LANDASAN PENDIDIKAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN DI INDONESIA
NI WAYAN RIA LESTARI NIM : 15.1.2.5.2.0850
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI DHARMA ACARYA PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR 2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Secara faktual, kegiatan pendidikan merupakan kegiatan antar manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karena itu pembicaraan tentang pendidikan tidak pernah lepas dari unsure manusia. Dari beberapa pendapat tentang pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan pada umumnya sepakat bahwa pendidikan itu diberikan atau diselenggarakan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang positif. Pendidikan, pada dasarnya adalah proses kumunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life long process), dan generasi ke generasi. Pendidikan sebagai gejala manusiawi dan sekaligus usaha sadar, didalamnya tidak lepas dari keterbatsan-keterbatasan yang dapat melekat pada peserta didik, pendidik, interaksi pendidik, serta pada lingkungan dan sarana pendidikan. Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh tentang pemahamannya dalam pendidikan perkembangan peserta didik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah: 1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan landasan pendidikan? 1.2.2 Apakah Fungsi Landasan Pendidikan ?
BAB II PEMBAHASAN Pengertian Landasan Pendidikan Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu perbuatan. Dalam bahasa Inggris, landasan disebut dengan istilah foundation, yang dalam bahasa Indonesia menjadi pondasi. Pondasi merupakan bagian terpenting untuk mengawali sesuatu. Adapun menurut S. Wojowasito, (1972: 161), bahwa landasan dapat diartikan sebagai alas, ataupun dapat diartikan sebagai pondasi, dasar, pedoman dan sumber. Istilah lain yang hampir sama (identik) dengan kata landasan adalah kata dasar (basic). Kata dasar adalah awal, permulaan atau titik tolak segala sesuatu. Pengertian dasar, sebenarnya lebih dekat pada referensi pokok (basic reference) dari pengembangan sesuatu. Jadi, kata dasar lebih luas pengertian dari kata pondasi atau landasan. Karena itu, kata pondasi atau landasan dengan kata dasar (basic reference) merupakan dua hal yang berbeda wujudnya, tetapi sangat erat hubungannya (Sanusi Uwes, 2001: 8). Maka, setiap ilmu yang berhubungan dan berkenaan dengan pelaksanaan pendidikan, merupakan hasil dari pemikiran tentang alam atau manusia. Oleh karenanya, ilmu-ilmu itu dapat dikatakan sebagai pondasi atau dasar pendidikan (Sunasi Uwes, 2001: 8) Jadi, dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa landasan adalah pondasi atau dasar yang dijadikan tempat untuk berpijak. Pendidikan sangat memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa, serta dapat menjamin suatu perkembangan dan kelangsungan suatu bangsa yang bersangkutan. Pendidikan merupakan upaya untuk memperluas dan memperdalam cakrawala pengetahuan dalam rangka membantu nilai sikap, prilaku peserta didik. Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, Paedagogiek. Pais berarti anak, gogos artinya membimbing/ tuntunan, dan iek artinya ilmu. Jadi Paedagogiek adalah ilmu yang membicarakan bagaimana memberikan bimbingan kepada anak. Dalam bahasa Inggris pendidikan diterjemahkan menjadi education. education berasal dari bahasa Yunani Educaie yang berarti keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang. Dalam bahasa Indonesia disebut pendidikan yang berarti proses mendidik. Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia (Ekosusilo, 1993: 11-13) Dalam pengertian yang sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau Paedagie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi lebih dewasa. Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai
usaha yang dijalankan oleh seorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau menghidupkan yang lebih tinggi dalam arti mental (Sudirman, 1992 : 4). Menurut kamus Bahasa Indonesia Poerwadarminta, (2001: 13) kata pendidikan berasal dari kata "didik" dan mendapat imbuhan "pe" dan akhiran "an", maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Sanjaya (2013: 16) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dari orang yang telah dewasa untuk memberikan pertolongan pada anak yang belum dewasa agar menjadi dewasa dan dapat melaksanakan tugas dalam hidupnya sendiri. Lebih jelasnya pendidikan adalah usaha untuk menjadikan kesempurnaan hidup bagi mereka yang belum dewasa (anak-anak) sehingga dapat selaras dengan masyarakat dan alamnya. Pendidikan sebagai suatu sistem pendewasaan pola pikir, kekuatan batin untuk anak-anak untuk membantu perkembangannya mencapai kedewasaan. Pada dasarnya pendidikan merupakan rangkaian yang berlangsung karena adanya kegiatan proses belajar mengajar antara seseorang dengan yang lain. Dimana salah satu pihak selaku anak didik atau orang yang dididik dan pihak lain disebut pendidik atau orang yang mendidik, orang yang memberikan bimbingan (tuntunan), atau orang yang memberikan bantuan. Berdasarkan uraian tersebut di atas pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa secara bertanggung jawab, gunanya memberi tuntunan kepada anak yang belum dewasa agar menjadi anak yang cakap, bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara sehingga mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Melalui proses pendidikan, setiap anak dapat meningkatkan taraf hidupnya di masyarakat. Pendidikan sangat penting sekali bagi setiap orang, karena melalui pendidikan manusia akan mampu hidup di tengah-tengah masyarakat untuk mencapai kehidupan yang bahagia, sesuai dengan tujuan agama Hindu, yaitu untuk mencapai moksa dan kebahagiaan lahir dan batin. Dari devinisi landasan dan pendidikan di atas maka, landasan pendidikan dapat diartikan sebagai dasar atau pondasi yang dijadikan tempat untuk berpijak atau titik tumpu dalam penentuan kebijakan dan praktik pendidikan ataupun pertimbangan yang di gunakan dalam pengelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan di selenggarakan. 2.2 Fungsi Landasan Pendidikan Pendidikan yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, artinya jelas dan tepat tujuannya, tepat pilihan isi kurikulumnya, efisien dan efektif cara-cara pendidikan yang dipilihnya, dst. Dengan demikian landasan yang kokoh setidaknya kesalahan-kesalahan konseptual yang dapat merugikan akan dapat dihindarkan sehingga praktek pendidikan diharapkan sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta dapat dipertanggungjawabkan. Landasan pendidikan memiliki fungsi bagi para pendidik dan atau tenaga kependidikan, dan para ahli pendidikan. Bagi pendidik, landasan pendidikan
berfungsi sebagai titik tolak, acuan dalam rangka melaksanakan tugas profesionalnya merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pendidikan. Bagi tenaga kependidikan, landasan pendidikan juga berfungsi sebagai tempat berpijak atau dasar dalam melaksanakan tugas profesionalnya seperti mengembangkan kurikulum, melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan, dan mengelola pendidikan baik dalam lingkup mikro maupun lingkup makro. Fungsi Landasan Pendidikan dalam tenaga kependidikan tidak tertuju kepada pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya. Misi utama mata kuliah landasan-landasan pendidikan dalam pendidikan tenaga kependidikan tidak tertuju kepada pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya. Berbagai asumsi pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang tenaga kependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Landasan adalah pondasi atau dasar yang dijadikan tempat untuk berpijak sedangkan pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa secara bertanggung jawab, gunanya memberi tuntunan kepada anak yang belum dewasa agar menjadi anak yang cakap, bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara sehingga mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Jadi landasan pendidikan dapat diartikan sebagai dasar atau pondasi yang dijadikan tempat untuk berpijak atau titik tumpu dalam penentuan kebijakan dan praktik pendidikan ataupun pertimbangan yang di gunakan dalam pengelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan di selenggarakan.
Landasan pendidikan memiliki fungsi bagi para pendidik dan atau tenaga kependidikan, dan para ahli pendidikan. Bagi pendidik, landasan pendidikan berfungsi sebagai titik tolak, acuan dalam rangka melaksanakan tugas profesionalnya merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pendidikan. Bagi tenaga kependidikan, landasan pendidikan juga berfungsi sebagai tempat berpijak atau dasar dalam melaksanakan tugas profesionalnya seperti mengembangkan kurikulum, melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan, dan mengelola pendidikan baik dalam lingkup mikro maupun lingkup makro. Fungsi Landasan Pendidikan dalam tenaga kependidikan tidak tertuju kepada pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya.
DAFTAR BACAAN Sudarsana, I. K. (2014). PENGEMBANGAN MODEL PELATIHAN UPAKARA BERBASIS NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN: Studi pada Remaja Putus Sekolah di Kelurahan Peguyangan Kota Denpasar. Sudarsana, I. K. (2015). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DALAM UPAYA PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA. Jurnal Penjaminan Mutu, (Volume 1 Nomor 1 Pebruari 2015), 114. Sudarsana, I. K. (2016). DEVELOPMENT MODEL OF PASRAMAN KILAT LEARNING TO IMPROVE THE SPIRITUAL VALUES OF HINDU YOUTH. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(2), 217-230. Sudarsana, I. K. (2016). PEMIKIRAN TOKOH PENDIDIKAN DALAM BUKU LIFELONG LEARNING: POLICIES, PRACTICES, AND PROGRAMS (Perspektif Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia). Jurnal Penjaminan Mutu, (2016), 44-53.