i
LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“SPINNER PULLING OIL”ELABORASI PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENTAS MINYAK OTOMATIS DALAM PENINGKATAN PRODUKTIFITAS ABON IKAN DI KOPERASI WANITA SRIKANDI, DESA BANTUREJO, KECAMATAN NGANTANG, KABUPATEN MALANG
BIDANG KEGIATAN : PKM TEKNOLOGI Diusulkan oleh :
Muhammad Agung Nugraha 115100607111002
Angkatan 2011
Helmi Fadhlurrahman Felayati115100600111013
Angkatan 2011
Alvian Budhi Irianto
115100600111014
Angkatan 2011
Halimatus Sa’Diyah
105100200111029
Angkatan 2010
Famelian Regeista
105100907111001
Angkatan 2010
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014
ii
iii
Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Teknologi (Pkm T), Judul : “Spinner Pulling Oil”Elaborasi Penerapan Teknologi Pengentas Minyak Otomatis Dalam Peningkatan Produktifitas Abon Ikan Di Koperasi Wanita Srikandi, Desa Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Oleh : Muhammad Agung Nugraha 115100607111002, Alvian Budhi Irianto 115100600111014, Helmi Fadhlurrahman Felayati 115100600111013, Halimatus Sa’Diyah 105100200111029, Famelian Regeista 105100907111001. Universitas Brawijaya, Malang, 2014.
Ringkasan
Desa Banturejo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur yang memiliki komoditas pertanian, peternakan dan perikanan melimpah, serta dekat dengan lokasi wisata, yaitu Bendungan Selorejo. Komoditas perikanan merupakan unggulan dari desa Banturejo dan terus dilakukan pengembangan. Selain ikan yang dihasilkan dari waduk, saat ini banyak pula warga masyarakat yang melakukan usaha budidaya ikan lele. Ikan lele banyak dijual langsung untuk konsumsi dan dijual di sekitar Bendungan Selorejo. Keberadaan produk unggulan untuk oleh-oleh dapat menjadi pelengkap bagi pengunjung untuk dijadikan oleh-oleh khas. Koperasi Wanita (KOPWAN) Srikandi yang berada di desa Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang menangkap peluang bisnis ini dengan mengolah sumber ikan menjadi abon ikan. Abon ikan diperkenalkan dengan pertimbangan bahwa produk olahan tersebut mempunyai peluang yang baik untuk dijadikan oleh-oleh khas Bendungan Selorejo yang berpeluang tinggi. Pembuatan abon ikan yang diproduksi oleh KOPWAN Srikandi masih menggunakan metode yang konvensional dan sangat sederhana akibatnya masih banyak kandungan minyak di dalam abon. Selain itu, Kapasitas produksi sebesar 10 kg abon ikan hanya mampu memenuhi 25% dari permintaan konsumen. “Spinner Pulling Oil”merupakan solusi kreatif yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang dihasilkan“Spinner Pulling Oil” dapat diaplikasikan dalam elaborasi usaha perikanan melalui produk abon dengan memanfaatkan spinner khususnya di Koperasi Wanita Srikandi, Desa Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Sehingga, diharapkan dengan adanya “Spinner Pulling Oil” ini dapat mengeksplorasi sumberdaya perikanan yang ada di Desa Banturejo dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Alat Spinner Pulling Oil dapat mengatur putaran (rpm) alat secara otomatis dan optimal untuk mengurangi minyak dalam abon. Untuk pengenalan alat dan pemasaran produk abon secara luas, dilakukan publikasi menggunakan media cetak, elektronik maupun secara online. Sehingga abon terjual dengan jumlah yang besar.
iv
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………i HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….ii RINGKASAN…………………………………………………………………….iii DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iv BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….………………………………………….3 BAB 3 METODE PELAKSANAAN……………………………………………..4 BAB 4 HASIL YANG DICAPAI…………………………………………………4 BAB 5 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA…………………………….......7 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...8 LAMPIRAN...........................................................................................................8
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa Banturejo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.Desa Banturejo memiliki komoditas pertanian, peternakan dan perikanan yang melimpah, serta dekat dengan lokasi wisata, yaitu Bendungan Selorejo. Komoditas perikanan merupakan unggulan dari desa Banturejo dan terus dilakukan pengembangan. Selain ikan yang dihasilkan dari waduk, saat ini banyak pula warga masyarakat yang melakukan usaha budidaya ikan lele. Ikan lele banyak dijual langsung untuk konsumsi dan dijual di sekitar Bendungan Selorejo. Pemasaran ikan lele di desa Banturejo cukup mudah karena lokasi desa yang dekat dengan lokasi wisata secara langsung menjadi pintu gerbang bagi pengunjung Bendungan Selorejo. Meskipun ramai dengan pengunjung, namun belum ada oleh-oleh khas dari Bendungan Selorejo. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Untuk itu perlu adanya pengembangan produk olahan yang bisa dijadikan oleh-oleh pengunjung tempat wisata ini. Keberadaan produk unggulan untuk oleh-oleh dapat menjadi pelengkap bagi pengunjung untuk dijadikan oleh-oleh khas. Koperasi Wanita (KOPWAN) Srikandi yang berada di desa Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang menangkap peluang bisnis ini dengan mengolah sumber ikan menjadi abon ikan. Abon ikan diperkenalkan dengan pertimbangan bahwa produk olahan tersebut mempunyai peluang yang baik untuk dijadikan oleh-oleh khas Bendungan Selorejo yang berpeluang tinggi. Pembuatan abon ikan yang diproduksi oleh KOPWAN Srikandi masih menggunakan metode yang konvensional dan sangat sederhana. Kapasitas produksi per hari sebesar 10 kg abon ikan, yang hanya mampu memenuhi 25% dari permintaan konsumen. Masalah penting yang dihadapi oleh KOPWAN Srikandi adalah mutu dari abon yang diproduksi. Saat ini abon ikan yang diproduksi masih memiliki kadar minyak yang tinggi menyebabkan produk abon ikan buatan KOPWAN Srikandi menjadi cepat tengik dan tidak tahan lama. Menurut Aminah (2010) terdapatnya sejumlah air dalam minyak dapat mengakibatkan kerusakan minyak yang disebabkan proses hidrolisa mejadi asam lemak bebas dan mengakibatkan ketengikan. Selain proses hidrolisa minyak bisa mengalami proses oksidasi yang menyebabkan bau tengik pada minyak. Oksidasi dimulai dengan terbentuknya peroksida dan hiperoksida. Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid, keton serta asam lemak bebas (Haryani, 2008).Oleh karena itu perlu adanya teknologi yang dapat meningkatkan kualitas dan waktu simpan dari abon ikan produksi KOPWAN Srikandi. “Spinner Pulling Oil”merupakan solusi kreatif yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan mitra, sebagai alat pengentasan minyak dalam pembuatan produk makanan. Dalam hal ini, produk yang “Spinner Pulling Oil” dapat diaplikasikan dalam elaborasi usaha perikanan melalui produk abon dengan memanfaatkan spinner khususnya di Koperasi Wanita Srikandi, Desa Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Sehingga, diharapkan dengan adanya “Spinner Pulling Oil” ini dapat mengeksplorasi sumberdaya perikanan yang ada di Desa Banturejo dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Program Kreativitas Mahasiswa Bidang teknologi ini, berupaya dalam memecahkan permasalahan dibawah ini : 1. Bagaimana rancangan pembuatan “Spinner Pulling Oil”yang sesuai dengan standar mitra Koperasi Wanita Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang? 2. Bagaimana pembuatan “Spinner Pulling Oil”yang sesuai dengan standar mitra Koperasi WanitaKecamatan Ngantang, Kabupaten Malang ?
2 3. Bagaimana sosialisasi dan monitoring “Spinner Pulling Oil” sehingga dapat meningkatkan produktivitas abon lele di Koperasi Wanita Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang? 1.3 Tujuan 1. Membuat rancangan pembuatan “Spinner Pulling Oil”yang sesuai dengan standar mitra Koperasi Wanita Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. 2. Membuat “Spinner Pulling Oil”yang sesuai dengan standar mitra Koperasi Wanita Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. 3. Mengetahui sosialisasi dan monitoring “Spinner Pulling Oil” sehingga dapat meningkatkan produktivitas abon lele di Koperasi Wanita Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. 1.4 Luaran Diharapkan dengan karya ini dihasilkan teknologi pengentas minyak yang efektif dan efisien, sehingga dapat menjadi solusi permasalahan mitra untuk mengeksplorasi sumberdaya sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis. Selain itu, target luaran yang diharapkan dari program ini adalah : a. Potensi Paten/HKI “Spinner Pulling Oil” memiliki potensi untuk dipatenkan, karena alat ini sangat berpotensi untuk dikembangkan di masyarakat khususnya pada mitra. Hasil search data dari International Paten (WIPO) tahun 2013 terlihat bahwa belum adanya peneliti yang meneliti tentang alat pengentas minyak secara otomatis.
Gambar 1. Hasil search data dari International Paten (WIPO) tahun 2013 b. Potensi Publikasi Artikel Ilmiah Mengingat begitu besarnya manfaat dari “Spinner Pulling Oil” selain berpeluang untuk bisa dipatenkan karena belum ada alat pengentas minyak secara otomatis di Indonesia, penulis juga akan mempublikasikan secara ilmiah yang bertujuan untuk perluasan informasi, sehingga tujuan utama agar masyarakat dapat mengenal dan mengetahui “Spinner Pulling Oil” sehingga dapat meningkatkan nilai keproduktifan masyarakat. c. Monitoring dan Evaluasi“Spinner Pulling Oil” pada mitra “Spinner Pulling Oil” diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan mitra, khususnya. Sehingga diharapkan dengan adanya “Spinner Pulling Oil” kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat mitra dapat lebih baik dan lebih sejahtera. 1.5 Manfaat Program a. Bagi Akademisi atau Mahasiswa Menjadikan media aktualisasi dan pengembangan teknologi di bidang teknologi dan rekayasa selain itu sebagai bentuk pengabdian insan akademis dalam pembelajaran pemberdayaan masyarakat sebagai wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi.
3 b. Bagi Masyarakat Memberikan wacana baru tentang pengembangan teknologi dibidang teknologi dan rekayasa alat untuk pengentas minyak, dan memberikan solusi yang efektif pada masalah pengentas minyak . c. Bagi Pemerintah Sebagai salah satu solusi alternatif dalam pengaplikasian teknologi pengentas minyak BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Kondisi Mitra Desa Banturejo adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Desa ini berada di sekitar gerbang resmi memasuki kawasan taman wisata BendunganSelorejo. Desa Banturejo membawahi 3 Dusun, dusun Sromo, dusun Banu, dan dusun Ngramban. Dusun Sromo dipimpin oleh Muhammad Kholid, dusun Banu oleh Subeni, sedangkan Ngramban dipimpin oleh Edi Sunarto. Mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah petani, pegawai, peternak sapi perah, buruh pabrik, dan pedagang. Sebelah utara desa ini berbatasan dengan Bendungan Selorejo dan wilayah desa Mulyorejo, sebelah selatan dengan desa Ngantru dan ggunung Kelud, serta sebelah barat dengan desa Pandansari (Sumber : Wawancara Penulis). Di desa ini terdapat Koperasi Wanita (KOPWAN) Srikandi yang berada di desa Banturejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Selama ini KOPWAN Srikandi hanya memproduksi Carang Mas yang sudah di jual di bendungan Selorejo. Produksi Carang Mas belum bisa banyak dikembangkan karena bahan baku yang tersedia tidak selalu ada (Sumber : Wawancara Penulis). 2.2 Potensi Sumberdaya perikanan Mitra Wilayah ini memiliki kekayaan sumber perikanan yang melimpah. Saat ini masyarakat juga banyak yang mengembangkan ternak lele. Budidaya lele yang dilakukan berkembang pesat karena banyak wisatawan yang berkunjung ke desa Banturejo untuk melakukan wisata. Dari sektor perikanan, Banturejo yang memiliki lokasi berdekatan langsung dengan Bendungan Selorejo, dimana memiliki komoditas ikan air tawar antara lain: Wader, Nila, Mujair dan udang, dimana pemanfaatannya sampai sejauh ini hanya dimanfaatkan untuk hidangan makanan ciri khas wisata Selorejo, sehingga masih kurang banyak pemanfaatannya (Sumber : Wawancara Penulis). Dengan semakin melimpahnya jumlah produksi lele di desa Banturejo, maka diperlukan alternatif pengembangan produk olahan. Pengembangan produk olahan dari lele diharapkan juga menjadi produk unggulan yang bisa menjadi trade mark sehingga bisa menjadi oleh-oleh dari desa ini(Sumber : Wawancara Penulis). 2.3 Komponen “Spinner Pulling Oil” Bahan dasar atau bahan baku yang digunakan proses pembuatan “Spinner Pulling Oil” adalah stainless steel. Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi yang mengandung sekitar 10% Kromium yang mencegah proses pengkaratan logam. Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi membuat baja ini tidak bisa berkarat. Stainlees pun banyak macamnya ada 201 , 304 , 316 dan lain lain semakin tinggi serinya maka stainlees ini akan semakin bagus dan tahan lama. Perawatan Stainlees pun sangat mudah tidak seperti besi yang harus di cat atau di crhome Stainlees ini hanya perlu di lap untuk mengembalikan kilapnya seperti baru. tetapi apabila terjadi penggoresan pada Stainleesnya anda tidak perlu khawatir karena Stainless ini hanya perlu di poles untuk menjadikan Stainless ini kembali kilap seperti semula (Zubek, 2006).
4 BAB III. METODE PELAKSANAAN 3.1 Metode Pelaksanaan Persiapan Peninjauan Lokasi Mitra Pembuatan Alat Monitoring dan Evaluasi Publikasi
Evaluasi Gambar 2. Metode Pelaksanaan Kegiatan 3.1.1 Persiapan Waktu dan tempat Kegiatan ini akan dilaksanakan sesuai jadwal yang ada dan diperlukan waktu 4 bulan. Produksi akan dilaksanakan di Laboratorium Mekatronik Alat dan Mesin Agroindustri Jurusan Teknik Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Bahan dan alat Bahan utama yang digunakan dalam kegiatan ini Stainless Steel, Pipa Besi dan Vorporasi SS. BAB IV.HASIL YANG DICAPAI 4.1 Peninjauan Lokasi Mitra Peninjauan lokasi mitra dilakukan sebelum memulai pembuatan alat “Spinner Pulling Oil” bertujuan untuk mengetahui kapasitas produksi abon yang akan dibuat. Hal tersebut, berfungsi untuk mengetahui dimensi “Spinner Pulling Oil”, kecepatan, dan pemilihan bahan sesuai dengan kondisi mitra. Peninjauan lokasi dilakukan dengan terjun langsung dan melakukan wawancara ataupun mengajukan kuisoner kepada beberapa masyarakat sesuai kebutuhan dengan data sebelum pembuatan “Spinner Pulling Oil”. 4.2 Pembuatan Alat
5
Gambar 3. Desain Alat
Gambar 4. merupakan cara kerja pembuatan alat. Persiapan Alat dan Bahan
Pembuatan Tabung Mesin
Berbentuk Silinder
Pembuatan Keranjang Mesin
Terbuat dari stainless steel
Kerangka Mesin
PerangkaianPengaturKecepat andanWaktu
“Spinner Pulling Oil”
Gambar 4. Cara kerja Pembuatan Alat 4.3 Monitoring dan Evaluasi Proses Monitoring dan Evaluasi ada beberapa tahap diantaranya : 4.4Proses Monitoring Pembuatan Abon Gambar 5. Merupakan proses pembuatan Abon yang sesuai dengan standar
6
Gambar 5. Monitoring proses pembuatan abon ikan (proses pembuatan ikan) Hasil analisa kandungan Abon Ikan Lele dengan Standar Industri Indonesia (SII) no 0368-80, 0368-85 untuk Abon Ikan dapat dilihat Tabel 1 Tabel 1 Hasil analisa kandungan Abon Ikan Lele Parameter Abon Ikan Kopwan Srikandi Abu 5,88 % Protein 24,69 % Air 5,98 % Lemak 11,23 % Aroma,Warna,Rasa Khas Ikan Lele Jamur Negatif
SII Max 9 % 20 % Max 10 % Max 30 % Khas Negatif
4.5 Proses Monitoring Pengemasan Abon Ikan Proses pengemasan bertujuan untuk meningkatkan daya simpan produk. Bahan pengemas yang umum digunakan adalah plastik polipropilen dengan ketebalan minimal 0,8 mm atau aluminium foil (Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, 2009). Pengemasan produk carang mas dan abon ikan mujair biasanyamenggunakan mesin hand sealer, dengan tujuan mengepres kemasan plastik menggunakan tangan (manual). Gambar 6 merupakan mesinhand sealer:
Gambar6.MesinHand Sealer 4.6 Publikasi dan PATEN Selain itu setelah melakukan pengarahan kepada mitra, perlu adanya publikasi baik media cetak, elektronik maupun online meliputi JTV, Malang TV, Malang Post, Radio RRI Malang, Radio RRI Nasional, halomalang.com, prasetya Online, seputarmalang.com,
7 mediamahasiswa.com, malang-post.com, rri.co.id, siwi-siwi dan selain itu kami telah mengajukan publikasi jurnal ilmiah internasional di International Journal of Mechanical Sciences.Hal tersebut, bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas, sehingga diharapkan juga dapat mengatasi permasalahan masyarakat luas, tidak hanya pada mitra. Selain itu, setelah melakukan publikasi dilakukan paten HKI yang bertujuan melindungi karya dan karsa cipta.
Gambar 7. Pengajuan Paten International
Gambar 8. Pengajuan Jurnal Internasional
Gambar 9. Publikasi Media BAB V. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA Rekapitulasi proses pengerjaan dari PKM – KC dapat dilihat pada tabel 2. No
Kegiatan
Presentasi
Ketercapaian
PJ Kegiatan
1 2 3
Survey Lokasi Perijinan Lokasi Desain alat dan pembuatan modul
5% 5% 15 %
5% 5% 15 %
Agung Alvian Helmi
8 4 5 6
Pembuatan Alat Uji Coba Alat dan Analisa Abon Penerapan dan sosialisasi
30 % 10 % 15 %
30 % 10 % 15 %
7
Monitoring dan Evaluasi
15 %
10 %
5% 100%
90 %
8 Pembuatan Laporan Total
Agung Famel Seluruh Anggota Seluruh Anggota Halimatus
Adapun pengerjaan kedepan sebagai berikut : 1. Proses Kerja sama di instansi pemerintah setempat (Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur untuk Proses Pembibitan Lele Dumbo di Desa Banturejo 2. Membantu mengembangkan pemasaran 3. Pembuatan Laporan akhir dan evaluasi secara kontinyu DAFTAR PUSTAKA Aminah, S., dan Isworo T.J. 2010. Praktek Penggorengan dan Mutu Minyak Goreng Sisa pada Rumah Tangga Rt.05 Rw. III Kedungmundu Tembalang Semarang. Laporan penelitian Internal UNIMUS Tahun 2010. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. 2009. Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Deptan. Jakarta. 81 hal. Widayat, Suherman dan K. Haryani. 2006. Optimasi Proses Adsorpsi Minyak Goreng Bekas DenganAdsorben Zeolit Alam: Studi Pengurangan Bilangan Asam. Jurnal Teknik Gelagar. Volume 17.Universitas Diponegoro Zubek, P. E., 2006. „A Technical Review of Precipitation Hardening Stainless Steel Grades‟.
LAMPIRAN 1. Lampiran 1. Anggaran Anggaran Biaya PKM-T No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) 1 Bahan habis pakai pembuatan Abon Rp. 7.320.000,2 Transportasi Rp. 850.000,3 Administrasi Rp. 1.500.000,4 Pembelian Sampel Abon 100 gr Rp. 150.000,5 PengujianLaboratorium Rp. 280.000,6 Publikasi Rp. 2.000.000,Jumlah Rp. 12.100.000,-
9 LAMPIRAN 2. Lampiran 2. Dana Kegiatan PKM T
Gambar 10. Nota Pembelian Satu Set Pengatur RPM
Gambar 12. Nota Persiapan Sosialisasi dan Pelatihan
Gambar 14. Nota Uji Lab
Gambar 11. Nota Sewa Mobil
Gambar 13. Nota Pembelian Sampel Abon Ikan Lele
Gambar 15. Nota Publikasi Malang TV
10 Lampiran 3. Dokumentasi
Gambar 16. Diskusi Dengan Pembimbing dan Survei Lapang
Gambar 17. Perakitan Alat
Gambar 18. Sosialisasi Alat
Gambar 19. Evaluasi Program