FORMULIR APARTEMEN CV Gracia Nama Apartemen:
Grand Royal Residence
Nomor Apartemen: Alamat: Darmo
1
3
0
4
7
Nama Pemilik: Buyung
Rendra Purnama
(30)
5
Jumlah Kamar:
Harapan 137
2
Jumlah Toilet: (30)
Kota: Surabaya Propinsi: Jawa
(25)
2
0
0
0
7
0
Luas (m3): (20)
Timur
Kode Pos:
60124
(5)
BUKTI PERMINTAAN BAHAN CV Gracia Nomor BPB:
0
5
0
7
1
1
Nomor Proyek:
0
5
0
7
3
1
1
Tanggal BPB:
1
5
Bahan yang Diminta:
Kode Bahan
Nama Bahan
005 007 006 001
Soklin Pembersih Lantai 900 ml Taksi R 20 Ambipur Oxygen Penyegar Euangan 4.5ml GM Total
Harga/Unit
Jumlah
46.000 125.000 55.000 95.000
Harga 2 1 2 3
Total Harga Rp:
92.000 125.000 110.000 285.000 612.000
LAMPIRAN III MODEL DATA
APARTEMEN NamaGedung (FK) NomorApartemen
GEDUNG NamaGedung
NamaPemilikApartemen JumlahKamar (O) JumlahToilet (O) Luas (O)
NamaPemilikGedung Alamat (O) Kota (O) Propinsi (O) Kode-Pos (O) PROYEK PEGAWAI TELEPHONE
NIP
NIP (FK) TelephoneNumber
Nama TanggalMasuk Gaji Kategori
SPK
NomorProyek
NomorProyek (FK) NIP (FK)
TanggalProyek (O) KeteranganProyek (O) TotalJamPerkiraan (O) BiayaTenagaMax (O) BiayaBahanMax (O) NamaGedung (O) (FK,FK) NomorApartemen (O) (FK)
Keterangan (O) TanggalSPK (O) TanggalReal (O) JamPelaksanaan (O) BAHAN
CLEANING-SERVICE
TEKNISI
KodeBahan
NIP (FK)
NIP (FK)
TrainingLevel (O) TanggalTraining (O)
Bidang (O) Keahlian (O)
NamaBahan Satuan (O) HargaSatuan Keterangan (O)
BPB-BAHAN BPB
NomorBPB (FK) KodeBahan (FK)
NomorBPB
Harga Jumlah
TanggalBPB (O) NomorProyek (FK)
LAMPIRAN II PERMASALAHAN BERBENTUK FORM
FORMULIR PEGAWAI CV Gracia
Cleaning Service
Jika Kategori:
0
Nomor Induk Pegawai:
3
0
1
9
Training Level:
Nama Pegawai: Kasmilyono Soim
0
Tanggal Masuk:
3
Gaji Rp.:
8 5
0 0
5
0
Tanggal Training :
1
0
6
0
5
(25)
0
0
B
0
3
Teknisi
Jika Kategori: Bidang:
0
Elektrik
Keahlian: Telepon 1: Telepon 2:
Penangkal Petir
Telepon
(12)
Sound System
Security
(12) Bidang:
Telepon 3:
Mekanik
(12) Keahlian: Cleaning Service
Kategori Pegawai:
Teknisi
AC
Plumbing
Hydran
FORMULIR GEDUNG
FORMULIR BAHAN
CV Gracia
CV Gracia
Grand Royal Residence
Nama Gedung:
Nama Pemilik Gedungt: Fuad Alamat:
Amsyari sh, PhD
(30)
Propinsi: Jawa
(20)
Timur
Nama Bahan:
Satuan: Kode Pos:
60124
Soklin Pembersih Lantai 900 ml Lantai
(40) (30)
Botol
FORMULIR PROYEK
Keterangan:
5
(15)
4
Harga Satuan Rp.:
(5)
7
0
0
0
SURAT PERINTAH KERJA
CV Gracia
0
0
Keterangan: Pembersih
(30)
Kota: Surabaya
0
Kode Bahan:
(25)
Darmo Harapan 137
Nomor:
Eskalator
CV Gracia
5
0
7
3
1
1
Tanggal:
1
0
7
0
5
Membersihkan seluruh ruangan
(40)
Data Pelanggan
Nama Apartemen: Grand Nomor Apartemen:
Keterangan: Tanggal SPK:
Nama Pelanggan: Buyung
1
Rendra Purnama
(25)
Royal Residence
3
0
4
0
Nomor Proyek:
5
7
3
1
Membersihkan seluruh ruangan 1
1
Tanggal Pelaksanaan:
(25)
0
0
7
1
0
2
Total Jam Pelaksanaan:
(40)
5
0
7
2
1
0
5
7 Pegawai Pelaksanaan
Alamat: Kota:
Darmo Harapan 137
(30)
Surabaya
2
Telepon:
4
Biaya Bahan Maksimum Rp.:
0
5
Biaya Tenaga Kerja Maksimum Rp.:
7
5
0
Nama Pegawai: Kasmilyono
(20)
Anggaran dan Pelaksanaan Proyek Total Jam Perkiraan:
Nomor Induk Pegawai:
0
0 0
0 0
0 0
0
3
0
1
Soim
9
(25) (12)
LAMPIRAN I PERMASALAHAN DESKRIPSTIF Suatu perusahaan jasa memberi layanan profesional di bidang: pembersih dan pemelihara apartemen. Perusahaan tersebut merencankan sistem terkomputerisasi. Pada kesempatan ini, saudara diminta untuk medesain model data. Customer perusahaan adalah gedung apartemen dan rumah apartemen. Gedung apartemen adalah pelayanan untuk fasilitas umum gedung apartemen, misalnya: eskalator, lobi, selasar gedung, dan selasar rumah apartemen. Jasa pelayanan akan dibebankan kepada pemilik gedung apartemen. Setiap gedung apartemen memiliki: nama dan alamat gedung apartemen, serta nama pemilik gedung apartemen. Sedangkan rumah apartemen adalah pelayanan bagi rumah di apartemen tersebut. Jasa pelayanan dibebankan kepada pemilik rumah apartemen. Untuk keperluan tersebut, tagihan kepada customer harus bisa dibedakan. Identifikasi rumah apartemen berdasarkan nama gedung dan nomor apartemen. Setiap rumah apartemen memiliki jumlah kamar, jumlah toilet, dan luas yang berbeda walau berada dalam satu gedung apartemen. Data tersebut diperlukan oleh perusahaan untuk menetapkan berapa biaya yang harus dibebankan kepada customer. Katerogi pegawai lapangan adalah cleaning service dan teknisi. Setiap pegawai hanya dikategorikan pada salah satu. Hanya pegawai cleaning service yang akan menerima training, dengan level training A, B, C, D, dan E. Perusahaan akan mencatat level dan tanggal terakhir training pegawai yang bersangkutan. Sedangkan untuk pegawai teknisi, perusahaan mencatat bidang dan keahlian pegawai tersebut. Untuk melayani pelanggannya, perusahaan membedakan pegawai teknisi menjadi dua bidang, yaitu: elektrik dan mekanik. Pegawai elektrik menangani pekerjaan yang terkait dengan: telepon, penangkal petir, sound system, dan security. Sedangkan pegawai mekanik menangani pekerjaan: AC, plumbing, hydran, dan eskalator. Gaji yang diterima oleh masing-masing pegawai tidak ditentukan oleh katerogi pekerjaannya, tetapi ditentukan berdasarkan wawacara dan prestasi kerja. Perusahaan memberi bonus yang besarnya tidak sama hanya untuk setiap pegawai teknisi. Perusahaan juga mencatat persediaan bahan/barang yang diperlukan dalam rangka pemberian jasanya. Data bahan/barang disimpan berdasarkan kode bahan/barang. Selain itu data bahan/barang lain yang disimpan adalah nama, satuan, dan harga bahan/barang. Pemintaan jasa pelayanan dicatat dalam Formulir Proyek. Formulir tersebut mencantumkan kode proyek, tanggal proyek diterima, keterangan yang dibutuhkan, status, data customer, total jam perkiraan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan projek, biaya tenaga kerja maksimum, dan biaya bahan maksimum. Setiap proyek ada kemungkinan akan melibatkan lebih dari satu orang pegawai. Setiap pegawai yang terlibat akan diberi surat tugas berupa Surat Perintah Kerja (SPK). Dalam SPK dicantumkan kode proyek, nomor induk pegawai, tanggal pemberian tugas, tanggal pelaksanaan, dan total jam kerja sesungguhnya. Sedangkan bahan/barang yang dibutuhkan untuk proyek tersebut dicantumkan pada Bukti Permintan Barang (BPB). BPB berisi data nomor dan tanggal permintaan, data proyek, dan bahanbahan/barang-barang yang dibutuhkan.
Yao S. Bing, Alan R. Hevner, Zhongzhi Shi, and Dawei Luo. 1984. “FORMANAGER: An Office Forms Management System.” ACM Transactions on Office Information Systems, vol. 2, no. 3: 235-262. Zhang Lei, Roland Kaschek, and Kinshuk. 2005. “Developing A Knowlwdge Management Support System for Teaching Database Normalization.” Proceedings of the Fifth IEEE International Conference on Advanced Learning Technologies (ICALT’05): 344-348.
pelatihan pemodelan data dengan masukan deskriptif terlebih dahulu, kemudian diberi pelatihan pemodelan data dengan masukan form. Sedangkan kelompok kedua diberi pelatihan sebaliknya, pelatihan pemodelan data dengan masukan form terlebih dahulu, kemudian pelatihan pemodelan data dengan masukan deskriptif. Setiap akhir jenis pelatihan mahasiswa diberi kasus untuk diselesaikan.
UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih ditujukan kepada Mahasiswa PSA Angkatan 2002 dan Angkatan 2003 yang mengambil MBD. Keuletan dan partisipasi aktif responden perlu diberi penghargaan sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada Sany Ang, alumnus PSA yang berada di Assumption University of Thailand, atas bantuannya men-download paper dari international journal on line untuk mendukung penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Choobineh Joobin, Michael V. Mannino, Jay F. Nunamaker, JR., and Benn R. Konsynski. 1988. “An Expert Database Design System Based in Analysis of Forms.” IEEE Transactions on Software Engineering, vol. 14, no. 2: 242-253. Elmasri Ramez and Navathe Shamkant B. 2007. Fundamentals of database systems, the fifth edition. USA: Prentice Hall. Kendall Kenneth E. and Kendall Julie E. 2008. Systems Analysis and Design, the sixth edition. USA: Prentice Hall. Kroenke David D. 2006. Fundamentals, Design, and Implementation Database Processing, tenth edition. USA: Prentice Hall. Ramakrishman Raghu. 2003. Database management systems, the third edition. New York: McGraw Hill. Romney Marshall and Paul Steinbart. 2006. Accounting Information Systems, tenth edition. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice Hall. Santoso Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Shu N. C., V. Y. Lum, F. C. Tung, and C. L. Chang. 1982. “Specification of Forms Processing and Business Procedures for Office Automation.” IEEE Transactions on Software Engineering, vol. SE-8, no. 5: 499-512. Shu N. C., Harry K.T. Wong, and Vincent Y. Lum. 1983. “Forms Approach to Requirements Specification for Database Design.” Proceeding of the ACM SIGMOD international conference on Management of data 1983: 161-172. Sinha Atish P. and Iris Vessey. 1999. “An Empirical Investigation of Entity-Based and Object-Oriented Data Modeling: A Development Life Cycle Approach.” Proceeding of the 20th International Conference of Information Systems: 229-244. Tsichritzis D. 1982. “Form Management.” Communication of the ACM, vol. 25, no. 7: 453-478. Whitten Jeffery L., Lonnie D. Bentley, and Kevin C. Dittman. 2007. Systems Analysis and Design Methods, the seventh edition. USA: McGraw-Hill.
umum, mahasiswa JTI kesulitan untuk mengidentifikasi komponen model data, terutama dalam mengidentifikasi relationship (81,82%) dan cardinality (77,27%). Sedangkan mahasiswa PSA mudah mengidentifikasi entity (82,35%), attribute (82,35%), dan relationship (77,27%). Tabel 3. Survei Terhadap Persepsi Identifikasi Komponen Model Data JTI PSA Variabel Mudah Sulit Mudah Sulit Entity 36,36% 63,64% 82,35% 17,65% Attribute 54,55% 45,45% 82,35% 17,65% Relationship 18,18% 81,82% 76,47% 23,53% Cardinality 22,73% 77,27% 41,18% 58,82% Hasil Uji Korelasi antara nilai SIA dan nilai MBD untuk mahasiswa PSA ditampilkan pada Tabel 4. Korelasi kedua variabel tersebut adalah 0,176 dengan arah korelasi positif. Artinya semakin tinggi nilai SIA, maka nilai MBD cenderung semakin tinggi. Korelasi kedua variabel tersebut lebih kecil dari 0,5. Artinya nilai SIA berkorelasi lemah dengan nilai MBD. Selain itu pada Tabel 4 tampak signifikasi korelasi adalah 0,266. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti variabel tidak secara nyata berkorelasi (tidak signifikan).
SIA MBD
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Keterangan SIA Pearson Correlation 1,000 Sig. (2-tailed) 0,000 N 42 Pearson Correlation 0,176 Sig. (2-tailed) 0,266 N 42
MBD 0,176 0,266 42 1,000 0,000 42
KESIMPULAN DAN PENELITIAN SELANJUTNYA Berdasarkan hasil pengujian dapat ditarik beberapa simpulan. Pertama, rata-rata total nilai pemodelan data antara masukan deskriptif dan masukan form adalah berbeda sangat signifikan. Secara detail, variabel Entity, Weak Entity, dan Identifier menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang sangat signifikan ditunjukkan oleh variabel Has-A Relationship dan Cardinality. Sedangkan perbedaan yang tidak signifikan ditunjukkan oleh variabel Attribute. Selain itu variabel Is-A Relationship menunjukkan tidak ada perbedaan. Dengan kata lain, identifikasi Attribute dan Is-A Relationship oleh mahasiswa sudah tepat walau hanya menggunakan masukan deskriptif. Kedua, masukan form dapat meningkatkan rata-rata nilai pemodelan data secara signifikan. Keseluruhan rata-rata nilai variabel meningkat, kecuali variabel Is-A Relationship. Hal tersebut membuktikan usulan Shu dan Choobineh, form sebagai sumber yang efektif untuk ketepatan pemodelan data. Ketiga, korelasi antara nilai SIA (prasyarat MBD) dan nilai MBD untuk mahasiswa PSA lemah dan tidak signifikan. Dengan demikian masukan form dapat diujicobakan kepada mahasiswa JTI yang tidak memprasyaratkan SIA untuk BD. Namun pada BD ditambah pemahaman aliran dan keterkaitan form. Selain itu mahasiswa JTI diajarkan pemodelan data berdasarkan masukan form. Agar dapat meningkatkan ketelitian hasil, penelitian selanjutnya disarankan untuk membagi mahasiswa menjadi dua kelompok secara acak. Kelompok pertama diberi
Tabel 2. Hasil Uji T Dua Sample Berpasangan Masukan Deskriptif vs. Masukan Form Variabel Penelitian
Korelasi Sample Berpasangan (Deskriptif vs. Form) Korelasi Signifikansi
Uji Sample Berpasangan (Deskriptif vs. Form) T
Hipotesis-hipotesis Pendukung
Signifikansi
Entity
0,425
0,005
-2,745
0,009
Weak Entity
0,453
0,003
-5,642
0,000
Attribute
0,162
0,305
-6,619
0,000
Identifier
0,335
0,030
-13,712
0,000
Has-A Relationship
0,578
0,000
-6,073
0,000
Is-A Relationship
0,241
0,124
-1,629
0,111
Cardinality
0,515
0,000
-10,592
0,000
Total Nilai
0,589
0,000
-11,315
0,000
H1a: descriptive ≠ form secara signifikasi H2a: deskriptif < form H1b: deskriptif ≠ form secara signifikasi H2b: deskriptif < form H1c: deskriptif ≠ form tidak signifikasi H2c: deskriptif < form H1d: deskriptif ≠ form secara signifikasi H2d: deskriptif < form H1e: deskriptif ≠ form secara signifikasi H2e: deskriptif < form H1f: deskriptif = form H2f: deskriptif ≥ form H1g: deskriptif ≠ form secara signifikasi H2g: deskriptif < form H1: deskriptif ≠ form secara signifikasi H2: deskriptif < form
Perbedaan rata-rata nilai signifikansi antara masukan deskriptif dan masukan form dapat diketahui dari signifikansi korelasi sample berpasangan. Perbedaan dinyatakan signifikan jika signifikansi korelasi sample berpasangan ≤ 0,05. Pada Tabel 2 tampak variabel: Entity (0,005≤0,05), Weak Entity (0,003≤0,05), dan Identifier (0,030≤0,05) berbeda secara signifikan. Selain itu variabel Has-A Relationship (0,000≤0,05) dan Cardinality (0,000≤0,05) menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan. Sedangkan variabel Attribute (0,305>0,05) menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Secara umum, rata-rata total nilai pemodelan data antara masukan deskriptif dan masukan form adalah berbeda sangat signifikan. Hal tersebut ditunjukkan oleh signifikasi korelasi sample adalah 0,000 dan T hitung (-11,315) lebih kecil dari -2,020. Dengan adanya perbedaan rata-rata nilai antara masukan deskriptif dan masukan form, maka dalam penelitian ini ingin diketahui apakah perubahan masukan masalah dapat meningkatkan rata-rata nilai. Rata-rata nilai dari masukan form dinyatakan meningkat, jika T hitung lebih kecil dari T tabel. T tabel dengan derajat kebebasan 41 untuk satu sisi adalah -1,683. Pada Tabel 2 tampak nilai T hitung lebih kecil dari -1,683. Enam hipotesis, yakni H2a (EntityÆ-2,745<-1,683), H2b (Weak EntityÆ-5,642<-1,683), H2c (AttributeÆ-6,619<-1,683), H2d (IdentifierÆ-13,712<-1,683), H2e (Has-A RelationshipÆ-6,073<-1,683), dan H2g (CardinalityÆ-10,592<-1,683) menunjukkan ada peningkatan rata-rata nilai dengan masukan form. Kecuali H2f (Is-A relationship) menunjukkan tidak ada peningkatan rata-rata nilai dengan masukan form. Hal tersebut ditunjukkan dengan T hitung lebih besar dari T tabel (-1,629≥-1,683). Secara umum, masukan form meningkatkan rata-rata total nilai pemodelan data (-11,315<-1,683). Setelah mahasiswa PSA dibekali pemodelan data melalui masukan form, penelitian dilanjutkan dengan survei persepsi identifikasi komponen model data kepada mahasiswa PSA dan JTI. Tabel 3 menunjukkan frekuensi identifikasi komponen model data. Secara
Metoda Penarikan Sampel Pemodelan data dengan masukan deskriptif dan masukan form diajarkan untuk membekali mahasiswa yang akan menjadi responden. Tujuannya agar responden memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengerjakan pemodelan data dari kasus yang diberikan. Mengingat MBD di PSA hanya dibuka pada semester genap dan jumlah Mahasiswa PSA yang mengambil konsentrasi Audit Sistem Informasi sedikit. Untuk itu keseluruh mahasiswa yang mengambil MBD pada semester Genap 2005/2006 dan Genap 2006/2007 dijadikan sampel untuk penelitian ini. Jumlah sampel adalah 42. Santoso menyatakan Uji t dapat digunakan untuk jumlah sampel kecil.
HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai pemodelan data diolah untuk menghasilkan informasi deskriptif, hasil uji t dua sampel berpasangan, dan hasil uji korelasi . Tabel 1 menunjukkan informasi deskriptif untuk variabel penelitian: entity, weak entity, attribute, identifier, Has-A relationship, Is-A relationship, dan cardinality. Rata-rata total nilai untuk masukan desktipftif adalah 43,373 dengan standar deviasi 16,322. Sedangkan rata-rata total nilai untuk masukan form adalah 69,133 dengan standar deviasi 16,239. Tabel 1. Rata-rata Nilai dan Standar Deviasi Masukan Deskriptif vs Masukan Form Masukan Masalah Masukan Masalah Form Deskriptif Variabel Penelitian Standar Rata-rata Standar Deviasi Rata-rata Deviasi Entity 14,325 3,961 16,008 3,399 Weak Entity 3,286 3,140 6,101 3,039 Attribute 7,810 5,517 14,583 4,683 Identifier 1,929 2,889 8,286 2,239 Has-A Relationship 5,857 4,002 9,702 4,796 Is-A Relationship 7,119 3,588 8,191 3,324 Cardinality 3,048 1,899 6,262 2,081 Total Nilai 43,373 16,322 69,133 16,239 Uji T untuk dua sample berpasangan dilakukan pada setiap variabel penelitian berpasangan antara nilai masukan deskriptif dan nilai masukan form untuk mahasiswa yang sama. Rata-rata nilai dianggap berbeda jika T hitung lebih kecil dari T tabel. T tabel dengan derajat kebebasan 41 untuk dua sisi adalah -2,020. Tabel 2 menunjukkan hasil Uji T untuk dua sample berpasangan, tampak hampir seluruh nilai T hitung lebih kecil dari 2,020. Ada enam hipotesis yang nilai T hitung lebih kecil dari -2,020, yakni: H1a (EntityÆ-2,745<-2,020), H1b (Weak EntityÆ-5,642<-2,020), H1c (AttributeÆ-6,619<2,020), H1d (IdentifierÆ-13,712<-2,020), H1e (Has-A RelationshipÆ-6,073<-2,020), dan H1g (CardinalityÆ-10,592<-2,020). Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan rata-rata nilai antara masukan deksriptif dan masukan form. Kecuali hipotesis H1f (Is-A relationship) yang menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata nilai antara masukan deksriptif dan masukan form. Hal tersebut ditunjukkan oleh T hitung lebih besar dari T tabel (-1,629>-2,020).
Jika terdapat perbedaan rata-rata total nilai antara masukan deskriptif dan masukan form, ingin diketahui lebih lanjut variabel penelitian apa yang berbeda. Hipotesis dinyatakan sebagai berikut: H1a: Terdapat perbedaan rata-rata nilai entity dalam model data yang dihasilkan dari masukan deskriptif dan masukan form. H1b: Terdapat perbedaan rata-rata nilai weak entity dalam model data yang dihasilkan dari masukan deskriptif dan masukan form. H1c: Terdapat perbedaan rata-rata nilai attribute dalam model data yang dihasilkan dari masukan deskriptif dan masukan form. H1d: Terdapat perbedaan rata-rata nilai identifier dalam model data yang dihasilkan dari masukan deskriptif dan masukan form. H1e: Terdapat perbedaan rata-rata nilai Has-A relationship dalam model data yang dihasilkan dari masukan deskriptif dan masukan form. H1f: Terdapat perbedaan rata-rata nilai Is-A relationship dalam model data yang dihasilkan dari masukan deskriptif dan masukan form. H1g: Terdapat perbedaan rata-rata nilai cardinality dalam model data yang dihasilkan dari masukan deskriptif dan masukan form. Jika terdapat perbedaan rata-rata total nilai antara masukan deskriptif dan masukan form, lebih lanjut peneliti ingin mengetahui apakah rata-rata nilai dengan masukan form meningkat. Hipotesis dinyatakan sebagai berikut: H2: Rata-rata total nilai dapat ditingkatkan melalui Masukan form. H2a: Rata-rata nilai variabel entity dapat ditingkatkan melalui Masukan form. H2b: Rata-rata nilai variabel weak entity dapat ditingkatkan melalui Masukan form. H2c: Rata-rata nilai variabel attribute dapat ditingkatkan melalui Masukan form. H2d: Rata-rata nilai variabel identifier dapat ditingkatkan melalui Masukan form. H2e: Rata-rata nilai variabel Has-A relationship dapat ditingkatkan melalui Masukan form. H2f: Rata-rata nilai variabel Is-A relationship dapat ditingkatkan melalui Masukan form. H2g: Rata-rata nilai variabel cardinality dapat ditingkatkan melalui Masukan form. Selain itu untuk diketahui apakah ada hubungan (korelasi) antara SIA dan MBD, maka ditetapkan hipotesis: H3: Ada korelasi antara viriabel nilai SIA dan nilai MBD.
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini tergolong dalam penelitian konklusif kausal. Maksudnya adalah penelitian yang digunakan untuk melihat sebab dan akibat dari suatu hubungan. Dalam penelitian ini akan diuji perbedaan rata-rata nilai setelah Mahasiswa PSA mendapatkan kuliah pemodelan data menggunakan masukan deskriptif dan masukan form. Statistik yang digunakan untuk mengetahui apa ada perbedaan rata-rata nilai adalah Uji T untuk Dua Sampel Berpasangan. Sedangkan untuk diketahui apakah ada korelasi antara nilai SIA dan nilai MBD digunakan Uji Korelasi. Dalam pengujian ditetapkan tingkat signifikansi 5% dengan tingkat kepercayaan 95%. Populasi dan Sampel Penelitian Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan obyek pengamatan yang memiliki karakter tertentu yang menjadi fokus penelitian. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi adalah Mahasiswa PSA yang mengambil MBD. Mahasiswa PSA yang mengambil MBD yang dijadikan sampel adalah MBD pada semester Genap 2005/2006 dan Genap 2006/2007. Di mana, mahasiswa mendapatkan metode pemodelan data berdasarkan masukan deskriptif dan masukan form.
model. Model-model tersebut dinilai dari ketepatan pemodelan entity/class dan attribute, association relationship, dan generalization relationships. Sejauh ini penelitian yang menguji ketepatan model data dengan masukan masalah deskriptif vs masukan masalah berbentuk form belum dilakukan. Masukan masalah deskriptif dan masukan masalah berbentuk form selanjutnya secara berturut-turut disingkat menjadi masukan deskriptif dan masukan form. Hal tersebut memotivasi untuk mengetahui apakah rata-rata nilai pemodelan data berbeda antara masukan deskriptif dan masukan form. Selain itu motivasi tersebut di atas, juga ingin diketahui apakah ada peningkatan rata-rata nilai pemodelan data dengan masukan form. Kontribusi dari penelitian ini adalah pembuktikan metode pemodelan data yang diusulkan oleh Shu dan Choobineh, form sebagai sumber yang efektif untuk pemodelan data.
RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: • Apakah terdapat perbedaan rata-rata nilai pemodelan data antara masukan deskriptif dan masukan form? • Apakah masukan form dapat meningkatkan rata-rata nilai pemodelan data? Konsep Penyelesaian Masalah Untuk menjawab masalah tersebut, studi kasus perusahaan pemberi jasa pembersih dan pemeliharan gedung secara deskriptif dibuat. Masalah deskriptif dapat dilihat pada Lampiran I. Setelah itu dirancang tujuh form untuk studi kasus tersebut, yaitu: Formulir Pegawai, Formulir Gedung, Formulir Bahan, Formulir Apartemen, Formulir Proyek, Surat Perintah Kerja, dan Bukti Permintaan Bahan. Form-form tersebut dapat dilihat Lampiran II. Model data sebagai kunci jawaban dibuat untuk menilai model data yang dibuat oleh mahasiswa. Model data tersebut dapat dilihat pada Lampiran III. Desain model data berdasarkan masukan deskriptif diajarkan kepada keseluruhan mahasiswa MBD di PSA. Setelah itu keseluruhan mahasiswa diberi kasus berupa deskriptif dan mahasiswa diminta untuk membuat model data. Kemudian keseluruhan mahasiswa diajari perancangan model data dengan masukan form. Selanjutnya mahasiswa diberi kasus yang sama tetapi dalam bentuk form dan mahasiswsa diminta untuk membuat model data. Kemampuan form untuk menghasilkan model data yang tepat dibandingkan dengan masukan deskriptif adalah berdasar pada rata-rata nilai MBD. Komponen nilai MBD (variabel penelitian) yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang diusulkan oleh Choobineh, yaitu: entity, attribute, relationship, cardinality. Dalam penelitian ini dibedakan antara entity dan weak entity, serta dibedakan antara Has-A relationship dan IsA relationship. Dalam penelitian ini juga ditambah satu variabel penelitian: identifier. Jadi variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah entity, weak entity, attribute, identifier, Has-A relationship, Is-A relationship, dan cardinality. Peneliti memberi bobot nilai untuk masing-masing variabel penelitian secara berturut-turut: 20, 10, 20, 10, 20, 10, dan 10. Selanjutnya model data yang dibuat oleh mahasiswa diperiksa dan diberi nilai. Nilai MBD diolah untuk menarik kesimpulan atas penelitian yang dilakukan. Hipotesa Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: H1: Terdapat perbedaan rata-rata total nilai pemodelan data antara masukan deskriptif dan masukan form.
data dan implementasi model data ke dalam aplikasi basis data. BD diajarkan pada dua jurusan di Universitas Kristen Petra, yaitu: Program Studi Akuntansi (PSA) mewakili jurusan bisnis dan Jurusan Teknik Informatika (JTI) mewakili jurusan teknik. Kedua jurusan tersebut menggunakan metode pemodelan data dan buku teks yang berbeda. BD di PSA disebut dengan Mata Kuliah Manajemen Basis Data (MBD). MBD merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa yang mengambil Konsentrasi Audit Sistem Informasi. Prasyarat MBA adalah Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Dalam SIA, mahasiswa dikenalkan konsep Resource Event Agent yang dikenalkan oleh Romney (2006) untuk membuat model data. Konsep tersebut menekankan apa yang menjadi sumber daya (resource), apa aktifitasnya (event), dan siapa yang terlibat dalam sistem (agent). Semua data tersebut perlu dicatat pada form. Selain itu dalam SIA, mahasiswa diajari Dokumen Flowchart untuk menggambarkan aliran form dan keterkaitan antara form (pendekatan bisnis). Untuk itu MBD menggunakan buku teks karangan Kroenke (2006), pendekatan form-report sebagai masukan untuk pemodelan data. Sedangkan prasyarat BD di JTI adalah Mata Kuliah Pemrograman Berorientasi Obyek (PBO). Tujuan PBO adalah memampukan mahasiswa untuk berpikir algoritmis dan memecahkan masalah pemrograman dengan konsep pemrograman berorientasi obyek (pendekatan sain atau teknik). Untuk itu BD menggunakan buku teks karangan Elmasri (2007) dan Ramakrishman (2003). Buku tersebut menggunakan masukan permasalahan deskriptif untuk pemodelan data. Tingkat kelulusan MBD dan BD pada kedua jurusan tersebut rendah. Padahal kedua mata kuliah tersebut menjadi prasyarat untuk Mata Kuliah Analisis dan Desain Sistem (ADS). Baik pada PSA maupun pada JTI, ADS menggunakan buku teks karangan Whitten (2007) dan Kendall (2008). Whitten membahas pemodelan data yang mendahului desain keluaran (report) dan masukan (form). Sedangkan Kendall membahas report dan form terlebih dahulu kemudian membahas pemodelan data. Form digunakan untuk menentukan data apa saja yang harus dimasukkan ke dalam sistem melalui form.
TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU DAN MOTIVASI Form dimanfaatkan untuk mengelola data dalam suatu aplikasi kantor oleh Tsichritzis (1982), Yao (1984), dan Shu (1983). Teknik analisa aliran form, apa yang harus dilakukan pada form, data mana yang dapat dilakukan secara otomatis bila prasyarat tertentu dipenuhi ditetapkan oleh Tsichritzis dan Shu. Sedang struktur form untuk menampilkan data kepada pemakai sehingga data menjadi mudah dipahami dan form menjadi mudah digunakan diteliti oleh Yao. Ketiga peneliti tersebut menggolongkan form ke dalam tiga dimensi, yakni: struktur data, interface, dan pemrograman interface. Form diusulkan sebagai spesifikasi kebutuhan sistem oleh Shu (1983) dan Choobineh (1988). Form digunakan sebagai fasilitas formal untuk menangkap informasi rumit dalam mendesain model data. Form mendeskripsikan property dari field-field form, seperti: asal field, struktur hierarkis, dan cardinality. Lebih lanjut, teknik analisa sekumpulan form yang saling terkait untuk membuat suatu model data diusulkan oleh Choobineh. Teknik analisa terbagi atas enam tahap: 1) memilih form, 2) mengidentifikasi entity, 3) melengkapi attribute, 4) mengidentifikasi relationship, 5) mengidentifikasi cardinality, dan 6) mengidentifikasi constraints. Kendall, Shu dan Choobineh memiliki pendapat yang berbeda dengan Kroenke. Ketiga peneliti sependapat, form dapat digunakan sebagai sumber untuk mendesain model data. Sedangkan Kroenke memanfaatkan report selain form sebagai masukan untuk pemodelan data. Penelitian yang menguji ketepatan pemodelan data dalam konteks siklus pengembangan basis data telah dilakukan oleh Sinha (1999). Metode pertama menggunakan model extended entity relationship dan model relational data. Sedangkan metode yang kedua menggunakan object oriented diagram dan object-oriented text
PENELITIAN EMPIRIS KETEPATAN PEMODELAN DATA DENGAN MASUKAN MASALAH: DESKRIPTIF VS FORM Oviliani Yenty Yuliana Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra e-mail:
[email protected] ABSTRACT In general, Database Management Course (MBD) is a prerequisite course for other courses and passing grades are not high. Students feel difficult, especially in data modeling. Therefore, several researches were conducted for improving data modeling method. Several researchers proposed forms as source for data modeling. This research conducts examination the difference of mean grade between problem by descriptive and by form at Accounting Department in Petra Christians University. The result shows that the data modeling total grade mean between problems by descriptive and by form is different and increase significantly. Entity, Weak Entity, and Identifier variables show difference significantly. The difference is very significant in Has-A Relationship and Cardinality variables. The difference of Attribute variable is not significant. In addition, this research tests the correlation between MBD course and Accounting Information Systems course as prerequisites for MBD. The result shows, there is no correlation between MBD and SIA. Thereby, forms can be used generally as source for data modeling. Keywords: Descriptive Problem, Form Problem, Data Modeling ABSTRAK Umumnya Mata Kuliah Manajemen Basis Data (MBD) menjadi prasyarat mata kuliah lain dan tingkat kelulusan mata kuliah ini tidak tinggi. Mahasiswa kesulitan dalam membuat model data. Untuk itu beberapa peneliti menyempurnakan metode pemodelan data dengan mengubah masalah deskriptif menjadi masalah berbentuk form sebagai sumber pemodelan data. Pengujian dilakukan dalam penelitian untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata nilai model data berdasarkan kedua masukan tersebut kepada Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Kristen Petra. Hasilnya menunjukkan rata-rata total nilai pemodelan data berdasarkan kedua masukan tersebut berbeda dan meningkat signifikan. Variabel Entity, Weak Entity, dan Identifier menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang sangat signifikan ditunjukkan oleh variabel Has-A Relationship dan Cardinality. Sedangkan perbedaan yang tidak signifikan ditunjukkan oleh variabel Attribute. Selain itu dalam penelitian ini, diuji apakah ada korelasi antara MBD dengan mata kuliah prasyarat MBD, Sistem Informasi Akuntansi (SIA). Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara MBD dan SIA. Dengan demikian, masukan form dapat digunakan sebagai sumber untuk pemodelan data secara umum. Kata kunci: Masalah Deskriptif, Masalah Berbentuk Form, Pemodelan Data
PENDAHULUAN Mata Kuliah Basis Data (BD) dinyatakan sangat populer oleh Zhang (2005) untuk mahasiswa jurusan: bisnis, sain, dan teknik. Mahasiswa tersebut dibekali desain model