LAPORAN KEGIATAN PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN JUMANTIK ( JURU PEMANTAU JENTIK ) WILAYAH KERJA KKP KELAS II MATARAM TAHUN 2016
TANGGAL 01 S/D 11 FEBRUARI 2016
KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II MATARAM TAHUN 2016
LAPORAN HASIL KEGIATAN PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN PETUGAS JUMANTIK DI WILAYAH KERJA KKP KELAS II MATARAM TAHUN 2016
I.
PENDAHULUAN A. Dasar Hukum a. Undang-undang Nomor 1 tahun 1962 tentang karantinfa laut b. Undang-undang Nomor 2 tahun 1962 tentang karantina udara c. Undang-undang Nomor 4 tahun 1984 tentang Wabah penyakit menular d. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan RI f.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor RI No. 2348/MENKES/PER/IV/20011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan.
g. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 374/Mekes/Per/III/2010 tentang pengendalian vektor h. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 341/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Pengendalian Risiko Lingkungan di Pelabuhan/ Bandara/ Pos Lintas Batas Darat dalam ragka Karantina Kesehatan i.
International HealthRegulation Revisi 2005.
B. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan transportasi dewasa ini berkembang sangat pesat, yang berimplikasi terhadap kecepatan waktu tempuh antar negara atau antar wilayah semakin cepat dan pendek.
Mobillitas penduduk
juga sebagai salah satu faktor
dominan yang menyebabkan
terjadinya penyebaran penyakit antar negara dan antar
wilayah di dunia melalui sarana alat angkut/ transportasi dengan serangga sebagai penular/ vektor penyakit. Dampak dari kemajuan teknologi transportasi mengakibatkan terbawanya vektor penular penyakit dari satu negara ke negara lain atau dari wilayah satu ke wilayah lain dengan cepat menyebar melalui alat angkut, orang dan barang bawaan dari pintu-pintu masuk negara seperti : pelabuhan laut, pelabuhan udara dan pos lintas batas darat. Penyakit-penyakit yang dapat ditularkan melalui serangga maupun vektor penyakit antara lain adalah demam kuning/ yellow fever, demam
berdarah, malaria, pes, tifus, kolera dll. Penyakit-penyakit tersebut dapat menyebabkan kejadian luar biasa/ KLB yang membutuhkan respon cepat dimana dalam IHR 2005 disebutkan sebagai “Public Heatlh Emergency of International Concern (PHEIC)”. Dalam rangka melindungi negara dari penyebaran penyakit menular yang disebabkan oleh serangga/ vektor yang terbawa oleh alat angkut, orang dan barang bawaan yang masuk melalui pintu-pintu masuk negara tersebut harus menjadi perhatian aparatur pemerintah baik pusat maupun daerah, dalam hal ini Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai Unit Pelaksana Teknis Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan RI yang ada di daerah dalam melakukan kegiatan tersebut. Berdasarkan Kemenkes No 431/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Resiko Lingkungan di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas dalam Rangka Karantina Kesehatan salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah pengawasan dan pegendalian Nyamuk Aedes aegypti dalam rangka mewujudkan lingkungan pelabuhan bebas dari penyakit demam berdarah, demam kuning (yellow fever) dan cikungunya. Upaya
pencegahan penyakit khususnya yang ditularkan oleh vector tidak
hanya menjadi tanggung jawab instansi pemerintah, tetapi peran serta mayarakat juga perlu ditingkatkan sehingga program pengendalian bisa berhasil secara maksimal. Bentuk peran serta masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang sehat bebas dari vector penyakit selain upaya menjaga kebersihan bagi setiap masyarakat di dilingkungan masing – masing, juga perlu adanya partisipasi aktif dan kepedulian masyarakat sendiri untuk ikut membantu mengawasi lingkungan dari kehidupan binatang atau vector penyakit. Salah satu bentuk partisipasi dan kepedulian masyarakat terkait dengan pengawasan terhadap kehidupan vector penyakit khususnya keberadaan Nyamuk Aedes aegypti adalah keterlibatan masyarakat dalam JUMANTIK. Jumantik merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat terhadap pengawasan keberadaan dan kehidupan vector khususnya pengawasan terhadap kehidupan jentik Nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vector penyakit Demam Berdarah, Yellow Fever, Japanes Enchepalitis maupun ZIKA. Keberadaan jumantik sangat diperlukan untuk deteksi dini adanya vector penyakit di wilayah kerja KKP Mataram, karena dengan melihat ruang lingkup tupoksi dan jumlah SDM yang ada di masing – masing wilayah kerja masih kurang dari cukup untuk mengasilkan capaian kegiatan yang maksimal. Dengan dibentukkan jumantik diharapkan masyarakat akan menyadari bahwa tugas untuk mencegah penyakit bukan hanya tugas pemerintah
tetapi peran serta masyarakat memiliki pengaruh besar dalam penurunan tingkat kesakitan khususnya yang disebabkan oleh vector penyakit.
Jumantik adalah
singkatan dari Juru Pemantau Jentik nyamuk. Istilah ini digunakan untuk para petugas khusus yang berasal dari lingkungan sekitar yang secara sukarela mau bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan jentik nyamuk demam berdarah, Aedes aegypti dan Aedes albopictus di wilayahnya. Para Jumantik ini apabila selesai bertugas harus melakukan pelaporan ke Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram secara rutin dan berkesinambungan. Pemantauan jentik
dilakukan satu kali dalam sebulan.
Jumantik yang bertugas, sebelumnya telah mendapatkan pelatihan dari
Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram guna menambah pengetahuan/ilmu terkait dengan pengawasan/pemantauan kehidupan jentik di masing – masing wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. Mereka dalam tugasnya dilengkapi dengan tanda pengenal, dan perlengkapan berupa alat pemeriksa jentik seperti cidukan, senter, pipet, wadah-wadah plastik, dan alat tulis. Tugas para Jumantik dalam kegiatan memantau wilayah tersebut adalah: memeriksa keberadaan jentik nyamuk pada tempat-tempat penampungan air di dalam dan di luar rumah, dan tempat-tempat yang dapat tergenang air. Apabila ditemukan jentik pada penampungan air tersebut dan tidak tertutup, maka petugas mencatatnya sambil memberikan penyuluhan agar dibersihkan dan ditutup rapat. Untuk mendukung kegiatan tersebut diperlukan upaya peningkatan kemampuan bagi Juru Pemantau Jentik terkait dengan kegiatan pengawasan jentik di lingkungan wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. C. Dasar Teori Penyakit yang ditularkan melalui vector hingga kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian cukup tinggi dan berpotensi menjadi kejadian luar biasa (KLB). Menurut Permenkes RI Nomor : 374/Menkes/Per/III/2010,
vector
didefinisikan
sebagai
arthropoda
yang
dapat
menularkan, memindahkan dan/atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia. Penyakit tular vector di Indonesia antara lain malaria, arbovirosis seperti Demam Berdarah Dengue, Cukungunya, Japanese B Encephalitis
(radang otak),
filariasis limfatik (kaki gajah), pes (sampar) dan demam semak (scrub typhus). Penyakit tular vector terjadi ketika mikroorganisme pathogen ditularkan dari individu terinfeksi ke individu lain oleh artropoda. Penularan penyakit tersebut kadang – kadang diperlukan
hewan lain bertindak sebagai inang perantara. Proses penularan penyakit tular vector dapat terjadi melibatkan 3 organisme yaitu 1). Agen/parasit (virus, protozoa, bakteri atau cacing), 2). Vector/arthropoda (kutu,nyamuk, lalat, pinjal) 3). Manusia bertindak sebagai inang definitif. Kadang ada inang perantara seperti hewan peliharaan atau hewan liar sebagai reservoir. Nyamuk Aedes aegypti adalah vector penyakit yang dapat menularkan penyakit demam berdarah, demam kuning (yellow fever) dan cikungunya. Nyamuk Aedes aegypti mempunyai 4 stadium yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Habitat dari nyamuk Aedes aegypti adalah tempat – tempat penampungan air yang tidak langsung berhubungan dengan tanah baik di dalam maupun luar rumah. Nyamuk Aedes aegypti menghisap darah manusia sebagai inang utama sepanjang waktu khususnya siang hari (diurnal). Tempat istirahat ditemukan dipakaian gantung, tumpukan barang dan tempat gelap dalam rumah lain. Adapun ciri dari nyamuk Aedes aegypti adalah sebagai berikut:
1
Stadium Nymauk Aedes aegypti Telur
2
Larva
No
Ciri - Ciri Butir - butir telur berbentuk oval Berwarna hitam Diletakkan sepanjang garis air di penampungan air. Telur dikeluarkan secara individu atau berkelompok Adanya corong udara (siphon) pada segmen terakhir Pada segmen - segmen abdomen tidak dijumpai adanya rambut - rambut berbentuk kipas Pada corong udara terdapat pecten Sepasang rambut serta jumbai akan di jumpai pada Siphon Pada setiap sisi abdomen segmen ke delapan ada comb scale sebanyak 8 - 21 atau berjejer 1 sampai 3 Bentuk individu dari comb scale seperti duri
3
Dewasa
Nyamuk berwarna hitam belang - belang putih baik pada kepala, dada(toraks) dan perut (abdomen) Scutelum 3 lobi Sisik sayap simetris Corak/garis putih pada mesonotum (punggung) berbentuk siku lire/curve berhadapan
Upaya pemantauan/pengawasan dilakukan dengan melakukan kunjungan pada seluruh bangunan yang ada di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan langkah – langkah sebagai berikut : 1.
Persiapan a. Administrasi : menyiapkan jadwal dan surat tugas yang akan digunakan sebagai dasar pelaksanaan kegiatan b. Alat dan Bahan : Abate, Senter, Pipet panjang/pendek, Botol jentik, cidukan, Kertas label, ATK
2.
Pelaksanaan a. Melakukan
kunjungan
pada
seluruh
bangunan
dan
melakukan
pemantauan/pemeriksaan terhadap tempat – tempat yang memungkinkan menjadi sarang/ tempat perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes
aegypti
(container) baik yang ada di dalam maupun luar bangunan. b. Memberikan penyuluhan dan pemberian bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti pada bangunan/ rumah yang memiliki container yang memungkinkan menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti c. Pengambilan jentik nyamuk yang ditemukan untuk dilakukan identifikasi dan analisa untuk tindakan lebih lanjut di masing-masing Lab Wilker KKP Mataram 3.
Pelaporan Melaporkan kegiatan hasil pengawasan ke Kantor Induk sebagai bahan monitoring dan evaluasi hasil kegiatan pengawasan vector nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan Kepmenkes 431/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Teknis
Pengendalian Resiko Lingkungan di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas dalam Rangka Karantina Kesehatan untuk kegiatan pengawasan Nyamuk Aedes aegypti dalam rangka mewujudkan lingkungan pelabuhan bebas dari penyakit demam berdarah, demam kuning (yellow fever) dan cikungunya ditentukan untuk angka kepadatan jentik wilayah Perimeter House Indeks (HI), Container Indeks (CI) harus 0 % dan untuk wilayah Buffer House Indeks (HI), Container Indeks (CI) > 1 % , BI > 50 apabila dalam pemantauan ternyata ditemukan hasil kepadatan jentik melebihi standar yang diperbolehkan ada maka tindak lanjut yang harus dilakukan adalah uaya pengendalian baik itu larvasidasi dengan sasaran pengendalian larva/jentik
nyamuk
maupun
pengasapan (fogging) dengan sasaran kegiatan adalah nyamuk dewasanya. II. TUJUAN A. Umum Terbentuknya JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) di Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Mataram sebagai wujud peran serta masyarakat dalam mencegah timbulnya kejadian penyakit yang disebabkan oleh vector nyamuk Aedes aegypti di wilayah pelabuhan/ bandara wilayah kerja KKP Kelas II Mataram
B. Khusus a. JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) sebagai pelaksana kegiatan pemantauan terhadap jentik Nyamuk Aedes aegypti di masing – masing wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. b. JUMANTIK (Juri Pemantau Jentik) memahami tugas, tujuan
dan sasaran dari
kegiatan pemantauan jentik Nyamuk Aedes aegypti sehingga diharapkan capaian hasil kegiatan lebih akurat dan valid. c. JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan dari KKP Mataram sebagai sumber informasi terhadap kejadian penyakit yang ada di masyarakat di lingkungan pelabuhan khususnya wilayah buffer area pelabuhan. III.
TANGGAL DAN LOKASI KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di 7 wilayah kerja KKP Kelas II Mataram dengan petugas dan jadwal kegiatan sebagai berikut : NO
NAMA WILKER
TANGGAL PELAKSANAAN
1
Pelabuhan Lembar
05 Februari 2016
2
Pelabuhan Pemenang
04 Februari 2016
3
Pelabuhan Labuhan Lombok
11 Februari 2016
4
Pelabuhan Pototano
09 Februari 2016
5
Pelabuhan Badas
09 Februari 2016
6
Pelabuhan Bima
02 Februari 2016
7
Pelabuhan Sape
02 Februari 2016
PETUGAS Matsalul Kamil, SKM Ida Ayu Wayan Rini M, SKM Ady Rospandi, SKM., MPH Emy Puspitawati, SKM Ady Rospandi, SKM., MPH Emy Puspitawati, SKM Matsalul Kamil, SKM Ida Ayu Wayan Rini M, SKM Ady Rospandi, SKM., MPH Emy Puspitawati, SKM Ady Rospandi, SKM., MPH Emy Puspitawati, SKM Matsalul Kamil, SKM Ida Ayu Wayan Rini M, SKM
IV. HASIL KEGIATAN 1. Telah tersusun dan terbentuk JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) pada 7 wilayah kerja KKP Kelas II Mataram tahun 2016 2. Masing – masing petugas JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) telah mendapatkan pelatihan singkat terkait dengan tugas sebagai Juru Pemantau Jentik di masing – masing wilayah kerja yang menjadi ruang lingkup pemantauan/ pengawasan. 3. Masing – masing JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) bersedia berkomitmen untuk melaksanakan tugasnya sebagai Juru Pemantau Jentik dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga hasil yang diharapkan akurat dan bisa dipertanggung jawabkan. 4. Sebagai
bukti
kontrak
kerja
dan
kemampuan
petugas
JUMANTIK
telah
mendapatkan pelatihan akan diserahkan : SK sebagai Jumantik, Serifikat Pelatihan sebagai Jumantik, ID Card sebagai petugas jumantik dan Sarana Pendukung berupa Kaos, Rompi dan Topi. 5. Adapun nama – nama petugas jumantik yang sudah tersusun adalah sebagai berikut: NO
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Abdul Rahman Didik Kusmayadi Sahrudin Sahar Ratnawati Suhaeni Trisia Prihatin Firman Kadim Hoggo Abdul Majid Sufrani Rahmawati Nurlailah Suharni Naidah
WILAYAH KERJA Pelabuhan Lembar Pelabuhan Lembar Pelabuhan Pemenang Pelabuhan Pemenang Pelabuhan Labuhan Lombok Pelabuhan Labuhan Lombok Pelabuhan Badas Pelabuhan Badas Pelabuhan Pototano Pelabuhan Pototano Pelabuhan Bima Pelabuhan Bima Pelabuhan Bima Pelabuhan Sape Pelabuhan Sape
V.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. KESIMPULAN a. Kegiatan pembentukan dan pelatihan bagi JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) sudah terbentuk dan terlaksana di 7 wilayah kerja KKP Kelas II Mataram. b. Kegiatan pemantauan/ pengawasan mulai dilaksanakan untuk kegiatan Bulan Februari dengan kontrak kerja 1 tahun yaitu sampai dengan Bulan Desember 2016. c. Sebagai bukti dan identitas sebagai JUMANTIK, masing – masing JUMANTIK akan diberikan sertifikat pelatihan, ID Card, dan uniform penunjang. 2. SARAN a. Petugas JUMANTIK (Juru Pemantau Jentik) diharapkan dapat bekerja dengan sungguh – sungguh dan dengan rasa tanggung jawab sehingga hasil yang dicapai akurat dan bisa dipertanggungjawabkan. b. Perlu direncanakan kembali anggaran terkait dengan sarana pendukung (APD) dan konstribusi yang diberikan kepada petugas JUMANTIK karena untuk anggaran tahun ini belum bisa maksimal sesuai dengan beban kerja yang dikerjakan.
Mengetahui, Kepala Kantor,
Mataram, 12 Februari 2016 Pegawai yang ditugaskan 1. Ady Rosandi, SKM., MPH 2. Emy Puspitawati, SKM
dr. I Wayan Diantika, NIP. 1964041990101001
3. Matsalul Kamil, SKM
4. Ida Ayu Wayan Rini M, SKM