LAPORAN OBSERVASI ANALISIS PENGAWASAN ORANG TUA TIGA DIMENSI TERHADAP AKTIVITAS ONLINE DIKALANGAN REMAJA DI DESA TUNGGULSARI Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah : Sosiologi Komunikasi Dosen pengampu : Ahmad Faqih S.Ag, M.Si
Disusun oleh :
Nur Hikmatus Sobah
(1501026125)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISALAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2015
I.
Deskripsi Masalah A.Latar Belakang Masalah Di zaman modernisasi sekarang ini penggunaan alat komunikasi elektronik semakin meningkat. Hampir seluruh lapisan masyarakat telah menggunakan alat komunikasi elektronik. Termasuk dalam berbagai kalangan,dari orang dewasa bahkan anak-anak dan remaja sekalipun ikut menjadi subjek pengguna media online. Penggunaan media online pun tidak hanya berdampak positif saja namun,juga berdampak negatif apabila disalah gunakan. Aktivitas dan perilaku online utamanya di Indonesia banyak dilakukan oleh kalangan remaja. Para orang tua pun seakan memfasilitasi mereka dengan berbagai media komunikasielktronik yang canggih. Bahkan seakan tidak begitu mengawasi aktivitas dan perilaku anak remajanya. Para remaja pun justru semakin merasa bangga apabila mediakomunikasi elektronik mereka semakin canggih. Kebanyakkan remaja menggunakan media komunikasi elektronik untuk aktivitas online. Seperti, main game, facebook, twitter, instagram, bbm, line, WhatsAp, dan lain-lain. Kebanyakan dari remaja tersebut menggunakan media online hingga lupa waktu. Mereka lupa akan pekerjaan utamanya sebagai seorang pelajar yang mestinya adalah belajar. Kemudian orang tua mereka juga sibuk bekerja sehingga kurang dapat mengawasi perilaku danaktivitas online anak remajanya. Termasuk dikalangan remaja di Desa Tunggulsari, Kecamata Brangsong. Kendal. Perkembangan anak dan remaja tergantung bagaimana peran orangtua. Pengertian orangtua di sini mencakup tiga kategori, yaitu orangtua di rumah (ayah dan ibu), orangtua di sekolah (bapak-ibu guru), dan orangtua di masyarakat. Ketiga kategori orangtua ini harus menciptakan suasana lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak dan remaja agar tidak berkepribadian menyimpang. Anak dan remaja harus dijauhkan dari pornografi, miras, narkoba, budaya kekerasan, pergaulan bebas, dan penyalahgunaan teknologi (HP, play station, internet, facebook , dan lain sebagainya). Walaupun tidak semua aktivitas online dikalangan remaja itu bernilai negatif namun alangkah lebih baik apabila orang tua tiga dimensi tersebut mengawasi dengan maksud mencegah hal-hal negatif dari kebiasaan remaja tersebut.
1
B.Tujuan Penelitian “Pengguna smartphone kini tidak lagi didominasi oleh kalangan dewasa. Menurut laporang dari hasil survey Nielsen, terungkap bahwa jumlah remaja Amerika Serikat yang memiliki smartphone akan tumbuh lebih cepat dibandingkan pengguna usia dewasa. Nielsen mencatat hasil penelitian yang dilakukan Juli 2012, ditemukan ada 58 % remaja berusia 14 sampai 17 tahun yang telah memiliki smartphone. Jumlah ini naik sebesar 36 % bila dibandingkan dengan data yang dihimpun pada Juli 2011.” Berangkat dari data hasil penelitian Nielsen tersebut, penulis merasa termotivasi untuk menganalisis aktivitas dan perilaku online dikalangan remaja dan peranan orang tua dimensi sebagaimana konsep Prof. Dr. H Dadang Hawari terhadap masalah tersebut. Dengan mengambil sampel remaja di Desa Beringin. Adapun menurut Prof. Dadang Hawari pengertian orang tua disini yaitu, a.Orang tua di rumah (ayah dan ibuk) b.Orang tua di sekolah (bapak dan ibu guru) c.Orang tua di masyarakat Sehingga setelah penelitian selesai, penulis berharap ini dapat menjadi bahan ajar baru dan menjadi referensi bagi semua lapisan,dan semua kalangan dalam menangani permasalahan yang terkait.
II.
Rumusan Masalah
1. 2. 3.
Bagaimana sikap orang tua tiga dimensi dalam mengawasi aktivitas online dikalangan remaja di Desa Tunggulsari ? Berapa persentase keaktifan orang tua dalam mengawasi aktivitas online iremaja di Desa Tunggulsari ? Bagaimana solusi terhadap permasalahan tersebut ?
2
III.
Kerangka Teoritik 1. Teori Kepribadian Erikson Teori ini membahas mengenai psikologi kepribadian manusia (termasuk manusia di fase remaja). Karena penulis melakukan penelitian mengenai akivitas online dikalangan remaja, sehingga penulis menggunakan pendekatan melalui teori tersebut. Menurutteori ini pembentukan kepribadian sangat dipengaruhi oleh lingkungan dalam masyarakat.Walaupun kapasitas yang dibawasejak lahir penting dalam perkembangan kepribadian, bagian terbesar ego muncul dan dibentuk oleh masyarakat. Erikson lebigh mementingkan faktor sosial dan historical ataukebalikan dengan freud yang pandangannya sebagian besar biological. Bagi Erikson,ego muncul bersama kelahiran sebagai potensi, yang harus ditegakan di dalam lingkungan kultural. 2. Teori disonansi kognitif Teori ini adalah teori tentas psikologi sosial yang diciptakan oleh Leon Festinger. Penulis menggunakan teori ini karena teori ini menghasilkan sebuah kualitas penelitian yang sangat banyak serta buku kritisme, interpretasi, dan eksplorasi. Gagasannya adalah pelaku komunikasi memiliki beragam elemen kognitif, seperti sikap, persepsi pengetahuan, dan perilaku. Elemen-elemen tersebut terpisah tetapi saling menghubungkan satu dengan yang lain. Sehingga dari sini penulis dapat melakukan berbagai pendekatan untuk memperoleh data yaitu berupa psikologi sosial masyarakat di Desa Beringin tersebut. 3. Teori Behavior Skinner Teori ini diciptakan oleh Burrhus Frederic Skinner. Penulis menggunakan teori ini karena pendekatannya lebih pada subjek orang tua kepada anaknya. Teori ini pembahasannya lebih pada penilaian dan pemberian hadiah apabila anak berbuat kebaikan dan pemberian hukuman apabila anak berbuat yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Skinner tidak sependapat dengan pandangan S-R dan penjelasan reflex bersyarat dimana stimulus terus memiliki sifat-sifat kekuatan yang tidak mengendur. Menurut Skinner penjelasan S-R tentang terjadinya perubahan tingkah laku tidak lengkap untuk menjelaskan bagaimana organism berinteraksi dengan lingkungannya. Bukan begitu, banyak tingkah laku menghasilkan perubahan atau konsekuensi pada lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap organism dan dengan begitumengubah kemungkinan organism itu merespon. Penulis disini mencoba menganalisi penyebab terjadinya kemungkinan perubahan tingkah laku remaja apabila mereka lebih sering bersosial lewat media online. 4. Teori Pesan Teori ini diciptakan oleh Susanne Langer. Adanya penggunaan teori pesan ini adalah untuk memudahkan penulis dalam menganalisi pesan –pesan yang disampaikan orang tua kepada anak remaja mereka agar berperilaku sesuai kaidah norma yang ada. Karena mengingat bahwa terkadang orang tuan menyampaikan 3
pesan atau nasihat kepada anaknya itu baik. Namun, cara penyampaiannya kepada anak mereka kurang tepat bahkan bisa jadi dengan cara didikan yang keras. Sehingga terkadang terdapat beberapa kasus anak sering tidak patuh kepada orang tua mereka dan sebagainya. IV.
Kerangka Berfikir Pemikiran
V.
Tindakan dari hasil Pemikiran
a. Menentukan Tema
Analisis tetang permasalahan yang begitu penting namun dalam kontek di lingkungan sekitar seperti disepelekan.
b. Pembuatan rancangan penelitian
Setelah mendapatkan tema dan analisis permasalahan , selanjutnya adalah penyusunan rencana penelitian dengan membuat rumusan masalah dan membuat jadwal penelitian dengan menerapkan beberapa pendekatan.
c. Pengamatan sampel , dan analisis kritis
Analisis atau pengamatan sampelnya adalah dengan mewujudkan rancangan atau jadwal penelitian dan penarikan sampel dengan beberapa pendekatan dan metode analisis data.
d. Kesimpulan
Hasil kesimpulan penelitian saya wujudkan dalam bentuk susunan makalah.
Metode Penelitian Jadwal Penelitian TEMPAT
WAKTU
KETERANGAN
Desa Tunggulsari RT 01/06
Kamis, 10-03-2016
Survey lapangan . ikut berkumpul ditempat tongkrongan biasa remaja yaitu di pos ronda
Desa Tunggulsari RT 02/03
Jumat, 11-03-2016
Wawancara dengan masyarakat
Perpu Fak. Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo
Kamis, 17-03-2016
Mencari referensi di buku-buku terkait teori
Desa Tunggulsari RT 04/01
Kamis, 24-03-2016
Wawancara dengan beberapa kepala rumah tangga
SDN 02
Kamis, 31-03-2016
Wawancara dengan guru 4
Tunggulsari Desa Tunggulsari
Kamis, 07-04-2016
Penarikan Sampel secara acak yaitu 20 remaja pengguna smartphone dengan kebiasaannya aktivitas online
Adapun terkait konsep dan pendekatan yang saya terapkan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : Survei wawancara langsung Teknik Observasi *Tabel terkait konsep dan deskripsi data DESKRIPSI DATA Wawan Langsung
VI.
KETERANGAN SINGKAT
cara Analisis dengan wawancara dengan beberapa sampel
Observasi
Pengamatan langsung dilapangan
Buku fiksi
Analisis buku-buku ilmiah terkait dengan penguatan data penelitian, dan teori yang digunakan
Hasil Data Penelitian Hasil penelitian penulis di peroleh dari beberapa sudut pandang yang berbeda yaitu : A. Deskripsi data hasi observasi dan penarikan sampel (50 kepala rumah tangga): Dari hasil pengamatan di lapangan (lingkungan Desa Tunggulsari) ternyata, bila di persentasekan ada 35% orang tua tidak ingin mengetahui secara pasti aktivitas online anak remajanya dengan kata lain tidak begitu ingin mengawasi tingkah laku ataupun aktivitas remaja tersebut. Faktornya adalah karena percaya pada anak remajanya yang sudah dapat membedakan baik atau buruknya suatu tingkah laku (aktivitas) apapun. Baik di rumah, sekolah,dan di masyarakat. Orang tua yang ini adalah kebanyakan orang tua dimensi ketiga (Orang Tua Masyarakat). Ini sejalan karena memang orangtua dimensi ketiga (masyarakat) biasanya tidak terlalu ingin ikut campur aktivitas anak yang bukan kandungnya. Kecuali apabila dalam masyarakat terdapat kasus-kasus yang
menyangkut
mereka
(masyarakat)
sehingga
mengakibatkan
peBengawasan orang tua di dimensi ketiga ini akan lebih fokus. 5
Beberapa orang tua memang ada yang memberikan pengawasan, namun tidak begitu detail karena terhalang intensitas pertemuan dengan anak remajanya. Bila dipersentasekan ada 20%. Tipe orang tua tersebut adalah orang tua di sekolah (guru). Ini sangat sejalan karena intensitas pertemuan antara guru dan murid adalah sangat terbatas. Sehingga memang pengawasan yang diberikan juga tidak maksimal. Hanya pengawasan bentuk sederhana dengan melarang membawa mobile phone ke sekolah dan sebagainya. Orang tua yang tanggap dan ketat dalam mengawasi segala aktivitas anak remajanya. Bila dipersentasekan ada sekitar 45%. Tipe orang tua tersebut adalah orang tua dirumah (Ayah dan Ibu). Orang tua ini cenderung aktif dalam mengawasi karena mereka sangat menyayangi anak remajanya dan, mereka ingin segala yang terbaik untuk anak-anaknya. Sehingga tidak heran apabila pengawasan yang diberikan pun begitu besar.
B. Deskripsi data hasil wawancara langsung : Mereka (orang tua) mengungkapkan bahwa aktivitas online dikalangan remaja itu wajar karena,remaja adalah masa dengan rasa ingin tahu yang besar.sehingga tidak heran apabila terkadang remajalebih senang bermain di media online (game, facebook, twitter, instagram, bbm) . mengingat memang sedang majunya teknologi komunikasi dan informasi. Persoalan kecemasan disalah gunakan dan dampak negatif dari aktivitas online tersebut, mereka tidak begitu cemas karena pandangan mereka (orang tua) online adalah dunia maya (tidak nyata). Sebagian orang tua mengungkapkan bahwa karena mereka tidak tahu menahu soal dunia online sehingga mereka tidak begitu bisa mengawasi aktivitas online anak remajanya. Orang tua mengungkapkan bahwa tidak adanya waktu luang panjang untuk mengawasi segala aktivitas anak remajanya.mengingat kesibukan mereka dalam dunia kerja yang menjadi faktor penghambat dalam hal tersebut. Ungkapan lainya adalah,terkadang mereka (orang tua) merasa aneh dan sering pula curiga terhadap tingkah laku anak remajanya yang mulai aneh apabila melihat layar smartphone, cara bicara,bahkan cara berpakaian pula. Namun mereka (orang tua) tidak mengetahui secara pasti apakah hal tersebut cirri dari dampak aktivitas online.
6
C. Kesimpulan Dari hasil observasi tersebut dengan beberapa pendekatan dan pengkaitan teori yang penulis gunakan. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua tiga dimensi (orang tua di rumah, di sekolah, dan di masyarakat) dapat digolongkan kedalam tiga tipe yaitu : 1. Orang tua acuh pengawasan 2. Orang tua pasif pengawasan 3. Orang tua aktif pengawasan VII.
Solusi Masalah a) Solusi untuk orang tua dimensi pertama (ayah dan ibuk) Terkait solusi utamanya adalah peran aktif orang tua dalam mengawasi segala aktivitas remaja termasuk aktivitas online yang mereka biasa lakukan. Yaitu dengan cara ikut memiliku acount (akun) di sosial media tersebut.sehingga dapat diusahakan berteman dengan anak mereka di sosial media. Sehingga remaja merasa harus membatasi diri dalam aktivitas online yang mereka lakukan.karena orang tua mereka aktif mengawasi. Orang tua harus berani menegur anak remajanya apabila terlalu banyak menghabiskan waktu beraktivitas online bila dibandingkan dengan aktivitas belajar mereka. Menurut beberapa teori diatas kaitanya denga permasalahan tersebut orang tua dapat melakukan pendekatan dengan cara menyampaikan nasihat dengan baik (tidak dengan keras)dan memotivasi remaja dengan member hadiah apabila rajin belajar dan mendapat prestasi di sekolah. Tidak terlalu menekan sikap remaja. Dalam artian biarkan remaja mengembangkan hobi mereka sekalipun itu berkaitan deng online selagimereka dapat mengatur waktu belajar dan tetap berprestasi. Namun, tetap dalam pengawasan. Karena, menurut buku psikologi anak, bahwa orang tua hendaknya tidak memaksakan kehendak kepada anak.karena itu secaratidak sadar dapat mengurangi percepatan berfikir dewasa. Orang tua sebaiknya : Berprasangka baik kepada remaja Menumbuhkan kepatuhan pada remaja Menghargai „Kekonyolan remaja Tetap mengawasi remajanya sekalipun ditempat kerja Luangkan waktu untuk berbicara (ngobrol) dengan remajasekalipun lewat mobile phone atau sosial media Menghargai pribadinya, dan berani menegur jika salah Memberika pendidikan kreatif dan edukatif di lembaga pendidikan formal dan informal Mengatur jadwal tidur1
1
Mengatur uang saku Menyambut remaja pulang sekolah Mengembangkan rasa kasih saying dan perhatian pada remaja Memantau teman, sahabat remaja
Istadi Irawati, Mendidik dengan Cinta, Bekasi:Pustaka Inti, 2006,hlm. 24-25
7
Mengembangkan sikap menghormati kepentingan dan harga diri orang lain pada remaja Masalah pelaksanaan sanksi hukum yang dikenakan pada seseorang remaja yang melanggar tata tertib Memupuk minat belajar di kalangan Remaja Mengajarkan sikap tanggung jawab terhadap waktu2 b) Solusi untuk orang tua dimensi ke dua (guru) Memberikan pengarahan kepada remaja didik agar tidak menyalah gunakan media online Memberi pelajaran tentang pengaturan waktu aktivitas sehari-hari Mensosiaisasikan kepada remaja didik agar tidak membuka situs-situs pornografi dan sejenisnya. Melarang menggunakan mobile phone saat di kelas c) Solusi untuk orang tua dimensi ketiga (masyarakat) Ikut berperan aktif dalam mengawasi aktivitas online remaja di lingkungan sekitar Memberikan informasi terkait perilaku remaja yang menyimpang apabila melihatnya d) Solusi untuk remaja Membentengi diri dengan keimanan yang kuat agar tidak terjerumus ke dalam kasus-kasus prostitusi online Mengatur atau membuat managemen waktu belajar. Agar tidak overload dalam aktivitas bermain di dunia maya (online)
2
Ketut, Dewa Sukardi,Psikologi Populer Bimbingan Perkembangan jiwa anak, Jakarta: Balai Aksara,1986, hlm.7-8
8
Daftar Pustaka Abdul Mun‟in Al-Maligy, 1980, Dendam Anak-anak, Jakarta: Bulan bintang Dewa Ketut Sukardi, 1986, Psikologi Populer Bimbingan Perkembangan jiwa anak, Jakarta: Balai Aksara
Irawati Istadi, 2006, Mendidik dengan Cinta, Bekasi: Pustaka Inti Dadang Hawari,2014, Tuntunan generasi muda (mursyid asy-syabab, Jakarta: Risalah Nur Press Littlejohn, Stephen W dan Karen A. Foss . 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Alvabeta
9