Laporan Pendahuluan PENGARUH PASTA GIGl SETELAH PENYIKATAN GIGI TERHADAP KUMAN KONTAMINAN PADA SIKAT GIGI Soeherwin Mangundjaja, Wayan, Mira Madjid dan Natalia Marcua Bagian Oral Biologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Abstract It has been shown that ttoothbrushes become contaminated after brushing. If toothbrushes are not properly handled and stored can serve as a reservoir of for reintroduction of bacterial pathogens into oral cavity. Objectives: The aim of this study was to identify bacterial load on toothbrushes after brushing with tooth paste .Method: Nine subjects participated were each supplied a new toothbrush of the same type and brand, together with tubes of fluoridated toothpaste. During three week period subjects were asked to follow their usual oral hygiene and also handle and stored their toothbrushes. After a three week period the tooth brushes were collected and examination for microbial contamination using a range of selective growth media. Results: The total microbial load per toothbrush was found to be 106 to 07 Colony forming Units. Staphylococcus sp, Streptococcus sp Pseudomonas sp, Candida, Corynebacteria were identified in 80,75.60,55 and 40 per cent of toothbrushes, however mutans streptococci were less on any of the toothbrushes. for each subject, information on variables such as toothbrush rinsing, post-brushing storage methods and environment was collected. Conclusion: it is suggested that the environmental microorganism has a play role on contamination of toothbrushes and also not properly handle and stored. Key words: Contamination: tooth brushes PENDAHULUAN Di Indonesia penyakit infeksi merupakan penyakit yang sering terjadi baik yang menginfeksi anggota tubuh bagian luar, organ-organ dalam, maupun pada rongga mulut. Di dalam rongga mulut terdapat berbagai jenis mikroorganisme yang merupakan flora normal. Keadaan ini disebabkan karena rongga mulut merupakan pintu gerbang penghubung antara lingkungan luar tubuh dan lingkungan dalam
tubuh. sehingga mikoorganisme dapat masuk dan berkembang biak dalam tubuh manusia. Oleh sebab harus dilakukan tindakan untuk mencegah terjadinya infeksi dalam rongga mulut. Mikroorganisme yang menetap hidup dan berkembang biak dalam rongga mulut dapat menimbulkan penyakit bila mekanisme pertahanan tubuh menurun yang disebut infeksi oportunistik. Karies gigi dan penyakit periodontal adalah penyakit yang disebabkan oleh aktifitas kuman flora mulut yang tidak dapat diatasi oleh mekanisme pertahanan tubuh.1 Kuman yang berperan untuk penyakit karies gigi adalah Streptococcus mutans, prevalensi karies gigi oleh kuman tersebut ditemukan aktifitasnya pada penduduk Pulau Kelapa dan Panggang,2.3 di!aporkan juga Streptococcus mutans berperan pada penyakit periodlontal.4 Untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyakit dalam rongga mulut seperti penyakit karies gigi dan penyakit periodontal adalah dengan mengendalikan populasi mikroorganisme rongga mulut di dalam plak gigi dan saliva, antara lain dengan cara kumur dengan obat kumur dan menyikat gigi dengan teratur dengan mengunakan pasta gigi. Selama ini kita telah mengenal berbagai macam obat kumur dan pasta gigi, yang banyak sekali beredar dipasaran dengan berbagai macam merek dan dengan berbagai macam kegunaannya. Kumur dengan obat kumur dan penyikatan gigi dengan menggunakan pasta gigi dapat mengurangi populasi mikroorganisme flora rongga mulut jauh lebih besar dibanclingkan tanpa menggunakan obat kumur clan pasta gigi. Faktor daya hambat yang terkandung di dalam pasta gigi mempunyai peranan penting terhadap pertumbuhan kuman flora mulut maupun kuman penyebab penyakit karies gigi dan penyakit periodontal. Efek daya hambat pasta menurunkan populasi mikroorganisme rongga mulut yaitu, didalam plak gigi dan saliva dan akan mencegah penyakit gigi dan mu1ut. Setelah menyikat gigi sering dilupakan merawat sikat giginya sehingga tercemar oleh kuman rongga mulut dan dari luar tubuh. Kuman yang dapat mencemari, merupakan hasil berbagai tindakan sterilisasi dan penyimpanan alat-alat, hal tersebut sangat penting dalam menunjang faktor kontaminan. Sebagai asupan dalam kaitannya dengan kuman kontaminan, beberapa produsen menyatakan bahwa produk obat pembersih permukaan alat-alat kedokteran glgl dapat menghambat pertumbuhan kuman kontaminan yang ada di alat-alat kedokteran gigi.
2
Didalam hand piece juga dapat ditemukan kuman kontaminan dan dari hasil isolasi kuman ditemukan: Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas spp, Staphylococcus 8 haemolyticus, Micococcus. Kuman-kuman tersebut merupakan kuman patogen, dan dapat menyebabkan terjadinya bakteremia setelah pengeboran gigi. Penelitian ini akan menunjang peneliti terdahulu yang menyatakan bahwa sikatan gigi dengan pasta gigi dalam waktu tiga minggu terdapat muatan kuman kontaminan dari berbagai Colony Forming Units Staphylococcus spp, Streptococcus spp, E.coli, Candida, Lactobacillus spp, Corynebacterium spp.bakteri Black pigmented sedangkan Streptococcus mutans tidak ditemukan pada sikat gigi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui permasalahan: 1. Apakah pasta gigi dapat mengurangi/menghambat pertumbuhan flora mulut, sehingga dapat mengurangi jumlah CFU (bacterial load) kuman kontaminan pada sikat gigi? 2. Apakah pasta gigi dapat mengurangi populasi atau menghambat pertumbuhan kuman Streptococcus mutans didalam plak gigi dan saliva sehingga dapat mengurangi CFU muatan kuman kontaminan tersebut pada sikat gigi? Apabila terdapat kuman kontaminan pada sikat gigi merupakan suatu keadaannya yang sangat tidak menguntungkan bagi pengguna sikat gigi, karena sikat gigi tersebut merupakan fokus infeksi yang dapat menyebabkan penya:kit infeksi rongga mulut dan seluruh tubuh. Bila pada sikat gigi terdapat kuman anaerob misalnya seperti kuman Pseudomonas aeruginosa, kuman ini adalah kuman oportunis yang bila keadaan yang menguntungkan baginya kuman ini akan menjadi ganas. Walaupun penelitian masih merupakan penelitian awal, hasil penelitian ini akan menginformas;kan kepada pengguna sikat gigi tentang cara perawatan, penyimpanan dan pembersihan sikat gigi pasca sikatan. BAHAN DAN CARA KERJA
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorik. Penelitian dilakukan pada 9 responden sebagai subjek penelitian dengan perlakuan sikatan gigi, diberikan sikat gigi baru, tipe dan merek sama.
3
Setiap subjek penelitian diberi perlakuan sikatan gigi dengan pasta gigi: Pasta gigi Pe mengandung: Sodium monofluorophosphate 0,8% Pasta gigi OR mengandung: Sodium Lauryl Sulphate, Sodium Fluoride, Trisodium Phosphate, Sorbitol Pasta gigi Ez mengandung: Amiloglucosidase dan Glucosidase 1,5% dan Sodium Fluoride 0,24% Unit analisis adalah total muatan kuman kontaminan (bacterial load) yang dapat diisolasi dari sikat gigi setelah sikatan selama 3 ininggu. Sikat gigi baru diperiksa sterilitasnya dengan dicelupkan pada tabung berisi 5 ml garam faal steril, kemudian 1 ml cairan garam faal tersebut dilakukan deret pengenceran, pada tabung terakhir diambil 0,5 ml dituang pada perbenihan Agar Darah Plat (ADP) dan 0,5 ml dituangkan pada perbenihan selektif TYS20B9 untuk kuman Streptococcus mutans Kedua perbenihan tersebut di eram dalam i suasana anaerob dengan suhu optimum 370 Celsius selama 72 jam. Bila ada pertumbuhan Colony Forming Units kuman asal sikat gigi dicatat. Responden diminta untuk menyikat gigi seperti biasa tanpa instruksi khusus. Setiap satu minggu selama tiga minggu, responden diperiksa jumlah Colony Forming Units kurnan kontaminan yang terdapat pada sikat gigi, dengan cara sikat gigi dicelupkan kedalam tabung berisi 5 ml garam faal steril, kemudian diambil 1 ml cairan dari tabung tersebut dan dilakukan deret pengenceran, pada tabung terakhir diambil 0,5 ml dituang pada perbenihan Agar Darah Plat (ADP) dan 0.5 ml dituangkan pada perbenihan selektif TYS20B untuk kuman Streptococcus mutans. Kedua perbenihan tersebut dieram dalam suasana anaerob dengan suhu optimum 370 Celsius selama 72 jam. Pertumbuhan Colony Forming Units kuman pada TYS20B dan Agar Darah Plat (ADP) diidentifikasi dan dihitung CFU. Data yang diperoleh, dianalisa dengan perhitungan rata-rata CFU. HASIL PENELITIAN Total muatan kuman kontaminan (microbial load) setiap sikat gigi didapatkan angka 106 sampai 107 Colony Forming Units.
4
Hasil muatan kuman kontaminan yang tumbuh pada perbenihan TYS20B dan Agar Darah Plat (ADP) dapat dilihat pada tabel I dan 2. Tabel 1. Total muatan kuman kontaminan CFU Streptococcus mutans yang tumbuh pada perbenihan selektif TYS20B Pasta Gigi PE (n=3) OB (n=3) Ez (n=3)
Angka rata-rata CFU total muatan kuman Streptococcus mutans setelah sikatan gigi Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 205 100 643 110 340 380 80 34 13
Total mualan kuman kontaminan CFU Streptococcus mutans (Microbial load of mutans streptococci) rata-rata setiap sikat gigi setelah penyikatan gigi dengan Pe dan OB menunjukan kuman kontaminan Streptococcus mutans cenderung menunjukan angka jumlah CFU yang meningkat, dibandingkan dengan Ez. Sedangkan total muatan kuman kontaminan Streptococcus mutans (Microbial load of CFU of Mutans streptococci) setelah tiga minggu penyikatan gigi dengan Ez menunjukan angka yang menurun. Tabel2. Total muatan kuman kontaminan CFU kuman rongga muliut pada sikat gigi yang tumbuh didalam perbenihan Agar Darah Plat (ADP)
Pasta Gigi PE (n=3) OB (n=3) Ez (n=3)
Angka rata-rata CFU total muatan kuman kontaminan rongga mulut setelah sikatan gigi Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 485 320 215 308 235 395 210 20 60
Total muatan kuman kontaminan CFU kuman rongga mulut (Microbial load) yang tumbuh dalam perbenihan Agar Darah menggambarkan bahwa jumlah CFU muatan kuman kontaminan pada sikat gigi setelah penyikatan gigi dengan Pe menunjukan angka muatan menurun sedangkan pada pasta gigi OB cenderung memperlihatkan angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan Ez. Pada Ez terlihat adanya penurunan pada minggu ke 2 akan tetapi minggu ketiga naik kembali.
5
Hasil identifikasi kuman kontaminan dari sikat gigi yang tumbuh dalam Agar Darah Plat (ADP) adalah Staphylococcus spp, 80% Streptococcus spp 15% Pseudomonas spp, 60% Candida, 55% dan Corynebacteria 40%. PEMBAHASAN Dari hasil penelilian awal didapatkan bahwa muatan kuman kontaminan pada sikat gigi sete!ah penyikatan gigi dengan pasta gigi selama 3 minggu menunjuan angka yang sangat tinggi, total muatan kuman kontaminan (bacterial load) tersebut berkisar antara 106 sampai 07 CFU. Peneliti terdahulu mendapatkan total muatan kuman kontaminan (hacterial load) berkisar 104 sampai 105 CFU. Hal ini menunjukan sikat gigi tercemar kuman kontaminan. hanya ada perbedaan dalam jumlah total muatan kunan kontaminan. Keadaan ini berkaitan dengan perawatan dan penyimpanan sikat gigi yang tidak benar. Kuman kontaminan menuntut perhatian secara serius karena, kemungkinan terdapat kuman yang oportunis, bila keadaan yang menguntungkan baginya kuman lersebut akan menjadi palogen. Pilot study menyatakan hasil identifikasi kuman cemaran pada sikat gigi ditemukan kuman Staphylococcus spp, Streptococcus spp, Candida spp, Corynebacteria spp Pseudomonas spp. dan Coliforms, sedangkan Streptococcus mutans tidak terdeteksi.9 Penelitian tersebut menunjang hasil penelitian ini dimana angka-angka total muatan kuman kontaminan Streptocooccus mutans menunjukan angka yang tinggi dan kuman Streptococcus mutans tersebut terdeksi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penyikatan gigi dengan menggunakan pasta gigi Pe, OB dan Ez tetap menunjukan adanya muatan kuman kontaminan pada sikat gigi. Hanya didapatkan perbedaan dalarn jumlah CFU, akan tetapi penggunanan pasta Ez. menunjukan adanya penurunan populasi kuman Streptococcus mutans setelah penyikatan gigi selama tiga minggu, sedangkan dengan pasta gigi Pe dan OB populasi jumlah CFU kuman Streptococcus mutans rata-rata tetap tinggi. KESIMPULAN Muatan kuman kontaminan pada sikat gigi merupakan kuman cemaran dari rongga mulut dan dari luar organ tubuh karena perawatan dan penyimpanan sikat gigi tidak baik.
6
SARAN Setelah sikatan gigi, sikat gigi dibilas dengan air ledeng selama 30 detik. kemudian sikat gigi diletakkan pada tempat yang tertutup. Tidak dianjurkan penyimpanan sikat gigi bercampur dengan sikat gigi lainnya. Daftar Pustaka 1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Muhleman HR. Introduction to oral preventive medicine. Berlin Die Quintessenz 1976: 368-71. Mangundjaja S, Muthalib A. Streptococcus mutans in caries-free and caries-active subjects in Parggang Island Indonesia. Presented at The IADR General Assembly 1995 Singapore Mangundjaja S, Muthalib A. Activity of the Streptococcus mutans isolated from human harbour species in Kelapa Island Indonesia. Presented at The FDI Conference 1995 Hongkong. Lewerissa M. Perbandingan populasi Strepotococcus mutans dalam saliva antara penderita gingivitis dan penderita periodontitis. Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis FKG UI 1998. Mattos FilhoTR., Motta RHI., Groppof FC., Pacheco.ABD. Identification and Antibiotic susceptibility test of microorganism on dentistry environment. Mexico: Department of Physiology Science UNICAMP 2001:237-45. Pederson ED., Stone ME., Ragain,JC., Auxer RA., Karaway RS. An evaluation of dental line cleanser bactericidal activities. Journal of Microbiology & Infection Control 2001:80: 170-80. Kattering JD,. Tantum J., Vanderdussen B., Wither S., Stephen J. Identification of bacterial contamination in ultrasonic hand piece. Journal of Microbiology and Immunology 2000: 81: 268-80. Schaeken MJM. Van Der Hoeven JS, Franken HCM. Comparative recovery of Streptococcus mutans of' five isolation. Media Including A New Simple selective Medium J .Dent .Res 1986; 65: 906-8. Taji SS, Rogers,SH .Trebitsch Scholarship. The microbial contamination of toothbrushes. A pilot study. Aust Dent J 1998; 43 (2): 128-30. ----000---dentika Dental Journal Vol 6,No 1 , 2001. 110-114 Jurnal Kedokteran Gigi – USU ISSN: 1410-1629
7