LAPORAN AKHIR PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
PELATIHAN LITERASI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) DALAM PENCARIAN INFORMASI ILMIAH DI ERA DIGITAL
Oleh Luh Putu Sri Ariyani, S.S. M. Hum Komang Witarini, S.Sos. I Gusti Made Sutrisna
Dibiayai dari DIPA Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 88/UN 48.15/LPM/2014 tanggal 19 Mei 2014
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2014
1
HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Program
: Pelatihan Literasi Informasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Mahasiswa Baru Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Dalam Pencarian Informasi Ilmiah Di Era Digital
2. Ketua Tim Pengusul a. b. c. d.
Nama Lengkap dan Gelar NIP Pangkat/Gol. Alamat Kantor
e. Alamat Rumah Anggota Tim Pengusul 3. a. Jumlah anggota b. Nama anggota/bidang keahlian
4. 5. 6. 7.
8.
c. Petugas Teknis d. Mahasiswa yang terlibat Lokasi Kegiatan/Mitra Luaran yang dihasilkan Jangka waktu Pelaksanaan Biaya Total a. DIPA Undiksha b. Sumber lain (sebutkan ....) Tahun Pelaksanaan Kegiatan
: : : :
Luh Putu Sri Ariyani, S.S., M.Hum 197704242003122002 Peata / IIIc Perpustakaan Undiksha, J1n. Udayana-
Singaraja : J1n. Gajah Mada VIII/12 Bjr. Penataran : 2 orang : 1. Komang Witarini,S.Sos./Pustakawan : : : : : : : : :
2. Gusti Made Sutrisna, S.TP Putu Darsana, S.Pt. 5 orang 1) 6 (enam) bulan : 31 Mei s.d. 31 Oktober 2014 Rp. 10.000.000,Rp. 10.000.000,2014
Singaraja, 10 September 2014 Ketua Tim Pengabdian,
Luh Putu Sri Ariyani, S.S., M.Hum NIP. 197704242003122002
PRAKATA
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, karena atas limpahan karuniaNya kami dapat menyelesaikan laporan pengabdian masyarakat ini tepat waktu. Laporan yang kami buat ini berisikan semua kegiatan P2M yang telah berlangsug dengan lancar. Pada kesempatan ini ijinkan kami berterima kasih kepada Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UNDIKSHA beserta jajarannya atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan P2M ini. Laporan ini dapat selesai dengan tepat waktu tidak lepas dari dukungan IT dari LPM yang sudah memudahkan kami dalam berbagai tahapan seperti monitoring dan persyaratan lainnya. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kepala Perpustakaan UNDIKSHA (Bapak Made Hery Wihardika Griadhi, M.Si) atas dukungan yang begitu banyak terhadap kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para Ketua Jurusan di lingkungan UNDIKSHA karena telah bersedia mengirimkan wakil mahasiswa untuk mengikuti kegiatan ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para panitia yang terdiri dari pustakawan UNDIKSHA beserta mahasiswa D3 Perpustakaan, berkat kerja keras mereka kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Kami menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, sehingga kami mohon maaf apabila dalam penulisan laporan ini masih ada kesalahan atau kekurangan. Akhir kata, semoga laporan kegiatan P2M yang telah kami selenggarakan dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memberikan inspirasi bagi kegiatan serupa lainnya.
Singaraja, 10 September 2014 Ketua Tim Pelaksana
Luh Putu Sri Ariyani
3
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………...1 HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………....2 PRAKATA……………………………...……………………………………....3 DAFTAR ISI ………………………………………………..............................4 BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………..........5 1.1. Analisis Situasi .…..………………………………………..……….5 1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah ...……………………............7 1.3. Tinjauan Pustaka ……………………………………………...........8 1.4. Tujuan Kegiatan ……………………………………………...........13 1.5. Manfaat Kegiatan …………………………………………….........14 1.6. Khalayak Sasaran …………………………………………….........14 BAB 2 METODE PELAKSANAAN …………………………………....……16 2.1. Kerangka Pemecahan Masalah ……………………………..………16 2.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan ……………………………..……….17 2.3. Rancangan Evaluasi Kegiatan …………………………….………..18 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………….………….19 3.1. Waktu Pelaksanaan ………………………………………………...19 3.2. Dokumentasi dan Evaluasi …………………………………………21 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….................23 Lampiran 1 ………………………………………………..................................25 Lampiran 2 ………………………………………………..................................29 Lampiran 3 ………………………………………………..................................32
4
BAB 1 Pendahuluan Globalisasi adalah era dimana informasi di seluruh dunia dapat dimanfaatkan oleh siapa saja dan di mana saja. Tanda yang signifikan dari era global adalah banjir informasi. Informasi yang begitu banyak berpotensi untuk menjadi sebuah kekuatan sekaligus sumber kebigungan bagi banyak orang. Setiap saat kita dihadapkan pada informasi yang begitu melimpah, serta bergerak begitu kencang dalam berbagai format yang begitu beragam. Dengan membanjirnya berbagai macam media informasi, formatformat baru kemasan informasi, online access serta arus informasi yang tiada terbendung tidak hanya terbatas pada informasi yang bersifat positif, melainkan tak terhitung pula informasi yang bersifat negatif turut terserap oleh masyarakat. Dalam kehidupan kita sehari-hari, informasi yang bernuansa negatif justru lebih banyak terakses dari pada informasi yang positif. Hal ini tentu membuat banyak pihak prihatin, sehingga David Shenk (1997) menciptakan istilah data smog, yaitu banjir informasi yang diperoleh sebagai hasil pencarian di internet. Pihak yang memperoleh dampak yang sangat nyata dari data smog tersebut adalah insan ilmiah atau akademik di lingkungan kampus. Sering kali kita dengar dan baca di media massa, bahwasannya dengan informasi yang berlimpah di internet, insan akademis seperti mahasiswa seringkali menerima begitu saja sebuah informasi tanpa mengevaluasinya terlebih dahulu. Tujuan utama mereka yang awalnya adalah hendak memperkaya wawasan pengetahuan mereka akhirnya tersesat oleh informasi yang salah hingga terjebak dalam tindakan keliru semisal plagiarisme, pengosumsian pornografi, dan berbagai bentuk perilaku menyimpang lainnya. Apabila hal ini terus saja dibiarkan, maka masa depan negara ini akan menjadi sangat tidak baik. Kondisi ini memerlukan tindakan nyata guna meminimalisir dampak buruk dari banjir informasi di internet. Dalam konteks inilah dibutuhkan adanya kegiatan literasi informasi, yaitu keterampilan dasar dalam melek informasi yang tidak lain adalah kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi dari berbagai sumber secara efektif. Kegiatan literasi informasi di perguruan tinggi menjadi sebuah keahlian yang teramat penting dan harus dikuasai oleh semua pihak baik oleh dosen,
5
mahasiswa, pustakawan maupun pemustaka dengan maksud untuk menambah kompetensi mereka dalam mengevaluasi, mengorganisir dan menggunakan informasi. Perpustakaan Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) sebagai salah satu perpustakaan perguruan tinggi mengalami tantangan yang sama dengan perpustakaan lainnya di Indonesia karena harus bersaing dengan keberadaan teknologi informasi yang memungkinkan pemustaka memperoleh informasi yang bertebaran di internet. Namun sebagai unit penyedia dan pelayanan jasa informasi, perpustakaan Undiksha dituntut tidak hanya mampu menyediakan berbagai jenis layanan khususnya layanan yang berbasis teknologi informasi tetapi juga bertanggung jawab dalam memelekkan pemustaka sehingga dapat memilah informasi yang baik dan benar serta terhindar dari dampak buruk teknologi informasi terutama tindakan plagiasi yang sangat diharamkan pada dunia akademik yang amat mendambakan etika ilmiah, khususnya kejujuran secara akademik dalam berkarya ilmiah. Upaya untuk mendukung pencegahan terhadap tindakan plagiarisme di lingkungan kampus, membutuhkan sebuah kegiatan literasi informasi kepada mahasiswa khususnya mahasiswa baru agar mampu mencari, mengorganisir serta mengevaluasi informasi agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Mahasiswa baru dipilih sebagai upaya untuk membiasakan atau membudayakan mahasiswa dalam menggunakan media internet secara bijak agar terhindar dari kebingungan dan ketersesatan. Penanaman konsep pada mahasiswa baru diharapkan dapat menciptakan generasi literat yang peka dan kritis, mengingat mahasiswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi belum menjamin sebagai mahasiswa yang peka dan kritis. Kegiatan literasi informasi yang akan dilakukan melalui kegiatan P2M ini akan menjadi ajang pelatihan bagi mahasiswa baru untuk mengetahui sumber informasi ilmiah yang akan mendukung kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan penelitian yang akan mereka laksanakan di bangku kuliah. Mahasiswa akan diperkenalkan berbagai situs yang memuat berbagai informasi yang bermanfaat bagi dunia keilmiahan mereka. Selain itu mahasiswa akan dilatih cara-cara mengutip sebuah karya ilmiah untuk menghindarkan mereka dari kegiatan plagiasi, yang secara tidak langsung membantu mereka untuk membiasakan diri menghargai hasil karya orang lain serta serta memiliki etika ilmiah yang tinggi.
1.1. Analisis Situasi
6
Menulis merupakan kegiatan wajib yang dilakukan oleh mahasiswa. Apapun jenjang pendidikan seseorang, sudah pasti dalam prosesnya terdapat kegiatan menulis, minimal menulis tugas akhir untuk program diploma, skripsi untuk S1, tesis untuk S2, serta desertasi untuk S3. Dikti dalam situsnya http://www.dikti.go.id/?p=8281&lang=id (2013) menyatakan bahwa plagiarisme saat ini sudah sangat membudaya khususnya pada jenjang pendidikan S1. Kenyataan ini tentu sangat memprihatinkan karena plagiarisme adalah perbuatan tercela dan melanggar moral keilmiahan. Untuk situasi seperti ini, perlu ditanamkan sejak dini kepada mahasiswa baru cara mengutip karya orang lain serta dikenalkan berbagai situs yang memuat karya tulis ilmiah baik situs berbayar maupun gratis (free) untuk membiasakan mereka terhadap sumber informasi yang berkualitas. Perpustakaan sebagai bagian dari perguruan tinggi turut berperan sangat penting dalam menciptakan masyarakat literat dalam mendukung
program pembelajaran
seumur hidup. Salah satu tugas perpustakaan adalah memberikan pendidikan pemakai serta bimbingan pembaca. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh perpustakaan dalam kegiatan pendidikan pemakai adalah kegiatan literasi informasi. Bimbingan pembaca atau pemakai yang dilakukan oleh perpustakaan Undiksha selama ini masih terbatas pada bimbingan untuk menemukan sumber informasi di perpustakaan (insite) serta cara untuk memakai alat bantu temu kembali, sehingga sangat perlu mengenalkan berbagai sumber informasi yang berada di luar perpustakaan itu sendiri untuk menambah koleksi serta bidang keilmuan yang belum tersedia di perpustakaan. Mahasiswa Undiksha memang sudah banyak yang literasi internet, namun tidak menutup pula kemungkinan ada mahasiswa yang sebaliknya, yakni mereka belum literasi internet. Gagasan ini berkaitan erat dengan kelas social mahasiswa Unidiksha sangat beragam, yakni tidak seluruhnya berasal dari kelas social atas dan berlatar belakang budaya kota, melainkan banyak pula yang berasal dari kelas social bawah dan berlatar belakang budaya desa. Belum terhitung lagi adanya kenyataan bahwa mereka yang literasi internet pun, berdasarkan penjajagan awal, belum paham betul tentang bagaimana menggunakan media internet secara fungsional dalam konteks memperkaya sumber ilmu secara baik dan benar.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
7
Situasi yang dipaparkan dalam analisis situasi di atas menjadi dasar perumusan masalah pelatihan literasi informasi dalam kegiatan P2M ini. ”Masih tingginya tindakan plagiasi dengan mengakui karya tulis orang lain di internet sebagai miliknya dengan cara copy paste” merupakan permasalahan yang menjadi cikal bakal kegiatan P2M ini. Di samping permasalahan di atas, kegiatan ini dirangsang oleh keinginan untuk menanamkan kepada mahasiswa baru bahwasannya ”etika ilmiah harus dijunjung tinggi dalam dunia pendidikan yang mungkin belum terlalu ditekankan pada saat mereka masih di angku SMA/SMK.” Dengan melatih mahasiswa baru cara penelusuran yang efektif serta mengenalkan berbagai jenis situs ilmiah berbayar maupun gratis, ”kebingungan akan informasi yang berlimpah ruah akan teratasi.”
1.3. Tinjauan Pustaka Umat manusia dikatakan telah memasuki sebuah era baru yang ditandai dengan adanya lompatan kemajuan teknologi pengetahuan yang luar biasa. Hal ini dapat dilihat dari sedemikian masifnya pemanfaatan teknologi pengetahuan dalam kehidupan seharihari. Maka, tidaklah mengherankan jika masa ini seringkali disebut pula dengan era masyarakat informasi (Webster, 2006). Masyarakat informasi dikenal sebagai masyarakat yang memanfaatkan informasi sebagai komoditas utama serta semua interaksi yang dilakukan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Dengan perangkat teknologi yang canggih, informasi yang dimiliki seseorang dapat dipublikasikan dengan gampang. Begitu pula pemerolehannya sangat amat mudah dan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Hal ini tentu sangat menggembirakan bagi beberapa kalangan meskipun ekses yang ditimbulkan juga tidak sedikit. Misalnya saja, kenaikan tingkat penculikan menaik dengan tajam salah satunya dikarenakan oleh pemakaian teknologi berupa media social yang kurang bijak. Begitu pula tindakan yang kurang etis seringkali dilakukan oleh insan ilmiah perguruan tinggi seperti mahasiswa yang tidak bias menahan godaan yang disuguhkan oleh dunia maya khususnya dalam penulisan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen mereka. Dalam banyak kesempatan, demi kemudahan para mahasiswa seringkali hanya mengkopi paste tugas yang diberikan oleh dosen mereka sehingga seringkali dari sekian mahasiswa terdapat tulisan yang sama persis antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lainnya. Dengan kenyataan tersebut, semua pihak termasuk perpustakaan harus mencermati dan mencari jalan keluar bagi masalah ini agar tidak berlangsung terus-
8
menerus. Seperti kita ketahui bersama bahwasannya perpustakaan pada institusi pendidikan tinggi disebut sebagai “jantungnya perguruan tinggi”. Sebutan ini terkait dengan fungsi perpustakaan dalam menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat (Soedibyo, 1987: 3-4; Basuki, 1991). Kenyataan ini menempatkan perpustakaan dalam posisi yang sangat penting karena dalam konteks informasi pada ranah perpustakaan, institusi ini turut bertanggung jawab dalam menciptakan generasi yang literat dan kritis. Kata literasi seringkali diartikan sebagai kemampuan baca tulis atau melek aksara. Saat ini pengertian literasi tidak hanya terbatas pada melek aksara tetapi memiliki arti luas dan beragam (multi-literacies). Ada begitu banyak jenis literasi yang berkembang hingga saat ini, seperti misalnya literasi komputer (computer literacy), literasi media (media literacy), literasi teknologi (technology literacy), literasi ekonomi (economic literacy), literasi digital (digital literacy), dan lain-lain (Naibaho, 2007; Sulistyo-Basuki, 2013; Bawden, 2008). Dari berbagai jenis literasi tersebut, literasi bisa dimaknai sebagai melek teknologi, melek komputer, melek digital, dan lain sebagainya. Untuk memunculkan keberaksaraan atau literasi seseorang, dibutuhkan waktu yang tidak singkat sehingga perlu adanya kebiasaan. Kebiasaan dalam melakukan kegiatan tertentu dapat dilakukan dengan latihan dan proses belajar dan semua proses tersebut sangat dipengaruhi oleh factor eksternal maupun internal. Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan Gould dalam Naibaho (2007) bahwasannya dalam proses belajar, kemampuan dalam memperoleh keterampilan baru sangat tergantung pada dua factor yaitu faktor internal dalam hal ini berupa kematangan individu dan faktor eksternal berupa stimulasi dari lingkungan. Dari paparan tersebut dapat kita sebutkan bahwasannya kebiasaan tertentu harus ditanamkan sejak sedini mungkin baik dalam lingkungan masyarakat formal maupun informal. Paul Zurkowski merupakan orang pertama yang menggunakan istilah information literacy pada tahun 1974. Istilah ini muncul sebagai respon beliau terhadap pertumbuhan informasi yang tidak terkendali. Dalam kondisi seperti itu, setiap orang perlu memiliki kemampuan khusus untuk menggunakan berbagai informasi yang bertebaran sehingga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan efektif. Orang yang memiliki kemamuan seperti yang dikemukakan di atas disebut sebagai information literate (Supriyanto, Widyanti dan Damayanti, 2007).
9
Literasi informasi sendiri diartikan sangat beragam oleh banyak kalangan. American Library Association (ALA) dalam Presidential Committee on Information Literacy (1989) menyatakan bahwa literasi informasi merupakan komponen penting yang harus dimiliki setiap orang. Seseorang bias disebut sebagai literat apabila mampu mengenali informasi yang dibutuhkan, menyimpan, mengevaluasi serta memakainya secara efektif. Oleh sebab itu, literasi informasi sangat diperlukan dalam setiap aspek kehidupan manusia agar mampu memilah ini dan memilih informasi. Sementara itu Chartered Institute of Library and Information professional (CILIP) (2008) mendefinisikan literasi informasi sebagai kemampuan mengetahuai kapan dan mengapa membutuhkan informasi serta bagaimana dan di mana mendapatkan informasi. Definisi yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwasannya literasi berhubungan dengan cara serta tempat mendapatkan informasi. Dalam konteks perpustakaan dan informasi, literasi informasi dikaitkan dengan kemampuan mengakses dan memanfaatkan secara benar sejumlah informasi yang ada di internet. Untuk itu, yang perlu diperhatikan oleh pemakai khususnya pemakai perpustakaan perguruan tinggi dalam memanfaatkan teknologi internet adalah keterampilan menelusur informasi serta mengetahui strategi penelusuran yang efektif dan efisien (Pendit, 2008).
Perpustakaan perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat penting dalam menciptakan mahasiswa yang literat. Dalam aktifitas pendidikan pemakai, pustakawan dapat sekaligus melakukan literasi informasi kepada mahasiswa agar mampu menemukan informasi yang dibutuhkan pemusaka secara efektif dan akurat. Perkuliahan yang berlangsung di bangku kuliah seringkali menuntut mereka untuk membuat tulisan ilmiah baik sebagai tugas perkuliahan maupun tugas akhir. Sehubungan dengan itu, mahasiswa memerlukan referensi berupa bahan bacaan yang berkualitas seperti jurnal ilmiah, penelitin serta buku-buku terbitan terbaru. Referensi yang dibutuhkan dapat diperoleh oleh mahasiswa melalui koleksi yang ada di perpustakaan baik koleksi tercetak maupun noncetak. Salah satu referensi yang sering dirujuk oleh dosen adalah jurnal ilmiah baik jurnal tercetak maupun jurnal online. Di era internet saat ini, mahasiswa lebih lebih banyak mencari berbagai informasi pada media online seperti jurnal online. Ada dua jenis jurnal online yang bisa kita nikmati yaitu jurnal online berbayar dan jurnal online tak berbayar (free). Untuk koleksi buku pun, mahasiswa pilihan bacaan berupa buku elektronik (ebook) serta masih banyak lagi format informasi yang bias diperoleh di internet. Dalam melakukan pencarian informasi
10
di internet, terdapat beberapa cara yang dapat dimanfaatkan mahasiswa dalam pencarian informasi, diantaranya: (1) surfing yaitu berselancar di lautan informasi; (2) browsing membaca dan melihat sepintas informasi yang diperoleh; (3) information seeking adalah proses
kognisi
seseorang
dalam
memecahkan
masalah
untuk
mengubah
pengetahuannya; (4) information retrieving adalah mendapatkan kembali informasi dari suatu database tertentu; (5) information searching merupakan langkah lebih lanjut dari information seeking (Purwono, 2011). Dengan berbagai pilihan yang disajikan di atas, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengakses informasi bermutu seluas-luasnya. Salah satu aplikasi umum dari system temu kembali informasi adalah search engine atau mesin pencarian yang terdapat pada jaringan internet. Pengguna internet dapat menemukan situs atau halaman web yang dibutuhkan melalui search engine yang sudah popular seperti Google, Yahoo, MSN, AOL, dan lain-lain. Dengan hanya memasukkan kata kunci ke dalam mesin pencari maka informasi yang diinginkan akan dapat ditampilkan. Cara yang dipergunakan dalam pencarian informasi belum berhasil baik apabila belum menentukan kata kunci yang tepat dalam pencarian. Kata kunci sangat penting dalam menentukan hasil penelusuran, oleh sebab itu kata kunci harus diketik dan dipilih dengan benar. Ada beberapa cara yang dapat dipakai dalam memilih kata kunci yang sesuai dengan keinginan, yaitu dengan cara melihat kamus, ensiklopedi, thesaurus, membaca buku, dan lain sebagainya. Selain itu perlu diperhatikan pula sinonim, singkatan, perubahan kata dasar, istilah ilmiah dan lain-lain (Purwono, 2008). Selain kata kunci, pencarian pada search engine memerlukan beberapa strategi sepeti memanfaatkan berbagai fasilitas penelusuran yang ada seperti: 1. Operator Boole atau Boolean Logic ialah operasi logika matematika seperti AND, OR, NOT, yang dipergunakan dalam pencarian sumber ilmiah di internet agar hasil yang ditemukan lebih spesifik. 2. Frase (phrase search) adalah penggabungan beberapa kata agar tidak ditelusur secara terpisah oleh mesin pencari. Cara pencarian ini biasanya mengguanakan tanda petik “…” contohnya “literasi informasi” 3. Pemanggalan (truncation) yaitu penelusuran yang dapat dilakukan dengan melakukan pemenggalan kata. Biasanya menggunakan tanda : * atau ? contohnya manag* manage, manager, management, dll. 4. Penulisan huruf besar dan huruf kecil mempengaruhi juga hasil pencarian
11
5. Pembatasan format file yang diinginkan, contohnya: .txt untuk teks biasa, .doc untuk Microsoft Word, .ppt untuk power point, dan lain-lain (Purwono, 2011). Strategi yang dipaparkan di atas adalah strategi yang memudahkan pencari informasi dalam menemukan informasi yang dibutuhkan serta membantu menghemat waktu pencari informasi. Strategi ttersebut juga menghindarkan sesorang dari kebingungan akibat banjir informasi yang tiada terbendung. Tindakan plagiarisme adalah tindakan penjiplakan atau pengakuan atas karya orang lain oleh seseorang yang menjadikan karya tersebut sebagai karya ciptaannya (http://www.dikti.go.id/?p=8281&lang=id, 2013). Tindakan menjiplak dapat disamakan sebagai tindakan mencuri dan pelakunya disebut plagiator. Pola yang berkembang dalam tindakan plagiarisme dapat dibagai menjadi empat, yaitu pertama tindakan plagiarisme total, tindakan plagiasi yang dilakukan seseorang dengan cara menjiplak atau mencuri hasil karya orang lain secara keseluruhan dan mengklaimnya sebagai karyanya sendiri. Yang terjadi, si penjiplak hanya mengganti nama pengarang asli dan mengganti dengan namanya sendiri; kedua, plagiarisme parsial yaitu tindakan plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan cara menjiplak sebagian hasil karya orang lain untuk dijadikan sebagai karyanya sendiri. Biasanya, dalam plagiasi jenis ini seorang penulis mengambil pernyataan, landasan teori, sampel, metode analisis, pembahasan dan atau kesimpulan tertentu dari hasil karya orang lain menjadi karyanya tanpa menyebutkan sumber aslinya; ketiga, auto-plagiasi (self-plagiarisme) yaitu tindakan plagiasi yang dilakukan seorang penulis terhadap karyanya sendiri, baik sebagian maupun seluruhnya. Misalnya, ketika menulis suatu artikel ilmiah seorang penulis meng-copy paste bagian-bagian tertentu dari hasil karyanya dalam suatu buku yang sudah diterbitkan tanpa menyebut sumbernya; keempat, plagiarisme antarbahasa yaitu plagiasi yang dilakukan seorang penulis dengan cara menerjemahkan suatu karya tulis yang berbahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian, penulis menjadikan hasil terjemahan tersebut sebagai hasil karyanya tanpa menyebut sumbernya. Modusnya hampir mirip dengan jenis plagiasi total dan plagiasi parsial. Asumsinya, para pembaca tidak akan tahu bahwa artikel tersebut adalah hasil terjemahan karena berbeda bahasa (Lako, 2012). Adanya tindakan plagiarisme di lingkungan akademisi merupakan gambaran betapa sakitnya dunia pendidikan di negara kita saat ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa
12
perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu penyebab maraknya plagiarisme, karena teknologi computer memungkinkan seseorang memindahkan hasil karya orang lain dalam waktu yang cepat. Dengan adanya fasilitas copy-paste, mudah sekali seseorang mencuri hasil karya orang lain. Kenyataan bahwa pelaku plagiasi berasal dari lingkungan kampus memacu perguruan tinggi untuk mengatakan “TIDAK” pada tindakan plagiasi. Banyak sekali spanduk anti-plagiasi dipajang di tempat yang strategis. Untuk mengembalikan citra pendidikan tinggi, perlu diadakan literasi informasi terkait dengan tindakan plagiasi yang dilakukan seiring dengan membiasakan para sivitas akademika untuk menyertakan nama pemilik asli sebuah karya tulis maupun karya lainnya. Seperti yang dipaparkan di atas, menciptakan generasi literat harus dibiasakan sejak dini. Informastion Literacy Standard dalam Eberhart (2006) mengemukakan bahwa mahasiswa yang literat adalah mahasiswa yang: 1. Mengakses informasi secara efesien dan efektif 2. Mengevaluasi informasi secara kritis dan kompeten 3. Menggunakan informasi secara akurat dan kreatif 4. Mencari informasi sesuai dengan minat pribadi 5. Menghargai hasil karya serta ekspresi kreatif informasi lainnya 6. Bekerja keras dalam mencari informasi sebagai generasi berpengetahuan 7. Mengenali pentingnya informasi bagi masyarakat demokratis 8. Beretika dalam pencarian informasi dan pemanfaatan teknologi informasi 9. Memahami isu ekonomi, legalitas serta social seputar penggunaan dan akses informasi secara beretika dan legal. Apabila ciri-ciri generasi literat yang dikemukakan di atas dapat dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa dan sivitas akademika, maka tidak akan ada lagi kebingungan dalam memilih informasi. Terwujudnya generasi literat akan menghapus berbagai tindakan menyimpang terkait pencurian hasil karya orang lain oleh para insan akademis.
1.4.Tujuan Kegiatan Kegiatan P2M berupa pelatihan literasi informasi yang akan diikuti oleh mahasiswa baru, bertujuan untuk: 1. Melatih mahasiswa untuk memformulasikan kebutuhan informasi. 2. Melatih mahasiswa memilih dan mengevaluasi informasi secara hati-hati.
13
3. Melatih mahasiswa agar mampu mengkomunikasikan atau sharing informasi kepada teman-temannya. 4. Melatih mahasiswa untuk memggunakan informasi secara bertanggung jawab dengan cara mencantumkan asal atau sumber informasi yang dipergunakan, mensitasi atau mengutip informasi tertentu dengan benar, serta menggunakan informasi secara beretika.
1.5. Manfaat Kegiatan Hasil kegiatan P2M berupa pelatihan literasi informasi kepada mahasiswa baru sangat mendesak dilakukan karena memiliki beberapa manfaat sebagai berikut: 1.
Mahasiswa baru memiliki keterampilan dalam penelusuran informasi di internet sehingga memiliki kemampuan untuk memformulasikan informasi yang dibutuhkan sebagai bahan referensi tulisan ilmiah mereka di banku kuliah.
2.
Mahasiswa mampu memilih dan mengevaluasi informasi yang dicari dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada di internet.
3.
Mahasiswa baru memilki kepedulian untuk berbagi segala informasi yang diketahui kepada teman-temannya baik di dalam maupun di luar kampus untuk mendukung pembelajaran seumur hidup.
4.
Mahasiswa akan memiliki tanggung jawab dalam kegiatan ilmiah dengan mulai menghargai karya orang lain dengan cara mencantumkan asal atau sumber informasi yang digunakan, mensitasi dengan benar, serta menggunakan informasi secara beretika.
1.6. Khalayak Sasaran Sasaran P2M berupa pelatihan literasi informasi ini adalah para mahasiswa baru Universitas Pendidikan Ganesha tahun akademik 2014/2015. Mahasiswa baru dipilih untuk membiasakan mereka menghadapi kehidupan pendidikan tinggi yang bersifat ilmiah dengan mengenalkan sumber informasi, pangkalan data, cara serta fasilitas yang ada di internet untuk mendapatkan informasi yang efektif dan efisien. Dalam pelatihan nanti, mahasiswa juga akan diperkenalkan cara yang benar dalam mengutip hasil karya orang lain sebagai upaya menghindarkan mereka dari tindakan plagiarisme. Mahasiswa yang terlibat sebanyak kurang lebih 100 orang
yang diambil dari masing-masing
jurusan melalui ketua jurusan yang berkoordinasi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Senat Mahasiswa.
14
Kegiatan P2M ini melibatkan mahasiswa baru di semua jurusan sejumlah kurang lebih 100 orang untuk mengikuti pelatihan literasi informasi. Mahasiswa sebagai salah satu tugas perpustakaan dalam deseminasi informasi terkait dengan perkuliahan dan penulisan ilmiah. Mahasiswa baru sangat tepat menjadi peserta pelatihan untuk menanamkan keberaksaraan (literasi informasi) sehingga kelak menjadi generasi literat yang memiliki ciri peka dan kritis.
15
BAB 2 METODE PELAKSANAAN 2.1. Kerangka Pemecahan Masalah Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, maka kerangka pemecahan masalah yang ditawarkan dalam pelaksanaan pelatihan literasi informasi tersebut adalah sebagai berikut:
Permasalahan
Pelatihan Literasi Informasi
Information Sharing, tindakan sehari-hari
Generasi Literat
Bagan 1. Bagan Skematis Kerangka Pemecahan Masalah
Secara umum kerangka berpikir untuk memecahkan masalah kegiatan ini digambarkan seperti pada Gambar 1. Berangkat dari permasalahan yang muncul disusun berbagai alternatif untuk memecahkan masalah. Dari berbagai alternatif, dipilih alternatif yang paling mungkin dilaksanakan. Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, maka metode dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut.
-
Permasalahan Tingginya tindakan plagiasi di perguruan tinggi Menurunnya etika ilmiah pada mahasiswa Kebingungan dalam menghadapi banjir informasi
Kegiatan Pelatihan Literasi Informasi dengan langkah-langkah sbb: Memperkenalkan database berlangganan (berbayar/fee),m memperkenalkan sumber elektronik gratis (free), mengembangkan strategi pencarian informasi, mengembangkan konsep dan katakata kunci, menggunakan alat bantu dan operator pencarian informasi, mengenalkan cara mensitasi atau mengutip hasil karya orang lain agar terhindar dari jerat plagiarisme.
Pemecahan Masalah LITERASI INFORMASI
Alternatif Pemecahan Masalah Menanamkan kebiasaan mencari informasi dan memanfaatkannya secara bertanggung jawab.
16
Bagan 2. Bagan Skematis Kerangka Pemecahan Masalah
1) Langkah-langkah Pelatihan Kegiatan pelatihan dilakukan untuk memberikan pemahaman bagi peserta pelatihan tentang data smog berikut cara mengatasinya, yaitu dengan mengenalkan berbagai fasilitas penelusuran di internet. Materi ini akan diberikan oleh Pustakawan Undiksha yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam penelusuran informasi di internet. Materi yang diberikan memuat berbagai hal yang berkaitan dengan berbagai strategi penelusuran informasi yang efektif dan efisien. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pelatihan adalah: a. Memperkenalkan database berlangganan (berbayar/fee) (alamat situs terlampir) b. Memperkenalkan sumber elektronik gratis (free) (alamat situs terlampir) c. Mengembangkan strategi pencarian informasi d. Mengembangkan konsep dan kata-kata kunci e. Menggunakan alat bantu dan operator pencarian informasi f. Mengenalkan cara mensitasi atau mengutip hasil karya orang lain untuk menghindarkan dari jerat plagiarisme.
2) Praktek Pelatihan dilakukan dengan metode ceramah dan praktek. Pada saat dijelaskan tentang strategi pencarian informasi, mahasiswa langsung melakukan praktek dengan menggunakan laptop atau PC yang dibawa oleh masing-masing mahasiswa. Dengan cara ini, mahasiswa dapat langsung mempraktekkan semua yang dijelaskan oleh pelatih. Dalam praktek, mahasiswa akan didampingi oleh pelatih beserta tim sekaligus dapat mengemukakan pertanyaan terkait dengan materi pelatihan yang sedang berlangsung.
2.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan P2M ini menggunakan
metode pelatihan yang akan dilaksanakan
selama 1 (satu ) hari dengan materi pelatihan berupa ceramah dan praktek yang disajikan secara bersamaan. Setelah kegiatan pelatihan, akan dilanjutkan kegiatan evaluasi sebagai bahan koreksi bagi penyelenggara kegiatan. Hasil evaluasi ini nantinya
17
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perpustakaan Undiksha untuk melaksanakan kegiatan serupa terkait dengan kegiatan pendidikan pemakai.
2.3. Rancangan evaluasi Rancangan evaluasi dari kegiatan ini menekankan pada proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan pada saat mahasiswa mendengarkan ceramah sekaligus praktek pelatihan literasi informasi. Melalui pertanyaan dan keseriusan peserta latihan akan diperoleh bagaimana antusiasme dan kebermanfaatan kegiatan ini. Akan dievaluasi juga tentang pengetahuan mahasiswa tentang situs terkait informasi ilmiah di internet.
18
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan literasi informasi diadakan pada Selasa, 19 Agustus 2014 dan diikuti oleh mahasiswa baru angkatan 2014. Kegiatan terlaksana dari pukul 08.00 – 13.00 wita. Adapun jadwal kegiatan adalah sebagai berikut: WAKTU 08.00 – 09.00 09.00 - 09.30
09.30 – 10.15 10.15-11.00
11.45-13.00
13.00-selesai
ACARA Presensi Pembagian Snack Pembukaan 1. Indonesia raya dan doa 2. Kata sambutan ketua panitia 3. Kata sambutan ketua LPM sekaligus membuka kegiatan P2M Pemaparan materi Etika Ilmiah Perguruan Tinggi Pemaparan materi Tata Cara Penelusuran Informasi di internet dan praktek Diskusi
Makan siang Penutup
KETERANGAN Panitia
Panitia Ketua Panitia Ketua Jurusan
Dr. Tuty Maryati, M.Pd I Ketut Resika Arthana, S.T., M.Kom Perserta Nara Sumber Moderator Peserta Nara Sumber Panitia
Peserta kegiatan berasal dari mahasiswa berbagai jurusan yang ada di Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA). Dari jumlah undangan yang disebar, panitia meminta masing-masing jurusan mengirim dua orang perwakilan untuk mengikuti pelatihan ini. Namun pada kenyataannya, mahasiswa yang hadir melebihi itu karena ada beberapa jurusan mengirim lebih dari dua orang sehingga total peserta sebanyak 100 orang. Dalam pelaksanaan P2M tersebut, panitia dibantu oleh empat orang pustakawan dan lima orang mahasiswa D3 Perpustakaan. Sebelum acara pelatihan dimulai, peserta melakukan registrasi sekaligus pemberian perlengkapan pelatihan berupa materi, alat tulis serta angket yang berisikan survey literasi informasi. Angket ini bertujuan untuk
19
mengetahui kebiasaan dan perilaku mahasiswa baru dalam pencarian informasi di internet (Lampiran 1). Kegiatan P2M diawali dengan laporan ketua panitia dan dilanjutkan dengan sambutan oleh Kepala Perpustakaan UNDIKSHA sekaligus membuka kegiatan pelatihan tersebut. Setelah kegiatan dibuka secara resmi, kegiatannya selanjutnya adalah sebagai berikut. 1)
Pemaparan informasi (Ceramah) terkait Literasi Informasi Kegiatan diisi dengan penceramah pertama yaitu Dr. Tuty Maryati, M.Pd dari
Fakultas Ilmu Sosial UNDIKSHA yang membawakan materi tentang plagiarisme dengan makalah yang berjudul “Mahasiswa dan Etika Ilmiah: Membangun Karakter Jujur, Disiplin dan Tanggung jawab Ilmiah di Perguruan Tinggi”. Pada sesi ini Dr. Tuty Maryati memberikan tips dan cara menulis yang baik dan benar. Agar menjadi insan berpengetahuan, penceramah menekankan pentingnya kejujuran dalam setiap kegiatan ilmiah di lingkungan kampus. Dengan membiasakan diri berlaku jujur, maka mahasiswa akan terhindar dari tindakan tercela seperti plagiarisme. Pada sesi ini, nara sumber memaparkan cara-cara efektif dalam pengutipan ide-ide sehingga tidak terjebak dalam tindakan plagiat. Mahasiswa dituntut untuk menghargai hasil karya orang lain dengan mencantumkan nama pengarang/penulis aslinya. Setelah pemaparan oleh nara sumber pertama selesai, acara dilanjutkan dengan pemaparan nara sumber kedua yaitu I Ketut Resika Arthana, S.T., M.Kom, dengan materi terkait penelusuran jurnal ilmiah secara online dan gratis. Judul makalah yang dibawakan adalah “Tata Cara Penelusuran Informasi Ilmiah di Internet” (makalah terlampir). Pada kesempatan ini, pembicara memberikan beberapa situs yang memiliki daftar koleksi jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional, lengkap dengan tata cara penelusuran serta tips dan trik untuk masuk ke situs tersebut. Selain itu, pembicara kedua juga mengajarkan mahasiswa caracara penelusuran efektif sehingga informasi yang dicari memiliki presisi tinggi. Dengan trik seperti penggunaan Boolean Logic, mahasiswa akan mendapatkan informasi secara efektif dan dapat menghemat waktu mereka. 2)
Pelatihan Metode ini dimaksudkan untuk merealisasikan teori yang diperoleh melalui
informasi, tanya jawab dan diskusi. Dalam pelaksanaannya secara bersama-sama di mana mahasiswa bertanya dan nara sumber memberikan solusi dengan mempraktekkan langsung di hadapan peserta. Nara sumber pertama lebih banyak memberikan kasuskasus penulisan yang dianggap sebagai tindakan plagiat dan penulisan yang benar
20
sehingga tidak menjadi seorang plagiat. Pada sesi ini, banyak sekali mahasiswa yang bertanya. Ini mengindikasikan bahwa mahasiswa mulai sadar akan pentingnya melakukan tindakan yang benar dalam hal pengutipan karya tulis orang lain. sementara nara sumber kedua lebih banyak memberikan praktek penelusuran informasi ilmiah di internet, khususnya pencarian pada situs gratis atau tidak berbayar. Pada sesi ini, nara sumber kedua mempraktekkan cara menelusur jurnal pada situs online penyedia jurnal ilmiah
diantaranya:
DOAJ
(www.doaj.org);
GOOGLE
SCHOLAR
(http://scholar.google.com); Perpustakaan Nasional RI (http://pnri.go.id); Garuda Dikti (http://garuda.dikti.go.id) serta e-journal UNDIKSHA (http://ejournal.undiksha.ac.id). Pada sesi ini, nara sumber juga mendemonstrasikan cara menelusur menggunakan beberapa teknik seperti advanced searching dan Boolean logic.
Pertanyaan yang
muncul pada sesi ini juga tidak kalah banyaknya, karena nara sumber kedua juga memberikan peringatan kepada mahasiswa agar tidak terlalu percaya kepada informasi yang bersumber dari blog dan menganjurkan untuk menelusur sumber asli yang lebih dapat dipercaya. Hal tersebut juga akan menghindarkan mahasiswa dari informasi yang keliru sekaligus menghindarkan mereka dari tindakan plagiat. Sesi tanya jawab ditutup karena waktu sudah tidak memungkinkan karena ijin pemakaian gedung hingga pk 12.00, sementara acara sudah lewat selama 30 menit. Dengan sangat terpaksa panitia menutup sesi tanya jawab dengan harapan agar semangat menulis karya ilmiah oleh mahasiswa baru tetap dijaga sehingga apa yang diperoleh selama pelatihan dilatih terus dalam penulisan tugas-tugas di bangku kuliah sehingga mereka akan menjadi manusia yang mampu menjunjung tinggi etika ilmiah dengan mengedepankan kejujuran. Sebagai masyarakat ilmu pengetahuan, mahasiswa baru yang mengikuti pelatihan literasi informasi juga dihimbau untuk menyebarkan pengetahuan yang sudah diperoleh selama pelatihan. 3.2. Dokumentasi dan Evaluasi Program Pelatihan literasi informasi secara umum telah berlangsung baik dan lancar. Tingkat penyerapan mahasiswa terhadap pemaparan dan praktek yang diberikan oleh kedua nara sumber cukup baik dilihat dari antusiasme peserta dalam bertanya terkait materi yang diberikan oleh nara sumber. Kasus-kasus yang dikemukakan oleh nara sumber ditanggapi dengan menanyakan kembali hal-hal terkait penulisan ilmiah serta penelusuran ilmiah yang selama ini biasa dilakukan oleh para peserta. Melalui sesi tanya jawab, panitia dapat melakukan pengukuran (assessment) terhadap kegiatan ini.
21
Pengukuran tersebut untuk melihat apa yang mereka pelajari dalam program literasi informasi benar-benar bermanfaat bagi proses pembelajaran di bangku kuliah. Sementara evaluasi digunakan untuk menilai program literasi informasi untuk melihat apakah tujuan program tercapai. Tujuan pelatihan ini adalah membekali mahasiswa dengan kemampuan memanfaatkan informasi dan menggunakan informasi secara efektif dan etis untuk kebutuhan informasi mereka. Tujuan yang ditentukan oleh penyelenggara adalah setiap mahasiswa yang telah mengikuti program ini memiliki kemampuan tersebut. Untuk itu, setelah mengikuti pelatihan literasi informasi, mahasiswa diharapkan untuk mempraktekkan cara penelusuran informasi ilmiah yang sudah dipraktekkan bersama nara sumber. Untuk keperluan evaluasi kegiatan tersebut, maka setiap mahasiswa diberikan semacam laporan pribadi yang berisi pertanyaan terbuka terkait penelusuran sumber ilmiah di internet. Pertanyaan dalam laporan tersebut ada dua yaitu: Coba praktekkan penelusuran jurnal yang sudah diberikan nara sumber, dan jawab pertanyaan di bawah dengan singkat dan jelas. (1) Jurnal apa yang saudara cari? (2) Apakah anda berhasil menemukan jurnal yang anda cari, klo iya berapa jumlah jurnal yang saudara temukan? Setelah beberapa hari ada sekitar 30 mahasiswa yang mengembalikan laporan dan mereka semua berhasil menemukan sumber informasi yang dibutuhkan. Rata-rata jurnal yang ditemukan sebanyak satu jurnal. Mengingat acara ini disambut dengan antusias oleh mahasiswa, pelatihhan seperti ini dapat dijadikan kegiatan rutin di perpustakaan sehingga kemampuan menelusur informasi oleh mahasiswa akan semakin baik. Selain itu semangat untuk memerangi plagiarism harus terus didengungkan di bangku kuliah sehingga mahasiswa UNDIKSHA menjadi sadar akan pentingnya menghargai karya tulis orang lain dan dirinya sendiri. Untuk itu laporan kegiatan ini akan disebarkan kepada ketua jurusan sebagai pihak yang turut mendukung suksesnya kegiatan ini. Kendala yang ditemui dalam kegiatan ini adalah kurangnya fasilitas berupa computer atau laptop bagi mahasiswa untuk melaksanakan penelusuran langsung di tempat pelatihan sehingga laporan keberhasilan penelusuran informasi ilmiah oleh mahasiswa tidak dapat diterima 100%. Apabila di kemudian hari, ada pihak-pihak yang akan melakukan kegiatan yang sama agar sedini mungkin mempersiapkan fasilitas berupa computer atau laptop.
22
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN Literasi informasi untuk membekali mahasiswa keterampilan dalam penelusuran informasi ilmiah dapat membantu mahasiswa khususnya mahasiswa baru dalam mengidentifikasi, memilih dan mengevaluasi informasi yang ada di internet sehingga memperoleh informasi yang diinginkan tanpa khawatir akan kesahihan informasi tersebut. Pada pelatihan ini mahasiswa diberikan pilihan website, dimana mereka dapat mencari informasi ilmiah serta tidak dipungut biaya sehingga terjangkau oleh siapa saja. Kemampuan literasi informasi juga mengajarkan mahasiswa agar mampu menjunjung tinggi etika ilmiah dengan mengedepankan kejujuran. Sebagai masyarakat ilmu pengetahuan, mahasiswa baru yang mengikuti pelatihan literasi informasi juga dihimbau untuk menyebarkan pengetahuan yang sudah diperoleh selama pelatihan. Antusiasme yang ditunjukkan oleh mahasiswa menunjukkan bahwasannya mereka sangat sadar pentingnya menjaga etika ilmiah di bangku kuliah. Dari hasil evaluasi yang diperoleh melalui angket yang diberikan pada mahasiswa, ada beberapa saran yang bisa dilaksanakan oleh pihak universitas, yaitu: 1. Kegiatan literasi informasi perl dilaksanakan secara rutin agar seluruh mahasiswa mampu menelusur dan mengevaluasi informasi dengan baik. 2. Perpustakaan sebagai jantungnya perguruan tinggi perlu mensosialisasikan kegiatan ini untuk membantu mahasiswa dalam pencarian informasi ilmiah sehingga keterbatasan sumber informasi ilmiah berupa jurnal dapat diatasi dengan situs-situs yang meyediakan jurnal-jurnal ilmiah tak berbayar atau gratis. 3. Pihak universitas dapat mencanangkan kegiatan literasi informasi sebagai kegiatan wajib bagi mahasiswa baru maupun lama sehingga mereka semua dapat mengakses informasi yang tidak tersedia di perpustakaan bagi keluasaan ilmu pengetahuan mereka. Sebagai kegiatan wajib, maka mahasiswa harus memiliki sertifikat sebagai tanda sudah mengikuti kegiatan literasi informasi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bawden, D. (2008). Origins and concepts of digital literacy. Dalam C. Lankshear&M. Knobel (eds). Digital literacies : concepts, policies, and paradoxes. Pp:15-32. New Yok: Peter Lang Bawden, D. (2001). Information and digital literacy: a review of concepts. Journal of Documentation, 57(2),218-259 Lako, Andreas. 2012. Plagiarisme Akademik. Diunduh pada tgl 4 september 2013 di http://storage.kopertis6.or.id/kelembagaan/ARTIKEL%20PLAGIARISME%20A KADEMIK1.pdf Naibaho, Clara. 2007. Menciptakan generasi Literat Melalui Perpustakaan. Diunduh pada tanggal 4 September 2013 pada http://eprints.rclis.org/12549/1/Menciptakan_Generasi_Literat_Melalui_Perpustak aan.pdf Pendit, Putu Laxman. 2008. Perpustakaan Digital dari A sampai Z. Jakarta: Cita Karyakarsa Mandiri. Pendit, Putu Laxman. 2005. Perpustaaan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Depok: Perpustakaan UI. Proboyekti, Umi. 2008. Literasi Informasi di Perguruan Tinggi. Diunduh online pada tgl 4 September 2013 di http://lecturer.ukdw.ac.id/othie/literasiinformasiPT.pdf Purwono. 2011. Information Skill. Makalah disampaikan pada kegiatan Literasi Informasi Mahasisiwa Baru pada Perpustakaan Universitas Indonesia. Purwono. 2008. Strategi Penelusuran Informasi di Internet. Diunduh pada tgl 4 september 2013 di http://eprints.rclis.org/12193/1/Strategi_Penelusuran_melalui_Internet.pdf Shenk, David. 1998. Data Smog; Surviving the Information Glut. San Fransisco: Harper. Sulistyo-Basuki. 2013. Literasi Informasi dan literasi Digital. Diunduh pada tgl 4 September 2013 pada http://sulistyobasuki.wordpress.com/2013/03/25/literasiinformasi-dan-literasi-digital/
24
Lampiran 1 SURVEY LITERASI INFORMASI BAGI MAHASISWA UNDIKSHA 1. A) Sebutkan nama fakultas anda: B) Sebutkan nama jurusan/ program studi anda:
BAGIAN SATU: TUGAS YANG BERKAITAN DENGAN KULIAH
Pada bagian ini, kami ingin mengetahui cara anda dalam mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi yang telah anda peroleh dalam perkuliahan. Pertama-tama, kami ingin mengetahui jenis tugas apa saja yang pernah anda terima. 2. Pada saat OKK, jenis tugas apa saja yang pernah anda dapatkan? [Beri tanda cek (V) sesuai dengan jenis tugas yang pernah anda dapatkan pada semester lalu] ⃤ Makalah yang menyajikan argument anda tentang suatu isu ⃤ Makalah yang menyajikan analisis historis tentang suatu peristiw ⃤ Makalah yang menyajikan suatu interpretasi atau pemahaman sebuah teks ⃤ Makalah yang menyajikan analisis studi kasus ⃤ Makalah yang menyajikan tinjauan literatur ⃤ Presentasi/ penyajian langsung ⃤ Produk multimedia yang menjadi persyaratan sebuah penelitian (seperti situs web, video, dsb,) jenis tugas lain, sebutkan:________________________________________________________ _____ _______________________________________________________________ ___________________ _______________________________________________________________ ___________________ 3. Seberapa sering anda MEMPERTIMBANGKAN UNTUK MENINJAU SUMBER-SUMBER DI BERIKUT INI. N Selalu Serin Kadang- Jarang Tidak o g kadang pernah
Tidak Tidak tahu memiliki pengalama
25
n 1 2 3
4 5
6
7 8 9 10 11 12 13 14
Materi perkuliahan Blogs Mesin pencari (seperti google, Bing, Yahoo!, Ask.com, dsb) Wikipedia Situs pemerintah (situs gov.) Pangkalan data teks lengkap melalui situs web perpustakaan (seperti EMERALD) Pustakawan Rak buku perpustakaan Dosen Ensiklopedia Asisten Dosen Teman kuliah Rekan/ keluarga Koleksi pribadi (buku yang saya miliki)
4. Ketika anda menemukan sebuah sumber melalui sebuah perpustakaan (buku, artikel, atau sumber lain dari pangkalan data Web perpustakaan, APAKAH ANDA MEMPERTIMBANGKAN hal-hal berikut ini? N Selalu Serin Kadang Jarang Tidak Tidak o g -kadang pernah tahu
1
2
3
4
Mempertimbangkan keterkinian/ kemutakhiran sumber Mempertimbangkan otoritas pengarang (misal relevansi latar belakang pendidikan pengarang, dsb.) Mempertimbangkan sudut pandang isi karya (misal bias atau tidaknya pokok pembahasan) Mempertimbangkan apakah penulis tersebut menyitir ide pemikiran penulis lain (misal menyebutkan penulis lain di catatan kaki)
26
Tidak memilik pengalama n
5
6
7
8
9
10
Mempertimbangkan apakah perpustakaan memiliki bibliografi yang dicari Jika terdapat bagan, mempertimbangkan apakah bagan tersebut memuat informasi vital (misal tidak sekedar menarik perhatian saja) Mempertimbangkan penerbit sumber (misal penerbit buku, dsb.) Mempertimbangkan saran pustakawan dalam memanfaatkan sumbersumber di perpustakaan Mempertimbangkan apakah saya pernah mendengar atau mengetahui sebelumnya tentang sumber perpustakaan tersebut. Mempertimbangkan apakah saya pernah memanfaatkan sumber tersebut sebelumnya
7. Situs apakah yang paling sering anda akses untuk mendapatkan informasi Sering
Kadangkadang
Jarang
Tidak Pernah
Tidak Tahu
1. Blog 2. Yahoo 3. Wikipedia 4. Google 5. Infoseek 6. Excit 7. Goto 8. Caccha 9. AOL Anywhere 10. Vivisimo 11. Altavista 12. Lycos 13. Alltheweb 14. Ask 15. Theoma
27
8.
Selain di perpustakaan, di manakah anda mendapatkan sumber informasi yang dicari? Sering
Kadangkadang
Jarang
Tidak Pernah
Tidak Tahu
1. Search Engine 2. Pangkalan data berlangganan mis. ebsco 3. Pangkalan data tak berbayar (gratis) mis.oapen.org 4. Media Sosial mis. facebook 5. Toko Buku 6. Perpustakaan Umum 7. Lainnya, sebutkan……
28
Lampiran 2 FOTO KEGIATAN
Pembukaan Pelatihan oleh Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha.
29
Peserta pelatihan
Peserta antusias mencatat apa yang dikemukakan oleh nara sumber.
30
Nara sumber memberikan materi terkait pelatihan literasi informasi.
Pemaparan oleh nara sumber yang didampingi moderator sekaligus ketua panitia pelatihan.
31
Lampiran 3 COVER MAKALAH YANG DISAMPAIKAN PADA SAAT PELATIHAN
32
33
34