus diinput. Selanjutnya, pihak sekolah akan memperoleh password bagi setiap siswa. Mereka nantinya akan melakukan verifikasi terkait nilai yang telah diisikan sekolah. Sekiranya terjadi kesalahan data, siswa harus melaporkan kepada pihak sekolah untuk dapat diperbaiki. Namun perbaikan data hanya bisa dilakukan di semester yang bersangkutan. Jika telah melewati semester tersebut, maka perubahan niloai tidak bisa dilakukan. Sejatinya, berbagai permasalahan terkait pendaftaran SNMPTN ini dapat diminimalisir sekiranya sekolah kooperatif mencari informasi di internet. Saat ini telah ada laman snmptn.ac.id yang menyediakan berbagai informasi lengkap seputar SNMPTN 2013. Seluruh panduannya telah tersedia di laman itu. Selain itu, sekolah hendaknya memiliki kepedulian untuk mengisikan data keseluruhan siswa, bukan hanya data siswa-siswa yang intin melanjutkan studi ke PTN. Hal ini untuk mengantisipasi perubahan pikiran siswa yang tadinya tidak ingin lanjut studi, kemudian ingin melanjutkan studi. Bagi sekolahsekolah di pelosok daerah, sudah saatnya melek media. Tolonglah para siswa dengan mengisikan datanya ke PDSS. Saatnya menghantar siswa dari sekolah kita menuju pendidikan yang lebih tinggi. n
EDISI I / 2013 | REAKSI
REAKSI | EDISI I / 2013
EDISI I / 2013 | REAKSI
REAKSI | EDISI I / 2013