PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
LAPORAN TAHUNAN 2010
PT JASUINDO TIGA PERKASA Tbk Industri Dokumen Niaga Yang Terintegrasi
Laporan Tahunan 2010
1
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
DAFTAR ISI
Halaman Ikhtisar Data Keuangan Penting
3
Laporan Komisaris
4
Laporan Direktur Utama
5
Bab I.
6
Profil Perusahaan
Bab II. Tata Kelola Perusahaan
17
Bab III. Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
23
Bab IV. Laporan Auditor Independen Periode 31 Desember 2010 dan 2009
34
Bab V. Data Perseroan
35
Laporan Tahunan 2010
2
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING (dalam jutaan rupiah kecuali rasio & laba bersih persaham ) Uraian
2010
2009
2008
2007
2006
Penjualan Bersih
445.986
270.958
159.461
100.270
96.941
Laba Kotor
150.656
71.712
33.353
23.465
19.480
Laba Usaha
102.555
37.469
13.828
7.241
7.354
Laba Bersih
75.583
25.388
8.026
3.640
1.924
Aset Lancar
131.244
97.128
57.973
51.720
54.188
Jumlah Aset
236.371
160.266
114.562
97.307
95.727
Kewajiban Lancar
57.198
68.523
45.797
33.185
35.825
Jumlah Kewajiban
82.508
71.979
49.491
37.292
39.337
39
46
68
63
78
153.824
88.241
65.003
59.952
56.312
214
73
23
10
5
Modal Kerja Bersih
74.046
28.605
12.176
18.535
18.363
Jumlah Investasi (Capex)
49.448
16.537
18.465
7.493
8.584
354
354
354
354
354
LAPORAN LABA RUGI
NERACA
Hak Minoritas Atas Aset Bersih Perusahaan yang dikonsolidasi Jumlah Ekuitas
IKHITSAR KEUANGAN LAINNYA Laba (rugi) bersih persaham (Rp penuh)
Jumlah saham beredar
RASIO-RASIO PENTING Aset Lancar/Kewajiban Lancar
2,29X
1,42X
1,27X
1,56X
1,51X
Kewajiban /Ekuitas
0,54X
0,82X
0,76X
0,62X
0,70X
Kewajiban/ Aset
0,35X
0,45X
0,43X
0,38X
0,41X
Laba Bersih/Ekuitas (ROE)
49%
29%
12%
6%
3%
Laba Bersih/Jumlah Aset (ROA)
32%
16%
7%
4%
2%
Laba Kotor/Penjualan Bersih
34%
26%
21%
23%
20%
Laba Usaha/Penjualan Bersih
23%
14%
9%
7%
8%
Laba Bersih/Penjualan Bersih
17%
9%
5%
4%
2%
(*) Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010, 2009, 2008, 2007, dan 2006 termasuk PT Jasuindo Informatika Pratama (JIP) dan PT Djakarta Computer Supplies (DCS), keduanya merupakan Anak Perusahaan.
Laporan Tahunan 2010
3
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
I. Profil Perusahaan I.1.
Sejarah Pendirian dan Bidang Usaha
PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk (Perusahaan) yang kantor pusat dan pabriknya beralamat di Jl. Raya Betro 21, Sedati – Sidoarjo 61253, Jawa Timur dan didirikan pada tanggal 10 Juli 1991. Perusahaan bergerak dibidang industri dokumen niaga yang terintegrasi, yaitu Security Document, Non-Security Document (Traditional Document, Modern Document) dan Management Document. Pada awalnya Perusahaan berusaha di bidang percetakan (General Printing) dengan spesialisasi percetakan Business Form dengan spesifikasi mencetak di atas kertas continous form dengan menggunakan mesin web printing. Pada tahun 1996, Perusahaan memperoleh ijin/lisensi untuk bergerak dalam industri security printing dari BOTASUPAL (sebuah badan di bawah Badan Intelijen Negara). Pada tahun 1997, Perusahaan mulai beroperasi pada industri Security Printing. Pada perkembangannya untuk memperkuat jaringan global, Perusahaan melakukan asosiasi dengan Standard Register, sebuah perusahaan percetakan ternama dari Amerika Serikat (listed company) dalam rangka mendapatkan alih teknologi. Asosiasi tersebut juga menghasilkan jaringan pemasaran dikarenakan Standard Register telah membentuk jaringan percetakan berskala dunia yang terdiri dari 29 perusahaan percetakan di seluruh dunia (satu negara diwakili oleh satu perusahan percetakan) dengan nama “Global Printing Network”. Masuknya Perusahaan dalam “Global Printing Network” ini menghasilkan sinergi dari segi alih kemampuan dan pemasaran. Pada tahun ini Perusahaan telah melakukan ekspor ke manca negara sebagai bagian dari “Global Printing Network”. Untuk jaringan lokal, Perusahaan juga merupakan anggota Assosiasi Security Printing Indonesia yang beranggotakan 17 Perusahaan sejenis. Selain itu Perusahaan ikut dalam asosiasi yang bernama Business Form Management Association (BFMA) dalam rangka mempertajam keahlian dalam inovasi pembuatan dokumen niaga yang menjadi trend di dunia saat ini.
Pada tanggal 13 September 2001 didirikan PT Jasuindo Informatika Pramata (JIP) yang bergerak dalam bidang jasa solusi teknologi informasi dan telah beroperasi secara komersial bulan Agustus 2002. Pada tanggal 16 April 2002 Perusahaan telah berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dengan kode JTPE sejumlah 100 juta lembar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham dengan harga penawaran Rp 225 setiap saham dan sejumlah 100 juta lembar waran seri 1 dengan harga pelaksanaan Rp 225 setiap saham. Pada tanggal 4 Desember 2003 Perusahaan membeli 99% saham PT. Djakarta Computer Supplies (DCS) yang bergerak dalam Industri sejenis dangan Perusahaan. I.2.
Visi, Misi Perusahaan dan Kebijakan Mutu
Visi Perusahaan : Menjadi penyedia inovatif dokumen, cek perso dan kartu plastik terbesar di Indonesia. Misi : Meningkatkan kinerja usaha pelanggan. Kebijakan Mutu : Menghasilkan mutu produk berkualitas terbaik dengan mutu pelayanan terbaik.
Laporan Tahunan 2010
6
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Strategi Usaha : 1. 2.
3. 4.
5.
6.
I.3.
Memberikan solusi end to end terhadap masalah yang dihadapi oleh pelanggan dalam bidang dokumen niaga. Menghasilkan produk yang inovatif dan kompetitif dengan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan efisiensi biaya serta output secara spesifik sehingga mampu menjadikan perseroan sebagai market leader di bidangnya. Mengintegrasikan dokumen niaga dengan sistem teknologi informasi yang dimiliki pelanggan. Melakukan spesialisasi dalam menjawab kebutuhan pelanggan dengan membentuk 6 (enam) divisi pemasaran yaitu : Telekomunikasi & Transportasi, Sektor Keuangan, Ritel, Manufaktur, Distributor dan Instansi Pemerintah. Bekerjasama dengan organisasi internasional seperti, Standar Register dan Global Printing Network serta organisasi lokal dalam Business Form Management Association untuk mengembangkan kemampuan dalam menghasilkan produk unggulan yang inovatif dan pemasaran produk yang berorientasi ekspor, sehingga dapat memuaskan pelanggan. Melakukan ekspansi usaha dengan mendirikan pabrik security printing untuk divisi smart card dan bank card sebagai antisipasi perkembangan pasar global. Komposisi Pemegang Saham
Komposisi pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :
Pemegang Saham 1. PT. Jasuindo Multi Investama 2. Yongky Wijaya 3. PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 4. Oei, Melinda Poerwanto 5. Oei, Allan Wibisono 6. Masyarakat (dengan jumlah masingmasing dibawah 5%) Jumlah
Nilai Nominal Rp. 100 per saham Jumlah Jumlah Persentase Saham Nilai Nominal Kepemilikan (lembar) (Rp) (%) 225,000,000 22,500,000,000 64.29 15,000,000 1,500,000,000 4.29 11,333,500 1,133,350,000 3.24 7,500,000 750,000,000 2.14 2,500,000 250,000,000 0.71 88,666,500
8,866,650,000
25.33
350,000,000
35,000,000,000
100.00
Sedangkan komposisi pemegang saham PT Jasuindo Multi Investama pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Pemegang Saham 1. Yongky Wijaya 2. Oei, Melinda Poerwanto 3. Oei, Allan Wibisono Jumlah
Nilai Nominal Rp. 100 per saham Jumlah Jumlah Persentase Saham Nilai Nominal Kepemilikan (lembar) (Rp) (%) 135,000,000 13,500,000,000 60.00 67,500,000 6,750,000,000 30.00 22,500,000 2,250,000,000 10.00 225,000,000 22,500,000,000 100.00
Laporan Tahunan 2010
7
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
I.4.
Susunan Pengurus Perusahaan Komisaris Komisaris Utama/Independen Komisaris Komisaris Komisaris Independen
: : : :
Robert Priantono Bonosusatya Yongky Wijaya Harto Poerwanto, MBA Prof.DR. Made Sudarma, SE, MM, Ak.
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
: : : :
Oei, Allan Wibisono Drs. Lukito Budiman Hery Aryanto FAM Oei, Hendro Susanto
Komite Audit Ketua Anggota Anggota
: Prof.DR. Made Sudarma, SE, MM, Ak. : Adi Darmawan Ervanto : Drs. Ketut Sarmawan
Berikut adalah riwayat singkat mengenai masing-masing anggota Komisaris dan Direksi Perusahaan :
KOMISARIS Robert Priantono Bonosusatya Komisaris Utama/Independen Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 13 Januari 1963. Menjabat sebagai Direktur Utama PT. Pratama Agro Sawit pada tahun 2008 sampai dengan sekarang. Kemudian menjabat sebagai Komisaris Utama/Independen Perusahaan sejak 10 Juni 2010 hingga sekarang.
Yongky Wijaya Komisaris Warga Negara Indonesia, lahir di Jombang pada tanggal 4 Juli 1962, Mengawali karir sebagai Direktur pada PT. Iga Mulia pada tahun 1985 sampai dengan 1990. Menjabat sebagai Direktur Utama Perusahaan sejak tahun 1990 – 14 Mei 2008. Kemudian menjabat sebagai Komisaris Perusahaan sejak 10 Juni 2010 hingga sekarang.
Laporan Tahunan 2010
8
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Harto Poerwanto, MBA Komisaris Warga Negara Indonesia, lahir di Surabaya pada tanggal 8 Juni 1956. Lulusan Universitas Widya Mandala, Surabaya di bidang Ekonomi pada tahun 1981 dan program MBA di University Azusa Pacific, Amerika Serikat pada tahun 1984. Mengawali karir sebagai direktur PT Hokindo pada tahun 1985 sampai dengan 1989 dan direktur PT Retkie Java pada tahun 1989 hingga 1994. Menjabat sebagai Direktur Perusahaan sejak tanggal 31 Oktober 2001 – 14 Mei 2008. Kemudian menjabat sebagai Komisaris Perusahaan sejak 15 Mei 2008 hingga sekarang.
Prof. DR. Made Sudarma, SE, MM, Ak. Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, lahir di Singaraja, Bali pada tanggal 9 Juli 1957. Lulus S1 Unibraw Malang pada tahun 1982 dan menyelesaikan program S 2 di bidang Manajemen Keuangan pada tahun 1997, serta menyelesaikan progam S3 dibidang ilmu ekonomi/akuntansi th 2004. Mengawali karir sebagai Dosen tetap sejak th.1982 dan Guru Besar sejak 1 Oktober 2004 pada Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya sampai sekarang dan sebagai pimpinan Kantor Akuntan Publik Drs. Made Sudarma & Rekan di Malang dan Surabaya sejak tahun 1989 hingga 2005, kemudian sejak 2006 s/d sekarang sebagai pimpinan kantor akuntan Made Sudarma, Thomas & Dewi. Menjabat sebagai komisaris Perusahaan sejak tanggal 31 Oktober 2001.
DIREKSI Oei, Allan Wibisono Direktur Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Jombang pada tanggal 10 Oktober 1964. Lulusan California State University of Long Beach, Amerika Serikat di bidang Computer Science and Mathematic pada tahun 1988. Mengawali karir sebagai marketing manager Perusahaan sejak tahun 1991-1995. Menjabat sebagai Direktur Perusahaan tahun 1995 – 14 Mei 2008. Kemudian menjabat sebagai Direktur Utama Perusahaan sejak 15 Mei 2008 hingga sekarang.
Laporan Tahunan 2010
9
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Drs. Lukito Budiman Direktur Independen (merangkap sebagai Sekretaris Perusahaan) Warga Negara Indonesia, lahir di Jombang pada tanggal 7 April 1960. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka, Malang, jurusan Akuntansi pada tahun 1985. Mengawali karir sebagai Direktur tahun 1986 – 1988, Direktur Utama tahun 1988 – 2002 dan Komisaris Utama tahun 2002 – 2003 pada PT. Bank Pasar Sumber Arto Malang. Menjabat sebagai General Manager Perusahaan sejak tahun 1999 – 14 Mei 2008. Kemudian menjabat sebagai Direktur Perusahaan merangkap sebagai Sekretaris Perusahaan sejak 15 Mei 2008 hingga sekarang.
Hery Aryanto FAM Direktur Independen Warga Negara Indonesia, lahir di Jombang pada tanggal 26 Juni 1960. Lulusan Universitas Merdeka Malang tahun 1987. Mengawali karir di PT Hokindo tahun 1987-1990. Pertama kali berkarir di PT Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk. sebagai Marketing pada 1990-2000, Marketing Manager pada 2001-2007, General Manager pada 2006-2007, dan sebagai Kepala Cabang pada 2007-2008. Kemudian menjabat sebagai Direktur Perusahaan sejak 15 Mei 2008 hingga sekarang.
Oei, Hendro Susanto Direktur Warga Negara Indonesia, lahir di Jombang 23 Mei 1964. Lulusan Universitas STTS tahun 1990. Mengawali karir sebagai Manajer Produksi di PT Jasuindo Tiga Perkasa pada tahun 1991-1996; lalu sebagai Manajer Marketing pada tahun 1996-2008. Kemudian menjabat sebagai Direktur Perusahaan sejak 15 Mei 2008 hingga sekarang.
Laporan Tahunan 2010
10
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
1.5.
Struktur Organisasi
I.6.
Pertumbuhan dan Perkembangan Kompetensi Karyawan
Perkembangan jumlah karyawan pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 masing-masing berjumlah 414, 473, 575, 638 dan 1.375 karyawan yang terdiri dari berbagai tingkat jabatan, pendidikan, umur dan disiplin ilmu. Selama tahun 2010 perusahaan telah menyelenggarakan 2 (dua) jenis inhouse training,antara lain : Densitometer dan JDE Edward CNC dan 19 (sembilan belas) jenis pelatihan baik dalam bentuk seminar, lokakarya, maupun kursus dengan rata-rata pelaksanaan 7 jam/orang/tahun. Sedang pengembangan kompetensi karyawan yang akan dilakukan adalah pendidikan bahasa inggris dan peningkatan kemampuan teknis dibidang produksi, penjualan dan IT. Jumlah gaji yang dibayarkan untuk 1.375 orang karyawan pada tahun 2010 sebesar Rp. 25.043.572.784 dan Gaji yang dibayarkan kepada Komisaris (4 orang) dan Direksi (4 orang) untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp. 1.427.500.500..
Laporan Tahunan 2010
11
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
1.7.
Produk Perusahaan dan Anak Perusahaan A. Produk Perusahaan dan DCS, Anak Perusahaan Produk Perusahaan dapat diklasifikasi sbb : (i) Dokumen Sekuriti (Security Document) Merupakan produk Perusahaan yang menggunakan desain khusus dan bahan baku khusus. Yang termasuk dalam kategori dokumen sekuriti antara lain adalah cek, bilyet giro, dokumen negara, bilyet deposito, polis asuransi, KTP dsb.
(ii) Non-Dokumen Sekuriti (Non-Security Document) Non-Security Document dibedakan menjadi 2 kategori :
Traditional document Jenis Traditional document merupakan bentuk dasar dari jenis dokumen niaga seperti EDC slip, invoice, rekening koran, rol, direct mail, voucher, billing statement dsb.
Laporan Tahunan 2010
12
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Modern document Modern document merupakan kelanjutan inovasi dari produk traditional document seperti account statement yang dapat dilipat menjadi amplop. Produk dari modern document ini dapat berupa : a. Integrated Form Label (gabungan dokumen dan label) b. Integrated Form Card (gabungan dokumen dan kartu) c. Integrated Form Label and Card (gabungan dokumen, label dan kartu) d. Integrated Self Mailers (contohnya rekening koran yang dapat dilipat menjadi amplop yang tertutup).
(iii) Management Document Management Document merupakan salah satu lini produk yang ditangani oleh Anak Perusahaan dengan tujuan memberikan solusi secara total untuk membuat suatu dokumen niaga yang terintegrasi dengan sistem informasi yang dimiliki pelanggan. Perusahaan menganalisa kebutuhan pelanggan untuk mengimprovisasi sistem dokumen pelanggan agar mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Upaya yang dilakukan antara lain mengkoordinir dan menganalisa suatu dokumen perusahaan pelanggan serta memberikan alternatif solusinya agar perusahaan tersebut memiliki suatu bentuk dokumen yang lebih baik dan lebih efisien. B. Produk JIP, Anak Perusahaan Produk yang akan dihasilkan Anak Perusahaan lebih difokuskan pada pengembangan manajemen dokumen niaga dengan terlebih dahulu mengidentifikasikan dan menganalisa masalah/kebutuhan dan memberi alternatif pemecahan masalah/kebutuhan bagi pelanggan. Jasa solusi tersebut dapat berupa : Penyediaan jasa teknologi informasi untuk pelanggan yang masih memakai sistem yang masih tradisional. Mengintegrasikan dokumen yang dibuat Perusahaan dengan sistem yang dipakai oleh pelanggan dan penyediaan jasa teknologi informasi end to end. Contohnya pelayanan jasa dari proses pemesanan hingga proses pengiriman yang dapat dimonitor oleh pelanggan.
Laporan Tahunan 2010
13
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
I.8.
Penghargaan/Sertifikasi yang diterima Perusahaan
Sebagai wujud komitmen Perusahaan terhadap kualitas produk maka Perusahaan mengupayakan standarisasi kualitas produk. Hal tersebut ditandai dengan diterimanya Sertifikasi ISO 9001: 2000 tentang Sistem Manejemen Mutu dari SGS International Certification Services pada tanggal 6 Maret 2003 di Hotel Mulia, Jakarta. I.9.
Jumlah Saham yang diperdagangkan Triwulan Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
I.10.
2010 353.936.000 353.936.000 353.936.000 353.936.000
2009 353.936.000 353.936.000 353.936.000 353.936.000
Informasi Mengenai Harga Saham
Selama tahun 2010 dan 2009 terdapat 350.000.000 saham hasil modal disetor dan 3.936.000 saham hasil konversi waran, sedangkan atas jumlah saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia ada sebanyak 353.936.000 lembar saham.
Keterangan Triwulan I Harga Tertinggi Harga Terendah Harga Penutupan Triwulan II Harga Tertinggi Harga Terendah Harga Penutupan Triwulan III Harga Tertinggi Harga Terendah Harga Penutupan Triwulan IV Harga Tertinggi Harga Terendah Harga Penutupan I.11.
Harga Saham 2010 (Rp)
Harga Saham 2009 (Rp)
510 510 510
485 370 480
510 400 465
510 500 510
550 385 550
510 510 510
1.290 630 1.160
510 510 510
Kronologis Pencatatan Saham dan Penambahan Jumlah Saham dari Awal Pencatatan Hingga Akhir Tahun Buku
Pada tanggal 16 April 2002, Perusahaan telah berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dengan kode JTPE sejumlah 100 juta lembar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 100 setiap saham dengan harga penawaran Rp 225 setiap saham dan sejumlah 100 juta lembar waran seri 1 dengan harga pelaksanaan Rp 225 setiap sahamnya. I.12.
Kronlogis Saham yang dibeli kembali
Perusahaan telah mengajukan surat kepada Ketua Bapepam-LK dengan No. 398/JTP/ACC/BPPM/X/2008 tanggal 20 Oktober 2008 yang kemudian diperpanjang dengan surat No. 031/JTP/ACC/CS/I/2009 perihal rencana pembelian kembali saham PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia Laporan Tahunan 2010
14
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Pelaksanaan pembelian kembali saham tersebut telah sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. XI.B.3 tentang Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Kondisi Pasar Yang Berpotensi Krisis dan Lampiran Surat Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-401/BL/2008 tanggal 9 Oktober 2008. Pada tanggal 1 Januari 2009 sampai dengan tanggal 23 Januari 2009, Perusahaan melakukan pembelian kembali saham (buy back) atas saham-saham yang dimiliki oleh masyarakat sebanyak 1.634.000 saham dengan harga nominal dari saham tersebut adalah Rp. 100 atau sebesar Rp. 163.400.000. Harga pelaksanaan atas transaksi tersebut bervariasi dengan total pelaksanaan sebesar Rp. 495.810.000. Selisih harga pelaksanaan dengan harga nominal pembelian kembali saham tersebut sebesar Rp. 332.410.000 dicatat sebagai disagio pembelian kembali saham dalam akun tambahan modal disetor. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 Perusahaan telah melakukan pembelian kembali saham (buy back) atas saham-saham yang dimiliki masyarakat sebanyak 11.333.500 saham dengan harga nominal dari saham tersebut Rp. 100 atau sebesar Rp. 1.133.350.000. Selisih harga pelaksanaan dengan harga nominal pembelian kembali saham tersebut sebesar Rp. 1.676.287.500 dicatat sebagai disagio pembelian kembali saham dalam akun tambahan modal disetor. I.13. Profil Anak Perusahaan I.13.1. PT Jasuindo Informatika Pratama Pada tanggal 13 September 2001 Perusahaan mendirikan PT. Jasuindo Informatika Pratama, Anak Perusahaan yang bergerak dibidang Solusi Teknologi Informasi dan telah beroperasi secara komersial pada bulan Agustus 2002. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 80 tanggal 25 Februari 2003 oleh Julia Seloaji, SH, yang merupakan pengaktaan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Jasuindo Informatika Pratama tanggal 10 April 2002, susunan pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :
Pemegang Saham 1. PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 2. Yongky Wijaya Jumlah
Nilai Nominal Rp. 100 per saham Jumlah Jumlah Persentase Saham Nilai Nominal Kepemilikan (lembar) (Rp) (%) 24,990,000 2,499,000,000 99.96 10,000 1,000,000 0.04 25,000,000 2,500,000,000 100.00
Pengurusan dan Pengawasan Komisaris : Oei, Allan Wibisono Direktur : Harto Poerwanto, MBA Laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009, 2008, 2007 dan 2006 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. I.13.2. PT. Djakarta Computer Supplies 99% saham DCS dibeli oleh Perusahaan berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan No. 8 tanggal 4 Desember 2003 dibuat oleh Notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, SH.
Laporan Tahunan 2010
15
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
DCS, Anak Perusahaan yang bergerak dibidang yang sejenis dengan Perusahaan. Susunan Pengurus DCS pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut ; Dewan Komisaris Komisaris : Oei, Melinda Poerwanto Dewan Direksi Direktur Utama Direktur
: Ricky Yamintara : Aries Handoko
Komposisi pemegang saham dan persentase kepemilikan saham per 31 Desember 2010 adalah : Nilai Nominal Rp. 100 per saham Jumlah Jumlah Persentase Keterangan Saham Nilai Nominal Kepemilikan (lembar) (Rp) (%) 1. PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk 14,850,000 1,485,000,000 99.00 2. Yongky Wijaya 150,000 15,000,000 1.00 Jumlah 15,000,000 1,500,000,000 100.00 Laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009, 2008, 2007 dan 2006 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang sedangkan pada tangal 2003 telah diaudit, Kantor Akuntan Publik Ishak, Saleh & Soewondo yang secara keseluruhan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Laporan Tahunan 2010
16
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
II. Tata Kelola Perusahaan II.1.
Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
Sistem tata kelola perusahaan diperlukan untuk mencapai visi dan misi perusahaan, dimana sistem ini menuntut dibangunnya dan dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good Corporate Goverment) dalam proses manajerial perusahaan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal ini, perusahaan diharapkan dapat hidup secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi para stakeholdernya. Oleh karena itu, perusahaan secara konsisten menerapkan beberapa prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan sebagai berikut; 1. Prinsip Fairness - Setiap Asset/Investasi yang digunakan seluruhnya digunakan untuk kepentingan peningkatan kinerja Perusahaan. - Adanya Perlindungan Asuransi terhadap bangunan, persediaan dan mesin-mesin produksi. 2. Prinsip Transparancy dan Disclosure - Secara berkala Laporan Keuangan Perusahaan di Audit oleh Kantor Akuntan Publik, dilaporkan ke Bapepam dan Bursa Efek Jakarta serta diumumkan di Dua Surat kabar peredaran Nasional. - Setiap adanya Corporated Action yang material selalu diberitahukan ke BEJ. - Pengungkapan struktur kepemilikan perusahaan dan pemegang saham mayoritas. 3. Prinsip Accountability - Perusahaan telah membentuk Komite Audit yang dikepalai oleh Komisaris Independen Perusahaan. - Secara Berkala minimal satu tahun sekali Perusahaan mengadakan RUPS, Public Expose dan bila ada Corporate Action yang material Perusahaan mengadakan RUPSLB untuk meminta persetujuan. 4. Prinsip Responsibility - Perusahan secara konsisten melakukan pembayaran dan pelaporan pajak tepat pada waktunya. - Perusahaan tidak pernah memiliki kredit macet baik yang berasal dari Bank maupun Supplier karena semua kewajiban Perusahaan dibayar tepat pada waktunya. - Pembayaran gaji karyawan seluruhnya telah di atas UMR dan seluruh
karyawan mengikuti program JAMSOSTEK. Rapat Umum Pemegang Saham Rapat umum pemegang Tahunan (RUPST) dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) merupakan otoritas tertinggi pada Perseroan. Rapat umum pemegang saham tahunan diselengarakan setahun sekali sedang rapat umum pemegang saham luar biasa dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Pada hari Kamis, tanggal 10 Juni 2010 bertempat di Sun Hotel, Jalan Pahlawan No. 01 Sidoarjo, Perseroan menyelenggarakan RUPST untuk tahun buku 2009. Dalam RUPST tersebut Perseroan menyetujui laporan direksi mengenai kegiatan Perseroan selama tahun 2009, menyetujui honorarium komisaris dan direksi untuk tahun buku 2010 seluruhnya sebesar Rp. 1.427 juta, menyetujui pemberian wewenang kepada direksi untuk menunjuk kantor akuntan publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang yang akan mengaudit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2010 termasuk honorariumnya dan menyetujui untuk membagikan deviden atas laba bersih tahun buku 2009 sebesar Rp 30,- persaham. Laporan Tahunan 2010
17
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Pada tanggal 10 Juni 2010, perseroan juga melakukan paparan publik untuk memenuhi kewajiban sebagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dalam paparan publik tersebut dijelaskan hasil kinerja perseroan tahun 2009, proyeksi penjualan bersih dan laba bersih tahun 2010 masing – masing sebesar Rp 344 juta dan Rp 34 juta serta upaya-upaya yang akan dilakukan ditahun 2010. Dewan Komisaris Perseroan menetapkan komposisi dewan Komisaris sebanyak 4 (empat) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang komisaris utama/independen, 2 (dua) orang komisaris, dan 1 (satu) orang komisaris independen . Komisaris bertanggung jawab untuk memberikan persetujuan atau rekomendasi sesuai kewenangan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan RUPS serta melakukan pengawasan secara umum dan /atau khusus, memberikan pengarahan dan pendapat kepada Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perseroan Komisaris juga memiliki tanggung jawab untuk melakukan pemantauan terhadap efektivitas praktik Good Corporate Governance (GCG), dan memberikan saran-saran perbaikan mengenai sistem dan implementasi GCG. Untuk meningkatkan GCG perseroan telah membentuk : 1. Komisaris Independen 2. Komite Audit 3. Sekretaris Perseroan Rapat Komisaris Rapat Komisaris diselenggarakan minimal satu kali dalam tiga bulan. Rapat Komisaris terdiri dari rapat internal Komisaris dan rapat Komisaris dengan mengundang Direksi. Rapat Komisaris dilaksanakan dikantor perusahaan di Jl. Raya Betro 21 Sedati – Sidoarjo dengan tingkat kehadiran mencapai rata-rata 80%. Setiap rapat Komisaris selalu dibuatkan risalah yang menggambarkan jalannya rapat. Risalah asli diadministrasikan sebagaimana dokumen Perseroan lainnya.
Dewan Direksi Direksi ditentukan sedemikian rupa untuk memungkinkan pengambilan keputusan secara tepat dan cepat serta memungkinkan Direksi untuk bertindak secara independen, dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kapasitasnya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis. Perseroan diurus dan dipimpin oleh seorang direktur utama dan 3 (tiga) orang direktur, dengan ruang lingkup pekerjaan masing-masing sebagai berikut : Direktur Utama; Sebagai Pemimpin dan pengambil keputusan tertinggi atas segala aktivitas Perseroan. Direktur Keuangan; Sebagai Pemimpin Keuangan Perseroan yang mengatur pengelolaan cash flow, anggaran belanja dan perencanaan pengeluaran Capex. Direktur Pemasaran; Sebagai Pemimpin bagian Pemasaran dan Penjualan Perseroaan Direktur Operasional; Sebagai Pemimpin atas operasional dan pengembangan produk Perseroan.
Laporan Tahunan 2010
18
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Tanggung jawab Direksi Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. Tanggung jawab tersebut bersifat tanggung renteng, yang berarti bahwa seluruh Direktur bertanggung jawab bersama-sama hingga harta pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan perusahaan. Rapat Direksi; Rapat Direksi diselenggarakan secara rutin minimal sekali dalam satu bulan. Rapat Direksi dilaksanakan di kantor perusahaan di Jl. Raya Betro 21 Sedati – Sidoarjo dengan tingkat kehadiran mencapai rata-rata 80 %. Setiap rapat direksi selalu dibuatkan risalah yang menggambarkan jalannya rapat. Risalah asli diadministrasikan sebagaimana dokumen Perseroan lainnya. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi direksi Mengikuti training dalam pertemuan tahunan global printing network Ikut dalam forum pertemuan tahunan associate company ”Standard Register ” Seminar, lokakarya dan workshop baik didalam maupun diluar negeri Menghadiri pameran-pameran produk-produk printing dan mesin-mesin printing di Cina, Jerman, dan Australia. Komisaris Independen Perseroan telah menunjuk salah satu dari komisaris sebagai Komisaris Independen dalam arti tidak memiliki hubungan apapun dengan Direksi atau Badan Hukum Perseroan. Pembentukkan Komisaris Independen merupakan bagian dari upaya perseroan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam pasar modal serta untuk membawa aspirasi Pemegang Saham Minoritas. Dalam menjalankan tugasnya komisaris independen dibantu oleh komite audit. Komite Audit Anggota internal audit Perseroan adalah sebagai berikut :
Ketua Anggota
: Prof. DR. Made Sudarma, SE, MM, Ak. : Adi Darmawan Ervanto Ketut Sarmawan
Daftar riwayat hidup anggota komite audit Prof. DR. Made Sudarma, SE, MM, Ak., Warga Negara Indonesia, lahir di Singaraja, Bali pada tanggal 9 Juli 1957. Lulus S1 Unibraw Malang pada tahun 1982 dan menyelesaikan program S 2 di bidang Manajemen Keuangan pada tahun 1997, serta menyelesaikan progam S3 dibidang ilmu ekonomi/akuntansi th 2004. Mengawali karir sebagai Dosen tetap sejak th.1982 dan guru besar sejak 1 Oktober 2004 pada Fakultas Ekonomi Unibraw sampai sekarang dan sebagai pimpinan Kantor Akuntan Publik Drs. Made Sudarma & Rekan di Malang dan Surabaya sejak tahun 1989 hingga 2005, kemudian sejak 2006 s/d sekarang sebagai pimpinan Kantor Akuntan Made Sudarma, Thomas & Dewi. Menjabat sebagai komisaris Perusahaan sejak tanggal 31 Oktober 2001. Adi Darmawan Ervanto Warga Negara Indonesia, lahir di Jombang, 1 Maret 1983. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya Malang, lalu dilanjutkan dengan Pendidikan Profesi Akuntansi di Universitas Brawijaya Malang. Mengawali karir sebagai auditor di KAP Made Sudarma, Thomas, dan Dewi di Malang. Lalu pada April 2008 juga berkarir sebagai staf outsource di Satuan Pengendali Internal Universitas Brawijaya. Laporan Tahunan 2010
19
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Ketut Sarmawan Warga Negara Indonesia, lahir di Singaraja, Bali pada 28 Agustus 1962. Lulusan S1-STIPAK Surabaya tahun 1998. Sejak kuliah semester VI telah bekerja sebagai analis kredit pada PT Alam Multi Sari hingga 1987. Magang di KAP Dr. Mustofa & Rekan di Malang pada 1988-1989. Juga bekerja sebagai dosen luar biasa pada Universitas Merdeka Malang dengan mata kuliah Perpajakan dan Analisa Laporan Keuangan bersamaan juga di STIEKN Malang dengan mata kuliah yang sama sampai 1995. Pada 1998 berkarir di KAP Drs. Made Sudarma & Rekan sebagai staff senior sampai dengan 1999. Lalu menjabat sebagai supervisor dan menjadi associate partner pada tahun 2001. Tugas Komite Audit Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat profesional yang independen kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris serta mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian komisaris, yang antara lain meliputi : 1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi keuangan lainnya. 2. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. 3. Melakukan penelaahan atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh Akuntan Publik untuk memastikan semua resiko yang penting telah di pertimbangkan. Tanggung Jawab Komite Audit 1. Komite Audit bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris atas pelaksanaan tugas yang telah ditentukan. 2. Komite Audit wajib membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap penugasan yang diberikan. Aktivitas komite audit yang sudah dijalankan Komite audit secara berkala minimal 3 bulan sekali membuat laporan kepada komisaris perseroan dan komisaris telah memberitahukan kepada direksi atas hasil kerja dari team komite audit. Pertemuan komite audit sepanjang tahun 2010 tercatat sebanyak 4 kali dengan tingkat kehadiran 80 %. Berdasarkan review kami secara berkala terhadap kinerja perseroan berikut kami sampaikan hal-hal sebagai berikut : 1. Perseroan telah melaporkan kinerja usahanya berupa laporan berkala tiga bulanan, tengah tahunan dan laporan tahunan secara tepat waktu kepada Bapepam dan BEI. 2. Semua informasi yang merupakan informasi yang penting sudah dilaporkan kepada Bapepam dan BEI. 3. Semua informasi yang merupakan transaksi yang penting juga telah dilaporkan ke Bapepam dan BEI. 4. Sepengetahuan kami tidak ada pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Sepengetahuan kami tidak ada kekeliruan/kesalahan dalam penyiapan laporan keuangan, pengendalian internal dan independensi auditor perusahaan. 6. Review pelaksanaan total paket kompensasi 4 orang direksi dan 4 orang komisaris adalah sebesar Rp. 1.427.500.500 pada tahun 2010.
Laporan Tahunan 2010
20
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan dijabat oleh Drs. Lukito Budiman yang merangkap juga sebagai Direktur perusahaan, melakukan tugasnya sebagai berikut; 1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di Pasar Modal. 2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Emiten atau Perusahaan Publik. 3. Memberikan masukan kepada direksi Emiten atau Perusahaan Publik untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. 4. Sebagai penghubung atau contact person antara Emiten atau Perusahaan Publik dengan Bapepam dan Masyarakat. Daftar Riwayat singkat Sekretaris Perusahaan Drs. Lukito Budiman, Warga Negara Indonesia, lahir di Jombang pada tanggal 7 April 1960. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka, Malang, jurusan Akuntansi pada tahun 1985. Mengawali karir sebagai Direktur tahun 1986 – 1988, Direktur Utama tahun 1988 – 2002 dan Komisaris Utama tahun 2002 – 2003 pada PT. Bank Pasar Sumber Arto Malang. Menjabat sebagai General Manager Perusahaan sejak tahun 1999 – 14 Mei 2008. Kemudian menjabat sebagai Direktur Perusahaan merangkap sebagai Sekretaris Perusahaan sejak 15 Mei 2008 hingga sekarang.
II.2.
Remunerasi anggota dewan pengurus Perusahaan
Pada tahun 2010 gaji yang dibayarkan kepada Komisaris (4 orang) dan Direksi (4 orang) adalah sebesar Rp. 1.427.500.500. Prosedur Penetapan besaran Remunerasi anggota dewan Komisaris dan anggota Direksi ; 1. Penetapan besaran Remunerasi didasarkan pada perbandingan Remunerasi tahun lalu dengan penilaian terhadap hasil kinerja pengurus di tahun tersebut 2. Proposal Jumlah Remunerasi kemudian diusulkan oleh seluruh Direksi. 3. Usulan dari seluruh Direksi kemudian dibahas dengan seluruh anggota komisaris. 4. Bila usulan disetujui oleh seluruh Anggota Komisaris dan Direksi kemudian usulan tersebut diminta persetujuannya kepada Pemegang Saham dalam RUPST. II.3.
Sistem Pengendalian Interen Perusahaan dan Pelaksanaan Auditnya
Perusahaan sudah menggunakan Teknologi Informasi dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan, yaitu melalui Sistem ERP (Enterprice Resources Planning) yang dapat mengintegrasikan seluruh proses bisnis agar lebih cepat, tepat, dan efisien. Atas penerapan Sistem ERP tersebut, keseluruhan SOP (Standard Operating Procedures) dan Kebijakasanaan Perusahaan diterapkan disesuai dengan sistem tersebut. Kebijakan perusahaan yang ditetapkan sebagai bagian dari prosedur pengendalian interen antara lain : - Pemisahan tugas sebagai upaya mengurangi peluang seseorang untuk melakukan kesalahan dalam tugas rutinnya, yaitu dengan penempatan orang yang berbeda pada fungsi otorisasi, pencatatan, dan penjagaan aktiva. Contoh dalam prosedur pembelian barang, bagian penerimaan barang, bagian pencatatan utang , dan otorisasi pembelian barang dilakukan oleh orang yang berbeda.
Laporan Tahunan 2010
21
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
-
Penetapan limit tertentu atas otorisasi transaksi yang dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai materialitas transaksi tersebut. Contoh pembelian barang dengan nilai nominal yang material membutuhkan persetujuan dari direktur keuangan dan direktur utama. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan untuk menjamin pencatatan transaksi secara tepat. Contoh pengakuan/pencatatan hutang usaha dilakukan setelah mem-verifikasi tagihan pemasok dengan pesanan pembelian (Purchase Order) dan laporan penerimaan barang . Penjagaan yang memadai terhadap akses dan penggunaan aktiva. Contoh penerapan sistem peringatan dini (alert system) atas piutang usaha yang telah jatuh tempo, penetapan persediaan minimum (safety stock), kesesuaian spesifikasi barang yang dibeli dengan yang diminta, dan penetapan prosedur penggunaan aktiva yang hanya bisa diberikan atas persetujuan dari pejabat tertentu.
-
-
Adapun pelaksanaan Audit atas penerapan Sistem ERP tersebut dilakukan melalui praktekpraktek seperti : - Pelaksanaan stock opname secara berkala dengan membandingkan laporan persediaan barang dengan jumlah phisik barang di gudang. - Pelaksanaan cash opname harian dengan membandingkan laporan kas harian dengan jumlah phisik uang yang dipegang kasir. - Rekonsilasi saldo bank bulanan dengan membandingkan buku bank dengan rekening Koran bank. - Rekonsiliasi antara saldo piutang usaha dan saldo hutang usaha dengan kartu piutang usaha dan hutang usahanya. II.4.
Etika Perusahaan
Etos kerja Perusahaan adalah setiap individu dituntut untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab dan penuh integritas dimana hal tersebut akan membuat kerja sama antar individu dan antar unit kerja di PT. Jasuindo Tiga Perkasa, Tbk dalam rangka mencapai visi dan misi perusahaan dapat dilakukan dengan baik. II.5.
Aktivitas berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan.
Pembagian sembako dan sumbangan uang pada korban bencana alam. Membantu perbaikan saluran air dan jalan disekitar lokasi Perusahaan. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja pada masyarakat sekitar lokasi Perusahaan. Pemberdayaan pengusaha kecil di wilayah sekitar Perusahaan dengan memberikan subkontrak-subkontrak untuk pekerjaan perbengkelan, home industri dan lain-lain. Pemberian supplemen makanan untuk karyawan.
Laporan Tahunan 2010
22
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
III. Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan III.1.
Ikhtisar Data Keuangan untuk 5 tahun
Berikut adalah data Ikhtisar Keuangan penting Perusahaan : (dalam jutaan rupiah kecuali rasio & laba bersih persaham ) Uraian
2010
2009
2008
2007
2006
Penjualan Bersih
445.986
270.958
159.461
100.270
96.941
Laba Kotor
150.656
71.712
33.353
23.465
19.480
Laba Usaha
102.555
37.469
13.828
7.241
7.354
Laba Bersih
75.583
25.388
8.026
3.640
1.924
Aset Lancar
131.244
97.128
57.973
51.720
54.188
Jumlah Aset
236.371
160.266
114.562
97.307
95.727
Kewajiban Lancar
57.198
68.523
45.797
33.185
35.825
Jumlah Kewajiban
82.508
71.979
49.491
37.292
39.337
39
46
68
63
78
153.824
88.241
65.003
59.952
56.312
LAPORAN LABA RUGI
NERACA
Hak Minoritas Atas Aset Bersih Perusahaan yang dikonsolidasi Jumlah Ekuitas IKHITSAR KEUANGAN LAINNYA Laba (rugi) bersih persaham (Rp penuh)
214
73
23
10
5
Modal Kerja Bersih
74.046
28.605
12.176
18.535
18.363
Jumlah Investasi (Capex)
49.448
16.537
18.465
7.493
8.584
354
354
354
354
354
Jumlah saham beredar RASIO-RASIO PENTING Aset Lancar/Kewajiban Lancar
2,29X
1,42X
1,27X
1,56X
1,51X
Kewajiban /Ekuitas
0,54X
0,82X
0,76X
0,62X
0,70X
Kewajiban/ Aset
0,35X
0,45X
0,43X
0,38X
0,41X
Laba Bersih/Ekuitas (ROE)
49%
29%
12%
6%
3%
Laba Bersih/Jumlah Aset (ROA)
32%
16%
7%
4%
2%
Laba Kotor/Penjualan Bersih
34%
26%
21%
23%
20%
Laba Usaha/Penjualan Bersih
23%
14%
9%
7%
8%
Laba Bersih/Penjualan Bersih
17%
9%
5%
4%
2%
(*) Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010, 2009, 2008, 2007, dan 2006 termasuk PT Jasuindo Informatika Pratama (JIP) dan PT Djakarta Computer Supplies (DCS), keduanya merupakan Anak Perusahaan.
Laporan Tahunan 2010
23
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Pembahasan analisis keuangan berikut ini didasarkan atas laporan keuangan Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2009, 2008,2007 dan 2006 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. A. Pertumbuhan Penjualan bersih Penjualan bersih Perusahaan untuk periode dua belas bulan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 445.986 juta dan Rp 270.958 juta. Penjualan bersih Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp 175.028 juta atau 65% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan penjualan ini terutama disebabkan karena meningkatnya volume maupun harga untuk produk-produk yang bermargin tinggi (security form dan modern form). Grafik Pertumbuhan Penjualan Bersih Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2006 – 2010
445.986 450.000 400.000 350.000 270.958
300.000 250.000 200.000 150.000 100.000 50.000 0
159.461 96.941
2006
100.270
2007
2008
2009
2010
Penjualan Bersih
A. Pertumbuhan Produksi Per segmen Usaha Produk Perusahaan dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) produk utama yaitu Non Security (dengan menggunakan bahan baku kertas HVS, NCR dan lain-lain) dan produk Security. Produk yang bersifat security adalah produk-produk yang memerlukan ijin khusus dalam produksinya, misalnya cek, bilyet giro, saham atau surat berharga lainnya. Rincian produksi per sergmen usaha perusahaan (dalam box ) adalah sebagai berikut:
Security Security modern Security traditional Non security Non security modern Non security traditional JUMLAH
2010
2009
34.415 107.548
28.851 94.410
8.604 279.624
5.515 297.511
430.191
426.287
Peningakatan produksi tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya permintaan konsumen di tahun 2010. Laporan Tahunan 2010
24
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
B. Pertumbuhan Laba (i)
Laba Kotor Laba Kotor Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 150.656 juta dan Rp 71.712 juta. Laba kotor Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp 78.944 juta atau 110% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh adanya kenaikan atas penjualan bersih perusahaan yang jauh lebih besar dari kenaikan biaya produksi sebagai akibat dari efisiensi biaya produksi/ pabrikasi.
(ii)
Beban Usaha Beban usaha Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 48.102 juta dan Rp 34.243 juta yang mengalami kenaikan sebesar Rp 13.859 juta atau 40% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan beban penjualan sebesar Rp 6.608 juta terutama pada kenaikan beban pengiriman sehubungan dengan volume penjualan yang meningkat serta adanya kenaikan pada beban umum dan administrasi sebesar Rp 7.251 juta terutama pada kenaikan beban gaji dan tunjangan karyawan sehubungan dengan adanya penambahan karyawan dan aktivitas perusahaan. Meskipun beban usaha meningkat seiring dengan meningkatnya volume penjualan, tetapi tingkat rasio efisiensinya semakin baik.
(iii) Laba Usaha Laba usaha Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 102.555 juta dan Rp 37.469 juta yang mengalami kenaikan sebesar Rp 65.085 juta atau 174% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh adanya kenaikan penjualan bersih yang jauh lebih besar dari kenaikan biaya produksi dan beban usaha Perusahaan. (iv)
Laba Bersih Laba bersih Perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 75.583 juta dan Rp 25.388 juta yang mengalami kenaikan sebesar Rp 50.195 juta atau 198% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan laba bersih ini terutama disebabkan adanya kenaikan penjualan bersih yang jauh lebih besar dari pada kenaikan biaya produksi, beban usaha Perusahaan serta penurunan pada beban lain-lain. Grafik Pertumbuhan Laba Kotor, Laba Usaha dan Laba Bersih Untuk Tahun-tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2006 – 2010
160.000
150.656
140.000 120.000 102.555
100.000 80.000
75.583
71.712
60.000 40.000
19.480 7.354 20.000 0
2006
33.353 23.465 13.828 7.241 8.026 3.640 1.924 2007 Laba Kotor
2008 Laba Usaha
Laporan Tahunan 2010
37.469 25.388
2009
2010
Laba Bersih
25
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
C. Pertumbuhan Jumlah Aset, Kewajiban dan Ekuitas (i)
Aset Lancar Aset lancar Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 131.244 juta dan Rp 97.128 juta yang mengalami kenaikan sebesar Rp 34.116 juta atau 35% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh adanya kenaikan kas dan setara kas sebesar Rp 35.295 juta dan pajak dibayar dimuka sebesar Rp 17.855 juta.
(ii)
Aktiva Tidak Lancar Aktiva tidak lancar Perusahaan dan Anak Perusahaan pada 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 105.128 juta dan Rp 63.139 juta yang mengalami kenaikan sebesar Rp 41.989 juta atau sebesar 67% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh adanya pembelian aktiva tetap sebesar Rp 42.190 juta.
(iii) Kewajiban Lancar Kewajiban Lancar Perusahaan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 57.198 juta dan Rp 68.523 juta yang mengalami penurunan sebesar Rp 11.325 juta atau 17% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penurunan hutang bank jangka pendek sebesar Rp. 25.159 juta dan kenaikan hutang lain-lain yang merupakan uang muka penjualan sebesar Rp 8.015. (iv)
Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar Perusahaan dan Anak Perusahaan pada 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 25.310 juta dan Rp 3.456 juta yang mengalami kenaikan sebesar Rp 21.855 juta atau 632% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama dikarenakan adanya hutang bank jangka panjang sebesar Rp 22.533 juta.
(v)
Ekuitas Ekuitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 mengalami kenaikan sebesar Rp 65.583 juta atau 74% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut disebabkan oleh laba bersih perusahaan tahun 2010 sebesar Rp 75.583 juta dan pembagian deviden untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 10.000 juta. Pertumbuhan Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas Pada Tanggal 31 Desember 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 250.000
236.371
200.000 160.266 150.000 100.000 50.000 0
97.307
95.727 56.312 39.337
2006
153.824
114.562
59.952 37.292
65.003 49.491
2007
2008
Aset
Kewajiban
Laporan Tahunan 2010
88.241 71.979
2009
82.508
2010
Ekuitas
26
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
D. Pendapatan (beban) lain-lain Pendapatan (beban) lainnya untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar (Rp 1.613 juta) dan (Rp. 1.204 juta), mengalami kenaikan sebesar Rp 408 juta atau 34% dibandingkan periode sebelumnya. Kenaikan beban lain-lain ini terutama disebabkan adanya kenaikan pendapatan jasa giro dan bunga deposito sebesar Rp 400 juta sehubungan dengan kenaikan kas dan setara kas, dan penurunan beban bunga bank sebesar Rp 1.265 juta. (i)
Laba Penjualan Aktiva Tetap Selama tahun 2010 terdapat hasil penjualan aset tetap sebesar Rp 798 juta dengan nilai buku aset tetap tersebut sebesar Rp 208 juta maka didapat laba penjualan aset tetap sebesar Rp 590 juta.
(ii)
Beban Bunga Bank Selama tahun 2010 terdapat beban bunga bank sebesar Rp 3.859 juta yang seluruhnya berasal dari pinjaman jangka pendek dan jangka panjang berupa Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi dari PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
E. Analisa Kemampuan Membayar Hutang dan Kolektibilitas Piutang Berdasarkan penelaahan atas saldo piutang usaha akhir tahun 2010, pihak manajemen perusahaan berkeyakinan tidak ada kerugian yang diakibatkan tidak tertagihnya piutang usaha. Rasio kemampuan Perusahaan membayar hutang tahun 2010 sebesar 0,54 kali artinya bahwa semua hutang perusahaan mampu dibayar dengan ekuitas Perusahaan. F. Dampak Perubahan Harga terhadap penjualan dan pendapatan bersih. Sistem penjualan Perusahaan berdasarkan sistem job-order, dimana harga jual produk selalu berbanding langsung dengan harga pokok produksinya, sehingga bilamana terjadi kenaikan atau penurunan bahan baku dan biaya produksi tentunya akan merefleksikan kenaikan dan penurunan harga jual produk. III.2.
Kebijaksanaan Deviden
Pada tahun 2010 Perusahaan telah membagikan deviden atas laba bersih tahun 2009 sebesar Rp 10.000 juta atau sebesar Rp 30,- persaham. Kebijaksanaan Deviden diusulkan oleh Direksi Perusahaan untuk disetujui oleh pemegang saham dalam RUPS dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tingkat kesehatan keuangan perusahaan, dan apabila terdapat surplus kas dari kegiatan operasional setelah dana tersebut disisihkan untuk dana cadangan, kegiatan pendanaan, rencana pengeluaran modal serta modal kerja perusahaan. III.3.
Kebijakan Bisnis dan Pemasaran Serta Distribusi A. Kebijaksanaan Bisnis Kebijaksanaan bisnis perusahaan adalah menjadi penyedia dokumen solusi bagi pelanggan sehingga meningkatkan kinerja usaha mereka. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan mutu produk dan mutu pelayanan dengan pengembangan sumber daya manusia dan penggunaan teknologi tepat guna.
Laporan Tahunan 2010
27
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
B. Pemasaran Serta Distribusi Perusahaan dalam memasarkan produknya menggunakan metode direct selling dan selama ini kegiatan usaha Perusahaan dikenal melalui M2M (Mouth to Mouth) advertising. Permintaan akan produk Perusahaan dapat berupa referral basis yang berdasarkan track record Perusahaan sehingga menghasilkan repeat order. Berbeda dengan perusahaan sejenis lainnya, Perusahaan merupakan salah satunya perusahaan dokumen niaga di Indonesia yang memberikan solusi pelayanan end to end di bidang dokumen niaga berkaitan dengan peningkatan sistem dokumen pelanggan karena Perusahaan merupakan perusahaan yang memberikan solusi yang terintegrasi berbasis teknologi informasi. Hingga saat ini, sudah ada 36 (tiga puluh enam) perusahaan yang bergerak di dalam bidang security printing dan hanya 8 (delapan) perusahaan yang diberikan ijin dari BI untuk mencetak warkat, deposito dan bilyet giro. Meskipun krisis ekonomi melanda Indonesia sejak beberapa tahun terakhir namun permintaan akan produk Perusahaan tidak terhambat karena order pemerintahan membutuhkan produk Perusahaan untuk kegiatan operasional mereka serta pada industri perbankan tetap membutuhkan produk Perusahaan yang berupa cek, giro, bilyet dan formulir-formulir perbankan lainnya secara rutin dan merupakan kebutuhan yang selalu digunakan untuk kegiatan usahanya. Disamping itu keunggulan produk yang dihasilkan Perusahaan berupa dokumen niaga yang inovatif selalu diminati dan dibutuhkan pelanggan. Perusahaan memusatkan perhatian untuk mengidentifikasikan masalah yang dihadapi pelanggan serta mengembangkan pemecahan secara ekonomis. Pendekatan-pendekatan yang menjadi kunci sukses Perusahaan adalah : 1. Menawarkan produk baru yang dapat memberikan pemecahan masalah yang dihadapi pelanggan dan bisa menghemat biaya. 2. Dengan bekerjasama dengan organisasi internasional, Perusahaan dapat mengembangkan kemampuan dan mencapai keunggulan produk yang inovatif sehingga mampu menanamkan citra sebagai perusahaan yang dapat memuaskan Pelanggan. Hal ini menunjukan manajemen Perusahaan mengarahkan usahanya untuk memberikan keuntungan yang nyata kepada Pelanggan dan dengan cara demikian membedakan dengan para pesaingnya. III.4.
Prospek Perusahaan di Masa Depan
Prospek Perusahaan di Masa Depan sangat menjanjikan. Hal ini dapat ditunjukan dengan nilai penjualan yang tumbuh dengan signifikan dan lihat tabel di bawah ini : Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
Nilai Penjualan (juta Rupiah) 96.941 100.270 159.461 270.958 445.986
Laporan Tahunan 2010
28
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Harga Harga produk Perusahaan bervariasi tergantung dari ukuran, jenis dokumen, tingkat kesulitan dan jumlah pesanan. Harga dihitung sesuai dengan biaya per unit dan margin. Hingga saat ini Perusahaan sudah memiliki sekitar 1150 pelanggan Non-Security Document dan sekitar 350 pelanggan untuk Security Document. Untuk segmen pasar pemerintah dan swasta yang besar, pembelian dokumen niaga umumnya dilakukan melalui proses tender (Open-bid). Pengembangan Produk Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar (market share), setiap tahun perusahaan selalu melakukan pengembangan produk-produk baru. Untuk tahun 2007 perusahaan telah menambah jenis layanan produk baru berupa ticket gelang permainan dan beberapa produk security document dengan memakai screen printing. Pada tahun 2008 dan 2009, perusahaan juga telah mengembangkan layanan produk baru berupa personalisasi cek dan bilyet giro. Dan di tahun 2010, perusahaan berhasil mengembangkan produk yang sangat inovatif yaitu smartcard atau kartu plastik yang dilengkapi dengan chip, dimana produk smartcard ini merupakan leader di Indonesia. Promosi Dalam kegiatan promosi, salah satunya dilakukan dengan menyebarkan brosur disertai presentasi tentang produk-produk Perusahaan yang ada serta yang sedang dalam tahap pengembangan. Perusahaan belum melaksanakan jenis promosi apapun untuk produkproduknya karena produk Perusahaan sudah dikenal oleh sebagian Perusahaan (berdasarkan track record dan referral basis) sehingga permintaan akan produk Perusahaan sering berupa pemesanan yang berulang. a. Strategi Usaha Adapun strategi usaha yang dilakukan Perusahaan saat ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan solusi end to end terhadap masalah yang dihadapi oleh pelanggan dalam bidang dokumen niaga. 2. Membuat produk yang inovatif dan kompetitif dengan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan efisiensi biaya serta output secara spesifik sehingga mampu menjadikan perseroan sebagai market leader di bidangnya. 3. Mengintegrasikan dokumen niaga dengan sistem teknologi informasi yang dimiliki pelanggan. 4. Melakukan spesialisasi dalam menjawab kebutuhan pelanggan dengan membentuk 6 (enam) divisi pemasaran yaitu : Telekomunikasi & Transportasi, Sektor Keuangan, Ritel, Manufaktur, Distributor dan Instansi Pemerintah. 5. Bekerjasama dengan organisasi internasional seperti, Standar Register dan Global Printing Network serta organisasi lokal dalam Business Form Management Association untuk mengembangkan kemampuan dalam menghasilkan produk unggulan yang inovatif dan pemasaran produk yang berorientasi ekspor, sehingga dapat memuaskan Pelanggan. 6. Melakukan ekspansi usaha dengan mendirikan pabrik security printing untuk divisi smart card dan bank card sebagai antisipasi perkembangan pasar global. Hal ini menunjukkan manajemen Perusahaan mengarahkan usahanya untuk memberikan keuntungan yang nyata kepada pelanggan dan dengan cara demikian membedakan dengan para pesaingnya. b. Prospek Usaha Perusahaan 1. Potensi Pasar Lokal a. Jumlah penduduk yang besar di Indonesia Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 220 juta penduduk yang bertumbuh setiap tahunnya, memberikan potensi pasar yang besar bagi Perusahaan dalam hal permintaan akan kebutuhannya, seperti rekening telepon, Laporan Tahunan 2010
29
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
listrik dan air dari sektor pemerintah sangatlah besar, disamping kebutuhan dokumen niaga lainnya dari sektor swasta. b. Potensi pasar di luar jaringan pemasaran Pasar yang digarap saat ini adalah pasar Jakarta, Surabaya dan Denpasar. Jaringan pemasaran dapat diperluas lagi dengan memperluas area pemasaran seperti daerah kota-kota besar di pulau Sumatera dan daerah Indonesia bagian Tengah dan Timur lainnya. c. Sistem dokumen komputerisasi yang belum memadai Banyak perusahaan yang belum memiliki sistem komputerisasi dokumen dengan baik. Meskipun sejumlah perusahaan telah memiliki sistem komputerisasi dokumen, tetapi belum semuanya terintegrasi dengan baik sehingga dibutuhkan penyempurnaan. d. Pengelolaan dokumen niaga yang belum efisien Banyak dokumen yang dikelola dengan tidak profesional sehingga menimbulkan inefisiensi dan banyak dokumen yang bersifat security printing yang dicetak dengan bukan teknik security printing. Disamping itu untuk meningkatkan efisiensi, banyak perusahaan yang telah meninggalkan bentuk dokumen yang tradisional dan beralih ke dalam bentuk dokumen yang modern atau bahkan dokumen elektronik yang permintaannya telah berkembang saat ini. 2. Potensi Pasar Ekspor Potensi pasar ekspor saat ini sangatlah besar dikarenakan biaya produksi yang dihasilkan Perusahaan relatif lebih murah dibandingkan dengan biaya produksi yang dihasilkan dari negara negara lain. Oleh karena itu, dengan basis teknologi yang tinggi, biaya produksi yang relatif lebih murah, keunggulan produk Perusahaan serta asosiasi Perusahaan dengan Standard Register yang membentuk “Global Printing Network”, maka Perusahaan melakukan perluasan pasar untuk ekspor ke manca negara. Disamping itu pemerintah memberikan insentif Bea Masuk/PPN untuk industri yang berorientasi ekspor, yaitu : a. Restitusi (drawback) bea masuk pada bahan baku impor yang diperlukan untuk proses akhir barang yang akan di ekspor. b. Pembebasan PPN dan pajak penjualan untuk barang-barang mewah dan barangbarang yang dibeli dalam negeri yang dipakai pada proses pembuatan barang ekspor. c. Pembebasan bea masuk untuk capital goods dan bahan baku untuk selama 2 tahun masa produksi penuh. d. Pembebasan PPN atas penjualan ekspor. III.5.
Risiko Usaha
Seperti halnya kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan-perusahaan lain, Perusahaan dan Anak Perusahaan juga tidak terlepas dari beberapa risiko usaha yang dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal maupun internal yang dapat mempengaruhi pendapatan Perusahaan seperti : 1. Risiko Kelangkaan Tenaga Kerja Ahli (Spesialis) Kelangkaan tenaga kerja ahli (spesialist, khususnya di bidang design grafis) menjadi faktor utama bagi risiko usaha Perusahaan. Ketiadaan tenaga kerja ahli tersebut sulit digantikan, sehingga mempengaruhi proses produksi Perusahaan yang mengakibatkan pesanan para pelanggan tidak dapat dipenuhi.
Laporan Tahunan 2010
30
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Perusahaan senantiasa memberi perhatian khusus atas peningkatan kemampuan serta keahlian para karyawannya secara terus menerus dan juga memberikan berbagai peningkatan kesejahteraan.
2. Resiko Kebakaran Produk Perusahaan yang berupa barang jadi beserta bahan baku utamanya dapat dikategorikan benda yang mudah terbakar. Selain itu, Perusahaan hanya memiliki satu pabrik untuk produksi Perusahaan sehingga apabila pabrik beserta peralatan lainnya ikut terbakar maka proses produksi pun akan terhenti. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Perusahaan telah mengasuransikan bangunan, persediaan dan mesin-mesin pada PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT. Tugu Pratama Indonesia, PT. Asuransi Bina Dana Arta dan PT. Asuransi Dharma Bangsa.. 3. Resiko Penghentian Ijin Security Document Khusus untuk security document, Perusahaan menjalankan usahanya berdasarkan ijin yang diberikan oleh BOTASUPAL. Apabila Perusahaan melakukan pelanggaran atas ketentuan yang berlaku didalam pembuatan security document, ada kemungkinan ijin tersebut dicabut. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya pendapatan Perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Perusahaan selalu menjalankan semua peraturan yang berlaku dan selalu menjaga kualitas produksinya. 4. Resiko Perkembangan Teknologi Usaha dalam bidang dokumen niaga yang terintegrasi dan jasa teknologi informasi ditandai dengan berubahnya teknologi secara cepat. Apabila Perusahaan tidak dapat mengikuti dan mengadaptasi perkembangan teknologi yang terus berlangsung, hal ini dapat berpengaruh terhadap pelayanan kepada pelanggan yang pada gilirannya akan mengurangi jenis dan ragam jasa yang ditawarkan (produk yang inovatif) oleh Perusahaan Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya keunggulan daya saing Perusahaan yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kemampuan Perusahaan untuk menghasilkan laba. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan melakukan asosiasi dengan Standard Register, sebuah perusahaan percetakan ternama dari Amerika Serikat (listed company) dalam rangka mendapatkan alih teknologi. III.6.
Tindakan-tindakan Strategis yang dilakukan
Dalam rangka mewujudkan berbagai rencana, manjemen sesuai dengan visi dan misi Perusahaan telah melakukan beberapa langkah strategis, yaitu : A. Mengembangkan organisasi yang mendukung proses inovasi Bidang usaha Perusahaan yang berusaha mengembangkan manajemen dokumen niaga yang terintegrasi menuntut tingkat inovatif yang tinggi sehingga menghasilkan produk yang diyakini dapat memberikan nilai tambah berupa kenaikan tingkat efektifitas bagi pelanggan Perusahaan. Karateristik organisasi yang dikembangkan guna menghasilkan tingkat inovasi yang tinggi adalah : a. Struktur : - Organisasi datar tanpa pengendalian yang hirarkis. - Kelompok kerja yang berorientasi kepada tugas untuk memberikan kepuasan yang tinggi kepada pelanggan. Laporan Tahunan 2010
31
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
b. Proses : - Proses diarahkan kepada pencarian, pemilihan, dan pengembangan ide-ide. - Perencanaan strategis yang fleksibel. c. Sistem imbalan : - Mengembangkan sikap otonomi dan hak partisipasi dalam inovasi suatu produk. d. Manusia : - Sangat dibutuhkan manusia pencetus ide yang menggabungkan kebutuhan akan pengetahuan teknis dengan sifat yang kreatif. B. Pengembangan Teknologi Informasi Walaupun perusahaan sudah menggunakan Teknologi Informasi dalam mendukung operasional perusahaan, akan tetapi penyempurnaan teknologi informasi tersebut merupakan salah satu prioritas penting. Saat ini perusahaan telah menggunakan teknologi ERP (Enterprice Resources Planning) bekerja sama dengan PT. Berca Indonesia guna mengintegrasikan seluruh proses bisnis agar lebih cepat, tepat, dan efisien. C. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Berbagai aspek pengembangan Sumber Daya Manusia menjadi salah satu prioritas Perusahaan di tahun 2010. Walaupun karyawan telah ditempatkan sesuai dengan latar belakang pendidikan dan kapasitasnya, berbagai latihan tetap diselenggarakan untuk meningkatkan kinerja individu. Selama tahun 2010 perusahaan telah menyelenggarakan 2 (dua) jenis inhouse training dan 19 (sembilan belas) jenis pelatihan baik dalam bentuk seminar, lokakarya, maupun kursus dengan rata-rata pelaksanaan 7 (tujuh) jam/orang/tahun. D. Mengembangkan Anak Perusahaan PT Jasuindo Informatika Pratama (JIP) sebagai Anak Perusahaan dikhususkan pada bidang usaha manajemen dokumen niaga dan desain produk serta sistem operasional yang terintegrasi. Dengan adanya anak perusahaan ini diharapkan terjadinya penajaman fokus usaha yang diyakini memiliki prospek yang cerah. PT Djakarta Computer Supplies (DCS) sebagai Anak Perusahaan yang bergerak pada bidang yang sejenis dengan Perusahaan diharapkan dapat melakukan sinergi dan kerja sama dalam mengembangkan usaha Perusahaan terutama peningkatan penjualan untuk kawasan Jakarta dan sekitarnya. III.7.
Produksi, dan Kinerjanya
a. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi terpasang (box) Perusahaan sebesar 511.463 box pertahun dan kapasitas produksi terpakai sebesar 84% selama tahun 2010. Perusahaan secara terus menerus menambah kapasitas produksi, khususnya di bagian proses finishing dan dalam menjalankan kegiatan usahanya akan lebih memfokuskan ke kegiatan usaha modern document yang lebih memberikan jasa solusi kepada pelanggan, dimana perusahaan yang berkecimpung relatif sedikit. b. Fasilitas Produksi Saat ini Perusahaan memiliki sebuah pabrik pembuatan dokumen niaga yang terletak di Jl. Raya Betro No. 21, Sedati – Sidoarjo, Jawa Timur dengan luas tanah 8.620 M2. Semua fasilitas produksi sepenuhnya dimiliki oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan.
Laporan Tahunan 2010
32
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
c. Pengendalian Mutu Produk yang berkualitas tinggi merupakan faktor utama bagi Perusahaan untuk mempertahankan daya saingnya. Pengendalian mutu (Quality Control) dilaksanakan per proses produksi dengan dilakukannya pemeriksaan acak pada hasil akhir dalam setiap proses produksi. Disamping itu Perusahaan juga melakukan final Quality Control dengan melakukan pemeriksaan acak pada produk akhir. d. Pasokan Listrik Karena letak pabrik Perusahaan di suatu kawasan industri, maka pasokan listrik dari PLN diharapkan dapat terjamin. Jika terjadi gangguan listrik yang permanen, Perusahaan masih memiliki Diesel/Genset yang mampu menghidupkan seluruh mesin-mesin dan peralatan yang lain. e. Riset dan Pengembangan Perusahaan senantiasa memperbaiki mutu produksi dan peningkatan inovasi produk, antara lain melalui aliansi/kerjasama dengan Standard Register, sebuah perusahaan percetakan ternama di Amerika Serikat yang diharapkan dapat terjadi alih teknologi. Untuk mendapatkan gagasan/ide yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan, sering dilakukan kunjungan ke pameran-pameran di Luar Negeri dan pertemuanpertemuan antar anggota asosiasi. III.8.
Kualitas Manajemen Risiko dan Kinerjanya
a. Senantiasa memberikan perhatian khusus atas peningkatan kemampuan serta keahlian para karyawannya secara terus menerus dan juga memberikan berbagai peningkatan kesejahteraan. b. Mengasuransikan bangunan, persediaan dan mesin-mesin. c. Senantiasa menjalankan semua peraturan perusahaan yang berlaku dan selalu menjaga kualitas produksinya. d. Melakukan kerjasama dalam alih tehnologi dan pemasaran dengan Standard Register, sebuah perusahaan percetakan ternama dari Amerika Serikat (listed company).
Laporan Tahunan 2010
33
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
BAB IV LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN PERIODE 31 DESEMBER 2010 dan 2009
Laporan Tahunan 2010
34
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 beserta Laporan Auditor Independen
DAFTAR ISI Halaman Laporan Auditor Independen Neraca Konsolidasi
i 1-2
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
4
Laporan Arus Kas Konsolidasi
5
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
6 - 39
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI Per 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah) Catatan
2010
2009
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Piutang usaha Pihak ketiga Piutang lain-lain Persediaan Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka dan uang muka
2b,2k,2t,3
79,449,172,920
44,153,736,391
2d,2t,4 2t,'5 2e,6 2l,13a 2f,7
9,762,300,306 6,139,100,568 8,304,293,460 20,990,272,080 6,598,579,715
24,601,154,483 6,113,775,602 11,900,810,749 3,135,158,019 7,222,975,532
131,243,719,049
97,127,610,776
62,500,000
-
104,371,762,127 693,510,061
62,181,326,687 957,289,374
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
105,127,772,188
63,138,616,061
JUMLAH ASET
236,371,491,237
160,266,226,837
JUMLAH ASET LANCAR ASET TIDAK LANCAR Penyertaan saham Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
2g,21
penyusutan sebesar Rp. 48.542.766.047 dan Rp. 42.647.244.233 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009
2h,2n,9 2t,8
Aset lain-lain
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI - lanjutan Per 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah) Catatan
2010
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang bank jangka pendek Hutang usaha Pihak ketiga Hutang sewa pembiayaan-bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang lain-lain Hutang pajak Biaya yang masih harus dibayar
2t,10
1,602,074,352
26,760,962,640
2k,2t,11
24,686,181,801
23,800,898,449
2n,15 2t,12 2l,13b 2r,2t,14
242,763,334 15,575,324,713 11,179,323,063 3,912,435,607
420,430,000 7,560,472,746 6,402,828,727 3,577,767,567
57,198,102,869
68,523,360,129
2t,16 2l,13e
22,533,336,000 1,183,189,464
1,499,454,186
2n,15
48,206,667
290,970,000
2q,17
1,545,547,672
1,665,202,976
25,310,279,803
3,455,627,162
39,225,471
46,512,855
35,000,000,000 (1,133,350,000) 10,057,754,444 109,899,478,649
35,000,000,000 (1,133,350,000) 10,057,754,444 44,316,322,247
JUMLAH EKUITAS
153,823,883,093
88,240,726,691
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
236,371,491,237
160,266,226,837
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang bank jangka panjang Kewajiban pajak tangguhan Hutang sewa pembiayaan - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Selisih lebih antara nilai wajar aset bersih dengan harga perolehan JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
2m
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp. 100 per saham Modal dasar - 1.400.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 350.000.000 saham Saham yang dibeli kembali Tambahan modal disetor Saldo laba
18 19 2j,20
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah) Catatan
2010
2009
PENJUALAN - BERSIH
2i,22
445,985,712,545
270,957,734,551
BEBAN POKOK PENJUALAN
2i,23
295,329,244,987
199,245,552,887
150,656,467,558
71,712,181,664
22,709,484,613 25,392,310,310
16,101,182,855 18,141,766,887
48,101,794,923
34,242,949,742
102,554,672,635
37,469,231,922
LABA KOTOR BEBAN USAHA Beban penjualan Umum dan administrasi
2i,24 2i,25
JUMLAH BEBAN USAHA LABA USAHA PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN PLaba (rugi) selisih kurs Pendapatan jasa giro dan bunga deposito Laba penjualan aset tetap Beban bunga bank Pendapatan amortisasi selisih lebih antara nilai wajar aset dengan harga perolehan Pendapatan lain-lain atas koreksi SKP Beban lain-lain atas koreksi SKP Lain-lain bersih
2h,9
2q,17
2i 26 2i,26
JUMLAH BEBAN LAIN-LAIN LABA SEBELUM TAKSIRAN MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN TAKSIRAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN Pajak tangguhan Pajak kini
2l,13c 2l,13c
JUMLAH TAKSIRAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS (LABA) RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN HAK MINORITAS ATAS (LABA) RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN
2m
LABA BERSIH LABA PER SAHAM DASAR Laba usaha Laba bersih
2o,27
LABA PER SAHAM DILUSIAN Laba usaha Laba bersih
2o,27
(74,262,370) 887,234,423 589,919,157 (3,859,153,222)
3,695,561 487,195,106 721,421,327 (2,594,446,534)
119,655,304 6,067,049 (56,552,236) 774 585 181 774,585,181
119,655,304 269,251,972 (163,580,207) (47 601 909) (47,601,909)
(1,612,506,715)
(1,204,409,380)
100,942,165,921
36,264,822,542
316,264,722 (25,682,297,125)
(104,073,032) (10,794,222,740)
(25,366,032,403)
(10,898,295,772)
75,576,133,518
25,366,526,770
7,287,384
21,551,378
75,583,420,902
25,388,078,148
293 216
107 73
290 214
106 72
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 3
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah) Saldo laba
Catatan Saldo per 31 Desember 2008
Modal ditempatkan dan disetor penuh
Saham yang dibeli kembali
35,000,000,000
Selisih penilaian kembali aset tetap
(969,950,000)
33,174
Ditentukan penggunaanya untuk cadangan umum
Agio saham bersih
Belum ditentukan penggunaannya
Jumlah ekuitas
Jumlah
393,600,000
9,996,564,444
100,000,000
20,533,944,694
20,582,421,675
65,002,669,293
-
-
-
33,174
33,174
-
-
-
-
-
-
(163,400,000)
-
-
-
(332,410,000)
Selisih penilaian kembali aset tetap
2g
-
Saham yang dibeli kembali
19
-
2i,20
-
-
-
Dividen
-
-
-
-
-
-
(1,654,210,750)
(1,654,210,750)
(1,654,210,750)
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
-
-
-
25,388,078,148
25,388,078,148
25,388,078,148
-
393,600,000
9,664,154,444
100,000,000
44,267,845,265
44,316,322,247
88,240,726,691
Disagio pembelian kembali saham
Saldo per 31 Desember 2009
35,000,000,000
-
Tambahan modal disetor
(163,400,000)
(1,133,350,000)
(33,174) -
(332,410,000)
Dividen
-
-
-
-
-
-
(10,000,264,500)
(10,000,264,500)
(10,000,264,500)
Laba bersih tahun berjalan
-
-
-
-
-
-
75,583,420,902
75,583,420,902
75,583,420,902
-
393,600,000
9,664,154,444
100,000,000
109,851,001,668
109,899,478,649
153,823,883,093
Saldo per 31 Desember 2010
35,000,000,000
(1,133,350,000)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok Pembayaran beban usaha Pembayaran (penerimaan) kegiatan usaha lainnya Pembayaran pajak
2010
2009
460,824,566,722 (283,933,212,516) (46,746,534,618) 5,717,931,012 (38,811,402,037)
256,697,162,041 (183,943,282,485) (31,884,003,130) (2,855,181,940) (7,260,742,148)
97,051,348,563
30,753,952,339
(50,129,172,987) 797,798,428 263,779,313 (62,500,000)
(16,496,521,251) 3,945,500,000 1,049,485,177 -
(49,130,095,247)
(11,501,536,073)
( , , , ) (25,158,888,288) 22,533,336,000 (10,000,264,500) -
( , , , ) (3,426,840,427) (300,000,000) (1,654,210,750) (163,400,000) (332,410,000)
(12,625,816,787)
(5,876,861,177)
KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS
35,295,436,529
13,375,555,088
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
44,153,736,391
30,778,181,303
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
79,449,172,920
44,153,736,391
KAS BERSIH YANG DIHASILKAN DARI AKTIVITAS OPERASI ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penambahan aset tetap Hasil penjualan aset tetap Penurunan aset lain-lain Penyertaan
2h,9 2h,9 2t,8
KAS BERSIH YANG DIGUNAKAN UNTUK AKTIVITAS INVESTASI ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pembayaran fasilitas hutang bank jjangka g ppendek Penerimaan (pembayaran) fasilitas kredit investasi Pembayaran dividen Saham yang dibeli kembali Disagio pembelian kembali saham
2t,10 , 16 19 2j,20
KAS BERSIH DIGUNAKAN UNTUK AKTIVITAS PENDANAAN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
5
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah) 1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (selanjutnya disebut Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 122 tertanggal 10 November 1990 yang dibuat dihadapan Susanti, SH., Notaris di Surabaya. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-2873.HT.01.01.Th.91 tertanggal 10 Juli 1991. Anggaran dasar Perusahaan mengalami beberapa kali perubahan, diantaranya melalui Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 12 tanggal 14 November 2001 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan status Perusahaan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka dan penawaran umum saham perdana kepada masyarakat. Akta ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-14925 HT.01.04.TH.2001 tanggal 4 Desember 2001 dan telah diumumkan melalui Berita Negara No. 4179 dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 35 tanggal 30 April 2002. Perubahan terakhir melalui Akta Berita Acara Pernyataan Keputusan Rapat Komisaris No. 13 tanggal 25 Mei 2002 yang dibuat dihadapan Mardiah Said, SH., Notaris di Jakarta, tentang peningkatan modal dasar Perusahaan. Akta tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-25518 HT.01.04.TH.2003 tanggal 27 Oktober 2003. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 53 tanggal 12 Juni 2008 yang dibuat dihadapan Dyah Ambarwaty Setyoso, SH., Notaris di Surabaya, Perusahaan merubah seluruh anggaran dasar Perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU100726.AH.01.02.08. Tahun 2008 tanggal 31 Desember 2008. Aktivitas utama Perseroan adalah bergerak dalam bidang industri dokumen niaga yang terintegrasi. Jumlah karyawan Perusahaan adalah 1.375 dan 638 orang masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Jumlah gaji yang dibayarkan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp. 25.043.572.784 dan Rp. 13.821.646.911, sedangkan untuk gaji yang dibayarkan kepada direksi dan komisaris yang berjumlah 8 (delapan) orang untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp. 1.427.500.500 dan 7 (tujuh) orang untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp. 1.379.590.000. b. Perusahaan dan Anak Perusahaan Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan yang terdiri dari: 1.
PT. Jasuindo Informatika Pratama (JIP) Didirikan pada tanggal 13 September 2001 yang dimiliki Perusahaan dengan persentase kepemilikan 99,96%. Aktivitas utama JIP adalah bergerak di bidang jasa solusi teknologi informasi. JIP mulai beroperasi secara komersial pada bulan Agustus 2002. Total aset JIP sebelum eliminasi pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp. 3.873.289.947 dan Rp. 3.666.588.238.
2.
PT. Djakarta Computer Supplies (DCS) Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk No. 8 tanggal 4 Desember 2003 yang dibuat dihadapan Dyah Ambarwaty Setyoso, SH., notaris di Surabaya, para pemegang saham memutuskan beberapa hal antara lain persetujuan pembelian 99% saham DCS dengan nilai transaksi sebesar Rp. 14.850.000.000 (empat belas miliar delapan ratus lima puluh juta Rupiah). Total aset DCS pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp. 4.866.974.061 dan Rp. 6.723.121.846.
6
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
1. UMUM - lanjutan c.
Susunan Pengurus Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham No. 17 tanggal 10 Juni 2010 yang dibuat dihadapan Siti Nurul Yuliani, SH., MKn., notaris di Sidoarjo, susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama/Independen Komisaris Komisaris Komisaris Independen
: Tuan Robert Priantono Bonosusatya : Tuan Yongky Wijaya : Tuan Harto Poerwanto : Tuan Prof. DR. Made Sudarma, SE., MM., Ak.
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
: Tuan Oei, Allan Wibisono : Tuan Drs. Lukito Budiman : Tuan Hery Aryanto FAM : Tuan Oei, Hendro Susanto
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham No. 17 tanggal 15 Mei 2008 yang dibuat dihadapan Dyah Ambarwaty Setyoso, SH., notaris di Surabaya, yang kemudian ditegaskan kembali melalui Akta Berita Acara Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham No. 51 tanggal 11 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Siti Nurul Yuliani, SH., MKn., notaris di Sidoarjo,susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
: Tuan Yongky Wijaya : Tuan Harto Poerwanto : Tuan Prof. DR. Made Sudarma, SE., MM., Ak.
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Direktur
: Tuan Oei, Allan Wibisono : Tuan Drs. Lukito Budiman : Tuan Hery Aryanto FAM : Tuan Oei, Hendro Susanto
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan konsolidasi disajikan sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum yang mencakup pedoman akuntansi dan pelaporan yang ditetapkan oleh otoritas pasar modal. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia serta berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasi disusun berdasarkan metode langsung dengan menggunakan konsep kas yang terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo tidak lebih dari 3 bulan. Penerimaan dan pengeluaran arus kas diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. b. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang.
7
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan c.
Transaksi Dengan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7 yang dimaksud dengan hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 1)
Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries) , mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dalam pengendalian bersama, dengan Perusahaan pelapor ( termasuk holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries);
2)
Perusahaan asosiasi (associated company);
3)
Perorangan yang memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah pihak-pihak yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan pelapor);
4)
Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
5)
Perusahaan, bilamana suatu kepentingan subtansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir 3) atau 4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perusahaan yang bersangkutan. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
Semua saldo dan transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan yang bersangkutan. d. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Perusahaan menentukan penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap saldo masing-masing pelanggan pada akhir tahun. Penghapusan piutang usaha dilakukan pada saat piutang usaha tersebut benar-benar tidak dapat tertagih. e.
Penilaian Persediaan Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasikan yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata (average method). Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran untuk menyelesaikan dan menjual persediaan tersebut.
f.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar di muka diamortisasi berdasarkan taksiran masa manfaat dari masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).
g. Penyertaan Penyertaan dalam bentuk saham yang nilainya di bawah 20% dari total nilai saham perusahaan yang bersangkutan dicatat berdasarkan harga perolehannya dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Pendapatan dividen diakui pada saat keputusan pembagian dividen diumumkan.
8
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan h. Aset Tetap dan Akumulasi Penyusutan Aset tetap dinyatakan berdasarkan harga perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat masing-masing aset tetap sebagai berikut: Jenis Aset Tetap
Taksiran masa manfaat Bangunan 20 th Instalasi 20 th Mesin 16 th Kendaraan 8 th Inventaris kantor 4 th Inventaris pabrik 4 th Biaya perawatan dan reparasi dibukukan dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan biaya renovasi dan perbaikan dalam jumlah material dikapitalisasi. Aset tetap yang tidak digunakan atau dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan, laba atau rugi yang timbul dikredit atau dibebankan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaiaan dinyatakan berdasarkan harga perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi harga perolehan ini akan direklasifikasikan ke dalam akun aset tetap yang sesuai pada saaat aset tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aset sesuai dengan PSAK No. 48 mengenai “Penurunan Nilai Aset” pada akhir tahun. Perusahaan diharuskan untuk menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) atas nilai semua asetnya apabila terdapat situasi atau keadaan yang memberikan indikasi terjadinya penurunan nilai aset dan mengakuinya sebagai rugi dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 16 (revisi 2007) tentang "Aset Tetap" efektif berlaku. PSAK tersebut mengharuskan perusahaan yang sebelum penerapan PSAK ini melakukan revaluasi aset tetap dan masih memilikisaldo selisih penilaian kembali aset tetap, untuk melakukan reklasifikasi ke saldo laba ditahan i.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat penyerahan barang pada langganan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
j.
Biaya Emisi Saham Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-06/PM/200 mengenai perubahan Peraturan No. VIII.G.7 tentang "Pedoman Penyajian Laporan Keuangan", biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham perdana Perusahaan kepada masyarakat akan disajikan sebagai pengurang hasil emisi dan dicatat pada akun Tambahan Modal Disetor - Agio Saham. Perusahaan telah menerapkan peraturan ini setelah penawaran umum saham perdana Perusahaan yaitu pada saat Perusahaan dinyatakan efektif pada tanggal 28 Maret 2002.
k. Transaksi Dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dikredit atau dibebankan pada laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan. Kurs mata uang asing terhadap Rupiah adalah sebagai berikut: 2010 1 Dolar Amerika Serikat 1 Dolar Singapura 1 Euro 1 Dolar Hongkong
8,991.00 6,980.61 11,955.79 1,155.44
9
2009 9,400.00 6,698.68 13,509.73 1,212.19
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan l.
Perpajakan Perusahaan menerapkan PSAK No. 46, "Akuntansi Pajak Penghasilan" yang mengharuskan perhitungan pengaruh pajak atas pemulihan aset dan penyelesaian kewajiban sebesar nilai tercatat, dan pengakuan serta pengukuran aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk pengaruh pajak yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang atas kejadian-kejadian yang diakui pada laporan keuangan konsolidasi, termasuk rugi fiskal dari periode-periode sebelumnya yang dapat dikompensasikan.
m. Prinsip-Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Induk Perusahaan beserta seluruh Anak Perusahaan yang dimulai atau diakhiri dalam suatu tahun tertentu. Hasil usaha Anak Perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya terbatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat pengendalian atas Anak Perusahaan berakhir. Suatu pengendalian atas suatu Perusahaan Anak dianggap ada bilamana Induk Perusahaan menguasai baik langsung maupun tidak langsung lebih dari 50% (lima puluh persen) hak suara di Anak Perusahaan, atau Induk Perusahaan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari Anak Perusahaan, atau mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas anggota dewan direksi di Anak Perusahaan. Seperti disebutkan dalam Catatan 1b, Perusahaan memiliki secara langsung 99,96% saham PT. Jasuindo Informatika Pratama dan 99% saham PT. Djakarta Computer Supplies mencakup konsolidasi laporan keuangan kedua Anak Perusahaan tersebut. Penyajian laporan keuangan konsolidasi dilakukan berdasarkan konsep satuan usaha (entity concept) . Akun-akun yang saling berhubungan di antara perusahaan yang dikonsolidasi dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha sebagai satu kesatuan. Saldo hutang piutang serta transaksi dengan Anak Perusahaan telah dieliminasi. Bagian minoritas Anak Perusahaan sesuai dengan kepemilikan sahamnya dicatat dalam akun "Hak Minoritas Atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi". n. Sewa Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada Perusahaan (sebagai lessee) diakui sebagai aset pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewa pembiayaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban, dan beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas sisa saldo kewajiban. beban keuangan dibebankan ke laba rugi. Aset sewa pembiayaan disusutkan selama masa manfaat (useful life) aset tersebut, kecuali apabila terdapat ketidakpastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewa pembiayaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa (lease term) atau masa manfaat (useful life) . Sedangkan pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus (straight-line method) selama masa sewa. Aset sewaan disusutkan berdasarkan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap kepemilkan langsung. o. Laba Per Saham Dasar dan Dilusian Laba per lembar saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
10
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan p. Penawaran Umum Saham Perdana Sehubungan dengan perubahan status Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 12 tanggal 14 November 2001, oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan mendapat surat efektif dari Bapepam-LK No. S-610/PM/2002 tanggal 28 Maret 2002. Berdasarkan surat tersebut, Perusahaan telah melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat sejumlah 100.000.000 saham melalui pasar modal di Indonesia dengan nilai nominal Rp. 100 per saham dengan harga penawaran Rp. 225 per saham. Pada tanggal 16 April 2002 Perusahaan telah mencatatkan seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 350.000.000 saham pada Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta). q. Selisih Lebih Antara Nilai Wajar Aset Bersih Dengan Harga Perolehan Selisih tersebut merupakan akibat selisih lebih antara bagian atas nilai wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi dengan biaya perolehan. Selisih lebih tersebut diamortisasi dengan metode garis lurus (straight-line method) selama 20 tahun. r.
Imbalan Kerja Sejak 1 Januari 2004, Perusahaan menerapkan lebih dini PSAK 24 (revisi 2004) tentang Imbalan Kerja, dengan basis retroaktif dan mengganti metode akuntansi sebelumnya dengan metode yang diwajibkan oleh kebijakan ini. Perbedaan antara kewajiban yang timbul dari penerapan pertama kali Pernyataan ini dengan kewajiban yang diakui berdasarkan kebijakan akuntansi terdahulu disesuaikan pada saldo laba awal dari periode komparatif paling awal dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan periode sebelumnya harus disajikan kembali. Berdasarkan PSAK 24 (revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode akuarial “Projected Unit Credit” . Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara 10% dari kewajiban nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian ini diakui atas dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Selanjutnya, biaya jasa tahun lalu yang timbul dari pengenalan program imbalan pasti atau perubahan kewajiban imbalan pasti diamortisasi sampai imbalan tersebut menjadi hak.
s.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut: 1.
PSAK 50 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengukuran", yang berisi persyaratan pengungkapan instrumen keuangan dan kriteria informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengkasifikasian bunga, dividen, keuntungan dan kerugian terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan kewajiban keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan.
2.
PSAK 55 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran", yang menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrumen non keuangan. PSAK ini menjelaskan diantaranya difinisi derivatif, katagori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung nilai. Standar ini menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999) "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai".
11
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan t.
Instrumen Keuangan Perusahaan mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca, jika dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu atau pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan secara andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan motode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau peneriman kas dimasa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, dilakukan estimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dikurangi penurunan untuk penurunan atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengklafifikasikan instrumen keuangan dengan katagori sebagai berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual; kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas katagori-katagori tersebut pada setiap tanggal laporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price) untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual, tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value) , perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan secara andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai.
12
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan Aset keuangan 1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset-aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda. b. Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, kewajiban keuangan, atau keduanya yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau c. Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat kecuali jika derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada neraca pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan. 2.
Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efetif, dikurangi penyisihan penurunan nilai biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian pendapatan bunga pada laporan laba rugi. kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi. Pinjaman yang diberikan dan piutan disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca, jika tidak, maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan mengkasifikasikan kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, dan aset lain-lain dalam katagori ini.
3.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dan manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan atau Anak Perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam katagori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual.
13
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan 3.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo-lanjutan Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode bunga efetif. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam katagori ini.
4.
Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam katagori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi ekonomi. Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Komponen hasil (yield) efektif dari surat berharga hutang tersedia untuk dijual serta dampak penjabaran mata uang asing (untuk surat berharga hutang dalam mata uang asing) diakui dalam laporan laba rugi. Laba atau rugi yang belum direalisasi yang timbul dari penilaian pada nilai wajar atas aset keuangan tersedia untuk dijual tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan dilaporkan sebagai laba atau rugi bersih dalam laporan perubahan ekuitas. Aset keuangan tersedia untuk dijual disajikan sebagai aset lancar jika akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah tanggal neraca, jika tidak maka disajikan sebagai aset tidak lancar. Apabila aset keuangan dilepaskan, atau dihentikan pengakuannya, maka laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya diakui dalam laporan perubahan ekuitas langsung diakui dalam laporan laba rugi. Jika Perusahaan memiliki lebih dari satu jenis surat berharga yang sama, maka diterapkan dasar masuk pertama keluar pertama (first in, first out basis) . Bunga yang diperoleh dari aset keuangan tersedia untuk dijual diakui sebagai pendapatan bunga yang dihitung berdasarkan suku bunga efektif. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai aset keuangan juga diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam katagori ini.
Kewajiban Keuangan 1. Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kewajiban keuangan diklasifikasikan dalam katagori ini apabila kewajiban tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan memilih untuk menetapkan kewajiban keuangan tersebut dalam katagori ini. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan mengkasifikasikan hutang usaha dalam katagori ini. 2. Kewajiban keuangan lainnya Katagori ini merupakan kewajiban keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melali laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lainlain jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika kewajiban tersebut diselesaikan melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Komponen instrumen keuangan yang diterbitkan yang terdiri dari komponen kewajiban dan komponen ekuitas harus dipisahkan, dimana komponen ekuitas merupakan bagian residual dari keseluruhan instrumen keuangan setelah dikurangi nilai wajar komponen kewajiban pada tanggal penerbitan. Setelah pengakuan awal, komponen kewajiban diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Dampak penjabaran atas kewajiban keuangan dalam mata uang asing diakui dalam laporan laba rugi.
14
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan Kewajiban Keuangan-lanjutan Kewajiban keuangan lain-lain pada pengukuran awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga efektif atau premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam katagori ini. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca, jika dan hanya jika Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan kewajibannya secara simultan. Dalam hal terdapat kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto (master netting agreement), aset dan kewajiban yang terkait tidak dapat disajikan saling hapus dalam neraca. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal neraca dilakukan penelaahan apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. 1. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut sigifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obtektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam katagori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit dimasa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi. Jika, pada periode berikutnya jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penutunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. 2. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga pasar aktif dan tidak dapat diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa. 3. Aset keuangan tersedia untuk dijual Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi tidak bolah dipulihkan melalui laporan laba rugi (harus diakui melalui ekuitas). Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas.
15
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - lanjutan 3. Aset keuangan tersedia untuk dijual-lanjutan Dalam hal instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi. jika, pada periode berikutnya nilai wajar instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba rugi. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan 1. Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
b.
Perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau
c.
Perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut. Ketika Perusahaan dan/atau Anak Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan dan/atau Anak Perusahaan.
2. Kewajiban keuangan Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun degan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi. u. Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen Atas Instrumen Keuangan Nilai Wajar Aset dan Kewajiban Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mensyaratkan pengukuran aset keuangan dan kewajiban keuangan tertentu pada nilai wajarnya, dan penyajian ini mengharuskan penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi. Komponen pengukuran nilai wajar yang signifikan ditentuka berdasarkan bukti obyektif yang dapat diverifikasi (seperti nilai tukar, suku bunga), sedangkan saat dan besaran perubahan nilai wajar dapat menjadi berbeda karena penggunaan metode penilaian yang berbeda.
16
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
3. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari: 2010
2009
283,158,681 11,851,057 5,049,273 2,112,885 1,947,939 10,188,569
138,497,492 25,947,739 1,319,160 47,425 7,811,880 849,889
23,765,676,894 12,058,497,896 5,326,746,284 2,274,983,291 721,331,335 67,164,230 65,785,631 51,637,596 7,799,154 1,611,116 1,424,397 731,043 703,720 -
16,447,162,246 4,885,436 17,142,513,659 680,772,779 668,398,324 170,441,415 271,141,925 39,206,181 3,700,667,282 1,731,116 2,616,775 11,924,058 883,720 318,000
193,410,975
253,112,766
106,184,519
33,487,124
37,092,838
-
Tabungan Rupiah PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
604,083,597
-
Deposito *) Rupiah PT. Bank Permata Tbk PT. Bank Antar Daerah PT. Bank Bumiputera PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
3,250,000,000 600,000,000 30,000,000,000
3,250,000,000 1,300,000,000 -
Jumlah
79,449,172,920
44,153,736,391
Kas Rupiah Euro Dolar Hongkong Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Mata uang asing lainnya Bank Rupiah PT. Bank Permata Tbk PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT. Bank Jatim PT. Bank Sinarmas PT. Bank Central Asia Tbk PT. Bank Internasional Indonesia Tbk PT. Bank Antar Daerah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BPD DIY PT. Bank BPD Jateng PT. Bank Danamon Indonesia Tbk PT. Bank Lampung PT. Bank ICB Bumiputera Tbk Dolar Amerika Serikat PT. Bank Sinarmas (USD 21.511,62 dan USD 26.926,89 masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
PT. Bank Internasional Indonesia Tbk (USD 11.810,09 dan USD 3.562,46 masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
PT. Bank Sinarmas (EUR 3.102,5 pada tanggal 31 Desember 2010)
*) Merupakan deposito berjangka dalam mata uang Rupiah dengan tingkat suku bunga 7% - 8% dan 6% - 8%per tahun pada tahun 2010 dan 2009.
17
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
4. PIUTANG USAHA Akun ini merupakan tagihan dari penjualan lokal yang terdiri dari: 2010
2009
Pihak ketiga: PT. Bank Central Asia Tbk PT. Sriwijaya Air PT. Philips Indonesia PT. Pos Indonesia (Persero) PT. Datanet Indomedia PT. Sayap Mas Utama PT. United Tractors Tbk PT. Bank Danamon CV. Maju Bersama PT. Bussan Auto Finance PT. Antareja Prima Antaran PT. Askes (Persero) Perum Peruri PT. Citrathirza Astarijaya PT. Matahari Graha Fantasi Lain-lain - masing-masing saldo kurang dari Rp. 200.000.000
1,730,927,317 753,340,500 600,475,603 518,041,750 385,393,704 246,712,950 239,996,924 222,339,296 115,601,990 98,000,000 64,100,000 4,787,370,272
1,162,750,397 586,652,500 569,396,057 271,370,000 238,600,000 9,681,551,649 3,397,038,087 1,168,071,063 212,498,000 7,319,686,684
Jumlah pihak ketiga
9,762,300,306
24,601,154,483
Penyisihan piutang usaha Penghapusan piutang usaha
19,069,349 (19,069,349)
Bersih
9,762,300,306
27,684,711 (27,684,711) 24,601,154,483
Pada tahun 2010 dan 2009, sebagian piutang usaha atas nama Perusahaan telah dijaminkan atas fasilitas kredit yang diperoleh Perusahaan masing-masing dari PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (lihat catatan No. 10) . Tidak ada piutang yang terjual dalam rangka penjaminan piutang ini pada tahun 2010 dan 2009. Manajemen telah melakukan penelaahan atas kondisi masing-masing piutang usaha pada akhir periode untuk melakukan pencadangan dan penghapusan piutang usaha apabila piutang usaha tersebut diyakini tidak dapat tertagih. Pada tahun 2010 dan 2009, berdasarkan penelaahan tersebut, Perusahaan telah melakukan pencadangan dan penghapusbukuan masing-masing sebesar Rp. 19.069349 dan Rp. 27.684.711 atas piutang usaha. Manajemen berkeyakinan bahwa pencadangan dan penghapusan piutang usaha yang dilakukan cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang usaha di periode mendatang. Analisis umur (aging schedule) dari piutang usaha per 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010
2009
01 - 15 hari 15 - 30 hari 30 - 60 hari
1,659,591,052 2,635,821,083 5,466,888,171
4,182,196,262 6,642,311,710 13,776,646,510
Jumlah
9,762,300,306
24,601,154,483
18
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
5. PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Piutang bea meterai *) Piutang karyawan Lain-lain
5,631,372,052 103,981,601 403,746,915
6,011,875,000 72,915,673 28,984,929
Jumlah
6,139,100,568
6,113,775,602
*)
Akun ini merupakan dana talangan yang terlebih dahulu dikeluarkan oleh Perusahaan untuk bea meterai lunas dalam kaitannya dengan proyek personalisasi cek atau bilyet giro pada PT. Bank Central Asia Tbk.
6. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Bahan baku Barang jadi Bahan pembantu Barang dalam proses
3,320,988,929 2,605,131,997 1,481,556,564 896,615,970
8,378,979,254 1,289,571,041 1,274,506,124 957,754,330
Jumlah
8,304,293,460
11,900,810,749
Berdasarkan penelaahan pada akhir tahun, pihak manajemen berkeyakinan bahwa semua jenis persediaan masih dalam kondisi baik dan masih dapat digunakan. Pada tahun 2010 dan 2009, Perusahaan telah mengasuransikan secara bersama-sama beberapa asetnya seperti bangunan, mesin-mesin produksi dan persediaannya melalui PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT. Tugu Pratama Indonesia, PT. Asuransi Bina Dana Arta dan PT. Asuransi Dharma Bangsa . Perincian atas nilai pertanggungan asuransi tersebut adalah sebagai berikut: Aset
Jumlah Pertanggungan 2010
2009
1. Bangunan 2. Persediaan 3. Mesin-mesin produksi
4,800,000,000 40,000,000,000 41,656,800,000
4,100,000,000 13,000,000,000 41,656,800,000
Jumlah
86,456,800,000
58,756,800,000
Pihak manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan atas asuransi terhadap persediaan tersebut mampu menutup kerugian yang timbul karena kebakaran,banjir dan bencana alam lain (lihat catatan No. 9).
19
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Biaya dibayar dimuka: - Asuransi - Sewa - Lain-lain Uang muka: - Pembelian kertas - Pembelian lain-lain - Pembelian aset tetap
203,304,688 234,950,735 688,562,019
189,142,654 43,091,665 614,425,912
1,709,230,867 3,501,533,006 260,998,400
3,483,123,588 2,835,654,186 57,537,527
Jumlah
6,598,579,715
7,222,975,532
8. ASET LAIN-LAIN Akun ini merupakan nilai buku aset lain, terdiri dari: 2010
2009
Jaminan tender *) Hak paten Jaminan sewa Lain-lain
690,760,061 2,000,000 750,000
933,539,374 3,750,000 20,000,000 -
Jumlah
693,510,061
957,289,374
*) Akun ini merupakan jaminan berupa dana yang ditempatkan di bank oleh Perusahaan sebagai syarat keikutsertaan dalam setiap tender. Jaminan tersebut dapat ditarik kembali pada saat tender telah selesai.
20
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah) 9. ASET TETAP Rincian aset tetap adalah sebagai berikut: 31 Desember 2010 Saldo Awal Harga perolehan: Kepemilikan langsung Tanah Bangunan Instalasi Mesin-mesin Inventaris pabrik Inventaris kantor Kendaraan Aset dalam penyelesaian Aset tetap sewa guna usaha Kendaraan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
49,850,000 863,322,453 164,060,000 55,868,515 228,686,364 -
18,364,877,802 153,931,898 34,880,000 (18,553,689,701) -
13,282,715,271 8,263,106,765 1,001,596,800 78,087,404,441 6,465,964,231 13,246,426,508 9,741,696,655 20,952,965,502
1,872,652,000
166,600,000 327,219,500 4,866,653,142 1,043,216,791 1,295,040,422 5,950,931,818 35,798,082,913 -
104,828,570,920
49,447,744,585
1,361,787,332
-
152,914,528,173
Akumulasi penyusutan: Kepemilikan langsung Bangunan Instalasi Mesin-mesin Inventaris pabrik Inventaris kantor Kendaraan Aset tetap sewa guna usaha Kendaraan
3,248,950,684 246,557,216 25,130,783,016 3,786,940,432 8,273,298,021 1,653,227,486
1,038,542 863,322,453 116,143,333 54,592,369 118,811,364 -
-
3,660,162,272 288,985,910 27,624,592,699 4,431,886,960 9,768,868,241 2,226,701,088
307,487,377
412,250,130 42,428,694 3,357,132,136 761,089,862 1,550,162,589 692,284,965 234,081,500
Jumlah
42,647,244,232
7,049,429,875
1,153,908,061
-
48,542,766,047
Nilai Buku
62,181,326,687
Jumlah
13,282,715,271 8,146,356,765 674,377,300 55,719,195,950 5,432,875,542 11,972,374,601 4,019,451,201 3,708,572,290
Penambahan
1,872,652,000
541,568,877
104,371,762,127
31 Desember 2009 Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Harga perolehan: Kepemilikan langsung Tanah Bangunan Instalasi Mesin-mesin Inventaris pabrik Inventaris kantor Kendaraan Aset dalam penyelesaian Aset tetap sewa guna usaha Kendaraan
12,566,273,821 7,762,082,173 536,877,300 52,145,836,419 4,543,403,967 8,990,232,047 4,442,016,120 300,937,359
3,521,441,450 149,668,182 170,000,000 3,573,359,531 889,471,575 2,982,142,554 767,549,091 3,642,241,341
2,805,000,000 32,500,000 1,190,114,010 -
234,606,410 (234,606,410)
13,282,715,271 8,146,356,765 674,377,300 55,719,195,950 5,432,875,542 11,972,374,601 4,019,451,201 3,708,572,290
1,031,972,000
840,680,000
-
-
1,872,652,000
Jumlah
92,319,631,206
16,536,553,724
4,027,614,010
-
104,828,570,920
21
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah) 9. ASET TETAP-lanjutan 31 Desember 2009 Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Akumulasi penyusutan: Kepemilikan langsung Bangunan Instalasi Mesin-mesin Inventaris pabrik Inventaris kantor Kendaraan Aset tetap sewa guna usaha Kendaraan
2,851,921,819 233,495,034 22,264,459,610 3,217,532,137 7,204,986,044 1,962,998,742
397,028,865 24,437,182 2,866,323,406 569,408,295 1,068,311,977 482,389,082
11,375,000 792,160,338
-
3,248,950,684 246,557,216 25,130,783,016 3,786,940,432 8,273,298,021 1,653,227,486
134,705,460
172,781,917
-
-
307,487,377
Jumlah
37,870,098,846
5,580,680,724
803,535,338
-
42,647,244,233
Nilai Buku
54,449,532,360
62,181,326,687
Beban penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sebagai berikut : 2010
2009
Beban pokok penjualan Beban umum dan administrasi
5,806,217,929 1,243,211,949
4,143,792,007 1,436,888,717
Jumlah
7,049,429,877
5,580,680,724
Perhitungan atas penjualan aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Penjualan Aset Tetap
2010
Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan
2009
1,361,787,332 1,153,908,061
4,027,614,010 803,535,338
Nilai tercatat aset tetap yang dijual
207,879,271
3,224,078,672
Penerimaan dari aset penjualan tetap
797,798,428
3,945,500,000
Laba penjualan aset tetap
589,919,157
721,421,328
Pada tahun 2010 dan 2009 beberapa jenis aset tetap Perusahaan seperti bangunan, mesin-mesin produksi dan kendaraan diasuransikan dari kerusakan yang ditimbulkan oleh kebakaran, banjir dan bencana alam lainnya. Pihak manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut mampu menutup kerugian yang mungkin timbul karena kebakaran, banjir dan bencana alam lain(lihat catatan No. 6) . Sebagian aset tetap Perusahaan berupa mesin-mesin produksi, kendaraan dan bangunan diasuransikan melalui PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT. Tugu Pratama Indonesia PT. Asuransi Bina Dana Arta, PT Asuransi Dharma Bangsa pada tahun 2010 dan PT. Chartis Insurance Indonesia, PT. Asuransi Rama Satria Wibawa, PT. Asuransi Wahana Tata, PT. Asuransi Indrapura pada tahun 2009 dengan jangka waktu satu tahun yang akan jatuh tempo pada berbagai tanggal. Nilai pertanggungan atas asuransi tersebut adalah sebesar Rp. 47.764.100.000 dan Rp. 46.995.800.000 masingmasing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Sebagian aset Perusahaan dijaminkan atas fasilitas kredit yang telah diterima dari pihak bank(lihat catatan No. 10 dan No. 16) .
22
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
10. HUTANG BANK JANGKA PENDEK Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Kredit Modal Kerja Fasilitas Bank Garansi
1,602,074,352 -
26,388,437,837 372,524,803
Jumlah
1,602,074,352
26,760,962,640
Perusahaan: Kredit Modal Kerja Tahun 2010 Akun ini merupakan hutang Perusahaan kepada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk di tahun 2010 dalam bentuk Kredit Modal Kerja yang didasarkan pada Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 39 tanggal 9 April 2010 yang dibuat dihadapan Isy Karimah Syakir, S.H., Notaris di Surabaya, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan plafond Rp. 75.000.000.000 jangka waktu 12 bulan dan bunga 11% pertahun dengan sifat kredit revolving rekening koran. Tujuan penggunaan kredit untuk tambahan modal kerja industri document, printing (security document dan non security document) serta untuk menutup Kredit Modal Kerja di Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Fasilitas kredit modal kerja ini jatuh tempo pada tanggal 8 April 2011. Tahun 2009 Hutang Perusahaan di 2009 kepada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dalam bentuk Kredit Modal Kerja yang didasarkan pada perjanjian kredit No. 02.053 tanggal 7 Oktober 2002. Berdasarkan Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit (PPPK) No. (7) 02.053 tanggal 24 April 2008, Perusahaan memperoleh penambahan plafond sebesar Rp. 8.000.000.000 sehingga jumlah plafond atas perjanjian kredit tersebut adalah sebesar Rp. 34.000.000.000. Perjanjian kredit ini mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan Persetujuan Perubahan Perjanjian Kredit (PPPK) No. (7) 02.053 tanggal 24 April 2009 mengenai perubahan jangka waktu kredit dari semula jatuh tempo pada tanggal 24 April 2009 menjadi tanggal 23 April 2010. Fasilitas kredit tersebut dijamin dengan sebagian aset tetap Perusahaan, persediaan dan piutang usaha (lihat catatan No. 4, 6, dan 10) . Tingkat suku bunga atas fasilitas kredit tersebut adalah sebesar 13,75% per tahun pada tahun 2009. Berdasarkan pasal 18 atas kedua perjanjian kredit tersebut terdapat pembatasan terhadap tindakan penerima kredit di mana tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak Bank, Perusahaan tidak diperbolehkan melakukan tindakan-tindakan antara lain membagikan laba dan membayar dividen, menerima pinjaman dari pihak lain, kecuali jika pinjaman tersebut diterima dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan dengan usahanya, merubah susunan pengurus, direksi dan komisaris perusahaan, dan pembatasanpembatasan lain yang ditetapkan dalam perjanjian. Perusahaan telah memberikan keterangan kepada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dalam surat No. 285/JTP/ACC/B/VIII/2008 tanggal 7 Agustus 2008 mengenai pemberitahuan perubahan susunan pengurus dan pembaharuan specimen tanda tangan. Fasilitas Bank Garansi Tahun2010 Akun ini merupakan hutang Perusahaan kepada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam bentuk fasilitas bank garansi yang didasarkan pada Perjanjian Non Cash Loan Bank Garansi No. 41 tanggal 9 April 2010. Fasilitas ini ditujukan untuk penerbitan bank garansi dalam pelaksanaan tender dan uang muka, pelaksanaan dan pemeliharaan. Dalam fasilitas ini Perusahaan memperoleh plafond sebesar Rp. 10.000.000.000. Fasilitas bank garansi ini jatuh tempo pada tanggal 8 April 2011. Penggunaan fasilitas kredit pada tanggal 31 Desember 2010 nihil. Tahun 2009 Sedangkan di tahun 2009 Perusahaan memperoleh fasilitas bank garansi dari PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berdasarkan Perjanjian Penerbitan Bank Garansi (PPGB) No. PPGB 09.002 tanggal 4 Mei 2009. Fasilitas ini ditujukan untuk penerbitan bank garansi dalam pelaksanaan tender. Dalam fasilitas ini Perusahaan memperoleh plafond sebesar Rp. 5.000.000.000. Fasilitas bank garansi ini jatuh tempo pada tanggal 23 April 2010. Fasilitas tersebut dijamin dengan sebagian aset tetap Perusahaan, persediaan dan piutang usaha (lihat catatan No. 4, 6, 10) .
23
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
11. HUTANG USAHA Akun ini merupakan kewajiban Perusahaan atas pembelian bahan baku dan bahan pembantu kepada para pemasok dengan rincian sebagai berikut: 2010 Lokal Pihak ketiga PT. Mitrasakti Cipta Perkasa Masmedia Buana Pustaka PT. Pura Barutama Liras Perkasa CV. Diamond Printing PT. Karya Terang Sedati Percetakan Kaka PT. Supra Surya Indonesia PT. Sinar Kasih Hudmaim UD. Damajaya UD. Surya Indah CV. Leemo PT. Cakrawala Mega Indah CV. Sumber Harapan PT. Kuripasai Intrada Bass Express UD. Mandiri UD. Sejahtera UD. Pratama UD. Rukmana PT. Andover Pulp Paper Indonesia Lain-lain - saldo masing-masing di bawah Rp. 200.000.000 Jumlah pihak ketiga Jumlah lokal
2009
2,260,770,990 1,333,380,123 1,358,256,961 683,865,000 660,750,000 376,782,881 288,750,000 240,900,000 213,654,318 191,420,000 71,338,343 64,981,320 1,082,400 8,514,450,186
563,437,571 27,120,859 586,151,970 1,865,046,845 256,769,143 200,032,910 432,729,411 914,000,000 718,268,950 444,052,200 423,958,765 416,926,000 414,408,130 364,158,636 205,619,559 14,843,608,802
16,260,382,522
22,676,289,751
16,260,382,522
22,676,289,751
808,253,389
399,099,789
Impor C&C Security Printing Co.Ltd (HKD 699.520 dan HKD 329.240 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
Golden Asia Pacific Ltd 0 (USD 296.634 pada tanggal 31 Desember 2010) Great Imex 0 (USD 524,387 pada tanggal 31 Desember 2010) IDI Laser Services Pte. Ltd
2,667,036,294 4,714,763,517
(USD 42.000 pada tanggal 31 Desember 2009)
-
394,800,000
117,728,664
135,107,702
Impressive Communications Sdn.Bhd (EUR 9.847 dan EUR 10.000,77 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
Troy Group Pte. Ltd 55,593,293
(USD 2.200 dan USD 5.914,18 masing-masing
19,780,200
pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
Mahasoft Technology Sdn. Bhd. (USD 4.476 pada tanggal 31 Desember 2009)
Jumlah dipindahkan
24
-
42,074,400
8,327,562,064
1,026,675,184
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
11. HUTANG USAHA - lanjutan Impor - lanjutan 2010 Jumlah pindahan
2009
8,327,562,064
1,026,675,184
35,845,991
29,284,072
-
21,620,000
-
14,889,600
-
12,057,615
2,427,570
4,949,288
5,061,933
4,935,000
-
2,092,440
-
2,018,136
-
1,381,800
-
1,350,973
-
1,067,269
-
862,321
-
766,555
-
409,345
54,782,163
249,100
119,558
-
8,425,799,279
1,124,608,698
24,686,181,801
23,800,898,449
Luminescence (GBP 2580 dan GBP 1.937,50 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
Datastrip Limited (USD 2.300 pada tanggal 31 Desember 2009)
Chin Pyong Commercial Co. (USD 1.584 pada tanggal 31 Desember 2009)
Toppan Form Ltd (SGD 1.800 pada tanggal 31 Desember 2009)
Drewsen Spezialpapiere Gmbh & Co (USD 270 dan USD 11.430,89 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008)
Justar Technology Sdn Bhd (USD 563 dan USD 525 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009)
Mitsubishi Corporation (USD 222,60 pada tanggal 31 Desember 2009)
Kodak Singapore Pte Ltd (USD 214,70 pada tanggal 31 Desember 2009)
Rotometrics Australia Pty Ltd (USD 147 pada tanggal 31 Desember 2009)
Electric Optic Gmbh (EUR 100 pada tanggal 31 Desember 2009)
Stork Prints B.V. (EUR 79 pada tanggal 31 Desember 2009)
PFE International Ltd SGD 128,73 pada tanggal 31 Desember 2009)
Naigai Ink Mfg Co Ltd (JPY 7.537 pada tanggal 31 Desember 2009)
Teryadi Gmbh. (EUR 30,30 pada tanggal 31 Desember 2009)
The Standard Registered Company (USD 6.093 dan USD 26,50 masing-masing
Zacares SA (EUR 10 pada tanggal 31 Desember 2010) Jumlah impor Jumlah Perusahaan tidak memberikan jaminan terhadap hutang usaha.
25
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
12. HUTANG LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari: 2010 Uang muka penjualan Hutang pembelian aset Hutang lain-lain Jumlah
2009
9,741,204,052 3,462,754,679 2,371,365,982
4,765,378,222 2,795,094,524
15,575,324,712
7,560,472,746
13. PERPAJAKAN a. Pajak dibayar dimuka Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Perusahaan Pajak Pertambahan Nilai
20,963,383,808
2,957,114,007
26,888,272 -
26,888,272 151,155,740
20,990,272,080
3,135,158,019
Anak Perusahaan Pajak penghasilan: - Pasal 28A Tahun 2009 - Pasal 28A Tahun 2008 Jumlah b. Hutang pajak Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Perusahaan Pajak penghasilan - Pasal 21 - Pasal 23 - Pasal 25 - Pasal 29 - Pasal 4 ayat 2
30,682,490 72,195,097 577,451,091 10,412,106,306 49,400,418
98,394,500 33,114,961 209,060,925 5,839,844,383 -
28,334,495 -
112,268,941 100,670,553
9,014,291 138,875
9,471,228 3,236
11,179,323,063
6,402,828,727
Anak Perusahaan Pajak Pertambahan Nilai - Tahun berjalan - SKP tahun 2007 - bersih Pajak penghasilan - Pasal 21 - Pasal 29 Jumlah
26
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
13. PERPAJAKAN - lanjutan c.
Beban pajak penghasilan Taksiran beban pajak penghasilan terdiri dari: 2010
2009
Pajak kini Pajak tangguhan
(25,682,297,125) 316,264,722
(10,794,222,740) (104,073,032)
Jumlah
(25,366,032,403)
(10,898,295,772)
d. Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 Laba sebelum taksiran pajak penghasilan konsolidasi Rugi Anak Perusahaan sebelum taksiran pajak penghasilan Laba sebelum taksiran pajak penghasilan - Induk Perusahaan Koreksi fiskal Perbedaan tetap Jamuan Beban penyusutan kendaraan dan peralatan kantor Sumbangan Amortisasi selisih lebih antara nilai wajar aset dengan harga perolehan Pembayaran sewa guna usaha Bunga jasa giro dan deposito Jumlah perbedaan tetap Perbedaan waktu Beban penyusutan aset tetap Pembayaran pesangon tahun berjalan Beban penyusutan aset tetap sewa guna usaha Tunjangan pensiun karyawan Jumlah perbedaan waktu Jumlah koreksi fiskal Taksiran penghasilan kena pajak
27
2009
100,942,165,921
36,264,822,542
1,024,386,348
1,454,382,943
101,966,552,269
37,719,205,485
329,702,749 869,723,836 643,270,744
23,382,650 581,377,564 32,300,000
(119,655,304) (420,430,000) (622,442,330)
(119,655,304) (342,430,000) (260,118,197)
680,169,695
(85,143,288)
(423,958,539) (481,669,938) 234,081,500 753,458,518
(40,256,633) (16,775,750) 172,781,917 799,545,183
81,911,541
915,294,717
762,081,236
830,151,430
102,728,633,505
38,549,356,914
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
13. PERPAJAKAN - lanjutan d. Pajak kini-lanjutan Taksiran penghasilan kena pajak (rugi pajak) Perusahaan Anak Perusahaan Taksiran beban pajak - tahun berjalan Perusahaan Anak Perusahaan Dikurangi: Pajak dibayar di muka Perusahaan Pajak penghasilan pasal 22 Pajak penghasilan pasal 23 Pajak penghasilan pasal 25
102,728,633,000 (1,841,430,135)
38,549,356,000 (1,572,575,897)
25,682,158,250 138,875
10,793,819,680 403,060
8,723,978,332 173,949,045 6,372,124,568
3,263,831,773 62,099,389 1,628,044,135
15,270,051,945
4,953,975,297
-
399,824 26,888,272
-
27,288,096
15,270,051,945
4,981,263,393
Anak Perusahaan Pajak penghasilan pasal 25 Pajak penghasilan pasal 22
Jumlah pajak penghasilan dibayar di muka
2010 Hutang pajak penghasilan Perusahaan Hutang pajak penghasilan Anak Perusahaan Pajak Penghasilan Pasal 28a - Anak Perusahaan e.
10,412,106,306 138,875 26,888,272
2009 5,839,844,383 3,236 178,044,012
Pajak tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Rincian dari aset dan kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut: 2010
2009
(105,989,635) (120,417,485) 58,520,375 188,364,630 -
(10,064,158) (4,193,938) 43,195,479 199,886,296 163,734,575
20,477,885
392,558,255
Perusahaan Kewajiban pajak tangguhan Beban penyusutan aset tetap Pembayaran pesangon karyawan Beban penyusutan aset tetap sewa guna usaha Tunjangan pensiun karyawan Koreksi akibat perubahan peraturan Manfaat (beban) pajak tangguhan Perbedaan temporer tahun sebelumnya Saldo kewajiban pajak tangguhan
28
(1,135,631,116)
(1,528,189,371)
(1,115,153,231)
(1,135,631,116)
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
13. PERPAJAKAN - lanjutan e.
Pajak tangguhan-lanjutan Anak Perusahaan Aset (kewajiban) pajak tangguhan Beban penyusutan aset tetap Tunjangan pensiun karyawan Rugi fiskal Rugi fiskal yang tidak dapat terpulihkan Beban pajak tangguhan Perbedaan temporer tahun sebelumnya Saldo aset (kewajiban) pajak tangguhan
(9,214,094) 11,012,668 293,988,263 -
(38,525,349) 15,537,367 393,863,616 (867,506,921)
295,786,837
(496,631,287)
(363,823,070)
132,808,217
(68,036,233)
(363,823,070)
(1,183,189,464)
(1,499,454,186)
Saldo kewajiban pajak tangguhan Perusahaan dan Anak Perusahaan
Pada tahun 2009, Anak Perusahaan menerima Surat Keputusan Pajak (SKP) untuk tahun pajak 2008 dan 2007 dengan rincian sebagai berikut: SKP diterima tahun 2009 Jenis SKP
Jumlah
SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 23 SKPKB Pajak Pertambahan Nilai STP Pajak Pertambahan Nilai SKPLB Pajak Penghasilan Pasal 25/29 Badan SKPKB Pajak Pertambahan Nilai SKPLB Pajak Pertambahan Nilai
(17,920,000) (345,600) (127,855,038) (3,259,690) 57,003,258 (567,282,278) 406,611,725
Jumlah
(253,047,623)
Tahun Pajak 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008
14. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Tunjangan pesangon karyawan Asuransi Lain-lain
3,855,236,564 33,562,679 23,636,364
3,539,397,311 24,733,892 13,636,364
Jumlah
3,912,435,607
3,577,767,567
Perusahaan Perusahaan mencatat estimasi kewajiban imbalan kerja sebesar Rp. 3.142.596.610 dan Rp. 2.870.808.030 pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Beban terkait dibebankan dalam tahun berjalan adalah sebesar Rp. 753.458518 dan Rp. 799.545.183 pada tahun 2010 dan 2009 dalam laporan laba rugi.
29
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
14. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR-lanjutan Perusahaan mencatat akrual manfaat kesejahteraan karyawan berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan oleh PT. Bestama Aktuaria dengan menggunakan metode "Projected Credit Unit". Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam melakukan perhitungan cadangan manfaat karyawan pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 sebagai berikut:
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji tahunan Usia pensiun
: : :
2010
2009
10.76% 5% 55 tahun
12.21% 10% 55 tahun
2010
2009
Kewajiban atas manfaat karyawan adalah sebagai berikut:
Nilai kini manfaat kesejahteraan karyawan Keuntungan (kerugian) aktuarial yang tidak diakui Pengurangan cadangan karena mutasi keluar Biaya pesangon tahun berjalan
2,870,808,030 753,458,518 (481,669,938)
2,088,038,597 799,545,183 (16,775,750)
Nilai bersih kewajiban dalam neraca
3,142,596,610
2,870,808,030
Mutasi kewajiban manfaat kesejahteraan karyawan adalah sebagai berikut : 2010
2009
Saldo awal tahun Beban manfaat kesejahteraan karyawan tahun berjalan Pengurangan cadangan karena mutasi keluar Pembayaran pesangon tahun berjalan
2,870,808,030 753,458,518 (481,669,938)
2,088,038,597 799,545,183 (16,775,750)
Saldo akhir tahun
3,142,596,610
2,870,808,030
2010
2009
Beban jasa kini Beban bunga Amortisasi atas beban masa lalu - yang belum menjadi hak Pengurangan cadangan karena mutasi keluar
231,826,409 519,384,677 2,247,432 -
498,154,069 297,547,477 3,843,637 -
Jumlah beban manfaat kesejahteraan karyawan
753,458,518
799,545,183
Anak Perusahaan Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, manfaat karyawan dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003, pihak Manajemen melakukan perhitungan sendiri atas akrual cadangan pesangon karyawan dengan menggunakan pendekatan Projected Unit Credit Method dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Usia pensiun normal
2010
2009
10% per tahun 1% 55 tahun
10% per tahun 1% 55 tahun
Mutasi kewajiban manfaat kesejahteraan karyawan adalah sebagai berikut: Saldo awal Pembebanan tahun berjalan
668,589,281 44,050,673
606,439,814 62,149,467
Saldo akhir
712,639,954
668,589,281
30
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
15. SEWA PEMBIAYAAN Pada tahun 2010 dan 2009 Perusahaan mengadakan perjanjian kredit kepemilikan kendaraan dengan rincian sebagai berikut: 2010
2009
Nilai pembiayaan Bunga
1,305,720,000 201,981,600
1,305,720,000 201,981,600
Jumlah hutang dan bunga
1,507,701,600
1,507,701,600
Pembayaran angsuran Pokok Bunga
1,014,750,000 161,944,200
594,320,000 101,437,000
Angsuran hutang dan bunga
1,176,694,200
695,757,000
Saldo hutang dan bunga Bunga yang belum jatuh tempo
331,007,400 (40,037,400)
811,944,600 (100,544,600)
Saldo hutang sewa guna usaha
290,970,000
711,400,000
Hutang sewa guna usaha yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
242,763,333
420,430,000
48,206,667
290,970,000
Hutang sewa guna usaha yang akan jatuh tempo lebih dari setahun 16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG Pada tahun 2010 dan 2009 Perusahaan memiliki hutang jangka panjang dengan rincian sebagai berikut: 2010 Kredit Investasi: - Kredit investasi yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun - Kredit investasi yang akan jatuh tempo lebih dari satu tahun
2009
5,199,996,000 17,333,340,000
-
22,533,336,000
-
Tahun 2010 Berdasarkan akta perjanjian Kredit Investasi No. 40 tanggal 9 April 2010 yang dibuat dihadapan Isy Karimah Syakir, S.H., notaris di Surabaya, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Investasi dari PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan plafond Rp. 26.000.000.000 dengan tujuan tujuan pembiayaan kembali aset tetap perusahaan. Sifat kredit ini non revolving dengan jangka waktu 60 bulan dengan bunga 11% pertahun. Fasilitas kredit investasi ini jatuh tempo pada 8 April 2015. Tahun 2009 Pada tahun 2006 Perusahaan memperoleh fasilitas kredit jangka panjang dari PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berupa fasilitas Kredit Investasi melalui Perjanjian Kredit No. 06.024 tertanggal 2 Juni 2006. Fasilitas ini mempunyai plafond sebesar Rp. 2.000.000.000 dengan jangka waktu 36 bulan sejak tanggal 30 Juni 2006 sampai dengan tanggal jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2009 tanpa masa tenggang (grace period) . Pembayaran kredit sebesar Rp. 170.000.000 setiap triwulanan sejak bulan ke 3 sampai dengan bulan ke 33 dan sebesar Rp. 130.000.000 pada bulan ke 36. Bunga yang dibebankan adalah berkisar 14,5% per tahun. Fasilitas ini dijamin dengan mesinmesin. Tujuan fasilitas kredit tersebut adalah sebagai tambahan biaya pembelian mesin-mesin produksi. Perusahaan tidak memperpanjang fasilitas kredit ini setelah jatuh tempo pada bulan Juni 2009. Berdasarkan pasal 18 atas kedua perjanjian kredit tersebut terdapat pembatasan terhadap tindakan penerima kredit di mana tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pihak Bank, Perusahaan tidak diperbolehkan melakukan tindakan-tindakan antara lain membagikan laba dan membayar dividen, menerima pinjaman dari pihak lain, kecuali jika pinjaman tersebut diterima dalam rangka transaksi dagang yang berkaitan dengan usahanya, merubah susunan pengurus, direksi dan komisaris Perusahaan, dan pembatasanpembatasan lain yang ditetapkan dalam perjanjian.
31
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
17. SELISIH LEBIH ANTARA NILAI WAJAR ASET DENGAN HARGA PEROLEHAN Akun tersebut merupakan selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian atas nilai wajar aset dan kewajiban saat pengambilalihan DCS pada tanggal 4 Desember 2003 (lihat catatan 1b) . Selisih tersebut diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) selama 20 (dua puluh) tahun dimulai 1 Desember 2003. Pendapatan amortisasi yang dialokasikan ke pendapatan lain-lain adalah sebesar Rp. 119.655.304 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009. Rincian biaya perolehan atas selisih lebih antara nilai wajar aset bersih dengan harga perolehan adalah sebagai berikut: 2010 Biaya investasi DCS Nilai buku aset bersih DCS (99%)
Akumulasi amortisasi tahun sebelumnya Amortisasi tahun berjalan
14,850,000,000 17,243,106,073
14,850,000,000 17,243,106,073
(2,393,106,073)
(2,393,106,073)
727,903,097 119,655,304
Jumlah
2009
(1,545,547,672)
608,247,794 119,655,304 (1,665,202,976)
18. MODAL SAHAM Rincian pemegang saham Perusahaan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2010 (Nilai nominal Rp. 100 per saham) Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh
Pemegang saham
Persentase kepemilikan
Jumlah Rp.
PT. Jasuindo Multi Investama Tn. Yongky Wijaya PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk Nyonya Oei, Melinda Poerwanto Tn. Oei, Allan Wibisono Masyarakat (dengan jumlah masing-masing di bawah 5%)
225,000,000 15,000,000 11,333,500 7,500,000 2,500,000
64.29% 4.29% 3.24% 2.14% 0.71%
22,500,000,000 1,500,000,000 1,133,350,000 750,000,000 250,000,000
88,666,500
25.33%
8,866,650,000
Jumlah
350,000,000
100.00%
35,000,000,000
31 Desember 2009 (Nilai nominal Rp. 100 per saham) Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh
Pemegang saham PT. Jasuindo Multi Investama Tn. Yongky Wijaya PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk Nyonya Oei, Melinda Poerwanto Tn. Oei, Allan Wibisono Masyarakat (dengan jumlah masing-masing di bawah 5%)
Jumlah
32
Persentase kepemilikan
Jumlah Rp.
225,000,000 15,000,000 9,699,500 7,500,000 2,500,000
64.29% 4.29% 2.77% 2.14% 0.71%
22,500,000,000 1,500,000,000 969,950,000 750,000,000 250,000,000
90,300,500
25.80%
9,030,050,000
350,000,000
100.00%
35,000,000,000
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
19. SAHAM YANG DIBELI KEMBALI Tahun 2009 Pada tanggal 1 Januari 2009 sampai dengan tanggal 23 Januari 2009, Perusahaan melakukan pembelian kembali saham (buy back) atas saham-saham yang dimiliki oleh masyarakat sebanyak 1.634.000 saham dengan harga nominal dari saham tersebut adalah Rp. 100 atau sebesar Rp. 163.400.000. Harga pelaksanaan atas transaksi tersebut bervariasi dengan total pelaksanaan sebesar Rp. 495.810.000. Selisih harga pelaksanaan dengan harga nominal pembelian kembali saham tersebut sebesar Rp. 332.410.000 dicatat sebagai disagio pembelian kembali saham dalam akun tambahan modal disetor (lihat catatan 20). Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 Perusahaan telah melakukan pembelian kembali saham (buy back) atas saham-saham yang dimiliki oleh masyarakat sebanyak 11.333.500 saham dengan harga nominal dari saham tersebut adalah Rp. 100 atau sebesar Rp. 1.133.350.000. Selisih harga pelaksanaan dengan harga nominal pembelian kembali saham tersebut sebesar Rp. 1.676.287.500 dicatat sebagai disagio pembelian kembali saham dalam akun tambahan modal disetor (lihat catatan 20). 20. TAMBAHAN MODAL DISETOR Berdasarkan surat efektif yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK No. S-610/PM/2002 tanggal 28 Maret 2002, Perusahaan telah melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat sejumlah 100.000.000 saham dengan nilai nominal Rp. 100 per saham dengan harga penawaran Rp. 225 per saham. Sesuai dengan Surat Keputusan Bapepam-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000, bahwa biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum saham kepada masyarakat tersebut dicatat sebagai pengurang tambahan modal disetor yang berasal dari agio saham, biaya-biaya tersebut sebesar Rp. 1.651.558.056 yang merupakan jumlah biaya emisi yang terjadi dalam rangka penawaran umum saham kepada masyarakat dicatat sebagai pengurang agio saham, sehingga jumlam agio saham pada tanggal setelah tanggal efektif adalah sebesar Rp. 10.848.441.944 dan dicatat dalam akun "Agio Saham Bersih". Berdasarkan Pengumuman Penghapusan (delisting) Efek Waran Seri I PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE-W) No. Peng-044/BEJDAG/U/04-2005, dinyatakan bahwa masa perdagangan waran seri I PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk berlangsung dari tanggal 16 April 2002 sampai dengan 11 April 2005, sedangkan masa pelaksanaan waran tersebut menjadi saham masih dapat dilakukan sampai dengan tanggal 15 April 2005 dan terhitung sejak tanggal 12 April 2005 Waran Seri I PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk tidak dapat diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan efek tersebut telah dikeluarkan dari daftar efek yang termuat di Bursa Efek Indonesia. Sampai dengan tanggal pengumuman penghapusan (delisting) efek waran seri I PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk tersebut, waran yang telah dikonversi menjadi saham adalah sebesar 3.936.000 lembar dengan harga pelaksanaan sebesar Rp. 225 (dua ratus dua puluh lima Rupiah). Harga nominal dari waran tersebut adalah Rp. 100 per lembar, sehingga nilai tambahan modal disetor adalah sebesar Rp. 393.600.000, sedangkan selisih antara harga nominal dengan harga pelaksanaan adalah sebesar Rp. 492.000.000 dicatat sebagai agio saham. Jumlah waran yang dikonversi, selisih hasil konversi waran dan selisih hasil pembelian kembali saham dicatat sebagai bagian dari akun tambahan modal disetor dengan rincian sebagai berikut: 2010
2009
Waran yang dikonversi Agio saham Disagio pembelian kembali saham Saham hasil konversi waran Biaya emisi saham
393,600,000 12,500,000,000 (1,676,287,500) 492,000,000 (1,651,558,056)
393,600,000 12,500,000,000 (1,676,287,500) 492,000,000 (1,651,558,056)
Agio saham bersih
10,057,754,444
10,057,754,444
21. PENYERTAAN Akun ini merupakan nilai penyertaan saham Perusahaan di PT. Aspersindo Cipta Niaga yang didasarkan pada akta pendirian Perseroan Terbatas No. 2 Tanggal 6 Desember 2010 yang dibuat dihadapan Abraham Yazdi Martin S.H. MKn, Notaris di Bogor dengan nilai penyertaan Rp. 62.500.000 atau sebesar 250 lembar saham dengan presentasi kepemilikan 2,5%.
33
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
22. PENJUALAN - Bersih Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Penjualan Retur penjualan dan potongan penjualan
446,159,009,463 (173,296,918)
272,473,425,922 (1,515,691,371)
Jumlah
445,985,712,545
270,957,734,551
Perusahaan melakukan transaksi penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Penjualan diatas 10% di tahun 2010 kepada Ditlantas Polri sebesar Rp. 290.705.937.466 atau sebesar 65,60% dari total penjulan, sedangkan di tahun 2009 tidak ada penjualan lebih dari 10%. 23. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: 2010
2009
Bahan baku yang digunakan Biaya tenaga kerja langsung Biaya pabrikasi
224,043,746,662 16,225,945,675 22,734,361,344
135,981,644,037 12,011,368,205 11,836,882,495
Jumlah biaya produksi
263,004,053,680
159,829,894,737
Persediaan barang dalam proses Awal tahun Akhir periode
957,754,330 (896,615,970)
1,506,890,466 (957,754,330)
Jumlah biaya pokok produksi
61,138,360
549,136,136
Persediaan barang jadi Awal tahun Pembelian barang jadi Akhir tahun
Jumlah
1,289,571,041 33,579,613,902 (2,605,131,997)
3,045,102,960 37,110,990,095 (1,289,571,041)
32,264,052,946
38,866,522,014
295,329,244,987
199,245,552,887
Beban pabrikasi terdiri dari: 2010 Beban penyusutan aset tetap Beban pemeliharaan mesin Beban listrik dan solar Beban asuransi Beban gudang Beban overhead lain Jumlah
34
2009
5,806,217,929 8,760,922,540 2,110,267,864 496,737,336 34,298,850 5,525,916,824
4,143,792,007 3,460,577,058 2,029,602,820 545,994,472 19,212,000 1,637,704,138
22,734,361,344
11,836,882,495
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
23. BEBAN POKOK PENJUALAN-lanjutan Perusahaan melakukan transaksi pembelian kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaiman halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Perusahaan melakukan pembelian dari: 2010
2009
Pihak ketiga - PT. Cakrawala Mega Indah - PT. Pura Barutama - Asian Strait - Great Imex - Lain-lain - masing-masing di bawah 10% dari pembelian
46,524,213,223 3,480,864,966 28,581,752,812 54,867,275,889 117,628,715,404
40,209,063,523 34,479,369,900 37,413,427,316
Jumlah
251,082,822,294
112,101,860,739
24. BEBAN PENJUALAN Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Beban pengiriman Beban pegawai Beban promosi/ iklan Beban transportasi Beban pemeliharaan
12,001,000,299 8,142,336,729 1,564,273,462 550,098,366 451,775,757
12,388,970,866 2,040,279,422 721,177,970 731,930,920 218,823,677
Jumlah
22,709,484,613
16,101,182,855
25. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Akun ini terdiri dari: 2010
2009
Beban gaji, tunjangan dan lembur Beban reparasi dan perawatan Beban pegawai lain-lain Beban transportasi Beban penyusutan aset tetap Beban pos dan telekomunikasi Beban kantor lainnya Beban iuran dan sumbangan Beban tunjangan pesangon karyawan Beban rumah tangga kantor Beban provisi bank Beban listrik dan air Beban perijinan Beban administrasi bank Beban jasa profesional Beban asuransi Beban administrasi kantor Beban perjamuan Beban pajak daerah/ PBB Beban bonus dan THR Beban penghapusan piutang
13,472,308,077 1,430,268,958 1,274,548,565 1,268,125,376 1,243,211,949 1,049,989,697 864,196,052 858,968,760 797,509,191 721,587,924 452,739,132 447,848,845 425,972,704 358,277,040 324,978,280 114,773,186 106,866,667 68,909,838 49,098,720 43,062,000 19,069,349
9,566,575,894 1,141,678,197 142,410,360 821,829,536 1,436,888,717 875,172,281 52,199,290 458,512,580 861,694,650 191,019,900 284,763,921 402,685,935 619,429,140 175,830,201 148,958,980 80,882,052 734,390,577 11,725,982 40,869,658 66,564,325 27,684,711
Jumlah
25,392,310,310
18,141,766,887
35
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
26. LAIN-LAIN BERSIH Akun ini terdiri dari: 2010 Pendapatan bunga pihak ketiga Penjualan sampah kertas Potongan harga dari pemasok Pendapatan denda dari perusahaan jasa pengiriman Klaim produk rusak Denda Lain-lain bersih Jumlah
2009
991,830,914 83,139,459 79,198,789 375,000 (5,045,455) (873,283) (374,040,243)
6,707,542 79,164,400 197,856,373 28,495,743 (138,587,910) (142,187,290) (79,050,767)
774,585,181
(47,601,909)
27. LABA PER SAHAM Penerapan PSAK No. 56 mengenai "laba per saham" untuk perusahaan adalah sebagai berikut (lihat catatan 2n) : 2010
2009
Laba usaha dan laba bersih Laba usaha dan laba bersih untuk tujuan penghitungan laba per saham (pembilang) adalah sebagai berikut: Laba usaha Laba bersih
102,554,672,635 75,583,420,902
37,469,231,922 25,388,078,148
Jumlah saham Jumlah saham berdasarkan rata-rata saham beredar (penyebut) untuk tujuan penghitungan laba per saham adalah sebagai berikut: 2010 2009 350,000,000
350,000,000
293 216
107 73
350,000,000
350,000,000
350,000,000 3,936,000
350,000,000 3,936,000
353,936,000
353,936,000
290 214
106 72
Laba per saham dasar Laba usaha per saham Laba bersih per saham Perhitungan rata-rata saham beredar Tahun 2010 dan 2009 1 Januari - 31 Desember Jumlah rata-rata saham beredar Perhitungan rata-rata saham beredar dilusian Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar Pengaruh efek waran berpotensi saham biasa dilutif *) Jumlah Laba per saham dilusian*) Laba usaha per saham Laba bersih per saham
*) Sejak tanggal 15 April 2005, waran atas nama Perusahaan telah lewat waktu (kadaluwarsa) dan sampai dengan tanggal tersebut jumlah waran efek waran berpotensi saham biasa dilutif adalah sebesar 3.936.000 waran masing-masing pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
36
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
28. ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN Tabel berikut menyajikan aset keuangan dan kewajiban keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010. Aset Keuangan Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Aset lain-lain
79,449,172,920 9,762,300,306 6,139,100,568 693,510,061
Tidak memiliki kuotasi harga dipasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur dengan andal Penyertaan saham
62,500,000
Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar aset keuangan tidak berbeda material dengan nilai tercatatnya. Beban dibayar di muka dan uang muka dan pajak dibayar di muka tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan berdasarkan PSAK 55 (revisi 2006)
Hutang bank Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang sewa pembiayaan
24,135,410,352 24,686,181,801 15,575,324,713 290,970,000
Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar kewajiban keuangan tidak berbeda material dengan nilai tercatatnya. Kewajiban pajak dan kewajiban diestimasi (kesejahteraan karyawan) tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan berdasarkan PSAK 55 (revisi 2006) Aset dan kewajiban dalam mata uang asing Jumlah aset dan kewajiban mata uang asing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2010 Aset
Mata uang asing
31 Desember 2009
Rupiah
Mata uang asing
Rupiah
Kas Euro Dolar Amerika Serikat Dolar Hongkong Dolar Singapura Mata uang lain
Bank Dolar Amerika Serikat Euro
Jumlah aset
991.24 279.05 4370 235 -
11,851,057 1,947,939 5,049,273 2,112,885 10,188,569
1,920.67 7.08 1,088.25 831.05
25,947,739 47,425 1,319,160 7,811,880 849,889
5,875.29
31,149,723
3,847.05
35,976,093
33,321.71 3,102.50
299,595,494.61 37,092,838.48
30,489.35
286,599,890
36,424.21
336,688,333
30,489.35
286,599,890
42,299.50
367,838,056
34,336.40
322,575,983
37
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
28. ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN-lanjutan 31 Desember 2010 Kewajiban Hutang usaha Dolar Amerika Serikat Dolar Singapura Euro Dolar Hongkong Yen Jepang GBP
Jumlah kewajiban
Mata uang asing
Rupiah
31 Desember 2009 Mata uang asing
Rupiah
838,071.00 9,857.00 699,520.00 2,580.00
7,535,096,361.00 117,848,222.03 808,253,388.80 35,845,991.10
57,936.50 1,928.73 10,210.07 329,240.00 7,537.00 -
544,603,057 12,919,936 137,935,289 399,099,789 766,555 29,284,072
1,550,028.00
8,497,043,963
406,852.30
1,124,608,698
1,550,028.00
8,497,043,963
406,852.30
1,124,608,698
(1,507,728.50)
(8,129,205,907)
(372,515.89)
Jumlah aset (kewajiban) bersih dalam mata uang asing
(802,032,715)
29. INFORMASI SEGMEN USAHA Penjualan produk Perusahaan dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) produk utama yaitu Non Security (dengan menggunakan bahan baku kertas HVS, NCR dan lain-lain) dan produk Security . Produk yang bersifat security adalah produk-produk yang memerlukan ijin khusus dalam produksinya, misalnya cek, bilyet giro, saham atau surat berharga lainnya. Rincian tentang segmentasi produk Perusahaan adalah sebagai berikut: 2010 Security Security modern Security traditional Non security Non security modern Non security traditional Penjualan barang dagangan Penjualan lain-lain Jumlah sebelum eliminasi Eliminasi Jumlah
2009
4,112,173,934 336,281,623,012
1,930,340,355 84,268,958,579
6,067,850,716 65,395,128,631 27,721,490,149 6,618,969,059
12,094,493,142 131,213,741,732 37,766,130,699 4,239,858,008
446,197,235,501
271,513,522,515
211,522,956
555,787,964
445,985,712,545
270,957,734,551
Sedangkan berdasarkan geografis, penjualan Perusahaan dapat dikategrikan menjadi penjualan lokal dan penjualan eksport. Rincian tentang segmentasi produk Perusahaan berdasarkan geografis adalah sebagai berikut: 2010
2009
Penjualan lokal
445,985,712,545
270,957,734,551
Jumlah
445,985,712,545
270,957,734,551
38
PT. JASUINDO TIGA PERKASA Tbk dan ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (Dalam Rupiah)
30. PENERBITAN STANDAR AKUNTASI KEUANGAN BARU Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi keuangan (ISAK) dan mencabut bebarapa PSAK tertentu. Standar-standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut: Periode yang dimulai pada atau setelah 1 januari 2011 1. 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa PSAK 10 (revisi 2009), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing PSAK 12 (revisi 2009), Bagian partisipasi Dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi Pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tidak Berwujud PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
31. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyelesaian laporan keuangan konsolidasi yang diselesaikan pada tanggal 15 Maret 2011.
39