LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI PERTANIAN “PENGETAHUAN PRINSIP DAN PRAKTEK KOPERASI SERTA TINGKAT PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI TERHADAP KOPERASI.”
Disusun oleh : Kelompok FRISTADO ANDIKA PUTRA UTAMA TIARA NISYAH RIMADHITA TIARA PUTRI DHANY SAPUTRA
(E1D006007) (E1D006003) (E1D006017) (E1D006011) (E1D006005)
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2008
HALAMAN PENGESAHAN
1
LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI PERTANIAN PENGETAHUAN PRINSIP DAN PRAKTEK KOPERASI SERTA TINGKAT PERSEPSI DAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI TERHADAP KOPERASI. KOPERASI TANI MULYA KEC. SELUPU REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
FRISTADO ANDIKA PUTRA UTAMA TIARA NISYAH RIMADHITA TIARA PUTRI DHANY SAPUTRA
(E1D006007) (E1D006003) (E1D006017) (E1D006011) (E1D006005)
Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing pada tanggal
Juni 2008
Mengesahkan Dosen Pembimbing
Ir Reddy Badrudin. M.M.Dipl. Nip. 131 669 155
Kata Pengantar
2
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyusun laporan praktikum koperasi pertanian. laporan ini memuat dan menjelaskan tentang pengetahuan prinsip dan praktek koperasi serta tingkat persepsi dan tingkat partisipasi petani terhadap koperasi di koperasi tani mulya kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong Semoga laporan ini memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam membantu pembaca untuk dapat memahami tentang koperasi pertanian Namun dibalik harapan ini, kami sadar bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaanya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan praktikum ilmu usahatani ini.
Bengkulu, Juni 2007
Penyusun
Daftar Isi Lembaran Pengesahan Kata Pengantar
i ii
3
Daftar Isi
iii
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Mamfaat Praktikum
1 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Koperasi 2.2. Sejarah koperasi 2.3. Fungsi Koperasi 2.4. Persepsi dan Partisipasi 2.5. Prinsip-Prinsip koperasi 2.5.1 Praktek Koperasi 2.5.2 Prinsip koperasi Indonesia 2.6. Tujuan Koperasi 2.7. Landasan Koperasi Indonesia
3 5 7 7 7 9 10 10 11
BAB III. METODELOGI PRATIKUM 3.1. Sumber Data 3.2. Metode Pengumpulan data
13 13
BAB IV. GAMBARAN UMUM KUD TANI MULYA 4.1. Sejarah Singkat KUD Tani Mulya 4.2. Identitas koperasi 4.3. Struktur Organisasi KUD Tani Mulya
14 14 15
BAB V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 5.1.1 Gambaran Umum 5.1.2 Oraganisasi A. Pengurus B. Personalia/ Karyawan C. Keadaan Karyawan KUD Tani Mulya D. Keangotaan E. Bidang Usaha 5.2. Kebijakan Akuntansi
16 16 16 16 17 18 18 19
BAB VI. PROGRAM KERJA KUD TANI MULYA TAHUN 2008 6.1. Bidang Organisasi 6.2. Bidang Usaha 6.3 Bidang keuangan
23 23 24
BAB VII HASIL DAN PEMBAHASAN 7.1 Identitas Responden 7.2 Tingkat Partisipasi
26 28 4
A. Partisipasi Anggota Terhadap Koperasi B. Tingkat Persepsi 7.3 Tingkat pengetahuan Prinsip dan Praktek
28 29 30
BAB VII KESIMPULAN
31
Daftar Pustaka
32
Lampiran
33
5
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pada dasarnya suatu proses pembelajaran memerlukan latihan-latihan disamping kuliah didalam ruangan. Latihan-latihan ini dapat berbentuk praktikum langsung di lapangan dengan mengamati aplikasi ilmu yang diperoleh di dalam proses kuliah di dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dengan demikian suatu teori akan dapat diuji kebenarannya dilapangan. Oleh karena itu, Praktikum Lapangan mata kuliah Koperasi Pertanian dimaksudkan untuk mengetahui dan membandingkan secara langsung antara teori dengan penerapannya di lapangan. Dari kegiatan praktikum tersebut, diharapkan kita dapat mengetahui seberapa jauh prinsip dan praktek koperasi itu dijalankan, dengan demikian kita akan dapat mengevaluasi kinerja koperasi tersebut. Berdasarkan undang-undang No. 25 tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan atas asas kekeluargaan. Prinsip koperasi sarat akan makna demokrasi (kekuatan anggota), berpihak pada anggota, baik itu dalam proses keputusan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Swasono (1992) menyatakan bahwa koperasi adalah lembaga penggerak ekonomi rakyat yang mendongkrak kesejahteraan sosial masyarakat. Apabila pernyataan tersebut dikaitkan dengan kondisi kehidupan masyarakat Bengkulu, dengan demikian koperasi merupakan suatu alat untuk menyejahterakan semua masyarakat termasuk kehidupan petani dan masyarakat lemah. Disamping itu koperasi mempunyai andil yang cukup besar di dalam proses pembangunan otonomi daerah. Dimana koperasi akan mampu membantu petani untuk terlibat langsung dalam sektor agribisnis yang merupakan konsep pembangunan pertanian dewasa ini. Koperasi sejati berarti didalam menjalankan aktivitasnya berdasarkan ketujuh prinsip koperasi sedangkan koperasi semu adalah koperasi yang melakuikan prakteknya tidak sesuai dengan ketujuh prinsip tersebut. Ketujuh prinsip kopersi tersebut merupakan jiwa demokrasi yang dijadikan sebagai pedoman proses kegaiatan koperasi.
6
Ilmu koperasi merupakan ilmu yang mempelajari dan mengembangkan setiap orang per orang yang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan. Sekaligus sebagai wahana yang dapat digunakan oleh seluruh rakyat Indonesia dalam rangka mencapai kesejahteraan yang berdasarkan ekonomi kerakyatan. Namun tidak jarang kita mendengar dan melihat keberadaan sebuah koperasi pertanian di suatu daerah kurang dirasakan manfaatnya oleh anggota koperasi tersebut, dari hal tersebut maka perlu rasanya untuk melihat lebih dekat dan mengetahui seberapa jauh peran aktif anggota, manajer dan pengurus koperasi terhadap kegiatan koperasi serta seberapa besar kontribusi koperasi dalam meningkatkan taraf hidup dan memberikan serta memenuhi kebutuhan anggota koperasi dan masyarakat di sekitar yang memerlukan kebutuhan tersebut. Melalui praktikum lapangan maka akan diperoleh pengalaman yang dapat menambah wawasan mahasiswa. Dari pengalaman tersebut kita akan dapat menilai persepsi masyarakat terhadap koperasi, apakah keberadaan koperasi memang dibutuhkan bagi petani. Selain itu apakah benar terdapat kesesuaian antara teori yang telah kita pelajari dengan pengalaman lapangan yang akan diperoleh. Dari hasil praktikum lapangan diharapkan Mahasiswa mampu memahami peranan koperasi yang sesungguhnya didalam masyarakat, serta bagaimana cara pengaplikasian teori secara nyata di lapangan.
1.2. Tujuan dan Manfaat Prakikum Adapun tujuan kami melakukan praktikum lapangan ini antara lain : 1. Mengetahui prinsip dan praktek koperasi serta tingkat persepsi dan tingkat partisipasi petani terhadap KUD Tani Mulya. 2. Untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi para petani di Kelurahan Air Duku Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong yang terutama di dalam memenuhi kebutuhan anggota koperasi khususnya dan masyarakat. Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan praktikum ini diantaranya adalah mahasiswa dapat mengetahui dan membandingkan secara langsung antara teori-teori koperasi dengan kegiatan koperasi yang sesungguhnya di lapangan.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Koperasi Istilah koperasi berasal dari kata cooperation atau cooperative. Kata tersebut dapat diuraikan menjadi co” yang berarti bersama dan “operation” yang berarti bekerja. Sehingga kata koperasi dapat dimaknai sebagai suatu perkumpulan kerjasama yang beranggotakan orang-orang maupun badan-badan dimana ia memberi kebebasan untuk keluar dan masuk sebagai anggotanya. (Koperasi, Kewirausahaan, dan usaha kecil. 2002). Kesejahteraan anggota menjadi orientasi utama dalam kegiatan tersebut. Tidak setiap kegiatan perkumpulan dapat disebut sebagai koperasi. Kegiatan perkumpulan seperti gotong-royong, arisan, dan kongsi dangang tidak dapat disebut sebagai koperasi. Suatu perkumpulan yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu seperti jumlah anggota, mekanisme kerja, struktur organisasi, asas dan landasan yang tepat baru dapat disebut sebagai koperasi. Persyaratan badan hukum juga menjadi syarat terbentuknya koperasi. Menurut Undang-undang Koperasi Nomor 12 tahun 1967 “Koperasi Indonesia dalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang per orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.” Dari rumusan tersebut dapat diperoleh beberapa kesimpulan mengenai koperasi. Agar dapat menghadapi golongan ekonomi kuat, rakyat yang memiliki tingkat ekonomi relative lemah harus menghimpun diri untuk bersaing. Melalui perkumpulan koperasi, orang-orang secara sukarela melakukan usaha dan upaya untuk memenuhi kebutuhan bersama. Koperasi memiliki sifat padat karya dan bukanlah perkumpulan padat modal layaknya bentuk usaha lainnya. Watak social yang dimilikinya menempatkan koperasi sebagai suatau organisasi yang menghargai kesetaraan hak dan kewajiban. Koperasi juga beranggotakan badan hukum koperasi. Dalam arti bahwa selain atas sekumpulan orang, beberapa koperasi yang telah disahkan sebagai badan hukum dapat menyatukan diri dalam koperasi yang lebih besar. Melalui koperasi kepentingan anggotanya dapat diperjuangkan secara bersama. Namun koperasi juga turut andil dalam pengembangan ekonomi dalam proses pembangunan nasional.
8
Sedangkan Undang-Undang Koperasi No.25 tahun 1992 mengisyaratkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya bersadarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Melalui kegiatan koperasi dalam tatanan perekonomian nasional, diharapkan cita-cita bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan undang-undang Dasar 1945 dapat tercapai. Perbedaan yang terlihat dari pengertian koperasi pada UU No. 12 /1967 dengan UU No. 25/1992 adalah pernyataan “yang berwatak sosial” dari UU No. 25/1992 secara definitif ditiadakan dan yang kedua menyangkut asas yang digunakan. Namun meskipun demikian watak social koperasi tidak hilang sama sekali. Organisasi koperasi merupakan suatu sistem sosial ekonomi. Hanel (1985) Maka agar dapat dipenuhi, sebagai koperasi harus memenuhi kriteria berikut ini (defenisi nominalis): 1. Kelompok koperasi : adalah kelompok individu yang sekurang-kurangnya mempunyai kepentingan yang sama (tujuan yang sama). 2. Perusahaan koperasi : dalam melakukan kegiatan bersama, dibentuk suatu wadah yaitu perusahaan koperasi yang dimiliki dan dikelola secara bersama untuk mencapai tujuan yang sama. 3. Swadaya kelompok koperasi individu yang mewujudkan tujuan melalui suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama. 4. Promosi anggota : perusahaan koperasi yang terdapat dalam koperasi tersebut, mempuyai tugas sebagai penunjang untuk meningkatkan kegiatan ekonomi. Koperasi di Indonesia merupakan alat demokrasi ekonomi dan alat pembangunan masyarakat, yang dilandasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang ternyata memiliki keampuhan dalam memainkan peranan-peranan dalam pembangunan. Koperasi selain bergerak untuk mempersatukan kaum yang ekonominya lemah dan berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya, juga merupakan perjuangan dalam mensukseskan pembangunan Indonesia, khususnya pembangunan masyarakat desa. Melaksanakan dan mengembangkan usaha dalam koperasi merupakan langkah untuk mewujudkan kesejahteraan para anggotanya. Koperasi biasa memperoleh serta mencari laba guna menutup pembiayaan usaha seperti gaji para karyawan, biaya kantor, biaya pergudangan, serta yang lain. Namun, laba yang dicari bukanlah laba dalam tingkatan setinggi-tingginya karena koperasi bukanlah
9
lembaga yang bersifat profit oriented melainkan hanyalah laba dalam jumlah yang wajar. Laba bagi koperasi disebut sisa hasil usaha. Secara umum mereka yang dibenarkan menjadi anngota koperasi adalah setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut : 1. Dewasa serta mampu melaksanakan tindakan hukum. 2. Menyetujui landasan, asas, dan prinsip koperasi. 3. Sanggup dan bersedia dan memenuhi hak dan kewajiban sebagai anngota. 2.2 Sejarah Koperasi Sejarah mencatat bahwa pemikiran-pemikiran tentang pembaharauan melandasi tumbuhnya koperasi yang dipelopori oleh gerakan-gerakan aliran sosialis. Organisasiorganisasi maupu lembaga-lembaga yang berasaskan solidaritas telah tumbuh dan berkembang bahkan sebelum revolusi industri di Inggris. Namun kontribusi revolusi industri begitu besar sehingga menjadi modal dasar bagi pertumbuhan organisasi koperasi di masa mendatang. Pada akhir abad ke-18 koperasi modern didirikan karena perubahan-perubahan yang berlangsung saat itu yang disebabkan oleh perkembangan ekonomi pasar. Pada awal abad ke-19 dilakukan percobaan untuk mendirikan koperasi dengan tujuan utama untuk mengangkat golongan yang tersisih dari sisi ekonomi (terutama para pengerajin dan petani). Pada dasarnya koperasi harus tumbuh dari bawah (rakyat) bukan ditumbuhkan dari atas (pemerintah). Koperasi adalah organisasi independen yang mengelola usahanya dengan prinsip swadaya dan manajemen yang demokratis. Anggota adalah sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan koperasi itu sendiri. Oleh karena itu, anggota harus mendapat kepuasan atas pelayanan tertentu. Dewasa ini koperasi tumbuhnya dan berkembang hampir di setiap negara di dunia seperti Inggris, Swedia, Denmark, USA, Prancis, Jerman, Korea, Jepang, serta Negara-negara lain baik Eropa Barat maupun Eropa Timur. Sedangkan di negara yang sedang berkembang, peranan pemerintah dalam pengembangan koperasi lebih besar. Bibit koperasi di Indonesia berawal dari keinginan memberikan pertolongan kepada kalangan priyayi yang terjerat hutang. Pertumbuhan koperasi Indonesia berlangsung secara bertahap. Tahapannya adalah sebagai berikut : Pada tahun 1896, Pelopor berdirinya koperasi ini bernama R. Wiria Atmaja dengan mendirikan sebuah bank yang diberi nama ‘’Hulph-en Apaar Bank ‘’ (Bank Pertolongan dan Simpanan ).
10
Pada tahun 1908 Budi Utomo memperjuangkan secara mandiri untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat dengan mendirikan koperasi rumah tangga. Sekitar tahun 1912, Serikat Dagang Islam mempropagandakan cita-cita tokoh koperasi Pada tahun 1927, dikeluarkan UU No 23 yaitu peraturan-peraturan tentang koperasi. Pada tahun 1930 dibentuk bagian usaha koperasi pada kementrian dalam negeri dimana tokoh yang terkenal pada masa itu adalah RM Margono Joyo Hadi Kusumo. Pada tahun 1939 dibentuk jawatan koperasi dan perdagangan dalam negeri oleh pemerintah. Pada tahun 1940 di Indonesia sudah berdiri 574 koperasi yang sebagian besar bergerak di pedesaan yang melayani simpan pinjam di pedesaan bagi anggotanya. Pada tahun 1942 pemerintah Jepang mencabut UU No 23 dan menggantikannya dengan Kumini yaitu koperasi model Jepang yang pada kenyataannya digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan hasil bumi dan barang-barang kebutuhan Jepang, akibatnya kepercayaannya terhadap koperasi hilang dan hal ini merupakan kerugian yang besar bagi pertumbuhan koperasi Indonesia. Status koperasi Indonesia semakin jelas setelah adanya penetapan tentang UndangUndang Dasar tahun 1945 pada pasal 33 tentang perkoperasian. Hal ini mendapat sambutan yang baik dari Wakil Presiden RI pada saat itu yaitu Mohammad Hatta. Beliau mendukung kegiatan ini serta menjadi perintis koperasi Indonesia. Sekarang dikenal sebagai bapak Koperasi Indonesia. Beberapa kejadian penting yang memepengaruhi perkembangan koperasi Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pada tanggal 12 juli 1947, SOKRI dibentuk kongres 1 koperasi Indonesia di tasik Malaya yang sampai serkarang dikenal sebagai hari jadi koperasi di Indonesia. 2. Pada tahun 1961, dibentuk kesatuan koperasi seluruh Indonesia ( KOKSI ). 3. MUNAS KOP II mengesahkan UU koperasi no. 14 tahun 1965 di Jakarta. 4. DEKOPIN, pada tahun 1970 peresmian anggaran dasar baru. Pada masa Orde Baru untuk mengembangkan koperasi agar semakin mantap dan sistematis bantuan teknis dan keuangan dari pemerintah makin besar. Selain itu juga diupayakan mendekatkan koperasi pada petani yang merupakan 80 % rakyat Indonesia, melalui konsep Badan Usaha Unit Desa (BUUD) dan Koperasi Unit Desa (KUD) dengan cara
11
amalgamasi beberapa koperasi pertanian yang kecil-kecil dan sangat banyak jumlahnya di pedesaan. 2.3 Fungsi Koperasi Indonesia telah Diperinci sebagai berikut : 1. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat perjuangan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional. 3. Koperasi Indonesia berfugsi sebagai salah satu unit perekonomian bangsa Indonesia. 4. Koperasi Indonesia berfungsi sebagai alat pembinaan insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat. 2.4. Persepsi Dan Partisipasi Persepsi adalah pandangan suatu masyarakat tentang menyikapi suatu fenomena pada suatu lingkungan tertentu. Adanya perbedaan persepsi pada kelompok yang berbeda merupakan faktor-faktor individu yang menyebabkan terjadinya perbedaan sifat atau tingkah laku mereka terhadap suatu fenomena sosial yang pada akhirnya akan mempengaruhi partisipasi tingkat petani. Tingkat persepsi yang baik dari suatu masyarakat akan sangat berpengaruh kepada partisipasi petani di suatu wilayah tertentu. Istilah partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu partisifation yang berarti mengambil bagian keikutsertaan, maka arti kata partisipasi adalah turut mengambil bagian atau turut serta dalam suatu kegiatan. Keith Devish mengemukakan pendapatnya tentang partisifasi “Ketertiban mental dan emosi dari seseorang pada situasi kelompok yang mendorongnya untuk mengambil bagian terhadap pencapaian kelompok serta ikut bertanggung jawab atas tercapainya tujuan tersebut”. 2.5 Prinsip-Prinsip Koperasi Prinsip koperasi memiliki makna sebagai pedoman dalam mencapai tujuan dari ciri khas yang dimiliki oleh koperasi yang membedakannya dengan organissi lain. Dalam UndangUndang Koperasi No. 12 tahun 1967 prinsip-prinsip koperasi diistilahkan sebagai sendi-sendi koperasi. Prinsip koperasi pada awalnya bersumber dari apa yang ditemukan oleh seorang pelopor koperasi yaitu Rochdale pada tahun 1844, yang mana awalnya ini telah dijadikan sebagai contoh dan pedoman bagi prinsip-prinsip bagi koperasi di seluruh dunia, namun harus disesuaikan dengan koperasi serta kebudayaan masyarakat setempat.
12
Perkembangan koperasi dari masa kemas mengalami perubahan yang mengarah kepada kebaikan bagi masa yang akan dating tanpa menghilangkan cirri dari koperasi itu sendiri. Pada thun 1951, Dr. Faugent menegaskan dalam The Cooperative Sector bahwa adanya entitas dalam koperasi harus memenuhi empat prinsip yang menjadi figur dalam koperas. Empat prinsip itui adalah : a. Ketentuan tentang perbandinagan yang berimbang salam hasil yang diperoleh atas pemanfaatan jasa-jasa oleh setiap pemakai dalam koperasi. b. Persamaan hak antara para anggata. c. Keanggotaan yang didsari oleh sukarelawan. d. Hak dan kewajiban untuk berpartisipasi dalam pelaksaan kegitan kegiatan koperasi sehari-hari. Dari keempat prinsip koperasi diatas, prinsip pertama dan kedua berlaku mutlak dalam sebuah koperasi. Perkembangan prinsip koperasi tersebut telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan sesuai dengan keadaan yang berlaku sesuai dengan keberadaan koperasi tersebut. Adpun mengenai perkembangan prinsip-prinsip koperasi dari waktu ke waktu adalah sebagai berikut : 1. Prinsip Koperasi menurut Rochdale a. Pengawasan oleh anggota secara demokratis. b. Keanggotaan berlaku secara sukarela dan terbuka. c. Adanya pembatasan atas bunga. d. Pembagian Sisa Hasil Usaha kepada anggota sebanding dengan pembelian yang dilakukan pada koperasi. e. Penjualan dilakukan sepenuhnya secara tunai. f. Penjualan hanya dilakukan terhadap barang yang bena-benar bermutu dan tidak dipalsukan. g. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan kepada para anggota sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi. h. Netral terhadap perbedaan politik maupun agama. 2. Prinsip Koperasi menurut Intertional Cooperative Alliance ( ICA ) a. Keanggotaan bersifat terbuka. b. Pengawasan demokratis.
13
c. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota didasarkan atas tingkat atau proporsi partisipasimya dalam koperasi. d. Adanya bunga uang yang terbatas atas modal. e. Tidak membedakan politik dan agama anggota. f. Tata niaga dilaksanakan secara tunai g. Menyelenggarakan pendidikan bagi para anngotanya. Prinsip –prinsip dasar koperasi menurut ICA tidak bersifat mutlak tanpa pengecualian, namun penerapannya disesuaikan dengan kondisi nyata masing-masing Negara. Berdasarkan sejarah perkembangan koperasi, prinsip-prinsip koperasi Indonesia mengacu pada apa yang dirumuskan oleh ICA tersebut. 3. Prinsip koperasi menurut Bung Hatta ( 1983 ), adalah : a. Digerakkan oleh masyarakat sendiri dalam kesamaan tujuan. b. Difokoskan kepada kepentingan anggota. c. Kemandirian. d. Koperasi harus didukung oleh anggotanya. Sedangkan prinsip-prinsip koperasi yang berlaku di Indonesia berdasarkan UU Koperasi No. 25 / 1992 pasal 5 adalah : a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis c. Pembangunan sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya usaha masing-masing anggota. d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian. Selain di atas, dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip sebagai berikut : a. Pendidikan perkoperasian. b. Kerjasama antar koperasi 2.5.1 Praktek Koperasi 1. Pengumpulan Modal ( Capital Formation ) 2. Transaksi secara tunai 3. Pelayanan jasa secara Whole Saler dan Inter Lander
14
4. Penetapan harga pada harga pasar 5. Menyediakan barang yang kulitasnya baik. 6. Meminimkan pengeluaran. 7. Ekspansui secara berkesinambungan. 2.5.2 Prinsip Koperasi Indonesia Dalam UU No.25 tahun 1992, prinsip koperasi belum memasukkan peduli terhadap sesama. Prinsip Koperasi Indonesia adalh : 1. Keanggotaan bersifat terbuka. 2. Pengelolaa dilakukan secara Demokratis. 3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5. Kemandirian 6. Pendidikan Koperasi. 7. Kerjasama antar koperasi. 2.6 Tujuan Koperasi Menurut UU Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 Pasal 3 Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umunya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Tujuan tersebut diatas kemudian diselaraskan dengan jenis koperasi yang bersangkutan. Adapun tujuan spesifik berdasar jenis koperasi antara lain : •
Koperasi konsumsi, bertujuan agar anggota-anggotanya dapat membeli barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan harga yang layak.
•
Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam, bertujuan membantu keperluan kredit anggota yang sangat membutuhkan dengan
syarat-syarat ringan,
mendidik kepada para anggotanya supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri, mendidik anggota hidup berhemat dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka, dan menambah pengetahuan tentang koperasi.
15
•
Koperasi produksi, bertujuan membantu dalam pembuatan produk dan membantu menyalurkan produksi dari para anggotanya dan pihak lain.
•
Koperasi jasa, bertujuan meyediakan pelayanan jasa bagi para angotanya maupun masyarakat umum.
2.7 Landasan Koperasi Indonesia Landasan diperlukan dengan tujuan agar suatu entitas sekaligus perkumpulan memiliki arah yang jelas dalam melaksanakan aktivitasnya. Sekalipun landasan tersebut terlalu ideal, paling tidak dengan mengetahuinya, orang-orang yang terhimpun didalamnya mengetahui apa yang pantas maupun yang tidak pantas dilakukan agar tujuan entitas itu tercapai. Demikian pula yang berlaku dalam koperasi, koperasi haruslah dibimbing dengan landasan yang menjadikan aktivitas yang dilakukannya terarah. Berikut adalah landasan koperasi yang berlaku berdasar dua UU Koperasi yang pernah ada di Indonesia. Landasan yang berlaku bagi koperasi menurut UU No.12/1967 terbagi atas landasan idiil, landasan gerak dan struktural, serta landasan mental. 1. Landasan Idiil Koperasi Indonesia Dalam hal ini, landasan idiil bagi koperasi di Indonesia adalah Pancasila. Pancasila memuat secara implisit maupun eksplisit tujuan besar mengapa negara ini di bangun. Koperasi adalah bagian kecil dari praktek penyelenggaraan negara ini. Sehingga, secara ideal koperasi haruslah dijiwai oleh pancasila terutama sila ke lima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Sila ke lima ini haruslah benar-benar menjadi tumpuan perhatian siapa saja yang berurusan dengan koperasi, baik sebagai pengurus maupun sebagai anggota. Keadilan sosial serta kesejahteraan adalah sesuatu hal yang benar-benar harus diwujudkan. 2. Landasan Struktural Dan Gerak Koperasi Indonesia Landasan struktural merupakan tempat berpijak koperasi dalam kehidupan masyarakat. Secara konstitusional, tata kehidupan bernegara kita diatur dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945. Didalamnya, berbagai aspek serta aktivitas kehidupan bernegara termasuk dalam bidang perekonomian mencoba diarahkan. Pasal 33 ayat 1 adalah pasal yang secara jelas menerangkan keberadaan koperasi dalam tata kehidupan perekonomian bangsa. Sehingga, landasan struktural koperasi Indonesia adalah
16
Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 33, sedangkan landasan operasionalnya adalah UU Koperasi No. 12 tanun 1967. 3. Landasan Mental Koperasi Indonesia Adapun landasan mental koperasi Indonesia adalah kesetiakawanan dan kesadaran pribadi. Rasa setia kawan serta kegotongroyongan telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dulu dan telah menjadi sifat asli bangsa Indonesia.sifat inilah yang senantiasa ada dalam aktivitas koperasi. Dalam UU Koperasi No. 25/1992, landasan koperasi tidak dibedakan menjadi tiga, namun hanya tertulis seperti dalam pasal 2 : “Koperasi berlandaskan Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945 serta berdasar atas azas kekeluargaan”. Sesungguhnya tidak ada perbedaaan yang berarti, karena dalam UU No. 25/1992 Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tetap sebagai landasan koperasi.
17
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Sumber Data Data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengisian kuisioner sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan pertanggung jawaban kepengurusan KUD Tani Mulya. Pengisian kuisioner mencakup pertanyaan : •
Identitas anggota
•
Partisipasi petani terhadap koperasi
•
Persepsi petani terhadap koperasi
•
Saran- saran anggota terhadap koperasi
•
Pengetahuan anggota terhadap prinsip dan praktek koperasi
Tipe pertanyaan kuisioner berupa : •
Pertanyaan terbuka
•
Pilihan dua antara ya dan tidak
•
Pertanyaan derajat persetujuan (setuju,kurang setuju, dan tidak setuju)
•
Kombinasi dari semuanya
Dari pertanyaan kuisioner, enumator akan memperoleh data yang lengkap dan akurat serta dapat memberikan tingkatan skor tertentu berdasarkan jawaban yang diperoleh dari responden. 3.2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu pengambilan sampel anggota koperasi maupun non anggota koperasi sebagai responden dalam pengisian kuisioner. Pengambilan data dilakukan dengan cara mewawancarai langsug beberapa anggota koperasi Tani Mulya maupun masyarakat setempat non anggota koperasi. Metode tersebut dilakukan dengn tujuan memahami kedudukan koperasi Tani Mulya dalam masyarakat baik menurut anggota maupun non anggota koperasi. Sehingga dari hasil interview tersebut dapat disimpulkan sejauh mana peranan koperasi Tani Mulya oleh para anggotanya maupun masyarakat setempat. Pengambilan data dengan cara pengambilan sampel dimaksudkan untuk mengetahui keadaan KUD Tani Mulya yang sebenarnya.
18
BAB IV GAMBARAN UMUM KUD TANI MULYA
4.1. Sejarah Singkat KUD Tani Mulya Koperasi Tani Mulya berdiri pada tahun 1980 yang terletak si desa Air Duku Kecamatan Selupu Rejang.
Dalam pendirian koperasi harus pedoman yang jelas dalam
legalitas pendirian koperasi yaitu jumlah anggota minimal 20 orang artinya, kapasitas anggota yang menopang keberadaan koperasi itu jelas serta adanya badan hukum yang jelas. Di Kabupaten Selupu Rejang terdapat beberapa Lembaga Perkoperasian diantaranya : Tani Mulya, Koica serta masih banyak lagi hanya saja esistensi serta gaung dari koperasi tersebut masih kurang. Koperasi Tani Mulya pada awalnya beranggotakan 625 orang. Keadaan semacam ini tidak selamanya berjalan mulus seperti yang kita harapkan bersama. Respon serta dukungan dari semua pihak merupakan sumbangsih besar bagi eksistensi suatu koperasi dengan kapasitas anggota, pendidikan tentang perkoperasian yang matang, serta manejemen koperasi yang baik. 4.2. Identitas Koperasi 4.2.1. Nama
: Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Mulya
Badan Hukum : Nomor 158.B/BH/XXVI 4.2.2. Sebagai anggota: - Anggota PUSKUD Propinsi Bengkulu - Anggota BUKOPIN Jakarta - Anggota INKUD Jakarta - Anggota KJUB Sinar Purnama Curup 4.2.3. Wilayah Kerja Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga -
Wilayah kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong
19
4.3. Struktur Organisasi KUD Tani Mulya `Berdasarkan keputusan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun 2007 tepatnya pada tanggal 26 Maret 2007 periode 2005 sampai 2007 susunan pengurusannya adalah : A. Pengurus No. Nama
Jabatan
1.
Subekti Sulaiman
Ketua
2.
Tatang Rochiman
Sekretaris
3.
Asmawi Manaf
Bendahara
Keterangan
B. Badan Pengawas No. Nama
Jabatan
1.
Sumarno
Ketua
2.
Trigunarti
Anggota
3.
Ibnu Hajar
Anggota
Keterangan
Struktur Organisasi KUD Tani Mulya
RapatAnggota (R.A)
Pengurus Koperasi Subekti Sulaiman(Ketua) Tatang Rochiman (Sekretaris) Asmawi Manafi(Bendahara)
Badan Pemeriksa 1. Sumarno 2 Trigunarti 3. Ibnu Hajar
Manajer
Unit Simpan Pinjam
Unit Saprodi
Unit Pembayaran Rekeniong LIstrik
Unit Penggilingan kopi
Unit Waserda
20
BAB V CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
5.1.1 Gambaran Umum Koperasi Tani Mulya berkedudukan di Jl. Curup – Lubuk Linggau Desa Air Duku Kecamatan Slupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong, dan telah mendapat pengesahan sebagai badan hokum dengan nomor 158.B/BH/XXVI. 5.1.2 Organisasi A. Pengurus Berdasarkan Keputusan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2007, tepatnya pada tanggal 26 Maret 2007 untuk periode 2007/2009 susunan pengurus Koperasi Tani Mulya adalah sebagai berikut : No
Nama
Jabatan
1.
Subekti Sulaiman
Ketua
2.
Tatang Rochiman
Sekretaris
3.
Asmawi Manaf
Bendahara
Keterangan
Badan Pengawas : No. Nama
Jabatan
1.
Sumarno
Ketua
2.
Trigunarti
Anggota
3.
Ibnu Hajar
Anggota
Keterangan
B. Personalia/ Karyawan 1) Ketua Bertugas dan bertanggung jawab penuh untuk meningkatkan kemajuan koperasi secara keseluruhan baik dibidang Administrasi, Keuangan, unit usaha, manajemen dll, selain itu juga bertanggung jawab dalam urusan Intern koperasi maupun Ekstern koperasi. 2) Sekretaris Bertugas dan bertanggung jawab atas kelancaran keadministrasian, surat menyurat, agenda rapat, penataan buku-buku wajib,dll.
21
3) Bendahara Bertugas dan bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran uang serta mencatat secara rutin transaksi keuangan sesuai dengan prinsip Akuntansi, membuat laporan keuangan. 4) Manajer Membantu kelancaran tugas ketua kopersi dimana tugas dan tanggung jawabnya hampir sama dengan ketua tetapi hanya sebatas operasional rutin dan hal-hal yang lain dari kebiasaan harus dikoordinasikan dengan pengurus koperasi.
C. Keadaan Karyawan KUD Tani Mulya per 31 Desember 2007 No
Karyawan
1.
Unit Simpan Pinjam
3
-
3
2.
Unit Listrik
2
-
2
3.
Unit Saprotan
1
-
1
4.
Unit Penggilingan Bubuk Kopi
1
-
1
5.
Unit Waserda
1
1
2
6.
Kasir
-
-
-
7.
Juru Buku
-
-
-
8.
Pemasaran
-
-
-
9.
Manager
-
-
-
10
Unit
1
1
2
10
Toko
Laki-laki
Bahan
Elektronik
/
pembantu Administrasi Jumlah
8
Perempuan Jumlah
22
D. Keanggotaan Keanggotaan KUD Tani Mulya sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 adalah sebagai berikut : Aggota Penuh Aktif 2006 53
Kurang Aktif 2007
57
2006 5
Tidak Aktif
2007 -
2006 3
2007 4
Jumlah 2006 60
2007 61
Calon Anggota Aktif
Kurang Aktif
Tidak Aktif
Jumlah
2006
2007
2006
2007
2006
2007
2006
2007
8
10
3
-
3
-
11
10
Pelatihan atau Pendidikan yang diikuti antara lain: Pelatihan bagi pengurus, karyawan dan anggota pada tahun 2007 ada satu kali kesempatan di tingkat kabupaten untuk mengikuti pelatihan, tetapi tidak bisa mengikutinya Satu kali Pelatihan Pemamfaatan Pengadaan Sablon Kemasan yang diadakan di Jakarta diikuti oleh Bendahara. E. Bidang Usaha Kegiatan usaha yang dilakukan KUD Tani Mulya adalah sebagai berikut : a. Usaha Waserda b. Usaha Loket Pembayaran Rekening Listrik c. Usaha Simpan Pinjam d. Usaha Saprotan (tidak berjalan sebagai mana mestinya) e. Usaha Penggilingan Bubuk Kopi f. Usaha Penjualan Bahan Eluktronik g. Usaha Jasa Hand Traktor
23
5.2 Kebijaksanaan Akutansi 5.2.1
Kas
Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Kas Waserda
Rp.
Rp. 483.100,00
Kas Saprotan
Rp.
Rp. 985.450,00
Kas Simpan Pinjam
Rp.
Rp. -
Kas Penggilingan Kopi
Rp.
Rp-
Kas Listrik
Rp.
Rp. -
Jumlah
Rp.
Rp. 1.468.550,00
Saldo
31 Desember 2007
31 Desember 2006
BRI No. 33.21.1656
Rp. 877.766,00
Rp. 1.700.625,00
BPD No. 204.02.01.00.111.3
Rp. 15.536.832,00
Rp. -
Jumlah
Rp. 16.414.598,00
Rp. 1.700.625,00
Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Piutang Usipa
Rp. 150.865.000,00
Rp. 154.368.900,00
Piutang Sulaiman Ali
Rp.
Rp.
Jumlah
Rp. 150.865.000,00
Rp. 155.368.900,00
Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Persediaan Waserda
Rp. 10.488.253,00
Rp. 8.645.353,00
Persediaan Sarotan
Rp. 7.693.975,00
Rp. 6.988.275,00
Persediaan Beras
Rp.
Rp.
Persediaan kopi
Rp. -
Rp. 1.500.000,00
Persediaan Alat listrik/pulsa
Rp. 3.400.000,00
Rp. 1.500.000,00
Jumlah
Rp. 22.406.502,00
Rp. 18.025.188,00
5.2.2
5.2.3
5.2.4
Saldo Bank
Piutang Anggota
-
1.000.000,00
Persediaan Barang
824.274,00
891.560,00
24
5.2.5
Penyertaan
Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Simpanan Pada Puskud
Rp.
866.444,00
Rp.
866.444,00
Simpanan Pada GKSI
Rp.
50.000.00
Rp.
50.000,00
Simpanan Pada KJUB
Rp. 1.883.300,00
Rp. 1.883.300,00
Simpanan Pada Inkud
Rp. 15.982.400,00
Rp. 15.982.400,00
Jumlah
Rp. 18.782.144,00
Rp. 18.782.144,00
Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Tanah
Rp.
Rp.
Bangunan
Rp. 177.469.770,00
Rp. 177.469.770,00
Mesin Penggiling Kopi/Cabe
Rp. 47.275.000,00
Rp. 47.275.000,00
Hand Tractor
Rp. 33.000.000,00
Rp
33.000.000,00
Kendaraan Roda dua
Rp.
6.150.000,00
Rp.
6.150.000,00
Peralatan Kantor
Rp.
1.132.500,00
Rp.
1.132.500,00
Peralatan Usaha
Rp. 132.964.000,00
Rp.
7.964.000,00
Jumlah
Rp. 405.518.270,00
Rp. 290.710.770,00
Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Piutang Usipa
Rp. 150.865.000,00
Rp. 154.369.900,00
Piutang KUT
Rp. 569.475.000,00
Rp. 569.475.000,00
Jumlah
Rp. 720.340.000,00
Rp. 723.843.800,00
Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Beras
Rp. -
Rp.
Pupuk
Rp. -
Rp. -
Elektronik
Rp. -
Rp. -
listrik
Rp. -
Rp. -
Jumlah
Rp. -
Rp.
5.2.6
5.2.7
5.2.8
Aktiva Tetap
7.500.000,00
7.500.000,00
Aktiva Tetap (Lain-lain)
Hutang Dagang
1.500.000,00
1.500.000,00
25
5.2.9
Hutang Non Anggota
Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Hutang BRI (KUT)
Rp. 569.475.000,00
Rp. 569.475.000,00
Hutang lain-lain
Rp. -
Rp. -
Jumlah
Rp. 569.475.000,00
Rp. 569.475.000,00
Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Dana Pengurus
Rp.
300.000,00
Rp. 300.000,00
Dana Karyawan
Rp.
150.000,00
Rp. 225.000,00
Dana Pendidikan
Rp.
217.050,00
Rp. 175.000,00
Dana Sosial
Rp.
217.050,00
Rp. 250.000,00
Dana Pemb. Daerah Kerja
Rp.
500.000,00
Rp.
Jumlah
Rp. 1.384.000,00
5.2.10 Hutang Dana-dana
300.000,00
Rp. 1.250.000,00
5.2.11 Biaya yang Masih Harus Dibayar Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Beban Honor Pengurus
Rp. 450.000,00
Rp. 525.000,00
Jumlah
Rp. 450.000,00
Rp. 525.000,00
Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Hutang pada Depkop
Rp.257.500.000,00
Rp. 142.500.000,00
Hutang pada GKSI
Rp.
Rp.
4.225.000,00
Hutang pada Diskop. RL.
Rp. -
Rp.
818.250,00
Jumlah
Rp. 261.725.000,00
Rp. 147.543.250,00
Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Simpanan Pokok
Rp.
1.140.000,00
Rp.
Simpanan Wajib
Rp.
5.217.175,00
Rp. 5.666.275,00
Jumlah
Rp.
6.357.175,00
Rp. 6.396.275,00
5.2.12 Kewajiban Jangka Panjang
4.225.000,00
5.2.13 Simpanan
730.000
26
5.2.14 Cadangan Umum Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Cadangan Awal Tahun
Rp. 18.344.429,00
Rp. 18.344.429,00
Pembagian SHU
Rp. 3.08.681,00
Rp. 1.016.365,00
Cadangan Akhir Tahun
Rp. 21.383.110,00
Rp.19.350.794,00
Keterangan
31 Desember 2007
31 Desember 2006
Jumlah
Rp. 8.681.953,00
Rp. 2.903.900,00
5.2.15 SHU Tahun Berjalan
27
BAB VI PROGRAM KERJA KUD TANI MULYA TAHUN 2008
6.1 Bidang Organisasi 1. Pada tahun yang akan dating pelaksanaan RAT diusahakan awal tahun sudah siap untuk melaksanakan RAT 2. Anggota Jumlah anggota penuh akan ditinggkatkan dimana calon anggota diusahakan masuk anggota penuh, dengan persyaratan sesuai yang telah disepakati yaitu pembayaran uang pokok dan wajib dapat dipenuhi. Bagi anggota yang tidak memenuhi persyaratan kewajibannya akan diberikan motivasi untuk lebih giat lagi dan keadaanya tidak bisa diperbaiki maka akan dikeluarkan. 3. Tenaga kerja/karyawan Sehubungan dengan akan bertambahnya bidang usaha yang dilaksanakan KUD, ada kemungkinan untuk menambahkan tenaga / karyawan mengelola alat Paking (kemasan) produk, dalam perkiraan lebih dari 2 orang. Khusus calon karyawan pengelola alat kemasan akan diberikan pelatihan terlebih dahulu, dimana pengurus sudah mengadakan perjanjian kerjasama untuk memberikan pelatihan alat tersebut sampai dapat berproduksi bahan kemasan. 6.2 Bidang Usaha Usaha Simpan Pinjam o Setelah evaluasi dalam pelaksanaan simpan pinjam perjalannya sangat menurun, disebabkan sebagian nasabah dalam pengembaliannya mengalami kemacetan terutama pada yang jatuh tempo, maka pengurus mengadakan berbagai cara dalam penagihan antara lain dengan penagihan baik secara langsung maupun teguran melalui surat peryataan, satu hal yang belum dicoba yakni dengan melibatkan aparat hukum. o Administrasi simpan pinjam akan lebih ditingkatkan
28
Usaha Bubuk Kopi o Usaha penggilingan bubuk kopi selama ini baru mengambil jasanya, dan memproduksi bubuk kopinya skala kecil belum melaksanakan dengan skala besar o Mesin penggiling kopi keadaan saat ini perlu perbaikan (servis) bila perlu mesinya diganti o Untuk memproduksi bubuk kopi dengan secara besar perlu adanya peralatan yang memadai, pengurus akan berusaha untuk mengadakan alat tersebut secara berangsur Usaha Pengembangan Ternak Sapi o Setelah
pengurus berusaha membuat dan mengajukan proposal
pengembangan ternak sapi sudah 3 kali pengajuan termasuk pada awal bulan febuari 2008 ini telah dikirim ke Jakarta. Sampai saat ini belum ada informasi pengajuan untuk realisasi. 6.3 Bidang Keuangan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja (RAPB) KUD Tani Mulya Tahun 2008 : a. Bidang Penjualan dan Pendapatan Jasa : - Pendapatan Waserda
= Rp. 65.750.200,00
- Pendapatan Saprotan
= Rp. 75.275.250,00
- Pendapatan Beras
= Rp. 30.700.250,00
- Pendapatan Jasa Rekening Listrik
= Rp. 11.750.300,00
- Pendapatan Jasa USIPA
= Rp. 25.980.600,00
- Pendapatan Jasa Penggilingan Kopi
= Rp.
- Pendapatan Jasa Operasional Hand Tractor = Rp. Jumlah Pendapatan dan Jasa
4.150.275,00 8.540.300,00 + = Rp. 222.147.175,00
b. HPP : - Waserda
= Rp. 60.275.100,00
- Saprotan
= Rp. 71.665.350,00
- Beras
= Rp. 29.125.200,00 +
Jumlah HPP
= Rp. 161.655.650,00 -
Laba Kotor
= Rp. 61.081.525,00
29
c. Beban Usaha : - Beban Usaha Waserda
= Rp. 4.150.125,00
- Beban Usaha Saprotan
= Rp. 2.395.200,00
- Beban Usaha Beras
= Rp. 1.125.275,00
- Beban Usaha Rekening Listrik
= Rp. 3.875.900,00
- Beban Usaha USIPA
= Rp. 20.625.700,00
- Beban Usaha Penggilingan Kopi
= Rp. 3.350.200,00
- Beban Usaha Hand Tractor
= Rp. 4.350.250,00 +
Jumlah Beban Usaha
= Rp. 39.873.050,00 -
Laba Usaha
= Rp. 21.208.475,00
d. Beban Organisasi dan Administrasi - Beban Gaji dan Honor
= Rp. 7.800.000,00
- Beban Administrasi
= Rp.
- Beban RAT
= Rp. 2.500.000,00
- Beban Listrik/PAM/Telepon
= Rp.
950.000,00
- Beban THR
= Rp.
750.000,00
- Beban Lain-lain
= Rp.
500.000,00 +
925.500,00
Jumlah Beban Organisasi dan Administrasi
= Rp. 14.425.500,00 -
Perkiraan Laba Bersih
= Rp. 6.782.975,00
30
BAB VII HASIL DAN PEMBAHASAN
7.1 Identitas Responden Responden yang diambil sebagai sample data memiliki identitas dan karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan anggota yang lainnya. Perbedaan karakteristik ini ini akan mempengaruhi tingkat partisipasi, persepsi dan tingkat pengetahuan prinsip dan praktek terhadap koperasi. Identitas atau karakteristik responden yang diamati meliputi: 1. Umur, 2. Status perkawinan, 3. Tingkat pendidikan, dan 4. Pengalaman menjadi anggota koperasi. dapat dilihat pada tabel I berikut. Tabel 1. Data Karakteristik Responden No 1.
2
3
4.
Identitas Umur : • < 15 Tahun • 15 – 65 Th (Produktif) • > 65 Tahun Status Perkawinan • Belum Kawin • Kawin • Duda/Janda Pendidikan Formal • < 6 Tahun • 6 Tahun (SD) • 9 Tahun (SMP) • 12 Tahun (SMA) • > 12 Tahun Pengalaman Koperasi • Tidak Ada • ≤ 5 Tahun • > 5 Tahun
Responden (n = 25) Orang % 0 25 0
0 100 0
0 25 0
0 100 0
0 1 11 10 3
0 4 44 40 12
4 11 10
16 44 40
Rata-rata
40 Tahun (Produktif)
Kawin
11,04 Tahun
5 Tahun (sedang)
(Sumber : Data Primer yang diolah) Dari tabel 1 dapat dilihat identitas atau karakteristik responden. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa umur responden rata-rata adalah 40 tahun. Dimana 0 % usia < 15 tahun, 100% usia 15 – 65 tahun, dan 0 % usia > 65 tahun, Ini berarti mayoritas responden adalah berada pada usia produktif. Minat untuk menjadi anggota koperasi bagi responden yang
31
masih muda cukup besar, berarti fungsi keberadaan koperasi bagi responden yang masih muda sudah merasakan manfaatnya dari koperasi untuk keperluan kebutuhannya, karena para golongan muda lebih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi bila dibandingkan dengan golongan tua / usia tua. Di tabel dapat kita lihat bahwa anggota yang berusia 15-65 tahun mencapai 100 %. Semua responden memiliki status perkawinan kawin (100 %) dapat dilihat status perkawinan ini menyebabkan keperluan akan kebutuhan hidup semakin meningkat sedangkan lapangan
pekerjaan
dan
sumber
modal
kurang
mencukupi
responden,
sehingga
menyebabkan/menarik mereka ikut serta dalam anggota koperasi. Karena sebagai anggota koperasi mereka dapat membeli/mengambil barang-barang kebutuhan mereka dikoperasi dan baru dibayar setelah mendapat gaji dengan sistem potong gaji, selain itu mereka juga memanfaatkan unit simpan pinjam. Tingkat pendidikan seseorang adalah faktor penting yang akan mempengaruhinya dalam memberikan tanggapan (respon) atau penyesuaian dengan lingkungannya. Dari analisis data menunjukkan bahwa pendidikan formal anggota berhubungan dengan partisipasinya dalam pengembangan koperasi. Dari data diatas pendidikan responden rata-rata mencapai 11 12 tahun. 0 % Tidak sekolah, 4% tamat SD, 44% tamat SLTP, 40% tamat SLTA atau sederajat, dan 12 % Sarjana. Pendidikan ini berpengaruh dalam keikut sertaan mereka dalam pengembangan koperasi. Pengalaman menjadi anggota koperasi bagi responden
yang masih baru 84 %
sedangkan yang tidak ikut koperasi 16 %. Banyaknya responden yang sudah lama berpengalaman menjadi anggota koperasi menunjukkan keberadaan koperasi sangat memberi manfaat yang besar bagi anggotanya.
7.2 Tingkat Partisipasi A. Partisipasi anggota terhadap koperasi Partisipasi responden dalam koperasi sangat diperlukan untuk kemajuan dan perkembangan koperasi. Tingkat partisipasi anggota (responden) yang satu dengan yang lain tentunya mempunyai perbedaan. Adapun tingkat partisipasi responden terhadap koperasi dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
32
Tabel 2. Tingkat Partisipasi Responden Terhadap Koperasi No 1.
Tingkat partisipasi Tinggi (> 24)
Responden (n=25) Orang
%
20
80
Rata-rata
tinggi 2. Rendah (< 24) (Sumber: Data primer yang diolah)
5
20
Dari tabel dapat dilihat petani di kelurahan Air Duku sangat berperan dalam koperasi karena di tabel menjelaskan bagaimana petani banyak yang ikut atau menjadi anggota dalam koperasi walaupun ada juga anggota yang jadi anggota tapi tidak aktif dan juga ada juga petani yng belum jadi anggota yaitu sebanyak 4 orang dan selain itu ada sekitar 21 orang yang menjadi anggota yang mana dari 21 tersebut yang kami wawancarai kesemuanya aktif dalam koperasi tersebut.
B. Tingkat persepsi Persepsi adalah tanggapan atau respson anggota terhadap keberadaan koperasi. Perbedaan tingkat partisipasi anggota terhadap koperasi tentunya akan menyebabkan perbedaan tingkat persepsi responden terhadap koperasi. Tingkat persepsi anggota (responden) terhadap dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Tingkat persepsi responden terhadap koperasi Tani Mulya Responden NO
1.
(n=25)
Tingkat persepsi
Tinggi ( > 50 )
Rata-rata
Orang
%
23
92 tinggi
2.
Rendah ( < 50 )
2
8
(Sumber: Data primer yang diolah) Tingkat persepsi anggota (responden) terhadap koperasi rata-rata rendah, yaitu sebesar 8% sedangkan tingkat persepsi tinggi sebesar 92%. Tinggi rendahnya persepsi ini tentunya juga dpengaruhi oleh tingkat pendidikan anggota koperasi ini, dengan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, maka anggota akan semakin mengerti akan keberadaan koperasi untuk
33
dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Pada pernyataan-pernyataan tentang persepsi para anggota koperasi rata-rata setuju dengan pernyataan berikut : 1. Pada proses pengambilan keputusan yang penting koperasi selalu mengajak bermusyawarah dengan anggota. 2. Kepengurusan koperasi selalu ditentukan secara terbuka dan demokratis
7.3 Tingkat Pengetahuan Prinsip dan Praktek Tingkat penetahuan prinsip dan praktek koperasi pada responden koperasi Tani Mulya dapat dilihat pada tabel 4 berikut : Tabel 4 : Tingkat Pengetahuan Prinsip dan Praktek Koperasi
No
Tingkat pengetahuan
Responden
prinsip dan praktek
(n=25)
koperasi 1.
Tinggi (> 40)
Rata-rata
Orang
%
15
60 Tinggi
2.
Rendah (< 40)
10
40
(Sumber : data primer yang diolah) Tingkat pengetahuan prinsip dan praktek koperasi pada responden koperasi Tani Mulya rata-rata adalah tinggi (60 %). Hal ini disebabkan karena meskipun tidak menjadi anggota koperasi, tingkat pendidikan responden sudah cukup memadai untuk mengetahui tentang prinsip dan praktek koperasi apakah telah berjalan atau tidak pada koperasi walaupun tidak ada satupun responden yang mengetahui tetapi setelah diberi tahu para responden dapat menjelaskan tentang pelaksanaan dari prinsip dan praktek dikoperasi telah terlaksana atau tidak. Selain itu juga dapat dilihat bahwa ada hubungan antara prinsip dan praktek koperasi itu sendiri dimana jika anggota koperasi tersebut memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap prinsip dan praktek koperasi itu sendiri maka koperasi akan dapat berjalan dengan baik dan akan semakin bisa untuk memenuhi kebutuhan anggota koperasi.
34
BAB VII KESIMPULAN
Dengan melihat semua keadaan yang ada pada koperasi Tani Mulya tersebut maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Koperasi Tani Mulya cukup dibutuhkan oleh masyarakat disekitarnya terutama dalam pelayanan seperti pembayaran rekening listrik, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan penggilingan kopi. 2. Koperasi Tani Mulya dalam mengelola usahanya berkerja sama dengan PUSKUD Provinsi Bengkulu, Bukopin, BRI, KJUB Sinar Purnama Group, PLN cabang Curup. 3. Koperasi Tani Mulya memiliki manajemen pengelolahan yang baik dan struktrur organisasi yang jelas meskinpun pada beberapa bagian struktur kepengurusannya tidak ada yang menjabati atau menangani. Dan juga terdapat rasa ketidakpuasan dari beberapa anggotanya 4. Partisipasi dan persepsi anggota terhadap koperasi tinggi terbukti dari jasa yang digunakan dalam koperasi, dan juga tingkat pendidikan anggota yang tinggi 5.
Usaha yang dilakukan oleh koperasi tani mulya adalah unit waserda, unit penggilingan kopi, unit simpan pinjam, unit pembayaran rekening listrik, dan unit saprodi(tidak berjalan sebagai mana mestinya), usaha penjualan bahan eluktronik, dan usaha jasa hand traktor
35
DAFTAR PUSTAKA
Sumodiwirjo, Teko.1954. Ko-operasi dan Artinja Bagi Masjarakat Indonesia.Gabungan Kooperasi Batik Indonesia. Djakarta. Anoraga, Pandji. Sudantoko, Djoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. Rineka Cipta. Jakarta. Badrudin, Redy. 2000. Buku Penunjang Koperasi Pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu. Anoraga, Pandji. Sudantoko, Djoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. Rineka Cipta. Jakarta. Irawan, Dani dkk. 2006. Laporan pratikum koperasi pertanian “Koperasi tani mulya”. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Faperta. UNIB. Bengkulu (tidak dipublikasikan)
36
Lampiran 1. Data Karakteristik Responden No. Resp.
Nama
Alamat
Status Perkawinan
Umur (Th)
Pendidikan Formal (Th)
Pengalaman Koperasi (Th)
Keanggotaan
Tingkat Partisipasi
Tingkat Persepsi
Tingkat Pengetahuan Prinsip dan Praktek Koperasi
1
Natari
Air Duku
Kawin
30
6
0
Non Anggota
12
42
0
2
Basuki
Air Duku
Kawin
47
9
10
Aktif
57
67
46
3
Darwin
Air Duku
Kawin
37
9
5
Aktif
57
63
46
4
Adi
Air Duku
Kawin
43
9
0
Non Anggota
12
13
0
5
Subekti
Air Duku
Kawin
33
12
8
Aktif
63
61
49
6
Mahyudin
Air Duku
Kawin
43
16
7
Aktif
43
75
29
7
Umaya
Air Duku
Kawin
40
12
6
Aktif
41
75
28
8
Rahman
Air Duku
Kawin
40
9
7
Aktif
49
75
28
9
Wonsiara
Air Duku
Kawin
39
12
7
Aktif
53
75
25
10
Emi Diana
Air Duku
Kawin
36
9
5
Aktif
51
71
25
11
Sudiono
Kali Padang
Kawin
42
16
5
Non Anggota
35
71
47
12
Sugiarti
Kali Padang
Kawin
40
9
7
Aktif
42
75
46
13
Pagito
Air Duku
Kawin
45
12
0
Non Anggota
60
51
0
14
Ibnu Hajar
Air Duku
Kawin
40
12
5
Aktif
31
75
44
15
Zubaidah
Kali Padang
Kawin
37
12
0
Aktif
12
75
0
16
Edi
Kali Padang
Kawin
40
9
3
Aktif
56
67
26
17
Zulkarnain
Air Duku
Kawin
26
12
0.1
Aktif
44
75
62
18
Sumiran
Air Duku
Kawin
35
9
1
Aktif
54
73
58
19
Tatang
Air Duku
Kawin
40
12
3
Aktif
61
63
48
20
Sudirto
Air Duku
Kawin
46
9
2
Aktif
46
71
48
21
Saiman
Air Duku
Kawin
42
19
10
Aktif
51
57
42
22
Nova Susanti
Air Duku
Kawin
34
9
5
Aktif
46
65
42
23
Sugito
Air Duku
Kawin
47
12
5
Aktif
12
54
44
24
Saji
Air Duku
Kawin
43
12
10
Aktif
52
67
41
25
Tupan
Air Duku
Kawin
37
9
7
Aktif
54
59
56
39.28
10.68
41.6
64.6
35.2
Rata-rata
4.724
37
LAMPIRAN 2. PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI
No. Resp.
1 2 3
Nama
Alamat
Natari
Air Duku
Tidak
Basuki
Air Duku
Darwin
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
18 19 20 21 22 23
Kesediaan Memberi kontribusi
Tingkat Persepsi
4
8
0
42
0
Ya
17
11
13
67
46
Air Duku
Ya
17
11
13
63
46
Tidak
4
9
0
13
0 49
Tingkat Pengetahuan Prinsip dan Praktek Koperasi
Air Duku Air Duku
Ya
19
15
11
61
Mahyudin
Air Duku
Ya
17
7
11
75
29
Umaya
Air Duku
Ya
17
7
9
75
28
Rahman
Air Duku
Ya
8
11
3
75
28
Ya
17
11
7
75
25 25
Wonsiara
Air Duku
Emi Diana
Air Duku
Ya
17
7
11
71
Sudiono
Kali Padang
Ya
13
7
3
71
47
Sugiarti
Kali Padang
Ya
21
11
3
75
46
Tidak
2
4
0
51
0 44 0
Pagito
Air Duku
Ibnu Hajar
Air Duku
Ya
15
7
3
75
Zubaidah
Kali Padang
Tidak
4
5
3
75
Ya
8
17
15
67
26
75
62
Edi
Kali Padang
Zulkarnain
Air Duku
Ya
6
13
9
Sumiran
Air Duku
Ya
6
17
13
73
58
Tatang
Air Duku
Ya
15
19
11
63
48
Sudirto
Air Duku
Ya
6
15
9
71
48
Saiman
Air Duku
Ya
19
11
6
57
42
Nova Susanti
Air Duku
Ya
19
11
8
65
42
Sugito
Air Duku
Ya
5
5
2
54
44
Saji
Air Duku
Ya
21
11
8
67
41
Tupan
Air Duku
Ya
19
11
8
59
56
64.6
35.2
24 25
Keaktifan petani
Adi
16 17
Derajat aplikasi
Subekti
4 5
Keanggotaan
Rata-rata
11.8
10.44
7.16
38
39