,.
PSZ
34 ogor
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
POLA DIARE DAN TERAPINYA PADA PASIEN BALITA DI RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI SULIANTI SAROSO DAN P USKESMAS BANTAR GEBANG BEKASI TAHUN 2011
Penyusun Laporan dr. Armaji Kamaludi Syarif
PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN Jin. Percetakan Negara No. 29, Jakarta Pusat 2012
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
POLA DIARE DAN TERAPINYA PADA PASIEN BALITA DI RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI SULIANTI SAROSO DAN PUSKESMAS BANTAR GEBANG BEKASI TAHUN 2011
Penyusun Laporan
dr. Armaj i Kamaludi Syarif
PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN Jln. Percetakan Negara No. 29, Jakarta Pusat
2012
D:
N 1. 2. 3.
·Lin
.
. I
'
•
'
'
. . •
·rii· Ne No. Ka.:ss
I
•
f;
/f=:-6 : �-· fs � ��- - . 3Cj :
__
.__ __ __ _
,"I
97) IJ_
Daftar Tim Peneliti
Nama
No l. 2.
3.
dr. Armaji Kamaludi Syarif Syachroni, S.Si Aniska Novita Sari, S.Si
Keahlian/Kesarjanaan Dokter Umum
Kedudukan
Uraian Tugas
dalam Tim Ketua
Bertanggung jawab atas
Pelaksana
pelaksanaan penelitian
Sarjana Sains
Peneliti 1
penelitian
Sarjan a Sains
Peneliti 2
Membantu pelaksanaan Membantu pelaksanaan
penelitian
•·
,,.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560 Kotak Pos 1226 Telepon:
(021) 4261088 Faksimile: {021) 4243933
E-mail:
[email protected], Website: http://www.litbang.depkes.go.id .
KEPUTUSAN KEPALA SADAN PENELITIA N DAN PENGEMSANGAN KE$ EHATAN NOMOR: HK.03,05/1/323/2/)12
TENTANG PEMBENTUKAN TIM PELAKS ANA RISET PEMBINAAN KESEHA TAN (RISBINKES) SADAN PEN ELITIAN DA N PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAH UN 2012 KEPALA SADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHA TAN Menimbang
1.
Bahwa
untuk
Pembinaan
melaksanakan (Risbin)
Pengembangan
Badan
Kesehatan
kegiatan Penelitian
Tahun
2012
Riset dan perlu
dibentuk Tim Pefaksana Riset Pembinaan Kesehatan (Risbinkes) pada masing-masing Satuan
Kerja di
Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2.
Bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud
pada huruf a maka dipandang perlu menetaplmn K eputusan Kepala Sadan Penelitian dan Pengembangan Tim
Pembentukan
Kesehatan
tentang
Riset
Pembinaan
Pelaksana
Kesehatan
(Risbinkes); Mengingat
Undang-undang No'mor 14 Tahun 2001 tentang
1. ·
Paten
(Letnbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran negara Republik lndonesra Nomor 4130);
2.
Undang-Undang Sistem
Nomor
Nasional
Penerap.an
llmu
18
tahun
Penelitian,
2002
tentang
Pengembangan,
Pengetahuan
dan
Teknologi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor
84, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3.
Undang-undang
4219); Nomor
36
Tahun
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
2002
2009
Nomor
144.
2009
Republik
Tambahan
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
tentang
Indonesia Lembaran
'•
•I
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Pene!itian dan Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609);
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih
Teknologi
Kekayaan
lntelektual
serta
Hasil
Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan
Lembaga
Penelitian
dan
Pengembangan
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4497); 6.
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian
Negara
Republik
Indonesia
- sebagaimana
telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2008; 7.
lnstruksi
Presiden Nomor 4 tahun 2003 tentang
Pengkoordinasian Kebijakan
Perumusan
Strategis
dan
Pembanguna_n
Pelaksanaan Nasional
llmu
Pengetahuan dan Teknologi; 8.
Keputusan
Menteri
791/Menkes/SK/Vll/ Penyelenggaraan
Kesehatan
1999
tentang
Penelitian
dan
Nomor Koordinasi
Pengembangan
Kesehatan; 9.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1179N
Menkes/ SK/ XI 1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 10.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/ Menkes/ Per/ VIJii 201O tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
11.
Keputusan
Menteri
021/Menkes/SK/i /2011
Kesehatan tentang Rencana
Nomor Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010 - 2014; 12.
Keputusan
Kepala
Pengembangan
Sadan
Penelitian
Kesehatan
dan Nomor:
HK.03.05/1/147/2012 tentang Tim Pengelola Riset Pembinaan Kesehatan (Risbinkes) Sadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2012;
,,
MEMUTUSKAN Menetapkan KESA TU
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PEMBENTUKAN PEMBINAAN
KESEHATAN TIM
TENTANG
PELAKSANA
KESEHATAN
RISET
(RISBINKES)
SADAN
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2012. KE DUA
Pembentukan
Tim
Pelaksana
Riset Pembinaan
Kesehatan (Risbinkes) Tahun 2012 dengan susunan Tim sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini. KETIGA
Tim
Pelaksana
Riset
Pembinaan
Kesehatan
(Risbinkes) Tahun 2012 bertugas: 1.
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan fokus,
jenis
kesehatan
insentif,
penelitian/perekayaaan
judul dan
sesuai
dengan
penelitian, jumlah
bidang
pelaksana dana
yang
dialokasikan sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nomor: HK.03.05/1/147/2012 tentang Tim Pengelola
Riset
Pembinaan Kesehatan (Risbinkes) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2012; 2.
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap semua pelaksanaan kegiatan Riset Pembinaan Kesehatan (Risbinkes) sebagaimana dimaksud pada butir 1;
3.
Melaporkan proses pelaksanaan, kemajuan dan akhir kegiatan penelitian secara periodik kepada Kepala Sadan
Penelitian
dan
Pengernbangan
Kesehatan
yang meliputi dokumen hard copy dan soft copy sebagai berikut: a. Laporan akhir penelitia[1 b. Data
mentah
dan
karakteristik
data
penelitian
(definisi operasional, struktur data, dsb) c. Naskah rancangan publikasi ilmiah hasil penelitian d. Usulan HKI untuk hasil penelitian yang berorientasi HKI
..
KEEMPAT
Tim
Pelaksana
Riset
Pembinaan
Kesehatan
(Risbinkes) Tahun 2012 bertanggungjawab kepada Kepala
Sadan
Penelitian
dan
Pengembangan
Kesehatan; KELIMA
Tim
sebagaimana
dimaksud
pada
diktum
kedua
diberikan honorarium sesuai dengan ketentuan yang berlaku; KEENAM
Biaya pelaksanaan kegiatan penelitian ini dibebankan pada
Daftar
Penelitian
lsian
dan
Penggunaan
Pengembangan
Anggaran
Badan
Kesehatan
Tahun
2012;
KETUJUH
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan bulan Desember 2012.
: JAKARTA : 12
JANUAR.I
2')12
LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN KEPALA BADAN LITBANGKES NOMOR
TANGGAL
: HK.03.05/1/323/2012 : 12 JANUARI 2012
PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA RISET PEMBINAAN SADAN LITBANGKES TAHUN 2012
No 1
2
3
4
5
n
Judul pe e litia
n
n el Penyakit Menular Pa
Satuan Kerja
Pengembangan Formula Ekstraksi DNA M. tuberculosis Menggunakan Teknik Guanidine Thiosianat Termodifikasi
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar
Modulasi Ekspresi Protein Ant ip roliferasi dan Proapoptosis Ekstrak Daun Sirsak (Annoa miricata L.) terhadap Tikus Terinduksi 7,12Dimetil Benz[a]Antazena (DMBA) Pola Oia r e dan Terapinya pada Pasien Balita di Rumah Sakit Penyakit lnfe ksi Sulian ti Saroso dan Puskesmas Bantar Gebang Bekasi
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Ke sehat an
·
Kesehatan
Tim
Ketua Pelaksana
Kindi Adam, S.Si Yuni Rukminiati, M. Biomed Rosa Adelina, Apt
Penyakit T idak Menular Pe yakit Menular
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik
n
Novi Amalia
Rosa Adelina, $.Farm, Apt
Ketua Pelaksana
drh. Putri Reno lntan lntan Sari Oktoberin a d� Armaji Kam aludi Sy Syachroni, S.Si
Peneliti Tek nis i Ketua Pelaksana Peneliti Peneliti
if
ar
Aniska Novita Sari, S.Si
Pusat Teknologi Terapa� . Hubungan Krakteristik Penderita Human . Kesehatan dan Immunodeficiency Virus/ Aqquired Immune Epidemiologi Klinik Oefiency Syndrome (HIV) Dewasa dengan Lama Waktu Perawatan di RSPI Sulianti Saroso .
Studi Pelaksanaan Pemberian Profilaksis Tuberkulosis pada Anak di Puskesmas Wilayah OKI Jakarta dan Bekasi
Jabatan
Tim Pelaksana
·
Penyakit Menular
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan lbu Kesehatan dan Dan Anak Epidemiologi Klinik
dr. Heni Kismayawati Aris yulianto,..S.Si Arga Yudhistira, S.Sos dr. Retna Mus tika l ndah dr. Dona Arlinda dr. Armaji Kamaludi Syarif
-
Ketua Pelaksana Pe neliti Peneliti Ketu a Pela ksana Peneliti Peneliti
t/
Judul penelitian
No 6
Panel
Tim Pelaksana
Jabatan Tim
Studi Pelaksanaan Skrining Kanker Serviks
Pusat Teknologi Terapan
Keschatan Jbu
dr. Cicih Opitasari
Ketua Pelaksana
dengan Metode lnspeksi Visual Asetat (IVA)
Kesehatan dan
Dan Anak
Agus Dwi Harso, S.Si
Peneliti
pada Puskesmas Pilot Project Skrining Kankes
Epidemiologi Klinik
Sundari Wirasmi, S.Si
Peneliti
Serviks 7
Satuan Kerja
-
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Pusat Teknologi Terapan
Penyakit Tidak
dr. Dona Arlinda
Ketua Pelaksana
Puskesmas Abadi Jaya dan Depok Jaya
Kesehatan dan
Menular
Qurrotul Ainin Meta Puspita,
Peneliti
Epidemiologi Klinik
S.TP Anggita Sunga Anggraini,
Peneliti
S.Farm, Apt 8
Akses dan Pemanfaatan Jaminan Persalinan (Jampersal) di Kabupaten Pandeglang
Pusat Teknologi
Kesehatan !bu
Suparmi, SKM, MKM
lntervensi Kesehatan
Dan Anak
Rofingatul Mubasyiroh,
Masyarakat 9
10
11
SKM
Peneliti
dr. Dewi Kristanti
Peneliti Ketua Pelaksana
Analisis Faktor Keberhasilan dan Kegagalan
Pusat Teknologi
Kesehatan lbu
Anissa Rizkianti, SKM
Praktik Pemberian ASI Eksklusif pada Pekerja
lntervensi Kesehatan
Dan Anak
dr. lka Saptarini
Peneliti
Buruh lndustri Tekstil di Jakarta Tahun 2012
Masyarakat
Novianti, S.Sos
Peneliti
Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar
Pusat Teknologi
Kesehatan Jbu
Prisca Petty Arfines, S.Gz
Ketua Pelaksana
Anak Sekolah Dasar di Daerah Kumuh (Slum
lntervensi Kesehatan
Dan Anak
Fithia Dyah Puspitasari
Peneliti
Area) Kotamadya Jakarta Pusat
Masyarakat
lndri Yunita Suryaputri
Peneliti
Asep Hermawan, S.Kep
Teknisi
Hubungan Rokok terhadap lntelegensia Sisw a
Pusat Teknologi
Kes.ehatan
Enung Khotimah, SKM
Ketua Pelaksana
SMU X di Kabupaten Bogar
lntervensi Kesehatan
·Lingkungan
Rosita, SKM
Peneliti
Eva Laelasari, S.Si
Peneliti
Masyarakat 12
Ketua Pelaksana
Pengaruh Pemberian Chemosterilan Alami
Balai Besar litbang
Kesehatan
Esti Rahardianingtyas, S.Si
Ketua Pelaksana
(Solanum nigrum L) terhadap Jumlah dan
Vektor dan Reservoir
Lingkungan
Arum Sih Joharina, S.Si
Peneliti
Kualitas Sperma Tikus Sprague Warley
Periyakit
drh. Tika Fiona Sari
Pe n eliti
Muhidin, SKM
Teknisi
Judul penelitian
No
13
Satuan Kerja
Panel
ldentifikasi Serotipe Virus Dengue pada Nyamuk
Balai Besar litbang
Kesehatan
Ae. aegypti dan Ae. albopictus di Kata Salatiga
Vektor dan Reservoir
Lingkungan
dengan Metode RT-PCR
Penyakit
drh Tika Fiona Sari . Arum Sih Joharina, S.Si
Ketua Pelaksana
Yusnita Mirna Anggraeni,
Peneliti
Peneliti
Aplikasi Teknik Serangga Mandul (TSM) dalam
Balai Besar Litbang
Kesehatan
Riyani Setiyaningsih, S.Si .
Ketua Pelaksana
Upaya Pengendalian Populasi Vektor Demam
Vektor dan Reservoir
Lingkungan
Siti Alfiah, SKM
Peneliti
Serdarah Dengue Aedes aegypti di Daerah
Penya kit
Maria Agustini, SKM
Peneliti
Nofika lndriyati, AMKL
Teknisi Ketua Pelaksana
Endemis Salatiga 15
Jabatan Tim
S.Si
,
14
Tim Pelaksana
Pengaruh Pemberian Ramuan Tanaman Obat
Balai Besar litbang
Penyakit Tidak
lka Yanti Marfuatush
Meniran, Echinacea, Ternulawak dan Kunyit
Tanaman Oba! dan Obat
Menu Jar
Sholikhah, M.Sc
terhadap Aktivitas lmmunomodulator Mencit
Tradisional
Nuning Rahmawati, M.Sc.,
Peneliti
Apt 16
17
Fitriana, S.Farm
Teknisi
Analisis Produksi dan Pemasaran Pegagan,
Balai Besar Litbang
Penyakit Tidak
Nurul Husniyati Listyana,
Ketua Pelaksana
Tempuyung dan Seledri di Tingkat Petani dan
Tanaman Obat dan Obat
Menular
SP
BBPPTOOT Tawangmangu
Tradisional
Pengaruh Perasan Buah Ciplukan
(Physalis
Balai Penelitian
Penyakit Tidak
angulata L) terhadap Kadar JSH dan FT4
Gangguan Akibat
Menular
Mencit Galur Swiss
Kekurangan lodium
Peneliti
Rahma Widyastuti, SP
Peneliti
Alfien Susbiantonny,
Ketua Pelaksana
S.Farrn Sri Nuryani Wahyuningrum,
.
18
Tri Widayat. M.Si
.
Peneliti
S.Si Catur Wijayanti, Amd
Teknisi
Pendekatan Positive Deviance untuk
Balai Penelitian
Penyakit Tidak
Noviyanti Liana Dewi, SKM
Ketua Pelaksana
Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan
Gangguan Akibat
Menular
Marizka Khairunissa, S.Ant
Peneliti
!odium di Daerah Endemik, Kabupaten Blitar,
Kekurangan !odium
Palupi Dyah Ayuni, Amd
Peneliti
Jawa Timur
Judul penelitian
No
19
Satuan Kerja
Panel
Penelitian
Evaluasi Tatalaksana Penderita Hipertiroid di
Balai
Klinik BP2GAKI Magelang
Gangguan Akibat
Penyakit Tidak
dr. Taufiq Hidayat
Ketua Pelaksana
Al fien Susbiantonny,
Peneliti
S.Farm Roly Anis Siregar,
·, -
21
Bioekologi Vektor Malaria di Kabupaten Sarmi
Balai Litbang B iomedis
Provinsi Papua
Papua
Garnbaran lnfeksi Opurtunistik pada Penderita HIV-AIDS di Kota Jayapura
Balai
Litbang B iomedis
Uji Daya Bunuh Ekstrak Oaun Oleander (Neri um
Balai Litbang
Oleander Mill) terhadap Nyamuk Aedes Aegypti , Pemberantasan Penyakit 23
24
25
dan Cu/ex Quingefasqiatus
Bersumber Binatang
Analisis Determinan dan Gambaran Spasial
Balai Litbang
Teknisi
Aind.TEM Kesehatan Lingkungan
Windarti Fauziah, S. Si
Ketua Pelaksami
Tri Nury Kridaningsih, S.Si
Peneliti
lrawati Wike, AMAK
Teknisi
Penya kit
Yunita Y.R Mirino, SKM
Ketua Pelaksana
Menular
dr. Antonius Oktavian,
P e nel iti
Papua 22
Jabatan Tim
Menu:ar
Kekurangan !odium
20
Tim Pelaksana
M.Kes Kese h at an Lingkungan
Anugerah M. Juliana, SKM
Peneli ti
Rina lsnawati, S.Si
Ketua Pelaksana
Murni, S.Si
Peneliti
Nelfita
Teknisi
Kesehatan
Riri Arifah Patuba, SKM
Ketua Pelaksana
Lingkungan
Sitti Chadijah, SKM, M.Si
Peneliti
Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas
Pemberantasan Penyakit
Bambaloka Kabupaten Mamuju Utara Provinsi
Bersumber Binatang
Ni Nyoman Veridiana, SKM
Peneliti
Sulawesi Barat
(P282) Oonggala
Malonda Maksud
Teknisi
Program Pengendalian Malaria di Desa Tebat
Loka Litbang P282
Penyakit
Maya Arisanti, SKM
Ketua Pelaksana
Gabus Kecamatan Kisam Tinggi Kab. OKU
Batu raja
Men u lar
Hotnisa Sitorus, M.Sc
Peneliti
Selatan: Penilaian Kebutuhan dari Perspektif
Tri Wurisastuti, S.Stat
Penel iti
Penyelenggara Kesehatan dan Masyarakat
Tien Febriyati
Teknisi
Penentuan Vektor Filariasis dan identifikasi-
Loka Litbang P282
Kesehatan
R. lrpan Pahlepi, SKM
Ketua Pelaksana
Spesies Filaria yang T erdapat pada Wilayah
Baturaja
Lingkungan
Santoso, MSc
Peneliti
Deriyansyah Eka Putra,
Penel iti
Kerja PKM Batumarta VIII Kabupaten Oku Timur
SKM Emawati, Amkl
Teknisi
�
�
No 28
Judul penelitian
Satuan Kerja
Panel
Tim Pelaksana
Penentuan Oaerah Rawan 080 dengan
Loka Litbang P2B2
Kesehatan
Yuneu Yuliasih, SKM
Ketua Pelaksana
Pemetaan Berbasis Pengindraan Jauh dan
Ciamis
Lingkungan
Andri Ruliansyah, SKM,
Peneliti
Sistem lnformasi Geografi di Kola Banjar
M.Sc Setiazy Hasbullah, S.Si
27
Jabatan Tim
Peneliti
Gambaran Kondisi Lingkungan Fisik, Biologi
Loka Litbang P282
F<esehalan
Arda Oinata, SKM
dan Sosial di Oaerah Endemis 080 Kola Banjar
Ciamis
Lingkungan
Mara lpa, SKM, MSc
Peneliti
Panji Wibawa Ohewantara,
Peneliti
Menurut Strata Endemisitas
1<elua Pelaksana
S.Si Nurul Hidayali Kusumastuti,
Teknisi
SKM 28
Vektor Utama Demam Berdarah dan Sebaran Virus Dengue di
ldentifikasi
Balai Litbang P282
Kesehatan
Dengue
Banjarnegara
Lingkungan
Kabupaten Banjarnegara
29
30
Ketua Pelaksana
Rr. Anggun Paramita Ojati,
Peneliti
MPH
ldentifikasi Parasit (cacing) di Berbagai Habitat
Balai Litbang P2B2
Penyakit
di Kabupaten Banjarnegara
Banjarnegara
Menular
:.Jarohman Raharjo, SKM
Peneliti
Ulfah Farida T, Amd
Teknisi
Dwi Priyanto, S.Si
Ketua Pe!aksana
Rahmawali, S.Si
Peneliti
Oewi Puspita Ningsih, SKM
Peneliti
Endang Seliyani
Teknisi
Perilaku Anopheles spp dan Upaya Proteksi lbu
Loka Litbang P282
Kesehatan
Majematang Mading SKM
Ketua Pelaksana
Hamil terhadap Kejadian Malaria di Kabupaten
Waikabubak
Lingkungan
Hanani M. Laumalay, SKM
Peneliti
Mefi S. Tallan, SKM
Peneliti
Sumba Baral Daya 31
Nova Pramestuti, SKM
Agus Falma Wijaya
Teknisi
Studi Endemitas Filariasis dan Pemelaan
Loka Litbang P282
Kesehatan
drh. Rais Yunarko
Ketua Pelaksana
Menggunakan Melode GIS (Geographis
Waikabubak
Lingkungan
Yona Patanduk, SKM
Peneliti
Information System) di Kecamalan Umbu Ratu
Fajar Sakti P., S.Si
Peneliti
Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah
Yustinus Oesato, Amd. Kep
Teknisi
(_
No
32
Satuan Kerja
Judul penelitian
.,
Probabilitas Hipertensi pada Penduduk Miskin di
Loka Litbang Biomedis
Penyakit Tidak
dr. Eka Fitria
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh
Aceh
Menular
drh. Bayakmiko Yunsa Marya
33
Jabatan Tim
Tim Pelaksana
Panel
Ulfa,
S.Si
Ketua Pelaksana Peneliti Peneliti
Sari Hanum, Amd.AK
Teknisi
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penularan
Loka Litbang Biomedis
Penya kit
dr. Nelly Marissa
Ketua Pelaksana
Kontak Serumah TB Paru di Wilayah Kerja
Aceh
Menular
Abidah Nur, S.Gz
Peneliti
Puskesmas Darul lmarah, Kabupaten Aceh
Ira, S.Si
Peneliti
Besar Tahun 2012
Andi Zulhaida, Amd.Ak
Teknisi
DITETAP KAN DI
:JAKARTA
PADA TANGGAL
: 12 JANUARI 2012
Kata Pengantar
I
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat d� karuniaNya Laporan Hasil Penelitian Pola Diare Dan Terapinya Pada Pasien Balita
di
Rurnah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso Dan Puskesmas Bantar Gebang Bekasi tahun 2011
I
telah dapat diselesaikan.
,
i
Laporan ini memamparkan tentang Pola diare dan terapinya pada kedua fasilitas kesehatan tersebut. Namun basil penelitian masih perlu banyak perbaikan di kemudian hari serta diperlukannya penelitian yang lebih lanjut tentang Pola diare. Semoga melalui penelitian ini dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak terutama yang berkaitan dengal} Diare. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Tim Peneliti sehingga laporan ini berhasil disusun. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala Balitbangkes, Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, para Direktur beserta Kepala Instalasi Rekam Medik dan staf dari RSPI Sulianti Saroso, Kepal� Puskesmas Bantar Gebang Bekasi, serta semua pihak lainnya yang membantu terlaksananya penelitian ini. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan meridhoi basil ke1ja keras ini.
Ketua Pelaksana
dr. Armaji Kamaludi Syarif NIP. 198304132010121002
Ringkasan Eksekutif
Insiden diare tertinggi di Indonesia adalah pada balita. Rumah sakit merupakan pusat rujukan penderita diare dan puskesmas merupakan fasilitas kesehatan tingka� pertama dalam penanganan diare. Untuk mencegah komplikasi dan kematian karena diard, program
penanggulangan
diare
membuat pedoman
penanganan diare
berdasarkan
penyebab atau jenis diare dan beratnya penyakit. Dalam rangka mendukung pelaksanaan progran1 diare, dilakukan penelitian untuk menggambarkan pola diare dan terapinya pada pasien balita di Rumah Sakit dan Puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan desain potong lintang menggunakan data rekam medis tahun 20 1 1 dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Suroso, Jakarta dan Puskesmas Bantar Gebang Bekasi. karakteristik, gejala
klinis, diagnosis,
etiologi,
Data pola diare meliputi
lama rawat, dan
clinical outcome;
sedangkan terapinya meliputi terapi cairan dan obat; data lama rawat dan
clinical outcome
hanya dikumpulkan dari Rumah Sak.it. Semua data dianalisis secsara deskriptif yang disajikan dalam bentuk proporsi. Didapatkan 236 catatan rekam medis balita penderita diare di rumah sakit dan 30� catatan rekam medis balita penderita diare di Puskesmas. Di rumah sakit, dari kasus dengan data lengkap, 76,7% berumur kurang dari satu tahun,
dan laki-laki sedikit lebih
banyak dari perempuan yaitu sebanyak 58%. Secara umum (94,5%) hampir semua diare merupakan diare akut, 36,4% diare dengan lendir atau darah dalam tinja, 80, 1 % dengan
gejala
panas, 75,4% mengalan1i gejala muntah, clan 81 ,8% disertai dehidrasi sedang.
Pemeriksaan darah rutin dilakukan terhadap 94,9% dan 40,6% diantaranya mengalami leukositosis. Pemeriksaan tinja dilakukan terhadap 54,7% kasus diare dan 4% diantaranya ada bakteri, 20,9% jamur, dan 29,5% komponen darah. Pengobatan diare di Rumah Sakit dengan adalah dengan rehidrasi oral (57,6%), cairan parenteral (99,6%), antibiotik (50%), antidiare ( 1,4%), probiotik (92,4%), dan zink (92,4%). Mayoritas pasien balita dengan diare yang dirawat di rumah sakit sembuh (87,8%), dan 73,6% dirawat selama 3-7 hari. Di Puskesmas dari kasus dengan data lengkap, 47,5% berumur antara 1 -2 tahun, dan 52,8% adalah laki-laki. 7,9% dari pasien mengalami diare akut, 2,6% dengan lendir darah dalam tinja, 22,7% dengan gejala panas, 15,25 dengan gejala muntah, 1 % dengan dehidrasi sedang. Sebanyak 52,8% pasien diberi rehidrasi oral yaitu oralit, 54,8% diberi antibiotik, 78,5% diberi antidiare, 22,8% diberi zink.
11
Dari penelitian ini maka dapat disimpulkan, di Rumah Sak.it dan Puskesmas diare akut adalah tipe diare yang paling sering terjadi, balita kelompok umur kurang dari du1,1 tahun paling sering menderita diare, terapi cairan adalah terapi utama untuk diare. Di Rumah Sak.it probiotik dan zink sebagai terapi diberikan pada hampir semua balita penderita diare sebanyak 92,4%, mayoritas pasien yang dirawat di rumah sakit sembuh (87,8%), rata-rata pasien (73,6%) dirawat selama 3-7 hari. Di Puskesmas, hanya data umur dan jenis kelamin yang lengkap terisi. Dari rekam medis dengan data pengobatan lengkap, anti diare digunakan pada sebagian besar (78,5%) kasus, sedangkan zink masih jarang digunakan di puskesmas (22,8%).
POLA DIARE DAN TERAPINYA PADA PASIEN BALITA DI RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI SULIANTI SAROSO DAN PUSKESMAS BANTAR GEBANG BEKASI TAHUN 2011 Armaji Kamaludi Syarif, Syachroni, Aniska Novita Sari Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidcmiologi Klinik
Abstrak Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari masih tingginya angka kesakitan diare dari tahun ke tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, di negar
f
berkembang 1 ,87 juta anak meninggal karena diare, 8 dari 10 kematian tersebut pad<ji kelompok umur kurang dari 2 tahun kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Pola diare pada anak dan terapinya di rumah sakit dan puskesmas sangat beragam begitu pula terapinya. Pola diare dapat membantu menentukan penyebab diare. Pola diare dan pengobatan mengalami perubahan. Oleh sebab itu pola diare pada balita di rumah sakit dan puskesmas perlu diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif deskriptif analitik dari data rekam medis 20 1 1 di Rumah Sakit Penyakit lnfeksi Sulianti Saroso Jakarta dan Puskesmas Bantar Gebang Bekasi. Pengumpulan data dilakukan selama empat bulan. Sampel adalah semua kasus diare balita yang tercatat di rumah sakit dan puskesmas, Data sekunder yang dikumpulkan meliputi karakteristik penderita dike, gejala dan tanda klinis, etiologi, diagnosis,
jenis diare, komplikasi pada diare, terapi pada diare, lama perawatan dan
clinical outcome. Data etiologi, lama perawatan dan clinical outcome hanya diperoleh dari rekam medis rumah sakit. Dari penelitian ini maka dapat disimpulkan, di Rumah Sakit dan Puskesmas diare akut adalah tipe diare yang paling sering terjadi, balita kelompok umur kurang dari dua tahun paling sering menderita diare, terapi cairan adalah terapi utama untuk diare.
lV
Daftar Isi
Kata Pengantar............. ............................................................ .................i Ringkasan Eksekutif. ...... . . ................................... .......................................ii Abstrak
. . . ..................................................... ................................................................. ......
.iv
Daftar Isi................................. . . .......... .................................................... v Daftar Tabel ...... ........................................... ....... . . ............... ........................ vi
i
Daftar Gan1bar. . . ........ ........................................... ...................... ................... vii' Daftar Lanlpiran .......... . . . . .................. . . . . . . . . . . . .... ................. . . . . . . . . . . . . ........... viii I.
Pendahuluan.......... . . . . . . .................... .............................. ............ . . . . ... 1
IL
Tinjauan Pustaka.......................... ....................... ......... . . .. . . ..... . . . . . ..... 1
III.
Tujuan dan Manfaat Penelitian III. I
Tujuan Penelitian .
!II.2
!vlanfaat Penelitian
..
... . . .
.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .
...... . . . . . . . . . . . . . .
. . .
. . . . .
.
. . . .
. . .
....
.
. . . . .
.
. . . . . . . .
.
.
.4
. . . . .....
.
4
. . . . . . . . ....
IV.
Metode Penelitian
V.
Hasil. ........................................................ .............. . . ........ .... ....... 10
VI.
Pembahasan ............ . . . . ................................... . . . . . ..... ........... ..........15
VII.
Kesimpulan.............................. ......... . . . . . . . . . ...... ............. . . . .............. 18
VIII.
Ucapan Terirna Kasih ........... ...... . . . . . ..... .............................................. 1 �
IX.
Daftar Kepustakaan. . ...... . . . . . ..... . . . . . . .................... ......... .......... . . .. . . . . . . . 18
Daftar Tabel Tabel 1. Karakteristik Balita dengan Diare Tabel 2. Gejala Klinis Balita dengan Diare
....................... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..........
11
12
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ........... . . . . . . . . . . . . . . . . . ......... . . . . . . . .
i
Tabel 3. Pemeriksaan Laboratorium di Rumah Sak it Peny. Infeksi Sulianti Saroso
11
Tabel 4. Diagnosis Balita dengan Diare
15
... . . . . . .
Tabel 5. Terapi Balita dengan Diare
.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
......... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
16
Daftar Gambar
Gambar 1. Derajat Dehidrasi Balita Penderita Diare Gambar 2. Lama Perawatan Balita Diare di RSPI.. Garnbar 3. Luaran Balita dengan Diare di RSPI..
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
.
. . . . . . . . . . . ..
.
.......
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .... . . . . . ...........
. . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
13 16
17
Daftar Lampiran
1. Persetuj uan Etik (Ethical Approval) 2.
Surat Rekomendasi Penelitian dari Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kemendagri RI
3.
Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso
4.
Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Bekasi
5. Lembaran Pengesahan Laporan Risbinkes 6.
Formulir Pengumpulan Data
I.
Pendahuluan Diare adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada balita.1 Di dunii,
sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, sebagian besar kematiar;i tersebut
terjadi di negara
berkembang.2
WHO
memperkirakan
1,87
juta balita
meninggal karena diare di negara berkembang pada tahun 2003, 8 dari 1 0 kematian anak pada umur kurang dari
2 tahun. Rata-rata anak usia kurang dari 3 tahun di negara
berkembang mengalami episode diare 3 kali dalam setahun.3 Walaupun telah terjadi penurunan mortalitas di dunia, diare masih menyumbang lebih dari 2 juta kematian perhari dan berhubungan dengan rusaknya perkembangan fisik dan kognitif di negara:. negara dengan sumber daya terbatas.4 Di Indonesia, sampai saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehat..1n masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke tahun.2 Hasil survei subdit diare menunjukkan angka kesakitan diare semua umur cenderung meningkat yaitu dari 30 1 / 1 000 pada tahun 2000, 374/ 1000 pada tahun 2003, dan 423/1000 pada tahun 2006. Sedangkan, angka kematian diare pada
balita
merupakan
adalah
75,3/1 00.000, dan
pada
semua
umur
23,2/100.000.
5
Diare
penyebab kematian nomor empat ( 1 3,2%) pada semua umw· dalam
kelompok penyakit menular, pada bayi post-neonatal sebagai penyebab kematian utama
6 (3 1 ,4%), dan pada balita (25,2%). Saat ini mikroorganisme penyebab diare akut telah banyak dii
Mikroorganisme penyebab diare beragam sehingga pembuat kebijakan dan dokter perlu menentukan pendekatan diagnostik yang efektif dan efisien.13 Oleh sebab itu, pola diare dan pengobatannya pada pasien balita di rumah sakit dan puskesmas perlu diteliti.
II.
Tinjauan Pustaka Pola diare dan terapinya pada pasien-pasien anak di fasilitas-fasilitas kesehatan
sangat beragam. Walaupun beragam, namun ada pengelompokan tertentu pada diare yang dapat membantu untuk menentukan jenis diare. Pengelompokan tersebut dapat ditentukan
berdasarkan gejala
klinis dan pemeriksaan
penunjang.
Secara
klinis,
umumnya diare dibagi berdasarkan tingkat dehidrasi, lama diare, dan ada tidaknya I
1
7 darah dalam tinja. Dari pemeriksaan penunjang, diare dapat didiagnosis berdasarkan etiologi yang dapat ditemukan dari pemeriksaan tersebut. 5 Perkembangan pengobatan dan peningkatan populasi saat ini kemungkinan mengalami perubahan. Perubahan pengobatan tersebut dapat meliputi jenis terapi yang diberikan maupun lama pemberian terapi, sedangkan populasi yang meningkat dapat mengakibatkan pola gejala klinis dan diagnosis yang berbeda pula. Terapi rehidras� oral direkomendasikan untuk semua umur dan untuk semua etiologi diare. Beberapa kondisi membatasi penggunaannya. Pada anak-anak dengan syok, pemberian cairan oral merupakan kontraindikasi untuk melindungi jalan napas yang terganggu. Pada pasien dengan ileus abdominal, tidak boleh diberikan cairan oral sampai bunyi usus terdengar. Cairan oral juga tidak diberikan pada intususepsi intestinal yang dapat terjadi bersama dengan diare, termasuk diare berdarah. Evaluasi radiografi dan bedah dipergunakan apabila diagnosis intususepsi intestinal masih belumjelas.8 Virus merupakan penyebab predominan diare akut Cantara lain: rotavirus, astrovirus, enteric adenovirus, norovirus, dan sapovirus). Oleh karena itu penggunaan antimikroba rutin untuk perawatan diare meningkatkan biaya pengobatan dan dapat mengakibatkan resistensi mikroba. 8 Diare yang berhubungan dengan antibiotik adalah diare akibat komplikasi pemberian antibiotik yang berlebihan. Frekuensinya dapat tinggi (26-60%) selama wabah di rumah sakit atau moderat ( 1 3-29%) selama periode endemik, dan relatif jarang pada rawat jalan (<0,1 %). Faktor risiko diare yang berhubungan dengan antibiotik meliputi antibiotik spektrum luas, faktor inang (umur, status kesehatan, gender), lama perawatan, dan paparan terhadap patogen nosokomial. Diare yang berhubungan dengan antibiotik biasanya terjadi 2-8 minggu setelah paparan antibiotik sebagai hasil dari gangguan mikroflora intestinal. Salah satu peran dari flora intestinal adalah sebagai pelindung yang mencegah kolonisasi dari patogen intestinal. Tanpa perlindungan tersebut, pasien menjadi rentan terhadap infeksi patogen oportunistik. Terapi terbaru diare yang berhubungan dengan antibiotik masih sangat terbatas. Strateginya
adalah
dengan
menghentikan
antibiotik
yang
menyebabkan
diare,
membatasi penggunaan antibiotik risiko tinggi dan penggunaan antibiotik spesifik pada 9 etiologi yang diketahui. Kebanyakan
penyakit
diaire
adalah
self-limiting atau viral, dan hampir
setengalmya hanya bertahan kurang dari satu hari, oleh karena itu pemeriksaan
2
mikrobiologi biasanya tidak diperlukan bagi pasien yang mengalami diare selama kurang dari 24 jam, kecuali pasien tersebut dehidrasi atau demam atau ada darah atau 4 nanah pada tinjanya. Loperamide, obat antimotilitas pilihan untuk orang dewasa', menghambat peristaltik intestinal dan mempunyai efek antisekretorik, tapi tidak seperti opiat lainnya (seperti kodein,
diphenoxilate,
dan
paregoric),
obat ini tidak menembus
system saraf dan tidak berpotensi menyebabkan adiksi. Apabila digunakan dengan antibiotik pada
traveler's diarrhea
atau disentri basiler, obat ini dapat mengurangi
durasi dari diare selama satu hari. Karena agen antimotilitas dapat memperpanjang demam pada penderita shigellosis, megakolon toksik pada pasien dengan infeksi
Clostridium difficile,
dan sindrom hemolitik uremik pada anak yang terinfeksi dengan
shiga toxin yang memproduksi E.
coli,
obat-obat ini harus dihindari pada pasien
dengan diare berdarah atau diare yang dicurigai dengan Walaupun tidak seefektif loperamid,
inflammatory.4
bismuth subsalicylate
dapat menurunkan
output tinja pada anak-anak atau gejala diare, mual, dan nyeri abdomen pada pasien dengan
traveler's diarrhea. Bismuth subsalicylate
dapat menurunkan secara signifikan
median durasi penyakit norovirus dari 27 jam menjadi cukup dari
20 jam. Tidak ada data yang
uji klinik untuk mendukung penggunaan adsorbent seperti kaolin-pektin,
charcoal teraktivasi, dan attapulgite. Bukti ilmiah yang sangat terbatas, keuntungan klinis yang terbatas, dan kekhawatiran tentang toksisitas dari obat antidiare, pedoman 4 tata laksana diare pada anak tidak: menyarankan penggunaan obat-obat tersebut. Suplementasi zinc untuk .profilaksis telah . terbukti menurunkan diare dan penyakit pernapasan pada anak:-anak di banyak negara berkembang serta mengurangi 10 11 durasi dan tingkat keparahan diare ak:ut dan persisten. • Diare nosokomial sering tidak diketahui pada pasien-pasien di mmah sakit. Bahkan apabila di tes secara spesifik sekali pun, hal ini umumnya dipertimbangkan hanya sebagai ak:ibat dari diet enteral yang menyebabkan infeksi gastrointestinal. Faktor risiko lainnya yang mungkin menyebabkan pasien mengalami diare bahkan 12 sering tidak dipertimbangkan. Saat ini mikroorganisme penyebab diare akut telah banyak diidentifikasi. Mikroorganisme penyebab diare beragam sehingga pembuat kebijakan dan dokter perlu menentukan pendekatan diagnostik yang efektif dan efisien. 13 Oleh sebab itu, pola diare dan pengobatannya pada pasien balita di rumah sakit dan puskesmas perlu diteliti.
III.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 3.1 Tujuan Penelitian 3.1.1 Umum Menggambarkan pola diare dan terapinya pada pasien balita di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso dan Puskesma � Bantar Gebang Bekasi.
3.1.2 Kliusus 3.l.2 . l .
Menentukan
pola
diare
pada
pas1en
balita
berdasarkan
karakteristik penderita, gejala klinis, jenis diare dan terapi yang diberikan di rumah sakit dan puskesmas.
3 . 1.2.2.
Menghitung lama perawatan diare pada pasien balita yang dirawat di rumah sakit.
3.1.2.3.
Menilai
clinical outcome
diare pada pasien balita yang
dirawat di rnmah sakit.
3.2. Manfaat Penelitian
3.2.1 Manfaat bagi Rumah Sakit dan Puskesmas Sebagai umpan balik tata laksana diare pada balita yang telah dilaksanakan. 3.2.2.
Manfaat bagi Program Pengendalian Diare Sebagai
masukan
perbaikan
atau
pengembangan
pedoman
penatalaksanaan diare pada balita.
3.2.3 Manfaat bagi Pendidikan/Keilmuan-Peneliti Data hasil penelitian dapat dipakai sebagi acuan untuk penelitian diare selanjutnya.
4
IV.
Metode 4 . 1 . Kerangka Konsep Karakteristik Balita Penderita Diare -
Umur
-
Jenis kelamin
-
Pekerjaan orang tua
-
Alam at
+
Gejala Klinis
Diagnosis
Riwayat penyakit .
lama sakit
-
frekuensi bab
-
konsistensi
-
warna dari tinja
-
adakah lendir atau darah
f--..+
-
-
Diare dengan dehidrasi ringan
-
Diare dengan dehidrasi sedang
-
Diare dengan dehidrasi berat
-
Diare persisten/kronik
-
Diare berdarah Kolera
-
Symptom/ keluhan
Terapi
Diare dengan komplikasi
i---.
-
: -L��� P��;�;ta_n_ - : --
Akut (kurang dari 14
Cairan oral dan atau parenteral
-
Antibiotik
-
Antidiare
-
Antispasmodik
hari)
Kronis (lebih dari 14 hari)
I I I I
-- - - - - -
,
I I
- - - - - - - - - - - - - - - - -- �
-------,
I I
..-..I I
--
: Clinical Outcome
: :
Sembuh -
Meninggal
-
Dirujuk
muntah
-
tidak mau makan atau minum
Sign/ tanda -
D-
kesadaran tanda-tanda dehidrasi
-
t
,- - - - - - - - - - - -
: Etiologi Diare
---
,
-
:
lntoleransi laktosa ' I I
lnfeksi Komplikasi penyakit lain I
--------------
-- �
5
Puskesmas & Rumah Sakit
-,
I I I I I I l-----·
-- - - - ,
=
=
,
I I L---------------�
panas
-
:
Rumah Sakit
Pada penelitian ini, data berasal dari rekam medis di RSPI Sulianti Saroso dan Puskesmas ;
Bantar Gebang Bekasi. Data yang dikelompokkan meliputi: 1.
Karakteristik balita penderita diare yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan orang tu� dan alamat.
2.
Gejala klinis balita penderita diare meliputi riwayat penyakit, symptom/keluhan, dan sign/tanda.
3.
Etiologi diare dapat merupakan intoleransi laktosa, infeksi, komplikasi penyakit lain.
4.
Diagnosis dapat merupakan diare dengan dehidrasi ringan, diare dengan dehidrasi sedang, diare dengan dehidrasi berat, diare berdarah, kolera, diare dengan komplikasi berat.
5.
Terapi meliputi diet makanan; cairan oral atau parenteral; obat antibiotik, antidiare, dan atau antispasmodik.
6.
Lama perawatan dikelompokkan pasien yang dirawat < 14 hari (akut) dan pasien yang dirawat � 14 hari (kronis).
7.
Clinical outcome meliputi jumlah pasien balita yang sembuh, meninggal atau dirujuk ke fasilitas kesehatan yang tinggi tingkatannya.
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
dilakukan pada tahun 2012 di
RSPI
Sulianti Saroso
dan
Puskesmas Bantar Gebang Bekasi. Lama penelitian 8 bulan. Kedua fasilitas kesehatan yang berbeda tingkatan dipilih untuk melihat keragaman pola diare. RSPI Sulianti Saroso merupakan rumah sakit rujukan penyakit infeksi termasuk diare,
sehingga
Indonesia,
dapat menggambarkan penatalaksanaan diare yang baku di
sedangkan
Puskesmas
Bantar
Gebang
Bekasi
dipilih
untuk
menggambarkan keragaman pola dan terapi diare pada daerah di luar jakarta yan� karakteristiknya mirip dan dekat dengan tempat pembuangan sampah akhir Bantar Gebang sehingga daerah tersebut kemungkinan adalah daerah berisiko untuk terjadinya diare.
4.3 .Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian retrospektif.
4.4. Desain Penelitian Desain penelitan yang digunakan adalah desain deskriptif analitik.
4.5. Populasi Semua rekam medis balita yang dirawat inap dan atau dirawat jalan di RSPI Sulianti Saroso clan dirawat jalan di Puskesmas Bantar Gebang Bekasi.
4.6. Sampel Semua rekam medis balita dengan diare yang dirawat inap dan/atau dirawat jalan di RSPI Sulianti Saroso dan dirawat jalan di Puskesmas Bantar Gebang Bekasi pada tahun 201 1 .
4. 7. Besar sampel Semua kasus balita dengan diare yang berobat di rumah sakit dan puskesmas (purposive sampling) pada tahun 201 1 .
4.8. Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah karak.teristik balita, gejala klinis, etiologi, diagnosis, terapi, lama perawatan, dan outcome.
4.9. Instrumen dan cara pengumpulan data
Instrumen
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
fo11i1ulir
pengumpulan data karakteristik, gejala dan tanda klinis, etiologi, diagnosis, terapi, dan clinical outcome dari balita penderita diare. Cara pengumpulan data adala4 dengan Mengumpulkan data semua balita kemudian memilih data balita penderita diare.
4.10. Manajemen dan Analisis Data Setelah data dikumpulkan, dilakukan verifikasi, editing, dan cleaning data. Data juga dikoding menurut masing-masing variable, kemudian dilakukan entri data menggwrnkan program, setelah itu dilakukan analisis dengan rnenggunakan analisis univariat. Setelah ada hasilnya, analisis disajikan dalam bentuk tabel 1 bagan, dan diagram.
7
4. 1 1 Definisi Operasional No. I.
Variabel
Umur
Definisi
Cara Pengukuran
Jelas
Data diperoleh dari
1 . < I tahun
rekam medis
2. I - 2 tahun
Kategori
3. 3 - 4 tahun 2. .)"I .
Jenis kelamin
Jelas
Pekerjaan
Jelas
orang tua
Data diperoleh dari
I.
rekam medis
2. Perempuan
Data diperoleh dari
1 . Tidak bekerj a
rekam medis
2. Pegawai Swasta
; I
Laki-laki
3. PNS 4. Pedagang 4.
5.
Alamat
Lama sakit
Jelas
Data diperoleh dari
1.
Urban
rekam medis
2.
Rural
Jangka waktu pasien
Data diperoleh dari
1 . < 1 4 hari
merasa sakit sebelum
rekam medis
2. � 1 4 hari
datang ke fasilitas kesehatan
7.
Konsistensi
Kepadatan tinj a pada
Data diperoleh dari
1 . Cair
tinja
saat pasien buang air
rekam medis
2. Lembek
Warna tinja pada saat
Data diperoleh dari
I.
pasien buang air
rekam medis
2. Hitam
besar
8.
Wama tinja
besar 9.
Lendir
Normal
3. Putih
Cairan kental yang
Data diperoleh dari
I.
keluar pada saat
rekam medis
2. Tidak ada lendir
Ada lendir
buang air besar 10.
Darah
Jelas
I. Ada darah
2. Tidak ada darah 1 1.
Panas
Suhu tubuh sesuai
Data diperoleh dari
1. s 37,5° c
derajat celcius
rekam medis
2.
8
>
37,5° c
1 2.
Tidak mau
Jelas
Data diperoleh dari
makan atau
rekam medis
mmurn
13.
Kesadaran
14.
Tingkat kesadaran
Data diperoleh dari
1.
pas1en
rekam medis
2. Sopor
Koma
3.
Stupor
4.
Apatis
5.
Compos mentis
Tanda-tanda
Tanda-tanda klinis
Data diperoleh dari
1 . Dehidrasi Berat
dehidrasi
yang menunjukkan
rekam medis
2.
dehidrasi
Dehidrasi Sedang
3.
I
Dehidrasi Ringan
4. Normal 15.
Intoleransi
Ketidakmampuan
Data diperoleh dari
laktosa
tubuh w1tuk
rekam medis
1.
Intoleransi laktosa
2. Normal
mencerna laktosa pada susu 16.
17.
24.
Infeksi
Kolonisasi dari
Data diperoleh dari
1.
organisme patogen
rekam medis
2. Bakteri
Parasit
dala..11 tubuh
3.
penderita
4. Normal
Virus
Komplikasi
Penyakit lain non
Data diperoleh dari
1.
penyakit lain
diare yang
rekam medis
2. Malnutrisi
Cairan
Infeksi
menyebabkan diare
3. Intoksikasi
pada balita
4. Normal
Cairan yang
Data diperoleh dari
1.
diberikan kepada
rekam medis
2. Parenteral
pasien
9
Oral
Obat-obatan
26
Zat yang dapat
Data diperoleh dari
1 . Antibiotik
membunuh atau
rekam medis
2. Antidiare
3. Antispasmodik
menghambat pertumbuhan bakteri
Lama Sakit
29
'
Terjadi dalam jangka
Data diperoleh dari
1 . Akut
waktu kurang dari 14
rekam medis
2. Kronis
Kembalinya kondisi
Data diperoleh dari
1 . Sembuh
tubuh kepada
rekam medis
2. Dirujuk
:
hari Outcome
31
keadaan yang normal
3. Meninggal
I
setelah terkena penyakit
V.
Hasil
Pengumpulan data rekam medis Balita Diare selama tahun 201 i dilakukan selama enam minggu, yaitu empat minggu untuk fasilitas Rumah Sakit Sulianti Saroso dan dua minggu untuk fasilitas Puskesmas Bantar Gebang. Perbedaan dalam waktu pengumpulan data ini, dikarenakan pelacakan rekam med is di Ru mah Sakit lebih sulit jika dibandingkan dengan Puskesmas. Dari hasil pelacakan tersebut, sebanyak 236 rekam medis berhasil diperoleh di RSPI, sedangkan 303 rekam medis berhasil ditelusuri di Puskesmas Bantar Gebang. Seluruh rekam medis tersebut disertakan dalam analisis data pada penelitian ini. Umur balita diare yang ditemukan di RSPI mayoritas berada pada kelompok umur kurang dari 1 tahun (76.7%), sedangkan di Puskesmas Bantar Gebang mayoritas berada pada kelompok umur 1-2 tahun (47,5%). Jenis kelamin balita diare baik di RSPI maupun Puskesmas Bantar Gebang sedikit I
lebih banyak pada laki-Iaki dibandingkan perempuan (RSPI 58,9%, Puskesmas Bantar Gebang 52,8%). Karakteristik balita dengan diare dapat dilihat pada tabel I .
Tabel
1. Karakteristik Balita dengan
Karakteristik U
mu r
Diare
Rumah Sakit(n
< I tahun
1-2 tahun
tahun Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
Frekuensi(%) =
Puskesmas(n 303)
236)
=
76,7
28,7
22,9
47,5
0,4
3-4
23,8 52,8
58,9
47,2
41, l
Gej ala klinis yang ditemukan dari catatan rekam medis balita dengan diare di RSPI dan Puskesmas Bantar Gebang dapat dilihat pada Tabel 2 .. Mayoritas balita dengan diare yang dirawat di RSPI mempunyai onset gejala kurang dari 14 hari (97%), terhitung dari mulai timbulnya gej ala sampai dengan datang berobat ke RSPI. Sedangkan di Puskesmas data mengenai onset ini hampir tidak tercatat di dalam rekam medis (9 1 . 7%). Di RSPI umumnya pasien mengeluhkan frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari 3x sehari (92,4%), sedangkan di Puskesmas sebanyak 64,7% rekam medis tidak mencantumkan frekuensi BAB dari pasien balita penderita diare, dan sisanya kebanyakan mengeluhkan frekuensi BAB kurang dari 3x sehari (29.7%). Data wama tinja, tidak tersedia hampir setengah dari dari rekam medis (41 .9%) tidak tersedia di RSPI, dan di Puskesmas Bantar Gebang seluruh rekam medis tidak mencantumkan data tersebut. Setengah dari jumlah rekam medis di RSPI memperlihatkan bahwa tidak ditemukan lendir atau darah di dalam tinja balita penderita diare, sementara di Puskesmas hampir semua rekam medis tidak mencantumkan hal tersebut. Gejala panas atau demam ditemukan pada mayoritas balita dengan diare di RSPI, sementara data di Puskesmas yang mencantumkan gej ala panas atau demam hanya 22.7%, selebihnya tidak ditemukan catatan dalam rekam medis. Tiga perempat kasus (75.4%) balita dengan diare yang datang ke RSPI juga mengalami muntah, sementara 80.9% di Puskesmas .
I
rekam medis tidak mencantumkan adanya muntah atau tidak. Lebih dari separuh (60,6%) balita dengan diare di RSPI tidak mengalami masalah dalam hal nafsu makan dan minum, sedangkan di Puskesmas data pada rekam medis tidak menjelaskan hal tersebut. Rincian mengenai gejala klinis yang ditemukan pada pasien balita penderita diare dapat dilihat dari Tabel 2
11
Tabel 2. Gejala Klinis Balita dengan Diare Gejala Klinis
Frekuensl (%) Rumah Sakit (n
=
236)
Puskesmas (n
=
303)
Onset Gejala 7,9
$ 14 Hari
97
14 Hari
1,3
0,3
1,7
91,7
92,4
29,7
>
Tidak Tersedia Data Frekuensl BAB <
3 ka li sehari
� 3 kali sehari
Tidak Tersedia Data
2,1
5,6
5,5
64,7
Warna Tinja Putih
0,4
0
Kuning-Hijau
16,5
0
Kuning-Coklat
41,1
0
Tidak Tersedia Data
41,9
100%
Ya
36,4
2,6
Tidak
50,0
2,3
Tidak Ada Data
13,6
95,0
Ya
80,1
22,7
Tidak
16,9
0
Tidak Tersedia Data
3,0
70,3
Ya
75,4
15,2
Tidak
21,6
4,0
3,0
80,9
Ya
22,9
1,0
Tidak
60,6
0,7
Tidak Tersedia Data
16,5
98,3
Lendir/Darah dalam Tinja
Panas
Muntah
Tidak Tersedia Data Tidak Mau Makan/Minum
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang tercantum dalam rekam medis, di kategorikan tanda dehidrasi, yaitu dehidrasi berat, sedang, ringan dan tidak ada dehidrasi. Data yang diperoleh mengenai derajat dehidrasi ini disajikan pada Gambar 1 . Dari bagan tersebut, Puskesmas Bantar Gebang tidak tercantum data mengenai deraj at dehidrasi sebagai tanda klinis pada balita penderita diare. Sedangkan di RSPI sebagian besar data yang ditemukan adalah balita penderita diare tersebut mengalami dehidrasi sedang, yaitu sebanyak 8 1 .8%. Hanya 6.4 % yang mengalami dehidrasi ringan, 4.2 % mengalami dehidrasi ringan dan 3. 8 % tidak mengalami dehidrasi. Pemeriksaan
laboratorium
merupakan
sarana
penunJ ang
untuk
menegakkan diagnosis serta sebagai pertimbangan dalam menentukan terapi yang tepat. Pada diare, pemeriksaan laborato rium yang sering dilakukan dan mempunyai arti penting adalah pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan
12
elektrolit. Pada penelitian ini, data rekam medis pada Puskesmas Bantat Gebang tidak merekam adanya suatu pemeriksaan laboratorium, sedangkan dj Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, data
mengenai pemeriksaan
laboratorium dapat kami peroleh. Data-data tersebut disajikan dalam Tabel 3.
1
100 90
81,8
80 70 60
• Berat
so
• Sedang
40
• Ringan I
30
• Tidak Ada Dehidrasi
20
• Tidak Ada Data
10
0
0
1
0,7
0,7
Puskesmas Bantar Gebang
RSPI
Derajat Dehidrasi Gambar 1. Derajat Oehidrasi Balita Penderita Dia re
Hasil pemeriksaan darah rutin di RSPI, basil terbanyak adalah jumlah leukosit yang normal (58%) dan kadar hemoglobin yang dibawah nilai normal (52.5%). Pada pemeriksaan elektrolit, kadar Natrium, Kalium dan Chlorida pada balita penderita diare tersebut cenderung normal (Na 73.6%, K 69.9%, Cl 90.2%).
13
label 3. Pemeriksaan Laboratorium di Rumah Sakit Peny. lnfeksi Sulianti Saroso
Pemeriksaan laboratorium
Frekuensi (%) Rumah Saklt (n
=
236)
Darah Rutin Leukosit Normal
58,0
Diatas Nilai Normal
40,6
Dibawah Nilal Normal
1,3
Hemoglobin 46,2
Normal Diatas Nilal Normal
1,3
52,5
Dibawah Nilai Normal Elektrolit Natrium Normal
73,6
Diatas Nilai Normal
4,9
Qibawah Nilai Normal
21,5
Kalium Normal
69,9
Diatas Nilai Normal
2,5 27,6
Dibawah Nilai Normal Chlorida Normal
90,2
Diatas Nilai Normal
6,7
Dibawah Nilal Normal
3,1
Diagnosis diare dapat ditegakkan berdasarkan lamanya diare (durasi), derajat dehidrasi dan berdasarkan gejala khas. Penegakkan diagnosis dengan pengelompokan seperti ini dapat terlihat pada data di RSPI, sedangkan di Puskesmas Bantar Gebang hampir seluruh data tidak memperlihatkan adanya pengelompokkan diagnosis. Mayoritas di RSPI adalah balita dengan diare akut atau lama diare tidak lebih dari 14 hari (94.5%) dan mengalami dehidrasi sedang (81 .4%). Hampir semua rekam medis tidak mencantumkan mengenai gejala khas diare.
14
Tabel 4. Diagnosis Balita dengan Diare Frekuensi (%)
Diagnosis
Rumah Sakit (n
=
236)
Puskesmas (n
=
303)
Berdasarkan Durasi Diare Akut
94,5
Diare Kronik Tidak Ada Data
3,3
0,8
0
4,7
96,7
Berdasarkan Derajat Dehidrasi Berat
5,5
0
Sedang
81,4
0,7 0,7
Ringan
5,5
Tidak Dehidrasi
3,8
0
Tidak Ada Data
3,8
98,6
Diare Berdarah
1,3
0,3
Diare dengan Komplikasi
1,7
0
94,5
97,7
Berdasarkan Gejala Khas
Tidak Ada Data
Terapi diare yang diberikan dapat merupakan cairan, antibiotik ataupun obat lainnya seperti probiotik, zinc dan juga anti diare. dapat
memperoleh
lebih
dari
satu
macam jenis
Balita dengan diare
terapi.
Terapi
cairan
dikelompokkan menjadi terapi cairan yang diberikan secara oral (rehidrasi oral), dan cairan yang diberikan secara parenteral (rehidrasi parenteral) atau yang biasa disebut infos. Cairan rehidrasi parentral dapat berupa Ringer Laktat dan/atau
KAEN
3B
ataupun
cairan
lainnya.
Data
puskesmas
tidak
memperlihatkan adanya pemberian rehidrasi parenteral, dikarenakan pasien diare di Puskesmas merupakan pasien rawat jalan. Umumnya rekam medis di RSPI mencatat pemberian oralit untuk rehidrasi oral, sedangkan di Puskesmas seluruh pasien balita diare mendapatkan oralit. Data di RSPI menunjukkan 75.8% balita dengan diare yang dirawat mendapatkan Ringer Laktat sebagai terapi cairan pada rehidrasi parenteral, 33.3% mendapatkan KAEN 3B sebagai cairan rehidrasi dan
lainnya mendapatkan
cairan lain seperti NaCl dan
Dextrose 5%. Jenis antibiotik yang paling banyak diberikan di RSPI adalah Cefotaxime
(46.3%),
sementara
di
Puskesmas
Bantar
Gebang
adalah
cotrimoksazol (95.2%). Hampir semua pasien (92.4%) di RSPI mendapatka� terapi prob iotik dan zinc. Penggunaan obat anti diare di RSPI sudah sangat minimal, yaitu hanya 1 .4% dari seluruh data yang terekam. Sementara di Puskesmas 78.5% menunjukkan pemberian obat anti diare untukbalita dengan diare. Rinciani data ini dapat dilihat pada Tabel 5 .
15
Tabel 5. Terapi Balita dengan Oiare Frekuensi (%)
Terapl
Rumah Sakit (n = 236)
Puskesmas (n
=
303)
Cairan Rehidrasi Oral
Oral it
74,1
ASI
100
22,2
PASI
0
14,8
0
4,4
0
Air Mineral Rehidrasi Parenteral
Ringer laktat
75,8
KAEN 38
0
33,3
0
Lainnya
5,1
0
Cotrimoxazol
33,6
Chloramphenicol
95,2
11,1
Amoxicillin
1,2
8,3
3
Cefotaxirne
46,3
Tetracycline
0
10,2
Gentamicin
0
9,4
0
Ceftriaxone
9,7
0
Lainnya
15,7
0,6
Antidiare
1,4
Probiotik
78,5
92,4
Zink
0
92,4
22,8
Antibiotik
Obat Lainnya
Pasien balita diare di Rumah Sak.it Penyakit Infeksi Sulianti Saroso mayoritas menjalani perawatan selama 3 sampai dengan 7 hari (73.6%). Hanya kurang dari 1 % pasien yang menjalani perawatan selama lebih dari 1 4 hari. Hal ini terlihat pada gambar 2.
70 60
• < 3 hari • 3 s/d 7 hari
• 8 s/d 14 hari • > 14 hari
20 ...._ _ _ _ 10
-+----
0,9
0 -+----
Lama Perawatan
Gambar 2. Lama Perawatan Balita Diare di RSPI
;
Balita dengan diare yang dirawat umumnya sembuh, yaitu sebanyak 87.8%. Hanya 0.4% dari seluruh rekam medis yang dikumpulkan, yang mengatakan pasien meninggal (0.4%), dan sebanyak 1 1 .8% tidak dapat diketahui hasil akhirnya dikarenakan pulang paksa dari Rumah Sakit.
Lua ran
• Pasien Sembuh • Pasien Meninggal • Pasien Pulang Paksa
Gambar 3. Luaran Balita dengan Diare di RSPI
VI.
Pembahasan
Mayoritas balita penderita diare di rumah sakit dan puskesmas berumur kurang dari 2 tahun. Di rumah sakit 76,7% pada kelompok umur kurang dari 1 tahun dan di Puskesmas 47,5% pada kelompok umur 1-2 tahun, perbedaan kelompok umur ini dapat terjadi karena anak-anak berumur kurang dari 1 tahun masih terbatas pelayanannya di puskesmas. Kebanyakan penyebab infeksi diare pada anak dapat sembuh sendiri tanpa diobati. Penanganan utama dari penyebab viral dan bakterial bersifat supportif dengan cara mengatasi dehidrasi dan defisit elektrolit dan mengatasi komplikasi sekunder yang terjadi karena cedera mukosa. Terapi antibiotik direkomendasikan hanya untuk beberapa penyebab bakterial dan parasitik. 7 Untuk mengetahui adanya peradangan pada usus, spesimen tinja harus I
diperiksa lendir, darah dan lekosit. Adanya Lekosit pada tinja menunjukkan I
adanya organisme invasif atau penghasil sitotoksin seperti shigella, salmonella,
17
C.
jejuni, dan
E.
coli invasif.
7
Pada penelitian ini didapatkan 29,5% lekosi�
pada tinja dari 54,7% kasus yang diperiksa tinjanya. '
Pada penelitian ini didapatkan pemberian terapi supportif cairan dJ rumah sakit sebagai terapi utama, sedangkan di puskesmas terapi cairart diresepkan pada 52% kasus. Pemeriksaan lekosit dalam darah dengan hasil positif ( 40,6% dari 94.9% kasus yang diperiksa) sebagai salah satu dasar untuk menentukan infeksi pada anak menunjukkan basil yang hampir sama besar dengan pemberian antibiotik di rumah sakit yaitu 50%,. Pemberian Zink untuk mengatasi cedera mukosa usus diberikan secara rutin di rumah sakit sebanyak
92,4% danjarang di Puskesmas sebanyak 22,8%. Gejala panas, muntah, BAB cair dengan Iendir/darah sebagai dasar dugaan infeksi ditemukan pada 22,7%, 15,2%, dan 1,2% kasus pada balita penderita diare di puskesmas terpaut cukup jauh dari pemberian antibiotik yang sebesar 54,8% kasus, namun kurang lengkapnya data menjadikan selisih ini tidak bisa dijelaskan. Sebuah studi melaporkan bahwa 85% balita diare di 5 provinsi mendapatkan antibiotik.
5
Kemungkinan alasan pemberian antibiotik
;
adalah mencegah infeksi lebih lanjut dikarenakan kondisi anak yang menurun I
akibat diare, ditambah lagi situasi di sekitar puskesmas yang merupakan tempa� pembuangan sampah akhir. Pemberian antidiare di rumah sakit selalu disertai dengan pemberian antibiotik, antibiotik mungkin diberikan untuk mengantisipasi risiko infeksi . lebih lanjut yang disebabkan oleh retensi bakteri penyebab diare. Sedangkan di puskesmas ada 40,3% pasien balita penderita diare yang diberi antidiare tanpa antibiotik, hal ini dapat men ingkatkan risiko diare menjadi kronis. Data pada rekam medis Puskesmas kurang lengkap, sehingga sulit bagi peneliti untuk mengidentifikasi beberapa variabel seperti jenis diare, gejal� panas, lendir darah dalam tinja dan derajat dehidrasinya. Ada rekam medis di puskesmas pada tahun 201 1 yang tidak bisa diakses, karena penyimpanan sulit untuk diketahui.
18
VII.
Kesimpulan dan Saran Diare akut adalah tipe diare yang paling sering terjadi pada Rumah Sakit. Kelompok umur kurang dari satu tahun paling sering menderita diare:. '
Terapi cairan adalah terapi utama untuk diare pada Rumah Sakit. Probiotik dan zink sebagai terapi untuk diare pada balita sering diberikan. Outcome pasien yang dirawat bagus. Kelengkapan
data
pada
rekam
medis
puskesmas
kurang
baik.
Kelompok umur "1-2 tahun" paling sering menderita diare di Puskesmas. Anti diare sering dipergunakan di puskesmas. Zinc dan probiotik masih jarang digunakan di puskesmas. Menyikapi hal ini perlu dilakukan pembaharuan dalam sistem rekam medis pasien. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah membuat daftar pertanyaan standar yang ditanyakan pada kasus diare, kemudian memperbantukan siswa perawat yang sedang menempuh pendidikan di puskesmas untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan diare kepada keluarga pasien sebelum atau sesudah pasien diperiksa. Hal yang juga penting adalah membuat dimensi lembar rekam medis menjadi lebih lebar dan panjang agar dapat menampung informasi lebih banyak. Perlu adanya pendidikan berkelanjutan untuk masyarakat, terutama tentang diare dan penanganannya. Perlu ada mata pelajaran di sekolah yang salah satu materinya membahas tentang diare sehingga diharapkan insidensi diare dapat lebih cepat menurun di masa yang akan datang.
VIII.
Ucapan Terima Kasih Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Tim Peneliti sehingga laporan ini berhasil disusun. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Kepala
Balitbangkes,
Kepala
Pusat Teknologi
Terapan
Kesehatan
dan
Epidemiologi Klinik, para Direktur beserta Kepala Instalasi Rekam Medik dan staf dari RSPI Sulianti Saroso, Kepala Puskesmas Bantar Gebang Bekasi, Pembina
RISBINKES,
serta
semua
pihak
lainnya
yang
membantu
terlaksananya penelitian ini. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan meridhoi hasil kerj a keras ini.
19
IX.
Daftar Kepustakaan 1 . Mitchell J. The Long-Term Association of Early Childhood Diarrhea with School Success: A Case Study from Pakistan. Journal of Education for International Development 2006; 2:2
2. Parashar UD, Hummelman EG, Breese JS, et al. Global Illness and Deaths
i
Caused by Rotavirus Disease in Children. Emerg Infect Dis 2003;9(5):65-
572 3. WHO. Pocket Book of Hospital Care for Children. Guidelines for The Management of Common Illnesses with Limited Resources. 200 5
4. Thielman NM, Guerrant RL. Acute Infectious Diarrhea. The New England Journal of Medicine 2004; 350: 38-47
5. Soenarto Y, et al. Buku pedoman pengendalian penyakit diare. Direktorat Jenderal Pengeudalian Penyakit dan Penyehatan Lingk:ungan. 20 10
6. BALITBANGKES. Laporan nasional riset kesehatan dasar. 2007 7. Bhutta ZA Acute Gastroenteritis in Children. Nelson Textbook of Pediatric 111 1 8 edition 2007; 337: 1272-1276 8 . Keusch GT, Fontaine 0, Bhargava A, et al. Diarrheal Diseases. Disease d Control Priorities in Developing Countries 2" edition 2006. Disesase Control Priorities Proj ect. 19: 371-388
9. Mc Farland LV. Meta-Analysis of Probiotics for the Prevention of Antibiotik Associated Diarrhea and the Treatment of Clostridium difficile Disease. American Journal of Gastroenterology 2006; 10 I : 8 12-822
10. Angelique Luabeya KA, Mpontshane N, Mackay M, et al. Zinc or Multiple Micronutrient Supplementation to Reduce Diarrhea and Respiratory Disease in South African Children: A Randomized Controlled Trial. PloS ONE
2007; 2 (6): 1 - 1 0 1 1 . Bhutta ZA, Bird SM, Black RE, et al. Therapeutic Effects of Oral Zinc in Acute and Persistent Diarrhea in Children in Developing Countries: Pooled Analysis of Randomized Controlled Trials. The American Journal of Clinical Nutrition 2000;72 : 1 5 1 6-1 522
12. Marcon AP, Gamba MA, Vianna LAC. Nosocomial Diarrhea in the Intensive Care Unit. The Brazi lian Journal of lnfectious Diseases
2006; 1 0(6):384-389
20
1 3 . Huicho L. Diagnostic Approach to Acute Infectious Diarrhea: The State of The Art. Bull. Inst. Fr. etudes andines 1995; 24 (2): 3 1 7-339 14. Subagyo B NB. Diare Akut. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. 2012:1 12-3.
21
K:Ei\1ENTERIAN l{ES EHATAN BA_D AN PENELITIAN DAN PENGEl'vfBANGAN KESEHATAN .la]an Percetaka11 Negara No. 29 Jakaita 10560 Kotak Pos 1226 Telepon: (02 1) 4261088 Faksimile: (02!) 4243933 ·
E-mail
[email protected], Website: http://www.litbang.depkes.go.id
PERSETUJUAN ETIK
(ETHICAL APPROVAL )
Nomor : 1<::c..o.LOY/c.c129� 1 1012..
Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan Sadan Litbang Kesehatan, setelah dilaksanakan pembahasan dan penilaian, dengan ini memutuskan protokol penelitian yang berjudul :
"Pola Diare dan Terapinya Pada Pasien Balita di Rumah Sakit Penyakit lnfeksi Sulianti Saroso dan Puskesmas Bantar Gebang Bekasi" yang mengikutsertakan manusia sebagai subyek penelitian, dengan Ketua Pe/aksana I Peneliti Utama
:
dr.
Armaji
Kamaludi Syarif
dapat disetujui pelaksanaannya. Persetujuan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan batas waktu pelaksanaan penelitian seperti tertera dalam protokol. Pada akh!r penelitian, laporan pela.ksanaan penelitian harus diserahkan kepada KEPK BPPK. Jika ada perubahan protokol dan I atau perpanjangan penelitian, harus mengajukan kembali permohonan kajian etik penelitian (amandemen protokol)_
Jakarta, :i.r
Ap,.;I Ketua
'.2.0'1
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBUK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KESATUAN BANGSA DAN POLITIK Jalan Medan Merdeka Utara No. 7 Tefp.(021) 3450038, Fax (021) 3454270, Jakarta, 10110
Jakarta,
.
Nornor
�
-
16
Mei 2012
'
Kepada
070/1 624.n.r
Gubernur DKI Jakarta dan Jawa Baral
Yth.
Lampiran
1 (satu) berkas
Perilla!
Rekomendasi Penelitian
u.p. Kepala Sadan Kesbangpol dan Linmas.
Dalam rangka memperlancar pelaksanaan kegiatan pe11elitian, bersama ·
1n1
terlampir
Tanggal
10
disampaikan
Rekomendasi
Penelitian
Nomor
070/1 547.DI
Mei 2012 atas nama dr. Armaji Kamaludi Syarif, dkk., dengan judul
proposal Pola Diare Dan Terapinya Pada Pasien Balita di Rumah Sakit Penyakit lnfeksi Su!ianti Suroso dan Puskesmas Bantar Gebang Bekasi di Provinsi DKI Jakarta dan ,lawa Barat, untuk dapat ditindaklanjuti. Demikian untuk menjadi maklum dan terima kasih.
Tembusan: Yth. Bapak Dirjen Kesbangpol, sebagai laporan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA . . REKOMENbASI PENEUTIAN NOMOR a.
Dasar
1.
2.
b.
.
"
' ..
.
. . .?.7.?/�.��.7.���- - .....
Peraturan Menteri Dalam Negeri Norn or 41 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri (Serita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 316), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 201 1 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dafam Negeri Nomor 41 Tahun 2010 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri (Serita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 168); Peraturan Menteri Da!am Negeri Nomor 64 Tahun 2011
tentang Pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian.
Menimbang
Surat Kepala Pusat
Teknologi Terapan
Kesehatan dan
Epidemiologi Klinik Sadan Penelitian dan Pengembangan . No mor Rf Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanggal 24 April 2012 Perihal TU05.02N.3/1 241/2012 Permohonan lzin Penelitian.
MENTER! DALAM NEGERf, memberikan rekomendasi kepada: a.
Nama/Obyek
dr. Armaji Kamaludi Syarif, dkk.
b.
Jabatan/Tempat/
Peneliti Utama/
ldentitas
No.
JI. Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10460/
KTP 3171081 304830000,
Telp. 021-4261088 pest 255;
08121 0967493; c.
Untuk
1 ) Melakukan penelitian, dengan proposal berjudul Pola Diare Dan Terapinya Pada Pasien Balita di Rumaf1 Sakit Penyakit lnfeksi Sulianti
Suroso
dan
Puskesmas
Bantar Gebang
Bekasi; 2) Lokasi penelitian: Provinsi OKI
Jakarta dan Jawa Bara!
(2 provinsi); 3) Waktu/Lama penelitian: Mei s.d. Oktober 2012 (6 bulan); 4) Anggota tim peneliti: Sari, S.Si. .
.
Syachroni, S.Si., dan Aniska Novita
.
bemikian rekomendasi ini dibuat untuk digunakan seperlunya.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI Prof. dr. SULIANTI SAROSO
Telo: (021) 6506559 Hunting, Fax: (021) 64014!
n. Sunter Permai Raya Jakarta Utara 14340
website:
www.rs-suliantisaroso.co1
email:
[email protected]
SURAT IZIN PENELITIAN Nomor:
�f . o� . 01 I vu.1 /1755 / P.011
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: dr. Toni Wandra, M.Kes, Ph.O
NIP
: 196112091990021001
Pangkat/Gol: Pembina Tk.I/ IV.b Jabatan
: Oirektur Utama
Memberikan izin penelitian kepada: Nama
: 1 . dr. Armaji Kamaludi Syarif sebagai Ketua Pelaksana 2. Syachroni, S.Si sebagai Peneliti 1
3. Aniska Navita Sari, S.Si sebagai Peneliti 2 lnstansi
: Balitbangkes Pusat TTK dan EK
Judul
: Pola Diare dan Terapinya Pada Pasien Balita di Rumah Sakit Penyakit lnfeksi Sulianti Saroso dan Puskesmas Bantar Gebang Bekasi
Dengan ketentuan yang bersangkutan memenuhi persyaratan yang telah disetujui. Demikian surat izin ini dibuat untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Jakarta, 24 Mei 2012
andra, M.Kes, Ph.D ��or.Ju 1 1 2091 990021001
.
, .
.
PErviERINTAH KOTA BEKASI DI NAS . KES EHATAN
Afarriat : JL. JENDRAL SUDIRMAN NO. 3 TELP. 8894728 BEKASI ·
Bekasi,<1- April 201�
Nomor Sifat Lampiran Hal
Kepada : 440/�o�/SDMK.es/IV/201 2 : Biasa .
Yth. Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Badan Litbang Kemen�rian Kesehatan di-
: Permohonan Izin Peneliti,an
RI
JAKARTA
Menindaklanjuti surat Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epideruiologi Kl.inik Badan Litbang Kementerian Kesehatan
R.I
nomot :
TU.05.02NI0900. tanggal 2 April 2012, hal Pennohonan Izin Penelitian, dengan ini karui sampaikan bahwa kami memberi izin kepada : . No
NAMA
JABATAN
..
1 2· 3
dr. Annaji Kamaludi Syarif Syachroni, S.Si Aniska Novita Sari, S.Si
Ketua Pelaksaba Peneliti 1 Peneliti 2
Untuk melaksanak:an penelitian pada tanggal 24 April s/d 16 Juni 2012 di UPTD Puskesmas Bantang Gebang Kota Bekasi. Berkenaan. dengan persetujuan di atas, maka yang bersangkutan diwajibkan menyerahkan basil ak:hir kegiatan berupa laporan ke Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Demikian, agar dapat dilaksanak:an dengan sebaik-baiknya dan penuh rasa tanggung jawabnya:.
DINAS KESEHATAN TA BEKASI
vt:g..DIJ?)1 ..a �1j(JRCHANDRANI. H, MARS K f>. mbina Utama Muda NIP. 19580224 198612 2 001
Tembusan : Yth. Kepala UPTD Puskesmas Bantang
Gebang.
LEMBARAN PENGESAHAN LAPORAN RISBINKES
POLA DIARE DAN TERAPINYA PADA PASIEN BALITA D I RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI SULIANTI SAROSO DAN PUSKESMAS BANTAR GEBANG BEKASI
lnstansi Pelaksana :
PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK
Dinyatakan telah melalui Proses Pembinaan Penyusunan Laporan Akhir, dan telah diperbaiki sesuai hasil pembinaan yang dilakukan pada hari Kamis, 29 November 20 1 2 .
Jakarta, 4 Desember 20 1 2 Ketua pelaksana Risbinkes
Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik
vL� Dr. Siswanto, MHP, DTM
dr. Armaji Kamaludi Syarif
NIP. 1 960052 7 1 98803 1 00 1
NIP. 1983041320 1 0 1 2 1002
Ketua Panitia Pembina Ilmiah
Dr. drg. Farida Soetiarto, MS NIP. 1 9600527 1 9 8803 1 00 1
No. Kuesioner D - 0 D 0 D
FORMULIR PENGUMPULAN DATA RISBINKES POLA DIARE DAN TERAPINYA PADA PASIEN BALITA Tgl Masuk Fasilitas Kesehatan: .........................
..
I. 1.
PENGENALAN TEMPAT
Nam a puskesmas I Rumah Sa kit
1.
D
Rumah Sakit Penyakit lnfeksi Sulianti Saroso
2.
Puskesmas Bantar Gebang Bekasi
II. IDENTITAS 1.
Nomor Rekam Medis
2.
Nam a
3.
Umur
4. 5.
6.
........th
Jenis Kelamin Pekerjaan Orang Tua
Alamat
1.
Laki-laki
2.
Perempuan
1.
Tidak bekerja
2.
Pegawai swasta
3.
PNS
4.
Pedagang
5.
Tidak tahu
....................................................
1.
< 1 th
2.
1-2 th
3.
3-4 th
D D D
1.
Urban
2.
Rural
3.
Tidak Tau
D
Ill. GEJALA KUNIS 1.
b.
Riwayat penyakit
Apakah sakit berlangsung lebih dari 14
1.
Ya
hari
2.
Tidak
3.
Tidak tahu
Apakah buang air besar berlangsung
1.
Ya
lebih dari 3 kali dalam 24 jam
2.
Tidak
3.
Tidak tahu
1.
Putih seperti air cucian
a.
c.
Bagaimana warna dari tinja
beras
d.
Adakah lendir atau darah di dalam tinja
-
-
--
- ·
-
·
2.
Kekuninga n/kehijauan
3.
Kehitaman
4.
Kuning kecoklatan
5.
Tidak tahu
1.
Ya
2.
Tidak
3.
Tidak tahu
D D D
D
1
No. Kuesioner D- D D D 0
a.
2. Symptom/keluhan Adakah panas
D
3.
Ya Tidak Tidak tahu
1.
Ya
D
1. 2.
b.
Adakah muntah
Tidak 3. Tidak tahu 1. Ya 2. Tidak 3. Tidak tahu 2.
c.
Apakah pasien tidak mau makan atau min u m Sign/Tanda Derajat dehidrasi
D
3.
a.
Be rat Sedang 3. Ringan 4. Tidak mengalami dehidrasi 5. Tidak tahu
D
1.
Ya Tidak 3. Tidak tahu
D
1.
D
1.
2.
4.
a.
Kotera Apakah buang air besar cair seperti air cucian beras?
2.
5.
a.
1.
Diare Persisten/Kronik Apakah pasien dirawat lebih dari 14 hari
Berdasarkan Derajat Dehidrasi
2.
IV. DIAGNOSIS 1. Diare dengan dehidrasi 2.
3. 4. s.
2.
Berdasarkan Durasi Diare
1.
2.
3.
3. Berdasarkan Gejala Khas
Ya Tidak
1.
2.
3.
4. s.
berat Dia re dengan dehidrasi sedang Diare dengan dehidrasi ringan Diare tanpa dehidrasi Tidak tahu Diare akut Diare persisten/kronik Tidak tahu Diare berdarah Kolera Diare dengan komplikasi Tidak tahu Lainnya ............
D
D D
2
No. Kuesioner 0 - 0 D D 0
V. ETIOLOGI 1.
1. Ya 2. Tidak
D
2.
Apakah dilakukan pemeriksaan tinja? (jika jawaban "tidak", lanjut ke no 3) Hasil Pemeriksaan tinja yang signifikan
a.
Bagaimana warna tinja hasil pemeriksaan
l.
Kuning
laboratorium?
2.
Coklat
D
b.
c.
d.
3.
Hijau
4.
Tidak diperiksa
Bagaimana konsistensi tinja menurut pemeriksaan
1.
Lembek/lunak
laboratorium?
2.
Ca ir
3.
Tidak diperiksa
1.
Entamoeba Hystolitica
2.
Amuba (kista)
Bakteri apa yang terdapat dalam tinja?
Komponen jamur apa yang terdapat dalam tinja?
e.
Komponen da:-ah apa yang terdapat dalam tinja7
f.
Adakah lemak di dalam tinja?
3.
Klebsiella (kista)
4.
Tidak ada/negatif
s.
Tidak diperiksa
1.
Jamur
2.
Spara Jamur
3.
Spara dan Hifa Jamur
4. s.
Tidak ada/Negatif Tidak diperiksa
1.
Lekasit
2.
Lekosit + Eritrosit
3.
Tidak ada/Negatif
4.
Tidak diperiksa
1.
Ada
2.
Tidak ada/Negatif
3.
Tidak diperiksa
3.
Apakah dilakukan pemeriksaan darah rutin? 1. Ya (jika jawaban "tidak", lanjut ke no 5) 2. Tidak 4. Hasil pemeriksaan darah rutin (terutama yang berhubungan dengan diagnostik) a. Lekosit 1. Normal 2. H ae moglob in
b.
Eosinofil
c.
d.
Hasil Abnormal Lainnya
5.
Apakah dilakukan pemeriksaan urin rutin? (j i ka jawaban "tidak" lanjut ke no 7)
.
.
-- - - -
Meningkat
3.
Menu run
1.
Normal
2.
Meningkat
3.
1.
Menurun Normal
2.
Meningkat
3.
Menu run
1.
Ya
2.
Tidak
1. Ya 2. Tidak
D D
D D D D D D D D D
3
No. Kuesioner 0- 0 0 0 0
6. Hasil pemeriksaan urin rutin yang signifikan 1.
Bakteri
a.
1.
Ada Tidak ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada Ada
2.
Tidak ada
2.
1.
Le kosit
b.
2.
c.
1.
Albumin
2.
d.
1.
Oarah
2. e.
Keton
f.
Spora/jamur
7.
Apakah dilakukan pemeriksaan elektrofit? (jika jawaban "tidak" lanjut ke no 9) Hasil pemeriksaan elektrolit yang signifikan a. Natrium
b.
Kalium
c.
Chlorida
9.
Apakah dilakukan pemeriksaan laboratorium yang lain? (jika jawaban "tidak" lanjut ke blok IV) 10. Pemeriksaan laboratorium lain nya a.
Tes Widal
b.
b.1.
pH
AGO (Analisis Gas
Darah)
b.2.
b.3.
b.4.
b.5.
1
---
HC03
PaC02
HC03a
Total C02
------
D D D D D
1. Ada 2. Tidak ada 1. Ya 2. Tidak
D
1.
Normal
2.
Meningkat
D
3.
Menu run
1.
Normal
2.
Meningkat
3. 1.
Menurun Normal
2.
Meningkat
3.
Menurun
D
D D
1. Ya 2. Tidak
D
1.
D
2.
Signifikan Tidak signifikan
1.
No rma l
2.
Meningkat
3.
Menuru n
1.
Normal
2.
Meningkat
3.
Menu run
1.
Normal
2.
Meningkat
3.
Menu run
1.
Normal
2.
Meningkat
3.
1.
Menu run Normal
2.
Meningkat
3.
Menu run
D D D D D
4
1
No. Kuesioner D - D D D 0
c.
b.6.
BE (vt)
1. Normal 2. Meningkat 3. Menurun
D
b.7.
02 Sat
1.
Normal
D
2. Men i ngkat 3. Menurun 1. Sign ifi kan 2. Tidak signifikan
C-reactive protein (CRP)
D
Vl.TERAPI 1. 2.
Apakah dilakukan rehidrasi oral? (jika jawaban "tidak" lanjut ke no 3) Jenis cairan rehidrasi oral
3.
Apakah dilakukan terapi cairan parenteral? (jika jawaban "tidak" lanjut ke no 5) 4. Jenis cairan rehidrasi parenteral a.
b. c.
d.
Ringer Lactat (RL)
Ya Tidak Oralit ASI
D
Ya 2. Tidak
D D
1. 2. 1. 2. 1.
1.
Ya
2.
Tidak
Nacl
1.
Ya
KAEN
2. Tida k 1. Ya
3A
KAEN 3 B
D
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
D D D
Apakah diberlkan antibiotik? 1. Ya (jika jawaban "tidak" lanjut ke no 9) 2. Tidak 6. Antibiotik yang diberikan (nama generik) a. Cotrimoxazol a.1 Apakah diberikan Co trimoxazo l 1. 2. a.2 Lama Pemberian 1. 2. 3. 4. a.3 Aturan Pakai/Dosis 1. 2. 3. s.
4.
D Ya Tidak < 3 hari 3 - 5 hari
D D
6 - 7 hari
>7
hari
Satu dosi s/ha ri Dua dosis/hari
D
Tiga dosis/hari Empat dosis/hari
5. Tidak tahu b. Cefotaxime
b.1
Apakah diberikan Cefotaxime
1. Ya 2. Tidak
b.2 Lama Pemberian
1. 2. 3. 4.
< 3 hari 3 - 5 hari 6 - 7 hari
>7
-· --
hari
D D
s
No. Kuesioner 0 - D D D D
b.3 Aturan Pakai/Dosis
c. Chloramphenicol
c.1 Apakah diberikan Chloramphenicol
1.
Satu dosis/hari
2.
Dua dosis/hari
3.
Tiga dosis/hari
4.
Empat dosis/hari
5.
Tidak tahu
1. Ya 2. Tidak
c.2 Lama Pemberian
D
4. 1.
Satu dosis/hari
2.
Dua dosis/hari
D
3.
Tiga dosis/hari
4. 5.
Tidak tahu
3.
d. Tetracyclin
d . 1 Apakah diberikan Tetracyclin
Empat dosis/hari
1. Ya 2. Tidak
d.2 Lama Pemberian
D
4. 1.
Satu dosis/hari
2.
Dua dosis/hari
D
3.
Tiga dosis/hari
4. 5.
Empat dosis/hari
3.
e. Metronidazole
e.1 Apakah diberikan Metronidazole
Tidak tahu
1. Ya 2. Tidak
e.2 Lama Pemberian
e.3 Aturan Pakai/Dosis
f. Amoxicillin
f.1 Apakah diberikan Amoxicillin
1.
< 3 hari
2.
3 - 5 hari
3.
4.
6- 7 hari > 7 hari
1.
Satu dosis/hari
2.
Dua dosis/hari
3.
Tiga dosis/hari
4.
Empat dosis/hari
5.
Tidak tahu
1. Ya 2. Tidak
f.2 Lama Pemberian
1.
<
3 hari
- 5 hari 3. 6 - 7 hari 4. > 7 hari f.3 Aturan Pakai/Dosis
D
< 3 hari 3 - 5 hari 6- 7 hari > 7 hari
1. 2.
d.3 Aturan Pakai/Dosis
D
< 3 hari 3 - 5 hari 6 - 7 hari > 7 hari
1. 2.
c.3 Aturan Pakai/Dosis
D
2.
3
1.
Satu dosis/hari
2.
Dua dosis/hari
3.
Tiga dosis/hari
4.
Empat dosis/hari
5.
Tidak tahu
· ··---
D D D
D D D
6
No. Kuesioner 0 - D D D D
g. Amoxicillin
g.1 Apakah diberikan Amoxicillin g .2 Lama Pemberian
g.3 Aturan Pakai/Dosis
h.
Ampicilli n
h.1
Apakah
diberikan Amoxicillin
1. Ya 2. Tidak 1. < 3 hari 2. 3 - 5 hari 3. 6 - 7 hari 4. > 7 hari 1. Satu dosis/hari 2. Dua dosis/hari 3. Tiga dosis/hari 4. Em pat dosis/hari 5. Tidak tahu 1. Ya
Tidak 1. < 3 hari 2. 3 - 5 hari 3. 6 - 7 hari 4. > 7 hari 2.
h.2 Lama Pemberian
h.3 Aturan Pakai/Dosis
1.
Satu dosis/hari
2. Dua dosis/hari 3. Tiga dosis/hari 4. Empat dosis/hari 5. 7.
8.
Apakah diberikan antidiare? (jika jawaban "tidak" lanjut ke no 12) Antidiare yang diberikan (nama generik)
10.
11.
Apakah diberikan antispasmodik? (jika jawaban "tidak" lanjut ke no 15) Antispasmodik yang diberikan
12.
Aturan pakai antispasmodik
13.
Apakah diberikan antasida? (jika jawaban "tidak" lanjut ke no
18)
Aturan pakai antasida
D D D
Tidak tahu
1. Kaolin Pektin 2. Attapulgite Pektin
D
1. 2. 3.
14.
D
D
4.
Aturan pakai antidiare
D
1. Ya 2. Tidak
3.
9.
D
1.
2.
Kaolin +
Attapulgite Loperamide Satu dosis/hari Dua dosis/hari Tiga dosis/hari Ya Tidak
D D
1. Papaverin 2. Hyoscine Butilbromide 1. Satu dosis/hari 2. Dua dosis/hari 3. Tiga dosis/hari 1. Ya 2. Tidak
D
1. 2.
D
3.
Satu dosis/hari Dua dosis/hari Tiga dosis/hari
D D
7
No. Kuesioner 0 - D 0 0 0
15.
Apakah diberikan probiotik? (jika jawaban "tidak" lanjut ke no
1. 2.
D
Ya Tidak
21)
16.
Jenis probiotik yang diberikan
17.
Aturan pakai probiotik
1.
LACTO
B
2.
L - 810
D
1.
Satu dosis/hari Dua dosis/hari Tiga dosis/hari Ya Tidak
D
< 10 hari 10 hari 1 1 - 14 hari Satu dosis/hari Dua dosis/hari Tiga dosis/hari
D
2.
3.
18.
Apakah diberikan zinc? (jika jawaban "tidak" lanjut ke blok VII) Lama zinc diberikan
19.
1. 2. 1. 2.
3. 20.
Aturan pakai zinc
1.
2. 3.
D
D
21. Obat lain yang diberikan
a. b. c.
d. e.
f. g.
h. i.
AINS Prokinetik Antikejang Antijamur Kcl Bicnat Anti alergi Expectorant
j.
Fe
k.
Roborantia
I. m.
n.
1
Kortikosteroid
Bronkodilator Suplemen
Oi uretik
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
1.
Ya
2.
Tidak
�· --
D D D D D D D D D D D D D D
8
No. Kuesioner D - D D D 0
1.
VII.
LAMA PERAWATAN (Khusus Pasien Rawat lnap)
Lama Perawatan
1.
2. 3.
4.
2.
Bagaimana keadaan pasien saat meninggalkan fasilitas kesehatan
1.
2. 3. 4.
3.
4.
Apakah diberikan terapi saat keluar dari perawatan? (jika jawaban tidak, maka kuesioner selesai) Tera pi yang diberikan
1. 2.
D
< 3 hari 3 - 7 hari 8 - 14 hari > 14 hari Sembuh Meninggal Dirujuk ke rumah sakit Pulang Paksa Ya Tidak .
.
..........
......
D
D ... .. . .
. .
9