LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING
PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR SOSIOLOGI SMA
Tahun ke 1 dari Rencana 2 Tahun
Oleh: Grendi Hendrastomo, MA Aran Handoko, M.Sn Poerwanti Hadi Pratiwi, M.Si
NIDN. 0017018201 NIDN. 0002027803 NIDN. 0013068302
Dibiayai oleh DIPA Universitas Negeri Yogyakarta Dengan Surat Perjanjian Penugasan dalam rangka Pelaksanaan Program Penelitian Hibah Bersaing Tahun Anggaran 2013 Nomor: 532a/BOPTN/UN34.21/2013 Tanggal 27 Mei 2013
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOVEMBER 2013
HALAMAN PENGESAHAN Pengembangan MediaKomik SosiologiuntukMeningkatkan Ketuntasan BelaiarSosiologi SMA
Kegiatan / Pelalsana
M.A. GRENDIHENDRASTOMO 0017018201
Lengkap n Fungsional Studi HP I (e-mail)
PendidikanSosiologi 08121556574 ghendrastomo(@yahoo. com
Peneliti(1) Lengkap
Tinggi Peneliti(2)
ARAN HANDOKO 0002027803 L]NIVERSITASNEGERIYOGYAKARTA POERWANTIHADI PRATIWIS.Pd..M.Si. 0013068302 LINIVERSITASNEGERIYOGYAKARTA
Lengkap Tinggi
Miha fiika ada) InstitusiMitra Alamat PenanggungJawab
Pelaksanaan TahunBerjalan Keseluruhan
Tahunke I darirencana2 tahun Rp.40.000.000,00 Rp.111.800.000,00 - lI -2013, Yogyakarta,2T KetuaPeneliti.
I 198903 1001
(GRENprHENpRASTOMOM.A.) NrPA{rK19820r t7 200604r 002
1962111 11988031001
PRAKATA Pembelajaran Sosiologi di Sekolah Menengah Atas (SMA), pada umumnya dirasa membosankan dan disepelekan oleh sebagian besar siswa. Ada anggapan bahwa sosiologi mudah dipelajari dan tidak menarik karena hanya berisi teori-teori. Materi pembelajaran sosiologi terutama berkenaan dengan kehidupan sosial siswa ketika berada di lingkungan masyarakat. Berbagai kasus yang berkaitan dengan lingkungan sosial, misalnya penurunan pemahaman akan nilai dan norma, melunturnya jiwa sosial masyarakat, menjadi problem klasik yang bisa diminimalisir ketika pembelajaran ilmu sosial khususnya sosiologi diajarkan dengan menyenangkan. Untuk mengatasi hal tersebut dan sekaligus untuk memodernisasi serta memperbaharui kegiatan belajar mengajar maka perlu ada media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dan menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih hidup. Salah satu media pembelajaran tersebut adalah komik. Komik sebagai media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dengan penggunaan komik sebagai media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan keaktifan, partisipasi, respon, dan minat siswa; khususnya dalam pembelajaran sosiologi. Berangkat dari pemikiran di atas, penelitian tentang pengembangan media komik sosiologi ini dilakukan untuk menjawab masalah dan tantangan pembelajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini sekaligus dimaksudkan untuk melakukan terobosan dan inovasi dalam pengembangan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran baik oleh guru maupun siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama mengkonstruksi dan mengembangkan materi pembelajaran melalui media komik, dimana komik sosiologi merupakan jembatan teoritis dengan realitas sosial. Tidak lupa pada kesempatan ini, Kami mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat – Dikti Kemdikbud, melalui LPPMP UNY yang telah memfasilitasi Kami untuk mengembangkan model komik sosiologi dan mendanainya dalam bentuk penelitian Hibah Bersaing. Kami juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan pada penelitian ini. Atas dasar itu semua, maka Kami menerima segala bentuk saran, kritik, dan masukan dari berbagai pihak guna perbaikan penelitian ini ke depan. Akhirnya Kami berharap, semoga luaran yang dihasilkan dari penelitian Hibah Bersaing ini bermanfaat bagi para guru, siswa, dan praktisi di bidang pendidikan. Yogyakarta, November 2013 Tim Peneliti
iii
PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR SOSIOLOGI SMA Oleh: Grendi Hendrastomo, Aran Handoko, Poerwanti Hadi Pratiwi RINGKASAN
Komik merupakan media pembelajaran alternatif yang interaktif dan membuai penikmatnya untuk menyelami realitas yang dituangkan dalam cerita bergambar. Media pembelajaran ini dirasa dekat dengan dunia remaja dan mendorong remaja untuk mengembangkan sosiologi sehingga menjadi lebih bermakna dan mudah dipahami. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran sosiologi materi nilai dan norma sosial dengan menggunakan media komik, mengetahui hasil belajar sosiologi dengan media komik dan mengetahui efektifitas penggunaan media komik dalam pembelajaran sosiologi di SMA. Penelitian ini menggunakan metode research and development dimana pada tahap awal dikembangkan media komik dan selanjutnya akan diterapkan pada pembelajaran sosiologi SMA. Penelitian ini dilaksanakan di SMA di Yogyakarta dan Jawa tengah. Lokasi waktu penelitian direncanakan selama dua tahun. Penelitian ini menggunakan metode research and development yang dikembangkan Borg dan Gall dengan beberapa modifikasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan berbagai teknik, yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sesuai dengan langkah-langkah kegiatan dalam penelitian. Untuk mendukung pengumpulan data, digunakan juga Focus Group Discussion (FGD) dan buku catatan/ logbook. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu: 1) Tahap pengumpulan data awal terkait proses pembelajaran sosiologi di SMA. Hasil observasi dan wawancara menunjukkan adanya kemandegan (stagnan) dalam proses pembelajaran sosiologi di tingkat SMA. Beberapa materi dirasa sulit untuk dipahami dan memiliki pemahaman ganda yang menyulitkan baik guru maupun siswa. Informasi lain menunjukkan bahwa proses pembelajaran kurang memanfaatkan media pembelajaran yang ada. Proses selanjutnya adalah mengadakan Focus Group Discusion (FGD), dengan hasil: a) kompetensi yang dianggap sulit untuk kemudian dibuat komik, b) pokok bahasan Nilai dan Norma ditetapkan sebagai materi yang akan dibuat, c) komik dibuat pertema yang dekat dengan realita kehidupan siswa sehari-hari. 2) Tahap pembuatan storyboard. Berisi gambaran secara umum isi dari komik yang akan dibuat. Dalam storyboard dimunculkan ilustrasi, latar belakang gambar, naskah cerita, dan situasi yang diinginkan. Hasil dari storyboard memunculkan tiga cerita yang berkenaan dengan topik yang telah dipilih. 3) Tahap pembuatan sketsa. Proses ini meliputi dua tahapan, yaitu: a) pembuatan sketsa kasar, dan b) review sketsa (ahli komik). 4) Tahap pembuatan gambar. Proses ini dilakukan dengan menebalkan gambar yang sudah jadi agar terlihat lebih jelas dan menambahkan detail yang kurang. 5) Tahap pemberian warna (pewarnaan). Meliputi dua tahapan yang harus dilakukan, yaitu digitalisasi dan pewarnaan. 6) Tahap pencetakan komik menjadi bentuk buku. 7) tahap review komik dari ahli materi dan ahli komik. 8) Tahap uji coba terbatas untuk mengetahui respon siswa.
Kata kunci: Komik, Sosiologi, Media
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... PRAKATA .................................................................................................... RINGKASAN ................................................................................................ DAFTAR ISI .................................................................................................
i ii iii iv v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. A. Latar Belakang ........................................................................................ B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................................
1 1 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... A. Proses dan Media Pembelajaran ................................................................ B. Komik .................................................................................................... C. Evaluasi Efektivitas Pembelajaran ..............................................................
4 4 6 7
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ................................................... A. Tujuan Penelitian ..................................................................................... B. Manfaat Penelitian ...................................................................................
10 10 10
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................ A. Desain Penelitian ..................................................................................... B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... C. Alur dan Proses Penelitian ........................................................................ D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................
12 12 12 12 13
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................... B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Penelitian .................................. C. Jalan Keluar/ Solusi .................................................................................
14 14 24 25
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA .......................................................
26
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. A. Kesimpulan ............................................................................................ B. Saran ....................................................................................................
28 28 29
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
30
v
BA B I PENDA HULUA N
A. Latar Belakang Be lajar merupakan kegiatan yang te rus m e ne rus dilakuk an. Be lajar m e rupakan inti dari proses pembelajaran yang banyak dilakukan di se k olah. Me lalui proses pembelajaran, siswa akan mempelajari berbagai macam materi ajar yang akan m enambah pengetahuan siswa te rhadap subyek pembelajaran yang diajark an. Proses pembelajaran diartikan sebagai suatu k ombinasi yang te rsusun meliputi unsur-unsur m anusiawi, m ate rial, fasilitas dan prose dur yang saling mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai tujuan (Ham alik , 2004). Proses pembelajaran m e rupak an k e giatan yang m e libatk an guru, siswa, m ateri ajar, lingkungan belajar, sumber belajar, media pe m be lajaran dan sarana pendukung lainya. Pembelajaran yang e fe ktif pe rlu m e libatk an se m ua k omponen atau setidaknya dapat dilakukan dengan me ngoptim alk an be berapa komponen. Salah satu k ompone n yang sangat dinam is dan bisa didorong optim alisasinya adalah m e dia pe m be lajaran. Dalam prose s be lajar m e ngajar k e duduk an m e dia pe m belajaran sangat penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidak je lasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menggunakan media sebagai pe rantara. Ke rum itan bahan ajar dapat lebih disederhanak an de ngan bantuan m e dia. Me dia pembelajaran dapat mewakili apa yang kurang m am pu disam paik an m e lalui k ata-kata terte ntu. Media pembelajaran juga dapat membantu dalam hal m engkonkre tk an bahan yang abstrak . De ngan de m ikian siswa le bih m udah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media (Mediawati, 2011:70). Prose s pembelajaran me nge nai ilm u sosial m e ngalam i pe nurunan m otivasi yang dikarenakan ketidakpaduan antar k om pone n pe m be lajaran. Salah satu mata ajar yang dikeluhkan k arena m aterinya yang sulit dipaham i adalah m ata pe lajaran sosiologi di Se k olah Me ne ngah Atas (SMA). Pe m belajaran Sosiologi di Se kolah Mene ngah Atas (SMA), pada um um nya dirasa m e m bosank an dan dise pe le k an ole h se bagian besar siswa. Ada anggapan bahwa sosiologi mudah dipelajari dan tidak menarik k are na hanya be risi te ori-teori. Materi pembelajaran sosiologi terutama berkenaan de ngan k e hidupan sosial siswa k etika berada di lingk ungan m asyarak at. Be rbagai k asus yang be rk aitan de ngan lingk ungan sosial, m isalnya pe nurunan pe m ahaman akan nilai dan norm a, m e lunturnya jiwa sosial m asyarak at, m e njadi problem k lasik yang bisa dim inim alisir k e tik a pe m be lajaran ilm u
1
sosial khususnya sosiologi diajarkan dengan menyenangk an. Pe m be lajaran yang m enyenangkan m utlak dipe rluk an agar pe m aham an siswa te ntang m ate ri m am pu ditangk ap se cara m ak sim al. Ak ibat k e tidak te patan posisi guru dalam m e ngajar sosiologi m e nyebabkan nilai siswa m enjadi tidak terlalu bagus. Karena terkesan mudah dan sepele maka sosiologi dikesampingkan se hingga nilai siswa ce nde rung standar. Padahal sosiologi m e njadi salah satu m ata ujian nasional yang diharapkan selain menghasilkan nilai yang tinggi, m ate rinya juga m e njadi pe gangan siswa dalam m enganalisis permasalahan sosial yang sering m uncul di m asyarakat. Kondisi ini semakin diperparah de ngan m e tode pe ngajaran yang m asih m e ngandalk an ce ram ah, one-way communication, tidak te rse dianya alte rnative sum be r be lajar dan m e dia pem be lajaran yang m e narik, menyebabkan siswa m enjadi cepat bosan dan tidak paham akan apa yang diajark an. Apabila hal ini terus terjadi maka yang ak an te rjadi adalah pe lajaran menjadi membosankan, siswa m engantuk, kurang perhatian dan m ate ri yang disam paik an guru tidak sam pai pada tujuannya. Untuk mengatasi hal te rsebut dan se k aligus untuk m em ode rnisasi se rta m emperbaharui k e giatan be lajar m e ngajar m ak a pe rlu ada m e dia pe m belajaran yang dapat menarik perhatian siswa dan m e njadik an prose s pe m belajaran menjadi le bih hidup. Salah satu media pembelajaran te rse but adalah k om ik . Pilihan m e dia pe m be lajaran be rbasis k om ik m am pu m e ningkatkan k egiatan pembelajaran k e arah yang lebih baik (Wahyuningsih, 2011; Me diawati, 2011; Novianti & Syaichudin, 2010), dim ana ada pe ningkatan keaktifan dan partisipasi siswa dalam diskusi, re spon dan m inat yang positif pada proses pembelajaran dan m eningkatkan pemahaman siswa.
B. Batasan dan Rumusan Masalah Pe ngembangan m edia pembelajaran berbasis k omik dilakukan dengan pe ngambilan salah satu topik di dalam k om pe te nsi inti yang harus dicapai siswa SMA. Kompetensi inti yang dipilih m e rupak an bagian dari obse rvasi m e ngenai topic pelajaran yang dirasa sulit untuk diterangkan ole h guru dan m e miliki beberapa alternative pem aham an yang be rbe da. O le h se bab itu nantinya pe ne litian ini ak an difok usk an pada pe nge m bangan m e dia pe m be lajaran dan im ple m e ntasinya dalam prose s pe m belajaran. R um usan m asalah dalam pe ne litian ini adalah 1. Bagaimana cara m e nge m bangk an m e dia pe m be lajaran sosiologi be rbasis k om ik ?
2
2. Bagaim ana im ple m e ntasi k om ik pe m be lajaran dalam prose s pe m be lajaran sosiologi SMA? R um usan m asalah pe rtam a m e rupak an pe rtanyaan pe ne litian yang dise lesaikan pada tahun pertama, sedangkan rumusan masalah yang k e dua ak an dijawab pada prose s pe ne litian tahun k e dua.
3
BA B II TINJA UA N PUSTA KA
A. Proses dan Media Pembelajaran Be lajar merupakan aspek dari perkembangan yang menunjuk k e pada pe rubahan (modifikasi) perilaku sebagai hasil dari praktik dan pe ngalam an. Be lajar adalah suatu proses yang kompleks yang te rjadi pada diri setiap orang se panjang hidupnya (Arsyad, 2003:1). Belajar dapat te rjadi k apan saja dan dim ana saja. Pertanda bahwa se se orang itu te lah be lajar adalah adanya pe rubahan tingkah laku pada diri orang itu yang m ungk in dise babk an ole h te rjadinya pe rubahan pada tingk at pe nge tahuan, k e teram pilan, atau sik apnya. Be lajar m e liputi tidak hanya m ata pe lajaran, te tapi juga pe nguasaan, k ebiasaan, persepsi, kesenangan, m inat, pe nye suaian sosial, be rm acam-macam k eterampilan, dan cita-cita. Menurut Ham alik (2002:45) be lajar m engandung pe nge rtian te rjadinya pe rubahan dari pe rse psi dan pe rilak u, te rm asuk juga pe rbaik an pe rilak u. Hilgard dan Browe r (Hamalik, 2002) mendefinisik an be lajar se bagai pe rubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman. Ada be rbagai te ori be lajar dalam Ham alik (2002: 49) yaitu antara lain: 1. Simple conditioning atau te ori contiguity m e ne k ank an bahwa be lajar te rdiri atas pembangkitan re spons dengan stimulus yang pada m ulanya be rsifat ne tral atau tidak m e m adai untuk m e nim bulk an re spon tadi ak hirnya m am pu m e nim bulk an re spon. 2. Connectionism, stim ulus-respons atau teori reinforcement yang dije laskan ole h E.L. Thorndike menekankan bahwa belajar te rdiri atas pembe ntuk an ik atan atau hubungan-hubungan antara stim ulus-re spons yang m e m be ntuk m e lalui pe ngulangan. 3. Field theory dirum uskan sebagai re ak si te rhadap te ori conditioning dan reinforcement
yang
dipandang
be rsifat
atom istis.
Field
theory
m e nekankan k eseluruhan dari bagian-bagian, bahwa bagian-bagian itu e rat se k ali be rhubungan dan saling be rgantung satu sam a lain. 4. Psikologi Fenomenologis dan Humanistis, m e naruh pe rhatian be sar te rhadap kondisi-kondisi di dalam diri individu, yaitu psikologikal state siswa. 5. De finisi S-R (Secara R elatif), ide ini dilandasi oleh k onse p huk um se bab ak ibat yang dipe rgunak an dalam ilm u pe nge tahuan alam pe rilak u m e k anistis. Perilaku manusia merupakan akibat pengaruh dari luar tanpa
4
m e ngasumsikan adanya faktor dinamis dalam tingkah lak u m anusia itu. Pe rilaku manusia merupakan m oral e havior dan k e se luruhan pe rilak u te rhadap stim ulus.
Prose s be lajar m e m e rluk an pe ran se rta ak tif siswa, se hingga pe m belajaran seharusnya lebih berorientasi pada siswa. Solusi dari prose s pe m be lajaran yang hanya be rorie ntasi pada ce ram ah adalah de ngan m e ngunakan metode pre sentasi yang mengunakan media audio visual. Media audio visual digunakan k arena dengan media ini proses pe m be lajaran tidak lagi m e nde ngark an, te tap m e lihat dan m e rasak an. Me nurut konsep Einstein (Wenger, 2004) pe nglihatan (visual) be risi le bih banyak informasi daripada indera k ita yang lain. Kita juga m e m prose s banyak informasi melalui pe nde ngaran. Dari be rbagai pe ne litian te rbuk ti bahwa 80% dari area otak kita terlibat dalam re spon visual, lebih banyak dari inde ra lainnya. Dari argumentasi te rsebut yang mendasari m e ngapa m e dia audio visual lebih atrak tif untuk digunak an dalam prose s pe m be lajaran. Alat pe ngajaran sebagai media k om unik asi dalam k e giatan be lajar m e ngajar dapat dikelompokkan dalam tiga golongan. Pe rtam a, alat yang m e rupakan benda sebenarnya yang dapat memberikan pengalaman langsung dan nyata, kedua, alat yang merupakan benda pengganti (tiruan), dan ketiga adalah bahasa baik lisan atau tulisan (Sardim an, 1994). Me dia/ sumber belajar m emegang peranan yang penting dalam rangka m e nciptakan suasana belajar. Karena melalui m e dia m otivasi be lajar ak an m e ningkat. Media belajar memberi rangsangan k epada pe se rta didik untuk m e mpelajari hal hal yang baru, m engaktifkan respon belajar k arena dapat m e mberikan umpan balik hasil be lajar de ngan sege ra. Me lalui m e dia be lajar dapat digalak k an latihan-latihan yang te pat. Me dia be lajar ak an m e nim bulk an k e ge m aran be lajar k e pada pe se rta didik . Me dia belajar m emang me m ilik i pe ran yang pe nting dalam prose s be lajar m engajar. Dengan media belajar dapat m e nghem at wak tu be lajar, m e mudahkan pemahaman, meningkatkan pe rhatian siswa, m e ningk atk an ak tivitas siswa, dan m e m pe rtinggi daya ingat siswa (Sardim an, 1994). Me dia belajar sangat membantu dan m e narik dalam prose s be lajar m e ngajar, karena media dapat dipergunakan untuk memperbesar yang k e cil dan m e nge cilk an yang be sar, m e nye de rhanak an yang k om ple k s, m e mpercepat proses atau m empe rlam bat prose s dan se bagainya (Gafur, 1998). Le bih jauh lagi m e dia be lajar m e m buat pe ndidik an be rdaya
5
k e m amampuan tinggi, produk tif, se re m pak , m e rata, aktual dan m e narik (Gafur, 1998). W ilbur Schram m , se bagaim ana dik utip Gafur (1998), m e njelaskan bahwa, idealnya proses k omunikasi atau prose s pe ndidik an itu m e lalui pe ngalam an langsung. Jik a pe ngalam an langsung tidak dapat dilak sanakan baru kem udian dim e diak an, be turut-turut m ulai dari tiruan pe ngalaman (kongkret) sampai penggunaan media be rupa lam bang digital (abstrak ). Malcom Fle e m ing (1988) m e nye butk an bahwa dalam rangk a pe nyampaian pesan pendidikan atau pesan instruksional m edia sangat efek tif untuk mengendalikan perhatian. Dalam prose s be lajar m e ngajar pe rhatian m e megang pe ranan pe nting. Padahal pe rhatian m e m punyai sifat suk ar te rk onsentrasi dalam wak tu yang lama. Dengan menggunakan m e dia m ak a pe rhatian pe se rta didik dapat dik e ndalik an. Esta, dalam Gafur (1998) m e nje lask an bahwa m e dia yang e fe k tif untuk belajar mengajar adalah m edia yang bersifat inte rak tif. Pe se rta didik dibe ri k esempatan untuk be rpartisipasi ak tif m e m be rik an re spon disaat m e nggunakan m edia. Komik m e nawark an e fe k tifitas m e dia k are na siswa nantinya ak an m e nye nangi m e m baca k om ik dan harapannya dapat m e mberikan re spon yang positif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
B. Komik Kom ik se ring diartik an se bagai ce rita be rgam bar. Scout McC loud (2009: 9) memberikan pendapat bahwa komik dapat m e m ilik i arti gam bargam bar serta lambang lain yang te rjukstaposisi (berdekatan, be rse be lahan) dalam urutan te rtentu, utuk menyampaik an inform asi dan/atau m e ncapai tanggapan e stetis dari pembacanya. Komik sesungguhnya lebih dari se k e dar ce rita be rgambar yang ringan dan me nghibur. Kom ik buk an cum a bacaan bagi anak-anak. Komik adalah suatu bentuk media k om unik asi visual yang m e mpunyai kekuatan untuk menyampaik an inform asi se cara popular dan m udah dimengerti. Hal ini dimungkinkan k arena k omik memadukan kekuatan gam bar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur ce rita gambar membuat inform asi lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dimenge rti, dan alur m e mbuatnya lebih mudah untuk diikutidan diingat. Dewasa ini k om ik te lah be rfungsi sebagai media hiburan yang dapat dise jajark an de ngan be rbagai je nis hiburan lainnya seperti film, TV, dan bioskop. Komik adalah juga m e dia k om unikasi visual dan lebih daripada sekedar ce rita bergam bar yang ringan dan m enghibur. Sebagai m edia komunikasi visual, k om ik dapat dite rapk an
6
se bagai alat bantu pendidikan dan mampu menyampaik an inform asi se cara e fe ktif dan efisien. Se perti diketahui, gaya be lajar te rdiri atas gaya visual, gaya auditori, dan gaya k eptik. Gaya belajar visual merupak an gaya be lajar yang le bih m e ngandalk an inde ra visual untuk m e nye rap inform asi. Kom ik sebagai media berperan sebagai alat yang m e m punyai fungsi m e nyampaikan pesan. Komik sebagai media pembe lajaran m e rupak an alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam kontek s ini pe m belajaran menunjuk pada sebuah prose s k om unik asi antara pe be lajar (m ahasiswa) dan sum be r be lajar (dalam hal ini k om ik pe m be lajaran). Kom unikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan pem be lajaran disampaikan secara je las, runtut, dan menarik. Pesan pembelajaran yang baik m e m e nuhi be be rapa
syarat. Pe rtam a, pe san pe m be lajaran harus
m e ningkatkan m otivasi pebelajar. Pemilihan isi dan gaya penyampaian pesan m e mpunyai tujuan memberikan motivasi kepada pe be lajar. Ke dua, isi dan gaya penyampaian pesan juga harus merangsang pembelajar m emproses apa yang dipelajari serta memberikan rangsangan be lajar baru. Ke tiga, pe san pe m belajaran yang baik akan mengaktifk an pe be lajar dalam m e m be rik an tanggapan, umpan balik dan juga mendorong pe be lajar untuk m e lak uk an prak tik -prak tik de ngan be nar.
C. Evaluasi Efektivitas Pembelajaran Evaluasi program merupakan evaluasi yang m enilai aktivitas di bidang pe ndidikan dengan m enyediakan data yang berkelanjutan. Dengan de m ik ian e valuasi program merupakan rangk aian k e giatan yang dilak uk an de ngan se ngaja dan secara ce rmat untuk m engetahui tingk at k e te rlak sanaan atau k e berhasilan suatu program dengan cara m e nge tahui efe k tivitas m asingm asing k omponennya, baik terhadap program yang sedang berjalan m aupun program yang telah be rlalu. Evaluasi program biasanya dilak uk an untuk k e pentingan pengambilan keputusan dalam rangk a m e nentuk an k e bijak an se lanjutnya. Melalui e valuasi suatu program dapat dilakukan penilaian se cara siste matik, rinci dan menggunakan prosedur yang sudah diuji secara ce rm at. De ngan metode terte ntu akan diperoleh data yang handal, dapat dipe rcaya se hingga pe ne ntuan k e bijak an ak an te pat, de ngan catatan data yang digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut adalah data yang tepat, baik dari se gi isi, cakupan, format maupun te pat dari segi wak tu pe nyam paian. Salah satu mode l e valuasi dik e m bangk an ole h Kirk patrick . Mode l e valuasi yang dik e m bangk an ole h Kirk patrick dik e nal de ngan Evaluating
7
Training Programs: The Four Levels atau Kirkpatrick’s evaluation model. Evaluasi te rhadap program training mencakup e m pat le ve l e valuasi, yaitu: reaction, learning, behavior, dan result. 1. Evaluasi R e ak si (Evaluating Reaction) Evaluasi te rhadap re ak si pe se rta training be rarti m e nguk ur k e puasan pe se rta (customer satisfaction). Program training dianggap e fe ktif apabila proses training dirasa menyenangkan dan memuaskan bagi pe serta training sehingga mere ka tertarik te rmotivasi untuk be lajar dan be rlatih. Dengan kata lain peserta training akan termotivasi apabila proses training berjalan secara memuask an bagi pe se rta yang pada ak hirnya ak an memunculkan re aksi dari peserta yang menyenangk an. Se balik nya apabila pe se rta tidak m e rasa puas te rhadap prose s training yang diik utinya maka mereka tidak akan termotivasi untuk m e ngik uti training le bih lanjut. De ngan demikian dapat dimaknai bahwa k eberhasilan proses k e giatan training tidak terlepas dari minat, perhatian dan m otivasi peserta training dalam mengikuti jalannya kegiatan training. O rang ak an be lajar le bih baik m anakala mereka memberi re aksi positif terhadap lingk ungan be lajar. Ke puasan peserta training dapat dikaji dari beberapa aspe k , yaitu m ate ri yang dibe rik an, fasilitas yang te rse dia, strate gi pe nyam paian m ate ri yang digunak an ole h instruk tur, m e dia pe m be lajaran yang te rse dia, jadwal kegiatan sampai m e nu dan pe nyajian k onsum si yang dise diakan. Mengukur re aksi dapat dilakukan dengan reaction sheet dalam be ntuk angk e t se hingga le bih m udah dan le bih e fe k tif. 2. Evaluasi Be lajar (Evaluating Learning) Me nurut Kirkpatrick (1988:20) belajar dapat didefinisik an se bagai pe rubahan sikap, perbaikan pengetahuan, dan atau kenaikan ketrampilan pe se rta se te lah se le sai m e ngik uti program . 3. Evaluasi Pe rilak u (Evaluating Behavior) Evaluasi perilaku ini berbeda dengan e valuasi terhadap sikap. Penilaian sik ap ada evaluasi le vel 2 difokuskan pada perubahan sik ap yang te rjadi pada saat k egiatan training dilak uk an se hingga le bih be rsifat inte rnal, se dangkan penilaian tingkah laku difokuskan pada perubahan tingkah lak u 4. Evaluasi Hasil (Evaluating Result) Evaluasi hasil dalam level ke 4 ini difokuskan pada hasil akhir (final re sult) yang te rjadi karena peserta telah me ngik uti suatu program . Te rm asuk dalam kategori hasil akhir dari suatu program training di antaranya adalah
8
k e naikan produksi, peningkatan kualitas, pe nurunan biaya, pe nurunan k uantitas te rjadinya kecelakaan k erja, penurunan turnover dan k e naik an k e untungan. Be berapa program mempunyai tujuan meningk atk an m oral k e rja m aupun membangun teamwork yang lebih baik . De ngan k ata lain adalah e valuasi te rhadap impact program . Tidak se m ua impact dari se buah program dapat diukur dan juga membutuhkan waktu yang cuk up lam a. O leh karena itu e valuasi le vel 4 ini lebih sulit di bandingkan dengan e valuasi pada le ve l-le ve l se be lum nya. Evaluasi hasil ak hir ini dapat dilak ukan dengan membandingkan kelompok k ontrol de ngan k e lom pok pe se rta training, m e nguk ur k ine rja se be lum dan se telah m e ngik uti pe latihan, se rta de ngan m e lihat pe rbandingk an antara biaya dan k e untungan antara se be lum dan se te lah adanya k e giatan pe latihan, apak ah ada pe ningk atan atau tidak (Kirk patrick , 1988:61).
9
BA B III TUJUA N DA N MA NFA A T PENELITIA N
A. Tujuan Penelitian Pe nelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi dan m e nge m bangk an m ate ri pe m be lajaran m e lalui m e dia k om ik , dim ana m e dia k om ik ini m e rupakan jembatan teoritis dengan re alitas sosial. Komik sebagai alte rnatif sum ber belajar akan disesuaikan dengan m ateri pembelajaran di SMA. Media k om ik akan dicetak dan diimplementasikan di SMA untuk mencari tahu sejauh m ana me dia k om ik ini m am pu m e ningk atk an e fe k tifitas pe m be lajaran sosiologi di SMA. Evaluasi diperlukan se bagai salah satu instrum e n untuk m e ncari k elemahan m e dia k om ik se k aligus untuk m e ngoptim alk an dan m e mperbaiki media komik sehingga menghasilkan luaran m edia k om ik yang te rstandar yang bisa digunakan se bagai m e dia pe m be lajaran sosiologi di tingk at SMA.
B. Manfaat Penelitian Pe ngembangan sum be r be lajar di tingk at SMA m e njadi salah satu urge nsi penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Seseorang ak an be lajar secara maksimal jik a berinteraksi dengan stimulus yang cocok dengan gaya belajarnya. Komik sosiologi mendekatkan mate ri de ngan gaya be lajar pe se rta
didik . Pe m be lajaran yang m e narik
dan e fe k tif se k aligus
m e nyenangkan diperlukan untuk m e nghapus stigm a ne gatif bahwasanya pe m belajaran ilmu sosial m embosankan dan susah dipahami karena berbicara se suatu yang abstrak. Pembuatan k om ik sosiologi m e njadi pe nting untuk m e mbuka pemahaman yang lebih holistik te ntang materi-mate ri sosiologi di tingk at SMA. Kom ik sosiologi akan menjadi bahan bacaan yang m e narik se hingga m ate ri tersampaikan te pat sasaran. Hal ini se k aligus m e nduk ung sasaran utam a pembelajaran berkenaan dengan kompetensi dasar yang harus dimilik i siswa SMA dalam satu mata pelajaran. Komik sosiologi juga bisa m e njawab k e inginan untuk mensinergikan pembelajaran sehingga pembelajaran se suai de ngan prinsip PAIKEM (Pe m be lajaran Ak tif, Inovatif, Kre atif, Efe k tif dan Me nye nangk an). Pe ngembangan k omik sosiologi akan sangat bermanfaat untuk se m ua le ve l pengampu kebijakan hingga penerapannya di tingkat sekolah. Di tingkat pe m erintahan, dalam hal ini Ke m e nte rian Pe ndidik an dan Ke budyaaan,
10
k e beradaan komik sosiologi m endukung program kurikulum yang fungsional. Artinya pembelajaran harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa dalam m e nganalisis fe nom e na m asyarak at. Bagi pe rguruan tinggi terutama dalam hal ini LPTK, se bagai pihak yang be rtugas untuk m e ngorganisasik an se luruh tuntutan pe rbaik an pe m be lajaran, m ak a pe ne litian ini m e m ilik i nilai guna yang tinggi bagi pe ningkatan kinerja pembelajaran Bagi sekolah dan guru, k omik sosiologi ini m e miliki arti penting untuk m e m ak sim alk an pe ran siswa ak tif se hingga k ualitas siswa se cara k e se luruhan m e ningk at. Ke be rhasilan penelitian ini nantinya de ngan output be rupa produk k om ik sosiologi apabila te pat, efektif dan bermanfaat dapat dik e m bangk an untuk mata pelajaran lain k hususnya yang se rum pun de ngan sosiologi, se k aligus m enawarkan alternatif pengembangan me dia pe m be lajaran yang le bih tepat sasaran, pasti dibaca k arena m enyenangkan dan mudah dipahami.
11
BA B IV METODE PENELITIA N
A. Desain Penelitian Se suai de ngan tujuan yang te lah dite tapk an, pe ne litian ini m e mbutuhkan beberapa tahapan pelaksanaan dalam re ntang waktu 2 tahun. Pe nelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengem bangan (research and development). Research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk m enghasilk an produk te rte ntu dan m enguji k e e fe k tifan produk tersebut. (Sugiyono, 2009: 297). Pene litian ini be rsifat longitudinal (multi years).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk tahun pertama sesuai dengan tujuan penelitian untuk membuat m odel/produk k omik pembelajaran, m ak a lok asi pe ne litian difok usk an di laboratorium pendidikan sosiologi, sedangkan untuk validasai dan focus group discussion diselenggarakan di MGMP Daerah Istim e wa Yogyak arta. Alok asi wak tu pe ne litian untuk tahun pe rtam a ini dilak uk an se lam a 6 bulan.
C. A lur dan Proses Penelitian Pe nelitian ini menggunakan metode R esearch and Developm e nt yang dik e mbangkan Borg dan Gall (2007:784), diadaptasi dan diadak an se dik it m odifik asi dalam tahapannya m e njadi se pe rti be rik ut: 1. m e neliti dan mengumpulkan informasi tentang kebutuhan pengembangan k om ik sosiologi, 2. m e re ncanakan prototipe komponen yang akan dikem bangk an te rm asuk m e ndefinisikan materi yang ak an dibuat k om ik , m e rum usk an tujuan, m e nentukan urutan kegiatan dan membuat skala pengukuran (instrum e n pe ne litian), 3. m e nge m bangk an pola gam bar awal se bagai prototipe , 4. m e lakukan validasi mode l k onse ptual k e pada para ahli atau prak tisi. 5. m e lak uk an ujicoba te rbatas (tahap I) te rhadap m ode l awal, 6. m e re visi m ode l awal, be rdasark an hasil ujicoba dan analisis data, 7. m e lak uk an ujicoba se cara luas (tahap II), 8. m e lakukan re visi akhir atau penghalusan model, apabila peneliti dan pihak te rk ait m e nilai prose s dan produk yang dihasilk an m ode l be lum m e m uask an, dan
12
9. m e mbuat laporan penelitian dan melakukan diseminasi ke pada be rbagai pihak .
Tahun 1
Tahun 2
Diagram 1. Diagram Alur dan Prose s Pe ne litian
D. Teknik Pengumpulan Data Pe ngumpulan data dalam penelitian ini menggunakan berbagai teknik , yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi sesuai dengan langk ahlangkah kegiatan dalam penelitian. Untuk m e nduk ung pe ngum pulan data, digunakan juga Focus Group Discussion (FGD) dan buk u catatan/ logbook. Pe nyusunan dan pengembangan alat pengumpulan data disesuaikan de ngan tahap pe ne litian yang se dang dilak uk an, se cara rinci se bagai be rik ut: 1. Pada saat studi pendahuluan te rhadap k om ik sosiologi yang ak an dik e m bangk an, digunak an obse rvasi dan wawancara. 2. Pada saat Focus Group Discussion (FGD) pene ntuan pok ok bahasan yang akan digunakan sebagai materi dalam pe nge m bangan k om ik , digunakan teknik pence rmatan dokumen (kurikulum) dan wawancara. 3. Pada tahapan sosialisasi, digunakan te knik observasi, wawancara, dan angk e t.
13
BA B V HA SIL DA N PEMBA HA SA N
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Pengumpulan Data A wal Pe nelitian m e nge nai k om ik sosiologi ini dilak uk an de ngan didasark an atas k e luhan dari guru dan siswa yang dite m ui dalam pe ne litian te rdahulu te rutam a yang be rk e naan de ngan m e dia pe m belajaran. Pada awalnya observasi yang dilakukan adalah de ngan m e lihat secara langsung pembelajaran di k e las dan m e ngum pulk an inform asi yang disampaikan guru, siswa dan mahasiswa yang se dang m e laksanakan k egiatan KKN/PPL di sekolah. Inform asi yang be rhasil dik umpulkan menunjukkan adanya k e m ande gan (stagnan) dalam prose s pembelajaran sosiologi di tingkat SMA. Be berapa m ateri dirasa sulit untuk dipaham i dan m e m ilik i pe rm aham an ganda yang m e nyulitkan baik guru maupun siswa dalam memaham i soal be se rta jawabannya. Inform asi lain juga m e nunjuk k an bahwa prose s pe m belajaran kurang m e m anfaatk an m e dia yang ada. Selam a ini m e dia yang paling banyak digunak an adalah m e m anfaatk an powe rpoint. Media yang digunak an dirasa k urang m e m ihak pada siswa, dikare nakan media yang digunakan tidak ubahnya alat untuk m e mpresentasikan dan tidak melibatkan siswa se bagai actor utam a dalam pe m be lajaran. Pe nelitian lain yang te lah kami lak uk an te rutam a berk e naan de ngan kece nderungan siswa untuk merasa senang dan paham ke tik a m e re ka diminta untuk m embuat alur ce rita dalam proses pembelajaran juga m enjadi bahan pertimbangan untuk melaksanakan penelitian ini. Siswa m e rasa se nang k e tik a m e lihat buk u ajar atau m e dia yang dipe nuhi dengan gambar. Bagi siswa ce rita be rgam bar le bih m udah dinik m ati dan m e m be k as dibandingk an de ngan bacaan te k s. Be rdasarkan informasi yang dikumpulan m aka pada tahap awal pe nelitian ini, peneliti melakukan diskusi te rbatas dengan guru, re k an se jawat dan beberapa mitra dari pe rwak ilan Musyawarah Guru Mata Pe lajaran (MGMP) Sosiologi dari be be rapa k ota dan k abupate n di Yogyakarta. Diskusi awal ini perlu dilakukan untuk m enjaring informasi actual mengenai prose s pe m be lajaran yang dilak uk an di se k olah. Untuk menjaga keakuratan informasi, peneliti juga bertanya k e siswa
14
m e nge nai
m ode l pe m be lajaran yang paling nyam an untuk
diim ple m e ntasik an di dalam k e las. Dalam proses pe rsiapan ini k oordinasi antara pe ne liti yang dibantu be be rapa m ahasiswa dilak uk an dalam be be rapa k ali pe rte muan. Tahap persiapan ini dilakukan untuk memastikan tahapan pe ne litian yang ak an dilak sanak an m am pu dan re alistis untuk dilak ukan te rutama dengan waktu yang sangat te rbatas. Koordinasi juga dilakukan dengan beberapa guru dan re viewe r ahli yang nantinya ak an dilibatkan dalam proses penelitian. Pe rsiapan ini juga m e liputi pe nye diaan pe rangk at k e giatan dan alat-alat pe nunjang prose s pe ne litian. Focus Group Discussion (FGD) yang dilak uk an, m e rupak an disk usi te rbatas yang m e libatk an pe se rta de ngan k rite ria (guru sosiologi SMA) te rte ntu yang pe m bahasannya te rfok us pada pe m be lajaran sosiologi di Se k olah Me ne ngah Atas (SMA). FGD dilak ukan dengan maksud untuk me m pe role h gam baran m e nge nai pe nyelenggaraan pe m be lajaran sosiologi di se k olah-se k olah dan m e ngapa pembelajaran sosiologi saat ini kurang optimal, tanpa harus ada k e se pak atan antar pe se rta. Pe neliti sekedar m enggali sejauh mana pendapat, persepsi, dan sik ap peserta dalam k aitannya dengan pembelajaran sosiologi. Hasil dari FGD akan dim anfaatk an se bagai m asuk an bagi k e se luruhan prose dur yang ditempuh dalam pe ne litian, m ulai dari pe nyusunan instrum en sampai dengan pengolahan data. Peserta FGD adalah guruguru m ata pe lajaran sosiologi di SMA. Hasil dari Focus Group Discusion (FGD) untuk m enentukan data awal m e liputi: a. Kom petensi yang dianggap sulit untuk k e m udian dibuat k om ik . b. Pok ok bahasan Nilai dan Norma ditetapk an se bagai m ate ri yang ak an dibuat c. Kom ik dibuat pertema yang dekat dengan re alita k ehidupan siswa se hari-hari
2. Pembuatan Storyboard Be rdasark an hasil FGD, k e las yang dipilih adalah k elas X. Alasannya bahwa siswa di kelas X baru saja mengenal mata pe lajaran sosiologi secara k husus. Ke tik a di SMP, m ate ri sosiologi m e m ang
15
sudah mulai dikenalkan secara umum bersama de ngan rum pun ilm u sosial lainnya dalam m ata pe lajaran IPS Te rpadu. Pem be lajaran sosiologi di SMA banyak berhubungan dengan pe m aham an k onse pk onsep dasar. Agar siswa k elas X dapat memahami de ngan baik apa yang sebenarnya dipelajari dalam sosiologi, maka sejak di k elas-k e las awal m e dia pembelajaran yang digunak an pun he ndak nya be rsifat aplik atif agar konsep-konsep te rse but m udah dipaham i ole h siswa. Standar Kom pe te nsi (SK) yang dipilih adalah m e m aham i pe rilaku k eteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan Kom pe te nsi Dasar (KD) yang dipilih adalah m e nde sk ripsik an nilai dan norm a yang be rlak u dalam m asyarakat. Alasan pe m ilihan SK dan KD te rse but k are na k onse p dasar dari m ateri nilai dan norm a sosial sangat abstrak , se hingga k om ik sosiologi se bagai m e dia pe m be lajaran diharapk an dapat m e mbantu siswa memahami konsep-konsep te rsebut dengan baik dan te pat. Pilihan materi ini juga disesuaikan dengan kurikulum 2013 yang m ana materi te ntan nilai dan norma ini masuk pada kom pe te nsi inti Me m aham i ,m e ne rapk an, m e nganalisis pe nge tahuan fak tual, k onseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya te ntang ilm u pe nge tahuan, te k nologi, se ni, budaya, dan hum aniora de ngan wawasan k emanusiaan, kebangsaan, k e ne garaan, dan peradaban te rk ait pe nye bab fe nom e na dan k e jadian, se rta m e ne r apk an pe ngetahuan proce dural pada bidang k ajian yang spe sifik se suai de ngan bakat dan minatnya untuk memecahkan m asalah. Kompetensi Dasar Menerapkan k onsep-konsep dasar Sosiologi untuk m e m aham i hubungan sosial antar individu, antara individu dan k e lom pok se rta antar k e lom pok . Se te lah didapatkan SK dan KD yang m enjadi dasar m e m buat ce rita k omik sosiologi, m aka langkah selanjutnya adalah me ne ntuk an alur dan setting ce rita komik sosiologi. Agar tujuan awal pe m buatan m e dia pembelajaran ini te rcapai, maka diputusk an untuk m e m buat alur ce rita dalam beberapa bagian. Tujuannya agar siswa m e m aham i k onsep nilai dan norma sosial dalam be be rapa situasi atau k ondisi yang berbeda. Setting ce rita dibuat mirip dengan k ehidupan se harihari yang dialami oleh siswa. Tujuannya agar siswa m udah memahami k onsep-konsep tersebut k arena contoh yang diberikan sangat aplik atif dan de k at de ngan k e hidupan siswa.
16
Prose s se lanjutnya se te lah pok ok bahasan yang ak an dik e mbangkan dalam komik sosiologi dite ntuk an adalah k oordinasi pe ne liti untuk pe m buatan storyboard. Tahapan se lanjutnya yang dilak ukan adalah membuat storyboard yang be risi gam baran se cara um um isi dari k omik yang akan dibuat. Dalam storyboard dimunculkan ilustrasi, latar be lak ang gam bar, nask ah ce rita, dan situasi yang diingink an. Hasil dari storyboard m e m unculk an tiga ce rita yang be rk e naan de ngan topik yang te lah dipilih. Pada proses ini penekanan pada kemudahan pemahaman siswa m e njadi ide yang pada mulanya sulit untuk diimplementasik an, ak an te tapi pada akhirnya pembuatan storyboard dapat be rjalan de ngan lancar, walaupun m e ngalam i pe nye m purnaan be rulang kali. Pe m buatan storyboard dapat dilihat pada contoh be rik ut:
Kompetensi Dasar Kelas X: 3.3 Me nganalisis berbagai gejala sosial dengan menggunakan konsep-konse p dasar Sosiologi untuk m e m aham i hubungan sosial di m asyarak at
Skenario Umum: •
Me nce ritakan te ntang k e hidupan se hari-hari se buah k e luarga dalam be be rapa se tting
•
C e rita tentang k ehidupan ini sehari-hari diharapkan dapat m e m bim bing siswa m e m aham i KD (Kom pe te nsi Dasar) yang dituju
BAGIAN 1: FAMILY 1. Diawali de ngan sketsa suasana k ota be sar yang hiruk pik uk de ngan ak tivitas pe nduduk nya 2. C e rita dimulai dari aktivitas di pagi hari sebuah k eluarga yang tinggal di k om pleks perumahan. Ke luarga itu te rdiri dari ayah, ibu, dan 3 orang anak. Si Ayah bekerja di sebuah perusahaan swasta supplie r buah dan sayur, sedangk an si Ibu be k e rja se bagai C ustom e r Service se buah pe rusahaan seluler. Anak no 1 k elas 2 SMA, anak no 2 k elas 3 SMP, dan anak no 3 se k olah di TK 3. Dalam sesi ini, internalisasi nilai dan norma dalam keluarga digambarkan se cara tersirat dalam se tiap pe rcak apan yang te rjadi antar anggota k e luarga 4. Pada bagian akhir, terjadi diskusi panjang di antara angota k eluarga k are na m ereka harus berpindah tempat tinggal k e lingkungan sosial yang baru
17
Keterangan sketsa :1–5 Suasana kota be sar yang terlihat de ngan padatnya k e ndaraan yang be rlalu lalang dan banyaknya k om pleks pe rum ahan (1) Tam pak aktivitas pagi di sebuah k e luarga yang tinggal di k om pleks pe rum ahan. Ayah dan Ibu bersiap k e rja dan anakanak bersiap k e se k olah (2)
Ibu: x ,y; sarapan sudah siap di ruang makan x : ya bu..., sebentar lagi. Se dang menyiapkan buku z: k ata bu guru, hari ini kuku tanganku akan diperiksa. Kuk uku sudah bersih ato belum buk ? Ibu: coba ibu liat. Sudah bersih k ok .. z: buk , k enapa ya bu guru itu se lalu tanya sudah potong kuku apa blm?? Sudah bisa m akan se ndiri ato masih disuapin?? Ibu: supaya sejak kecil adik te rbiasa rajin dan mandiri z: m andiri itu apa buk?? Ibu: k alo mengerjakan apa2 ya dik e rjakan sendiri. Tidak se bentar2 nyuruh atau manggil ibuk atau bapak z: ooo..........
Sam bil berbicara, si ibu memakaikan se ragam z di k am ar (3) dan m e meriksa kuku tangan z (5) x te rge sa-gesa m e masukkan buku k e dalam tas (4)
Se te lah storyboard te rse but jadi, prose s se lanjutnya adalah re vie w storyboard dari ahli m ate ri yang te rdiri atas guru m ata pe lajaran sosiologi di SMA dan dose n yang be rk om pe te n. 3. Pembuatan Sketsa Pada tahapan ini peneliti meminta bantuan m ahasiswa untuk m e mbuat sketsa seperti yang sudah ditulisk an di dalam storyboard. Pada proses ini sketsa yang dibuat didiskusikan Antara pembuat sketsa de ngan tim peneliti. Pembuatan sk e tsa didasark an pada apa yang sudah dirancang didalam storyboard. Pembuatan sk e tsa, m e m ak an wak tu yang lumayan lama dengan proses pe nyam aan ide antara isi storyboard de ngan sk e tsa yang dibuat. Prose s ini m e liputi dua tahapan, yaitu a. Pe m buatan sk e tsa k asar b. R e vie w sk e tsa (ahli k om ik ) Se lama proses berjalan, te rnyata pe rlu dilak uk an perbaik an sk e tsa k omik. Dalam sketsa k omik te rlihat bahwa tampilan dan tok oh yang dibuat perlu penye m purnaan dan pe rubahan. Misalnya, latar be lakang k eluarga k ecil dengan anak kecil dirasa tidak te pat se bagai
18
bahan ce rita remaja, sehingga perlu diganti dengan tokoh yang seusia de ngan sasaran. Be rik ut disajik an contoh sk e tsa k asar yang te lah dibuat
Gam bar 1. C ontoh Sk e tsa Kasar
4. Pembuatan Gambar Pada proses pe najam an gam bar, hasil sk e tsa yang be rupa gam bar k asar dilengkapi dengan de tail latar de ngan m e nggunak an pe nsil te rlebih dahulu. Proses pembuatan detail latar belakang dengan m e nggunakan tampilan gambar atau foto yang ditracing diatas m e ja gam bar. Pe najam an gam bar dibuat pe r te m a. Prose s ini dilak uk an se te lah gambar yang menggunakan pe nsil dirasa sudah se m purna. Prose s ini dilakukan dengan m enebalkan gambar yang sudah jadi agar te rlihat le bih je las dan m e nam bahk an de tail yang k urang. Be rik ut disajikan contoh gambar yang telah dibuat
19
Gam bar 2. Gam bar yang ditracing
5. Pemberian Warna (Pewarnaan) Pada proses pemberian warna (pewarnaan) ada dua tahapan yang harus dilak uk an, yaitu digitalisasi dan pe warnaan. a. Digitalisasi. Proses ini merupak an prose s yang dilak uk an untuk m e mbuat gambar dalam bentuk digital. Pada prose s ini gam bar yang te lah ditebalkan dengan tinta akan discan agar m e njadi file gam bar. Proses ini membutuhk an bantuan scanner se bagai alat pe m baca gambar. Proses ini dilak uk an k are na nantinya prose s pe warnaan akan menggunakan bantuan komputer dan tidak dibe ri warna se cara manual. Proses pembe rian warna de ngan bantuan k om puter dirasa sebagai satu hal yang tepat m e ngingat nantinya
20
produk/kom ik yang dihasilk an ak an dapat pula dibuat dalam be ntuk softfile. Proses pemberian warna dilakukan dengan bantuan program adobe photoshop. b. Pe warnaan. Proses ini m emakan waktu yang lama. Prose s dim ulai de ngan membuka hasil scan di program adobe photoshop untuk k e m udian dimasukkan warna. Proses ini terkendala dengan de tail gam bar yang k urang sempurna terutama ada lubang-lubang k e cil di garis gam bar yang m e nyulitk an prose s pe warnaan. Dalam prose s pewarnaan ini juga dilakukan secara trial and error dim ana warna yang dihasilk an ada 2 m ode l, m ode l pe rtam a dengan m e m ilih warna solid, se dangk an m ode l yang k e dua de ngan m e mainkan gradasi warna. Untuk menonjolkan gam bar se k aligus k harak te ristik tok oh ak hirnya pe ne liti m e m ilih warna de ngan gradasi. Pilihan ini memberikan e fek nyata pada gambar se hingga te rk e san real (sesuai dengan k e adaan se be narnya). W alaupun de m ikian, proses gradasi ini membutuhkan waktu yang lebih lam a dibandingk an de ngan pe m be rian warna solid.
21
Gam bar 3. Gam bar yang sudah diwarna 6. Pemberian Teks Pe m berian te ks dilakukan setelah prose s pe warnaan se le sai. Tahapan ini dilakukan dengan membe rik an ilutrasi k ata-k ata untuk m e nonjolkan ce rita yang ada di k om ik . Pe m be rian te k s dilak uk an de ngan program k omputer baik de ngan adobe photoshop m aupun core l. 7. Pembuatan Cover dan Judul Komik Tahapan ini m erupakan tahap akhir dalam pem buatan kom ik . C ove r yang dibuat harus m e nce rm ink an isi se cara k e se luruhan, se dangkan judul komik paling tidak m e re pre se ntasik an k e ge m aran re m aja yang suka akan tantangan, sekaligus mendorong siswa untuk m e mbaca komik ini. Hal inilah yang m e njadi pe rtim bangan pe ne liti untuk menentuk an cove r dan judul k om ik . Pada ak hirnya pe ne liti m e mutuskan untuk m e m be ri judul k om ik ini Pe tualangan Adi dan
22
Anton, Nilai dan Norm a Sosial. Pe m ilihan judul ini didasark an atas k e inginan untuk
m e m be ri tantangan pada
siswa, se k aligus
m e ngkondisikan dengan psikis siswa yang m asih suk a be rpe tualang m e ncari pe ngalam an.
Gam bar 4. C ove r Kom ik Sosiologi
8. Uji Validitas Pe ngujian te rhadap validitas media k omik sosiologi dilak uk an se bagai salah satu tahapan untuk memastikan keabsahan k omik, agar paling tidak telah sesuai dengan materi yang diajarkan, gam bar yang disajikan dan bahasa yang digunak an. Pada tahapan ini pe ne liti m e libatkan ahli materi, ahli gambar dan ahli bahasa. Ahli materi terdiri dari dosen dan guru yang k ompeten di bidang sosiologi, validitas ahli m ate ri diperlukan untuk mengecek kesamaan konsep yang dibe rik an se hingga dapat meminimalkan k esalahan pe m aham an k onse p. Ahli gam bar m elibatkan dosen seni rupa yang k om pe te n untuk m e nilai gam bar yang te lah jadi. Validasi gambar diperlukan untuk memberikan m asukan terkait dengan gambar yang dibuat, te rm asuk didalam nya k om posisi warna dan atribut gam bar lainnya. Ahli bahasa juga dilibatkan dalam penelitian ini untuk m emberi m asukan te rkait dengan struk tur k ata dan ejaan yang paling tidak sesuai dengan tata bahasa yang baku walaupun dalam hal ini te rk adang k ontradik tif de ngan bahasa yang digunak an siswa.
23
9. Uji Coba terbatas Tahapan ini dilakukan untuk m e m astik an pe ne rim aan siswa te rhadap komik yang telah dibuat. Tahapan ini tidak menjadi justifikasi bahwa k om ik ini layak untuk diproduk si, te tapi paling tidak dari tanggapan siswa diperoleh masukan untuk penyempurnaan k om ik ini untuk tahapan im ple m e ntasi pada tahun be rik utnya. 10.Sosialisasi Sosialisasi merupakan tahapan untuk m e m be rik an inform asi te rk ait dengan k eberadaan komik ini, sebagai langk ah awal se be lum tahapan im ple m e ntasi. Pada tahapan ini guru dibe ri inform asi m e nge nai m e dia
yang dik e m bangk an, yang nantinya ak an
diim ple m e ntasik an pada be be rapa se k olah yang te rpilih.
B. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Penelitian Fak tor-fak tor yang m e nduk ung prose s pe ne litian ini antara lain: 1. Ke rjasama tim LPPM terutama dalam kegiatan seminar dan pe ncairan anggaran yang ce pat 2. Masukan dari re kan sejawat dan re viewe r di dalam seminar dan diluar se m inar yang m e njadik an pe ne litian ini se m ak in focus 3. Ke rjasama guru-guru yang te rlibat, te rm asuk inform asi yang te lah disam paik an be rk e naan de ngan prose s pe m be lajaran sosiologi 4. Pe ran siswa untuk memberikan inform asi yang se be narnya te ntang prose s pe m be lajaran sosiologi 5. Ke rjasama tim peneliti yang solid, se hingga m am pu m e m e cahk an se m ua k e ndala yang m uncul se jak awal pe ne litian 6. Pe ran m ahasiswa yang m e m bantu prose s pe ne litian 7. Pe ran institusi yang m e nsuport k e giatan pe ne litian ini de ngan m e minjamkan dan memberikan beberapa fasilitas untuk k e lancaran prose s pe ne litian 8. Me lim pahnya data-data se k unde r yang didapat dari perpustak aan m aupun m e lalui inte rne t
Se dangk an fak tor-fak tor pe ngham bat yang m uncul dalam pe ne litian antara lain: 1. Pe nyam aan wak tu dan pe rse psi antar anggota pe ne liti yang m e m e rluk an saling pe nge rtian satu sam a lain 2. Ke m unculan k urik ulum 2013
24
3. Pe m ilihan topik /m ate ri pe lajaran yang ak an dibuat k om ik 4. Pe m buatan storyboard yang m e m ak an wak tu lam a 5. Munculnya inform asi bahwa dalam pe m buatan k om ik se te lah storyboard, sketsa dan setelah sk e tsa te rnyata m asih m e m e rluk an pe nyempurnaan gambar sebelum siap untuk digunak an, te rm asuk k e sulitan untuk mencari orang yang m e m bantu pe m buatan sk e tsa de ngan crite ria juga m e nge rti m e nge nai sosiologi 6. Minim nya contoh k om ik pe m be lajaran yang bisa dijadik an acuan 7. Prose s penajaman dan pemberian detail gambar yang m e m butuhk an k e te litian dan wak tu yang lum ayan lam a 8. Prose s pewarnaan yang terkendala garis gambar yang tidak nyambung se hingga ada k e bocoran apabila langsung dibe ri warna, pe rlu pe nye m purnaan te rle bih dulu.
C. Jalan Keluar/ Solusi Ham batan-hambatan yang ditemukan dalam prose s pe ne litian pada ak hirnya dite m uk an be be rapa solusi, yaitu: 1. Me ncari wak tu luang te rutam a diak hir pe k an dan sore hari untuk m e lak uk an k oordinasi pe ne liti 2. Ke m unculan kurikulum 2013 disikapi secara positif, bahk an dijadik an se bagai landasan dalam pe m buatan k om ik sosiologi 3. Be rbagai m ateri pembelajaran yang sempat m uncul ak hirnya dipilah dise suaikan dengan k esulitan guru, dan k urik ulum yang digunak an 4. Me ngintensifkan koordinasi dan memperce pat pembuatan storyboard 5. Me m pe rce pat alur dan wak tu te rm asuk pe m buatan sk e tsa, dan m e minta bantuan mahasiswa yang bisa m e nggam bar dan m e nge rti sosiologi untuk pe m buatan sk e tsa. 6. Me ngambil sumber data se bagai bahan acuan dite ngah m inim nya k om ik pe m be lajaran 7. Me njadikan gambar/foto yang ada sebagai re fere nsi dalam pembuatan latar k om ik 8. Me nyempurnakan terlebih dahulu garis gambar untuk mem pe rm udah prose s pe warnaan
25
BA B VI RENCA NA TA HA PA N BERIKUTNYA
Pada penelitian tahun pertama ini, peneliti telah m enyelesaikan kom ik sosiologi sebagai media pembelajaran yang siap untuk dik e m bangk an le bih lanjut, dilakukan validasi, se rta diim ple m e ntasik an pada tahun k e dua. Pe rbaikan pada tahun kedua ak an dilak uk an m e lalui ke giatan pe ne litian pe ngembangan dengan melanjutk an pada tahap pe nge m bangan produk , validasi ahli, uji coba revisi produk hingga m e nghasilk an produk final, dan diak hiri de ngan k e giatan sosialisasi dan dise m inasi hasil pe ne litian. R e ncana tahapan berikutnya yang akan dilak uk an difok usk an pada im plementasi hasil produk k omik untuk diterapkan di beberapa SMA di Daerah Istim ewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Im ple m e ntasi ini pe rlu dilak uk an se bagai k esempurnaan tahapan penelitian re search and development. Prose s im plementasi m encakup tiga tahapan, persiapan pelaksanaan dan e valuasi. Pada tahap persiapan yang akan dilakukan adalah dengan melakukan validasi ulang pada komik se te lah m e ndapatk an m asuk an pada tahun pe rtam a, k e m udian sosialisasi, pengurusan perijinan dan menentuk an lok asi se k olah yang akan dipilih sebagai sekolah model untuk implementasi media komik ini. Se k olah yang dipilih diusahakan mencakup semua k ategori se k olah, se hingga nantinya hasil dari implementasi bisa diterapkan dise m ua se k olah de ngan k arakteristik siswa yang heterogen. Se kolah yang dipilih didasark an pada tingkat akreditasi yang ada di BAN-SM, k ualifik asi se k olah, rank ing se k olah hingga ketercakupan wilayah, yang nantinya akan m e njadi se k olah yang dipilih se bagai lok asi im ple m e ntasi. Pe serta didik yang dipilih disesuaikan dengan materi yang disampaikan te rk ait dengan nilai dan norm a yang disam paik an di k e las X se m e ste r 1. Se te lah tahap persiapan, tahapan pe lak sanaan m e rupak an tahapan yang paling penting pada tahap im ple m e ntasi, pada tahapan ini dire ncanak an m e nggandeng guru sebagai fasilitator. Pe m ilihan guru untuk m e m be rik an m ate ri dengan tambahan atau penggunaan komik sosiologi dilakukan dengan alasan meminimalkan penyimpangan yang te rjadi te rkait dengan m edia yang digunak an. De ngan k ata lain apabila te tap dilak uk an ole h guru m ak a k e m ungkinan siswa le bih paham dipastikan kare na medianya buk an k are na orang yang m e ngajar, se hingga harapannya e fe k tifitas m e dia ini tidak te rgantung pada yang m e nyam paik an.
26
Tahapan terakhir dalam tahap implementasi adalah evaluasi. Evaluasi dilak ukan dengan memberikan pertanyaan, te s, focus group discusiion, dan angket yang dibe rik an k e siswa dan guru. Prose s ini untuk m e m astik an k e bermaknaan media komik, sekaligus melihat e fe k tifitas m e dia k om ik ini. Nantinya setelah diimplementasikan di beberapa sekolah yang dipilih se bagai sample, produk ini akan menjadi model untuk dise barluask an de m i pe ningkatan proses pembelajaran sosiologi di SMA. Se lain itu k e be rhasilan im plementasi m enjadi tolak ukur untuk me nge m bangk an m e dia k om ik ini untuk materi yang lain. Sehingga harapannya semua m ate ri sosiologi ak an dibuat m e dia k om ik .
27
BA B VII KESIMPULA N DA N SA RA N
A. Kesimpulan Pe ngembangan m edia komik pe m be lajaran sosiologi untuk tingk at SMA ini dilakukan berdasarkan k esulitan siswa pada pembelajaran sosiologi. Pe m belajaran sosiologi sering diremehkan, padahal bebe rapa k onse p dasar sosiologi lebih susah untuk dipahami oleh siswa. Be rawal dari kondisi te rsebut pe nelitian ini dilakuk an de ngan langk ah awal m e m buat prototipe k om ik pe m be lajaran sosiologi. Prose s yang dilakukan untuk membuat k omik pembelajaran sosiologi dim ulai dengan m e ne ntuk an te m a dan m ate ri yang ak an dibuat k om ik pe m belajaran. Dari diskusi dengan guru dan hasil dari penelitian sebelumnya, dipe roleh masukan beberapa materi yang sulit dipaham i ole h siswa. Salah satu m ate ri te rse but adalah te ntang nilai dan norm a sosial. Mate ri ini diajark an di k elas X semester 1 dan untuk k urikulum 2013 juga ak an te tap ada, sehingga m ateri inilah yang terpilih untuk dijadikan contoh pe m buatan m ode l k om ik pe m be lajaran sosiologi. Langkah selanjutnya yang dilakuk an adalah de ngan m em buat dan m e nentukan tema sebagai dasar pembuatan storyboard. Storyboard m e liputi latar be lakang (situasi), percakapan dan latar ce rita. Storyboard yang te lah jadi di re view ole h ahli m ateri untuk mendapatkan masuk an te rk ait de ngan ide ce rita yang akan dituangkan dalam bentuk gambar. Tahapan se lanjutnya adalah m embuat sketsa komik. Pembuatan sketsa komik dilak uk an se bagai langkah awal untuk m e nuangk an ce rita dalam storyboard dalam be ntuk gam bar. Sk e tsa m e rupak an gam bar k asar yang m e njadi dasar untuk pe m buatan gam bar yang le bih baik . Tahapan selanjutnya setelah sketsa jadi adalah proses gambar dimana pada prose s ini dilak uk an de ngan te rle bih dahulu m em buat sk e t latar be lakang dengan cara menduplikasi gambar sebenarnya dengan me dia m e ja gam bar. Proses ini dilakukan dengan menggunakan pe nsil. Se te lah gam bar jadi se cara k e se luruhan dan dire vie w, dilanjutk an de ngan prose s tinta (m e mberi/menebalkan garis gambar dengan tinta). Tujuan prose s tinta ini untuk mene balk an garis gam bar se hingga m e m udahk an dalam prose s digitalisasi. Gam bar yang telah selesai ak an didigitalisasi de ngan scan supaya gam bar dapat diolah menggunakan program computer, prose s ini dilak uk an
28
k are na pilihan untuk m e m be ri warna dilak uk an de ngan m e nggunak an bantuan computer. Pemberian warna dilak uk an de ngan bantuan program adobe photoshop. Penggunaan program computer dilakukan untuk m e m be ri pe warnaan dan m e m asuk k an de tail te k s. Gam bar yang telah diwarna dicetak dan diuji se cara m ate ri, gam bar dan bahasa sekaligus diujicoba secara te rbatas pada siswa. Harapannya ada m asukan dari uji validasi te rmasuk m asukan dari siswa demi k e se m purnaan hasil pe nge m banagan k om ik sosiologi. Se cara um um dapat disim pulk an se bagai be rik ut: 1. Se luruh tahapan pe ne litian pada tahun pe rtam a te lah be rhasil dilak sanakan sesuai dengan re ncana (desain) penelitian yang disusun. 2. Be rdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa m edia pembelajaran yang inovatif dan k reatif dipe rluk an bagi siswa agar dapat m emahami materi pe lajaran sosiologi, k hususnya yang be rk aitan de ngan pe m aham an k onse p-k onse p pe nting. 3. Te lah dikembangkannya draft model k omik sosiologi se bagai m e dia pe m belajaran sosiologi di Sekolah Menengah Atas (SMA). Draft m ode l k om ik sosiologi te lah diujicoba te rbatas k e pada siswa SMA untuk m e ngetahui respon siswa terhadap k omik yang te lah dik e m bangk an. 4. Draft m odel komik sosiologi untuk pembelajaran sosiologi di SMA telah be rhasil dikembangkan dan siap untuk dik e m bangk an le bih lanjut dalam be ntuk m ode l ak hir pada pe ne litian be rik utnya.
B. Saran Untuk menunjang ketuntasan belajar siswa k hususnya pada m ata pe lajaran sosiologi, perlu usaha yang te rus-m e ne rus. O le h se bab itu, pe ne liti m e m be rik an saran se bagai be rik ut: 1. Pe rlunya me nge m bangk an m e dia pe m be lajaran yang be rvariasi, inovatif, dan k re atif untuk m e m bantu m e ningk atk an ke tuntasan be lajar siswa. 2. Pe rlu m engembangkan lebih lanjut draft model k omik sosiologi sebagai m e dia pembelajaran yang dapat digunak an di SMA, tidak hanya di Yogyak arta, nam un juga di wilayah Indone sia pada um um nya. 3. Pe rlu m engembangkan lebih lanjut draft model k omik sosiologi sebagai m e dia pembe lajaran yang le bih inte rak tif dalam be ntuk electronic komic (e-komic) agar m udah diak se s bagi siswa dan guru yang m e m butuhk annya.
29
DA FTA R PUSTA KA
Abdul Gafur, 1998. Pemanfaatan Teknologi dan Media Pendidikan untuk Meningkatkan Kemampuan Profesional Tenaga Kependidikan. Yogyak arta: IKIP Arysad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jak arta: R ajawali Pre ss. C ajas, F. 2000. Technology e ducation research: Potential dire ctions. Journal of Technology Education, 12 (1), 75-85. Davis, R . S. 1997. Comics: A Multi-dimensional Te aching Aid in Inte grate dSk ill C lasse s. Japan: Nagoya C ity Unive rsity, te rsedia di [http://www.e sl-lab.com/re search/com ics.htm ] (diak se s 12 O k tobe r 2013) Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W . R . 2007. Educational research: An Introduction. Boston: Pe arson Education. Budiningsih, C . Asri, 1995. Strategi Menggunakan Media Pengajaran bagi Pendidikan Dasar. Yogyak arta: LPM IKIP Yogyak arta. Fle m ing, Malcom dan W Howard Le vie . 1988. Instructional Masage Design. Ne w Je rse y: Educational Te chnology Publications. Gagne , R .M, 1974. Essentials of Learning for Instruction. Hindsdal: The Dryde n Pre ss. Ham alik, O emar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Alge nsindo. ______________. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bum i Ak sara Kinde r, J.S, 1973. C om pany.
Using Instructional Media. Ne w York : D. Van Nostradn
Kirk patrick, D.L. 1998. Evaluating training programs, The four levels, 2nd ed. San Francisco: Be rre tt-Koe hle r Publishe r, Inc. Me diawati, Elis. 2011. Pembelajaran Akuntansi Keuangan Melalui Media Komik Untuk Meningkatk an Pre stasi Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 12 No. 1, April 2011 hal 68-76 . Novianti & Syaichudin, 2010. Pe nge m bangan Me dia Kom ik Pe m be lajaran Mate matika untuk meningkatkan Pemaham an be ntuk Soal C e ritaBab Pe cahan Pada Siswa Ke las V SDN Nge m bung. Jurnal Te knologi Pe ndidik an Vol 10 No 1, April 2010 Hal 74-85. Scout McC loud, 2001. Understanding Comic. Jak arta: Gram e dia Soe djono, Soe prapto, 2005. Unive rsitas Trisak ti.
Pot-Pourri Fotografi, Jak arta: Pe ne rbit
30
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabe ta. W ahyuningsih, Ari Nur. 2011. Pengembangan Media Komik Bergambar Mate ri Siste m Saraf Untuk Pembelajaran Yang Me nggunak an Strate gi PQ 4R . Jurnal Pp. Volum e 1, No. 2, De se m be r 2011. Hal 102-110 W e nge r, W in, 2004. Beyond Teaching & Learning. Bandung: Nuansa.
31
Instrumen Penelitian Pengembangan Media Komik Sosiologi Untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Sosiologi Variabel No 1 Analisis tekstual perancangan desain media
Sub Variabel Bahan dan alat
Unsur visual Gambar
Tipografi
2
Analisis kontekstual rancangan desain media
Teknik pembuatan Tujuan Isi Sasaran Latar belakang ide cerita
Sifat media
Indikator Bahan yang digunakan Alat yang digunakan Bentuk gambar Gaya gambar Warna Komposisi Kesatuan Jenis huruf Karakter huruf Kesesuaian penulisan kata dan kalimat Cara/langkah pembuatan Menjelaskan tujuan SK, KD, pokok bahasan Pengguna/pemakai Dasar ide Kesesuaian dengan nilai budaya Kemenarikan Kepraktisan ekonomis Informative Rekreatif komunikatif
Keterangan
Instrumen Isi/ Content Media Komik Standar Kompetensi
Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
Kompetensi Dasar (Kelas X Semester 1) Pokok-pokok Materi
Mendeskripsikan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat 1. Pengertian nilai dan norma sosial 2. Fungsi nilai dan norma sosial 3. Ciri-ciri nilai dan norma sosial 4. Jenis-jenis nilai dan norma sosial 5. Peranan nilai dan norma sosial dalam proses sosialisasi
Alternatif Isi Cerita
1. Perubahan sikap dan kebiasaan siswa yang merantau 2. Sikap dan kebiasaan sehari-hari siswa di sekolah 3. ... dll ...
Skrip Rancangan Gambar dan Teks “Ayo sini ikut kerjabakti, jangan hanya di kost saja”
“Wah, apa nih jawabannya?”
Instrumen Uji Skrip Media Komik oleh Ahli Materi dan Calon Pengguna No.
EVALUASI TAMPILAN MEDIA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Gambar menarik Gambar jelas/ tidak kabur Moment penting diperbesar/ terfokus Kombinasi warna menarik Teks mudah dibaca Teks membantu memperjelas gambar/ pesan Tujuan pembelajaran disampaikan dengan jelas Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran Sajian gambar memperjelas materi Materi lengkap sesuai dengan cakupan media Materi mudah untuk diikuti Penyajian materi sistematis Media mendukung siswa untuk belajar mandiri
JAWABAN Ya Tidak
Instrumen Story Board Komik Bagian Membagi komik kedalam sub bagian/materi
Sketsa Menjelaskan deskripsi latar dan gambaran cerita
Dialog Menjelaskan percakapan antar beberapa tokoh
Keterangan
Instrumen Uji Skrip Media Komik oleh Ahli Materi dan Calon Pengguna Mohon untuk memberikan tanda √ pada kolom yang sesuai dan memberikan komentar apabila diperlukan. No
Indikator
1 2 3 4 5 6
Gambar menarik Gambar jelas/tidak kabur Moment penting diperbesar/ terfokus Kombinasi warna menarik Teks mudah dibaca Teks membantu memperjelas gambar/pesan Tujuan pembelajaran disampaikan dengan jelas Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran Sajian gambar memperjelas materi Materi lengkap sesuai dengan cakupan media Materi mudah untuk diikuti Penyajian materi sistematis Media mendukung siswa untuk belajar mandiri
7 8 9 10 11 12 13
Jawaban Ya Tidak
Komentar
Komentar Umum: ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________
________________,__________2013 Ahli Materi
(
)
Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No
Nama/NIDN
Instansi Asal
Bidang Ilmu
Alokasi Waktu (Jam/ Minggu) 5 jam/ minggu
1
Grendi UNY Hendrastomo, MM, MA/0017018201
Sosiologi
2
Aran Handoko, M.Sn/0002027803
UNY
Seni Rupa, 5 jam/ Komputer minggu dan Fotografi
3
Poerwanti Hadi Pratiwi, M.Si/0013068302
UNY
Pendidika n Sosiologi
5 jam/ minggu
Tugas Bertanggungjaw ab atas seluruh proses pelaksanaan penelitian Tugas utama: memberikan kerangka agar model yang dikembangkan feasible menjadi kebijakan Bersama-sama tim melaksanakan penelitian dengan optimal Tugas utama: Bertanggungjaw ab atas penyiapan draft kerangka model komik bergambar Bersama-sama tim melaksanakan penelitian dengan optimal Tugas utama: Memastikan keterlaksanaan Evaluasi dan peer discussion dengan baik serta dihasilkannya output sesuai dengan tujuan penelitian
STORY-BOARD KOMIK SOSIOLOGI “PETUALANGAN ADI DAN ANTON” (NILAI DAN NORMA SOSIAL)
Kompetensi Dasar Kelas X: 3.3 Menganalisis berbagai gejala sosial dengan menggunakan konsep-konsep dasar Sosiologi untuk memahami hubungan sosial di masyarakat Skenario Umum: •
Menceritakan tentang kehidupan sehari-hari sebuah keluarga dalam beberapa setting
•
Cerita tentang kehidupan sehari-hari ini diharapkan dapat membimbing siswa memahami KD (Kompetensi Dasar) yang dituju
BAGIAN 1: FAMILY
1. Diawali dengan sketsa suasana kota besar yang hiruk pikuk dengan aktivitas penduduknya 2. Cerita dimulai dari aktivitas di pagi hari sebuah keluarga yang tinggal di kompleks perumahan. Keluarga itu terdiri dari ayah, ibu, dan 2 orang anak. Anak no 1 kelas 3 SMA dan anak no 2 kelas 2 SMP 3. Dalam sesi ini, internalisasi nilai dan norma dalam keluarga digambarkan secara tersirat dalam setiap percakapan yang terjadi antar anggota keluarga 4. Pada bagian akhir, terjadi diskusi panjang di antara angota keluarga karena mereka harus berpindah tempat tinggal ke lingkungan sosial yang baru
STORYBOARD
SKETSA Sketsa tanpa dialog
DIALOG Dialog dengan sketsa
Suasana kota besar yang terlihat dengan padatnya kendaraan yang berlalu lalang (1) Banyaknya kompleks perumahan yang ada di kota besar (2) Kompleks PERUM SAKA REPMU, dimana rumah keluarga tokoh cerita berada (3) Rumah dengan halaman yang cukup luas (4) Tampak seorang ibu yang sedang beraktivitas di dapur yang dilengkapi kitchen set atas dan bawah, lemari pendingin, meja dan kursi makan, serta peralatan dapur lainnya (5) Si ibu sedang memasak nasi, sayur dan lauk di dapur (6)
Ibu: Adi...Anton. Ayo buruan ke bawah, sarapan sudah siap ... Nanti telat kalo tidak segera turun! (9) Adi: Iya bu ..., sebentar!! (10) Anton: Iya bu ..., baru siap-siap. Sebentar ... (11) Bapak: Lho... anak-anak mana bu?? (13) Ibu: Bapak, ayo sarapan dulu ... (13)
Sarapan sudah siap di meja makan. Ada sayur, nasi, Bapak: Kirain Adi dan Anton udah ke bawah, bu... apa masih di kamar mereka?? (14) lauk dan peralatan makan lainnya (7) Koran harian pagi ikut menemani sarapan di meja makan (8) Terlihat si ibu sedang membawa tempat nasi (12)
Ibu: Tadi sudah ibu panggil pak. sebentar lagi mereka juga ke bawah kok..(15)
KETERANGAN Teks yang ada pada nomor sketsa (1) Jakarta, kota yang dikenal sibuk dan kota yang dijuluki kota yang tidak pernah tidur. Kata orang sih ... (2) Kita tidak membahas tentang kota ini. Tapi sebuah keluarga yang ada di kota ini. Dialog para aktor menggambarkan konsep nilai dan norma secara tersirat (3) Kita semua tahu bahwa keluarga adalah tempat pertama untuk kita mengenal lingkungan sekitar yang belum kita tahu. Di keluarga kita diajarkan cara makan yang baik, tata kelakuan, cara menghormati orang yang lebih tua, dsb. (4) Daripada cuma membaca prolog, langsung saja kita mengikuti “Petualangan Adi dan Anton“ berikut ini. Keluarga Pak Sigit yang menjadi objek cerita beranggotakan 4 orang. Ayah, ibu, dan 2 orang anak (5) Dapur, biasanya menjadi ‘wilayah kekuasaan‘ kaum ibu. Meskipun tidak semuanya keluarga begitu (12) Ini si ibu, panggil saja bu Yuli ya ... (14) Kalo ini Pak Sigit. Sang Kepala Keluarga
Terlihat tangan Adi menyikut tangan Anton (16)
Anton: Aduuuuhhh ... pelan-pelan kenapa sih !! (16)
Anton – Adi menuruni tangga bersama-sama (17)
Anton: H H H .... dasar ... (17) Adi: Bodo ... weeekkk.... (17)
Tampak Anton – Adi berjalan beriringan menuju meja makan (18)
Bapak: wah...ibu, pagi-pagi udah masak lengkap begini ... (19) Bapak: tapi kok, nasinya kayak buat 18 porsi ya bu ?? (20) Ibu: he...he...he... gak apa-apa pak, terlanjur masak (21) Bapak: Lho, nanti kalo mubazir gimana bu ?? banyak banget nasinya (21) Ibu: ya nanti siang ibu masak lagi jadi nasi goreng bisa pak. Asal belum basi ‚‘kan masih bisa di olah koq ... (22)
Adi terlihat sangat buru-buru (23)
Adi: Pagi bu !! Pagi pak!! Udah lengkap aja nih pagi-pagi (23) Ibu: Pagi juga, Adi. Pelan-pelan, nak (23) Anton: Pagi pak ... Pagi bu ... (24) Bapak: Adi ... pelan-pelan nak. Gimana sekolahnya? Tugas yang tadi malam selesai?? (25) Adi: Beres semua komandan !! he..he..he.. lagi semangat pak !! (26)
Sambil bertanya kepada Anton, Ayah membaca koran (27)
Bapak: Kamu Anton? Tugas seni sudah dikerjakan? Katanya dikumpul besok pagi? (27) Anton: Udah pak, tinggal finishing ... he..he..he..Makasih bantuannya tadi malam ya pak ... (28)
(18) Yang kalem ini si kakak, namanya Anton. Kelas 3 SMA... Kalo yang ini si adik, namanya Adi. Kelas 2 SMP
Bapak: Bagus kalo begitu...Itu baru anak bapak...Mari sarapan mantap ini.. (29) Ibu: Bapak bisa aja deh ... Jangan lupa berdoa dulu sebelum makan, bapak, Adi, Anton ... (30) Anton: Hmmm, udah berdoa kok bu ... biar barokah (31) Adi: Iya, biar rezeki gak putus-putus. He..he..he.. (32) Ibu: Adi gak makan? Kalo gak sarapan nanti lemes lho di sekolah ... (33) Bapak: Lho, Adi? Gak sarapan? Sakit ?? (33) Adi: Adi puasa bu! Puasa senin kamis pak, he..he.. (34) Anton terlihat berpikir keras untuk memberi komentar pada Adi (35)
Anton: Anak hiperaktif gito kok puasa, gak yakin deh ... (35) Adi: Hmmm!! (35) Anton: Yaa,tau kok rasanya ditolak gebetan, mentah-mentah pula..aduuhh..(36)
Anton dan Adi rebut, saling ejek-ejekan, ibu dan ayah tampak bingung (37)
Adi: R**#@;....&@>>..Hmm..^^00>>... *&@#.... (37) Anton: Y@*#..)):!!!*##^o^....#*RR...GHH (37) Ibu: Looohhh...??? Kok... (37) Bapak: Adii..!! Antoonnn...!!! Malah berantem, aduuh..!! (38) Bapak: Adi...! Anton...!! Ya ampun ...anak-anak!!! (39) Anton dan Adi: Hmmm ...hmmm.... (40) Ayah
Ibu dan ayah tampak bingung (42)
Bapak: Bisa berhenti nggak...??? (41) Anton dan Adi: Siap..!! (43) Ibu: Gitu dong, kan‘ ganteng kalo akur gitu ... (44) Ibu: Bukannya kamu hari ini upacara,Adi? Nanti pingsan gimana??(45)
Anton mengeryitkan dahinya (46)
Adi: Insya Allah kuat bu, yang penting kan‘ niat ...(46) Anton: Bener kan‘ itu sama aja gak niat puasa ... (47) Adi: Apaan!! Gue niatlah ...buat apa sahur kalo gak niat !! (47) Anton: Bodo, dari tadi energik gitu...gak yakin lu puasa ... (47) Adi: Terserah!! Yang penting Gue puasa, titik!! (47) Bapak: Ya ampun, berantem terus. Ya udah...bapak mau berangkat..(48) Bapak: Adi...puasa kalo marah-marah batal kan??? (48)
Jam dinding menunjukkan jam 06.45 (49)
Adi: ehh...iya pak!! Lupa... (49) Ayah: Udah jam tujuh kurang tuh ... (49) Ibu: Iya..cepetan berangkat, di jalan mulai macet lho pak. Ati-ati gak usah ngebut...bahaya... (50) Anton: Iya bu...pelan-pelan kok ..(51) Anton: Aku duduk depan (51)
Ibu tampak membereskan meja makan (53)
Adi: Kakak ‘kan udah sabtu kemarin di depan!! (52) Anton: Masa bodo ... (52)
Bapak: Bapak berangkat dulu ya... Assalamu’alaikum ... (54) Ibu: Iya pak...hati-hati lho ya di jalan...Wa’alaikumsalam.. (54) Adi: Aku di depan lho kak !! (55) Anton: Bodo‘ amat... (55) Ayah menunggu di depan rumah, bersiap masuk ke mobil (56)
Anton menjawab dari dalam mobil (58)
Ayah: Adi...Anton...cium tangan dulu ke ibu (56) Adi dan Anton: Yaaa.... (56) Adi: Tuh’kan pak?!! Aku depan Kak ... (57) Ayah: Anton! Duduk di belakang, ngalah ‘knapa sih..?? (58) Anton: Huuuhhh...dasar manja!! (58)
Mobil pun berjalan dan menjauh dari rumah (59)
Malam hari pun tiba (60) Jam dinding menunjukkan pukul 20.00 (61) Bapak sedang kerja di ruang kerja (62) Anton sedang belajar di kamar (63) Sementara Adi menonton bola (64) Ibu terlihat sibuk di dapuk mengerjakan sesuatu (65) Tiba-tiba terdengar bunyi Handphone bapak (66 – 67) Di HP bapak terlihat ”Simbah calling” (69)
Bapak: Hmmm..?? (68) Bapak: Bapak? Kok tumben telpon jam segini?? (69)
Bapak pun bergegas mengangkat HP (70)
Terlihat simbah sangat asyik bercerita lewat telpon (73) Bapak pun dengan serius mendengarkan cerita simbah (74 – 75)
Simbah: Haloo..Assalamu’alaikum ‘Le!! (71) Bapak: Haloo...Pak...??? Wa’alaikumsalam... (71) Bapak: Tumben Pak.. Dalem?? Ada apa?? (71) Simbah: Haha...haha....Gek sekali iki aku iso telepon kowe lancar‚‘Le tanpa bantuan mencetke, hahaha...bapak wis modern yo Le‘??...(72) Simbah: Piye kabarmu Sigit?? (72)
Simbah tertawa dengan memperlihatkan giginya yang sudah ompong sebagian (76) Bapak terlihat setia mendengarkan obrolan simbah (77)
Dari suara HP bapak terdengar suara simbah yang bingung mematikan HP (80)
Dari luar ruangan Ibu memanggil bapak (81)
Simbah: hmm... dadi gitu Le‘ gak apa-apa ya? Semoga Yuli dan cucuku bisa mau ya Le‘ ya??...(78) Bapak: Nggih Pak, nanti saya coba bicara ke anak-anak dan Yuli (79) Simbah: Nduukk...Iki Le‘ mateni kepiye??? (80) Bapak: Ckckck...(80) Bapak: Hmmm..Gimana ya??? (81) Ibu: Pak??..(81) Ibu: Pak...bapak... (82) Ibu: Ini aku bawakan kopi pak!!...(82)
Bapak terlihat keluar dari ruang kerja (83)
Bapak: Oohh ibu. Pas ini waktunya, ada hal penting yang harus diomongin (83) Ibu: Oohh... (83)
Sambil menyerahkan secangkir kopi, Ibu bertanya beberapa hal kepada bapak (84)
Ibu: yang telepon tadi? Memang ada pak? Serius banget kayaknya...(84) Ibu: Kantor?? Proyek??? (84) Bapak: Tadi Bapak yang telepon.Bapak menyuruh kita ke Jogya bu..(85) Ibu: Hmm..(85)
Ibu mengingatkan bapak yang hendak meminum kopinya (86)
Bapak: Bapak ada gejala stroke bu, jadi bapak minta kita ke Jogya.. (86) Ibu: Awas, masih panas lho pak !! (86)
Sambil minum kopi, bapak menjawab pertanyaan ibu (87)
Ibu: Ke Jogya, maksudnya berkunjung atau gimana pak?? (87) Bapak: Bukan berkunjung. Istilahnya aku diminta untuk nge’jagain bapak... merawat bapak, gitu bu ... (87)
Tampak bapak berjalan menuju ruang keluarga dan menghampiri Adi yang sedang asyik menonton bola (88)
Bapak: Adi!! Nontonnya agak mundur...nanti sakit mata kamu (88) Adi: He..he..iya pak ... (88)
Ibu menyusul bapak dan meletakkan gelas di meja (89)
Ibu: jadi gimana pak?? (89)
Bapak duduk di ruang keluarga sambil menjawab pertanyaan ibu (90)
Bapak: Huftt..agak susah sih bu... (90) Bapak: Mau gak mau sebagai anak berbakti harus mengikuti apa kata orang tua. Lagipula simbah sedang sakit (90) Ibu: Iya sih pak. Tapi perlu dibahas dulu sama Anton dan Adi. Mereka pada mau nggak pak.. (91)
Adi terlihat mendengarkan percakapan bapak dan ibu sambil menonton TV (92)
Ibu: Kita tunggu Anton aja dimana pak? (92) Bapak: Iya bu, anak-anak juga harus dimintai pendapat terkait sekolah mereka (92)
Adi terlihat semakin bingung mendengarkan percakapan bapak dan ibu (93)
Bapak: Agak berat rasanya meninggalkan rumah yang sudah lama kita tempati. Tapi insya Allah bakal ada rezeki di tempatnya bapak. Tinggal kita ikhlas ‘gak... (93) Ibu: Anton ada di kamar kayaknya pak ... (94) Ibu: Tapi, ngomong-ngomong...Simbah tadi bilang gimana pak?? (94) Bapak: Ibu ini, kayak gak kenal simbah aja. Ya..minta kita pindah... selebihnya kangen, katanya ... (95)
Adi nyeletuk menyatakan ketidaksetujuannya (96)
Ibu: Hahaha....aku juga kangen simbah pak... Lama ‘gak ketemu... Moga simbah makin sehat kalo kita jadi ke sana (96) Adi: Aku gak mau pindah bu !! (96) Adi: Aku mau tetap di Jakarta. Aku gak mau sekolah di desa !!.. (97) Bapak: Hei...hei..hei...menurutmu bapak berasal dari mana? Bapak dulu juga dari desa!! Tapi bapak tetap bisa sukses di Jakarta toh... lagian gak ‘ndeso-ndeso banget nak!..(97) Adi: Sekolahnya bagus ‚‘gak?? (97) Bapak: Ya...kalo secara fisik jangan dibandingkan dengan Jakarta!! (97) Bapak: Kalo kualitas gak kalah sama yang di Jakarta (97)
Terlihat Anton berjalan menuruni tangga sambil membaca buku di tangannya (98) Adi dan Bapak masih terlibat percakapan panjang (98)
Anton menghampiri bapak ibu di ruang keluarga (99)
Ibu: Ah,, itu Anton. Kebetulan sekali. Sini nak, ada yang mau ibu bicarakan ke kamu... (98) Adi: Hmmm..ntar aku mesti ninggalin temen-temen pak?? (98) Bapak: Tenang aja, kayak di desa gak ada manusia aja..(98) Anton: Iya bu?? Ada apa?? (99) Bapak: Ohh...Pas banget, sini nak.,sebentar ... (99)
Anton terlihat kaget mendengar jawaban bapak (100)
Bapak: Gimana kalo kita sekeluarga pindah ke Yogja ?? (100) Anton: Heehhh..?? tiba-tiba banget pak? Kok gitu?? (100) Anton: Simbah sakit, jadi kita diminta simbah pindah untuk merawat simbah ... (101) Anton: Ohh, gitu.. bapak mau pindah ?? (101) Bapak: Ya..Bapak mau gak mau harus pindah ’kan..tugas anak berbakti itu salah satunya ya ini ... (102) Bapak: Gimana Anton ?? (102) Anton: Ibu juga setuju pindah?? Kerjaan ibu di kantor gimana?? (103) Ibu: Ibu sih setia sama bapak. Jadi ibu juga setuju pindah. Mau ikut merawat simbah... untuk kerjaan, ibu bisa buka warung makan di Yogja (104)
Dengan santainya Anton menjawab, sedangkan Adi dengan bersemangatnya memberi komentar pada Anton (105)
Anton: Ya udah sih kalo gitu. Aku terserah aja ama bapak dan ibu... baiknya gimana (105) Adi: Heehh...!! Gitu doank..!?!?! (105) Anton: Lha gimana‚‘Di?? Kamu mau sendirian disini? (106) Adi: Ya gak gitu juga Kak!! Ada beberapa hal penting yang aku khawatirkan Kak!! (107)
Adi terlihat sangat bimbang (108)
Ibu: Emang apa aja itu, ‘Di?? (108) Adi: Ya banyak bu. Ntar aku disana temenan sama siapa? Ntar aku sekolah dimana? Pacarku gimana?Tinggal dimana?Trus Yolanda??(108)
Adi mulai terlihat santai dan mendengarkan omongan bapak (109)
Mata Adi terbelalak lebar, menunjukkan rasa senangnya (111)
Adi: Masa aku ngulang pelajaran lagi pak?? Aduuhh... (108) Bapak: Ada banyak gantinya kok. Bukannya kamu pengen ke Pantai Gunungkidul?? (109) Bapak: Trus juga kamu pengen nyobain kuliner Yogja’kan?? Apa lagi itu,.. oo.,iya malioboro dan bule-bule yang dulu kamu tanyain ke bapak ... (109) Bapak: Kalo kamu mau pindah, kamu bisa jelajahin tuh‘ hunting-list-mu di Yogja ... Apa aja yang kamu lakukan disana bebas, asal jangan sampe gak belajar !!.. (110)
Sambil melombat berdiri, Adi mengucapkan Yess (112)
Adi: Yess..!! Ayo kita segera pindah pak !! Ayoo.. kapan ke tempat simbah ??? (112)
Ibu hanya tersenyum melihat tingkah Adi (113)
Bapak: Sabar dong.Kita harus ngurus ini itu.Disekolahmu juga ... (113)
Sementara Anton tetap asyik membaca bukunya (114)
Adi: Kira-kira kapan Pak? Besok? Lusa? Kapan Pak? (114) Bapak: Ya ampun, sabar !! Masih banyak persiapan juga!! (114) Ibu: Sabar nak,..sabar ... (114)
Sambil tetap membaca buku, Anton memberikan komentar kepada Adi (115)
Anton: Katanya banyak hal yang sulit ditinggalin?? (115) Adi: Hahaha...gampang Kak, apa aja tadi ya...Temen? Pacar? Cari lagi aja ... hahaha... (116) Anton: Ngawur... (116) Adi: Hahaha.... ‚‘kan becanda Kak ... (117) Anton: Sebenarnya kakak yang masih ragu buat pindah, masih mikirin sekolah juga ... (117)
Ibu: Lho??? Bukannya tadi kamu setuju‚‘kan Anton?? (118) Anton: Iya sih bu. Tapi ‘kan aku masih sedikit bingung... (119)
Kali ini komentar Adi sepakat dengan Anton (120)
Anton: Aku dah kelas 3 SMA. Bentar lagi ujian dan aku harus nyesuai’in diri lagi di Yogya... gak yakin aku nyaman di sana secara instan (120) Adi: Hooo..iya juga (120) Bapak: Jadinya gimana Anton?? Tinggal sendiri?? (121) Anton: Itu juga aku masih bingung pak. Masa rumah ini mau dijadikan kost?? Gak prospek banget ... (122)
Cklik...suara remote TV yang dimatikan ibu (123)
Ibu: Hemat,...matikan dulu deh... (123) Bapak: Bapak gak maksa deh. Cuma mau tanya saja. Mungkin iya di Yogja nanti kamu bakal ngulang ... (124)
Anton mendengarkan pendapat bapak dengan serius (125)
Bapak: Tapi bapak juga gak mau sekolahmu jadi terganggu keputusan yang tiba-tiba ini... Jadi, dipikirkan saja dulu matang-matang nak.. (125) Bapak: Mau tetap disini, apa mau ikut pindah ke Yogja?? (126) Adi: Ikut aja kak!! Ngulang mah gampang..!!! (127) Ibu: Ngawurrr ... (127)
Sambil berpikir, Anton menutup buku yang sejak tadi dibacanya (128)
Adi: Hmmm, gimana ya... (128)
Ibu mendengarkan Anton sambil berpikir (129)
Anton: Aku juga pengen sih pindah ke Yogja pak. Tapi mending aku disini dulu pak, nyelesaikan SMA disini. Trus.., ikut SNMPTN di Yogja. Pengen masuk UNY pak.. jadi guru. Hehehe.....(129) Anton: Jadi Anton milih gak pindah dulu pak ... (130)
Sambil merangkul pundak Anton, Ibu menjadi penengah Ibu: Kalo gitu, ibu nemenin Anton dulu deh di Jakarta. Pindahnya setelah kamu lulus aja ya ?? (131) dan menyemangati Anton (131)
Anton: He...he... iya bu... (131) Bapak: Ya udah kalo gitu. Semoga keputusan kita semua tepat ya... dan semoga simbah makin sehat nanti (131) Adi: Amin pak ... jadi kapan pindahnya ??? Minggu ini..?? (131) Bapak: Sabar..., ngawur!! (132) Anton: Insya Allah Anton bakal keterima di UNY beberapa bulan lagi pak ... (132) Bapak: Siippp!!.. (133) Bapak: aminnn‚‘Le... Semoga cita-citamu kesampaian. Rajin belajar ya!! (133) Tiba-tiba dari arah dapur terdengar suara ”TING” (134)
Bapak: Opo kae Bu ??? (134) Ibu: Ohh..itu masakan ibu udah mateng. Gak kerasa... (134) Anton: Kayaknya cocok deh ibu buka warung makan di Yogja... (135)
Sambil berjalan menuju dapur, Ibu promosi masakan barunya (136)
Ibu: Kebetulan ibu nyoba resep baru ... (136) Bapak: Emang masak apa bu?? (136)
Bapak, Anton, Adi terlihat bersemangat mendengar info dari ibu (137)
Ibu: Gudeg Jogja..hehehe..tadi udah jadi tapi dingin. Akhirnya ibu angetin di oven ... (137)
Adi berjalan menyusul ibu ke dapur, sambil berujar ”ASEEK GUDHEG..” (138) Sementara Bapak dan Anton terlihat berbincang sambil berjalan menuju dapur menyusul ibu dan Adi (138)
Bapak: Jadi inget kata bijak‚‘nak.“Orang sukses itu, orang yang berani meninggalkan zona amannya“ (138) Anton: He..he..he..iya pak. Kayaknya ibu bakalan jadi chef di Jogja nih!! (138)
BUKU CATATAN HARIAN PENELITIAN (LOGBOOK) JUDUL PENELITIAN PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SOSIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR SOSIOLOGI SMA JENIS/SKIM PENELITIAN HIBAH BERSAING
KETUA PENELITI Nama : Grendi Hendrastomo, MA Jurusan : Pendidikan Sosiologi Fakultas : Ilmu Sosial
BIDANG PENELITIAN Pendidikan Sosiologi (Ilmu Sosial)
ANGGOTA 1. Aron Handoko, M.Sn 2. Poerwanti Hadi Pratiwi, M.Si
NILAI KONTRAK Rp. 40.000.000,-
HASIL/SASARAN AKHIR TAHUN 2013 Model/Media Pembelajaran Komik Sosiologi
CATATAN KEMAJUAN/PELAKSANAAN PENELITIAN No. 1 2 3 4
Tanggal *) 17 Juni 2013 18 Juni 2013 19 Juni 2013 4 Juli 2013
5 6
8 Juli 2013 11 Juli 2013
7
16 Juli 2013
8
18 Juli 2013
9
22 Juli 2013
10
25 Juli 2013
11
26 Juli 2013
12
27 Juli 2013
13 14 15 16 17
29 Juli 2013 1 Agustus 2013 12 Agustus 2013 13 Agustus 2013 15 Agustus 2013
18 19 20
16 Agustus 2013 17 Agustus 2013 24 Agustus 2013
21
25 Agustus 2013
Kegiatan/Aktivitas Persiapan Penelitian Penyusunan Instrumen Penelitian Persiapan Seminar Proposal Seminar Proposal Penelitian
Catatan Kemajuan/Hasil Aktivitas**) Tim Peneliti siap untuk melaksanakan penelitian Instrumen Penelitian telah tersusun Atribut seminar berhasil telah dipersiapkan Mendapatkan masukan dari reviewer dan peserta seminar berkaitan dengan judul, rumusan masalah dan tahapan penelitian Koordinasi Hasil Seminar Proposal Perbaikan proposal sesuai dengan masukan Koordinasi tahapan penyusunan Disepakati tahapan aktivitas dan persiapan diskusi terbatas dengan guru Diskusi terbatas dengan guru Mendapatkan masukan tentang proses pembelajaran yang sudah ada dan media yang digunakan Pencarian informasi dari siswa Mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran melalui wawancara dengan siswa SMA Diskusi penentuan materi bahan penyusunan Disepakati materi norma dan nilai sosial komik Diskusi penentuan kurikulum yang dipakai Disepakati demi untuk kebermaknaan penelitian maka (KTSP/2013) digunakan kurikulum 2013 Mengumpulkan sumber bahan sebagai Beberapa sumber diperoleh baik dengan meminjam tema/topik komik maupun membeli Koordinasi Peneliti untuk pembuatan storyboard Kesepakatan dan pembagian tugas pembuatan storyboard Diskusi isi draft storyboard komik sosiologi Isi Draft awal storyboard disepakati Pembuatan draft storyboard komik sosiologi Draft storyboard Diskusi hasil pembuatan draft storyboard Masukan dan perbaikan draft storyboard Perbaikan draft storyboard Storyboard siap untuk direview ahli Review storyboard komik sosiologi Mendapatkan masukan untuk penyempurnaan storyboard Perbaikan storyboard Storyboard perbaikan siap untuk dibuat sketsa Pembuatan sketsa komik berdasar storyboard Sketsa awal telah selesai disusun Diskusi hasil sketsa awal komik Perlu ada penyempurnaan dalam hal latar dan kalimat (penyempurnaan naskah) Perbaikan sketsa komik Sketsa komik selesai dikerjakan
22 23
27 Agustus 2013 28 Agustus 2013
24
10 September 2013
25
16 September 2013
26
18 September 2013
27
20 September 2013
28 29
25 September 2013 25-28 September 2013
30 31
2 Oktober 2013 3-10 Oktober 2013
32 33 34
11 Oktober 2013 11 Oktober 2013 12-17 Oktober 2013
35
18 Oktober 2013
36 37
18 Oktober 2013 19-25 Oktober 2013
38
26 Oktober 2013
39 40
27 Oktober 2013 28 Oktober 2013
Review sketsa komik Terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki Perbaikan sketsa komik berdasarkan masukan Masukan untuk melihat gakekat cerita komik reviewer sebenarnya yang merupakan cerita ringan dengan naskah pendek Sketsa komik hasil perbaikan selesai dikerjakan Diskusi hasil perbaikan sketsa komik Perlu perbaikan untuk cerita ketiga, meliputi perlu tidaknya cerita dengan naskah yang panjang Perbaikan sketsa komik Sketsa komik siap untuk dilanjutkan ke tahap selanjutnya Diskusi hasil sketsa komik Perlunya untuk memperinci dan merasionalkan latar belakang gambar dan situasi untuk memperkuat cerita Diskusi perlunya menambah alat tulis kantor Mencari meja gambar yang sesuai spesifikasi untuk terutama yang berkaitan dengan meja gambar memperkuat latar belakang komik sebagai alat bantu mempertajam gambar komik Diskusi untuk mempercepat pembuatan komik Diputuskan untuk menyelesaikan per tema komik Penajaman gambar dan penambahan latar Komik untuk tema pertama selesai dikerjakan, masih belakang yang diperoleh dari foto sunguhan perlu penambahan dan penyempurnaan pada karakter tokoh dan memberi kata-kata Perbaikan komik Komik yang diperbaiki untuk tema pertama Penajaman gambar untuk tema pertama Gambar dipertajam siap untuk tahap digitalisasi dan pewarnaan Review hasil gambar jadi untuk tema pertama Siap untuk tahap selanjutnya digitalisasi (Scan) Scan gambar komik tema pertama Komik pertama siap di beri warna Penajaman gambar untuk tema kedua Gambar dipertajam siap untuk tahap digitalisasi dan pewarnaan Proses pewarnaan untuk tema pertama Gambar tema pertama telah selesai di beri warna Review hasil gambar jadi untuk tema kedua Siap untuk tahap selanjutnya digitalisasi (Scan) Review hasil pewarnaan untuk tema pertama Scan gambar komik tema kedua Komik tema kedua siap di beri warna Penajaman gambar untuk tema ketiga Gambar dipertajam siap untuk tahap digitalisasi dan pewarnaan Proses pewarnaan untuk tema kedua Gambar tema kedua telah selesai di beri warna Review hasil gambar jadi untuk tema ketiga Siap untuk tahap selanjutnya digitalisasi (Scan) Review hasil pewarnaan untuk tema kedua Scan hasil gambar komik Digitalisasi gambar komik siap untuk tahap pewarnaan Proses pewarnaan Proses Pewarnaan memunculkan dua pilihan, model gradasi dan model solid (terpilih model gradasi dekat
41 42
1 – 7 November 2013 8 November 2013
Proses pewarnaan
43
12 November 2013 Validasi ahli Materi, Gambar dan Bahasa
44 45
15 November 2013 Uji Terbatas pada siswa 18 November 2013 Sosialisasi terbatas pada pertemuan guru MGMP
Proses pemberian Teks
Notasi:
dengan realitas Gambar komik telah diwarnai, persiapan untuk memberi detail isi percakapan Gambar komik lengkap termasuk detail isi percakapan siap divalidasi Komik telah tervalidasi dengan sedikit koreksi terutama pada bahasa Masukan dari siswa mengenai komik yang telah dibuat Tersosialisasikan secara terbatas produk protipe komik
Pemonitor
Ketua Peneliti
.............................. NIP. ......................
Grendi Hendrastomo, MA NIP. 198201172006041002
*) jika perlu diisikan pula jam **) Berisi data yang diperoleh, keterangan data, sketsa, gambar, analisis singkat, dsb.
Tambahan halaman ini sesuai kebutuhan