LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
DETERMINAN DARI STATUS KESEHATAN, STATUS JAMINAN SOSIAL DAN STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA (STUDI LANSIA PEDESAAN DI PROVINSI BALI)
Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
Made Susilawati, S.Si., M.Si., NIDN. 0002097101 Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si., M.Si., NIDN. 0011067113 Drs. Nyoman Dayuh Rimbawan, MM., NIDN. 0006054807
UNIVERSITAS UDAYANA OKTOBER 2015
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian
:
Determinan dari Status Kesehatan, Status Jaminan Sosial dan Status Pekerjaan Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi Lanjut Usia (Studi Lansia Perdesaan di Provinsi Bali)
Peneliti/Pelaksana Nama Lengkap NIDN Jabatan Fungsional Program Studi Nomor HP Surel (e-mail) Anggota Peneliti (1) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Anggota Peneliti (2) Nama Lengkap NIDN Perguruan Tinggi Institusi Mitra (jika ada) Nama Institusi Mitra Alamat Penanggung Jawab Tahun Pelaksanaan Biaya Tahun Berjalan Biaya Keseluruhan
: : : : : : :
MADE SUSILAWATI, S.Si., M.Si. 0002097101 Lektor Kepala Matematika 081337580631
[email protected]
: : :
DESAK PUTU EKA NILAKUSMAWATI, S.Si., M.Si. 0011067113 Universitas Udayana
: : : : : : : : : :
Drs. NYOMAN DAYUH RIMBAWAN, MM 0006054807 Universitas Udayana
Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Rp. 53.500.000,00 Rp. 142.237.000,00 Denpasar, 21 – 11 – 2014 Ketua Peneliti,
Mengetahui, Dekan FMIPA UNUD
(Ir. A.A.G. Raka Dalem, M.Sc.(Hons)) NIP/NIK 196507081992031004
(MADE SUSILAWATI, S.Si., M.Si.) NIP/NIK 197109021998022001
Menyetujui, Ketua LPPM UNUD
(Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.) NIP/NIK 196408071992031002
ii
RINGKASAN Tujuan Secara keseluruhan penelitian ini diarahkan pada status kesehatan, jaminan sosial dan status pekerjaan, dengan tujuan: mengetahui secara luas latar belakang sosial ekonomi lansia; mengetahui model dari status kesehatan lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya; mengetahui model dari status jaminan sosial lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya; dan mengetahui model dari status pekerjaan lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di 8 kabupaten di Provinsi Bali, dengan total sampel sebanyak 430 lansia. Teknik pengambilan sampel untuk setiap kabupaten dipilih secara acak 3 desa, selanjutnya secara proporsional diambil sampel di masing-masing desa. Banyaknya sampel yang diambil proporsional dengan jumlah lansia yang ada di masingmasing desa hingga tercapai jumlah sampel 430 lansia. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Karakteristik sosial ekonomi (umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pendapatan, status ekonomi), status kesehatan lansia, status jaminan sosial, dan status pekerjaan. Analisis statistika yang digunakan adalah analisis diskriptif dan analisis regresi logistik. Dari model-model yang diperoleh merupakan acuan dalam revisi kebijakan tentang kesejahteraan lansia. Latar belakang sosial ekonomi lansia diperoleh sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 67,2% dan 32,8% tidak bekerja. Menurut ada/tidaknya Jaminan sosial, diperoleh sebagian besar lansia (81.2%) tidak mempunyai jaminan sosial dan sisanya mempunyai jaminan sosial, seperti tunjangan pensiun, asuransi hari tua, Jaminan sosial lanjut usia (JSLU), maupun tunjangan lainnya. Status kesehatan lansia, menunjukkan sebagian besar responden (63%) mempunyai status sehat, sedangkan sisanya 37% menyatakan tidak sehat. Model yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan lansia dengan variabel karakteristik sosial ekonomi lansia adalah model regresi logistic biner. Hasil uji diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x) 16.204 0.152Umur 3.459TunjHariTua 2.421Pendp tan (1) Model 1 mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya umur lansia dan ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua, hal tersebut akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja. Variabel besaran pendapatan lansia menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja. Variabel-variabel yang berpengaruh pada status kesehatan lansia adalah variabel umur dan pendapatan keluarga, dengan model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x) 1.180 0.033Umur 0.309PendKelu arg a (2) Model 2 mengindikasikan bahwa bertambahnya umur akan menurunkan derajat kesehatan lansia dan peningkatan pendapatan keluarga akan menurunkan persepsi responden mengenai status kesehatannya. Variabel tingkat pendidikan lansia berpengaruh signifikan terhadap status tunjangan hari tua, dengan model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x) 6.767 0.855Pendidikan (3) Berdasarkan model 3 dapat dinyatakan bahwa meningkatnya tingkat pendidikan lansia akan meningkatkan peluang mempunyai tunjangan hari tua. iii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena perkenan-Nya penelitian “Determinan dari Status Kesehatan, Status Jaminan Sosial dan Status Pekerjaan Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi Lanjut Usia (Studi Lansia Pedesaan Di Provinsi Bali)” dapat dilaksanakan dengan baik dan Laporan Tahunan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Terlaksananya penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dirjen Dikti yang telah mendanai penelitian ini, sehingga penelitian ini bisa terlaksana. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng, sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, atas dukungannya dalam kegiatan penelitian ini. 3. Bapak Ir. A.A.G. Raka Dalem, M.Sc. (Hons), selaku dekan FMIPA Universitas Udayana, atas dukungannya. 4. Teman-teman sejawat di FMIPA Universitas Udayana, yang turut memberikan sumbang saran dan dukungan. 5. Mahasiswa Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Udayana yang terlibat dalam pengumpulan data di lapangan, serta semua pihak yang turut membantu demi kelancaran kegiatan penelitian ini. Laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari berbagai pihak diterima dengan senang hati, demi perbaikan pelaksanaan peenelitian di tahun berikutnya. Akhir kata, semoga hasil penelitian ini memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi kita semua Denpasar, 21 November 2014 Tim Peneliti
iv
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................
ii
RINGKASAN......................................................................................................
iii
PRAKATA...........................................................................................................
iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................
v
DAFTAR TABEL.................................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
viii
BAB I.
PENDAHULUAN.................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................
1
1.2 Keutamaan Penelitian ..............................................................................
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
4
2.1 Konsep dan Definisi Lanjut Usia (Lansia) .............................................
4
2.2 Lansia dan Permasalahannya ...................................................................
6
2.3 Studi Pendahuluan ...................................................................................
8
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ...........................................
10
3.1
Tujuan Penelitian ....................................................................................
10
3.2
Manfaat Penelitian ...................................................................................
10
BAB IV. METODE PENELITIAN .....................................................................
11
4.1
Pemilihan Daerah Penelitian..................................................................
11
4.2
Teknik Sampling ....................................................................................
11
4.3
Teknik Pengumpulan Data ....................................................................
11
4.4
Variabel-variabel Penelitian ..................................................................
12
4.5
Metode Analisis Data ............................................................................
13
BAB V. HASIL YANG DICAPAI ......................................................................
16
5.1
Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Pedesaan Provinsi Bali .............
16
5.2
Model Status Pekerjaan Lansia ..............................................................
18
5.3
Model Status Kesehatan Lansia .............................................................
21
5.4
Model Status Tunjangan Hari Tua Lansia .............................................
23
BAB VI. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA.......................................... ..
26
6.1
Rencana Tahap Penelitian Tahun II .......................................................
v
26
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................
27
7.1
Kesimpulan ............................................................................................
27
7.2
Saran ......................................................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
30
LAMPIRAN .........................................................................................................
31
vi
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
5.1
Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Pedesaan Provinsi Bali ..............
5.2
Hasil Uji Khi Kuadrat Status Pekerjaan dengan Karakteristik
16
Sosial Ekonomi ......................................................................................
19
5.3
Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Pekerjaan Lansia .........
20
5.4
Hasil Uji Khi Kuadrat Status Kesehatan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi.............................................................. .......................
22
5.5
Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Kesehatan Lansia ........
23
5.6
Hasil Uji Khi Kuadrat Status Tunjangan Hari Tua dengan
5.7
Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia ........ ...........................................
24
Hasil Uji Regresi Multivariate Status Tunjangan Hari Tua...................
25
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Instrumen: Kuesioner Penelitian ..........................................................
31
2.
Personalia Tenaga Peneliti Beserta Kualifikasinya. ...............................
34
3
Publikasi Hasil Penelitian .....................................................................
35
viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil dari pembangunan nasional telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup yang makin meningkat. Hal tersebut berdampak pada peningkatan jumlah penduduk lanjut usia. Fenomena peningkatan jumlah penduduk lanjut usia pada abad ini, menjadikan penduduk lansia sebagai salah satu kelompok sasaran pembangunan yang menjadi fokus perhatian pemerintah. Menurut BPS (2011), perubahan struktur penduduk lansia ini memberikan implikasi kepada perumusan dan arah kebijakan pembangunan, salah satunya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk lansia. Menanggapi kondisi tersebut maka diperlukan adanya penanganan yang lebih baik mengenai kesejahteraan lansia, karena lansia merupakan kelompok yang banyak mengalami kemunduran dari segi fisik, psikologi, sosial, ekonomi, dan kesehatan. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup lansia, perlu upaya pemberdayaan guna menunjang derajat kesehatan dan peningkatan mutu kehidupan lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, secara umum jumlah penduduk lansia di Indonesia sebanyak 18,04 juta orang atau 7,59 persen dari keseluruhan penduduk. Jumlah penduduk lansia perempuan (9,75 juta orang) lebih banyak dari jumlah penduduk lansia laki-laki (8,29 juta orang). Sebarannya jauh lebih banyak di daerah perdesaan (10,36 juta orang) dibandingkan di daerah perkotaan (7,69 juta orang). Bila dilihat dari hasil Sensus Penduduk 1971, jumlah penduduk lansia sekitar 5,31 juta orang atau 4,48 persen dari seluruh penduduk, dan menjadi empat kali lipat pada tahun 2010 yaitu sekitar 18,04 juta orang atau 7,59 persen. Jumlah penduduk lansia di Provinsi Bali sebanyak 380.115 orang atau 9,77 persen dari keseluruhan penduduk, dengan komposisi penduduk lansia perempuan sebesar 202.594 orang dan laki-laki 177.521 orang. Persentase penduduk lansia Provinsi Bali sebesar 9,77 persen menunjukkan bahwa Provinsi Bali termasuk daerah yang memasuki era penduduk berstruktur tua (aging structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas telah melebihi angka tujuh persen. Angka ini terlihat jelas pada penduduk lansia perempuan
1
baik di daerah perkotaan (7,12 persen) maupun perdesaan (13,80 persen) dan lansia lakilaki di daerah perkotaan (7,12 persen) dan perdesaan (12,01 persen) (BPS, 2011). Perubahan struktur penduduk mempengaruhi angka beban ketergantungan, salah satunya adalah beban ketergantungan penduduk lansia. Rasio ketergantungan penduduk lansia (old dependency ratio/ODR) adalah angka yang menunjukkan tingkat ketergantungan penduduk lansia pada penduduk usia produktif (15-59 tahun). Dari angka ini tercermin besarnya beban ekonomi yang harus ditanggung penduduk produktif untuk membiayai penduduk lansia. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa rasio ketergantungan penduduk lansia pada tahun 2010 di Provinsi Bali adalah sebesar 15,18, berarti bahwa untuk setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar 15-16 orang penduduk lansia. Angka tersebut akan mengalami peningkatan seiring dengan tingginya angka harapan hidup penduduk Provinsi Bali. Hasil Sensus Penduduk 2010 untuk Provinsi Bali, juga menunjukkan masih banyak lansia yang berperan sebagai kepala rumah tangga (37,69 persen), dimana lansia berperan sebagai pemimpin rumah tangga dan bertanggungjawab terhadap rumah tangga dari segi psikologis maupun ekonomi. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi lansia, dimana memasuki masa tua seyogyanya lansia dapat menikmati hari tuanya tanpa beban yang berat. Tingginya persentase lansia yang menjadi tulang punggung keluarga didominasi oleh penduduk lansia laki-laki (65,03 persen). Penduduk lansia yang termasuk dalam angkatan kerja merupakan lansia potensial. Mereka tergolong sebagai lansia produktif dan mandiri. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa dari keseluruhan penduduk lansia sekitar 54,20 persen diantaranya bekerja. Proporsi lansia laki-laki bekerja (65,35 persen) dan lansia perempuan (44,44 persen). Kondisi ini terjadi baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Dilihat dari lapangan pekerjaan lansia di Provinsi Bali, data Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja lansia paling besar adalah pertanian (68,50 persen), sektor perdagangan (15,00 persen) dan sector jasa-jasa (5,01 persen) dan industri pengolahan (6,61 persen). Dilihat dari status pekerjaan, dari keseluruhan penduduk lansia yang bekerja dengan status berusaha sendiri (37,51 persen), bekerja dengan status berusaha dibantu buruh (30,89 persen), pekerja tidak dibayar (23,79 persen) dan sebagai pekerja bebas (6,65 persen) sisanya sebagai buruh/karyawan (6,61 persen) 2
Hal yang perlu dicermati adalah adanya pandangan bahwa peningkatan jumlah penduduk lansia akan meningkatkan beban penduduk usia produktif, jika dikaitkan dengan perhitungan rasio ketergantungan penduduk lansia (old dependency ratio/ODR), yang merupakan tingkat ketergantungan penduduk lansia pada penduduk usia produktif. Jika penduduk lansia tersebut semakin meningkat jumlahnya, maka beban penduduk usia produktif akan semakin besar. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang bekerja untuk mencari nafkah, seperti yang diuraikan pada uraian hasil Sensus Penduduk 2010 di atas. 1.2 Keutamaan Penelitian Menurut Affandi (2009), banyaknya lansia yang masih bekerja disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar, serta secara fisik dan mental lansia tersebut masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan ekonomi yang relatif besar pada lansia kemungkinan disebabkan tidak/belum adanya jaminan sosial ekonomi yang memadai bagi lansia. Di Indonesia jaminan hari tua, seperti uang pensiun masih sangat terbatas untuk mereka yang bekerja di sektor formal saja, tidak untuk sektor informal. Oleh karena itu, perlu dipikirkan berbagai upaya untuk menjangkau lansia yang tidak punya pensiun atau jaminan hari tua., mengingat jumlah mereka lebih banyak dibanding lansia dari sektor formal. Meningkatnya jumlah penduduk lansia tentu membuat semakin berat pula beban negara. Dampak dari pertambahan penduduk lansia ini masih perlu mendapatkan perhatian, mengingat secara umum kondisi fisik, mental dan sosial lansia yang sudah banyak mengalami kemunduran, apalagi masih minimnya lansia yang mempunyai jaminan sosial, sehingga masih banyak lansia yang harus bekerja disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar. Berdasarkan kondisi yang kontradiktif tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui determinan dari status kesehatan, jaminan sosial dan status pekerjaan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi lansia.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Definisi Lanjut Usia (Lansia) Pengertian lanjut usia menurut Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi “Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Menurut BPS, lansia adalah penduduk berumur 60 tahun ke atas. Sedangkan menurut Hardywinoto dan Setiabudhi (1999: 8), kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Penggolongan lansia menurut Depkes, digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: (1) Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia; (2) Kelompok lansia (65 tahun ke atas); dan (3) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun. Berdasarkan aspek ekonomi, lansia (60 tahun ke atas) dikelompokkan menjadi (1) lansia yang produktif yaitu lansia yang sehat baik dari aspek fisik, mental maupun sosial; dan (2) lansia yang tidak produktif yaitu lansia yang sehat secara fisik, tetapi tidak sehat dari aspek mental dan sosial; atau sehat secara mental tetapi tidak sehat dari aspek fisik dan sosial; atau lansia yang tidak sehat baik dari aspek fisik, mental maupun sosial. Secara demografis, pengelompokan penuaan penduduk dapat dilihat dari beberapa ukuran yaitu dependency ratio, persentase penduduk lansia, dan dari sisi umur median penduduk. Dari dependency ratio suatu penduduk disebut sebagai penduduk tua jika dependency ratio penduduk tuanya sudah di atas 10 persen. Dari persentase penduduk lansia, struktur penduduk lansianya sudah mencapai 7 persen ke atas. Sedangkan dari umur median penduduk, sebuah penduduk disebut sebagai penduduk tua jika umur mediannya 30 tahun ke atas. Proses penuaan merupakan hal yang kompleks, dan belum ditemukan secara pasti fenomena yang melandasi mekanisme penuaan tersebut. Karena itu, perlu kriteria untuk menyatakan penduduk usia tua (lansia). Untuk mendefinisikan istilah penduduk lansia (lanjut usia) bukanlah hal yang mudah. Menurut BKKBN (1998), beberapa aspek yang 4
perlu dipertimbangkan untuk menentukan batasan penduduk lansia adalah aspek biologi, ekonomi, sosial, dan usia atau batasan usia. Secara biologis, penduduk lansia adalah penduduk yang telah menjalani proses penuaan dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya terhadap serangan berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usia, terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Ditinjau dari aspek ekonomi, penduduk lansia secara umum dipandang lebih sebagai beban daripada potensi sumber daya bagi pembangunan. Warga tua dianggap sebagi warga yang tidak produktif dan hidupnya perlu ditopang oleh generasi yang lebih muda. Bagi penduduk lansia yang masih memasuki lapangan pekerjaan, dianggap produktifitasnya sudah menurun, sehingga pada umumnya pendapatannya lebih rendah dibandingkan yang diterima oleh penduduk usia muda. Namun demikian tidak semua yang termasuk dalam kelompok umur lansia ini memiliki kualitas dan produktifitas rendah. Pada sebagian penduduk, kualitas penduduk usia tua tidak kalah dibandingkan mereka yang berada dalam kelompok umur muda, sebab di usia senja mereka telah memiliki cukup pendidikan dan pengalaman yang belum tentu dimiliki oleh kaum muda. Dari sudut pandang sosial, penduduk lansia merupakan suatu kelompok sosial tersendiri. Di negara Barat misalnya, penduduk lansia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Hal ini ditandai oleh keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh dalam pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun di usia tua. Namun di masyarakat tradisional di Asia pada umumnya, termasuk Indonesai, penduduk lansia menduduki kelas sosial yang tinggi, yang harus dihormati oleh masyarakat yang usianya lebih muda. Dari beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mendefinisikan penduduk lanjut usia, pendekatan usia adalah yang paling memungkinkan untuk digunakan. Batasan usia ini mudah untuk diimplementasikan karena informasi tentang usia hampir selalu tersedia pada berbagai sumber data kependudukan. Menurut Noveria dalam Affandi (2009), mengemukakan bahwa meskipun secara prosentase, penduduk usia lanjut di Indonesia tidak sebesar yang di miliki oleh negaranegara lain seperti Hongkong (14,3 persen), Singapora (9,6 persen) dan Korea Selatan (8,8 persen) pada tahun 1995, namun secara absolut jumlahnya lebih besar di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Tingginya jumlah lansia tersebut tidak dibarengi dengan tingkat pendidikan dan pendapatan yang tinggi dan kemungkinan besar 5
tingkat kesehatan juga rendah. Hal tersebut tentunya akan menambah kesulitan bagi para lansia dan keluarganya. Disatu sisi mereka hidup miskin dan harus memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang layak. Lalu bagaimanakah kondisi mereka sebenarnya dan apa yang mestinya dilakukan pemerintah untuk menopang kelangsungan hidup mereka. Selain itu, faktor keluarga juga amat menentukan di dalam perjalanan hidup para lansia dimana selama ini diyakini bahwa dukungan penduduk lanjut usia merupakan tanggung jawab keluarga, terutama anak, sesuai dengan nilai yang dianut oleh kebanyakan masyarakat bahwa menjaga orang tua yang masih berusia lanjut merupakan kewajiban anak sebagai keturunannya (Noveria dalam Affandi 2009). Disamping itu, banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak merupakan tempat bergantung jika mereka sudah tua dan tidak sanggup hidup sendiri, baik karena alasan ekonomi maupun alasan kesehatan. Nilai-nilai penghargaan terhadap orang tua tersebut tidak akan dapat bertahan, mengingat perubahan nilai-nilai kehidupan di atas akan berubah seiring dengan perubahan jaman. Hal ini dibuktikan dengan mulai banyak kasus orang tua yang terlantar, mulai dari gelandangan sampai dengan menumpuknya orang tua di panti jompo. Kondisi ini memaksa mereka untuk tetap menjadi anggota pasar kerja sangatlah dimungkinkan di masa depan (Affandi, 2009)
2.2 Lansia dan Permasalahannya Tesis umum dari teori modernisasi adalah bahwa modernisasi secara relatif menghasilkan lansia dengan status lebih rendah di masyarakat manapun. Hasil Modernisasi berdampak pada peningkatan harapan hidup dan penurunan fertilitas karena teknologi modern membawa serta sarana untuk peningkatan hidup dan mengontrol kelahiran (Cowgill & Holmes, 1972). Konsekuensi dari modernisasi dan urbanisasi tentu akan memberikan kontribusi pada hilangnya banyak kekuasaan dan prestise dari orang tua dan juga mempengaruhi perawatan lansia (Cowgill, 1986). Menurut Chen (2005), penuaan penduduk tentu akan menciptakan tuntutan baru pada pensiun, dan ketika digabungkan dengan fertilitas rendah, hal tersebut akan menghasilkan beban ekonomi yang lebih berat bagi generasi mendatang. Penuaan kemungkinan juga membawa tuntutan pada perawatan jangka panjang. Isu yang terkait 6
dengan usia pensiun, pemanfaatan yang efektif dari tenaga usia lanjut dan pengaturan hidup yang tepat untuk orang tua, dan lainnya, dapat mendasari kebijakan penting yang perlu mendapatkan penanganan. Masalah penuaan membutuhkan komitmen jangka panjang. Kebijakan harus dibuat sesegera mungkin dengan mempertimbangkan kondisi khusus dari budaya dan kondisi sosial untuk tiap-tiap daerah. Dalam semua negara di dunia, penuaan penduduk mengubah rasio ketergantungan dan secara dramatis meningkatkan jumlah lanjut usia yang akan membutuhkan perawatan. Cantor (1989) menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah lansia membawa perubahan dramatis dalam kehidupan keluarga, dalam sifat dan tingkat intervensi yang diperlukan untuk mendukung populasi yang menua, dan pengertian kita tentang peran keluarga dan masyarakat dalam menyediakan kebutuhan tersebut. Meskipun orang tua mengelola secara mandiri dengan hanya biasanya bantuan anggota keluarga, peningkatan jumlah usia lanjut dan orang yang menderita kelemahan dan ketidakmampuan memerlukan perawatan sosial yang lebih luas. Peningkatan jumlah lansia menimbulkan berbagai masalah sosial dan ekonomi bagi keluarga dan negara. Perubahan dramatis dalam lingkungan yang lebih besar disebabkan oleh pembangunan ekonomi. Urbanisasi, industrialisasi, migrasi, dan globalisasi menyebabkan perubahan dalam struktur keluarga dan dukungan antar generasi lansia. Dalam studi oleh Munsur, et al (2010) tentang latar belakang sosio-ekonomi, pengaturan hidup, status kesehatan dan penyalahgunaan (abuse) wanita berusia 60 tahun dan lebih tua di distrik Naogaon pedesaan Bangladesh. Data dikumpulkan dari tujuh desa dengan menggunakan probability proportional to size (PPS) sampling. Temuan menunjukkan bahwa mayoritas dari lansia yang diteliti tidak memiliki pendidikan dasar, sebagai tenaga kerja tidak dibayar, janda, tidak memiliki penghasilan dan secara ekonomi tergantung pada orang lain. Analisis pengaturan hidup dari responden, menunjukkan bahwa sebagian besar hidup dengan anak-anak yang sudah menikah. Sebuah interpretasi positif temuan ini bahwa pengaturan hidup lansia perempuan Bangladesh yang menguntungkan bagi kesejahteraan mereka secara keseluruhan, karena tinggal bersama dengan kerabat merupakan sumber terpercaya dari bantuan dan dukungan. Sebagian besar lansia menyatakan bahwa status kesehatan mereka “tidak sehat” dan mereka kebanyakan menderita penyakit terkait arthritis dan memperoleh 7
perawatan dari dokter desa. Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa status perkawinan responden, status pekerjaan, pendapatan bulanan keluarga, dan kebiasaan keracunan (habit of intoxication ) secara signifikan mempengaruhi status kesehatan lansia perempuan. Selanjutnya, analisis penyalahgunaan (abuse) menunjukkan bahwa sekitar 35 persen disalahgunakan, terutama secara mental karena kemiskinan. Analisis multivariat menunjukkan bahwa usia responden, status perkawinan, tingkat pendidikan dan status pekerjaan secara signifikan mempengaruhi penyalahgunaan (abuse) lansia perempuan. Temuan menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara pengaturan hidup, status kesehatan, dan penyalahgunaan (abuse). Penelitian Milligan, K. & Tammy, S. (2008) tentang lansia bekerja, dari hasil surveI diperoleh tanggapan responden mengenai sikap tentang pekerjaan dan pension, diperoleh bahwa sebagian besar menyatakan memilih untuk berhenti bekerja ketika mereka pensiun dan banyak dari mereka yang ingin melanjutkan akan mencari pengaturan paruh waktu. 2.3 Studi Pendahuluan Studi pendahuluan telah dilakukan mengkhususkan pada model status pekerjaan lansia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Studi pendahuluan dilakukan di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, dengan pertimbangan di Kabupaten Badung, Kecamatan Mengwi memiliki penduduk lansia paling banyak (35,75%). Data studi pendahuluan diperoleh melalui penyebaran angket kepada para lansia yang berumur 6074 tahun dan sudah pensiun. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling, terhadap 140 orang responden. Variabel penelitian ini yaitu: tingkat pendidikan, status dalam rumah tangga, status kawin, lama sakit dalam seminggu, ada/tidak tanggungan, tunjangan hari tua, dan status pekerjaan lansia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis log-linier. Berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh bahwa status pekerjaan lansia berinteraksi dengan ada/tidaknya tanggungan dan ada/tidaknya tunjangan hari tua, status pekerjaan lansia berinteraksi dengan status dalam rumah tangga dan lama sakit dalam seminggu, status pekerjaan lansia berinteraksi dengan status kawin dan ada/tidaknya tunjangan hari tua, serta status dalam rumah tangga berinteraksi dengan status kawin dan lama sakit dalam seminggu. Sehingga disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi lansia masih bekerja adalah status dalam rumah tangga, status kawin, lama sakit dalam seminggu, ada/tidaknya 8
tanggungan, ada/tidaknya tunjangan hari tua, sedangkan tingkat pendidikan juga ikut berpengaruh tetapi secara tidak langsung. Berdasarkan hasil analisis log linear diperoleh model log linear terbaik sebagai berikut: 3
log mijklmno = U + U756(omn) + U234(jkl) + U724(ojl) + U736(okn)
Persamaan di atas menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi lansia masih bekerja adalah status dalam rumah tangga, status kawin, lama sakit dalam seminggu, ada atau tidaknya tanggungan, ada atau tidaknya tunjangan hari tua, sedangkan tingkat pendidikan juga ikut berpengaruh tetapi secara tidak langsung. Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut di atas, dalam penelitian ini akan lebih dikembangkan lagi dan memfokuskan pada determinan dari status kesehatan, status jaminan sosial, dan status pekerjaan lansia. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan luaran yang dapat menjadi acuan dalam rangka revisi kebijakan mengenai kesejahteraan lansia di Provinsi Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya.
9
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian Secara keseluruhan penelitian ini diarahkan pada status kesehatan, jaminan sosial, dan status pekerjaan lansia, dengan tujuan sebagai berikut: 1. mengetahui secara luas latar belakang sosial ekonomi lansia; 2. mengetahui model dari status kesehatan lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya; 3. mengetahui model dari status jaminan sosial lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya; 4. mengetahui model dari status pekerjaan lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Sehingga temuan yang didapatkan dari penelitian ini adalah: 1. model status kesehatan lansia, 2. model status jaminan sosial lansia, dan 3. model status pekerjaan Dari model-model yang diperoleh merupakan acuan dalam revisi kebijakan tentang kesejahteraan lansia
3.2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh dapat sebagai sumber informasi bagi pengambil kebijakan maupun peneliti lain, mengenai kondisi nyata lansia di perdesaan Provinsi Bali, dalam hal ini akan diketahui gambaran secara umum tentang kararteristik sosial ekonomi lansia, meliputi status kesehatan, status jaminan social, dan status pekerjaan lansia. Berdasarkan model yang diperoleh, yaitu model status kesehatan, status jaminan sosial dan status pekerjaan lansia, maka diketahui faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dan perlu ditindaklanjuti oleh pengambil kebijakan dalam rangka perbaikan kebijakan tentang kesejahteraan lansia.
10
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Pemilihan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah perdesaan di 8 kabupaten yang ada di Provinsi Bali. Pemilihan lokasi penelitian yang merupakan wilayah perdesaan di 8 kabupaten di Provinsi Bali, mengacu pada klasifikasi perdesaan dan perkotaan di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2010 (Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010). Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari sumber primer, yaitu diambil secara langsung oleh peneliti menggunakan kuesioner dan angket. 4.2 Teknik Sampling Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di perdesaan di Provinsi Bali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode proportional stratified random sampling. Proportional stratified random sampling digunakan jika populasi memiliki anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional, serta dihitung berdasarkan perbandingan (Sugiyono, 2008). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 430 lansia, dengan rincian sebagai berikut: untuk setiap kabupaten dipilih secara acak 3 desa, selanjutnya secara proporsional diambil sampel di masing-masing desa. Banyaknya sampel yang diambil proporsional dengan jumlah lansia yang ada di masing-masing desa hingga tercapai jumlah sampel 430 lansia. 4.3 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei, dimana informasi dikumpulkan dengan menanyai lansia menggunakan kuesioner terstruktur. Survei ini dijalankan dengan menemui responden secara bertatap muka. Dalam hal ini petugas lapang menanyai responden dengan pertanyaan terstruktur yang sudah disiapkan sebelumnya. Kuesioner yang dipergunakan dalam pengumpulan data, disajikan dalam lampiran 1.
11
4.4 Variabel-variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Karakteristik sosial ekonomi yang dijabarkan dalam variabel berikut: Umur (tahun), Jenis kelamin, dikelompokkan: Laki-laki dan Perempuan Status perkawinan, dikelompokkan: Tidak kawin; Kawin; Cerai hidup; dan Cerai mati. Tingkat pendidikan, dikelompokan: tidak sekolah; SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi. Status dalam rumah tangga, dikelompokkan: Anggota rumah tangga dan Kepala rumah tangga Ada/Tidak Tanggungan, dikelompokkan: Tidak dan Ada Jumlah anggota keluarga yang masih ditanggung oleh responden: …… orang Lama sakit dalam satu minggu terakhir: ….. hari Keluhan sakit yang dialami, dikelompokkan: Panas; Pilek; Batuk; Asma; Diare; Lainnya (sebutkan) Jenis tunjangan hari tua yang dimiliki, dikelompokkan: Pensiunan, Asuransi Hari Tua, Jaminan Sosial Lanjut Usia, Lainnya (sebutkan) Jenis pekerjaan responden, dikelompokkan: Petani, Peternak, Pedagang, Lainnya (sebutkan) Jam kerja dalam satu minggu: …..jam Pendapatan rata-rata responden per bulan, dikelompokkan: tidak berpenghasilan; di bawah Rp.500.000; Rp.500.001-Rp.1.000.000; diatas Rp. 1.000.000 (sebutkan) Pendapatan keluarga rata-rata per-bulan, dikelompokkan: di bawah Rp. 1.000.000; Rp.1.000.001-Rp.2.000.000; di atas Rp.2.000.000 (sebutkan) Kepuasan terhadap kondisi ekonomi, dikelompokkan: Tidak dan Ya. Status ekonomi, dikelompokkan: tidak bergantung pada keluarga; bergantung pada keluarga 2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah: Status kesehatan yaitu status kesehatan yang dirasakan sendiri oleh responden. Menurut Fillenbaum (1984), status kesehatan yang dirasakan sendiri merupakan indikator yang lebih baik dibandingkan dari kondisi kesehatan yang sebenarnya. 12
Selain itu penilaian diri mengenai kesehatan adalah komponen umum dari survei berbasis populasi. Untuk mengetahui status kesehatan responden dalam penelitian ini diberikan pertanyaan: “bagaimaimana status kesehatan responden saat ini?” pilihan jawaban dikelompokkan sebagai: tidak sehat dan sehat. Status jaminan sosial, dikelompokkan: tidak mempunyai jaminan sosial; memiliki jaminan sosial (pensiunan, asuransi hari tua, jaminan sosial lanjut Usia (JSLU) untuk lansia tidak potensial, dan lainnya) Status Pekerjaan, dikelompokkan: tidak bekerja; bekerja dengan status berusaha sendiri; bekerja dengan status berusaha dibantu buruh, pekerja tidak dibayar; pekerja bebas; buruh/karyawan.
4.5 Metode Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini, mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Melakukan analisis deskriptif untuk mendapatkan karakteristik sosial ekonomi lansia dengan menentukan persentase variabel secara univariat. 2. Melakukan teknik analisis univariat menggunakan analisis Khi Kuadrat untuk mengetahui keterkaitan masing-masing variabel karakteristik sosial ekonomi lansia dengan status kesehatan lansia, status jaminan sosial, dan status pekerjaan lansia. Statistik uji analisis Khi Kuadrat dirumuskan sebagai berikut:
I
2 hitung
J
i 1 j 1
n
ij
2 mˆ ij
mˆ ij
dimana: nij = frekuensi pengamatan pada baris ke-i kolom ke-j
ni n j
= frekuensi pengamatan pada baris ke-i = frekuensi pengamatan pada kolom ke-j
n i j
= N = jumlah seluruh pengamatan = 1,2, ……, I = 1, 2, ……,J
Statistik uji tersebut, selanjutnya dibandingkan dengan distribusi 2 dengan derajat bebas I 1J 1 dan risiko kesalahan , serta kriteria penolakan H 0 2 , I 1 J 1) . adalah: hitung
13
3. Melakukan teknik analisis multivariate menggunakan analisis regresi logistik untuk menentukan faktor-faktor yang memengaruhi status kesehatan, status jaminan sosial dan status pekerjaan lansia. Analisis regresi logistik menurut Hosmer dan Lemeshow (2000) merupakan metode regresi dengan variabel respon Y merupakan kategorik atau dikotomi, sedangkan variabel bebasnya merupakan variabel kategorik dan atau kontinu.
( x) Model regresinya adalah g ( x) ln 0 1 x1 2 x2 p x p 1 ( x) Dengan: β = parameter regresi x = variabel bebas Semua data diedit, dikumpulkan, dan kemudian dianalisis menggunakan bantuan program statistik SPSS 19.0. Bagan alir penelitian selengkapnya dapat dilihat pada diagram (fishbone diagram) di halaman 15.
14
15
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Perdesaan Provinsi Bali Penelitian ini adalah penelitian tahun pertama yang memfokuskan pada determinan dari status kesehatan, status jaminan sosial dan status pekerjaan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi lanjut usia di perdesaan di Provinsi Bali. Data yang diambil merupakan hasil jawaban responden lansia terhadap kuisioner yang disebar di delapan kabupaten di Bali. Data yang terkumpul adalah sebanyak 430 data. Hasil analisis deskriptif karakteristik sosial ekonomi lansia perdesaan Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut: Tabel 5.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Perdesaan Provinsi Bali Variabel Status Bekerja 1. Tidak Bekerja 2. Bekerja Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Wanita Status Kawin 1. Belum Kawin 2. Kawin 3. Cerai Hidup 4. Cerai Mati Tingkat Pndidikan 1. Tidak sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. PT Status dalam Rumah Tangga 1.Anggota Rumah Tangga 2. Kepala Rumah Tangga
N
% 141 289
32,8 67,2
231 199
53,7 46,3
12 331 6 81
2,8 77,0 1,4 18,8
193 180 26 20 11
44,9 41,9 6,0 4,7 2,6
251
58,4 41,6
Variabel Ada tidak Tanggungan 1. Tidak ada 2. Ada Status Kesehatan 1. Tidak sehat 2. Sehat Tunjangan Hari Tua 1. Tidak ada 2. Ada
N
%
285 145
66,3 33,7
159 271
37,0 63,0
349 81
81,2 18,8
Pendapatan 1. Tidak ada 2. < Rp.500.000 3. 500.000-1 juta 4. > 1 Juta
143 132 97 58
33,3 30,7 22,6 13,5
Pendapatan Keluarga 1. < 1 juta 2. 1.000.001 – 2 juta 3. > 2 juta
181 169 80
42,1 39,3 18,6
179
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 67,2% dan 32,8% tidak bekerja. Sebagian besar responden menyatakan alasan mereka masih bekerja karena secara fisik dan mental masih merasa mampu dan kuat bekerja dan desakan ekonomi berupa pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari yang 16
semakin besar. Alasan ekonomi yang menjadi sebab lansia bekerja juga dikemukakan oleh Sigit (1988), dengan masih bekerjanya lansia berarti mereka masih dapat menghidupi dirinya sendiri. Bahkan tidak sedikit lansia yang masih menghidupi keluarga anaknya yang tinggal bersamanya, karena mereka hidup dalam keluarga yang tidak mampu. Deskripsi responden menurut ada/tidaknya tunjangan hari tua, diperoleh sebagian besar lansia (81.2%) tidak mempunyai tunjangan hari tua, dan sisanya mempunyai tunjangan hari tua, seperti tunjangan pensiun, asuransi hari tua, Jaminan sosial lanjut usia (JSLU), maupun tunjangan lainnya. Status kesehatan lansia, menunjukkan sebagian besar responden 63% dari 430 total lansia mempunyai status sehat, sedangkan sisanya 37% menyatakan tidak sehat.
Karakteristik lansia yang lain, hasil penelitian
menunjukkan bahwa 53.7% responden adalah lansia laki-laki dan 46,3% lansia wanita. Status kawin lansia menunjukkan bahwa 77% dengan status kawin, 18.8% status cerai mati, dan sisanya terdiri dari status belum kawin dan cerai hidup. Responden menurut statusnya dalam rumah tangga, menunjukkan 58.4% anggota rumah tangga dan 41.6% merupakan kepala rumah tangga.
Karakteristik responden menurut ada/tidaknya
tanggungan dalam rumah tangga, diperoleh sebagian besar lansia, yaitu 66,3% tidak mempunyai tanggungan, sedangkan sisanya menyatakan mempunyai tanggungan. Variabel tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai tingkat pendidikan Tidak Sekolah sebesar 44,9%, SD 41,9%, sisanya 13,2% dengan status SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Secara
keseluruhan,
tingkat
pendidikan lansia umumnya rendah, seperti halnya kondisi pendidikan penduduk Indonesia pada umumnya. Kondisi demikian sangat dimaklumi mengingat kebanyakan lansia pada saat usia sekolah, mereka hidup dalam jaman penjajahan pada masa itu, dan besar kemungkinan bahwa hanya sedikit dari mereka bersekolah, selain itu juga sarana pendidikan masih sangat terbatas dibandingkan sekarang. Deskripsi responden menurut pendapatan, diperoleh 33,3% lansia tidak mempunyai pendapatan, 30,7% dengan pendapatan kurang dari Rp. 500.000,-, pendapatan Rp. 500.000 – 1.000.000,- sebesar 22,6%, dan untuk pendapatan lebih dari Rp.1.000.000,- sebesar 13,5%. Sebagian besar pendapatan responden rendah. Hal ini disebabkan sewaktu masih muda mereka terserap di bidang pertanian, sehingga ketika mereka sudah lanjut usia seperti sekarang, pekerjaan-pekerjaan pertanian sudah tidak
mampu lagi
mereka
kerjakan.
Dengan
demikian
mereka
tidak 17
mempunyai pekerjaan. Sama halnya dengan responden yang bekerja di sektor industri. Tingkat pendidikan yang ditamatkan responden sejalan dengan tingkat pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh. Karena tingkat pendidikan responden rendah dan pekerjaan yang mereka peroleh adalah di sektor informal, penghasilan mereka rendah. Dengan kondisi seperti itu, mereka tidak dapat menabung/ menyisihkan uang untuk hari tua. Ketika mereka berhenti dari pekerjaan tidak mendapatkan tunjangan
kesejahteraan
hari
tua,
sehingga
kondisi di lapangan
mayoritas responden mempunyai pendapatan per bulan sangat sedikit. Deskripsi pendapatan keluarga responden diperoleh sebanyak 42,1% dari 430 lansia dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000,-, pendapatan antara Rp. 1.000.001,- – Rp. 2.000.000,- sebanyak 39,3%, dan pendapatan lebih dari Rp. 2.000.000,- sebesar 18,6%. Deskripsi responden menurut ketergantungan ekonomi lansia terhadap anggota keluarga lain, menunjukkan bahwa 58,8% menyatakan tergantung, dan 41,2% menyatakan tidak tergantung secara ekonomi terhadap anggota keluarga lain. Jawaban responden mengenai pertanyaan apakah merasa puas terhadap kondisi ekonomi mereka saat ini, diperoleh 54,7% responden menyatakan tidak puas dan 45,3% menyatakan puas terhadap kondisi ekonomi mereka. 5.2 Model Status Pekerjaan Lansia Masa pensiun seharusnya diisi dengan menikmati hari tua bersama anak dan cucu-cucunya, tetapi kenyataan di Provinsi Bali terutama di pedesaan masih ada 67,2% lansia yang berstatus bekerja. Alasan terbesar lansia ini masih bekerja adalah untuk menambah penghasilan dan membantu keuangan keluarga. Pekerjaan yang paling banyak ditekuni adalah pekerjaan kasar seperti
buruh tani, buruh bangunan, dan
sebagian lagi pedagang. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi lansia tersebut masih bekerja dapat dijelaskan dengan melakukan analisis statistic univariat dan multivariate. Analisis univariat dilakukan untuk melihat ada/tidaknya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan karakteristik sosial ekonomi menggunakan statistik uji khi kuadrat. Hipotesis untuk uji ini adalah: Ho: Tidak ada keterkaitan status pekerjaan dengan variable karakteristik sosial ekonomi 18
Hi: Ada keterkaitan status pekerjaan dengan variabel karakteristik sosial ekonomi Tabel 5.2 Hasil Uji Khi Kuadrat Status Pekerjaan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Status Pekerjaan Vs Variabel Karakteristik
Nilai Khi kuadrat
Nilai Sign.
Keputusan
1. Tingkat Pendidikan
22.428
0.000
Tolak Ho
2. Status Kawin
22.390
0.000
Tolak Ho
3. Status dalam Rumah Tangga
18.600
0.000
Tolak Ho
4. Ada/tidaknya Tanggungan
26.178
0.000
Tolak Ho
5. Jenis Kelamin
6.896
0.009
Tolak Ho
0.000
Tolak Ho
0.350
Terima Ho
0.000
Tolak Ho
6. Status Kesehatan 7. Ada/tidaknya Tunjangan Hari Tua 8. Pendapatan
19.700 0.875 322.635
9. Pendapatan Keluarga
1.966
0.374
Terima Ho
10. Puas/tidak pada kondisi ekonomi
0.710
0.402
Terima Ho
11. Ketergantungan secara ekonomi pada keluarga lain
41.980
0.000
Tolak Ho
Hasil uji khi kuadrat pada Tabel 5.2 menjelaskan bahwa secara sendiri-sendiri tidak terlihat adanya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan status ada/tidaknya tunjangan hari tua, pendapatan keluarga dan kepuasan pada kondisi ekonomi, ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari taraf nyata 5%, sehingga Ho diterima. Sedangkan hubungan antara status pekerjaan lansia dengan variabel karakteristik sosial lainnya signifikan yang menunjukkan adanya keterkaitan status pekerjaan dengan variabel-variabel ini. Hasil analisis univariat hanya menghasilkan kesimpulan tentang hubungan antara status pekerjaan lansia dengan masing-masing variabel karakteristik sosial ekonomi, hal ini jelas berbeda ketika hubungan status pekerjaan lansia dengan masing-masing variable karakteristik sosial ekonomi dilihat secara simultan dan parsial (multivariate). Model yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan lansia yang berskala kategorik biner dengan variable karakteristik sosial ekonomi dengan skala kategorik dan atau kontinu adalah model regresi logistic biner. Hasil uji regresi logistic multivariate terlihat pada Tabel 5.3.
19
Tabel 5.3. Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Pekerjaan Lansia Variables in the Equation B Step 1
a
Umur
S.E.
Wald
Df
Sig.
Exp(B)
-0.111
0.027
17.250
1
0.000
0.895
JenisKlmn
0.646
0.427
2.292
1
0.130
1.908
StatusKwn
-0.088
0.192
0.212
1
0.645
0.916
Pendidik
0.074
0.256
0.085
1
0.771
1.077
StatusRT
0.725
0.485
2.232
1
0.135
2.064
Tanggungan
-0.047
0.441
0.012
1
0.914
0.954
StatKeshtn
0.242
0.346
0.488
1
0.485
1.274
-1.384
0.537
6.644
1
0.010
0.251
2.688
0.295
83.290
1
0.000
14.701
PendKeluarga
-0.464
0.257
3.265
1
0.071
0.629
PuasTarget
-0.734
0.377
3.787
1
0.052
0.480
EkoTergntg
-0.678
0.399
2.883
1
0.090
0.507
6.069
2.389
6.455
1
0.011
432.323
TunjHariTua Pendptan
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: Umur, JenisKlmn, StatusKwn, Pendidik, StatusRT, Tanggungan, StatKeshtn, TunjHariTua, Pendptan, PendKeluarga, PuasTarget, EkoTergntg.
Berdasarkan pada nilai signifikansinya yang lebih besar dari taraf nyata 5% dapat diputuskan variabel-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Maka model terbaik yang diperoleh adalah:
gˆ ( x) 16.204 0.152Umur 3.459TunjHariTua 2.421Pendp tan
(1)
Model 1 menunjukkan bahwa nilai OR untuk umur = 0,895 berarti bertambahnya umur satu tahun akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja 0,895 kali. Ketika bertambahnya umur lansia selalu diikuti dengan menurunnya derajat kesehatan, sehingga mengurangi pula keinginan untuk bekerja. Hal ini sejalan dengan hasil uji khi kuadrat (Tabel 5.2) untuk status kesehatan yang signifikan (sign. = 0.001 < α = 0.05) dengan status bekerja. Artinya sehat tidaknya lansia ada kaitan dengan bekerja tidaknya lansia. Nilai OR untuk tunjangan hari tua = 0.251 mengindikasikan bahwa ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja 0,251 kali dibandingkan lansia yang tidak mempunyai tunjangan hari tua. Hal ini disebabkan karena pada lansia yang mempunyai tunjangan hari tua secara ekonomi lebih mapan sehingga menurunkan keinginan untuk bekerja. 20
Begitu pula pada variabel besaran pendapatan dengan nilai OR = 14,071 menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja sebesar 14,071 kali. Model 1 mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya umur lansia dan ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua, hal tersebut akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja. Variabel besaran pendapatan lansia menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja. Dengan banyaknya lansia yang bekerja, perlu dipikirkan lapangan pekerjaan dan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kondisi mereka. Mereka masih tetap menjadi modal pembangunan, tanpa mengurangi kesempatan bekerja untuk penduduk usia produktif. Namun, kondisi seperti ini perlu didukung adanya jaminan sosial yang dapat membantu kebutuhan lansia, terutama untuk lansia yang bekerja di sektor informal.
5.3 Model Status Kasehatan Lansia Bertambahnya umur pada lansia selalu berkaitan dengan kondisi kesehatan mereka. Ketika memasuki masa lansia adalah hal wajar bila diikuti pula dengan menurunnya derajat kesehatannya. Hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh pada status kesehatan lansia ini dapat dilihat dari model status kesehatan yang diperoleh baik berdasarkan analisis univariat maupun analisis multivariat. Hasil uji univariat dengan analisis khi kuadrat pada status kesehatan lansia terlihat pada Tabel 5.4. Analisis ini adalah untuk melihat ada tidaknya keterkaitan antara status kesehatan dengan karakteristik sosial ekonomi, dengan hipotesis yang diuji adalah Ho: Tidak ada keterkaitan status kesehatan dengan variable karakteristik social ekonomi Hi: Ada keterkaitan status kesehatan dengan variabel karakteristik sosial ekonomi. Tabel 5.4 menunjukkan bahwa secara sendiri-sendiri hanya variabel tingkat pendidikan yang menerima Ho. Artinya tingkat pendidikan lansia tidak mempunyai keterkaitan dengan status kesehatan lansia. Ini mengindikasikan bahwa apapun pendidikannya tidak mempengaruhi derajat kesehatan para lansia. Lansia dengan pendidikan rendah maupun yang mempunyai pendidikan tinggi beresiko sama untuk sakit maupun sehat. Sedangkan variabel lain hasil analisisnya adalah menolak Ho, yang menunjukkan bahwa ada keterkaitan variable status kawin, status dalam rumah tangga, ada tidaknya tanggungan, jenis kelamin, pendapatan, pendapatan keluarga, puas tidaknya 21
pada kondisi ekonomi dan ada tidaknya ketergantungan sektor ekonomi pada keluarga lain dengan status kesehatan. Tabel 5.4. Hasil Uji Khi Kuadrat Status Kesehatan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Status Kesehatan vs Variabel Karakteristik
Nilai Sign.
Keputusan
94.182
0.000
Terima Ho
4.143
0.246
Tolak Ho
3. Status dalam Rumah Tangga
10.848
0.001
Tolak Ho
4. Ada tidaknya Tanggungan
4.188
0.041
Tolak Ho
5. Jenis Kelamin
9.336
0.002
Tolak Ho
0.000
Tolak Ho
1. Tingkat Pendidikan 2. Status Kawin
7. Pendapatan
Nilai Khi kuadrat
45.152
8. Pendapatan Keluarga
39.478
0.000
Tolak Ho
9. Puas/tidak pd kondisi ekonomi
24.241
0.000
Tolak Ho
10. Ketergantungan sektor ekonomi pada keluarga lain
13.191
0.000
Tolak Ho
Analisis selanjutnya adalah melakukan pengujian secara simultan atau serempak dan analisis secara parsial untuk mengetahui variabel karakteristik mana saja yang berpengaruh pada status kesehatan lansia. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik biner dengan variabel responnya adalah status kesehatan berkategori sehat dan tidak sehat. Berdasarkan Tabel 5.5 variabel yang berpengaruh pada status kesehatan lansia adalah variable dengan tingkat signifikansi (sig.) lebih kecil 0.05. Ada dua variabel yang signifikan berpengaruh yaitu variabel umur dan pendapatan keluarga, oleh karena itu model terbaik yang diperoleh adalah:
gˆ ( x) 1.180 0.033Umur 0.309PendKelu arg a
(2)
Koefisien regresi logistic (B) dalam Model 2 tidak dapat diinterpretasikan secara langsung, melainkan melalui nilai eksponen B nya (exp B) yang disebut nilai odd rasio. Pada variabel umur dengan odd rasio 0.968 mengindikasikan bahwa bertambahnya umur akan menurunkan derajat kesehatan lansia. Variabel kedua yang berpengaruh pada status kesehatan adalah pendapatan keluarga dengan nilai odd rasio 0.374. Nilai ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan keluarga akan menurunkan persepsi responden mengenai status kesehatannya. Lansia dengan pendapatan keluarga yang 22
tergolong tinggi cenderung mempersepsi diri mempunyai status kesehatan tidak sehat. Berbeda dengan lansia dengan pendapatan keluarga yang tergolong rendah cenderung mempersepsi diri bahwa status kesehatan mereka sehat. Tabel 5.5 Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Kesehatan Lansia Variables in the Equation B Step 1
a
Umur
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
-0.033
0.016
4.024
1
0.045
0.968
JenisKlmn
0.340
0.303
1.253
1
0.263
1.405
StatusKwn
-0.053
0.134
0.157
1
0.692
0.948
Pendidik
0.214
0.156
1.894
1
0.169
1.239
StatusRT
0.522
0.325
2.575
1
0.109
1.685
Tanggungan
0.271
0.261
1.076
1
0.300
1.311
TunjHariTua
0.488
0.331
2.171
1
0.141
1.629
StatKerja
0.239
0.328
0.529
1
0.467
1.269
Pendptan
0.298
0.168
3.138
1
0.076
1.347
-0.309
0.157
3.862
1
0.049
0.734
PuasTarget
0.453
0.239
3.604
1
0.058
1.574
EkoTergntg
0.288
0.246
1.373
1
0.241
1.334
-1.180
1.674
0.497
1
0.481
0.307
PendKeluarga
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: Umur, JenisKlmn, StatusKwn, Pendidik, StatusRT, Tanggungan, TunjHariTua, StatKerja, Pendptan, PendKeluarga, PuasTarget, EkoTergntg.
5.4 Model Status Tunjangan Hari Tua Lansia Secara umum di Indonesia tunjangan hari tua biasanya diberikan hanya pada pekerja formal berupa uang pensiunan, hanya sedikit yang memberikan tunjangan hari tua pada pekerja informal. Padahal sebagian besar masyarakat di Indonesia bekerja pada sector informal. Hasil analisis deskriptif menunjukkan dari 430 lansia yang menjadi responden dalam penelitian ini hanya 81 orang (18,8%) yang mempunyai tunjangan hari tua, sisanya 349 orang (81,2%) tidak memiliki tunjangan hari tua. Variabel karakteristik sosial mana saya yang terkait dengan ada tidaknya tunjangan hari tua ini dapat dilihat dari hasil analisis univariat pada Tabel 5.6. Hasil analisis univariat dengan menggunakan uji khi kudrat menunjukkan bahwa hanya variabel status perkawinan saja yang tidak ada keterkaitan dengan status ada tidaknya tunjangan hari tua. Artinya status kawin, lajang atau cerai tidak memiliki
23
keterkaitan dengan ada tidaknya tunjangan hari tua. Sedangkan variabel lainnya mempunyai keterkaitan dengan status tunjangan hari tua. Tabel 5.6 Hasil Uji Khi Kuadrat Status Tunjangan Hari Tua dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Ada Tidaknya Tunjangan Hari Tua vs Variabel Karakteristik 1. Tingkat Pendidikan
Nilai Khi kuadrat
Nilai Sign.
Keputusan
94.182
0.000
Tolak Ho
4.143
0.246
Terima Ho
10.848
0.001
Tolak Ho
4. Ada tidaknya Tanggungan
4.188
0.041
Tolak Ho
5. Jenis Kelamin
9.336
0.002
Tolak Ho
6. Status Kesehatan
11.837
0.001
Tolak Ho
7. Pendapatan
45.152
0.000
Tolak Ho
8. Pendapatan Keluarga
39.478
0.000
Tolak Ho
9. Puas/tidak pd kondisi ekonomi
24.241
0.000
Tolak Ho
10. Ketergantungan sektor ekonomi pada keluarga lain
13.191
0.000
Tolak Ho
2. Status Kawin 3. Status dalam Rumah Tangga
Analisis selanjutnya adalah menentukan model terbaik dengan analisis regeri logistic multivariate. Hasilnya seperti yang tertera pada Tabel 5.7, menunjukkan bahwa hanya variabel tingkat pendidikan lansia yang signifikan berpengaruh terhadap status tunjangan hari tua, dengan model terbaik yang diperoleh adalah:
gˆ ( x) 6.767 0.855Pendidikan
(3)
Berdasarkan nilai odd rasio = 2.351 dapat dinyatakan bahwa meningkatnya tingkat pendidikan lansia akan meningkatkan peluang mempunyai tunjangan hari tua 2.351 kali.
24
Tabel 5.7 Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Tunjangan Hari Tua Variables in the Equation B Step 1
a
Umur
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
0.038
0.022
3.024
1
0.082
1.039
JenisKlmn
-0.581
0.432
1.808
1
0.179
0.560
StatusKwn
0.251
0.199
1.593
1
0.207
1.285
Pendidik
0.855
0.166
26.527
1
0.000
2.351
StatusRT
-0.114
0.426
0.071
1
0.789
0.892
Tanggungan
0.409
0.325
1.578
1
0.209
1.505
StatKeshtn
0.531
0.336
2.494
1
0.114
1.700
StatKerja
-0.477
0.445
1.151
1
0.283
0.620
Pendptan
0.233
0.196
1.413
1
0.234
1.262
PendKeluarga
0.019
0.212
0.008
1
0.929
1.019
PuasTarget
0.473
0.319
2.202
1
0.138
1.605
EkoTergntg
-0.385
0.313
1.510
1
0.219
0.680
Constant
-6.767
2.431
7.747
1
0.005
0.001
a. Variable(s) entered on step 1: Umur, JenisKlmn, StatusKwn, Pendidik, StatusRT, Tanggungan, StatKeshtn, StatKerja, Pendptan, PendKeluarga, PuasTarget, EkoTergntg.
25
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
6.1 Rencana Tahap Penelitian Tahun II Berdasarkan hasil penelitian tahap pertama untuk daerah perdesaan ditemukan sebagian besar lansia masih bekerja dan minimya lansia yang mempunyai jaminan sosial seperti asuransi hari tua, pensiunan, jaminan sosial lanjut usia (JSLU), dan jenis jaminan sosial lainnya. Berdasarkan hal tersebut muncul pertanyaan, bagaimanakah kondisi lansia di perkotaan Provinsi Bali? Apakah rekomendasi kebijakan yang diberikan berdasarkan hasil penelitian di perdesaan ini dapat dijadikan acuan untuk revisi kebjakan kesejahteraan lansia di perkotaan? Apakah model dari status kesehatan, status jaminan social, dan status pekerjaan lansia untuk lansia perdesaan bisa menjadi acuan untuk menyusun kebijakan lansia perkotaan? Bagaimanakah latar belakang, kondisi status kesehatan, status jaminan sosial, dan status pekerjaan lansia di perkotaan? Berdasarkan beberapa pertanyaan penelitian tersebut di atas, maka penelitian lanjutan untuk lansia di daerah perkotaan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Sehingga nantinya akan diperoleh model yang bersifat menyeluruh untuk Provinsi Bali khususnya, dan dapat menjadi rekomendasi untuk provinsi lain yang memiliki karakteristik demografi lansia yang mirip.
26
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan Latar belakang sosial ekonomi lansia diperoleh sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 67,2% dan 32,8% tidak bekerja. Alasan masih bekerja, sebagian besar responden menyatakan karena secara fisik dan mental masih merasa mampu dan kuat bekerja dan desakan ekonomi berupa pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin besar. Deskripsi responden menurut ada/tidaknya tunjangan hari tua, diperoleh sebagian besar lansia (81.2%) tidak mempunyai tunjangan hari tua, dan sisanya mempunyai tunjangan hari tua, seperti tunjangan pensiun, asuransi hari tua, Jaminan sosial lanjut usia (JSLU), maupun tunjangan lainnya. Status kesehatan lansia, menunjukkan sebagian besar responden 63% dari 430 total lansia mempunyai status sehat, sedangkan sisanya 37% menyatakan tidak sehat. Karakteristik lansia yang lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa 53.7% responden adalah lansia laki-laki dan 46,3% lansia wanita, dengan status kawin sebesar 77%, 18.8% status cerai mati, dan sisanya terdiri dari status belum kawin dan cerai hidup. Responden menurut statusnya dalam rumah tangga, menunjukkan 58.4% anggota rumah tangga dan 41.6% merupakan kepala rumah tangga. Karakteristik responden menurut ada/tidaknya tanggungan dalam rumah tangga, diperoleh sebagian besar lansia, yaitu 66,3% tidak mempunyai tanggungan, sedangkan sisanya menyatakan mempunyai tanggungan, dengan rata-rata tanggungan 2 orang. Sebagian besar lansia mempunyai tingkat pendidikan Tidak Sekolah sebesar 44,9%, SD 41,9%, sisanya 13,2% dengan status SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Secara keseluruhan, tingkat pendidikan lansia umumnya rendah. Mayoritas responden
mempunyai pendapatan per bulan sangat sedikit.
Deskripsi pendapatan responden diperoleh 33,3% lansia tidak mempunyai pendapatan, 30,7% dengan pendapatan kurang dari Rp. 500.000,-, pendapatan Rp. 500.000 – 1.000.000,- sebesar 22,6%, dan pendapatan lebih dari Rp.1.000.000,- sebesar 13,5%. Deskripsi pendapatan keluarga responden diperoleh sebesar 42,1% dari 430 lansia dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000,-, pendapatan antara Rp. 1.000.001,- – Rp. 27
2.000.000,- sebesar 39,3%, dan pendapatan lebih dari Rp. 2.000.000,- sebesar 18,6%. Deskripsi responden menurut ketergantungan secara ekonomi terhadap anggota keluarga lain, menunjukkan bahwa 58,8% menyatakan tergantung, dan 41,2% menyatakan tidak tergantung secara ekonomi terhadap anggota keluarga lain. Sebanyak 54,7% responden menyatakan tidak puas dan 45,3% menyatakan puas terhadap kondisi ekonomi mereka saat ini. Model yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan lansia dengan variabel karakteristik sosial ekonomi lansia adalah model regresi logistic biner. Hasil uji diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Model terbaik yang diperoleh adalah:
gˆ ( x) 16.204 0.152Umur 3.459TunjHariTua 2.421Pendp tan
(1)
Model 1 mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya umur lansia dan ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua, hal tersebut akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja. Variabel besaran pendapatan lansia menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja. Variabel-variabel yang berpengaruh pada status kesehatan lansia adalah variabel umur dan pendapatan keluarga, dengan model terbaik yang diperoleh adalah:
gˆ ( x) 1.180 0.033Umur 0.309PendKelu arg a
(2)
Model 2 mengindikasikan bahwa bertambahnya umur akan menurunkan derajat kesehatan lansia dan peningkatan pendapatan keluarga akan menurunkan persepsi responden mengenai status kesehatannya. Lansia dengan pendapatan keluarga yang tergolong tinggi cenderung mempersepsi diri mempunyai status kesehatan tidak sehat. Berbeda dengan lansia dengan pendapatan keluarga yang tergolong rendah cenderung mempersepsi diri bahwa status kesehatan mereka sehat. Variabel tingkat pendidikan lansia berpengaruh signifikan terhadap status tunjangan hari tua, dengan model terbaik yang diperoleh adalah:
gˆ ( x) 6.767 0.855Pendidikan
(3)
Berdasarkan model 3 dapat dinyatakan bahwa meningkatnya tingkat pendidikan lansia akan meningkatkan peluang mempunyai tunjangan hari tua. 28
7.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa hal yang dapat disarankan adalah: 1. Kondisi banyaknya lansia yang bekerja, perlu dipikirkan lapangan pekerjaan dan jenis pekerjaan yang sesuai dengan kondisi mereka. Mereka masih tetap menjadi modal pembangunan, tanpa mengurangi kesempatan bekerja untuk penduduk usia produktif. Namun, kondisi seperti ini perlu didukung adanya jaminan sosial yang dapat membantu kebutuhan lansia, terutama untuk lansia yang bekerja di sektor informal. 2. Kondisi minimnya lansia yang mempunyai jaminan sosial di perdesaan Provinsi Bali dan berdasarkan model status jaminan sosial lansia yang diperoleh dari penelitian ini, yang mengindikasikan bahwa hanya lansia dengan pendidikan menengah ke atas yang mempunyai peluang untuk mempunyai jaminan sosial, maka rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini adalah agar pengambil kebijakan mempertimbangkan untuk menyiapkan jaminan sosial lansia yang bisa mengakomodir semua kalangan lansia pada berbagai status sosial ekonomi.
29
DAFTAR PUSTAKA Affandi, Moch. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penduduk Lanjut Usia Memilih Untuk Bekerja. Journal of Indonesian Applied Economics, Vol. 3 No. 2 Oktober 2009, 99-110 Anonim. Referensi Kesehatan. http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/lansia/ diakses pada tanggal 25 April 2012. BPS. 2010. Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010, Tentang Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. _______. 2011. Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2010 Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik. _______. 2011. Statistik Penduduk Lanjut Usia Provinsi Bali 2010 Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Cantor, Marjorie H. 1989. Social Care: Family and Community Support Systems. ANNALS, AAPSS. Chen, Hsiao-hung Nancy. 2007. Social Safety Nets and Socio-economic Disparity Under Globalization, Department of Sociology, Taiwan: National Chengchi University Taipei. Cowgill, Donald O. & Holmes, Lowell D. (Editors). 1972. Aging and Modernization, New York: Appleton-Century-Crofts Cowgill, D. 1986 . Ageing Around the World. Belmont, CA.: Wadsworth Publishing Co. Fillenbaum, G. G. 1984. “The Well-being of the Elderly: Approaches to Multidimensional Assessment”, World Health Organization. Publication No.84. Geneva, WHO. Hardywinoto dan Setiabudi, T, 1999. Panduan Geontorologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek. Jakarta: Penerbit PT GramediaPustaka Jakarta Utama. Hosmer, DW & S. Lemeshow. 2000. Apllied Logistik Regression . New York: John Wiley and Sons. Kantor Menteri Negara Kependudukan / BKKBN, 1998. Demografi Multiregional. Jakarta. Milligan, K. & Tammy S. 2008. Working While Receiving a Pension: Will Double Dipping Change The Elderly Labour Market? Paper prepared for the John Deutsch Institute conference on Retirement Policy Issues in Canada, held in Kingston Ontario on October 25-26, 2007 Munsur, Ahmed Mohammad; Tareque, Ismail; and Rahman, K. M. Mustafizur. 2010. Determinants of Living Arrangements, Health Status and Abuse among Elderly Women: A Study of Rural Naogaon District, Bangladesh. Journal of International Women's Studies, 11(4), 162-176. Dalam: http://vc.bridgew.edu/jiws/vol11/iss4/12 Santrock, J. W. 2002. Life-span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga. 30
LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Penelitian
KUESIONER DETERMINAN DARI STATUS KESEHATAN, STATUS JAMINAN SOSIAL DAN STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA (STUDI LANSIA PEDESAAN DI PROVINSI BALI) Kami dari Universitas Udayana mendapatkan tugas mengadakan penelitian tentang Status Kesehatan, Status Jaminan Sosial, dan Status Pekerjaan Lanjut Usia. Informasi yang kami peroleh akan digunakan untuk acuan dalam memperbaiki program-program maupun kebijakan yang sudah ada dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan lanjut usia. Dalam hal ini, nama dan kerahasiaan Bapak/Ibu tetap kami jaga, oleh karena itu Bapak/Ibu tidak perlu khawatir. Atas bantuan dan kesediannya, kami ucapkan terima kasih.
Nama Responden : …………………………………………………….. Desa : ……………………………………………………. Kecamatan : ……………………………………………………. Kabupaten : ……………………………………………………. Identitas interviewer: ……………………Tanggal: ………………… Lama: …………. Editor : ……………………………… Koreksi:
PERTANYAAN 1. Berapa umur bapak/ibu sekarang: Jawab: ……. tahun 2. Jenis Kelamin :
Laki-laki
3. Status kawin
Belum kawin
Perempuan
Kawin Cerai hidup Cerai mati 4. Apakah tingkat pendidikan terakhir bapak/ibu ? Tidak sekolah SD 31
SMP SMA Perguruan tinggi 5. Apakah status bapak/ibu dalam rumah tangga? Anggota rumah tangga
Kepala rumah tangga
6. Apakah bapak/ibu memiliki tanggungan? Tidak
Ada
7. Jika ada berapa orang anggota keluarga yang masih bapak/ibu tanggung? Jawab: …:........... orang 8. Bagaimana status kesehatan bapak/ibu saat ini? Tidak sehat
Sehat
9. Jika tidak sehat berapa lama bapak/ibu sakit dalam satu minggu terakhir? Jawab: ............ hari 10. Keluhan sakit apa yang bapak/ibu alami? Panas Pilek Batuk Asma Diare Lainnya, sebutkan….. 11. Apakah bapak/ibu memiliki tunjangan hari tua? Tidak
Ada
12. Jika ya apa jenis tunjangan hari tua yang bapak/ibu miliki? Pensiunan Asuransi hari tua Jaminan sosial lanjut usia (JSLU) lainnya, sebutkan ..................... 13. Apa status pekerjaan bapak/ibu? Tidak bekerja Bekerja dengan status berusaha Bekerja dengan berusaha dibantu buruh Pekerja tidak dibayar Pekerja bebas 32
Buruh/karyawan 14. Apa jenis pekerjaan bapak/ibu? Petani
Pedagang
Peternak
Lainnya,Sebutkan ……………………………
15. Berapa jam kerja bapak/ibu selama satu minggu? jawab: ........... jam 16. Berapa pendapatan bapak/ibu (rata-rata per bulan) ? Tidak berpenghasilan ≤ Rp. 500.000 Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000 > Rp. 1.000.000 ( sebutkan: Rp. ………………..) 17. Berapa pendapatan keluarga bapak/ibu (rata-rata per bulan)? ≤ Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000 > Rp. 2.000.000 ( sebutkan: Rp. ………………..) 18. Apakah bapak/ibu merasa puas terhadap kondisi ekonomi bpk/ibu saat ini? Tidak
Ya
19. Secara ekonomi apakah bpk/ibu bergantung kepada anggota keluarga yang lain? Tidak
Ya
20. Apakah alasan bapak/ibu masih bekerja? jawab: ............................................................................................................................ ………………………………………………………………………………………… 21. Apakah aktivitas yang bapak/ibu lakukan sehari-hari? jawab:............................................................................................................................ ………………………………………………………………………………………… Catatan Menarik
33
Lampiran 2. Personalia Tenaga Peneliti dan Kualifikasinya
No
Nama
NIDN
Pendidikan
Fakultas/ Jurusan
Bidang Keahlian
1.
Made Susilawati, S.Si., M.Si.
0002097101
S2
FMIPA/ Matematika
Statistika
2.
Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si., M.Si.
0011067113
S2
FMIPA/ Matematika
Studi Kependudukan
3.
Drs. Nyoman Dayuh Rimbawan, MM.
0006054807
S2
FE/Program Studi Ekonomi Pembangunan
Ekonomi Pembangunan
Lampiran 3. Publikasi Hasil Penelitian
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 yang merupakan publikasi yang memuat hasil penelitian ini disajikan pada halaman berikutnya.
34
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
ii | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia” Denpasar, 18 - 19 September 2014
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA
UDAYANA UNIVERSITY PRESS 2014 Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | iii
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia” Denpasar, 18 - 19 September 2014 Editor Prof. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.Si Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS. Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, MP. Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Si. Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA. Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. Prof. Dr. I Wayan Budiasa Suyasa, M.Si. Prof. Dr. Ir. Bambang Admadi H., MP. Prof. I Nyoman Suprapta Winaya, ST., MT., Ph.D. Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, MA. Dr. Ni Nyoman Kertiyasa, SE., M.S. Prof. Dr. I Wayan Kasa, M.Rur.Sc Diterbitkan Oleh: Udayana University Press Kampus Universitas Udayana Denpasar
2014, xxviii + 1032 halaman, 21 x 29,7 cm
iv | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
PENGANTAR DAN SAMBUTAN-SAMBUTAN
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | v
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
vi | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
KATA PENGANTAR
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek) merupakan program yang dilaksanakan setiap tahun oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana Denpasar Bali, untuk memfasilitasi dan menjembatani antara dosen/peneliti dan pemegang kebijakan serta pemangku kepentingan di seluruh Indonesia dalam rangka mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat. Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alam yang berlimpah tanpa harus merusak lingkungan dan tetap mempertahankan biodiversitas. Oleh karena itu penguasaan dan penguatan sains dan teknologi dapat dicapai dengan memposisikan aktivitas penelitian, pengembangan, dan penerapan sains dan teknologi sebagai unsur utama dalam pembangunan Indonesia. Melalui peran para pakar atau peneliti dan praktisi, sain dan teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia dengan konsep-konsep berwawasan lingkungan, sehingga memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Melalui Senastek 2014 ini diharapkan dapat mendorong terjadinya pertukaran informasi, pengetahuan, dan pengalaman dalam penerapan sains dan teknologi untuk pemecahan permasalahan dimasyarakat, dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi hasil-hasil penelitian, serta dapat meningkatkan jejaring dan kerjasama antar peneliti dikalangan Perguruan Tinggi dan Lembaga-lembaga Penelitian di seluruh Tanah Air.
Denpasar, 17 September 2014 Panitia
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | vii
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
viii | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
SAMBUTAN KETUA PANITIA SENASTEK 2014
Om Swastyastu, Puji syukur kita panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Waca, Tuhan Yang Maha Esa, atas Asung Wara Kertha NugrahaNya sehingga Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek) 2014 yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana ini dapat diselenggarakan dengan amat baik dan sangat lancar. Pada kesempatan ini pula, kami ingin menyapa dan mengucapkan selamat datang di Pulau Bali, selamat datang di Universitas Udayana kepada para pembicara kunci dan para pemakalah serta seluruh peserta dan para undangan Senastek 2014, teriring harapan semoga kedamaian dan keindahan Pulau Bali akan memberikan inspirasi, semangat atau spirit baru sehingga selalu dapat meningkatkan peranan para peneliti dan akademisi didalam mengamalkan dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi ditengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara tercinta Indonesia. Senastek tahun 2014 yang bertemakan Peranan sains dan teknologi yang berwawasan lingkungan dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia, akan dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat tanggal 18 dan 19 September 2014 di Kampus Universitas Udayana Denpasar ini, diikuti lebih dari 225 orang. Topik-topik makalah yang didiskusikan diantaranya adalah Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Obatobatan, Energi baru dan terbarukan, Trasnsportasi dan manufaktur, Informasi dan komunikasi, Pertahanan dan keamanan, ketertiban dan kebencanaan, Biodiversitas, lingkungan dan sumber daya alam serta topiktopik dibidang Humaniora. Pembicara-pembicara adalah Bapak Prof. Dr. dr Ketut Suastika, Sp.PD. KEMD, Rektor Universitas Udayana yang juga Dosen/Peneliti Senior dari Fakultas Kedokteran,, Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja, M.Sc, Staf Ahli Kementerian ESDM RI yang juga Dosen/Peneliti ITB Bandung, Dr. Ir. Agus Sarsito, M.For.Sc., Kepala Pusat Standarisasi dan Lingkungan Kementerian Kehutanan RI, Prof. Sutiman Bambang Sumitro, MS., DSc. Dosen/Peneliti senior di Universitas Brawijaya Malang, dan Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc. Kepala SEAFAST Centre yang juga Dosen/Peneliti IPB Bogor. Kami mengharapkan Seminar ini disamping dapat menyebarluaskan hasil-hasil penelitian kepada masyarakat dan pemangku kepentigan juga dapat dijadikan sarana untuk saling tukar informasi oleh para peserta dalam upaya pengembangan sains dan teknologi di masa-masa yang akan datang. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana, Para Pembicara Kunci, Peserta dan semua pihak yang telah membantu terselenggaranya sekaligus memohon maaf atas segala kekuarangannya. Mudah mudahan kita selalu dalam lindunganNya sehingga akan kita dapat berjumpa lagi di Senastek II pada tahun 2015. Sekian terima kasih, Om Santih Santih Santih Om.
Jimbaran, September 2014 Ketua Panitia SENASTEK 2014
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | ix
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
x | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA
Penelitian merupakan salah satu dharma perguruan tinggi yang harus menjadi perhatian serius para akademisi perguruan tinggi, selain melaksanakan dua dharma lainnya, yaitu pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian yang telah didesain dan dilaksanakan dengan baik, maka seyogianya hasil penelitian tersebut dapat disampaikan kepada stakeholders terkait melalui berbagai media. Seminar Ilmiah merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk mendesiminasikan hasil penelitian. Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek) 2014 merupakan salah satu media sosialisasi dan diseminasi yang dilaksanakan oleh LPPM Universitas Udayana pada tahun 2014, dengan tema Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia. Selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada seluruh pemakalah, peserta, dan panitia, serta seluruh komponen yang terlibat dan berkontribusi dalam penyelenggaraan Senastek_2014. Semoga dalam pelaksanaan Senastek_2014 ini terjadi sharing pengalaman dan informasi sesama peneliti, akademisi, dan stakeholders terkait serta dapat memanfaatkan hasil-hasil penelitian tersebut dalam rangka meningkatkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta aplikasinya untuk kesejahteraan umat manusia. Akhirnya, semoga pelaksanaan Senastek_2014 terselenggara dengan baik dan lancar, serta memberikan manfaat optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Jimbaran, September 2014 Ketua LPPM
Prof. Dr. Ir. I Ketut Satriawan, MT. NIP. 19640717 198903 1001
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xi
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
xii | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS UDAYANA
Pengembangan riset institusi menjadi prasarat untuk menjadikan universitas sebagai lembaga riset yang profesional. Kondisi ini perlu ditunjang oleh iklim penelitian yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan karya-karya penelitian yang berkualitas. Seminar merupakan salah satu sarana komunikasi bagi para peneliti dan stakeholders guna mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana pada tahun ini mengagendakan Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek) 2014 dengan tema Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia. Selaku Rektor Universitas Udayana, saya menyambut baik pelaksanaan Senastek_2014 sebagai agenda Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang harus berkelanjutan dalam upaya mengumpulkan dan menyebarluaskan hasil-hasil penelitian. Semoga dalam pelaksanaan Senastek_2014 terjadi komunikasi bagi para peneliti dari perguruan tinggi, institusi pendidikan, lembaga penelitian, maupun industri sehingga mempercepat implementasinya untuk kemakmuran masyarakat. Ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan kepada para peserta, peneliti, stakeholders terkait, yang mengikuti kegiatan Senastek_2014 atas peran serta dan kontribusinya. Akhirnya saya sampaikan selamat berseminar dan semoga bermanfaat.
Jimbaran, September 2014 Rektor,
Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD NIP. 19550329 198012 1001
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xiii
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
xiv | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................
vii
SAMBUTAN KETUA PANITIA...................................................................................................
ix
SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA .......................................................
xi
SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS UDAYANA ................................................................
xiii
PEMBICARA UTAMA 1.
2.
3.
4.
5.
PERANAN SAINS DAN TEKNOLOGI YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN UMAT MANUSIA Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD ..........................................................................
3
PETA JALAN KEBIJAKAN NASIONAL ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja, MSc..................................................................................
5
KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DALAM MEWUJUDKAN PENGELOLAAN HUTAN LESTARI (PHL) Dr. Ir. Agus Sarsito, M.For.Sc. ...............................................................................................
6
PERSPEKTIF NANO SCIENCE DALAM BIOLOGI Prof. Sutiman Bambang Sumitro, MS., D.Sc. ......................................................................
7
PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN SEBAGAI STRATEGI DIVERSIFIKASI DAN PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK PANGAN Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc. ..............................................................................
8
PRESENTASI ORAL: BIDANG KETAHANAN PANGAN 1.
2.
3.
PROPAGASI SPORA ENDOMIKORIZA INDIGENUS BALI MENGGUNAKAN TANAMAN INANG YANG BERBEDA Meitini Wahyuni Proborini dan Ida Bagus Gede Darmayasa ................................................
21
STUDI JENIS DAN POTENSI SAMPAH KOTA DI TPA SUWUNG SEBAGAI SUMBER PAKAN UNTUK PEMELIHARAAN SAPI BALI N.L.P. Sriyani, T Ariana I.N, Lanang Oka Cakra, I.G ...........................................................
26
EFEK TOKSISITAS EKSTRAK RUMPUT LAUT COKLAT Turbinaria SEBAGAI FOOD ADDITIVE ALAMI Pramono Sasongko, Endang Rusdiana ..................................................................................
31
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xv
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
ANALISIS PERAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN DI KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBURAYA Josua P. Hutajulu ....................................................................................................................
35
POTENSI PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L) DALAM MENGHAMBATPERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA TYPHI I Nengah Kerta Besung ..........................................................................................................
41
MORFOLOGI TANAMAN CABAI RAWIT AKIBAT INDUKSI DENGAN EMS PADA GENERASI M2 Made Pharmawati, Ni Putu Adriani Astiti, Retno Kawuri.....................................................
46
KARAKTERISTIK PROTEIN DAGING SAPI BALI DAN WAGYU Putu Suastika, I.B. Swacita, Ni Ketut Suwiti ........................................................................
51
APLIKASI SRI DENGAN SISTEM LEGOWO UNTUK EFISIENSI IRIGASI DAN PRODUKTIVITAS BERAS MERAH I Wayan Tika, Ni Nyoman Sulastri, Sumiyati.......................................................................
57
PENGUSAHAAN AGRO-EKOWISATA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PENDAPATAN (INCOME GENERATING CAPACITY) SISTEM SUBAK Wayan Windia, Sumiyati I Ketut Suamba, I Putu Gede Budisanjaya, I Wayan Tika ............
65
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KEMASAN UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH MANGGIS PASCA TRANSPORTASI DAN SELAMA PENYIMPANAN Ni Luh Yulianti, Gede Arda ..................................................................................................
70
KEMAMPUAN DEGRADASI SENYAWA SELULOSA DARI BAKTERI PROBIOTIK SELULOLITIK YANG DIISOLASI DARI RAYAP Gusti Ayu Mayani Kristina Dewi, I Nyoman Sutarpa Sutama ............................................
77
KAJIAN PROSES DISTILASI PADA PEMURNIAN ASAM ASETAT DARI CAIRAN PULPA HASIL SAMPING FERMENTASI BIJI KAKAO YANG DITAMBAHKAN RAGI TAPE G.P. Ganda-Putra, Ni Made Wartini dan Putu Timur Ina.......................................................
83
MIKROENKAPSULASI EKSTRAK BEKATUL BERAS MERAH: KAJIAN JENIS DAN KONSENTRASI ENKAPSULAN I Wayan Rai Widarta, Ni Made Indri Hapsari Arihantana .....................................................
92
APLIKASI PENYALUT EDIBEL BERBASIS PATI KULIT PISANG DENGAN PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT PADA BUAH SALAK PONDOH KUPAS Wirawan,Budi santosa ...........................................................................................................
100
ISOLASI BAKTERI SELULOLITIK RUMEN KERBAU SEBAGAI PROBIOTIK UNTUK MENINGKATKAN KECERNAAN AMPAS TAHU N. W. Siti, I. A. P. Utami, Dan I.G.N.G. Bidura ....................................................................
106
xvi | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
16.
KARAKTERISTIK TEPUNG DARI REBUNG BAMBU TABAH DENGAN PERLAKUAN PENDAHULUAN BLANSING DAN FERMENTASI Nyoman Semadi Antara, Ida Bagus Wayan Gunam, Richard Howard Patty, dan I Wayan Arnata................................................................................................................ 118
17.
EMBRIOTOKSIK DAN TERATOGENIK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) TERDETOKSIFIKASI TERHADAP PERKEMBANGAN PRALAHIR FETUS TIKUS PUTIH Ngurah Intan Wiratmini ........................................................................................................
127
MENENTUKAN KOMPOSISI BOTANI PAKAN RUSA TIMOR (Cervus timorensis) Di UNIT GRAZINGTANJUNG PASIR TAMAN NASIONAL BALI BARATDENGAN MIKROHISTOLOGI SAMPEL FESES I Ketut Ginantra, Sentana Putra, I Wayan Suarna dan I Wayan Kasa....................................
132
PRODUKSI PANAS KELINCI LOKAL YANG DIBERI RANSUM KANDUNGAN ENERGI DAN PROTEIN YANG BERBEDA I.M. Nuriyasa, I.M. Mastika, E. Puspany ..............................................................................
140
EVALUASI KUALITAS NUTRISI TANAMAN KALIANDRA (Calliandracalothyrsus) BERBUNGA MERAH DAN PUTIH Anak Agung Ayu Sri Trisnadewi dan I Gusti Lanang Oka Cakra .........................................
147
TEKNOLOGI PENDINGINAN SEDERHANA UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU SAYURAN BROKOLI SELAMA PENYIMPANAN Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja, Ida Bagus Putu Gunadnya, I Wayan Widia ..............................
152
PENGENDALIAN PENYAKIT GETAH KUNING MANGGIS MENGGUNAKAN EKSTRAK RUMPUT LAUT DAN PEMUPUKAN KALIUM I Ketut Suada dan Ni Wayan Suniti ......................................................................................
159
SIFAT FUNGSIONAL CAMPURAN KEDELAI DAN RUMPUT LAUT DITINJAU DARI EFEK HIPOGLIKEMIK SECARA IN VIVO I Ketut Suter, I Nengah Kencana Putra, N.L. Ari Yusasrini, Ni Made Yusa ..........................
165
PROSES LIQUIFIKASI PATI UBI TALAS MENGGUNAKAN ENSIM α-AMILASE Amna Hartiati, I W. Gede Sedana Yoga.................................................................................
173
DAYA HAMBAT EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS TERHADAP PERTUMBUHAN ASPERGILLUS FLAVUS PADA KACANG TANAH Duniaji, A. S., Ni Wayan Wisaniyasa, Ni Nyoman Puspawati, Putu Arisandhi,W dan A. A. Dharma Putra ..........................................................................
176
ANALISIS PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP UNTING SAGU INSTAN BERBAGAI VARIAN RASA DAN JENIS KEMASAN Rini Hustiany dan Yuspihana Fitrial ......................................................................................
183
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xvii
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
27.
28.
29.
30.
31.
32.
ASPEK SENSORIS KECAP KACANG GUDE (CAJANUS CAJAN MILLSP) TERFERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK TAPE UBI JALAR UNGU I A Mahatma T, I G N Agung dan A. S. Duniaji ..................................................................
191
KARAKTERISTIK ABSOLUTE MINYAK ATSIRI DAUN PANDAN WANGI HASIL PERLAKUAN CURING Ni Made Wartini, G.P. Ganda Putra, Putu Timur Ina.............................................................
198
PROFIL HORMON PERTUMBUHAN SAPI BALI DI PROVINSI BALI Ni Ketut Suwiti, Sri Milfa, I Nengah Kerta Besung .............................................................
204
PENGARUH KULIT UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN ITIK BALI FASE PERTUMBUHAN Tjokorda Gede Belawa Yadnya, Ida Bagus Gaga Partama, A.A.A. Trisnadewi dan I Wayan Wirawan ............................................................................................................
210
PENGEMBANGAN BUAH PINANG SEBAGAI ANTHELMINTIKA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TERNAK (A POTENTIAL ANTHELMINTIC OF BEETLE NUT TO INCREASE PRODUCTIVITY OF RUMINANTS) A.A.Gde Arjana,I Made Sukada, N.Adi Suratma, I Made Dwinata ......................................
215
PENGUJIAN TOKSISITAS ALGINAT DARI JENIS Sargassum sp. dan Turbinaria sp. terhadap Kadar Leukosit Tikus Wistar Wahyu Mushollaeni, Endang Rusdiana .................................................................................
221
PRESENTASI ORAL: BIDANG KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN 1.
2.
3.
4.
5.
IDENTIFIKASI DAN UJI AKTIVITAS ANTHELMINTIKA SENYAWA AKTIF RIMPANG TEMU IRENG Ni Luh Rustini, Ni Putu Ariantari, Wiwik Susanah Rita .......................................................
233
MEMBRAN BIOKOMPATIBEL TERBUAT DARI KEPOMPONG ULAT SUTRA Tjokorda Gde Tirta Nindhia, Zdenek Knejzlik and Tomas Rum ...........................................
239
POTENSI MINUMAN KUNYITASAM RENDAH KALORI (Curcuma domestica Val. - Tamarindus indica L.) DALAM MENGENDALIKAN GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS Sri Mulyani, Bambang Admadi H, A A G Budhiarta, G.A K Diah Puspawati ......................
244
PENGARUH MAKANAN ATEROGENIK PADA METABOLISME KOLESTEROL TERHADAP TIKUS WISTAR Ni Wayan Bogoriani dan Ketut Ratnayani............................................................................
252
EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAM DARI BONGGOL TANAMAN PISANG (Musa paradiasciaca L.) DAN APLIKASINYA PADA KAIN, KAYU, DAN DAUN LONTAR A. A. Bawa Putra, N. P. Diantariani, dan N. W. Bogoriani.................................................... 261
xviii | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
6.
EFEK EKSTRAK BIJI PRANAJIWA MEMPERBAIKI KERUSAKAN SEL-β PANKREAS DENGAN INDIKASI PENURUNAN KADAR 8-HIDROKSI-2-DEOKSIGUANOSIN DAN PROFIL IMUNOHISTOKIMIA TIKUS WISTAR HIPERGLIKEMIA I W G Gunawan ..................................................................................................................... 268
7.
KADAR SGPT, SGOT DAN KREATININ PLASMA DARAH TIKUS BETINA YANG DIINJEKSI VITAMIN C DOSIS TINGGI Ni Wayan Sudatri, Iriani Setyawati, Ni Made Suartini .........................................................
279
EVALUASI NILAI SERUM KREATININ DAN BUN PASIEN KANKER SERVIKS SEL SKUAMOSA YANG MENERIMA KEMOTERAPI BLEOMISIN, ONCOVIN®, MITOMISIN, DAN SISPLATIN Noviyani, R.,Wicaksana, I G.R., Suwiyoga, K., Budiana, I N.G, Nyandra Md, Tunas Kt ...
285
ISOLASI DAN KRYOPRESERVASI SEL DARAH PUTIH UNTUK ANALISA FLOW CYTOMETRY Rasmaya Niruri, Inna Narayani, Wayan T. Artama, Ahmad Hamim Sadewa .......................
289
KADAR SENG DAN KONSUMSI MIKRONUTRIENT IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI KOTA DENPASAR Kadek Tresna Adhi, Ni Ketut Sutiari, Ni Wayan Septarini ...................................................
293
8.
9.
10.
11.
POTENSI KANDUNGAN TOTAL FLAVONOID DAN FENOL KULIT BATANG GAYAM (Inocarpus fagiferus Fosb) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Sri Rahayu Santi1), dan I Made Sukadana.............................................................................. 300
12.
EKSTRAK EUPHORBIA MILII MENINGKATKAN EKSPRESI TH17 (IL-17) MENCIT YANG DIINFEKSI Mycobacterium tuberculosis Made Linawati, Mantik Astawa, Made Mertaniasih, Dewa Sukrama, Alit Widhiarthini, Putra Dwija ...............................................................................................
307
PRODUKSI DAN APLIKASI ANTIBODI MONOKLONAL ANTI EKSRETORI-SEKRETORI (ES) FASCIOLA GIGANTICA UNTUK MELACAK FASCIOLOSIS PADA SAPI Oka Winaya IBO, Mantik Astawa N, Dharmawan SN, Damriyasa IM.................................
314
KADAR GLIKOGEN JARINGAN DAN GLUKOSA DARAH PADA TIKUS HIPERGLIKEMIA Iwan Harjono Utama, I Putu Gede Yudhi Arjentinia, I Nyoman Suarsana............................
320
PINOSTROBIN MENAIKAN EKSPRESI P53 DAN MENURUNKAN EKSPRESI VEGF PADA FIBROSARKOMA MENCIT HASIL INDUKSI BENZOPIREN Oka Adi Parwata, Sukardiman dan Alit Widhiartini ..............................................................
325
EFEKTIVITAS PARTISI EKSTRAK BUAH PARE ( Momordica charantia) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH I Nyoman Suartha, I Made Dira Swantara, Wiwik Susanah Rita ..........................................
331
13.
14.
15.
16.
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xix
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
SIFAT FUNGSIONAL PROBIOTIK LACTOBACILLUS RHAMNOSUS SKG34 SEBAGAI PENURUN KOLESTEROL DARAH TIKUS DENGAN PAKAN LEMAK Komang Ayu Nocianitri, I Nengah Sujaya, ID.M.Sukrama ..................................................
337
Isolasi dan Deteksi Antibodi Toxoplasma gondii pada Itik lokal di Bali (Isolation and Detection Antibodies of Toxoplasma gondii in domestic duck in Bali) I Made Dwinata, I B M Oka and I Made Damriyasa.............................................................
344
BEBAN KERJA MAKSIMAL AKUT (ACUTE OVERWORKING) MENYEBABKAN KERUSAKAN SEL β PANKREAS PADA MENCIT Ferbian Milas Siswanto, I Made Kardena, Ahmad Fauzi Habibi, Restu Hikmah Ayu Murti, Fikra Justiar Abdillah, Wiediartini .........................................................................................
350
KONFIRMASI HISTOPATOLOGI, SEROLOGIK DAN MOLEKULER DARI INFEKSI AVIAN PARAMYXOVIRUS TIPE 1 (APMV-1) I Gusti Agung Arta Putra, Anak Agung Ayu Mirah Adi ........................................................
356
APLIKASI BAKTERIOSIN ASAL YOGHURT SEBAGAI BIOPRESERVATIF DAGING AYAM PADA PENYIMPANAN SUHU DINGIN I Wayan Suardana .................................................................................................................
362
POTENSI ANTIBODI MONOKLONAL ANTI VIRUS RABIES ISOLAT BALI UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT RABIES Ida Bagus Kade Suardana, Nyoman Mantik Astawa .............................................................
373
PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricuta) UNTUK MEMPERBAIKI KERUSAKAN SEL BETA PANKREAS MELALUI PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR HIPERGLIKEMIA Ni G. A. M. Dwi Adhi Suastuti, I G. A. Kunti Sri Panca Dewi dan Ni Komang Aryati .....
380
24.
AKTIVITAS ANTIMALARIA FRAKSI TERPENOID DAN FLAVONOID KULIT BATANG CEMPAKA KUNING TERHADAP Plasmodium falciparum STRAIN 3D7 Ni Putu Ariantari, Pande Nyoman Handayani, Ni Luh Rustini, Achmad Fuad Hafid, Aty Widyawaruyanti .............................................................................................................. 386
25.
GH TIDAK MEMPENGARUHI EKSPRESI mRNA Nrf2 TIKUS JANTAN I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti, I Gusti Kamasan Nyoman Arijana, I Wayan Sugiritama, I Gde Wiranatha ...................................................................................
393
PERHITUNGAN NILAI BESARAN FISIS MAMMOGRAFI JENIS HISTOPATOLOGI INFILTRATING DUKTAL CARCINOMA (IDC) DAN INFILTRATING LOBULER CARCINOMA (ILC). Anak Agung Ngurah Gunawan, I Bagus Gede Dharmawan, Wayan Supardi .......................
398
26.
xx | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
PRESENTASI ORAL: BIDANG ENERGI BARU DAN TERBARUKAN 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
KAJIAN WAKTU OPERASI DESTILASI KONTINYU TERHADAP KARAKTERISTIK PRODUKSI ARAK BALI I Gusti Ketut Sukadana, I Gusti Ngurah Putu Tenaya ...........................................................
405
PERANCANGAN SISTEM TURBIN DENGAN PENGGERAK ARUS LAUT I G B Wijaya Kusuma dan Rukmi Sari Hartati......................................................................
412
PEMANFAATAN TENAGA MATAHARI SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DI KAMPUS BUKIT JIMBARAN IAD Giriantari, WG. Ariastina, INS Kumara, IW Sukerayasa ..............................................
418
DESAIN SISTEM KONTROL GRID-TIED UNTUK MENINGKATKAN FRAKSI ENERGI TERBARUKAN Azmi Saleh.............................................................................................................................
425
PEMANFAATAN JELANTAH MINYAK KELAPA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF: FATTY ACID ETHYL ESTER Ni Made Suaniti1), I Wayan Bandem Adnyana ......................................................................
433
STUDI KONSENTRASI AMILOGLUKOSIDASE DAN Saccharomyces cereviseae DALAM PRODUKSI BIOETANOL DARI UBI JALAR MELALUI SAKARIFIKASI FERMENTASI SIMULTAN Bambang Admadi Harsojuwono, I Wayan Arnata, I Wayan Gede Sedana Yoga ..................
439
PENENTUAN PERBANDINGAN BOBOT ADSORBEN DENGAN BIOETANOL PADA PROSES DEHIDRASI BIOETANOL SECARA BACTH I Wayan Arnata, I Putu Surya Wirawan, I Made Nada ..........................................................
446
PEMBANGKIT LITRIK TENAGA BIOGAS Tjokorda Gde Tirta Nindhia, I Wayan Surata, I ketut Adi Atmika, Dewa Ngakan Ketut Putra Negara .........................................................................................
451
PEMODELAN CFD UNTUK KARAKTERISASI FLUIDISASI PADA GASIFIKASI FLUIDIZED BED I Nyoman Suprapta Winaya, Rukmi Sari Hartati, Nyoman Gede Sujana .............................
458
PENGARUH LUAS PENAMPANG ALIRAN GAS HIDROGEN DAN OKSIGEN PADA ALKALINE FUEL CELL Made Sucipta, I Made Suardamana, I Ketut Gede Sugita, Made Suarda ..............................
464
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xxi
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
PRESENTASI ORAL: BIDANG TRANSPORTASI DAN MANUFAKTUR 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
KERUGIAN ENERGI BBM SELAMA MASA PROYEK REKONSTRUKSI JALAN Dewa Ketut Sudarsana, Harnen Sulistio, Achmad Wicaksono dan Ludfi Djakfar ..............
473
UNJUK KERJA AUTOMATIC RETORT POUCH KAPASITAS PENUH Asep Nurhikmat dan Tommy Hendrix...................................................................................
478
SIFAT MEKANIS KOMPOSIT POLYESTER DENGAN PENGUAT SERAT TAPIS KELAPA I Made Astika dan I Gusti Komang Dwijana .........................................................................
485
EFEK MEDIA PENDINGIN PACK CARBURIZING TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, I Dewa Made Krisnha Muku, I Ketut Gede Sugita, I Made Astika, I Wayan Mustika, Dewa Gde Rudy Prasetya ...............................................
493
KARAKTERISASI INSTALASI PERPIPAAN POMPA BOOSTER Anak Agung Adhi Suryawan, Made Suarda ..........................................................................
500
EFEKTIVITAS REDESAIN PENAMPUNGAN UDARA PEMBAKARAN TERHADAP DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA TUNGKU PELEBURAN PERUNGGU BAHAN GAMELAN BALI IGN.Priambadi, AAIA.Sri Komaladewi, IPG.Arthayasa ......................................................
505
STUDI PENINGKATAN WAKTU TEMPUH KENDARAAN AKIBAT KEMACETAN TRANSPORTASI PADA LALU LINTAS HETEROGEN M. Isran Ramli, Sumarni H. Aly, Arifin Liputo, Muralia Hustim .........................................
510
MODEL BESARAN EMISI SEPEDA MOTOR BERBASIS SIKLUS MENGEMUDI PADA KONDISI LALU LINTAS HETEROGEN Muhammad Arafah, Mary Selintung, Sumarni H. Aly , M. Isran Ramli ...............................
519
APLIKASI DIFFERENTIAL-DRIVE MOBILE LEGO MINDSTORMS NXT I Wayan Widhiada, Cok.Indra Partha, Wayan Reza Yuda A.P ..............................................
528
PENGARUH FRAKSI BERAT SERAT TERHADAP KEAUSAN PADA KOMPOSIT POLYETHYLENE TEREPHTHALATE DAUR ULANG BERPENGUAT SERAT SABUT KELAPA I Putu Lokantara, NPG Suardana, Ramahadi Putra ...............................................................
536
11.
INVESTIGASI KUALITATIF SIFAT AKUSTIK PRODUK GAMELAN BALI BERBAHAN DASAR PERUNGGU SILIKON I KetutGede Sugita, I G. N Priambadi, Cok.IstriPutriKusuma K. ......................................... 543
12.
PENENTUAN SIFAT PLASTIK LOGAM MENGGUNAKAN MODEL NUMERIK INDENTASI DUAL INDENTER I Nyoman Budiarsa ................................................................................................................
xxii | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
550
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
MEREDAM OSILASI MENGGUNAKAN METODE GABUNGAN BFA-PSO PADA SISTEM INTERKONEKSI KELISTRIKAN JAWA BALI IBG Manuaba, N Budiastra ...................................................................................................
557
STUDI BESARAN EMISI KENDARAAN RINGAN DALAM KONDISI DIAM PADA RUAS JALAN DI KOTA MAKASSAR Sumarni H. Aly, Muralia Hustim, Achmad Zubair, M. Isran Ramli ......................................
566
KEAUSAN BAJA KARBON (0,65% C) AKIBAT BEBAN GELINDING-LUNCUR DUA ARAH BERLAWANAN PADA PERMUKAAN KONTAK BASAH I Made Widiyarta, I Made Parwata, I Made Gatot Karohika, I Putu Lokantara dan Made Arie Satryawan ......................................................................................................
574
ANALISIS NILAI DAN BIAYA ANGKUT KOMODITI PADA TRANSPORTASI BARANG DI PROVINSI SULAWESI SELATAN Hakzah Setiyono, Lawalenna Samang, M. Isran Ramli, Rudy Djamaluddin........................
579
ANALISIS WAKTU TEMPUH PADA PERJALANAN BERBELANJA KE PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR Mubassirang Pasra, M. Saleh Pallu, M. Isran Ramli, Sakti Adji Adisasmita ........................
586
STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS HETEROGEN PADA JARINGAN JALAN DI KOTA MAKASSAR MuraliaHustim, Sumarni H. Aly, ArifinLiputo, DewiSriastuti Nababan ...............................
594
PENGARUH SUDUT ORIFIS TERHADAP PERMANENT PRESSURE DROP DAN DISCHARGE COEFFICIENT PADA ORIFICE FLOW METER Ainul Ghurri, SPG Gunawan Tista ........................................................................................
602
RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH DAN PENCACAH SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK UNTUK MENGHASILKAN SERPIHAN SAMPAH ORGANIK LEBIH KECIL SEBAGAI BAHAN KOMPOS I Gede Putu Agus Suryawan, Cok. Istri P. Kusuma Kencanawati, I Gst. A. K. Diafari D. Hartawan ...........................................................................................
610
PENGARUH KOMPOSISI PENGUAT SICW DAN AL2O3 PARTIKEL PADA KARAKTERISTIK ALUMINIUM MATRIK KOMPOSIT Ketut Suarsana, Rudy Soenoko, Agus Suprapto, Anindito Purnowidodo .............................
617
ANALISA SKID DAN GULING KENDARAAN PENGOLAH SAMPAH I Ketut Adi Atmika, I DG. Ary Subagia, Tjok Gde Tirta Nindhia .........................................
624
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xxiii
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, DAN SUMBER DAYA ALAM 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
PENAMPILAN SAPI BALI YANG DIPELIHARA DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PESANGGARAN DENPASAR-BALI Tirta A.IN., AA.Oka, Gd.Suranjaya, NLP.Sriyani .................................................................
635
ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI KOTA PONTIANAK Josua P. Hutajulu, Marisi Aritonang ......................................................................................
640
APLIKASI ORYZALIN DAN SINAR GAMMA PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatiens balsamina, L.) Made Ria Defiani dan Ni Wayan Sudatri ...............................................................................
647
FOTODEGRADASI ZAT WARNA TEKSTIL METHYLENE BLUE DAN CONGO RED MENGGUNAKAN KOMPOSIT ZnO-AA DAN SINAR UV Ni Putu Diantariani, Iryanti Eka Suprihatin dan Ida Ayu Gede Widihati ..............................
652
POTENSI MANGROVE DALAM IMMOBILISASI TIMBAL Iryanti Eka Suprihatin ...........................................................................................................
660
KERAGAMAN LEBAH TRIGONA SEBAGAI SALAH SATU PLASMA NUTFAH DI BALI SELATAN Ni Luh Watiniasih, Ni Made Suartini ....................................................................................
665
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FENOL DARI KULIT BUAH TAMARILLO (Solanum betaceum Cav.) YANG AKTIF SEBAGAI ANTIOKSIDAN Ida Ayu Raka Astiti Asih, Ni Made Puspawati, Wiwik Susanah Rita, Ni Luh Putu Devi Sintia Dewi ..............................................................................................
671
KAJIAN RE-DESAIN PERAIRAN TELUK BENOA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN I GedeHendrawan ..................................................................................................................
679
STRUKTUR GENETIK BRAHMANA SIWA DAN BHUDA DI BALI BERDASARKAN DNA MIKROSATELIT KROMOSOM –Y I Ketut Junitha, Ni Luh Watiniasih, I A Manik Damayanti ..................................................
688
DIVERSITAS GENETIK MONYET EKOR PANJANG MENGGUNAKAN MARKA D-LOOP REGION mtDNA DI KAWASAN BALI UTARA I Nengah Wandia, I GA. Arta Putra, I Gede Soma ................................................................
696
POTENSI EKSTRAK DAUN JATI (Tectona grandis L.f ) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN JAMUR Aspergillus flavus SECARA INVITRO Ni Putu Adriani Astiti dan Sang Ketut Sudirga .....................................................................
704
PEMBANGUNAN DANPELESTARIAN SUMBER DAYA HUTAN DI SEKITAR KAWASAN BEDUGUL BALI (Studi Kasus Rencana Pembangunan PLTP Bedugul (Geothermal) Mutria Farhaeni, I Putu Gede Ardhana ..................................................................................
712
xxiv | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
13.
14.
SKRINING AKTIVITAS PROTEASE PADA GETAH TANAMAN MELINJO DAN LIDAH BUAYA Ketut Ratnayani, A.A.I.A.Mayun Laksmiwati ......................................................................
720
APLIKASI SEX REVERSAL MENGGUNAKAN MADU PADA LARVA IKAN GAPI (Poecilia reticulata) Endang Wulandari S, Aryani Rahmawati, Abdul Hakim ......................................................
726
15.
ADSORPSI-DESORPSI Cu(II) PADA ADSORBEN BATU PADAS LIMBAH KERAJINAN I Nengah Simpen dan Ni Putu Diantariani ............................................................................ 734
16.
INDUKSI KALUS PALEM NYABAH (Pinanga arinasae J.R.Witono) SECARA IN-VITRO Ni Luh Arpiwi, Made Pharmawati.........................................................................................
742
RAGAM ALEL INDUK DAN ANAKAN KELAPA SABUT MERAH (Cococs nucifera L.) DAN KEKERABATAANNYA BERDASARKAN PENANDA DNA MIKROSATELIT Eniek Kriswiyanti dan I Ketut Junitha ..................................................................................
747
RESIDU INSEKTISIDA PADA KACANG PANJANG (Vigna sinensis) YANG DIHASILKAN DI KECAMATAN BATURITI DAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN I G.A. Lani Triani, I.B.W. Gunam, dan L.P. Wrasiati ..........................................................
754
FITOEKSTRAKSI ZAT WARNA ’CONGO RED’ DAN METIL BIRU DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN KIAMBANG (Salvinia natans) Kunti Sri Panca Dewi, Wahyu Dwijani, Iryanti Suprihatin ...................................................
760
STUDI AMPLIFIKASI GEN HRP (HYPERSENSITIVE REACTION AND PATHOGENICITY) DARI BEBERAPA TANAMAN HORTIKULTURA YANG TERSERANG PENYAKIT Retno Kawuri, Made Pharmawati..........................................................................................
766
KAJIAN PROSEDUR DAN IMPLIKASI RENCANA PEMBANGUNAN REKLAMASI TELUK BENOA BALI I Putu GedeArdhana, Mutria Farhaeni..................................................................................
773
SINERGI ANTARA SISTEM PERTANIAN HORTIKULTURA DENGAN AKTIVITAS PERTANIAN DI BEDUGUL BALI Ketut Budi Susrusa, Yohanes Setiyo, dan IGN Apriadi Aviantara ......................................
781
VARIABILITAS MUSIMAN ARUSLINTAS SELAT LOMBOK BERDASARKAN DATA INSTANT 2004-2006 I Wayan Gede Astawa Karang ...............................................................................................
787
PERBANDINGAN KUALITAS DNA METAGENOMIK HASIL ISOLASI DARI TANAH HUTAN MANGROVE DENGAN DAN TANPA PENAMBAHAN SUSU SKIM DALAM BUFER LISIS I Nengah Wirajana, Ni Putu Frida Oktaningtias, Widiarthi Ketut Ratnayani, Sagung Chandra Yowani ........................................................................................................
794
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xxv
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
25.
26.
27.
28.
KAJIAN POPULASI MIKROBA PADA PROSES BIOREMEDIASI SECARA IN-SITU DI LAHAN BUDIDAYA KENTANG Yohanes Setiyo, I.B.W. Gunam, Sumiyati dan Victor Manuntun Manurung ........................
800
EVALUASI KEMAMPUAN TANAMAN JALAN DALAM PENYERAPAN EMISI GAS CO2 DENGAN SIMULASI KOMPUTER I Ketut Sundra, I Made Widhi Wirawan, I Putu Eka Nila Kencana , I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan .................................................................................
806
POTENSI DAN TINGKAT EKSPLOITASI ABALON (Haliotis squamta) DI PANTAI DESA CEMAGI,MENGWI, BADUNG Deny Suhernawan Yusup, IB. Made Suaskara, G.S. Indrawan, Komang Triwiyanto ...........
813
DIMENSI PENTING DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA BERBASIS MASYARAKAT DAN BERKELANJUTAN DI PROVINSI BALI I Ketut Satriawan, Ida Bagus Gde Pujaastawa dan I Made Sarjana ......................................
819
PRESENTASI ORAL: BIDANG INFORMASI DAN KOMUNIKASI 1.
2.
3.
4.
5.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN PERKEMBANGAN KLASTER KOPI ARABIKA KINTAMANI I Nyoman Gede Arya Astawa, Ni G. A. P. Harry Saptarini, I Ketut Muderana .....................
829
PERANCANGAN APLIKASI KALENDER BALI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID I Ketut Suwintana, Putu Manik Prihatini ...............................................................................
837
KARAKTERISTIK DAN PERFORMANSI SISTEM VFFT/OFDM N.M.A.E.D. Wirastuti, K.O. Saputra .....................................................................................
844
RANCANG BANGUN QUADCOPTER ROBOT SEBAGAI ALAT PEMANTAU JARAK JAUH KAWASAN LINGKUNGAN BENCANA I.B. Alit Swamardika, I N. Setiawan, I N. Budiastra .............................................................
852
PENGUJIAN SMS PADA PENGAMAN TAMBAHAN DENGAN BAHASA RAKITAN (ASSEMBLY) MIKROKONTROLER AT89S52 I Gst. Agung Putu Raka Agung, I Nyoman Setiawan, Gede Sukadarmika ...........................
860
PRESENTASI ORAL: BIDANG HUMANIORA 1.
REKONSTRUKSI PENILAIAN KINERJA LEMBAGA PERKREDITAN DESA: INTEGRASI TEORI KOMUNIKASI AKSI HABERMAS DAN BUDAYA TRI HITA KARANA I Ketut Sujana ........................................................................................................................ 871
2.
MANAJEMEN PENILAIAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BERBASIS ASET TAK BERWUJUD Tommy Hendrix .....................................................................................................................
xxvi | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
880
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
MANAJEMEN OPERASI RETORT POUCH SKALA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) Tommy Hendrix dan Asep Nurhikmat ...................................................................................
887
DETERMINAN DARI STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA DI PERDESAAN PROVINSI BALI Made Susilawati, Desak Putu Eka Nilakusmawati, Nyoman Dayuh Rimbawan .................
895
ARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGIS I Nyoman Sunarta, Luh Putu Kerti Pujani , I Made Adikampana, Saptono Nugroho ...........
903
MASYARAKAT MULTIKULTURAL KOTA ENDE: TINJAUAN SEJARAH DAN INTEGRASI F.X. Soenaryo, Fransiska Dewi Setiowati S, Anak Agung Inten Asmariati ..........................
908
IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA SEBAGAI NORMA ETIK DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA, BERBANGSA, BERMASYARAKAT Tjok Istri Putra Astiti, Anak Agung Istri Ari Atu Dewi, I Gusti Ngurah Dharma Laksana ...
916
GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN BUDAYA PADA KINERJA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI BALI I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri ........................................................................................
922
MENGURANGI KEMISKINAN DI DAERAH PARIWISATA DENGAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAN: Tinjauan Wilayah Badung bagian Selatan GPB Suka Arjawa ..................................................................................................................
929
DINAMIKA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PESERTA PROGRAM INTERNATIONAL BUSINESS STUDY NETWORK (IBSN) UNIVERSITAS UDAYANA I Nengah Sudipa, I Made Rajeg, Luh Putu Laksminy, Putu Ayu Asty Senja Pratiwi ............
935
EKSPLORASI MISKONSEPSI MAHASISWA DALAM PENGEMBANGAN BUKU TEKS ANALISIS REAL BERMUATAN PETA PIKIRAN Luh Putu Ida Harini, I Gede Santi Astawa, I Gusti Ayu Made Srinadi..................................
941
PENGARUH BUDAYA TRI HITA KARANA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MEDIASI KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (STUDI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI PROVINSI BALI) Ida Bagus Ketut Surya ...........................................................................................................
950
HIPERSOSIALISASI KRIMINALITAS NARAPIDANA DI LP DENPASAR (Studi Multidisipliner Merancang Model Pengembangan LP) I Gusti Agung Oka Mahagangga, IGN. Parikesit Widiatedja I Made Kusumanegara, Tedy Erviantono ..............................................................................
960
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xxvii
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
14.
UPAYA MERANCANG TINGGALAN PRABU UDAYANA DI DESA PEKRAMAN KUTRI SEBAGAI DESA WISATA Ida Ayu Suryasih, I Made Sendra, I Gst. Ag. Oka Mahagangga, Ida Bagus Suryawan, I Made Kusumanegara ....................................................................... 967
15.
AMPAK PARIWISATA PERDESAAN BAGI MASYARAKAT LOKAL I Made Adikampana, Luh Putu Kerti Pujani, Saptono Nugroho ...........................................
974
KONFLIK PEMEGANG SAHAM DAN KONSERVATISME AKUNTANSI Ni Made Dwi Ratnadi ............................................................................................................
979
16.
17.
PERAN MEDIASI STRATEGI CSR UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Pada Industri Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Bali) 988 Ni Nyoman Kerti Yasa1), I Putu Gde Sukaatmadja2) I G.N Jaya Widagda.............................
18.
ARIASI KOSAKATA BAHASA BALI DIALEK NUSA PENIDA DALAM LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT Ni Made Dhanawaty, I Made Budiarsa, I Wayan Simpen, Ni Made Suryati .........................
998
PENGARUH TENDENSI MANAJEMEN LABA, UKURAN PERUSAHAAN, SERTA TOLERANSI RISIKO PADA KEPUTUSAN MEMILIH KANTOR AKUNTAN PUBLIK Eka Ardhani Sisdyani, Putu Agus Ardiana, K.A. Krisnadewi ..............................................
1005
19.
20.
PENGEMBANGAN BATIK MAJAPAHITAN DENGAN PEWARNA TRADISIONAL GUNA PENCIPTAAN EKONOMI KREATIF DI TROWULAN Rochtri Agung Bawono dan Zuraidah 1014
21.
MODEL PENGATURAN CITY HOTEL WIRAUSAHA LOKAL BERBASIS PENGUATAN KEMITRAAN DENGAN BERBAGAI STAKEHOLDERS Ni Ketut Supasti Dharmawan, I Made Sarjana, Made Suksma Prijandhini Devi Salain, Ni Luh Gede Astariyani dan I Made Dedy Priyanto..............................................................
xxviii | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
1023
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
DETERMINAN DARI STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA DI PERDESAAN PROVINSI BALI Made Susilawati1), Desak Putu Eka Nilakusmawati2), Nyoman Dayuh Rimbawan3) 1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali. Telp/Fax : (0361)701783, E-mail:
[email protected] 2 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali 3 Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Abstrak Fenomena peningkatan jumlah penduduk lanjut usia pada abad ini, menjadikan penduduk lansia sebagai salah satu kelompok sasaran pembangunan yang menjadi fokus perhatian pemerintah dan berimplikasi kepada perumusan dan arah kebijakan pembangunan, salah satunya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui secara luas latar belakang sosial ekonomi lansia dan mengetahui model dari status pekerjaan lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di 8 kabupaten di Provinsi Bali. Sampel yang diambil sebanyak 358 sampel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik sosial ekonomi, dengan variabel dependen adalah status pekerjaan. Analisis statistika yang digunakan adalah analisis diskriptif dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian diperoleh latar belakang sosial ekonomi lansia sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 65,6% dan 34,5% tidak bekerja. Variable-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada/ tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Model terbaik dengan analisis regresi logistic biner yang diperoleh adalah: gˆ ( x ) = 16 .204 − 0.152Umur − 3.459TunjHariTu a − 2.421 PendptKel .
Kata Kunci: Lansia, status bekerja, lansia perdesaan Abstract The phenomenon of an increasing number of elderly people in this century, makes the elderly population as a target group of development are the focus of government attention and the implications for the formulation and development of policy direction, one of them to empower and improve the well-being of the elderly population. The purpose of this study was to determine broadly socio-economic background of the elderly and knowing models elderly employment status and the factors that influence it. This study was conducted in 8 districts in the province of Bali. Samples are taken of 358 samples. The variables in this study is the social and economic characteristics, the dependent variable is employment status. Statistical analysis used is descriptive analysis and logistic regression analysis. The results were obtained socioeconomic backgrounds mostly elderly have work status, as many as 65.6% and 34.5% do not work. Variables that affect the working status of the elderly, namely: age, presence / absence of annuities, and the amount of family income. The best model with binary logistic regression analysis was obtained: gˆ ( x ) = 16 .204 − 0.152Umur − 3.459TunjHariTu a − 2.421 PendptKel .
Keywords: Elderly, work status, rural elderly
1.
PENDAHULUAN
Hasil dari pembangunan nasional telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup yang makin meningkat. Hal tersebut berdampak pada peningkatan jumlah penduduk lanjut usia. Fenomena peningkatan jumlah penduduk lanjut usia pada abad ini, menjadikan penduduk lansia sebagai salah satu kelompok sasaran pembangunan yang menjadi fokus perhatian pemerintah. Menurut BPS (2011), perubahan struktur penduduk lansia ini memberikan implikasi kepada perumusan dan arah
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 895
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
kebijakan pembangunan, salah satunya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk lansia. Menanggapi kondisi tersebut maka diperlukan adanya penanganan yang lebih baik mengenai kesejahteraan lansia, karena lansia merupakan kelompok yang banyak mengalami kemunduran dari segi fisik, psikologi, sosial, ekonomi, dan kesehatan. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup lansia, perlu upaya pemberdayaan guna menunjang derajat kesehatan dan peningkatan mutu kehidupan lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Hal yang perlu dicermati adalah adanya pandangan bahwa peningkatan jumlah penduduk lansia akan meningkatkan beban penduduk usia produktif, jika dikaitkan dengan perhitungan rasio ketergantungan penduduk lansia (old dependency ratio/ODR), yang merupakan tingkat ketergantungan penduduk lansia pada penduduk usia produktif. Jika penduduk lansia tersebut semakin meningkat jumlahnya, maka beban penduduk usia produktif akan semakin besar, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang bekerja untuk mencari nafkah. Menurut Affandi (2009), banyaknya lansia yang masih bekerja disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar, serta secara fisik dan mental lansia tersebut masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan ekonomi yang relatif besar pada lansia kemungkinan disebabkan tidak/belum adanya jaminan sosial ekonomi yang memadai bagi lansia. Di Indonesia jaminan hari tua, seperti uang pensiun masih sangat terbatas untuk mereka yang bekerja di sektor formal saja, tidak untuk sektor informal. Oleh karena itu, perlu dipikirkan berbagai upaya untuk menjangkau lansia yang tidak punya pensiun atau jaminan hari tua., mengingat jumlah mereka lebih banyak dibanding lansia dari sektor formal. Meningkatnya jumlah penduduk lansia tentu membuat semakin berat pula beban negara. Dampak dari pertambahan penduduk lansia ini masih perlu mendapatkan perhatian, mengingat secara umum kondisi fisik, mental dan sosial lansia yang sudah banyak mengalami kemunduran, apalagi masih minimnya lansia yang mempunyai jaminan sosial, sehingga masih banyak lansia yang harus bekerja disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar. Berdasarkan kondisi yang kontradiktif tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui secara luas latar belakang sosial ekonomi lansia dan determinan dari status pekerjaan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi lansia, sehingga dari penelitian ini didapatkan model status pekerjaan. Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi pengambil kebijakan maupun peneliti lain, mengenai kondisi nyata lansia di perdesaan Provinsi Bali. Berdasarkan model yang diperoleh yaitu model status pekerjaan lansia, akan diketahui faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dan perlu ditindaklanjuti oleh pengambil kebijakan dalam rangka perbaikan kebijakan tentang kesejahteraan lansia. Pengertian lanjut usia menurut Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi “Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Hasil Modernisasi berdampak pada peningkatan harapan hidup dan penurunan fertilitas karena teknologi modern membawa serta sarana untuk peningkatan hidup dan mengontrol kelahiran (Cowgill & Holmes, 1972). Konsekuensi dari modernisasi dan urbanisasi tentu akan memberikan kontribusi pada hilangnya banyak kekuasaan dan prestise dari orang tua dan juga mempengaruhi perawatan lansia (Cowgill, 1986). Menurut Chen (2005), penuaan penduduk tentu akan menciptakan tuntutan baru pada pensiun, dan ketika digabungkan dengan fertilitas rendah, hal tersebut akan menghasilkan beban ekonomi yang lebih berat bagi generasi mendatang. Dalam studi oleh Munsur, et al (2010) tentang latar belakang sosio-ekonomi, pengaturan hidup, status kesehatan dan penyalahgunaan (abuse) wanita berusia 60 tahun dan lebih tua di distrik Naogaon pedesaan Bangladesh. Data dikumpulkan dari tujuh desa, hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas dari lansia yang diteliti tidak memiliki pendidikan dasar, sebagai tenaga kerja tidak dibayar, janda, tidak memiliki penghasilan dan secara ekonomi tergantung pada orang lain.
896 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
2.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di daerah perdesaan di 8 kabupaten yang ada di Provinsi Bali. Pemilihan lokasi penelitian yang merupakan wilayah perdesaan di 8 kabupaten di Provinsi Bali mengacu pada klasifikasi perdesaan dan perkotaan di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2010 (Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010). Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari sumber primer, yaitu diambil secara langsung oleh peneliti menggunakan kuesioner dan angket. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di pedesaan di Provinsi Bali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode proportional stratified random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei, dimana informasi dikumpulkan dengan menanyai lansia menggunakan kuesioner terstruktur. Survei ini dijalankan dengan menemui responden secara bertatap muka. Dalam hal ini petugas lapang menanyai responden dengan pertanyaan terstruktur yang sudah disiapkan sebelumnya. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Karakteristik sosial ekonomi yang dijabarkan dalam variabel berikut: Umur (tahun), Status perkawinan, Tingkat pendidikan, Pendapatan responden, Pendapatan keluarga per-bulan, Kepuasan terhadap kondisi ekonomi, Status ekonomi pada keluarga, Status Kesehatan, Ada tidaknya tunjangan hari tua. 2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah: Status Pekerjaan, dikelompokkan: tidak bekerja; bekerja dengan status berusaha sendiri; bekerja dengan status berusaha dibantu buruh, pekerja tidak dibayar; pekerja bebas; buruh/karyawan. Teknik analisis data dalam penelitian ini, mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Melakukan analisis deskriptif untuk mengamati karakteristik sosial ekonomi lansia dengan menentukan persentase variable secara univariat. 2. Melakukan teknik analisis univariat menggunakan analisis Khi Kuadrat untuk mengetahui keterkaitan masing-masing variable karakteristik sosial ekonomi lansia dengan status pekerjaan lansia. 3. Melakukan teknik analisis multivariate menggunakan analisis regresi logistik untuk menentukan faktor-faktor yang memengaruhi status pekerjaan lansia. Analisis regresi logistik menurut Hosmer dan Lemeshow (2000) merupakan metode regresi dengan variabel respon Y merupakan kategorik atau dikotomi, sedangkan variabel bebasnya merupakan variabel kategorik dan atau kontinu. ª π ( x) º
Model regresinya adalah g ( x) = ln « » = β 0 + β1x1 + β 2 x2 + K + β p x p ¬1 − π ( x ) ¼ Dengan: β = parameter regresi x = variabel bebas Semua data diedit, dikumpulkan, dan dianalisis menggunakan bantuan program statistik SPSS 19.0. 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Perdesaan Provinsi Bali Data yang diambil merupakan hasil jawaban responden lansia terhadap kuisioner yang disebar di delapan kabupaten di Provinsi Bali, dengan data yang terkumpul sebanyak 358. Hasil analisis deskriptif karakteristik sosial ekonomi lansia pedesaan Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 65,6% dan 34,5% tidak bekerja. Banyak alasan lansia masih bekerja, antara lain secara fisik dan mental lansia Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 897
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
masih mampu dan kuat bekerja, desakan ekonomi, dan aktualisasi diri/emosi, seperti yang dikemukakan oleh Wirakartakusumah (1996). Alasan ekonomi yang menjadi sebab lansia bekerja juga dikemukakan oleh Sigit (1988), dengan masih bekerjanya lansia berarti mereka masih dapat menghidupi dirinya sendiri. Bahkan tidak sedikit lansia yang masih menghidupi keluarga anaknya yang tinggal bersamanya, karena mereka hidup dalam keluarga yang tidak mampu. Tabel 1. Karakteristik Social Ekonomi Lansia Pedesaan Provinsi Bali Variabel Status Bekerja 1. Tidak Bekerja 2. Bekerja Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Wanita Status Kawin 1. Belum Kawin 2. Kawin 3. Cerai Hidup 4. Cerai Mati Tingkat Pndidik 1. Tidak sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. PT Status dlm RT 1. Anggota RT 2. Kepala RT Kepuasan Ekonomi 1. Tidak Puas 2. Puas
N
%
123 235
34.5 65.6
175 183
48.9 51.1
10 280 6 62
2.8 78.2 1.7 17.3
158 147 23 19 11
44.1 41.1 6.4 5.3 3.1
223 135
180 178
62.3 37.7
50.3 49.7
Variabel
N
%
Ada tidak Tanggungan 1. Tidak ada 2. Ada
239 119
66.8 33.2
Status Kesehatan 1. Tidak sehat 2. Sehat
134 224
37.4 62.6
300 58
83.8 16.2
Pendapatan 1. Tidak ada 2. < Rp.500.000 3. 500.000-1 juta 4. > 1 Juta
124 98 81 55
34.6 27.4 22.6 15.4
Pendapatan Keluarga 1. < 1 juta 2. 1.000.001 – 2 juta 3. > 2 juta
129 160 69
36.0 44.7 19.3
Ketergantung ekonomi 1. Tidak 2. Ya
157 201
43.9 56.1
Tunjangan Hari Tua 1. Tidak ada 2. Ada
Deskripsi responden menurut ada/tidaknya tunjangan hari tua, diperoleh sebagian besar lansia (83.8%) tidak mempunyai tunjangan hari tua, dan sisanya mempunyai tunjangan hari tua, seperti tunjangan pensiun, asuransi hari tua, Jaminan sosial lanjut usia (JSLU), maupun tunjangan lainnya. Status kesehatan lansia, menunjukkan sebagian besar responden 62,6% dari 358 total lansia mempunyai status sehat, sedangkan sisanya 37,4% menyatakan tidak sehat. Karakteristik lansia yang lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa 51,1% responden adalah lansia wanita dan 48,9% lansia laki-laki. Status kawin lansia menunjukkan bahwa 78,2% dengan status kawin, 17,3% status cerai mati, dan sisanya terdiri dari status belum kawin dan cerai hidup. Responden menurut statusnya dalam rumah tangga, menunjukkan 62,3% anggota rumah tangga dan 37,3% merupakan kepala rumah tangga. Karakteristik responden menurut ada/ tidaknya tanggungan dalam rumah tangga, diperoleh sebagian besar lansia, yaitu 66,8% tidak mempunyai tanggungan, sedangkan sisanya menyatakan mempunyai tanggungan. Variabel tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai tingkat pendidikan Tidak Sekolah sebesar 44,1%, SD 41,1%, sisanya 14,8% dengan status SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Secara keseluruhan, tingkat pendidikan lansia umumnya rendah, seperti halnya kondisi pendidikan penduduk Indonesia pada umumnya. Kondisi demikian sangat dimaklumi mengingat kebanyakan lansia pada waktu mereka berada pada saat usia sekolah, mereka hidup dalam jaman penjajahan atau jaman perang, dan besar kemungkinan bahwa hanya sedikit dari mereka harus bersekolah, selain itu 898 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
juga sarana pendidikan masih sangat terbatas dibanding sekarang. Deskripsi responden menurut pendapatan, diperoleh 34,6% lansia tidak mempunyai pendapatan, 27,4% dengan pendapatan kurang dari Rp. 500.000,-, pendapatan Rp. 500.000 – 1.000.000,- sebesar 22,6%, dan untuk pendapatan lebih dari Rp.1.000.000,- sebesar 15,4%. Sebagian besar pendapatan responden rendah. Hal ini disebabkan sewaktu masih muda mereka terserap di bidang pertanian, sehingga ketika mereka sudah lanjut usia seperti sekarang, pekerjaan-pekerjaan pertanian sudah tidak mampu lagi mereka kerjakan. Dengan demikian mereka tidak mempunyai pekerjaan. Sama halnya dengan responden yang bekerja di sektor industri. Tingkat pendidikan yang ditamatkan responden sejalan dengan tingkat pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh. Karena tingkat pendidikan responden rendah dan pekerjaan yang mereka peroleh adalah di sektor swasta, penghasilan mereka rendah. Dengan kondisi seperti itu mereka tidak dapat menabung/ menyisihkan uang untuk hari tua. Ketika mereka berhenti dari pekerjaan tidak mendapatkan tunjangan kesejahteraan hari tua, sehingga mayoritas responden mendapatkan pendapatan per bulan sangat sedikit. Deskripsi pendapatan keluarga responden, dari 358 lansia, sebanyak 36,0% dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000,-, pendapatan antara Rp. 1.000.001,- – Rp. 2.000.000,- sebanyak 44.7% , dan pendapatan lebih dari Rp. 2.000.000,- sebesar 19,3%. Deskripsi responden menurut ketergantungan ekonomi lansia terhadap anggota keluarga lain, menunjukkan bahwa 56,1% menyatakan tergantung, dan 43,9% menyatakan tidak tergantung secara ekonomi terhadap anggota keluarga lain. Jawaban responden mengenai pertanyaan apakah merasa puas terhadap kondisi ekonomi mereka saat ini, diperoleh 50,3% responden menyatakan tidak puas dan 49,7% menyatakan puas terhadap kondisi ekonomi mereka. 3.2
Model Status Pekerjaan Lansia Masa pensiun seharusnya diisi dengan menikmati hari tua bersama anak dan cucu-cucunya, tetapi kenyataan di Provinsi Bali terutama di pedesaan masih ada 65.6% lansia yang berstatus bekerja. Alasan terbesar lansia ini masih bekerja adalah untuk menambah penghasilan dan membantu keuangan keluarga. Pekerjaan yang paling banyak ditekuni adalah pekerjaan kasar seperti buruh tani, buruh bangunan, dan sebagian lagi pedagang. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi lansia ini masih bekerja dapat dijelaskan dengan melakukan analisis statistic univariat dan multivariate. Analisis univariat dilakukan untuk melihat ada/ tidaknya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan karakteristik sosial ekonomi menggunakan statistik uji khi kuadrat. Hipotesis untuk uji ini adalah: Ho: Tidak ada keterkaitan status pekerjaan dengan variable karakteristik social ekonomi Hi : Ada keterkaitan status pekerjaan dengan variabel karakteristik sosial ekonomi Hasil uji khi kuadrat disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Khi Kuadrat Status Pekerjaan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi Status Pekerjaan vs Variabel Karakteristik 1. Tingkat Pendidikan 2. Status Kawin 3. Status dalam Rumah Tangga 4. Ada tidaknya Tanggungan 5. Jenis Kelamin 6. Status Kesehatan 7. Ada tidaknya Tunjangan Hari Tua 8. Pendapatan 9. Pendapatan Keluarga 10. Puas/tidak pd kondisi ekonomi 11. Ketergantungan sector ekonomi pada keluarga lain
Nilai Khi kuadrat
Nilai Sign.
Keputusan
14.442 22.257 14.152 17.854 7.288 11.837 1.941 265.740 8.287 0.168
0.006 0.000 0.000 0.000 0.007 0.001 0.379 0.000 0.040 0.682
Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Terima Ho Tolak Ho Tolak Ho Terima Ho
39.271
0.000
Tolak Ho
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 899
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Tabel 2 menjelaskan bahwa secara sendiri-sendiri tidak terlihat adanya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan status ada/tidaknya tunjangan hari tua dan kepuasan pada kondisi ekonomi, ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari taraf nyata 5%, sehingga Ho diterima. Sedangkan hubungan antara status pekerjaan lansia dengan variabel karakteristik sosial lainnya signifikan. Hasil analisis univariat hanya menghasilkan kesimpulan tentang hubungan antara status pekerjaan lansia dengan masing-masing variabel karakteristik sosial ekonomi, hal ini jelas berbeda ketika hubungan status pekerjaan lansia dengan masing-masing variable karakteristik sosial ekonomi dilihat secara simultan dan parsial (multivariate). Model yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan lansia yang berskala kategorik biner dengan variable karakteristik social ekonomi dengan skala kategorik dan atau kontinu adalah model regresi logistic biner. Hasil uji regresi logistic multivariate terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Variabel Umur
B
S.E
Wald
db
Sign
OR
-0.152
0.049
9.483
1
0.002
0.859
Status Kawin
1.173
1.006
1.357
1
0.244
3.230
Pendidikan
0.154
1.241
0.015
1
0.901
1.167
Status dalam Rumah Tangga
-0.458
0.677
0.457
1
0.499
0.633
Ada/tidak Tanggungan
-0.373
0.757
0.243
1
0.622
0.689
Status Kesehatan
0.363
1.026
0.125
1
0.724
1.437
Lama Sakit
-0.114
0.194
0.346
1
0.556
0.892
Tunjangan Hari Tua
-3.459
1.077
10.317
1
0.001
0.031
0.000
1
0.999
0.000
Pendapatan
-23.190
Pendapatan Keluarga
26118.184
-2.421
1.011
5.732
1
0.017
0.089
Puas/Tidak thd Kondisi Ekonomi
0.897
0.666
1.812
1
0.178
2.451
Ketergantungan Ekonomi
1.167
0.630
3.435
1
0.064
3.214
Constant
16.204
3.869
17.537
1
0.000
1.089E7
Berdasarkan pada nilai signifikansinya yang lebih besar dari taraf nyata 5% dapat diputuskan variable-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Maka model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x ) = 16 .204 − 0 .152Umur − 3 .459TunjHariTu a − 2 .421PendptKel .
(1)
Model 1 menunjukkan bahwa: Nilai OR untuk umur = 0,859 berarti bertambahnya umur satu tahun akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja 0,859 kali. Ketika bertambahnya umur lansia selalu diikuti dengan menurunnya derajat kesehatan, sehingga mengurangi pula keinginan untuk bekerja. Hal ini sejalan dengan hasil uji khi kuadrat (Tabel 2) untuk status kesehatan yang signifikan (sign. = 0.001 < α = 0.05) dengan status bekerja. Artinya sehat tidaknya lansia ada kaitan dengan bekerja tidaknya lansia. Nilai OR untuk tunjangan hari tua = 0.031 mengindikasikan bahwa ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja 0,031 kali dibandingkan lansia yang 900 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
tidak mempunyai tunjangan hari tua. Hal ini disebabkan karena pada lansia yang mempunyai tunjangan hari tua secara ekonomi lebih mapan sehingga menurunkan keinginan untuk bekerja. Begitu pula pada variable besaran pendapatan keluarga dengan nilai OR = 0,089 menunjukkan bahwa peningkatan total pendapatan keluarga akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja sebesar 0.089 kali. Dengan banyaknya lansia yang bekerja, perlu dipikirkan lapangan pekerjaan dan jenis pekerjaan yang cocok dengan kondisi mereka. Mereka masih tetap menjadi modal pembangunan, tapi mereka juga tidak mengurangi kesempatan bekerja untuk penduduk usia produktif. Namun kondisi seperti ini perlu juga didukung adanya jaminan sosial yang dapat membantu kebutuhan lansia, terutama untuk lansia yang bekerja di sektor informal. 4.
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan Latar belakang sosial ekonomi lansia diperoleh sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 65,6% dan 34,5% tidak bekerja. Variable-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada/ tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Model terbaik yang diperoleh adalah: gˆ ( x ) = 16 .204 − 0 .152Umur − 3 .459TunjHariTu a − 2 .421PendptKel .
Nilai OR untuk umur = 0,859 berarti bertambahnya umur satu tahun akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja 0,859 kali. Nilai OR untuk tunjangan hari tua = 0.031 mengindikasikan bahwa ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja 0,031 kali dibandingkan lansia yang tidak mempunyai tunjangan hari tua. Dan pada variable besaran pendapatan keluarga dengan nilai OR = 0,089 menunjukkan bahwa peningkatan total pendapatan keluarga akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja sebesar 0.089 kali. 4.2
Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari model status bekerja lansia, maka untuk mengurangi lansia masih bekerja maka hal yang harus diperhatikan oleh pengambil kebijakan adalah menyiapkan jaminan sosial yang bisa mengakomodir semua kalangan lansia pada berbagai status sosial ekonomi. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih penulis ucapkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Udayana dan Dikti atas dana yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat terlaksana. DAFTAR PUSTAKA Affandi, Moch. (2009) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penduduk Lanjut Usia Memilih Untuk Bekerja’. Journal of Indonesian Applied Economics, 3(2), hal.99-110 BPS. (2010). Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010, Tentang Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. _______ (2011). Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2010 Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Chen, Hsiao-hung Nancy (2007) Social Safety Nets and Socio-economic Disparity Under Globalization, Department of Sociology, Taiwan: National Chengchi University Taipei. Cowgill, Donald O. & Holmes, Lowell D. (Editors) (1972) Aging and Modernization, New York: Appleton-Century-Crofts Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 901
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014 “Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Cowgill, D. (1986) Ageing Around the World. Belmont, CA.: Wadsworth Publishing Co. Munsur, Ahmed Mohammad; Tareque, Ismail; and Rahman, K. M. Mustafizur (2010) ‘Determinants of Living Arrangements, Health Status and Abuse among Elderly Women: A Study of Rural Naogaon District, Bangladesh’, Journal of International Women’s Studies, 11(4), pp. 162-176. Available at: http://vc.bridgew.edu/jiws/vol11/iss4/12 [Diakses 2 Januari 2013]. Hosmer, DW & S. Lemeshow (2000) Apllied Logistik Regression . New York: John Wiley and Sons. Sigit, Hananto (1998) A Socio Economic profile of Elderly independent Indonesia. Jakarta: Biro Pusat Statistik. Wirakartakusumah, M. Djuhari, Hisar Sirait, dan Zainul Hidayat (1996). Pelibatan Penduduk Usia Lanjut dalam Keluarga. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
902 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014