Laporan Triwulan Kedua Inisiatif Masyarakat Kelompok dalam Persiapan HKm dan REDD+ = ’Bonus’ sebagai Pencapaian Triwulan Kedua Januari-Maret 2012 Disusun oleh: Eddy Santoso-Yayorin (Alumni Pride RARE-cohort 3 metamorfosa) Kalimantan Tengah yang ditunjuk sebagai provinsi pemegang amanat untuk pengembangan REDD+ di Indonesia. Provinsi ini kini memiliki 4 demonstrasi aksi untuk REDD+ dan kegiatannya melembaga serta menjamur menginisiasi kelompok/organisasi lain untuk turut melakukan. Salah satu strategi untuk menjaga hutan bersama dengan kata insentif menjadi daya tarik. Berbagai macam artikulasi Insentif REDD+ di masyarakat, pemda dan beberpa LSM dan media. Dengan banyaknya isu tersebut maka Kalteng disleimuti dengan berbagai kegiatan bersifat menginisiasi dan mendorong REDD+. Yayorin salah satu yang melaksanakan kegiatan Demonstrasi Aksi untuk REDD+. Tawaran insentif lembaga Kami menyebutnya hanya sebuah ‘bonus’. Dengan skenario HKm, Yayorin mendekatkan pencapaian REDD+. ‘Bonus’ menjadi kata pamungkas dan menarik perhatian dalam penyampaian isu REDD oleh Yayorin selama melakukan presentasi berbagi pengalaman pengembangan REDD+ di Kalimantan Tengah. Berbagai pertemuan yang digelar di kota Palangkaraya menjadi lebih sering dihadiri hanya untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran tentang pengembangan REDD+. Tentunya untuk mencapai ini tidaklah mudah. Yayorin lebih mengedepankan masyarakat sebagai pelaku utama untuk pengelolaan hutan sebagai wilayah serapan karbon. Berbagai kegiatan telah dilakukan di triwulan pertama, diantaranya sosialisasi tentang HKm dan REDD+, mendorong pembuatan kelompok HKm berbasis REDD+, mendorong kelompok HKm perijinan pencadangan kawasan HKm dan pelatihan-pelatihan terkait penguatan kelompok dan peningkatan alternatif income. Berikut di kegiatan triwulan kedua yang dilakukan mulai Januari-Maret 2012, kegiatan lebih banyak melakukan aplikasi kegiatan penguatan kapasitas dan dukungan masyarakat, peningkatan matapencaharian alternatif dan monitoring kegiatan serta bentuk-bentuk kegiatan yang diinisiasi oleh masyarakat dalam persiapan HKm. Beberapa hal penting yang menjadi pencapaian kegiatan triwulan kedua dari kegiatan kampanye yang didukung RARE, Clinton Foundation, SKW II-BKSDA Kalteng dan Dinas Kehutanan Kotawaringin Barat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat ini adalah sebagai berikut: 1. Mendukung terciptanya Desa Konservasi berbasis pemanfaatan dan perlindungan hayati, salah satu yang diarahkan adalah memberi bantuan dana untuk pengadaan bibit jelutung untuk Kelompok HKm Sepakat. Prosesnya dilakukan upaya sosialisasi mengenai apa itu dan bagaimana bentuk Desa Konservasi. Terpilihnya desa Tanjung Putri untuk pilot project Desa Percontohan Desa Konservasi memberi peluang untuk kelompok HKm Sepakat dapat memperoleh dukungan dalam mendukung rencana kegiatan kelompok, salah satunya adalah penanaman jelutung.
Penanaman pohon jelutung oleh kelompok pemantung HKm Sepakat di wilayah penyangga SM Sungai Lamandau
1
Dari bantuan ini melalui fasilitasi yang dilakukan oleh tim Yayorin di lapangan, kelompok ini mendapat bantuan dana dari BKSDA Kalimantan Tengah untuk pembelian bibit sebanyak 2.200 bibit jelutung. Saat ini bibit telah ditanam sebanyak 2.000 bibit di lahan kawasan kelola HKm di wilayah penyangga SM Sungai Lamandau blok Sungai Buluh seluas 5 hektar dan 200 bibit di kebun desa Tanjung Putri. Selain kepada kelompok HKm Sepakat, bantuan juga diberikan untuk pengembangan usaha alternatif kepada kelompok pendukung HKm Wanita Mandiri. Kelompok ini mendapat bantuan untuk jual beli garam dalam pengembangan ikan asin, juga membuat keterampilan pembuatan kerupuk ikan dan udang serta pengembangan kegiatan pembuatan gula nipah dan perawatan tandan nipah. 2. Studi Banding Pembuatan Gula Nirah Nipah. Kegiatan ini adalah upaya tindak lanjut dari hasil pelatihan penyadapan nira nipah sekaligus pemantapan dari hasil pelatihan untuk menjawab kendala perawatan tanaman dan tandan buah serta pengelolaan lahan nipah. Sebelum melakukan studi banding, kelompok nipah Wanita Mandiri mengidentifikasi beberapa hal yang menjadi kendala dalam produksi nira dalam perawatan tandan bersama. Setelah menemukan berbagai hal yang perlu dipertanyakan, Yayorin memfasilitasi untuk melakukan pemantapan dengan mengirim perwakilan kelompok mengikuti kegiatan studi banding pembuatan gula merah dari nira Nipah (Nypa frutican) ke wilayah Cilacap. Dari 4 orang yang Anggota Wanita Mandiri saat dikirim studi banding yang sebelumnya melakukan praktek pembuatan gula nira nipah di Cilacap juga telah mengikuti pelatihan penyadapan nira nipah di desanya telah banyak menggali jawaban untuk menjawab kekurangan pengelolaan tanaman, tandan buah dan lahan nipah. Hasil dari studi banding, 4 orang ini mampu mengajak kelompoknya untuk membuat gula merah nira nipah dan saat ini sedang melakukan perawatan lahan, perawatan tanaman yang berada di rumahnya. Bentuk promosi pemasaran juga mulai dilakukan melalui penawaran kepada tamu kunjungan ke kelompok membantu promosi pasar. Salah satu kendala yang dihadapi dalam pengelolan pohon Nipah adalah bahwa lahan Nipah sudah lahan milik Monitoring lahan (pemeliharaan lahan dan perawatan pohon juga buah nipah) dilakukan oleh kelompok Wanita Mandiri
dan terkadang daun nipah masih diambil sebagai bahan membuat atap yang dpaat mempengaruhi kandungan
2
nirah nipah. Diskusi dilakukan kemudian diminta dukungan desa untuk memberi area khusus yang bisa menjadi lahan kelola kelompok yang bergerak di pengelolaan nira nipah, bahkan saat ini Kelompok Wanita Mandiri telah mendapat ijin lahan pengelolaan dari 5 orang pemilik lahan pohon nipah. 3. Mengembangkan Sosialisasi HKm ke kelompok HKm baru. Salah satu yang aktif adalah kelompok HKm Sungai Gandis dan hasil sosialisasi berupa tindak lanjut adanya kesepakatan pertemuan kelompok untuk tahap awal pertemuan 2 minggu sekali setiap Sabtu di Minggu ke-2 dan ke-4, karena kelompok perlu pemahaman lebih lanjut tentang HKm dan peraturannya. Kelompok ini telah melakukan survei lokasi calon wilayah kelola HKm dan fokus pada kegiatan agroforestri berbasis ternak. Hasil ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Pendampingan penguatan kelompok HKm yang baru, yaitu Kelompok HKm Sungai Gandis kelurahan Mendawai Seberang, Kelompok Tani Sejati kelurahan Mendawai dan Kelompok Karya Bersatu kelurahan Mendawai. Kelompok Sungai Gandis fokus pada kegiatan agroforestri berbasis pengelolaan lahan, perairan dan peternakan. Pada tahapan sebelumnya, di kelompok Sungai Gandis telah dilakukan sosialisasi HKm. Hasil sosialisasi berupa tindak lanjut adanya kesepakatan pertemuan kelompok untuk tahap awal pertemuan 2 minggu sekali setiap Sabtu di Minggu ke-2 dan ke-4, karena kelompok perlu pemahaman lebih lanjut tentang HKm dan peraturannya. Kelompok ini telah melakukan survei lokasi calon wilayah kelola HKm dan fokus pada kegiatan agroforestri berbasis ternak. 4. Pendampingan kelompok inisiatif usaha matapencaharian alternatif. Salah satu kelompok pengembang matapencaharian alternatif adalah Kelompok Petani Ikan Setia Kawan dari dukungan dana Dipa BKSDA Kalimantan Tengah melakukan pengelolaan usaha perikanan yang digagas sebagai kelompok pengembang usaha matapencaharian alternatif desa penyangga kawasan SM Sungai Lamandau. Mereka telah mengembangkan usaha kelompok dengan melakukan penjualan bibit ikan dan membuat arisan untuk membantu kepentingan anggota kelompok. Mereka juga kini aktif membuat usulan kegiatan untuk mendukung kelangsungan kegiatan kelompok.
Pelatihan membuat tempat pemijahan ikan mas di kelompok Tani Ikan Setia Kawan
Kelompok yang telah berkembang kegiatan pengelolaan budidaya dan pemasaran ikannya adalah salah satu kelompok pendukung HKm di desa Tanjung Terantang, yaitu kelompok Tani Ikan Setia Kawan. Kelompok ini juga melalui perkembangan kelompoknya berhasil mendapat dukungan bantuan dana untuk pengadaan pakan ikan sistem jual beli ke kelompok yang dananya bisa diputar untuk kelompok. Selain itu kelompok dengan 20 anggota dengan rata-rata satu anggota telah mempunyai rata-rata 3
3
kolam ikan. Hasilnya per 4-5 bulan telah menghasilkan panen dan sudah banyak yang membeli kepada kelompok ini. Kelompok yang sejarahnya pernah menjadi pekerja kayu hutan dan berpindah menjadi petani kemudian mengembangkan usaha perikanan, saat ini sedang mengajukan usulan untuk pengembangan usaha kelompok dan membantu menginisiasi warga lainnya. Kelompok yang didampingi melalui inisiasi program Karbon ini berkembang dan maju. Mereka juga mempunyai sistem yang kuat jika ada warga yang mau menjadi anggota baru. Dalam penguatan kelompoknya, pengurus kelompok rajin meminta pendamping untuk memfasilitasi pelatihan untuk penguatan kapasitas bidang budidaya ikan, misalnya pelatihan pemijahan Ikan Mas. Sedangkan untuk Kelompok Tani Sejati, sebagai kelompok baru yang juga akan memproyeksikan sebagai kelompok HKm nantinya saat ini fokus pada upaya pengembangan budidaya ikan air tawar dalam bentuk kolam dan juga pengelolaan wilayah HKm. Kelompok Tani Sejati saat ini telah membuat kolam ikan dan masingmasing anggota juga telah membuat kolam ikan. Kolam ikan ini, bibit ikannya akan didukung oleh kelompok pendukung Setia Kawan desa Tanjung Terantang yang telah berhasil dibudidaya perikanan - penjualan dan bahkan jual beli pakan.
Kelompok Tani Sejati Kelurahan Mendawai RT 23 berkegiatan membuat plot kolam ikan
5. Melakukan monitoring dan evaluasi kerja kelompok dampingan, telah dilakukan evaluasi di Kelompok HKm Serumpun Wana Lestari desa Tanjung Putri yang menghasilakn keputusan untuk melakukan perubahan kepengurusan struktur. Hal ini dilakukan untuk mencegah ketidak percayaan anggota terhadap upaya kelompok. Anggota juga dibuka peluang dari warga desa lainnya yang belum masuk anggota. Sedangkan di Kelompok HKm Sepakat melakukan konsep mekanisme kesepakatan hasil penjualan getah jelutung untuk bisa sebagian dialokasikan menjadi dana kas kelompok dan mencari pasar baru. Ide manarik juga diutarakan saat Kami melakukan kunjungan bersama tim evaluator independen Clinton Foundation bahwa bisa membuat rumah penampungan di desa yang dikelola sehingga pembeli langsung mendatangi rumah penampungan dan membeli langsung. Kegiatan positif lainnya yang dicapai adalah: 1. Kegiatan penanaman 4500 bibit sengon Kelompok Harapan desa Tanjung Putri. Target penanaman dari kelompok ini adalah 9000 bibit tanaman dan akan diteruskan setelah proses panen padi. Sedangkan di Kebun Bibit Rakyat Kelompok Danau Seluluk Jaya dusun Karang Anyar-kelurahan Mendawai bibit telah dibagikan ke masyarakat untuk ditanam di lahan tidur milik warga. Tiap orang mendapat 400 bibit untuk ditanam di lahan
4
mereka yang rata-rata seluas 1 hektar. Saat serah simbolis bibit ke anggota kelompok, Kelompok Danau Seluluk Jaya mengundang Dinas Kehutanan, Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Kelurahan Arut Selatan dan Yayorin. Sebuah inisiasi kelompok dalam mempromosikan kegiatannya kepada pemerintah daerah. Kelompok masyarakat tiap harinya ada yang mngemabil bibit untuk ditanam di lahannya. Mereka berharap lahan tidur dan gersang bisa dihijaukan dengan jenis bermanfaat dan bisa ditumpangsarikan. Inisiasi menanam kelompok Danau Seluluk Jaya ini kemudian berkembang menjadi ide menarik, yaitu perencanaan pengembangan lokasi persemaian penyedia bibit lokal untuk mendukung program rehabilitasi lahan dan hutan yang ditawarkan kepada program rehabilitasi lahan dan hutan BKSDA maupun Dinas Kehutanan Kabupaten, serta untuk Bapak Amir Husin Ketua Kelompok HKm Danau mempersiapkan dana kas Seluluk Jaya disela-sela pembuatan film kelompok serta tanaman bagi independen dari Cineboxx bertema manusia dan lingkungan lokasi calon HKm yang diusulkan kelompok Danau Seluluk Jaya. Jenis tanaman yang akan disemaikan sebagai salah satu kegiatan tindak lanjut adalah menyemai tanaman jelutung yang saat ini sedang proses pemesanan bibit. Pemikiran lain yang sangat menginspirasi dan tepat juga disampaikan oleh Ketua Kelompok, bapak Amir Husin bahwa mereka jugaingin menanam jenis tanaman yang bisa mendukung pohon pakan bagi satwa penghuni eilayah hutan calon HKm, seperti pohon pakan bekantan dan orangutan. Bapak Amir Husin menyadari bahwa kawasan yang dipilih menjadi lokasi HKm kelompoknya juga merupakan habitat satwa liar, diantaranya bekantan dan orangutan. (luar biasa.....) 2. Pelatihan pemetaan partisipatif dan kegiatan yang dilakukan adalah pembelajaran tentang tehnik pemetaan wilayah, pemahaman tentang batas wilayah dan potensi desa. Pelatihan yang diadakan 5 hari ini dimulai pada tanggal 18-22 Maret 2012 di Kampung Konservasi Yayorin dan pemetaan wilayah danau bilut, kawasan padang bekas hutan terbuka di wilayah area Pelatihan Pemetaan Partisipatif yang diikuti kelompok Sungai Gandis dan oleh peserta dari perwakilan kelompok dampingan dari desa target. Kegiatan ini juga Pendampingan penguatan dijadikan bagian dari film yang diusung team kelompok HKm yang baru, film Cineboxx yaitu Kelompok HKm Sungai Gandis kelurahan Mendawai Seberang, Kelompok Tani Sejati kelurahan Mendawai dan Kelompok Karya Bersatu kelurahan Mendawai. Kelompok
5
Sungai Gandis fokus pada kegiatan agroforestri berbasis pengelolaan lahan, perairan dan peternakan. Pada tahapan sebelumnya, di kelompok Sungai Gandis telah dilakukan sosialisasi HKm. Hasil sosialisasi berupa tindak lanjut adanya kesepakatan pertemuan kelompok untuk tahap awal pertemuan 2 minggu sekali setiap Sabtu di Minggu ke-2 dan ke-4, karena kelompok perlu pemahaman lebih lanjut tentang HKm dan peraturannya. Kelompok ini telah melakukan survei lokasi calon wilayah kelola HKm dan fokus pada kegiatan agroforestri berbasis ternak. 3. untuk pemetaan desa di dusun karang Anyar kelurahan Mendawai. Dari hasil pelatihan peserta pelatihan dapat menerjemahkan hasil koordinat ke dalam kertas milimeter blok menjadi sebuah peta wilayah di masingmasing lokasi pelatihan. Pelatihan ini dilakukan karena kegiatan ini menjadi salah satu kapasitas dan syarat khusus yang wajib dimiliki pengelola HKm nantinya. Karena tiap-tiap kelompok akan membuat peta batas wilayah kelola HKm masingmasing dan hasilnya untuk melakukan kemudahan dalam pemantauan wilayah. Peserta berasal dari 4 desa/kelurahan terdiri dari unsur pemerintah desa/kelurahan 3 orang, SKW II BKSDA Kalimantan Tengah 2 orang, 18 orang pengurus kelompok dari 9 kelompok binaan, 1 orang dari Yayorin. Harapannya peserta dapat memahami pengertian tata batas wilayah, potensi desa, tehnik pemetaan. 4. 4 kali saya melakukan sosialisasi pembelajaran REDD+ ke tingkat publik provinsi Kalimantan Tengah dan Nasional. Cerita pengalaman kegiatan menginisiasi REDD+ melaui skenario HKm menjadi daya tarik masyarakat Kalimantan Tengah saat dipresentasikan dibeberapa tema pertemuan di Palangkaraya yang diadakan Komda REDD/Satgas REDD. Presentasi pengalaman pengembangan REDD+ Kalimantan Tengah sebagai melalui Skema HKm di Hotel Aquarius, Palangkaraya provinsi yang bersedia menjadi salah satu pengemban amanat pilot project REDD dalam menggali pengalaman kerja para mitra yang memproyeksikan kegiatannya pada tujuan REDD+. Kami mendapatkan tanggapan dan dukungan stakeholder, dimana kegiatan kami telah banyak memberikan kemajuan. Salah satu kata sederhana yang selalu kami jelaskan adalah bahwa nilai insentif REDD+ adalah sebuah ‘Bonus’; yang akan dipetik bersamaan disaat masyarakat siap membuat dukungan bagi pelestarian hutan sekitar. Beberapa hal yang masih belum difokuskan adalah bagaimana memulai kelompok untuk membentuk sebuah forum bersama HKm. Kendala lainnya yang masih dibenahi adalah masih adnaya salah pemahaman mengenai arti HKm. Pada triwulan ketiga akan difokuskan bagaimana strategi menggalang kelompok untuk bisa menjadi sebuah forum komunikasi bersama HKm REDD+. Selain itu akan mulai juga diinisiasi sebuah kelompok kerja REDD+ tingkat kabupaten. Pokja REDD+ diinisiasi untuk bisa mengidentifikasi lahan mana yang bisa didorong untuk menjadi kawasan REDD+. Hal ini didukung oleh Kepala Dinas
6
Kehutanan Kabupaten Kotawaringin Barat saat ditemui kami di kantornya bersama Tim Evaluator independen dan staf Clinton Foundation dan beliau siap memfasilitasi pertemuannya serta mengundang bupati dan harapannya juga ada MoU untuk kerjasam pengelolaan kawasan HKm serta Perda/SK Bupati untuk pengelolaan kawasan HKm. Hal ini akan menjadi ide manarik keberlanjutan nantinya bagi upaya dukungan keberlanjutan kegiatan. Cerita berikutnya yang akan kami bagi adalah bagaimana perkembangan masyarakat desa Tempayung dan Babual Baboti yang telah mengadopsi pola perladangan menetap tanpa bakar dan tantangan apa yang dihadapi pada tahun ini. Apa yang kira-kira sedang diinisiasi di kedua desa ini, tunggu kisah laporan berjalan berikutnya Penggalian Potensi Kelompok dan Wilayah untuk mendukung proyeksi HKm dan REDD+. Kemudian bagaimana media pesan berdampak. Ikuti perjalan kisahnya dan tetap dengan komentar posistif, kritik membangun dan dukungan kongkritnya. Tetap dukung kampanye menginisiasi kawasan REDD+ melalui skenario Hutan Kemasyarakatan sehingga menerima perijinan Bupati Kotawaringin Barat dan Kementrian dan tetap dukung upaya penguatan kapasitas masyarakat dalam menciptakan matapencaharian alternatif. -salam lestari-
7