RETEVANSI AKUNTANSI DALAM ISLAM oleh
:
Alex Sujanto Dosen AMIK JTC Semarang
Absfrak n$am sebagai agama besar mengatur pemeluknya pada setiap segi kehidupan, termasuk dalam
perniagaan dan pencatatannya, yang diatur dalam Al Quran dan Hadist. Di lain pihak pada &.mia kenyataan telah muncul ilmu akuntansi sebagai konsep dan pragmatis dalam mencatat dan melaporkan transaksi keuangan unit usaha. Bagaimana pandangan umat Islam dalam bemkuntansi atau bagaimana akuntansi yang diaplikasikan sekarang dalam pandangan trslam ?
lfrka akuntansi menrintut' setiap transaKi-keuangan harus dicaiat dan'dilapoikan dalam keseimbangan seperti pada neraca, maka bagaimana pandangan Islam mengenai ini ? Jika *:ntansi mendasarkan pada tujuan penyajian wajar laporan keuangan, maka bagaimana gandangan Islam mengenai ini ? Bagaimana suatu akuntansi bank syariah diterapkan ? Banyak hal temyata Islam adalah untuk rahmatil alamin.
Kala kunci : Islam, Al Quran, Hadist, akuntansi, tujuan laporan keuangan, dalil
akuntansi,
konsep teoritis akuntansi, akuntansi syariah
A.
latar Belakang Al Qu/an dan hadis dalam pandangan umat Islam sebagai pedoman hidup tidak hanya mengatur kegiatan keagamaan saja, namun lebih luas dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi. AI Qur'an dan hadist diyakini menjadi way in life dalam nafas kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan ekonomi dan perdagangan, Islam telah mengatur secara jelas, mengenai cara, isi dan bentuknya seperti dinyaLakan dalam Al Quran, 2:282 " Hai orang yang beriman apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan
hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis
di
antara kamu
menuliskannya dengan benar. Al Qur'an 4:29 " Hai orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka".
Dari contoh pemyataan tersebut umat Islam sebenarnya telah mengenal catatmencatat dalam urusan bisnis, yang ini diyakini sebagai landasan untuk berakuntansi, meskipun dalam konteks yang masih umum. Bagaimana sebenarnya akuntansi yang ada selama ini dilihat dari sudut pandangan Islam, maka tulisan ini akan berusaha mencari konsep dasar akuntansi yang mana dari berbagai pandangan yang cocok dengan Islam.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam artikel ini bagaimana sebenarnya akuntansi yang ada selama ini dilihat dari sudut pandangan Islam.
C" Tujuan Pembahasan Tujuan dari penyusunan makalah iniadalah untuk berusaha mencari konsep dasar akuntansi dari berbagai pandangan yang cocok dengan konsep akuntansi agama Islam.
IHFOKAM Nomor
ll/Th.
lV/ September/.08
D. flerarki Elemen Struktur Teori Akuntansi, Suatu Tinjaiian dari Percespektif Islam Pengembangan dalil, konsep teoritis dan prinsip akuntansi selalu merupakan satah satu tugas paling berat dalam akuntani. Kurangnya istilah png tepat yang diakui oleh kebanyakan pengarcngr mempersulit permasalahan, Banyak pengamng yang menafsirkan atau memberi istilah yang sama untuk halyang berbecla maksudnya atau sebaliknya istilah yang berbeda untuk maksud yang sama. AC. Litfleton sepefti dikutip Belcaoui (1986:132) menyahkan bahwa setiap buku biasanya mengandung suatu aksiorna, generalisasi konvesi,metoda, praktek, prosedur, prinsip dan norma. Istilah-istilah tersebut seluruhnya tidak menjadi istilah yang sinonim, Lebih lanjut AC.UtUeton mengusullon suatu struktur teori akuntansi dengan mempeftirnbangkan proses interaKif deduktif yang dimulai dari tujuan laporan keuangan sebagai dasar dalil dan konsep teoritis, dan dari mana prinsip dan tehnik diperoleh. 1. Tujuan Laporan Keuangan. Pembahasan mengenai tujuan taporan keuangan hingga sekarang masih menjadi perdebatan yang terbuka, dari sisi perusahaan yang mengeluarkan laporan, pengguna laporan dan profesi akuntansi serta kalangan akadernis; Masing-masing mempunyai pandangan sendiri sehingga muncul konflik kepentingan, apalagi menyangkut isi laporan yang seharusnya diungkap. Hal inijika dilihat dari wahyu Illahi, Al Qur'an:51,8 menyebutkan bahwa sesungguhnya kamu adalah orang )€ng mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Pada artikel ini disampaikan tujuan laporan keuangan yang mencerminkan kemuliaan dari profesi akunbnsiyang dikeluarkan oleh APB Statement No.4 bab.4 (Becaoui, 1986: 83) a. Tujuan khusus : menyajikan secara wajar, dan seuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum, posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.
b. Tujuan umum : 1) Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber 2) 3)
4) 5)
ekonomi dan kewajiban suatu perusahaan.
Menyediakan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan sumber penghasilan sebagai aktivitas perusahaan yang diarahkan pada pencapaian Iaba.
Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat untuk menaksir penghasilan potensial dari perusahaan. Menyediakan lain-lain informasi yang diperlukan mengenai perubahan sumbersumber ekonomi sefta perubahan kewajiban. Mengungkapkan informasi lain yang relevan bagi kebutuhan para pemakai laporan keuangan.
c. Tujuan kualitatif: 1)
2) 3)
4) 5)
6)
Relevan, yang berarti menyeleksi informasi lebih mungkin membentu para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Dapat dimengerti, yang menyatakan bahwa informasi yang terpilih saja yang dimengerti, akan tetapi para pemakai pun harus dapat memahaminya. Dapat diuji atau dibuktikan, yang berarti hasil akuntansi dapat dibuktikan kebenarannya oleh alat pengukur yang independen dengan dipergunakan metode pengukuran yang sama. Netral, yang berafti bahwa informasi akuntani diperuntukkan bagi kebutuhan umum para pemakai, bukan kebutuhan tertentu para pemakai khusus. Tepat waktu, yang berarti bahwa suatu penyampaian informasi secepatnya dilakukan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan ekonomi. Dapat diperbandingkan, yang berafti bahwa perbedaan tidak boleh ada akibat perbedaan perlakuan akuntansi keuangan.
7)
Lengkap, yang 'berarti bahwa seluruh informasi yang layak memenuhi persyaratan tujuan kualifiatif lainnya harus dilaporkan. Tujuan laporan keuangan tersebut di atas sampai dengan sekarang masih tetap unggul, hingga para auditor dalam pendapatnya dalam merrila-i laporan ke-uangan auOitan iran mengacu dan menyebut dalam frasa opininya. Dalam pandangan Islam kewajaran, dapat dipercaya dan kualihtif informasi sang.at dijunjung tinggi, hal ini seperti tersebut dalam el qui?n sebagai berikut : ... dan
hendaklah orang yang dipercaya itu menunaikan amanahnya ... dan janganlah menyembunyikan penyaksian. Dan barang siapa menyembunyikan sungguh ia orang yang berdosa hatinya (Q, 2:283). ... dan sesungguhnya orang yang ba1[ yang kamu ambil sebagai pembantu ialah orcng yang kuat lagi terpercaya (Q, 28:26). Terkutuklah orang-orang yang pendusta, yaitu orang-orang yang tengelam dalam kebodohan dan lalai (Q,51:10-11). Namun demikian dari sisi penerima informasi diwajibkan untuk memeriksa lebih dahulu kebenarannya, hal ini seperti tertuang dalam Alqur?n,49:6 Kaitan dengan kebenaran dan neffalibs juga telah dlsebut dalam Al Qur?n:5,6 bahwa ... Hendaklah kamu menjadi omng-orang yang benar-benar berdiri menegakkan kebenaran karena Allah dan menjadi saksi untuk keadilan. Janganlah kamu diiorong oleh permusuhan terhadap sesuatu kaum sampai kamu tiada -berlaku adil.. Berbuat adilah kamu , karena keadilan itu lebih dekat dengan taqwa.
1.
Dalil Akuntansi AC. LitUeton seperti dikutip Belcaoui (1986:132) mendifinisikan dalil akuntansi sebagai pernyataan atau aksioma yang terbukti dengan sendirinya, yang diterima umum berdasarkan atas kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan lingkungan ekonomi, politik, sosial dan hukum di mani akuntansi
harus beroperasi. Selanjutnya membagi ke dalam dalil kesatuan (bussiness entitieg, dalil going concern, dalil satuan ukur dan dalil periode akuntansi (Belcaoui,19g6:134139).
Dalil keatuan menganggap bahwa setiap perusahaan merupakan kesatuan akuntansi yang terpisah dan berbeda dari para pemiliknya dan perusahaan lain. Oleh
itu dalil ini memungkinkan para akuntan membedakan antara transaksi perusahaan dan transaksi pribadi pemiliknya. Suatu cara menetapkan suatu kesatuan akuntansi dapat berdasar pada satuan ekonomi yang bertanggung jawab afas kegiatan ekonomi dan satuan pengendalian administratif satuan ekonomi ying bersangkutan. Dalam konsepsi Islam terdapat pelarangan mencampur- adukan harta dengan cara sebab
batil dan mengurangi timbangan, menunjukkan kewajaran dalil pemisahan frif milik pribadi dengan hak milik orang lain, seperti dinyatakan dalam Al eur,an 4:2 '. dan berikanlah kepada anak yatim (yang sudah baliq) harta mereka, dan:janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta meieta (dengan mencampur adukan) dengan harta kamu. Sesungguhnya ini adalah perbuatan dosa yang besar. Selanjunya dalam Al Quran 7:85, 11:84-g5, L7:35,26:Ig1 manusia diperintah Allah untuk menyempurnakan takaran dan timbangan atau melarang untuk mengurangi.
Dalil Going Concern atau dalil kontinuitas menganggap bahwa kesatuan usaha akan menjalankan terus-menerus operasinya dalam langG waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggungjawab serta at
@
INFOKAM Nomor
[
/ Th. lV/ Seetember / 08
(rasa penghambaan) manusia hanyalah mengabdi kepada Allah saja, sedangkan dalam muamalah (hubungan dengan sesama mahluk), hendaknya mempunyai pandangan tidak kekal, meskipun waKunya tidak dapat ditentukan. Bagaimana dengan dalil
kontinuitas ? Merujuk dengan berbagai era kenabian atau kerasulan, maka Allah mempergilirkan masa suatu kerasulan/kenabian ke masa kenabian/kerasulan berikutnya, dapat mengidentifikasikan bahwa kontinuttas urusan dunia yang,diwakilkan
oleh manusia yang terpilih. Jika disimak dari penciptaan siang dan malam, juga menunjukkan kontinuitas dari waktu usaha yang ada di bumi. Hal ini seperti dalam Al Qudan L7:\2" dan Kami telah jadikan rnalar.n dan siang sebagai dua tanda, lalu kami hapus tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang, sehingga kamu dapat berusaha mencari karunia Tuhanmu dan agar kamu dapat mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Dalil safitan ukur, akuntansi di dalam menyajil
cost
Pandangan Islam lebih memilih historical cost dari pada cunent cost seperti ditunjukkan dalam hukum jual beli yang mewajibkan adanya penjual dan pembeli, adanya barang dan imla (niat yang diutarakan masing-masing pihak), melarang adanya jual beli yang tersembunyi dan ijon. Dalam hukum utang piutang justru diwajibkan secara tertulis dan saksi. Hal ini secam jelas diatur dalam Al Quran 2:254,?75,278, 282 dan 283.
Dalil penlodeasl akuntansi memandang bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan kekayaan, kewajiban, modal, penghasilan, biaya, laba dan rugi harus disajikan secara berkala, untuk memberikan kesempatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk menilai hasil unit usaha. (Belcoui, 1986: 138). Dalam konsep Islam periodesasi merupakan hal yang menjadi perhatian penting manakala dihubungkan dengan pelaksanaan ibadah (sholat fardu, haji, puasa romadhon, haji, zakat fitrah, zakat mal, qurban, dll). Dalam konsep Islam pentingnya pengaturan waftu ini sepefti ditunjukkan dalam Al Qurhn surat Al Asri " Demi masa, sungguh manusia dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh, dan menganjurkan perbuatan baik dan kesabaran ".
2.
Konsep Teortis Akuntansi
Konsep teoritis akuntansi merupakan pernyataan atau aksioma yang terbuKi dengan sendirinya, yang diterima berdasarkan atas kesesuaiannya dengan tujuan laporan keuangan, yang menggambarkan lingkungan perekonomian yang bebas dan mengakui hak milik pribadi/ swasta (Belcoui, 1986: 133). Dalam konsepsi Islam, bumi, langit dan seluruh isinya adalah milik Allah, namun demikian manusia diberi amanah sebagai kalifahNya untuk memelihara demi rahmatil alamin. Rejekiyang telah diberikan Allah diwajibkan untuk dibelanjakan di jalan Allah (Al Quran, 24:55-56, 33:72). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pada hakekatnya manusia tidak mempunyai hak milik, tapi mengemban kewajiban untuk mengelola dengan baik. Bahkan harus dilakukan
pemisahan jelas mengenai harta pribadi dan harta titipan, pelarangan mencampur harta tersebut dengan tujuan bafil (Al Qur,an 4:2).
3. Prinsip
Akuntansi
Prinsip akuntansi merupakan aturan pelaksanaan akunhnsi yang diturunkan dari Dalil dan Konsep Teoritis Akuntansi (Belcoui, 1986: 133). Contoh dari prinsip akuntansi adalah prinsip ast, rcvenue dan matching, di mana pilihan alternatif pengukuran yang sesuai dalam Islam adalah pengukuran historis. Sedangkan prinsip yang lain seperti objeKif; coneruatili, futt disctosirc, consistensy, materiality, c6mpaiaite ian unifoimity adalah sesuai dengan konsepsi Islam.
E Akuntansi
Perbankan Syariah
Pada Standar Akuntansi Keuangan Indonesia prinsip-prinsip akuntansi bank syariah diatur jenisnya dalam kegiatan sebagai berikut:
l'
Kerja sama. Mudharobah, yaitu akad kerja sama usaha
a. b.
2.
anhra pemilik dana dengan pengelola dana dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka, yang jika ter.jadi kerugian ditanggung oleh pemilik dana. Musyarokah, adalah akad kerja sama di antara pemilik modal yang mencampurkan modal mereka untuk tujuan mencari keuntungan dengan perbandingan yang disepakaU, termasuk jika terjadi kerugian.
Jual beli.
a.
Murabaha, adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakaU oleh penjual dan pembeli. b. Salam, adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan pengiriman oleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera oleh pembeli sebelum barang pesnan tersebut diterima sesuai dengan syarat-syarat teftentu. Istishna, adalah akad jual beli, di mana pembeli menugaskan kepada produsen juga bertindak penjual untuk menyediakan barang pesanan. Sedangkan pembayarannya dapat pembayaran muka, cicilan atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. Sharafi, akad jual beli suatu valuh dengan valuta lainnya untuk tujuan lindung nilai dan tidak dibenarkan untuk tujuan spekulatif. Ijamh adalah akad sewa menyewa dengan imbalan teftentu. Wadtbh, adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat apabila nasabah yang bersangkutan menghendaki, bank bertanggungjawab atas pengembalian titipan. Qandh, adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
c.
di
d.
3. 4.
5.
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi utangny, setelah jahgka waktu teftentu. Pihak yang meminjamkan dapat menerima imbalan namun tidak diperkenankan untuk dipersyaratkan di dalam perjanjian. Dalam Perbankan syariah dengan demikian tidak dikenal dengan adanya istilah bunga seperti di bank konvensional, dan yang diyakini sama dengan riba, meskipun dalam praftef IEsih terdapat polemik pendapat dilihat dari aspek manfra! mudharot dan kriterianya. Dalam konsepsi Islam terdapat pelarangan transaksi riba dan menghalalkan jual beli seperti Ersebut dalam Al Quran, 2:275-219;13:130; dan 4:161.
F.
Keimpulan Islam sebagai agama telah memberikan acuan hidup dengan Al Qur'an dan Hadist yang wajib digunakan sebagai landasan orang muslim dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di dalamnya cara-cara memilih alternatif konsep dasar akuntansi yang cocok. Dan jika terdapat perselisihan pendapat, maka kembalikan ke Al Quran dan Sunnah seperti dinyatakan dalam Al Quran, 4:59 " Hai orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul, dan
Sr,{rrOflrU
Nomor
I I rrllvl
Sebtprfiher
r:
og
ulil Amri di antara kamu. Dan iika, kamu berlainan pendapat Hrtang smuatu, kembalikantah kepada Ailah (At eufan) dan Rasut (Sunniflftya'.
Areunn
aixarim
maka
DAtrARPdsrrAl(A
Ahmad Belcaoul, AccounUng Theory AKA Group, yogyakarta, 19g6. Ak{larAdnan, The Strariah, Islamic Banks md Amunting Corrcepts, JRAI IAI, standar Akuntansi Keuangnn - Per 1 Okbfrl- ZOA4,SatemUa.eorpqt Jalcfta , ZOM. Sukmadjaja Aqyafie, Indele Alqur'an, Pu$aka. Bardungi 2000,