Seminar Regional Pembangunan Kehutanan Berkelanjutan dalam Perspektif Tata Ruang
LANSKAP HUTAN BERBASIS DAS
Niken Sakuntaladewi (
[email protected]) Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kupang, 2 Juli 2013
HUTAN INDONESIA
Photo: Niken Sakuntaladewi
Photo: ICRAF
Photo: ICRAF
Photo: ICRAF Photo: ICRAF
Photo: RAPP, 2011
Photo: Niken Sakuntaladewi
HUTAN INDONESIA Kawasan Hutan: +70% Tanpa pohon
Ada pohon
Tanpa pohon
Luas Indonesia : +190 jt ha
Hutan Hak, Ht. adat Ada pohon
Frekuensi bencana meningkat ~ PI & kerusakan lingkungan/hutan
Krisis pangan, air bersih, energi
Informasi strategi kebijakan untuk mempertahankan keberadaan hutan, memperluas peran hutan serta meningkatkan ketahanan hutan terhadap perubahan iklim.
Tujuan
Analisis paduserasi tata ruang daerah dengan tata guna hutan
Kajian lanskap hutan pada berbagai kondisi DAS
Analisa persepsi multipihak terhadap lanskap hutan
Kegiatan 5
Kegiatan
Review status riset
Kegiatan 4
Rekomendasi model peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan 3
Luaran
Rekomendasi model penataan ruang.
Kegiatan 2
Informasi interes para pihak dan integrasinya ke dalam berbagai level manajemen dari tingkat operasional/lokal, wilayah hingga tingkat nasional.
Kegiatan 1
Sasaran
Informasi rekomendasi luas hutan optimal di dalam suatu wilayah DAS dan sebaran fungsi hutan untuk pengelolaan hutan lestari.
Integrasi multiple strategi ke dalam multilevel pengambilan keputusan manajemen lanskap
PROGRES DAN CAPAIAN RPI MANAJEMEN LANSKAP Identifikasi driver of landuse changes pada DAS kritis dan non-kritis Identifikasi persepsi dan visi stakeholders yang mendorong terjadinya landuse change Membangun skema fungsi dan nilai lingkungan pada berbagai karakteristik DAS perubahan lanskap hutan dikontrol oleh faktor bentuk lahan, jaringan insfrastruktur dan pertumbuhan sektor pertanian. Rendahnya koordinasi antar sektor menyebabkan lemahnya sistem pengendalian konversi hutan
BERBAGAI ASPEK YG DIDUGA MEMPENGARUHI TUTUPAN LAHAN/HUTAN Faktor-faktor penyebab
Pengaruh
Proses
Kesadaran Lingkungaan •Proses ekologi •Faktor-faktor sosial •Faktor-faktor ekonomi •Faktor-faktor kebijakan
Perubahan Penggunaan Lahan
Pengembangan ekonomi
Sumber: Naiman, 1992 and Tukahirwa, 2002
Penutupan hutan tambah
Direncanakan Tdk direnanakan Deforestasi dan degradasi hutan
DAS SUMBAWA (DAS BATULANTEH)
DAS SUMBAWA (DAS BATULANTEH) •Tdr dr tiga buah sungai utama (S. Pelat, S. Sampa, dan S. Batulanteh)yg bertemu di S. Sumbawa pemasok utama air u/ kota Sumbawa • 7 kecamatan, 23 desa • Hulu 1763 m dpl, hilir 238 m dpl
• PDAM (bendungan Semongkat) • Taman Wisata Alam Semongkat dikelola BKSDA Unit Sumbawa • Mt. Pencaharian: pantai u/ perikanan, pertanian u/ daerah landai hg pegunungan • Harga kopi tinggi masy hilir membuka kebun di hulu hulu rusak, sedimentasi tinggi, DAS Sumbawa kritis
DAS SUMBAWA
• Penurunan luas hutan dan hutan rakyat (2006 – 2011) ~ peningkatan jumlah
penduduk • Peningkatan luas hutan th 2006 krn dilaksanakan program penanaman hutan rakyat yang digalakkan oleh BP DAS Dodokan Moyosari
• Kemudahan akses transportasi penurunan luas tutupan hutan, peningkatan kepadatan penduduk, dan peningkatan lahan pertanian • Perubahan lanskap di DAS hulu membawa dampak negatif terhadap tata air dan pasokan air (kategori memprihatinkan)
Beberapa pihak yg terlibat dalam pengelolaan DAS Sumbawa, a.l.
• Balai Pengelolaan Sumberdaya Air /PSDA, yaitu Unit Pelaksana Teknis/UPT Propinsi NTB • Balai Besar Sungai, yaitu UPT Kementerian PU • Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai atau BP DAS, UPT Kemenhut • BPM-LH, Pemerintah Kabupaten • Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dishutbun Pemerintah Kabupaten • Swasta (PDAM, P3A = Water user/Pengguna air) • Masyarakat Batudulang dan Punik yang menempati bagian hulu sub DAS Batulanteh Kontribusi multipihak yang telah dilakukan di DAS Sumbawa u/ mewujudkan pengelolaan terpadu dari Hulu hingga Hilir. Dalam prakteknya banyak program kegiatan dan langkah-langkah operasional yang mengalami stagnasi karena adanya berbagai kepentingan serta kewenangan para pihak
PROVINSI JATIM, SUMSEL, PAPUA
Provinsi Jatim 1,000,000
350
800,000
250 200
Hektar
Kakao
Kopi
Karet
Kelapa
600,000 400,000 200,000
Cengkeh
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Luas (000 Ha)
300
150 100 50
Hutan Produksi
Hutan Lindung
Hutan Wisata/suaka alam
Hutan Rakyat
199019911992199319941995199619971998199920002001200220032004200520062007200820092010
40,000,000 35,000,000
2500000
30,000,000 25,000,000
15,000,000
50.0
10,000,000
0.0
500000
5,000,000
Perkembangan luas sawah
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
1996
1995
1994
0
Kota 2010-
1000000
2000-
100.0
1990-
20,000,000
1980-
1500000
1993
Luas (Ha)
2000000
Desa
1971 1980 1990 1995 2000 2005 2010 2011
Penduduk
Provinsi Sumsel 1,400,000 3,000,000
1,200,000
2,500,000
800,000 2,000,000
Luas (Ha)
(Hektar)
1,000,000
600,000 400,000
Hutan Lindung Hutan Produksi Hutan Konservasi Linear (Hutan Lindung) Linear (Hutan Produksi) Linear (Hutan Konservasi)
1,500,000
200,000
1,000,000
-
500,000
1986 1989 1990 1993 1996 1999 2000 2003 2005 2006 2007 2008 2009 2010 -
Karet
Kelapa sawit
Kopi
Kelapa
8,000,000
900,000 800,000
7,000,000
700,000
6,000,000
600,000
5,000,000
500,000
4,000,000
100.0
300,000
3,000,000
50.0
200,000
2,000,000
0.0
400,000
100,000
1,000,000
Kota 1980 1990 2000 2010
Hektar
1986 1989 1990 1993 1996 1999 2000 2003 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Desa
-
1989 1990 1993 1996 1999 2000 2003 2005 2006 2007 2008 2009 2010
1971 1980 1990 1995 2000 2005 2009 2010 2011
Sawah
Lahan Kering
Penduduk
Juta Hektar
Ribu Hektar
Provinsi Papua 40 35 Kakao
30
Kopi
25
Karet
20
Kelapa
15
Cengkeh
10 5 -
10 9
HL
8
HPPA
7
HP Terbatas
6
HP Tetap
5
HP dikonversi
4
HP Lainnya
3
HK TN
2
Jambu mete
1
kelapa sawit
0
HK SM HK SA/TW 2005
2005 2006 2007 2008 2009 2010
2006
2007
2008
2009
CA
2010
3500000 40,000 Padi
35,000
Kedelai
Hektar
30,000
3000000 2500000
Jagung
25,000
Ubikayu Ubijalar
20,000
2000000 1500000
15,000
1000000
10,000
500000
5,000
0
100 50 0 1971-
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
1980-
1990-
2000-
1980 1990 2000 2010 20102011-
Penduduk
Dinamika Tutupan Lahan 1600000
6000000
Sumsel
5000000
Jatim
1400000 1200000
4000000
1990 2000
1000000
3000000
2003 2006
800000
2000000
2009 2011
600000
1000000
2003
400000
2006
200000
2009
0
2011
Se
n
n
ut a
ut a
H
H
2000
Pr im er H ku ut nd an T a er n Pe am an rk P e eb u Pe na rta rta n m ni ba an ng La an ha n Ke rin g Sa w Pe ah m uk im Tr an an sm ig ra si La in ny a Tu bu h ai r Ti A da wa k n ad a da ta
0
1990
25000000 20000000 15000000
Papua
1990
10000000
2000
5000000
2003
0
2006 2009 2011
Faktor Pendorong Perubahan Lahan/Hutan FAKTOR
JATIM
SOSEK
•Pasar : lahan pertanian HR (harga kayu>harga produk pertanian • Kejelasan tenurial mendorong masy u/ menanam pohon
SOSBUD
Budaya menanam pohon yang berkembang di Jatim mampu meningkatkan luas tutupan pohon
KEBIJAKAN Perda yang mendorong upaya penanaman pohon (diselaraskan dg tradisi masy. lokal)
SUMSEL
PAPUA Tinginya jml penduduk di pedesaan (66.7%) – perlu lahan pertanian (lahan pertanian meningkat)
Sistem tenurial & tata batas tidak jelas masy merambah hutan Pengakuan hak ulayat oleh Pemda diduga efektif u/ mencegah perubahan penggunaan lahan oleh investor Kebijakan kehutanan di Provinsi Papua: Hak kepemilikan hutan dikembalikan kpd rakyat & diatur Pemda (UU otonomi Khusus & Perdasus pengakuan Hak Ulayat, pelibatan masy. dlm pengelolaan hutan)
PERDA Kebijakan Kehutanan Yang Mendukung Pengelolaan Hutan di Jatim • Perda Provinsi Dati I Jatim Nomor 11 Tahun 1991: Penetapan Kawasan Lindung di Provinsi Dati I Jawa Timur (Lembaga Daerah Prov. Dati I Jatim th 1991 Nomor 1 Seri C) • Perda Prov. Jatim Nomor 4 Tahun 2003: Pengelolaan Hutan Di Provinsi Jatim • Perda Prov, Jatim Nomor 5 Tahun 2003: Pengendalian Pemanfaatan Flora Dan Fauna Yang Tidak Dilindungi Lintas Kabupaten/Kota Di Prov. Jatim • Perda Prov. Jatim Nomor 6 Tahun 2005: Penertiban & Pengendalian Hutan Produksi di Jatim • Perda Prov. Jatim Nomor 12 Tahun 2007: Rehabilitasi Hutan Dan Lahan Kritis Di Prov. Jatim • Perda Prov. Jatim Nomor 05 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2032
KESIMPULAN • Faktor sosial, ekonomi dan kebijakan berpengaruh terhadap lanskap hutan • Pengurangan tutuan hutan di wilayah hulu DAS sumbawa mengganggu kontinuitas supply air yang dikelola oleh PDAM, mempangaruhi pola tanam pertanian (3 kali panen 2 kali). • Pengelolaan lanskap hutan di DAS Sumbawa melibatkan berbagai pihak, dan sangat dipengaruhi oleh kepentingan serta kewenangan para pihak tersebut • Faktor yang mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan sangat beragam antar lokasi. (tergantung pada dinamika faktor sosial, ekonomi dan budaya serta kebijakan yang berlaku)
Penelitian ke depan
Pengelolaan landskap belum banyak mempertimbangkan aspek perubahan iklim. Bagaimana selayaknya pengelolaan sumberdaya hutan berbasis DAS dilakukan agar dapat memitigasi dan mengatasi dampak negatif perubahan iklim sekaligus mengakomodasi nilai-nilai lingkungan, efisiensi ekonomi, dan sosial budaya ?
Terimakasih