Laporan Pendahuluan: Gangguan Aktivitas dan Latihan
Aktivitas Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuataan sistem persarafan dan muskuluskeletal.
A. Konsep Dasar Penyakit I.
DEFINISI Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup .
II.
EPIDEMOLOGI/ INSIDEN KASUS Pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan biasanya menyangkut tentang kemampuan untuk mobilisasi secara mandiri. Gangguan mobilisasi dapat terjadi pada semua tingkatan umur, yang beresiko tinggi terjadi gangguan mobilisasi adalah pada orang yang lanjut usia, post cedera dan post trauma.
III.
ETIOLOGI / PENYEBAB -
Kelainan Postur
-
Gangguan Perkembangan Otot
-
Kerusakan Sistem Saraf Pusat
-
Trauma Langsung pada Sistem Mukuloskeletal dan neuromuscular
-
Kekakuan Otot
IV.
FAKTOR PREDISPOSISI -
Pengobatan
-
Terapi pembatasan gerak
-
Kurang pengetahuan tentang manfaat pergerakan fisik
-
IMT diatas 75% sesuai dengan usia
-
Kerusakan sensori persepsi
-
Nyeri, tidak nyaman
-
Intolerensi aktivitas/ penurunan kekuatan dan stamina
-
Depresi mood dan cemas
-
Keengganan untuk memulai gerak
-
Gaya hidup menetap, tidak fit
-
Malnutrisi umum dan spesifik
-
Kehilangan integrasi struktur tulang
-
Keterbatasan lingkungan fisik dan sosial
-
Keterbatasan daya tahan kardiovaskuler
-
Kepercayaan terhadap budaya berhubungan dengan aktivitas yang tepat disesuaikan dengan umur.
II.
PATOFISIOLOGI terjadinya PENYAKIT -
Kaki tidak mampu menopang berat badan
-
Perlu bantuan kursi roda untuk berpindah tempat
-
Tangan belum mampu untuk melakukan pekerjaannya secara mandiri
-
Tidak mampu melakukan kegiatan secara mandiri
III.
GEJALA KLINIS ” Tidak mampu bergerak secara mandiri”
IV.
PEMERIKSAAN FISIK a.
Tingkat Kesadaran
b.
Postur / bentuk tubuh
-
Skoliosis
-
Kiposis
-
Lordosis
-
Cara Berjalan
c.
Ekstermitas
-
Kelemahan
-
Gangguan Sensorik
-
Tonus otot
-
Atropi
-
Tremor
-
Gerakan tak terkendali
-
Kekuataan otot
-
Kemampuan jalan
-
Kemampuan duduk
-
Kemampuan berdiri
-
Nyeri sendi
-
Kekakuan sendi
I.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK / PENUNJANG ” pemeriksaan kekekuatan otot (neuthopografi)”
II.
PROGNOSIS Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap sistem tubuh beresiko terjadi gangguan. Tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung pada umur klien, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan serta tingkat imobilisasi yang dialami. Misalnya, perkembangan pengaruh mobilisasi lansia berpenyakit kronik lebih cepat dibandingkan dengan klien yang lebih muda.
III.
THERAPHY (tindakan penanganan) -
Fisiotheraphy
-
Latihan mobilisasi ringan seperti; miring kanan - miring kiri
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan I. PENGKAJIAN 1. Tingkatan aktivitas sehari-hari a. Pola Aktifitas sehari-hari b. Jenis, frekuensi, dan lamanya latihan fisik 2. Tingkat kelelahan a. Aktivitas yang membuat lelah b. Riwayat sesak nafas 3. Gangguan pergerakan a. Penyebab gangguan pergerakan b. Tanda dan gejala c. Efek dari gangguan pergerakan 4. Pemeriksaan fisik a. Tingkat kesadaran b. Postur bentuk tubuh
c. Ektermitas II. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul 1.
Intoleran aktifitas Definisi : kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energi fisiologis dan psikologis untuk melakukan aktifitas sehari-sehari. Kemungkinan berhubungan dengan :
a.
kelemahan umum
b.
bedres yang lama (Imobilisasi)
c.
motivasi yang kurang
d.
pembatsan pergerakan
e.
nyeri
2.
Keletihan Definisi : kondisi dimana seseorang mengalami perasaan letih yang berlebihan secara terusmenerus dan penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak dapat hilang dengan istirahat
Kemungkinan b.d: a.
menurunnya produksi metabolisme
b.
pembatasan diet
c.
anemia
d.
ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit
3.
Gangguan mobilitas fisik : Kondisi dimana pasien tidak mampu melakukan pergerakan secara mandiri. Kemungkinan b.d:
a.
gangguan persepsi kognitif
b.
Imobilisasi
c.
Ganguan neuromuskuler
d.
Kelemahan
e.
Pasien dengan traksi 4. Defisit perawatan diri
Definisi : Kondisi dimana pasien tidak dapat melkaukan sebagian atau seluruh aktivitas sehari-hari spt; makan, berpakaian dan mandi, dan lain-lain. Kemungkinan b.d: A.
Gangguan neuromoskuler
B.
Menurunnya kekekuatan otot
C.
Menurunnya kontrol otot dan koordinasi
D.
Kerusakan persepsi kognitif
E.
Depresi
F.
Gangguan fisik III. Rencana Tindakan dan Rasional
1.
untuk Dx. Keperawatan Intoleransi aktivitas intervensi :
-
Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas
-
Bantu pasien dalam melakukan aktifitas sendiri
-
Catat tanda vital
-
Kolaborasi dengan dokter
-
Lakukan aktivitas yang adekuat
Rasional : -
Merencanakan intervensi dengan tepat
-
Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri. - Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
2.
untuk DX. Keperawatan Keletihan Intervensi :
-
Monitor keterbatasan aktivitas
-
Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri
-
Catat tanda vital sebelum dan sesuadah aktivitas
-
Kolaborasi dengan dokter dalam latihan aktivitas
-
Berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi ahli diet
-
Berikan pendidikan kesehatan.
Rasional : -
Merencanakan intervensi dengan tepat
-
Pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri. Mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktivitas
3.
untuk Dx. Keperawatan Gangguan mobilitas fisik Intervensi :
-
Pertahanan body alignment dan posisi yang nyaman
-
Cegah pasien jatuh
-
Lakukan latihan aktif maupun pasif
-
Lakukan fisiotheraphy dada dan postural
-
Tingkatkan aktivitas sesuai batas toleransi Rasional :
-
mencengah iritasi dan komplikasi
-
mempertahankan keamanan pasien
-
meningkatkan sirkulasi dan mencengah kontraktur
-
meningkatkan fungsi paru
4.
untuk Dx. Keperawatan Defisit Perawatan diri Intervensi :
-
Lakukan kajian kemampuan pasien dalam perawatan diri terutama ADL
-
Jadwalkan jam kegiatan tertentu untuk ADL
-
Jaga privasi dan keamanan pasien
-
Lakukakn latihan aktif dan pasif
-
Monitor tanda vital, tekanan darah, sebelum dan sesudah ADL Rasional :
- memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatan -
Perencanaan yang matang dalam melakukan kegiatan sehari-hari
-
Memberikan keamanan
-
Meningkatkan sirkulasi darah.
IV. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan pada klien yang terganggu kesejajaran tubuh dan mobilisasi berdasarkan kriteria hasil setiap tujuan keperawatan, yaitu : -
klien akan mempertahankan rentang gerak pada sendi ekstermitas atas
-
klien akan mengikuti program latihan teratur 3-4kali sehari dengan perencanaan pulang
-
Klien akan melakukan rentang gerak penuh pada sendi yang sakit
-
Tidak ada kontraktur sendi http://xdegadinx.blogspot.com/2011/09/laporan-pendahuluan-gangguan-aktivitas.html http://www.scribd.com/doc/80595140/Aktivitas-Dan-Latihan
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN
I.
KONSEP KEBUTUHAN 1. PENGERTIAN Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan, dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal. Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukannya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. 1. 1. 2. 3. 4.
Nilai-nilai normal
Nadi: 60-100x/menit ( dewasa) Tekanan darah: 120/80mmHg (dewasa) Pernafasan: 16-24x/menit (dewasa) Lama tidur: 1. Remaja: 7,5 jam/hari 2. Dewasa muda: 7-9 jam/hari 3. Dewasa tengah: ± 7 jam/hari 4. Lansia: ± 6 jam/hari Kemampuan Perawatan Diri Makan/minum Mandi Toileting Berpakaian Mobilisasi tempat tidur Berpindah Ambulasi/ROM Nilai:
0
1
2
3
4
0 : mandiri 1 : dibantu alat 2 : dibantu orang lain 3 : dibantu orang lain dan alat 4 : tergantung total
C. PENGKAJIAN PEMENUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Beberapa hal yang perlu dikaji oleh perawat dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan antara lain: 1. Tingkat aktivitas sehari-hari 1. Pola aktivitas sehari-hari 2. Jenis, frekuensi, dan lamanya latihan fisik 2. Tingkat kelelahan 1. Aktivitas yang membuat lelah 2. Riwayat sesak nafas 3.Pemeriksaan fisik a. Tingkat kesadaran b. Postur/bentuk tubuh: Skeliosis, kiposis, lordosis, dan cara berjalan c. Ekstrimitas : kelemahan, gangguan sensorik, atropi, kemampuan jalan, kemampuan duduk, kemampuan berdiri.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan antara lain:
1.
Intoleransi aktivitas b.d. bed rest atau imobilitas, mobilitas yang kurang, pembatasan pergerakan, nyeri
2.
Gangguan mobilitas fisik b.d. kelemahan, gangguan persepsi kognitif, imobilisasi, gangguan neuromuskular, kelemahan/paralisis, pemasangan traksi
3. Defisit perawatan diri b.d gangguan neuromuskular, menurunnya kekuatan otot, dan koordinasi, kerusakan persepsi kognitif, depresi, gangguan kognitif.
III. RENCANA KEPERAWATAN 1. Intoleransi aktivitas b.d. bed rest atau imobilitas, motivasi yang kurang, pembatasab pergerakan, nyeri. NOC: Energy conservation dan self care, dengan kriteria hasil klien dapat:
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah
Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan terhadap
NIC:
keterbatasan
Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat klien
- Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan - Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
- Bantu klien untuk menjadwalkan waktu khusus untuk aneka aktivitas dalam rutinitas seharihari - Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda - Berikan reinforcement positif bagi partisipasi klien dalam aktivitas - Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
2. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan persepsi kognitif, imobilisasi, gangguan neuromuskular, kelemahan/paralisis, pemasangan traksi NOC:Tingkat mobilitas, dengan kriteria hasil klien: - Memiliki keseimbangan - Mampu memposisikan tubuh - Mampu berpindah tempat NIC: Terapi latihan: Ambulasi.
Pakaikan klien pakaian yang tidak membatasi aktivitas
Tempatkan tombol posisi tempat tidur dekat dengan jangkauan klien
Dorong klien untuk duduk di tempat tidur atau kursi
Sediakan alat bantu ambulasi jika klien memerlukannya (mudah goyah)
Monitor penggunaan alat bantu yang digunakan oleh klien
Dorong ambulasi mandiri dalam batasan aman
Terapi latihan: mobilitas sendi.
Tentukan keterbatasan dari pergerakan sendi dan efek pada fungsi
Tentukan tingkat motivasi klien untuk mempertahankan atau mengembalikan pergerakan sendi
Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan rencana untuk latihan sendi
Monitor lokasi dan asal ketidaknyamanan atau nyeri selama pergerakan atau aktivitas
Lindungi pasien dari trauma selama latihan
Bantu klien untuk posisi tubuh optimal untuk pergerakan sendi baik yang pasif maupun yang aktif
Dorong latihan ROM aktif sesuai jadwal
Berikan reinforcement positif untuk latihan sendi yang telah dilakukan klien
3. Defisit perawatan diri b.d gangguan neuromuskular, menurunnya kekuatan otot, dan koordinasi, kerusakan persepsi kognitif, depresi, gangguan kognitif. NOC:Perawatan diri ADL, dengan kriteria hasil klien mampu: -Makan. -Berganti pakaian. -Toileting. -Mandi. -Merawat diri. -Menjaga kebersihan diri. -Menjaga kebersihan mulut. NIC: - Monitor kemampuan klien dalam melakukan ADL secara mandiri. - Monitor kebutuhan klien akan alat bantu dalam melakukan ADL.
- Sediakan peralatan-peralatan pribadi yang dibutuhkan klien (seperti pasta gigi, dan sabun mandi). - Bantu klien dalam melakukan ADL sampai klien mampu melakukannya dengan mandiri. - Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuannya. - Dorong klien untuk mandiri, tetapi bantu klien bila klien tidak bisa melakukannya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Gordon, Marjory dkk. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2001-2002. Philadelphia: USA Johnson, Marlon, M.Maas, S. Moorhead. 2000. Nusing Outcomes Classification ( NOC) Second edition. Mosby: USA. Kozier, Barbara, G. Erb, K. Blais. 1995. Fundamental of Nursing Concept, Process and Practice. Addison-Wesley: California McCloskey. 1996. Nursing Intervention Classification ( NIC). Mosby: USA Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3. Salemba Medika: Jakarta.
http://dc95.4shared.com/doc/ZOjDHl12/preview.html
Pengkajian Kebutuhan Aktivitas dan Latihan Jul8
2 Votes
1. Riwayat Kesehatan Pengkajian terkait aktivitas klien meliputi riwayat aktivitas dan olahraga yang mencakup tingkat aktivitas, toleransi aktivitas, jenis dan frekuensi olahraga, faktor yang mempengaruhi mobilitas serta pengaruh imobilitas. . 2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik berfokus pada aktivitas dan olahraga yang menonjolkan kesejajaran tubuh, cara berjalan, penampilan dan pergerakan sendi, kemampuan dan keterbatasan gerak, kekuatan dan massa otot, serta toleransi aktivitas.
Kesejajaran tubuh. Tujuan pemeriksaan kesejajaran tubuh adalah untuk mengidentifikasi perubahan postur akibat pertumbuhan dan perkembangan normal, hal-hal yang perlu dipelajari untuk mempertahankan postur tubuh yang baik, faktorfaktor yang menyebabkan postur tubuh yang buruk (misalkan kelelahan dan harga diri rendah), serta kelemahan otot dan kerusakan motorik lainnya. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menginspeksi pasien dari sisi lateral, anterior, dan posterior guna mengamati apakah:
-
Bahu dan pinggul sejajar
-
Jari-jari kaki mengarah ke depan
-
Tulang belakang lurus, tidak melengkung ke sisi yang lain
Cara berjalan. Pengkajian cara berjalan dilakukan untuk mengidentifikasi mobilitas klien dan risiko cedera akibat jatuh. Hal ini dilakukan dengan meminta klien berjalan sejauh kurang lebih 10 kaki di dalam ruangan, kemudian amati hal-hal berikut :
-
Kepala tegak, pandangan lurus, dan tulang belakang lurus
-
Tumit menyentuh tanah lebih dahulu daripada jari kaki
-
Kaki dorsofleksi pada fase ayunan
-
Lengan mengayun ke depan bersamaan dengan ayunan kaki di sisi yang berlawanan
Gaya berjalan halus, terkoordinasi, dan berirama; ayunan tubuh dari sisi ke sisi minimal dan tubuh ke depan, dan gerakan dimulai dan diakhiri dengan santai. -
Kecepatan berjalan (normalnya 70-100 langkah per menit)
Penampilan dan pergerakan sendi. Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, serta pengkajian rentang gerak aktif atau rentang gerak pasif. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
-
Adanya kemerahan atau pembengkakan sendi
-
Adanya deformitas
-
Perkembangan otot yang terkait dengan masing-masing sendi
-
Adanya nyeri tekan
-
Krepitasi
-
Peningkatan temperatur di sekitar sendi
-
Derajat gerak sendi
-
Kemampuan dan keterbatasan gerak. Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang adanya indikasi rintangan dan keterbatasan pada pergerakan klien dan kebutuhan untuk memperoleh bantuan. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain: Bagaimana penyakit klien mempengaruhi kemampuan klien untuk bergerak.
-
Adanya hambatan dalam bergerak (misalnya terpasang selang infuys atau gips yang berat)
-
Kewaspadaan mental dan kemampuan klien untuk mengikuti petunjuk
-
Keseimbangan dan koordinasi klien.
-
Adanya hipotensi ortostatik sebelum berpindah tempat
-
Derajat kenyamanan klien
-
Penglihatan
Kekuatan dan massa otot. Sebelum membantu klien mengubah posisi atau berpindah tempat, perawat harus mengkaji kekuatan dan kemampuan klien untuk bergerak. Langkah ini di ambil utnuk menurunkan risiko tegang otot dan cedera tubuh, baik bagi klien maupun perawat. Toleransi aktivitas. Pengkajian ini bermanfaat untuk membantu meningkatakan kemandirian klien yang mengalami :
-
Disabilitas kardiovaskular dan respiratorik
-
Imobilisasi komplet dalam waktu yang lama
-
Penurunan massa otot atau gangguan muskuloskeletal
-
Tidur yang tidak mencukupi
-
Nyeri
-
Depresi,cemas, atau tidak termotivasi.
Alat ukur yang paling bermanfaat untuk meperkirakan toleransi klien terhadap aktivitas adalah frekuensi, kekuatan, dan iramama denyut jantung; frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan serta tekanan darah.
Masalah terkait mobilitas. Pengkajian ini dilakukan melalui metode inspeksi, palpasi, dan auskultasi; pemeriksaan hasil tes laboratorium; serta pengukuran berat badan, asupan cairan, dan haluaran cairan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan segera setelah klien mengalalmi imobilisasi. Data yang diperoleh tersebut kemudian menjadi standar yang akan dibandingkan dengan data selama periode imobilisasi.
http://prastiwisp.wordpress.com/2010/07/08/36/
Latar Belakang. Perkembangan ilmu keperawatan, model konseptual dan teori merupakan aktivitas berfikir yang tinggi. Model konseptual mengacu pada ide- ide global mengenai individu, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik. Teori – teori yang terbentuk dari penggabungan konsep dan pernyataan yang berfokus lebih khusus pada suatu kejadian dan fonomena dari suatu disiplin ( Fawcett, 1992). Karena keperawatan terus berkembang, perawat membuat hipotesis tentang praktek keperawatan, prinsip yang mendasari praktek keperawatan, tujuan dan fungsi yang sesuai dengan keperawatan di masyarakat. Model konsep dan teori keperawatan digunakan untuk memberikan pengetahuan untuk meningkatkan praktek penuntun penelitian dan kurikulum serta mengidentifikasi bidang dan tujuan dari praktek keperawatan. PENGERTIAN KONSEP adalah keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu peristiwa atau fonomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau keyakinan. TEORI adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep / definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fonomenafonomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fonomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai pedoman dalam penelitian. Ada 3 cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam teori – teori dari disipin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori- teori ini ke dalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan, serta menumbuh-kembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan. Pola/konsep di definisikan seperti pembentukan tingkah laku yang terjadi secara berangkai. (Gordon,1994,p.70). “Pola Fungsional Kesehatan (cara Hidup) klien, apakah pribadi, keluarga atau masyarakat, berkembang dari interaksi klien-lingkungan. Masingmasing pola adalah penjabaran dari gabungan biopsikososial. Tidak satupun pola yang dapat dimengerti tanpa mengetahui pola yang lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi oleh faktor biologi,perkembangan,budaya,sosial dan spiritual” (Gordon.1994. p318). Pola Fungsional Kesehatan dapat dikaji perkembangannya sejalan dengan perubahan waktu. 11 pola fungsional kesehatan termasuk Persepsi kesehatan-managemen Kesehatan, Nutrisi-metabolisme, eliminasi, aktivitas –latihan, istirahat-tidur. Persepsi kognitif, konsep diri-persepsi diri,Hubungan-peran, seksualreproduksi,Pola pertahanan diri-toleransi,keyakinan dan nila. (Gordon,194, p.70). Contoh aplikasi teori dalam keperawatan
1. Perubahan sensori/ perceptual (penglihatan) yang berhubungan dengan: Kaji ketajaman visual klien, kaji orientasi dan memori klien akhir-akhir ini,obesrvasiperilaku klien, kaji ulang catatan medis dari kunjungan klinik. 2. Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) Timbang berat badan klien, tanyakan klien tentang perubahan berat badan yang direncanakan atau tidak direncanakan, tanyakan klien tentang makanan yang disukai maupun tidak disukai,inspeksi mukosa mulut klien, palpasi abdomen. MODEL KONSEP & TIPOLOGI POLA KESEHATAN FUNGSIONAL MENURUT GORDON : 1 Pola Persepsi-Managemen Kesehatan Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan Persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan menyusun tujuan,pengetahuan tentang praktek kesehatan, 2 Pola Nurtisi –Metabolik Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit Nafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan,Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan kulit,Makanan kesukaan. 3 Pola Eliminasi Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit Kebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi (oliguri,disuri dll), penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi, Karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih,masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll 4 Pola Latihan-Aktivitas Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit,gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu sama lain Kemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan 0: mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang dan alat 4 : tergantung dalam melakukan ADL,kekuatan otot dan Range Of Motion, riwayat penyakit jantung, frekuensi,irama dan kedalam nafas,bunyi nafas riwayat penyakit paru, 5 Pola Kognitif Perseptual Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian fungsi penglihatan,pendengaran,perasaan,pembau dan kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien
terhadap persitiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu,tempat, dan nama (orang,atau benda yang lain). Tingkat pendidikan,persepsi nyeri dan penanganan nyeri,kemampuan untuk mengikuti, menilai nyeri skala 0-10,pemakaian alat bantu dengar,melihat,kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan,pendengaran, persepsi sensori (nyeri),penciuman dll. 6 Pola Istirahat-Tidur Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy. Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih 7 Pola Konsep Diri-persepsi Diri Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan. Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai system terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural spriritual dan dalam pandangan secara holistic Adanya kecemasan, ketakutan atau penilaian terhadap diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif atau passive, isyarat non verbal,ekspresi wajah, merasa taj berdaya,gugup/relaks 8 Pola Peran dan Hubungan Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien Pekerjaan,tempat tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang passive/agresif teradap orang lain,masalah keuangan dll 9 Pola Reproduksi/Seksual Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan dengan seksualitas Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid,pemeriksaan mamae sendiri, riwayat penyakit hub sex,pemeriksaan genital 10 Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres ) Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan system pendukung Penggunaan obat untuk menangani stress,interaksi dengan orang terdekat, menangis, kontak mata,metode koping yang biasa digunakan,efek penyakit terhadap tingkat stress 11 Pola Keyakinan Dan Nilai
Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual. Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan buadaya,berbagi denga orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit. Daftar Pustaka : 1. Aziz Alim Hidayat (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. 2. Potter P. A, Perry Anne. P (1997).Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik , Edisi 4, Volume 1,EGC, Jakarta. 3. Kusnanto, S.Kp, M. Kes (2004). Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional, EGC, Jakarta. 4. Mediana Dwiyanti, S.Kp, MSC (1998). Aplikasi Model Konseptual Keperawatan, Akademi Keperawatan Depkes Semarang. 5. Lim Awim, Rabu, 17 Oktober 2007. Teori dan Model Konseptual dalam Keperawatan, F:\WELCOME TO NURSING STUDENTS BLOG.htm http://saonone.blogspot.com/2011/11/model-konsep-tipologi-pola-kesehatan.html