Nama Rumpun Ilmu: Ilmu Susastra
LAPORAN AKHIR PENELITIAN PRATAMA
ANALISIS TINDAK TUTUR PERFORMATIF DALAM FILM NORTH COUNTRY KARYA NICKY CARO
TIM PENGUSUL Dr. Junaidi, S.S., M.Hum NIDN 1002127501(Ketua) Mohd Fauzi, S.S., M.Hum NIDN 1015037402 ( Anggota) Juswandi, S.S., M.A. NIDN 1020107001 ( Anggota ) Kegiatan penelitian ini dibiayai oleh APBF Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Berdasarkan Surat Perjanjian Nomor: 298/Unilak-06/B.07/2016
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU 2016
1
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN PRATAMA 1. Judul Penelitian 2. Bidang Ilmu 3. Ketua Peneliti a. Nama lengkap b. Jenis Kelamin c. NIDN d. Pangkat/Golongan e. Jabatan f. Fakultas/Jurusan g. Nomor HP h. E-mail i. Anggota Peneliti 1 i. Nama ii. NIDN iii. Fakultas j. Anggota Peneliti 2 i. Nama ii. NIDN iii. Fakultas 4. Lokasi Penelitian 5. Waktu Penelitian 6. Biaya 7. Sumber dana
: Analisis Tindak Tutur Performatif dalam Film North Country Karya Nicky Caro : Sastra/ Filsafat : Dr. Junaidi, S.S., M.Hum : Laki-laki : 10 02127501 : IV.c/ Lektor Kepala :: Ilmu Budaya/ Sastra Inggris : 08127600095 :
[email protected] : : Mohd. Fauzi, S.S., M.Hum. : 1015037402 : Ilmu Budaya : : Juswandi, S.S.,M.A. : 1020107001 : Ilmu Budaya : Fakultas Ilmu Budaya Unilak, Pekanbaru : 3 bulan : Rp. 2.500.000 : APBF Pekanbaru, 7 Juni 2016
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas lancang Kuning
Ketua Peneliti
Hermansyah, S.S., M.A. NIDN 1001016501
Dr. Junaidi, S.S., M.Hum. NIDN 1002127501
Menyetujui Plt. Ketua Lembaga Penelitian dan pengabdian Masyarakat ( LPPM) Universitas lancang Kuning
Dr. Ir. Eno Suwarno., M.Si NIDN. 1002086401
2
RINGKASAN ANALISIS TINDAK TUTUR PERFORMATIF DALAM FILM NORTH COUNTRY KARYA NICKY CARO
Tulisan ini menganalisis Tindak Tutur Performatif yang tergambar pada sebuah karya sastra berjudul North Country yang ditulis oleh Nicky Caro. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana tindak tutur yang digunakan oleh tokoh utama karya ini. Untuk mencapai tujuan itu, kajian ini menerapkan kajian pragmatik. Kajian ini menerapkan metode deskriptif analisis dimana hasil analisis akan dideskripsikan dengan jelas. Data yang diperoleh berupa deskripsi tentang tindak tutur performatif dalam film tersebut. Data-data yang diambil adalah percakapan tokoh utama dengan tkoh-tokoh lainnya. Hasil analisis disajikan dalam bentuk pernyataan dengan menggunakan kata-kata dan kalimat-kalimat serta tindakan-tindakan yang dilakukan oleh tokoh utama pada saat pertuturan berlangsung. Dari deskripsi yang dijabarkan akan memperlihatkan bagaimana tindak tutur yang digunakan oleh tokoh utama karya ini dalam menghadapi masalah-masalah yang menimpanya. Kata Kunci: North Country, Tindak Tutur Performatif, Film
3
SUMMARY ANALISIS TINDAK TUTUR PERFORMATIF DALAM FILM NORTH COUNTRY KARYA NICKY CARO This research analyzes Performative Speech Acts in the Film of North Country written by Nicky Caro. Thus, the objective of this analysis is to show and to analyze how the characters use the performative speech acts in this work. To reach that objective, this analysis applies pragmatics and performative speech acts to gain the data. In analyzing this research, the writer applies a descriptive analysis method in which the result of the analysis will be described clearly. The result is described by using the words, the sentences and the performances used by the main characters. The results shown that the main characters in the North Country use performative speech acts. Keywords: Performative Speech Acts, North Country
4
PRAKATA Puji sykur ke hadirat Allah STW karena dengan rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan kajian ini yang berjudul “Tindak Tutur Performative dalam film Notrh Country Karya Nicky Caro.” Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Universitas Lancang Kuning yang telah memfasilitasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian masyarakat Universitas Lancang Kuning dalam hal pengawasan dan pelaksanaan Tri dharma perguruan tinggi dan juga sebagai penyandang dana untuk kelancaran kajian ini. Terakhir kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami berharap agar kajian yang kami lakukan ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi kajian selanjutnya.
Pekanbaru, 10 Juni 2016 Peneliti
5
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN…........................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................iii RINGKASAN......................................................................................................iv BAB1. PENDAHULUAN...................................................................................1 A. B. C. D. E.
LATAR BELAKANG ......................................................................1 URGENSI PENELITIAN.................................................................1 RUMUSAN MASALAH..................................................................2 TUJUAN PENELITIAN...............................................................2 TARGET LUARAN..........................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3 BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN……….………………….5 BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................................5 A. B. C. D. E.
LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN.........................................5 METODE PENGAMBILAN DATA...............................................5 PERUBAH YANG DIAMATI........................................................5 RANCANGAN PENELITIAN........................................................5 ANALISIS DATA............................................................................6
BAB 5 HASIL YANG DICAPAI…………………......................................... 8 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….. 9 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................9 LAMPIRAN....................................................................................................... 10
6
Lampiran 1. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
UNIVERSITAS LANCANG KUNING Jln. Yos Sudarso Km.8 Rumbai Telp (0761) 53018-53236 Fax.(0761) 52248 Homepage.http://www.unilak.ac.id PEKANBARU - RIAU
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/ PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Dr. Junaidi, S.S., M. Hum.
NIK/ NIDN
: 00 01 183/ 10 02127501
Pangkat/ Golongan
: IV.c
Jabatan Fungsional
: Lektor Kepala
Dengan ini menyatakan bahwa usulan peneltian saya dengan judul “Analisis Tindak Tutur Performatif dalam Film North Country Karya,” yang diusulkan dalam skema Penelitian APBF untuk tahun anggaran Genap 2015/2016 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/ sumber dana lain. Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas Unilak. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar- benarnya.
Pekanbaru, 7 Juni 2016 Mengetahui,
Yang menyatakan,
Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Hermansyah, S.S., M.A. NIDN 1001016501
Dr. Junaidi, S.S., M.Hum. NIDN 1002127501
7
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Setiap orang yang telah menonton film North Country, Karya Nicky Caro, pastilah akan setuju bahwa film ini tidak terlepas dari isu feminisme. Karena film ini menyuguhkan fenomena perjuangan kaum perempuan untuk bertahan hidup dan mempertahankan jatidirinya. Secara psikologis, penonton juga pasti tidak sabar menunggu ending cerita, karena karakter utama dihadapkan kepada konflik hidup yang sangat rumit. Sangat banyak tekanan-tekanan yang harus dia hadapi sejak kecil hingga dia dewasa dan menjadi single parent. Film ini berisi perjuangan seorang wanita untuk mendapatkan haknya. Di perusahaan tambang tempat Josey bekerja dan rekan-rekan wanita lainnya mendapatkan perlakuan yang tidak senonoh dari para lelaki. Perempuan dijadikan target kekerasan seksual seperti meremas pantat dan meremas payudara. Anehnya, perusahaan membiarkan saja kondisi seperti ini terus terjadi. Pihak perusahaan menganggap bahwa perempuan adalah makhluk lemah yang memiliki posisi rendah dan layak diperlakukan rendah pula. Isu feminisme adalah sebagian kecil dari sekian banyak isu yang dimunculkan dalam film The North Country. Penelitian ini akan banyak menyoroti makna-makna yang terkandung di dalam film The Notrh Country, karena film yang bermutu tidak terlepas dari tujuan hiburan dan pendidikan. Pembuat film tentu memiliki maksud-maksud yang ingin disampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis merasa sangat tertarik untuk mengkaji film ini dari segi tindak tutur performatif agar jangkauan pemahaman terhadap film ini tidak hanya pada satu isu semata tetapi juga menyentuh isuisu lain. Dialog atau ujaran-ujaran dalam sebuah film sesungguhnya sangat menarik untuk di analisis karena pertuturan yang digunakan memiliki pesan dibalik cerita tersebut. Pemahaman tentang teori tindak tutur (speech act theory) ini sangat penting karena teori ini menyangkut bagaimana cara mengetahui arti bahasa, peran konteks yang yang berkaitan erat dengan maksud pembicara, dan fungsi ujaran. Keterbatasan pengetahuan bahasa para penonton akan mempengaruhi daya tangkap orang dalam memahami maksud pertuturan yang terdapt di dalam sebuah film. Yule (1996: 47) menyatakan bahwa orang tidak hanya menghasilkan ujaran-ujaran yang mengandung struktur tata bahasa dan katakata, tetapi juga melakukan tindakan melalui ujaran-ujaran.
8
Dari fenomena di atas dapat diketahui bahwa pemahaman mengenai tindak tutur performatif dalam sebuah film sangat penting karena dengan memiiki kemampuan tersebut akan memudahkan orang memahami makna dan fungsi teks tersebut secara lebih mendalam. Oleh karena itu, penulis tertarik mengkaji fenomena kebahasaan tentang tindak tutur performatif tersebut dengan judul “Tindak Tutur Performatif dalam Film The North Country karya Nicky Caro”.
B. URGENSI PENELITIAN Penelitian ini penting dilakukan karena kajian ini dapat membongkar makna-makna yang terdapat di dalam cerita North Country, sehingga film ini tidak hanya memberikan manfaat hiburan kepada penontn tetapi lebih jauh lagi memberikan nilai-nilai positif kepada penontonnya. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa jenis ujaran dan situasinya yang digunakan dalam film The North Country karya Nicky Caro? 2. Apa jenis tindak tutur performatif dan situasinya yang digunakan dalam film tersebut?
9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah salah satu kegiatan fungsional manusia sebagai makhluk berbahasa. Karena sifatnya yang fungsional, setiap manusia selalu berupaya untuk mampu melakukannya dengan sebaik-baiknya, baik melalui pemerolehan (acquisition) maupun pembelajaran (learning). Pemerolehan bahasa lazimnya dilakukan secara nonformal, sedangkan pembelajaran dilakukan secara formal (Subyakto, 1992:88). Kegiatan pemerolehan bahasa dapat dikembangkan, baik melalui lisan maupun tulisan. Aneka cara tersebut memiliki prasyarat yang berbeda. Kegiatan lisan cenderung bersifat praktis, sedangkan kegiatan tulisan bersifat formal. Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi memerlukan dua sarana penting, yakni sarana linguistik dan sarana pragmatik. Sarana linguistik berkaitan dengan ketepatan bentuk dan struktur bahasa, sedangkan sarana pragmatik berkaitan dengan kecocokan bentuk dan struktur dengan konteks penggunaannya. Secara fungsi, banyak ahli membagi bahasa ke dalam bermacam klasifikasi, misalnya, Halliday mendeskripsikan tujuh fungsi bahasa, yakni fungsi instrumental, regulatory, representational interactional, personal, heuristic, dan imaginative (dalam Brown, 1980:194-195). Whatmough membaginya atas empat fungsi, yakni informatif, dinamis, emotif, dan estetis (Rusyana, 1984:141-142), dan yang lebih rinci disampaikan oleh Brown (1980:195) bukan dalam fungsi bahasa, melainkan dalam tindak komunikasi. Brown menyajikan lima belas tindak komunikasi, yaitu greeting, complimenting, interrupting, requesting, evading, criticizing, complaining, accusing, agreeing, persuading, reporting, commanding, questioning, sympathizing, dan apologizing. Perbedaan pendapat tersebut bukan untuk dipertentangkan, melainkan untuk menjadi khasanah dalam pemerian fungsi bahasa. Menurut Austin mengucapkan sesuatu adalah melakukan sesuatu, dan bahasa atau tutur dapat dipakai untuk membuat kejadian karena pada umumnya ujaran yang merupakan tindak tutur mempunyai kekuatan-kekuatan. Berdasarkan hal tersebut, Austin membedakan atau mengklasifikasi tindak tutur menjadi tiga aspek (kekuatan) (May,1996). Ketiga aspek tindak tutur tersebut adalah sebagai berikut. (1) Kekuatan lokusi adalah makna dasar dan makna referensi (makna yang diacu) oleh ujaran itu. (2) Kekuatan ilokusi adalah kekuatan yang ditimbulkan oleh penggunaan ujaran itu sebagai perintah, ujian,
10
ejekan, keluhan, janji, dan sebagainya. (3) Kekuatan perlokusi adalah hasil atau efek dari ujaran itu terhadap pendengar (mitra tutur), baik yang nyata maupun yang diharapkan. Pujian, ejekan, keluhan, janji, dan sebagainya merupakan fungsi tindak tutur. Hal ini menunjukan bahwa pada tindak ilokusi itu, dalam hal tertentu, melekat fungsi tindak tutur yang melekat dalam tuturan (Sumarsono, 2002:323). Kekuatan ilokusi inilah yang banyak digeluti oleh ahli tindak tutur (peneliti), meskipun dari sudut pandang pragmatik, aspek perlokusi adalah yang paling menarik untuk dikaji. Sebagian besar ahli tindak tutur mengatakan bahwa klasifikasi yang disampaikan Austin terlalu abstrak dan belum memberikan taksonomi yang jelas. Searle (1975) mengatakan antara lain bahwa dalam hasil kerja Austin masih terdapat hal yang yang membingungkan, yaitu definisi tindak tutur yang diberikannya terlalu luas. Kemudian, dalam skema klasifikasinya terdapat kategori yang tumpang tindih, seperti tindak tutur menjelaskan pada saat yang sama merupakan bagian dari kategori berbeda, yaitu dapat digolongkan dalam verdikatif dan ekspositif. Levinson (1985) menambahkan bahwa tindak tutur lokusi dan ilokusi memang bisa dideteksi sehingga studi makna kalimat dapat dilakukan secara lepas. Namun, yang tidak jelas dari teori tersebut adalah perbedaan tindak ilokusi dan perlokusi. Menurut Levinson, berdasarkan kondisionalnya, tuturan dapat memiliki daya ilokusi, yaitu menyuruh, mendesak, menyarankan seseorang untuk memiliki pengaruh perlokusi, yakni meyakinkan atau mengancam seseorang untuk memukul dia. Tuturan pun dapat memiliki daya ilokusi untuk memprotes, namun juga memiliki akibat perlokusi, yakni pengecekan tindakan kepada seseorang atau dapat juga bermakna memarahi. Dalam kaitan ini, klasifikasi tindak tutur yang disampaikan adalah dilakukan oleh Searle, Leech , dan rangkuman klasifikasi tindak tutur dari berbagai ahli tindak tutur. Searle (l969:16), semua komunikasi bahasa melibatkan tindak. Unit komunikasi bahasa bukan hanya didukung oleh simbol, kata atau kalimat, tetapi produksi simbol, kata, atau kalimat dalam mewujudkan tindak tutur. Produksi kalimat yang berada pada kondisikondisi tertentu merupakan tindak tutur, dan tuturan merupakan unit-unit minimal komunikasi bahasa. Berdasarkan pandangan tersebut, pada awalnya Searle membagi tindak tutur menjadi empat jenis, yakni (a) tindak ujaran (utterance act), yaitu kegiatan menuturkan kata-kata sehingga unsur yang dituturkan berupa kata atau morfem; (b) tindak proposisional (propositional act), yaitu tindak menuturkan kalimat; (c) tindak ilokusi (Ilocutionary act), yaitu tindak menuturkan kalimat, tetapi sudah disertai disertai tanggung
11
jawab penutur untuk melakukan suatu tindakan; dan (d) tindakan perlokusi (perlocutionary act), yaitu tindak tutur yang menuntut mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan tertentu. Dalam perkembangannya, Searle (1975) mengembangkan teori tindak tuturnya terpusat pada ilokusi. Pengembangan jenis tindak tersebut berdasarkan pada tujuan dari tindak, dari pandangan penutur. Secara garis besar pembagian Searle adalah sebagai berikut. 1. Asertif (Assertives): pada ilokusi ini penutur terikat pada kebenaran proposisi yang
diungkapkan, misalnya, menyatakan, mengusulkan, membuat,
mengeluh,
mengemukakan pendapat, dan melaporkan.
2. Direktif (Directives): ilokusi ini bertujuan menghasilkan suatu efek berupa tindakan
yang dilakukan oleh penutur; misalnya, memesan, memerintah,
memohon, menuntut,
dan memberi nasihat.
3. Komisif (Commissives): pada ilokusi ini penutur sedikit banyak terikat pada suatu
tindakan di masa depan, misalnya, menjanjikan, menawarkan. Jenis
ilokusi ini
cenderung berfungsi menyenangkan dan kurang bersifat kompetitif
karena tidak
mengacu pada kepentingan penutur, tetapi pada kepentingan
petutur (mitra tutur). 4. Ekspresif (Expressive): fungsi ilokusi ini ialah mengungkap atau mengutarakan sikap misalnya:
psikologis penutur terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, mengucapkan terima kasih, mengucapkan selamat, memberi maaf,
mengecam, memuji,
mengucapkan belasungkawa, dan sebagainya.
5. Deklarasi (Declaration): berhasilnya pelaksanaan ilokusi ini akan mengakibatkan adanya
kesesuaian antara isi proposisi dengan realitas, misalnya:
mengundurkan diri,
membaptis, memecat, memberi nama, menjatuhkan
hukuman, mengucilkan/
membuang, mengangkat, dan sebagainya.
Seperti halnya Searle, Leech juga mengkritisi tindak tutur yang disampaikan Austin. Dia mempersoalkan penggunaan kata kerja tindak tutur Austin yang cenderung hanya melihat kata kerja dalam bahasa Inggris berhubungan satu lawan satu dengan kategori tindak tutur. Leech mengatakan bahwa dalam klasifikasi Austin ke dalam verdikatif, eksersitif, komisif, behabit, dan ekspositif mengandung kesalahan kata kerja ilokusi (Lihat Leech, 1983:176). Menurut Leech, situasi berbeda menuntut adanya jenis-jenis kata kerja berbeda dan derajat sopan santun yang berbeda juga. Pada tingkat yang paling umum fungsi ilokusi dapat dibagi menjadi empat jenis, sesuai dengan 12
hubungan
fungsi-fungsi
tersebut
dengan
tujuan-tujuan
sosial
berupa
pemeliharaan perilaku yang sopan dan terhormat.
2.2 Tindak Tutur Performatif: Tuturan atau ujaran performatif dalam Kamus Linguistik (1993:221) adalah ujaran yang memperlihatkan bahwa suatu perbuatan telah diselesaikan pembicara dan bahwa dengan mengungkapkannya berarti perbuatan itu diselesaikan pada saat itu juga. Tuturan performatif (performative utterance): tuturan yang memperlihatkan bahwa
suatu
perbuatan
telah
diselesaikan
pembicara
dan
bahwa
dengan
mengungkapkannya berarti perbuatan itu diselesaikan pada saat itu juga misalnya: dalam ujaran “Saya mengucapkan terima kasih”, pembicara mengujarkannya dan sekaligus menyelesaikan perbuatan “mengucapkan” (Kridalaksana, 1984: 2001). Secara ringkas dikatakan pula bahwa tuturan performatif adalah tuturan untuk melakukan sesuatu (perform the action). Tuturan performatif tidak dievaluasi sebagai benar atau salah, tetapi sebagai tepat atau tidak tepat, misalnya: I promise that I shall be there (Saya berjanji bahwa saya akan hadir di sana) dan performatif primer atau tuturan primer I shall be there (Saya akan hadir di sana) Geoffrey Leech (dalam Chaer, 1995: 280). Beberapa contoh lain tuturan performatif adalah: 1.
Saya sangat berterima kasih atas pertolongan anda, kalaulah anda tidak dating waktu itu, saya tidak tau apa yang akan terjadi kepada saya (Tindakan berterima kasih: the act of thanking)
2.
Maafkanlah saya yang tidak disiplin waktu pada hari ini (Tindakan mohon maaf: the act of apologizing).
3.
Anak saya baru lahir. Saya beri dia nama Latifah Zahra Fauzi (Tindakan memberi nama: the act of naming).
4.
Saya yakin kesebelasan MU yang akan menang malam ini (Tindakan bertaruh: the act of betting).
5.
2.3
Saya akan pergi ke Batam hari ini (Tindakan pergi: the act of going).
Film Film adalah produk industri budaya yang memiliki potensi seni yang merupakan
subyektifitas individu dan identitas nasional (Storey, 1996: 54). Film kemudian dipandang 13
sebagai komoditas industri oleh Hollywood, Bollywood dan Hongkong. Di sisi dunia yang lain, film dipakai sebagai media penyampai dan produk kebudayaan. Hal ini bisa dilihat di negara Prancis (sebelum 1995), Belanda, Jerman, dan Inggris. Dampak nya adalah film akan dilihat sebagai artefak budaya yang harus dikembangkan, kajian film membesar, eksperimeneksperimen pun didukung oleh negara. Kelompok terakhir ini menempatkan film sebagai aset politik guna media propaganda negara. Oleh karena itu di Indonesia Film berada di bawah pengawasan departemen penerangan dengan konsep lembaga sensor film. Bagi Amerika Serikat, meski film-film yang diproduksi berlatar belakang budaya sana, namun film-film tersebut merupakan lading ekspor yang memberikan keuntungan cukup besar. Khalayak menonton film terutama untuk hiburan. Akan tetapi dalam film terkandung fungsi informatif, maupun edukatif bahkan persuasif. Film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building. Fungsi edukasi dapat dicapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif atau film dokumenter atau film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang (http://kuliahkomunikasi.com/?p=23)
Film North Country dirilis pada tahun 2005. Pada tahun itu, film tersebut mendapat penghargaan pertamanya, Academy Awards (2005, untuk kategori artis pendukung terbaik-Frances Mcdorman, artis terbaik-Charlize Theron). Penghargaan kedua adalah British Academy Awards untuk kategaori yang sama. Di tahun yang sama film ini juga mendapatkan penghargaan dari Broadcast Film Critics Association (2005, untuk actor terbaik dan actor pendukung. Penghargaan lain adalah Golden Globe (2005, untuk actor and actor pendukung terbaik). Pada tahun 2005 juga film ini memperoleh pennghargaan actor layar terbaik. Film ini autentik, jujur, menakjubkan dan kuat. Ditulis oleh Michael Seitzman, dikenalkan oleh Nana Greeenwald dan sutradaranya adalah Nicky Caro. Film ini diproduksi oleh Warner Bros Pictures dengan durasi 95 menit.
2.4
Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian terdahulu yang menganalisis tentang film Nort Country. Yang
pertama adalah Lailiwati (2008) dalam tesisnya ynag berjudul Woman‟s struggle to get her dignity asa reflected in North Country. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film ini berisi perjuangann seorang wanita untuk mendapatkan harga dirinya yang berhubungan dengan beberapa usaha seperti: menuntut perusahaan ke pengadilan dengan menyewa pengacara 14
yang membantu wanita untuk mencapai cita-citanya. Selain itu, pemain utama terus bertahan dalam usahanya dengan mengambil resiko sebagai konsekwensi dari usahanya tersebut. Ia juga menggunakann strategi-strategi dalam perjuagnannya, dan akhirnya dia berhasil dengan usahanya mendapatkan harga dirinya. Kedua, Asti Sapdar (2014) dengan judul Analisis Film Notrh Country. Dalam penelitiannya, Asti Sapdar memaparkan ketidakadilan gender, Beban Ganda (Double Burden), stereotype, subordinasi, marginalisasi, dan kekerasan. Film North Country mengisahkan fenomena ketidakadilan gender dimana perempuan menjadi korbannya. Josey Aimes adalah seorang perempuan hebat yang walaupun ia berdiri sendiri tetapi ia tidak sedikitpun pantang menyerah dalam memperjuangkan hak-haknya sebagai pekerja dan juga sebagai seorang perempuan. Berikut adalah potret ketidakadilan gender yang dialami Josey Aimes dan teman-temannya yang bekerja di perusahaan tambang milik Pearson. Ketiga, Yuyun Yuanita (2008) dengqan judul. Bentuk Verbal dan Non Verbal Pelecehan Seksual Terhadap Buruh Perempuan (Analisis Isi pada Film North Country karya Nicky Car). Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif. Tujuan dari analisis isi adalah untuk mendeskripsikan isi komunikasi yang tampak secara obyektif, sistematik dan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan unit analisis dialog dan adegan sebagai bagian dari film dengan struktur kategori verbal request dengan indikator sexual bribery, indikator sexual advances dan indikator subtle pressures, kategori verbal comments dengan indikator personal remarks dan indikator sexual categories remarks, kategori nonverbal displays dengan indikator sexual assault, indikator sexual touching, indikator sexual posturing dan indikator sexual materials. Ketiga kategori tersebut muncul sebagai bagian dari pelecehan seksual. Penelitian ini menggunakan satuan ukur durasi per detik dari kategori yang terdapat dalam tiap scene yang mengandung unsur pelecehan seksual. Penelitian menunjukkan bahwa pesan pelecehan seksual dalam film North Country adalah sebanyak 302 detik dengan kemunculan 18 scene sebagai total kemunculan scene yang diamati. Film ini lebih menonjolkan komentar maupun kata kata pelecehan diterima Josey dan buruh perempuan lainnya dalam kategori verbal comments dengan durasi sebanyak 125 detik atau sebesar 41,39% dengan frekuensi 12 kali. Disusul kategori nonverbal displays dengan sebanyak 122 detik atau sebesar 40,4% dengan frekuensi 10 kali maupun kategori verbal request dengan durasi sebanyak 55 detik atau sebesar 18,21% dengan frekuensi 4 kali Hasil penelitian menunjukkan bentuk pelecehan seksual dalam film ini menggunakan 15
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh pimpinan tambang dan buruh pria kepada Josey dan buruh perempuan lainnya, dimana didalamnya terdapat verbal request (permintaan seksual secara verbal), verbal comments (komentar seksual) dan nonverbal displays (mempertontonkan pelecehan secara nonverbal). Pelecehan seksual yang paling dominan dalam film North Country adalah bentuk pelecehan verbal comments, yang diartikan sebagai kata atau komentar berupa lelucon seksual, rayuan seksual maupun kata kata menghina baik ditujukan secara personal maupun kelompok kepada Josey dan buruh perempuan lainnya. Hal ini menbuktikan bahwa komunikasi verbal dianggap lebih bisa menyampaikan pesan dalam pelecehan seksual. Dari penelitian sebelumnya, penelitian ini juga sama-sama meneliti North Country tetapi memiliki pperbedaan yang sangat jauh. Penelitian ini menekankan dari segi kebahasaannya sedangkan penelitian sebelumnya hanya dari segi keusasteraan dan konten cerita.
2.5 Roadmap penelitian Tujuan akhir penelitian ini adalah untuk menghasilkan penelitian film “The North Country” karya Nikcy Caro dengan menggunakan berbagai konsep seperti teori sastra: Feminisme, semiotik, psikoanalisis, sosiologi, critical approach, dan konsep-konsep sastra lainnya. Penelitian ini juga dapat dikaji dengan teori linguistik seperti; tindak tutur, semantik, pragmatic dan teori-teori lainnya. Penelitian ini menganalisis film “The North Country” dengan menerapkan konsep linguistik yang menfokuskan pada kasus Tindak Tutur Performatif dengan judul “Analis Tindak Tutur Performatif” Nicky Caro”. Penelitian lanjutan masih akan dilakukan agar fenomena kesusasteraan, kebudayaan dan kebahasaan yang terdapat dalam film ini terungkap dan memberikan manfaat kepada ilmu pengetahuan.
16
Woman's Strugle to get her dignity in North Country
Analisis Tinndak Tutur Performatif dalam Film North Country karya Nicky Caro
Intertekstualita s Pygmalion dan Pygmalion and Galatea
Narsisime dan Kompleks Oedipus dalam Drama Pygmalion
Analisis Drama Pygmalion Dalam berbagai Konsep
17
BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis ujaran dan situasinya yang digunakan dalam film The North Country karya Nicky Caro. 2. Untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur performatif dan situasinya yang digunakan dalam film tersebut.
B. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut: 1. Untuk membantu masyarakat dalam memahami ujaran-ujaran dan tindak tutur dengan lebih mudah. 2. Untuk memberikan kontribusi bagi masyarakat untuk belajar dan mengeksplorasi ujaran-ujaran dan tindak tutur. 3. Sebagai masukan bagi mahasiswa program studi Sastra Inggris yang mengambil Mata Kuliah Semantik, Pragmatik, dan Analisis Wacana sebagai salah satu sumber informasi.
18
BAB 4 METODE PENELITIAN
A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Lancang Kuning dan penelitian ini dilakukan selama 3 bulan.
B. METODE PENGAMBILAN DATA Pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni data yang didapatkan berupa deskripsi tentang tindak tutur performatif dalam dialog film North Country Karya Nicky Caro. Data-data yang diambil adalah percakapan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lainnya. Hasil analisis disajikan dalam bentuk pernyataan dengan menggunakan kata kata dan kalimat dan tindakan-tindakan yang digunakan oleh tokoh-tokoh utama film tersebut.
C. PERUBAH YANG DIAMATI Perubah yang diamati dalam penelitian ini adalah data-data yang terkait dengan Makna dalam film “North Country.”
D. RANCANGAN PENELITIAN Peneltian ini dilakukan dengan mengidentifikasi data-data yang terkait dengan makna dalam film “North Country” selanjutnya dilakukan analisis terhadap data-data tersebut.
E. ANALISIS DATA Analisis data dilakukan dengan mengaplikasikan konsep dan teori fungsi tindak tutur perfomatif
19
Paragmatik
Fungsi Bahasa Kias
Tindak Tutur Performatif
Leech (1983, 1993)
Metode deskriptif kualitatif
Analisis
Kesimpulan
Keterangan: Proses penelitian Tindak Tutur Performatif dalam film Nrth Country adalah sebagai berikut: Pertama, North Country merupakan bahan dasar penelitian Tindak Tutur Performatif. Kedua, Tindak Tutur Performatif dalm film North Country dikaji dengan pragmatik. Ketiga, tujuan penelitian ini adalah meneliti Tindak Tutur. Performatif dalam Film North Country. Teori Tindak Tutur yang digunakan berdasarkan pendapat Leech (1983 dan (1993).
20
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 1. Jenis Tindak Tutur dalam North Country Film the North Country merupakan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh utama dalam film The North Country menggunakan tindak tutur performatif. Pertuturan dan tindakan yang digunakan oleh pemain dalam film North Country ini memperlihatkan fenomena kebahasaan tindak tutur performatif. Bentuk komunikasi yang digunakan oleh karakter utama adalah representative, direktif, dan ekspresif.
2. Situasi dalam Tindak Tutur Tuturan-tuturan performatif yang digunakan oleh karakter dalam film North Country dapat dijelaskan dalam beberapa jenis situasi seperti terlihat dalam table berikut:
Tabel 1 Situasi dalam Tindak Tutur No
Jenis Tindak Tutur
Situasi Tindak Tutur
1.
Representatif
Assert, inform, hope
2.
Ekspresif
dislike, sorrow, refuse
3.
Direktif
Command, suggest, request, permissive
Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap jenis ujaran menggunakan situasi yang berbeda. Ujaran representative dinyatakan dalam (assert „menegaskan‟, inform „memberitahu‟, hope „berharap‟). Tuturan ekspresif yang ditunjukkan oleh karakter utama cerita adalah (dislike „tidak suka‟, sorrow „sedih‟, refuse „menolak‟. Tuturan direktif (command „perintah‟, suggest „menyarankan‟, request „permintaan‟, permissive „permisif).
B. Pembahasan 1. Jenis Ujaran/Tuturan dan Situasinya Penutur maupun lawan tutur adalah mitra yang terlibat dalam situasi tutur. Kedua pihak harus saling memahami agar komunikasi terjadi dengan harmonis dan tidak aka nada yang dirugkan. Dalam film North Country, pelakon-pelakon cerita menggunakan tuturantuturan dalam beragam situasi. Perbedaan situasi tutur ini disebabkan oleh maksud dan 21
fungsi tutur yang berbeda pula. Bisa jadi pada saat penutur menggunakan satu jenis tuturan tiba-tiba berubah kepada jenis tutur yang berbeda karena kondisi yang mengharuskan penutur menyampaikan dengan model berbeda, ha ini disebabkan oleh berbagai hal, misalnya untuk menghindari lawan tutur agar tidak tersinggung dengan apa yang diucapkan leh penutur, atau agar tuturan yang disampaikan lebih jelas atau dengan maksud memaksa lawan tutur agar mengikuti kemaun penutur. Dari hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa film North Country menggunakan 5 tuturan, yaitu: Representatif, ekspresif, direktif, komisif, dan deklaratif. Berikut penjelasan tentang kelima ttutran tersebut.
a. Ujaran Representatif Ujaran/tuturan representatif yaitu tuturan yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang diujarkan. Tuturan dengan maksud menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberikan kesaksian, dan berspekulasi. 1. Assert ‘Menegaskan’ Pernyataan berupa penegasan yang dituturkan oleh Josey antara lain ketika Josey yakin bersama Mr. White mereka bisa mengungkap kebobrokan perusahaan dalam rangka menegakkan kebenaran. Akhirnya Mr. White mau juga menjadi lawyer Joosey. Mr. White selanjutnya menyarankan Josey untuk bertanya dan merayu teman-temannya agar mau menjadi saksi sehingga kasus ini bisa dimenangkan Josey; White Josey White Josey White
: n you can get the other women? You know a class action here? : Why you change you mind? : it‟s never been done before, sexual harassment class action : so, you‟d been doing this just because it‟s never been done? : yeah, can you life with that? (North Country :2005 , Scene ,39) Pernyataan Josey di bawah ini juga menunjukkan bahwa dia mencoba menegaskan
bahwa dia adalah wanita yang kuat. : Glorry, I don‟t know how I‟m ever goonna thank you. First time in my life I‟m making my own money, I‟m gonna feed my kids. I‟m gonna get us our Place. (North Country, Scene 22) Josey menegaskan bahwa dia tidak ingin berhenti dari bekerja di pertambangan.
Josey
Dia hanya ingin bekerja seperti orang lain. Dia meminta agar perusahaan membayar pekerjaan di akhir minggu. Pernyataan di bawah ini juga menegaskan bahwa dia akan tetap bertahan untuk bekerja di ppertambangan itu. 22
: I need this job and it‟s not gonna stop until we say stop!
Josey
Moderator : three-minutes rule! (North Country, Scene 47) 2. Inform ‘Memberitahu’ Memberitahu adalah situasi berupa pemberian informasi oleh penutur kepada lawan tutur. Situasi seperti ini juga ditemukan di dalam film ini, antara lain; Josey : hey! Where have you been? ( enter Sammy bedroom). Can I come in? Sammy: why? I was only 20 minutes late. Don‟t freak Josey : you know, I‟m still you‟re the mom here! Sammy: yeah, right Josey : what‟s that supposed to mean? Sammy: nothing, just most people‟s mothers cook and clean (North Country:2005 ,Scene:14) Josey menginformasikan kepada rekan-rekannya tentang pentingnya mereka membuat organisasi atau persatuan. Dialog di bawah ini adalah pernyataan Josey kepada Peg. Dia mencuba meyakinkan Peg jika mereka membuat persatuan buruh maka mereka akan kuat, perusahaan tidak akan semena-mena kepada mereka. : All that “never rat on a bother‟ crap ; Yeah. Union oath sayas, “Respect fellow members”. Where‟s our respect? Where is it? Come on, who‟s coming with me? What else you got there? Peg : a lot (North Country, Scene 25) Peg Josey
3. Hope ‘Berharap’ Situasi berharap atau harapan tokoh utama dalam film ini juga ditemukan, seperti dalam dialog di bawah ini: White : need an autographed hockey puck? Got a hundred of them out here Josey : I need a lawyer . I wanna sue the mine, the company, all of them. White : Well good like with that Josey : I‟m saying I wanna hire you White : Sorry ,I don‟t do that anymore. (North Country 2005, Scene ,37) Josey sangat berharap agar Mr. White bersedia menjadi pengacaranya dan membantu menyelesaikan masalahnya dengan perusahaan. Josey menyadari bahwa perusahaan tambang tempat ia bekerja adalah perusahaan besar yang tidak mudah untuk dilawan, sehingga ia sangat membutuhkan pengacara, dengan harapan ia akan menang di pengadilan dan nasib pekerja wanita akan lebih baik. 23
b. Ekspresif Ekspresif adalah pernyataan perasaan seseorang. Dalam tindak tutur performatif, ekspresif adalah pernyataan penutur kepada lawan tutur berupa kalimat dan tindakan. Ekspresif sebagai salah satu fungsi tindak tutur juga dapat ditemukan dalam film North Country. 1. Dislike ‘Tidak suka/membenci’ Rasa tidak suka adalah rasa tidak senang seseorang yang di ekspresikan melalui kalimat-kalimat maupun tindakan. Ibu Josey menyatakan perasaan tidak suka kepada sikap Josey. Miss Conlinn merasa bahwa sudah sering Josey membuat ayahnya kecewa. Ibu Josey menilai anak perempuannya itu telah sering membuat malu keluarga. Miss. Conlinn : This wasn‟t the first time you disappointed your father, was it? Josey : Wasn‟t the first time he disappointed me either. Miss. Conlinn : How old were you had your first child? Perasaan tidak suka juga ditunjukkan Josey ketika Mr. White menolak permintaanya untuk menjadi pengacara pribadinya. Josey sangat marah. Kemudian dia merokok sambil air matanya menetes. Josey White
: Everybodyheard. M father, my kids. I mean, can somebody say things like that? You know, legally or what ever : so, what should you do, sue them? Sebelum perusahaan merekrut pekerja perempuan untuk bekerja di perusahaan
tersebut, mereka harus melakukan tes untuk memastikan mereka sedang tidak hamil. Meskipun calon pekerja perempuan telah membuat pernyataan tetapi perusahaan tetap meragukannya dan tetap melakukan tes. Mr.Pavick : you submitted the exam willingly, correct? Josey : yeah,I submitted before your law firm hired me,they put my feet up and look Around my inside (North Country :2005 :12) Josey adalah salah seorang pekerja perempuan yang harus menghadapi tes tersebut. Ketika dia di cek di klinik perusahaan, dokter mencek dengan tidak sopan. Dokter menyuruhnya untuk mengangkat kakinya tinggi-tinggi dan melihat bagian dalam. Josey sangat marah dengan perlakuan dokter, tetapi dia tidak bisa melawannya karena dia sangat berharap lulus tes dan bisa bekerja di perusahaan. Josey hanya bisa melawan dengan katakata tetapi tetap mengikuti perintah dokter. Jika dikaitkan dengan tindak tutur performatif, maka Josey menggunakan prinsip performatif. Josey menjawab setiap pertanyaan lawan tuturnya pada saat itu juga. Setiap pertuturan di respon dengan cepat.. Hanya saja Josey 24
masih terlihat berbicara lebih jauh karena dia takut juga di pecat karena dia harus bekerja di perusahaan tambang itu untuk menghidupi anaknya dan mencukupi biaya hidup yang menjadi tanggungannya. Dokter menggunakan Tindak tutur performatif jenis ini komisif, karena dia memaksa Josey untuk tetap mengikuti tes, sedangkan Josey juga menyampaikan kekesalan atas perilaku orang-orang perusahaan, jadi dia menggunakan prinsip ekspresif.
2. Sad ‘Kesedihan’ Rasa sedih menyelimuti perasaannya ketika Josey dan anaknya sampai di rumah ayahnya, dia segera perg keluar. Hal ini sepertinya bahwa ayahnya tidak suka dengan kedatangan mereka. Josey Father Josey
: you working night? : He catches you with another man? Is that he laid hands on you? : You really asking me that?
3. Refuse ‘Menolak’ Menolak yaitu ketika seseorang menolak sesuatu yang ditawarkan orang kepadanya. Situasi ini dapat dilihat ketika Josey mengndang ayahnya untuk pergi menghadiri permainan Hockey Sammy, tetapi ayahnya menlaknya; Josey
: Pop. We gt a house. We got the loan and everything. Yu want me too congratulate you? Your act like I‟m stealing. I work damn hard every day, same as you Father : now you‟ve the same as me Jose : oh, no. there is a few differences. You don‟t go sacred of what they write about you on walls…or what kind of disgusting thing you might find in your locker. You don‟t gtta be sacred that one of these days you‟ll Come to work and get saped. Father ; you done? Josey : yeah, I‟m done (North Country, Scene 26) c. Direktif Menurut Yule (1996:54) direktif adalah jenis tindak tutur yang digunakan penutur untuk
menyebabkan
lawan
tutur
melakukan
sesuatu.
Fungsi
direktif
adalah
mengungkapkan apa yang diinginkan oleh penutur kepada lawan tutur. Dengan melakukan direktif, lawan tutur bisa melakukan apa yang diinginkan penutur atau tidak melakukan sesuatu, tergantung kepada maksud kalimat yang disampaikan.
25
1. Command ‘Perintah’ Perintah adalah situasi ketika seseorang memerintahkan orang lain melakukan apa yang diinginkannya. Situasi ini dapat dilihat dalam film sebagai berikut: Josey : What I had to (back to the home) Josey : Karen stops crying. Sammy let‟s go Sammy: It‟s just passing him of some more Josey : Look at my face. Don‟t toss shoulders at me. Sammy Goddam it. Sammy: We are nt coming back, right? (North Country, Scene 2) Josey memerintahkan anaknya untuk berhenti menangis karena melihat anaknya Karen yang terus menangis. Dalam situasi ini Josey sedang diselimuti beban hidup yang berat karena harus menghidupi dan menjaga kedua anaknya.
2.
Suggest ‘Menyarankan’ Josey dan pekerja perempuan lainnya berkumpul di rumahnya. Dia mencoba
merayu mereka agar mengadukan pekerja laki-laki yang telah berbuat tidak senonoh kepada menejer perusahaan Josey Peg Josey Peg Josey
: You know? Tell him what‟s going on! : What do you get out of this? : Jezz, peg, I‟m just trying to make things better. : not you. I‟m talking to Sherry. How much do you get paid to sell this stuff? : What about what happened to you, peg?
Tantangan lain datang dari teman-temannya Josey yang juga bekerja di perusahaan itu. Mereka tidak menyetujui usaha Josey untuk melawan perusahaan yang telah semenamena terhadap mereka kaum perempuan. Teman-teman Josey sesungguhnya tahu bahwa perjuangan Josey adalah untuk kebaikan mereka tetapi tidak satupun dari mereka yang berani dan mereka merasa sangat lemah. Kalimat-kalimat Josey berikut ini menunjukaan ekspresinya yang mulai kesal dengan teman-temannya; : jeez,peg I‟m just trying to make things better ! What you happen to you? Peg : that‟s my business ! Serry : hey, you could quit tomorrow. I need my job , you don‟t know shit about me. I need this job just as much as you. Peg : okay, now what whould you event say to pearson ? That we‟ve been sexually harassed? Honey , he‟d laugh you out of this office, not to mention what the guys would to do? Josey : Where‟s our respect? Where is it ? Come on ,who‟s coming with me ? What Else. You got there? Peg : a lot (North Country , 2005 , Scene , 29)
Josey
26
Tindakan teman-teman Jsey adalah tindakan pasrah, karena mereka merasa akan sia-sia melawan perusahaan yang kuat. Mereka mengejek usaha Josey, amun dia tetap yakin dan terus berusaha meyakinkan teman-temannya (direktif) agar berjuang.
3.
Ask ‘Permintaan’ Josey bertemu dengan Mr. White di lapangan Hockey dan memintanya untuk
menjadi pengacaranya, tetapi Mr. White menolak. Mr. White Josey Mr. White Josey Mr. White 4.
: need an authographed hckey pucked? Got a hundred of them out here : I need a lawyer. I wanna sue the mine, the company. All of here : well, good luck with that : I‟am saying I wanna hire you : sorry, don‟t do that anymore
Permissive ‘Permisif’ Tindakan permisif adalah tindakan yang memungkinkan kebebasan berprilaku
seorang tokoh. Dalam film North Country dapat dilihat: Ketika Josey berkeinginan membantah pembicaraan di pengadilan, moderator tidak mengizinkannya, karena perempuan tidak memiliki hak bicara. Josey tetap berani berbicara dan hal itu membuat pekerja laki-laki yang hadir mengeluarkan kata-kata tidak sopan kepadanya. Josey tidak memperpudlika kata-kata kotor para pekerja laki-laki, dia melangkah di tengah-tengah pengadilan dan berbicara di depan para hadirin; Moderator
: we all thank to Mr.Sharp and the others for their enthusiastic comments. Before we take the oath, are there other brothers who want a turn at the gavel? Josey : yeah, I‟d like a turn at the gavel Peg : oh, she‟s really lost it now Man I : get the fuck out of here ! Man II : get your ass home ! Moderator : I asked it if any other brothers would like to speak Josey : by laws say no meeting can adjourn if a member wants to speak his or her mind Man III : I get your gavel here ! You Bitch ! Josey : I‟m still a member of this union Man labors : common ,common say it. Yeah ! Josey : my name is Josey Aimes and ……(soon the man cuts her words) Man I : hey, Josey !Shows us Your tits (North Country :2005, Scene :47) Dialog di atas menunjukkan ketidakseimbangan antara kata-kata yang Josey gunakan dengan rang-orang sekitar di pengadilan. Seharunya pengadilan adalah tempat 27
formal yang seharusnya setiap orang berbicara dengan sopan dan menghormati rang lain, tetapi kenyataannya kata-kata kasar an menjijikkan.
28
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dalam dialog film The North Cuntry ini terdapat banyak peristiwa tindak tutur performatif. Tidak tutur tersebut adalah Representatif, direktif, dan ekspresif. Tindak tutur performatif tersebut ditunjukkan melalui dialog antar pelakon dan dibuat dalam data. Ideologi yang muncul dari film ini adalah strategi perempuan Amerika kuat dan percaya diri. Untuk mempertahankan hidupnya Josey bekerja keras di pertambangan meskipun itu bukan tempat yang layak untuk dirinya. Di perusahaan ini dia mendapat banyak ejekan dan sering dibuli oleh kaum lelaki. Kaum lelaki menganggapnya sebagai kum perempuan yang lemah dan patut dibuli serta tidak akan berniat mengangkat kebusukan mereka ke pengadilan, tetapi kenyataannya sungguh berbeda dari yang mereka sangkakan. Josey membawa kasusnya ke pengadilan. Meskipun awalnya dia menemui banyak kendala dan rintangan tetapi akhirnya dia menemukan seorang pengacara yang sangat baik dan membantunya memecahkan masalah yang dihadapinya. Akhirnya semua kejahatan perusahaan terungkat setelah para korban dan saksi yang selama ini bungkam karena ketakutan untuk bicara dan dihantui oleh kekuasaan dan kekejaman perusahaan. Keberuntungan berpihak kepada Josey, dan dia menang. Ujaran
representative
dinyatakan
dalam
(assert
„menegaskan‟,
inform
„memberitahu‟, hope „berharap‟). Tuturan ekspresif yang ditunjukkan oleh karakter utama cerita adalah (dislike „tidak suka‟, sorrow „sedih‟, refuse „menolak‟. Tuturan direktif (command „perintah‟, suggest „menyarankan‟, request „permintaan‟, permissive „permisif).
B. Saran “North Country” merupakan film yang sangat menarik dibahas dengan berbagai aspek. Penelitian ini memfokuskan analisisnya pada aspek tindak tutur performatif yang mengungkap fenomena kebahasaan yang berhubungan dengan tindak tutur performatif. Kajian-kajian dengan aspek lain masih terbentang luas untuk membedah film ini. Peneliti menyarankan adanya kajian-kajian kebahasaan lainnya yang lebih mendalam, sehingga banyak informasi yang dapat digali dari film ini.
29
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul dan Agustina. 1995. Sosilinguistik: Suatu Pengantar. 1995. Leech, G.N. 1983. Principles of Pragmatics. New York: Longman Leech, G.N. 1981. Semantics: The Study of Meaning. Great Britain: Penguin Book Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka Wijana, Dewa Putu. 1996. Dasar- Dasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta Yule, George. 1996. Pracmatics. Oxford: Oxford University Press
30
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Penelitian 1. Honor Honor Ketua Anggota 1 Anggota 1
Honor/Jam 1000 1000 1000
Waktu 40 40 40
Minggu 12 minggu 12 minggu 12 minggu Sub Total
Jumlah 125.000 125.000 125.000 375.000
Kuantitas
Harga Satuan
Satu paket Satu Paket
200.000 5.000
Harga Peralatan Penunjang 200.000 5.000 205.000
Kuantitas 2 set Beberapa materi kajian 1 paket
Harga Satuan 50.000 50.000
Harga 100.000 100. 000
100.000
100.000
2. Peralatan Penunjang Material
Justifikasi Pemakaian
ATK Peralatan tulis CD Software Software Sub total 3. Bahan Habis Pakai Material Isi ulang tinta Bahan mentah Konsumsi
Justifikasi Print Bahan untuk diolah ( buku teori ) Diskusi analisis kajian
Sub Total 4. Lain-lain Material Seminar Fotocopy dan jilid proposal Fotocopy dan jilid laporan 1 Fotocopy dan jilid laporan akhir Pulsa Sub Total Total
300.000 Justifikasi Pemakaian FGD Perbanyak laporan
Kuantitas
Harga Satuan
Harga
1 paket 3 set
10.000
30.00 0
Perbanyak laporan
2 set
25.000
30.000
Perbanyak laporan
12set
35.000
40.000
Komunikasi
3 paket
20.000
20.000 100.000 1000.000
Lampiran 3. Dukungan Sarana dan Prasarana No. Fasilitas/Prasarana
Ketersediaan
Keterangan 31
1.
Komputer/Laptop
Ada
Baik
2
Ruangan diskusi
Ada
Baik
3
Bahan referensi
Ada
Baik
Lampiran 3. Susunan Organisasi dan pembagian Tugas No. Nama/NIDN
Fakultas/Prodi
Bidang Ilmu
1.
Dr. Junaidi, S.S., M.Hum NIDN. 10 02127501)
Ilmu Budaya
Sastra Inggris
Alokasi Waktu 10 jam
2
Mohd. Fauzi, S.S., M.Hum NIDN. 10 15037402)
Ilmu Budaya
Sastra Inggris
10 jam
3
Juswandi, S.S., M.A. NIDN. 10 20107001
Ilmu Budaya
Sastra Daerah
10 jam
Uraian Tugas Membagi tugas, menganalisis dan membuat laporan Membahas dan memberi masukan Membahas dan memberi masukan
Lampiran 4. Biodata Ketua dan Anggota Biodata Ketua A. Identitas Diri 1
Nama Lengkap (dengan
Dr. Junaidi, S.S.M.Hum
2 3 4
gelar) Jabatan Fungsional Jabatan Struktural NIP/NIK/Identitas
Lektor Kepala 00 01 183
5
Lainnya NIDN
10-0212-7501
32
6
Tempat dan Tanggal
Bangkinang, 2 Desember 1975
7
Lahir Alamat Rumah
Jl. Kasah-Merpati Gg. Ketitiran no. 35
9
Nomor Telepon/Faks/
Pekanabru 08127600095
10 11
HP Alamat Kantor Nomor Telepon/Faks/
Jl.DI Pandjaitan Km 8 Rumbai 0761-53536
12 13
HP Alamat e-mail Lulusan yang Telah
[email protected] S1 = 187 S2= 5
14
Dihasilkan Mata Kuliah yg Diampu
1. Dasar-Dasar Ilmu Budaya 2. Kajian Budaya (Cultural Studies) 3. Komunikasi Antarbudaya 4. Sosiologi Komunikasi 5. Metodelogi Penelitian 6. Budaya Melayu
B. Riwayat pendidikan Nama perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun masuk-lulus Judul Skripsi /Tesis
Nama pembimbing
S1 Universitas Padjadjaran Bandung Sastra dan Bahasa 1994-1999 Symbolism in Three Ernest Hemingway”s Novels
S2 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sastra dan Bahasa 2001-2003 The Influences of American Revolution in Philip Fruneu‟s Poems
Ari Y, S.S.,MA
Dr. Ahmad Wirono
S3 University of Malaysia Kualalumpur Sastra dan Media 2004-2009 Masss Media and Multicultural Society in Indonesia and Malaysia Prof. Sidin Ahmad Ishak
33
C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir NO
Tahun
1
2008
Pendanaan Sumber Jumlah (jt Rp) Membangun Kesepahamanan University of 25
2
2008
Indonesia dan Malaysia Melalui Komunikasi Antarbudaya dalam Kepemimpinan
3
2009
Tunjuk Ajar Budaya Melayu Diknas Prov. Peningkatan Pemahaman
1,5
2011
Etnisitas Melalui Pendidikan Riau Multikultural dan Komunikasi AntarbudayaNaskah Penyusunan Komisi
40
Penyiaran
2012
Akademik Peraturan Daerah Tentang Komisi Penyiaran Daerah Kompetensi Riau Kajian Budaya
720
Provinsi Riau
2012
Melayu Riau dan Sumberdaya Alam Kearifan Lokal dalam Pengembangan Industri Kreatif Berbasis Sida Penyusunan Bibliografi
4
5
6
Judul
Daerah Riau 7
2012
Riau
Sebagai
Kebudayaaan
Malaya Unilak
2
Daerah Riau Balitbang
dan University of Leiden Balitbang
400
Provinsi Riau dan LPPM Unilak Pusat Balitbang 260
dan
Bahasa Provinsi Riau dan Pusat Studi Melayu Masa Depan Melayu Unilak D.Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 tahun Terakhir
NO
Tahun
1
2009
Judul Strategi Pengajaran Bahasa
Pendanaan Sumber Jumlah (jt Rp) Dikti 5
Inggris bagi Guru SD di 2
2012
3
2012
Sosialisasi Budaya Melayu Kecamatan Gunung Sahilan bagi LOMedia PON Riau Literas
Panitia PON
15
FIB UNILAK
1.5
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal
No Judul artikel ilmiah 1
2 3
4
No/ Volume Nama jurnal
Membangun Kesepahaman Indonesia /tahun 1/5/2008
Jurnal Ilmu Budaya Fak
dan
Ilmu Budaya Unilak
Malaysia
Melalui
Komunikasi
Penerapan Strategi Kehumasan di 2/5/2009 Antarbudaya Universitas Lancang Kuning Perang Bahasa Antar Indonesia dan 1/3/2009
Jurnal Ilmu Budaya Fak
Malaysia
Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jurnal Ilmu Budaya Fak
Dasar dan Strategi Penerapan Muatan
1/6/2009
Lokal Melayu di Sekolah dan 5
6
Ilmu Budaya Unilak
Peningkatan Pemahaman Etnisitas Perguruan Tinggi Melalui Pendidikan Multikultural dan
1/1/20098
Pandangan Editor Surat Kabar Komunikasi Antarbudaya Indonesia dan Malaysia Terhadap
2/8/2009
Naskah Kuno Melayu Riau sebagai
Jurnal Inspirasi Dinas Pendidikan
Junalisme Multikultural 7
Ilmu JurnalBudaya Unilak LEKSIKA
1/7/ 2010
Sumber Penciptaan Karya Sastra Masa
Provinsi
Jurnal Ilmu Komunikasi Riau Fak Ilmu Komunikasi Univ. Pembangunan Nasional Veteran Jurnal Ilmu Budaya Fak Yogyakarta Ilmu Budaya Unilak
Kini F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir NO Nama 1
2
3
Pertemuan Judul Artikel
Waktu
dan
Ilmiah Kepemimpinan Melayu Kepemimpinan dalam Tunjuk
Tempat 18-19 November
Dahulu, Kini dan Masa Ajar Melayu
di Kualalumpur
Seminar Antarbangsa Metafora Sebagai Kritik Sosial 11-12 November Depan Linguistik dan dalam Lagu ocu 2008 Pembudayaan Bahasa Melayu Melayu Kuliner Pengembangan Kuliner 10 Desember Melayu Menuju Indusri Kreatif 2012 di Pekanbaru
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Buku
Tahun
.
Jumlah
Penerbit
Halaman
1
Teroka
2009
120
Palagan
2
Menggugat Realitas
2009
99
Press Palagan
3
Interpretasi Dunia Sastra
2009
127
Press Palagan
4
Sastra, Budaya dan Media
2011
116
Press Alaf Riau
5
The American Revolution in Philip 2011
109
Alaf Riau
Freneau‟s Poems
H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI .
Tahun
Jenis Nomor P/ ID
Belum ada
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial LainnyaBelum yang telah ada diterapkan
Tahun
Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No
Jenis Penghargaan
Intitusi pemberi
Tahun
Penghargaan Belum ada
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian MP3EI. Pekanbaru, Juni 2016
Dr. Junaidi, S,S.,M.Hum
Biodata Anggota 1
A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Identitas Diri Nama Lengkap Jabatan Fungsional Jabatan Struktural NIP/NIK/Identitas lainnya NIDN Tempat dan tanggal lahir Alamat Rumah Nomor Telepon/Faks/HP Alamat Kantor Nomor Telepon/Faks Alamat e-mail
Mohd. Fauzi, SS., M.Hum Lektor Pembantu Dekan I 03 01 212 10 0503 7401 Selat Panjang, 5 Maret 1974 Jl. Patria sari, Rumbai 081365274519 Jl. Yos Sudarso Km. 8 Rumbai 0761 53536 Mohd.fauzi_007yahoo.co,id
12 Lulusan yang telah dihasilkan 13. Mata Kuliah yg diampu 1. Reading I 2. Survey on American Literature 3. Poetry I 4.Cinema 5. Survey on English Literature 6. Structure 7. Listening & Speaking 8. American Culture B. Riwayat pendidikan Nama perguruan Tinggi Bidang Ilmu Tahun masuk-lulus Judul Skripsi /Tesis
S1 Universitas Lancang KuningPekanbaru Sastra Inggris 1996-2002 Symbolism in Three Ernest Hemingway”s
Nama pembimbing
S2 Universitas Andalas, Padang
S3 -
Lingusitik 2011-2014 The Influences of
-
American Revolution in Philip Fruneu‟s Novels Poems Abu Ubaidah Ali, MA Prof. Dr. Oktavianus, M.Hum Dra. Sorta Hutahaean, M.Pd. Dr. Ike Revita, M.Hum
A. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No
Tahun
1
2013
2
2008
3
2009
4
2013
Pendanaan Sumber
Judul Penelitian Perbandingan Representasi Perempuan dalam Cik Puan Karya Haji Suhjaimi dan Antigone Karya Sophocles The Role of Symbols in D.H.Lawrence‟s The Rainbow The Enemy of People as Reflected in Henrik Ibsen‟s The Wild Duck and An Enemy of People Penguatan Informasi Ekowisata Kelurahan Sei Empura Melalui Film Dokumenter
Jml (Juta Rp)
APBF
1.000.000
Mandiri
1.000.000
Mandiri
1.000.000
APBU
4.600.000
B. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir Pendanaan NO Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Jml (Juta Rp) Sosialisasi Pembuatan Makanan Melayu Bagi Guru-guru Sekolah Dasar neheri 1 2014 APBF 1 Nomor 63 Dan Guru-Guru Sekolah Dasar Negeri Nomor 65 Pekanbaru
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal No Judul artikel ilmiah
No/ Volume Nama jurnal
1
Analisis Fenomena Bahasa Sea Games 2011 “Ayo Indonesia Bisa”
/tahun 2/6/2012
Jurnal Ilmu Budaya Fak Ilmu Budaya Unilak
2
Bahasa dan Realitas: Suatu Pendekatan Psikologisme Analisis Litotes dalam Tunjuk Ajar Melayu
2/2/2014
Jurnal Ilmu Budaya Fak
1/1/2014
3 4
Analisis Tindak Tutur Performatif dalam Film 2/7/2015 “Musang Berjanggut” Karya P. Ramlee
Jurnal Pustaka Budaya FIB Unilak Jurnal Ilmu Budaya Fak Ilmu Budaya Unilak
5
Fungsi Bahasa dalam Syair Bidasari: Kajian Sosiopragmatik
Jurnal P us t a k a B u d aya F IB U n i l a k
1/8/2015
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
NO Nama Ilmiah
Pertemuan Judul Artikel
Waktu Tempat
dan
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Buku . 1 Bahasa Kias dalam Syair Burung
Tahun 2015
Jumlah Halaman 102
Penerbit Unilak Press
H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir No Judul/Tema HKI .
Tahun
Jenis Nomor P/ ID
Belum ada
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang telah diterapkan Belum ada
Tahun
Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
No
Jenis Penghargaan
Intitusi pemberi Penghargaan
Belum ada
Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan dana penelitian Institusi Universitas Lancang Kuning tahun 2016.
Pekanbaru, Juni 2016
(Mohd. Fauzi, S.S., M.Hum.)
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri 1
Nama Lengkap (dengan
Juswandi,S.S.,M.A.
gelar) 2 3 4
Jabatan Fungsional Jabatan Struktural NIP/NIK/Identitas
III/b Asisten Ahli 95 00 125
5 6
Lainnya NIDN Tempat dan Tanggal
1020107001 Baserah,20 Oktober 1970
7
Lahir Alamat Rumah
Jl. Umbansari-Rumbai
9
Nomor Telepon/Faks/
085374568140
10 11
HP Alamat Kantor Nomor Telepon/Faks/
Jl.Yos Sudarso Rumbai Pekanbaru 0761 53536
12
HP Alamat e-mail
[email protected]
13
Lulusan yang Telah
[email protected] S1: orang
14
Dihasilkan Mata Kuliah yg Diampu
Tradisi Melayu Multikulturalisme Keterampilan Sosial Tunjuk Ajar Melayu Arsitektur Melayu
B. Riwayat pendidikan S1 S2 Nama Perguruan Tinggi Universitas Lancang Universiti Of Malaya Kuning Kuala Lumpur Bidang Ilmu Tahun Masuk-Keluar Judul Skripsi/tesis
Sastra Melayu
Sastra Melayu
1994-1998 2004-2010 Adat Upacara Tradisi Upacara Sebagai Menghanyutkan Refleksi Sosial Budaya Lancang Di di Kabupaten Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi Singingi C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
S3
NO
Tahun
1.
Judul Peranan Sumur Istana Raja Siak Di Kecamatan Sri Indrapura
Pendanaan Sumber Jumlah (jt Rp) 6.000.000 LPPM
2.
LPPM 1.000.000 Tradisi Kematian Pada Masyarakat Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru 3. 2004 1.000.000 Nilai Agama dan Nilai APBF Ekonomi yang terdapat pada Permainan Rakyat “Seluncur”di Desa Pengalihan ,Kenegarian Koto Rajo,Kecamatan Kuantan Hilir,Kabupaten Kuantan Singingi (2014) D.Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 tahun Terakhir
NO 1.
Tahun
Judul Pemimpinan Dalam Masyarakat Melayu
Pendanaan Sumber Jumlah (jt Rp) Jurnal
E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal
No Judul artikel ilmiah
No/ Volume Nama jurnal /tahun
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir NO Nama
Pertemuan Judul Artikel
Waktu
Ilmiah
dan
Tempat
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir No Judul Buku
Tahun
.
Jumlah
Penerbit
Halaman
H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir
No Judul/Tema HKI .
Tahun
Jenis Nomor P/ ID
Belum ada
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir v
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Tahun
LainnyaBelum yang telah ada diterapkan
Tempat Penerapan
Respon Masyarakat
J. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No
Jenis Penghargaan
Intitusi pemberi
Tahun
penghargaan Belum ada
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Penelitian MP3EI.
Pekanbaru, Juni 2016
Juswandi, S.S., MA.
v