LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU KIMIA DI KABUPATEN BULELENG Dibiayai dariDaftar isian pelaksanaan Anggaran (DIPA) Undiksha Tahun 2013 No. 023.04.2.552581/2013Revisi 2 Tanggal 01 Mei 2013
OLEH: Prof. Dr. I Wayan Redhana, M.Si./NIDN:0025036506 Dr. I Made Kirna, M.Si./NIDN:0031126443 Dr. I Nyoman Suardana, M.Si./NIDN: 0023116603 Prof. Drs. I Wayan Subagia, M.App.Sc., Ph.D./NIDN:0020126201
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMUA PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2013
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2013 : Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah bagi Guru-guru Kimia di Kabupaten Buleleng
1. Judul Kegiatan 2. Ketua Tim a. Nama b. Jenis kelamin c. NIP d. Pangkat/Golongan e. Jabatan f. Alamat Kantor g. Telp/Faks/E-mail h. Alamat Rumah i. Telp/Faks/E-mail 3. Anggota Tim a. Jumlah Anggota b. Nama Anggota I/Bidang Keahlian c. Nama Anggota II/Bidang Keahlian d. Nama Anggota III/Bidang Keahlian 4. Lokasi Kegiatan/Mitra a. Wilayah Mitra b. Kabupaten c. Propinsi d. Jarak PT ke Lokasi Mitra 5. Luaran yang Dihasilkan 6. Jangka Waktu Pelaksanaan 7. Biaya Total a. Sumber dari DIPA b. Sumber lain, sebutkan . . . . . .
: : : : : : : : :
Prof. Dr. I Wayan Redhana, M.Si. Laki-laki 196503251991031001 Penata Tk. I/IVb Guru Besar Jalan Udayana Singaraja Jalan Pantai Indah Gg. II/15, Singaraja. 08124687477/
[email protected]
: : : : :
3 (tiga) orang Dr. I Made Kirna, M.Si./Teknologi Pembelajaran Dr. I Nyoman Suardana, M.Si./Pend. IPA Prof. Dr. I Wayan Subagia, M.App.Sc., PhD./Pend. IPA
: : : : : : :
Kabupaten Buleleng Buleleng Bali 23 km Artikel ilmiah 6 bulan
: : Rp. 7.500.000,00 (lima juta rupiah) :
Singaraja, 6 November 2013 Ketua Tim,
Mengetahui, Dekan Fakultas MIPA
Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si. NIP. 195812311986011005
Prof. Dr. I Wayan Redhana, M.Si. NIP. 196503251991031001
Menyetujui, Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. I Ketut Suma, M.Si. NIP. 195801011984031003 ii
RINGKASAN
Tujuan kegiatan P2M ini adalah menghasilkan produk berupa artikel ilmiah yang siap diterbitkan dalam Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia (JPKimIa). Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan pelatihan penulisan artkel ilmiah kepada guru-guru kimia yang tergabung dalam MGMP Kimia Kabupaten Buleleng. Kegiatan pelatihan yang dilakukan meliputi berkoordinasi dengan MGMP Kimia Kabupaten Buleleng mengenai jadwal dan tempat pelaksanaan P2M, pelatihan pencarian informasi atau browsing internet, pembekalan penulisan artikel ilmiah, pelatihan menganalisis artikel jurnal yang telah dipublikasikan, dan pembuatan artikel ilmiah. Jumlah peserta kegiatan sebanyak 30 orang guru-guru kimia. Hasil-hasil kegiatan P2M ini dapat diuraikan sebagai berikut. Guru-guru kimia sangat antusias mengikuti pelatihan P2M. Mereka mengetahui kekurangan mereka selama ini bahwa mereka menulis tidak mendasarkan pada kaedah tata tulis karya ilmiah. Namun, diakui bahwa mereka masih mengalami kesulitan menuangkan ide-ide ke dalam tulisan. Terbukti bahwa tidak ada artikel yang dikumpulkan oleh guru-guru kimia sampai dengan akhir kegiatan P2M ini untuk diterbitkan dalam JPKimIa. Walaupun demikian, keterampilan menulis tidak bisa dikuasai dalam waktu singkat. Hasil dari kegiatan P2M ini akan tampak dalam waktu yang cukup lama.
iii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas karunianya kami berada dalam keadaan sehat walafiat sehingga dapat melaksanakan tugas-tugas negara, termasuk tugas melaksanakan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini. Kegiatan P2M ini berlangsung selama enam bulan. Kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar yang dihadiri oleh 30 orang guru-guru kimia yang tergabung dalam MGMP Kimia Kabupaten Buleleng, walaupun jumlah produk artikel yang dihasilkan masih terbatas. Melalui kesempatan yang baik ini, kami mengucapkan terima kasih yang setinggitinggi kepada Yang Terhormat: 1) Rektor Universitas Pendidikan Ganesha yang telah mengalokasi anggaran untuk kegiatan P2M. 2) Kepala Lembaga Pengabdian pada Masyarakat yang telah menyetujui proposal P2M ini untuk didanai. 3) Dekan FMIPA Undiksha selaku pimpinan FMIPA. 4) Kepala SMAN 1 Singaraja yang telah memberikan pinjaman tempat pelaksanana P2M. 5) Guru-guru kimia yang tergabung dalam MGMP Kimia Kabupaten Buleleng yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini. Penulis menyadari bahwa kegiatan P2M ini masih banyak yang perlu disempurnakan. Oleh karena itu, masukan dari para pembaca sangat penulis harapkan. Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru.
Singaraja, 6 November 2013 Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................. ii RINGKASAN ...................................................................................................................... iii PRAKATA .......................................................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................................ v BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 A. Analisis Situasi ............................................................................................................. 1 B. Permasalahan ................................................................................................................ 4 C. Tujuan Kegiatan ............................................................................................................ 6 D. Manfaat Kegiatan.......................................................................................................... 6 E. Khalayak Sasaran Strategis ........................................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................. 8 A. Browsing Internet ......................................................................................................... 8 B. Penulisan Artikel Ilmiah ............................................................................................. 12 C. Pedoman Penulisan Artikel pada Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia (JPKimIa) ..... 21 BAB III METODE KEGIATAN ...................................................................................... 28 A. Gambaran Lokasi Kegiatan ........................................................................................ 28 B. Tim Pelaksana dan Mmasing-masing Anggota .......................................................... 28 C. Masyarakat/Kelompok Sasaran .................................................................................. 28 D. Kerangka Pemecahan Masalah ................................................................................... 29 E. Metode Pelaksanaan Kegiatan .................................................................................... 29 F. Rancangan Evaluasi .................................................................................................... 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 33 A. Gambaran Hasil Pelaksanaan Kegiatan ...................................................................... 33 B. Keberhasilan ............................................................................................................... 34 C. Gambaran Keberlanjutan Khalayak Sasaran .............................................................. 35 BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 36 A. Simpulan ..................................................................................................................... 36 B. Saran-saran .................................................................................................................. 36 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 37 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................ 38
v
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Oleh karena itu, peranan guru dalam memajukan pendidikan dan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting dan strategi. Mengingat pentingnya peranan guru dalam memajukan pendidikan nasional dan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, guru yang berkualitas di masa sekarang dan di masa yang akan datang mutlak diperlukan. Untuk itu, pemerintah melalui Menteri Negara Pendayaan Aparatur Negara mengeluarkan Permenegpan Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Angka Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Unsur dan subunsur kegiatan guru yang dinilai angka kreditnya meliputi pendidikan, pembelajaran/ pembimbingan, pengembangan keprofesian berkelanjutan, dan penunjang. Pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi subunsur pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Publikasi ilmiah dapat meliputi publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal dan publikasi buku teks pelajaran. Pada Pasal 16 Ayat (2) dinyatakan bahwa “Untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi dari guru pertama, pangkat penata muda, golongan ruang IIIa sampai dengan guru utama, pangkat pembina utama, golongan ruang IVe wajib melakukan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang meliputi subunsur pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif.” Peraturan ini mulai berlaku 1 Januari 2011. Ini mengisyaratkan kepada kita bahwa guru-guru harus melakukan pengembangan diri jika mengusulkan kenaikan jabatan/pangkat. Salah satu pengembangan diri yang dapat dilakukan oleh guru-guru adalah dengan membuat karya ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.
1
Untuk membantu guru-guru kimia alumni Jurusan Pendidikan Kimia dalam mempublikasikan hasil-hasil penelitian atau gagasan pemikiran kritisnya, Ikatan Alumni Jurusan Pendidikan Kimia (IKA-Kim) FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) membuat suatu wadah komunikasi ilmiah yang berupa jurnal ilmiah. Jurnal ini kemudian diberi nama Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia (disingkat JPKimIa). Dalam perkembangannya, keberadaan jurnal ini tidak hanya untuk menampung hasil-hasil penelitian dari guru-guru kimia alumni Jurusan Pendidikan Kimia Undiksha, tetapi juga untuk mempublikasikan karya dari seluruh peneliti, praktisi, pemerhati pendidikan, dan pengembang kurikulum, khususnya dalam bidang pendidikan kimia. Melalui media komunikasi berupa JPKimIa ini, para peneliti dan praktisi dalam bidang pendidikan kimia dapat menyebarluaskan hasil-hasil penelitian dan gagasannya kepada masyarakat ilmiah sehingga masyarakat ilmiahdapat mengimplementasikan hasil-hasil penelitian atau gagasan kritis tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan di negara kita. Selain oleh guruguru kimia, hasil-hasil penelitian yang dipublikasikan dalam JPKimIa ini juga dapat dimanfaatkan oleh semua pemangku kepentingan, termasuk dinas pendidikan dan perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. JPKimIa terbit dua kali setahun, yaitu periode April dan Oktober. Setiap terbitan memerlukan sekitar 10 artikel. Untuk memperoleh jumlah 10 artikel setiap terbitan atau nomor tentu bukan pekerjaan yang mudah. Memang ada kebijakan di Jurusan Pendidikan Kimia bahwa kekurangan artikel akan dipenuhi dari artikel skripsi mahasiswa S1. Selain itu, kekurangan artikel setiap terbitan akan di-back up oleh artikel dari dosen-dosen di Jurusan Pendidikan Kimia. Kenyataannya, jumlah artikel yang diharapkan dari guru-guru kimia alumni Jurusan Pendidikan Kimia sangat kurang. Apa yang menjadi harapan ketika JPKimIa di bentuk yaitu mewadahi hasil-hasil penelitian atau gagasan dari guru-guru kimia, tidak dapat terpenuhi. Dari dua nomor yang sudah terbit, kebanyakan tulisan berasal dari dosen-dosen dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia yang telah menyelesaikan skripsi. Jurusan Pendidikan Kimia memang mewajibkan kepada mahasiswa agar membuat artikel hasil penelitian dari skripsinya. Artikel inilah yang sementara menjadi penopang pemenuhan artikel JPKimIa. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Surat Edaran Nomor 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah.Isi surat edaran tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, untuk lulus program 2
sarjana, mahasiswa harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah. Kedua, untuk lulus program magister, mahasiswa harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional, diutamakan yang terakreditasi Dikti. Ketiga, untuk lulus program doktor, mahasiswa harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal internasional.Ketentuan ini merupakan pemecahan atas masalah paceklik publikasi ilmiah. Pemerintah berasumsi bahwa pengejaran kuantitas publikasi ilmiah dapat dijadikan indikasi peningkatan kualitas karya ilmiah. Berkaitan dengan surat edaran tersebut, mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia telah memiliki wadah untuk menerbitkan artikel skripsinya dalam JPKimIa (Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia). Oleh karena itu, kehadiran JPKimIa ini juga merupakan solusi bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia yang mungkin sulit menerbitkan artikelnya hasil penelitian skripsinya. Ini berarti, JPKimIa tidak akan kekurangan artikel untuk setiap terbitan, paling tidak disuplai oleh artikel dari hasil penelitian skripsi mahasiswa di Jurusan Pendidikan Kimia. Namun, jurnal yang baik adalah jurnal yang mempublikasikan artikel yang berasal dari luar. Dengan kata lain, jurnal tidak hanya memuat artikel dari dalam atau kalangan sendri (Jurusan Pendidikan Kimia Undiksha), tetapi juga memuat artikel dari luar. Salah satu syarat jurnal agar bisa diakreditasi oleh Dikti adalah artikel yang dimuat paling tidak 60% berasal dari luar. Ini tentu pekerjaan yang tidak mudah. Untuk dapat memenuhi kebutuhan artikel yang berasal dari luar, pihak pengelola perlu melakukan sosialisasi JPKimIa kepada penulis luar. Untuk hal ini, sosialisasi telah dilakukan kepada guru-guru kimia yang ada di propinsi Bali, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur ketika rapat IKA-Kim. Pengelola juga telah melakukan sosialisasi JPKimIa ke universitas di luar Undiksha, seperti Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Sriwijaya dengan cara mengirimkan contoh terbitan JPKimIa kepada salah satu dosen di universitas tersebut dan mengimbau dosen yang bersangkutan menulai artikel dan agar mengarahkan mahasiswanya menulis artikel di JPKimIa. Pengelola juga telah membuat web JPKimIa di web Undiksha.Namun, karena JPKimIa belum terakreditasi, para penulis masih enggan memasukkan artilkel atau tulisannya. Penulis luar yang paling layak disasar adalah guru-guru kimia alumni Jurusan Pendidikan Kimia Undiksha yang ada di propinsi Bali. Namun, secara umum kemampuan guru-guru kimia menulis artikel ilmiah masih sangat rendah. Untuk itu, melalui kegiatan 3
Pengabdian pada Masyarakat (P2M) ini, pengelola memberikan pelatihan tentang penulisan artikel ilmiah bagi guru-guru kimia. Mengingat jangkauan dan jumlah guru-guru kimia yang sangat banyak, kegiatan pelatihan ini dilakukan secara bertahap, yaitu setiap tahunnya dilaksanakan pelatihan di satu kabupaten/kota. Pada tahun 2011, kegiatan pelatihan penulisan artikel bagi guru-guru kimia ini telah dilakukan di kabupaten Gianyar. Dari kegiatan di kabupaten Gianyar ini telah dihasilkan dua artikel yang telah terbit di JPKimia. Untuk tahun 2012 ini, kegiatan P2M tentang pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi guru-guru kimia dilaksanakan di kabupaten Karangasem. Sementara itu, kegiatan pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi guru-guru kimia pada tahun 2013 ini akan dilaksanakan di kabupaten Buleleng.
B. Permasalahan Kemampuan guru-guru kimia yang ada di kabupaten Buleleng dalam menulis karya ilmiah secara umum masih sangat rendah, walaupun diakui bahwa beberapa guru-guru kimia telah memiliki kemampuan menulis karya ilmiah yang cukup memadai. Dua orang guru di kabupaten Buleleng yang cukup aktif menulis adalah I Gede Putra Adnyana, S.Pd. M.Pd. (Guru SMAN 2 Busungbiu) dan Drs. I Wayan Soma (Guru SMAN 4 Singaraja). Mereka cukup intensif mengirim tulisan ke redaksi JPKimIa. Drs. I Wayan Soma juga merupakan guru teladan tingkat kabupaten Buleleng pada tahun 2009. Namun, keberhasilan beberapa orang guru kimia ini tidak diikuti oleh guru kimia lainnya. Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi berkaitan dengan rendahnya kemampuan guru-guru kimia di kabupaten Buleleng menulis artikel ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, guru-guru kimia kurang memiliki sumber-sumber informasi, seperti buku dan jurnal. Hal ini dikemukakan oleh beberapa orang guru kimia bahwa mereka tidak memiliki buku atau jurnal sehingga mereka tidak dapat mendukung tulisannya dengan teori-teori yang ada. Demikian juga perpustakaan yang ada di daerah di daerah tidak menyediakan jurnal ilmiah yang memadai untuk mendukung tulisan ilmiah yang dibuat oleh guru-guru. Walaupun mereka tidak memiliki sumber informasi yang memadai, mereka sesungguhnya dapat mengakses atau melakukan browsing informasi di internet. Asalkan mereka dapat menuliskan kata-kata kunci dengan tepat, mereka akan memperoleh informasi dimaksud dengan cepat. Beberapa sekolah terutama Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) telah memiliki jaringan internet di sekolahnya. Namun, mereka belum bisa memanfaatkan jaringan internet ini secara maksimal karena mereka 4
kebingungan atau tidak mengetahui cara mengangkses informasi dengan cepat dan tepat. Akibatnya, mereka seperti ayam bertelur di padi, namun mati kelaparan. Artinya, fasilitas internet sudah tersedia, namun mereka belum bisa memanfaatkan fasilitas internet tersebut secara optimal. Kedua, guru-guru kimia umumnya tidak memiliki hasil penelitian atau gagasan untuk ditulis. Hal ini sangat berkaitan dengan masalah pertama, yaitu kurangnya tersedia sumber informasi berupa buku dan jurnal tentang pendidikan. Walaupun guru-guru kimia tidak memiliki hasil penelitian untuk ditulis, mereka dapat menulis gagasan inovatifnya. Gagasan ini dapat diperoleh dari membaca hasil-hasil penelitian atau gagasan pemikiran orang lain. Masalah utama adalah mereka malas membaca materi yang berkaitan dengan pendidikan kimia. Ketiga, kemampuan guru-guru kimia dalam menulis atau menuangkan ide dalam tulisan secara umum masih sangat rendah. Guru-guru kimia umumnya tidak terbiasa menulis. Pekerjaan menulis, dalam hal ini artikel ilmiah, memerlukan latihan dan kebiasaan. Keterampilan menulis ini tidaklah dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui proses pembelajaran dan latihan. Orang memiliki keterampilan menulis artikel ilmiah karena mereka berlatih menulis artikel. Hasil tulisannya pasti kurang baik pada awal mereka belajar menulis. Seiring dengan waktu dan latihan yang keras dan sungguhsungguh, mereka akan dapat melahirkan artikel berkualitas. Terakhir, guru-guru kimia tidak memahami aturan tata tulis ilmiah dalam jurnal ilmiah. Mereka membuat judul sangat panjang, bahkan mereka mengkopi judul penelitian menjadi judul artikel. Masalah lainnya adalah pembuatan abstrak. Mereka membuat abstrak lebih dari 200 kata, bahkan satu halaman dengan spasi tunggal. Demikian juga dengan jumlah kata-kata kunci. Mereka membuat lebih dari lima kata-kata kunci. Pada bagian pendahuluan, mereka menguraikan terlalu panjang lebar teori dan mereka sering mengambil kalimat atau paragraf dari buku atau tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Di samping itu, tulisan yang dibuat oleh guru-guru kimia sering tidak berkaitan antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain. Sementara itu pada metode penelitian, mereka menulis desain penelitian tidak jelas. Untuk bagian hasil dan pembahasan mereka tidak menyajikan hasil secara ringkas. Rata-rata tidak disertai dengan standar deviasi. Demikian juga sering terjadi penyajian ganda, data yang sama disajikan dalam berbagai bentuk. Artinya, data sudah disajikan dalam bentuk tabel, juga disajikan dalam bentuk grafik. Dalam hal pembahasan, guru-guru tidak membahas temuan secara mendalam, 5
melainkan menarasikan temuan atau hasil secara panjang lebar. Demikian juga guru-guru kurang membandingkan temuannya dengan temuan lain yang dihasilkan oleh peneliti lain. Kondisi di atas akan menjadikan guru-guru kimia sebagai konsumen ide, bukan sebagai produsen ide. Guru-guru kimia hendaknya dapat menghasilkan ide-ide atau gagasan inovatif yang dapat dibagi (di-sharing) kepada sesama profesi. Jika setiap orang guru kimia dapat menghasilkan ide-ide inovatif dan membaginya kepada guru-guru kimia lain, maka ide-ide tersebut akan dapat dimiliki oleh guru-guru lain. Dengan kata lain, proses berbagi (memberi dan menerima) akan dapat berlangsung dengan baik. Inilah yang sesungguhnya disebut sebagai masyarakat ilmiah dan masyarakat belajar (learning community). Luaran yang diharapkan dari kegiatan P2M ini adalah artikel ilmiah yang siap dipublikasikan dalam JPKimIa. Dengan demikian, rumusan permasalahan yang akan dicari jawabannya setelah guru-guru kimia mengikuti kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut. 1) Berapa jumlah produk artikel ilmiah yang dapat dihasilkan oleh guru-guru kimia di kabupaten Buleleng yang siap dipublikasikan dalam JPKimIa? 2) Bagaimana kualitas artikel ilmiah yang dihasilkan oleh guru-guru kimia di kabupaten Buleleng?
C. Tujuan Kegiatan Tujuan dari kegiatan P2M ini adalah untuk: 1. melatih guru-guru kimia mengakses informasi di internet; 2. membekali guru-guru kimia dengan pengetahuan tentang penulisan artikel ilmiah; 3. melatih guru-guru kimia menulis artikel ilmiah; 4. menghasilkan artikel ilmiah yang akan diterbitkan dalam JPKimIa.
D. Manfaat Kegiatan Manfaat dari kegiatan P2M dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Guru-guru kimia khususnya di kabupaten Bulelengdiharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan menulis artikel ilmiah. Pengetahuan dan keterampilan ini juga dapat dimanfaatkan oleh guru-guru untuk membimbing karya ilmiah siswa disekolahnya masing-masing. 2. Dihasilkannya artikel ilmiah dalam bidang pendidikan kimia yang siap diterbitkan dalam JPKimIa sehingga keberlangsungan terbit dari JPKimIa ini dapat dipertahankan. 6
Di samping itu, dengan tersedianya artikel dalam jumlah yang memadai, pengelola JPKimIa dapat menyeleksi artikel yang ada sehingga artikel yang dimuat atau diterbitkan memiliki kualitas yang baik.
E. Khalayak Sasaran Strategis Sasaran dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah guru-guru kimia yang ada di Kabupaten Buleleng. Pemilihan khalayak sasaran ini didasarkan atas di kabupaten Buleleng banyak terdapat guru-guru kimia yang potensial menulis artikel, walaupun ditemukan juga kebanyakan guru-guru kimia di kabupaten Buleleng ini tidak memiliki kemampuan menulis karya ilmiah yang memadai. Selain itu, guru-guru kimia di kabupaten Buleleng sudah banyak yang bergelar master (telah menyelesaikan pendidikan S2). Dengan demikian, mereka telah memiliki hasil penelitian yang berupa tesis. Sebagian dari tulisan dalam tesis ini dapat ditulis menjadi artikel yang akan dimuat dalam JPKimIa.
7
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Browsing Internet Kita dapat memasang internet di rumah dengan menggunakan layanan speedy, jika kita memiliki sambungan telpon atau membeli paket modem dengan operator penyedia jasa layanan internet atau pergi ke warung internet. Kita dapat mulai mencari informasi yang kita inginkan dengan mengklik Internet Explorer, Mozila Firework, Google Crome, atau Opera sehingga kita akan tersambung ke mesin pencari (search engine), misalnyagoogle. Google merupakan mesin pencari yang paling populer dan paling banyak digunakan di seluruh dunia. Sebenarnya masih banyak mesin pencari yang lain, seperti yahoo dan altavista. Untuk lebih mudahnya kita menggunakan mesin pencari google. Setelah kita mengklik Internet Explorer atau Mozila Firework, kita selanjutnya akan masuk ke dalam situs google, seperti pada gambar di bawah (Anonim, 2010, Keduax, 2011).
Pada spacegoogle kita dapat mengetikkan informasi yang ingin kita cari, misalnya keterampilan berpikir kritis. Selanjutnya akan muncul list atau daftar artikel yang mengandung informasi yang kita cari.
8
Kemudian, kita dapat membaca informasi singkat yang tersedia pada bagian bawah dari masing-masing judul artikel. Berdasarkan informasi singkat ini kita dapat memilih artikel mana yang paling relevan dengan informasi yang kita cari, misalnya kita klik “[PDF] MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA.” [PDF] menunjukkan bahwa file yang dibuka berupa file PDF, hanya dapat dibaca, tetapi tidak dapat diedit. Hasilnya akan tampak pada gambar berikut.
Klik OK. Selanjutnya akan muncul:
9
Klik Open with ..., selanjutnya akan muncul:
Selanjutnya klik OK untuk memunculkan isi artikel. Jika informasi yang anda ingin cari lebih spesifik anda dapat menggunakan menu google lanjutan, klik penelusuran lanjutan pada situs google.com, maka akan muncul:
10
Ketik kata atau frasa yang diinginkan kemudian pilih format yang diinginkan. Misalnya anda mengetik informasi yang anda cari adalah titrasi asam basa dalam format flash, maka akan muncul artikel berikut.
11
Misalnya anda klik artikel [FLASH] pustekkom 2005 Asam Basa dan pH Larutan ..., kemudian akan muncul:
Kemudian simpan file di atas. Anda juga dapat menggunakan mesin pencari Yahoo. Masuk ke situs yahoo.com. Padal bagian search ketik informasi yang dicari kemudian klik Web Search. Langkah selanjutnya sama seperti diuraikan di atas.
B. Penulisan Artikel Ilmiah Ketika kita hendak menerbitkan tulisan kita dalam suatu jurnal ilmiah. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah pedoman penulisan yang digunakan pada jurnal yang kita pilih (Tanjung & Ardial, 2010). Tiap jurnal sering mempunyai sedikit perbedaan dalam hal pedoman penulisannya. Oleh karena itu, pencermatan terhadap pedoman penulisan yang digunakan oleh jurnal bersangkutan harus dilakukan. Kita harus membaca pedoman penulisan artikel dengan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan. Informasi umum yang diberikan dalam panduan atau pedoman penulisan itu adalah format penulisan (ukuran dan jenis kertas, spasi, penomoran halaman, jumlah baris per halaman, margin dan penomoran setiap baris tulisan), penulisan title page (judul artikel, penulis berserta alamatnya, alamat korespondensi dan permintaan reprint), dan penulisan badan artikel. Kita harus memperhatikan format pada jurnal terpilih. Sering terjadi editor menolak suatu artikel ilmiah dikarenakan tulisan tersebut tidak memenuhi persyaratan format yang telah ditentukan. Oleh sebab itu, sekali lagi format harus dicermati.
12
Hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah ukuran dan jenis kertas. Pada umumnya ukuran yang digunakan adalah A4 atau letter dengan berat 80 gram. Setelah itu, perhatikan ukuran spasi (biasanya 2 spasi), ukuran marjin kiri, kanan, atas dan bawah (bervariasi tergantung jurnal), ukuran font (paling sedikit 10 point), penomoran halaman (atas atau bawah, kanan, tengah atau bawah), batas jumlah halaman yang diijinkan, jumlah baris per halaman (biasanya 20-25 baris). Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap baris pada setiap halaman diberi penomoran pada sisi kiri kertas. Penomoran baris sangat penting sebagai rujukan bagi reviewer atau editor serta penulis pada waktu memberi jawaban atas ulasan yang diberikan oleh reviewer. Selain itu, perlu diperhatikan boleh tidaknya pemenggalan kata dan penggunaan right justification. Kadang sebuah jurnal juga menentukan jenis huruf yang digunakan.
a. Penulisan Artikel Ilmiah Dalam penulisan artikel ilmiah kita perlu memperhatikan aturan atau pedoman penulisan artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah yang kita akan tuju. Beberapa komponen yang dimuat dalam karya ilmiah (termasuk artikel) berikut dengan penjelasannya telah dipublikasikan oleh beberapa penulis (Santoso, 2010). Selain itu, artikel ilmiah harus ditulis dengan bahasa Indonesia baku (Sugihastuti, 2000; Lima Adi Sekawan, 2009; Anonim, 2010; Chaer, 2011).
1) Penulisan Halaman Judul Pada halaman judul biasaya ditulis judul artikel, nama dan alamat lembaga penulis, dan alamat penulis korespondensi. Cara penulisan halaman judul ini untuk setiap jurnal berbeda-beda. Judul biasanya diminta sesingkat mungkin, tetapi mencerminkan isi dari artikel ilmiah dimaksud. Singkatan biasanya tidak dianjurkan dalam judul. Pada halaman judul ini perlu diperhatikan apakah judul ditulis tebal, miring, huruf kapital atau huruf kecil. Secara umum, judul ditulis paling atas dan di tengah-tengah. Ada jurnal yang menentukan judul dicetak tebal, serta nama dan alamat penulis dicetak miring. Selain itu, perlu diperhatikan penggunaan ukuran huruf. Nama penulis yang dicantumkan biasanya yang benar-benar memberikan kontribusi pada penelitian tersebut. Memang tidak ada patokan yang berlaku. Bisa saja, pencantuman nama penulis tergantung pada kesepakatan di antara penulis. Jika penulis
13
lebih dari satu, maka cantumkan penulis yang bertanggungjawab dalam surat-menyurat. Biasanya penulis atau peneliti senior. Peneliti senior tidak harus sebagai penulis utama. Alamat penulis dalam jurnal adalah lembaga yang betul-betul memberi sumbangan dan ikut ambil bagian dalam penelitian. Sebagai contoh, seorang dosen melanjutkan pendidikan S3 di Universitas Undiksha. Setelah lulus ia pulang kembali ke institusi tempat ia bekerja. Jika ia mempublikasikan hasil penelitiannya, maka alamat penulis adalah Universitas Pendidikan Ganesha. Penulis dapat mencantumkan alamat sekarang (alamat tempat ia bekerja) pada catatan kaki.
2) Abstrak Format abstrak juga bervariasi sehingga kita harus benar-benar teliti membaca pedoman penulisan pada jurnal tersebut yang meliputi format (kapital atau tebal, center atau pada baris baru yang diikuti oleh kalimat pertama abstrak, spasi). Pada umumnya, jurnal meminta abstrak ditulis pada halaman terpisah. Untuk mempermudah, sebaiknya kita memperhatikan contoh artikel terbaru. Secara umum, abstrak ditulis dalam satu paragraf yang berisi tujuan penelitian, materi dan metodologi penelitian, hasil utama penelitian, simpulan dan kata kunci (key words). Jika artikel tersebut berupa tinjauan pustaka, abstrak berisi tentang latar belakang, hasil utama berupa temuan teoritik, simpulan dan kata kunci. Pada abstrak biasanya tidak terdapat pembahasan, tabel, pustaka, sitasi, dan gambar. Singkatan biasanya diperbolehkan dalam abstrak. Abstrak inilah yang biasanya digunakan dalam abstracting yang akan disebarluaskan baik secara elektronik maupun cetak. Oleh sebab itu, kita harus mampu mengungkapkan hasil penelitian kita secara menyeluruh sehingga pembaca bisa menangkap isi artikel tanpa harus mengacu ke artikel yang lengkap. Pembaca yang tertarik biasanya akan mencari artikel lengkapnya. Jumlah kata maksimum dalam abstract umumnya dibatasi antara 100 dan 250 kata. Namun, ada juga jurnal yang memberi batasan sampai dengan 400 kata. Satu kata ditetapkan sebagai kumpulan karakter yang diapit oleh space.Abstractdalam bahasa Inggris ditulis dengan kalimat past tense, dan umumnya tidak diperkenankan lagi mengulangi judul artikel dalam isi abstrak. Abstrak biasanya akan ditutup dengan kata kunci (key words).
14
Kata kunci sangat penting dalam pengindekan artikel. Jika pembaca ingin mencari artikel dengan kata kunci, maka salah satu kata kunci yang kita tulis akan bisa membuka artikel tersebut. Oleh sebab itu, kita harus memilih kata kunci yang paling baik mewakili topik yang dibahas. Jumlah kata kunci bervariasi dari 3 sampai 6. Tata cara penulisan key words bervariasi. Ada jurnal yang menuliskan kata kunci berdasarkan urutan abjad. Ada juga yang berdasarkan urutan dimulai dari kata kunci spesifik sampai dengan kata kunci umum atau sebaliknya. Ada juga yang dimulai dari kata kunci yang paling penting sampai dengan yang kurang penting atau sebaliknya.
3) Pendahuluan Bagian ini mengandung isi sebagai pengantar yang berisi justifikasi penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian. Jika artikel berupa tinjauan pustaka, maka pendahuluan berisi latar belakang yang memuat pentingnya “permasalahan” tersebut diangkat, hipotesis (jika ada) dan tujuan penulisan artikel. Pada bagian ini pustaka hanya dibatasi pada hal-hal yang paling penting. Perlu diperhatikan metode penulisan rujukan sesuai dengan contoh artikel atau ketentuan dalam Instruction for authors. Jumlah kata dalam bagian ini juga kadang dibatasi. Ada juga jurnal yang membatasi jumlah referensi yang dapat disitir pada pendahuluan, yaitu tidak lebih dari tiga rujukan, misalnya. Tidak dibenarkan membahas secara
luas
pustaka
yang
relevan
pada
pendahuluan.
Pada
sebagian
besar jurnal,Introduction ditulis dalam kalimat present tense. Perlu diperhatikan apakah introduction ditulis segera setelah abstract, atau harus pada halaman baru.
4) Metode Penelitian Bagian ini bisa dibagi menjadi beberapa subheading untuk lebih rapi. Pada bagian ini umumnya tidak dibatasi jumlah kata atau panjang tulisan sehingga kita akan lebih leluasa menjelaskan metodologi yang digunakan. Perlu diketahui bahwa para reviewer akan banyak menekankan pemeriksaan pada metode ini karena kevalidan hasil yang kita peroleh ditentukan oleh pendekatan metodologi yang digunakan. Oleh sebab itu, kita harus menulis secara lengkap metodologi yang kita gunakan dalam penelitian sehingga reviewer bisa memahami prosedur yang digunakan dalam penelitian. Pada bagian ini kita bisa menyajikan tabel, skema, atau gambar untuk memperjelas dan meringkas informasi yang ditulis. Bagian ini ditulis dengan kalimat past tense untuk tulisan dalam bahasa Inggris. Jika kita merujuk metode dari hasil penelitian orang lain, 15
maka kita tidak perlu menuliskannya secara mendalam. Cukup ditulis bahwa pengukuran “apa” menggunakan metode “siapa.” Hal ini juga berlaku bagi model analisis statistik. Misalnya, untuk penelitian pengaruh dua model pembelajaran (model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran langsung) terhadap hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan uji t (Steel & Torrie, 1980), tidak perlu menuliskan model matematika atau rumus-rumus statistiknya.Untukartikel tinjauan pustka, biasanya tidak dicantumkan metode penulisan yang digunakan.
5) Hasil dan Pembahasan Setiap jurnal mempunyai pola yang baku atau fleksibel pada bagian ini. Ada jurnal yang memisahkan hasil dari pembahasan, atau menyatukannya, dan ada pula yang menyerahkannya kepada penulis sesuai dengan kenyamanan dalam penyajiannya. Jika hasil terpisah, bagian ini hanya menyajikan hasil penelitian tanpa membahasnya. Keuntungan cara ini adalah pembahasan bisa lebih terarah dan menyeluruh karena bisa membahas variabel atau parameter yang saling berhubungan sekaligus. Kelemahannya adalah bahwa dalam membahas kita cenderung memulai lagi sedikit dengan hasil sehingga akan mengulang lagi apa yang sudah disajikan dalam hasil. Jika hasil penelitian digabung dengan pembahasan, pembahasan bisa langsung mengikuti penyajian hasil. Keuntungan cara ini adalah setiap hasil langsung dibahas sehingga tidak perlu menyinggung lagi jika membahasnya. Kelemahannya adalah kita cenderung mengulang pembahasan yang saling berkaitan. Dalam penyajian hasil, ungkapkan hasil yang diperoleh secara jelas dan lugas tanpa komentar. Pembaca diundang untuk mengambil simpulannya sendiri, kemudian membandingkannya dengan pernyataan penulis setelah pembaca sampai pada bagian pembahasan. Sajikan data terpilih dengan ringkas. Pada tahap ini, penulis sebaiknya membentuk argumen yang akan menjadi tulang punggung pembahasan. Dengan demikian, hal-hal pokok dalam hasil perlu diberi penekanan. Untuk penyajian data yang sederhana gunakan tabel. Untuk data yang rumit dan banyak gunakan gambar. Tidak dibenarkan menyajikan gambar dari tabel yang telah disajikan. Rata-rata yang disajikan dalam tabel pada sebagian besar jurnal disertai oleh ukuran penyebaran, seperti standar devisasi. Hasil harus ditulis secara sistematis. Kita menulis hasil mulai dari hasil utama baru diikuti oleh data atau hasil pendukungnya atau sebaliknya, dari data pendukung baru ke hasil utamanya. 16
Pada umumnya, jurnal nasional tidak menginginkan bahasa statistik ditulis dalam teks hasil. Sebagai contoh kalimat “Berat badan secara nyata dipengaruhi oleh perlakuan(p<0,01)” adalah kalimat statistik yang sangat sulit dipahami oleh pembaca. Oleh sebab itu, sebaiknya tulis saja secara langsung, misalnya “Suplementasi probiotik pada tingkat 1% secara nyata meningkatkan berat badan pada ayam broiler (p<0,01).” Pada bagian pembahasan yang perlu kita bahas adalah apakah kita menerima atau menolak hipotesis yang diajukan, untuk penelitian eksperimen. Jadi, di sini dibahas mengapa hipotesis diterima atau ditolak. Biasanya pembahasan akan ditutup dengan simpulan jika tidak ada heading khusus untuk kesimpulan. Agar pembahasan menarik untuk dibaca, maka mulailah dengan kata-kata kunci. Demikian pula, setiap paragraf sebaiknya dibuka dengan kalimat topik yang membawa gambaran jelas kepada pembaca. Sebaiknya, pembahasan dirancang dengan argumen yang kuat. Ini akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk merangsang minat pembaca sehingga pembaca tertarik membaca seluruh artikel. Spekulasi dapat dibenarkan dalam pembahasan sepanjang didukung oleh argumen yang kuat. Kutipan dalam pembahasan sangat penting untuk memperkuat argumentasi penulis. Kutipan harus memberikan informasi yang benar. Hal ini sangat penting bagi pembaca yang ingin mengikuti argumen penulis dengan seksama agar dengan tepat menemukan apa yang dicarinya dalam artikel asli sesuai dengan pengarahan penulis. Acuan mempunyai banyak kegunaan, antara lain dapat dijadikan otoritas tertinggi yang menjadi dasar argumen. Acuan dapat menjadi otoritas sementara yang keabsahannya menjadi tantangan pembaca, atau bahkan ternyata salah sama sekali. Mungkin saja penulis dapat memberikan penekanan pada waktu penulisan kutipan dalam teks. Perhatikan beberapa pernyataan berikut. 1) Semua bakteri aerobil peka terhadap umtomycin (Burhan, 1979). Pernyataan ini menyiratkan bahwa konsep tersebut dapat diterima. Burhan adalah orang pertama yang mengemukakan, dan penulis menyetujuinya. 2) Burhan (1979) menemukan bahwa semua bakteri aerobik peka terhadap umptomycin. Pernyataan ini menyiratkan konsep yang kurang dikenal. Burhan yang menyimpulkan, dan penulis setuju dengan pendapatnya. 3) Burhan (1979) menyatakan bahwa semua bakteri aerobik peka terhadap umptomycin.
17
Pada kalimat ini tersirat bahwa pendapat Burhan mungkin bertentangan dengan pendapat umum, dan penulis untuk sementara tidak menentukan pilihan dalam masalah ini.
6) Simpulan Pada simpulan sarikan apa yang menjadi hasil utama penelitian (menolak atau menerima hipotesis) dalam kalimat yang sederhana. Hindari kalimat berbau statistik. Simpulan disusun berdasarkan fakta yang ditemukan dalam penelitian.
7) Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih biasanya ditempatkan pada akhir tulisan sebelum daftar rujukan. Biasanya yang perlu disebutkan adalah penyandang dana. Berikan nomor kontraknya, jika ada, karena ini juga nanti sebagai dokumentasi bagi pemberi dana bahwa penelitian yang dibiayai telah dipublikasikan di tingkat nasional atau internasional. Ucapan terimakasih juga dapat diberikan kepada perorangan, lembaga, atau kelompok yang telah memberi bantuan teknis dan saran. Ucapan terimakasih sebaiknya ditulis dengan sederhana.
8) Daftar Rujukan Penulisan daftar rujukan bervariasi tergantung kepada format setiap jurnal. Untuk itu, kita harus mengacu kepada pedoman penulisan pada jurnal tersebut. Secara umum, penyusunan daftar rujukan terdiri atas dua jenis, yaitu dengan cara penomoran dan penyusunan secara alfabetis. Daftar rujukan yang digunakan diutamakan dari artikel-artikel yang telah dipublikasikan secara internasional. Daftar rujukan dari publikasi nasional dapat digunakan dalam jumlah terbatas. Tesis dan disertasi dapat pula digunakan sebagai daftar rujukan. Kadang sebuah artikel ditolak karena daftar rujukan hanya berasal dari hasil penelitian yang tidak dipublikasikan, seperti misalnya laporan penelitian, atau hanya berasal dari publikasi lokal.
9) Penulisan Tabel Dalam penerbitan jurnal, tabel selalu ditulis dalam halaman terpisah dari teks, biasanya setelah daftar rujukan. Tabel diberi nomor urut mengikuti angka arab, dan setiap
18
tabel diketik dalam halaman terpisah. Sebelum membuat tabel perhatikan dulu format yang ada pada contoh artikel terbaru. Umumnya garis horisontal sepanjang halaman yang diperbolehkan hanya tiga, yaitu pada bagian atas (judul kolom) dan satu pada penutup tabel. Garis vertikal sama sekali tidak diperbolehkan. Judul tabel biasanya ditempatkan di atas tabel. Perhatian format penulisan judul tabel. Sistem penulisan satuan variabel yang ditabulasikan juga perlu diperhatikan dengan cermat. Syarat yang selalu ditekankan dalam pembuatan tabel adalah bahwa pembaca bisa memahami dan menginterpretasikan tabel itu sendiri tanpa harus membaca teks. Susunlah data pada tabel sesuai dengan urutan penyajian dan pembahasan dalam teks. Kelompokkan data sejenis dalam satu tabel.
10) Judul Gambar Gambar digunakan untuk menyajikan data yang sangat banyak. Setiap gambar dicetak pada halaman terpisah. Untuk tidak membingungkan, tuliskan nomor gambar dan nama penulis dibalik (halaman belakang) gambar tersebut. Selain itu, untuk gambar yang tidak langsung kelihatan mana bawah dan atas, harus ditunjukkan di margin gambar tersebut dengan pensil. Karena gambar tidak disertai dengan judulnya, jangan sampai salah memberikan nomor di belakang gambar atau salah mengurutnya dalam teks. Biasanya judul gambar dilampirkan setelah tabel. Tuliskan judul gambar dalam halaman terpisah dari gambarnya. Jika ada beberapa gambar, bisa diberi nomor dan judul dan mengetiknya dalam satu halaman.
b. Pengiriman Artikel Setelah artikel selesai ditulis dengan baik, sekali lagi periksa kelengkapan dan kesesuaian dengan format. Yang penting diperhatikan adalah aturan bahasa yang digunakan apakah sudah sesuai, dan apakah ejaaannya benar. Jika perlu, sebelum kita mengirimkan naskah tersebut ke jurnal yang dituju, ada baiknya kita mintakan kolega kita untuk membacanya dan memberikan komentar. Pada sebagian besar jurnal internasional, penulis yang bukan “native speaker” biasanya disarankan agar naskahnya dikoreksi pemakaian bahasanya oleh “native speaker”. Hal ini untuk menghindari pemakaian bahasa asing yang tidak standar. Sering terjadi, artikel ditolak karena pemakaian bahasa asing 19
yang tidak standar. Jika sudah siap, maka artikel diperbanyak sesuai dengan permintaan dan mengirimkannya ke Editor-in-Chief. Setelah artikel difotokopi, maka sekali lagi periksa kelengkapan halaman. Buatlah surat pengantar yang memohon redaktur untuk mempertimbangkan penerbitan atikel Anda, lengkap dengan alamat untuk keperluan suratmenyurat. Selain itu, sejumlah jurnal juga mensyaratkan adanya “surat pernyataan” dari penulis tentang isi artikel, keaslian hasil penelitian/tulisan, dan pernyataan lain yang dipersyaratkan.Artikel dikirim beserta kelengkapannya. Artikel dibungkus dalam amplop besar (artikel jangan dilipat) dan kuat.
c. Pengembalian Artikel oleh Editor Biasanya setelah artikel tersebut diterima oleh editor, mereka akan mengirimkan surat pemberitahuan bahwa artikel tersebut telah sampai di meja redaksi yang biasanya disertai dengan nomor yang diberikan oleh editor ke artikel tersebut. Dalam beberapa bulan, artikel akan dikembalikan oleh editor dengan dua kemungkinan. Yang pertama artikel ditolak sama sekali, atau diterima yang umumnya dengan perbaikan. Artikel dapat diperbaiki sesuai dengan komentar reviewer, jika disetujui. Kita boleh tidak setuju dengan komentar reviewer dengan mengemukakan alasan ilmiahnya.
d. Perbaikan Artikel Artikel yang telah dikembalikan untuk diperbaiki biasanya disertai dengan lembaran komentar reviewer yang bisa bersifat umum dan spesifik. Selain itu juga, Editorin-Chief juga menambahkan beberapa catatan dan perbaikan pada artikel. Perbaiki artikel sesuai dengan saran dan komentar serta koreksian yang diberikan. Biasanya kita diminta untuk memberikan jawaban secara rinci baris demi baris. Kita dapat tidak setuju dengan saran para reviewer, dengan mengemukakan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kita juga dapat menambahkan hal-hal yang kita anggap penting, meskipun tidak ada saran dari para reviewer.
e. Pengiriman Kembali Artikel Setelah semuadiperbaiki, kita kirim kembali artikel tersebut beserta jawaban atau komentar kita terhadap saran para reviewer, yang biasanya disertai dengan artikel yang lama yang berisi koreksian. Perhatikan surat dari Editor in Chief berapa kopi kita harus mengirim. Jika tidak ada surat pemberitahuan yang meminta artikel diperbaiki kembali, 20
maka kita tinggal menunggu galley proof. Pada saat revisi terakhir biasanya kita juga diminta untuk mengirimkan artikel elektronik dalam CD sehingga proses setting lebih cepat.
C. Pedoman Penulisan Artikel pada Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia (JPKimIa) Penulis yang akan memasulkan artikelnya dalam JPKimIa harus memenuhi kaedah penulisan yang diatur dalam jurnal tersebut. Kaedah penulisan yang dimaksud adalah sebagai berikut (Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 2011). 1. Naskah merupakan hasil penelitian atau kajian pustaka dalam bidang pendidikan kimia yang belum pernah atau tidak dalam sedang proses untuk dipublikasikan pada jurnal lain (diperkuat dengan surat pernyataan). 2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia/Inggris dengan abstrak dalam bahasa Inggris dan disertai kata kunti. Panjang abstrak maksimum 200 kata. Naskah diketik dengan pengolah kata MS Word, huruf Times New Roman, ukuran font 12, spasi 1,5 dan dicetak pada kertas A4. Panjang naskah antara 15 hingga 20 halaman. 3. Sistematika penulisan mengikuti urutan sebagai berikut. Artikel hasil penelitian: Judul (judul Bahasa Indonesia maksimum 12 kata dan judul Bahasa Inggris maksimum 10 kata) Nama (tanpa gelar, memuat institusi asal, alamat, dan email) Abstrak (ditulis dalam 1 paragraf dan 1 spasi, memuat tujuan, metode penelitian dan hasil penelitian, disertai dengan maksimum lima kata kunci) Pendahuluan (memuat latar belakang masalah dan tujuan atau rumusan masalah yang tidak dibuat dalam bentuk pointer) Metode penelitian (memuat rancangan penelitian, subjek atau populasi, objek atau sampel, variabel penelitian, prosedur pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data) Hasil dan Pembahasan (memuat deskripsi hasil-hasil penelitian, pembahasan dibuat dibuat secara terpisah dari hasil penelitian, dan pada pembahasan dilakukan komparasi antara hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan-temuan penelitian lain) Penutup (memuat simpulan dan saran yang dibuat sebagai satu kesatuan) Daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk) 21
Artikel kajian pustaka: Judul (judul Bahasa Indonesia maksimum 12 kata dan judul Bahasa Inggris maksimum 10 kata) Nama (tanpa gelar, memuat institusi asal, alamat, dan email) Abstrak (ditulis dalam 1 paragraf dan 1 spasi, memuat tujuan dan gagasan atau temuan teoritik, disertai dengan maksimum lima kata kunci) Pendahuluan (memuat latar belakang masalah, tujuan atau rumusan masalah) Pembahasan (memuat pembahasan terhadap gagasan atau ide yang dapat dibuat dalam bentuk pointer-pointer) Penutup (memuat simpulan dan saran yang dibuat sebagai satu kesatuan) Daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk) 4. Tabel dan gambar diberi nomor dan judul 5. Sumber rujukan sedapat mungkin berasal dari sumber primer, seperti artikel jurnal dan laporan hasil penelitian, dan merupakan terbitan lima tahun terakhir. Penulisan rujukan mengacu pada sistem APA (American Psycological Association) dan ditulis secara alfabetis dan kronologis. Contoh penulisan daftar rujukan: 1) Buku dengan seorang penulis McGregor, D. (2007). Developing thinking; developing learning: A guide to thinking skills in education. Berkshire: Open University Press. 2) Buku dengan dua sampai enam orang penulis Marzano, R. J., Pickering, D., & McTghe, J. (1993). Assessing student outcomes: Performance assessment using the dimensions of learning Model. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. 3) Buku dengan lebih dari enam penulis Johnson, L., Lewis, K., Peters, M., Harris, Y., Moreton, G., Morgan, B. et al. (2005). How far Is far? London: McMillan. 4) Buku tanpa penulis The CCH Macquarie dictionary of business. (1993). North Ryde, NSW: CCH Australia. 5) Lebih dari satu buku/karya oleh penulis yang sama dan dipublikasikan pada tahun yang sama Dawkins, R. (1996a). Climbing Mount Improbable. London: Viking. 22
Dawkins, R. (1996b). River Out of Eden. London: Phoenix. 5) Buku yang ditulis oleh organisasi atau institusi (penulis koorporasi) Queensland Health. (2002). Best practice guidelines for the management of type 1 diabetes in children and adolescents. Brisbane, Qld.: Queensland Health. 6) Buku dengan edisi Bassham, G., Irwin, W., Nardone, H., & Wallace, J. M. (2008). Critical thinking: A Student’s introduction. (3nded.). New York: McGraw-Hill Company, Inc. 7) Buku dengan penulis editor Friedman, S. L., & Wachs, T. D. (Eds.). (1999). Measuring environment across the life span: Emerging methods and concepts. Washington, DC: American Psychological Association. 8) Buku seri Simons, R. C. (1996). Boo!: Culture, experience and the startle reflex. Series in affective science. New York: Oxford University Press. 9) Buku elektronik Pettinger, R. (2002). Global organizations. Oxford: Capston Publishing. Tersedia pada NetLibrary database. 10) Buku terjemahan Johnson, E. B. (2007). Contextual teaching and learning: Whar it is and why it’s here to stay (I. Setiawan, Terjem.). Bandung: MLC. 11) Bab dalam buku yang dikompilasi oleh editor Baker, F. M., & Lightfoot, O. B. (1993). Psychiatric care of ethnic elders. Dalam A. C. Gaw (Ed.), Culture, ethnicity, and mental illness (hal. 517-552). Washington DC: American Psychiatric Press. 12) Bab dalam buku elektronik Scott, D. (2005). Colonial governmentality. Dalam J. X. Inda (Ed.) Anthropologies of modernity (hal.21-49). Diakses dari Wiley InterScience database. 13) Kamus atau ensiklopedia Wolman, B. B. (1989). Dictionary of behavioral science (2nd ed.). San Diego: Academic Press. 14) Artikel jurnal dengan seorang penulis Akinoglu, O. & Tandogan, R. O. (2007). The Effects of problem-based active learning in science education on students’ academic achievement, attitude and 23
concept learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education,3(1). 71-81. 15) Artikel jurnal dengan dua orang penulis Philips, V. & Bond, C. (2004). Undergraduates’ experiences of critical thinking. Higher Education Research & Development, 23(3), 277-294. 16) Artikel jurnal dengan tiga sampai enam orang penulis Skenderian, J, Siegel, J. T., Crano, W.D., Alvaro, E.E. & Lac, A. (2008). Expectancy change and adolescents' intentions to use marijuana. Psychology of Addictive Behaviors, 22, 563-569. 17) Artikel jurnal dengan lebih dari enam orang penulis Galea, L. A., Uban, K. A., Epp, J.R., Brummelte, S., Barha, C.K., Wilson, W. L. et al. (2008). Endocrine regulation of cognition and neuroplasticity: Our pursuit to unveil the complex interaction between hormones, the brain, and behaviour. Canadian Journal of Experimental Psychology/Revue canadienne de psychologie expérimentale, 62, 247-260. 18) Artikel jurnal-in press (persiapan penerbitan di salah satu jurnal) Williams, S. & Beattie, H. J. (in press). Problem based learning in the clinical setting – a systematic review. Nurse Education Today. 19) Artikel elektronik dengan nomor DOI Fletcher, David & Wagstaff, Christopher R. D. (2009). Organizational psychology in elite sport: Its emergence, application and future. Psychology of Sport and Exercise, 10(4), 427-434. doi:10.1016/j.psychsport.2009.03.009 20) Artikel elektronik tanpa nomor DOI Shu-Cheng, Steve , Chi - Friedman, Raymond A. & Yang, Mei-Yu. (2009). Are supervisors fair mediators? The effects of personality traits and age difference on expected mediation fairness. Social Behavior and Personality, 37(1), 59-118. Diakses dari http://www. swetswise.com/ titleBank/getAtoZList.do?title=187408 21) Makalah konferensi atau seminar yang dipublikasikan Bohrer, S., Zielke, T., & Freiburg, V. (1995). Integrated obstacle detection framework for intelligent cruise control on motorways. Paper presented at IEEE Intelligent Vehicles Symposium. Detroit, MI: Piscataway.
24
22) Makalah konferensi atau seminar yang tidak dipublikasikan Bowden, F. J. & Fairley, C. K. (5 Juni 1996). Endemic STDs in the Northern Territory: estimations of effective rates of partner change. Paper presented at the scientific meeting of the Royal Australian College of Physicians, Darwin. 23) Artikel surat kabar dengan seorang penulis Cook, D. (28 Januari 2002). All in the mind. The Age, hal.8. 24) Artikel surat kabar tanpa penulis Meeting the needs of counsellors. (5 Mei 2001). The Courier Mail, hal. 22. 25) Artikel majalah cetakan Marano, H. E. (Maret-April 2002). Making of a perfectionist. Psychology Today, 41, 80-86. 26) Artikel majalah atau surat kabat elektronik Sandy, A. (22 Januari 2009).Cheaper to fly than hire a bike in Brisbane. The Courier Mail. Diakses dari http://www.news.com.au/couriermail/story/0,23739,24949645952,00.html. 27) Laporan pemerintah Queensland Health. (2005). Health Systems Review Final Report. Brisbane: Queensland Government. 28) Tesis atau disertasi yang diakses dari website pribadi atau institusi Axford, J.C. (2007). What constitutes success in Pacific island community conserved areas? (Disertasi Doktor, University of Queensland, 2007). Diakses dari http://espace.library. uq.edu.au/view/UQ:158747. 29) Webpage dengan penulis Atherton, J. (2005). Behaviour Modification. Diakses 5 Februari 2009, dari http://www. learningandteaching.info/learning/ behaviour_mod.htm. 30) Webpage tanpa penulis Behaviour
modification.
(2007).
Diakses
5
Februari
2009,
dari
http://www.educational-psychologist.org.uk/behaviour.html. 31) Webpage tanpa tahun Society of Clinical Psychology. (n.d.) About Clinical Psychology. Diakses 28 Januari 2009, from http://www.apa.org/divisions/div12/ aboutcp.html.
25
32) Webpade dengan penulis koorporasi Queensland Health. (2008). Healthy start in life. Diakses 10 Maret 2009, dari http://www. health.qld.gov.au/ph/documents/ saphs/hsil_full_doc.pdf. 33) Artikel web dengan nomor DOI Degenhardt, L., Bohnert, K. M., & Anthony, J. C. (2008). Assessment of cocaine and other drug dependence in the general population: 'Gated' versus 'ungated' approaches.
Drug
and
Alcohol
Dependence,
93(3),
227-232.
doi:10.1016/j.drugalcdep.2007.09.024 34) Artikel web tanpa nomor DOI atau tersedia bebas di web Kenardy, J., & Piercy, J. A. (2006). Effect of information provision on trauma symptoms following therapeutic writing. Australian Psychologist, 41(3), 205-212. Diakses dari http://www.psychology.org.au/Journal.aspx?ID=1202. 35) Film atau broadcast Al Zaabi, M. (Produser) & Bjarnesen, T. (Presenter). (7 November 2006). Diabetes in the elderly [Podcast radio programme]. Sydney: ABC Radio National. Diakses 11 Januari 2007, dari http://www.abc.net.au/hn/talks/ 36) Komunikasi personal atau email Tidak dimasukkan dalam daftar rujukan, tetapi hanya dikutif dalam teks 37) Pesan yang diajukan ke newsgroup, online forum, atau discussion group Winther, M. (14 Januari 2009). The Unconscious is Spirit [Pesan 1]. Pesan diajukan ke http://groups.google.com/group/ alt.psychology.jung/topics?lnk 38) Blog post Reville, L. (5 September 2006). Where to find fundraising ideas. Pesan diajukan ke http://nlrp.blogspot.com/ 39) Lecture notes berupa cetakan Johnson, A. (2008). Week three: Foucault [Slide powerpoint]. Manuscript tidak dipublikasikan, BESC1001, University of Queensland, St Lucia, Australia. 40) Lecture notes yang diakses online Johnson, A. (2008). Week three: Foucault [Slide powerpoint]. Diakses dari BESC1001,
University
of
Queensland
http://www.elearning.uq.edu.au/
26
Blackboard
Online:
41) Video, CD, atau DVD Spielberg, S. (Direktur), & Rodat, R. (Penulis). (1998). Saving Private Ryan [Gambar bergerak]. United States: Paramount Pictures. 42) Program televisi Bryant, B. (Penulis). (12 September 2001). The Bryant medical hour [Siaran televisi]. Sydney, NSW: Public Broadcasting Service. 6. Penulis yang artikelnya dimuat wajib membayar kontribusi biaya sebesar Rp 200.000 (dua ratus ribu rupiah) perartikel. Sebagai imbalannya, penulis menerima 2 (dua) eksemplar jurnal yang memuat artikel penulis. 7. Naskah dikirim dalam bentuk hard copy dan soft copy ke alamat redaksi: Pengelola Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha, Jalan Udayana Singaraja Bali 81116 atau melalui email:
[email protected].
27
BAB III METODE KEGIATAN
A. Gambaran Lokasi Kegiatan Kabupaten Buleleng terletak di bagian utara pulau Bali yang berjarak 80 km dari kota Denpasar. Lokasi kegiatan adalah di SMA Negeri 1 Singaraja yang berjarak sekitar 2 km dari Universitas Pendidikan Ganesha. Lokasi kegiatan dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum.
B. Tim Pelaksana dan Mmasing-masing Anggota Jumlah tim pelaksana yang terlibat dalam pengabdian pada masyarakat ini sebanyak empat orang dosen. Namun dalam pelaksanaannya, tim dibantu oleh seorang dosen, seorang laboran, dan dua orang mahasiswa. Semuanya ini berasal dari Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Undiksha. Nama personalia tim pelaksana P2M beserta perannya diuraikan dalam tabel berikut. Tabel 1. Tim pelaksna dan perannya No.
Nama
Jabatan
Peran
1.
Dr. I Wayan Redhana, M.Si.
Dosen (ketua)
Menjelaskan gaya selingkung penulisan artikel ilmiah dalam JP KimIa
2.
Dr. I Made Kirna, M.Si.
Dosen (anggota)
Membimbing penulisan artikel
3.
Dr. I Nyoman Suardana, M.Si.
Dosen (anggota)
Membimbing penulisan artikel
4.
Prof. Drs. I Wayan Subagia, M.App.Sc., Ph.D.
Dosen (anggota)
Mereview contoh artikel
5.
Dr. Siti Maryam, M.Kes.
Dosen (anggota)
Membimbing penulisan artikel
6.
I Ketut Lasia, S.Pd., M.Pd.
Laboran (anggota)
Mendokumentasikan kegiatan
C. Masyarakat/Kelompok Sasaran Sasaran dari kegiatan P2M ini adalah guru-guru kimia yang tergabung dalam MGMP kabupaten Buleleng yang berjumlah sekitar 30 orang. Kemampuan guru-guru kimia dalam menulis artikel ilmiah masih sangat kurang. Masih sangat sedikit (empat orang) guru-guru kimia yang berasal dari Kabupaten Buleleng yang memasukkan
28
artikelnya ke JPkimIa. Padahal, beberapa guru kimia di kabupaten Buleleng memiliki kemampuan melakukan penelitian dan mampu menulis artikel.
D. Kerangka Pemecahan Masalah Pemecahan masalah di atas didekati dengan menggunakan kerangka berpikir, seperti ditunjukkan di bawah. Masalah yang ada di lapangan diidentifikasi, kemudian dirumuskan alternatif pemecahan masalahnya. Kemudian, dari alternatif pemecahan masalah yang berhasil diidentifikasi, dipilih alternatif yang paling mungkin dan tepat sasaran untuk mengatasi masalah yang ada. Setelah memilih alternatif yang paling mungkin dan tepat sasaran, selanjutnya dirumuskan metode kegiatan/pelaksanaan pemecahan masalah. Alternatif Pemecahan Masalah Menyediakan sumber-sumber belajar, seperti buku dan jurnal Melatih guru-guru dalam mencari informasi di internet Melaksanakan seminar tentang penulisan artikel ilmiah Mengadakan pelatihan tentang penulisanartikel ilmiah Menyediakan bimbingan bagi guru-guru yang mempunyai masalah tentang penulisan artikel ilmiah
Permasalahan Kurangnya kemampuan guru-guru kimia dalam mencari sumber-sumber informasi Kurangnya kemampuan guru-guru kimia dalam menulis artikel ilmiah
Alternatif yang paling mungkin dan tetap sasaran Melatih guru-guru dalam mencari informasi di internet melatih guru-guru tentang penulisan penulisan artikel ilmiah
Metode Kegiatan Pelatihan: penulisan artikel imiah bagi guruguru kimia di kabupaten Buleleng
Gambar 1. Bagan Skematis Kerangka Pemecahan Masalah
E. Metode Pelaksanaan Kegiatan Metode pelaksanaan kegiatan berupa pelatihan. Waktu Pelaksanaan kegiatan P2M dari tanggal 2 Agustus 2013 sampai dengan 2 Oktober 2013. Kegiatan pelatihan penulisan artikel ilmiah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
29
a. Berkoordinasi dengan MGMP Kimia kabupaten Buleleng Penulis berkoordinasi dengan pengurus MGMP Kimia kabupaten Buleleng berkaitan dengan kegiatan pelatihan, terutama mengenai tempat dan jadwal pelaksanaan. Kegiatan pelatihan ini akan dilaksanakan sekitar bulan Juli sampai Agustus 2013. Pengurus MGMP diharapkan dapat membantu penulis menyiapkan prasarana dan sarana penunjang pelaksanaan kegiatan pelatihan. Pengurus MGMP juga menyurati anggota MGMP untuk menjadi peserta dalam kegiatan pelatihan. Jumlah guru-guru kimia yang terlibat dalam kegiatan P2M ini sekitar 30 orang.
b. Pelatihan pencarian informasi atau browsing internet Kegiatan ini diawali dengan pemberian informasi atau pembekalan kepada seluruh peserta tentang cara-cara dan trik-trik cepat pencarian informasi yang berkaitan dengan artikel jurnal, buku, makalah, materi bidang studi, animasi dan video pembelajaran, dan sebagainya di internet. Setelah pembekalan, seluruh peserta berlatih mengakses informasi di internet.
c. Pembekalan penulisan artikel ilmiah Pembekalan penulisan artikel ilmiah meliputi tentang pedoman penulisan pada JPKimIa. Untuk artikel hasil penelitian, cakupan materinya meliputi kriteria judul, identitas penulis, abstrak, pendahuluan, metode penelitian, hasil dan pembahasan, penutup, dan daftar rujukan. Sementara itu, untuk artikel kajian putaka atau hasil gagasan, cakupan materinya meliputi kriteria judul, identitas penulis, abstrak, pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar rujukan. Penulisan daftar rujukan menggunakan sistem American Phsychological Association (APA) meliputi antara lain: (1) penulisan buku cetakan dengan satu penulis, (2) buku cetakan dengan dua penulis, (3) buku cetakan dengan editor sebagai penulis, (4) buku review cetakan dengan dua orang penulis, (5) brosur cetakan tanpa tahun dan tanpa penulis, (6) bab dalam buku cetakan yang ada editornya, (7) bab dalam buku cetakan yang ada edisi dan editornya, (8) disertasi/tesis/skripsi yang tidak dipublikasikan yang ada dalam database, (9) laporan pemerintah/koorporasi yang dipublikasikan secara online, (10) artikel jurnal dengan dua orang penulis yang dipublikasikan secara online dan mengandung doi (digital object installer), (11) artikel jurnal cetakan dengan satu orang penulis, (12) artikel jurnal yang dipublikasikan secara online oleh dua orang penulis, tanpa doi, (13) artikel jurnal oleh tiga sampai enam orang penulis yang dipublikasikan secara 30
online dengan doi, (14) artikel jurnal cetakan oleh tujuh atau lebih orang penulis, (15) karya individu di internet, (16) artikel jurnal di internet, (17) artikel majalah cetakan, (18) artikel majalah online yang ditemukan dalam database tanpa doi, (19) artikel jurnal dalam CD-ROM, (20) artikel koran online tanpa doi, (21) artikel koran cetakan dengan penulis, (22) artikel koran cetakan tanpa penulis, (23) makalah atau poster yang dipresentasikan dalam pertemuan, (24)dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa penulis dan tanpa lembaga, (25) karya terjemahan, skripsi, tesis, dan disertasi, (26) makalah yang disajikan dalam seminar, penataran atau lokakarya, (27) bahan diskusi di internet, (28) email pribadi, (29) website tanpa penulis dan tanpa tahun, (30) makalah dipresentasikan dalam pertemuan, dan (31) abstrak diakses online tanpa doi. Materi berikutnya adalah cara pengutipan. Jenis kutipan terdiri atas: (1) satu pekerjaan oleh satu orang penulis, (2) satu pekerjaan oleh dua orang penulis, (3) satu pekerjaan oleh tiga orang penulis, (4) satu pekerjaan oleh empat orang penulis, (5) satu pekerjaan oleh lima orang penulis, (6) satu pekerjaan oleh enam orang penulis atau lebih, (7) kelompok (ada singkatan sebagai penulis), dan (8) kelompok (tanpa singkatan sebagai penulis). Selain itu, juga dipaparkan materi tentang penggunaan “dan” versus “&,” cara pengutipan, dan penggunaan bahasa dan tanda baca.
d. Pelatihan menganalisis artikel jurnal yang telah dipublikasikan Setelah peserta diberi pembekalan tentang materi penulisan artikel ilmiah. Peserta selanjutnya berlatih menilai artikel jurnal yang telah dipublikasikan. Peserta diminta menerapkan pengetahuan yang dimiliki untuk menilai artikel jurnal.
e. Pembuatan artikel ilmiah Kegiatan selanjutnya adalah peserta menulis artikel ilmiah berdasarkan hasil-hasil penelitian atau gagasan ilmiahnya. Selama penulisan ini peserta dibimbing oleh pelatih (pelaksana P2M). Kegiatan penulisan ini dilanjutkan di rumah masing-masing peserta dan mereka diminta sudah membawa artikel akhir pada bulan berikutnya guna diberikan masukan-masukan untuk menyempurnakan artikel tersebut.
F. Rancangan Evaluasi Keberhasilan dari kegiatan pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi guru-guru kimia di kabupaten Buleleng dilihat dari kuantitas dan kualitas produk artikel ilmiah yang 31
dihasilkan dari kegiatan pelatihan tersebut. Tabel berikut menyajikan aspek yang dievaluasi dan kriteria indikator pencapaian tujuan. Tabel 2. Rancangan evaluasi Aspek yang dievaluasi Artikel ilmiah yang dihasilkan oleh guru-guru kimia selama kegiatan P2M
Indikator pencapaian tujuan Jumlah artikel yang siap dipublikasikan dalam JPKimIa paling tidak 20% dari jumlah peserta pelatihan Rara-rata kualitas artikel yang dihasilkan dari kegiatan pelatihan minimum tergolong baik, dengan skor minimal 70.
Jumlah peserta pelatihan sebanyak 30 orang guru kimia. Dengan asumsi setiap guru kimia membuat satu artikel ilmiah, dengan demikian minimal akan ada 6 artikel yang siap dipublikasikan dalam JPKimIa. Sementara itu, untuk penilaian artikel menggunakan rubrik. Rubrik ini dibuat dengan mengadaptasi rubrik
yang dikembangkan oleh tim
pengelola Jurnal Ilmu Pendidikan (Universitas Negeri Malang).
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Hasil Pelaksanaan Kegiatan Jumlah guru-guru kimia di kabupaten Buleleng Bali yang berpartisipasi dalam kegiatan ini sebanyak 30 orang. Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan P2M ini. Hal ini disebabkan oleh mereka belum pernah memperoleh materi atau pelatihan tentang penulisan artikel ilmiah sebelumnya. Mereka aktif bertanya tentang kaedah penulisan artikel ilmiah. Beberapa guru yang pernah mengikuti pendidikan S2, sekarang ini mereka menyadari kekurangannya dalam menulis tulis karya ilmiah. Misalnya, mereka sering membuat judul artikel ilmiah sama dengan judul penelitian (thesis) sehingga judul tulisan sangat panjang, lebih dari 20 kata. Demikian juga ketika mereka menulis abstrak. Mereka membuat abstrak satu halaman dengan jumlah kata lebih dari 200 kata dan dibuat dalam tiga paragraf. Untuk kata kunci, mereka membuatnya lebih dari lima kata kunci dan banyak kata yang tidak penting dijadikan kata kunci, seperti kata pembelajaran. Apalagi pendahuluan, mereka sering membuat pendahuluan dengan mengutip terlalu banyak dari buku-buku atau tulisan orang lain sehingga pendahuluan yang dibuat kurang menggambarkan masalah yang dipecahkan. Permasalahan lainnya adalah ketika mereka membuat pembahasan, mereka sering mengulangi pernyataan hasil yang dibuat dalam bentuk deskripsi. Tidak ada ide penulis yang ditampilkan dalam pembahasan dan juga hasil-hasil yang diperoleh tidak dikomparasikan dengan temuan-temuan oleh penulis lain. Terakhir, permasalahan yang ditemukan adalah tidak konsistennya penulisan daftar rujukan. Dengan pelatihan ini mereka merasa lebih percaya diri menulis artikel ilmiah untuk diterbitkan dalam JPKimIa. Mereka berusaha memperbaiki kekurangan yang dimiliki. Bagi guru-guru kimia yang memang senang menulis, mereka merasa memperoleh manfaat yang sangat besar dengan dilatihnya mereka tentang penulisan artikel ilmiah. Mereka menjadi lebih bersemangat menulis dan sekarang mengetahui trik mencari sumbersumber informasi di internet. Mereka merasa tidak ada kendala dalam mencari informasi di internet. Di lain pihak juga ditemukan bahwa bagi guru-guru yang tidak pernah menulis, baik berupa artikel ilmiah, laporan penelitian, dan sebagainya, mereka mengalami kesulitan mengikuti materi pelatihan ini. Beberapa dari mereka menyatakan bahwa materi
33
yang diberikan cukup tinggi dan sulit. Hal ini beralasan karena mereka tidak pernah membaca buku-buku atau jurnal ilmiah, bahkan mereka tidak pernah melakukan penelitian. Pelatiahan ini selain dapat memberikan wawasan dan keterampilan kepada mereka dalam menulis artikel ilmiah, mereka juga merasa lebih percaya diri dalam membimbing siswa dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Biasanya setiap tahun diadakan lomba karya tulis ilmiah bagi siswa SMA, baik di tingkat kabupaten, provinsi, nasional, maupun internasional. Siswa-siswa SMA dari kabupaten Bulelengsudah adayang lolos dalam ajang lomba karya tulis ilmiah di tingkat nasional, dan bahkan internasional. Para guru berharap agar mereka dapat meningkatkan prestasi siswanya dalam lomba karya tulis. Selain itu, juga ada lomba karya tulis untuk guru. Beberapa dari guru kimia memiliki semangat yang tinggi untuk mengikuti lomba karya tulis di tingkat kabupaten, provinsi, dan bahkan nasional. Hasil evaluasi terhadap kuantitas dan kualitas artikel dari kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut. Tidak ada guru yang mengumpulkan artikel ilmiah yang akan diterbitkan dalam JPKimia. Salah satu alasan guru-guru kimia adalah mereka belum sempat menulis artikel karena mereka sibuk mengajar. Alasan yang lainnya adalah mereka baru memulai penelitian sehingga belum ada bahan hasil penelitian yang akan ditulis menjadi artikel. Alasan berikutnya adalah mereka baru saja naik pangkat/jabatan sehingga mereka belum membutuhkan kredit point dari artikel saat ini. Walaupun demikian, mereka merasa memiliki wawasan tentang penulisan karya ilmiah, baik dalam penulisan proposal penelitian, laporan penelitian, maupun artikel ilmiah. Mereka akan bersusaha melakukan penelitian untuk dapat ditulis menjadi artikel di kemudian hari, apalagi dengan diberlakukannya Permenegpan Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Angka Fungsional Guru dan Angka Kreditnya bahwa guru wajib membuat pengembangan profesi untuk dapat diangkat pada jabatan yang lebih tinggi, tidak terkecuali golongannya.
B. Keberhasilan Secara jujur diakui bahwa kegiatan P2M ini belum mencapai target yang ditetapkan. Seperti telah diuraikan di atas, kegiatan ini tidak sepenuhnya gagal karena guru-guru kimi telah memiliki wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam penulisan karya ilmiah. Tidak saja menulis artikel, guru-guru kimia juga memiliki wawasan dalam membuat proposal penelitian dan laporan penelitian. Peningkatan pemahaman guru-guru kimia tentang kaedah penulisan ilmiah merupakan suatu keberhasilan juga, walaupun 34
bukan menjadi target utama. Demikian juga, mereka merasa lebih percaya diri dalam membimbing siswa dalam lomba karya tulis ilmiah.
C. Gambaran Keberlanjutan Khalayak Sasaran Kegiatan P2M akan terus dilaksanakan dari kabupaten satu ke kabupaten yang lain. Hal ini disebabkan oleh JPKimIa memerlukan artikel dari guru-guru kimia. Jika hal ini tidak dilanjutkan, niscara JPKimIa akan mengalami nasib yang sama dengan jurnal ilmiah yang lainnya. Selain itu, guru-guru kimia dari kabupaten lain sangat antusias dengan materi penulisan artikel ilmiah ini.
35
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Kegiatan P2M tentang penulisan artikel ilmiah telah dilaksanakan dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang guru-guru kimia di kabupaten Buleleng. Tidak ada guru-guru kimia yang mengumpulkan artikel sampai kegiatan P2M ini berakhir. Beberapa alasan yang dikemukakan oleh guru-guru kimia adalah mereka sibuk mengajar, mereka belum memiliki penelitian untuk ditulis menjadi artikel, dan mereka baru saja naik pangkat atau jabatan sehingga mereka tidak membutuhkan kredit point saat ini. Walaupun demikian, guru-guru kimia sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan dan mereka merasa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tetang penulisan karya ilmiah. Mereka juga merasa lebih siap membimbing siswanya dalam lomba penulisan karya ilmiah.
B. Saran-saran Kepada guru-guru kimia disarankan agar lebih rajin berlatih menulis artikel dan melakukan penelitian. Hasil-hasil penelitian dapat ditulis menjadi artikel ilmiah yang dapat dimuat dalam jurnal ilmiah, seperti JPKimIa.
36
DAFTAR PUSTAKA Anonim
(2010). Cara efektif mencari informasi di Google. Tersedia pada: http:http://internet-marketing-gratis.blogspot.com/2010/06/cara-efektif-mencariinformasi-di.html. Diakses pada tanggal 20 februari 2011.
Anonim. (2010). EYD terbaru (Permendiknas Nomor 46 Tahun 2009). Yogyakarta: Pustaka Timur. Chaer, A. (2011). Ragam bahasa ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Surat Edaran Nomor 152/E/T/2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia (2001). Alumni Jurusan Pendidikan Kimia Undiksha. Keduax
(2011). Teknik Mencari Informasi di Google. Tersedia pada: http: http://keduax.wordpress.com/2011/02/20/teknik-mencari-informasi-di-google. Diakses pada tanggal 20 februari 2011.
Lima Adi Sekawan. (2009). EYD Pus. Jakarta: Limas. Peraturan Menteri Negara Pendayaan Aparatur Negara Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Angka Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Santoso, U. (2010). Kiat-kiat pemulisan artikel ilmiah dalam jurnal ilmiah internasional. tersedia pada: http://uripsantoso.wordpress.com/2008/06/04. Diakses tanggal 20 februari 2012. Sugihastuti. (2000). Bahasa laporan penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. 152/E/T/2012 Tanggal 27 Januari 2012 tentang Publikasi Karya Ilmiah. Tanjung, H. B. N. & Ardial, H. (2010). Pedoman penulisan karya ilmiah dan mempersiapkan diri menjadi penulis artikel ilmiah. Jakarta: Prenada Media Group.
37
LAMPIRAN-LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN
38
39