LAPORAN AKHIR Uji Kinerja dan Modifikasi Stripper Padi untuk mendukung Pengembangan Lahan Pasang Surut
Oleh :
Ir. H. Koes Sulistiadji, MS Ir. M. Hidayat Ir. Joko Pitoyo, MSi Ir. Rosmeika Andri Gunanto, ST Abdurrahman
BALAI BESAR PENGGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN SERPONG, 2007
LAPORAN AKHIR Uji Kinerja dan Modifikasi Stripper Padi untuk mendukung Pengembangan Lahan Pasang Surut
Oleh :
Ir. H. Koes Sulistiadji, MS Ir. M. Hidayat Ir. Joko Pitoyo, MSi Ir. Rosmeika Andri Gunanto, ST Abdurrahman
BALAI BESAR PENGGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN SERPONG, 2007
1
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR
1. Judul Penelitian
:
Penelitian dan Perekayasaan Mekanisasi Untuk Mendukung Budidaya Padi
2. Judul Kegiatan
:
Uji kinerja dan Modifikasi Stripper Padi untuk Mendukung Pengembangan Lahan Pasang Surut
3. Unit Kerja
:
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian.
4. Alamat Unit Kerja
:
Situgadung, Pagedangan, Tangerang, Tromol Pos 2 Serpong, 15310, BANTEN, Telepon (021) 5376780 – 5376787 faximile (021) 5376784.
5. Penanggung Jawab : a. N a m a : b. Pangkat/Golongan c. Jabatan : c.1. Struktural : c.2. Fungsional :
Ir. H. Koes Sulistiadji, MS : IV/c Perekayasa Madya
6. Lokasi Kegiatan
:
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
7. Status Kegiatan
:
Lama (L) / Baru (B)
8. Tahun Dimulai
:
T.A. 2007
9. Tahun Ke
:
I
10. Biaya Kegiatan T.A. 2005 : 11. Sumber Dana
:
- Rp. 170.000.000,Rp. 170.000.000,- (Seratus Tujuh Puluh Juta Rupiah)
DIPA T.A. 2007
Mengetahui Kepala Unit Kerja
Penanggung Jawab Kegiatan,
(Dr. Ir. Trip Alihamsyah, MSc) NIP. 080.054.952
(Ir. H. Koes Sulistiadji, MS) NIP. 080.046.596
2
KATA PENGANTAR
Laporan Akhir ini memuat tahapan pelaksanaan kegiatan dan hasil yang telah diperoleh pada pelaksanaan kegiatan proyek “Uji Kinerja dan Modifikasi Mesin Stripper untuk Mendukung Pengembangan Lahan Pasang Surut” yang telah dilaksanakan selama satu tahun anggaran (T.A 2007) dan merupakan bagian pertanggung jawaban secara administrasi dan secara fisik-teknis dari pelaksanaan kegiatan pada DIPA T.A.2007 di BBP Mektan, Serpong. Kegiatan dengan judul tersebut diatas sengaja diikutsertakan kedalam kegiatan skala nasional pada Percepatan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan PLG (Pengembangan Lahan Gambut) di Kalimantan tengah yang merupakan pelaksanaan INPRES Nomor 2 Tahun 2007. Kelompok Kerja (Pokja) yang disebutkan dalam INPRES tersebut adalah 1) Pokja Konservasi (Menteri Kehutanan), 2) Pokja Budidaya (Menteri Pertanian) dan 3) Pokja Pemberdayaan Masyarakat (Menakertrans). Didalam pelaksanaan kegiatan ini, BBP Mektan bekerja sama dengan Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) di Bogor dan Balai Penelitian Tanah Rawa (BALITRA) di Banjarbaru yang telah mempersiapkan dan melaksanakan koordinasi kegiatan di lapangan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada berbagai pihak terutama rekan-rekan sekerja di BBPTanak dan BALITRA serta beberapa pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan kontribusi dan bantuan selama kegiatan penelitian dan pengembangan ini berlangsung, hingga tersusunnya Laporan Akhir Tahun ini. Saran serta kritik yang membangun ke arah kesempurnaan diharapkan agar laporan akhir tahun ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Tim Penyusun
3
DAFTAR ISI
HALAMAN
I
II III
IV
V VI VII
LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRACT PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 2 Tujuan 3 Keluaran TINJAUAN PUTAKA MATERI DAN METODOLOGI 1 Bahan 2 Tempat 3 Waktu 4 Metode 5 Rencana Jadwal Operasional 6 Anggaran yang dialokasikan HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Kegiatan Administrasi 2 Kegiatan Fisik 3 Hasil Kegiatan di Kebumen dan Persiapan di PLG /Dadahop) 4 Fabrikasi dan Modifikasi 5 Uji Fungsional 6 Mobilisasi Mesin Stripper 7 Uji Kinerja Stripper Chandue 8 Uji Kinerja Mesin Sabit Mower 8 Uji Kinerja Stationary Stripper Gunung Biru KESIMPULAN RENCANA TAHUN ANGGARAN 2008 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
2 3 4 5 6 7 8 11 11 12 12 13 18 18 18 18 18 19 20 21 21 21 22 26 27 28 29 32 33 34 36 37 38
4
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 1. Kapasitas Kerja & Susut Hasil Gabah IR-38
14
Tabel 2 : Spesifikasi Mesin Penyisir Padi Stripper
16
Tabel 3. Kapasitas Panen dan Prosentase Susut pada Berbagai Cara Panen
16
Tabel 4 : Jadwal Palang Kegiatan
19
Tabel 5 : Alokasi Anggaran
20
Tabel 6. Bobot Realisasi Anggaran
21
Tabel 7. Bobot Nilai Fisik Kegiatan
21
Tabel 8. Kesimpulan Hasil Uji Fungsi Mesin Stripper Gunung Biru (Modifikasi)
28
Tabel 9 : Data Kinerja Stripper Gunung Biru
31
Tabel 10. : Kapasitas Kerja mesin Sabit (Mower) pada 3 dan 4 baris pemotongan
33
5
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 1. Mekanisme Kerja Mesin Stripper
15
Gambar 2. Komponen IRRI- Stripper Harvester SG 800
15
Gambar 3. Stripper Harvester Chandue, Pinrang (Riding Type)
15
Gambar 4. Stripper Harvester Gunung Biru (Surabaya)
15
Gambar 5 (A sd F) : Pabrikasi Mesin (Stripper Gunung Biru di Surabaya
27
Gambar 6. Uji Fungsional Mesin Stripper Gunung Biru di Surabaya
28
Gambar 7. : Mobilisasi 2 buah mesin Stripper dari Banjarbaru ke lokasi PLG
28
Gambar 8. : Uji Kinerja Stripper Chandue
29
Gambar 9. : Pelatihan Operator Stripper Chandue
29
Gambar 10. : Uji Kinerja Stripper Gunung Biru
30
Gambar 11. : Pengambilan data di lapangan
31
Gambar 12.: Alat Ukur Gaya Tarik Pelepasan Butir (Shattering Habit) Model TR-II
32
Gambar 13. : Mesin Sabit Mower
33
Gambar 14. : Uji Kinerja Stationary Stripper Gunung Biru
34
6
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
LAMPIRAN 1. Data Hasil Uji mesin Sabit Mower di Desa Pajer, Klirong dan Candiwulan, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
38
LAMPIRAN 2. Berita Serah Terima Alsintan
41
LAMPIRAN 3 Data Hasil Uji Kinerja Stripper Gunung Biru (September 2007)
46
LAMPIRAN 4 Data Hasil Uji Kinerja Stripper Chandue (september 2007)
47
LAMPIRAN 5. Data Hasil Uji Kinerja Mesin Sabit Mower (September 2007)
48
LAMPIRAN 6. Analisa Ekonomi Mesin Stripper Gunung Biru (September 2007)
49
LAMPIRAN 7. Analisa Ekonomi Mesin Sabit Mower (september 2007)
50
7
Abstract “Test Performance and Modification Paddy Stripper to Support Development of Agricultural Farm Peat” is one part of the On Top Program activity at AARD for Development of Technology Agricultural on ebb farm at Central Kalimantan as execution INPRES number 2 , year 2007, with a view to do performance test of paddy stripper (Reverse Engineering) evaluated from technical aspect, economic aspect and also comparison analysis with various means performance harvest in sentra paddy production in Java. Paddy Stripper Harvester Gathered Machine ( Device IRRI) introducing in Indonesia in the year 1993 to 1996 through Proyek GTZ and Proyek IRRI, work along with Institutions : (1) IPB, Bogor ; (2) Balitpa Sukamandi ; (3) Project of Ebb ISDP; and (4) BBP MEKTAN, at that time the selected Location for development are West Java Province and South Sumatra Province and Locally Artisan referred for fabrication process is PT. Adi Setia Utama Jaya, Surabaya, however until now this machine in Java not developed yet. In the principle work Stripper Gathered Harvester is harvesting the standing paddy crop by combing strightened of paddy crop, gathering the paddy kernels from stalks and leave strightenedly of hay in field. The modification activity was done in the year 2001 by Bengkel Usaha Pinrang in South Sulawesi of the initialy " Walking Type" become " Riding Type", this machine have expanded and popular in South Sulawesi Province specially in Pinrang District and its soundings with the title Stripper " Chandue". In the year 2005 have been done by BBP Mektan feasibility studied to Mesin Stripper " Chandue" in Pinrang District. Three type Paddy Harvester Machines wich has performance examinee at PLG location is : (a) Stripper " Chandue" (Riding Type) made in fabrikan local in Pinrang District ; (b) Stripper Modifikasi " Gunung Biru" ( Walking Type) made in fabrikan local in Surabaya ; and (c) Sabit Mower Machine. Result Machines Performance test alternately is as follows : Work capacity is 2,5 to 4,2 hour/ha, efficiency is 52,52 percent , and losses is 7,8 percent, respectivelly for Candue Stripper. Work capacity is 7,5 hour/ha, efficiency is 80 percent , and lossesis 1,89 percent, respectivelly for Gunung Biru Stripper. Work capacity is 18 hours/ha, efficiency is 95,5 percent , and losses is 0,35 percent respectivelly for Sabit Mower Machine . At wet season condition in peat farm or ebb farm, performance combination among machines Stripper Gunung Biru (at performance Stationary condition) with work capacity : 600 kg/hour together with two Sabit Mower Machine with each work capacity : 18 jam/ha, will become the Technological choice alternative for Paddy harvesting activities at rainy season in PLG area at Central Kalimantan.
8
Abstrak “Uji Kinerja dan Modifikasi Stripper padi untuk Mendukung Pengembangan Lahan Pasang Surut” merupakan salah satu bagian kegiatan pada Program On-Top Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lahan Pasang Surut Kawasan PLG (Badan Litbang Pertanian) sebagai pelaksanaan INPRES nomor 2 tahun 2007, dengan maksud untuk melakukan uji kelayakan mesin Stripper (Reverse Engineering), ditinjau dari aspek teknis, dan ekonomis dan analisa perbandingan dengan kinerja berbagai cara panen di sentra produksi padi di Pulau Jawa. Sejarah Mesin Pemanen Padi Stripper Harvester Gathered (Rancangan IRRI) di perkenalkan di Indonesia pada Tahun 1993 s/d 1996 melalui Proyek GTZ dan Proyrk IRRI, bekerjasama dengan Institusi : (1) IPB, Bogor ; (2) Balitpa Sukamandi ; (3) Proyek Pasang Surut ISDP; dan (4) BBP Mektan, lokasi pengembangan yang dipilih adalah Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Sumatera Selatan, dan Bengkel Pengrajin yang ditunjuk untuk proses fabrikasi adalah PT. Adi Setia Utama Jaya, Surabaya, akan tetapi di pulau Jawa mesin ini belum berkembang. Prinsip Kerja Mesin Penyisir Padi (Stripper Harvester type Gathered) adalah melakukan panen padi dengan cara menyisir tegakan tanaman padi yang siap panen, mengambil butiran padi dari malainya dan meninggalkan tegakan jerami di lapangan. Modifikasi pada tahun 2001, oleh Bengkel Pengrajin Lokal (Bengkel Usaha Pinrang) dari yang semula ”Walking Type” menjadi ”Riding Type” telah menjadikan mesin ini berkembang populer di Propinsi Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Pinrang dan sekitarnya dengan sebutan Stripper “Chandue” Studi kelayakan terhadap Mesin Stripper “Chandue” telah dilaksanakan pada tahun anggaran 2005 oleh BBP Mektan di Kabupaten Pinrang. Tiga jenis Mesin Panen padi yang diuji kinerjanya adalah : (a) Stripper “Chandue” (Riding Type) buatan fabrikan lokal di Kabupaten Pinrang ; (b) Stripper Modifikasi “Gunung Biru” (Walking Type) buatan fabrikan lokal di Surabaya ; dan (c) Mesin Sabit Mower. Hasil Uji Kinerja Stripper Candue adalah , kapasitas kerja 2,5 s/d 4,2 jam/ha, effisinsi kerja lapang 52,52, dan losses 7,8 %. Untuk stripper Gunung Biru adalah , kapasitas kerja 7,5 jam/ha, effisiensi kerja 80 % , dan losses 1,89 %. Untuk mesin sabit mower adalah , kapasitas kerja 18 jam/ha, effisiensi kerja 95,5 % , dan losses 0,35 %. Untuk kondisi musim basah di lahan gambut atau lahan pasang surut, kombinasi antara mesin Stripper Gunung Biru (kinerja Stationary) dengan kapasitas kerja 600 kg/jam dengan mesin sabit Mower , Kapasitas kerja 18 jam/ha, diharapkan akan menjadi alternatif pilihan Teknologi Panen Padi musim penghujan di kawasan PLG Kalimantan
9
I.
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Panen padi di Indonesia secara umum dilakukan dengan 2 cara yaitu : (a) secara manual, tanaman padi dipotong pendek menggunakan sabit untuk selanjutnya dirontok menggunakan cara gebot, dan (b) potong pendek atau potong panjang menggunakan perkakas sabit atau menggunakan mesin reaper atau mesin sabit mower untuk dirontok secara mekanis menggunakan mesin thresher. Sistem panen padi modern menggunakan Walking Combine atau Combine Harvester pernah pula diperkenalkan dengan mesin buatan luar negeri seperti Jepang dan Cina, akan tetapi dalam pengembangannya di lapangan banyak menjumpai hambatan, antara lain : (a) harga mesin yang mahal; (b) belum tersediannya jaminan purna jual yang memadai (keberadaan spare part / suku cadang); dan (c) belum disesuaikannya jenis roda yang dipakai terhadap daya sangga tanah untuk menahan beban mesin combine harvester itu sendiri. Pada tahun 1993 proyek GTZ-IRRI di Los Banos, Pilipina menawarkan dua macam prototipe mesin pemanen padi tipe sisir yang selanjutnya akan disebut sebagai mesin penyisir padi atau stripper, yaitu IRRI Stripper Thresher (ST 600) dan IRRI Stripper Gatherer (SG 800) untuk diuji dan dicoba di berbagai negara di ASEAN termasuk Indonesia. Salah satu fabrikan lokal yang telah mendapat pembinaan dan bimbingan dalam pembuatan serta mampu membuat prototipe SG 800 adalah PT. Adi Setia Utama Jaya di Surabaya, yang juga merupakan fabrikan pembuat mesin reaper padi dan perontok padi thresher. Mesin stripper ini (khususnya mesin stripper buatan Surabaya yang telah dimodifikasi) mulai T.A. 2007 diikutkan kedalam salah satu bagian kegiatan pada Program On-Top Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Lahan Pasang Surut Kawasan PLG (Badan Litbang Pertanian) dalam rangka Rehabilitasi dan Revitalisai kawasan PLG, agar memanen padi dengan hasil gabah bersih tanpa perontokan ulang. Percepatan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan PLG (Pengembangan Lahan Gambut) di Kalimantan tengah merupakan pelaksanaan INPRES Nomor 2 Tahun 2007.
Inpres
tersebut intinya menugaskan 10 Menteri, Gubernur Kalimantan Tengah, Bupati Kapuas (Barat dan Selatan), Bupati Pulang Pisau dan Walikota Palangkaraya untuk mengambil langkahlangkah yang diperlukan, sesuai tugas, fungsi dan kewenangannya untuk mempercepat rehabilitasi dan revitalisasi kawasan PLG.
Kelompok Kerja (Pokja) yang disebutkan dalam 10
INPRES Nomor 2 Tahun 2007 tersebut adalah 1) Pokja Konservasi (Menteri Kehutanan), 2) Pokja Budidaya (Menteri Pertanian) dan 3) Pokja Pemberdayaan Masyarakat (Menakertrans). Menurut Puslitanak (1998), luas kawasan PLG yang mencapai 1.133.607 hektar terbagi dalam 4 blok, yakni Blok A, B, C dan Blok D dengan luas masing-masing 268.273 Ha, 156.409 Ha, 570.000 Ha dan 138.475 Ha (Re PP Pro T, 1987). Blok A, B, C dan Blok D bagian utara termasuk dalam lahan pasang surut air tawar, sedangkan bagian selatan Blok D dan C termasuk lahan pasang surut air laut/payau)
I.2. Tujuan
:
Melakukan pengamatan secara teknis dan ekonomis Stripper padi buatan pabrikan lokal untuk lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan dan melakukan, serta menganalisa dan membandingkannya dengan cara panen padi mekanis di daerah Pulau Jawa.
I.3. Keluaran Perkiraan Keluaran: Hasil uji dan kajian secara teknis-ekonomis penggunaan stripper padi di lahan Pasang Surut, serta rekomendasi alternatif pilihan teknologi mekanisasi cara panen padi di Indonesia untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi lahan dan tenaga kerja dalam budidaya padi, khususnya penggunaan stripper padi.
11
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam jangka panjang (2010 – 2025) diperkirakan produksi beras dibanding konsumsi masih akan defisit masing – masing 2.588.000 ton dan 2.970.000 ton. (Sombilla, 2004). Kebijaksanaan perluasan areal panen dilaksanakan melalui peningkatan indeks pertanaman dan perluasan areal tanam pada lahan bukaan baru.
Penanaman padi 3 kali tanam setahun
(IP300) meningkatkan produksi padi per satuan unit lahan per tahun akan menghasilkan padi jauh lebih besar dibandingkan dengan program intensifikasi.
Di Jawa, Sumatera, Bali, dan
NTB terdapat sekitar 1,2 juta hektar lahan sawah yang sesuai untuk pola IP Padi 300. Teknologi IP Padi 300 diterapkan jika musim kemarau bersifat lebih basah (La Nina). Dukungan komponen teknologi, antara lain : a). pengorganisasian petani sehamparan untuk tanam serempak dan penerapan PHT yang tepat untuk mengendalikan hama dan penyakit, dan mengantisipasi kemugkinan akumulasinya; b). pemanfaatan 3 macam varietas unggul atau lebih yang diminati petani untuk mendukung gilir varietas; c). penerapan precision farming dalam pemupukan, untuk meningkatkan efisiensi dan mencegah degradasi kesuburan tanah; d). ketersediaan alsintan untuk menjamin kecepatan dan ketepatan manajemen usahatani, dan e). dukungan aparat daerah serta alokasi air irigasi atau penyediaan pompa – pompa air. (Badan Litbang Pertanian, 2000). Menurut Suprodjo (1997), bahwa penerapan teknologi mekanisasi pertanian dalam agroindustri merupakan keharusan untuk mengatasi keterbatasan daya dan kapasitas kerja manusia dalam bagian-bagian proses kegiatan produksi tertentu sesuai dengan kendala waktu, mutu, dan efisiensi yang harus dipenuhi dari sistem produksi. Kegiatan panen merupakan kegiatan on farm, dahulu kala kegiatan panen padi terpisah dengan kegiatan perontokan, pemisahan kegiatan ini dilakukan pada saat petani menerapkan cara “ani-ani”, malai padi dibawa pulang untuk dijemur (proses pengeringan) sebelum dirontokkan,
kapasitas kerja cara ani-ani berkisar antara 10 sampai 15 kg malai/jam dengan
susut hasil (losses) berkisar antara 3,2 %. Penyatuan kegiatan panen dan perontokan terjadi saat petani mulai menggunakan perkakas “sabit” (untuk memotong) dan “gebot” (untuk merontok) yang proses secara keseluruhan dilakukan di lapangan (on farm), butiran padi dibawa untuk dijemur munuju ke proses pengeringan dalam bentuk gabah basah (off farm). Apabila kegiatan panen dilakukan menggunakan sabit bergerigi, kapasitas kerja 0,011 ha/jam dengan susut hasil 2 %, apabila menggunakan sabit biasa, kapasitas kerja 0,010 ha/jam dengan susut hasil 2,7 %. 12
Tabel 2. Kapasitas Kerja & Susut Hasil Gabah IR-38 METODE
KAPASITAS
SUSUT
KERJA (ha/jam)
HASIL %
Ani-ani
10 – 15 kg /jam
3,2
Sabit
0,010
Sabit bergerigi Hand Droper
METODE
KAPASITAS
SUSUT
KERJA (ha/jam)
HASIL %
Mechanical Reaper
0,046
2,2
2,7
Mechanical Binders
0,020 – 0,035
2,0
0,011
2
Reaper CAAMS-IRRI
0,025 – 0,33
1
0,10 – 0,16
-
Small Combine Harvst.
0,20
2,4
Sumber : Esmay, Soemangat, Eryatno (1977)
Penentuan saat panen padi yang tepat merupakan tindakan yang sangat penting, karena tingkat masaknya butir padi akan besar pengaruhnya terhadap susut kuantitas maupun susut kualitas (losses), susut kuantitas dapat terjadi saat padi di sawah karena : tikus, serangga, unggas, rontok karena masak (shattering), susut karena rebah (logging), dan susut kualitas (mudah retak) karena cuaca.
Kerugian akibat panen terlambat sama bobotnya dengan
kerugaian akibat panen terlalu awal dan akan terlihat pada hasil akhir pada proses penggilingan (milling).
Penelitian yang dilakukan oleh De Data dan Nanju (1970) menghasilkan
kesimpulan bahwa : Panen yang optimum untuk padi sawah musim kemarau terjadi antara 28 dan 34 hari setelah padi berbulir, dan 34 sampai 38 hari setelah padi berbulir untuk musim penghujan. Ternyata lebih awal di musim kemarau disebabkan suhu tinggi dan radiasi sinar matahari banyak. Proyek GTZ-IRRI di Los Banos, Pilipina pada tahun 1993 menawarkan dua macam prototipe mesin pemanen padi tipe sisir, yaitu IRRI Stripper Thresher (ST 600) dan IRRI Stripper Gatherer (SG 800) untuk diuji dan dicoba di berbagai negara di ASEAN termasuk Indonesia.
Uji coba ST 600 dan SG 800 berlangsung dari tahun 1993 s/d 1996 melalui
kerjasama: Jurusan Mekanisasi FATETA-IPB, BALITPA Sukamandi, Proyek Pasang Surut ISDP, dan BBP Alsintan-DEPTAN atas bantuan dana dari Jerman GTZ dan Proyek IRRI, meliputi kegiatan : (a) Fabrikasi dan Modifikasi, (b) Pelatihan Bengkel Lokal, Pengkajian Kinerja , dan (c) Uji Banding terhadap sistem panen yang lain. Prinsip kerja Mesin Penyisir Padi (Stripper Harvester type Gathered) adalah melakukan panen padi dengan cara menyisir tegakan tanaman padi yang siap panen, mengambil butiran padi dari malainya dan meninggalkan tegakan jerami di lapangan (Gambar1). Tegakan jerami yang tertinggal di lapangan lebih disukai oleh petani di lahan Pasang Surut Sumatera Selatan yang dianggap akan mampu memperbaiki masalah kondisi tanah yang bersifat sulfat masam.
13
Gambar 1. Mekanisme Kerja Mesin Stripper
Gambar 2. Komponen IRRI-Stripper Harvester SG 800
Gambar 3. Stripper Harvester Chandue, Pinrang (Riding Type)
Gambar 4. Stripper Harvester Gunung Biru (Surabaya)
Kendala yang dihadapi saat pengoperasian SG 800 adalah ketidakmampuan beroperasi di lahan yang berlumpur dalam dan berair melimpah.
Di lahan sawah (lahan pasang surut)
yang berlumpur dangkal dengan genangan air kurang dari 5 cm, mesin SG 800 ini masih mampu beroperasi secara lancar.
14
Tabel 2 : SPESIFIKASI MESIN PENYISIR PADI (STRIPPER) 1. 2. 3. 4.
Tenaga : Berat : Panjang (rata-rata) : Lebar, termasuk pemberat (rata-rata) : 5. Tinggi (rata-rata) : 6. Kapasitas lapang : 7. Susut Panen : 8. Effisiensi lebar sisir : 9. Kecepatan : Di lapangan : Di jalanan : 10. Kecepatan mundur : 11. Konsumsi bahan bakar : 12. Jumlah operator:
11 - 13 HP Engine Bensin (< 40 kg) 240 kg 2600 mm 1900 mm 1300 mm Kurang lebih 1 ha per hari Kurang dari 1 % untuk tanaman padi yang tidak rebah 750 mm 4,3 km/jam 11 km/jam 3,5 km/jam kurang lebih 2 liter/jam Empat orang untuk panen dan overhaul 4 orang untuk perontokan/pembersihan dan pengantongan.
Hasil-hasil pada kegiatan Uji banding mesin IRRI_Stripper Harvester SG 800 terhadap sistem pemanenan padi yang lain yang dilakukan di sawah irigasi dan pasang surut (Jatim, Jabar, dan Sum Sel) secara garis besar adalah sbb : Tabel 3. Kapasitas Panen dan Prosentase Susut pada Berbagai Cara Panen Sistem panen
Kapasitas
Susut
Susut Mutu (%)
Tercecer (%)
Butir rusak
Butir retak
Sabit + Gebot
5,5 s/d 6 kg/jam/orang
8,1 s/d 9,4
0,7 s/d 2,3
1,6 s/d 5,4
Reaper + Thresher
0,261 ton/jam
6,1 s/d 6,7
1,2 s/d 1,9
2,0 s/d 4,0
SG 800 + Thresher
0,229 s/d 0,343 ton/jam
2,0 s/d 2,5
0,8
2,2 s/d 3,9
*) Sumber : Hadi.K. Purwadaria, Seminar Pengembangan Mesin Pemanen Padi tipe sisir, Bogor, 27 Nopember 1996
Hasil penelitian yang dilakukan oleh C.J.M Tado, dkk di IRRI_Philippine (Tahun 2000), baik penelitian di labolatorium maupun di lapangan, menunjukkan bahwa kerja optimum ”Stripper Harvester” desain IRRI adalah : Kecepatan maju: 6 km/jam ; Kecepatan poros drum (rotor): 850 rpm, Tinggi moncong mesin : 100 mm dibawah ujung malai tanaman padi, Tinggi poros drum (rotor) : 150 mm dibawah ujung malai tanaman padi. Sedangkan bagian atau komponen Stripper yang sering aus adalah komponen gigi karet penyisir (korelasinya terhadap besarnya losses, komponen sabuk puli dan komponen bearing/lager). Sedangkan komponen yang perlu mendapat perhatian untuk dilakukan modifikasi adalah: Bagian Roda Besi (korelasinya terhadap Slip) dan Komponen Boks 15
penampung gabah (korelasinya terhadap adanya pengaruh turbulensi angin terhadap butir padi tercecer). (Koes, 1996). Di tahun-tahun selanjutnya mesin penyisir padi SG 800 ini terus di-popularisasi di Indonesia, khusus untuk Pulau Jawa lebih disukai Reaper padi dibanding Striper padi. Informasi terkini menyebutkan bahwa di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, terdapat satu pengrajin kecil (bengkel lokal) yang mampu memodifikasi SG 800 dan sudah diproduksi puluhan unit yang tersebar di kabupaten Pinrang dan sekitarnya.
Studi kelayakan terhadap
Mesin Pemanen Padi telah dilaksanakan pada tahun anggaran 2005 oleh Institusi Balai Besar Penggembangan Mekanisasi Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Deptan di Kabupaten Pinrang, Propinsi Sulawesi Selatan.
Mesin Pemanen padi Stripper Harvester Gathered
(Rancangan IRRI) (Gambar 2) telah dimodifikasi oleh Bengkel Pengrajin Lokal (Bengkel Usaha Pinrang) yang semula ”Walking Type” menjadi ”Riding Type” dengan kemampuan kapasitas dan kualitas kerja yang tidak jauh berbeda dan mesin tersebut diberi nama ”Chandue” serta berkembang populer di Propinsi Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Pinrang dan sekitarnya (Gambar 3).
16
III.
MATERI DAN METODOLOGI
3.1. Bahan Bahan terdiri atas bahan rekayasa/konstruksi prototipe, bahan penunjang dan toolkit, bahan instrumentasi, bahan uji serta ATK dan komputer. Peralatan terdiri atas peralatan untuk perancangan, pabrikasi, dan pengujian. 3.2. Tempat (1) BBP Mektan , Serpong
dan (2) di Propinsi Kalimantan Selatan, daerah PLG
(Pengembangan Lahan Gambut) Binaan BPTP setempat (Dadahup) untuk pelakasnaan Uji Unjuk Kinerja Lapang. 3.3. Waktu : Selama 1 (satu) tahun, yaitu pada bulan Januari – Desember pada T.A 2007.
3.4. Metode Melakukan analisis teknis, ekonomis dan sosial mesin striper padi di lahan Pasang Surut di Propinsi Kalimantan Selatan :
a) Langkah (Prinsip Kegiatan) Pengembangan & Penempatan mesin Stripper diarahkan ke model UPJA Terdapat sistem Kelembagaan di tingkat Petani Tersedia sistem MONEV untuk kelanjutan & keberhasilan Pengembangan Tersedianya Hardware & Software pendukung (Pelatihan & Jaminan Suku Cadang)
b) Uji Lapang Kinerja Teknis mesin : Hal yang diamati : waktu efektif lapang, jumlah bahan bakar, jumlah padi yang dipanen dan dirontok, kadar air padi, jumlah tenaga kerja yang dikerahkan. Persentase susut tercecer dihitung dengan membandingkan jumlah susut terhadap total hasil per hektar. c) Modifikasi : Kegiatan ini dilaksanakan pada saat proses fabrikasi mesin dan atau apabila ditemukan kendala-kendala baru saat uji kinerja teknis berlangsung, misalnya : (1) Kurangnya daya sangga tanah yang mengharuskan modifikasi di bagian roda; (2) Banyaknya gabah tercecer akibat angin turbulen pada bok penampung; (3) Penggantian atau modifikasi pada 17
rotor atau gigi karet penyisir, apabila ditemukan banyak gabah yang belum tersisir di malai; dan (4) hal-hal lain yang berkaitan dengan ergonomika atau tingkat kenyamanan operator.
d) Analisis aspek Ekonomi Analisa Aspek Ekonomi pengoperasian mesin penyisir padi berupa perhitungan biaya Pokok Operasional per hektar, dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang ongkos operasional mesin di lapangan menggunakan beberapa asumsi data yang berlaku pada saat itu. e) Analisis aspek Sosial : Analisa data primer/sekunder, meliputi gambaran tentang : luas cakupan lahan, jumlah dan distribusi petani, tingkat pendidikan, sarana dan prasarana pendukung, kelembagaan , wawancara dengan kelompok tani pemakai atau bukan pemakai alsintan. (bagaian metodologi Analisis Aspek Sosial ini merupakan MONEV kegiatan dan belum sempat dilaksanakan karena adanya pemotongan sisa anggaran perjalanan di awal triwulan ke 3 bulan Agustus 2007).
3.5. Rencana Jadwal Operasional Tabel 4 : Jadwal Palang Kegiatan KEGIATAN 1. PERSIAPAN Penyusunan Rencana Kerja 2. PELAKSANAN a. Desain b. Survey/Studi Lap. c. Pembuatan Prototipe d. Pengujian Lapang 3. ANALISA & EVAL. 4. PEMBUATAN LAP.
Jan
Peb
xx
xx
xx
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
xx xx
xx xx xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx
xx xx
xx
xx xx
Okt
xx
Nop
xx xx
Des
xx xx
18
3.6. Anggaran yang dialokasikan : Rp. 170.000.000,-
Tabel 5 : Alokasi Anggaran JENIS KEGIATAN
Satuan
X Rp.1.000,-
1a. Bahan Rekayasa 1b. Bahan Uji & Perlngkpn 1c. ATK 1d. Bahan Penunjang
1x 2x 2x 1x
13.000 4.000 4.000 1.000
2a. Pemb. Komponen di luar Balai 2b. Instrumen/Aparatus Uji 2c. Sewa Lahan 2d. Fotokopi, Literatur, Dokumentasi 2e. Konsinyasi / Penyususnan Laporan 2f. Sewa Kendaraan/ Mobilisasi/ Transportasi 2g. Peningkatan Hardware & Software
1x 1x
30.000 500
1x 2x 2x 2x
500 8.000 6.000 7.000
49 op
98.000
3. Perjalanan TOTAL
170.000
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kegiatan Administrasi Kegiatan administrasi menyangkut realisasi penggunaan anggaran yang telah dilaksanakan sampai dengan laporan khir tahun ini dibuat adalah sebesar 97,1 % seperti terlihat pada Tabel 6 :
Tabel 6. Bobot Realisasi Anggaran No.
Jenis Kegiatan
% rencana
% realisasi
1
Belanja ATK/Fotokopi
100
98.1
1.9
2
Bahan Pengujian
100
100
0
3
Bahan Penunjang/toolkit
100
100
0
4
Bahan Rekayasa
100
100
0
5
Dokumentasi, fotocopy
100
100
0
6
Instumentasi dan aparatus uji
100
100
0
7
Identifikasi, pengumpulan data, konsultasi
100
70.9
29.1
8
Konsinyasi
100
100
0
9
Sewa Kendaraan
100
100
0
10
Peningkatan Hardware
100
100
0
11
Pembuatan Komponen di Luar Balai
100
100
0
97.1
2.9
Rata-rata
% sisa anggaran
4.2. Kegiatan Fisik Sesuai dengan tahapan kegiatan yang sudah direncanakan, maka Nilai Bobot Fisik Pelaksanaan Kegiatan yang dapat dilaporkan pada Laporan Akhir Tahun (sampai dengan 31 Desember 2007) ini adalah 96,25 % , seperti terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Bobot Nilai Fisik Pelaksanaan Kegiatan No.
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
Kegiatan Persiapan Survey dan Identifikasi Analisa data dan Informasi Modifikasi komponen, fabrikasi dan perakitan prototipe Uji unjuk kerja prototipe alat dan mesin Analisis data dan Informasi Uji Evaluasi Pelaporan Rata-rata
Bobot (%) 100 100 100 100 100 85 85 100 96.25
Nilai
Keterangan Selesai Selesai Selesai Selesai Selesai Selesai Selesai Selesai
20
Bobot Nilai Fisik Pelaksanaan Kegiatan 96,25 %, mendekati Realisasi Keuangan sebesar 97,1 % akan tetapi belum mencapai 100 %. Hal ini disebabkan karena di awal triwulan ke 3 (bulan Agustus 2007) terjadi pemotongan anggaran sisa perjalanan dinas sebesar 70 % pada DIPA sehingga berpengaruh pada pencapaian target Nilai Fisik Pelaksanaan Kegiatan.
4.3. Hasil Kegiatan di Kebumen dan Persiapan di PLG /Dadahup)
4.3.a. Panen Padi menggunakan Mesin Sabit Mower di Desa Pajer, Desa Klirong dan Desa Candiwulan, Kec. Kebumen, Kab. Kebumen, Prop. Jawa Tengah. Pengenalan alat panen striper di kebumen diperkirakan akan mengalami penolakan secara sosial hingga diperkenalkan alat pemanen tipe gendong yang lebih sederhana yaitu mesin sabit mower hasil kerjasama modifikasi oleh Balai Besar Penelitian Mekanisasi Pertanian dengan PT Shang Hyang Seri.
Mesin Sabit Mower modifikasi telah disesuaikan dengan
kebaradaan komponen di pasar dalam negeri. Pengujian mesin sabit mower dilaksanakan pada tanggal 17 – 18 April 2007, di Desa Pajer, Desa Klirong dan Kesa Candiwulan, Kec. Kebumen, Kab. Kebumen, Prop. Jawa Tengah. 1. Pada uji unjuk kerja mesin sabit mower, kapasitas kerja panen padi 4 rumpun rata-rata 0,032 – 0.038 ha/jam atau 26.67 – 32.22 jam/ha dengan efisiensi kerja 71.57 – 82.36 %, berbeda dengan spesifikasi dari pabrik yang mempunyai kapasitas kerja sebesar 10 20 jam/ha (0.05 – 0.1 ha/jam). Adanya perbedaan ini disebabkan antara lain: 1) Kondisi lahan uji padi sawah tergenang air 2 – 5 cm, 2) Kemampuan operator. 2. Besarnya susut tercecer karena proses pemotongan, tidak dapat diukur, karena lahan sawah mempunyai genangan air 2 – 5 cm. 3. Kebutuhan bahan bakar terukur 0.50 – 0.60 l/jam atau 15.67 – 16.00 l/ha pada panen padi 4 rumpun. 4. Mesin sabit mower masih dapat beroperasi baik dalam pemanenan padi di lahan sawah dengan kondisi lahan tergenang 2 – 5 cm. Pengoperasian mesin sabit mower ini cukup nyaman dan aman karena bagian-bagian mesin yang berputar telah dilindungi dengan plat pengaman dan tertutup dengan baik. Tingkat kebisingan mesin 90 - 93 dB cukup
21
tinggi dan dalam jangka panjang dapat mengganggu pendenganan operator, sehingga operator disarankan menggunakan pelindung telinga.
4.3.b. Uji Fungsional Mesin Perontok Tipe Stripper Raspbar di Desa Tandes dan Desa Candiwulan, Kec. Kebumen, Kab. Kebumen, Prop. Jawa Tengah.
Pengujian lapang dilangsungkan selama 2 hari yaitu tanggal 17 dan 18 April 2007 di desa Tandes (dilakukan pengamatan dan pengambilan data) dan desa Candiwulan Kec. Kebumen, tidak dilakukan pengambilan data uji. Bahan dan Kelengkapan Uji. Antara lain : 1. Dua buah prototipe Thresher Stripping Raspbar dengan dengan jumlah stripping raspbar 8 gigi. Satu buah menggunakan puli putar diameter 4 inchi, dan satu buah menggunaan puli putar diameter 8 inchi 2. Bahan uji, berupa bahan padi varietas Ciherang secukupnya, Oli pelumas, Bahan Bakar, dan Bahan Perlengkapan berupa : Kanvas plastik, karung plastik, dan kantong plastik. 3. Instrumen uji berupa : Tachometer, Timbangan, Gelas Ukur, Stopwach, Roll meter.
Berbeda dengan Uji fungsi di Laboratorium, Uji fungsi di lapangan dilakukan dengan operator sepenuhnya oleh petani. Pengamatan (pengambilan data) dilakukan terhadap output proses antara lain (a) Lama Waktu selama proses berlangsung, (b) Jumlah hasil proses dalam kg (c) Jumlah bahan bakar yang dipakai selama proses berlangsung, dan (d) Hambatanhambatan selama proses berlangsung. Dari dua macam mesin perontok tipe raspbar yang diuji yaitu : (a) yang menggunakan puli putar diameter 8 inchi, dan (b) yang menggunakan puli putar diameter 4 inchi, Thresher raspbar dengan diameter puli putar 8 inchi mengalami patah poros pemutarnya (poros puli didepan enjin) akibat adanya bending moment yang terlalu besar, meskipun telah diganti dengan poros putar yang baru, tetap saja patah akibat adanya bending moment.
Sehingga
diputuskan bahwa thresher tipe raspbar dengan dimeter puli pemutar 4 inchi yang layak untuk dilanjutkan uji fungsi lapang-nya. 1.
Saat dilaksanakan uji fungsi di lapangan Alsintan thresher raspbar dengan diameter pemutar gigi drum 4 inchi telah mampu beroperasi pada kecepatan putar Drum antara 300 s/d 400, meskipun masih terjadi sedikit getaran akibat permukaan tanah yang tidak rata, akan tetapi tidak terjadi bending moment pada poros putar. 22
2.
Kinerja Alsin Thresher Stripping Raspbar dengan drum mempunyai 8 gigi dan diameter puli pemutar drum 4 inchi adalah 200 kg / jam dengan konsumsi bahan bakar rata-rata 0,241 liter per jam. Dari data hasil kinerja tersebut dapat disimpulkan bahwa konstruksi thresher sudah pada kondisi optimal. Untuk memenuhi parameter desain menuju kapasitas kerja mendekati 300 kg/jam diperlukan perombakan total (modifikasi) pada bagian konstruksi, sekaligus penambahan tenaga enjin menjadi 5 HP.
Dilihat dari data konsumsi bahan bakar, Thresher ini masuk kedalam katagori
irit bahan bakar.
4.3.c. Persiapan di Lokasi PLG (Pengembangan Lahan Gambut)
1.
Revitalisasi dan Rehabilitasi lahan pertanian eks Kawasan PLG telah dicanangkan dan dimulai pada bulan September 2006, Badan Litbang Pertanian berpartisipasi melalui kegiatan “On Top Program Badan Litbang Pertanian” termasuk ikut didalamnya BBP Mektan melalui kegiatan “Uji Kinerja dan Modifikasi Stripper Padi untuk mendukung Pengembangan Lahan Pasang Surut”
2.
Pada tahun Anggaran 2007, tindak lanjut dan implementasi di lapangan di koordinir oleh BBSDLP di Bogor dan Balitra di Banjarbaru.
3.
Penjajagan Lokasi dan Identifikasi potensi serta evaluasi penentuan lokasi kegiatan penelitian pengembangan, serta pembuatan demplot telah dilakukan bersama-sama dari beberapa Balai dan Puslit lingkup Badan Litbang Pertanian.
4.
Lokasi yang dipilih yaitu di C-3 milik beberapa petani dengan pimpinan kelompok Bpk. Lurah desa Rawa Subur (Bpk.Suriyansah). Luas Lahan 12 ha untuk pertanaman padi sawah, sayuran dan hortikultura, dan tanaman perkebunan (jeruk).
Pihak Diperta
setempat menambah luasan demplot dengan pertanaman padi seluas 38 ha, sehingga total luas binaan bersama menjadi 50 ha. 5.
Kegiatan lapang yang telah dilakukan pada s/d bulan Mei 2007 adalah : a. Penatan lahan, saluran irigasi cacing, penataan galengan, penguatan jalan usaha tani. b. Pembuatan Persemaian padi sawah berbagai varietas padi unggul lahan rawa. Terdapat 8 varietas padi (Air Tenggulang, Batang Hari, Banyu Asin, Ciherang, Indragiri, Margasari, Mendawak, dan Mikongga).
23
c. Pengolahan tanah untuk penyiapan lahan sawah menggunakan traktor roda dua dengan implemen bajak singkal dilanjutkan dengan gelebeg. d. Pembuatan surjan dengan bentuk kotak ukuran 2m x 2 m untuk tanaman hortikultura (tomat, terong, mentimun, cabe, kacang panjang, sayuran) dan buahbuahan (jeruk) e. Penyiapan media untuk penanaman buah menggunakan plastik polibag, dengan media berupa tanah plus abu sekam plus kapur dolo natural. f. Pengapuran lahan untuk memperbaiki kondisi tanah g. Pemasangan instrumen Meteorologi oleh Balitklimat 6.
Tim dari BBP Mektan Serpong telah melakukan identifikasi dan wawancara dengan petani setempat pada bulan Mei 2007 dan disimpulkan secara teknis di lokasi C-3 dimungkinkan untuk digunakan uji kinerja mesin panen stripper melalui institusi Balitra.
Stripper yang direncanakan di coba sebanyak dua buah yaitu tipe “riding”
(dapat dinaiki/dikemudikan sperti mobil) dan tipe “walking” (operator jalan dibelakang mesin). 7.
Hasil-hasil kegiatan koordinasi antara tim dari BBP Mektan dengan Penanggung Jawab Lapangan dari Balitra dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan demplot teknologi pertanian di lahan eks PLG (Pengembangan Lahan Gambut) lokasi C-3 Dadahup desa Rawa Subur, Kawasan Palingkau adalah sbb : a. BBP Mektan berencana menempatkan dan menguji cobakan kinerja mesin panen padi tipe stripper sebanyak 2 buah pada saat panen MK bulan Agustus 2007. b. Pengiriman dua buah/macam mesin stripper direncanakan mendekati musim panenn tiba (bulan Agustus 2007), langsung dikirim ke lokasi. c. Berita acara serah terima kedua mesin panen (stripper) tersebut disepakati bahwa pihak yang menyerahkan (pihak I) BBP Mektan Serpong dan pihak yang menerima (pihak II) Balitra dan atau petani setempat (UPJA) d. Kedua buah/macam mesin stripper tersebut dalam pelaksanaan akan dititipkan di rumah bapak Kepala Desa alamat : Bpk. Suryansah (Lurah) , Dadahup C-3, Desa Rawa Subur, Kecamatan Kapuas Muru, Wilayah Palingkau, Kalimantan Tengah. e. Pihak BBP mektan juga berencana memberikan pembekalan dan pelatihan dalam pengoperasian mesin panen stripper tersebut.
24
4.4. Fabrikasi dan Modifikasi
Fabrikasi dan Modifikasi Mesin Stripper dilakukan di Surabaya, bekerjasama dengan PT.Adi Setya Utama Jaya. Sambil menunggu pencairan anggaran, pihak PT Adi Setia Utama Jaya menyanggupi untuk melaksanakan fabrikasi dan modifikasi lebih awal serta melaksanakan uji fungsi dilapangan bersama-sama tim dari BBP Mektan Serpong. PT. Adi Setia Utama Jaya merupakan salah satu perusahaan alsintan yang pernah mengembangkan mesin panen padi tipe Stripper (tahun 1993 – 1996), berbagai tipe stripper yang pernah dikembangkan yaitu tipe SG 800 (Gambar 4) dan ST 600 (Stripper kombinasi Thresher).
(A)
(B)
(C)
(D)
(E)
(F)
Gambar 5 (A sd F) : Pabrikasi Mesin (Stripper Gunung Biru di Surabaya)
25
4.5. Uji Fungsional Uji fungsi stripper hasil modifikasi dilakukan di Surabaya sebanyak 2 kali pada bulan Juni 2007. Uji fungsi pertama menemui hambatan karena lahan uji yang dipersiapkan terkena hujan lebat (malam hari), sehingga lahan menjadi berlumpur dalam dan mesin bekerja tidak optimal.
Uji Fungsi kedua tidak menemui hambatan dan mesin dapat bekerja lancar, tetapi
putaran pada drum perontok masih rendah, sehingga perlu modifikasi pada bagian puli drum perontok dan penggantian bagian komponen transmision box.
Gambar 6. Uji Fungsional Mesin Stripper Gunung Biru di Surabaya
26
Tabel 8. Kesimpulan Hasil Uji Fungsi Mesin Stripper Gunung Biru (Modifikasi) Lebar sisir teoritis
65 cm
Lebar sisir aktual
60 cm
Roda
2 roda
Maju/mundur
possible
Sistem belok
dorongan tangan
Kecepatan Maju
5,27 km/jam
Kapasitas Kerja Lapang
4,745 jam/ha 0,21 ha/jam
4.6.
Kapasitas Produksi
0,345 ton/jam
Waktu unloading
1,17 menit
Susut Hasil
2,2 %
Pemakaian BBM
4,0 lt/jam
Mobilisasi Mesin Stripper Mobilisasi dua buah Stripper telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2007 via Expedisi
Kapal Laut ke Instansi Balitra di Banjarbaru dan pada tanggal 17 September 2007 dari Banjarbaru ke Lokasi PLG di Dadahup Blok C-3 via kendaraan Darat (truck)
Gambar 7. : Mobilisasi 2 buah mesin Stripper dari Banjarbaru ke lokasi PLG Berita acara serah terima kedua mesin panen (stripper) tersebut disepakati bahwa pihak yang menyerahkan (pihak I) BBP Mektan Serpong dan pihak yang menerima (pihak II) Balitra dan atau petani setempat (UPJA), (Lihat Lampiran 2)
4.7. Uji Kinerja Stripper Chandue
Uji Kinerja Stripper Chandue, dilaksanakan sebatas Uji Fungsi dan Pelatihan Operator saja, disebabkan karena syarat teknis berupa kecepatan putar drum yang seharusnya 850 rpm tidak terpenuhi (kunstruksi puli yang tidak sempurna), kecapatan putar maksimum drum yang dicapai hanya 650 rpm dan berakibat pada tingginya angka susut tercecer yang mencapai 7,8 27
% untuk varietas padi Batanghari, meskipun kapasitas kerjanya tinggi yaitu 2,53 jam/ha (0,39 ha/jam) tanpa bongkar muat atau 4,23 jam/ha (0,24 ha/jam) dengan effisiensi kerja 52,52 % (lihat Lampiran 4).
Gambar 8. : Uji Kinerja Stripper Chandue
Gambar 9. : Pelatihan Operator Stripper Chandue
4.7. Uji Kinerja Stripper Gunung Biru
Jenis teknologi/alsintan Panen Padi Stripper Gunung Biru, merupakan hasil modifikasi yang dilakukan oleh bengkel pengrajin alsintan PT Adi Setia Utama Jaya di Surabaya. Stripper Gunung Biru yakni modifikasi dari IRRI Stripper ST 600 Walking Type. Output dari kinerja Stripper Gunung Biru berupa butiran Gabah yang telah bersih karena Stripper ini telah dilengkapi dengan mesin perontok.
Gambar 10. : Uji Kinerja Stripper Gunung Biru
28
Prinsip Kerja Striper Gunung Biru adalah : dibelakang komponen drum penyisir (berputar pada 850 rpm), dilengkapi dengan drum perontok dan conceyor,
padi hasil
penyisiran langsung dirontok dan dilempar kearah bok penampung yang berada di (samping kanan depan operator) dalam keadaan gabah bersih, mesin dilengkapi dengan bok penampung, apabila bok penampung telah berisi 2/3 bagian segera diganti dengan bok yang kosong, diperlukan 4 orang operator untuk melayani kinerja mesin ini. Sifatnya yang “Walking Type” (operator berjalan dibelakang mesin), memberi kemungkinan mesin untuk dapat menyisir padi yang rebah, bahkan mampu menyedot butiran susut tercecer di lapangan dan bekerja mirip dengan penyedot debu “vacum cleaner”. Mesin dilengkapi dengan dua jenis roda (roda ban karet dan roda besi), roda ban karet dipakai saat transportasi menuju lahan dan dilahan yang akan dipanen (kondisi tanah di lahan kering). Roda besi dipakai apabila kondisi tanah di lahan berlumpur. Pada saat Uji kinerja, roda ban karet yang dipergunakan. Dengan tenaga 13 HP Enjin bensin, konsumsi bahan bakar berkisar antara 2,5 liter per jam, dengan kapasitas kerja lapang 0,13 ha per jam atau 7,5 jam per hektar, losess yang ditimbulkan berkisar hampir 2 % (tergantung ketrampilan operator). (lihat Lampiran 3). Dengan asumsi : (1) Harga mesin Rp.32,5 juta ; (2) Umur Teknis Mesin 3 tahun ; (3) Jumlah Operator 4 orang ; (4) produksi lahan utk padi varietas Ciherang = 5200 kg/ha, dan dengan kinerja mesin 7,5 jam/ha , maka Biaya Pokok Pengoperasian Mesin Stripper Gunung Biru = (Rp.531.565,- / 5200) = Rp102,- per kg, masih lebih murah dari panen secara manual (Gebot). (Lihat Lampiran 6) Varietas padi yang ditanam rata-rata padi non ulet varietas yang diintroduksikan oleh Balai Penelitian Tanah Rawa BALITRA terdapat 8 jenis varietas padi (Air Tenggulang, Batang Hari, Banyu Asin, Ciherang, Indragiri, Margasari, Mendawak, dan Mikongga) dengan angka Shattering Habit sebesar 0,012 s/d 0,051 Newton (varietas Ulet VUTB Fatmawati : 0,075 s/d 0,098 Newton).
Gambar 11. : Pengambilan data di lapangan 29
Tabel 9 : Data Kinerja Stripper Gunung Biru HASIL UJI KINERJA STRIPPER GUNUNG BIRU a. b. c. d.
Nama Mesin Tenaga Bobot Demensi : Panjang (rata-rata) Lebar Tinggi e. Kapasitas Kerja Lapang f. Lebar kerja g. Kapasitas perontokan h. Effisiensi kerja i. Kecepatan di lapangan j. Kecepatan mundur k. Konsumsi bahan bakar l. Jumlah operator m. Susut Tercecer n. Harga (relatif)
: Stripper GUNUNG BIRU : 13 HP Engine Bensin : 230 kg : 3200 mm : 1400 mm : 1400 mm : 7,5 jam/ha (0,13 ha/jam) : 0,5 meter (Effektif) : 500 s/d 600 kg/jam (tgt pengumpan) : 80 % : 2,80 km/jam : 2,50 km/jam : 2,5 liter per jam : 4 orang : 2 % (plus perontokan) : Rp. 32.5 juta,- (2007, Prangko Surabaya)
Pengukuran Shaterring Habit dilakukan dengan menggunakan instrumen Shaterring Habit Model TR-II terhadap varietas Padi : Ciherang, Mekongga, Air Tenggulang, Margasari dan Banyu Asin.
Gambar 12. : Alat ukur gaya tarik pelepasan butir (Shattering Habit) Model TR-II
4.8. Uji Kinerja Mesin Sabit Mower
Jenis teknologi/alsintan Panen Padi yang lain yang diuji kinerjanya adalah Mesin Sabit (Mower). Apabila Sabit biasa ataupun sabit bergerigi disebut sebagai alat pertanian, maka mesin sabit (mower), disebut sebagai mesin pertanian, karena tenaga penggeraknya adalah enjin bensin 2 tak, 2 HP, 6000 rpm, berbahan bakar bensin campur. Mengisi enjin pada mesin 30
ini menggunakan BBM bensin murni akan berakibat pada kerusakan enjin yang serius. Alsintan mesin sabit (mower) ini merupakan mesin modifikasi hasil kerjasama antara BBP Mektan dengan PT Shang Yang Seri, Sukamandi, dengan bahan komponen yang tesedia di pasaran lokal, mesin Mower bekerja mirip pemotong rumput untuk memotong tegakan tanaman padi di lahan saat panen dengan kapasitas kerja 18 s/d 20 jam per hektar, mirip sebagai pengganti alat sabit. Mesin sabit (Mower) ini tidak hanya mampu dipakai untuk memotong tanaman padi, akan tetapi juga mampu untuk panen tanaman jenis lain (Jagung, Kedelai, Rumput Gajah) dan telah diintroduksikan di Prop. Jawa Tengah (Kebumen, Sragen, Pekalongan), Prop. Banten (Serang). Uji Kinerja mesin sabit (mower) dilaksanakan di Dadahup, C3, PLG, Kal.Teng. menggunakan kecepatan rata-rata pemanenan padi 9.07 m/min ( 0.57 km/jam). Dengan lebar kerja 100 cm (4 alur x 25 cm) dengan arah tegak lurus baris alur tanaman padi, maka didapatkan Kapasitas kerja 9,50 m2/min (0.054 ha/jam atau 18 jam/ha). Lebar kerja optimum yang disarankan alur padi yang akan dipotong adalah 4 baris alur tanaman padi. Dengan asumsi Harga mesin sabit mower (th 2007) Rp.3 juta ; (2) Umur Teknis 3 tahun ; dan Kapasitas kerja 18 jam per hektar, maka Biaya Pokok Operasiopnal mesin ini adalah Rp. 248.400,- per hektar atau Rp 48,- per kg. (lihat Lampiran 7)
Gambar 14. : Mesin Sabit Mower Tabel 13. : Kapasitas Kerja mesin Sabit Mower pada 3 dan 4 baris pemotongan Jumlah Alur Tanaman Kecepatan kerja, m/mnt (km/jam) Lebar kerja , cm Kapasitas kerja pemanenan, ha/jam (jam/ha) Efisiensi lapang, % Pemakaian bahan baker,l/jam Susut hasil pemanenan, %
3 Baris 9,51 (0,57) 75 0,043 23 99 0,67 0,35
4 Baris 9,07 (0,54) 100 0,057 18 99 0,86 0,35
31
4.9. Uji Kinerja Stationary Stripper Gunung Biru
Keunggulan lain dari mesin Stripper Gunung Biru ialah mampu beroperasi secara stationary, bekerja dan berfungsi mirip dengan mesin perontok Thresher, diatas hamparan kanvas yang luas, mesin diposisikan tengadah keatas sedemikan rupa sehingga di depan mulut penyisir tersebut, jerami dan malai padi diumpankan untuk dirontok, kapasitas kinerjanya tidak jauh berbeda dengan Thresher yaitu mampu merontok 500 s/d 600 kg gabah per jam tergantung kepada kecepatan pengumpanan (Gambar 15). Uji Kinerja Kinerja mesin stripper Gunung Biru secara stationary dikombinasi dengan dua buah mesin sabit (Mower) mampu mempercepat waktu panen (kecepatan kerja mower 18 s/d 23 jam per hektar) dan menekan angka losses hingga kurang dari 2 %, akan tetapi waktu panen akan lebih cepat menjadi 7,5 jam per hektar apabila Stripper Gunung Biru beroperasi panen secara langsung (mandiri) di lahan seperti yang terjadi di desa Dadahup Blok C 3 pada panen musim kemarau, dengan meninggalkan tegakan jerami di lapangan.
Gambar 14. : Uji Kinerja Stationary Stripper Gunung Biru
Dimasa yang akan datang uji kinerja panen musim basah (April-Mei 2008) di desa yang sama, direncanakan menggunakan teknologi/alsintan panen kombinasi antara mesin sabit (mower) dan mesin Thresher atau Stripper Gunung Biru.
32
Kinerja mesin dalam keadaan stationary seperti ini dilakukan untuk mengatasi adanya keterbatasan akibat kondisi lahan yang berlumpur dalam atau lahan yang tergenang air akibat banjir (lahan rawa pasang surut atau lebak), dimana mesin Stripper Gunung Biru tidak dapat dioperasikan sekalipun menggunakan roda besi. Mesin dioperasikan secara stationary di pinggir lahan, sementara panen padi dilakukan menggunakan sabit atau mesin sabit (mower), potongan padi ditampung di perahu atau papan penampung dan selanjutnya hasil potongan padi dibawa di pinggir lahan untuk dirontok menggunakan Stripper Gunung Biru atau mesin perontok/Thresher.
33
V. KESIMPULAN
1. Bobot Nilai Fisik pada Pelaksanaan Kegiatan ini (sampai dengan 31 Desember 2007) adalah 96,25 %, dengan realisasi administrasi keuangan sebesar 97,1 %.
Kegiatan
monitoring dan evaluasi untuk keseluruhan areal (50 ha) belum sempat dilaksanakan akibat adanya pemotongan anggaran Sisa Perjalanan Dinas pada bulan Agustus 2007.
2. Di Jawa Tengah (Kab. Kebumen), pada kegiatan Identifikasi masalah dan Uji unjuk kerja mesin sabit mower serta mesin Thresher Stripping Raspbar, diperoleh data kinerja mesin sabit mower rata-rata 0,032 – 0.038 ha/jam atau 26.67 – 32.22 jam/ha dengan efisiensi kerja 71.57 – 82.36 %, dengan kebutuhan bahan bakar terukur 0.50 – 0.60 l/jam pada panen padi 4 rumpun.
Sedangkan kinerja Alsin Thresher Stripping Raspbar adalah 200
kg / jam dengan konsumsi bahan bakar rata-rata 0,241 liter per jam.
3. Di kawasan PLG (Pengembangan Lahan Gambut), desa Dadahup, uji kinerja dan sekaligus Pelatihan Operator Mesin Panen Padi (Stripper), khususnya stripper Gunung Biru telah dilakukan oleh BBP Mektan bekerjasama dengan Balitra Banjarbaru dan menunjukkan hasil kinerja yang layak, respon petani Dadahup, Blok C 3 terhadap alsintan panen Stripper Gunung Biru sangat baik dan petani telah mampu mengoperasikannya sendiri. Uji Kinerja & Pelatihan Operator dilaksanakan menyongsong saat panen musim kemarau tiba, pada kondisi lahan yang kering.
4. Uji Kinerja Stripper Chandue, dilaksanakan sebatas Uji Fungsi dan Pelatihan Operator, disebabkan karena syarat teknis berupa kecepatan putar drum yang seharusnya 850 rpm tidak terpenuhi (kunstruksi puli yang tidak sempurna), maksimum hanya 650 rpm, yang berakibat pada tingginya angka susut tercecer yang mencapai 7,8 % untuk varietas padi Batanghari, meskipun kapasitas kerjanya mencapai 2,53 jam/ha (0,39 ha/jam) tanpa bongkar muat, atau 4,23 jam/ha (0,24 ha/jam) plus bongkar muat, hasil panen padi masih kotor dan perlu dirontok lagi, sedangkan effisiensi kerja hanya mencapai 52,52 % karena banyak waktu terbuang saat proses bonkar muat bahan.
34
5. Uji Kinerja Stripper Gunung Biru dengan tenaga 13 HP Enjin bensin, konsumsi bahan bakar berkisar antara 2,5 liter per jam, kapasitas kerja lapang 0,13 ha per jam atau 7,5 jam per hektar, losess yang ditimbulkan berkisar hampir 1,89 %. (kurang dari 2 %) dengan hasil pad outlet berupa gabah yang sudah bersih.
Biaya Pokok Operasi mesin Stripper
Gunung Biru adalah Rp.532.000,- per hektar atau Rp.102,- per kilogram (masih lebih murah dibanding ongkos panen manual Rp. 175,- hingga Rp.200,- per kilogram).
6. Uji Kinerja mesin sabit mower dilaksanakan menggunakan kecepatan maju rata-rata 9.07 m/min ( 0.57 km/jam). Dengan lebar kerja 100 cm (4 alur x 25 cm) didapatkan Kapasitas kerja 9,50 m2/min (0.054 ha/jam atau 18 jam/ha) dan effisiensi kerja 95,49 %.
Biaya
Pokok Operasional Mesin Sabit Mower adalah Rp. 248.400,- per hektar atau Rp.48,- per kilogram (tidak termasuk proses perontokan).
7. Uji Kinerja Kinerja mesin stripper Gunung Biru secara stationary dikombinasi dengan dua buah mesin sabit (Mower) mampu mempercepat waktu panen (kinerja mower 18 s/d 23 jam per hektar, dan kinerja Stripper Gunung biru 600 kg/jam) dan akan mampu menekan angka losses hingga kurang dari 2 %.
8. Untuk kondisi musim basah di lahan Gambut atau lahan pasang surut, kombinasi antara Stripper Gunung Biru (kinerja Stationary) dengan mesin sabit (Mower) sebagai mesin Panen diharapkan akan menjadi alternatif pilihan Teknologi Budidaya Padi.
VI.
RENCANA TAHUN ANGGARAN 2008
Kegitan ini akan di Lanjutkan pada TA 2008 dengan judul kegiatan “Sistem Manajemen Pengembangan Mekanisasi Padi (Persemaian Kering, Penyiang, dan Pemanen Padi) Di Lahan Pasang Surut Kalimantan” dengan alokasi Anggaran sebesar Rp. 283.100.000,- dengan Justifikasi : Ketepatan waktu tanam, waktu pemeliharaan, dan waktu panen padi untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, mengatasi kejerihan kerja, dan memperkecil susut hasil (kuantitatif dan kualitatif) pada Budidaya Padi terintegrasi di kawasan lahan revitalisasi ex PLG (Pengembangan Lahan Gambut) Kalimantan. 35
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian. 2000. Analisis Kebijaksanaan Peningkatan Produksi Mendukung Ketahanan Pangan. Rapat kerja Badan Litbang Pertanian. Bogor, 22 – 24 Mei 2000. C.J.M. Tado, H.D.Kutzbach, P.Wacker, and D.C. Sumunistrado, Optimizing the Performance of The Stripper Rotor in Rice, Agricultural Mechanization Bulletin, Vol VII N0.1 2000, Univ. of Philippines, Los Banos. Douthwite, B.,G.R. Quick and C.J.M. Tado. 1993, The Stripper Gatherer system for smallarea rice harvesting. Agricultural Engineering Jurnal 2(4) : 183. E. Eko Ananto dan H.Karya Purwadaria. 1996. Makalah Pada Seminar Pengembangan Mesin Pemanen Padi Tipe Sisir, Bogor 27 Nopember 1996. E. Eko Ananto dan Hadi K. Purwadaria dan Koes Sulistiadji. 1996. Pengembangan Usaha Jasa Mesin Penyisir Padi, Makalah pada Seminar Pengembangan Mesin Pemanen Padi Tipe Sisir, Bogor 27 Nopember 1996. Hadi K. Purwadaria. 1996. Pengantar Studi Pengembangan Mesin Pemanen Padi Tipe Sisir, Makalah pada Seminar Pengembangan Mesin Pemanen Padi Tipe Sisir, Bogor 27 Nopember 1996. Koes Sulistiadji. 1996. Perancangan dan Pembuatan Mesin Penyisir Padi , Makalah pada pelatihan Pembuatan dan Operasi Mesin Penyisir Padi, Sukamandi 12 – 13 Agustus 1996. Ridwan Tahir, Sutrisno, Hadi K. Purwadaria dan Koes Sulistiadji. 1996. Kinerja Mesin Penyisir Padi, Makalah pada Seminar Pengembangan Mesin Pemanen Padi Tipe Sisir, Bogor 27 Nopember 1996. Rustam Syarif. 2002. Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Air dalam mendukung Produksi Pangan, seminar Hari Pangan Sedunia ke 22, tahun 2002, Jakarta 9 Oktober 2002. Suprodjo Pusposutardjo, 1997. Peranan Agricultural engineering (AE) Dalam Pertanian Modern. Diskusi Pengembangan Alsintan/Enjinering Pertanian Dalam Rangka Menunjang Pembangunan Pertanian Modern, Jakarta 4 Desember 1997, Departemen Pertanian. Sombilla, M. CA. 2004. World rice market to 2025 and the Indonesian rice economy, dalam seminar Kebijakan Padi, Pekan Padi Nasional VI. Sukamandi 4 Juli 2004.
36
Lampiran 2. Data Hasil Uji mesin Sabit Mower di Desa Pajer, Klirong dan Candiwulan, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Data Hasil Pengamatan Kondisi Tanaman Padi di Kabupaten Kebumen A. Kondisi Lahan Uji
Padi
1. varietas
Ciherang
2. umur pad, hari
116 - 120
3. tinggi tanaman, cm 4. sudut kerebahan tanaman,
68 - 103 o
80.19 - 85.77
5. jarak tanam, cm
20 x 20
6. jumlah anakan per rumpun
11 s.d 21
7.potensi hasil, kg/ha
7029
B. Kondisi lahan :
tergenang
C. Lokasi dan waktu uji
Pajer dan Candiwulan
17 - 18 Apr 2007
D. Unjuk kerja mesin 1. Pola pengoperasian mesin
kll searah jarum jam
2. Tingkat kebisingan mesin, dB.
90 - 93 (pd bukaan trotle 1/4
3. Put poros mtr penggerak, rpm
1/3)
s/d 4000 - 4750
E. Sistem Usaha Tani 1. Luas ubinan (A), ubin (m2)
100 (1400) m2
2. Hasil panen (Hp)/ 100 ubin, kg gkp
1000
3. Pembagian Panen Sist Bawon, %
14
4. Hsl bawon (panen+gebot+angkut), kg
140
Hrg Gabah / jagung, (Hg), Rp/kg (gkp)
2000
Biaya panen , Rp/100 ubin
280,000
, Rp/ha
(10000 / 1400)*Hg
Potensi prod (w) per ha, kg/ha (gkp) Potensi hasil panen, Rp/ha (gkp)
2,000,000 7,143
w*Hg
14,285,714
Pelak panen sist borongan (panen dg sabit+gebot & angkut hsl) 1. Kap panen dg sabit, ubin
100
orang/hari 2. Jml jam kerja per hari, jam/hari
2 ( 7-12 jam/hok)
7 s.d 12 (1.30 - 5)
37
38
Lampiran 1. Lanjutan Data Hasil Uji Mesin Sabit Mower Di Desa Panjer, Kec Kebumen, Kab. Kebumen Tgl: 17 April 2007 Keterangan
Petak 1
2
3
Luas Petak Uji (ukuran 10 x 10), m 2
100
100
100
Var
Ciherang
Ciherang
Ciherang
Umur, hari
116
116
116
jarak tanam, cm
20 x 20
20 x 20
20 x 20
Jumlah anakan, bt/rumpun
11
12
11
Tinggi tanaman, cm
71
70
68
Panj malai, cm
19.5
22.75
22.6
Bobot gabah padi per rumpun,g
32.2
20.35
28.6
Bobot malai padi per rumpun, g
0.31
2.2
1.8
Bobot jerami padi per rumpun, g
43.5
44.3
45.8
Bobot padi , g
76.01
66.85
76.2
42.36
30.44
37.53
9:18:26
9:18:26
9:18:26
22.00
21.10
21.00
Jumlah putaran mesin per mnt
4750
4000
4500
Tingkat kebisingan, dB
93
90
92
Kebutuhan waktu panen, mnt
15
17
16
Kebutuhan bbm, ml
155
167
158
Sumbu x tanaman. Cm
23
30
24
Sumbu r tanaman, cm
72
70
69
Grain ratio, % Sudut kerebahan tanaman,
o
KA, % Losses, %
39
Lampiran 1. Lanjutan Data Hasil Uji Mesin Sabit Mower Di Desa Candiwulan, Kec Kebumen, Kab. Kebumen
Tgl: 18 April 2007 Keterangan
Petak 1
2
3
Luas Petak Uji (Ukuran 20 x 5), m2
100
100
100
Var
Ciherang
Ciherang
Ciherang
Umur, hari
120
120
120
jarak tanam, cm
20 x 20
20 x 20
20 x 20
Jumlah anakan, bt/rumpun
18
21
20
Tinggi tanaman, cm
93
103
98
Panj malai, cm
21
24
22
Bobot gabah per rumpun, g
22.9
25.2
24.6
Bobot malai per rumpun, g
2.3
3.3
2.6
Bobot jerami per rumpun,g
44.3
34.8
38.3
Grain ratio, %
0.33
0.40
0.38
Sudut kerebahan tanaman, o
5:10:59
4:58:01
4:34:05
KA, %
19,1
21
21,3
Putaran mesin per menit
4500
4675
4600
Tingkat kebisingan, dB
93
91
90
Sumbu tanaman (x)
15
15
14
Sumbu tanaman (r)
70
73
74
waktu panenan, mnt
16
17
25
Kebutuhan bbm, ml
140
150
180
Losses, %
40
Lampiran 2 : BERITA ACARA SERAH TERIMA ALSINTAN : “STRIPPER CHANDUE” (Halaman 1)
41
Lampiran 2 : (Lanjutan) BERITA ACARA SERAH TERIMA ALSINTAN : “STRIPPER CHANDUE” (Halaman 2)
42
Lampiran 2 : (Lanjutan) BERITA ACARA SERAH TERIMA ALSINTAN : “STRIPPER GUNUNG BIRU” (Halaman 1)
43
Lampiran 2 : (Lanjutan) BERITA ACARA SERAH TERIMA ALSINTAN : “STRIPPER GUNUNG BIRU” (Halaman 2)
44
Lampiran 2 : (Lanjutan) BERITA ACARA SERAH TERIMA ALSINTAN : “STRIPPER GUNUNG BIRU” (Halaman 3)
45
LAMPIRAN 3
DATA HASIL UJI KINERJA STRIPPER GUNUNG BIRU (September 2007) Lokasi : VARIETAS PADI MEKONGGA AIR TENGGULANG Blok C 3 , Desa : Rawa Subur - Dadahup, Kec. Kapuas Murig, Kab. Muara Kapuas, Kal.Teng.
1 2 3 4 5 6
Shattering Habit Kadar Air Panjang Lebar Luas Waktu kerja
7
Kapasitas Kerja (Aktual) (Luasan / Waktu kerja)
8 9 10 11
BBM Bensin Konsumsi BBM Rata2 waktu tempuh (10 meter) Kecepatan Maju
12 13
Lebar Kerja Kapasitas Kerja (Teoritis) (Lebar kerja * Kecepatan)
14
0,046 – 0,051 22 47.60 12.90 614.04 27.60 0.46 1,334.87 0.13 7.49 1.15 2.49
0,019 – 0,030 20 45.00 6.00 270.00 12.00 0.20 1,350.00 0.14 7.41 0.50 2.50
menit m/menit km/jam m m2/jam ha/jam jam/ha
0.18 55.56 3.33 0.50 1,666.67 0.17 6.00
0.18 56.24 3.37 0.50 1,687.29 0.17 5.93
%
80.09
80.01
%
2.00
2.00
Effisiensi Kerja (Kap.Aktual/Kap.Teoritis)
15
Newton % m m m2 menit jam m2/jam ha/jam jam/ha liter liter/jam
Susut tercecer (losses) (total plus perontokan)
46
LAMPIRAN 4
DATA HASIL UJI KINERJA STRIPPER CHANDUE (September 2007) Lokasi : VARIETAS PADI BANYU ASIN Blok C 3 , Desa : Rawa Subur - Dadahup, Kec. Kapuas Murig, Kab. Muara Kapuas, Kal.Teng.
1 2 3 4 5 6
Shattering Habit Kadar Air Panjang Lebar Luas Waktu kerja (non Loading) Waktu Kerja (Loading)
7 Kapasitas Kerja (non loading) (Luasan / Waktu kerja)
8 Kapasitas Kerja (Loading) (Luasan / Waktu kerja)
9 BBM Bensin 10 Konsumsi BBM 11 Rata2 waktu tempuh (10 meter) 12 Kecepatan Maju 13 Lebar Kerja 14 Kapasitas Kerja (Teoritis) (Lebar kerja * Kecepatan)
Newton % m m m2 menit jam menit jam m2/jam ha/jam jam/ha m2/jam ha/jam jam/ha liter liter/jam menit m/meni t km/jam m m2/jam ha/jam jam/ha
0,061 - 0,080 21 74 11 814 12.52 0.21 20.35 0.34 3,876.19 0.39 2.33 2,400.00 0.24 4.23 0.546 2.600 1.05
%
0.52.52
%
7.80
95.17 5.71 0.80 4,569.00 0.46 2.19
15 Effisiensi Kerja (Kap.Aktual/Kap.Teoritis)
16 Susut tercecer (losses) (tanpa perontokan)
Catatan : Susut tercecer (losses) sangat tinggi 7,8 % melampaui batas yang ditetapkan ( 2 % ), disebabkan karena : (1) Terdapat kesalahan konstruksi pada puli transmisi, sehingga putaran drum penyisir hanya 650 rpm yang seharusnya 850 rpm. (2) Tidak terdapat lobang angin pada dinding bok penampung gabah, sehingga terjadi aliaran angin turbulen didalamnya, dinding bok seharusnya terbuat dari “perforated plate” (3) Waktu yang dibutuhkan untuk overhaul bahan relatif lama, karena posisi bok penampung yang permanen terhadap kerangka
47
LAMPIRAN 5
DATA HASIL UJI KINERJA MESIN SABIT MOWER (September 2007) Lokasi : VARIETAS PADI CIHERANG MARGASARI Blok C 3 , Desa : Rawa Subur - Dadahup, Kec. Kapuas Murig, Kab. Muara Kapuas, Kal.Teng.
1 2 3 4 5 6
Shattering Habit Kadar Air Panjang Lebar Luas Waktu kerja
7
Kapasitas Kerja (Aktual) (Luasan / Waktu kerja)
8 9 10 11
BBM Bensin Konsumsi BBM Rata2 waktu tempuh (10 meter) Kecepatan Maju
12 13
Lebar Kerja Kapasitas Kerja (Teoritis) (Lebar kerja * Kecepatan)
14
0,030 – 0,046 19 10 10 100 11.00 0.18 545.45 0.05 18.33 0.145 0.791 1.05 9.52 0.57 4 (1 m) 571.20 0.06 17.51
0,016 – 0,025 21 10 10 100 10.00 0.17 600.00 0.06 16.67 0.130 0.780 1.05 9.52 0.57 4 (1 m) 571.20 0.06 17.51
%
95.49
95.49
%
0.35
0.35
Effisiensi Kerja (Kap.Aktual/Kap.Teoritis)
15
Newton % m m m2 menit jam m2/jam ha/jam jam/ha liter liter/jam menit m/menit km/jam alur m2/jam ha/jam jam/ha
Susut tercecer (losses) (total plus perontokan)
48
LAMPIRAN 6. ANALISA EKONOMI MESIN STRIPPER GUNUNG BIRU (September 2007) Analisa Biaya Pokok Mesin Stripper Gunung Biru di Kalimantan Selatan A. DATA / ASSUMPTION 1. Kapasitas (Kap.) : 2. Jam kerja/hari : 3. Hari kerja/bulan : 4. Bulan kerja/tahun : 5. Jam kerja/tahun : 6. Harga mesin panen (Gendong) P : 7. Umur ekonomis (n) : 8. Nilai Sisa (S) =10%xP : 9. Jumlah operator : 10. Upah operator : 11. Bunga bank (i) = 18%xP : 12. Biaya R&M / 50 hours = 5%xP : 13. Bahan Bakar (Bensin) 14. Konsumsi Bahan bakar
a. b.
1. Biaya Tetap Penyusutan Bunga Bank
a. b c.
2. Biaya Tidak tetap Upah Operator Bahan Bakar + Olie Pemeliharaan & Perawatan
Biaya Pokok Operasi
0,13 8 25 4 800 32.500.000 3 3.250.000 4 25.000 5.850.000 1.625.000 4.500 2,5
ha/jam (7.5 jam/ha) Jam/hari Hari/bln bulan Jam/thn Rp tahun Rp HOK Rp/HOK Rp/tahun Rp/50 jam Rp./liter Liter/jam
{(Rp.32.500.000,- – Rp. 3.250.000) / (3 x 800)} {(18/100 x Rp. 32.500.000,-) / (3 x 800)}
Rp. 12.188,- / jam Rp. 2.438,- / jam
Total Biaya Tetap
Rp. 14.625- / jam
= 4 X (Rp.25.000) / hari = Rp. 100.000/8jam = ( 2,5 liter / jam ) x Rp. 4.500,= = ( 5% x Rp. 32.500.000,-) / 50 jam
Rp.12.500,-/ jam Rp.11.250,- / jam Rp.32.500,-/jam
Total Biaya tidak Tetap
Rp.56.250,-/jam
= {(B.Tetap + B.T.Tetap} x Kap. = (Rp. 14.625,- + Rp. 56.250,-) x Kap = {Rp. 70.875,-} Rp/jam x (7.5 jam/ha)
Rp.531.565,-/ ha
Catatan : Upah Panen (manual) di daerah Sukamandi dan sekitarnya berkisar antara Rp.165,- s/d Rp.175,- per kilogram (termasuk gebot), dengan asumsi produksi lahan utk padi varietas Ciherang = 5200 kg/ha, maka Bp.Mesin Stripper Gunung Biru = (Rp.531.565,- / 5200) = Rp102,- per kg, masih lebih murah dari panen secara manual (Gebot).
49
LAMPIRAN 7.
ANALISA EKONOMI MESIN SABIT MOWER (September 2007) Analisa Biaya Pokok Mesin Sabit Mower di Kalimantan Selatan A. DATA / ASSUMPTION 1. Kapasitas (Kap.) : 2. Jam kerja/hari : 3. Hari kerja/bulan : 4. Bulan kerja/tahun : 5. Jam kerja/tahun : 6. Harga mesin panen (Gendong) P : 7. Umur ekonomis (n) : 8. Nilai Sisa (S) =10%xP : 9. Jumlah operator : 10. Upah operator : 11. Bunga bank (i) = 18%xP : 12. Biaya R&M / 50 hours = 5%xP : 13. Bahan Bakar + Olie (Bensin Campur) 14. Konsumsi Bahan bakar 15. Upah Panen Manual (Sabit + Gebot)
a. b.
1. Biaya Tetap Penyusutan Bunga Bank
a. b c.
2. Biaya Tidak tetap Upah Operator Bahan Bakar + Olie Pemeliharaan & Perawatan
Biaya Pokok Operasi
0,057 8 25 4 800 3.000.000 3 300,000 1 25,000 540,000 150.000 6.500 0,8 175
ha/jam (18 jam/ha) Jam/hari Hari/bln bulan Jam/thn Rp tahun Rp HOK Rp/HOK Rp/tahun Rp/50 jam Rp./liter Liter/jam Rp. /kg
{(Rp.3.000.000,- – Rp. 300.000) / (3 x 800)} {(18/100 x Rp. 3.000.000,-) / (3 x 800)}
Rp. 1.125,- / jam Rp. 225,- / jam
Total Biaya Tetap
Rp. 2.475- / jam
= (Rp.25,000) / hari = Rp. 25,000/8jam = ( 0, 8 liter / jam ) x Rp. 6.500,= = ( 5% x Rp. 3.000.000,-) / 50 jam
Rp.3.125,-/ jam Rp.5.200,- / jam Rp.3.000,-/jam
Total Biaya tidak Tetap
Rp.11.325,-/jam
= {(B.Tetap + B.T.Tetap} x Kap. = (Rp. 2.475,- + Rp. 11.325,-) x Kap = {Rp. 13.800,-} Rp/jam x (18 jam/ha)
Rp.248.400,-/ ha
Catatan : Upah Panen (manual) di daerah Sukamandi dan sekitarnya berkisar antara Rp.165,- s/d Rp.175,- per kilogram (termasuk gebot), dengan asumsi produksi lahan utk padi varietas Ciherang = 5200 kg/ha, maka Bp.Mesin Panen = (Rp.248.400,- / 5200) = Rp48,- per kg. (belum termasuk kegiatan merontok).
----- KS, MH, JP, MK, AG -----
50