LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
Tahun ke-1 dari rencana 1 tahun
JUDUL: IbM LABORATORIUM MATEMATIKA BAGI SD GUGUS III KECAMATAN KUBU
Oleh:
I Made Suarsana, S.Pd. M.Si., 0017028301 Ketua Drs. Djoko Waluyo, M.Sc., 006075306 Anggota Dra. Gusti Ayu Mahayukti, M.Si., 0023086005 Anggota
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA/FMIPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Tahun 2015
i
ii
RINGKASAN Kecamatan Kubu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Karangasem yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Buleleng. Sebagai daerah perbatasan, letaknya cukup jauh dari pusat kota maupun pemerintahan baik dari Kota Singaraja (65 km) maupun Kota Amplapura (50 km). Terdapat 50 buah Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di kecamatan ini, dan 7 diantaranya tergabung di Gugus III Kecamatan Kubu. Posisinya yang berada di perbatasan menyebabkan SD di Gugus III Kecamatan Kubu jarang tersentuh program pengabdian di bidang pendidikan baik dari dinas terkait maupun dari Undiksha. Padahal potensi sumber daya guru dan siswa di Gugus ini cukup besar. Pada tahun pelajaran 2013/2014 tercatat Gugus III Kecamatan Kubu beranggotakan 7 buah SD dengan total tenaga guru sebanyak 112 orang dan 1016 orang siswa. Hasil analisis situasi sehubungan dengan pembelajaran matematika menunjukkan 1) Hasil belajar matematika siswa belum optimal yang ditunjukkan rata-rata hasil belajar masih di bawah kriteria ketuntasan minimal, 2) Adanya phobia matematika di kalangan siswa, mereka menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit, membosankan bahkan menakutkan, 3) pembelajaran matematika di kelas sangat miskin, cenderung text books oriented, jarang menggunakan alat peraga/media dan kurang menekankan pada aktivitas/proses matematika, 4) Pengetahuan guru dalam mendesain pembelajaran matematika yang berorientasi pada proses/aktivitas matematika masih kurang, serta 5) Minimnya jumlah alat peraga/media matematika yang tersedia di sekolah-sekolah, padahal siswa SD masih berada pada tahap operasional konkrit yang sangat membutuhkan manipulasi benda nyata dalam penanaman konsep matematika. Suatu terobosan nyata yang dibutuhkan Gugus III Kecamatan Kubu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan utamanya untuk menggeser phobia siswa terhadap matematika menjadi pelajaran yang menarik dan disenangi adalah dengan menghadirkan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran matematika yang mengedepankan aktivitas/proses matematika yaitu sebuah laboratorium matematika yang pada IbM ini diawali dengan pengembangan Math Corner sebagai sebuah lab matematika mini yang berada di ruang kelas. Hasil pelaksanaan P2M: 1) telah dikembangkan Math Corner sebagai laboratorium matematika mini di ruang kelas, 2) guru-guru pada sekolah mitra telah memiliki mampu mendesain pembelajaran yang menekankan pada aktivitas matematika dan 3) siswa telah terbiasa melakukan aktivitas matematika secara mandiri pada Math Corner.
iii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNyalah laporan akhir program pengabdian kepada masyarakat dengan judul “IBM Laboratorium Matematika bagi SD Gugus III Kecamatan Kubu” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Pada kesempatan yang berbahagian ini izinkan kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya terhadap Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah mempercayai program ini untuk dibiayai,
SD N 4 Tianyar dan SD N 6 Tianyar, Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Angkatan 2012 atas kerja sama dan kerja kerasnya dalam merealisasikan Math Corner serta Gugus III SD Kecamatan Kubu yang telah menjadi mitra yang sangat baik bagi terlaksananya program ini. Dan juga kepada semua pihak yang telah membatu pelaksanaan program ini. Adapun laporan ini sangatlah jauh dari kesempurnaaan secara tata penulisan yang kemungkinan besar belum dapat mewakili apa yang telah kami lakukan dalam pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat di Gugus III SD Kesamatan Kubu, besar harapan kami adanya saran dan masukan membangun bagi kesempurnaan laporan ini khususnya nanti pada laporan akhir.
iv
DAFTAR ISI
Hal. HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………
i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..
ii
RINGKASAN………………………………………………………………
iii
PRAKATA ………………………………………………………………...
iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………
v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………
vi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………
vii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………
viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi………………………………………………….
1- 3
1.2. Permasalahan Mitra………………………………………….......
3-5
BAB II TARGET LUARAN………………………………………………
6
BAB III METODE PELAKSANAAN…………………………………….
7-9
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 4.1.
Kinerja LPM Undiksha Satu Tahun Terakhir………………
10
4.2.
Jenis Kepakaran dalam Pemecahan Masalah Mitra beserta
11
Pakarnya Masing-masing…………………………………… BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1
Hasil Pelaksanaan Kegiatan ………………………………….
12 - 24
5.2
Pembahasan ..…....................................................................
24 - 26
BAB VI PENUTUP 6. 1. Simpulan ……………………………. ……………………..
27
6. 2. Saran ………………….. ………. ……………………………
27
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Hal. Tabel 1.
Status Akreditasi, Banyak Guru dan Siswa SD di Gugus III Kecamatan Kubu ………………………………………………
1
Tabel 2. Rekapitulasi Banyak serta Pembiayaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat LPM Undiksha Tahun 2013………………
10
Tabel 3. Jenis Kepakaran yang Dibutuhkan beserta Pakarnya MasingMasing …………………………………………………………..
11
Tabel 4. Daftar Nama Alat Peraga dan Fungsinya ………………………..
16
vi
DAFTAR GAMBAR
Hal. Gambar 1. Pelatihan Penggunaan Alat Peraga Matematika …………...
14
Gambar 2. Guru Merancang dan Membuat Alat Peraga Matematika Sederhana ………………………………………………….
15
Gambar 3. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Memproduksi Alat Peraga Matematika ……………………………………..
16
Gambar 4 Pengembangan Math Corner ………………………..………..
21
Gambar 5. Sosialisasi Pemanfaatan Math Corner bagi Siswa …………..
22
Gambar 6. Pelatihan Guru-guru dalam Pemanfaatan Math Corner …..
23
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 01. Contoh Alat Peraga Matematika yang dihasilkan Lampiran 02. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 03. Contoh Lembar Kerja Siswa
viii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Analisis Situasi Kecamatan Kubu merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten
Karangasem yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Buleleng. Lokasinya sekitar 50 km dari Kota Amlapura dan 65 Km dari kota Singaraja. Terdapat 50 buah Sekolah Dasar (SD) yang tersebar di sembilan desa kecamatan ini.
dalam wilayah
Desa Tianyar, salah satu desa di Kecamatan Kubu, pada
wilayahnya terdapat 10 SD dan 7 di antaranya tergabung dalam Gugus III Kecamatan Kubu. Potensi sumber daya guru dan siswa pada masing-masing sekolah untuk tahun pelajaran 2013/2014 dijabarkan sebagai berikut. Tabel 1. Status Akreditasi, Banyak Guru dan Siswa SD di Gugus III Kecamatan Kubu No Nama Sekolah Status Akreditasi Banyak Guru Banyak Siswa 1 SD N 1 Tianyar B 13 132 2 SD N 2 Tianyar B 14 181 3 SD N 3 Tianyar B 16 85 4 SD N 4 Tianyar B 25 255 5 SD N 6 Tianyar B 15 181 6 SD N 9 Tianyar B 14 69 7 SD N 10 Tianyar B 15 113 112 1016 Total Sumber: pendidikankarangasem.info Kuantitas sumber daya yang sangat potensial yang perlu mendapat perhatian dan partisipasi kita semua untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas khususnya di Kecamatan Kubu. Guru-guru kelas di Gugus III seluruhnya tergabung dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus III Kecamatan Kubu. Kepala SD Inti di Gugus III secara otomatis akan menjadi ketua KKG di gugus tersebut. Ketua KKG saat ini adalah Ibu Ida Ayu Putu Krisnawati, S.Pd. Beliau adalah kepala SD N 6 Tianyar. Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara awal dengan Ibu Ida Ayu Putu Krisnawati selaku ketua KKG Gugus III terkait dengan permasalahan utama yang
1
dihadapi guru-guru dalam pembelajaran matematika diperoleh informasi bahwa hingga saat ini di antara pelajaran yang lainnya, matematika merupakan pelajaran yang kurang disukai anak. Dan hal tersebut berdampak signifikan pada rendahnya hasil belajar matematika.
Tentunya permasalahan ini sangat urgen untuk
dicarikan pemecahan mengingat matematika di SD merupakan pondasi bagi jenjang selanjutnya. Jika di SD anak sudah tidak menyenangi matematika, maka cenderung pada jenjang berikutnya sukar menumbuhkan sikap gemar terhadap matematika. Padahal kemajuan dalam matematika merupakan modal utama bagi kemajuan suatu bangsa sebagaimana diungkapkan Meneteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh (dalam Pelita Online.com, 2011). Menindaklanjuti informasi awal yang diberikan ketua KKG Gugus III Kecamatan Kubu, maka dilakukan observasi di dua sekolah (SD No 4 Tianyar dan SD No 6 Tianyar) untuk mengumpulkan informasi tambahan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas. Hasil pengamatan baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika guru masih berpaku pada buku teks saja (Text Books Oriented). Matematika dibelajarkan dengan miskin. Siswa disuguhi banyak fakta, konsep dan prinsif matematika tetapi jarang dilibatkan dalam proses matematika yaitu terkait bagaimana fakta-fakta tersebut diperoleh. Pembelajaran jarang menggunakan media manipulatif seperti alat peraga dan media inovatif lainnya. Tentunya pembelajaran seperti ini tidak sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir anak SD yang masih pada taraf operasional konkrit dan lambat laun akan membuat siswa bosan. Pobia akan terbentuk dalam pikiran siswa bahwa matematika sulit dipelajari dan sebagai pelajaran yang membosankan. Untuk menghilangkan pobia ini, penting untuk memotivasi anak dengan merangsang dan memelihara ketertarikannya dalam matematika. Upaya yang dapat dilakukan adalah menurunkan tingkat keabstrakan matematika dengan menghubungkan konsep matematika yang abstrak menjadi konkrit melalui pengalaman langsung dengan benda nyata. Pengalaman konkrit akan memberikan visualiasi konsep yang jauh lebih bagus. Hal ini sesuai dengan pendapat Bruner (dalam Sukayati dan Agus, 2009), Z.P. Dienes ( dalam Pusat Pengembangan Profesi Pendidik, 2012) serta Ruseffendi (dalam Sukayati dan Agus, 2009).
2
Tentunya tujuan dari pembelajaran matematika di SD tidak mudah dicapai jika hanya mengandalkan guru sebagai ujung tombak. Diperlukan lingkungan yang kondusif terutama kelengkapan sarana dan prasarana guna mendukung pembelajaran matematika agar sesuai dengan karakteristik anak SD. Pengadaan alat peraga dan media inovatif lainnya merupakan kebutuhan yang mendesak. Kehadiran Laboratorium Matematika di Gugus III Kecamatan Kubu merupakan solusi jitu untuk mengubah pandangan siswa yang menganggap matematika sebagai momok menjadi mata pelajaran yang disenangi. Sebagai langkah awal IbM ini, Laboratorium Matematika yang akan dikembangkan masih untuk skala kecil berupa Pojok atau Area Matematika (Math Corner) yaitu laboratorium mini yang ada di ruang kelas yang memungkinkan siswa melakukan eksplorasi matematika, penemuan, belajar dan menumbuhkan ketertarikan terhadap matematika. Math Corner nanti berupa area di kelas dimana kita bisa menemukan alat peraga, koleksi permainan, puzzle dan media lainnya yang bisa digunakan oleh guru dalam pembelajaran atau digunakan siswa secara mandiri untuk melakukan aktivitas matematika. Math Corner yang dikembangkan pada IbM ini hanya untuk kelas kecil pada 2 SD yaitu SD N 4 Tianyar dan SD N 6 Tianyar.
Guru-guru akan dilibatkan dalam mendesain,
merancang dan
mengembangkan Math Corner beserta isinya. Harapannya matematika akan menjadi bagian dari kelas, matematika akan makin dekat dengan keseharian siswa, tumbuh ketertarikan dan rasa senang dalam belajar matematika (Math is Fun) dan akhirnya bermuara pada peningkatan hasil belajar matematika. 1.2.
Permasalahan Mitra Sebagai mitra dalam pelaksanaan IbM ini adalah yaitu SD N 4 Tianyar dan
SD N 6 Tianyar. Berdasarkan analisis situasi dapat teridentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapai oleh mitra, yaitu sebagai berikut. (1) Hasil Belajar matematika belum optimal. Rata-rata hasil belajar siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 6,0. (2) Siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang dipenuhi rumus-rumus dan sangat
3
membosankan. Siswa belajar matematika dengan skeptis dan cenderung menganggap sebagai pelajaran yang menakutkan. (3) Pelaksanaan pembelajaran matematika yang abstrak dan berpaku pada buku teks saja. Pembelajaran diawali penjelasan guru, diikuti latihan-latihan yang bersifat mekanistik (hitung menghitung saja), sehingga siswa sangat jarang mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan eksplorasi/penemuan yang menantang dan memotivasi semangat belajarnya. (4) Motivasi para guru untuk melaksanakan inovasi pelaksanaan pembelajaran matematika sangat rendah, karena mereka jarang mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah terkait. Pertemuan KKG selama ini lebih diarahkan pada kegiatan pembuatan administrasi pembelajaran, dangkal dan belum menyentuh pada esensi dari pembelajaran matematika. (5) Pengetahuan para guru dalam mendesain pembelajaran matematika yang mengarah pada proses matematika masih rendah. Selain itu, dari pihak sekolah juga tidak menyediakan lingkungan yang kondusif. Keberadaan alat peraga dan media inovatif terkait pembelajaran matematika sangat minim padahal jelas bahwa tahap berpikir anak SD masih berada pada tahap operasional konkrit. Selanjutnya berdasarkan hasil diskusi pengusul dengan kedua kelompok mitra maka disepakati prioritas persoalan yang diselesaikan beserta solusinya sebagai berikut. 1. Merancang dan membuat alat peraga dan media pembelajaran matematika lainnya untuk kelas I, kelas II dan kelas III yang mengacu pada standar materi di kelas tersebut. 2. Mendesain dan membuat tempat pajangan/penyimpanan alat peraga beserta media matematika lainnya sebagai Math Corner. Math Corner didesain dengan mempertimbangkan faktor keamanan alat dan penggunanya. 3. Meningkatkan kemampuan guru dalam mendesaian pembelajaran matematika sehingga memungkinkan siswa melakukan aktivitas matematika (Hands On – Mind On) dengan minimal 20% pembelajaran memanfaatkan sarana yang ada di Math Corner.
4
4. Pembiasaan terhadap siswa untuk melakukan eksplorasi matematika secara mandiri dengan memanipulasi sarana yang tersedia di Math Corner 5. Menyebarluaskan hasil IbM pada 5 SD lainnya di Gugus III melalui kegiatan workshop untuk guru-guru yang tergabung dalam KKG.
5
BAB 2 TARGET LUARAN
Luaran yang ingin dicapai melalui program IbM ini adalah sebagai berikut. 1. Adanya Math Corner sebagai laboratorium matematika mini pada masingmasing ruang kelas di kedua sekolah mitra. Pada IbM kali ini sementara ditargetkan untuk kelas rendah (Kelas I, kelas II dan kelas III). Sebagai kriterianya minimal 50% materi matematika di tiap kelas dapat dibuatkan media/alat peraga yang selanjutnya disimpan di Math Corner. 2. Guru mampu mendesain pembelajaran yang menekankan pada aktivitas matematika. Sebesar 20% pembelajaran yang dilakukan guru dilakukan dengan memanfaatkan sarana yang ada pada Math Corner. 3. Minimal sebanyak 85% siswa
pernah (sering) melakukan aktivitas
matematika secara mandiri pada Math Corner.
6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan program IbM ini dilaksanakan sebagai upaya menghapus kesan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan (Math Phobia) menjadi pelajaran yang mudah dan menyenangkan (Math is Fun) sehingga bermuara pada peningkatan hasil belajar matematika khususnya untuk SD di Gugus III Kecamatan Kubu. Solusi yang ditawarkan adalah pengembangan Math Corner sebagai Laboratorium Matematika Mini yang nantinya bisa dimanfaatkan guru dalam pembelajaran di kelas melalui pembelajaran yang menekankan pada aktivitas/proses matematika dan juga merangsang ketertarikan siswa untuk melakukan aktivitas matematika secara mandiri dengan memanipulasi sarana pada Math Corner.
Adapun metode pelaksanaan program yang akan
dilakukan adalah : 1. Pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru tentang desain dan produksi alat peraga/ alat permainan/ media inovatif lainnya dalam pembelajaran matematika SD. Guru akan dibekali dan dilatih pengetahuan dan keterampilannya dalam halhal berikut. a. Wawasan tentang karakteristik pembelajaran matematika SD b. Wawasan tentang pentingnya keberadaan laboratorium matematika yang dilengkapi dengan alat peraga/alat permaianan/ media inovatif lainnya untuk mendukung pembelajaran matematika. c. Pengetahuan tentang alat peraga/alat permaian/media inovatif lainnya mulai dari definisi, fungsi, syarat-syarat, prinsip-prinsip, serta langkahlangkah pengembangan suatu alat peraga/alat permaianan/media inovatif lainnya. d. Kemampuan dalam mengidentifikasi konsep-konsep matematik SD yang esensial yang lebih mudah dibelajarkan dengan menggunakan media inovatif. e. Kemampuan dalam merancang dan membuat alat peraga sesuai dengan standar materi pada kelas yang diampu beserta petunjuk pemakaiannya. 7
2. Pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru tentang cara penggunaan alat peraga/ alat permainan/ media inovatif lainnya dalam pembelajaran matematika di kelas. Guru-guru pada kedua sekolah mitra dilatih dan didampingi dalam hal-hal berikut. a. Mendesain pembelajaran matematika yang menekankan pada aktivitas matematika yaitu dengan memanfaatkan alat peraga/alat permaianan/ media inovatif lainnya. b. Melaksanakan pembelajaran matematika berbantuan alat peraga/alat permaianan 3. Pendesainan dan pengembangan Math Corner sebagai tempat display dan penyimpanan alat peraga/ alat permaianan/media inovatif lainnya di ruang kelas. Tim IbM dan guru bersama-sama mendesain Math Corner beserta cara pengelolaannya. Almari dan rak serta papan pajangan karya siswa dirancang agar tidak mengambil ruang yang besar di kelas. Tata tertib penggunaan juga disusun demi penggunaan yang berkelanjutan. Dan yang terpenting, sistem pengelolaan sehingga Math Corner dinamis mengikuti kebutuhan belajar anak dalam belajar matematika. 4. Sossialiasi kepada siswa tentang pemanfaatan math corner Keuntungan keberadaan Math Corner di ruang kelas adalah makin mendekatkan matematika dalam keseharian siswa. Alat peraga/alat permainan/ media inovatif lainnya yang tersedia pada Math Corner dapat dimanfaatkan siswa kapan saja. Untuk menjamin keamanan alat dan penggunanya, kepada siswa dilakukan sosialisasi tata tertib penggunaan Math Corner. Kepada siswa juga diperkenalkan alat-alat yang ada pada Math Corner dan cara penggunaannya. 5. Penyebarluasan hasil kegiatan IbM pada 5 sekolah imbas melalui pertemuan KKG Gugus III Kecamatan Kubu Guru-guru pada sekolah mitra yang terlibat pada IbM
ditunjuk sebagai
instruktur dalam pengembangan Math Corner. Hasil kegiatan IbM selanjutnya disebarluaskan oleh instruktur melalui pertemuan-pertemuan rutin
KKG
8
Gugus III Kecamatan Kubu. Kepada 5 SD lainnya di Gugus III, dipaparkan hasil dan temuan positif selama pelaksanaan IbM. Pertemuan ini ditindaklanjuti dengan kunjungan ke SD Negeri 4 Tianyar dan SD Negeri 6 Tianyar sebagai sekolah percontohan dalam pengembangan Math Corner. Harapannya 5 SD lainnya terimbas dan tergerak untuk mengembangkan Math Corner di sekolahnya masing-masing.
9
BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
4.1.
Kinerja Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Satu Tahun Terakhir. Kinerja Undiksha dalam mensinergikan potensi masyarakat baik dalam
dunia pendidikan maupun bidang-bidang lainnya di bawah koordinasi LPM Undiksha dan Lembaga Penelitian Undiksha cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas pusat-pusat layanan yang ada di LPM yang secara intensif melayani kebutuhan stakeholder dan masyarakat terhadap penerapan ipteks, baik itu (1) pusat layanan pendidikan masyarakat, (2) pusat layanan pengembangan SDM/SDA, (3) pusat layanan KKN/KKL, (4) pusat layanan penerapan ipteks, maupun (5) pusat layanan kewirausahaan dan konsultasi bisnis. Pada tahun 2013, LPM Undiksha telah melaksanakan pengabdian sebanyak 92 kegiatan baik pada skim KKN-PPM, IbW, IbM, IbIKK, IBK maupun DIPA dengan sumber dana utama dari DP2M Dikti dan DIPA Undiksha. Total dana pelaksanaan untuk kegitan pengabdian tahun 2013 adalah sebesar Rp 1.901.500.000,-. Adapun rincian kegiatan pengabdian masyarakat tahun 2013 pada masing-masing skim dapat diuraikan sebagai berikut.
Tabel 2. Rekapitulasi Banyak serta Pembiayaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat LPM Undiksha Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6
Skim Pengabdian
Banyak Kegiatan
Total Dana (Rp)
1 5 11 2 1 72
90 juta 490 juta 444 juta 200 juta 100 juta 577,5 juta
92
1.901,5 juta
KKN-PPM IbW IbM IbIKK IbK DIPA Jumlah
4.2.
Jenis Kepakaran yang Dibutuhkan dalam Pemecahan Masalah Mitra Beserta Pakarnya Masing-Masing
10
Ketua dan anggota tim pengusul kegiatan IbM ini adalah tenaga professional dalam bidang matematika dan pendidikan matematika. Tim pengusul telah banyak terlibat dalam penelitian dan pengabdian terkait dengan pembelajaran matematika di SD khususnya berkaitan dengan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika. Saat ini tim pengusul adalah pengampu mata kuliah terkait seperti matematika sekolah, lab/bengkel matematika, serta media pembelajaran berbasis ICT yang sangat relevan dengan kegiatan IbM yang direncanakan sehingga program ini tidak akan banyak mengalami kendala teknis. Adapun kebutuhan jenis kepakaran serta pakarnya masing-masing diuraikan sebagai berikut. Tabel 3. Jenis Kepakaran yang Dibutuhkan beserta Pakarnya Masing-Masing N Jenis Pakar Keterangan o Kepakaran 1. Matematika SD Tim Pengabdian Ketiga anggota tim pengabdian (I Made Suarsana, adalah tenaga professional di S.Pd. M.Si., Drs. bidang matematika dan pendidikan Djoko Waluyo, matematika. Selait itu, ketiga M.Sc., Dra. Gusti anggota tim juga pernah Ayu Mahayukti, mengampu mata kuliah M.Si.) matematika sekolah yang didalamnya juga mengkaji matematika di SD. 2. Laboratorium Drs. Djoko Memiliki keahlian dalam Matematika Waluyo, M.Sc pengelolaan laboratorium matematika. Selain itu, saat ini beliau adalah Kepala Laboratorium di Jurusan Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Ganesha. 3. Desain dan Tim Pengabdian Ketiga tim pengabdian pernah Produksi Alat (I Made Suarsana, mengampu mata kuliah Peraga/Media S.Pd. M.Si., Drs. Lab/Bengkel Matematika dimana Inovatif Djoko Waluyo, pada perkuliahan ini membahas M.Sc., Dra. Gusti tentang pembuatan alat peraga Ayu Mahayukti, mulai dari perancangan, produksi M.Si.) serta penggunaannya.
11
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat “IBM Laboratorium
Matematika bagi SD Gugus III Kecamatan Kubu” melibatkan dua sekolah mitra yaitu
satu SD Inti (SD N 6 Tianyar) dan satu SD Imbas (SD N 4 Tianyar). Secara khusus program ini menyasar guru-guru kelas rendah pada kedua sekolah mitra yaitu guru kelas I, II dan kelas III. Secara keseluruhan semua sub kegiatan telah terlaksana dengan baik yaitu 1) Pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru tentang desain dan produksi alat peraga/ alat permainan/ media inovatif lainnya dalam pembelajaran matematika SD, 2) Pendesainan dan pengembangan Math Corner
sebagai tempat display dan penyimpanan alat
peraga/ alat
permaianan/media inovatif lainnya di ruang kelas, 3) Sosialiasi kepada siswa tentang pemanfaatan math corner, 4) Pelatihan dan pendampingan bagi guru-guru tentang cara penggunaan alat peraga/ alat permainan/ media inovatif lainnya dalam pembelajaran matematika di kelas, 5) Penyebarluasan hasil kegiatan IbM pada 5 sekolah imbas melalui pertemuan KKG Gugus III Kecamatan Kubu. Hasil pelaksanaan masing-masing sub kegiatan dapat dipaparkan sebagai berikut.
(1)
Pelatihan dan Pendampingan bagi Guru-Guru Dalam Merancang dan Membuat Alat Peraga Matematika. Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra
yaitu kurangnya kemampuan guru dalam merancang dan membuat alat peraga matematika sehingga menyebabkan pembelajaran matematika selama ini cenderung abstrak maka dilakukan pelatihan dan pendampingan bagi guru dalam merancang dan membuat alat peraga matematika. Harapannya adalah guru mampu membuat media pembelajaran manipulatif sehingga pembelajaran matematika menjadi menyenangkan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan selama dua hari yaitu pada tanggal 10 dan 11 April 2015. Pada hari I, guru dibekali pengetahuan tentang karakteristik
12
pembelajaran matematika SD, pentingnya keberadaan laboratorium matematika dan alat peraga matematika, serta simulasi penggunaan alat peraga matematika. Materi dibawakan oleh Bapak Drs. Djoko Waluyo, M.Sc. Dalam paparannya narasumber menyampaikan 4 tahapan aktivitas dalam rangka penguasaan materi matematika
yaitu
penanaman
konsep,
pemahaman
konsep,
pembinaan
keterampilan dan penerapan konsep. Tahap penanaman konsep merupakan tahap pengenalan awal tentang konsep yang akan dipelajari siswa. Tidak semua materi mudah dicerna oleh siswa, sehingga pada tahap-tahap awal dalam pengenalan konsep, pemakaian alat bantu seringkali merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Mengingat perkembangan intelektual siswa SD termasuk dalam tahap operasional kongkret maka penggunaan media/ alat peraga dalam pembelajaran matematika di SD sangat diperlukan. Alat peraga yang disimulasikan pada kesempatan tersebut diantaranya SILAT SIPUT (Simetri Lipat, Simetri Putar), Garis Bilangan dan Blok Dienes. Alat peraga Silat Siput digunakan pada pembelajaran bangun datar khususnya ketika membahas simetri lipat dan simetri putar, garis bilangan digunakan pada penjelasan materi
bilangan bulat dan operasinya, sedangkan Blok Dienes
digunakan pada materi nilai tempat dan penjumlahan bilangan bulat. Peserta mengikuti pelatihan dengan sangat antusias. Gaya pemaparan narasumber yang jelas dan lugas membuat peserta mudah memahami penjelasan yang diberikan narasumber.
13
Gambar 1. Pelatihan Penggunaan Alat Peraga Matematika Pada hari II, guru didampingi dalam merancang dan membuat alat peraga matematika sederhana yang dimulai dari mengidentifikasi konsep-konsep matematik SD yang esensial yang lebih mudah dibelajarkan dengan menggunakan media inovatif Kegiatan dipandu oleh tim pengabdian. Hasil identifikasi kebutuhan alat peraga yang dihasilkan selanjutnya dikumpulkan untuk selanjutnya oleh tim pengabdian akan dirancang dan dibuatkan alat peraga. Guru-guru juga diberi kesempatan untuk mengalami langsung membuat alat peraga matematika sederhana berupa alat permainan kartu bilangan. Oleh karenanya peserta dikelompokkan menjadi 4 kelompok dan masing-masing membuat alat peraga kartu bilangan dengan muatan materi yang berbeda. Kelompok 1
Penjumlahan Pecahan
Kelompok 2
Pengurangan Pecahan
Kelompok 3
Perkalian Pecahan
Kelompok 4
Pembagian Pecahan
Kartu bilangan yang dibuat mengikuti pola permainan domino dengan banyak kartu adalah 28 kartu.
14
Gambar 2. Guru Merancang dan Membuat Alat Peraga Matematika Sederhana
(2)
Pendesainan dan Pengembangan Math Corner Untuk merealiasikan laboratorium matematika mini (Math Corner) yang
lengkap dan memenuhi target luaran IbM ini yaitu minimal 50% materi matematika di kelas I,II dan III dapat dibuatkan media/alat peraga maka produksi alat peraga matematika dilakukan dengan bekerjasama dengan Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA Undiksha yaitu dengan melibatkan mahasiswa yang memprogram mata
kuliah Workshop/Bengkel Matematika
sebanyak 19
kelompok. Masing-masing kelompoknya mengerjakan proyek pembuatan alat peraga untuk penanaman konsep dan permainan berdasarkan analisis kebutuhan guru dan analisis SK dan KD mata pelajaran matematika untuk kelas I, II dan III mahasiswa dengan bimbingan dosen pengampu dan tim pengabdian.
15
Gambar 3. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Memproduksi Alat Peraga Matematika Adapun beberapa alat peraga yang dihasilkan di antaranya sebagai berikut. Tabel 4. Daftar Nama Alat Peraga dan Fungsinya NO NAMA FUNGSI 1. KINCIR JEJAK BILANGAN 1. Membantu siswa membilang benda. 2. Membantu siswa melakukan penjumlahan pada bilangan 0 dengan bilangan 20. 3. Membantu siswa melakukan pengurangan pada bilangan 0 dengan bilangan 20. 2.
DIAGRAM PECAHAN
banyak operasi sampai operasi sampai
i) Untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep pecahan. ii) Untuk membantu peserta didik dalam memahami perbandingan pecahan, pecahan senilai, penjumlahan pecahan dan pengurangan pecahan.
16
3.
KARTU DOMINO PECAHAN
Melatih keterampilan peserta didik dalam memperagakan pecahan senilai
4.
BATANG NAPIER
5.
KERETA ANGKA MAJU MUNDUR (KERANGKA MAMUN)
i) Membantu menanamkan konsep operasi penjumlahan pada bilangan bulat. ii) Membantu menanamkan konsep operasi pengurangan pada bilangan bulat. iii) Membantu menanamkan konsep operasi perkalian pada bilangan bulat.
6.
PAPAN CATUR BILANGAN (PAPAN CABI)
i) Melatih kemampuan siswa dalam melakukan operasi penjumlahan pada bilangan bulat. ii) Meningkatkan minat siswa mempelajari operasi penjumlahan pada bilangan bulat.
7.
DEKAK-DEKAK
i) Membantu siswa memahami nilai tempat pada suatu lambang bilangan. ii) Membantu siswa memahami operasi penjumlahan pada bilangan asli. iii) Membantu siswa memahami operasi pengurangan pada bilangan asli.
8.
OPPOLYBIL (Operasi Monopoli Bilangan)
i) Membantu siswa memahami konsep algoritma perkalian. ii) Membantu siswa untuk memahami konsep hitung susun pembagian
i) Membantu siswa mengenal nilai mata uang. ii) Membantu siswa melakukan operasi
17
mata uang.
9.
JAMSUT (Jam Sudut Matematika)
i) Pengenalan besar istimewa, yaitu 30 , 60 , 90 , 90 ,120 ,
sudut-sudut sudut
150 ,180 , 210 , 240 , 270 , 300 , 330 ,360.
10.
PISMA (Pizza Sudut Matematika)
11.
PAKU (Papan Persekutuan)
12.
13.
BOKAP (Bingo KPK dan FPB)
BALOK PECAHAN
ii) Pengenalan jenis-jenis sudut yaitu sudut lancip, siku-siku, dan tumpul. memperdalam materi dengan menerapkan pemahaman materi besar dan jenis sudut ke dalam sebuah permainan.
1. Untuk membelajarkan siswa dalam memahami konsep kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) dengan faktorisasi prima 2. Untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dan faktor persekutuan terbesar (FPB) dengan faktorisasi prima
1. Untuk meningkatkan minat siswa dalam memahami materi KPK dan FPB melalui permainan 2. Untuk merangsang siswa berpikir cepat melalui permainan 3. Untuk melatih siswa dalam menyelesaikan permasalahan tentang KPK dan FPB melalui permainan i) Menemukan definisi pecahan sederhana. ii) Menentukan pecahan senilai iii) Membandingkan nilai pecahan 18
sederhana. iv) Mengurutkan pecahan sederhana dari nilai terbesar sampai terkecil atau sebaliknya
14.
BRAIN MEMORY (Permainan)
Brain memory merupakan suatu permainan yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep pecahan sederhana dengan cara menyenangkan dan tidak menoton seperti pelajaran yang biasanya dianggap membosankan oleh siswa.
15.
JAM LOGI (Jam Analog dan Digital)
i) Membantu peserta didik memahami konsep membaca waktu pada permukaan jam. ii) Membantu peserta didik memahami konsep menyatakan waktu pada permukaan jam. iii) Menyatakan lamanya waktu berlangsungnya suatu kegiatan
16.
ULAR TANGGA WAKTU
17.
NERACA HUNGER
melatih keterampilan siswa dalam menyebutkan waktu
untuk membantu siswa dalam memahami konsep membandingkan berat benda (lebih ringan dan lebih berat) 19
18.
WEIGHT PUZZLE
i) Memperkenalkan satuan berat, khususnya kg, hg, dag, gr, dg, cg, dan mg. ii) Siswa dapat mengetahui urutan satuan berat dimana satuan kg menempati urutan yang paling besar dan mg menempati urutan yang paling kecil.
19.
TANGRAM
i)
Untuk membelajarkan siswa dalam mengenal bangun-bangun geometri yaitu segiempat dan segitiga ii) Untuk menumbuhkan daya kreatifitas siswa dalam membentuk bangun-bangun tertentu seperti: bangun geometri seperti segiempat, segitiga, rumah, bina Tangram, manusia, dan sebagainya. iii) Untuk membelajarkan siswa dalam memantapkan pemahaman konsep kesebangunan dan kekongruenan iv) Untuk membelajarkan siswa dalam memantapkan pemahaman konsep kekekalan luas
Alat peraga matematika yang telah terbuat tersebut selanjutnya dikirim ke sekolah untuk disusun dan ditata dalam rak penyimpanan Math Corner. Alat peraga yang dibuat dipilah-pilah sesuai dengan standar kompetensi pada kurikulum. Alat peraga memang dibuat per standar komptensi yang terdiri dari 2 jenis yaitu alat peraga penanaman konsep dan alat peraga untuk melatih keterampilan yang biasanya berupa alat permainan. Berikut desain math corner yng sesuai dengan namanya diletakkan di pojokan kelas.
20
Gambar 4. Pengembangan Math Corner (3)
Sosialiasi kepada Siswa tentang Pemanfaatan Math Corner Agar Math Corner dapat dimanfaatkan secara optimal dan untuk
menjamin keamanan alat dan penggunanya, kepada siswa dilakukan sosialisasi tata tertib penggunaan Math Corner. Kepada siswa juga diperkenalkan alat-alat yang ada pada Math Corner dan cara penggunaannya. Harapan dari keberadaan
21
Math Corner di ruang kelas adalah makin mendekatkan matematika dalam keseharian siswa sehingga siswa mulai menyenangi matematika.
Gambar 5. Sosialisasi Pemanfaatan Math Corner bagi Siswa (4)
Pelatihan dan Pendampingan Bagi Guru-Guru Tentang Cara Penggunaan Alat Peraga/ Alat Permainan/ Media Inovatif Lainnya Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas. Guru-guru kelas rendah pada kedua sekolah mitra dilatih menggunakan
alat peraga yang tersedia di Math Corner baik itu alat peraga penanamankonsep maupun alat peraga permaianan matematika.
Setelah memahami bagaimana
22
menggunakannya, guru-guru dilatih pula bagaimana mengintegrasikan alat peraga tersebut dalam pembelajaran di kelas, mengingat hampir seluruh komptensi dasar mata pelajaran matematika di kelas rendah telah dikembangkan alat peraganya. Produk dari hasil pelaksanaan sub kegiatan ini adalah telah dihasilkannnya Rencana Pelaksaaan Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasikan penggunaan alat peraga matematika yang telah tersedia di Math Corner.
Gambar 6. Pelatihan Guru-guru dalam Pemanfaatan Math Corner
(5)
Penyebarluasan hasil kegiatan IbM pada 5 sekolah imbas melalui pertemuan KKG Gugus III Kecamatan Kubu Dengan adanya Math Corner, guru-guru menjadi tertarik untuk
mengintegrasikan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di kelas. Hal ini dikarenakan alat peraga yang ada telah dikembangkan mencakup seluruh kompetensi dasar di kelas tersebut dan telah pula dilengkapi dengan panduan penggunaan dan RPP berbantuan alat peraga. Hasil yang baik ini perlu
23
diimbaskan pada sekolah lainnya di Gugus III kecamatan Kubu sehingga mereka tertarik untuk mengembangkan Math Corner secara mandiri. Penyebarluasan hasil kegiatan IbM ini dilakukan pada pertemuan rutin KKG Gugus III Kecamatan Kubu.
Perwakilan guru pada sekolah mitra didampingi tim pengabdian
menyampaikan pengalamannya dalam memanfaatkan Math Corner serta hal-hal positif yang yang diperoleh bagi pembelajaran matematika di kelas rendah.
Gambar 7. Sosialisasi Hasil Pelaksanaan IbM pada KKG SD Gugus III Kecamatan Kubu 5.2.
PEMBAHASAN Kegiatan “IBM Laboratorium Matematika bagi SD Gugus III Kecamatan
Kubu” telah berlangsung dengan baik. Hal ini nampak dari keterpaian target luaran yang diharapkan dari kegiatan ini. Pertama,
Adanya Math Corner sebagai laboratorium matematika mini pada
masing-masing ruang kelas di kedua sekolah mitra. Sebagai kriterianya minimal 50% materi matematika di tiap kelas (kelas rendah) dapat dibuatkan media/alat 24
peraga yang selanjutnya disimpan di Math Corner.
Berdasarkan analisis
kebutuhan alat peraga yang dilakukan oleh tim pengabdian dan guru-guru di sekolah mitra yang didasarkan pada analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) mata pelajaran matematika di kelas rendah (Kelas I, II, dan Kelas III) maka diperoleh daftar rancangan alat peraga yang akan dikembangkan. Dengan bekerja sama dengan Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Undiksha rancangan
tersebut
direalisasikan
dengan
melibatkan
mahasiswa
yang
memperogram mata kuliah Workshop/Bengkel Matematika yang dikelompokkan dalam 19 grup. Masing-masing kelompok memproduksi alat peraga untuk satu standar kompetensi berupa satu alat peraga penanaman konsep dan satu lagi alat peraga permainan. Banyaknya standar kompetensi di masing-masing tingkat adalah kelas I ada 6 SK, kelas II ada 4 SK , dan kelas III ada 5 SK. Dengan demikian seluruh materi pembelajaran matematika kelas rendah telah berhasil dikembangkan alat peraga pendukungnya. Kedua, guru mampu mendesain pembelajaran yang menekankan pada aktivitas matematika. Berdasarkan panduan penggunaan alat peraga yang diberikan, guru bersama tim pengabdian berusaha mendesain pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang tersedia pada Math Corner. Produk dari kegiatan ini berupa dihasilkannya RPP yang mengintegrasikan penggunaan alat peraga matematika. Mengingat semua SK telah dibuatkan alat peraganya, maka hampir semua topik pembelajaran seperti bilangan, geometri dan pengukuran telah didesain pembelajarannnya dengan memanfaatkan alat peraga. Ketiga, siswa melakukan aktivitas matematika secara mandiri pada Math Corner. Siswa dapat memantapkan pemahaman terhadap materi yang dibelajarkan guru dengan memanipulasi alat-alat peraga penanaman konsep. Siswa dapat juga melatih keterampilannya melalui permainan matematika dengan alat peraga permainan. Tim pengabdian melakukan sosialisasi penggunaan alat permainan yang ada pada math corner. Tim juga berpesan kepada sekolah mitra agar alat-alat peraga tetap disimpan pada math corner di pojok kelas bukan disimpan di ruang guru dengan harapan siswa dapat memanfaatkannya setiap saat. Selama pelaksanaan kegiatan ini, tim pengabdian juga menghadapi beberapa kendala dalam upaya realisasi kegiatan untuk pencapaian target luaran
25
yang telah ditetapkan. Kendala utama yang dihadapi diantaranya 1) idealnya alat peraga dan math corner dikembangkan oleh guru-guru dengan didampingi oleh tim pengabdian, namun hal ini belum terwujud mengingat pada saat program ini dilaksanakan, terbentur dengan berbagai kesibukan guru seperti mengajar, persiapan UAS, UN, pengisian rapot, dan persiapan penerimaan siswa baru, 2) ada salah satu sekolah mitra yang menyimpan alat-alat peraganya pada lemari khusus bukan pada math corner, mereka beralasan, takut alatnya rusak atau hilang karena guru tidak bisa mengawasi penuh keamanan alat-alat tersebut bila ditaruh di kelas. Ya tentu saja, tim pengabdian kembali harus memberikan penjelasan ke pihak sekolah maksud dari pengembangan math corner. Terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini, ada hal menarik yang kami dapatkan yaitu, kelompok mitra sangat antusias dan respek dengan setiap kegiatan yang diselenggarakan. Mereka sangat kooperatif dalam memfasilitasi setiap kegiatan yang dilakukan. Kehadiran dan partisipasi mereka sangat tinggi. Hal ini menandakan bahwa kelompok mitra menyamput positif kegiatan yang telah dilakukan.
26
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari pelaksanaan program “IbM Laboratorium Matematika bagi SD Gugus III Kecamatan Kubu” adalah sebagai berikut. 1. Telah dikembangkan Math Corner sebagai laboratorium matematika mini di ruang kelas . 2. Guru-guru pada sekolah mitra telah memiliki mampu mendesain pembelajaran yang menekankan pada aktivitas matematika. 3. Siswa
telah terbiasamelakukan aktivitas matematika secara mandiri pada
Math Corner.
6.2.
Saran Upaya peningkatan kualitas pembelajaran matematika di kelas meski terus
diupayakan sebagai wujud profesionlitas kita sebagai pendidik. Kepada kedua sekolah mitra diharapkan agar menindaklanjuti hasil pengabdian ini dengan berusaha memanfaatkan Math Corner dalam pembelajaran matematika dan tentu saja isi dari Math Corner harus terus diperbaharui agar bisa menjadi wahana yang selalu menarik bagi siswa, dan kepada sekolah lainnya di Gugus III Kecamatan Kubu bisa mengadakan sendiri Math Corner secara swadaya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Abu.
2011.
Matematika
Modal
Utama
Kemajuan
Bangsa.
http://www.pelitaonline.com/mobile/detail.php?id=82263. Diakses tanggal 10 April 2014. Depdiknas. 2010. Pedoman Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Disdikpora
Karangasem.
2014.
Data
dan
Info
Pendidikan.
http://pendidikankarangasem.info. Diakses pada tanggal 10 April 2014. Pusat Pengembangan Profesi Guru. 2012. Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika. Jakarta : Kemendikbud Rohayati, A. 2012. Alat Peraga Pembelajaran Matematika. Bandung : UPI Sukayati dan Agus. 2009. Pemanfaatan Alat Peraga Matematika dalam Pembelajaran di SD. Yogyakarta: P4TK Matematika Singh, Hukum et all. 2000. A Handbook for Designing Mathematics Laboratory in Schools. New Delhi : National council of Education research and Training.
28
LAMPIRAN 01 : Contoh Alat Peraga
JAMSUT (Jam Sudut Matematika) A. NAMA ALAT PERAGA Alat Peraga ini bernama JAMSUT (Jam Sudut Matematika) B. KOMPONEN ALAT PERAGA Alat peraga JAMSUT berbentuk kotak berukuran 36 cm 36 cm 10.5 cm. Adapun komponen-komponen yang terdapat pada alat peraga JAMSUT yaitu. 1)
Tampak dari depan
Terdapat daerah lingkaran yang memiliki diameter 30 cm yang disebut dengan lingkaran jam, lingkaran jam memiliki 3 warna berbeda yaitu seperempat bagian berwarna kuning, seperempat bagian berwrna merah muda dan setengah bagian lingkaran berwarna hijau.
Dalam lingkaran jam terdapat dua buah jarum penunjuk berwarna hitam yaitu jarum panjang dan jarum pendek yang memiliki panjang berturut-turut 13 cm dan 9.5 cm, jarum panjang bersifat permanen yang tetap menunjuk ke bilangan 12, sedangkan jarum pendek tidak bersifat permanen artinya dapat diputar sesuai pukul yang diinginkan.
Bilangan sebagai penunjuk pukul pada jam. Tampak dari depan
29
2)
Tampak dari atas Tampak dari atas JAMSUT terdapat lubang berukuran 5.5 cm 7.5 cm yang bernama lubang keterangan jamsut. Lubang keterangan berfungsi sebagai tempat keterangan besar dan jenis sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dan jarum pendek pada lingkaran jam. Tampak dari atas
3)
Tampak dari belakang Bagian belakang jamsut berwarna biru polos. Tampak dari belakang
C. KEGUNAAN ALAT PERAGA Adapun kegunaan alat peraga JAMSUT yaitu. 1)
Pengenalan besar sudut-sudut istimewa, yaitu sudut 30 , 60 , 90 , 90 ,120 , 150 ,180 , 210 , 240 , 270 , 300 , 330 ,360 .
2)
Pengenalan jenis-jenis sudut yaitu sudut lancip, siku-siku, dan tumpul.
D. CARA PENGGUNAAN 1)
Cara Penggunaan JAMSUT dalam Penanaman Konsep Besar Sudut
30
Saat mengenalkan materi besar sudut dapat digunakan JAMSUT dengan petunjuk penggunaan sebagai berikut.
Instruksikan siswa untuk memposisikan JAMSUT agar berdiri tegak dengan lingkaran jam menghadap ke dirinya dan terlebih dahulu jarum pendek dihimpitkan dengan jarum panjang menunjuk bilangan 12, sehingga pada lubang keterangan siswa akan melihat tulisan “JAMSUT” Perhatikan gambar Tampak dari depan
Tampak dari atas
Instruksikan siswa untuk memutar jarum pendek searah jarum jam sehingga tepat menunjuk bilangan.
Contoh: Misalkan jarum pendek diputar sehingga tepat menunjuk bilangan 2, yang menunjukkan pukul 02.00.
31
Tampak dari atas
Instruksikan siswa untuk melihat besar sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dan jarum pendek pada bagian atas JAMSUT yaitu pada lubang keterangan. Contoh: Pada saat jarum pendek menunjuk bilangan 2, yang menunjukkan pukul 02.00, lubang keterangan akan memberikan keterangn besar sudut 60o. Tampak Dari Atas
Instruksikan siswa untuk mengulangi langkah 2 dan 3 sampai siswa menemukan konsep besar sudut
Instruksikan siswa untuk mendiskusikan dan menjawab LKS sesuai dengan perintah yang diberikan dengan menggunakan bantuan alat peraga
2)
Cara Penggunaan JAMSUT
dalam Penanaman Konsep Jenis
Sudut. Saat mengenalkan materi jenis sudut dapat digunakan JAMSUT dengan petunjuk penggunaan sebagai berikut.
32
Instruksikan siswa untuk memposisikan JAMSUT agar berdiri tegak dengan lingkaran jam menghadap ke dirinya dan terlebih dahulu jarum pendek dihimpitkan dengan jarum panjang menunjuk bilangan 12, sehingga pada lubang keterangan siswa akan melihat melihat tulisan “JAMSUT” Perhatikan gambar
Tampak dari depan
Tampak dari atas
Instruksikan siswa untuk memutar jarum pendek searah jarum jam sehingga tepat menunjuk bilangan.
Contoh: Misalkan jarum pendek diputar sehingga tepat menunjuk bilangan 2, yang menunjukkan pukul 02.00.
33
Tampak dari atas
Instruksikan siswa untuk melihat jenis sudut yang dibentuk oleh jarum panjang dan jarum pendek pada bagian atas JAMSUT yaitu pada lubang keterangan. Contoh: Pada saat jarum pendek menunjuk bilangan 2, yang menunjukkan pukul 02.00, maka lubang keterangan akan memberikan keterangn jenis sudutnya lancip. Tampak dari atas
Instruksikan siswa untuk mengulangi langkah 2 dan 3 sampai siswa menemukan konsep jenis sudut
Instruksikan siswa untuk mendiskusikan dan menjawab LKS sesuai dengan perintah yang diberikan dengan menggunakan bantuan alat peraga
34
LAMPIRAN 02: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SD
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV/1
Tema
: Indahnya Kebersamaan
Sub Tema
: Keberagamaan Budaya Bangsaku
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Kompetensi Inti (KI) 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori B. Kompetensi Dasar 2.1 Menunjukkan sikap logis,
kritis, analitik, konsisten dan teliti,
bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah. 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar. 35
2.3 Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya teman dalam interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari. 3.3 Mengenal sudut siku-siku, lancip, dan tumpul melalui pengamatan dan membandingkannya dengan sudut yang berbeda C. Indikator Menentukan jenis sudut lancip, tumpul, dan siku-siku.
D. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan diskusi dan penggunaan alat peraga siswa dapat menentukan jenis-jenis sudut lancip, tumpul, dan siku-siku. E. Metode Pembelajaran a. Pendekatan
: Tematik
b. Model Pembelajaran : Discovery Learning c. Metode
: Diskusi kelompok dan tanya jawab
F. Alat/Media/Sumber Belajar a. Alat/Bahan
: LKS, Papan Tulis/White Board, dan Spidol
b. Media
: Alat Peraga
c. Sumber Belajar : Buku Guru Hal.11-17, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2013 G. Materi Pembelajaran Jenis-Jenis Sudut a. Sudut Siku-siku Sudut siku-siku lebih dikenal dengan sudut tegak lurus yang besarnya adalah 90 derajat. Seperti terlihat pada gambar 1 berikut.
90o
Gambar 1. Sudut Siku-siku
36
b. Sudut Lancip Sudut lancip merupakan sudut yang besar sudutnya diantara 0 derajat dan 90 derajat. Berikut gambar sudut lancip.
α
Gambar 2. Sudut lancip.
c. Sudut Tumpul Sudut tumpul merupakan sudut yang besar sudutnya diantara 90 derajat dan 180 derajat. Berikut gambar sudut tumpul.
α
Gambar 3. Sudut tumpul.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Guru Pendahuluan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
1. Guru menyampaikan salam kepada siswa 2. Guru mengecek
Waktu siswa
1. Siswa merespon salam dari
20 menit
guru 2. Siswa mengonfirmasi
kehadiran dan kesiapan
kehadiran anggota kelas,
siswa untuk memulai
kemudian mempersiapkan
pembelajaran
diri untuk mengikuti pembelajaran 3. Siswa mengingat kembali
3. Guru mengingatkan
operasi bilangan bulat dan
37
kembali materi besar sudut pada apersepsi
perbandingan bilangan bulat 4. Siswa dengan seksama mendengarkan tujuan dan
4. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran
manfaat pembelajaran 5. Siswa termotivasi untuk belajar materi sudut, serta
5. Guru memotivasi
menyimak dengan seksama
siswa dengan
masalah kehidupan sehari-
mengaitkan materi
hari yang disampaikan oleh
pembelajaran sudut
guru
dengan kehidupan sehari-hari khususnya terkait dengan budaya bangsa Indonesia 6. Guru menyampaikan kegunaan alat peraga JAMSUT untuk menentukan jenis sudut
6. Siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan dari guru berkaitan dengan alat peraga JAMSUT dalam menentukan jenis sudut 7. Siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan dari guru terkait teknis penggunaan alat peraga JAMSUT
7. Guru menjelaskan komponen serta teknis penggunaan alat peraga JAMSUT
Inti
1. Guru
1. Siswa membentuk
mengelompokkan
kelompok sesuai dengan
siswa menjadi 4
arahan guru
kelompok 2. Guru membagikan
40 menit
2. Siswa melakukan diskusi kelompok menyelesaikan
LKS dan alat peraga
permasalahan yang
JAMSUT kepada
diberikan pada LKS
38
masing-masing kelompok, serta mengintruksikan kepada siswa untuk mendiskusikan permasalahan pada LKS 3. Guru menginstruksikan
3. Siswa menggunakan alat peraga JAMSUT untuk menyelesaikan permasalahan pada LKS
kepada siswa untuk menyelesaikan LKS dengan bantuan alat peraga JAMSUT
4. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru terhadap hal-hal yang kurang dipahami terkait
4. Guru mengontrol jalannya diskusi di masing-masing kelompok
dengan LKS 5. Perwakilan kelompok melakukan presentasi hasil diskusi kelompok dan siswa di kelompok lain memberikan komentar baik
5. Guru mengintruksikan perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain mengomentari hasil
berupa pertanyaan, sanggahan maupun tanggapan terhadap presentasi kelompok 6. Siswa semakin antusias untuk terlibat dalam pembelajaran di kelas
diskusi kelompok yang melakukan presentasi
6. Guru memberikan penguatan kepada
7. Siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh
39
siswa perwakilan
penjelasan dari guru
kelompok, serta siswa yang aktif memberikan komentar terhadap presentasi kelompok 7. Guru meluruskan penyampaian dari presentasi kelompok dan hasil diskusi ketika kegiatan presentasi Penutup
1.
Guru memberikan kesempatan kepada
1. Siswa bertanya sampai
10 menit
mengerti
siswa untuk bertanya terkait dengan materi yang belum dipahami
2.
Guru bersama-sama
2. Siswa antusias untuk
dengan siswa
menyimpulkan materi
menyimpulkan dan
tentang jenis-jenis sudut
merangkum materi tentang jenis-jenis sudut 3.
Guru memberikan tes untuk
mengevaluasi
3. Siswa mengerjakan tes secara individu
hasil pembelajaran. 4.
Guru memberikan PR kepada siswa.
4. Siswa memperhatikan dan mencatat PR yang diberikan oleh guru
5.
Guru menyampaikan topik materi yang
5. Siswa mendengarkan dengan seksama
akan disajikan pada pertemuan berikutnya 6.
Guru mengakhiri
6. Siswa bersemangat dan
40
kegiatan belajar
mengucapkan salam
dengan memberikan pesan tetap semangat untuk belajar dan mempelajari materi untuk pertemuan yang akan datang.
I.
Penilaian, Pembelajaran Remidial dan Pengayaan (dst)
41
LAMPIRAN 03: Contoh Lembar Kerja Siswa
42
43
44