LAPORAN BACA
OLEH: Asep Saepulloh (180210110037) Hikmat Hamzah Syahwali (180210110035) Suherlan (180210110036)
Identitas Buku Judul
Penerbit Tahun terbit Pengarang Jumlah halaman
: Linguistik Umum (Bagian 4 TATARAN LINGUISTIK [1]: FONOLOGI halaman 100137) : PT RINEKA CIPTA, Jakarta : 2007 : Abdul Chaer : 26 halaman
1. Pendahuluan Daftar Isi Buku (yang dibaca) 4. TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI 4.1. Fonetik 4.1.1. Alat-alat Ucap 4.1.2. Proses Fonasi 4.1.3. Tulisan Fonetik 4.1.4. Klasifikasi Bunyi 4.1.4.1. Vokal 4.1.4.2. Diftong 4.1.4.3. Konsonan 4.1..5. Unsur Suprasegmental 4.1.5.1. Tekanan 4.1.5.2. Nada 4.1.5.3. Jeda 4.1..6. Silabel 4.2. Fonemik 4.2.1. Identifikasi Fonemik 4.2.2. Alofon 4.2.3. Klasifikasi Fonem 4.2.4. Khazanah Fonem 4.2.5. Perubahan Fonem 4.2.5.1. Asimilasi dan Disimilasi 4.2.5.2. Netralisasi dan Arkifonem 4.2.5.3. Umlaut, Ablaut, dan Harmoni Vokal 4.2.5.4. Kontraksi 4.2.5.5. Metatesis dan Epentesis 4.2.6. Fonem dan Grafem
100 103 104 106 109 113 113 115 116 120 120 121 122 123 125 125 127 128 131 132 132 134 135 136 136 137
Buku Linguistik Umum terbitan Rineka Cipta yang di tulis oleh Abdul Chaer merupakan refrensi untuk belajar ilmu linguistik. Buku ini membahas semua tentang ilmu linguistik. Dalam buku ini di bahas mulai dari linguistik sebagai ilmu, objek linguistik (bahasa), tataran linguistik, sampai kepada sejarah dan aliran linguistik. Namun yang kami baca dari buku ini hanya mengenai tataran linguistik, fonologi dan alat ucap manusia khususnya. Dalam membaca sebuah referensi tentu diperlukan konsentrasi dan juga pengetahuan mendalam tentang buku yang dibaca untuk mendapatkan sebuah pemahaman tentang apa yang di bahas didalam buku tersebut, kami sebagai mahasiswa yang baru saja menginjak tahun pertama tentulah mengalami banyak hambatan dalam membaca maupun dalam menyusun laporan baca ini. Hambatan dalam membaca terletak pada atau istilah-istilah baru yang kami temui di dalam buku ini, sedangkan dalam penyusunan laporan baca kami mengalami hambatan dalam penulisan kerangka laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran pembaca sangat diharapkan dalam rangka memperbaiki laporan baca ini agar sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam EYD. 2. Pembahasan Dalam bagian pertama, yakni 4.1 mengenai fonetik di jelaskan bahwa fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, dibedakan adanya tiga jenis fonetik, yaitu fonetik altikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris. Fonetik artikulatoris, disebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan. Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam. Bunyibunyi itu diselidiki frekuensi getarannya, amplitudonya, intensitasnya, dan trimbrenya. Sedangkan fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerima bunyi bahasa itu oleh telinga kita. Dari ketiga jenis fonetik ini, yang paling berurusan dengan dunia linguistik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkan fonetik akustik lebih berkenaan dengan bidang fisika, dan fonetik audiotoris lebih berkenaan dengan bidang kedokteran, yaitu neurologi, meskipun tidak tertutup kemungkinan linguistik juga bekerja dalam kedua bidang fonetik itu. Dalam fonetik artikulatoris hal pertama yang dibicarakan adalah alat ucap manusia untuk menghasilkan banyak bahasa. Alat-alat ucap yang dimaksud bukan hanya sebatas mulut saja. Paru-paru, gigi, lidah, tenggorokan dan bibir juga merupakan gabungan dari alat ucap manusia hingga menghasilkan bunyi. Berikut merupakan gambar dari alat ucap manusia yang berperan penting dalam menghasilkan bunyi.
Keterangan gambar. 1. paru-paru 2. batang tenggorok 3. pangkal tenggorok 4. pita suara yang di dalamnya terdapat glottis, yaitu celah antara dua bilah pita suara 5. krikoid 6. lekum atau tiroid 7. aritenoid 8. dinding rongga kerongkongan 9. epiglotis 10. akar lidah 11. pangkal lidah 12. tengah lidah 13. daun lidah 14. ujung lidah 15. anak tekak 16. langit-langit lunak 17. langit-langit keras 18. gusi, ceruk gigi 19. gigi atas 20. gigi bawah 21. bibir atas 22. bibir bawah
23. mulut 24. rongga mulut 25. rongga hidung Bunyi-bunyi yang terjadi pada alat ucap itu biasanya diberi nama sesuai dengan nama alat ucap itu. Namun tidak biasa disebut bunyi gigi atau bunyi bibir melainkan bunyi dental dan bunyi labial, yakni istilah berupa bentuk ajektif dari bahasa Latinnya (dalam laporan ini sengaja tidak dituliskan ajektif dari bahasa Latin tersebut). 3. Kesimpulan Yang perlu diperhatikan pertama kali oleh seseorang dalam mempelajari bahasa lisan terutama bahasa asing ialah masalah ucapannya atau bunyi bahasanya. Fonetik adalah cabang linguistik yang mempelajari itu. Bunyi bahasa merupakan objek kajian fonetik yang dalam kajiannya tidak memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai makna atau tidak, hanya bunyi saja. Menurut urutan proses terjadinya, fonetik dibedakan menjadi tiga. Akan tetapi hanya fonetik aritikulatoris saja yang berkaitan langsung dengan linguistik, sedang yang lainya berkaitan dengan fisika dan kedokteran.Mengenai alat ucap, ada 25. Bunyi-bunyi yang terjadi pada alat ucap itu biasanya diberi nama sesuai dengan nama alat ucap itu namun berupa bentuk ajektif dari bahasa Latin.