LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENGANALISIS PH, PEMBUATAN MIGAS DAN SUSU
Disusun Oleh : 1. Muhammad Sibawih 2. Febri Santa Nova 3. Raisita Imanina P. 4. Siti Fatimah 5. Ario Sudiro
MAN MAGUWOHARJO SLEMAN TAJEM MAGUWOHARJO DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA 2014 I
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan ini telah disetujui oleh pembimbing dalam rangka memenuhi salah satu tugas untuk memperoleh nilai pengembangan diri melalui study lingkungan di kebun binatang gembira loka pada tanggal 19 Juni 2014.
Maguwoharjo, 24 Juni 2014
Mengetahui Kepala MAN Maguwoharjo,
Guru Pembimbing,
Drs. Aris Fu’ad
Siwi Hidayati S.Pd
NIP. 196612151993031004
NIP. 196712251994032004
II
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, khususnya Tim Penulis Laporan Study Lingkungan, sehingga pada kesempatan ini
kami dapat melaporkan yang menjadi tugas-tugas Tim Pembuat Laporan Study
Lingkungan. Laporan ini diberi judul : “Laporan Study Lingkungan di Gembira Loka” Mudah-mudahan dengan laporan ini dapat menambah ilmu, wawasan bagi kami terutama dalam tim ini. Oleh karena itu kami ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada : 1. Siwi Hidayati S.Pd, selaku guru pembimbing study lingkungan yang telah dengan jerih payah membimbing kami, hingga selesainya penulisan laporan ini. 2. Dra. Jazamah Fitriani selaku wali kelas yang telah membimbing kami selama belajar di MAN Maguwoharjo, baik bimbingan secara pribadi maupun secara kedinasan. 3. Drs. Aris Fu’ad selaku Kepala Madrasah, yang telah banyak memberikan bimbingan baik dalam kami belajar maupun bertingkah laku dengan harapan agar kami menjadi manusia yang bermanfaat dan lebih baik dari sebelumnya. 4. Orang tua atau wali murid yang telah berupaya agar kami menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa, lebih-lebih dalam mencarikan biaya untuk belajar kami sampai selesai. 5. Serta semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Sleman, 16 Oktober 2014
Penyusun
III
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
I
HALAMAN PERSETUJUAN
II
KATA PENGANTAR
III
DAFTAR ISI
IV
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
1
A. Latar belakang
1
B. Dasar teori
2
C. Tujuan
3
D. Manfaat
3
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4
A. pH (derajat keasaman)
4
B. Zona pengolahan migas
4
C. Zona pengolahan susu
7
PENUTUP
11
A. Kesimpulan
11
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12
IV
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan akan berakhirnya semester genap serta datangnya tahun ajaran baru, siswa-siswi yang kini berada di kelas XII harus menyelesaikan tugas yang di berikan oleh guru pembimbing. Tugas yang diberikan berupa pengamatan laporan praktek lapangan yang dikerjakan dalam satu kelompok. Tugas ini bertujuan agar siswa terbiasa dalam membuat pengamatan suatu laporan kegiatan. Berangkat dari latar belakang itulah laporan ini dibuat. Sekolah telah menyediakan tempat objek penelitian. Lokasi penelitian merupakan kebun binatang yang berada di Yogyakarta serta Taman Pintar Yogyakarta. Dilihat dari segi geografisnya, Yogyakarta merupakan daerah istimewa yang mempunyai potensi cukup besar, terutama dalam bidang pendidikan. Selain itu Kebun Binatang Gembira Loka ini banyak dikunjungi oleh masyarakat umum, pelajar dan mahasiswa serta turis asing yang menjadikannya sebagai tempat rekreasi, perlindungan, penelitian dan pendidikan. Begitupun dengan Taman Pintar Yogyakarta yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk bermain dan belajar yang menyenangkan dengan fasilitas yang memadai. Berdasarkan analisa diatas, pengamat mengukur pH pada macam-macam air yang ada disekitar Kebun Binatang Gembira Loka, contohnya : pH air di area sungai, pH air di area angsa, pH air di area burung, pH air di area kolam kura-kura, pH air di area kolam ikan. Kemudian data pengamatan tersebut dibuat menjadi sebuah laporan. Selain itu pengamat juga memperhatikan beberapa zona di Taman Pintar seperti zona teknologi pengolahan migas dan susu. Pengamat melakukan pengamatan di zona-zona tersebut karena pentingnya migas serta susu dikalangan masyarakat saat ini.
V
B. Dasar teori Hingga saat ini, telah berkembang beberapa teori mengenai asam-basa. Teori asam-basa pertama kali dikemukakan oleh Lavoisier. Ia menyatakan bahwa asam adalah zat yang mengandung oksigen. Teori ini dianggap masih kurang sehingga Arrhenius ikut mengemukakan teori. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion H, sedangkan basa akan terurai menjadi ion OH. Teori selanjutnya dikemukakan oleh Brownsted-Lowry yang menghubungkan asam-basa dengan serah-terima proton. Asam adalah senyawa yang memberikan proton, sementara basa adalah senyawa yang menerima proton. Teori terakhir adalah teori dari Lewis. Menurutnya, asam adalah senyawa yang menerima pasangan elektron dan basa adalah senyawa yang memberi pasangan elektron.Derajat keasaman adalah banyaknya konsentrasi ion H dalam suatu senyawa. Derajat keasaman atau sering disebut pH memiliki nilai dalam kisaran 1-14. Nilai pH 1-6.9 bersifat asam, 7 netral, dan 7.1-14 bersifat basa.Untuk mengetahui pH dari suatu larutan, bisa digunakan indikator alami seperti kunyit dan indikator universal misalnya metil merah, kertas lakmus, atau fenolflatein. pH di definisikansebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitasi ion hydrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya di dasarkan pada perhitungan teoritis.
VI
C. Tujuan Mengamati pH dari beberapa contoh air di area sungai, air di area angsa, air di area burung, air di area kolam kura-kura, dan air di area kolam ikan yang ada di kebun binatang gembira loka serta beberapa zona di Taman Pintar seperti zona teknologi pengolahan migas dan susu. D. Manfaat
Bagi siswa: siswa dapat berlajar dan menambah pengetahuan dengan adanya praktikum lapangan
Bagi sekolah:sekolah dapat meningkatkan kualitas dan inovasi sistem pembelajaran bagi anak didik nya.
Bagi masyarakat:masyarakat dapan mendapatkan informasi dan dan menambah wawasan tentang pengetahuan lingkungan.
VII
BAB II HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. pH (derajat keasaman) di gembira loka: TEMPAT
pH
Air di area kolam ikan
8
Air di area kolam kura-kura
6
Air di area burung
7
Air di area angsa
7
Air di area sungai
7
B. Zona teknologi pengolahan migas:
Alur proses pengolahan minyak bumi sebagai berikut: Minyak mentah
Penyimpanan
Penghilangan garam
Proses hidrokarbon:
Destilasi fraksinasi
1. Cracking 2. Reforming 3. Alkilasi dan polimerisasi 4. Treating 5. Blending Produk akhir migas
VIII
Pembahasan proses pengolahan migas:
1. Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan titik didihnya. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).
2. Cracking setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan (refinery). Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin).
3. Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi
4. Alkilasi dan polimerisasi. Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
5. Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotorpengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut : o Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap. IX
o Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna. o Dewaxing yaitu proses penghilangan wax dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour pointyang rendah. o Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas. o Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.
6. Blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya. Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah Tetra Ethyl Lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.
X
C. Zona pengolahan susu
Alur proses pengolahan susu sebagai berikut:
Truk susu
Pendistribusian
Pasteurisasi dan Pendinginan
Penyimpanan Pencampuran Packing Penyaringan dan Pasteurisasi susu Filling
Homogenisasi dan Pendinginan
Pencampuran kering
Penyimpanan sementara
Pemberian bahan pelengkap
Evaporasi
SILO
Pemanasan awal
Pengeringan akhir dengan fluid bed
Penyaringan
Pengeringan dengan spray dryer
Pompaan bertekanan tinggi
Pemanasan udara
Pembahasa proses pengolahan susu: XI
1. Truk susu. Setelah susu segar diambil, maka susu tersebut akan di angkut dan akan diproses lebih lanjut.
2. Pasteurisasi dan pendinginan susu adalah proses pemanasan susu segar pada suhu dan waktu tertentu untuk menghancurkan mikroba patogen. Dan dilanjutkan dengan mendinginkan susu segar agar kualitas tetap terjaga selama diproses lebih lanjut.
3. Pencampuran adalah proses pencampuran susu segar dengan minyak nabati, bubuk susu skim, bubuk susu whey dan bahan-bahan lain sesuai formula.
4. Penyaringan dan pasteurisasi susu adalah proses penyaringan campuran untuk memisahkan benda asing yang mungkin terikut, di lanjutkan dengan proses pemanasan campuran susu pada suhu dan waktu tertentu untuk menghancurkan mikroba yang berbahaya bagi kesehatan.
5. Homogenisasi dan pendinginan adalah proses pengecilan ukuran butiran minyak dalam campuran susu untuk mencegah terjadinya pemisahan minyak dalam campuran susu, dilanjutkan dengan pendinginan untuk menjaga kualitas susu selama penyimpanan sementara.
6. Penyimpanan sementara adalah penampungan sementara sebelum memasuki proses pengeringan, susu disimpan dalam suhu dingin.
7. Evaporasi adalah proses pemekatan campuran susu dengan kondisi vakuum sehingga kandungan air didalam susu bisa mendidih di suhu dibawah 100°C untuk menghindari kerusakan protein rusak di dalam susu.
8. Pemanasan awal adalah proses pemanasan susu kental agar siap diproses dalam spray dryer (mesin penyemprot pengering).
9. Penyaringan adalah proses penyaringan susu kental untuk memisahkan benda asing yang mungkin terlarut.
XII
10. Pompaan bertekanan tinggi adalah proses pompaan susu kental kepuncak menara mesin penyemprot pengering untuk mengumpan kedalam spray dryer.
11. Pemanasan udara adalah proses yang akan digunakan oleh spray dryer sebagai media untuk menguapkan kandungan air dalam susu kental.
12. Pengeringan dengan spray dryer. Susu kental dipompa kedalam mesin pengering hingga menjadi kabut,kemudian ditemukan aliran udara panas sehingga kandungan air menguap seketika dan bubuk susu turun kedasar menara spray dryer.
13. Pengeringan akhir dengan fluid bed adalah proses pengeringan akhir dibawah spray dryer dengan cara melewatkan bubuk susu kedalam terowongan udara yang dihembus udara hangat.
14. Silo adalah penampungan sementara bubuk susu hasil pengeringan sebelum diproses lebih lanjut.
15. Pemberian bahan pelengkap adalah pemberian bahan yang dibutuhkan dalam formula namun bersifat mudah rusak oleh panas, sehingga tidak bisa di ikutkan dalam proses pengeringan.
16. Pencampuran kering yaitu proses pencampuran dengan mesin pengaduk pencampur untuk menambahkan bahan pelengkap yang dibutuhkan formula.
17. Filling adalah proses pengsian susu bubuk kedalam sachet sesuai dengan berat yang ditentukan secara otomatis.
18. Packing adalah proses pengemasan sachet kedalam kemasan karton yang dilakukan secara otomatis.
19. Penyimpanan. Susu dalam kemasan diletakkan kedalam gudang sebelum dikirim keberbagai daerah.
XIII
20. Distribusi. Susu dalam kemasan akan dikirim ke berbagai daerah sesuai permintaan konsumen untuk dinikmati para pembeli.
XIV
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah kami lakukan pengamatan di gembira loka dan di taman pintar, kami dapat menyimpulkan bahwa indikator universal, lakmus merah, dan lakmus biru akan berubah berdasarkan air yang menetesinya. Dan indicator universal (pH) yang mempunyai nilai 1-7 mengandung asam, 7 neutral, lebih dari 7 basa, biru basa, dan merah asam. Telah kita ketahui bahwa minyak bumi di bumi ini jumlah nya terbatas,dan merupakan salah satu dari sumber daya alam yang tidak bisa di perbarui. Menurut pemaparan diatas proses pengolahan nya harus melewati beberapa tahap dan prosesnya lama, oleh karena itu sebaiknya kita menggunakan migas dengan sebaik – baiknya. Dan adapun juga dengan pengolahan susu juga demikian, susu merupakan asupan yang bergizi yang sangat bermanfaat bagi manusia khususnya anak balita, susu tersebut sangat baik untuk proses pertumbuhan. Dan akan tetapi pengolahan susu sangat lama dan rumit,maka tidak menutup kemungkinan bahwa harga susu tersebut mahal dan hanya bisa di jangkau oleh orang – orang kalangan mampu. B. SARAN
Sebaiknya praktikan disediakan buku pedoman tambahan agar praktikan sudah mempunyai bayangan awal sehingga mempermudah study lingkungan.
a. Seharusnya dalam proses ini, praktikan harus senantiasa dibimbing karena banyak praktikan yang keluar dari tujuan mereka melakukan study lingkungan. b. Sebaiknya ketika study lingkungan, Praktikan dan asisten menjalin hubungan komunikasi yang bagus dan santun sehingga kegiatan study lingkungan lebih menyenangkan baik di mata, pikiran dan hati. c. Seharusnya praktikan lebih bisa bersikap ilmiah dengan cara selalu aktif bertanya mengenai objek yang kita amati.
XV
DAFTAR PUSTAKA
XVI