LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Las dan Tempa
Disusun Oleh: FAJAR RIZKI SAPUTRA K2513021 PTM A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya maka penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan “Laporan Praktikum Las dan Tempa” untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Las dan Tempa. Laporan ini dibuat guna menyempurnakan tugas akhir selama melaksanakan praktek kerja di bengkel. Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki saat ini masih terbatas, sehingga dalam laporan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, baik dalam penyajian, maupun dalam isi laporan. Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk penyusunan laporan berikutnya. Akhir kata penulis berharap, semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi para pembaca.
Surakarta, Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL......................................................................................... KATA PENGANTAR........................................................................................ DAFTAR ISI...................................................................................................... DAFTAR GAMBAR......................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Las Listrik......................................................................... B. Pengertian Las Asitilen....................................................................... C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Praktek Las......................... BAB II PEMBUATAN BENDA KERJA A. Las Listrik........................................................................................... 1. Alat dan Bahan 2. Proses Kerja a) Membuat Rigi-rigi b) Menyambung Datar c) Menyambung Siku/ L d) Menyambung T e) Menyambung Pipa f) Menyambung Pipa dan Plat B. Las Asitilen......................................................................................... 1. Alat dan Bahan 2. Proses Kerja a) Melelehkan Benda Kerja (membuat rigi-rigi) b) Menyambung Plat BAB III PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................... B. Saran................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 ayunan zig-zag
Gambar 1.2 ayunan segitiga Gambar 1.3 gerakan melingkar Gambar 1.4 mesin las Gambar 1.5 meja las Gambar 1.6 pemegang elektroda Gambar 1.7 elektroda Gambar 1.8 klem massa Gambar 1.9 tang jepit Gambar 1.10 palu terak Gambar 1.11 sikat baja Gambar 1.12 instalasi las listrik Gambar 1.13 instalasi las asitilen Gambar 1.14 tabung gas Gambar 1.15 katup gas Gambar 1.16 regulator Gambar 1.17 selang gas Gambar 1.18 brander Gambar 1.19 pematik api las Gambar 1.20 helm las Gambar 1.21 sarung tangan Gambar 1.22 apron Gambar 1.23 wearpack Gambar 1.24 safety shoes Gambar 1.25 pakaian kerja las Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 jobsheet membuat rigi-rigi Gambar 2.4 hasil pembuatan rigi-rigi Gambar 2.5 jobsheet menyambung datar Gambar 2.6 jobsheet menyambung siku Gambar 2.7 jobsheet menyambung T Gambar 2.8 jobsheet menyambung dua pipa Gambar 2.9 hasil penymabungan dua pipa Gambar 2.10 jobsheet penyambungan plat dan pipa Gambar 2.11 hasil pembuatan rigi-rigi
BAB I PENDAHULUAN
A.Pengertian Las Listrik Las listrik atau biasa disebut dengan istilah las busur listrik merupakan suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tanaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan las dengan las busur listrik ini adalah merupakan sambungan tetap/permanen. Prinsip kerjanya yakni sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, setelah dingin maka dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan. Las busur listrik diklasifikasikan menjadi beberapa macam, antara lain: 1. Las busur listrik elektroda terbungkus 2. Las busur listrik dengan pelindung gas 3. Las busur listrik dengan pelindung bukan gas Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan yang memperhatikan ukuran dan type elektrodanya. Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu mengelas, antara lain: a) Posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja (600-700) dan arah pengelasan mengikuti arah kemiringan elektroda. b) Posisi badan. c) Gerakan tangan waktu mengelas benda kerja Gerakan elektroda pada saat pengelesan ada tiga macam yaitu : 1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki.
Gambar 1.1 Ayunan zig-zag
Gambar 1.2 Ayunan Segitiga 3. Gerakan melingkar Gerakan untuk membentuk rigi-rigi las
Gambar 1.3 gerakan melingkar Alat dan Bahan yang diperlukan selama proses pengelasan berlangsung adalah sebagai berikut : a) Mesin Las Berfungsi untuk memasok atau mengatur arus yang bekerja. Mesin Las tipe AC ini dapat mengubah tegangan arus listrik misalnya listrik permulaan (120 atau 220 Volt) menjadi tegangan kecil yang menghasilkan arus besar yang sesuai untuk pekerjaan mengelas.
Gambar 1.4 Mesin Las b) Meja Las Berfungsi untuk meletakkan benda kerja yang akan di las. Gambar 1.5 meja las
c) Pemegang Elektroda/ holder Berfungsi untuk memegang elektroda pada saat pengelasan.
Gambar 1.6 pemegang elektroda d) Elektroda Berfungsi sebgai bahan pengisi pada proses pengelasan.
Gambar 1.7 elektroda e) Klem Massa Berfungsi untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja.
Gambar 1.8 klem massa f) Tang jepit Berfungsi untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas sehabis pengelaan.
Gambar 1.9 tang jepit g) Palu Terak Berfungsi untuk membuang terak (lapisan luar) pengelasan pada benda kerja.
Gambar 1.10 palu terak h) Sikat baja Berfungsi untuk membersihkan sisa las-lasan yang masih ada.
Gambar 1.11 sikat baja Instalasi las listrik 1.12
B. Pengertian Las Asitilen Las asitilen adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas bahan bakar yakni gas asitilen. Gas ini memiliki kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain, yakni dapat menghasilkan temperature
nyala api lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. Prinsip kerjanya yakni pembakaran yang dilakukan pada campuran gas tersebut akan menghasilkan panas yang dapat diatur tinggi rendahnya untuk menghasilkan pembakaran yang baik. Kemudian pengelasan dilakukan dengan cara memanaskan logam yang akan dilas hingga bagian logamnya mencair dengan mnggunakan nyala api yang keluar dari brander. Ada tiga macam nyala api pada las aitilen, antara lain: a) Nyala api netral Perbandingan yang sama antara gas asitilen dengan gas oksigen yang menghasilkan api berwarna biru kejinggaan pada kerucut dan warna putih kemilau agak kehijauan pada inti. b) Nyala api oksidasi Perbandingan oksigen lebih dominan daripada gas asitilen sengga menghasilkan api berwarna jingga keunguan pada kerucut dan warna putih keunguan pada inti. c) Nyala api reduksi/ karburasi Perbandingan gas asitilen lebih dominan daripada oksigen sehingga menghasilkan api berwarna biru pada bagian luar dan putih pada bagian inti. Instalasi pada las asitilen dapat dilihat seperti pada gambar berikut:
Gambar 1.13 Instalasi las asitilen
Perlengkapan yang diperlukan pada proses pengelasan berlangsung adalah sebagai berikut : a) Tabung gas Berfungsi untuk menampung gas. Antara gas oksigen dan gas asitilen memiliki ukuran tabung yang berbeda, umumnya dapat dibedakan melalui kode warna yang ada pada tabung itu dan biasanya pada tabung yang berisi gas asitilen ukurannya lebih kecil.
Gambar 1.14 tabung gas b) Katup Tabung Berfungsi untuk mengatur keluarnya gas dari dalam tabung. Katup pada tabung gas oksigen biasanya dibuat dari material kuningan, sedangkan untuk tabung gas asitilen katupnya terbuat dari material baja.
Gambar 1.15 katup gas c) Regulator Berfungsi untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Pada regulator terdapat saluran masuk, katup
pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, dan katup pengatur keluar gas menuju selang.
Gambar 1.16 regulator d) Selang gas Berfungsi untuk menyalurkan gas dari regulator ke brander. Selang ini harus tahan terhadap tekanan tinggi agar tidak mudah bocor.
Gambar 1.17 selang gas e) brander Berfungsi sebagai pencampur gas oksigen dan gas asitilen, serta sebagai pembentuk nyala api di ujung nosel. Gambar 1.18 brander f) Pematik Api Las (Korek Api) Berfungsi untuk menyalakan api las pada ujung nozzle.
Gambar 1.19 Pematik api las
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Praktek Las 1. Keselamatan kerja terhadap bahaya aliran listrik Tegangan dan arus listrik yang tinggi dapat membahayakan keselamatan, maka haruslah selalu bersikap hati-hati dalam proses pengelasan. Untuk mencegahnya maka dapat menggunakan pelindung diri berupa sarung tangan, safety shoes, dan wearpack.
2. Keselamatan dan kesehatan kerja terhadap bahaya cahaya las Cahaya inframerah dan ultraviolet yang timbul dari proses pengelasan sangatlah berbahaya bagi mata. Untuk mencegahnya maka dapat menggunakan topeng las/ kaca mat alas, agar mata tidak melihat cahaya las tersebut secara langsung.
3. Keselamatan kerja terhadap bahaya kebakaran Pada proses pengelasan akan timbul percikan bunga api yang memijar dan bersuhu tinggi, apabila percikan tersebut mengenai benda yang mudah terbakar maka akan menimbulkan api bahkan dapat terjadi kebakaran. Untuk mencegahnya mka jauhkan benda yang mudah terbakar dari area pengelasan dan sediakan tabung pemadam untuk mngatasi apabila ada kebakaran.
4. Alat Pelindung Diri
Gambar 1.20 pakain kerja las a) Helm Las
berfungsi untuk melindungi muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata
Gambar 1.21 Helm Las b) GLOVESS Berfungsi untuk melindungi tangan dari percikan bunga api, aliran listrik dan panas saat pengelasan. 1.22 c) APRON/ Wearpack Berfungsi untuk melindungi badan dari percikan bunga api.
Gambar 1.23 apron
Gambar 1.24 wearpack d) SAFETY shoes Berfungsi untuk melindungi kaki dari jatuhnya benda tajam dan panas.
Gambar 1.24 safety shoes
BAB II PEMBUATAN BENDA KERJA A. Las Listrik 1. Alat dan Bahan a) Alat 1) Las listrik (mesin las) 2) Meja Las 3) Pemegang Elektroda/ holder 4) Elektroda 5) Klem Massa 6) Tang jepit 7) Palu Terak 8) Sikat baja 9) Helm Las b) Bahan 1) Plat besi dengan ukuran 100mm x 25mm x 4mm Gambar 2.1 Plat besi 2) Pipa besi dengan ukuran pangjang = 50mm, diameter = O40mm Gambar 2.2 pipa besi 2. Proses Kerja a. Membuat Rigi-rigi 1) Siapkan alat dan benda kerja 2) Nyalakan mesin las, kemudian atur arus listrik agar sesuai dengan proses pengelasan tersebut 3) Letakkan benda kerja di atas meja las 4) Pasang elektroda pada Pemegang Elektroda/ holder
5) Goreskan ujung elektroda pada meja kerja yang berguna untuk menimbulkan busur listrik pada elektroda 6) Mulai pengelasan membuat rigi-rigi pada benda kerja dengan posisi badan dan elektroda yang benar. 7) Setelah selesai, masukkan benda kerja ke dalam air 8) Setelah dingin, angkat dan bersihkan terak pada benda kerja dengan menggunakan palu terak dan sikat baja Gambar 2.3 rigi-rigi las b. Menyambung datar 1) Siapkan alat dan 2 plat besi 2) Nyalakan mesin las dan atur besar arus listriknya 3) Letakkan 2 plat benda kerja tersebut di atas meja las dengan posisi sejajar 4) Pasang elektroda pada Pemegang Elektroda/ holder 5) Goreskan ujung elektroda pada benda kerja yang berguna untuk menimbulkan busur listrik pada elektroda dan untuk membuat titik pada ujung sambungan benda kerja 6) Setelah dititik, las/ sambung benda kerja dengan gerakan elektroda melingkar sehingga sambungan las dapat terbentuk dengan baik 7) Setelah selesai, masukkan benda kerja ke dalam air 8) Setelah dingin, angkat dan bersihkan terak pada benda kerja dengan menggunakan palu terak dan sikat baja Gambar 2.4 menyambung datar c. Menyambung siku 1) Siapkan alat dan 2 plat besi yang akan dilas 2) Nyalakan mesin las dan atur besar arus listriknya 3) Atur 2 plat benda kerja tersebut dalam posisi tegak lurus pada ujung masing-masing plat
4) Pasang elektroda pada Pemegang Elektroda/ holder 5) Goreskan ujung elektroda pada benda kerja yang berguna untuk menimbulkan busur listrik pada elektroda 6) Sebelum mulai mengelas buat titik las pada kedua ujung pertemuan plat yang sudah diposisikan tegak lurus 7) Setelah dititik, mulai pengelasan dengan posisi benda kerja membentuk huruf V agar cairan elektroda dapat masuk ke area yang akan dilas dan menempel dengan sempurna 8) Setelah selesai, masukkan benda kerja ke dalam air 9) Setelah dingin, angkat dan bersihkan terak pada benda kerja dengan menggunakan palu terak dan sikat baja Gambar 2.5 menyambung siku d. Menyambung alur T 1) Siapkan alat dan 2 plat besi yang akan dilas 2) Nyalakan mesin las dan atur besar arus listriknya 3) Atur sebuah plat benda kerja dalam posisi tegak lurus di tengah plat lainnya sehingga terbentuk huruf T 4) Pasang elektroda pada Pemegang Elektroda/ holder 5) Sebelum mulai mengelas buatlah titik las pada kedua ujung pertemuan plat 6) Setelah dititik, mulai pengelasan dengan posisi benda kerja membentuk huruf V agar cairan elektroda dapat masuk ke area yang akan dilas sehingga dapat menempel dengan sempurna 7) Lakukan pengelasan tersebut pada sisi sebaliknya 8) Setelah selesai, masukkan benda kerja ke dalam air 9) Setelah dingin, angkat dan bersihkan terak pada benda kerja dengan menggunakan palu terak dan sikat baja Gambar 2.6 menyambung alur T e. Menyambung 2 pipa
1) Siapkan alat dan 2 pipa 2) Nyalakan mesin las dan atur besar arus listriknya 3) Atur 2 pipa benda kerja tersebut dengan posisi menumpuk (atas dan bawah) 4) Pasang elektroda pada Pemegang Elektroda/ holder 5) Sebelum mengelas menyeluruh, buat las titik sekitar 4-8 titik las agar benda kerja menjadi satu bagian (menempel) 6) Mulai pengelasan dengan memutar benda kerja secara perlahan, hingga semua bagian telah dilas 7) Setelah selesai, masukkan benda kerja ke dalam air 8) Setelah dingin, angkat dan bersihkan terak pada benda kerja dengan menggunakan palu terak dan sikat baja Gambar 2.7 menyambung 2 pipa f. Menyambung Plat dan Pipa 1) Siapkan alat dan bahan/ benda kerja (plat dan pipa) 2) Nyalakan mesin las dan atur besar arus listriknya 3) Atur dan letakkan benda kerja salam posisi tegak lurus (seperti pada gambar) 4) Pasang elektroda pada Pemegang Elektroda/ holder 5) Sebelum mengelas menyeluruh, buat las titik pada beberapa bagian agar benda kerja menjadi satu bagian (menempel) 6) Mulai pengelasan dengan memutar benda kerja secara perlahan sambil menggerakkan elektroda sehingga benda kerja dapat dilas 7) Setelah selesai, masukkan benda kerja ke dalam air 8) Setelah dingin, angkat dan bersihkan terak pada benda kerja dengan menggunakan palu terak dan sikat baja Gambar 2.8 menyambung plat dan pipa B. Las Asitilen
1. Alat dan Bahan a) Alat 1) Tabung gas oksigen dan asitilen 2) Regulator 3) Selang gas 4) Brander 5) Pematik Api Las (Korek Api) 6) Kunci inggris 7) Tang 8) Palu terak 9) Sikat baja 10) Jarum pembersih lubang brander 11) Meja las b) Bahan 1) Plat berukuran 100mm x 25mm x 4mm 2. Proses Kerja a) Melelehkan benda kerja (membuat rigi-rigi) 1) Siapkan alat dan bahan/ benda kerja 2) Letakkan plat di atas meja las 3) Buka kran pada regulator dengan menggunakan kunci inggris dan atur tekanan kerja masing-masing tabung gas 4) Buat nyala api dengan mengatur gas asitilen dahulu kemudian dilanjutkan mengatur gas oksigen hingga mendapatkan nyala api yang baik 5) Setelah nyala api terbentuk, kemudian lakukan pengelasan membuat rigi-rigi las. Caranya yakni panaskan benda kerja sampai benda kerja berwarna merah terang dan muncul cairan
(benda yang mencair), lalu dorong cairan ini dengan gerakan melingkar hingga pengelasan selesai dan rigi-rigi las terbentuk. 6) Setelah pengelasan selesai, matikan nyala api dengan menutup aliran gas, dapat melalui katup pada brander maupun katup pada tabung gas 7) Setelah selesai, masukkan benda kerja ke dalam air 8) Setelah dingin, angkat dan bersihkan kotoran dengan menggunakan sikat baja Gambar 2.9 mmbuat rigi-rigi las b) Menyambung dua plat 1) Siapkan alat dan plat yang akan dilas 2) Letakkan 2 plat benda kerja tersebut di atas meja las dengan posisi sejajar 3) Buka kran pada regulator dengan menggunakan kunci inggris dan atur tekanan kerja masing-masing tabung gas 4) Buat nyala api dengan mengatur gas asitilen dahulu kemudian dilanjutkan mengatur gas oksigen hingga mendapatkan nyala api yang baik 5) Setelah nyala api terbentuk, kemudian lakukan pengelasan yang awalnya panasi bagian ujung plat hingga berwarna kemerahan dan benda kerja mencair 6) Kemudian dorong cairan tersebut secara perlahan dengan menggunakan nyala api dan tambahkan bahan tambah untuk mengisi dan mengatur masuknya cairan las pada bagian yang disambung sehingga pengelasan dapat terbentuk 7) Setelah pengelasan selesai, matikan nyala api dengan menutup katup asitilen dan oksigen pada brander secara perlahan 8) masukkan benda kerja ke dalam air 9) Setelah dingin, angkat dan bersihkan kotoran menggunakan sikat baja Gambar 2.10menyambung 2 plat
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Las listrik merupakan salah satu cara penyambungan logam dengan menggunakan elektroda sebagai logam pengisi. Prinsip kerjanya yakni mencairkan logam pengisi menggunakan sumber panas dari busur api listrik, yang kemudian diarahkan pada sambungan logam yang akan dilas. Dalam proses pengerjaan membuat rigi-rigi, menyambung datar, menyambung siku, menyambung alur T, menyambung pipa, dan menyambung plat dengan pipa sangatlah memerlukan ilmu menegenai teknik pengelasan dan londisi tubuh yang fit. Las asitilen adalah teknik penyambungan logam dengan menggunakan panas dari gas C2H2 yang dicampur dengan gas O2. Dalam pengerjaan melelehkan plat dan menyambung plat memang cukup lama dan membutuhkan kesabaran. Prinsip kerjanya yakni campuran antara gas oksigen dan gas asitilen dengan perbandingan yang sesuai kemudian muncul nyala api yang digunakan untuk memanasi benda kerja dan bisa juga ditambahkan bahan tambah. Karena gas daklam tabung adalah udara bertekanan dan mudah terbakar maka pada proses kerjanya harus mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih teliti. B. Saran 1. Dalam mengelas haruslah mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja 2. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai standar 3. Jangan terlalu banyak bercanda datat praktek berlangsung 4. Lebih sering berlatih agar dapat menguasai teknik dengan benar dan mendapatkan feel pada saat pengelasan 5. Fasiltas bengkel lebih ditingkatkan, seperti kualitas alat dan jumlah bahan yang digunakan dalam praktek
DAFTAR PUSTAKA Wikipedia las listrik dan gas Kamissore.blogspot.com kerja las listrik dan gas Hendraapex.blogspot.com teknik las asitilen ____. 2014. “Beberapa Macam dan Jenis Elektroda”. (Online). Diakses dari http://arsitekdansipil.blogspot.com/2014/06/beberapa-macam-dan-jeniselektroda-cara.html ____. 2014. “Perlatan Las Listrik beserta Fungsinya”. (Online). Diakses dari http://maskurmuslim.blogspot.com/2014/01/peralatan-las-listrik-besertabungsinya.html http://caramengelas.blogspot.com/ http://lek-lut16.blogspot.com/2014/03