LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH IKAN BAGI PARA IBU ANGGOTA KELOMPOK USAHA KECILSUDANG LEPET “MINA SEGARA” DI DESA SANGSIT KECAMATAN SAWAN KABUPATEN BULELENG-BALI
TIM PELAKSANA: 1. Ni Wayan Sukerti,S.Pd.,M.Pd.(Ketua Pelaksana) NIDN .0011077103 2. Cok. Istri Raka Marsiti,S.Pd.,M.Pd.(Anggota) NIDN.0003037103 3. Ni Made Suriani,S.Pd.,M.Par. (Anggota) NIDN. 0007127212 4. Ni Desak Made Sri Adnyawati,S.Pd.,M.Pd.(Anggota) NIDN. 0009036803 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 023.04.2.552581/2013 revisi 2 tanggal 01 Mei 2013
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT TAHUN 2013
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT a.Judul Program
: Pelatihan pengolahan Limbah Ikan Bagi Para Ibu Anggota Kelompok Usaha Kecil Sudang Lepet ” Mina Segara” Di Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng-Bali : Pelatihan : Penerapan IPTEKS Bidang Boga
b. Jenis Program c. Bidang Kegiatan d. Identitas Pelaksana: 1. Ketua Nama : Ni Wayan Sukerti,S.Pd.,M.Pd. NIP. : 197107111999032001 Pangkat/golongan : Pembina/IV a Alamat Kantor : Jl. Udayana,kampus Tengah Undiksha Alamat Rumah : Perum. Puri Sukasada Blok A No. 30 Singaraja-Bali 2. Anggota 1 Nama : Cok. Istri Raka Marsiti,S.Pd.,M.Pd. NIP. : 197107111999032001 Pangkat/golongan : Pembina.I/IV a Alamat Kantor : Jl. Udayana,kampus Tengah Undiksha Alamat Rumah : Perum. Panji Asri Blok J. No. 11 Singaraja-Bali 3 . Anggota 2 Nama : Ni Made Suriani,S.Pd.,M.Par. NIP. : 197212072002122003 Pangkat/golongan : Penata /IIIc Alamat Kantor : Jl. Udayana,kampus Tengah Undiksha Alamat Rumah : Jl. Sahadewa No. 6 Singaraja-Bali 4. Anggota 3 Nama : Ni Desak Made Sri Adnyawati,S.Pd.,M.Pd. NIP. : 196803091994032001 Pangkat/golongan : Pembina/IVa Alamat Kantor : Jl. Udayana,kampus Tengah Undiksha Alamat Rumah : Perum. Griya Sambangan Blok C/7 Singaraja-Bali e. Biaya yang diperlukan: Rp. 7.500.000,- (Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) f. Lama Kegiatan : 8 ( Delapan Bulan) Singaraja, 6 Nopember 2013 Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik dan Kejuruan
Ketua Pelaksana,
Dra. I Dewa Ayu Made Budhyani,M.Pd. NIP. 196501261992112001
Ni Wayan Sukerti,S.Pd.,M.Pd. NIP. 197107111999032001
Mengetahui, Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha, KATA Prof. Dr. PENGANTAR Ketut Suma,M.S. NIP. 195901011984031003
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa , atas karunia yang dilimpahkan, sehingga laporan P2M ini yang berjudul” Pelatihan pengolahan Limbah Ikan Bagi Para Ibu Anggota Kelompok Usaha Kecil Sudang Lepet ” Mina Segara” Di Desa Sangsit Kecamatan Sawan Kabupaten BulelengBali” dapat kami selesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Persiapan, pelaksanaan sampai pada pelaporan kegiatan ini merupakan kerjasama tim pelaksana, yang dengan penuh tanggung jawab mensukseskan kegiatan P2M ini. Oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada Yth: 1. Dekan Fakultas Teknik dan Kejuruan atas ijin yang telah diberikan 2. Ketua Jurusan PKK sekaligus sebagai tim pelaksana P2M ini 3. Rekan-rekan teman sejawat sebagai tim pelaksana kegiatan P2M ini.
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami mohon saran, masukan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga laporan P2M ini bermanfaat untuk kita semua.
Singaraja, 6 Nopember 2013 Tim Pelaksana
ii
DAFTAR ISI COVER LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................i KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1 1.2.Analisis Situasi...........................................................................................................3 1.3.Perumusan Masalah.................................................................................................6 1.4.Tujuan Kegiatan......................................................................................................7 1.5.Manfaat kegiatan......................................................................................................7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan tentang Gizi Tulang dan Kulit Ikan......................................................8 2.2. Tepung Tulang ikan................................................................................................10 2.3. Kewirausahaan/potensi bisnis................................................................................14 BAB III MATERI DAN METODE 3.1.Metode Penerapan IPTEKS....................................................................................16 3.2.Khalayak Sasaran Strategis....................................................................................16 3.3. Keterkaitan.............................................................................................................17 3.4.Rancangan Evaluasi dan Kreteria Keberhasilan.................................................18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi hasil Pelatihan Pembuatan Krupuk Kulit Ikan, Krupuk Tulang Ikan dan Abon Ikan.......................................................................................................19 4.2.Pembahasan.............................................................................................................21 BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan .............................................................................................................22 5.2. Saran....................................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 01: SURAT IJIN MELAKSANAKAN P2M DI DESA SANGSIT LAMPIRAN 02: DAFTAR HADIR PESERTA PELATIHAN LAMPIRAN 03 : FORM MONITORING LAMPIRAN 04 : FOTO-FOTO HASIL KEGIATAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang didasarkan pada kekuatan ekonomi rakyatnya. Dalam ekonomi kerakyatan yang menjadi kegiatan ekonomi adalah ekonomi rakyat sendiri. Dengan menjalankan usaha kecil dan menengah yang mencakup sektor pertanian, kerajinan dan makanan. Dimana dalam menjalankan kegiatan ini, mereka mengelola sumber ekonomi yang dimiliki secara swadaya.
Secara ringkas Konvensi ILO169 tahun 1989 memberi definisi ekonomi kerakyatan adalah ekonomi tradisional yang menjadi basis kehidupan masyarakat lokal dalam mempertahan
kehidupannnya.
Ekonomi
kerakyatan
ini
dikembangkan
berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat local dalam mengelola lingkungan dan tanah mereka secara turun temurun. Aktivitas ekonomi kerakyatan ini terkait dengan ekonomi sub sisten antara lain pertanian tradisional seperti perburuan, perkebunan, mencari ikan, dan lainnnya kegiatan disekitar lingkungan alamnya serta kerajinan tangan dan industri rumahan. Kesemua kegiatan ekonomi tersebut dilakukan dengan pasar tradisional dan berbasis masyarakat, artinya hanya ditujukan untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya sendiri. Kegiatan ekonomi dikembangkan untuk membantu dirinya sendiri dan masyarakatnya, sehingga tidak mengekploitasi sumber daya alam yang ada.
Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif dari para ahli ekonomi Indonesia untuk menjawab kegagalan yang dialami oleh negara negara berkembang termasuk Indonesia dalam menerapkan teori pertumbuhan. Penerapan teori pertumbuhan yang telah membawa kesuksesan di negara negara kawasan Eropa ternyata telah menimbulkan kenyataan lain di sejumlah bangsa yang berbeda.
Pembangunan yang berorientasi kerakyatan dan berbagai kebijaksanaan yang berpihak pada kepentingan rakyat. Dari pernyataan tersebut jelas sekali bahwa konsep, ekonomi
6
kerakyatan dikembangkan sebagai upaya untuk lebih mengedepankan masyarakat. Dengan kata lain konsep ekonomi kerakyatan dilakukan sebagai sebuah strategi untuk membangun kesejahteraan dengan lebih mengutamakan pemberdayaan masyarakat. Dalam praktiknya, ekonomi kerakyatan dapat dijelaskan juga sebagai ekonomi jejaring ( network ) yang menghubung – hubungkan sentra – sentra inovasi, produksi dan kemandirian usaha masyarakat ke dalam suatu jaringan berbasis teknologi informasi, untuk terbentuknya jejaring pasar domestik diantara sentara dan pelaku usaha masyarakat.
Sebagai suatu jejaringan, ekonomi kerakyatan diusahakan untuk siap bersaing dalam era globalisasi, dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan sistem manajemen yang paling canggih sebagaimana dimiliki oleh lembaga “ lembaga bisnis internasional, Ekonomi kerakyatan dengan sistem kepemilikan koperasi dan publik.
Secara garis besar ada lima agenda pokok ekonomi kerakyatan yang harus segera diperjuangkan. Kelima agenda tersebut merupakan inti dari poitik ekonomi kerakyatan dan menjadi titik masuk ( entry point) bagi terselenggarakannya system ekonomi kerakyatan dalam jangka panjang, diantaranya : 1.
Peningkatan disiplin pengeluaran anggaran dengan tujuan utama memerangi praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam segala bentuknya.
2. Penghapusan monopoli melalui penyelenggaraan mekanisme ; persaingan yang berkeadilan ( fair competition). 3.
Peningkatan alokasi sumber-sumber penerimaan negara kepada pemerintah daerah.
4. Penguasaan dan redistribusi pemilikan lahan pertanian kepada petani penggarap. 5. Pembaharuan UU Koperasi dan pendirian koperasi-koperasi dalam berbagai bidang usaha dan kegiatan. Salah satu agenda di atas yang mungkin terealisasikan di daerah pedesaan yang memiliki potensi perikanan khususnya di Desa Sangsit Kecamatan Sawan, Bulelelng Bali , adalah pendirian kelompok usaha-usaha kecil khususnya pengolahan hasil laut yaitu ikan.
7
1.2 Analisis Situasi Desa Sangsit yang merupakan salah satu dari 129 desa di Kabupaten Buleleng memiliki wilayah seluas, 360 km2 yang secara administrasi terdiri dari 7 banjar dinas diantaranya : 1. Banjar Dinas Pebean Sangsit : Kelian Banjar Dinasnya : M. Yusuf 2. Banjar Dinas Beji
: Kelian Banjar Dinasnya : Ketut Wahyudi
3. Banjar Dinas Peken
: Kelian Banjar Dinasnya : Wyn BUdiyasa
4. Banjar Dinas Sema
: Kelian Banjar Dinasnya : Gede Sunita
5. Banjar Dinas Celuk
: Kelian Banjar Dinasnya : Krtut Bilion
6. Banjar Dinas Abasan
: Kelian Banjar Dinasnya : Made Sumadana
7. Banjar Dinas Tegal
: Kelian Banjar Dinasnya : Made Sujana
Mata pencaharian penduduk desa sangsit terbanyak di sektor wiraswasta/industri yaitu sebanyak. 436 jiwa, yang sebagian besar bergelut pada industri pengolahan ikan yaitu Industri Rumahan abon ikan, abon sudang, dan sudang lepet.
Hasil
observasi
awal
menunjukkan bahwa di desa Sangsit terdapat -+ 5 kelompok usaha kecil yang memproduksi sudang lepet, abon ikan, dan abon sudang yang diolah secara tradisional. Sementara itu di Desa sangsit juga terdapat pelabuhan pusat untuk penangkapan ikan yang akan di jual/diolah baik masyarakat setempat maupun luar wilayah Sangsit. Selama ini bentuk pengolahan ikan terutama ikan cakalang, pari, tongkol, hanya diolah dagingnya menjadi aneka produk olahan ikan seperti abon, sudang lepet, abon sudang. Selain itu masyarakat desa sangsit yang bermukim di daerah pesisir pantai bermata pencaharian sebagai penjual ikan segar, dan pedagang makanan berbahan ikan segar seperti ikan bakar.
Di daerah tersebut dihasilkan berbagai jenis ikan seperti cakalang, pari, yang kemudian diolah menjadi berbagai jenis makanan, seperti sudang lepet, abon ikan, abon sudang. Di antara jenis makanan hasil pengolahan ikan kecil di desa Sangsit dan terkenal sebagai maskot kabupaten buleleng adalah sudang lepet, dan abon ikan. Oleh karena itu banyak industri kecil/rumahan yang menjalankan produksi sudang lepet dan abon ikan khas Sangsit. Bahan pembuatan sudang dan abon ikan/abon sudang menggunakan daging ikan cakalang dan ikan sulih,dan ikan pari serta bumbu-bumbu tradisonal, sehingga pada produksi tersebut tulang dan kulit ikannya dibuang. Tulang ikan merupakan komponen yang keras, hal
8
ini menyebabkan tulang ikan tidak mudah diuraikan, sehingga tulang tersebut menjadi limbah.Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Limbah tulang ikan yang dihasilkan oleh industri abon ikan, maupun sudang lepet setiap harinya mencapai 15 kg atau sekitar 5,4 ton per tahun. Oleh karena itu, perlu pengolahan lebih lanjut agar limbah tulang ikan tidak menjadi sampah yang mencemari lingkungan dan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Dengan cara seperti ini, salah satu
kekayaan alam yakni ikan, dapat kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Apalagi nilai gizi pada tulang ikan sangat banyak karena unsur utama dari tulang ikan adalah kalsium, fosfor, dan karbonat. Kalsium merupakan unsur terbanyak kelima dan kation terbanyak di dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 1,5-2 % dari keseluruhan berat tubuh. Kalsium dibutuhkan untuk proses pembentukan dan perawatan jaringan rangka tubuh serta beberapa kegiatan penting dalam tubuh seperti membantu dalam pengaturan transport ion-ion lainnya ke dalam maupun ke luar membran, penerimaan dan interpretasi pada impuls saraf, pembekuan darah dan pemompaan darah, kontraksi otot, menjaga keseimbangan hormon, dan katalisator pada reaksi biologis (Almatsier, 2002; Whitney dan Hamilton, dalam Anindya 2010).
World Health
Organization merekomendasikan jumlah asupan kalsium per-hari yang dianjurkan untuk orang dewasa sekitar 400-500 mg, tapi bila Berdasarkan hasil observasi dan informasi dari warga yang tergabung dalam kelompok usaha Mina Segara yang diketuai oleh ibu Ginastri , bahwa sisa pengolahan ikan yaitu kulit dan tulangnya hanya dibuang begitu saja., belum diolah kembali menjadi produk makanan , padahal sesungguhnya tulang dan kulit ikan masih mengandung unsur gizi yang baik terutama kalsium, hal ini tentu menjadi suatu peluang untuk dimanfaatkan, selain untuk konsumsi keluarga, bisa dikembangkan menjadi suatu prospek usaha yang bernilai ekonomi. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa Tata Boga, tentang pengolahan krupuk tulang ikan, dinyatakan bahwa pada tulang ikan dapat diolah menjadi produk makanan berupa krupuk dengan teknologi yang sederhana/ skala rumah tangga. Sedangkan jika dilihat dari unsur gizinya, pada tulang ikan banyak mengadung unsur gizi berupa kalsium, yang sangat baik untuk membantu pertumbuhan tulang, serta menguatkan tulang. Program pengabdian pada masyarakat ini diharapkan dapat memberdayakan potensi sumber daya alam berupa limbah ikan dan potensi sumber daya manusia (keterampilan mengolah limbah ikan )
9
menjadi produk makanan yang bernilai ekonomi, untuk mengembangkan sektor wirausaha rumahan bagi warga masyarakat Sangsit pesisir. Berdasarkan analisis situasi di atas, dipandang perlu untuk memberdayakan warga masyarakat desa Sangsit yang sebagai kaderisasi yaitu warga yang tergabung dalam kelompok usaha kecil “Mina Segara”
melalui program pelatihan pengolahan limbah ikan menjadi
krupuk, mengingat teknik dan perlatan yang diperlukan untuk hal ini sangat sederhana, yang bisa dilakukan oleh semua warga. Adapun program pelatihan pengolahan limbah ikan berupa pembuatan kerupuk, pengemasan, serta menganalisis dari sisi ekonomi. Limbah ikan berupa tulang dan kulit ikan selama ini merupakan limbah/sampah yang dibuang percuma, bahkan bisa mencemari lingkungan dengan proses pembusukannya, padahal dari segi kandungan gizi , masih sangat layak untuk dikonsumsi. Oleh karena itu diperlukan penanganan untuk mengolah limbah ikan tersebut dijadikan produk makanan, yang siap dijual. Universitas Pendidikan Ganesha, membawahi Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK) yang memiliki Jurusan yang saling terkait yaitu Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (Jurusan PKK). Di Jurusan PKK, terdiri dua sub. Tata Boga dan Sub. Tata Busana. Pada kedua sub program studi tersebut, 65 % kurikulumnya mengajarkan praktikum, aneka jenis keterampilan , salah satu mata kuliahnya yaitu Pengawetan makanan. Oleh karena itu kegiatan dalam bentuk Pengabdian pada Masyarakat ini sangat relevan untuk memecahkan permasalahan yang ada di desa Sangsit pesisir, terutama sekitar pelabuhan penampuangan hasil penangkapan ikan. 1.3 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian analisis situasi, dapat dikemukakan bahwa kurangnya keterampilan berupa pemanfaatan limbah ikan menjadi produk makanan, yang berorientasi pasar (siap jual), sedangkan peralatan yang tersedia cukup memadai untuk bidang tersebut. Selain itu para ibu anggota kelompok usaha kecil “Mina Segara‟ sangat membutuhkan keterampilan tersebut, karena diharapkan setelah mereka mampu memproduksi sudang lepet, juga mampu memanfaatkan limbah tulang dan kulit ikan yang juga bernilai ekonomi, sejalan dengan program pemerintah utnuk gemar makan ikan, sehingga derajat kesehatan masyarakat meningkat. Oleh karena itu untuk dapat memiliki sejumlah keterampilan maka diperlukan sejumlah pelatihan keterampilan yaitu :
10
a. mengidentifikasi bahan berupa limbah tulang dan kulit ikan yang akan diolah menjadi krupuk, menghitung kebutuhan bahan untuk terwujudnya hasil. b. M empersiapkan bahan untuk pembuatan produk c. Mengolah berbagai produk makanan berbahan limbah ikan. d. Mengemas hasil untuk siap dijual. e. Menganalisis nilai ekonomi produk. Permasalahan ini harus segera ditangani secara komprehensif melalui strategi dan program yang terpadu agar dapat memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya selebihnya (peralatan/fasilitas) dan juga sumber daya alam yang ada desa Sangsit pesisir, Singaraja.. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : 1.
Apakah limbah Tulang ikan dapat diolah menjadi krupuk tepung tulang ikan?
2.
Apakah limbah Kulit ikan dapat diolah menjadi krupuk kulit ikan?
3.
Bagaimana Teknik pengemasan produk krupuk tulang ikan dan krupuk kulit ikan sehingga layak dijual pada pasar modern?
4.
Bagaimana Pengolahan Abon Ikan tanpa minyak?
5.
Bagaimana tanggapan para ibu anggota kelompok usaha kecil “Mina Segara” terhadap pelatihan pengolahan limbah ikan menjadi produk krupuk, serta teknik pengemasan dan yang tepat?
TUJUAN KEGIATAN Kegiatan pelatihan dalam bentuk program pelatihan bagi para ibu anggota kelompok usaha kecil “sudang lepet”, dalam bentuk pemberian keterampilan bidang Boga tentang pemanfaatan limbah tulang ikan dan kulit ikan menjadi krupuk dan yang siap jual.. Selain itu juga diberikan wawasan tentang kewirausahaan, sehingga hasil-hasil keterampilan mereka sekaligus dapat dijadikan kegiatan lanjutan untuk mengembangkan wirausaha aneka produk olahan berbahan ikan dan limbah ikan. Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di depan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pengabdian ini adalah : 1. Untuk memberikan pelatihan dalam bidang Boga berupa pemanfaatan pengolahan limbah ikan menjadi krupuk . 2. Untuk menganalisis produk krupuk limbah ikan dari aspek potensi bisnis 3. Untuk memberikan pelatihan teknik pengemasan produk
11
dan
4. Untuk mengetahui tanggapan para ibu anggota kelompok usaha kecil “Sudang Lepet” terhadap pelatihan ini, sekaligus mengembangkan wirausaha baru.
MANFAAT KEGIATAN Berpijak pada analisis situasi dan tujuan program Pengabdian di atas, maka program ini akan bermanfaat sebagai berikut : 1. Bagi warga kelompok usaha kecil “sudang lepet”, hasil kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan limbah berupa tulang dan kulit ikan yang dijadikan produk makanan bernilai jual atau siap jual, sehingga menumbuhkan produk baru dalam rangka mengembangkan usahanya. 2.
Dampak iringan /nurturant effect setelah kegiatan ini, para ibu khususnya yang telah memiliki usaha, dapat mengkaderisasi kreativitas para remaja putri untuk nmenjadi insan produktif dan mandiri.
3. Bagi Dosen, melalui kegiatan ini dapat mengembangkan wawasan kemasyarakatan kalangan dosen dan mahasiswa, sehingga nantinya terjalin komunikasi yang efektif dan produktif antara perguruan tinggi dengan masyarakat, bagi peningkatan peran serta kalangan kampus dalam pemberdayaan masyarakat luas.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan tentang gizi tulang dan kulit ikan Sebagai Negara yang 75% lebih wilayahnya berupa lautan, Indonesia memiliki potensi ikan laut yang besar. Menurut data departemen kelautan dan perikanan, setidaknya 7 % dari total potensi ikan laut dunia berada diwilayah Indonesia . Dengan kondisi ini seharusnya konsumsi ikan dinegara cukup tinggi. Namun yg terjadi malah sebalikntya. Diantara Negara Asean, Indonesia justru terendah. Kondisi ini tentu disayangkan mengingat betapa besarnya sumbangan gizi iakn bagi kesehatan. Selain kaya protein ikan mengandung lemak, vitamin dan mineral. Komposisinya bervariasi, tergantung pada jenis, musim, siklus bertelur, letak geografis, dan umur ikan.
Protein Ikan mengandung protein tinggi yang terdiri atas asam amino Essensial yang nggak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan protein pada ikan bervariasi, tergantung kandungan lemak dan airnya. Namun secara umum, ikan mkengandung kandungan lemak dan airnya. Secara umum ikan mengandung 13-20% protein. Protein ini dapat membantu pertumbuhan sel otak, sehingga ikan sering disebut makanan penunjang kecerdasan. Karena serat proteinnya lebih pendek, protein pada ikan gampang dicerna bahkan bagi bayi sekalipun. Proporsi protein konektifnya(kolagen) juga jauh lebih rendah dari hewan ternak, yaitu hanya 3-5% dari total protein. Makanya dibandingkan daging sapi, daging ikan terasa empuk dan lebih mudah hancur saat dukunyah.
Lemak Kandungan lemak hanya berkisar antara 1-20% terlebih sebagaian besar kandungan lemaknya pun berupa asam lemak tak jenuh yang justru berguna bagi tubuh diantarabnya berfungsi meniurunkan kadar kolesterol dalam darah.dan asam lemak omega 3 yang tinggi. Kandungan ini berperan meningkatkan kekebalan tubuh, menurunkan risiko penyakit jantung koroner, menghambat pertumbuhan beberapa
13
jenis kanker dan mempertahankan fungsi otak terutama yang berhubungan dengan daya ingat.
Vitamin Ada dua kelompok vitamin pada ikan pertama vitamin larut dalam air, antara lain vitamin B6, B12, Biotin dan Niacin. Vitamin ini banyak terdapat diikan yang dagingnya berwarna gelap. Sedangkan kelompok kedua, yaitu vitamin larut dalam lemak (vitamin A dan D) terkandung pada minyaknya.
Mineral Kandungan mineral pada ikan jumlahnya lumayan banyak, diantaranya ada magnesium ( memperkuat tulang, otot, gizi, ) , zat besi ( mencegah anemia), yodium ( mencegah sakit gondok & IQ rendah), seng ( meningkatkan kekebalan tubuh, mempercepat penyembuhan luka) dan selenium (mencegah kanker, mempertahankan elastisitas jaringan (bersama vitamin E) sehingga kita terhindar dari penuaan dini. Dalam pengolahan ikan menjadi produk makanan , tidak terlepas dari limbah yang
dihasilkan. Pada dasarnya limbah merupakan bahan yang terbuang atau dibuang dari sisa hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Namun jika limbah tersebut dikelola dengan baik tentu sangat bermanfaat, bahkan dapat memberikan nilai tambah (bernilai ekonomis). Limbah yang dihasilkan dari pengolahan ikan yaitu limbah tulang ikan dan kulit ikan. Limbah tulang dan kulit ikan terutama ikan berukuran besar selama ini hanya dibuang begitu saja, bahkan sering menimbulkan pencemaran lingkungan dari bau yang ditimbulkan karena proses pembusukan. Sementara disisi lain tulang dan kulit ikan , ternyata memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, jika diolah menjadi penganan seperti krupuk akan sangat bermanfaat baik untuk meningkatkan nilai ekonomi limbah ikan , maupun sebagai rancangan untuk berwirausaha skala rumah tangga.
Banyak pengolahan produk perikanan di Indonesia yang menghasilkan hasil samping berupa tulang ikan. Menurut Ari Purbayanto (2009) presentase hasil sampingan tulang ikan hasil pemisahan dengan daging pada mesin pemisah dagingtulang ikan mencapai 13%. Salah satu jenis olahan tulang yang jarang dimanfaatkan adalah tepung tulang ikan. Tepung tulang ikan adalah hasil penggilingan tulang ikan 14
yang telah diekstrak gelatinnya. Tepung tulang ikan mengandung kadar kalsium dan fosfor yang cukup tinggi. Tepung tulang ikan sangat potensial untuk dijadikan bahan komplemen karena mudah didapatkan dan murah dalam pengolahannya. 2.2.Tepung Tulang Ikan Tepung tulang adalah bahan hasil penggilingan tulang telah diekstrak gelatinnya. Produk ini digunakan untuk bahan baku pakan yang merupakan sumber mineral (terutama kalsium dan fosfor) dan sedikit asam amino. Pembuatan tepung tulang juga merupakan upaya untuk mendayagunakan limbah tulang yang biasanya tidak terpakai dan dibuang di rumah pemotongan hewan. Tulang ikan yang merupakan bahan dasar tepung tulang ikan bisa diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan ikan atau dari rumah-rumah makan (Purbayanto, 2009). Tulang ikan bisa diperoleh dengan harga yang murah dan jumlah yang berlimpah sebab tulang ikan merupakan hasil sampingan dari proses pengolahan ikan oleh mesin pemisah tulang ikan yang diciptakan CV. SURITECH. Tercatat, dalam 100 gram tepung tulang ikan terdapat 735 mg kalsium, 9,2 gram protein, 44 mg lemak, phospor 345 mg, zat besi 78 mg, 24,5 gram abu, karbohidrat 0,1 mg dan mineral lainnya (Syahroni, 2008). Dengan adanya kalsium dan fosfor dalam jumlah mencukupi, maka penyakit degeneratif karena kekurangan kalsium dan fosfor yakni osteoporosis dapat dicegah. Kandungan gizi yang terkandung pada tulang ikan memiliki peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh .Ikan sudah tidak asing lagi di tengah-tengah masyarakat kita. Bukan hanya dagingnya saja ternyata yang bisa diolah menjadi aneka makanan, tetapi tulang ikan juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi.
Proses pembuatan kerupuk tulang ikan memang dilakukan dengan cara . Tulang ikan diolah dulu menjadi tepung sebelum dibuat menjadi kerupuk dengan tambahan tepung tapioka, tepung terigu, dan bumbu-bumbu dengan komposisi tertentu. Sebagai gambaran jika Kerupuk Tulang ikan
ini akan dikembangkan
menjadi bisnis, Dengan modal Rp 66.600 dapat diperoleh 1.022 kerupuk berukuran diameter 5 cm. Jika dikemas menjadi 102 bungkus dengan harga jual Rp 2.000/bungkus akan memberi keuntungan bersih Rp 137 .400. Sebuah keuntungan
15
yang lumayan besar. Kerupuk tulang ikan memang belum begitu populer, namun dilihat dari kandungan gizi dan ketersediaan bahan yang cukup melimpah tidak mustahil ini menjadi potensi bisnis yang bagus. Selain itu dorongan pada pengembangan ekonomi kreatif bisa diwujudkan dengan kerupuk tulang ikan. Untuk membuat krupuk tulang ikan,dan kulit ikan diperlukan bahan –bahan lain seperti : Krupuk Tulang Ikan 1.Tepung tulang ikan 1. Tepung kanji sebagai pengembang krupuk 2. Bumbu-bumbu (bawang putih, lada, garam) 3. Telur 4. Soda kue secukupnya RESEP KRUPUK TULANG IKAN
Bahan
Tulang- tulang ikan Tepung kanji 50% Garam Bawang putih Cara membuat
rebus tulang sampai lunak Blender tulang yang sudah direbus Campur dengan bumbu-bumbu Campurkan kanji yang ukuranya harus sama dengan tulang Aduk-aduk sampai kais Bungkus dengan plastik Kukus adonan bahan dalam plastik Setelah tunggu sampai dingin Potong-potong dan keringkan
16
Jadilah krupuk siap digoreng
Kandungan dari tepung tulang ikan berdasarkan penelitian Wini Trilaksani tahun 2006, yaitu: kalsium 39,24%, fosfor 13,66%, kadar air 5,60 %, abu 81,13 %bb, protein 0,76 %bb, dan lemak 3,05 %bb
b.krupuk kulit ikan Bagi kebanyakan orang, kulit ikan hanyalah kulit yang tidak memiliki nilai jual, tak jarang kulit dibuang, sebelum ikannya diolah, padahal sesuangguhnya kulit ikan jika diolah justru merupakan lahan atau peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
Proses pembuatan krupuk kulit ikan tidak serumit seperti pembuatan krupuk lainnya,bahkan relatif lebih mudah. Alat-alat yang diperlukan juga sangat mudah didapat, yaitu terdiri : blender/ulekan besar untuk menghaluskan bumbu, tempat penjemuran, dan bak/baskom
untuk
mencuci
kulit
agar
terpisah
dari
sisiknya.
Untuk memulai proses pembuatan kerupuk, pertama kulit ikan di rendam es selama satu malam. Keesokan harinya dicuci bersih hingga sisiknya terlepas. dibumbu
dan
dijemur
di
bawah
Setelah itu baru
terik
matahari.
Jika cuaca panas, proses penjemuran hanya memakan waktu setengah hari.Kulit yang telah kering kemudian dipaking dengan plastik. Dari bahan mentah 10 kg kulit ikan, akan diperoleh sekitar 3 kg krupuk kulit dg harga kira-kira per kg Rp.40.000 (Ahmad Noor,2010).
c. Resep Abon Ikan Tanpa Minyak
17
Bahan : -1 kg ikan kunyitan di kukus lalu ditumbuk - ½ butir kelapa dibuat 3 gelas santan - 2 sdm minyak goreng untuk menumis bumbu Bumbu: -10 butir cabe besar -8 siung bawang merah -6 siung bawang putih - 1 sdm ketumbar sangrai -1/2 sdm merica sangrai 1 sdt jinten sangrai 5 lembar daun jeruk purut -2 batang sereh -2 mata asam jawa -3 sdm gula merah -garam secukupnya Cara Membuat: 1. Haluskan bumbu kecuali daun jeruk, sereh dan asam, 2. Tumis bumbu halus, masukkan daun jeruk, sereh, air asam,tumis sampai harum. 3. Masukkan santan, tambahkan garam 4. Masukkan daging ikan yang telah ditumbuk, aduk perlahan dengan api sedang. 5. Adonan terus diaduk hingga benar-benar kering. 6. Angkat, dinginkan 7. Timbang per 100 gr 8. Bungkus dengan mika berlogo 9. Abon ikan siap dijual
18
2.3. Kewirausahaan /potensi bisnis Wirausaha
merupakan
terjemahan
dan
merupakan
istilah
Perancis
yaitu
“Entrepreneur”yang mengandung arti seseorang yang memimpin suatu perusahaan , disamping itu seseorang yang berani mengambil inisiatif guna memajukan usahanya dengan menciptakan lapangan kerja baru (Wahjoetomo, dalam Musdaliffah,2007). Wirausaha bukanlah sekedar pengusaha, melainkan pengusaha yang sukses karena memiliki ciri-ciri serta kemampuan tertentu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Berbagai definisi yang menjelaskan tentang peranan seorang wirausaha telah ditegaskan oleh ilmuwan maupun pengamat ekonomi , bahwa seorang wirausaha adalah: 1. orang yang memutuskan untuk mengambil resiko memperkenalkan jasa-jasa baru serta menciptakan teknologi baru untuk memajukan perekonomian dan berbagai tujuantujuannya, (Schumpeter seperti yang dikutif oleh Musdaliffah,2007) 2. Orang yang mengorganisir, mengelola, serta menanggung resiko atas keputusan bisnisnya. 3. Orang yang imajinatif yang ditandai oleh kemampuannya dalam menetapkan sasaran, serta dapat mencapaisasaran itu , juga mempunyai kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang . Karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha diantaranya: a.Memiliki tanggung jawab pribadi b. Dinamis dan mampu memimpin
19
c. mempunyai sikap optimis atas suatu peluang d. Mampu mengantisipasi resiko e. Ulet, gigih, mempunyai tekad yang kuat f. Energik dan cerdas g. Mampu melihat peluang h. Kreatif dan inovatif i. Mampu mempengaruhi orang lain j. Tidak tergantung pada orang lain k. Bersikap positif terhadp perubahan l. Terbuka atas saran dan kritik yang membangun m. Selalu mengarahkan orientasinya ke masa depan. Kemandirian dengan jalur kewirausahaan bagi masyarakat kecil pada saat ini merupakan landasan yang sangat mendasar, yang mau tidak mau harus dikembangkan. Kewirausahaan untuk masyarakat kecil penerapannya dilakukan secara sistematis dan diarahkan secara riil sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Bentuk pendekatan pengembangan kelompok usaha produktik warga panti asuhan juga mempunyai prospek yang baik , karena pola pendekatan ini sesuai dengan lingkungan mereka dan akan membawa transfer nilai karena adanya kesamaan “nasib dan perjuangan” diantara mereka. Di samping itu bentuk pendekatan partisipatif dan emansipatori juga mampu menyamakan langkah masyarakat kecil dalam meningkatkan kemampuan ekonominya.
20
BAB III MATERI DAN METODE
3.1. Metode Penerapan IPTEKS a. Kerangka Pemecahan Masalah Berdasarkan Permasalahan yang dirasakan oleh para ibu kelompok usaha kecil „‟Mina Segara‟‟ yaitu belum dimanfaatkannya limbah tulang dan kulit ikan secara optimal, agar tidak menimbulkan pencemaran, maka ditemukan suatu alternatif untuk memecahkan permasalahan tersebut yaitu memberikan pelatihan pengolahan limbah tulang ikan, melalui kerjasama perguruan tinggi (sebagai implementasi Dharma ke-3 yaitu pengabdian pada masyarakatasi . Perguruan tinggi sebagai mitra masyarakat sudah selayaknya memberikan kondtribusi kepada masayarakat di lingkungannya. b.Metode Pelaksanaan Kegiatan Program kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini menggunakan metode pelatihan melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab. Metode ceramah dilakukan dalam rangka memberikan informasi tentang jenis-jenis manfaat limbah tulang dan kulit ikan, kandungan gizi, teknik pengolahan, aspek peluang usaha, serta perhitungan sederhana rugi laba, dan teknik pengemasan. Metode demonstrasi dilakukan dalam menganalisis resep, mengolah produk sehingga menghasilkan krupuk tulang dan kulit ikan. Hasil yang diperoleh melalui demonstrasi ini dirancang pula dengan system pengemasan. Metode Tanya jawab dilakukan selama proses pelatihan baik secara teoritis maupun dalam kegiatan praktik. Realisasi pemecahan masalah terhadap kerangka pemecahan masalah di atas, dilakukan melalui peningkatan keterampilan dalam program pelatihan pengolahan limbah tulang dan kulit ikan, serta teknik pengemasan dan perhitungan ekonomi sederhana, yang mampu mengembangkan usaha baru. Kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan selama 6 bulan yang terbagi dalam tiga tahap yaitu : (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi.
21
3.2. KHALAYAK SASARAN STRATEGIS Khalayak sasaran yang strategis untuk masalah ini adalah para ibu anggota kelompok usaha kecil “Mina Segara” sejumlah 20 orang. Dipilihnya para ibu anggota kelompok usaha kecil, sebab mereka sudah memiliki wadah , pengalaman awal mengolah produk, sehingga nampaknya aspek kognitif mereka tentang pengolahan makanan sudah merupakan hal yang mudah, sehingga perkiraan kami sebagai tim pelaksana P2M sasaran ini sangat tepat. Kegiatan pelatihan pengolahan tulang ikan dan kulit ikan melibatkan tim dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik dan Kejuruan bekerja sama dengan kelompok usaha kecil “Mina Segara” desa Sangsit yang dijadikan subjek sasaran. Pengabdian ini dilakukan tim dosen PKK Universitas Pendidikan Ganesha untuk menjalin hubungan yang lebih erat melalui penerapan multi disiplin ilmu khususnya bidang Boga, kewirausahaan. Adapun Tim dosen PKK sebagai instruktur terdiri dari : 1. Ni Wayan Sukerti,S.Pd.,M.Pd. (Bidang Boga) sekaligus ketua pelaksana 2. Cok. Istri Raka Marsiti,S.Pd.,M.Pd. (Bidang Boga) 3. Ni Made Suriani,S.Pd.,M.Par. ( Bidang Kewirausahaan) 4. Ni Desak Made Sri Adnyawati,S.Pd.,M.Pd. ( Bidang Boga, dan teknik. Pengemasan) Melalui
kegiatan pengabdian ini, akan menumbuhkan kreatifitas para ibu kelompok
usaha „Mina Segara‟ untuk mencoba mengolah berbagai limbah hasil sampingan ikan, sehingga sentra-sentra industri rumahan akan berkembang pesat, yang artinya tingkat pendapatan masyarakat juga akan meningkat.
3.4.KETERKAITAN Pelaksanaan kegiatan P2M di desa Sangsit ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun pihak –pihak yang terkait yaitu : 1. Undiksha
melalui
Lembaga
Pengabdian
pada
Masyarakat
sebagai
penanggung jawab utama kegiatan, yang mana sebagai pelaksananya adalah tim Jurusan PKK 2. Dinas perindustrian dan perdagangan kabupaten Buleleng, terkait dalam hal perijinan usaha, agar dipermudah, Lembaga masyarakat Desa , melalui kelompok –kelompok usaha kecil, sebagai subjek sasaran yang sangat strategis, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Maka kegiatan P2M ini sangat bermanfaat khususnya bagi masyarakat luas
22
3.5. RANCANGAN EVALUASI DAN KRITERIA KEBERHASILAN Kegiatan evaluasi program pengabdian ini dilakukan melalui pengamatan langsung melalui penilaian kinerja dalam proses persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Untuk menentukan tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui evaluasi yang dilakukan instruktur dengan menggunakan indikator yang tercantum dalam rubrik , yang telah disiapkan. Adapun model rubrik yang digunakan adalah rubrik untuk menilai keterampilan proses sebagai berikut :
Tabel 2.Check list proses ( Pembuatan Krupuk limbah ikan) no
Keterampilan yang diamati (Indikator)
Skala Nilai 4
1.
Persiapan (Pemilihan bahan ,penimbangan, penyiapan alat )
2.
Penggunaan peralatan yang benar
3.
Ketepatan langkah-langkah mengolah produk
4.
Kesesuaian hasil akhir yang dipresentasikan menurut kreteria yang
3
2
1
diharapkan dalam resep 5.
Menata peralatan setelah mengolah
6.
Teknik pengemasan
7
Analisis untuk menghitung rugi /laba produk 4= sangat baik, 3= baik , 2= cukup, 1=kurang
sumber: I Wayan Santyasa, 2006 Selanjutnya hasil akhir penilaian kinerja dirata-ratakan dan dikonversi menggunakan pedoman konversi sebagai berikut : Tabel . Pedoman Hasil evaluasi : No
Rentangan
Nilai
Kategori
1
85%-100%
4
Sangat baik
2.
70-84 %
3
Baik
3.
55-69%
2
Cukup
4.
≤ 54%
1
Kurang
23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI HASIL PELATIHAN PEMBUATAN KRUPUK KULIT IKAN Kegiatan pelatihan pembuatan krupuk kulit ikan dan krupuk tulang ikan
sesuai
jadwal sebagai berikut: No
Hari/Tgl
Uraian Kegiatan
1.
Sabtu,20-7-2013
-
Jam 09.wita - selesai
Keterangan
Perkenalan menyepakati
dan
permohonan
pelaksanaan
ijin
serta
kegiatan
P2M
Ketua Tim Pelaksana
dengan kelompok usaha Mina Segara. 2.
Minggu,21-7-2013 Jam
10.00
wita
-
selesai 3.
Senin,
4
Nopember
-
Melaksanakan kegiatan P2M tahap I,
-
Penyajian Materi
-
Pengolahan krupuk tulang dan kulit ikan
-
Pengolahan abon ikan tanpa minyak yang
2013 Jam
Tim Pelaksana
Tim Pelaksana
merupakan tambahan kegiatan selain krupuk 09.00
selesai
wita
–
tulang ikan -
Evaluasi akhir hasil kegiatan
-
perpisahan
Kegiatan diawali dengan mengumpulkan peserta
di rumah Ibu Ginastri
yang
sekaligus sebagai ruang pertemuan dan pengolahan produksi abon sudang dan sudang lepet. Target peserta 20 orang, yang hadir sebanyak 18 orang, yang merupakan anggota kelompok usaha Mina Segara. Selanjutnya instruktur Ketua Tim
( Ni Wayan Sukerti) menyampaikan hal-hal
berkaitan dengan manfaat limbah ikan (tulang dan kulit) sebagai produk makanan yang bernilai gizi tinggi, dan bernilai ekonomis, melalui pengolahan menjadi krupuk. Selanjutnya disajikan dan dipandu cara pengolahan oleh tim pelaksana. Waktu ceramah kurang lebih 10 menit, dilanjutkan dengan tanya jawab. Peserta terlihat antusias mengikuti kegiatan ini, dan mereka sangat tertarik untuk mencoba. Selanjutnya instruktur menunjuk peserta sekaligus membagi tugas mereka, ada yang bertugas menimbang bahan, menyiapkan tempat untuk meletakkan adonan yang telah diiris, sebagian lagi mengulek bumbu, dan ada juga yang menyiapkan alat penggoreng. Oleh karena pembuatan krupuk ini tidak bisa sekali langsung jadi, maka pada pertemuan pertama tersebut, hanya dibuat sampai olahan produk setengah
24
jadi yaitu krupuk tulang sampai tahap pengukusan adonan, dan krupuk kulit sampa tahap penjemuran. Selanjutnya ditugaskan pada ibu-ibu anggota kelompok Mina Segara untuk mengiris krupuk tulang ikan, menjemur sampai benar-benar kering. Demikian juga untuk krupuk kulit ikan , langsung dijemur selama 2 hari hingga benar-benar kering. Pada Minggu berikutnya, tim pelaksana kembali ke lokasi pengabdian, dan melanjutkan kegiatan yaitu tahap menggoreng produk krupuk tulang dan kulit ikan. Hasil kegiatan pelatihan bidang boga secara umum dapat dikatakan berhasil. Hal ini dapat dilihat dari persentase kehadiran peserta mencapai 90%, sedangkan berdasarkan perencanaan, proses, dan hasil praktik, dapat dijabarkan sebagai berikut: Berdasarkan hasil observasi tim pelaksana terhadap kegiatan mulai dari tahap perencanaan bahan, persiapan alat, pengolahan, dan presentasi hasil dapat dikatakan berhasil karena semua tahapan dilakukan dengan baik oleh para ibu anggota kelompok Mina segara. Hal ini didukung oleh keterampilan dan kebiasaan yang sudah dimiliki para ibu-ibu dalam mengolah abon. Hasil krupuk tulang ikan dilihat dari pengembangan volume saat mentah ternyata mengalami pengembangan 100% artinya krupuk mengembang sempurna. Hal ini disebabkan takaran yang digunakan sudah benar dan tepat, demikian juga pada proses pengukusan dan penjemuran hingga benar-benar kering. Sedangkan untuk produk krupuk kulit ikan, dilihat dari volume pengembangannya sudah cukup mengembang, dan memang krupuk kulit ikan tidak bisa mengembang sempurna sebab tidak menggunakan bahan tambahan pengembang seperti kanji ataupun bahan lain. Tetapi dari tingkat kerenyahan dan rasa sudah memenuhi kreteria enak, tidak amis, dan garing. Selanjutnya produk tambahan yang dibuat adalah abon ikan tanpa minyak.yaitu membuat abon ikan segar tanpa digoreng melainkan di rebus dengan bumbu dan santan. Atas permintaan anggota kelompok Mina Segara, dimana mereka belum bisa membuat abon yang terbebas dari minyak tanpa harus diperas dengan mesin. Kelemahan ini berdasarkan hasil pengalaman mereka mengikuti lomba membuat abon, mereka kalah karena abonnya masih mengandung minyak yang cukup tinggi. Oleh karena itu tim pelaksana menyetujui untuk memberikan pelatihan tambahan yaitu pembuatan abon tanpa minya. Hasilnya sangat memuaskan dan para ibu-ibu peserta pelatihan merasa puas dengan hasil abon tanpa minyak, dan mereka akan segera membuat abon tersebut. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil kegiatan P2M yang telah dipaparkan di atas, bahwa kegiatan ini mendapat respon positif dari para peserta maupun pengelola kelompok usaha Mina Segara , yang mana mereka sangat antusias mengikuti kegiatan, dan hasilnya juga sangat baik. Namun
25
di sisi lain masih ditemui beberapa kendala dalam pelaksanaannya, misalnya menentukan waktu yang tepat, dan juga untuk kelangsungan usaha ini masih memerlukan banyak tahapan untuk bisa menembus pasar modern seperti swalayan, dimana kelompok usaha Mina Segara masih terganjal dengan perijinan yang belum dimiliki, dan menurut ketua kelompok (ibu Ginastri) untuk ijin dari Depkes dan BPOM, sedang dalam proses pengurusan, dan juga masalah alat pengering abon agar terbebas dari kandungan minyak yang tinggi, kelompok ini sebenarnya sudah mendapat bantuan mesin penyaring minyak, namun daya listrik yang diperlkukan 5000 watt, dan dilokasi/desa tempat pengolahan belum tersedia kapasitas listrik sebesar itu, sehingga bantuan alat tersebut belum bisa dimanfaatkan. Namun demikian, kerjasama yang proaktif antara perguruan tinggi dengan pihak kelompok usaha Mina Segara sangat diharapkan terjalin secara berkelanjutan.dan kami juga akan terus bekerjasama melalui penyaluran produk –produk dari kelompok Mina Segara, melalui menjual di Kantin kampus.
26
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan Berdasarkan uraian pada hasil dan pembahasan di depan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah ikan (tulang dan kulit) menjadi produk krupuk telah berhasil yang dilihat dari presentase kehadiran peserta 90%, demikian juga pada setiap tahapan pengolahan produk mulai persiapan, pengolahan dan penyajian, dalam kategori baik. 2. Pengolahan produk tambahan berupa abon ikan tanpa minyak juga berhasil dengan sangat memuaskan. 3.
Tanggapan anggota kelompok Mina Segara terhadap pelaksanaan kegiatan P2M ini sangat baik, hal ini dapat dilihat dari indikator kehadiran mereka mencapai 90% dari target, dan selama kegiatan berlangsung mereka sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan. Harapan mereka kegiatan serupa bisa dilaksanakan secara kontinyu.
5.2 Saran Kegiatan P2M di kelompok usaha Mina Segara, mendapat respon sangat positif, tentunya hal ini bisa ditindaklanjuti pada waktu berikutnya dengan bidang-bidang yang lain seperti membuat label produk sehingga bisa menembus pasar modern. Mengusahakan agar perijinan dipermudah, sehingga kelayakan produk bisa dipertanggungjawabkan,
dan
penyediaan sarana mesin peniris minyak, dan sealler plastik, sehingga kemasan produk menjadi lebih bermutu.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, 2002.Pangan Sumber Energi Negara.Bandung:Institut Teknologi Bandung Anonim.2001.Pengolahan dan Eksplorasi Tepung Tulang.Artikel Ilmiah Anonim . 2010. Profil Desa Sangsit. I Wayan Santyasa. 2006. Pembelajaran Inovatif : Model kolaboratif, Basis Proyek, dan Orientasi NOS. Makalah disajikan dalam Seminar di SMA Negeri 2 Semarapura, tgl 27 Desember 2006
http://pujiyantoekonur.com/2011/05/resep-krupuk-tulang-ikan, diakses pada tgl 10 februari 2012http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1826681-ikan-gizi-superkomplit/#ixzz1mq73G5, diakses februari 2012
Khalimah, Nikmatur Rohmah 2011. PEMANFAATAN LIMBAH TULANG IKAN BANDENG SEBAGAI BAKSO BERKALSIUM TINGGI. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. Maulida, Nurul. 2005. Pemanfaatan Tepung Tulang Ikan Madidihang (Thunnus albacares) Sebagai Suplemen Dalam Pembuatan Biskuit (Crackers). Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
WWW.Wikipedia.com Penanganan limbah tulang ikan.diakses pada tanggal 10 Februari 2010
Whitney EN, Hamilton EMN. 1987. Understanding Nutrition. New York: West Publishing Company
28
FOTO BAHAN-BAHAN
1. Ikan yang siap dikukus
2. Bumbu-bumbu
29
FOTO –FOTO KEGIATAN
Ketua Tim Pelaksana membuka kegiatan pelatihan.
Suasana Pembukaan Pelatihan
30
Suasana tanya jawab dengan peserta pelatihan
Para ibu anggota kelompok Mina Segara, antusias mendengarkan penjelasan instruktur
31
Persiapan kegiatan pengolahan limbah ikan
Pelaksanaan pembuatan abon ikan tanpa minyak
32
Proses Pelaksanaan Pengolahan Abon Ikan tanpa minyak
Proses perebusan abon ikan dengan campuran santan berbumbu
33
Adonan abon terus diaduk sampai kering
Hasil akhir abon ikan tanpa minyak, yang ditaburi bawang goreng
34
Pengolahan Krupuk Kulit Ikan
Perebusan Kulit Ikan
Proses Pencampuran bumbu
35
Penjemuran kulit ikan
Kulit Ikan Yang sudah kering
36
Proses penggorengan krupuk kulit ikan
37
Krupuk kulit ikan yang sudah digoreng siap dikemas dan dijual
38