LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA SEKOLAH PESERTA DIDIK
JURNAL
Oleh: RATNA FEBRI ASTARI K3109064
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SURAKARTA 2013
1
LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN BUDAYA SEKOLAH PESERTA DIDIK Ratna Febri Astari dan Asrowi Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sebelas Maret
ABSTRACT Ratna Febri Astari. INFORMATION SERVICES TO IMPROVE THE SCHOOL CULTURES OF THE STUDENTS. Thesis.The Faculty of Teacher Training and EducationSebelas Maret University, Surakarta. October 2013. The objectives of this research are to investigate the initial profile of preliminary study on the application of the school cultures of the students, the feasibility of the information service module, and the effectiveness of the use of information services to improve the school cultures of the students in Grade VIII of State Junior Secondary School 2 of Girimarto in Academic Year 2012/2013. This research used Research and Development method. Its effectiveness was tested through experiment. The research was conducted through seven phases, namely: (1) research and gathering of data, (2) planning, (3) product draft development, (4) expert and practitioner judgments, (5) revision of result of experiment, (6) limited field experiment, and (7) the result of experiment through effectiveness testing. The subjects of the research students in Grade VIII 10 of them were included in the limited test, and 30 were exposed to effectiveness test. The data of the research were gathered through questionnaire, observation, and in-depth interview. Were analyzed by using t-test. The result of the preliminary research shows that the school culture-related behaviors of 28 students (29.8%) belong to a high category, those of 35 students (37.2%) are in a medium category, and those of 30 students (33%) are owned by a low category. Based on the expert judgment, practitioner judgment, and limited experiment evaluation, the developed module has the average percentage of 88.05%.The result of the research through the development of the module effective to improve the attitude of the school cultures of the students in Grade VIII of State Junior Secondary School 2 of Girimarto. The t-test shows that the value of the tcount = is 17.397 at the significance level of 0.000. For the significance level is smaller than 0.005, H0 is rejected and H1 is verified meaning that that there is a significant improvement in the school cultures of the students prior to and following the treatment. Based on the result of the research, a conclusion is drawn that the information services are effective to improve the school cultures of the students in Grade VIII of State Junior Secondary School 2 of Girimarto in Academic Year 2012/2013. Keywords: School culture, and information services.
2
didik SMP meliputi mandiri, percaya
A. PENDAHULUAN Sekolah Menengah Pertama
diri,
kerja
sama,
demokratis,
(SMP) merupakan salah satu lembaga
kepedulian, komunikatif, jujur, dan
yang memberikan pendidikan dasar
sopan santun
secara formal bagi individu setelah menyelesaikan
pendidikan
Zamroni
sekolah
(2011)
menjelaskanbahwabudaya
sekolah
dasar (SD) atau yang sederajat.Peserta
memiliki batasan tentang bentuk pola
didik SMP termasuk ke dalam fase
nilai, norma, prinsip, tradisi dan
remaja.
Masa
merupakan
kebiasaan
sebuah
periode
kehidupan
interaksi yang terjadi dalam perjalanan
remaja dalam
yang diperoleh melalui
manusia yang batasan usia maupun
panjang
peranannya seringkali tidak terlalu
berkembang menjadi pegangan dan
jelas.
kepercayaan para warga sekolah yang
hanya
disekolah,
Pembelajaran di SMP tidak
memunculkan
dimaknai
perilaku.Budaya
transfer
ilmu
sebagai
kegiatan
pengetahuan
kemudian
sikap
dan
sekolah
dipegang
dari
bersama oleh kepala sekolah, guru,
pendidik ke peserta didik. Tetapi,
dan peserta didik sebagai dasar dalam
berbagai kegiatan yang didalamnya
memahami dan memecahkan berbagai
terdapat proses pembudayaan seperti
persoalan yang muncul di sekolah.
membiasakan seluruh warga sekolah
Budaya
sekolah
menjadi
disiplin dan patuh terhadap peraturan
fenomena
yang
menarik,
yang
dan
kepercayaan
berlaku
sekolah,
saling
keyakinan
membiasakan
hidup
mendalam berkembang di sekolah
bersih dan sehat dan kebiasaan-
tercermin pada pandangan, sikap dan
kebiasaan
perilaku khas dari warga sekolah, yang
menghormati,
di
karena
positif
yang
harus
ditumbuhkan di lingkungan sekolah
dapat
menumbuhkan
sehari-hari.
membangun
karakter
yang
semangat peserta
Pembentukan kebiasaan untuk
didik.Ada tiga unsur budaya yang
menjadi sebuah budaya tentunya harus
perlu dikembangkan di sekolah, yaitu
benar-benar dipahami oleh seluruh
kultur akademik, kultur sosial budaya,
warga sekolah. Sekolah. Nilai-nilai
dan
yang sesuai dengan budaya peserta
2011).
3
kultur
demokratis
(Nursyam,
Kultur dengan
akademik
warga
ditandai
sekolah
hukum, adat istiadat, kebiasaan yang
dalam
turun temurun oleh suatu komunitas.
kesehariannya selalu berpegang pada teori-teori
dalam
Kultur
berpikir,
Demokratis
menampilkan
corak
berkehidupan
berpendapat, bersikap dan bertindak.
yang memberikan perbedaan untuk
Aspek budaya akademik menurut
secara
Moerdiyanto
kemajuan. Kultur demokratis dapat
(2012)
meliputi
bersama
membangun
kemajuan belajar, rajin membaca,
digambarkan
bimbingan
menyampaikan
keputusan dan menghargai perbedaan
keberanian
keputusan, mengetahui secara penuh
menyampaikan pendapat, persaingan
hak dan kewajiban diri sendiri, orang
meraih
lain bangsa dan negara.
belajar,
pertanyaan,
prestasi,
pelajaran,
pemilikan
konsultasi
buku
pembimbing,
dengan
pengambilan
Kultur
demokratis akan menumbuhkan jiwa
penguasaan materi dari guru, umpan
kepemimpinan pada peserta didik.
balik dari guru, dan strategi belajar
Pengembangan
mengajar.
unsur-unsur
budaya sekolah mendorong semua
Kultur
sosial
budaya
warga sekolah untuk bekerjasama
merupakan suatu budaya sekolah yang
yang
akan
mengundang
membentengi
budaya-budaya
didasarkan
asing yang tidak relevan. Kultur sosial
warga,
menurut Moerdiyanto (2012)meliputi
gagasan-gagasan
sikap
memberikan
manusia
berhubungan, saling
untuk
saling
percaya,
partisipasi
seluruh
mendorong
munculnya baru,
dan
kesempatan
untuk
saling
memaafkan,
terlaksananya pembaharuan di sekolah
menolong,
memberi
yang semuanya ini bermuara pada
penghargaan, bertegur sapa, saling berkunjung, saling
saling
mengucapkan menghormati
berinteraksi
dengan
selamat
Pengembangannya
dalam
pada visi
mengacu
dan misi yang telah
lain.
ditetapkan, sedangkan visi dan misi
Sedangkan kultur budaya merupakan
harus berfokus pada pengguna jasa
totalitas
kompleks
kepercayaan,
orang
pencapaian hasil terbaik.
yang
terdiri
baik
internal
maupun
eksternal
pengetahuan,
moral,
(Soegiharto, 2012).Jika suatu sekolah sudah memiliki budaya sekolah yang
4
baik, siapa pun yang masuk dan
menonjol
bergabung ke sekolah itu hampir
adalah dapat membentuk nilai-nilai
secara
mengikuti
baru yang dilakukan dengan cara
budaya yang telah ada di sekolah
identifikasi dan imitasi terhadap tokoh
tersebut.
dan berusaha mengembangkan dengan
otomatis
akan
Moerdiyanto(2012)menambah
dapat
berbagai
dilakukan
kegiatan
guru BK SMP Negeri 2 Girimarto
(1)
diketahui sekolah tersebut memiliki
menghentikan kegiatan praktik nilai
budaya seperti bersalaman dengan guru
budaya negatif, (2) memperkenalkan
ketika memasuki gerbang di sekolah
nilai
dengantetap
dan pemberian hadiah pada peserta
menghubungkan dengan nilai budaya
didik yang berprestasi. Namun budaya
lama
sekolah
budaya
baru
yang
:
nilai
Berdasarkan wawancara pada
dengan
berikut
dengan
caranya sendiri(Ali &Asrori, 2004).
kan pengembangan budaya baru di sekolah
berkaitan
relevan,
(3)
tersebut
belum
terlaksana
memperkenalkan budaya baru dan
dengan baik, karena masih ada perilaku
landasan
yang
peserta didik yang sering terlambat
mengaitkan
masuk kelas, berkata kasar pada guru,
nilai-nilai
dikembangkan,
(4)
kegiatan praktik budaya yang baru
tidak
dengan
(5)
masuk kelas tanpa permisi, mencontek
praktik
saat ulangan, pakaian kurang rapi, dan
yang
suka berkelahi. Ketika hal tersebut
hasil
nyata
mensosialisasikan budaya
baru
dan
kegiatan
dengan
nilai
diharapkan.
mengikuti
upacara
bendera,
dibiasakan tanpa teguran maka akan
Budaya mencakup komponen
menjadi
suatu
budaya
yang
memperkuat
hasil
suatu kehidupan yang terbentuk dari
negatif.Untuk
konsep,
dan
wawancara dan mengetahui gambaran
dilakukan dari generasi ke generasi
umum tentang budaya sekolah maka,
atas tanggungjawab orang tua, guru,
dilakukan studi pendahuluan dengan
dan pemimpin masyarakat (Santrock,
penyebaran
2007). Seorang remaja suatu saat akan
sesuai dengan budaya sekolah peserta
menerima nilai-nilai budaya, tetapi
didik kelas VIII SMP Negeri 2
juga akan menolaknya pada saat yang
Girimarto.
lain. Karakteristik remaja SMP yang
pendahuluan terdapat 28 peserta didik
nilai,
dan
asumsi
5
angket
perilaku
Berdasarkan
yang
studi
atau 29,8%yang dikategorikan tinggi,
Memfasilitasi peserta didik agar
hal ini menandakan bahwa peserta
mampu memahami informasi yang
didik memiliki perilaku sesuai dengan
diperlukan
sebagai
budaya sekolah. Sedangkan terdapat 30
pengetahuan
atau
peserta
33%
kemudian digunakan peserta didik
sehingga
untuk menentukan arah, tujuan dan
didik
atau
yangdikategorikan
rendah
penambah
wawasan
dapat dikatakan peserta didik belum
perkembangan
memiliki perilaku yang sesuai dengan
tujuan umum dari informasi (Prayitno
budaya sekolah.
dan Amti, 2004).
Berdasarkan diperlukan
data
sebuah
tersebut
Berbagai
dirinya
yang
merupakan
cara
pemberian
teknik
untuk
informasi pada peserta didik, antara
pengarahan
dan
lain (1) metode ceramah, (2) diskusi
pendekatan pada peserta didik yang
panel, (3) wawancara, (4) karyawisata,
belum memiliki kesadaran tentang
(5) alat-alat peraga dan alat bantu, (6)
pemahaman
sekolah.
buku panduan, (7) kegiatan sanggar
didik
karir dan (8) sosiodrama (Prayitno dan
memberikan
Pendekatan
budaya pada
peserta
dilakukan melalui layanan informasi
Amti, 2004).
yang berkaitan dengan aspek-aspek
Metode layanan informasi yang
budaya sekolah yang perlu diterapkan
digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai upaya agar peserta didik
buku panduan yang berbentuk modul.
memahami aspek-aspek budaya yang
Modul
ada disekolah. Sesuai pendapat dari
panduan/pedoman dalam penyampaian
Winkel
(2004)
informasi yang mempemudah dalam
menjelaskan layanan informasi sebagai
memberikan informasi tentang budaya
usaha memberikan pengetahuan pada
sekolah kepada peserta didik.
dan
Hastuti
peserta didik tentang fakta bidang
digunakan
Penelitian
tentang
sebagai
budaya
pendidikan, bidang karir dan bidang
sekolah juga pernah dilakukan oleh
pribadi sosial yang dapat digunakan
Moerdiyanto yang berjudul Fungsi
untuk belajar agar mampu mengatur
Kultur Sekolah Menengah Atas Untuk
dan
Mengembangkan
merencanakan
kehidupannya
sendiri.
Karakter
Siswa
menjadi Generasi Indonesia 2045.Hasil penelitian yang merekomendasikan 9
6
aspek budaya yang dikembangkan di
pada semester II tahun pelajaran
sekolah, yaitu 1) budaya membaca, 2)
2012/2013. Subjek penelitian ini terdiri
budaya jujur, 3) budaya bersih, 4)
darisubjek ahli dan subyek praktisi
budaya disiplin, 5) budaya kerjasama,
sebagai penilai modul, dan subjek
6) budaya saling percaya, 7) budaya
peserta didik adalah peserta didik kelas
berprestasi, 8) budaya penghargaan,
VIII
dan 9) budaya efisiensi.
purposive sampel.
Berdasarkan peneliti
tertarik
uraian untuk
di
dengan
pemilihan
teknik
Dalam penelitian
atas
ini tahap purposive sampel melalui
melakukan
pertimbangan tentang tujuan untuk
penelitian dengan pemberian layanan
mengetahui
informasi pada peserta didik, maka
memiliki
penelitian
pada“
budaya sekolah maka diambil peserta
Efektivitas Layanan Informasi untuk
didik dari kelas VIII A, VIII D, dan
Meningkatkan Budaya Sekolah Peserta
VIII F secara keseluruhan berjumlah
Didik Kelas VIII SMPN 2 Girimarto
93
Tahun Pelajaran 2012/2013”.
purposive sampel diperoleh 30peserta
ini
difokuskan
peserta
didik
yang
perilaku kurang sesuai
peserta
didik,
setelah
teknik
didik yang memiliki perilaku kurang sesuai dengan budaya sekolah yang
B. METODE PENELITIAN Metode
penelitian
akan mengikuti treatment dalam uji
yang
efektivitas.
digunakan dalam penelitian ini adalah
Peserta didik sebagai subjek uji
pengembangan atau disebut dengan R and
D
(Research
Development).Produk
yang
terbatas mengambil dari kelas VIII H
and
berjumlah 10 peserta didik.
akan
dikembangkang / dihasilkan dalam
Variabel penelitian terdiri dari
penelitian ini adalah modul layanan
variabel terikat dan variabel bebas.
informasi untuk meningkatkan budaya
Variabel terikat adalah budaya sekolah
sekolah. Modul dapat dikatakan produk
dan
baru yang digunakan sebagai pedoman
informasi.
guru BK dalam memberikan layanan
menggunakan tiga cara, yaitu angket,
informasi untuk peserta didiknya.
wawancara data
Penelitian dilakukan di SMP
variabel
penelitian
layanan
Teknikpengumpulandata
dan
observasi.Validitas
menggunakanrasional
dengan
pendapat ahli atau expert judgement
Negeri 2 Girimarto dan dilaksanakan
7
dan validitas empirik. Langkah-
Tahap Perencanaan yaitu penyusunan
langkah pendekatan penelitian dan
materi-materi
pengembangan, menurut Borg&Gall
berkaitan dengan aspek-aspek budaya
(Nana
sekolah yang akan dikembangkan,
Syaodih,
2007)
yaitu:
1.
layanan
Penelitian dan Pengumpulan Data, 2.
penyusunan
Perencanaan, 3. Pengembangan Draf
kemampuan subjek yang akan diberi
Produk, 4. Uji Coba Lapangan Awal,
materi tersebut.Hal lain yang harus
5. Merevisi Hasil Uji Coba, 6. Uji
diperhatikan
Coba Lapangan, 7.
Penyempurnaan
setelah merencanakan pengembangan
Produk Hasil Uji Lapangan8. Uji
materi adalah merencanakan subjek uji
Pelaksanaan
9.
coba, lokasi uji coba dan instrumen-
Penyempurnaan Produk Akhir, dan 10.
instrumen yang diperlukan. Tahap
Diseminasi
Implementasi.
Pengembangan draf produk, pada tahap
Penelitian ini menggunakanlangkah-
ini peneliti mengembangkan materi
langkah pendekatan penelitian dan
untuk menghasilkan sebuah produk
pengembangan hanya sampai pada
yang berbentuk
langkah ke tujuh dalam penelitian dan
produk
pengembangan
“Layanan
Lapangan,
dan
Borg&
penyempurnaan
Gall,
dalam
perencanaan,
modul/buku.
modul
Draf
diberi
Informasi
judul Budaya
Akademik, Budaya Sosial dan Budaya
lapangan melalui uji efektifitas. Tahap
Demokrasi” dikembangkan dalam 4
Penelitian
data
bagian materi, berisi : sampul, halaman
studi
pengesahan, kata pengantar, daftar isi,
pustaka dan pengumpulan data yang
Isi Modul (Bagian I berisi Layanan
dilakukan
Informasi dan
dan dua
kegiatan
keadaan
dan
sebagai
studi
Tujuan
tersebut
yaitu
wawancara
angket
pendahuluan. data
pengumpulan
dengan
penyebaran
hasil
awal
memperhatikan
uji
melalui
produk
yaitu
materi
informasi
bagian II berisi Unsur-Unsur Budaya
pengumpulan
untuk
Sekolah
;
mengetahui
Pengembangan
mengenai
Pengembangan
lapangan
Budaya Sekolah ;
bagian
III
Nilai Diri;
berisi melalui
bagian
pemahaman perilaku budaya sekolah
mengembangkan
oleh peserta didik kemudian dikaitkan
positif). Tahapan selanjutnya uji coba
dengan
lapangan awal yaitu proses kegiatan
teori
atau
kajian
relevan
dengan permasalahan yang diteliti.
menilai
8
budaya
IV
kelayakan
dari
sekolah
meteri
intervensi yang telah dikembangkan
uji-t atau t- test dengan bantuan SPSS.
terhadap ahli dan praktisi, untuk
Teknik
mencari validitas isi, kelayakan materi,
mengetahui perbedaan rata-rata skor
dan kelayakan operasionalisme materi.
perilaku budaya sekolah peserta didik
Validitas
pada
produk ini menghadirkan
tersebut
pretest
digunakan
sebelum
pemberian
dosen ahli yaitu Dr. Sariyatun, M.Pd.
treatment
Tahap merevisi hasil uji coba, berusaha
pemberian treatment. Apabila hasilnya
untuk memperbaiki kekurangan dalam
signifikan,
produk materi layanan informasi yang
layanan
didesain tersebut agar menjadi layak
meningkatkan budaya sekolah.
secara
isi
dan
dan
untuk
posttes
maka
dapat
informasi
setelah
diketahui
efektif
untuk
operasionalisasinya
sebagai modul/buku panduan untuk
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkatkan budaya sekolah peserta
1. Hasil Studi Pendahuluan Perilaku
didik. Tahap uji lapangan atau uji
peserta
didik
yang
terbatas mempersiapkan guru BK dan
sesuai budaya sekolah masih rendah
sejumlah peserta didik dalam rangka
karena masih banyak peserta didik
pemberian
yang belum memahami pentingnya
produk
yang
telah
dikembangkan. Setelah di uji coba
budaya
dilakukan refleksi, sebagai perbaikan
Untuk memperoleh gambaran tentang
panduan materi, sehingga diketahui
perilaku budaya sekolah peserta didik
tingkat kelayakan isi dan operasional
dilakukan penyebaran angket berikut
pada pengembangan modul layanan
hasil penyebaran angket yang disajikan
informasi pada praktisi dan sasaran.
dalam tabel :
Tahap
yang
terakhir
yaitu
penyempurnaan produk hasil melalui uji efektivitas, uji keefektifan layanan informasi untuk meningkatkan budaya sekolah
menggunakan
metode
eksperimen dengan design one group pretest-posttest. Teknik analisis data eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini
9
sekolah
untuk
diterapkan.
Tabel 1
sekolah pada kategori rendah. Hasil
Perilaku Peserta Didik yang berkaitan
angket
dengan budaya sekolah
yang
awal tentang perilaku peserta didik
Peserta
Skor
pendahuluan
berjumlah 30 item diperoleh profil
Banyak
Rentang
Kategori
studi
yang berkaitan dengan budaya. Profil
(%)
awal digunakan peneliti sebagai need
Didik
assesmentuntuk pemberian treatment.
Tinggi
105 – 111
28
29, 8%
Sedang
99 – 104
35
37,2%
Rendah
86 – 98
30
33%
2. Uji
Keterimaaan
Hipotetik
Model
atau Uji Kelayakan
Modul dapat
Model yang dimaksud dalam
digambarkan dalam histogram dibawah
penelitian ini adalah modul pedoman
ini :
layanan informasi yang teruji atau
Jumlah
Tabel
tersebut
40
efektif untuk meningkatkan budaya
30
sekolah peserta didik. Pengembangan
20
modul mengambil judul “Layanan
10
Informasi Budaya Akademik, Budaya
0 Tinggi
Sosial & Budaya Demokratis”. Materi
Sedang Rendah
dalam modul terdiridari 4 bagian.
Kategori
Bagian pertama akan menjelaskan Gambar 1. Histogram Perilaku
layanan
informasi
dan
Peserta Didik yang berkaitan
budaya
sekolah,
bagian
dengan budaya sekolah
menjelaskan
unsur-unsur
pengertian kedua budaya
sekolah, bagian ketiga menjelaskan Hasil
tersebut
menunjukkan
kegiatan
pengembangan
diri,
dan
menjelaskan
cara
bahwa perilaku peserta didik dalam
bagian
kategori tinggi sebanyak 28 peserta
mengembangkan budaya sekolah.
didik
atau29,8%,
kategori
keempat
sedang
Uji kelayakan modul dilakukan
sebanyak 35 peserta didik atau 37,5 %
oleh ahli dibidang budaya dan ahli
dan terdapat 33% atau sebanyak 30
bimbingan
peserta didik memiliki perilaku budaya
berpengalaman(expertjudgement)meng
10
konseling
yang
gunakan instrumen penilaian modul.
peserta didik kelas VIII H SMP N 2
Para ahli yang terlibat dalam penilaian
Girimarto.
modul ini berjumlah 3 orang, memiliki
terbatasoleh peneliti dan guru BK.
latar belakang pendidikan S3 dalam
Guru BK memaparkan modul layanan
bidang bimbingan dan konseling, S2
informasi dan peserta didik menyimak.
dalam bidang psikologi.Tiga orang
Hasil
tersebut adalah Dr. Asrowi, M.Pd.;
instrumen penilaian yang diisi peserta
Dra.
diperoleh kelayakan sebesar 81,5%.
Salmah
Lilik,
M.Si.;
Dr.
Pelaksanaan
uji
coba
uji
terbatas
coba
melalui
Sariyatun, M.Pd. Keterimaan modul
Berdasarkan hasil penilaian ahli
juga dinilai oleh guru BK dan PPKN
(expert judgement), penilaian praktisi
SMP N 2 Girimarto sebagai praktisi
dan penilaian uji coba terbataspada
yang berjumlah 3 orang antara lain:
modul yang dikembangkan dapat ditarik
Eny Rahayuningtyas, S.Pd., Nuriah
kesimpulan
Haleyda, S.Pd., Sutarni, S.Pd.
kelayakan
Garis
besar
aspek
format
rata-rata penilaian
prosentase
modul
sebesar
88,05%.
penilaian modul meliputi penampilan fisik modul, isi materi modul, bahasa
3. Impelentasi
yang digunakan dan manfaat modul. Penilaian
ahli
Pedoman
secara
Modul Layanan
sebagai Informasi
dalam Uji Efektifitas
keseluruhan menunjukkan persentase
Pada awalnya perilaku yang sesuai
pencapaian sebesar 95%, penilaian
budaya peserta didik masih rendah, ini
ketiga
keseluruhan
terlihat dari hasil pretest peserta didik
rata-ratapersentase
yang menunjukkan bahwa mean dari
pencapaian sebesar 87,67% sehingga
skor pretest adalah116,47 dengan skor
modul dapat dikatakan sangat baik atau
tertinggi 137 dan skor terendah 90.
layak
layanan
Selanjutnya diberikan treatment dan
informasi untuk meningkatkan budaya
juga dilakukan posttest. Hasil dari
sekolah.
posttest menunjukkan mean dari skor
praktisi
secara
menunjukkan
sebagai
Modul sesuai
pedoman
yang
masukan
telah dan
direvisi
posttest meningkat menjadi 133,77
mendapat
dengan skor tertinggi adalah 154 dan
persetujuan oleh ahli dan praktisi
skor terendah adalah 112.
kemudian diuji secara terbatas kepada
11
Perbandingan skor mean posttest
Berdasarkan
analisis
data
133,77 lebih besar dari skor mean
peningkataan mean pretest dan postest
pretest
persentase
menunjukkan bahwa layanan informasi
kenaikan sebesar 14,85%. Berdasarkan
mampu meningkatkanbudaya sekolah
hal tersebut dapat diambil kesimpulan
secara signifikan. Untuk melihat uji
adanya peningkatan perilaku budaya
signifikansilayanan informasi,disajikan
sekolah sebelum dan sesudah treatment
padaa tabel 3berikut ini.
116,47
maka
pada peserta didik kelas VIII.
Tabel 3
Berikut disajikan tabel 2data mean
Data Hasil Uji t-test
pretest dan posttest yang diberikan
Paired Samples Test
pada 30 pesertadidik kelas VIII SMP N Paired Diff erences
2 Girimarto. Tabel 2 Data Mean Pretest dan Posttest
Mean Pair Pretest 1 Postest
Prosentase
N
Mean
Pretest
30
116,47
Posttest
30
133,77
Std. Deviation
-17,300
5,447
Std. Error Mean
95% Confidence Interv al of the Diff erence Lower Upper
t
,994 -19,33 -15,27
df
-17,397
29
Kenaikan 14,85%
Dari tabel dapat dijelaskan hasil uji berpasangan pretest dan posttest diperoleh hasil analisis t hitung sebesar
Tabel tersebut dapat dijelaskan
17,397
Frekuensi
dalam grafik berikut : 140 135 130 125 120 115 110 105
dengan
signifikansi
0,000.
Karena harga signifikansi <0,05 maka H0
133.77
ditolak
dan
membuktikan
peningkatan yang signifikan perilaku budaya sekolah pada subyek penelitian
116.47
sebelum
dan
sesudah
diberikan
perlakuan. Pretest
Postest
Hasil analisis layanan informasi
Skor Rata-rata
untuk meningkatkan budaya sekolah menunjukkan aspek sikap dan perilaku
Graik 1
terjadi perubahan yang signifikasn
Peningkatan Mean Pretest dan
antara
Posttest
12
skor
pretest
dan
posttest,
Sig. (2-tailed) ,000
dibandingkan dengan aspek interaksi
ahli sebesar 95%, praktisi memberikan
sosial, tradisi kebiasaan dan simbol
penilaian dengan prosentase sebesar
identitas sekolah. Dari hasil tersebut
87,67%, kemudian penilaian dalam uji
diartikan
yang
coba terbatas sebesar 81,5%. Sehingga
berpedoman pada modul lebih mampu
diperoleh rata-rata prosentase penilaian
meningkatkan budaya sekolah pada
sebesar 88,05%.
layanan
informasi
aspek sikap dan perilaku. Modul yang
Hasil
penelitian
melalui
digunakan pedoman layanan informasi
pengembangan model dengan modul
menjelaskan
dapat
layanan informasi budaya akademik,
mengembangkan budaya sekolah maka
budaya sosial & budaya demokratis
setelah
pemahaman
dinyatakan efektif untuk meningkatkan
tentang budaya sekolah dan perilaku
perilaku budaya sekolah peserta didik
yang sesuai peserta didik menerapkan
kelas VIII SMP N 2 Girimarto. Hal
sikap dan perilaku yang sesuai budaya
tersebut dapat dibuktikan dari hasil t-
sekolah.
test, diperoleh hasil t hitung sebesar
perilaku
yang
mendapatkan
Berdasarkan uraian diatas maka
17,397
dengan
signifikansi
0,000.
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
Karena harga signifikansi <0,05 maka
dapat
H0
membuktikan
bahwa
modul
ditolak
dan
membuktikan
layanan informasi budaya akademik,
peningkatan yang signifikan perilaku
budaya sosial & budaya demokratis
budaya sekolah pada subyek penelitian
efektif untuk meningkatkan perilaku
yang diberi perlakuan. Berdasarkan
budaya sekolah peserta didik kelas VIII
mean atau skor rata-rata mengalami
SMP
peningkatan terlihat dari hasil pretest
N
2
Girimarto,
dengan
peningkatan yang signifikan.
peserta
didik
yang
menunjukkan
bahwa mean dari skor pretest adalah D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
hasil
116,47 dengan skor tertinggi 137 dan skor terendah 90 meningkat dalam
penelitian dapat
postestnya yaitu, mean menjadi 133,77
dijelaskan hasil penilaian ahli (expert
dengan skor tertinggi adalah 154 dan
judgement),
skor terendah adalah 112.
yang
telah
dilaksanakan,
penilaian
praktisi
dan
penilaian uji coba terbataspada modul
Budaya sekolah peserta didik
yang dikembangkan yaitu, penilaian dari
meningkat setelah diberikan perlakuan
13
berupa
layanan
informasi
pengembangan modul
dengan
pemberian layanan informasi
yang sudah
untuk
meningkatkan
budaya
merupakan
metode
teruji konsep maupun empiriknya.
sekolah
Layanan informasi yang secara konsep
yang dapat menarik perhatian
memberikan pemahaman pada peserta
peserta didik karena dilengkapi
didik yang mempengaruhi pola pikir,
dengan gambar dan contoh.
pengambilan keputusan dan perilaku
Hendaknya guru BK dapat
sehingga mendorong peserta didik
kreatif
mengubah
fasilitas
perilaku
sesuai
dengan
dalam
menggunakan
yang tersedia
agar
keadaan diri dan lingkungan budaya
layanan BK dapat diterima
mereka.
peserta didik secara efektif dan
Artinya peserta didik dapat
meningkatkan perilaku yang sesuai budaya sekolah
efisien.
yang ada karena
c. Layanan
informasi
dengan
pengaruh pemahaman atau pola pikir
pedoman modul akan lebih
yang dihasilkan dari materi modul
efektif jika informasi
yang
layanan informasi yang diberikan.
diberikan
lebih
didalamya
Sesuai dengan kesimpulan hasil
mendetail dan sesuai dengan
penelitian, maka ada beberapa saran
fenomena baru yang terjadi di
yang
lingkungan sekolah, sehingga
dapat
dipergunakan
sebagai
pertimbangan,yaitu :
peserta didik dapat mempelajari
1. Kepada Kepala Sekolah dan Guru
keadaan lingkungan sekolah.
BK
d. Pelaksanaan layanan informasi
a. Diharapkan dapat
Kepala
memfasilitasi
Sekolah
dengan
pedoman
modul
setiap
menuntut
konsentrasi
pengembangan budaya sekolah
keaktifan
agar peserta didik dan sekolah
terkadang peserta didik merasa
memiliki ciri khas yang baik.
jenuh
peserta
mengikuti
dan didik,
layanan
b. Perlu penggunaan metode yang
informasi. Oleh karena itu guru
bervariasi dalam memberikan
BK mencari cara yang inovatif
layanan
agar
informasi
peserta
didik.
modul
menjadi
kepada
peserta
didik
lebih
Penggunaan
memiliki motivasi untuk lebih
pedoman
fokus dan tidak cepat merasa
14
bosan
ketika
mengikuti
3. Kepada Peneliti Berikutnya
pemberian layanan infromassi
a. Diharapkan peneliti berikutnya
2. Kepada Peserta Didik
yang akan menggunakan modul
a. Peserta didik harus siap untuk
layanan
informasi
mengikuti pembelajaran dengan
akademik,
strategi
apapun
budaya demokrasi yang tersedia
yang diberikan guru dan selalu
dan dapat digunakan di sekolah
bersedia
lain agar terdapat hasil yang
pembelajaran
dengan
kesadaran
budaya
budaya &
sendiri untuk mengikuti petunjuk
bervariasi
dan arahan yang diberikan guru.
padaperilaku peserta didik yang
b. Peserta didik perlu mempelajari
yang
sosial
mengarah
sesuai dengan budaya sekolah
kembali modul sebagai sarana
b. Diharapkan peneliti berikutnya
memperluas pengetahuan dan
mampu mengembangkan lagi
wawasannya
budaya
materi dalam modul tersebut agar
sekolah. Belajar secara mandiri,
lebih akurat dalam meningkatkan
mengerjakan tugas-tugas
budaya sekolah peserta didik.
guru
tentang
untuk
dari
meningkatkan
budaya sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Aan Komariah & Cepy Triatna. (2008). Visionary Leardership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara. Adi Kurnia & Bambang. (2012). Membangun Budaya Sekolah. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bambang Soegiharto. (2012). Membangun Sekolah Berkualitas dengan Budaya Sekolah. Tribun Jabar. Diperoleh 5 Maret 2012, dari http://www.agppgrijabar.net/index.php/dokumentasi-cetak/yang-lain/105--membangun-sekolahberkualitas-dengan-budaya-sekolah. Jhon W Santrock. (2007). Perkembangan Anak Edisi kesebelas Jilid 7. Terj. Mila Rachmawati & Anna Kuswanti. Jakarta: Erlangga.
15
Moerdiyanto. (2012). Fungsi Kultur Sekolah Menengah Atas untuk Mengembangkan Karakter Siswa Menjadi Generasi Indonesia 2045 : Tantangan dan Peluang (Versi Elektronik). Konaspi, VII-2012. Diperoleh 22 Maret 2013, dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Dr. Moerdiyanto, M.Pd./artikel peranan kultur dan karakter-2012. Mohammad Asrori & Mohammad Ali. (2004). Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: PT Bumi Aksara. Nana Syaodih & Sukmadinata. (2008). Metode Penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nur Syam. (2011). Membangun Kultur Sekolah. Diperoleh 5 Maret 2013, dari http://www.psb-psma.org/content/blog/3460-membangun-kultur-sekolah. Prayitno & Erman Amti. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Winkel &Sri Hastuti. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta : Media Abadi. Zamroni. (2011). Dinamika Peningkatan Mutu. Yogyakarta: Gavin Kalam Utama.
16