LAPORAN AKBIR PENELITIAN
Peran Ekstrak Buah Pare
(Momordica charantia) terhadap
Regenerasi Sel Endotel Pembuluh Darah pada Obesitas: Studi pada Human Umbilical Vein Endothelial Cells (Huvecs)
Nama Penyusun Laporan :
1. Azham Purwandhono 2. Candra Bumi 3. Nindya Shinta
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan 37 Jember 2012
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
nm
Ekstrak Buah Pare
(Momordica charantia) terhadap
eenerasi Sel Endotel Pembuluh Darah pada Obesitas: Studi pada Human Umbilical Vein Endothelial Cells (Huvecs) ,_ ,
�
�
. '"�&
dan Pcugc1�lb:�;i':l� Kcscl&ata� I P E R P U S TA K l\A ��l �
Badan Penclitian
Tnngg�l
•
No. lnduk : No. Klass _4___ _
--·-·4·--
---
------
b-::0:--;:�:--.\' : ---\)\t\:L �.i�:·
-..:. .:: --� :::: :._
•.
Nama Penyusun Laporan :
1. Azham Purwandhono 2. Candra Bumi 3. Nindya Shinta
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
Jl. Kalimantan 37 Jember 2012
-
-
LAPORAN AKBIR PENELITIAN
eran Ekstrak Buah Pare e nerasi
(Momordica charantia) terhadap
Sel Endotel Pembuluh Darah pada Obesitas: Studi
pada Human Umbilical Vein Endothelial Cells (Huvecs)
Pe:ran Ekstrak Buah Pare
(Momordica charantia) terhadap
Regenerasi Sel Endotel Pembuluh Darah pada Human ilical Vein Endothelial Cells (Huvecs) yang dipapar Leptin
----------. Badan Penc!ith:m dan Pcn�emhang:w Kr�tdutal'!
P ER P U S TAI
.. ·-·---------� ----· ·
Nama Penyusun Laporan :
4. Azbam Purwandhono S. Candra Bumi 6. Nindya Shinta
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
JI. Kalimantan 37 Jember 2012
SKPENELIDAN
IMh .'.( .,, h ' II �
' -�. \; 1
, ..
l,
,,
.. •
: .�
1\
r ,-'\,
'·,•
'
NJ.
..
.
lll
JF. t.
LEMBAR PENGESAHAN PENELITIAN RISBIN IPTEKDOK
I::.:dul : Peran Ekstrak Buah Paria (Momordica charantia) terhadap Regenerasi Set
...... Pembuluh Darah pada Human Umbilical Vein Endothelial Cells --..=:;:zr Leptin ::etuaPeneliti DataPribadi
· ama Lengkap ..enis Kelamin �/Golongan Srata/Jab. Fungsional �tan Struktural Pakultas/Jurusan :Bidang Ilmu
_.Uamat Kantor
Telepon/F aks/E-mail -�amat Rumah
(HUVECs) yang
: dr. AzhamP urwandhono :Pria : 198105 18 20060 4 1 00 2/lllb
: Kedokteran :Patologi Anatomi : Jl. Kalimantan3 7 :0857168637 28 / [email protected] : n. Jagiran 27 Tambaksari Surabaya
Jumlah AnggotaPeneliti : dr. Candra Bumi, MSi _ �ama Anggota I : dr. Nindya Shinta, MKed �a Anggota II �Anggotaill -
:..Okas iPenelitian
: Laboratorium Faal Universitas Brawijaya
.!:mgka WaktuPenelitian
: 6 Bulan
Jember, 2 4 Desember2011 KetuaPeneliti,
dr. AzhamPurwandhono
�- 198 105 18 20060 41002
111
KElVIENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVE R S ITA S JEMBE R FAKULTAS KED OKTER AN Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto Telp. (0331) 337878 Jember 68121 E-Mail
:[email protected]
Surat Pernyataan :::-:g bertanda tangan di bawah ini: : AZHAM PURWANDHONO : 198105182006041002
: FAKUL TAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER : Peran Ekstrak Buah Pare
(Momordica charantia)
terhadap
Regenerasi Sel Endotel Pembuluh D.Jrdh pada Obesitas:
Studi pada Human Umbilical Vein Endothelial Cells (Huvecs) ·
menyatakan kesanggupan untuk menyelesaikan penelitian Riset Pembinaan
�et ahuan dan Teknologi Kedokteran yang telah dilakukan pad a tahun 2011,
enga n Surat Perjanjian Kerjasama yang dita ndata nga ni pada tahun 2011 "tahun ke-1).
d Kemudian hari, Saya tidak dapat mer.yelesaikan penelitian seperti ketentuan
d' atas, maka segala akibat yang timbul dari pen elitian tersebut me njadi ;::;:Ig jawab Saya sepenuhnya dan seluruh biaya penelitian yang telah dite rim a � kem ba lika n kepada Bad a n Penelitian dan Pengemb anga n Kesehatan. --, Surat Pernyataan i.1i Saya
--akan sebagaimana
mes tinya.
buat tanpa ada paksaan
dan untuk dapat
Jember, 10 Januari 2012 Yang membuat pernyataan,
<::::::s��wati, M.Kes 9700214199903200
dr. Azham Purwandhono NIP. 198105182006041002
DAFI'AR ANGGOTA TIM PENELITI
1 . AZHAMPURWANDHONO 2 . CANDRA BUM!
3. NINDYA SHINTA
v
KATAPENGANTAR
=emanjatkan
segala puji syukur kepada Allah swr, atas limpaban rahmat dan hidayah
: Peran Buah Pare (Momordica cl'arantia) terhadap Regenerasi Sel Endotel �oc� Darah pada Human Umbilical Vein Endothelial Cells (HUVECs) yang •"'l"""'.....- leptin.
�eliti dapat menyelesaikan penelitian dan laporan basil penelitian yang berjudul
mmgucapkan terima kasih yang sebesar-besamya kepada : Kepala beserta Staf Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia melalui program Risbin Iptekdok yang telah menyediakan dana penelitian. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jember yang telah memberikan izin dan kemudaban dalam pelaksanaan penelitian. Komite Etik RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian. Prof Fedik A. Rantam, PhD yang telah memberikan saran untuk perbaikan penelitian. Safarina G. MAlik, DVM, MSc., PhD yang telah memberikan bimbingan selama penelti i an. Kepala Laboratorimn Dmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya atas fasilitasnya sehingga. penelitian ini dapat dilaksanakan Para analis di Laboratorium Ilmu Faal Fal"U . Utas Kedokteran Universitas Brawijaya yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu penelitian hingga terselesainya penelitian. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penelitian ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. .
1t kami atas nama tim peneliti berharap mudah - mudahan basil peneJitian berguna dan .::==:taat baik unb.:Jk pengembangan ilmu dan teknologi pada umumnya dan khususnya ilmu dan ......_-'--'-'61• dalam bidang kedokteran. mengharapkan melalui laporan penelitian ini, para pembaca dapat memberikan saran yang ::::::::=:111:gun demi perbaikan penulisan basil penelitian tersebut. ·
Jember,
Februari 2012
Tini Peneliti,
VI
RINGKASAN
Obesitas meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas dari beberapa penyakit diabetes tipe 2 dan penyakit jantung (Adiningsih, 2005), karenanya peningkatan �- obesitas merupakan masalah kesehatan yang serius bagi dunia. Saat ini terdapat peningkatan prevalensi obesitas di seluruh dunia yang mencapai tingkatan yang _ _.. ..yakan . (Zimmet P, et, al, 2001). Perubahan perilaku, pola makan dan lingkungan _ebabkan perubahan pola penyakit di masyarakat (Adiningsih, 2005). Kecenderungan · bemlih dari makanan tradisional Indonesia mengkonsurnsi makanan siap saji (fast yang berlemak tarnpak mulai menjadi pola hidup. Pada obesitas terjadi perubahan adipositokin, yaitu peningkatan leptin. Keradangan _ karena leptin mengaktifkan faktor tmnskripsi Nuclear Factor Kappa Beta (NF-KB). '"';":.i(B yang teraktifasi akan menyebabkan kegagalan signal insulin melalui kegagalan ==�l3Il fosforilasi IRS-I. Akibatnya terjadi penurunan produksi NO di endotel (Bonetti, Endotel berperan dalam menjaga homeostasis vaskuler, mengatur tonus pembuluh prohferasi otot polos vaskuler, dan keseimbangan trmnbosis-trombolisis. A.danya z=;;8.1· stimulus mekanik dan kimia mengakibatkan sel endotel mensintesis dan �:4_eJuark.an sejumlah substansi vasoa.ktif, faktor pertumbuhan dan faktor lai11 yang :::::::rediasi fungsi ini (Calles-Escandon J, C ipol la M., 200 1). Buah pare telah diketn.hui dapat digunakan sebagai antioksidan, menghambat __ ...... i LDL, dan menghambat IGF-1 pada sel epitel prostat (Ho, 2002; Kaput, et., al, serta memiliki efek kardioprotektif. Komponen flavon()ids, suatu kom p on en jpbenolic pada tumbuhan dilaporkan mempunyai efek protektif terhadap patologis seperti penya kit jantung dan diabetes. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mekanisme keija ekstrak buah pare dalam --.arffiam bat proses terjadinya disfungsi endotel akibat paparan leptin. Pene liti an dilakukan --.;an menggunakan kultur Human Umbilical Vein Endothelial Cells (HUVECs). Setelah :::;:::!PaT dengan berbagai dosis ekstrak buah pare (Momordica charantia) kemudian ::5erikan leptin. Selanjutnya dilakukan identifikasi kadar p65 NF-l
=:run jukkan
bahwa terdapat perbedaan yang bennakna (p<0,05) kadar dan densitas p65
-=-«:B, ekspresi prQtein JRS-1, ekspresi protein VCAM-1 JXida kelompok yang tidal<: � leptin dengan kelompok yang dipapar human recombinan leptin (kontrol positif). �aan bermakna (p<0,05) juga ditemukan pada kelompok perlakuan dengan berbagai - ekstrak. Ekstrak buah pare (Jvfomordica charantia) berperan dalam memperbaiki
c..:mg m si endotel akibat papara dengan leptin. Mekanisme kerja ekstrak buah pare adalah .::.a:.gan menurunkan ekspresi VCAM melalui penurunan NF-l
Vll
ABSTRAK
Latar Belakang. Pada obesit.as terjadi perubahan adipositokin berupa peningkatan leptin.
Keradangan terjadi karena leptin mengaktifkan faktor transkripsi Nuclear Factor Kappa Beta (NF-KB). NF-KB yang teraktifasi akan menyebabkan kegagalan signal insulin melalui kegagalan hambatan fosforilasi IRS-1 . Akibatnya terjadi penurunan produksi NO di endotel. Peningkatan aktivitas NFKB akan meningkatkan ekpresi protein yang menjadi target NFKB yaitu VCAM-1. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ekstrak buah pare (Momordica charantia) dapat menurunkan ekspresi VCAM-1 melalui penurunan NF lCB & peningkatan IR.S-1 . Metode dan basil. Penelitian ini menggunakan model kultur Human umbilical vein endothelial cells (HUVECs). Terdapat 7 kelompok yang terdiri dari kelompok kultur Huvecs tanpa leptin sebagai kontrol negatif, kedua adalah kelompok kultur Huvecs dengan leptin sebagai kontrol positif, dan lima kelompok lainnya yang diberi berbagai dosis ekstrak buah pare (0,1 mg/ml, 0,05 mg/ml, 0,01 mg/ml, 0,005 mg/ml, O,OOI mg/ml). Sel endotel diinkubasi selama 2 jam dengan ekstrak buah pare kemudian dilanjutkan dengan paparan leptin 500 ng/ml selama 6 jam. Pemeri ksaan dilakukan dengan menggunakan ELISA, imunofluoresen dan imunohistokimia. Pemberian leptin pada Huvecs meningkatkan kadar, densitas NFKB dan ekspresi VCAM-1 serta menghambat fosforilasi IRS-I secara bermakna. Dari penelitian ini juga dibuktikan bahwa ekstrak buah pare dapat menurunkan ekspresi VCAM melalui penurunan NF-l
NFKB, IRS-1, VCAM-1
Vlll
DAFI'ARISI
halaman SAMPUL DALAM ........ .................................................. .................... .............................. i SK PENELITIAN ................................................ ............................................................... ii LEI'vffiARPENGESAHAN ................................................. .............................................. iii DAFTAR ANGGOTA TIMPENEUTI ........................................................................... iv KATAPENGANTAR. ........................ ........ ......... . . ............................................................ v RINGKASAN ................................................................................... . . .............. ..... ............. vi ABS'I'RAK
. . . . . . . . ..................... . . . . . . ..................................................... ..................................
DAFTAR 181 ..
.............
.. ... .
. .. .
...... . .
.
.......
viii
.... . ..:.................................................................... ix .
DAFTAR TABEL ........ ... .......................... ......................................................................... xi DAFTAR GA.MBAR ................................................... ...................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .......... ................................................. ....................... ............ ........ xiii I. PENDAIDJLUAN
. .. . ... .. .. .
.. .
.
...
...
.
....
.. ... .
...
...
.
..... . . . .
......... ... . ... ..
.
..
....
.... . . .
.
....
.........
....
... . 1 .
.
1 .1 I..,atar Belakang........... .... .............. ... .... . ............... ....... .. .... .. . . ..... ....... .. .. ............. . .. ....... .. 1 1 .2 Rumus an Masalah .... .... ...... ........ ..... ... .... .............. ........ .. . .. .................................. ..... .... 3 II. TUJUAN PENEUTIAN ............................................ ................................................... 4
2 .1 Tujuan Umum......... .... .. .... ......... .... ...... ...... ..... ...... .......... ... ........................................... 4 2 .2 Tujuan Khusus ......................................................................................................... ..... 4 2 .3 Manfaat .................................................... ................................................ ............... ...... 4 2 . 4 Hipotesis ............... ...... ....... ........................................................................................... 4 lll lvfE.TODEPENEI...TI1AN . .... . .... .. . ..... . ......... .. ....... ... .... ........ .... .. .. ..... . .. ... . ..... ... ... . ...... ..
3.1 ProsedurPenelitian .
....
...
.....
. . ... ...
.
......
.. .
.....
. ... .... .... .... .. .... ... .. .. . ...
...
..
...
.
..
.
..
.
..........
...
......
5 5
3.1 .1 Kultur Sel Endotel Manusia (H1NECs) ... ........ ... ......... ...... .. .... . ...... ..... .... .. . ....... .... 5 .
3.1.2 Perlakuan ekstrak buah pare pada sel endotel .. .......... .... ....... .... ......... .. . .. .. 6 ..
.
.
.
...
...
.
.
.
3.1 . 3Perlakuan Induksi Leptin pada HUVECs .................... . .. ......... . .. . .... . ....... ... .. ..... .. .. 7 .
.
3.1.4. ldentifikasi protein NFKB, IR.S-1 dan VCAM-1 dengan lmunofloresen .... ..... 7 ..
..
32 Analisis Data...................... ........... ....... ............................................................... .......... 7 IX
3.3 Diagram Alir Penelitian ............... .... .................. ......... ... ... ... . ...... ....... .. . .. .... ..... ............ 8 N.HASll.- DAN PEMBAHASAN
.
......
.
.....
..............
.
. . . . . . . . . . . .......
.
...... . . . . .
.
.
. . . . . ....
.
......
. .. ..
.
..
9
4.1 Hasil Penelitian....... ......... . ... .. .............. ...... ...... ....... ... ........ ....... .. . ... ... . ..... . ........... . ........ 9 4.1.1 Optimalisasi dosis ekstrak buah pare
(Momordica charantia)
.............
. .... ..
..........
10
4.1.2 Hasil Pengukuran Kadar p65 NF-KB Aktif sel HUVECs dengan ELISA............. 11 4.1.3 Hasil Evaluasi Densitas p65 NF -KB Aktif sel HUVEC dengan Imunofluoresen. 12 4.1.4 Hasil Perhitungan Ekspresi protein IRS-I pada sel HUVEC dengan Imunohistokirnia........................................................................................................ 13 4.1.5 Hasil Perhitungan Ekspresi protein VCAM-1 pada sel HUVEC dengan Imunohistokimia ....... . .. ...... . .. ... .. . ..... .. ....... .. ...... .............. .. ... ............. . .. . ....... ........... . . 15 4.2. Pembahasan Penelitian................................................................................................ 18 4.2.1 Disfungsi endotel akibat aktivasi p65 NF-KB, hambatan sinyal transduksi IRS-I dan peningkatan ekspresi VCAM-1........ ........ . .. . ........... .. .. .... .. ... . ..... . .......... . 18 4.2.2 Efek ekstrak buah pare terhadap aktivasi p65 NF-lCB sel endotel . .
........
.
...........
. . 19 .
4.2.3 Efek ekstrak buah pare terhadap hantaran sinyal transduksi IRS-1 sel endotel.... 20 4.2.4 Efek ekstrak buah pare terhadap ekspresi protein VCAM-1 sel endotel............... 21 V KESIMPULAN ..... ... .. ... . .. ......... . . ......... .. . ..... ...... . .... .. . .. . ............... .. . . ...... ... ..... . .. ............. 22 UCAPAN TERIMA KASlli ....... ...... . ...... ........ ... ... . . ... .. ... ... .... ........................ . ........ . ........ 23 DAFTARPUSTAKA
.....
.
...
......................
...... . . . . . . ....
LAMPIRAN
.
.......
..
..... . . . .
. . ...
.
.. . 24
. . . . . . . . . . . . . . ............
..
.
. . . . . . ....... . . . .................... . . . . . . . ............ . . . . . . ..................... . . . .............. .......... ...........
X
26
DAFI'AR TABEL
Tabel4.1. Optimalisasi Dosis Ekstrak Buah Pare
.
.....................
.
.......
.
.....
. .
........ ...
. tO
....
..
Tabel4.2. Basil pengukuran kadar p65 NF-KB aktif ..................................................11 Tabel4.3. Hasil pengukuran densitas p65 NF-KB aktif menggunakan Immunofluoresen
13
. . ..................... . . . . . . . . . . . . . .............................
Tabel4.4. Basil ekspresi IRS-I menggunakan Immunohistokimia............................ 14 Tabel4.5. Basil ekspresi VCAM-1 menggunak.anlmmunohistokimia ..................... 17
Xl
DAFrAR GAMBAR
pbar 4.1 Gambaran sel endotel normal
9
mbar 4.2 Hasil imunofluoresen menggunakan anti p65 NFkB
12
tmbar 4.3 Hasil imunohistokimia menggunakan anti IR.S-1
15
lmbar 4.4 Hasil imunohistokimia menggunakan anti VCAM-1
16
xu
DAFfAR LAMPIRAN
iran 1
Data Statistik Kadar NFkB Statistik Densitas NFkB
29
Data Statistik Ekspresi IRS-I
31
iran 2 Data ....., iran 3
26
piran 4 Data
Statistik Ekspresi VCAM-1
Xlll
33
BABI I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Obesitas meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas dari beberapa penyakit seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung (Adiningsih, 2005), karenanya peningkatan insiden obesitas merupakan masalah kesehatan yang serius bagi dunia. Saat ini terdapat
bukti
peningkatan prevalensi obesitas di sel uru h
dunia
yang
mencapai tingkatan yang membahayakan (Zimmet P, et, al, 2001 ). Perubahan perilaku, pola makan dan Iingkungan menyebabkan perubahan pola penyakit di masyarakat (Adiningsih, 2005). Kecenderungan untuk beralih dari tradisional
Indones ia mengkonsurnsi makanan s iap
saji (fast food)
tampak mulai menjadi pola hidup. Hal ini merupakan salah berbagai penyakit
satu
makanan
yang berlemak
penyebab timbulnya
sindroma metabolik, sehingga obesitas merupakan central problem
yang memerlukan penatalaksanaan dengan baik dan teratur. Bersarnaan
dengan
meningkatnya
obesitas,
hal
ini
diikuti
dengan
perkembangan sindroma metabolik dan diabetes tipe 2 yang keduanya berhubungan dengan terjadinya resistensi
insulin
dan peningkatan resiko komplikasi penyakit
kardiovaskuler akibat disfungsi endotel. (Steinberg GR., 2007; Deedwania PC., 2006) Pada obesitas terjadi perubahan regulasi adipositokin seperti peningkatan sitokin proinflamator tumor necrosis factor (TNF) inhibitor (PAI)-1
a.,
leptin,
resistin, plasminogen-activated
dan terjadi penurunan adiponektin. Adanya aktivasi jalur signal
proinflamasi di jaringan adipose pada obesitas merupakan mekanisme penyebab teijadinya
penurunan
signal insulin yang
berperan pada
resistensi insulin
(Carl,
2007). Leptin adalah salah satu dari produk adiposit, yaitu suatu protein dengan berat 16 kDa. Pada kondisi obesitas, sekresi leptin di tubuh sangat berlebih (Indra, 2006). Keradangan terjadi karena leptin mengaktifkan faktor transkripsi Nuclear Factor Kapp a Beta (NF-KB,
NF-KB
yang teraktifasi akan menyebabkan kegagalan signal
1
insulin melalui kegagalan hambatan fosforilasi IR.S-1 yang berakibat pada penurunan
produksi NO di endotel (Bonetti, 2003). Efek resistensi insulin berkaitan dengan aktivasi jalur inflamasi NF-kB yang diindikasikan dengan peningkatan fosforilasi IKK-� dan peningkatan ekspresi NF-kB yang tergantwlg gen-gen proinflamator IL-6
dan ICAM-1. Dengan demikian obesitas akan menyebabkan perkembangan inflamasi yang kronis dan sistemik yang merupakan komponen utama dari patogenesis resistensi insulin (Wellen KE, 2005). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa disfungsi endotel berperan utama pada patogenesis aterosklerosis. Resistensi insulin sistemik dan disfugsi endotel merupa.kan dua hal yang saling berkaitan dan saling mendukung. Adanya
abnormalitas metabolik pada obesitas akan meningkatkan signal transduksi NF-kB yang berperan pa.da modulasi sel endotel terha.dap kondisi inflamasi (Suarez. 2005 ). NF-kB dapat diaktivasi oleh berbagai stimulasi meningkat
pada
obesitas.
Peningkatan
termasuk ROS, FFA, TNF-a yang
deposit lemak
pada jaringan adiposit
khususnya lemak visceral berhubungan dengan peningkatan produksi beberapa \ mediator proinflamasi seperti
TNF-a, IL-6, IL-l p,
mengaktifkan jalur NF-KB sehingga
resistin dan leptin yang akan
menyebabkan kegagalan
aksi insulin
di
jaringan. Peningkatan kadar leptin juga ditunjukkan mengaktifkan IKK-P di adiposit
dan hepatosit yang dapat meningkatkan fosforilasi serin dari IRS-I, yang diikuti dengan penurunan fosforilasi tirosin IRS-I, dan transport glukosa (Middleton, 2000).
IKK-13 merupakan serin kinase yang faktor
mengontrol aktivasi NF-kB yang merupakan
transkripsi inflamasi. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme jalur inflamasi
berkontribusi terhadap kegagalan signal insulin dan bahwa leptin menyebabkan \
kegagalan aktivitas fosforilasi IRS-1 yang berakibat pada penurunan produksi NO sebagai respon terhadap insulin melalui efek yang dimediasi oleh NF-kB melalui jalur IRS-1/PI3-K/eNOS (Melotti, et.al., 200 I: Monaco, 2004). Indonesia sebagai negara tropis mempunyai keragaman flora yang mempunya1 potensi besar untuk dikembangkan dalam dunia pengobatan. Akan tetapi penelitian tentang hal tersebut masih sangat terbatas, padahal berbagai kandungan zat yang mempunyai khasiat sebagai obat banyak terdapat pada tumbuhan-tumbuhan tersebut.
2
Tumbuh-tumbuhan dengan komponen d il aporkan jantung
tlavonoids, suatu komponen polyphenolic
mempunyai efek protektif terhadap patologis kronik seperti penyakit
dan diabetes. Salah satu bahan alam yang telah sering dipergunakan oleh
masyarakat sebagai terapi untuk penyakit sindroma metabolik seperti diabetes adalah buah
pare.
Buah
pare
telah
diketahui
dapat
digunakan
sebagai
anti o k sidan
,
menghambat oksidasi LDL, dan menghambat IGF-1 pada sel epitel prostat (Ho,
2002; Kaput, et., al, 2004). serta memiliki efek kardioprotektif. Penelitian pada hewan model obesitas, ekstrak buah pare mampu menurunkan adiposity, kadar insulin trigliseride serum (K.arisson,
dan
1997). Namun masih diperlukan eksplorasi lebih jauh
tentang dosis efektif dan mekanisme penghambatannya sehingga lebih optimal. Pada penelitian ini akan dikembangkan suplemen diet yang mengandung ekstrak buah pare varietas M. charantia var. charantia dengan berbagai dosis yang dimungkinkan berguna sebagai pencegahan dan pengobatan berbagai perubahan fungsi yang tetjadi pada sindroma metabolik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek ekstrak buah pare terhadap aktifasi NF-kB, IRS-1 dan
VCAM-1
pada kultur sel endotel yang dipapar dengan leptin agar dapat menyerupai sel endotel pada penderita obesitas. Dengan demikian
basil
penelitian ini diharapkan
dapat
mengungkap lebih jelas mekanisme ketja buah pare pada fungsi vaskuler, khususnya sel endotel,
dan dapat digunakan sebagai dasar terapi untuk penyakit akibat disfungsi
endotel.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah pemberian paparan leptin rekombinan pada kultur sel endotel (HlNECs) menimbulkan aktifasi sinyal transduksi dari NF-KB , IRS-1 dan VCAM-1 1.2.2.
Apakah pemberian ekstrak buah pare
(Momordica charantia)
berbagai dosis
mempengaruhi sinyal transduksi NF-KB, IRS-I dan VCAM-1
3
BABD TUJUAN PENELITIAN
2.1.
Tujuan Umum:
Menguji mekanisme kerja fitofarmaka khususnya ekstrak buah pare dalam menghambat
proses
terjadinya
disfungsi
endotel,
keradangan
dan
aterosklerosis.
2.2.
Tujuan Khusus: l.
Dapat mengetahui pengaruh ek:strak buah pare pada tahap sinyal tmnduksi NF-l
(Momordica charantia)
IRS-1 in vitro,
2. Dapat memperoleh bukti aktifasi sinyal transduksi dari NF-KB dan atau IRS-I sebagai akibat paparan leptin rekombinan. 3. Dapat
memperoleh
dosis
efektif
ekstrak
buah
pare
yang
dapat
menghambat aktifasi NF-KB dan peningkatan sinyal IRS-1.
4. Dapat mengetahui p�nghambatan ekstrak buah pare terhadap proses disfungsi endotel pada obesitas berdasarkan ekspresi VCAM-1.
2.3.
Manfaat:
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengena1 mekanisme keija ekstrak buah pare
(Momordica charantia)
pada kultur sel
endotel yang d ipapar oleh leptin.
2.4.
Hipotesis: Pemberian ekstrak buah pare
(Momordica charantia) mampu memperbaiki
kultur sel endoteJ yang dipapar oleh human recombinan leptin dengan
menurunkan ekspresi VCAM melalui penurunan NF"KB & peningkatan IRS-1
4
BABID METODE PENELITJAN
Penelitian ini merupakan eksperimen
mumi (trne eksperimental) yang
dikerjakan di laboratorium secara invitro dengan rancangan percobaan Randomized Group Only Design pada tahap
1 dan Randomized post test only control group design
pada tahap 2(in vivo). Penelitian dilakukan untuk mengkaji pengaruh ekstrak buah pare terhadap sinyal transduksi yang berperan terhadap gangguan jalur sinyal insulin yang mengakibatkan disfungsi endotel, pada sel endotel yang dipapar oleh leptin. Awalnya penelitian ini berjudul "Peran Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia) terhadap Regenerasi Sel Endotel Pembuluh Darah pada Ohesitas: Studi pada Human Umbilical Vein Endothelial Cells (Huvecs) berubah menjadi
"
kemudian atas masukan dari para panelis
"Peran Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia) terhadap
Regenerasi Sel Endote/ Pembuluh Darah .pada Human Umbilical Vein Endothelial Cells (Huvecs) yang dipapar Leptin
".
Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan pada
kultur sel endotel yang dipapar leptin
dan belum bisa menggambarkan
keadaan
obesitas yang sebenamya. Penelitian ini telah mendapatkan kelaikan etik oleh Komite
Etik Penelitian Kesehatan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
3.1
Variabel Penelitian
I. Variabel bebas (independen):
1.
Pemberian ekstrak buah pare
II. Variabel tergantung (dependen) :
1.
Kadar p65 NF-KB
2.
Densitas p65 NF -KB
3.
Ekspresi IR.S-1
4.
Ekspresi VCAM-1
ill. Variabel moderator : kultur HUVECs IV. Variabel k en da li
5
1.
Pemberian leptin
3.2 Defmisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kultur HUVECs adalah kultur sel endotel yang berasal dari sel endotel pada umbilicus bayi yang baru lahir. Sel endotel diinkubasi dengan inkubator C02 5% pada suhu 37°C hingga sel konfluen dan terbentuk monolayer
2. Pemberian ekstrak buah pare adalah pemberian dan inkubasi ekstrak buah pare (Momordica charantia) pada kultur HUVECs dengan dosis yang telah ditentukan, yaitu 0,1 mg/ml, 0,05 mg/ml, 0,01 mglml, 0,005 mg/ml, 0,001 mg/ml. Dosis ini diperoleh dari melalui peneltian pendahuluan melalui optimasi
dosis.
3. Pemberian leptin adalah pemberian
human recombinan Leptin dengan 500
ng/ml pada kultur HUVECS. Dosis ini diperoleh dari penelitian sebelurnnya (Fatmawati eta/, 2011). 4. Kadar p65 NF-KB adalah pengukuran kadar sub unit p65 NF-1<.8 yang mengalami translokasi di dalam inti sel endotel dengan menggunakan NF
x:Bip65 ActivELISA Kit (IMGENEX). 5.
Densitas p65 NF-KB adalah pengukuran densitas p65 NF-KB yang mengalami translokasi di dalam inti sel endotel dengan menggunakan immunofluoresen
dan mikroskop konvokal. 6.
Ekspresi IRS-I adalah jumlah set endotel yang mengekspresikan molekul
g
adhesi IRS-1. Penghitun an dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan imunohistokimia.
7. Ekspresi VCAM-1 adalah jumlah sel endotel yang mengekspresikan molekul adhesi VCAM-1. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan imunohistokimia.
3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Kultur Sel Endotel Manusia (HUVECs)
6
Umbilicus untuk kultur sel endotel diperoleh dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut kehamilan aterm, persalinan normal spontan atau caesarian section, APGAR score baik (nilai >7), bayi tidak mengalami asfiksia, berat badan normal (> 2500 gram). Sedangkan kriteria eksklusi meliputi kehamilan dengan penyulit diabetes mellitus, hipertensi, preeklampsia, eklampsia, partus kasep, ibu mengalami ketuban pecah premature (infeksi), persalinan buatan dengan forceps, vacuum. Metode kultur ini merujuk Bouloumie, et a/, (1999). Kultur HUVECs menggunakan kultur primer dengan pengulangan sebanyak 4 x pada masing-masing kelompok. Umbilicus dibersihkan dari jaringan dan sisa darah dengan kasa steril yang dibasahi dengan alkohol 70 %. Masing-masing ujung umbilicus dipotong secara transversal. Kanul dimasukkan salah satu ujung pembuluh vena kira-kira em lalu diikat erat dengan benang. Pembuluh vena dicuci dengan PBS
A
I
melalui
kanul Yl:\llg telah terpasang dengan menggunakan spuit 10 cc. Lakukan 2-3 kali. Setelah bersih, ujung umbilicus yang lain diklem. Larutan Collagenase tipe
II
dimasukkan dan spuit dibiarkan menancap pada kanul. Selanjutnya umbilicus dihangatkan dengan cara didekap kedua belah tangan selama 7 menit. Larutan Collagenase yang mengandung endotel dikeluarkan dari umbilicus dengan
cara
menyedot melalui spuit yang terpasang pada ujung kanul. Kemudian Collagenase tersebut dimasukkan tabung sentrifuse steril 15
cc.
Larutan yang mengandung
endotel disentrifugasi dengan kecepatan 1300 rpm selama 7 menit sehingga diperoleh pellet yang berisi sel endotel. Supematan dibuang kemudian ditambahkan 4 mL medium kultur pada pellet dan diresuspensi dengan cara pipeting sehingga sel endotel terpisah. Larutan dipindahkan ke dalam flask 25 cm2 yang telah dilapisi larutan Gelatin 0,2 % kemudian dimasukkan dalam inkubator COz 5 % pada suhu 37°C selama 30 menit. 3.3.2 Perlakuan ekstrak buah pare pada sel endotel Ekstrak buah pare varietas M. charantia var. charantia diperoleh dari Lab Farrnasi Universitas Jember. Sel endotel yang sudah monolayer diinkubasi dengan
7
ekstrak buah pare dengan beberapa dosis. Dosis yang diberikan adalah sebagai berikut kontrol negatif, kon tro l positif, 0,1 mg/ml, 0,05 mg/ml, 0,01 mg/ml, 0,005 mg/ml, 0,001 mg/ml. Kelompok tersebut diinkubasi dengan ekstrak pare selama 2 Jam.
3.3.3 PerlakuanInduksi Leptin pada HUVECs
Metode ini bertujuan untuk membuat model sindroma metabolik pada sel �
kultur endotel secara in vitro. Me tode induksi leptin pada set kultur en dotet manusia merujuk pada Spritzer et a/., (2001). Set endotel diin kubas i dengan 500 nglml human recombinant leptin (hiperleptin). Set endotel diinkubasi 37°C selama 6 jam.
3.3.4. ldentifikasi protein NFKB, IRS 1 dan VCAM-1 dengan lmunofloresen. -
Metode ini merujuk Melotti, eta/, (2001). Kultur sel endotel masing-masing perlakuan difiksasi dengan fonnalin 10 % (v/v) dalam PBS pH 7,4 selama 20 men it. Sel dicuci dengan PBS pH 7,4 sebanyak tiga kali selama masing-masing 5 menit. Sel I
ditetesi dengan 0,02 % (w/v) sodium azide. Sel kemudian dicuci dengan PBS-T 3 x 5 menit. Sel ditetesi dengan 0,1 % Triton-X 100 dan diinkubasi selama 5 menit. Sel dicuci dengan PBS-T 3
x
5 menit. Sel diblocking dengan 5% FBS selama 30 menit
overnight pada suhu 4°C. Sel ditetesi dengan.first antibody. Sel dicuci dengan PB S -T 3 x 5 menit. Sel diberi dengan second antibody IgG FITC dan counterstain menggunakan mayer hematoxilen untuk melihat inti, diinkubasi selama 1 jam pada suhu 4°C. Set dicuci dengan PBS-T 3
x
5
menit. Sel diamati secepatnya
menggunakan mikroskop konvokal.
3.4 Analisis Data
Data hasil pengukuran ditampilkan dalam mean± SD. Data dianalisis dengan menggunakan one-way ANOVA (analisis ragam) dilanjutkan dengan uji Tukey untuk melihat
perbedaan
masing·masing
komputerisasi menggunakan metode
variabel.
Analisis data
dilakukan
dengan
SPSS versi 11 .
8
3.5 Diagram Alir Penelitian
Secara skematis diagram alir penelitian tahap l adalah sebagai berikut:
lnkubasi ekstrak pare
Kontrol-
l
Kontrol +
I
0,1 mg/ml
O,OSmg/ml
I
{
0,01mg/ml O,OOSmg/ml
I
0,001mg/ml
l
I
lnkubasi dengan human recombinant leptin (hr leptin) 500 ng/ml
j
ldentifikasi
NF.C:B, IRS-1,VCAM-1
�
I
ELISA p6SNF1eB IF p6SNF1e8 IHC IRS-1 IHCVCAM-1
9
BAD IV
BASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Basil Penelitian Penelitian
ini
dilakukan
menggunakan
kultur Human
Umbilical
Vein
Endothelial Cells (HUVECs). Setelah dipapar dengan leptin dan berbagai dosis ekstrak buah pare (Momordica charantia) kemudian dilakukan identifikasi kadar p65
NF-KB aktif, densitas p65 NF-lCB, dan ekspresi IRS-1 dan VCAM-1. Metode isolasi
dan kultur,HUVECs menggunakan metode standar/baku yang
biasa dipergunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil kultur HUVECs ditunjukkan pada gambar 4.1 dib awa h
ini :
�, '
.
.
'
Gambar 4.1. Gambaran sel endotel normal pada hari keempat kultur, diambil dengan menggunakan mikroskop inverted pembesaran 400x
Menurut Arjita dkk (2002), ciri-ciri set endotel normal secara morfologis adalah bentuk sel endotel cobblestone dengan ciri spesifik sel pada bagian tengah tarnpak bulat dan terang (menyala), bentuk sel pipih dengan jarak antara sel yang teratur dan rapat, permukaan sel mulus ditandai dengan penampakan inti, membran plasma, sitoplasma, extra celluler matriks (ECM) dan tidak terdapat sel yang apoptosis serta monolayer primer
10
{
4.1.1
Optimalisasi dosis ekstrak buah pare (Monwrdica charantia) Optimalisasi dosis ekstrak buah
ekstrak secara
pare
bertujuan unfuk
melihat toksisitas
kasar pacta sel endotel dan mendapatkan dosis ekstrak yang tepat untuk
digunakan dalam kelompok perlakuan. Dosis yang dipergunakan dalam optimalisasi dosis ekstrak adalah 2 mg/ml, l mg/ml, 0,1 mg/ml, 0,05 mg/ml, 0,01 mg/ml, 0,005 mg/ml, 0,001 mg/ml. Sel endotel diinkubasi selama 2 jam dengan pengamatan tiap Jam. Tabel 4 . 1 . Optimalisasi Dosis Ekstrak Buah Pare Waktu Pengamatan Jam ke-1 Jam ke-2
2 Sel Mati (Apoptosis) Sel Mati Mengambang
Dosis Ekstrak Buah Pare (mg/ml
1 Sel Hidup Set Mati
0,1 Sel Hidup Sel Hidup
0,05 0,01 Sel Sel Hidup Hidup Sel Sel u p Hidup Hid
0,005 Sel Hidup Sel Hidup
0,01 Sel Hidup Sel Hidup
Sel endotel yang diinkubasi dengan ekstrak buah pare dosis 2 mg/ml mengalami kematian (apoptosis) dan sel lepas (mengarnbang) pada medium serta banyak
{
terdapat daerah yang kosong pada jam pertama. Hal ini menunjukkan bahwa
dosis ekstrak 2 mg/ml toksik bagi sel endotel. Demikian pula untuk dosis I mg/ml. Pada pengamatan jam pertama sebagian besar sel tampak mulai mengembung (membesar), mulai ada yang mengalami shrinkage (mengkerut), jarak antar sel
melebar, meskipun masih terdapat sebagian sel hidup. Pada pengamatan jam kedua didapatkan sel mengalami kematian (apoptosis). Sedangkan inkubasi sel endotel dengan ekstrak 0,1 mg/ml, 0,05 mg/ml, 0,01 mg/ml, 0,005 mg/ml, 0,001 mg/ml terlihat sel hidup hingga pengamatan pada jam kedua. Kelima dosis tersebut digunakan dalam kelompok perlakuan.
4.1.2
Basil Pengukuran Kadar p65 NF-KB Aktifsel HUVECs dengan ELISA Pengamatan NF-KB aktif dilakukan dengan mengukur kadar sub unit p65 NF
K.B yang sudah terjadi translokasi di dalam inti sel menggunakan NF-KB1p65 ActivELISA Kit (IMGENEX). Sampel yang digunakan adalah hasil kultur sel endotel yang dipapar leptin 500 ng/ml kemudian dilanjutkan dengan pemberian ekstrak buah
II
pare dengan dosis 0,1 mg/ml, 0,05 mg/ml, 0,01 mg/ml, 0,005 mg/ml, 0,001 mglml. Hasil pengukuran p65 NF·KB dapat ditunjukkan di bawah ini. Kadar p65 NF-KB meningkat pada kelompok dengan pemberian leptin 500 ng/ml (kontrol positif). Peningkatan p65 NF·KB ini berbeda secara bennakna dibandingkan dengan kelompok sel normal tanpa pemberian leptin (kontrol negatif). Pemberian ekstrak buah pare selama 2 jam pada dosis besat;, meningkatkan aktivitas p65 NF·KB. Dengan menurunkan dosis didapatkan penurunan kadar p65 NF·KB yang
aktif seperti pada tabel 4.2. Hasil analisis menunjuk.kan bahwa pemberian efek ekstrak buah pare dosis 0,005 mglml dapat menurunkan aktifitas p65 NF-KB secara berrnakna dibandingkan kontrol positif dan ini tidak jauh berbeda dengan kelompok tanpa pemberian leptin. Tabel 4.2. Hasil analisis statistik pengukuran kadar p65 NF·KB aktif pada kelompok .
perlakuan dengan One Way Anova Kelompok
'
Mean ± SD
*
421 .927 ± 370.957 a 5578.073 ± 893 . 1 10 od
Kontrol Kontrol Positif 0,1 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin
6870.432 ± 2068 .823
d
5405.3 1 56 ± 2253 .125
0,05 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin
cd
0,01 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin
3 1 26.2458 ± 568.388 be
0,005 mglml ekstrak buah pare + Leptin
2438.5382 ± 722.200
0,001 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin
1 023.2558 ± 779.758
Keterangan (p<0,05)
4.1.3
Basil
ab
ab
notas1 yang sama menunJukkan tldak ada perbedaan yang nyata
Evaluasi
Densitas
p65
NF-KB
Aktif
sel
HUVEC
dengan
dengan
metode
Imunoftuoresen Densitas
p65
NF-KB
pada
penelitian
ini
diamati
imunofluoresen terhadap masing·masing kelompok (gambar 4.2.). Pada kelompok kontrol tarnpak sel tidak kuat menyerap zat fluoresen, sedangkan
pada kelompok kontro l positif dimana diberikan leptin 500 ng/ml tampak sel terwama kuat dengan zat fluoresen. Hal yang sama juga tampak pada kelompok yang
12
diinkubasi dengan ekstrak buah pare dosis besar (0, 1 mg/ml). Penurunan dosis ekstrak buah pare menyebabkan penurunan ekspresi dari sel en?otel.
Gambar 4.2. Hasil pengecatan imunofluoresen kultur sel HUVECs dengan menggunakan antibodi anti p65 NFkB
Keterangan : Kelompok 1 : Kontro� Kelompok 2: Kontrol positif, Kelompok 3 : ekstrak buah pare 0,1 mglmJ, Kelompok 4: ekstrak buah pare 0,05 mglml, Kclompok 5: ekstrak buah pare 0,0I mglml, Kelompok 6: ekstrak buah pare 0,005 mg/ml. Kelompok 7: ekstrak buah pare 0,001 mglml. Gambar diambil dengan menggunakan fotomikroskop Olympus CX3 l dengan perbesaran 1OOOx. Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa densitas p65 NF�· KB pada kelompok kontrol ( 1 6 1 9.909 ± 3 1 0.735) berbeda secara signifikan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (p<0.05). Sedangkan pada kelompok yang diberi ekstrak buah pare dosis 0,001 mg/ml (1443.1 57
±
233.5331), densitas p65
NF-l
maupun kelompok yang mendapat ekstrak buah pare dosis 0,1 mg/ml. Penurunan ini tidak berbeda dengan kelompok kontrol negatif(161 9.909 ± 3 1 0.735). Dari
hasil analisis
densitas
p65
NF-KB
dan
berdasarkan
tabel
4.3
menunjukkan bahwa penurunan dosis ekstrak pare dapat menurunkan densitas p65 '
NF�KB. Penurunan signifikan densitas p65 NF-KB terjadi pada pemberian dosis ekstrak buah pare dibawah 0,005 mg/ml (p<0,05).
13
Tabel 4.3. Hasil analisis statistik pengukuran densitas p65 NF-KB aktifmenggunakan Immunof1uoresen pada ke Iompo kperlakuan dengan 0ne Way Anova Kelompok Kontrol Kontrol Positif 0,1 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin 0,05 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin 0,01 mglmJ ekstrak buah pare + Leptin 0,005 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin 0,001 mg/ml ekstrak buah pary + Leptin
Mean ± SD
*
310.735 a 2997.431 ± 362.175 I> 282 1 . 1 3 1 ± 256.281 b 241 1 .990 ± 477.989 b 161 9.909 ±
2742.751 ± 47 1 . 9 1 3
b
1 595.508 ± 339.366 a 1443,157 ± 233.5331
a
Keterangan : notast yang sama menunJukkan ttdak ada perbedaan yang nyata (p<0,05)
4.1.4
Basil Perhitungan Ekspresi protein IRS-1 pada sel HUVEC dengan Imunohistokimia
Hasit pengamatan dan perhitungan ekspresi protein IRS-1 pada kelompok kontrol positif (24.40 ± 3.975) didapatkan penurunan jumlah sel yang terekspresi IRS-I. Hal ini menunjukkan perbedaan bennakna jika dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (41.60 ± 4.219). Pada ekstrak buah pare dosis rendah terjadi peningkatan ekspresi protein lRS-1 secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (p:=;0.05). Pemberian ekstrak buah pare dosis 0,001 mg/ml (51 .20
±
1 6.649) tidak berbeda signifikan bila dibandingkan
pada kelompok
kontrol
negatif (41 .60 ± 4.219).
Tabel 4.4. Hasil analisis statistik ekspresi IRS-1 menggunakan Immunohistokimia pada kelompok perlakuan dengan One Way Anova Kelompok
Kontrol Kontrol Positif 0,1 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin 0,05 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin 0,01 mglml ekstrak buah pare + Leptin 0,005 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin 0,001 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin Keterangan
Mean ± SD * 41 .60 ± 4.219 ab 24.40 ± 3 975 8 32.20 ± 8.729 ab 41 .60 ± 14.293 ab 37.80 ± 1 4.923 ab 48.80 ± 12.617 b .
5 1 .20 ± 16.649 b
notast yang sama menunJukkan ttdak ada perbedaan yang nyata
(p
14
Hasil pengecatan secara imunohistokimia pada kultur sel endotel yang telah diberi ekstrak buah pare selama 2 jam kemudian dipaparkan
dengan leptin
selama 6
jam tampak pada gambar 4.3. Pada kelompok kontrol positif terjadi penurunan ekspresi protein IRS-1 yang ditandai dengan sitoplasma berwama coklat pucat. Dari
gambar tersebut tampak bahwa semakin rendah dosis ekstrak buah pare maka ekspresi protein
VCAM-1 semakin meningkat. Hal ini ditandai dari semakin
bertambahnya jumlah dan intensitas wama coklat pada sitoplasma sel endotel.
Gambar
4.3
Keterangan
Hasil
pengecatan
imunohistokimia
menggunakan antibodi anti IRS-I
kultur
set
HUVECs
dengan
Kelompok 1 : Kontrol, Kelompok 2: Kontrol positif, Kelompok
3:
ekstrak buah pare 0,1 mg/ml, Kelompok 4: ekstrak buah pare 0,05
mg/ml, Kelompok 5: ekstrak buah pare 0,01 mg/ml, Kelompok 6: ekstrak buah pare 0,005 mg/ml. Kelompok 7: ekstrak buah pare 0,001
mg/ml. Wama coklat dalam sitoplasma yang menunjukan ekspresi IRS-
1 (panah merah). �bar diambil dengan menggunakan fotomikroskop Olympus CX31 dengan perbesaran 1 OOOx.
15
4.1.5
Basil Perbitungan E kspresi protein VCAM-1 pada sel HUVEC dengan lmunohistokimia Pada gambar 4.4 menunjukkan basil pengecatan secara imunohistokirnia pada
kultur sel endotel yang telah diberi ekstrak buah pare selama
2
jam kemudian
dipaparkan dengan leptin selama 6 jam. Pada kelompo� kontrol positif terjadi peningkatan ekspresi protein VCAM-1 yang ditandai dengan sitoplasma berwarna kecoklatan. Dari gambar tersebut tampak bahwa semakin rendah dosis ekstrak buah pare maka ekspresi protein VCAM-1 semakin menurun. Hal in i ditandai dari semakin berkurangnya jumlah
dan intensitas wama coklat pada sitoplasma sel endotel.
Gambar 4.4 Hasil pengecatan imunobistokimia kultur sel HUVECs dengan antibodi anti VCAM-1
menggunakan
Keterangan : Kelompok 1: Kontrol, Kelompok 2: Kontrol positif, Kelompok 3: ekstrak buah pare 0,1 mg/ml, Kelompok 4: ekstrak buah pare 0,05 mg/ml, Kelompok 5: ekstrak buah pare 0,01 mglml, Kelompok 6: ekstrak buah pare 0,005 mg/ml. Kelompok 7: ekstrak buah pare 0,001 mg/ml. Warna coklat dalam sitoplasma yang menunjukan ekspresi VCAM-l (panah merah). Gambar diambil dengan menggunakan fotomikroskop Olympus CX3 1 dengan perbesaran I OOOx.
16
Hasil pengamatan dan perhitungan ekspresi protein VCAM- 1 pada kelompok · jumlah sel yang mengalami
kontrol positif didapatkan peningkatan meskipun peningkatan
ini
ekspresi
tidak bermakna jika dibandingkan dengan kontrol.
Peningka1an jumlah sel yang mengalami ekspresi VCAM-1 terjadi pada pemberian ekstrak buah pare dosis besar (0, 1 mglml) selanjutnya dengan penurunan dosis hingga 0,001 mg/ml tetjadi penurunan ekspresi VCAM-1 . Penurunan ekspresi VCAM ini (1 9.40 ± 18.955)
berbeda secara bermakna hila dibandingkan dengan
kelompok
kontrol positif (65.00 ± 4.950) maupun pada kelompok yang mendapat pemberian
ekstrak buah pare dosis 0,1 mg/ml (60.40 ± 23.093). Tabel 4.5. Hasil analisis statistik ekspresi VCAM-1 menggunakan Immunohistokimia pada kelompok perlakuan dengan One Way Anova Mean ± SD
Kelompok
*
Kontrol
46.00 ± 15 .668 800
Kontrol Positif
65.00 ± 4.950
0,1 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin
60.40 ± 23.093
0,05 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin
48.00 ± 10.794
0,01 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin
40.80 ± 7.855
c
be abc
abc
+ Leptin
34.60 ± 1 4.859
ab
0,001 mg/ml ekstrak buah pare + Leptin
19.40 ± 18.955
8
0,005 mg/ml ekstrak buah pare Keterangan
{p
notast yang sama menunJukkan ttdak ada perbedaan yang nyata
4.2 Pembahasan Penelitian 4.2.1
Disfungsi endotel akibat a ktiva si p65 NF-KB, hambatan sinyal transduksi
IRS-1 dan peningkatan ekspresi VCAM-1
Endotel berperan dalam men jaga homeostasis vaskuler, mengatur tonus
pembuluh darah, proliferasi otot polos vaskuler. dan keseimbangan trombosis trombo lisis. Adanya berbagai stimulus mekanik dan kimia mengakibatkan sel endoteJ mensintesis
dan mengeluarkan sejumlah substansi vasoaktif, fuktor pertumbuhan
faktor lain yang memediasi fungsi ini
Disfungsi endotel merupakan vasokonstriksi dan
vasodilator.
dan
(Call es-Escandon J, Cipolla M., 2001 ).
suatu kondisi kctidakseimbangan antara faktor faktor yang meningkatkan
dan menghambat
17
pertumbuhan, faktor pro- dan antiaterogenik, dan faktor pro- dan antikoagulan . .
Aktivasi
NF-KB dapat dipicu oleh peningkatan sitokin inflamasi, metabo lit
maupun ROS pada obesitas terjadi akibat aktifitas enzim protein kinase C (Ramana,
et al., 2004). Pada penelitian ini di peroleh hasil terdapat peningkatan kadar dan densitas NF-lCB pada sel HUVECs yang dipapar dengan leptin 500 ng/ml. Terjadi peningkatan kadar NF-KB secara signifikan pada kelompok yang dipapar leptin
gkan dengan kelompok kontrol negatif (421.927 ±
(5578.073 ± 893. 1 10 ) dibandin
370.957). Begitu pula dengan densitas NF-KB terjadi peningkatan bennakna pada kelompok kontrol positif dengan kontrol negatif (p<0,05) lni menunjukkan peran leptin sebagai agen pro inflamasi pada keadaan obesitas. Aktivasi oleh leptin, menyebabkan translokasi NF-KB ke dalam nukleus. Pada kondisi sel istirahat (resting cell), NF-KB berada di sitoplasma dalam keadaan inaktif yang mengandung sub unit p50 dan p65 yang berikatan dengan protein inhibitor KB
(IkB) untuk mencegah translokasi ke dalam nukleus (Droge,
2002;
Celeg, 2004). Akibat aktifitas enzim PKC menyebabkan penambahan fosfat pada IkB sehingga ikatan NF-KB - IkB terlepas. IkB merupakan serin kinase yang mengontrol aktivasi p65 NF-KB yang merupakan faktor transkripsi inflamasi. Terlepasnya ikatan ini menyebabkan NF-KB menjadi aktif Secara otomatis NF-KB berpindah ke dalam inti sel, karena p50 mempunyai nuclear localization signal (NLS) yang terhambat saat berikatan dengan IkB (Droge, 2002; Celeg, 2004). Peningkatan kadar NF-KB selanjutnya menyebabkan hambatan pada aktivitas fosforilasi IRS-I dan mengakibatkan terganggunya sinyal downstream selanjutnya yaitu pada fosforilasi PI3-Kinase dan eNOS. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme
jalur inflamasi berkontribusi terhadap kegagalan sinyal insulin dan menyebabkan kegagalan aktivitas fosforilasi IRS-I dan PI3-Kinase yang berakibat pada penurunan produksi NO yang berakibat tetjadinya disfungsi endotel (Montagnani M, et al., 2002). Hasil uji one�way Anova terdapat penurunan bermakna (p<0,05) hantaran sinyal transduksi lRS-1 pada kelompok sel endotel yang dipapar dengan leptin 500 ng!ml (41.60 ± 4.219) dengan kelompok sel endotel (24.40 ± 3.975) normal .
18
Hambatan aktivitas fosforilasi IRS-1
dan PI3 -Kinase berakibat pada penurunan
produksi NO yang menyebabkan terjadinya disfungsi endotel. Adanya hambatan transduks i sinyal IRS-1 menginduksi ekspresi molekul adesi vascular cell-adhesion molecule I VCAM-1
dengan Monosit serta
sel
(VCAM- 1 ) pada permukaan endotel. Ikatan T melalui
Very Late Antigen
(YLA4)
menstimulus terbentuknya chemokines yang memicu penarikan dan retensi sel mononuclear dalam lapisan intima sehingga memperberat disfungsi endotel dan memulai pembentukan plak aterosklerosis di pembuluh darah arteri. Pada peneliti.an ini terdapat peningkatan ekspresi IRS-I pada kelompok kontrol positif sebesar 65.00
:i::
4.950 dibandingkan pada kelompok sel normal
ekspresi IRS-I sebesar 46.00
:i::
1 5 .668. Narnun berdasarkan uji statistik one-way
Anova perbedaan tersebut tidak bermakna secara signifikan.
4.2.2
Efek ekstrak buah pare terhadap aktivasi p65 NF-KB sel endotel Pemaparan dengan leptin 500 ng/ml akan mengaktifkan jalur NF-1
menyebabkan terjadinya disfungsi endotel. Pengukuran p65 NF-KB pada penelitian ini merupakan NF-l0,05). Penurunan terendah terjadi pada kelompok yang mendapat ekstrak pare dosis rendah (0,001 mglml). Pemberian ekstrak pare dosis rendah menghambat paparan sitokin inflamasi dalam mengaktifkan NF-l
Hal ini membuktikan peran protektif (anti oksidan) ekstrak pare sebagai terhadap· leptin yang meningka� pada obesitas melalui jalur signal proinflamasi, disamping juga menghambat aktivasi NF-l
19
dengan penelitian Crespo dkk 20ds dan Stewart 2008 dengan menggunakan quercetin sebagai anti oksidan. Didapatkan penurunan ekspresi sitokin ·proinflamator melalui aktivitas p65 NF-KB. Adanya penurunan aktivitas p65 NF-KB maka hambatan terhadap fosforilasi IR.S-1 menjadi turun sehingga penurunan produksi NO melalui efek yang dimediasi oleh p65 NF-KB melalui jalur IRS-l!Pl3-K/eNOS tidak te.rganggu.
4.2.3
Efe k ekstrak buab pare terhadap bantaran sinya l transduksi IRS-I sel endotel Adanya
hambatan
pada
aktivitas
fosforilasi
IRS-1
mengakibatkan
terganggunya sinyal downstream selanjutnya yaitu pada fosforilasi PB-Kinase dan eNOS. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme jalur inflamasi berkontribusi terhadap kegagalan sinyal insulin dan menyebabkan kegagalan aktivitas fosforilasi IRS-I dan PI3-Kinase yang berakibat pada penurunan produksi NO yang berakibat terjadinya disfungsi endotel (Montagnani M, et al., 2002). Pemberian ekstrak buah pare berbagai dosis meningkatkan hantaran sinyal transduksi IRS-1. Peningkatan hantaran
IRS-I bertambah besar pada pemberian
ekstrak buah pare pada dosis rendah. Uji dengan menggunakan one-way Anova menunjukkan perbedaan yang bermakna. Pada dosis 0,001 mg/ml tetjadi peningkatan hantaran IRS-1 sebesar 5 1 .20 ± 1 6.649 dibandingkan dengan dosis ekstrak pare 0,1 mg/ml (32.20 ± 8.729) maupun kelompok kontrol positif (24.40 ± 3.975). Adanya peningkatan hantaran IRS-I menstimulus pembentukan produksi NO sehingga fungsi vasodilatasi tidak terganggu serta tidak terjadi disfungsi endotel.
4.2.4
Efek ekstrak buab pare terhadap ekspresi protein VCAM-1 sel endotel Salah satu fungsi dari sel endotel adalah menjaga tonus pembuluh darah dan
memproduksi NO sebagai salah satu substansi vasodilator yang tergantung endotel. NO tidak hanya sebagai vasodilator NO juga berperan dalam berbagai proses pada ,
vaskuler seperti menurunkan migrasi dan pertumbuhan sel otot polos, agregasi platelet dan thrombosis, serta inflamasi. Penurunan bioaktivitas NO merupakan salah
20
satu pertanda adanya disfungsi endotel yang akan mendasari berbagai penyakit vaskuler.
NO
berperan
penting
pada
perkembangan
aterosklerosis,
ekspresi
endothelial terhadap molekul adesi dan sitokin prointlamasi yang terlibat pada intlamasi aktif dan penumpukan makrofag pada tempat pia� secara selektif diturunkan oleh NO (Bonetti, eta/., 2003).
Ikatan VCAM-1
dengan Monosit dan sel T
melalui Very Late Antigen
(VLA4) menstimulus terbentuknya chemokines yang memicu penarikan dan retesi set
mononuclear dalam lapisan intima sehingga memperberat disfungsi endotel dan memulai pembentukan plak aterosklerosis di pembuluh darah arteri. Pada penelitian didapatkan bahwa pemberian ekstrak buah pare dosis 0,1 mg/ml meningkatkan ekspresi VCAM-1 (60.40 ± 23.093). Uji one-way Anova menunjukkan peningkatan ini tidak berbeda secara bermaknajika dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (65.00 ± 4.950). Penurunan dosis ekstrak ikut menurunkan ekspresi VCAM-1. Ekspresi VCAM-1 pada sel endotel yang diberi ekstrak pare dosis rendah (0,001 mg/ml) menurun secara bermakna hila dibandingkan ekspresi pada dosis besar (0,1 mg/ml).
21
BAB V KESIMPULAN
Ekstrak buah pare (Mon.zordica charantia) berperan dalam memperbaiki disfungsi endotel akibat paparan dengan human recombinan leptin. Mekanisme kerja ekstrak buah pare adalah dengan menurunkan ekspresi VCAM-1 melalui penurunan
NF-'KB & peningkatan IRS- I . Dosis rendah ekstrak buah pare (0,001 mg/ml) berperan optimal dalam ketiga mekanisme tersebut.
22
UCAPAN TERIMA KASffi
1. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia melalui program Risbin Iptekdok
2.
Fakultas Kedokteran Universitas Jember
3.
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
4.
Laboratorium Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
23
DAFfAR PUSTAKA
Adiningsih Sri, 2005, Indonesia Nutritional Pattern in Contributing Prevalence of Obesity, Fourth Basic Molecular Biology Cours in Patophysiology of Obesity, p:
36-44 Atjita, 2002. Pengaruh Kadar Glukosa Tinggi Terhadap Sintesa Nitrix Oxide Dari Huvecs Culture Dengan Teknik Bioassay. Biosain, Volume 2 No 1 April. Barrata M., 2002, Leptin-frorn a signal of adiposity to a hormone mediator in peripheral tissues. Med Sci Monit 8 :RA 282-292 Bonetti, P.O., Lilach, O.L., Amir, L., 2003. Endothelial Dysfunction: A Marker Of Atherosclerotic Risk. Arteriosclerosis, Thrombosis, And Vascular Biology,
23:1 68. Case, J., and Davison, C. A 1999. Estrogen alters relative contributions of nitric oxide and
cyclooxygenase
products
to
endothelium-dependent
vasodilation.
J.
Pharmacol. Exp. Ther. 291 (2):524-530. Crespo, 1., Garcia-Mediavilla, M.V., Almar, M., Gonzalez, P., Tunon, M.J., Sanchez Campos, S., Gonzalez-Gallego, J., 2008. Differential effects of dietary flavonoids on reactive oxygen and nitrogen speci es generation and changes in
antioxidant enzyme expression induced by proinflammatory cytokines in Chang Liver cells. Food Chern. Toxicol. 46, 1 555-1 569. Crespo, I., Garcia-Mediavilla, M.V., Gutierrez, B., Sanchez-Campos, S., Tunon, M.J., Gonzalez-Gallego, J., 2008. A comparison of the effects of kaempferol and quercetin on cytokine-induced pro-inflammatory status of cultured endothelial cells. Br. J. Nutr. I 00, 968-976.
human
Deedwania, P.C., Volkova, N. 2006. Metabolic syndrome and cardiovascular disease: epidemiology, pathophysiology and therapeutic implications. In PK Shah, ed:
Risk Factors for Coronary Artery Disease. London, UK: Taylor and Francis: 1 -
34.
H, Satuman, Rudijanto A, Indra MR. 201 I . Pengaruh Likopen terhadap Penurunan Aktivitas Mitogen-Activated Protein Kinase (MAPK) dan Ekspresi Endothelin-1 (ET-1) pada Kultur Huvecs yang Dipapar Leptin. Jumal Natur
Fatmawati
Indonesia 13(2) 1 62-167 Gareus, R., Kotsaki, E., Xanthoulea, S., Made, I., Gijbels, MJ.J., Kardakaris, R., Polykratis, A., Kollias, G., Winther, M.P.J., Pasparakis, M. 2008. Endothelial Cell-Specific NF-kB Inhibition Protects Mice from Atherosclerosis. Cell Metabolism 8, 372-383. Haque ME, Alam MB, Hossain MS. 201 1 . The Efficacy Of Cucurbitane Type Triterpenoids, Glycosides and Phenolic Compounds Isolated From Momordica
24
Charantia : A Review. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research Vol. 2(5): 1 135�1 1 46. Ho, E., 2002. NF-kB - What Is It and What's The Deal With Radicals? Linus Pauling Institute Scientist Department Of Nutrition And Food Management, Oregon State University. Indra, M.R, 2006. Adiposit, obesitas dan masalah kesehatan global di era millenium. Edisi Pertama. Penerbit. Lab. llmu Faal FK UNIBRAW. Malang. ISBN
:
979�
25-9010-2. Kaput, J., Jose, MO., Lynnette, F., Ben, V.M., et a/., 2005. The Case for strategic international alliances to harness nutritional genomics for public and personal health. British Journals ofNutrition. 94, 623-632.
Karisson P., Lindell K., Svensson E., Bergh C., Lind P., Billig H., Carisson L.M. S , and Carisson B., 1 997, Expression of.fimctional leptin receptors in the human .
ovary. Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism 82:4144-4146 Libby, P., Paul, M.R., Attilio, M., 2002.
Inflammation and Atherosclerosis.
American Heart Association, Inc., Circulation 105:1 1 3 5:1 143.
Melotti, P. E Nicolis, A Tamanini, R Rolfini, A Pavirani and G Cabrini. 200 1 . Activation ofNF-kB mediates ICAM-1 induction in respiratory cells exposed to an adenovirus-derived vector. Gene Theraphy. Volume 8, Number 1 8, Pages 1436-1442 Middleton, E., Chithan, K, Theoharis, C.T., 2000.
The Effects of Plant Flavonoids
on Mammalian Cells:Implications for Inflammation, Heart Disease, and Cancer. Department of Pharmacology and Experimental Therapeutics, Tufts University School of Medicine, Boston, Massachusetts (T.C.T.),Vol. 52, Issue 4, 673-751 Monaco, C., Jenifer, G., Ewa. P.,2004. The Role Of The NF-kB Pathway In Atherosclerosis. Kennedy �stitute Of Rheumatology & Division Of Surgery, Anesthetic and Intensive Care, Faculty Of Medicine, Imperial College, London, UK. Montagnani M, Ravichandran LV, Chen H, Esposito DL, Quon MJ. 2002. Insulin receptor substrate-.! and phosphoinositide�dependent kinase�l are required for insulin-stimulated production of nitric oxide in endothelial cells. ,\4ol E'ndocrinol
1 6 : 1 93 1 - 1 942. Papayianni, A ,
Alexopoulos,
E, Giamalis, P., Gionanlis, L., Belechri, A.M.,
Koukoudis , P., Memmos, D. 2002. Circulating levels of ICAM- 1 , VCAM-1, and MCP-1 are increased in haemodialysis patients: association with inflammation, dyslipidaemia, and vascular events. Nephrol Dial Transplant I 7: 43 5-441 . Sarbini D, Sargowo D, Rohman MS. 2007. Efek Ekstrak Teh Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Penghambatan Aktifu.si NF-KB, Ekspresi Protein TNF-a dan ICAM� l pada Biakan HUVECS yang Dipapar dengan Low Density Lipoprotein Teroksidasi. J Kard iol Ind 28: 1 3 3-141 .
25
Soileau JL, Ribnicky D, Wang ZQ, Raskin I, Poulev A, Majewski M, Cefalu WT, Gettys TW. 2008. Quercetin transiently increases energy expenditure but persistently decreases circulating markers ·of inflammation in C57BL/6J mice fed a high-fat diet. Metabolism, Clinical and Experimental I 57:S39-S46.
Stewart LK,
Suarez, L., 2005. Nutritional Genomics:Customizing Diet Plans According to Genetic Makeup. Diabetic microvascular complications today. Issues in Diabetes. Steinberg, G.R. 2007. Inflammation in obesity is the common link between defects in fatty acid metabolism and insulin resistance. Cell Cycle ; 6:888-894. WHO. 2000. Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Geneva. Wihastuti TA, Sargowo D, Rohman MS. 2007. Efek Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dalam Menghambat Aktifasi NFkB, Ekspresi TNF-a dan ICAM-1
pada HUVECS yang DipaparLDL Teroksidasi. J Kardiol Ind 28: 181 -188. Hotamisligil, G.S. 2005. Inflammation, stress, and diabetes. J Clin Invest 1 15: 1 1 1 1-1 1 19.
Wellen, K.E.,
26
Lampiran 1 Data Statistik Kadar NFkB Descriptives
95% Std.
Mean
N
Deviation
Std. Error
J
Confidence Interval for Mean
Minimu
Lower
Upper
Bound
Bound
Maxi1
m
m
I
5
421.9269
370.95668
165. 89687
-38.6766
882.5305
1 09.63
92::
2
. 5
5578.0731
893 . 1 1014
399.4 1 1 00
4469 . 1 304
6687 .0158
4910.30
685::
3
5 6870.43 1 9
2068.82334
925.20593
430 1 .6484
9439.2154
3465 . 1 2
886::
4
5
5405.3 1 56
2253 . 1 2494
1007.628 1 1
2607.69 1 5
8202.9397
1 803.99
735:
5
5 3 1 26.2458
568.38795
254.1 9082
2420.4990
3831 .9927
2534.88
386�
;)
5
2438.5382
722 . 19984
322.97759
1 5 4 1 . 8087
3335.2677
1372.09
336�
7
5
1023.2558
779.75835
348.71854
55.0579
1991 .4537
43 . 1 9
198(
35
3 5 5 1 . 9696
2588.44501
437. 52706
2662.8077
444 1 . 1 3 1 6
43 . 1 9
886:
,
Total
Test of Homogeneity of Variances
"I
Levene
Statistic
II
. .1
2.391
dfl
Sig.
dt2
.054
28
6
ANOVA
�I Between
Sum
of
Squares l .808E8
Groups
Mean
Df
Square 6
3.014E7
Within Groups
4.698E7
28 1 1 677788. }67
Total
2.27-8E8
34
F
1 7.962
Sig. .000
27
Post Hoc Tests Multiple Comparisons
Dependent
(I) Perlakuan
(J)
.
Mean
Perlakuan
Difference Std. Error
(I-J) Tukey
1
HSD
2
.000
-9047. 1655
-3849.84L
.000
-7582.0492
-2384. 72�
5
8 1 9.21625 * -4983.38870 8 1 9.21625 -2704.31 894* 8 19.21625
.037
-5302.9795
- 1 05.65�
6
-2016.61 1 30 8 19.21625
.212
-46 1 5.2718
582.04�
7
8 1 9. 2 1 625
.989
-3 1 99 . 9894
1997.3 3 1
1
-60 1 .3 2890 " 5 1 56 . 1 4 6 1 8
819.2 1 625
.000
2557.4857
7754 80t
3
- 1 292.35880
8 1 9.2 1 625
.697
-3891.0193
1 306.30 J
4
172.75748 8 1 9. 2 1 625
1 . 000
-2425.9030
277 1 .4 H
5
.074
- 1 46.8333
5050.48�
.010
540.8744
5738.19:
.000
1956.1 568
7 1 53.47�
1
245 1 .82724 81 9.21625 . 3 1 39.53488 8 19.21625 4554.81 728. 8 19.2 1625 . 6448.50498 8 1 9.21625
.000
3849.8445
9047.16:
2
1292.35880 819.21625
.697
- 1 306.3 0 1 7
389 1 .01�
4
1465 . 1 1 628 8 19 . 2 1 625 * 3 744.1 8605 819.21625 443 1 . 89369* 8 1 9. 2 1 625
.566
- 1 1 33.5442
4063.77{
.002
1 145.5255
6342.84<
.000
1 833.2332
7030. 55t
5 6
I I
I
-5 1 56. 14618 -6448.50498
.
*
,
7
5847. 1 7608
8 1 9. 2 1 625
.000
324 8. 5 1 5 6
8445.83(
1
4983.38870*
819.21625
.000
2384.7282
7582 .04�
2
- 1 72.75748
8 1 9. 21625
1 .000
-277 1 .4 1 80
242 5 .90:
3
- 1465 . 1 1628 8 19.21625
.566
-4063.7768
1 133.54"
5
2279.06977 819.21625 . 2966.77741 819.21625 4382.05980. 8 1 9.21625 * 2704.3 1 894 8 1 9.21625
.115
-3 1 9.5907
4877.73(
.017
368.1 169
5565.43'
.000
1 783.3993
6980.72!
.037
105.6584
5302.971
.074
-5050.4878
146.83:
3
-245 1 . 82724 8 1 9.21625 -3744. 1 8605 . 8 1 9.21625
.002
-6342.8466
- 1 145.52:
4
-2279.06977 8 1 9.21625
. 1 15
-4877.7303
3 1 9.591
6
687.70764 8 1 9 . 2 1 625
.97 8
-191 0.9529
3286.36:
8 1 9 . 2 1 625
. 1 75
-4 95. 670 5
4701.65·
6 7 5
Bound
-2557.48�
7
(
Bound
-7754.8067
6
4
Sig.
Upper
.000
4
3
.
Lower
81 9.21625
3
2
9 5% Confidence Interval
1 2
7
2102.99003
28
6
1
7
2016.6 1 1 30 819.21625
.212
-582 . 04 92
461 5 .27 1 8
819.2 1625
.010
-5 73 8 . 19 54
-540. 8744
.000
-7030.5542
- 1 833.2332
.017
-5565.4379
-368 . 1 16�
2
-3139.53488.
3
.
4
-443 1 . 89369 819.21625 . -2966.77741 8 1 9. 2 1 625
5
-687.70764 8 1 9.21625
.978
-32 86.368 2
1 91 0. 952S
7
1 4 1 5.28239 819.2 1625
.
604
- 1 1 83.3781
4013 .9425
1
60 1 . 32890 819.2 1625
.989
-1997. 3 3 1 6
3 1 99.9894
.
2
-4554.81 728*
819.21625
.000
- 7 1 53 . 4778
-1956. 1 56�
3
-5847.17608* 819.21625
.000
-8445.8366
-3248 .515(
4
-43'82. 05980. 8 1 9.21625
.000
-6980.7203
- 1 783.399�
5
-2 1 02.99003 8 1 9.21625
. 1 75
-470 1 . 6505
495.670=
-6
- 1 4 1 5.28239 819.21625
.604
-40 1 3 . 9429
1 1 8 3 . 3 78 :
Homogeneous Subsets
iQ
Subset for a ha = 0.05
Perlakuan
2
1
N
Tukey
1
5
421 .9269
HSDa
7
5
1 023.2558
1023.2558
6
5
243 8 . 53 82
243 8. 5382
5
5
4
5
2
5
3
5
Sig.
4
3
3 1 26.2458 3 1 26.2458 5405.3 1 5 6 5405.3 1 5 6 \
5578.0731
5578.073 1 6870 43 19 .
.2 1 2
. 1 75
.074
.566
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
29
:.ampiran 2 Data Statistik Densitas NFkB
Desc riptives
95% Confidence Interval for Std.
Mean
N
Std. Error
Deviation
Mean
-Minimu
Lower
Upper
Bound
Bound
Maxim
m
m
1
5 1 6 19.9092
3 1 0.73544 138.965 1 1
1 234.0802
2005.7382
1 145.69
1 887.:
2
5 2997.43 14
362.1 7486
1 6 1 .96952
2547.73 19
3447. 1309
2387. 1 4
3346. '
3
5 282 1 . 1306
256.28060
1 1 4.6 1 2 1 7
2502.9162
3 1 39.3450
24 1 1 .29
3057.:
4
5 24 1 1.9902
477.98884 213.763 1 1
1 8 18.4887
1 942.32
3058.:
5 6
5 2/42.75 1 2 5 1595.5078
3005.4917
471 .9 1 267 2 1 1 .04576
2156.7942
3328.7082
2263.09
3404.t
j�otal
339.36593
1 5 1 .76906
1 1 74 . 1 293
2016.8863
1249.81
2043.(
1 04.43905
1 1 53 . 1 8 8 1
1 7 3 3 . 1 267
1 1 45,69
1743.�
1 1 8 . 8 1 232
1991 .6697
2474.58 1 1
1 1 45.69
3404.t
5
1443.1 574
233.53281
35
2233.1254
702.903 1 7
rest of Homogeneity of Variances Levene Statistic
1.075
dfl
Sig.
dQ
28
6
.401
ANOVA Densitas NFkB
Sum
of
Squares Between
Mean
Square
df
1 .3 1 4E7
t5
2 190220.502
3657154.360
28
1 30612.656
1 .680E7
34
F
16.769
Sig. .000
Groups Within Groups Total
30
Homogeneous Subsets Subset for alpha
Pedakuan
=
0.05
2
1
N
Tukey
7
5 1443 . 1 574
HSDa
6
5 1595. 5078
1
5 1 6 1 9.9092
4
5
241 1 .9902
5
5
2742. 7 5 1 2
3
5
282 1 . 1 306
2
5
2997.4314
Sig.
.986
' 1 77
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
31
Lampiran 3 Data Statistik Ekspresi IRS-1 Descriptives
95% Confidence Interval Mean
N
1
5
4 1 .6000 24.4000
Std.
Std.
Deviation
Error
4.21 900
for Mean Lower
Upper
Bound
Bound
Minimu
Maximu
m
m
1 . 88680
36.3614
46.8386
37.00
48.00
3.97492
1 . 77764
19.4645
29.3355
19.00
29.00
3 .90J 84
21.3612
43 .03 88
2 2.00
44.00
2
5
3
5·
32.2000
8 . 7292()
4
5
4 1 .6000
14.29336
6.392 1 8
23.8525
59.3475
22.00
59.00
5
5
37.8000
14.92314
6.67383
19.2705
56.3295
25.00
62.00
6
5
48.8000
12.61745
5.64269
33.1334
64.4666
37.00
63.00
7
5
5 1 .2000
16.64932
7.44580
30.5271
7 1 .8729
23.00
66.00
39.6571
13.79"886
2.33243
34.9 1 7 1
44.3972
19.00
66.00
35
Total
'
Test of Homogeneity of Variances Levene
Statistic 1.482
dfl 6
Sig. 28
.221
ANOVA
Sum of Squares
Mean
�f
Square
Between Groups
2581 .086
6
430. 1 8 1
Within Groups
3892.800
28
139.029
Total
6473.886
34
F
3.094
Sig. .019
32
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets
Subset for alpha =
Perlakuan
0.05 N
Tukey HSDa
I
2
1
2
5
24.4000
3
5
32.2000
32.2000
5
5
37. 8000
37.8000
l
5
41 .6000
4 1 . 6000
4
5
41 .6000
41 .6000
6
5
48.8000
7
5
5 1 . 2000
Sig.
.276
.181
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
33
Lampiran 4 Data Statistik Ekspresi VCAM-1 Descriptives I
95% Confidence Interval for Mean
N
Std.
Std.
Deviation
Error
Mean Lower
Upper
Bound
Bound
Minimu
Maximu
m
m
1
5
46.00
1 5.668
7.007
26.55
65.45
27
63
2
5
65.00
4.950
2.214
58.85
71.15
59
71
3
5 5
60.40 48.00
23.093 10.794
10.328 4.827
3 1 .73 34.60
89.07 6 1 .40
43 40
101 66
5
5
40.80
7.855
3.513
3 1 .05
50.55
30
48
6 7
5
6.645 8.477
16. 1 5 -4.14
53.05 42.94
12 6
48
5
34.60 19.40
14.859 18.955
35
44.89
19.843
3.35 4
38.07
5 1 .70
6
101
4
Tota:l
52
r
est of Homogeoeity of Variances
Levene Statisti� 1.273
Sig.
df2 6
28
.301
ANOVA
Sum of Sguares Between
Mean Square
df
7 1 4 1 . 143
6
1 1 90.190
6246.400
28
223.086
13387.543
34
F
5.335
Sig. .001
Groups Within Groups Total
34
>ost Hoc
Tests
Elomogeneous Subsets
I Tukey HSDa
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan
N
1
7
5
19.40
2
3
6
5
34,60
34.60
5
5
40.80
40.80
40.80
1
5
46.00
46.00
46.00
4
5
48.00
48.00
48.00
3
5
60.40
60.40
2
5
Sig.
65,00 . 069
. 1 27
' Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
. 1 76
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
35