LBM 1 “Bingung Memilih Metode Kontrasepsi”
STEP 1 -
-
Kontrasepsi : kata kontra (mencegah) konsepsi (pertemuan antara sperma dan ovum) mencegah kehamilan. KB : tindakan untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yg diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga dalam hub suami istri. Flek : merupakan bercak darah dari vagina akibat efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi Fibroadenoma : tumor jinak yg sering terjadi pada wanita merupakan gabungan dari kelenjar glandula dan fibrosa. Biasanya terjadi pada payudara
STEP 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Apa tujuan dan manfaat KB ? Apa tujuan dari kontrasepsi ? Sebutkan contoh-contoh kontrasepsi ? Kontrasepsi apa yg cocok untuk pasien A ? Apa saja faktor – faktor yg mempengaruhi seseorang dalam memilih alat kontrasepsi ? Apa hubungan DM dengan memilih alat kontrasepsi ? Apa hubungan Hepatitis dengan memilih alat kontrasepsi ? Apa hubungan GO dengan memilih alat kontrasepsi ? Apa hubungan Hipertensi dengan memilih alat kontrasepsi ? Apa hubungan riwayat pemakaian obat Amitriptilin dengan memilih alat kontrasepsi ? Apa hubungan perokok dengan memilih alat kontrasepsi ? Kontrasepsi apa yang cocok untuk pasien B (fibroadenoma) ? Apa hubungan siklus haid tidak teratur dengan pemakaian alat kontrasepsi ? Bagaimana metode konseling yang bagus ? Mengapa setelah kelahiran anak, pasien B diberi suntik kontrasepsi tiap 3 bulan ? Apa tujuan dari konseling ? Apa syarat pemilihan kontrasepsi ?
STEP 3 1. -
Apa tujuan dan manfaat KB ? Menghindari kehamilan yg tidak diinginkan Mendapatkan kehamilah yg diinginkan Kesehatan reproduksi wanita itu sendiri dalam sejahtera keluarga Menunda kehamilan < 20 th
-
Mengatur jarak interval kehamilan > 20 – sekitar 30 th(jarak kehamilan lebih dari 3 atau 4 tahun) Mengakhiri kesuburan (untung pasangan tua)
-
Manfaat KB (Ibu) Kesehatan reproduksi wanita Anak menjadi lebih diperhatikan (pendidikan dan kasih sayang)
2. 3. 4. -
-
-
-
Apa tujuan dari kontrasepsi ? Mencegah ovulasi Membuat lendir divagina kental sehingga sperma tidak bisa berjalan normal semestinya Mencegah implantasi Melindungi dari penyakit menular seksual Apa syarat pemilihan alat kontrasepsi yg baik ? Pemakaian aman Efek samping yg merugikan tidak ada Tidak memerlukan bantuan medis atau kontrol yg ketat selama pemakaian Penggunaan yg sederhana Dapat diterima oleh pasangan suami istri, dapat diterima budaya dan lingkungan setepmat Berdayaguna (benar-benar bisa mencegah kehamilan) Harga murah dan terjangkau Pemakaian jangka panjang Apa saja faktor – faktor yg mempengaruhi seseorang dalam memilih alat kontrasepsi ? Faktor kesehatan : Dari riwayat penyakit dahulu (penurunan hormon serotonin ), DM (pil sama suntik tidak boleh), riwayat fibroadenoma juga Dari faktor pasangan (umur) : pasangan suami istri yg masih muda (baru menikah) jangan menggunakan sterilitas tujuan hanya menunda bisa mengarahkan alat kontrasepsi apa yg harus digunakan (menggunakan kondom, diafragma) tidak punya anak untuk sterilisasi, tubektomi/ vasektomi, menjarangkan IUD atau AKDR (wanita dengan riwayat IMS menghindari penggunaan AKDR) Gaya hidup : mencegah penyakit menular seksual pembersihan vagina seperti apa, jika wanita terinfeksi IMS tidak bisa berfungsi efektiv ex : wanita dg kanker serviks bisa mempengaruhi bentuk serviks dilihat juga memakai obat2an atau tidak kontra indikasi dan indikasi terutama pada kb pil progestin frekuensi senggama : ada beberapa yg memiliki kepuasan senggama berbeda, laki2 tidak masa kesuburan tidak melakukan senggama jika frekuensi sering tidak menggunakan alat kontrasepsi non hormonan biasanya sering lupa dan tingkat keberhasilan kecil memilih kondom karena kenikmatan berkurang, tapi jika memakai AKDR tidak akan mempengaruhi kualitas kenikmatan senggama. jumlah anak yg diinginkan : jika tidak menginginkan anak (sterilitas : tubektomi dan vasektomi)
-
Riwayat haid : kondom dan diafragma tidak mempengaruhi siklus haid, KB dengan penggunaan hormon (riwayat haid terganggu implan AKDR terdapat gangguan menstruasi selama 3 bulan dan lebih banyak serta sakit) Haid teratur atau tidak, misal dipasang AKDR semakin memperparah Haid Masih haid atau menopose - Faktor metode kontrasepsi (kerugian, komplikasi, manfaat, efektivitas) macam2 kontrasepsi 5. Sebutkan contoh-contoh kontrasepsi ? a. kontrasepsi sterilisasi vasektomi./ tubektomi b. mekanik Menggunakan kondom Spermatisida : berbentuk cairan untuk menmbunuh sperma dan dilakukan 5 menin sebelum melakukan senggama Vagina diafragma : menutup mulut rahim dipasang 6 jam selama senggama IUD : dipasang pada mulut rahim Keuntungan : - Jangka panjang 10 tahun lebih murah Indikasi : - Untuk ibu yang memberikan asi - Pasca aborsi - Ibu yang lupa meminum obat tiap hari Kontraindikasi : - Hamil - Kanker serviks - KET Efeksamping : - Perdarahan dan kram selama minggu pertama pemasangan - Infeksi - Diperiksa ulang 2 minggu sekali, 3 bulan sekali, 6 bulan sekali, 1 tahun sekali - AKBK alat kontrasepsi yg diletakkan dibawah kulit (keuntungan : sekali pasang 5 tahun, tidak mempengaruhi Asi, TD baik, untuk wanita yg sudah tidak hamil tapi tidak berani steril) c. Tehnik Coitus interuptus Kalender : tidak melakukan senggama saat masa kesuburan Masa kesuburan : seminggu setelah menstruasi
Menyusui/ lactation : ketika menyusui tidak berhubungan Jika FSH dan LH tidak keluar akan menghambat ovulasi KB alami d. Hormonal Pil kombinasi : esterogen dan progerteron Suntik kb : isinya progesteron dan kombinasi Keuntungan :
-
Mengurangi KET dan kista ovarium Kontraindikasi : Hamil Ada penyakit jantung Ada kanker payudara
-
Susuk kb / implan : non plan dan implanor berbentuk kapsul biasanya dicabut pada akhir masa 5 tahun Jenis Norplant 6 batang silastik lembut dan berongga Implanor 1 batang putih dan lentur Jadena dan indoplant jumlah 2 batang Kontra indikasi dari Implan :
Hamil Ada penyakit jantung Ada kanker payudara Koyo KB
Kenapa dikontraindikasikan ?? Kontraindikasi, manfaat, kerugian?? Fisiologi hormonan kaitan dengan kontrasepsi?? 6. Apa hubungan DM dengan memilih alat kontrasepsi ? Pada KB hormonal tidak baik untuk DM mempunyai sifat anti insulin ( fungsinya mendtabilkan gula darah) glukosa akan tinggi KB hormonal jika tidak dipakai terus menerus tidak berpengaruh ada resisten insulin pregerteron akan menurunkan kerja pada reseptor insulit 7. Apa hubungan Hepatitis dengan memilih alat kontrasepsi ? Estrogen memiliki reseptor ERS alfa dan beta / ERS 1 dan 2 dianjurkan memilih alat kontrasepsi yg membuat kerja hepar berat ( pil kombinasi progerteron dan estrogen) kontrasepsi hormon Hepar fungsi mekanisme sel kupffer sel hepar tidak berfungsi Estrogen dibawa lemak LDL dalam darah 8. Apa hubungan servisitis dengan memilih alat kontrasepsi ? Pada penderita servisitis disarankan untuk memakai alat kontrasepsi kondom penularan penyakit ini melalui hubungan seksual Jangan disarankan memakai IUD memperparah peradangan dan perdarahan 9. Apa hubungan Hipertensi dengan memilih alat kontrasepsi ?
Estrogen dibentuk oleh estradiol di hepar angiotensin 1 , angiotensin 2 di kel adrenal estrogen dimetabolisme banyak RAS meningkat akan edem cardiac output meningkat hipertansi pada sistolik 10. Apa hubungan riwayat pemakaian obat Amitriptilin dengan memilih alat kontrasepsi ? Menurunkan kadar serotonin estrogen :menghambat kinerja serotonin memperparah depresi Progesteron menghambat neurotransmiter MAOI kerjanya akan pro Menghancurkan neurotransmiter Yang memiliki efek paling besar pada kandungan hormon esterogen Esterogen : melindungin penyakit jantung Apakah ada pil KB kandungan hanya estrogen ?? 11. Apa hubungan perokok dengan memilih alat kontrasepsi ?
12. Apa hubungan riwayat oprasi fibroadenoma mamae dengan pemilihat alat kontrasepsi ? Fibroadenoma terjadi pada wanita dan di payudara sensitif terhadap estrogen menambah proliferasi FAM disarankan jangan menggunakan KB hormonal 13. Apa hubungan siklus haid tidak teratur dengan pemakaian alat kontrasepsi ? Estrogen menghambat ovulasi yg kurang adekuat dan menimbulkan flek, reepilatilasi jika kadar esterogen kurang makan proses reepitalisasi tidak sempurna sehingga tidak ada perdarahan Berapa kadar estrogen rendah dalam darah ?? 14. 15. 16. 17. 18.
STEP 4
Mengapa setelah kelahiran anak, pasien B diberi suntik kontrasepsi tiap 3 bulan ? Kontrasepsi apa yg cocok untuk pasien A ? Kontrasepsi apa yang cocok untuk pasien B ? Apa tujuan dari konseling ? Bagaimana metode konseling yang bagus ?
Pasien A dan B
Menunda / mengharapkan kehamilan Pelayanan konseling : Konseling dalam pemilihan alat kontrasepsi
Hormonal
-
Mendengarkan pasien Menjelaskan mengenai alat kontrasepsi
Non hormonal
STEP 7 1. Apa tujuan dan manfaat KB ? Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah : 1.
Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. 2.
Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Orang tua (ayah dan ibu) yang paling bertanggung jawab atas keselamatan dirinya dan keluarganya (anak-anak), karena itu orang tua haruslah sadar akan batas-batas kemampuannya selama masa baktinya dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya sampai menjadi orang yang berguna. Walaupun manusia dapat mengharapkan pertolongan dan rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa, namun mereka sebagai makhluk insan diberi akal, ilmu dan pikiran sehat, karena itu mereka wajib memakai akal, ilmu dan pikiran sehat tersebut untuk mendapatkan jalan dan hidup yang sehat pula supaya jangan berbuat lebih dari kemampuan yang ada. Terciptalah keselamatan keluarga dan terbentuklah keluarga yang bahagia. 2. Untuk kepentingan anak-anak Anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang harus dijunjung tinggi sebagai pemberian yang tidak ternilai harganya. Mengatur kelahiran merupakan salah satu cara dalam menghargai kepentingan anak. Orang tua mempunyai persiapan yang matang agar dapat memberikan kehidupan yang baik kepada anak-anaknya agar mereka kelak menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi orang tua dan bangsa. 3. Untuk kepentingan masyarakat Keluarga merupakan kumpulan terpadu dari satu komunitas atau masyarakat. Kepentingan masyarakat meminta agar setiap orang tua sebagai kepala keluarga memelihara dengan baik keluarga dan anak-anaknya agar dapat membantu terlaksananya kesejahteraan seluruh komunitas sehingga secara makro telah ikut memelihara keseimbangan penduduk dan pelaksanaan pembangunan nasional. Tanpa bantuan kesungguhan keluarga-keluarga dalam menekan pertambahan penduduk dengan cepat, pembangunan tidak akan berarti. Orang tua yang menentukan jumlah anak yang ingin mereka miliki sesuai dengan kemampuannya dan tidak melupakan tanggung jawab terhadap anak-anak yang telah dilahirkan, tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara di mana mereka hidup dan berbakti (Mochtar, 1998). Universitas Sumatera Utara Tujuan umum KB membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Di Indonesia, tujuan Program Nasional Kependudukan dan keluarga berencana adalah: a) Tujuan demografis dapat dikendalikannya tingkat pertumbuhan penduduk. Sebagai patokan dalam usaha mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan suatu target demografis berupa penurnan angka fertilitas dari 44 permil pada tahun 1971 menjadi 22 permil pada tahun 1990 b) Tujuan normatif dapat dihayatinya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang pada waktunya akan menjadi falsafah hidup masyarakat Indonesia Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk: Mendapatkan objektif-objektif tertentu Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan Mengatur interval diantara kelahiran Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Keluarga Berencana menurut WHO Expert Committee 1970. KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk: 1) 2) 3) 4)
mendapatkan objektif-objektif tertentu menghindari kelahiran yang tidak diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri 5) menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Tujuan -
Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia di bawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilannya o Ciri ciri konstrasepsi yang diperlukan : i. Reversibilitas yang tinggi karena akseptor belum mempunyai anak ii. Efektivitas yang relative tinggi, penting karena dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi o Konstrasepsi yang sesuai : pil, alat kontrasepsi dalam rahim mini, cara sederhana o Alasan :
-
Usia di bawah 20 tahun adalah usia di mana sebaiknya tidak mempunyai anak dulu
Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena peserta masih muda
Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih sering berhubungan (frekuensi tinggi) sehingga akan mempunyai angka kegagalan yang tinggi
Penggunaan AKDR mini bagi yangbelum mempunyai anak dapat dianjurkan, terutama pada akseptor dengan kontra indikasi terhadap pil oral
Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak kelahiran 3-4 tahun o Ciri cirri konstrasepsi yang diperlukan :
a. Reversibilitas cukup tinggi b. Efektivitas yang cukup tinggi karena akseptor masih mengharapkan mempunyai anak c. Dapat dipakai 3-4 tahun d. Tidak menghambat produksi air susu ibu o Konstrasepsi yang sesuai : AKDR, pil, suntik, cara sederhana, susuk KB, kontrasepsi mantap o Alasan :
-
Usia 20-30 tahun merupakan mengandung dan melahirkan
usia
terbaik
untuk
Segera setelah anak lahir, dianjurkan untuk menggunakan AKDR sebagai pilihan utama
Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun tidak / kurang berbahaya karena akseptor berada pada usia yang baik untuk mengandung dan melahirkan
Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia istri di atas 30 tahun, dianjurkan untk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak o Ciri cirri konstrasepsi yang diperlukan : a. Efektivitas sangat tinggi, penting karena kegagalan dapat menyebabkan kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak b. Reversibilitas rendah c. Dapat dipakai untuk jamgka panjang d. Tidak menambah kelainan yang sudah ada o Konstrasepsi yang sesuai :kontrasepsi mantap (tubektomi/vasektomi), susuk KB, AKDR, suntikan, pil dan cara sederhana o Alasan :
Ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan tidak hamil lagi atau tidak punya anak lagi karena alasan medis
Prioritas penggunaan : kontrasepsi mantap
Pada kondisi darurat, kontap cocok dipakai dan relative lebih baik dibandingkan dengan susuk KB atau AKDR
Pil kurang dianjurkan karena usia ibu relative tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya efek samping dan komplikasi
Tujuan keluarga berecana menurut BKKBN adalah : 1) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya. 2) Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk meningkatkan reproduksi. (http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf)
Manfaat 1) Manfaat Untuk Ibu: Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu Menjaga kesehatan ibu Merencanakan kehamilan lebih terprogram 2) Manfaat Untuk Anak: Mengurangi risiko kematian bayi Meningkatkan kesehatan bayi Mencegah bayi kekurangan gizi Tumbuh kembang bayi lebih terjamin Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal 3) Manfaat Untuk Keluarga: Meningkatkan kesejahteraan keluarga Harmonisasi keluarga lebih terjaga
Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
derajat kesehatan wanita. dan status wanita. kelangsungan hidup wanita kesejahteraan keluarga, dari waktu sampai dana.
Meningkatkan pendidikan anak. Meningkatkan nutrisi anak. Meningkatkan kesempatan untuk menyusui bayi. Menurunkan kehamilan berisiko tinggi. Menurunkan berbagai penyakit dan masalah kesehatan
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan: a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita (Hanafi, 2002). Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung. b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Suratun, 2008). Manfaat Usaha KB dipandang dari segi kesehatan
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin tinggi akibat kehamilan yang dialami wanita (Suratun, 2008).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19231/4/Chapter%20II.pdf 2. Apa tujuan dari kontrasepsi ? Tujuan Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran, mengendalikan jumlah anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita. Serta mencapai keluarga yang sejahtera. Sumber : http://repository.usu.ac.id 3. Apa syarat pemilihan alat kontrasepsi yg baik ?
4. Apa saja faktor – faktor yg mempengaruhi seseorang dalam memilih alat kontrasepsi ?
Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur 1. Umur ibu kurang dari 20 tahun: o Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral. o Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi. o Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan. o Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu. 2. Umur ibu antara 20–30 tahun o Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
o
Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil. 3. Umur ibu di atas 30 tahun o Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa merupakan pilihan kedua. o Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah. KB (Keluarga Berencana) & Kontrasepsi, Hanafi penggunaan alat kontrasepsi harus dilakukan secara tepat, dengan memperhatikan faktor berikut ini: Usia Pemilihan alat kontrasepsi perlu memerhatikan usia, apakah termausk usia pernikahan muda atau usia ibu. Untuk pernikahan muda, bisa digunakan alat kontrasepsi pil, IUD, atau alat kontrasepsi nonhormonal. Sebab, metode-metode tersebut bersifat ireversibel, sehingga kondisi bisa kembali normal setelah tidak lagi mengkonsumsi alat kontrasepsi atau kemungkinan hamil bisa terjadi. Sedang untuk usia ibu atau > 35 tahun, disarankan menggunakan alat kontrasepsi non-hormonal. Sebab, pada usia ini lebih mengalami resiko jika menggunakan alat kontrasepsi hormonal. Risiko Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat adalah faktor yang ditimbulkan. Meski alat kontrasepsi hormonal lebih unggul karena berfungsi, tetapi alat kontraepsi hormonal lebih memiliki resko. Karena itu, akan lebih baik memilih alat kontrasepsi non-hormonal, karena resikonya lebih minimal. Berat badan Untuk perempuan dengan berat badan berlebih, lebih baik tidak memilih alat kontrasepsi hormonal kombinsai. Sebab, kandungan hormonalnya bisa membuat tubuh lebih gemuk lagi. Sebaliknya, pilih alat kontrasepsi non-hormonal, atau alat kontrasepsi hormonal single, yang hanya mengandung progesteron. Kondisi menyusui Untuk ibu menyusui, seaiknya memilih alat kontrasepsi yang tidak mengganggu produksi ASI. Karena itu, bisa dipilih alat kontrasepsi single hormon atau non-hormonal
http://namakuwanita.blogspot.com/2012/11/cara-tepat-memilih-alat-kontrasepsi.html
5. Sebutkan contoh-contoh kontrasepsi ?
Kenapa dikontraindikasikan ?? Kontraindikasi, manfaat, kerugian??
Fisiologi hormonan kaitan dengan kontrasepsi?? 6. Apa hubungan DM dengan memilih alat kontrasepsi ? 7. Hubungan dengan DM Dari penelitian tersebut menyebutkan jika semua alat kontrasepsi yang digunakan para wanita terbukti sangat efektif dan tidak menimbulkan kegemukan serta peningkatan tekanan darah maupun kadar kolesterol. Namun, penelitian tersebut menemukan fakta baru yang cukup mengejutkan yakni, peningkatan kadar gula dalam darah hingga 10% pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi implant dan 5% untuk kelompok wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD berbasis progestin. Selain terjadi peningkatan kadar gula darah, pada kedua kelompok tersebut juga ditemukan mengalami penurunan kadar glukosa hingga 2 %. Semua fakta tersebut membuktikan bahwa menggunakan alat kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko diabetes untuk alat kontrasepsi berbasis progestin jenis implan. Kadar glukosa darah dapat dipengaruh oleh beberapa perkara seperti aktivitas atau olah raga, pengambilan makanan atau diet dan juga stres. Dari beberapa jurnal dan artikel mengatakan bahwa beberapa hormon turut mempengaruhi kadar glukosa dalam darah yaitu hormon estrogen dan progesteron. Kedua-dua hormon ini terlibat dengan jelas pada wanita karena adanya siklus menstruasi (Trout and Scheiner, 2008). Dari PLoS one Journal, penelitian yang telah dipublikasi pada tahun 2008 mengatakan adanya reseptor estrogen pada sel β pankreas dan akan menyebabkan pelepasan insulin yang merupakan hormon terpenting dalam homeostasis glukosa dalam darah. Selain itu, progesteron juga dikatakan memiliki sifat anti-insulin dan akan menjadikan sel-sel lebih rentan terhadap insulin menyebabkan terjadinya resistansi insulin dalam tubuh (Jovanovic, 2004). Kedua-dua hormon ini mempunyai efek antagonis terhadap kadar glukosa darah Pada metabolisme karbohidrat. Pemakaian pil KB antara lain dapat menyebabkan gangguan toleransi flukosa, dan resistensi insulin. Efek ini biasanya untuk sementara, dan hanya 3-11% pemakai yang mengalami peningkatan gula darah menetap. Pemakai pil KB yang mengalami gangguan metabolisme karbohidrat ini umumnya mempunyai keluarga yang menderita penyakit kencing manis (DM) khususnya orangtua dan saudara kandung, pernah mengalami DM waktu hamil, dan obesitas. Yang berpengaruh secara nyata terhadap metabolisme karbohidrat ini adalah progesteron, sedangkan estrogen tidak menyebabkan pengaruh secara berarti. Pengaruh progesteron terhadap metabolisme karbohidrat antara lain menurunkan jumlah dan afinitas reseptor insulin terhadap glukosa dan meningkatkan jumlah kortisol bebas, sehingga hasil akhirnya adalah meningkatnya kadar gula darah. BKKBN & Depkes. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
8. Apa hubungan Hepatitis dengan memilih alat kontrasepsi ?
Hati berperan penting dalam inaktivasi dan konversi pil KB menjadi konjugasi yang larut dalam air. Hormone-hormon dalam pil KB mempunyai efek yang mencolok pada hati. Beberapa yang efeknya bersifat merusak. Efek pada protein serum adalah sebagai akibat efek estrogen pada sintesis berbagai alfa globulin dan fibrinogen . haptoglobin serum yang juga berasal dari hati ditekan oleh estrogen. Beberapa efek terhadap metabolism karbohidrat dan lipid mungkin dipengaruhi oleh perubahan dalam metabolism didalam hati. Perubahan penting dalam ekskresi dan metabolism obat juga dijumpai dalam hati. Estrogen dalam jumlah yang dijumpai pada wanita hamil atau yang digunakan dalam pil KB menghambat bersihan dari BSP dan mengurangi aliran empedu. Perubahan ini disebabkan oleh kerusakan pada system transport substansi kolesfilik dari selsel hati ke empedu. Beberapa efek estrogen dan progestin mungkin secara tidak langsung disebabkan oleh metabolit hormone dan bukan oleh hormone itu sendiri. Kumpulan kuliah farmakologi oleh staf pengajar departemen farmakologi FK UNSRI
Women of reproductive age with liver diseases, including chronic infection with the hepatitis B or C virus, typically remain fertile and have the same contra-ceptive needs as other women of reproductive age without liver disease. Hormonal contraceptives, such as oral pills, subcutaneous implants, injectables, skin patches and vaginal rings, consist of an estrogen, a progestogen or a combination of both. Because these hormones may have effects on and are metabolized by the liver, certain considerations must be taken into account when helping women with liver disease choose an appropriate contraceptive method. The specific points that must be considered are the following: The liver has great capacity to tolerate damage without its function being affected. Therefore, women with mild liver disease such as chronic viral hepatitis and mild cirrhosis can safely use hormonal contraceptives. There are two types of estrogens used in hormonal contraceptives: synthetically created estrogens (ethinylestra-diol) and naturally occurring estrogens (estradiol).
Most combined hormonal methods including the pills, the patch and the vaginal ring, contain synthetic ethinylestradiol. Ethinylestradiol is much more potent than the naturally-occurring estrogens, which means that it remains present in the blood for a longer duration after administration and has a greater effect on the liver. Routes of administration other than the oral one were developed tominimize the effect on the liver by using systemic routes so as to enable the hormones to affect target organs through the bloodstream prior to them reaching the liver. It is now appreciated, however, that the effects of ethinylestradiol on the liver are the same, regardless of whether it is given by pill, transdermal patch or vaginal ring. Monthly injectables (such as Cyclofem or Mesigyna) are the only combined methods which contain the naturally occurring estrogen, estradiol. Estradiol is broken down by the liver very quickly, and therefore, any effects on liver function are minimal. In women with severe, decompensated cirrhosis, the risks usually outweigh the benefits for progestogen-only and combined injectable use while all other methods of hormonal contraception (pills, patch and vaginal ring) are an unacceptable risk to health and should not be used. (http://www.who.int/reproductivehealth/publications/family_plannin g/provider_brief_hc_liver_disease.pdf) The pathogenesis (immuno-allergic or toxic) of contraceptive-induced hepatotoxicity is unclear. Estrogens have long been known to cause intrahepatic cholestasis in susceptible women after
administration
of
oral
during pregnancy,
contraceptives,
or
postmenopausal hormone replacement therapy. Estrogen
during receptor
alpha-mediated repression of hepatic transporters and alterations of bile acid biosynthesis may contribute to development
of the
estrogen-induced hepatotoxicity [3]. Studies in rats suggest that canalicular bile transporters, particularly multidrug resistant protein 2 (MRP2), responsible for biliary secretion of several organic anions including bilirubin glucuronides may be implicated in estrogen induced cholestasis [4]. By lowering bile canalicular Na-K-ATPase activity, ethinyl estradiol decreases bile transport independent of bile flow. In most cases of OC induced cholestasis, a pre-existent liver ailment is involved. In many cases, patients with pregnancy, cholestasis develops during OC use. (http://www.jcdr.net/articles/pdf/1696/3447_f.pdf,
Journal
of
Clinical and Diagnostic Research. 2011 November (Suppl-2), Vol-5(7): 1450-1451) Birth control The oral contraceptive pill is fine for the vast majority of women with hepatitis C however if you have severe liver disease, you may not be able to tolerate the oestrogen hormones that are in the oral contraceptive pill or in HRT. This is because the liver may have problems breaking down these hormones. Please consult your doctor for further information on the use of the oral contraceptive pill or HRT. Women with hepatitis C with severe liver damage, or who are experiencing significant symptoms, should discuss the use of the contraceptive pill with their doctor. There are other forms of contraception that can be explored. This includes hormone injections or implants and barrier methods such as the diaphragm. It is important that all these options are explored with a trusted doctor to find what is best for your situation. (http://www.hepedu.org.au/factsheets/pdf/HepC_women.pdf) 9. Apa hubungan servisitis dengan memilih alat kontrasepsi ?
Sexually transmitted infections (STIs) are one of the most common public health problems in the United States. Pelvic inflammatory disease (PID) is usually a consequence of STIs. The best estimate of subsequent tubal infertility is derived from an excellent Swedish report; approximately 12% after one episode of PID, 23% after two episodes, and 54% after three episodes. Because pelvic infection is the single greatest threat to the reproductive future of a young woman, the now recognized protection offered by oral contraception against pelvic inflammatory disease is highly important.The
risk
of
hospitalization
for
PID
is
reduced
by
approximately 50–60%, but at least 12 months of use are necessary, and the protection is limited to current users. Furthermore, if a patient does get a pelvic infection, the severity of the salpingitis found at laparoscopy is decreased The mechanism of this protection remains unknown. Speculation includes thickening of the cedrvical mucus to prevent movement of pathogens and bacteria-laden sperm into the uterus and tubes,
and
decreased
menstrual
bleeding,
reducing
movement
of
pathogens into the tubes as well as a reduction in “culture medium.” This protection probably accounts for the greater fertility rate observed in previous users of oral contraception. (https://www.inkling.com/read/clinical-gynecologic-endocrinology-infertility-8th/chapter22/infections-and-oral)
10. Apa hubungan Hipertensi dengan memilih alat kontrasepsi ?
Pengertian Tekanan darah adalah daya dorong darah keseluruh dinding pembuluh darah pada permukaan yang tertutup. Tekanan darah timbul dari adanya tekanan arteri yaitu tekanan yang terjadi padadinding arteri (Aris, 2009).
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup yaitu pada dinding bagian dalam jantung dan permukaan darah (Widyastuti, 2003). Tekanan darah sering disebut sebagai kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa, sehingga darah dapat terus mengalir dalam pembuluh darah (Potter, 2009). Tekanan darah tinggi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatam tekanan darah (Dewi dan Familia, 2010).
Fisiologi Tekanan Darah Tekanan darah menggambarkan intoleransi dari curah jantung, tahanan vaskuler, volume darah, viskositas darah dan elastisitas arteri. a.Curah jantung Curah jantung seseorang adalah volume darah yang dipompa jantung selama 1 menit. Apabila volume darah meningkat dalam spasium tertutup seperti pembuluh darah, maka tekanan dalam spasium tersebut akan meningkat. Curah jantung dapat meningkat karena akibat dari peningkatan frekuensi atau peningkatan volume darah. Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi lebih cepat dari pada perubahan kontraksi otot atau volume darah. Peningkatan frekuensi jantung tanpa perubahan kontraktilitas atau volume darah dapat mengakibatkanpenurunan tekanan darah.
b.Tahananperifer Tahanan pembuluh darah perifer adalah tahanan terhadap aliran darah yang ditentukan oleh tonus otot vaskular dan diameter pembuluh darah. Sehingga semakin kecil lumen pembuluh darah, maka semakin besar tahanan vaskular terhadap aliran darah. c.Volume darah Volume sirkulasi darah dalam system vaskular dapat mempengaruhi tekanan darah. Apabila volume darah meningkat, maka
tekanan pada dinding arteri akan menjadi lebih besar, dan apabila volume darah pada saat bersirkulasi menurun maka tekanan darahnya juga akan menurun. d.Viskositas Kekentalan atau viskositas darah dapat mempengaruhi kemudahan aliran darah melewati pembuluh darah yang kecil. Hematokrit atau persentase sel darah merah dalam darah menentukan viskositas dalam darah. Apabila hematokrit meningkat dan aliran darah lambat, maka tekanan darah arteri naik. Sehingga jantung harus berkontraksi lebih kuat lagi untuk mengalirkan darah melewati sistem sirkulasi. e.Elastisitas Dinding darah arteri normalnya elastis dan mudah berdistensi. Apabila tekanan dalam arteri meningkat, maka diameter dinding pembuluh darah juga meningkat untuk mengakomodasi perubahan tekanan. Kemampuan distensi arteri mencegah pelebaran fluktuasi tekanan darah. Menurunnya elastisitas terdapat tahanan yang lebih besar pada aliran darah. Sehingga apabila ventrikel kiri mengejeksi volume sekuncupnya maka pembuluh darah tidak lagi memberi tekanan. Sehingga volume darah melewati dinding arteri dan tekanan sistemik meningkat. Penyebab Peningkatan dan Penurunan Tekanan Darah. Menurut Dewi dan Familia (2010) meningkatnya tekanan darah di dalam arteri dipengaruhi beberapa hal. Dibawah ini adalah hal-hal yang dapat meningkatkan tekanan darah : a)Penyakit Ginjal b)Kelainan Hormonal c)Obat-obatan d)Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. e)Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga dapat menggembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.
f)Bertambahnya cairan dalam sirkulasi dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah Penurunan tekanan darah dalam arteri dapat terjadi melalui beberapa cara sebagai berikut: a)Aktivitas memompa jantung berkurang. b)Arteri mengalami pelebaran. c)Banyak cairan keluar dari sirkulasi.
pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap peningkatan tekanan darah. Kontrasepsi hormonal dimanfaatkan untuk mengatur kehamilan. Penelitian menunjukan bahwa pemakaian kontrasepsi hormonal meningkatkan tromboemboli dan gangguan pembuluh darah otak. Tekanan darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi hormonal. Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan bersifat tidak menetap. Jika tekanan darah tinggi menetap setelah penggunaan kontrasepsi hormonal dihentikan, maka telah terjadi perubahan permanen pada pembuluh darah akibat aterosklerosis. Baziard (2002) menambahkan bahwa wanita yang memakai kontrasepsi hormonal terjadi peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik terutama pada 2 tahun pertama penggunaannya. Tidak pernah ditemukan terjadi peningkatan yang patologik, karena jika pemakaian kontrasepsi di hentikan, biasanya tekanan darah akan kembali normal. Tekanan darah sama atau lebih dari 140/100 mmHg , karena khasiat estrogen terhadap pembuluh darah sehingga terjadi hipertropi arteriole dan vasokonstriksi. Estrogen mempengaruhi sistem renin – Aldosteron-Angiotensin sehingga terjadi perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit. Konseling. Sewaktu memberikan konseling kepada aseptor kb hal yang paling utama dilakukan adalah menanyakan kepada klien apakah klien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan adakah mempunyai riwayat penyakit keturunan hipertensi.
Kemudian jelaskan kepada klien bahwa kontrasepsi hormonal mempunyai efek samping terhadap peningkatan tekanan darah di khawatirkan akan memperburuk keadaan klien. Anjurkan kepada klien untuk memilih alat kontrasepsi yang non hormonal. Jurnalkeperawatan.com 11. Apa hubungan riwayat pemakaian obat Amitriptilin dengan memilih alat kontrasepsi ? Low levels of serotonin, a neurotransmitter in the brain, have been linked to depression. High levels of estrogen, as in first-generation COCPs, and progestin, as in some progestin-only contraceptives, have been shown to promote the lowering of brain serotonin levels by increasing the concentration of a brain enzyme that reduces serotonin.[6] This observation, along with some small research studies[61] have inspired speculation that the pill causes depression. Progestin-only contraceptives are known to worsen the condition of women who are already depressed.[62] However, current medical reference textbooks on contraception[21] and major organizations such as the American ACOG,[63] the WHO,[64] and the United Kingdom's RCOG[65] agree that current evidence indicates low-dose combined oral contraceptives are unlikely to increase the risk of depression, and unlikely to worsen the condition in women that are currently depressed. Contraceptive Technology states that low-dose COCPs have not been implicated in disruptions of serotonin or tryptophan.[6] However, some studies provide evidence to contradict this last claim.[66]
Other possible mechanisms include an estrogen- and progesterone-mediated augmentation of GABA’s inhibition and suppression of glutamate and a progesterone-mediated increase in monoamine oxidase activity. Corticosteroids are thought to induce mood symptoms by elevating plasma cortisol concentrations. Patients with Cushing’s disease have been reported to have high rates of depressive symptoms. Moreover, abnormalities of the HPA axis with hypercortisolemia are found in patients with MDD. It is of interest that corticosteroids are as likely to induce mania as depression, suggesting a complex interaction. (http://www.ashp.org/DocLibrary/Policy/Suicidality/DIDChapter18.aspx) 12. Apa hubungan perokok dengan memilih alat kontrasepsi ? Ada 2 kerugian utama pada penggunaan kontrasepsi oral,
Pertama: meningkatkan insiden penyakit tromboemboli ,terutama pada perokok (4-5 kali di banding bukan pengguna kontrasepsi oral).angka kematian akibat tromboemboli pada pengguna kontrasepsi oral 3/100.000. Kedua:menigkatkan insiden penyakit arteri koroner (2,7 kali bukan pengguna kontrasepsi oral berumur 30-39 tahun dan 5,7 kali dibandingkan bukan pengguna kontrasepsi oral berumur 40-44 tahun) pada wanita perokok.hubungan ini begitu kuat sehingga kontrasepsi oral merupakan kontraindikasi untuk wanita berumur >35 tahun yang merokok
Sumber:buku saku obstetri&ginekologi edisi 9 13. Apa hubungan riwayat oprasi fibroadenoma mamae dengan pemilihat alat kontrasepsi ? Salah satu penyebab terjadinya kanker payudara dikarenakan pertumbuhan jaringan payudara yang sangat sensitif terhadap estrogen maka wanita yang terpapar estrogen dalam waktu yang panjang akan memiliki risiko yang besar terhadap
kanker.
Terjadinya
pemaparan
estrogen dapat disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi hormonal yang mengandung kombinasi hormon yaitu estrogen dan progesteron. Pemakaian kontrasespi hormonal terbanyak di Indonesia adalah jenis suntikan dan pil. Salah satu di antara kontrasepsi hormonal adalah pil kontrasepsi kombinasi. Adanya pernyataan bahwa penggunaan pil kontrasepsi kombinasi dapat meningkatkan risiko kejadian kanker payudara menjadi kontroversi Karena penggunaan pil kontrasepsi
dan
juga
perhatian
terus
bagi
meningkat
dunia kesehatan saat ini. di seluruh dunia. Sehingga
peningkatan risiko kanker payudara dalam penggunaan pil kontrasepsi menjadi sangat penting karena frekuensi penggunaan pil kontrasepsi yang sangat tinggi dan dalam waktu yang lama. Namun demikian menurut Lincoln dan Wilensky (2008) wanita yang sudah lama menggunakan kontrasepsi oral, kecil sekali berpotensi meningkatkan risiko kanker payudara
dibandingkan
dengan wanita yang belum pernah menggunakannya. http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/jks-200911-004302_102-106.pdf
FIBRO ADENOMA MAMMAE 1. DEFINISI Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa. Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia di bawah 30 tahun. Yang perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas.
Fibroadenoma mammae timbul akibat pengaruh kelebihan hormon estrogen. Fibroadenoma mammae dibedakan menjadi 3 macam: • Common Fibroadenoma • Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm. • Juvenile fibroadenoma pada remaja. 2. PENYEBAB Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat. 3. GEJALA Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada saat disentuh kenyal seperti karet 4. PATOLOGI Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan. Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma fibroblastic yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular f.). 5. PENEGAKAN DIAGNOSA Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray pada mammae) atau ultrasound pada mammae apabila diperlukan. Yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa terhadap fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsi. Pengambilan sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan memasukkan jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma tersebut. Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis, ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum. Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan: • Umur: Karsinoma: umumnya menyerang pada usia menjelang menopause Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun 6. TREATMENT Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor
tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan. FAM DGN PEMILIHAN KONTRASEPSI ANATOMI DAN FISIOLOGI
Anatomi fisiologi Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ. Fibroadenoma terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat. Estrogen adalah hormon yang memainkan peran kunci dalam perkembangan organ dan sistem reproduksi wanita. Estrogen adalah kelompok hormon steroid yang berasal dari kolesterol. Ada tiga jenis estrogen yaitu estradiol, estrone, dan
estriol. Hormon steroid seperti estrogen dapat berdifusi bebas melalui membran plasma. Fungsi Estrogen bertanggung jawab untuk mempercepat pertumbuhan tubuh wanita, dan kemudian berperan mengembangkan rahim, ovarium, dan sistem reproduksi lain sehingga tubuh siap untuk mendukung kehamilan. Estrogen juga berperan membantu perkembangan dan pembesaran payudara, meningkatkan timbunan lemak di lapisan subkutan, membantu perkembangan panggul, pertumbuhan rambut ketiak dan kemaluan, serta berbagai fungsi metabolik lainnya. Siklus Menstruasi Pada awal siklus, follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormon (LH) merangsang folikel dalam ovarium untuk mulai memproduksi estrogen, yang ujungnya menghambat pelepasan FSH dan LH dari kelenjar hipofisis. Efek Samping Estrogen Meskipun estrogen memberikan manfaat positif bagi wanita, bentukbentuk tertentu dari kanker payudara menggunakan estrogen sebagai hormon pertumbuhan. Aksi pada Jaringan Payudara Unit lobuler saluran terminal dari jaringan payudara wanita-wanita muda sangat responsif dengan estrogen. Pada jaringan payudara, estrogen menstimulasi pertumbuhan dan diferensiasi saluran epitelium, menginduksi aktivitas mitotik saluran sel-sel silindris, dan menstimulasi pertumbuhan jaringan penyambung. Estrogen juga menghasilkan efek seperti histamin pada mikrosirkulasi payudara. Densitas reseptor estrogen pada jaringan payudara sangat tinggi pada fase folikuler dari siklus menstruasi dan menurun setelah ovulasi. Estrogen menstimulasi pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Pada wanita-wanita postmenopause dengan kanker payudara, konsentrasi estradiol tumor tinggi, karena aromatisasi in situ, meskipun adanya keonsentrasi estradiol serum yang rendah Sumber : Gruber CJ, Tschugguei W, Schneebeger C, Huber JC. Production and action of estrogens. N Engl J Med 2002; 346: 340-50 http://www.cancerhelps.co.id/Tumor/fibroadenoma-mammae-fam.html http://askepsolok.blogspot.com/2008/08/fibro-adenoma-mammae.html
Estrogen-Induced Stimulation of Cell Proliferation In some target tissues, the main effect of estrogen is to cause cells to grow and divide, a process called cell proliferation.
In breast tissue, for example, estrogen triggers the proliferation of cells lining the milk glands, thereby preparing the breast to produce milk if the woman should become pregnant. Estrogen also promotes proliferation of the cells that form the inner lining, or endometrium, of the uterus, thereby preparing the uterus for possible implantation of an embryo. During a normal menstrual cycle, estrogen levels fall dramatically at the end of each cycle if pregnancy does not occur. As a result, the endometrium disintegrates and is shed from the uterus and vagina in a bleeding process called menstruation.
Cancer Arises from DNA Mutations in Cells Cancer is caused by DNA damage (i.e., mutations) in genes that regulate cell growth and division. Some mutations are inherited, while others are caused by exposure to radiation or to mutation-inducing chemicals such as those found in cigarette smoke. Mutations also can occur spontaneously as a result of mistakes that are made when a cell duplicates its DNA molecules prior to cell division.
When cells acquire mutations in specific genes that control proliferation, such as proto-oncogenes or tumor suppressor genes, these changes are copied with each new generation of cells. Later, more mutations in these altered cells can lead to uncontrolled proliferation and the onset of cancer. (For
more
information
on
how
gene
mutations
cause
cancer,
see Understanding Cancer.)
Estrogen-Induced Proliferation of Existing Mutant Cells Although estrogen does not appear to directly cause the DNA mutations that trigger the development of human cancer, estrogen does stimulate cell proliferation. Therefore, if breast cells already possess a DNA mutation that increases the risk of developing cancer, these cells will proliferate (along with normal breast cells) in response to estrogen stimulation. The result will be an increase
in
the
total
number
of
mutant
cells,
any
of
which
might thereafter acquire the additional mutations that lead to uncontrolled proliferation and the onset of cancer.
In other words, estrogen-induced cell production leads to an increase in the total number of mutant cells that exist. These cells are at increased risk of becoming cancerous, so the chances that cancer may actually develop are increased. (http://www.cancer.gov/cancertopics/understandingcancer/estrogenreceptors/AllPag es)
14. Apa hubungan siklus haid tidak teratur dengan pemakaian alat kontrasepsi ? Namun pada beberapa wanita yang menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi ini, mengalami siklus menstruasi dengan perbandingan. Apabila wanita mengkonsumsi pil KB dengan efek estorgen yang tinggi akan mengalami menstruasi kurang dari 4 hari. Sedangkan dengan menggunakan pil KB dengan kadar estrogen yang rendah akan mengalami menstruasi lebih dari 6 hari. Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini menyebabkan seorang wanita mudah tersinggung, mudah tegang dan stress, bertambahnya berat badan, nyeri kepala, darah menstruasi yang banyak seperti pendarahan. Sedangkan yang berkolaborasi progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama menjadi kering. Efek samping lainnya dari pemakaian pil KB dalam jangka waktu yang cukup lama akan menekan fungsi ovarium. Tak hanya itu efek samping lainnya seperti rasa mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, timbul bercak di kulit wajah seperti flek hitam sampai mempengaruhi fungsi organ ginjal dan hati. Pil KB yang mengandung estrogen dapat mengganggu produksi ASI. Kelebihan dari pil KB ini dapat meningkatkan gairah seksual, sekaligus sebagai obat untuk mengobati penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.
Berapa kadar estrogen rendah dalam darah ?? 15. Mengapa setelah kelahiran anak, pasien B diberi suntik kontrasepsi tiap 3 bulan ? Terdapat kandungan estrogen yang menekan 16. Kontrasepsi apa yg cocok untuk pasien A ?
Dianjurkan sterilisasi karena ada riwayat GO, hipertensi, merokok 17. Kontrasepsi apa yang cocok untuk pasien B ? Ada riwayat FAM, setelah melahirkan, pernah memakai kontrasepsi suntik, disarankan menggunakan kontrasepsi yg non hormonal (IUD, 18. Apa tujuan dari konseling ?
19. Bagaimana metode konseling yang bagus ?