LAPORAN PENGAMATAN PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA INGGRIS DI STIE PARIWISATA INTERNASIONAL Oleh : Meylani Tuti Dosen STEIN, Jakarta
Abstract These research done to find out what is the problem usually faced by the student in reading class, so we can apply the right method most liked and suitable for the student to comprehend it well. Besides that, we also want to make sure that the use of silabus is mandatory accordance to make the class running well. Keyword; reading
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Inggris adalah bahasa internasional yang di sebagian besar negaranegara di belahan dunia telah menjadi bahasa kedua yang artinya harus dikuasai bila ingin mengejar kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan ataupun bersaing dengan bangsa lain. Sebagai bahasa pergaulan, bahasa inggris telah digunakan untuk tujuan berinteraksi atau bertransaksi. Di Indonesia, bahasa Inggris mulai diajarkan kepada peserta didik atau siswa sejak sekolah dasar bahkan sekarang ini banyak taman kanak-kanak yang mengklaim sebagai sekolah bilingual yang artinya menggunakan bahasa Inggris dalam proses belajar mengajar atau setidaknya mulai memperkenalkan bahasa Inggris sejak dini kepada siswanya. Banyak persepsi yang berkembang di masyarakat mengenai belajar bahasa Inggris yang merupakan momok menakutkan bagi siswa. Betapa sulitnya menguasai kemampuan berbahasa Inggris baik secara lisan maupun tulisan. Ketakutan tersebut membuat siswa merasa kurang bahkan tidak tertarik mempelajari bahasa Inggris padahal mereka sadar kegunaan dari mempelajarinya. Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Internasional tidak hanya menekankan pengajaran pada bidang ilmu ekonomi saja seperti sekolah tinggi ilmu ekonomi lainnya namun juga pada ilmu kepariwisataan seperti bidang Perhotelan dan Usaha Wisata karena STIE Pariwisata Internasional mempunyai dua jurusan yaitu manajemen Perhotelan dan manajemen Usaha
Wisata. Karena sangat erat kaitannya dengan dunia kepariwisataan inilah sehingga bahasa inggris menjadi kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Mata kuliah bahasa inggris diberikan dalam empat (4) semester dengan rincian; semeter I terdiri atas mata kuliah speaking 1, reading 1, listening 1 dan vocabulary 1; semester 2 terdiri atas mata kuliah speaking 2, reading 2, listening 2 dan vocabulary 2; semester 3 terdiri atas mata kuliah speaking 3 dan TOEIC ; dan di semester 4 adalah seminar dalam bahasa inggris. Penguasaan mahasiswa terhadap keterampilan bahasa yang diajarkan beragam, jumlah mahasiswa yang bisa menguasai keempat keterampilan bahasa sekaligus masih sedikit. Dari keempat keterampilan bahasa tersebut, nilai rata-rata terendah yang diperoleh mahasiswa adalah nilai reading (membaca). Kemampuan membaca sangat diperlukan guna membantu mahasiswa meningkatkan nilai TOEIC pada semester 3 dimana salah satu aspek yang diujikan adalah reading (membaca). Untuk mengatasi masalah di atas sudah banyak usaha dilakukan, antara lain memberikan tugas kepada mahasiswa untuk membaca buku cerita dalam bahasa inggris kemudian melaporkan hasil bacaannya didepan kelas dengan tujuan agar mahasiswa terbiasa untuk membaca teks berbahasa inggris, atau dengan menunjuk seorang dosen yang secara khusus menangani mata kuliah reading (membaca). Namun hasil yang didapat belum mencapai target yang harus dicapai yaitu sebesar 70 %.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
26
Untuk meningkatkan pemahaman bacaan mahasiswa, penulis akan melakukan pengamatan terhadap kelas reading (membaca) dengan melihat hal-hal yang terkait dalam pengajaran reading (membaca), misalnya prosedur pengajaran yang digunakan dosen, silabus, tujuan pembelajaran, peran dosen, dan lainnya. B. Perumusan Masalah Masalah pengamatan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana tujuan pembelajaran reading (membaca) di STIE Pariwisata Internasional? 2. Bagaimana bentuk dan fungsi silabus pengajaran reading (membaca) di STIE Pariwisata Internasional? 3. Bagaimanakah aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran reading (membaca) di STIE Pariwisata Internasional? 4. Bagaimana peran dosen dalam pembelajaran reading (membaca) di STIE Pariwisata Internasional? 5. Bagaimana prosedur pembelajaran reading (membaca) di STIE Pariwisata Internasional? C.Tujuan Pengamatan Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran reading (membaca) di STIE Pariwisata Internasional dengan mengkaji tujuan, silabus, aktivitas mahasiswa , peran dosen dan prosedur pembelajaran reading (membaca). D.Tehnik Pengamatan Tehnik pengamatan yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan etnografi. Etnografi digunakan untuk menggambarkan budaya atau aspek-aspek budaya alasannya karena studi perilaku sangat kompleks, contoh cara bagaimana dosen mengenalkan materi atau teks baru, aktivitas dosen dan mahasiswa dalam pembelajaran reading (membaca) , bagaimana sikap mahasiswa selama pembelajaran reading (membaca), bagaimana pendekatan dosen pada mahasiswa yang berhasil atau gagal mengerjakan tugas. Peneliti melakukan observasi, mewawancarai dan mengkaji dokumen untuk memperoleh pemahaman Emik tentang kepercayaan, tujuan dan alat-alat mencapai tujuan. Pengamatan menekankan proses bukan hasil, Hipotesis tidak ditentukan sejak awal dan juga tidak ada Perlakuan.
Penelitian kualitatif ada 5 karakteristik, yaitu; - Setting Natural Sumber data langsung dan peneliti sebagai instrumen ( tindakan dapat difahami dengan baik karena diobservasi ketika proses sedang berlangsung) -Deskriptif Data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau gambar-gambar transkrip wawancara, catatan lapangan, memo dll. -Menekankan proses Ingin mengetahui bagaimana sikap dosen terhadap mahasiswa, bagaimana orang beradaptasi terhadap budaya baru. -Induktif Tidak membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. -Memperhatikan Makna Tertarik pada perspektif partisipan untuk memperjelas situasi-situasi yang ada di dalam yang tidak terlihat dari luar. LANDASAN TEORI A.Acuan Teori. 1.Pemerolehan Bahasa Kedua “Second language acquisition is the study of how learners learn an additional language after they acquired their mother tongue.” (Pemerolehan bahasa kedua adalah studi tentang bagaimana pemelajar mempemelajari bahasa lain setelah bahasa ibu mereka).1 Banyak definisi tentang acquisition atau pemerolehan dikemukakan para ahli, Krashen (dalam Ellis) the term ‘acquisition’ is synonymous with the term ‘learning’. However, uses these terms with different meanings. ‘Acquisition’, for Krashen, consist of the spontaneous process of rule internalization that result from natural language use, while ‘learning’ consists of the development of conscious L2 knowledge through formal study.”2 (Istilah ‘pemerolehan’ adalah padanan kata ’pemelajaran’. Bagaimanapun, dalam penggunaannya kedua istilah tersebut terdapat pengertian yang berbeda. ‘Pemerolehan’ menurut Krashen mencakup proses spontan tertanamnya aturan yang didapat dari penggunaan bahasa yang wajar. Masih menurut Krashen (dalam Hadley) Acquisition, which is a subconscious 1
Rod Ellis. Understanding Second Language Acquisition.( NewYork: Oxford University Press. 1985), p. 5. 2
ibid. p. 292
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
27
process “similar, if not identical, to the way children develop ability in their first language”, and learning, which refers to conscious knowledge of the rules of grammar of a second language and their application in production. 3 (Pemerolehan yang merupakan proses bawah sadar “sama, jika tidak identik, dengan cara anak-anak mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa pertama dan proses pemelajaran yang mengacu pada pengetahuan tentang tata bahasa bahasa kedua dan penggunaannya pada tahap produksi. Istilah pemerolehan dipakai untuk padanan istilah Inggris acquisition dibedakan dengan pemelajaran yang merupakan padanan dari istilah Inggris learning. Dalam pengertian ini proses itu dilakukan dalam tatanan yang formal, yakni, belajar di kelas dan diajar oleh seorang guru. Dengan demikian maka proses dari anak yang belajar menguasai bahasa ibunya adalah pemerolehan, sedangkan proses dari orang (umumnya dewasa) yang belajar di kelas adalah pemelajaran.4 Sedangkan menurut Kushartanti dan Darmojuwono “Istilah pemerolehan dipakai dalam proses penguasaan bahasa pertama, yaitu salah satu proses perkembangan yang terjadi pada seorang manusia sejak ia lahir. Istilah pemelajaran dipakai dalam proses belajar bahasa (umumnya bahasa yang dipemelajari secara formal di sekolah atau bahasa asing) yang dialami oleh seorang anak atau orang dewasa setelah ia menguasai bahasa pertama.”5 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemerolehan bahasa adalah proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya (native language) sedangkan pemelajaran bahasa adalah proses memahami bahasa yang dilakukan secara sadar melalui belajar dibawah pengawasan seorang tutor atau pengajar. Pemelajar yang berbeda dalam situasi Alice Omaggio Hadley. Teaching Language in Contex. (Boston: Thomson Heinley. 2001), p. 61 3
yang berbeda akan mempemelajari bahasa kedua dengan cara yang berbeda. 2.Tujuan pembelajaran reading (membaca) Membaca adalah kegiatan seseorang untuk menangkap pesan yang disampaikan oleh penulis melalui tulisan. Pada kenyataannya membaca itu bertingkat-tingkat. Pengertian membaca pada anak yang baru belajar membaca tentu berbeda dengan membaca seorang mahasiswa yang membaca buku untuk mendapatkan ilmu dan informasi dari buku tersebut. Dalam pembelajaran bahasa asing jelas targetnya sekurang-kurangnya mendekati cara membaca orang dewasa yang terpelajar ketika mereka membaca dengan tujuan untuk memahami sesuatu. William (dalam McDonough dan Shaw) “usefully classifies reading into (a) getting general information from the text; (b) getting specific information from a text; and (c) for pleasure or for interest.”6 (kegunaan membaca dapat diklasifikasikan (a)memperoleh informasi secara umum dari teks; (b) memperoleh informasi khusus dari teks; dan (c) untuk kesenangan atau untuk hobby). Sedangkan menurut Rivers dan Temperly “list of the following examples of some of the reason that L2 students may need or want to read: to obtain information for some purpose or because we are curious about some topic, to obtain instruction on how to perform some task for our work or daily life,....”7 (daftar berikut adalah beberapa contoh alasan mengapa orang yang belajar bahasa kedua memerlukan atau menginginkan untuk membaca; untuk menyediakan informasi dengan beberapa alasan atau karena penasaran pada sesuatu, untuk menyediakan petunjuk bagaimana melakukan suatu pekerjaan dalam kehidupan seharihari.......). Konsep lama tujuan dari pembelajaran bahasa inggris adalah untuk menganalisa tata bahasa dan kosa kata baru dalam teks yang dibaca atau “teks sebagai object”
4
Soenjono Dardjowidjoyo. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia 2008), p. 225. Kushartanti, Untung Yuwono, Multamia RMT lauder. Pesona Bahasa :langkah awal memahami linguistik.(Jakarta: PT. Gramedia.2007), p.24 5
6
Jo McDonough dan Christopher Shaw. Materials and Methods in ELT.( Cambridge: Blackwell Publishers. 1993) p. 102. 7 Rivers. W. dan M. Temperly. A Practical Guide to the Teaching of English as a Foreign or Second Language.(New York: Oxford University Press. 1978), p. 187.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
28
“Hence, in reading classes we sometimes have a confusion of aims: often the students are not being taught reading and how develop reading abilities per se, but rather a written text is being used as a vehicle for the introduction of new vocabulary and/or structure.” 8 (karena itu, dalam kelas membaca terdapat tujuan yang membingungkan: seringkali siswa tidak diajarkan membaca dan bagaimana meningkatkan kemampuan membaca tetapi lebih kepada menulis teks yang sedang digunakan sebagai alat untuk memperkenalkan kosa kata baru). Dengan berkembangnya metode dan materi dalam pengajaran bahasa inggris (English Language Teaching), maka tujuan pembelajaran tidak lagi menganggap “teks sebagai objek” namun “teks sebagai proses” dengan mendekatkan interaksi antara penulis dengan pembaca. reader <-------------------------> text (background knowledge, (writer) previous knowledge, general intelligence) Menurut Walker, membaca adalah suatu proses interktif di mana pembaca bergerak di antara sumber informasi (apa yang mereka ketahui dan apa yang ditentukan teks), mengembangkan makna dan strategi, memeriksa interpretasinya (diperbaiki bila perlu), dan menggunakan latar untuk memusatkan perhatian pada interpretasinya.9 Dalam hal ini pembaca merupakan mahasiswa aktif yang menginterpretasi apa yang dia baca dengan menggunakan apa yang dikatakan teks (informasi berdasarkan teks). Dengan kata lain, pembaca menggunakan dua sumber informasi ini pada waktu yang sama untuk menginterpretasikan teks. Sumber informasi ini bergabung pada saat pemelajar membaca. 3. Bentuk dan fungsi silabus pengajaran reading (membaca) Secara etimologi silabus berarti “label” atau “tabel isi”. Pengertian atau definisi silabus dalam kamus Longman, “ Syllabus is an arrangement of subject for study over a period
8
McDonough, Jo, dan Shaw, Christopher. op. cit. 103 Barbara J. Walker, Diagnostic Teaching of Reading: Techniques for Instruction and Assessment.( New York: Macmillan Publishing Company. 1992), p.4.
of time.”10 (silabus adalah rancangan materi yang diajarkan selama periode waktu tertentu). Sedangkan menurut Richards et al (dalam Tarigan) silabus adalah suatu pemerian mengenai aneka isi/bobot suatu kursus pengajaran dan urutan/susunan bahan yang akan diajarkan.11 Silabus merupakan kerangka dan rangkuman topik yang akan disampaikan di kelas dalam satu semester yang biasanya dirancang oleh lebih dari satu dosen yang memiliki bidang ilmu yang sama ataupun hanya oleh satu dosen saja dan diberikan pada mahasiswa pada tatap muka pertama. Silabus biasanya berisi informasi khusus tentang mata kuliah yang akan diajarkan, seperti bagaimana, dimana dan kapan untuk berkonsultasi dengan dosen atau asisten dosen; materi yang akan disampaikan dalam satu semester; jadwal test ; tugas yang akan dikerjakan mahasiswa; sistem penilaian; aturan khusus perkuliahan; dst. Silabus digunakan untuk memastikan konsistensi diantara lembaga pendidikan dan dosen mengenai apa yang harus dan tidak harus diajarkan. Test harus diberikan sesuai dengan materi yang terdapat dalam silabus. Keberhasilan siswa dalam mencapai pemahaman yang menyeluruh tentang materi yang diberikan dosen akan tercapai jika ditunjang dengan adanya rencana pengajaran (pre-plan) yang dibuat oleh dosen sebelum mengajar. Seperti yang disampaikan oleh Harmer yang mengatakan bahwa: “ The idea of the pre-plan is for teachers to get a general idea of what they are doing in the next class or classess. Based on our knowledge of the students and the syllabus we can consider four main areas: activities, language skill, language type, and subject and content.” 12 (ide untuk mempersiapkan diri sebelum proses pembelajaran adalah untuk membantu dosen apa yang akan mereka lakukan 10 Longman Dictionary of English Language and Culture. (Harlow: Longman Group UK Limited. 1992), p. 1343.
Henry Guntur Tarigan. Pengajaran Kompetensi Bahasa.( Jakarta: Dep dik bud. 1989), p. 94. 11
9
12
Jeremy Harmer. The Practice of English Language Teaching new edition (New York: Longman Handbook for Language. 1991), p. 265.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
29
dikelas. Berdasarkan pada pengetahuan tentang kondisi mahasiswa dan silabus kita dapat memperhatikan empat hal penting dalam kelas, yaitu; aktivitas, keterampilan bahasa, jenis bahasa dan subyek dan isi). 4. Aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran reading (membaca) Aktifitas mahasiswa dalam pembelajaran berkaitan dengan strategi yang dipergunakan dalam proses pembelajaran. Banyak strategi yang dapat digunakan, seperti:13 a. SQ3R, setiap huruf mewakili langkah pembelajaran yang berbeda, yaitu: S berarti Survey (survei), Q berarti Question (pertanyaan), R berarti Read (membaca), R berarti Recite (mengutip), R berarti Review (meninjau). b. SQ4R, kepanjangan dari Survey, Question, Read, Recite, Review , dan wRite. Dalam tahap ini mahasiswa menulis apa yang dibaca. c. PQRST, kepanjangan dari P berarti Preview (mengantisipasi apa yang akan dibaca), Q berarti Question (pertanyaan), R berarti Read (membaca), S berarti Summarize (melihat kembali apa yang telah dibaca), T berarti Test (mengecek apakah mahasiswa mengingat apa yang telah mereka baca). 5. Peran dosen dalam pembelajaran reading (membaca) Peran dosen dalam proses belajar mengajar adalah sebagai fasilisator yang berarti bahwa dosen adalah seorang yang demokratis bukan aritokratis, atau seseorang yang membimbing pemelajar baik secara kelompok atau berpasangan lebih sebagai sumber pembelajaran daripada sebagai transmiter (alat untuk memindahkan). Peran dosen sebagai fasilitator dapat diuraikan lebih detail sebagai berikut:14 a. Controller (pengontrol) sebagai pengontrol, dosen bertanggung jawab terhadap kelas dan aktifitas yang dilakukan 13
Rhonda Holt Atkinson dan Debbie Guice Longman, Reading Strategies for Today’s College Student (Boston: Thomson Wadsworth. 2006), p.23-24. Jeremy Harmer. The Practice of English Language Teaching fourth edition (New York: Longman Handbook for Language Teachers. 2007), p. 108. 14
dalam kelas juga bertindak sebagai pengendali dari depan kelas. Sebagai pengontrol, dosen memberikan perintah apa yang harus dilakukan mahasiswa, mengatur latihan dan memberikan contoh. b. Prompter (pembisik) Kadang-kadang ketika mahasiswa sedang melakukan role play, mereka bingung apa yang harus mereka lalukan atau tidak tahu harus berkata apa. Mereka mungkin tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, apa yang harus dosen lakukan pada situasi ini Biarkan mereka menemukan jalan keluarnya sendiri atau diberikan petunjuk yang membantunya? Jika kita memilih langkah kedua berarti kita bertindak sebagai pembisik. c. Participant (peserta) Dalam aktivitas role play atau diskusi kelompok terkadang dosen hanya mengamati dan membiarkan kegiatan berlangsung tanpa ikut terlibat didalamnya, diakhir kegiatan baru memberikan masukan atau mengoreksi kesalahan yang dilakukan siswa. Bagaimanapun, ada saat dimana dosen terlibat langsung dalam kegiatan bukan hanya sebagai dosen namun sebagai peserta dengan segala hak yang dimilikinya. d. Resource (sumber) Ada kegiatan yang tidak terlalu memerlukan keterlibatan dosen misalnya dalam kelas menulis (writting) ketika siswa harus menulis sesuatu untuk presentasi mereka. Dalam kegiatan ini dosen tetap bisa berperan sebagai sumber yang bisa mereka tanya bila mereka menemukan kesulitan. e. Tutor (pembimbing) Ketika mahasiswa melakukan kegiatan yang memerlukan waktu yang lama, dosen bisa memberikan petunjuk secara perkelompok. Dalam hal ini dosen menggabungkan peran sebagai pembisik dan sumber atau dengan kata lain sebagai tutor / pembimbing. 6.Prosedur pembelajaran reading (membaca) Banyak dosen membagi kelas membaca (reading) kedalam kategori; membaca untuk mendapatkan informasi khusus, membaca sebagai tugas, membaca untuk memperoleh pemahaman secara umum, dan membaca untuk mendapatkan pemahaman khusus dan detail.15
15
Harmer, Jeremy. op. cit. p 193-206.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
30
White (dalam McDonough dan Shaw) membuat beberapa saran mengenai langkah atau prosedur dalam pembelajaran membaca, yaitu;16 Langkah 1; menimbulkan ketertarikan dan motivasi mahasiswa dengan mengaitkan topik dari teks yang dibaca dengan pengalaman mereka atau pengetahuan yang sudah mereka ketahui. Berikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan teks untuk membantu mereka. Langkah 2; memberikan poin-poin apa yang harus mereka cari dalam teks, atau tanya mereka untuk memberikan poin apa yang harus dicari. Langkah 3; setelah membaca, ajak siswa untuk mendiskusikan jawabannya. Langkah 4; kembangkan kedalam bentuk tulisan dengan menggunakan informasi yang diperoleh dengan tujuan lain. III. Hasil Pengamatan 3.1. Deskripsi Data Pengamatan a. Keadaan fisik kampus Kampus STIE Pariwisata Internasional berlokasi di Jalan Raya Kalimalang no. 2A. Jakarta Timur. Gedung perkuliahan terdiri dari 3 lantai dilengkapi dengan fasilitas AC disetiap ruangan; perpustakaan, lab komputer, ruang praktek , dan fasilitas lainnya. b. Keadaan personil kampus STIE Pariwisata Internasional dipimpin oleh seorang ketua dibantu oleh tiga pembantu ketua, seorang ketua program studi dan staf dosen dengan jenjang pendidikan setara S1, S2, dan S3. c. Keadaan mahasiswa Sebagian besar mahasiswa adalah lulusan dari SMK jurusan Perhotelan dan Usaha Wisata karena jurusan yang ada di STIE Pariwisata Internasional yaitu manajemen Perhotelan dan manajemen Usaha Wisata dengan kompetensi bahasa inggris. d. Aktifitas siswa Sebagai lembaga pendidikan yang berkaitan dengan pariwisata, di STIE Pariwisata Internasional mahasiswa tidak hanya belajar teori tapi juga praktek terutama yang berkaitan dengan mata kuliah jurusan baik yang berkaitan dengan perhotelan maupun usaha wisata. 3.2. Analisis Data Pengamatan
1. Tujuan pembelajaran reading (membaca) Tujuan pembelajaran membaca di STIE Pariwisata Internasional adalah membaca untuk memperoleh pemahaman secara umum dan khusus atau detail dari teks yang dibaca. 2. Bentuk dan fungsi silabus pengajaran reading (membaca) Di STIE Pariwisata Internasional, setiap mata kuliah dilengkapi dengan Lesson Plan ( Satuan Acara Perkuliahan) dan silabus atau kontrak perkuliahan. Demikian pula untuk mata kuliah bahasa inggris yang terdiri dari mata kuliah reading, listening, speaking, dan vocabulary masing-masing telah dilengkapi dengan satuan acara perkuliahan (lesson plan) dan silabus (kontrak perkuliahan) 3. Aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran reading (membaca) Dalam proses pengajaran reading (membaca), mahasiswa melakukan aktivitas seperti; a. menjawab pertanyaan dari dosen secara lisan. b. membaca teks untuk memahami apa yang dibaca. c. menjawab soal yang berkaitan dengan teks. d. berdiskusi secara berkelompok. e. mengerjakan tugas atau latihan yang berkaitan dengan teks. 4. Peran dosen dalam pembelajaran reading (membaca) Dalam pengajaran reading (membaca), dosen berperan sebagai controller (pengontrol) dan Resource (sumber) karena selain memberikan perintah atau petunjuk apa yang harus dilakukan mahasiswa juga sebagai tempat bertanya jika mahasiswa menemukan kesulitan misalnya menemukan kata-kata yang sulit. 5. Prosedur pembelajaran reading (membaca) Dalam proses pengajaran, dosen mengajarkan teks bertema baru dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut; a. menanyakan pendapat mahasiswa mengenai topik yang akan dibahas. b. meminta siswa membaca pertanyaan yang terdapat latihan dalam untuk memberikan pengetahuan secara umum yang berkaitan dengan topik. c. meminta mahasiswa untuk membaca teks. d. meminta mahasiswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam latihan. e. mendiskusikan jawaban mahasiswa.
McDonough, Jo, dan Shaw, Christopher, p. 113.
16
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
31
3.3. Pembahasan 1. Tujuan pembelajaran reading (membaca) Tujuan pembelajaran membaca yang ditetapkan di STIE Pariwisata Internasional berkaitan dengan keterampilan yang harus dikuasai mahasiswa untuk memahami bacaan bahasa inggris baik secara umum maupun khusus. Banyak buku ekonomi yang ditulis dalam bahasa inggris sehingga dengan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami bacaan bahasa inggris, diharapkan dapat membantu mereka memahami mata kuliah lainnya misalnya mata kuliah ekonomi. 2. Bentuk dan fungsi silabus pengajaran reading (membaca) Bentuk silabus yang digunakan di STIE Pariwisata Internasional pada dasarnya memiliki bentuk dan fungsi yang sama, hanya menggunakan istilah yang berbeda yaitu Kontrak Perkuliahan. Kontrak Perkuliahan berisi informasi mengenai; tujuan pembelajaran, jumlah tatap muka dan materi dalam satu semester, sistem penilaian, tugas, dan daftar pustaka yang digunakan. Kontrak Perkuliahan dibuat oleh dosen atau oleh tim dosen yang mengajar. 3. Aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran reading (membaca) Aktivitas mahasiswa yang dilakukan selama pengajaran mata kuliah reading (membaca) sudah sesuai dengan prosedur atau langkah pembelajaran reading (membaca) namun sebenarnya dapat ditingkatkan dengan mengajarkan bagaimana strategi membaca yang lebih efektif seperti strategi membaca Skimming dan Scanning. “Skimming is reading quickly to find main ideas. It is like going into an attic and quickly looking around. In skimming your focus is wide. When you skim, you can skip some words”.17 ( Skimming adalah membaca dengan cepat untuk menemukan gagasan utama. Hal ini seperti melihat sekilas. Dalam Skimming fokus kita luas. Ketika kita melihat sekilas, kita dapat mengabaikan beberapa kata). Skimming adalah strategi membaca untuk mendapatkan gagasan utama dari bacaan, hal tersebut sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran di STIE Pariwisata Internasional. Strategi membaca kedua adalah Scanning yang bertujuan untuk mendapatkan informasi khusus dari bacaan. “ Scanning, or reading quickly, is something you already know how to do. It’s what you do when you look for a
17
Atkinson, Rhonda Holt, and, Longman, Debbie Guice, p. 172.
name in a phone book, for example.”18 (Scanning, atau membaca cepat, adalah sesuatu yang sudah diketahui, misalnya mencari nama dalam buku telepon). Sama halnya dengan Skimming, Scanning pun merupakan tujuan pembelajaran lainnya di mata kuliah reading (membaca). 4. Peran dosen dalam pembelajaran reading (membaca) Peran dosen dalam pengajaran reading (membaca) di STIE Pariwisata Internasional adalah sebagai controller (pengontrol) dan Resource (sumber) yang memberikan perintah pada mahasiswa apa yang harus mereka lakukan selain itu dosen juga sebagai sumber yang dapat ditanya mahasiswa jika mereka menemukan kesulitan. Peran dosen dalam pembelajaran berfungsi untuk membantu mahasiswa untuk memahami materi yang mereka pelajari sehingga sebagai dosen selayaknya meningkatkan perannya. Kalau peran dosen dalam pembelajaran reading yang dilakukan selama ini hanya sebagai controller (pengontrol) dan Resource (sumber) maka dapat ditingkatkan menjadi prompter (pembisik) yang memberikan petunjuk apa yang seharusnya mahasiswa lakukan, participant (peserta) artinya terlibat langsung dalam aktivitas mahasiswa. dan atau tutor (pembimbing). 5. Prosedur pembelajaran reading (membaca) Prosedur pembelajaran reading yang dilakukan dosen selama ini telah menggunakan metode SQ3R yang artinya; pada langkah pertama, dosen bertanya sesuatu pada mahasiswa yang berkaitan dengan topik yang akan dibicarakan dengan maksud untuk mengetahui pengetahuan awal (schemata) mahasiswa terhadap topik yang dibicarakan. “Another major contribution to our knowledge of reading, with many implications for the classroom, is provided by Schemata theory.This particular term to explain how the knowledge that we have about the world is organized into interrelated patterns based on our previous knowledge and experience.”19 (kontribusi penting lainnya terhadap pengetahuan membaca, dengan berbagai implikasi didalam kelas adalah teori skemata. Istilah ini digunakan untuk menjelaskan 18
Atkinson, Rhonda Holt, and, Longman, Debbie Guice, p. 196. 19 McDonough, Jo, dan Shaw, Christopher, p. 107.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
32
bagaimana pengetahuan umum yang kita miliki terhubung dengan pola tertentu berdasarkan pengalaman kita dimasa lalu). Langkah kedua, meminta siswa membaca pertanyaan yang terdapat dalam latihan untuk memberikan pengetahuan secara umum yang berkaitan dengan topik. Langkah pertama dan kedua berkaitan dengan pengetahuan awal mahasiswa (schemata). Langkah ketiga, mahasiswa membaca teks dalam hal ini dapat dikembangkan dengan mengajari strategi Skimming dan Scanning. Langkah keempat, membiarkan mahasiswa untuk menjawab pertanyaanpertanyaan dalam teks dan kemudian dilanjutkan dengan langkah kelima yaitu mendiskusikan jawaban yang benar dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dapat kita tambahkan langkah keenam yang menyempurnakan strategi SQ3R menjadi SQ4R yaitu dengan menambahkan R yang terakhir wRite atau menulis. Dalam langkah ini mahasiswa diminta untuk membuat tulisan dengan menggunakan topik yang sama dari teks yang dibaca dengan tujuan yang berbeda. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dalam pembelajaran membaca (reading), diperlukan beberapa persiapan diantaranya metode pengajaran, materi pengajaran yang menarik, rancangan pembelajaran selama satu semester, yang kesemuanya ini ditujukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan yaitu meningkatkan kemampuan pemahaman bacaan bahasa inggris mahasiswa. B. Saran Dari hasil pengamatan, ada beberapa saran yang disampaikan, yaitu; 1. Mengajarkan strategi membaca Skimming dan Scanning untuk lebih meningkatkan kemampuan membaca. 2. Menambahkan satu langkah dalam prosedur pengajaran membaca (reading) yaitu membuat tulisan yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan. DAFTAR PUSTAKA Atkinson, Rhonda Holt, and, Longman, Debbie Guice. Reading Strategies for Today’s College Student. Boston: Thomson Wadsworth. 2006. Barbara J. Walker, Diagnostic Teaching of Reading: Techniques for Instruction and Assessment. New York: Macmillan Publishing Company. 1992.
Brown, H. Douglas. 2000. Principles of Language Learning and Teaching. New Yersy: Prentice-Hall, Inc. Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta. Dardjowidjoyo, Soenjono. 2008. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Ells, Rod. 1985. Understanding Second Language Acquisition. Oxford University Press. Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & kualitatif. Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2007. Hadley, Alice Omaggio.2001. Teaching Language in Contex. Boston: Thomson Heinley. Harmer, Jeremy. The Practice of English Language Teaching new edition.New York: Longman Handbook for Language Teachers. 1991. Harmer, Jeremy. The Practice of English Language Teaching fourth edition .New York: Longman Handbook for Language Teachers. 2007. Kushartanti, Untung Yuwono, Multamia RMT lauder. 2007. Pesona Bahasa :langkah awal memahami linguistik.Jakarta: PT. Gramedia. Krashen, Stephen D. 1981. Principles and Practice in Second Language Learning .Prentice-Hall International, London Longman Dictionary of English Language and Culture. Harlow: Longman Group UK Limited. 1992 P. 1343. McDonough, Jo, and Shaw, Christopher. Materials and Methods in ELT. Cambridge: Blackwell Publishers. 1993. Rivers. W. dan M. Temperly. A Practical Guide to the Teaching of English as a Foreign or Second Language. New York: Oxford University Press. 1978. Spradley, James P. Participant Observation. New York: Holt, Renehart and Winston, 1980. Tarigan, H.G. Pengajaran Kompetensi Bahasa. Jakarta: Dep dik bud. 1989.
Majalah Ilmiah Panorama Nusantara, edisi VII, Juli - Desember 2009
33