PENGARUH PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM, PENGETAHUAN PAJAK DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN (Survei di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang) Oleh: Dilla Novita Sari, Yeasy Darmayanti1, Popi Fauziati1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta1 email :
[email protected]
ABSTRACT Tax is one of primary aspect for national development of Indonesia as biggest potential reveneu. Therefore, tax payer compliance is highly important. The government keep doing the breakthrough to increase state revenue, one of effective way is a reformation by shifting tax revenue system into self assessment system in which the tax authorities is passive while the taxpayer is active. That is why a better knowledge of tax collection system. So if there is tax cheat, the tax audit should be proceed by tax authorities. Thus, this study aims to determine the effect of self assessment system, tax knowledge and tax audit toward tax payer compliance of annual SPT repoting in Padang Tax Service Office. The object of population is every registered people. The number of samples used are 100 people by using probability sampling techniques. The method of data analysis is multiple linear regression by using SPSS version 16.0. program. The results of the research is the implementation of the self assessment system and tax knowledge have a influence toward tax payer compliance of annual SPT reporting. Mean while, the tax audit has no effect toward tax payer compliance of annual SPT reporting. Key words: Self assessment system, tax knowledge, audit, annual SPT PENDAHULUAN
banyak
dijumpai
Wajib
Pajak
yang
dikatakan
berupaya agar terhindar dari beban pajak
berhasil dalam pemungutan pajak apabila
yang sudah menjadi kewajibannya. Itu
Wajib Pajak memiliki kepatuhan yang
artinya Wajib Pajak tersebut tergolong
tinggi dalam membayarkan kewajiban
sebagai Wajib Pajak yang tidak patuh.
pajak terutangnya dengan tepat waktu.
Sementara, Indonesia yang merupakan
Kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan
salah satu negara berkembang harus
sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak
melakukan pembangunan nasional secara
memenuhi semua kewajiban perpajakan
bertahap, terencana dan berkelanjutan yang
dan
perpajakannya
pastinya membutuhkan dana yang sangat
(Nurmantu, 2003). Faktanya, issu yang
besar. Bukan menjadi rahasia umum lagi
beredar belakangan ini adalah masih
bahwa pajak merupakan potensi yang
Suatu
negara
melaksanakan
dapat
hak
1
paling besar bagi penerimaan negara. Oleh
tertentu sehubungan dengan pelaksanaan
karena itu kepatuhan Wajib Pajak perlu
hak dan kewajibannya dibidang perpajakan
ditingkatkan
(Carolina,
agar
dapat
mendongkrak
penerimaan negara.
2009
dalam
Hidayatulloh,
2013). Dengan adanya pengetahuan pajak
Pemerintah
terus
melakukan
maka akan mempermudah mereka dalam
terobosan guna meningkatkan penerimaan
beberapa hal seperti bagaimana cara
dari sektor pajak yang salah satunya
mendaftarkan
dengan mengalihkan sistem pemungutan
Pemberitahuan dengan lengkap dan jelas,
pajak dari official assessment system
sampai
menjadi self assessment system. Self
Pemberitahuan
assessment system merupakan suatu sistem
berakhir. Kurangnya pengetahuan pajak
pemungutan
juga berpotensi munculnya kecurangan
pajak
yang
memberi
wewenang kepada Wajib Pajak untuk
diri,
dengan
mengisi
Surat
menyampaikan sebelum
batas
Surat waktu
dari Wajib Pajak.
menentukan sendiri besarnya pajak yang
Sehingga untuk mengantisipasi hal-
terutang. (Mardiasmo, 2010). Berdasarkan
hal tersebut, upaya yang dilakukan adalah
pengertian tersebut, artinya Wajib Pajak
dengan diadakannya pemeriksaan pajak.
diberi kepercayaan penuh mulai dari
Pemeriksaan pajak didefinisikan sebagai
mendaftarkan
Surat
serangkaian kegiatan menghimpun dan
Pemberitahuan dengan benar dan jelas,
mengolah data, keterangan, dan/atau bukti
menghitung pajak yang terutang dengan
yang dilaksanakan secara objektif dan
benar,
profesional
diri,
mengisi
membayar
pajak
dan
berdasarkan
suatu
standar
menyampaikan Surat Pemberitahuan tepat
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pada waktunya. Hanya saja ada beberapa
pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau
kendala
untuk
pelaksanaan
yang self
ditimbulkan assessment
pada system,
tujuan
melaksanakan
lain
dalam
ketentuan
rangka peraturan
dimana tidak semua Wajib Pajak bisa
perundang-undangan perpajakan. (Diana
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
dan Setiawati, 2010).
Kendala yang muncul tersebut
Berdasarkan uraian di atas, maka
akibat kurangnya pengetahuan Wajib Pajak
peneliti
akan
pajak
penelitian mengingat tingkat kepatuhan di
merupakan informasi pajak yang dapat
Indonesia yang masih tergolong rendah.
digunakan Wajib Pajak sebagai dasar
Khusus untuk wilayah Kota Padang,
untuk bertindak, mengambil keputusan,
berdasarkan
dan untuk menempuh arah atau strategi
angka kepatuhan penyampaian SPT di ta-
perpajakan.
Pengetahuan
tertarik
data
untuk
DJP
melakukan
Sumbar-Jambi, 2
hun 2012 yakni 68,29 persen berada di
•
bawah rata-rata nasional yaitu 85,23 persen.
dan jelas, •
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : berpengaruh
menghitung
jumlah
•
membayar pajak yang terutang tepat
Self Assessment System
terhadap
Menurut
Diana
yang
dimaksud
(2010)
Pelayanan Pajak Pratama Padang?
assessment
system
pemungutan
pajak
pengetahuan
berpengaruh
pajak
dan
Setiawati
dengan
adalah yang
self
sistem memberi
kepatuhan
wewenang, kepercayaan, tanggungjawab
Wajib Pajak di Kantor Pelayanan
kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
Pajak Pratama Padang?
memperhitungkan,
3. Apakah
terhadap
yang
terutang dengan benar,
kepatuhan Wajib Pajak di Kantor 2. Apakah
pajak
pada waktunya.
1. Apakah pelaksanaan self asessment system
mengisi formulir pajak dengan lengkap
pemeriksaan
berpengaruh
terhadap
pajak kepatuhan
Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang?
membayar,
dan
melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Adapun
ciri-ciri
dari
self
assessment system menurut Mardiasmo (2010) adalah sebagai berikut:
LANDASAN TEORI, HIPOTESIS DAN
a. Wewenang
untuk
menentukan
KERANGKA PENELITIAN
besarnya pajak terutang ada pada
2.1 Landasan Teori
Wajib Pajak sendiri,
Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan
Wajib
b. Wajib Pajak
dikemukakan oleh Zain (2004) seperti yang dikutip Rahayu (2010) sebagai suatu
Pajak
aktif,
sendiri pajak yang terutang, c. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
kewajiban perpajakan, tercermin dalam
Pengetahuan Pajak
•
dari
menghitung, menyetor dan melaporkan
iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan situasi dimana:
mulai
Menurut
Loo,
Mckerchar
dan
Wajib Pajak paham atau berusaha
Hansford (2009) dalam Fermatasari (2013)
untuk memahami semua ketentuan
menyatakan bahwa : “Tax knowledge
peraturan
refers to a taxpayer’s ability to correctly
perpajakan,
perundang-undangan
report his or her taxable income, claim 3
relief and rebates, and compute tax
2.2.1 Pengaruh Assessment
liability”. tinggi
rendahnya
System
Self
terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
Supriyati (2012) dalam Kuraesin (2013)
Pelaksanaan
pengetahuan
Penelitian yang dilakukan oleh
Wajib Pajak dapat diukur dengan :
Biansyah (2011) yang berjudul “Analisis
1. Pengetahuan peraturan Perpajakan.
Atas Penerapan Self Assessment System
2. Pengetahuan
dan
menghitung
besarnya
pajak terutang. 3. Pengetahuan
Kualitas
mengisi
Surat
Cidadas Bandung” mendapatkan hasil bahwa penerapan self assessment system
Pemeriksaan Pajak
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
Menurut Mardiasmo (2011) yang
formal Wajib Pajak.
dimaksud dengan pemeriksaan adalah
dalam
penelitian
Balfas (2012) yang berjudul “Pengaruh
mengumpulkan, mengolah data dan atau
Penerapan Self Assessment System dan
keterangan
Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan
lainnya
untuk
Selanjutnya
mencari,
kepatuhan
kegiatan
Terhadap
Kepatuhan Formal Wajib Pajak di KPP
Pemberitahuan (SPT).
serangkaian
Pelayanan
untuk
pemenuhan
menguji kewajiban
Wajib
Pajak
di
KPP
Sumedang”
perpajakan dan untuk tujuan lain dalam
mengemukakan bahwa arah hubungan
rangka
positif antara self assessment system
melaksanakan
peraturan
perundang-undangan perpajakan.
dengan
Sebagaimana dimaksudkan dalam Keputusan
Menteri
Keuangan
No.
545/KMK 04/2000 tanggal 22 Desember
kepatuhan
Wajib
Pajak
menujukkan self assessment system yang baik cenderung diikuti dengan kepatuhan Wajib Pajak yang baik.
2000 pemeriksaan pajak bertujuan untuk
Diperkuat
dengan
pernyataan
menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
Agustina (2012) dalam penelitiannnya
perpajakan dalam rangka memberikan
yang berjudul “Pengaruh Penerapan Self
kepastian hukum, keadilan dan pembinaan
Assessment System dan Pemeriksaan Pajak
kepada Wajib Pajak dan tujuan lain dalam
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
rangka melaksanakan ketentuan peraturan
di Kantor Pelayanan Pajak Tegallega”
perundang-undangan perpajakan. (Rahayu
mengemukakan bahwa penerapan self
: 2010).
assessment system memberikan kontribusi
2.2 Pengembangan Hipotesis
atau
berpengaruh
terhadap
kepatuhan
Wajib Pajak. 4
Ditambah pula dengan penelitian
Kepatuhan Pajak pada KPP Pratama
terbaru yang dilakukan oleh Suyati (2013)
Bandung Cidadas” juga mendapatkan hasil
dengan judul penelitian “Persepsi Wajib
bahwa pengetahuan pajak berpengaruh
Pajak
signifikan
dan
Pelaksanaan
Sistem
Self
terhadap
kepatuhan
pajak
Assessment dengan Tingkat Kepatuhan
dengan arah positif, hal ini berarti apabila
Wajib Pajak Perseroan di KPP Semarang
pengetahuan pajak baik maka kepatuhan
Barat”
pajak yang dilakukan juga semakin baik.
yang
mengemukakan
bahwa
pelaksanaan sistem self assessment sangat
Berbeda dengan penelitian yang
nyata berpengaruh terhadap kepatuhan
dilakukan oleh Fermatasari (2013) dengan
Wajib Pajak. Pada umumnya Wajib Pajak
judul “Pengaruh Pengetahuan Pajak dan
menyatakan setuju bahwa dalam sistem
Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
self assessment membuat mereka akan
Pajak di KPP Pratama Bandung Karees”
semakin patuh untuk melaksanakan hak
mendapatkan hasil bahwa pengetahuan
dan kewajibannya”.
pajak
H1 :
Pelaksanaan
Self
Assessment
System berpengaruh positif dan signifikan
terhadap
Terhadap
sedang
terhadap
kepatuhan Wajib Pajak. H1 :
kepatuhan
Pengetahuan pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Wajib Pajak. 2.2.2 Pengaruh
berpengaruh
kepatuhan Wajib Pajak.
Pengetahuan
Pajak
Kepatuhan
Wajib
2.2.3
Pengaruh
Pemeriksaan
Pajak
Terhadap
Kepatuhan
Wajib
(2012)
dalam
Pajak
Pajak
Fitria (2010) dengan penelitiannya
Agustina
yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
Perpajakan, Pemeriksaan dan Kesadaran
Penerapan Self Assessment System dan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Pemeriksaan
Menyampaikan Surat Pemberitahuan pada
Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Bandung
KPP Jakarta Selatan” mendapatkan hasil
Tegallega” menjelaskan bahwa hubungan
dari penelitiannya bahwa pengetahuan
antara
pajak memiliki pengaruh yang positif
kepatuhan pajak termasuk cukup kuat
terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
ketika penerapan self assessment tidak
Kemudian penelitian yang baru-
Pajak
Terhadap
pemeriksaan
mengalami
perubahan
Tingkat
pajak
(dengan
dengan
arah
baru ini dilakukan oleh Kuraesin (2013)
positif). Ini menggambarkan bahwa ketika
dengan
pemeriksaan
judul
“Pengaruh
Pengetahuan
Pajak dan Self Assessment System terhadap
pajak
semakin
baik,
sementara penerapan self assessment tidak 5
berubah
maka
akan
meningkatkan
penelitiannya yang berjudul “Pengaruh
kepatuhan pajak pada Kantor Pelayanan
Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak Terhadap
Pajak Pratama Bandung Tegallega.
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak di KPP
Kemudian, Anjarini, Prasetio, dkk
Bandung Karees” juga mengemukakan
(2012) dalam penelitiannya yang berjudul
bahwa pelaksanaan pemeriksaan pajak
“Analisis Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan
dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib
Wajib Pajak badan pada Kantor Pelayanan
Pajak Orang Pribadi di KPP Jakarta Sawah
Pajak Pratama Bandung Karees.
Besar Satu” mengemukakan pemeriksaan
H3 :
pajak
sangat
berpengaruh
Pemeriksaan pajak berpengaruh
terhadap
positif dan signifikan terhadap
kepatuhan Wajib Pajak, semakin naik pemeriksaan
pajak
maka
kepatuhan Wajib Pajak.
semakin
meningkat tingkat kepatuhan Wajib Pajak.
2.3 Kerangka Pemikiran
Hal ini diperkuat oleh penelitian Setiana (2012) yang berjudul “Pengaruh Kinerja
Account
Representative
dan
Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP wilayah Bandung” yang mengemukakan terdapat hubungan antara
pemeriksaan
pajak
dengan
kepatuhan Wajib Pajak. Artinya ketika
METODE PENELITIAN Populasi
dalam
penelitian
ini
pemeriksaan pajak semakin tinggi, maka
adalah seluruh Wajib Pajak orang pribadi
akan
yang mempunyai NPWP dan terdaftar di
meningkatkan
kepatuhan
Wajib
Pajak.
Kantor Pelayanan Pajak Padang yang Pernyataan tersebut juga didukung
berjumlah 212.032 Wajib Pajak Orang
oleh penelitian Risyandi (2012) yang
Pribadi. Untuk pengambilan sampel dalam
berjudul “Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan
penelitian
Penyelundupan Pajak Terhadap Kepatuhan
Probabilitas sampling.
Wajib Pajak di KPP Bandung” yang
Rumus
ini, yang
digunakan digunakan
teknik untuk
menyatakan pemeriksaan pajak memiliki
menentukan sampel yaitu menggunakan
hubungan
rumus Slovin (Sunyoto, 2013) sebagai
yang
cukup
kuat
dengan
kepatuhan Wajib Pajak.
berikut:
Sementara itu, penelitian terbaru yang dilakukan oleh Harahap (2013) dalam 6
menggunakan instrument yang dipakai
Dimana : n =
ukuran atau banyak sampel
oleh Agustina (2012) dengan 8 (delapan)
N=
banyak populasi
item pertanyaan dengan menggunakan
e =
persentase kesalahan yang
skala likert (skor jawaban) 1 (Sangat
dapat ditolerir menurut
Setuju), 2 (Setuju), 3 (Ragu-ragu), 4
statistik.
(Tidak Setuju), 5 (Sangat Tidak Setuju). Selanjutnya variabel pengetahuan
Dalam penelitian ini diambil nilai e = 10%, sehingga dari keputusan tersebut
pajak
diukur
dengan
menggunakan
ukuran sampel dapat dihitung sebagai
instrument yang dipakai oleh Fitria (2010)
berikut:
dengan 5 (lima) item pertanyaan dengan menggunakan skala likert (skor jawaban) 1 (Sangat Setuju), 2 (Setuju), 3 (Ragu-ragu),
Berdasarkan
rumus
penarikan
4 (Tidak Setuju), 5 (Sangat Tidak Setuju). Sama
jumlah sampel di atas, maka jumlah sampel
dalam
penelitian
ini
adalah
sebanyak 100 Wajib Pajak orang pribadi.
halnya
dengan
variabel
pengetahuan pajak, variabel pemeriksaan pajak juga diukur dengan menggunakan
Penelitian ini menggunakan data
instrument yang dipakai oleh Fitria (2010)
primer, yaitu data yang diperoleh langsung
dengan 5 (lima) item pertanyaan dengan
dari
penelitian).
menggunakan skala likert (skor jawaban) 1
Berdasarkan pengertian tersebut, maka
(Sangat Setuju), 2 (Setuju), 3 (Ragu-ragu),
data primer diperoleh dari penyebaran
4 (Tidak Setuju), 5 (Sangat Tidak Setuju).
kuesioner kepada para responden yang
Metode Analisa Data
responden
terdaftar
di
(objek
Kantor
Pelayanan
ada, sehingga memberikan hasil dan
Pratama Padang. Untuk
Untuk menganalisis data-data yang
Pajak
mengukur
variabel
membuat kesimpulan, maka ada beberapa
yang
alat analisa yang digunakan. Metode
dipakai oleh Fitria (2010) dengan 5 (lima)
analisis yang digunakan dalam penelitian
item pertanyaan dengan menggunakan
ini adalah :
skala likert (skor jawaban) 1 (Sangat
a. Uji Validitas dan Reliabilitas, dimana
kepatuhan
digunakan
instrumen
Setuju), 2 (Setuju), 3 (Ragu-ragu), 4
uji
(Tidak Setuju), 5 (Sangat Tidak Setuju).
mengukur sah atau valid tidaknya
Kemudian assessment
system
variabel diukur
self dengan
suatu
validitas kuesioner.
digunakan Sedangkan
untuk uji
reliabilitas bertujuan untuk mengukur 7
hehandalan suatu kuesioner. (Ghozali, 2011). b. Uji
Kemudian uji selanjutnya adalah uji
asumsi
klasik
meliputi:
uji
reliabilitas
normalitas
bertujuan
untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Sedangkan Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah
ditemukan
model
adanya
regresi
korelasi
antar
variabel bebas (independen). (Ghozali, 2011). c. Uji hipotesis meliputi: uji koefisien determinasi, uji statistik F, uji regresi linier berganda dan uji statistik t.
4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas validitas
digunakan
untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji Validitas KMO Alpha MSA Self Assessment System 0,668 0,50 Pengetahuan Pajak 0,766 0,50 Pemeriksaan Pajak 0,724 0,50 Kepatuhan Wajib Pajak 0,690 0,50 Dapat disimpulkan bahwa semua Pernyataan
variabel penelitian merupakan data yang valid karena nilai KMO MSA masing masing variabel berada di atas 0,50. (Ghozali, 2011).
untuk
Uji Reliabilitas Cronbach Alpha
Pernyataan
Alpha
Self Assessment 0,707 0,70 System Pengetahuan Pajak 0,766 0,70 Pemeriksaaan Pajak 0,716 0,70 Kepatuhan Wajib 0,737 0,70 Pajak Dapat disimpulkan bahwa semua variabel penelitian merupakan data yang reliabel karena nilai Cronbach Alpha ( ) masing masing variabel berada di atas 0,70. (Ghozali, 2011). 4.2 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji
bertujuan
mengukur hendandalan suatu kuesioner.
normalitas dan uji multikolinieritas. Uji
yang
Asymp Pernyataan sig (2tailed) Self Assessment System 0,083 Pengetahuan Pajak 0,254 Pemeriksaan Pajak 0,056 Kepatuhan Wajib Pajak 0,254 Dapat disimpulkan bahwa variabel
penelitian
telah
Alpha 0,05 0,05 0,05 0,05 semua
berdistribusi
normal karena memiliki nilai asymp sig (2tailed) di atas 0,05 dengan alat uji yang digunakan
adalah
Kolmogrov-smirnov.
(Ghozali, 2011). b. Uji Multikolinieritas Pernyataan Tolerance VIF Self Assessment 0,671 1,490 System Pengetahuan Pajak 0,650 1,539 Pemeriksaan Pajak 0,913 1,095 Dari tabel di atas, terihat bahwa setiap variabel memiliki nilai Tolerance 8
Dan terakhir adalah Uji Statistik t
tidak kurang dari 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10.
yang
bertujuan
untuk
menunjukan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
seberapa besar pengaruh satu variabel
terjadi gejala multikolinieritas terhadap
penjelas atau independen secara individual
variabel penelitian. (Ghozali, 2011).
dalam menerangkan
4.3 Uji Hipotesis
dependen. Jika nilai sig >
variasi variabel (0,05) berarti
hipotesis tidak terbukti atau Ha ditolak,
Untuk melihat hasil uji koefisien determinasi dilihat dari nilai adjusted R Square yaitu sebesar 0,429 yang berarti sebesar
42,9%
variabel
dependen
kepatuhan Wajib Pajak dijelaskan oleh variabel dependen self assessment system, pengetahuan pajak dan pemeriksaan pajak, dan sisanya sebesar 57,1% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel lain yang digunakan. (Ghozali, 2011). Selanjutnya, uji F dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
secara
bersamaan,
dengan
tingkat signifikansi sebesar 5%. Jika nilai sig <
(0,05) berarti hipotesis terbukti atau
Ha diterima dan H0 ditolak. (Ghozali, 2011). Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas (0,05). Ini artinya bahwa
secara
bersama-sama
variabel
independen
signifikan
secara
variabel dependen.
semua
berpengaruh
simultan
terhadap
sebaliknya jika nilai sig <
(0,05) berarti
hipotesis
Ha
terbukti
atau
diterima
(Ghozali, 2011). Berdasarkan tabel uji hipotesis di atas,
diketahui
nilai
koefisien
dari
persamaan regresi, sehingga dapat dibuat kedalam sebuah model regresi sebagai berikut: Y = 3.254 + 0.256 X1 + 0.259 X2 + 0.186 X3
Dari persamaan tersebut, maka dapat dilakukan analisa terhadap hasil pengujian hipotesis sebagai berikut: 4.3.1
Pengaruh
pelaksanaan
assessment
system
self
terhadap
kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan pada model regresi yang telah terbentuk, dari hasil pengolahan data diperoleh nilai koefisien regresi untuk variabel self assessment system sebesar 0.256 dengan nilai signifikan sebesar 0,001. Untuk mengetahui hasil penelitian digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Variabel self assessment system memiliki nilai signifikan yang lebih kecil dari tingkat kesalahan yaitu (0,001 < 0,05), maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak yang artinya 9
secara parsial self assessment system berpengaruh
positif
dan
signifikan
Berdasarkan hipotesis
pada
kedua
pengujian
untuk
variabel
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Arah
pengetahuan
positif menyatakan bahwa semakin baik
koefisien regresi sebesar 0.259 dengan
sistem pemungutan pajak yang yang
nilai signifikan sebesar 0,001. Variabel
berlaku saat ini, maka semakin patuh juga
pengetahuan pajak memiliki nilai sigifikan
Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT.
yang lebih kecil dari tingat kesalahan yaitu
Dengan self
diberlakukannya
assessment
diberikan
Wajib
hak
memperhitungkan,
diperoleh
nilai
sistem
(0,001 < 0,05). Maka keputusannya adalah
merasa
hipotesis alternatif (Ha) diterima dan
menghitung,
hipotesis nol (H0) ditolak yang artinya
Pajak
untuk
pajak
menyetor,
dan
secara
parsial
pengetahuan
melaporkan sendiri kewajiban pajaknya,
berpengaruh
sehingga
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Arah
Wajib
Pajak
merasa
diberi
positif
dan
pajak
signifikan
kepercayaan penuh untuk menunaikan
positif
kewajiban perpajakannya. Sehingga pada
meningkat pengetahuan yang dimiliki oleh
intinya Wajib Pajak menyatakan setuju
Wajib Pajak maka semakin meningkat pula
bahwa
kepatuhan
dengan
adanya
sistem
self
assessment akan menjadikan mereka akan
menyatakan
bahwa
Wajib
semakin
Pajak
dalam
menyampaikan SPT.
semakin patuh untuk melaksanakan hak
Dengan adanya pengetahuan pajak
dan kewajibannya, yang salah satunya
yang dimiliki oleh Wajib Pajak akan
harus menyampaikan SPT dengan tepat
mempermudah mereka dalam segala hal
waktu.
yang Pernyataan ini konsisten dengan
menyangkut dengan perpajakan,
mulai dari mendaftarkan diri, mendapatkan
penelitian yang dilakukan oleh Balfas
NPWP,
(2012)
(SPT) dengan benar, kapan seharusnya
dan
Suyati
(2013)
yang
mengisi
Surat
Pemberitahuan
mengemukakan bahwa arah hubungan
menyampaikan
positif antara self assessment system
menghitung besarnya pajak yang terutang,
dengan
prosedur pembayaran pajak sampai sanksi
kepatuhan
Wajib
Pajak
menujukkan self assessment system yang
yang
baik cenderung diikuti dengan kepatuhan
keterlambatan
Wajib Pajak yang baik pula.
menyampaikan
4.3.2
Pengaruh
pengetahuan
akan
SPT,
dikenakan atau Surat
bagaimana
apabila
terjadi
kealpaan
dalam
Pemberitahuan.
pajak
Pengetahuan pajak itu sangat penting
terhadap kepatuhan Wajib Pajak
karena dengan adanya pengetahuan pajak maka Wajib Pajak sadar bahwa pajak yang 10
dibayarkan
tersebut
akan
pemeriksaan pajak memiliki nilai sigifikan
dikembalikan lagi kepada mereka dalam
yang lebih kecil dari tingat kesalahan yaitu
bentuk
untuk
(0,029 < 0,05). Maka keputusannya adalah
nasional.
hipotesis alternatif (Ha) diterima dan
Dengan pengetahuan pajak yang dimiliki
hipotesis nol (H0) ditolak yang artinya
tersebut, maka Wajib Pajak akan semakin
secara
patuh
berpengaruh
fasilitas
menunjang
nantinya
umum
serta
pembangunan
untuk
melaksanakan
kewajiban
parsial
pemeriksaan
positif
dan
pajak
signifikan
perpajakannya karena mereka tahu bahwa
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Arah
pajak merupakan hal yang sangat penting
positif pada hasil penelitian menyatakan
guna menunjang pembangunan nasional.
bahwa semakin naik pemeriksaan pajak
Dengan begitu, hasil ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan
maka akan semakin naik pula kepatuhan Wajib Pajak.
oleh Kuraesin (2013) yang menyatakan
Dengan adanya pemeriksaan pajak
bahwa pengetahuan pajak berpengaruh
maka akan menjadikan Wajib Pajaknya
signifikan
pajak
lebih patuh untuk melaksanakan kewajiban
dengan arah positif, hal ini berarti apabila
perpajakannya. Pemeriksaan pajak yang
pengetahuan pajak baik maka kepatuhan
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak
pajak yang dilakukan juga semakin baik.
pada hakikatnya bertujuan untuk menguji
Semakin tinggi pengetahuan pajak yang
kepatuhan
dimiliki oleh Wajib Pajak, maka akan
melaksanakan kewajiban perpajakannya.
semakin patuh pula Wajib Pajak dalam
Pemeriksaan dilakukan apabila terjadi
menyampaikan
kecurangan yang bertentangan dengan
terhadap
kepatuhan
Surat
Pemberitahuan.
Wajib
Pajak
Sedikit berbeda dengan penelitian yang
ketentuan
dilakukan oleh Fermatasari (2013) yang
berlaku. Sehingga dapat ditarik kesimpulan
menyatakan bahwa pengetahuan pajak
bahwa pemeriksaan pajak efektif untuk
hanya
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak,
berpengaruh
sedang
terhadap
kepatuhan Wajib Pajak. 4.3.3
Pengaruh
terutama
pemeriksaan
pajak
perundang-undangan
dalam
dalam
menyampaikan
yang
Surat
Pemberitahuan dengan tepat waktu.
terhadap kepatuhan Wajib Pajak
Dengan begitu, hasil ini konsisten
persamaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh
regresi yang telah terbentuk, terlihat bahwa
Anjarini, dkk (2012) yang menyatakan
variabel
bahwa
Berdasarkan pemeriksaan
pada pajak
memiliki
pemeriksaan
pajak
sangat
koefisien regresi sebesar 0.186 dengan
berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
nilai signifikan sebesar 0,029. Variabel
Pajak, semakin naik pemeriksaan pajak 11
maka
semakin
meningkat
tingkat
kepatuhan yang baik pula dari Wajib
kepatuhan Wajib Pajak. Begitu juga
Pajak.
dengan hasil peneliti-peneliti sebelumnya,
dimiliki oleh Wajib Pajak karena
diantaranya
Setiana
dengan adanya pengetahuan pajak
(2012), Risyandi (2012) dan Harahap
Wajib Pajak mempunyai bekal dalam
(2013)
melaksanakan
Agustina
yang
(2012),
menyatakan
bahwa
Pengetahuan
hak
pajak
dan
penting
kewajiban
pemeriksaan pajak memiliki hubungan
perpajakannya. Wajib Pajak tidak lagi
yang cukup kuat dengan kepatuhan Wajib
kebingungan
Pajak, ketika pemeriksaan pajak semakin
pemungutan
tinggi,
wewenang kepada Wajib Pajak untuk
maka
akan
meningkatkan
dengan pajak
sistem
yang
memberi
menentukan sendiri besarnya pajak
kepatuhan Wajib Pajak.
yang terutang secara mandiri. KESIMPULAN,
KETERBATASAN,
3. Pemeriksaan pajak berpengaruh positif
SARAN
dan signifikan terhadap kepatuhan
5.1 Kesimpulan
Wajib Pajak dalam menyampaikan
Berdasarkan hasil penelitian dan
Surat Pemberitahuan. Semakin naik
pembahasan pada bab-bab sebelumnya,
pemeriksaan pajak maka akan semakin
maka pada bab ini akan dikemukakan
naik pula kepatuhan Wajib Pajak.
beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
Dengan
1. Pelaksanaan self assessment system
efektif untuk meningkatkan kepatuhan
begitu
terutama
pajak
berpengaruh positif dan signifikan
Wajib
terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam
menyampaikan Surat Pemberitahuan.
menyampaikan Surat Pemberitahuan.
Pajak,
pemeriksaan
dalam
5.2 Keterbatasan Penelitian
Dengan diberlakukannya sistem self
Penelitian ini tidak luput dari
assessment, Wajib Pajak menyatakan
berbagai keterbatasan, diantaranya sebagai
setuju bahwa sistem pemungutan pajak
berikut:
ini akan membuat masyarakat semakin
1. Jumlah variabel independen yang
patuh untuk melaksanakan hak dan
digunakan
untuk
kewajiban perpajakannya.
pengaruhnya
terhadap
mengetahui kepatuhan
2. Pengetahuan pajak berpengaruh positif
Wajib Pajak terbatas, sehingga perlu
dan signifikan terhadap kepatuhan
dilakukan pengkajian dan analisa lebih
Wajib Pajak dalam menyampaikan
lanjut untuk menemukan faktor-faktor
Surat
lain
Pemberitahuan.
Pengetahuan
pajak yang baik cenderung diikuti oleh
yang
dapat
mempengaruhi
kepatuhan Wajib Pajak. 12
2. Adanya responden yang tidak serius
3. Pemeriksaan pajak biasanya ditujukan
mengisi pernyataan dalam kuesioner
kepada Wajib Pajak Badan, karena
sehingga mengganggu pada hasil olah
pemeriksaan
data. Diharapkan peneliti selanjutnya
catatan atau dokumen yang diperlukan
dapat memilih responden yang lebih
selama proses pemeriksaan, sehingga
berpengalaman dibidang perpajakan,
Wajib Pajak Badan wajib untuk
sehingga hasilnya akan lebih akurat
melaksanakan pembukuan. Sedangkan
dengan kondisi riil yang terjadi.
pada Wajib Pajak orang pribadi, tidak
5.3 Saran
pajak
memerlukan
begitu banyak yang melaksanakan
Dengan memperhatikan hasil-hasil
pembukuan,
biasanya
yang
penelitian, penulis memberikan beberapa
melaksanakan
saran
Wajib Pajak orang pribadi yang
yang
sekiranya
dapat
memiliki
dipertimbangkan. 1. Pada
penerapan
self
assessment
pembukuan
usaha,
dilakukan
adalah
sehingga
pembukuan
perlu untuk
system, masih banyak Wajib Pajak
mengetahui berapa besarnya pajak
yang
dalam
yang terutang. Saran untuk peneliti
perhitungan besarnya pajak terutang,
selanjutnya yang meneliti tentang
untuk itu perlu dilakukan sosialisasi
pemeriksaan
yang lebih banyak lagi agar Wajib
pemeriksaan pajak ditujukan kepada
Pajak
Wajib Pajak Badan, karena merekalah
belum
mengerti
paham
tentang
tata
cara
pajak,
sebaiknya
yang menjadi objek utama dilakukan
perpajakan yang baik dan benar. dimiliki
pemeriksaan agar diperoleh informasi
Wajib Pajak di KPP Pratama Padang
dan hasil yang sesuai dengan kondisi
umumnya sudah baik, namun tidak
riil yang sesungguhnya.
2. Pengetahuan
semua
pajak
Wajib
yang
Pajak
memiliki
4. Kepatuhan
Wajib
Pajak
di
KPP
waktu
Pratama Padang telah dengan berjalan
penyampaian Surat Pemberitahuan.
baik. Hanya saja ada sebagian juga
Oleh
Wajib Pajak yang terlambat dalam
pemahaman
kapan
karenanya,
batas pihak
Kantor
Pelayanan Pajak agar lebih inisiatif
menyampaikan
memberikan
Pemberitahuannya. Oleh karena itu
perpajakan mendapatkan
penyuluhan sehingga
mengenai
Wajib
lebih
Surat
Pajak
alangkah baiknya jika mengingatkan
banyak
kembali kepada Wajib Pajak untuk
pengetahuan mengenai perpajakan.
selalu tepat waktu dalam menyetorkan kembali Surat Pemberitahuannya. 13
DAFTAR PUSTAKA Agustina, Rislian. 2012. “Pengaruh Penerapan Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Survei pada KPP Bandung Tegallega)”. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. Anjarini, Prasetyo, dkk. 2012. “Analisis Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi di KPP Pratama Jakarta)”. Jurnal Akuntansi Perpajakan. Ardian, Envri. 2012. “Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Bandung Karees)”. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. Ajzen, Icek. 1991. “The Theory of Planned Behavior”. Journal Organizational Behavior and Human Decision Process, Vol. 50, pp. 179-211. Balfas, Faris. 2012. “Pengaruh Penerapan Self Assessment System dan Administrasi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Sumedang)”. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. Biansyah, Ateng Andriana S. 2011. “Analisis Atas Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Cidadas Bandung)”. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Diana dan Setiawati. 2010. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Andi. Ekspres, Padang. 2013. Angka Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan. (http://padangekspres.co.id/?news= berita&id=40881) diunduh pada 13 November 2013. Fermatasari, Dewi. 2013. “Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees)”. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. Fitria, Verisca Dena. 2010. “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan (Studi Empiris Pada KPP Jakarta Selatan). Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Harahap, Hafsyah Nur Hidayah. 2013. “Pengaruh Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees)”. Skripsi. Bandung: Universitas Pasundan. Hidayatulloh, Hilman Akbar. 2013. “Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada KPP Pratama Bandung Cidadas)”. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. 14
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2013. Data Pokok APBN 2007-2013. (www.anggaran.depkeu.go.id) diunduh pada 17 November 2013. Kuraesin. 2013. “Pengaruh Pengetahuan Pajak dan Self Assessment System Terhadap Kepatuhan Pajak (Survei Pada KPP Pratama Bandung Cidadas)”. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kepatuhan Wajib Pajak”. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. Sekaran, Uma. Penelitian Erlangga.
2006. Metodologi Bisnis. Jakarta:
Setiana, Rani Eka. 2012. “Pengaruh Kinerja Account Representative dan Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei pada KPP wilayah Bandung)”. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Nurmantu, Safri. 2003. Kepatuhan Perpajakan. (http://www.safrinurmantu.com) diakses pada 18 November 2013.
Sunyoto, Danang. 2013. Metode dan Instrumen Penelitian: Ekonomi dan Bisnis. Jakarta: Center for Academic Publishing Service (CAPS).
Prastiwi, Ayu Ajeng. 2011. “Pemeriksaan Pajak sebagai Tindakan Pengawasan atas Pelaksanaan Sistem Self Assessment dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak”. Skripsi. Jawa Timur: Universitas Pembangunan Nasional.
Suyati, Sri. 2013. “Persepsi Wajib Pajak dan Pelaksanaan Sistem Self Assessment dengan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Perseorangan”. Jurnal Media Ekonomi dan Manajemen, Vol.28, No.2, Hal. 104-116.
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rahmany, Fuad. 2011. Pengetahuan Pajak Masih Minim. (www.jurnas.com) diakses pada 17 November 2013. Rakyat, Pikiran. 2013. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Masih Rendah. (http://www.pikiranrakyat.com/node/242947) diakses 10 November 2013. Resmi, Siti. 2003. Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat. Risyandi, Feby. 2012. “Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Penyelundupan Pajak terhadap 15